-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
1/25
POLIEMBRIONI, APOMIKSIS DANEMBRIOLOGI TERAPAN
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
2/25
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
3/25
Poliembrioni adalah terdapatnya lebih dari satu embrio
dalam satu biji.
Ditemukan pertama kali oleh Antoni van Leeuwenhoek
tahun 1719, pada biji jeruk.
Poliembrioni pada Angiospermae kemungkinan terjadi
karena:
1. pembelahan embrio yang sudah ada (cleavage pro -
embryo)
2. embrio berasal dari sel-sel dalam kandung lembaga
selain sel telur yang dibuahi. Pada Ulmus glabra selain
embrio zigotik (hasil pembuahan sel telur dan
sperma), embrio juga berasal dan sel antipoda
3. terbentuknya kandung lembaga yang banyak, dalam
satu ovulum.
4. aktivitas sel-sel sporofilik (sel-sel soma) pada ovum.
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
4/25
Cleavagepolyembryony Dijumpai pada anggrek, seperti Eulophia
epidendraea
Proses terjadinya cleavage:
1. zigot membelah tidak teratur menghasilkan
masa sel. Masing-masing tumbuh menujukhalaza menghasilkan banyak embrio (A)
2. pro-embrio membentuk tonjolan (tunas) kecil,masing-masing tunas tumbuh dan berkembangmenjadi embrio (B)
3. embrio yang berbentuk benang, kemudianbercabang-cabang, dan masing-masing cabangtersebut tumbuh menjadi embrio (C)
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
5/25
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
6/25
Klasifikasi poliembrioni
1. Poliembrioni spontan2. Poliembrioni induksi
Ernst (1910) membedakan poliembrioni spontan menjadi :
1. Poliembrioni sejati
Dua atau lebih embrio terdapat dalam kantong lembaga,
embrio berasal dari zigot/embrio yang sudah ada
(Eulophia, Vanda), dan sinergid (Sagittaria) dari selantipoda (Ulmus) atau dan nuselus/integumen (Citrus,
Spiranthes).
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
7/25
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
8/25
2. Poliembrioni palsu
Embrio terdapat dalam embryo sacdari satu ovulum
yang sama (Fragaria) atau pada plasenta(Loranthaceeae)
Yakolev (1967) membagi poliembrioni berdasar pada
sifat genetik. Ada 2 tipe poliembrioni spontan yaitu:
1. Gametofitik : embrio berasal dari sel gamet dan
kandung lembaga setelah atau tanpa pembuahan.
2. Sporofitik : embrio berasal dari zigot, pro-embrio atausel sporofitik inisial ovulum (nuselus atau integumen).
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
9/25
Apomiksis
Apomiksis adalah reproduksi aseksual yaitu proses reproduksitanpa terjadinya fusi gamet betina dan gamet jantan.
Proses yang selalu terjadi secara berkesinambungan adalah :
1. meiosis, dimana terjadi pembelahan sel-sel sporofitik yang
diploid menjadi sel-sel gametik yang haploid. Misalnya :pada mikrosporogenesis (terjadinya mikrospora) dan
megasporogenesis (terjadinya megaspora)
2. pembuahan adalah fusi dari sel-sel gametik (sperma dan
ovum) menghasilkan zigot (2n). Zigot merupakan generasi
awal fase sporofitik yang diploid.
Kl ifik i A ik i
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
10/25
Klasifikasi Apomiksis
Menurut Maheswari (1950) apomiksis pada tumbuhanAngiospermae dibedakan menjadi :
1. Apomiksis tidak berulangsel induk megaspora mengalami pembelahan meiosis secaranormal, terbentuk embryo sac yang haploid. Embrio mungkinbberasal dari sel telur yang tidak dibuahi (parthenogenesishaploid) atau berasal dari sel lain pada gametofit
2. Apomiksis berulangKantong embrio berasal dari arkesporium (apospori generatif)atau bagian lain dan nuselus (apospori somatik). Semua inti selyang menyusun kantong embnio bersifat diploid. Embrioberasal dan sel telur yang tidak dibuahi (parthenogenesis
diploid) atau dan sel lain pada gametofit (apogami diploid).
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
11/25
Menurut Bhojwani & Bhatnagar (1999) apomiksis
dibedakan menjadi 2 yaitu: :
1. reproduksi vegetatif, yaitu tanaman diperbanyak
melalui bagian tubuhnya (seperti akar, daun atau
batang) selain menggunakan biji.
2. agamospermi
Ada 2 tipe agamospermi, yaitu:1. embrio berkembang dari suatu sel gametofit betina
yang tidak mengalami meiosis, atau
2. berasal langsung darri sel-sel somatik yang
menyusun ovulum (bakal biji), seperti nuselus daniintegumen. Embrio yang berasal dari sel somatik
(2 n) disebut embrio adventif.
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
12/25
Pada agamospermi dimana kantong embrio berasal
dari sel induk megaspora yang tidak mengalami
meiosis, disebut diplospori, dan yang berasal dari
sel soma (nuselus dll) disebut apospori.
Jadi apomiksis berulang sebenarnya adalah
agamospermi.
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
13/25
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
14/25
A. Sel-sel nuselus diluar kandung lembaga mempunyai
ukuran yang besar dengan inti yang jelas, merupakan
inisial embrio adventifB. sel-sel embriogenik telah membelah-belah menjadi
embrio adventif (stadium globular)
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
15/25
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
16/25
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
17/25
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
18/25
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
19/25
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
20/25
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
21/25
Applied Embryology
Ada 2 tujuan dalam embriologi eksperimental yaitu :1. mengetahui faktor yang mengontrol berbagai
proses embriologis
2. memanipulasi proses embriologis dengan
mengubah kondisi lingkungan diseluruh tanamanatau sebagian tanaman itu digunakan untukpercobaan.
Embriologi eksperimental mempunyai hubungandengan disiplin ilmu lain dalam botani sepertigenetika, fisiologi, morfogenesis, biokimia dan lain-lain serta dengan ilmu terapan yaitu plant breeding.
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
22/25
Ada beberapa aspek dalam embniologi eksperimental misal :
untuk menghasilkan tanaman haploid
mengontrol pembuahan
perkecambahan pollen dan pertumbuhan buluh pollen
nutrisi embnio
induksi poliembrioni
partenokarpi tranformasi genetik.
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
23/25
Penelitian-penelitian tersebut dilakukan dengan kondisi
aseptis, dengan menggunakan teknik in vitro atau yang
lebih popular dikenal dengan istilah Plant TissueCulture, yaitu suatu teknik dengan mengisolasi sel,
jaringan organ atau bagian organ, embrio atau
segmen/potongan dan embrio yang ditanam pada
medium makanan buatan pada tempat dan gelas atau
plastik.
Ada 3 hal penting yang harus diperhatikan dalam teknik
ini yaitu:
a. medium makanan yang digunakan;b. pemeliharan kultur pada kondisi aseptic;
c. aerasi untuk kultur
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
24/25
Plant biotechnologists telah mengadopsimetode in vitro untuk menghasilkan danmengkloning beberapa varietas tanaman.
Seluruh tanaman dikulturkan dari eksplankecil (potongan kecil jaringan) ataubahkan dari sel parenkim pada seuatu
medium buatan yang mengandung nutriendan hormon
Melalui perlakuan hormon, kalus yangterbentuk bisa diinduksi untk membentuk
tunas dan akar
-
7/22/2019 Materi4. Poliembrioni, Apomiksis Dan Embriologi Terapan (2)
25/25
Setelah akar dan tunas terbentuk, plantlets
dapat dipindahkan ke tanah untuk
melanjutkan perkembangannya Dengan kloning ini, suatu sel tunggal bisa
dijadikan ribuan tanaman sejenis dengan
membelah kalus yang dihasilkanMetode ini sering digunakan untuk
mempropagasi anggrek dan mengkloning
tanaman pinus
C i ht 2002 P Ed ti I bli hi B j i C i