MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN
DENGAN MENGUNAKAN MEDIA GAMBAR KARTUNSTRIP
DI KELAS IV A SD NEGERI 18/I DESA TELUK
SKRIPSI
ALFAN
A1D109221
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
JUNI, 2014
ABSTRAK
Alfan. 2014. Meningkatkan Kemampuan Siswa Menulis Karangan dengan Menggunakan Media
Gambar Kartunstrip di Kelas IV SD N 18/1 Desa Teluk. Pembimbing (I) Rustam,
S.Pd, M.Hum (II) Drs. Irzal Anderson, M. Si
Kata kunci: kemampuan menulis karangan, media gambar Kartunstrip.
Menulis pada dasarnya adalah kemampuan menggunakan bahasa secara tertulis dalam
mengungkapkan diri dari hasil kegiatan kejiwaan, menuturkan pengalaman dan memaparkan
penghayatan penulis terhadap lingkungan disekitarnya, Karangan itu merupakan ungkapan jiwa
manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses berfikir. Kegiatan
mengarang dapat terjadi karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan melalui tahapan
dalam pembuatannya
Kurangnya media dan alat peraga untuk mendukung proses pembelajaran, siswa sulit
untuk memperoleh nilai yang sesuai dengan KKM. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis karangan dengan menggunakan media gambar kartunstrip.
Media gambar kartunstrip, pertanyaan, dan koreksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan menulis karangan siswa setelah penerapan media gambar kartunstrip
di kelas IV SD N 18/1 Desa Teluk. Kriteria ketuntasan minimum yang digunakan di sekolah
tersebut adalah 70.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dan tempat dalam penelitian
adalah siswa kelas IV SD 18/I Desa Teluk dengan jumlah 26 siswa. Sesuai dengan ketercapaian
tujuan penelitianini dilakukan dalam 2 siklus. Data-data dalam penelitian diperoleh dari hasil
observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Analisis data dilakukan secara diskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan pada siklus I 81% siswa mencapai ketuntasan dalam
menulis karangan dan 19% belum tuntas dalam menulis karangan. Pada siklus II 100 % siswa
mencapai ketuntasan dalam menulis karangan dan 0% belum tuntas dalam menulis karangan.
Dalam siklus II terjadi peningkatan dalam kemampuan siswa menulis karangan. Hal ini
membuktikan bahwa penggunanaan media gambar kartunstrip dapat meningkatkan kemampuan,
pemahaman siswa dalam menulis karangan dan menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan.
Penelitian ini merekomendasikan dalam mengajarkan menulis karangan bahasa Indonesia
hendaknya menggunakan gambar kartunstrip sebagai media pembelajaran dan lebih inovatif.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar atau pokok dari segala pengetahuan yang harus dimiliki.
Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lain. Dengan bahasa pula
manusia dapat menambah wawasan dan pengetahuannya. Keberhasilan seorang anak dalam
mempelajari dan menguasai pengetahuan sangat tergantung pada penguasaan bahasa yang
dimiliki.Bagi anak SD penguasaan bahasa begitu penting, karena mereka masih dalam tahap
mempelajari pengetahuan secara dasar.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada beberapa aspek yang sangat diperhatikan
dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Aspek-aspek tersebut adalah mendengarkan,
menyimak, menulis dan berbicara. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hasibuan (2001:22)
yang menyatakan bahwa, “ Kemampuan berbahasa memiliki empat komponen yaitu
keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan
menulis”. Dari keempat keterampilan tersebut yang paling sulit dikuasai siswa adalah
keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu
dimiliki oleh siswa SD. Dengan memiliki kemampuan menulis, siswa dapat
mengkomunikasikan ide, penghayatan, dan pengalamannnya ke berbagai pihak, terlepas dari
ikatan waktu dan tempat. Disamping itu, siswa pun dapat meningkatkan dan memperluas
pengetahuannya melalui tulisan-tulisan.
Salah satu media pembelajaran yang menarik perhatian dan dapat membantu siswa
dalam kegiatan mengarang adalah media gambar kartun (kartunstrip) atau media gambar kartun
rangkai. Anak-anak pada dasarnya menyukai hal-hal yang lucu. Hal itu bisa diketahui dalam
proses sehari-hari bahwa berkelakar merupakan kegiatan utama yang dilakukan oleh siswa,
bahkan oleh semua orang, untuk meredakan ketegangan.
Belajar merupakan kegiatan dengan tingkat keseriusan yang tinggi, sehingga sangat
menguras energy, otak dan pikiran. Dengan penggunaan media gambar kartun (kartunstrip)
diharapkan siswa dapat menjalani kegiatan mengarang dengan mudah dan menyenangkan
sehingga pada akhirnya akan menumbuhkembangkan keterampilan maupun kreativitas mereka
dalam menulis suatu karangan. Dari permasalahan di atas, peneliti tertarik mengambil
permasalah tersebut menjadi sebuah penelitian yang berjudul “ meningkatkan Kemampuan
Siswa Menulis Karangan dengan Menggunakan Media Gambar Kartunstrip di Kelas IV SD N
18/1 Desa Teluk.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kemampuan
Kemampuan adalah kesanggupan seseorang dalam menghasilkan sesuatu sesuai dengan
aturan-aturan yang berlaku dan dengan cara berlatih terlebih dahulu. Pendapat ini didukung oleh
(Trianasari, 2012:7) menyatakan bahwa, “Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu
tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan yang dilakukan seseorang”. Menurut kamus
besar Bahasa Indonesia, “Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa,
sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan).
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan adalah kesanggupan
menghasilkan karangan yang sesuai dengan aturan-aturan penulisan karangan melalui latihan
terus-menerus.
2.2 Pengertian Menulis
“Menulis merupakan pengungkapan pengalaman secara tertulis. Pengalaman tersebut
dapat berupa pengalaman sendiri dan dapat pula berupa pengalaman yang diperoleh dari orang
lain atau dari membaca buku” (Budiyono, 2005:4). Menurut Warsidi, 2009:5) “Menulis adalah
menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lembaga-lembaga grafik tersebut
kalau mereka memahami dan gambaran grafik itu”. Pendapat ini dipertegas oleh Aminudin
(2009:7) “Menulis merupakan kegiatan yang ekspresif dan produktif”. Selain itu, menulis adalah
suatu kegiatan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan (Akmal, 2007:5).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan kegiatan
menurunkan lembaga-lembaga grafik berupa tulisan yang bertujuan untuk menuangkan ide,
gagasan dan ekspresi serta dalam prosesnya memerlukan latihan.
2.3 Pengertian Karangan
Semi (2003:24) menyatakan bahwa, “Karangan adalah penjabaran suatu gagasan secara
resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan.” Setiap Karangan yang ideal pada
prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea (Finoza, 2009:234).
Pendapat lain dinyatakan Widyamartajaya (2000:9) bahwa, “Karangan itu merupakan ungkapan
jiwa manusia yang hendak disampaikan kepada orang lain dan terjadi suatu proses berfikir.
Kegiatan mengarang dapat terjadi karena ada maksud atau tujuan dari pengarang dengan melalui
tahapan dalam pembuatannya.” Poerwordarmita (2001:445) mengungkapkan bahwa, “Karangan
merupakan uraian tentang sesuatu hasil”. Dengan demikian pengertian Karangan dapat dibatasi
sebagai rangkaian kalimat yang logis, padu, sistematis, yang berisi pengalaman, pikiran atau
pelukisan tentang objek suatu peristiwa atau masalah.
Dari pendapat para ahli tentang pengertian karangan dapat diambil kesimpulan bahwa
karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu
kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau
ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
2.3.1 Jenis-jenis Karangan
Menurut Finoza (2009:238) bahwa, “Berdasarkan cara penyajiannya dan tujuan
penulisan”, Karangan terbagi atas 6 perbedaan yaitu; Karangan narasi (kisahan), karangan
deskripsi (perian), karangan eksposisi (paparan), karangan argumentasi (bahasan), karangan
persuasi (ajakan), dan karangan campuran/kombinasi.
Sedangkan menurut pendapat Kosasih (2003:26) “Berdasarkan masalah yang
disajikannya”, karangan terbagi atas 5 perbedaan yaitu; karangan populer, karangan ilmiah,
karangan ilmiah populer, surat, dan karangan sastra. Pelajaran mengarang menurut Moeljono
(2001:89) ada beberapa macam yaitu; “(1) mengarang surat, (2) mengarang cerita non fiksi, (3)
mengarang cerita fiksi, (4) mengarang lukisan keadaan, (5) menulis berita aktual, (6) mengarang
puisi, (7) mengarang esay, dan (8) mengarang naskah drama”.
2.3.2 Tujuan Mengarang Tujuan utama mengarang adalah sebagai sarana komunikasi tidak langsung. Tujuan
mengarang banyak sekali ragamnya. “Tujuan mengarang secara umum adalah memberikan
arahan, menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian, meringkaskan, dan menyakinkan” (Semi,
2003:14-154). Menurut Mueljono (2001:51-52), “Tujuan penulisan dapat diklasifikasikan
menjadi 5 yaitu; mengubah keyakinan pembaca, menanamkan pemahaman sesuatu terhadap
pembaca, merangsang proses berpikir pembaca, menyenangkan atau menghibur pembaca,
memberitahu pembaca dan memotivasi pembaca.
2.4 Aspek Menulis Karangan Pengetahuan tentang aspek-aspek penting dalam menulis perlu dikuasai pula oleh siswa.
Sebab dengan penguasaan itu siswa dapat mengetahui kekurangan dan kesalahan suatu karangan.
Badudu (2004:17) mengemukakan yang perlu diperhatikan dalam menulis karangan,
yaitu; (1) Menggunakan kata dalam kalimat secara tepat makna, (2) Menggunakan kata dengan
bentuk yang tepat, (3) Menggunakan kata dalam distribusi yang tepat, (4) Merangkaikan kata
dalam frasa secara tepat, (5) Menyusun klausa atau kalimat dengan susunan yang tepat, (6)
Merangkaikan kalimat dalam kesatuan yang lebih besar (paragraf) secara tepat dan baik, (7)
Menyusun wacana dari paragraf-paragraf dengan baik, (8) Membuat karangan (wacana) dengan
corak tertentu, deskripsi, narasi, eksposisi, persuasi, argumentasi, (9) Membuat surat (macam-
macam surat), (10) Menyadur tulisan (puisi menjadi prosa), (11) Membuat laporan (penelitian,
pengalaman, dan sesuatu yang disaksikan), (12) Mengalihkan kalimat (aktif menjadi pasif dan
sebaliknya, kalimat langsung menjadi kalimat tak langsung), (13) Mengubah wacana ( wacana
percakapan menjadi wacana cerita atau sebaliknya).
2.5 Pengertian Media Gambar Kartunstrip.
Salah satu contoh media gambar yang cukup unik untuk mengkomunikasikan gagasan-
gagasan adalah gambar kartun. Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau
karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini
masyarakat. Walaupun terdapat sejumlah kartun yang berfungsi untuk membuat orang
tersenyum, seperti halnya kartun-kartun yang dimuat di surat kabar. Kartun sebagai alat bantu
mempunyai manfaat penting dalam pengajaran, terutama dalam menjelaskan rangkaian isi
bahan dalam satu urutan logis atau mengandung makna. Sudjana (2005:44), “ Pengertian
kartunstrip adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang atau
gagasan yang dirangkai sehingga mengandung makna.”
Kartun yang baik hanya mengandung satu gagasan saja. Cirri khas kartun adalah
memakai karikatur, sindiran yang dilebih-lebihkan, perlambang dan humor pilihan. Humor
sering dan biasa membuat orang tertawa, terutama dalam kartun-kartun yang berisi pertentangan
politik bagi para pembaca surat kabar. Kekuatan kartun untuk mempengaruhi pendapat umum,
terletak pada kekompakkannya, penyederhanaan isinya, dan perhatian yang sungguh-sungguh
yang dapat dibangkitkan secara tajam melalui gambar-gambar yang mengandung humor. Ciri
kartun lainnya adalah melukiskan suatu pola pengkritikan terhadap individu-individu dalam arti
untuk memperoleh isu-isu yang penting.
2.6 Prosedur Pembelajaran Menggunakan Media Kartunstrip
Menurut Djamarah (2007 :55) adapun langkah-langkah dalam pembelajaran mengarang
dengan media kartunstrip adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan. 1) Merumsukan tujuan pembelajaran; 2) Mempertimbangkan
sasaran pembelajaran (cocok untuk siswa kelas berapa); 3) Menyusun
rencana belajar bagi siswa selama pelaksanaan belajar dengan media
kartunstrip; 4) Menyusun tata tertib atau aturan dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan media kartunstrip; 5) Memilih
gambar kartunstrip yang sesuai untuk media pembelajaran.
b. Pelaksanaan
1. Guru memberikan contoh karangan dengan menggunakan media
kartunstrip.
2. Siswa memperhatikan gambar kartunstrip yang ditunjukkan oleh guru.
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai gambar kartunstrip
yang telah ditunjukkan.
4. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, kemudian masing-
masing kelompok diminta untk membuat pikiran pokok dari beberapa
gambar kartunstrip yang telah ditunjukkan.
5. Siswa mendengarkan pengarahan guru dalam membuat suatu karangan
dengan menggunakan gambar kartunstrip.
6. Siswa membuat suatu karangan berdasarkan media kartunstrip sesuai
pengarahan dari guru.
2.7 Tahapan Pengajaran mengarang
Pengajaran mengarang menurut Baraja (2010:45) terdiri atas lima tahap, yaitu:
a) Mencontoh
b) Memproduksi
c) Rekombinasi dan Transformasi
d) Menulis Terpimpin
e) Mengarang Bebas
2.8 Kerangka berfikir
Berdasarkan permasalahan yang ada terdapat pada bagan kerangka berfikir berikut:
2.12 Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang hendak dicari solusi
pemecahan melalui penelitian, pengalaman yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui
penelitian yang hendak dilakukan. Maka dapat dirumuskan sebagai berikut:. Terdapat
peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Karangan dengan Menggunakan Media Gambar
Kartunstrip di Kelas IV SD N 18/1 Desa Teluk.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di SD N 18/1 Desa Teluk pada semester II
Tahun pembelajaran 2014, dengan keadaan sekolah yang cukup kondusif karena cukup jauh dari
keramaian dan wilayahnya cukup rapi, bersih serta teratur sehingga nyaman untuk melaksanakan
proses pembelajaran.
Rendahnya kemampuan menulis
karangan Siswa
Tindakan
menggunakan media gambar kartunstrip
Meningkatkan kemampuan menulis
karangan
Adapun kelas yang diteliti yaitu siswa kelas IV SD N 18/1 Desa Teluk., yang jumlah
siswanya terdiri dari 26 siswa.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanaklan di SD N 18/1 Desa Teluk.pada bulan Maret Sampai Mei
2014
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam beberapa siklus, masing-masing setiap 1 siklus terdiri dari
2 kali pertemuan yang didalamnya terdiri dari empat tahapan yaitu; perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, refleksi.
Adapun pelaksanaan persiklus yang dijelaskan secara garis besar yaitu sebagai berikut:
3.3.1 Perencanaan
Perencanaan tindakan ini merupakan kegiatan mempersiapkan segala sesutau yang akan
dilakukan pada setiap siklus. Persiapan ini di mulai dari awal hingga persiapan disiklus terakhir.
Perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:
Anlisis Kurikulum
Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan
dicapai kepada siswa dengan menggunakan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan
minat belajar siswa.
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Mempersiapkan bahan ajar
c. Mempersiapkan lembar observasi untuk siswa.
3.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan merupakan pelaksaanaan rencana pembelajaran yang telah di
siapkan, agar penelitian berjalan sesuai dengan yang direncanakan, tahap perencanaan yaitu
sebagai berikut:
a. Guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran siswa
b. Guru memberikan informasi kepada siswa mengenai model pembelajaran yang akan
digunakan.
c. Guru menyampaikan indikator/ tujuan pembelajaran.
d. Guru menyampaikan materi pelajaran.
e. Guru menjelaskan materi menggunakan metode kartunstrip.
f. Guru mengulang kembali menjelaskan materi sambil menutup pelajaran
3.3.3 Observasi dan Evaluasi
Observasi atau pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung untuk
mengetahui aktivitas belajar siswa, kreativitas siswa, serta untuk mengetahui kendala-kendala
yang dihadapi dalam mengimplementasi metode kartunstrip untuk meningkatkan kemampuan
menulis. 3.3.4 Refleksi Refleksi adalah mengingat, merenungkan, mencermati, dan menganalisis kembali suatu
kegatan atau tindakan yang telah di lakukan sebagaimana yang telah di cata dalam observasi
(Asrori, 2008: 54). Dalam hal ini refleksi terhadap hasil observasi akan dilakukan dalam dua
tahap yaitu setiap selesai satu kali petremuan dan setiap selesaisatu siklus. Peneliti dan guru akan
membahas bersama, mengevaluasi, dari tahap-tahap dalam siklus I. mengenai kekurangan-
kekurangan yang belum bisa diperbaiki dalam siklus ini akan diperbaiki rencana tindakan pada
tahap siklus selanjutnya dengan meminta masukan dari siswa tentang proses pembelajaran
mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan metode kartustrip.
3.4 Analisis Data
Analisis data dilakukan sejak awal kegiatan dalam proses pembelajaran berlangsung.
Data-data tersebut dianalisis agar mempunyai makna guna pemecahan masalah. Data yang
diperoleh pada setiap kegiatan observasi dari setiap siklus, dianalisis secara deskriptif dengan
menggunakan teknik persentase untuk melihat kecendrungan yang terjadi dalam proses
pembelajaran.
Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran dan hasil penyajian materi diambil
data yang diolah adalah data kuantitatif. Pengambilan data kuantitatitatif menggunakan lembar
pengamatan aktivitas siswa dalam aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung menggunakan lembar observasi. Data ini dioleh dengan menggunakan rumus
menurut (Sudjana, 2009:133):
Persentase aktivitas siswa =
Persentase aktivitas siswa perindikator =
Untuk menghitung ketuntasan secara klasikal menurut Harahap dalam Kusumawati (2007)
digunakan rumus :
Persentase Ketuntasan belajar klasikal =
Adapun interpretasi ketuntasan belajar klasikal dengan kriteria sebagai berikut :
0% = Tidak seorang pun
1% - 25% = Sebagian kecil
26% - 49% = Hampir setengahnya
50% = Setengahnya
51% - 75% = Sebagian besar
76% - 99% = Hampir sepenuhnya
100% = Seluruhnya
3.5 Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan belajar siswa dengan menggunakan metode kartustrip dianggap
tuntas dalam belajar apabila siswa tersebut mencapai nilai minimal 70 dari KKM yang
ditentukan. Satu kelas dianggap tuntas dalam belajar apabila sekurang-kurangnta 85% siswa
dikelas tersebut mencapai daya serap di atas 75%.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan melakukan observasi awal di SD N 18/1
Desa Teluk ini melakukan observasi kemampuan siswa dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di SD N 18/1 Desa Teluk kelas IV.
4.1.1 Deskripsi Prosedur dan Hasil Penelitian
4.1.1.1 Tindakan siklus 1
Tindakan siklus I dilakanakan selama 1 minggu, sebanyak 2 kali pertemuan. Tiap
pertemuan 2x35 menit. Adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan
Pembelajaran siklus I ini terdiri dua pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan pertemuan pertama ini adalah guru membuat RPP, catatan lapangan, dan lembar
Skor yang diperoleh persiswa x 100%
Skor Maksimum
Skor yang diperoleh x 100%
Skor Maksimum
Jumlah siswa yang tuntas x 100%
Jumlah siswa keseluruhan
soal. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama ini mengenai menulis karangan. Untuk
menunjang pembelajaran, guru juga telah menyiapkan lembar observasi akhir pertemuan.
Pada pertemuan pertama ini, setelah guru memberikan soal pretest kepada siswa, guru
pun memperkenalkan pembelajaran media gambar kartnstrip sebagai teknik menulis karangan
kepada siswa dengan harapan siswa dapat menyukai pembelajaran keterampilan menulis
sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Penelitian dilaksanakan di kelas
IV yang berjumlah 26 siswa yang terdiri 11 perempuan dan 15 laki-laki. Pada pembelajaran
media gambar dan kartnstrip, guru menyampaikan teknik-teknik menggunakan media tersebut
dalam proses menulis agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang ada. Setelah penyampaian
materi, siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan. Soal yang tidak dimengerti oleh siswa
harus dikonfirmasi dahulu kepada guru sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
Hasil pengamatan peneliti melalui lembar observasi pretest dengan jumlah siswa yang
ada pada kelas IV SD Negeri 18/I Desa Teluk dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Hasil kemampuan menulis karangan uji pretest sebelum dilaksanakn tindakan
No Nama
Nilai Yang Diobservasi Nilai Hasil Belajar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sko
re Nilai
Tuntas Tidak
tuntas
1 Aditya Suryadi 3 1 2 2 3 1 2 1 3 3 21 52.5 √
2 Hermansyah 2 1 3 3 2 2 2 1 2 2 20 50.0 √
3 Riki 1 3 2 2 2 1 2 3 2 3 21 52.5 √
4 Rudi Alamsah 2 4 1 2 1 2 3 3 2 3 23 57.5 √
5 Silpia 3 3 3 4 1 1 3 2 2 3 25 62.5 √
6 Elsa Sapitri 2 3 2 2 1 2 3 2 2 1 20 50.0 √
7 Faturahman 4 2 1 2 2 3 2 2 3 2 23 57.5 √
8 Gilang Ari Pratama 3 3 4 3 2 2 1 2 3 2 25 62.5 √
9 Lidya 1 2 3 2 1 2 2 1 2 3 19 47.5 √
10 Mursida 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 24 60.0 √
11 Riatul Jannah 2 3 3 4 2 3 3 2 1 2 25 62.5 √
12 Siti Nuraini 3 2 2 3 2 4 3 4 1 2 26 65.0 √
13 Serli Aminah 2 1 3 2 2 4 2 2 3 2 23 57.5 √
14 Sri Hardiani 2 3 4 3 2 2 3 2 2 1 24 60.0 √
15 Tari Amanda 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 27 67.5 √
16 Tia Ayuvita 3 3 2 2 1 2 1 2 3 2 21 52.5 √
17 Wulandari 3 1 2 1 3 4 1 1 2 3 21 52.5 √
18 M. Syahrill 2 3 1 3 3 2 3 2 1 3 23 57.5 √
19 Zubaidah 1 2 3 3 2 1 2 3 1 2 20 50.0 √
20 Andri sardi 3 4 3 1 1 2 3 2 2 1 22 55.0 √
21 Murdayah 1 3 2 4 3 1 3 2 3 3 25 62.5 √
22 Samsul 3 4 1 2 4 3 2 3 2 2 26 65.0 √
23 Patimah 3 2 3 4 3 2 3 1 2 3 26 65.0 √
24 Naimah 3 4 2 3 4 3 2 1 3 4 29 72.5 √
25 Kolel amdullah 3 1 2 3 4 3 1 2 3 3 25 62.5 √
26 Dini 3 4 3 2 4 1 1 3 3 2 26 65.0 √
Jumlah 1525.0 1 25
% ketuntasan 4% 96%
Keterangan : 1. Gagasan
2. Keaslian Gagasan
3. Ketepatan susunan Kalimat
4. Ketepatan Pilihan Kata
5. Kesatuan dan kelancaran peralihan paragraph
6. Kebenaran penerapan ejaan
7. Keteraturan urutan gagasan
8. Kerapihan rupa karangan
9. Kaitan judul dengan isi
10. Menulis karangan dengan ejaan, tamda baca, dan huruf capital yang benar
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa sebelum melaksanakan siklus 1, hasil pretest
siswa tuntas 1 siswa dengan persentase rata-rata 4%, siswa yang belum tuntas sebanyak 25 siswa
dengan persentase 96%, Tabel tersebut hanya menerangkan hasil jawaban siswa secara
keseluruhan dari jumlah siswa pada pertemuan pertama, yang mana dari 100% jawaban siswa,
rata-rata 4% menjawab seperti yang sudah dipaparkan pada tabel dua di atas.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah tahap di mana guru akan merealisasikan perencanaan yang
telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam dua kali
pertemuan. Pembahasan pelaksanaan pada pertemuan pertama ini sebagai berikut:
1. Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini
mencakup materi menulis karangan deskripsi. Sedangkan tugas yang diberikan adalah tugas
penyelesaian soal pretest secara individu.
Guru langsung membuka pelajaran dengan apersepsi, tujuannya agar kondisi di kelas
lebih nyaman ketika sudah saling mengenal. Namun ketika guru memberikan soal pretest untuk
dikerjakan, hanya sedikit siswa yang sudah paham dengan soal. Beberapa siswa terlihat sibuk
membaca saja tapi tidak bisa menjawab soal. Sedangkan siswa yang bisa mengerjakan soal
tersebut merupakan siswa yang sudah terbiasa menulis karangan sehingga mereka cepat
memahami dan mampu menjawab pertanyaan yang ada dalam pretest. Kemudian guru langsung
bertindak dengan menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut. Akhirnya mereka pun dapat
mengerjakan dengan tingkat pemahaman mereka masingmasing.
Ketika guru memberitahukan bahwa waktu penyelesaian tugas yang diberikan sudah
habis, sebagian besar siswa mengeluh dan kaget. Walaupun hanya beberapa siswa saja yang
tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, sebagian siswa yang mengumpulkan tugas ternyata
belum mengisi soal yang diberikan. Ketika guru membahas soal yang diberikan pada tugas
tersebut, sebagian kecil siswa tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh peneliti.
2. Pertemuan kedua
Pada pertemuan ini, seperti biasa seluruh siswa sudah hadir di dalam kelas ketika guru
telah memasuki kelas. Kemudian guru mencatat materi yang akan dipelajari setelah itu baru
menjelaskan kepada siswa. Dalam mencatat materi yang diberikan siswa terlihat antusias. Ketika
siswa mencatat materi yang ada di papan tulis, guru sedikit bertanya tentang media gambar ada
beberapa siswa yang belum mengerti, karena mereka terlihat mengobrol dengan teman
sebangkunya ketika guru memberikan penjelasan materi. Para siswa terlihat serius ketika
mengerjaka soal, dan mereka mencoba memahami media gambar kartunstrip yang sudah
disediakan guru dan mereka mulai menulis.
Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya kemampuan menulis siswa
terhadap karangan dalam belajar bahasa Indonesia, maka penelitian ini dapat dihentikan pada
siklus I dan dianggap penerapan media gambar dapat mempermudah siswa dalam pembelajaran
menulis.
c. Tahap Observasi. Tahap ini pada dasarnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Berikut ini tabel observasi peneliti (bertindak Sebagai guru) berdasarkan hasil
pengamatan sendiri.
d. Tahap Refleksi. Dalam proses pembelajaran, media gambar telah berhasil membuat siswa
lebih semangat dan menimbulkan perasaan senang dalam belajar. Peningkatan rata-rata
kemampuan pemahaman siswa dalam menulis terjadi karena dalam proses pembelajaran siswa
terlibat aktif. Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil kemampuan menulis karangan pada siklus I
No Nama
Nilai Yang Diobservasi Nilai Hasil Belajar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skore Nilai Tuntas Tidak
tuntas
1 Aditya Suryadi 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 32 80.0 √
2 Hermansyah 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 32 80.0 √
3 Riki 3 3 4 4 3 2 4 4 2 3 32 80.0 √
4 Rudi Alamsah 2 4 4 2 3 2 3 3 2 3 28 70.0 √
5 Silpia 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 31 77.5 √
6 Elsa Sapitri 2 3 4 2 3 2 3 3 2 2 26 65.0 √
7 Faturahman 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 30 75.0 √
8 Gilang Ari 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 33 82.5 √
9 Lidya 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 26 65.0 √
10 Mursida 2 3 3 2 3 3 3 4 3 2 28 70.0 √
11 Riatul Jannah 2 3 4 2 3 3 3 3 2 2 27 67.5 √
12 Siti Nuraini 3 4 4 3 4 4 3 4 1 2 32 80.0 √
13 Serli Aminah 2 1 3 2 2 4 2 3 4 3 26 65.0 √
14 Sri Hardiani 2 3 4 3 2 3 3 4 4 3 31 77.5 √
15 Tari Amanda 2 3 3 4 4 3 2 4 3 2 30 75.0 √
16 Tia Ayuvita 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 29 72.5 √
17 Wulandari 3 3 2 3 2 2 2 3 2 4 26 65.0 √
18 M. Syahrill 2 3 3 4 3 2 3 3 3 4 30 75.0 √
19 Zubaidah 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 28 70.0 √
20 Andri sardi 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 34 85.0 √
21 Murdayah 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 33 82.5 √
22 Samsul 3 4 3 2 3 2 3 3 4 4 31 77.5 √
23 Patimah 3 4 2 4 3 2 2 2 2 3 27 67.5 √
24 Naimah 3 4 2 3 4 4 3 2 3 4 32 80.0 √
25 Kolel amdullah 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 34 85.0 √
26 Dini 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 34 85.0 √
Jumlah 1955.0 21 5
%ketuntasan 81% 19%
Keterangan : 1. Gagasan
2. Keaslian Gagasan
3. Ketepatan susunan Kalimat
4. Ketepatan Pilihan Kata
5. Kesatuan dan kelancaran peralihan paragraf
6. Kebenaran penerapan ejaan
7. Keteraturan urutan gagasan
8. Kerapihan rupa karangan
9. Kaitan judul dengan isi
10. Menulis karangan dengan ejaan, tamda baca, dan huruf capital yang benar
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil siklus 1, siswa tuntas 21 siswa dengan
persentase rata-rata 81%, siswa yang belum tuntas sebanyak 5 siswa dengan persentase 19%,
Tabel tersebut hanya menerangkan hasil jawaban siswa secara keseluruhan dari jumlah siswa
pada pertemuan pertama dan kedua, yang mana dari 100% jawaban siswa, rata-rata 81%
menjawab seperti yang sudah dipaparkan pada tabel siklus I.
Dalam penelitian tindakan kelas siklus I masih banyak ditemukan kekurangan-
kekurangan, antara lain:
a) Masih ada beberapa siswa yang sulit memahami menulis karangan.
b) Beberapa siswa kesulitan memahami perlunya kemampuan menulis karangan.
c) Siswa sudah lumayan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, namun masih perlu ditingkatkan
lagi agar hasil belajar lebih maksimal.
4.1.1.2 Tindakan Pembelajaran Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan selama 1 minggu, perencanaan kegiatan dilaksanakan 2
kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan lamanya 2x35 menit. Adapun tahapan yang dilakukan pada
siklus II meliputi :
a. Tahap perencanaan
Pada tahapan perencanaan ini peneliti membuat perancanaan sebagai berikut :
1) Menyusun kembali rencana pelaksanaan pembelajaran.
2) Lebih mengoptimalkan pembelajaran kuantum dalam pembelajaran.
3) Memberikan pengulangan pada materi tentang menulis karangan.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah tahap di mana guru akan merealisasikan perencanaan yang
telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam dua kali
pertemuan. Pembahasan pelaksanaan pada pertemuan pertama ini sebagai berikut:
1. Pertemuan pertama siklus II
Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) sama dengan siklus I. Untuk materi yang akan dipelajari pada
pertemuan ini mencakup materi menulis karangan deskripsi. Sedangkan tugas yang diberikan
adalah tugas penyelesaian pembelajaran menulis karangan secara individu.
Guru langsung membuka pelajaran dengan apersepsi, tujuannya agar kondisi di kelas
lebih nyaman ketika sudah saling mengenal. Namun ketika guru memberikan materi, sudah
banyak siswa yang sudah paham dengan materi. Beberapa siswa terlihat sudah mulai aktif
menulis. Sedangkan siswa yang bisa mengerjakan soal tersebut merupakan siswa yang sudah
terbiasa menulis karangan sehingga mereka cepat memahami dan mampu menjawab pertanyaan
yang ada. Ketika guru memberitahukan bahwa waktu penyelesaian tugas yang diberikan sudah
habis, sebagian besar siswa sudah memahami tahapan menulis karangan. Walaupun hanya
beberapa siswa yang belum memahami, sebagian siswa yang mengumpulkan tugas ternyata
belum mengisi soal yang diberikan.
2. Pertemuan kedua
Untuk pertemuan kedua ini akan dilaksanakan proses pembelajaran menulis karangan
dengan menggunakan media gambar kartunstrip. Soal yang diberikan berbeda dengan pertemuan
pertama, pada pertemuan kedua ini lebih ke pemahaman siswa terhadap menulis karangan sama
seperti pada siklus I dengan menggunakan media gambar sehingga siswa dapat menuliskan isi
gambar ke dalam bentuk karangan.
Pada pertemuan ini, seperti biasa seluruh siswa sudah hadir di dalam kelas ketika guru
telah memasuki kelas. Kemudian guru mencatat materi yang akan dipelajari setelah itu baru
menjelaskan kepada siswa. Dalam mencatat materi yang diberikan siswa terlihat antusias. Ketika
siswa mencatat materi yang ada di papan tulis, guru sedikit bertanya tentang media gambar ada
beberapa siswa yang belum mengerti, karena mereka terlihat mengobrol dengan teman
sebangkunya ketika guru memberikan penjelasan materi. Para siswa terlihat serius ketika
mengerjaka soal, dan mereka mencoba memahami media gambar kartunstrip yang sudah
disediakan guru dan mereka mulai menulis.
c. Tahap Observasi. Tahap ini pada dasarnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Berikut ini tabel observasi peneliti (bertindak Sebagai guru) berdasarkan hasil
pengamatan sendiri.
d. Tahap Refleksi. Dalam proses pembelajaran, media gambar telah berhasil membuat siswa
lebih semangat dan menimbulkan perasaan senang dalam belajar. Peningkatan rata-rata
kemampuan pemahaman siswa dalam menulis terjadi karena dalam proses pembelajaran siswa
terlibat aktif. Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil kemampuan menulis karangan pada siklus II
No Nama
Nilai Yang Diobservasi Nilai Hasil Belajar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skore Nilai
Tuntas Tidak
tuntas
1 Aditya Suryadi 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 37 92.5 √
2 Hermansyah 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 34 85.0 √
3 Riki 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 37 92.5 √
4 Rudi Alamsah 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 34 85.0 √
5 Silpia 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 34 85.0 √
6 Elsa Sapitri 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 34 85.0 √
7 Faturahman 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 34 85.0 √
8 Gilang Ari 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 35 87.5 √
9 Lidya 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 33 82.5 √
10 Mursida 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 35 87.5 √
11 Riatul Jannah 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 35 87.5 √
12 Siti Nuraini 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 37 92.5 √
13 Serli Aminah 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 35 87.5 √
14 Sri Hardiani 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 35 87.5 √
15 Tari Amanda 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 36 90.0 √
16 Tia Ayuvita 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 34 85.0 √
17 Wulandari 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 35 87.5 √
18 M. Syahrill 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 35 87.5 √
19 Zubaidah 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 33 82.5 √
20 Andri sardi 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 37 92.5 √
21 Murdayah 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 34 85.0 √
22 Samsul 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 35 87.5 √
23 Patimah 3 4 2 4 3 3 3 4 4 3 33 82.5 √
24 Naimah 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 34 85.0 √
25 Kolel amdullah 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 35 87.5 √
26 Dini 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 34 85.0 √
Jumlah 2260.0 26 0
%ketuntasan 100% 0%
Keterangan :
1. Gagasan
2. Keaslian Gagasan
3. Ketepatan susunan Kalimat
4. Ketepatan Pilihan Kata
5. Kesatuan dan kelancaran peralihan paragraf
6. Kebenaran penerapan ejaan
7. Keteraturan urutan gagasan
8. Kerapihan rupa karangan
9. Kaitan judul dengan isi
10. Menulis karangan dengan ejaan, tamda baca, dan huruf capital yang benar
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil siklus II, siswa tuntas 26 siswa dengan
persentase rata-rata 100%, Tabel tersebut hanya menerangkan hasil jawaban siswa secara
keseluruhan dari jumlah siswa pada pertemuan pertama dan kedua, yang mana dari 100%
jawaban siswa, dengan demikian pada siklus ini siswa sudah mamapu memahami menulis
karangan secara klasikal melalui media gambar kartustrip.
4.2 Pembahasan Temuan Penelitian
Kemampuan siswa meningkat pada proses pembelajaran menulis karangan deskripsi
dengan menggunakan media gambar. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada hasil postest.
Keterampilan menulis siswa meningkat pada siklus I diiringi dengan peningkatan rata-rata
keseluruhan indikator yang terdapat dalam belajar. penelitian diakhiri siklus karena telah
memenuhi kriteria keberhasilan penelitian. Seiring dengan meningkatnya kemampuan siswa
dalam menulis karangan karena terdapatnya sikap antusias, memperhatikan penjelasan guru,
4.2.1 Siklus I
Dari data yang di dapat bahwa hasil siklus 1, siswa tuntas 21 siswa dengan persentase
rata-rata 81%, siswa yang belum tuntas sebanyak 5 siswa dengan persentase 19%, Tabel tersebut
hanya menerangkan hasil jawaban siswa secara keseluruhan dari jumlah siswa pada pertemuan
pertama dan kedua, yang mana dari 100% jawaban siswa, rata-rata 81% menjawab seperti yang
sudah dipaparkan pada tabel siklus I.
Dalam penelitian tindakan kelas siklus I masih banyak ditemukan kekurangan-
kekurangan, antara lain:
a) Masih ada beberapa siswa yang sulit memahami menulis karangan.
b) Beberapa siswa kesulitan memahami perlunya kemampuan menulis karangan.
c) Siswa sudah lumayan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, namun masih perlu ditingkatkan
lagi agar hasil belajar lebih maksimal.
Aktivitas menulis mengikuti alur proses yang terdiri dari beberapa biasanya berisi
kesimpulan dan saran. Pengembangan masalah dapat dilakukan dengan pola alamiah dan
rasional. Pola alamiah adalah pola pengembangan yang disesuaikan dengan urutan waktu
terjadinya peristiwa (kronologis), dan urutan tempat atau ruang.
4.2.2 Siklus II
Pramenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang penulis melakukan
berbagai kegiatan, misalnya menemukan ide gagasan, menentukan judul karangan, menentukan
tujuan, memilih bentuk atau jenis tulisan, membuat kerangka dan mengumpulkan bahan-bahan.
Ide tulisan dapat bersumber dari pengalaman, observasi, bahan bacaan, dan imajinasi. Oleh
karena itu, pada tahap pramenulis kadang diperlukan stimulus untuk merangsang munculnya
respon yang berupa idea tau gagasan. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas,
misalnya membaca buku, surat kabar, majalah dan sejenisnya.
Pengembangan ide ke dalam karangka karangan dapat menggunakan berbagai pola
pengembangan. Secara umum, karangan terdiri atas tiga bagian , yaitu
pendahuluan,pengembangan dan penutup. Pada bagian pendahuluan dapat dikemukakan latar
belakang masalah, permasalahan yang akan dikemukakan, dan pendekatan yang akan digunakan
untuk menguraikan masalah itu. Bagian penutup solving atau pemecahan masalah, aspek dan
topic. Tahap menulis dimulai dengan menjabarkan ide kedalam bentuk tulisan. Ide-ide itu
dituangkan kedalam bentuk kalimat dan paragraph. Selanjutnya, paragraf-paragraf itu
dirangkaikan menjadi satu karangan yang utuh. Pada tahap ini diperlukan pula berbagai
pengetahuan, kebahasaan dan teknik penulisan. Pengetahuan kebahasaan digunakan untuk
pemilihan kata, penentuan gaya bahasa dan pembentukan kalimat sedangkan teknik penulisan
untuk menyusun paragraph sampai dengan menyusun karangan secara utuh. Apabila pada tahap
pramenulis belum ditentukan judul karangan, maka pada akhir ini penulis dapat menentukan
judul karangan. Beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan pada saat menentukan judul,
antara lain (1) singkat, (2) provokatif, (3) relevan dengan isi. Di samping itu dalam membuat
judul perlu diperhatikan bahwa judul sebaiknya disusun dalam bentuk frase bukan kalimat.
Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan. Koreksi
dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan kebahasaan. Struktur
karangan meliputi penataan ide pokok dan ide penjelas, serta sistematika dan penalarannya.
Sementara itu, aspek kebahasaan meliputi pilihan kata, struktur ejaan dan tanda baca. Pada tahap
revisi masih dimungkinkan mengubah judul karangan apabila judul yang telah ditentukan
dirasakan kurang tepat.
Dari data yang di dapat bahwa hasil siklus II, siswa tuntas 26 siswa dengan persentase
rata-rata 100%, Tabel tersebut hanya menerangkan hasil jawaban siswa secara keseluruhan dari
jumlah siswa pada pertemuan pertama dan kedua, yang mana dari 100% jawaban siswa, dengan
demikian pada siklus ini siswa sudah mamapu memahami menulis karangan secara klasikal
melalui media gambar kartustrip.
Menurut hasil observasi, siswa lebih memahami materi menulis karangan dengan
menggunakan media gambar kartunstrip. Berdasarkan data hasil belajar dengan menggunakan
media gambar kartunstrip dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa, khususnya menulis
karangan.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis, media gambar kartunstrip dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam keterampilan menulis. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari skor siswa terhadap
media gambar (100%) siswa yakin lebih bertambah pemahaman menulis karangan dengan
menggunakan media gambar. Jika ditinjau dari setiap instrumen yang digunakan dalam
penelitian mengalami peningkatan, hasil siklus 1, dengan persentase rata-rata 81%, siswa yang
belum tuntas sebanyak 19%. hasil siklus II, siswa tuntas dengan persentase rata-rata 100%.
Selain itu dapat terlihat pada lembar observasi yang sesuai dengan skala penilaian yang
ditetapkan menunjukan peningkatan, yaitu pada pertemuan pertama jumlah rata-rata
dikategorikan prestasi tingkat rendah sedangkan pada pertemuan kedua terdapat peningkatan
dengan prestasi tingkat tinggi.
DAFTAR RUJUKAN
Akmal, M. 2007. Nulis ,Yuk! Novel Cerpen Bagi Pormula. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Jambi.
Aminuddin. 2009. Kreatif Membuat Ragam Tulisan. Bandung Puri Pustaka.
Badudu. 2004. Aspek Menulis Karangan. Yogyakarta: Pelangi Multi.
Budiyono, H. 2005. Menulis Secara Sistematis dan Terarah. Jambi: tidak Diterbitkan.
Dadan Djuanda.Penilaian Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Skripsi UPI.
Diakses tanggal 28 Mei 2014.
Farhan. 2005. Menulis Karangan. Yogyakarta Andi.
Finoza, L. 2009. Karangan Ilmiah. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Hasibuan. 2001. Pintar Bahasa Indonesia 4 A. Bandung: Puri Pustaka.
Kosasih. 2003. Jenis-jenis Karangan. Bandung: Puri Delco.
Kusumawati, 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Gaung Persada (GP)
Muljono. 2003. Macam-Macam Karangan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Nurgiyantoro, B. 2011. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi ed. Pertama.
Yogyakarta: BPFE.
Purwadarmita. 2001. Menulis Karangan. Yogyakarta: Pelangi Multi.
Semi. 2003. Menulis Karangan. Yogyakarta Pustaka Belajar.
Sudradjat. 2008. Ketrampilan Menulis. Bandung: Puri Pustaka.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Trianasari. 2012. Kemampuan Siswa Kelas VIII A SMP Batanghari Jambi
Tahun Pelajaran 2012/2013 dalam Menulis Naskah Drama. Skripsi. Jambi: Tidak Diterbitkan.
Warsidi. 2009. Mengenal Jenis Tulisan. Bandung: Putri Delco.
Widiyamartajaya. 2000. Langkah-langkah Menulis. Jakarta: Grasido Anggota Ikapi.