Download - Modul 6. Perencanaan Kapasitas
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 1
MODUL VI
Perencanaan kapasitas
6.1 Pentingnya perencanaan kapasitas
Setiap perusahaan baik perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur pasti
akan dihadapkan pada beberapa kendala dalam mencapai target produksinya. Salah
satu persoalan yang sering dialami oleh perusahaan adalah permasalahan kapasitas
produksi. Kapasitas (capacity) adalah hasil produksi atau volume pemrosesan
(throughput), atau jumlah unit yang dapat ditangani, diterima, disimpan, atau
diproduksi oleh sebuah fasilitas pada suatu periode waktu tertentu. Kapasitas sering
menentukan persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar dari biaya
tetap. Kapasitas berbanding lurus dengan fasilitas. Jika fasilitas terlalu besar, maka
sebagian fasilitasnya akan menganggur dan akan muncul biaya tambahan yang
dibebankan pada produksi yang ada. Jika fasilitasnya terlalu kecil, akan ada risiko
hilangnya pelanggan dan pasar secara keseluruhan. Hal ini berarti penentuan kapasitas
mencerminkan kemampuan dalam memenuhi permintaan pelanggan. Keputusan
kapasitas setidaknya mempertimbangkan beberapa hal seperti apakah permintaan
dapat terpenuhi dan apakah fasilitas yang ada terlalu banyak atau terlalu sedikit
sehingga berdampak pada kurang maksimalnya tingkat utilitasasi pelanggan.
Dalam rangka membuat keputusan kapasitas yang optimum, maka dibutuhkan
perencanaan kapasitas yang baik. Perencanaan kapasitas memberikan kontribusi bagi
perusahaan untuk menentukan tingkat kapasitas yang diperlukan dalam melakukan
jadwal produksi yang berguna bagi pencapaian target. Jika terjadi kekurangan kapasitas,
hasilnya berupa kekurangan pencapaian target dan kehilangan kepercayaan sistem
manajemen. Sebaliknya, jika kapasitas berlebihan, akan mengakibatkan operasi pabrik
yang tidak efisien, tingginya biaya dan berkurangnya keuntungan.
Perencanaan kapasitas akan sangat berpengaruh pada keputusan-keputusan
manajemen operasi dan fungsi lain dalam organisasi. Hal ini dapat dimengerti
mengingat kapasitas memiliki konteks yang menentukan biaya, fasilitas hingga
pemenuhan permintaan pelanggan. Keberhasilan perencanaan dan pengendalian
manufacturing membutuhkan perencanaan kapsitas yang efektif agar mampu
memenuhi jadwal produksi yang ditetapkan (Gaspers, 1998).
Perencanaan kapasitas produksi berkaitan dengan perkiraan biaya produksi dan
estimasi keuntungan perusahaan. Sehingga kegiatan perencanaan kapasitas merupakan
salah satu bagian terpenting yang harus dipertimbangakan oleh perusahaan. Perbedaan
antara kapasitas perusahaan dan permintaan pelanggan akan menghasilkan inefisiensi,
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 2
baik berupa sumberdaya yang menganggur atau pelanggan yang tidak puas. Sehingga,
sasaran perencanaan kapasitas adalah meminimalkan perbedaan ini.
6.2 Konsep dasar kapasitas
Ketika merancang suatu unit usaha, pihak manajemen berharap kapasitas yang
diramalkan akan akurat dan memadai dalam memenuhi permintaan pelanggan.
Perencanaan kapasitas sangat penting untuk dilaksanakan, agar menghindari terjadinya
kekurangan atau kelebihan kapasitas yang dapat menimbulkan kerugian. Kapasitas
merupakan hasil produksi atau volume pemrosesan, atau jumlah unit yang dapat
ditangani, diterima, disimpan atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada suatu periode
waktu tertentu. Kapasitas juga dapat diartikan sebagai jumlah maksimum pekerjaan
yang mampu diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kapasitas mengukur
kemampuan dari suatu fasilitas produksi untuk mencapai jumlah kerja tertentu dalam
periode waktu tertentu dan merupakan fungsi dari banyaknya sumber-sumber daya
yang tersedia, seperti : peralatan, mesin, personil, ruang dan jadwal kerja. Beberapa
definisi kapasitas menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Krajewski dan Ritzman (1999 : 300)
“Capacity is the maximum rate of output for facility”.
2. M.S. Ma’arif dan H. Tandjung (2006 : 240)
“Kapasitas sendiri diartikan sebagai output maximum dari suatu system dalam
periode tertentu“.
3. Mark D. Hanna & W. Rocky Newman (2001:316)
“Deciding how much to increase or decrease capacity, and when, is a strategic
choice. The set of a long-term decisions a firm makes about the size of its plants and
equipment is its capacity strategy“.
4. Mark M. Davis & Janelle Heineke (2005:390-391)
“The objective of capacity planning is to specify which level of capaciity will meet
market demands in a cost-efficient way. Capacity planning can be viewed in three
time durations : long range (greater than one year), intermediate range (the next 6
to 12 months), and short range (less than six months”.
Dari definisi–definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Kapasitas merupakan kemampuan
maksimal yang dimiliki suatu unit produksi ketika menghasilkan produk di waktu
tertentu.
Kapasitas memanifestasikan dirinya dalam banyak cara, termasuk ruang, tenaga
kerja, peralatan, teknologi dan bahan. Untuk menentukan kebutuhan kapasitas masa
depan, pengusaha perlu melakukan perencanaan kapasistas dengan pengamatan
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 3
terhadap permintaan dari tahun-ke tahun, memahami teknologi dan peningkatan
kapasitas, menemukan tingkat operasi (volume) yang optimal serta menyiapkan
perubahan dalam kapasitas. Perencanaan besarnya kapasitas produksi oleh suatu
perusahaan ditentukan oleh besarnya biaya tetap dan permintaan dari pelanggan.
Dalam hal ini, konsumen tentu saja memegang peranan penting dalam proses
pengambilan keputusan. Selain itu, jumlah ketersediaan bahan dan kemampuan industri
yang meliputi kemampuan alat dan sumber daya manusia perusahaan dalam melakukan
proses produksi juga menjadi hal yang harus dipertimbangkan.
Perencanaan kapasitas terdapat dalam rencana jangka pendek dan menengah
suatu perusahaan. Namun, untuk mengubah kapasitas menjadi jauh lebih besar
merupakan bagian rencana jangka panjang perusahaan. Gaspersz (1998) mendefinisikan
bahwa perencanaan kapasitas merupakan proses menentukan sumber-sumber daya
(input) atau tingkat kapasitas yang dibutuhkan oleh operasi manufacturing untuk
memenuhi jadwal produksi atau output yang diinginkan, membandingkan produksi
dengan kapasitas yang tersedia, dan menyesuaikan tingkat kapasitas atau jadwal
produksi. Perencanaan kapasitas adalah sebuah langkah yang harus di tempuh oleh
seorang manajer operasi agar mampu membuat atau merancang strategi yang tepat
dalam hal kapasitas produksi yang mengarah pada maksimisasi profit dan minimisasi
biaya.
6.3 Jenis dan Pertimbangan Kapasitas
Di dalam perencanaan kapasitas perusahaan terdapat dua macam jenis
kapasitas, yakni kapasitas desain dan kapasitas efektif. Kapasitas design merupakan
output maksimum sistem teoritis pada periode tertentu. Atau dapat dikatakan sebagai
jumlah output yang dihasilkan oleh suatu perusahaan setiap harinya. Kapasitas desain
biasanya dinyatakan dalam suatu tingkatan tertentu, seperti jumlah produk yang dapat
diproduksi setiap minggu, setiap bulan, atau setiap tahun. Bagi banyak perusahaan,
pengukuran kapasitas dapat dilakukan secara langsung.
Kapasitas efektif adalah kapasitas yang diharapkan dapat dicapai dengan
keterbatasan operasi. Kapasitas efektif biasanya lebih rendah daripada kapasitas desain
karena fasilitas yang ada mungkin telah dirancang untuk versi produk yang sebelumnya
atau bauran produk yang berbeda daripada yang saat ini sedang diproduksi. Hal seperti
ini umumnya terjadi pada perusahaan besar, dimana kapasitas efektifnya lebih kecil
daripada kapasitas design, karena perusahaan besar lebih fokus pada produksi dengan
back up fasilitas dan bahan baku yang melimpah. Namun, hal berbeda terjadi pada
usaha kecil dan menengah (UKM), dimana kapasitas efektif lebih besar dari kapasitas
design.
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 4
Dua sistem pengukuran kinerja untuk mengukur tingkat kapasitas adalah utilisasi
dan efisiensi. Utilisasi adalah persentase dari kapasitas desain yang sesungguhnya telah
dicapai. Sedangkan efisiensi adalah persentase dari kapasitas efektif yang sesungguhnya
telah dicapai. Penggunaan fasilitas dan pengelolaannya akan menentukan tentang sulit
tidaknya mencapai efisiensi 100%. Melalui tingkat utilisasi dan efisiensi, akan diketahui
seberapa jauh perencanaan kapasitas berjalan dengan semestinya. Heizer dan Render
(1997) merumuskan utilisasi sebagai output actual dibagi dengan kapasitas desain, dan
efisiensi diperoleh dari rasio output aktual terhadap kapasitas efektif.
Menentukan kebutuhan kapasitas masa depan dapat menjadi prosedur rumit
yang sebagian besar didasarkan pada permintaan di masa mendatang. Jika permintaan
barang dan jasa dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang cukup, maka
penentuan kebutuhan kapasitasnya dapat langsung dilakukan. Selain integrasi dan
investasi yang ketat, Heizer dan Render (1997) memaparkan empat pertimbangan
khusus bagi terciptanya keputusan kapasitas yang baik, yaitu:
1. Ramalkan permintaannya secara akurat. Sebuah peramalan yang akurat merupakan
hal yang paling pokok bagi keputusan kapasitas. Apapun produk barunya,
prospeknya, dan siklus hidup produk yang ada sekarang haruslah ditentukan.
Manajemen harus mengetahui produk yang sedang ditambahkan dan produk yang
sedang dihentikan produksinya, begitu juga dengan volume yang diperkirakan.
2. Memahami teknologi dan peningkatan kapasitas. Jumlah alternatif yang tersedia
mungkin cukup banyak, tetapi setelah volume ditentukan, keputusan teknologinya
dapat dipacu dengan analisis biaya, kebutuhan sumberdaya manusia, kualitas, dan
kehandalan. Kajian ulang biasanya dapat mengurangi jumlah alternatifnya menjadi
beberapa saja. Teknologi mungkin juga menentukan peningkatan kapasitasnya.
Manajer operasi bertanggung jawab akan teknologi dan peningkatan kapasitas yang
tepat.
3. Temukan tingkat operasi (volume) yang optimal. Teknologi dan peningkatan
kapasitas kerap menentukan ukuran optimal sebuah fasilitas.
4. Dibuat untuk perubahan. Dalam dunia bisnis yang dinamis, perubahan tidak dapat
diabaikan. Oleh karena itu, manajer operasi harus menciptakan fleksibilitas dalam
fasilitas dan peralatan.
6.4 Pengelolaan permintaan
Peramalan yang baik dan fasilitas yang dibangun terkadang masih tidak relevan
dengan permintaan aktual dan kapasitas yang ada, misalnya permintaan yang melebihi
kapasitas atau kapasitas yang melebihi permintaan. Apabila permintaan melebihi
kapasitas, solusi yang bisa dilakukan perusahaan adalah membatasi permintaan dengan
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 5
cara menaikkan harga, membuat penjadwalan dengan lead time yang panjang,
subkontrak, atau mengurangi bisnis dengan keuntungan marginal. Solusi seperti ini
terkadang tidak cukup dalam mengakomodasi trend permintaan yang terus meningkat
melebihi kapasitas perusahaan. Sehingga, solusi jangka panjang yang umumnya
dilakukan adalah dengan meningkatkan kapasitas. Berbeda dengan hal tersebut, ketika
perusahaan mengalami kapasitas yang melebihi permintaan, maka perusahaan mungkin
perlu merangsang permintaan melalui pengurangan harga atau pemasaran yang agresif,
atau mungkin menyesuaikan diri terhadap pasar melalui perubahan produk.Saat
permintaan pelanggan yang menurun digabungkan dengan proses yang kuno dan tidak
fleksibel, pemutusan hubungan kerja dan penutupan pabrik mungkin harus dilakukan
untuk menyesuaikan kapasitas dengan permintaan. Selain dua kecenderungan tersebut
terdapat hal lain dalam pengelolaan permintaan, dimana perusahaan perlu
mempertimbangkan adanya permintaan musiman. Pemintaan musiman atau siklus
permintaan merupakan tantangan lain pada perencanaan kapasitas. Strategi yang bisa
dilakukan adalah menawarkan produk dengan permintaan yang saling melengkapi,
misalnya memberikan produk yang nilai permintaannya tinggi dan satu produk dengan
nilai permintaan yang rendah.
Pengelolaan permintaan merupakan suatu upaya untuk membuat permintaan
lebih mudah dipenuhi oleh perusahaan. Secara lebih spesifik pengelolaan permintaan
dapat diartikan sebagai upaya aktif untuk meyakinkan bahwa profil permintaan
pelanggan memiliki pola yang halus sehingga mudah dan efisien untuk dipenuhi. Dengan
kata lain, jika peramalan hanya melihat permintaan sebagai input, pengelolaan
permintaan melihat bahwa input tersebut memiliki pola tersendiri yang dapat dipelajari
terlebih dahulu sebelum masuk ke proses peramalan, perencanaan produksi, pengadaan
bahan baku, produksi, ataupun pengiriman ke pelanggan.
6.5 Jenis-jenis perencanaan kapasitas
Perencanaan kapasitas adalah proses untuk menentukan kapasitas produksi
yang diperlukan sebuah organisasi atau perusahaan untuk memenuhi permintaan yang
terus berubah. Tujuan perencanaan kapasitas adalah pencapaian tingkat utilitas yang
tinggi serta tingkat pengembalian investasi yang tinggi. Perencanaan kapasitas terbagi
menjadi tiga macam, yaitu :
a. Perencanaan Kapasitas Jangka Pendek
Perencanaan kapasitas jangka pendek digunakan untuk menangani secara
ekonomis hal-hal yang sifatnya mendadak yang akan terjadi di masa mendatang,
misalnya untuk memenuhi permintaan yang bersifat mendadak atau seketika dalam
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 6
jangka waktu pendek. Dalam perencapaan kapasitas jangka pendek yang umumnya
kurang dari 3 bulan, perhatian utama terletak pada penggunaan kapasitas yang ada,
seperti penjadwalan tugas dan karyawan, atau pengalokasian mesin yang tersedia.
Secara lebih rinci, berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan
dalam menghadapi kondisi perencanaan kapasitas jangka pendek, yaitu:
1) Meningkatkan jumlah sumber daya, seperti: penggunaan kerja lembur,
penambahan regu kerja, memberikan kesempatan kerja secara part-time, sub-
kontrak dan kontrak kerja.
2) Memperbaiki penggunaan sumber daya, seperti: mengatur regu kerja dan
menetapkan skedul.
3) Memodifikasi produk, seperti: menentukan standar produk dan melakukan
pengawasan kualitas.
4) Memperbaiki permintaan, seperti: melakukan perubahan harga dan melakukan
perubahan promosi.
5) Tidak memenuhi permintaan.
b. Perencanaan Kapasitas Jangka Menengah
Perencanaan kapasitas jangka menengah merupakan perencanaan dengan
tenggat waktu 3 hinggai 8 bulan. Berbeda dengan perencanaan kapasitas jangka
pendek yang hanya berfokus pada penggunaan kapasitas yang ada, pada jangka
menengah perusahaan melakukan dua pendekatan, yaitu mengoptimalkan kapasitas
yang ada dan mencoba perlahan mengubah kapasitas yang ada. Dalam
menggunakan kapasitas, perusahaan dapat melakukan penambahan karyawan atau
pembuatan persediaan. Sedangkan pendekatan mengubah kapasitas dilakukan
dengan subkontrak, menambah peralatan, atau menambah shift.
c. Perencanaan Kapasitas Jangka Panjang
Perencanaan kapasitas jangka panjang (lebih dari 1 tahun) merupakan strategi
operasi untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah
diperkirakan sebelumnya akan terjadi. Pendekatan yang dilakukan dalam jenis
perencanaan kapasitas ini adalah fokus pada mengubah kapasitas, seperti dengan
menambah fasilitas atau menambah peralatan dengan lead time panjang.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan kapasitas jangka panjang
adalah pola permintaan jangka panjang dan siklus kehidupan produk yang
dihasilkan. Strategi yang dapat dilakukian oleh sebuah perusahaan untuk
merencanakan perencanaan kapasitas jangka panjang adalah sebagai berikut :
Strategi melihat dan menunggu, dimana kapasitas produksi akan dinaikkan
apabila perusahaan yakin permintaan konsumen sudah naik.
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 7
Strategi ekspansionis, dimana kapasitas selalu diatas permintaan sehingga tidak
terjadi kekurangan produk.
6.6 Metode Perhitungan Penentuan Kebutuhan Kapasitas
Perencanaan kapasitas perlu di lakukan oleh sebuah perusahaan untuk
mengetahui beberapa aspek yang menunjang produksi suatu perusahaan agar
mendapatkan keuntungan yang optimum dan biaya yang minimum. Selain bertujuan
untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, perencanaan kapasitas perlu terintegrasi
dengan visi, misi dan tujuan dari suatu bisnis. Berbagai metode perhitungan kapasitas
diarahkan untuk menunjang perencanaan kapasitas yang efektif dan efisien. Berikut
dijelaskan beberapa metode yang dapat digunakan dalam perencanaan kapasitas.
6.6.1 Analisis titik impas
Selain mengatahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan,
faktor lain yang paling penting dalam perencanaan kapasitas adalah mengetahui titik
impas produksi. Titik impas merupakan titik dimana total biaya (TC atau Total Cost)
sama dengan total pendapatan (TR atau Total Revenue). Titik impas bukan tujuan dari
perusahaan, namun merupakan dasar acuan dalam penentuan kebijakan penjualan dan
kebijakan produksi perusahaan. Untuk mendapatkan keuntungan, perusahaan harus
beroperasi diatas titik impas ini.
Gambar 6-1. Analisis Titik Impas
Berdasarkan jenis produk yang diproduksi, maka perhitungan analisis titik impas
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: analisis produk tunggal dan analisis multi produk.
Keduanya dijelaskan sebaga berikut:
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 8
a. Analisis BEP Produk Tunggal
Analisi titik impas sering disebut juga dengan analisis BEP (Break-Even Point).
Analisis ini khusus digunakan untuk perusahaan yang memiliki produk tunggal, dimana
nantinya akan diketahui berapa volume penjualan perusahaan yang mencapai titik
impasnya. Sehingga apabila penjualan melebihi titik tersebut maka perusahaan mulai
mendapatkan untung. Estimasi biaya yang diperlukan dalam analisis BEP adalah biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan
besaran yang tetap dan tidak tergantung pada volume penjualan. Pada biaya tetap ini
biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume
produksi. Semakin tinggi volume produksi, semakin rendah biaya tetap satuannya.
Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang besarnya bervariasi sesuai dengan
jumlah unit yang dijual. Semakin besar volume produksi semakin besar pula jumlah total
biaya variabel yang dikeluarkan, begitupun sebaliknya. Rumus dari analisis BEP pada
produk tunggal adalah sebagai berikut:
( )
atau ( )
Bila profit adalah π maka volume yang diperlukan untuk menghasilkan keuntungan
tertentu sebagai berikut:
atau
Bila unsur pajak terhadap keuntungan (t) dimasukkan dalam analisis maka rumus
berubah menjadi:
( )
atau
( )( )
Keterangan:
BEP ( rp ) = titik break even point dalam rupiah
BEP ( x ) = titik break even point dalam satuan unit
X = jumlah unit yang dijual
F = total biaya tetap
V = biaya variable per unit
P = harga jual netto per unit
TR = total pendapatan
TC = total biaya
Π = laba atau keuntungan
t = pajak keuntungan
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 9
b. Analisis BEP Multiproduk
Kebanyakan perusahaan membuat atau menjual lebih dari satu poduk dengan
menggunakan fasilitas yang sama, misal pasar swalayan dan industri bahan bangunan.
Sehingga, analisis titik impas multiproduk lebih sering diterapkan. Meskipun biaya
variabel dan harga jual setiap jenis produk dapat diketahui, tidak mudah untuk
menghitung titik BEP bagi setiap produk. Hal ini disebabkan sulitnya menghitung biaya
tetap untuk masing-masing jenis produk. Untuk mengetahui posisi BEP, biasanya
dilakukan bukan per jenis produk, melainkan untuk semua produk yang dibuat atau
dijual perusahaan secara keseluruhan. Sehingga rumus BEP untuk produk tunggal tidak
dapat langsung digunakan untuk multiproduk karena biaya variabel dan harga jual
setiap jenis produknya berbeda. Rumus dari analisis BEP pada multiproduk adalah
sebagai berikut:
( )
∑ ,( ) -
Keterangan:
F = biaya tetap/periode
Vi = biaya variable per unit
Pi = harga jual per unit
Wi = % penjualan produk i terhadap total rupiah penjualan
∑ ,(
) -= kontribusi tertimbang
TVC = total biaya variabel
TR = total pendapatan
6.6.2 Pohon Keputusan
Pohon keputusan menyediakan metode grafis untuk menganalisis keputusan
rumit yang meliputi tahapan alternatif. Suatu diagram pohon digunakan untuk
mengaitkan beragam pilihan keputusan, pernyataan keadaan (state of nature), nilai-nilai
imbalan (payoff values) atau dikenal juga dengan istilah EMV (estimated monetary
value).
Gambar 6-2. Pohon Keputusan
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 10
6.6.3 Analisis Bayesian
Mengitung peluang marginal dan yang direvisi dari data peluang sebelumnya dan
kondisional. Analisis Bayesian seringkali digunakan dalam keputusan kapasitas dimana
informasi survei tentang keadaan mendatang dari ekonomi bisa dibeli.
Gambar 6-3. Analisis Bayesian
6.7 Studi Kasus
6.7.1 Gambaran Umum Hotel Duta Berlian
Hotel Duta Berlian yang berada di Jln. Dramaga Bogor km.08, Jawa Barat.,
merupakan tempat persinggahan yang cukup strategis bagi para pendatang Bogor.
Umumnya, hotel ini disinggahi oleh kalangan keluarga, mahasiswa, pasangan muda, dst,
dengan berbagai kepentingan. Hotel yang berlokasi berdekatan dengan kampus IPB
darmaga, Bogor, ini, memiliki nilai tambah bagi para pengunjung karena letaknya di
jalan utuma akases kampus yang gampang diketahui masyarakat umum. Adanya fasilitas
pendukung seperti meeting room, kolang renang umum, ballroom, dan ruangan kamar
yang menarik, semakin menambah aksen pendukung dari hotel ini. Selain itu, pelayanan
yang hangat dan ramah juga menjadi prioritas untuk hotel duta berlian dalam
memberikan pelayanan primanya.
6.7.2 Penerapan Perencanaan Kapasitas Hotel Duta Berlian
Perencanaan kapasitas dapat dilihat dalam tiga horizon waktu, yaitu
perencanaan jangka panjang, jangka memengah, dan jangka pendek. Perencanaan
jangka panjang (lebih dari 1 tahun) dapat ditunjukkan dengan menambah fasilitas,
menambah peralatan yang memiliki lead time panjang. Hotel Duta Berlian
mempertimbangkan perencanaan kapasitas jangka panjang dari luas tanah keseluruhan
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 11
yang ada yaitu 3,8 ha, hanya 1,8 ha yang telah dibuat kamar, fasilitas ballroom,
meetingroom, serta restaurant, dan sisa lahan 2 ha akan di perluas dengan menambah
fasilitas taman bermain di area belakang yang telah dilengkapi kolam renang.
Perencanaan jangka menengah (3 hingga 18 bulan) dapat meliputi penambahan sub
kontrak, menambah peralatan, dan menambah shift kerja. Hotel duta berlian tidak
menunjukkan adanya perencanaan jangka menengah dalam beberapa kurun waktu ini,
karena dari awal berdiri hingga ssat ini ditunjukkan dengan jumlah karyawan yang tetap
jumlahnya yaitu 30 orang sebagai karyawan dan 6 orang lagi sebagai staff administrasi.
Perencanaan jangka pendek (biasanya 3 bulan), focus utamanya terletak pada
penjadwalan tugas karyawan atau pengalokasian tempat. Hotel Duta Berlian ini
menerapkan system pemesanan kamar lebih awal menjelang musim wisuda pada bulan
Juni 2012 ini. Via pemesanan ditentukan yaitu 1 bulan sebelum akan bermalam di hotel
tersebut. Hal ini direncanakan karena manajer hotel berusaha untuk mengantisipasi
ketidakteraturan dalam menentukan kamar yang akan dipakai saat terjadi peningkatan
permintaan yang signifikan.
Perencanaan kapasitas yang baik ditentukan atas dasar beberapa pertimbangan
di antaranya pertama, ramalkan permintaannya secara akurat, kedua memahami
teknologi dan peningkatan kapasitas, ketiga menemukan tingkat operasi (tingkat volume
yang optimal), dan terakhir dibuat untuk perubahan. Dasar pertimbangan yang
digunakan oleh manajemen Hotel Duta Berlian dengan cara meramalkan permintaannya
secara akurat. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah kamar yang tersedia di hotel tersebut,
yang terdiri dari empat tipe kamar yaitu tipe standard, superior, suiteroom, dan family
room. Tipe standard berjumlah 68 kamar, tipe superior 12 kamar, tipe suite room 8
kamar, dan tipe family 2 kamar. Penentuan jumlah kamar tersebut dipertimbangkan
berdasarkan lokasi yang strategis. Lokasi pembangunan hotel ini dikarenakan oleh
kedekatan dengan kampus IPB yang memiliki cashflow yang cukup lancar, dengan
rutinitas kampus yang mengadakan wisuda dengan periode 4 kali dalam 1 tahun yang
menjadi potensi pasar menjanjikan untuk operasional hotel. Di luar kondisi tersebut,
pelanggan yang biasa bermalam di hotel hanya mencapai 50 kamar per hari yang terisi.
Kapasitas merupakan hasil produksi atau volume pemrosesan, atau jumlah unit
yang dapat ditangani, diterima, disimpan atau diproduksi oleh sebuah fasilitas pada
suatu periode waktu tertentu. Kapasitas terdiri dari 2 jenis, yaitu kapasitas desain dan
kapasitas efektif. Kapasitas desain merupakan output maksimum system secara teoritis
dalam suatu periode waktu tertentu dalam kondisi ideal. Kapasitas desain yang
dirancang oleh pihak manajemen hotel Duta Berlian diukur dari banyaknya tempat tidur,
ukuran ruangan, jumlah kamar untuk masing-masing tipe kamar yang diharapkan akan
terisi. Kapasitas efektif merupakan kapasitas yang diperkirakan dapat dicapai oleh
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 12
sebuah perusahan dengan keterbatasan operasi yang ada. Kapasitas efektif biasanya
lebih rendah dari kapasitas desain, karena fasilitas yang ada mungkin terjadi untuk versi
permintaan yang berbeda daripada yang sekarang sedang diproduksi. Kapasitas efektif
ditunjukkan dengan permintaan per hari rata-rata 50 kamar dengan 40 kamar standard,
8 kamar superior, dan 2 kamar suiteroom.
Hotel Duta Berlian tidak pernah mengalami kosong, paling sedikit hanya 5 hingga
15 kamar yang terisi pada saat bulan puasa. Sebaliknya, ketika terjadi peningkatan
permintaan yang signifikan dan keadaan penuh maka pihak manajemen akan menaikkan
harga per unit kamar untuk masing-masing tipe kamar yang tersedia. Peningkatan harga
per malam dapat mencapai Rp50.000 hinga Rp100.000 per kamar, pihak manajemen
tidak memberikan rekomendasi tempat alternatif untuk bermalam melainkan hanya
memberikan sambutan berupa ‘welcome drink’.
6.7.3 Analisis BEP
Analisis titik impas merupakan alat penentu untuk menentukan kapasitas yang
harus dimiliki oleh sebuah fasilitas untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan analisis ini
untuk mengetahui keadaan total biaya sama dengan keuntungannya atau disebut
sebagai laba normal, berikut adalah informasi dari manajer Duta Berlian untuk dinalisis :
Tabel 6-1. Data Multi Produk Hotel Duta Berlian
ProdukHarga
Jual (P)
Harga
Variabel
(V)
volume
per
bulan
V/P 1-V/Ppenjualan
bulanan% penjualanBobot
Standar 250000 80000 1200 0,320 0,680 300000000 0,641 0,436
Superior 350000 143000 240 0,409 0,591 84000000 0,179 0,106
Suite Room 500000 183000 60 0,366 0,634 30000000 0,064 0,041
Fami ly 800000 326000 30 0,408 0,593 24000000 0,051 0,030
Kolam Renang 20000 10000 1500 0,500 0,500 30000000 0,064 0,032
Total 468000000 1,000 0,645
BEP$ =
∑*(
) +
BEPRp =
= Rp 149.095.607,2 per bulan
BEPitem =
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 13
Tabel 6-2. BEP item setiap produk hotel Duta Berlian
produk BEP item pembulatan
Standart 382,28 383
Superior 76,25 77
Suite Room 19,08 20
Family 9,50 10
Kolam Renang 477,11 478
Identifikasi biaya tetap (TFC) :
Pajak Rp 50.000.000,00 /thn Rp 4.166.666,67 per bulan
Listrik Rp 20.000.000 per bulan
Air Rp 15.000.000 per bulan
Gaji karyawan Rp 45.000.000 per bulan
Gaji Staff Rp 12.000.000 per bulan
Total Fixed cost Rp 96.166.666,67
Gambar 6-4. Grafik titik impas pada kamar standard hotel Duta Berlian
Berdasarkan grafik titik impas yang ditunjukkan dari salah satu fasilitas
kamar dari hotel Duta Berlian yaitu kamar standart akan berada pada keadaan impas
(tidak untung dan tidak rugi) apabila mendapatkan pemasukan sebesar Rp
149.095.607,2 per bulan dengan volume untuk operasional kamar standart minimal 383
kamar dengan kombinasi 3 fasilitas lainnya dalam tiap bulannya. Begitu juga dengan
hasil perhitungan BEP item dari produk atau fasilitas lainnya seperti kamar superior,
suite room, family room, dan kolam renang. Untuk kamar superior minimal harus
beroperasi setiap bulannya sebanyak 77 kamar, suite room 20 kamar per bulannya,
0 100 200 300 400 500 600
TC 96166666.7 104166667 112166667 120166667 128166667 136166667 144166667
TFC 96166666.7 96166666.7 96166666.7 96166666.7 96166666.7 96166666.7 96166666.7
TR 0 39001560.1 78003120.1 117004680 156006240 195007800 234009360
0
50000000
100000000
150000000
200000000
250000000
Ru
pia
h
Kamar Standard
Modul 6 Perencanaan Kapasitas - Manajemen Produksi dan Operasi Page 14
family room 10 kamar tiap bulannya, dan kolam renang sebanyak 478 orang untuk
mencapai titik impas, keadaan tidak untung dan tidak rugi. Keadaan ini akan tercapai
jika beroperasi dengan optimal untuk masing-masing fasilitas untuk mencapai BEPRp
sebesar Rp 149.095.607,2.
6.8 Pertanyaan dan Diskusi
1. Jelaskan keterkaitan kapasitas dengan permintaan dan fasilitas produksi.
2. Apa saja faktor yang harus dipertimbangkan untuk menghasilkan keputusan
kapasitas yang efektif?
3. Mengapa kapasitas efektif umumnya lebih rendah daripada kapasitas desain?
Daftar Pustaka
Gaspersz, Vincent. 1998. Production Planning and inventory Control. PT Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.
Heizer, J. dan B. Render. 1997. Operations Management. Prentice Hall, New Jersey
Krajewski, L. J and Ritzman, L.P. 1999. Operation Management, Strategy and Analysis. Addison
Wesley Publishing Company, Inc., Massachustts.
Ma’arif, M. syamsul & Hendri Tanjung. 2006. Manajemen Operasi. PT Grasindo : Jakarta.
Mark D. Hanna & W. Rocky Newman, 2001, Integrated Operations Managements Adding Value
for Custumers 1st ed. Prentice Hall, Inc., New Jersey.
Mark M. Davis & Janelle Heineke, 2005, Operations Management : Integrating Manufacturing
and Services 5th edition. The McGraw-Hill Companies, Inc., New York.
Suharyadi, dkk. 2007. Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Salemba
Empat: Jakarta.