Download - materi lingkungan tambang
-
66
BAB 4
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Analisis Studi Kelayakan Bisnis
4.1.1 Analisis Aspek Manajemen dan Sumber Daya
Dalam analisis aspek ini penulis akan menjabarkan hal-hal penting dalam segi
manajemen perusahaan dan sumber daya yang dibutuhkan perusahaan dalam pembukaan
lahan pertambangan Mangaan seluass 1.304 Ha ini. Antara lain:
4.1.1.1 Bagan Organisasi
Dalam kegiatan penambangan mineral mangaan di Desa Benus ini, PT.Tiara Utfar
Mandiri telah menyusun struktur organisasi pelaksanaan kegiatan penambangan akan
dirancang secara sederhana, namun setiap pihak memiliki wewenang untuk menjamin
kelancaran kegiatan penambangan, bagan organisasi nya sebagai berikut :
Gambar 4.1 Bagan Organisasi Pertambangan
Direktur Utama
Manajer Keuangan Manajer Pengembangan, SDM dan Produksi
Bagian Pemberi Royalti
Kep.Divisi
(lokasi 300 H) Kep.Divisi
(lokasi 500 H) Kep.Divisi
(lokasi 500 H)
Bagian Keuangan Operasional
Bagian Keuangan Produksi
Bagian Dokumen dan SKAB
Pengangkutan Kapal
Pengumpul Produksi (Kepala Dusun)
Truck Loading (Kepala Pemuda)
Pengumpul Batu Kepala Stock Pile dan Loading
Sumber : Data dari perusahaan
-
67
Bagan organisasi diatas diambil penulis berdasarkan sumber langsung yaitu PT.Tiara
Utfar Mandiri. Bagan organisasi diatas adalah pihak-pihak yang mengurus lahan
pertambangan seluas 1304 Ha ini. Setiap pihak atau jabatan diatas memiliki tanggung jawab
dan tugas yang berbeda-beda berdasarkan tugas yang diemban jabatannya. Bagan
organisasi diatas dibuat dari posisi top manager yang dalam perusahaan ini merupakan
owner 80% saham dari perusahaan ini sampai ke middle manager yang dalam perusahaan
ini manajer pengembangan, SDM, dan produksi mempunyai hak kepemilikan saham 20%
dari perusahaan dan manajer keuangan merupakan middle manager terakhir dalam
perusahaan ini sampai ke low manager yaitu para kepala divisi dan kaki-kaki nya yang tidak
termasuk dalam manager.
Perusahaan ini dimiliki oleh Nyonya Sonya S Kembuan yang dimana dalam
perusahaan ini memiliki kuasa kepemilikan saham sebanyak 80%. Nyonya Sonya S Kembuan
menjabat sebagai direktur utama perusahaan Tiara Uftar Mandiri. Sebelumnya PT.Tiara Utfar
Mandiri didirikan oleh Bpk.Syamsul Bachtiar yang dimana telah diakusisi total oleh Ny.Sonya
S Kembuan dan Bpk.Bimo Koeshartanto. Direktur utama dalam perusahaan ini menjabat
sebagai komando atau pimpinan tertinggi dalam perusahaan. Tugas dari direktur utama
dalam perusahaan ini adalah merevisi dan mengontrol produksi perusahaan, investasi , serta
penjualan dan profit perusahaan. Direktur utama lebih bersifat mengontrol dan mengawasi
kondisi perusahaan saja serta negoisasi antara pembeli dan penjual tetapi jarang terjun
langsung dalam melakukan proses produksi di lapangan.
Masuk ke posisi middle manajer dimana dalam perusahaan ini dijabat oleh 2 posisi
yaitu manajer keuangan dan Manajer pengembangan, produksi, dan sumber daya manusia
yang di jabat oleh 1 orang yaitu Bpk.Bimo Koeshartanto. Mulai dari produksi batu Mangaan
meliputi crushing batu, pengepakan batu mangaan, pengiriman FOB port, FOB vessel, hingga
pengurusan tenaga kerja mulai dari kepala suku di Kupang sampai pengembangan kualitas
Mn dan penjualan hampir seluruhnya di control oleh satu orang. Sehingga kekurangan dari
-
68
perusahaan ini adalah tingkat ketergantungan terhadap nya cukup tinggi. Pada posisi ini
Bpk.Bimo Koeshartanto memegang kuasa saham perusahaan sebesar 20%. Dibawah
kepemimpinannya terdapat posisi-posisi inti dalam memproduksi Mineral Mangaan. Tetapi
tidak hanya bagian produksi dan pengembangan saja yang terdapat dibawah kepemimpinan
Bpk.Bimo Koeshartanto, terdapat posisi pemberi royalti yang akan diberikan sejumlah uang
ketika perusahaan telah dapat menjual hasil produksinya atau dimaksud dengan fee untuk
diberikan dan dibagikan kepada kepala suku masyarakat dan kepada masyarakat langsung
yang dimana namanya telah tercantum dalam perjanjian wilayah yang akan ditambang
perusahaan pada tahap rencana usaha penambangan.
Pemberi royalti bertugas mengatur jatah royalti setiap pihak sehingga terhindar dari
adanya perselisihan dan pertengkaran dalam penerimaan royalti. Masuk kedalam posisi atau
jabatan yang berhubungan dengan proses produksi dibawah kepemimpinan Bpk.Bimo
Koeshartanto terdapat 3 supervisor atau kepala divisi yang setiap divisi nya memimpin setiap
wilayah yang diberikan perusahan. Dalam lahan pertambangan seluas 1304 Ha ini ada 2
kepala divisi yang memimpin 2 wilayah penambangan/produksi seluas 500 Ha dan 1 kepala
divisi memimpin lahan seluas 300 Ha sehingga terdapat 1300 Ha. Yang dikontrol oleh 3
orang kepala divisi. Lahan pertambangan ini terdaftar di Tanda Daftar Perusahaan seluas
1900 Ha. Terdapat 1300 Ha untuk lokasi penambangan yang terdapat cadangan mineral
Mangaan, 4 hektar untuk lokasi stock pile dan sisanya terdapat 596 Ha untuk lokasi hutan
lindung yang tidak dapat di tambang. Sehingga terdapat 1300 Ha lahan yang berpotensi
terdapat cadangan Mineral Mangaan. Setiap kepala divisi bertugas mengawasi hasil produksi
setiap lahannya.
Dibawah kepala divisi terdapat posisi pengumpul produksi, truck loading, pengumpul
batu dan kepala stock pile dan loading. Untuk keempat posisi diatas tenaga kerja didapat
langsung dari daerah Nusa Tenggara Timur atau lokasi dekat penambangan. Untuk
pengumpul produksi dijabat oleh kepala dusun dimana kepala dusun merupakan pemimpin
-
69
dari desa yang ditambang oleh perusahaan. Tugas pengumpul produksi adalah
mengumpulkan setiap ton Mangaan yang dihasilkan oleh perusahaan dalam proses produksi
yang siap untuk dikirim ke lokasi stock pile. Selain itu pengumpul produksi juga menentukan
Mangaan yang baik untuk dijual dan Mangaan yang reject atau tidak sesuai dengan standart
perusahaan untuk dijual terpisah.
Untuk posisi truck loading dikomandoi oleh kepala pemuda yaitu merupakan
pemimpin para pemuda-pemuda yang bekerja dalam lahan tambang PT. Tiara Uftar Mandiri.
Tugas dari pemimpin truck loading adalah memastikan pengangkutan mineral Mangaan
kedalam truck untuk dikirim ke lokasi penimbunan atau stock pile. Para pemuda yang
dikomandoi oleh kepala pemuda akan bertugas sebagai tenaga kerja yang mengangkut
batuan Mangaan kedalam truck. Posisi selanjutnya dibawah kepemimpinan kepala divisi
bekerja di lokasi penimbunan Mangaan perusahaan yaitu daerah stock pile dan sekitarnya
yaitu adalah lokasi pengepakan atau packaging Mangaan. Posisi pertama terdapat para
pengumpul batu yang bertugas mengumpulkan dan melakukan packaging mineral Mangaan
ke dalam karung yang dapat menampung seberat 51kg. Alasan menggunakan karung
bermuatan 51kg, dikarenakan kompensasi perusahaan apabila dalam 50kg yang terdapat
karung tersebut didapati Mangaan yang berkualitas rendah atau tidak sesuai dengan klausul
kontrak penjualan Mangaan, masih terdapat sisa 1kg untuk cadangan kepada pihak pembeli.
Didapati atau tidak didapati Mangaan dengan kualitas rendah dalam karung tersebut
perusahaan harus tetap mengisi karung tersebut dengan berat 51kg dikarenakan sudah
termasuk perjanjian antara pembeli dan penjual. Posisi terakhir yang bertugas dilokasi stock
pile adalah kepala stock pile dan loading. Bertugas sebagai pengawas sewaktu mineral
Mangaan hasil produksi perusahaan masuk ke lokasi penimbunan dan keluar lokasi
penimbunan untuk di loading dan siap dijual.
Untuk posisi middle manager kedua dijabat oleh Bpk.Ebi Lepian yang menjabat
sebagai manajer keuangan yang bertugas mengatur dan mencatat pengeluaran dan
-
70
pemasukan perusahaan. Dibawah kepemimpinan Bpk.Ebi Lepian terdapat 2 bagian keuangan
yang mengatur dan mencatat proses keuangan perusahaan. Yang pertama adalah bagian
keuangan operasional bertugas sebagai pencatat operasionalisasi perusahaan meliputi
transportasi, sewa dan beli alat berat, sewa stock pile, jumlah gaji karyawan dan biaya
operasional pejabat perusahaan. Yang kedua adalah bagian keuangan produksi yang
mempunyai tanggung jawab serupa seperti bagian keuangan operasional perusahaan
meliputi biaya produksi mineral Mangaan dan penambangan antara lain pembelian diesel,
bahan bakar alat berat dan alat transportasi, biaya crushing batuan Mangaan, pengeboran
lahan, pembuatan titik test pit, biaya-biaya lainnya yag menyangkut proses produksi dan
penambangan Mangaan.
Dibawah posisi tersebut terdapat 2 posisi berbeda. Yang pertama adalah bagian
dokumen dan SKAB yang bertugas melakukan dan mengurus perijinan dan dokumen-
dokumen serta izin penambangan mineral Mangaan. Yang terakhir adalah posisi yang
bertugas sebagai pencatat pengeluaran perusahaan sewaktu melakukan pengangkutan
mineral Mangaan kedalam kapal untuk dijual.
Posisi-posisi tersebut adalah jabatan yang telah dibuat oleh PT. Tiara Uftar Mandiri
dalam rencana kegiatan penambangan mineral Mangaan Desa Benus, Kecamatan Naibenu,
Desa Fatumtasa dan Humusu Sainup, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timur Tengah
Utara.
4.1.1.2 Kriteria Tenaga Kerja
Dalam pelaksanaan penambangan mineral mangaan di daerah ini akan
membutuhkan tenaga kerja dari berbagai keterampilan. Tenaga kerja yang berkeahlian
rendah banyak didapatkan dari masyarakat setempat (lokal), sedangkan tenaga kerja yang
berkeahlian menengah dan tinggi didatangkan dari luar daerah.
-
71
Penentuan jumlah tenaga kerja untuk masing-masing pola kerja didasarkan pada
pertimbangan :
a) Alokasi personil manajemen dan supervisor untuk menangani jadwal kerja di tiap
bidang tugas.
b) Operator yang diperlukan untuk mengoperasikan tiap bagian dari peralatan sesuai
dengan jadwal.
c) Personil pemeliharaan atau perawatan untuk merawat peralatan tambang.
Memperbaiki peralatan sesuai dengan perkiraan perawatan tahunan,
d) Personil layanan antara lain sebagai pengelolaan gudang, petugas kebersihan dan
buruh yang dialokasikan sesuai dengan pekerjaan.
4.1.1.3 Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang diperlukan adalah sebagian tenaga kerja skill untuk
pengoperasian alat berat dan elektrikal. Sebagian lainnya adalah tenaga kerja non-skill untuk
penggalian, pengecilan batuan Mangaan dengan crusher, pemisahan batuan Mangaan, dan
pengepakan Mangaan. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tahap kontruksi ini
direkrut oleh kontraktor pekerjaan. Struktur tenaga kerja yang dibutuhkan dalam, ditunjukan
pada tabel dibawah ini:
-
72
Tabel 4.1 Rencana Penerimaan Tenaga Kerja dan Besar Gaji per Bulan
Spesifikasi
Jumlah
Personil
Gaji/Bulan
per orang Kumulatif gaji/Bulan
tenaga ahli 1 7,500,000.00 7,500,000.00
tenaga administrasi kantor 3 2,000,000.00 6,000,000.00
pengawas lapangan 3 1,500,000.00 7,500,000.00
tenaga kerja 50 1,000,000.00 50,000,000.00
office boy 1 750,000.00 750,000.00
chip security 1 1,500,000.00 1,500,000.00
security 3 1,250,000.00 3,750,000.00
driver 1 750,000.00 750,000.00
driver dump truck 4 1,500,000.00 6,750,000.00
operator alat berat 2 3,000,000.00 6,750,000.00
tukang masak 3 750,000.00 2,250,000.00
total 72 Total Gaji 1 Bulan= 89,000,000.00
Total Gaji 1 Tahun= 1,068,000,000.00
Sumber : Laporan Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomis (2009), PT. Tiara Uftar Mandiri
Total jumlah tenaga kerja diatas mencapai 72 orang, jumlah itu merupakan jumlah
awal tenaga kerja yang harus di pekerjakan dalam tahun awal penambangan. Dikarenakan
total produksi yang ditargetkan oleh perusahaan minimum sewaktu awal penambangan
sebesar 18.000 ton/tahun.
Tenaga kerja yang akan direkrut atau diperkerjakan perusahaan meliputi tenaga
kerja non-skil dan skill, dimana tenaga kerja non-skill merupakan tenaga kerja kasar yang
langsung berhubungan dengan proses penambangan di lapangan atau tenaga kerja dengan
prestasi akademis yang tidak terlalu tinggi (SMP dan SMA).
-
73
Tenaga kerja skill antara lain adalah tenaga ahli yang bertugas sebagai penanggung
jawab produksi setiap titik wilayah yang ditambang. Dimana tenaga ahli tersebut yang
menentukan berapa besar jumlah ton yang diproduksi yang mampu di kerjakan perusahaan
dalam sekali penambangan, menentukan batu Mangaan yang seperti apa yang sudah layak
dijual atau yang masih harus diproses dan dikecilkan serta yang menentukan cara
penambangan dan alat-alat penambangan yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam
penambangan batuan Mineral Mangaan. Tenaga ahli yang dimaksud dibutuhkan sebanya 1
pekerja dengan gaji per bulan Rp 7,5 juta.
Tenaga kerja skill yang berikutnya adalah tenaga administrasi kantor yang dimana
dalam lahan penambangan seluas 1304 Ha ini jumlah tenaga kerja administrasi kantor
sebanyak 3 orang. Tenaga kerja administrasi kantor tidak bertugas langsung di lapangan
atau di areal pertambangan melainkan bertugas di kantor PT.Tiara Utfar Mandiri yang
terletak di jalan Sonbay (depan SMU Negeri 1), kelurahan Kefamenanu Selatan Kabupaten
Timur Tengah Utara-Nusa Tenggara Timur, yang bertugas sebagai pengurus berkas-berkas
perusahaan yang meliputi data perizinan mulai pengajuan IUP (izin usaha penambangan),
pemberian IUP Eksplorasi sampai Eksploitasi, iuaran per tahun ke pemerintah Kabupaten
Kolaka hingga pengurusan f (Analisis Dampak Lingkungan), sampai pengurusan berkas-
berkas penambangan seperti data-data kredit peralatan berat perusahaan, reklamasi lahan
setelah penambangan, pembebasan serta pembagian lahan penambangan kepada rakyat
sebelum dan sesudah penambangan hingga data-data penjualan Mangaan perusahaan.
Tenaga administarasi kantor dibutuhkan 3 orang pekerja dengan kumulatif gaji Rp 6 juta.
Pengawas lapangan merupakan tenaga kerja skill yang bertugas sebagai supervisor
tenaga kerja di lahan penambangan. Tugas utama supervisor adalah menentukan tenaga
kerja yang layak atau tidak layak untuk bekerja serta sebagai pengawas lapangan sehingga
tenaga kerja yang menambang langsung Mangaan di lahan penambangan dapat bekerja
sesuai kemauan dan standar perusahaan sehingga jumlah produksi mangaan setiap 2
-
74
bulannya dapat memenuhi target produksi perusahaan. Dalam lahan 1304 Ha ini jumlah
pengawas lapangan yang dibutuhkan ada 3 orang dikarenakan titik penambangan dalam
lahan Mangaan PT.Tiara Utfar Mandiri terdapat 3 titik penambangan. Tenaga kerja skill yang
terakhir merupakan operator alat berat yang bertugas sebagai pengawas dan instruktur alat-
alat berat yang digunakan perusahaan meliputi Crusher yaitu alat berat yang digunakan
perusahaan untuk pengecilan batuan Mangaan sehingga dapat dengan mudah di packaging
dengan menggunakan karungdan layak untuk dijual, Excavator sebagai alat berat yang
bertujuan untuk mengeruk atau menggali lahan yang digunakan untuk menambang batuan
Mangaan, Dump Truck yang digunakan oleh perusahaan untuk mengangkut Mangaan yang
telah ditambang untuk dibawa ke lokasi penimbunan Mangaan atau Stock Pile, sampai
dengan alat produksi perusahaan seperti Air Washing Unit yang digunakan untuk
membersihkan Mangaan dari kerikil dan unsur-unsur yang tidak termasuk dalam batuan
Mangaan itu sendiri dan Belt Conveyor sebagai alat berat yang berfungsi sebagai pengantar
Mangaan yang sudah di kecilkan oleh crusher. Dalam lahan pertambangan ini jumlah
operator alat berat yang akan dipekerjakan berjumlah 2 orang dengan gaji tiap pekerja Rp 2
juta.
Selanjutnya tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja non-skill meliputi
tenaga kerja langsung yang bertugas sebagai tenaga kasar dalam menambang batuan
Mangaan baik menggunakan mesin maupun linggis, pengumpul batuan mangaan yang sudah
ditambang dan digali oleh excavator, pengangkutan batuan Mangaan kedalam truck untuk di
loading/dibawa ke stock pile. Dalam lahan penambangan Mangaan seluas 1304 Ha jumlah
tenaga kerja kasar yang dibutuhkan sejumlah 50 orang tenaga kerja dengan jumlah gaji
setiap orangnya sebesar Rp.1.000.000.
Tenaga kerja kasar juga akan di support oleh driver dump truck yang bertugas
sebagai supir dump truck yang akan membawa Mangaan yang telah ditambang dan telah di
kecilkan dengan crusher ke lokasi penimbunan atau penyimpanan Mangaan yang kita kenal
-
75
sebagai stock pile dan ke pelabuhan. Driver dumb truck yang dibutuhkan dalam lahan
penambangan PT.Tiara Utfar Mandiri sebanyak 4 orang dengan upah kerja setiap bulannya
sebesar Rp.1,5 juta.
Selain itu ada tenaga kerja non-skill lainnya yang dibutuhkan untuk mengendarai
alat transportasi yaitu driver perusahaan yang bertugas untuk mengantar dan menjemput
pimpinan-pimpinan dan buyer Pt.Tiara Utfar Mandiri ke lokasi tambang maupun ke lokasi
yang diluar tambang sekalipun selama masih di Nusa Tenggara Timur, jumlah tenaga kerja
supir yang dibutuhkan hanya sejumlah 1 orang tenaga kerja saja dengan jumlah gaji setiap
bulannya sebesar Rp.750 ribu.
Tenaga kerja dilapangan akan didukung oleh tukang masak yang berjumlah 3 orang
tenaga kerja yang bertugas untuk membuat dan menyiapkan konsumsi yang dibutuhkan oleh
para tenaga kerja di lahan pertambangan dengan upah kerja setiap bulannya sebesar Rp.750
ribu setiap personel nya. Untuk kebersihan di kantor hanya akan ditangani oleh 1 orang
office boy yang digaji sebesar Rp.750 ribu setiap bulannya sebagai penjaga kebersihan
kantor demi menunjang kenyamanan tenaga administrasi yang bekerja di kantor sehingga
tidak menghambat pekerjaan. Untuk keamanan di di lahan pertambangan akan dijaga oleh 3
orang security yang mendapat gaji Rp 1.250.000 per bulannya dan akan dikomandoi atau
dikepalai oleh 1 orang chip security dengan upah sebesar Rp 1.500.000 perbulannya
sehingga keamanan dalam kantor maupun dilahan pertambangan terjaga dan tidak
menggangu pekerjaan dan produkssi perusahaan. Jadi prakiraan total penerimaan tenaga
kerja baik tenaga kerja skill maupun non-skill yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam
rencana usaha penambangan Mineral Mangaan di Desa Benus, Kecamatan Naibenu, Desa
Fatumtasa dan Humusu Sainiup, Kecamatan Insana Utara berjumlah 72 orang tenaga kerja
dengan total gaji setiap bulannya sebesar Rp.89.000.000 sehingga membuat PT.Tiara Utfar
Mandiri berkewajiban membayar upah setiap tahun nya untuk semua tenaga kerja yang
dibutuhkan sebesar Rp 1.068.000.000. Selanjutnya Data diatas akan diperhitungkan dalam
-
76
pembuatan arus kas dalam rencana atau kegiatan usaha penambangan Mangaan
perusahaan.
4.1.1.4 Hubungan Tenaga Kerja
Untuk mengatur hubungan antar perusahaan dengan karyawan dibuat Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau Serikat pekerja Indonesia (SPI) yang disetujui oleh kedua belah
pihak dan disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kesempatan Kerja
Bersama atau Serikat Pekerja ini mengatur mengenai hak dan kewajiban masing-masing
pihak.
Hal-hal yang diatur dalam kesempatan kerja bersama tersebut meliputi :
a) Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan.
b) Pembayaran gaji atau upah dan pajak.
c) Penginapan dan makan.
d) Jam kerja dana lembur.
e) Honor dan tunjangan.
f) Ketentuan perawatan kesehatan.
g) Asuransi.
h) Kompensasi kecelakaan dan kematian.
i) Ketentuan cuti dan hari libur umum.
j) Perintah kerja dan prosedur kedisiplinan.
k) Keselamatan dan kesehatann kerja.
l) Dana pensiun.
m) Pemecahan masalah karyawan.
-
77
Perusahaan telah menunjuk PT. Jamsostek (persero) untuk mengalihkan tanggung jawab
perusahaan atas kewajiban memberi perlindungan bagi tenaga kerja baik dalam masalah
jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua serta jaminan
pemeliharaan kesehatan. Program Jamsostek diselenggarakan berdasarkan Undang-Undang
No.3 Tahun 2003 yang pelaksanaannya diatur oleh PP No. 14 Tahun 1993, Kepres No.22
Tahun 1993 dan Peraturan Menteri 05/MEN/1993.
4.1.2 Analisis Aspek Operasional
Analisis aspek operasional dalam penelitian ini penulis akan meneliti operasionalisasi
yang harus diperhatikan perusahaan dalam menjalankan proses produksi Mangaan nya serta
lokasi pertambangan dengan tempat-tempat yang berhubungan seperti pelabuhan dan stock
pile. hal-hal tersebut antara lain:
4.1.2.1 Lokasi dan Luas Wilayah
Lokasi rencana usaha, secara administratif termasuk dalam wilayah Desa Benus,
Kecamatan Naibenu, Desa Fatumtasa dan Humusu Sainup, Kecamatan Insana Utara,
Kabupaten Timur Tengah Utara. Secara geografi/astronomi, lokasi rencana usaha dapat
dilihat pada tabel 4.
Tabel 4.2 Koordinat Batas Wilayah Luas Perizinan (IUP) Eksplorasi Pertambangan
Titik
Patok
Bujur
Timur
Lintang
Selatan
1 124 30 12,00 9 18 30,00
2 124 32 12,00 9 18 30,00
3 124 32 12,00 9 18 30,00
4 124 31 59,17 9 18 30,00
-
78
5 124 31 59,17 9 18 30,00
6 124 30 30,00 9 18 30,00
7 124 30 30,00 9 18 30,00
8 124 30 12,00 9 18 30,00
Sumber: Laporan Eksplorasi (2009). PT.Tiara Utfar Mandiri
Pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan pertambangan mangan di Desa
Benus, Kecamatan Naibenu, Desa Fatumtasa dan Humusu Sainup, kecamatan Insana utara,
Kabupaten Timor Tengah Utara akan dilaksanakan di atas lahan seluas 1.304ha yang
sebagian lahannya ditutupi dengan pepohonan hau timo (Timonius timon), ajaob ( Casuarina
junghuhniana), usapi (Schleicera oleosa), kom/bidara (Zyziphus mauritiana), kiu/asam
(Tamarindus indica), lamtoro (Leucaena glauca), gamal (Grylicidia sepium), hue/kayu putih
(Eucalyptus alba), oel/bambu duri (Bambusa spinosa), laru (Pithocelobium junghuniana) dan
semak belukar seperti suf muti (Chromolaena odorata), lantana (Lantana camara), dan
dammar merah/pakue (Jatropah gossipifolia). Sebagian lahan lainnya ditutupi dengan
berbagai jenis tetanaman perladangan seperti jati (Tectona grandis), kelapa (Cocos
nucifera), pisang (Musa paradisiacal) dan mangga (Mangifera indica). Area pertambangan
Mangan PT Tiara Uftar Mandiri ini berada di luar kawasan lindung. Hal ini berarti bahwa
lokasi pertambangan adalah sesuai dengan tata ruang menurut Peraturan Daerah Provinsi
Nusa Tenggara Timur Nomor 2 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang dan Peraturan
Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 5 Tahun 1994 tentang kawasan lindung. Jadi,
areal pertambangan Mangan di Desa Benus, Kecamatan Naibenu, Desa Fatumtasa dan
Humusu Sainup, kecamatan Insana utara, Kabupaten Timor Tengah Utara adalah sesuai
dengan peruntukannya sebagai areal penggalian bahan tambang Mangan.
Lebih dari itu, bahwa kesesuaian lokasi rencana usaha ini adalah didasari pada
Keputusan Bupati No. 650 Tahun 2010 tentang persetujuan Izin Usaha Pertambangan
Eksplorasi Mineral Logam Mangaan kepada PT.Tiara Utfar Mandiri di Desa Benus, Kecamatan
-
79
Naibenu, Desa Fatumtasa dan Desa Humusu Sainup, Kecamatan Insana Utara Kabupaten
Timor Tengah Utara. Jadi, sejauh ini diketahui bahwa lokasi rencana usaha adalah sesuai
dengan peruntukan sebagai areal pertambangan Mangan dan berada di luar kawasan
lindung.
Namun demikian, apabila diketahui bahwa lokasi rencana usaha adalah tidak sesuai
dengan peruntukan sebagai areal pertambangan Mangaan berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten TTU, ini menjadi bagian dari kebijakan pemerintah Kabupaten TTU
terhadap PT.Tiara Utfar Mandiri untuk tetap menanamkan modal di Kabupaten TTU. Atau
apabila diketahui bahwa lokasi rencana usaha adalah berada di dalam kawasan hutan
lindung, yang kewenangan perizinan lokasi dipegang oleh Direktorat Jenderal Perlindungan
Hutan dan Pelestarian Alam, Departemen Kehutan, maka pemerintah Kabupaten TTU
selayaknya merekomendasikan kepada PT.Tiara Utfar Mandiri untuk memperoleh Izin
Operasi Produksi Pertambangan ke Departemen Kehutanan Republik Indonesia
4.1.2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Daerah penelitian terletak di desa Banuan, Kecamatan Insana Fafinisu dan Humusu
Sainup Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah Utara Propinsi Nusa Tenggara
Timur. Dapat dicapai melalui perjalanan darat menggunakan roda empat atau roda dua dari
Kota Kefamenanu, Ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara yang berjarak kurang lebih 40 km
dan dapat ditempuh dalam waktu satu jam dengan jalan berupa aspal dan bebatuan.
4.1.2.3 Kegiatan Kontruksi Sipil
Pembangunan rumah kerja (base camp) untuk menampung pekerja tetap dengan
ukuran 100 m dan terbuat dari bahan bangunan yang tersedia secara lokal. Pembangunan
gudang penimbunan (stock yard) untuk menampung 5000 ton Mangaan dan juga dibuat
dari bahan bangunan yang tersedia secara lokal.
-
80
4.1.2.4 Kegiatan Mobilisasi Peralatan dan Material Bangunan
Peralatan yang dimobilisasi meliputi peralatan kontruksi, mekanikal, dan elektrikal.
Semua peralatan tersebut akan diangkut melalui jalan darat ke lokasi proyek yaitu melalui
rute pelabuhan Wini-Insana Utara dengan menggunakan dump truck dan trontoon. Material
kontruksi antara lain pasir, semen, batu belah, beton, tanah galian, dan lain-lain. Peralatan
angkut material yang digunakan adalah dump truck.
4.1.2.5 Pelaksanaan Kegiatan Eksplorasi
Sebelum melakukan penambangan perusahaan perlu mengetahui seberapa besar
cadangan Mangaan yang terkandung dalam lahan tersebut. Perusahaan yang mempunyai
izin eksplorasi dapat melakukan penelitian di lahan yang telah disetujui oleh Dinas
Pertambangan dan diperbolehkan melakukan penambangan dengan produksi maksimum
10.000 ton, apabila perusahaan sudah mampu memproduksi maka perusahaan diwajibkan
menaikan tingkat IUP Eksplorasi nya ke tahap IUP Operasi
Produksi/Eksploitasi.
IUP eksplorasi memiliki jangka waktu maksimum 8 tahun dengan kontrak setiap tahun
nya. Apabila perusahaan sudah mampu memproduksi di tahun pertama maka perusahaan
wajib melanjutkan ke tahap IUP Eksploitasi apabila tidak Dinas Pertambangan berhak
mencabut Kuasa Pertambangan perusahaan tersebut. PT.Tiara Utfar Mandiri pada tahap
eksploitasi tahun 2009 mampu memproduksi 10.000 ton. Eksplorasi biasanya dilakukan
dalam waktu 1 tahun dimana 6 bulan digunakan untuk penelitian dan 6 bulan sisanya untuk
percobaan produksi.
-
81
1) Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini metodologi yang dilakukan adalah melakukan lintasan
pengamatan pada lokasi pengamatan dan dilakukan di titik-titik test pit yang didasarkan
pada estimasi penyebaran yang dilihat atau diintrepretasikan dari batuan asalnya. Selain
menggunakan lubang-lubang tambang lokal masyarakat sebagai titik-titik test pit,
perusahaan membuat titik-titik test pit sepanjang lintasan pengamatan yang didasarkan pada
estimasi penyebaran endapan mangaan di daerah lokasi pengamatan. PT.Tiara Utfar Mandiri
telah mendapatkan Surat Keputusan Bupati Timor Tengah Utara Nomor 2027 Tahun 2008
tanggal 4 November 2008 tentang izin kuasa Pertambangan Eksplorasi Mangaan dengan luas
1900 hektar yang terletak di desa Banuan, Kecamatan Insana Fafinisu dan Humusu Sainup
Kecamatan Insana Utara Kabupaten Timor Tengah Utara Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Metode eksplorasi yang digunakan adalah:
Metode Penyelidikan geologi permukaan dengan menggunakan GPS dan kompas geologi.
Pembuatan test pit. Pembuatan parit uji dan. Pemboran eksplorasi.
2) Pembuatan Trenching
Trenching (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi
singkapan atau dalam pencarian sumber batu/endapan. Pada pengamatan (observasi)
singkapan, parit uji dilakukan dengan cara menggali tanah penutup dengan arah relatif tegak
lurus bidang perlapisan (terutama pada endapan berlapis). Informasi yang diperoleh antara
lain jurus bidang perlapisan, kemiringan lapisan, ketebalan lapisan, karakteristik pelapisan
-
82
serta dapat sebagai lokasi sampling. Pembuatan trenching ini dilakukan dengan kondisi
umum sebagai berikut :
Terbatas pada overburden yang tipis. Kedalaman penggalian pada umumnya 4-6 meter, dapat dengan tenaga manusia
atau dengan menggunakan excavator.
Pada kondisi lereng dapat dibuat mulai dari bagian rendah, sehingga dapat terjadi mekanisme self drainage (pengeringan langsung).
3) Biaya Eksplorasi
Biaya untuk rencana eksplorasi Mineral Mangaan sebesar Rp. 919.000.000,-/tahun.
Tabel dibawah ini nantinya akan digunakan untuk penghitungan arus kas terhadap rencana
atau kegiatan penambangan ini. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Anggaran Biaya Eksplorasi (Sub Total dihitung
dalam Jutaan/Rp)
Kategori Bulan 1 Bulan 2 Bulan3 Bulan4 Bulan 5 Bulan 6 Total
Sub
Total
Gaji/Honor Pegawai
Administrasi Kantor 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000 9,000 54,000
Akuntan 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 45,000
Manager Proyek 10,750 10,750 10,750 10,750 10,750 10,750 64,500
Senior Geologi 8,600 8,600 8,600 8,600 8,600 8,600 51,600
Yunior Geologi 6,000 6,000 6,000 6,000 6,000 6,000 36,000
Konsultan 12,000 12,000 24,000
Pegawai Logistik 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 5,000 30,000
Juru Gambar 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 3,500 21,000
Asisten Lapangan 1,050 1,050 1,050 1,050 1,050 1,050 6,300
-
83
Supir 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 4,500 27,000
Buruh Lokal 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 9,000 368,400
Belanja Pegawai
Perjalanan 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 7,500 45,000
Asuransi 1,800 1,800 1,800 1,800 1,800 1,800 10,800
Perizinan 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 6,000
Kesehatan 6,000 6,000 6,000 6,000 6,000 6,000 36,000
Lain-Lain 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 6,000 103,800
Pendukung Lapangan
Akomodasi dan
Makanan 4,000 4,000 4,000 4,000 4,000 4,000 24,000
Pasokan Lapangan 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 1,500 9,000
Biaya Kantor 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 2,500 15,000 48,000
Pemetaan
Interpretasi Citra Satelit 50,000 50,000
Pemetaan Lapangan 45,000 45,000
Pembuatan Peta Dasar 20,000 20,000 115,000
Survey Geofisika
Ground Magnetik danSR 80,000 80,000
Biaya Pindah Tempat 10,000 10,000 90,000
Pengujian
Laboratorium
Analisa Kimia Minerallogi 20,000 10,000 30,000
Analisa XRD 20,000 10,000 30,000 60,000
Komputasi/Reporting
Pemrosesan Data 15,000 15,000 15,000 15,000 60,000
Percetakan 2,500 2,500 2,500 2,500 10,000 70,000
Keperluan Kantor
Telpon. Listrik, Air 750 750 750 750 750 750 4,500 4,500
Biaya Laporan
Pembuatan laporan 50,000
-
84
Pembuatan Peta Dasar 10,000 60,000
Jumlah Pengeluaran
(Ribu RP) 83,450 83,450 162,950 275,950 100,950 152,950 919,700 919,700
Tabel 4.3 diatas adalah tabel yang menjelaskan biaya yang dibutuhkan perusahaan
dalam melakukan eksplorasi lahan pertambangannya. eksplorasi merupakan tahap awal
penam,banganm sebelum perusahaaan menambang atau mengeksploitasi tambang yang
telah dieksplorasi. Eksplorasi dilakukan perusahaan dalam kurun waktu 1 tahun, dalam 1
tahun tahap eksplorasi tersebut proyek eksplorasi dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan.
Sisa 6 bulan nya akan dipakai perusahaan dalam pengurusan izin-izin yang
bersangkutan dalam tahap eksplorasi tersebut seperti pengajuan sampling, pengajuan izin
penjualan sementara, sampai ke tahap pengajuan peningkatan IUP menjadi operasi dan
produksi. Tidak hanya dalam pengajuanm kepada pemerintah, perusahaan juga memakai
sisa waktu 6 bulan itu untuk instalasi alat, penambangan uji coba yang dimana sebelumnya
perusahaan di lahan sebelumnya dapat memproduksi lebih dari 6000 ton, maka dari itu
dalam tahap eksplorasi ini penulis akan menggunakan asumsi bahwa perusahaan hanya
mampu memproduksi 6000 ton dalam setahun di tahap perhitungan arus kas penjualan
perusahaan.
Tenaga kerja yang dipakai tidak termasuk tenaga kerja tetap perusahaan. Tenaga
kerja tersebut hanya disewa atau dipekerjakan selama masa eksplorasi 1 tahun yang dimana
dalam 1 tahun tersebut eksplorasi dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan. Tenaga kerja
dalam tahap ini lebih beragam daripada teenaga kerja yang akan dipakai perusahaan
sewaktu penerimaan tenaga kerja pada tahap penambangan. Dalam tahap eksplorasi ini
tenaga kerja yang dipakai lebih mengutamakan tenaga kerja skill. Dikarenakan pada tahap
eksplorasi merupakan tahap yang terpenting dalam penambangan.
-
85
Pada tahap eksplorasi ini merupakan tahap kritis pada seluruh penambangan
dikarenakan dalam tahap ini perusahaan harus mampu mengetahui secara pasti deposit
mineral Mangaan yang terkandung dalam lahan yang akan ditambang, selain itu pada tahap
eksplorasi ini perusahaan juga harus mampu menganalisis kadar mangaan yang terkandung
dalam lahan pertambangan tersebut, karena apabila perusahaan tidak mengetahui secara
pasti kadar Mangaan yang terkandung dan jumlah deposit dalam lahan tersebut maka pada
tahap operasi dan produksi Mangaan yang akan ditambang tidak akan sesuai dengan
standard yang ditetapkan oleh perusahaan dan pasar. Selain itu pada tahap ini perusahaan
akan merencanakan besar dana yang akan dibutuhkan pada tahap produksi.
Karena alasan tersebut perusahaan diwajibkan untuk mempekerjakan tenaga kerja
yang sesuai dengan kebutuhan pada tahap eksplorasi ini (jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan tidak diketahui dikarenakan keterbatasan data). Tenaga kerja yang dibutuhkan
antara lain sebagai berikut:
Pegawai dan jumlah gaji o Administrasi kantor, bertugas sebagai pengurus bagian administrasi di kantor
yang mengerjakan kebutuhan perusahaan dalam hal berkas pertambangan.
Administrasi kantor akan dipekerjakan selama 6 bulan penuh dengan
akumulasi gaji perbulan sebesar Rp 9 juta dan total gaji selama 6 bulan
sebesar Rp 64 juta.
o Akuntan, bertugas sebagai pengurus pembukuan perusahaan dan melakukan
perhitungan biaya yang dibutuhkan pada tahap produksi. Dengan total gaji
setiap bulannya sebesar Rp 7.5 juta dan total gaji selama 6bulan bekerja
sebesar Rp 45 juta.
o Manajer proyek, bertugas sebagai supervisor di lapangan pertambangan
dengan tanggung jawab mengontrol proses eksplorasi di lapangan mulai dari
-
86
pemetaan, survei geofisika, pengujian lab, sampai pengeboran. Manajer
proyek akan digaji setiap bulan sebesar Rp 10.750 juta dengan total gaji
selama 6 bulan sebesar Rp 64 juta.
o Senior geologi, mempunyai tugas yang sangat penting pada tahap eksplorasi
ini dikarenakan geologist bertugas sebagai tenaga kerja yang mempredisikan
jumlah deposit Mangaan, titik pengeboran yang mempunyai kandungan
Mangaan dan kadar Mangaan yang terkandung pada lahan tersebut. Senior
geologi akan digaji sebesar Rp 8.6 juta dengan kummulatif gaji Rp 51.6 juta
selama 6 bulan.
o Yunior geologi, mempunyai tugas yang penting dan serupa seperti seniior
geologi hanya saja yunior geologi mempunyai jam terbang yang lebih sedikit
dari senior geologi dan bertugas sebagai asisten senior geologi. Yuunir
geologi akan digaji Rp 6 juta perbulan dengan total gaji selama 6 bulan
sebesar Rp 36 juta.
o Konsultan, perusahaan membutuhkan jasa konsultan selama 2 bulan dari 6
bulan umur proyek sebagai penasihat proyek perusahaan, mulai dari
keuangan, investasi, dan langkah-lanngkah perusahaan dalam menjalani
proyek ini. Jasa konsultan akan dipakai pada bulan 3 dan 6. Dengan tarif Rp
12 juta perbulan dan total Rp 24 juta dalam 2 bulan.
o Pegawai logistik, menurut survei penulis pegawai logistik dibutuhkan
sebanyak 5 orang dengan total gaji Rp 5juta perbulan dan akumulasi gaji Rp
30 juta selama 6 bulan.
o Juru gambar, mempunyai tugas untuk melakukan penggambaran pada lahan
yang akan dieksplorasi serta titik-titik yang akan dilakukan pengeboran.
Jumlah gaji perbulan sebesar Rp 3.5 juta dengan total gaji selama 6 bulan
sebesar Rp 21 juta.
-
87
o Asisten lapangan, bertugas sebagai tenaga kerja yang menyediakan
kebutuhan-kebutuhan manajer proyek dan biologis pemilik yang bekerja di
lapangan dengan gaji Rp 1.050 jt perbulan dan total gaji sebesar Rp 6.3 juta
selama 6 bulan.
o Supir, bertugas sebagai pengantar tenaga kerja dari tempat peristirahatan ke
lokasi penambangan. Dengan gaji perbulan sebesar Rp 4.5 juta dan total
gaji selama 6 bulan sebesar Rp 27 juta.
o Buruh lokal, merupakan tenaga kerja terakhir yang akan disewa oleh
perusahaan. Dengan total gaji Rp 1.5 juta perbulan dan total gaji sebesar Rp
9 juta selama 6 bulan
Tenaga kerja tersebut merupakan tenaga kerja sementara yang akan disewa perusahaan
selama tahap eksplorasi dengan total gaji/honor pegawai sebesar Rp 368.400 juta selama 6
bulan umur proyek.
Belanja Pegawai o Perjalan, dalam proyek ini perusahaan juga akan membiayai perjalanan atau
ongkos transportasi pegawai-pegawainya. Perusahaan telah menetapkan
bahwa tiap 1 bulan perusahaan akan menyediakan sebesar Rp 7,5 juta
untuk transportasi dan perjalanan tenaga kerja dengan total selama 6 bulan
sebesar 45 juta.
o Asuransi, akan dipakai perusahaan untukl pengalihan resiko dengan
pembayaran premi Rp 1,8 juta perbulan sehingga menjadikan total asuransi
selama 6 bulan sebesar 10,8 juta.
o Perizinanan, perizinan dalam maksud ini bukanlah perizinan pertambangan
seperti yang akan dijelaskan di aspek hukum nanti, melainkan biaya iuran
-
88
yang harus dibayarkan kepada pemerintah. Rp 1 juta yang harus dibayarkan
tiap bulannya dengan total sebesar Rp 6 juta selama 6 bulan.
o Kesehatan, merupakan biaya yang disiapkan perusahaan apabila ada tenaga
kerja yang mengalami sakit atau kecelakaan kerja dengan biaya yang
disiapkan sebesar Rp 6 juta setiap bulan sehingga total selama 6 bulan umur
proyek sebesar Rp 36 juta.
o Lain-lain, merupakan biaya yang disediakan perusahaan apabila ada
pengeluaran yang tidak terduga sebesar 1 juta setiap bulan dan total selama
6 bulan sebesar Rp 6 juta
Biaya diatas merupakan biaya yang disiapkan perusahaan untuk kebutuhan pegawai dengan
total selam proyek eksplorasi sebesar Rp 103.800.000.
Pendukung Lapangan o Akomodasi dan makanan, merupakan biaya yang di keluarkan untuk
pendukung kerja tenaga kerja di lapangan dengan kebutuhan sebesar Rp 4
juta per bulan dan total selama umur proyek sebesar Rp 24 juta.
o Pasokan lapangan, dibutuhkan sebesar Rp 1,5 juta setiap bulan menjadikan
total pasokan sebesar Rp 9 juta selama 6 bulan.
o Biaya Kantor, adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menyediakan
kebutuhan kantor seperti alat tulis, komputer, printer dan kebutuhan lainya
denga total sebesar Rp 15 juta dan Rp 2,5 juta per bulannya.
Total biaya pendukung lapangan yang harus dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 48 juta
dalam 6 bulan tahap proyek eksplorasi.
-
89
Pemetaan o Intrepretasi Citra satelit, Rp 50 juta dilakukan sewaktu bulan ke 3 proyek
eksplorasi untuk melihat apakah di lahan tersebut mempunyai npotensi yang
bagus untuk ditambang. Dilakukan setelah tahap dasar eksplorasi selesai
dilakukan.
o Pemetaan lapangan, merupakan tahap yang akan di lakukan setelah hasil
dari intrepretasi satelit keluar hasilnya, untuk menetapkan dan
merencanakan titik-titik pengeboran. Dilakukan di bulan ke 4 dengan biaya
Rp 45 juta
o Pembuatan peta dasar, merupakan tahap akhir yang akan dilakukan
perusahaan pada tahap eksplorasi sebelum masuk ke proses produksi.
Bertujuan untuk merencanakan secara keseluruhan lahan yang akan
ditambung dalam tahap IUP operasi produksi. Dilakukan di bulan ke 6 atau
bulan terakhir tahap eksplorasi dengan biaya Rp 20 juta
Pemetaan adalah penentuan titik-titik drilling serta untuk mengetahui deposit yang
terkandung dalam lahan tersebut. Dibutuhkan dana sebesar Rp 115 juta pada
pemetaan lahan.
Survey Geofisika o Ground Magnetik dan SR, bertujuan untuk mengetahui panas dan unsur
magnetik dalam lahan serta batas penambangan lahan. Sehingga
perusahaan dapat mengetahui daya tahan lahan yang akan ditambang dan
kapan harus berhenti meproduksi di titik tersebut sehingga tidak terjadi
kerusakan lahan atau longsor yang membahayakan tenaga kerja. Di lakukan
-
90
di bulan ke 4 seblelum penambangan untuk penjualanj sampling. Dana yang
dibutuhkan sebesar Rp 80 juta.
o Biaya pindah tempat, merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
pemindahan tempat pengeboran. Dana yang dibutuhkan sebesar Rp 10 juta
dan dilakukan pada bulan ke 4
Survey geofisika dilakukan perusahaan untuk mengetahui keadaaan geografis lahan yang
akan ditambang. Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 90 juta
Pengujian Lab o Analisa Kimia dan Minerallogi, dilakukan untuk mengukur Mangaan yang
akan diproduksi untuk mengetahu kadar yang terkandung dalam Mangaan
tersebut apakah sesuai dengan kebutuhanm perusahaan. Analisa tersebut
dilakukan di titik-titik berbeda dilakukian pada bulan ke 4 dengan biaya Rp
20 juat dan bulan ke 6 dengan biaya Rp 10 juta. Total Bbiaya tersebut
sebesar Rp 30 juta.
o Analisa XRD, dilakukan di bulan ke 4 dengan biaya 20 juta dan bulan ke 6 Rp
10 juta dengan total Rp 30 jut. Xrd = x Ray Diffraction adalah salah satu
teknik analisa yang akan dilakukan perusahaan untuk struktur suatu mineral,
garam, logam untuk mengetahui mineral apa saja yang terkandung dalam
suatu bahan tambang dan asosiasinya. Analisa ini dilakukan karena cukup
tepat memberikan informasi mengenai bentuk molekul dan berapa sudut
kristalnya.
Total biaya pengujian lab yang dikeluarkan sebesar Rp 60 juta.
Komputasi atau Reporting
-
91
o Pemrosesan data, dilakukan apabila data yang sudah terkumpul pada
pertengahan dan akhir proyek untuk mengetahui kelanjutan proyek dan hasil
yang diproses. Dilakukan di bulan ke 3 dan 6 dengan total biaya Rp 60 juta
o Percetakan, akan dilakukan pada bulan ke 3 dan 6 apabila hasil pemrosesan
data telah selesai dengan total biaya sebesar Rp 10 juta
Biaya untuk komputansi dan reporting akan membutuhkan biaya sebesar Rp 70 juta
Keperluan Kantor o Biaya Telpon, Listrik, dan air sebesar Rp 750 ribu per bulan dengan total
selaqma 6 bualn sebesar Rp 4,5 juta
Biaya Laporan o Pembuatan laporan, akan dibuat dan akan diserahkan kepada pimpinan
perusahaan dalam pertimbangan untuk melanjutkan proyek atau tidak.
Dilakukan pada bulan terakhir proyek dan membutuhkan sebesar Rp 50 juta.
o Pembuatan peta dasar, merupakan pembuatan terakhir untuk diserakan
kepada pimpinan perusahaan sebagai pegangan dan untuk
mempresentasikannya kepada pihak yang akan di presentasikan. Dilakukan
juga pada bulan terakhir proyek dengan biaya sebesar Rp 10 juta.
Biaya laporan akan meembutuhkan dana sebesar Rp 60 Juta
Biaya diatas akan dikeluarkan perusahaan pada tahap eksplorasi selam 6 bulan.
jumlah biaya p[rbulan adalah sebagai berikut:
1. Bulan 1 = Rp 83.450.000
2. Bulan 2 = Rp 83.450.000
3. Bulan 3 = Rp 162.950.000
4. Bulan 4 = Rp 275.950.000
-
92
5. Bulan 5 = Rp 100.950.000
6. Bulan 6= Rp 152.950.000
Total = Rp 919.700.000
4.1.2.6 Kegiatan Pertambangan
Dalam penentuan sistem dan tata cara penambangan serta penentuan jenis
peralatan yang akan dipakai, dipertimbangkan beberapa faktor penentu, antara lain:
Sasaran produksi pertambangan bahan galian mangaan sebesar 60.000 ton/tahun dengan ukuran 10-70 mm.
Jumlah deposit. Bentuk, jenis, kedudukan, dan penyebaran deposit Kondisi topografi
Faktor lain seperti modal, kelestarian lingkungan dan penyerapan tenaga kerja lokal.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, maka sistem penambangan
Mangaan yang digunakan adalah pertambangan terbuka dengan metode pertambangan
terpilih. Pada prinsipnya metode pertambangan ini adalah tata cara melepaskan atau
membuang Mangaan dari batuan induknya dan memilih Mangaan dengan kandungan yang
sesuai kebutuhan. Selanjutnya untuk menghasilkan ukuran Mangaan yang sesuai, dilakukan
pengecilan ukuran (crushing) dan pemisahan ukuran (screening). Kegiatan pertambangan
Mangaan akan dilakukan dalam tiga tahapan yakni persiapan pertambangan, pertambangan
dan pengangkutan batuan mangaan ke gudang penimbunan (stock yard) atau tempat
pengolahan
-
93
1) Persiapan Pertambangan
Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan semua hal yang akan menunjang
kelancaran kegiatan pertambangan dan pengolahan, yakni:
A. Pembelian Peralatan Penambangan
Pada tahap awal penambangan, perusahaan akan melakukan sejumlah investasi
peralatan pertambangan yang akan digunakan. Perusahaan akan membeli sejumlah alat
operasional secara tunai dan ada juga yang secara kredit. Peralatan yang dibeli secara kredit
nantinya akan dihitung dengan penambahan biaya operasional per ton Mangaan. Tabel
dibawah ini merupakan peralatan yang akan dibeli secara tunai oleh perusahaan yang pada
akhirnya akan digunakan dalam perhitungan arus kas perusahaan:
Tabel 4.4 Investasi Peralatan Perusahaan
Alat harga unit jumlah
colt diesel dump truck 285.000.000 6 1.710.000.000
alat berat CAT.200 1.850.000.000 2 3.700.000.000
toyota avanza 135.000.000 2 270.000.000
truk langsir 85.000.000 2 170.000.000
motor honda 17.000.000 3 51.000.000
total 5.901.000.000
Sumber : Perusahaan
-
94
Tabel diatas menunjukan ada 14 unit alat operasional pertambangan yang akan
dibeli perusahaan pada tahap awal investasi. Antara lain terdapat 6 unit dump truck dengan
harga 1 unit nya sebesar Rp 285.000.000. Dump truck akan digunakan perusahaan untuk
pengangkutan batuan Mangaan ke lokasi penimbunan yang kemudian akan di loading. Untuk
alat berat excavator perusahaan akan membutuhkan 2 unit, pada tahap investasi ini
perusahaan akan membeli langsung 2 unit yang sisanya. Excavator yang akan dibeli adalah 2
unit CAT 200 dengan harga per unitnya sebesar Rp 1.850.000.000, CAT 200 digunakan
untuk melakukan penggalian atau pengerukan di sejumlah titik yang di tentukan oleh
perusahaan. Untuk kendaraan dinas perusahaan akan membeli 2 unit Toyota Avanza dengan
harga per unitnya Rp 135.000.000 dan truk langsir sejumlah 2 unit untuk pengangkutan
pasir dan tanah bekas penambangan seharga Rp 85.000.000 per unitnya. Untuk kendaraan
operasional staff lapangan perusahaan akan membeli 3 motor Honda dengan harga per
unitnya Rp 17.000.000. Menjadikan total investasi peralatan untuk tahap awal penambangan
sebesar Rp 4.051.000.000.
B. Pembuatan Jalan Tambang
Jalan tambang dibuat untuk melayani lalulintas angkutan hasil galian tambang ke
gudang penimbunan. Jalan dibuat dengan cara mengupas lapisan tanah penutup dan
meratakan lapisan keras di bawahnya dengan menggunakan gravel yang banyak didapati di
areal sekitar tambang. Jalan tambang dibangun 30 cm, panjang 240 m, lebar 7 m dan
pada ketinggian maksimum 15%.
C. Pembuatan Penirisan Tambang
Penirisan tambang pada kiri kanan badan jalan dibuat untuk mencegah areal kerja
dari banjir akibat limpahan air hujan.
D. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
-
95
Pembersihan lahan dilakukan dengan cara menebang tumbuhan (belukar) yang ada
pada areal yang akan ditambang secara manual dengan menggunakan peralatan sederhana
seperti parang, cangkul, ganco, atau lainnya. Alat berat (excavator atau bulldozer)
digunakan jika ada pepohonan besar. Untuk tahap awal, luas areal yang dibersihkan adalah
10 ha, dan pembersihan selanjutnya akan mengikuti blok atau area yang akan ditambang.
E. Pengupasan Tanah Penutup
Kegiatan ini dilakukan pada areal yang di atas batuan mangaan terdapat tanah
penutup (overburden). Pengupasan tanah penutup menggunakan alat berat excavator dan
memindahkan tanah kupasan tersebut ke suatu lokasi yang ditentukan dengan
menggunakan. Tanah yang terkumpul tersebut akan digunakan kembali ketika kegiatan
reklamasi lahan tambang.
2) Penambangan Mangaan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengambil atau memisahkan bahan galian mangaan
dari batuan induknya untuk memperoleh ukuran sesuai kebutuhan.
A. Untuk Mangaan Primer dan Deluvial ditetapkan setengah dari total produksi
tambang. Yang dihasilkan dari endapan jenis ini adalah 33.350 ton/tahun atau 14
ton/jam mangaan. Kegiatan ini mencakup:
Pembuangan tanah penutup dengan menggunakan alat berat. Mekanisme peembuangan tanah penutup dilakukan dengan cara membuat jenjang
setinggi 6 meter dan pengerjaannya dilakukan dengan menggunakan
o 3 unit excavator PC 300 atau setara,
o 13 unit dump truck, kapasitas 20 ton,
-
96
o 2 unit bulldozer D 65 atau setara.
Ditentukan nisbah pengupasan (stripping ratio) untuk jenis endapan ini
adalah 1:25, ultimate pit slope 45.
Penggalian mangaan dengan menggunakan o 2 unit alat berat (excavator) PC 200 atau setara dengan yang telah
dilengkapi dengan breaker untuk menghasilkan bijih mangaan
berdiameter 30 cm.
o 1 unit dump truck kapasitas 20 ton untuk mengangkut mangan ke
Mine Stock Pile untuk dilakukan ke tahap selanjutnya. Pelaksanaan
kegiatan ini direncanakan untuk diserahkan kepada pihak ketiga
(kontraktor) dengan biaya Rp 100.000/ton
Pemecahan atau pengecilan ukuran mangaan tahap pertama dilakukan di area tambang pada bijih mangaan berukuran besar (boulder) menjadi
berdiameter 20 cm dengan menggunakan jack hammer yang dibantu
dengan compressor.
Pemilihan (hand picking) dilakukan secara manual oleh 9 orang yang cekatan dan berpengalaman dalam menentukan bahan galian Mangaan yang
kandungannya sesuai dengan yang dibutuhkan.
Pengangkutan ke gudang penimbunan dengan menggunakan dump truck direncanakan menggunakan pihak ketiga (kontraktor).
B. Untuk Mangaan Meta-Sendimen, ditetapkan setengah produksi tambang. Yang
dihasilkan dari endapan jenis ini adalah 33.350ton/tahun atau 14 ton/jam. Kegiatan
ini mencakup:
-
97
Pembuangan tanah penutup dengan alat berat. Mekanisme pembuangan dilakukan dengan membuat jenjang setinggi 6 m. nisbah pengupasan
untuk blok penambangan dintentukan 1:15, ultimate pit slope 45 dan
peralatan berat yang digunakan adalah
o 2 unit excavator PC 300 atau setara,
o 8 dump truck , kapasitas 20 ton,
o 1 bulldozer D 65 atau setara.
Direncanakan kegiatan ini dilakukan oleh pihak ketiga (kontraktor)
dengan biaya Rp.20.000/BCM.
Penggalian mangaan dengan menggunakan tenaga manusia atau peralatan manual (ganco, linggis dan lain-lain) sebanyak 13 grup tenaga kerja dan
membawanya ke areal hand sorting untuk dilakukan tahap selanjutnya.
Pemisahan dan pemilihan (hand sorting) dari tanah penutup yang ikut tertambang pada proses penggalian.
Pengangkutan mangaan ke gudang penimbunan.
3) Kegiatan Pengolahan
Dalam penentuan sistem dan tata cara pengolahan serta penentuan jenis peralatan
yang dipakai, dipertimbangkan beberapa faktor penentu, antara lain:
Sasaran produksi maksimum Mangaan adalah 60.000 ton/tahun dengan ukuran 10-70 mm.
Infrastruktur yang tersedia, seperti listrik dan air. Bentuk dan jenis bahan galian Mangaan. Faktor lain seperti modal, kelestarian lingkungan, dan penyerapan tenaga kerja lokal.
-
98
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, maka system pengolahan yang
digunakan adalah pengolahan kering (dry processing plant). Pada prinsipnya, metode
pengolahan ini adalah tata cara membersihkan atau menaikan kadar Mangaan dari hasil
tambang dan memilih Mangaan dengan kadar dan ukuran yang sesuai kebutuhan, dilakukan
pengecilan ukuran (crushing) dan pemisahan ukuran (screening). Tahap-tahap pengolahan
Mangaan adalah sebagai berikut:
A. Pengecilan Ukuran
Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan ukuran Mangaan yang berukuran 70
mm dengan menggunakan 1 unit Jaw Crusher. Dipilihnya Jaw Crusher karena hasil dari alat
ini relatif homogen (seragam). Sebelum masuk ke alat pengecilan ukuran, mangaan hasil
tambang di tampung di dalam hopper yang selanjutnya masuk ke vibrating grissly feeder
sebagai pemisah awal dengan ukuran 70 mm akan turun ke air washing unit dan yang
berukuran > 70 mm akan masuk sebagai umpan dari alat pengecilan ukuran.
Selanjutnya, Mangaan yang berukuran > 70mm akan mengalami proses pengecilan
ukuran dan hasilnya akan turun pada alat pemisah ukuran 1 (vibrating screen 1).
Kemampuan produksi alat ini adalah 17-25 ton/jam dan tergantung pada beberapa faktor,
yaitu ukuran maksimum umpan dan Jaw Setting (ukuran maksimum produk). Ukuran mulut
Jaw Crusher 10 x 16 in dengan discharge setting 2 in dengan kebutuhan horse power
sebesar 10-15 HP dan 350 rpm.
B. Air Washing Unit
Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan Mangaan bersih berukuran 70 mm
dengan menggunakan 1 unit modifikasi double roll crusher dan compressor untuk
menghasilkan udara bertekanan yang mampu meniup kotoran keluar dari alat. Diameter roll
-
99
adalah 18 in, lebar 30 in dengan 60 rpm, dan dibutuhkan 50-70 HP. Kemampuan produksi
alat 30 ton/jam dengan discharge setting in.
C. Belt Conveyor
Alat ini bertujuan untuk menyalurkan dan memindahkan Mangaan dari satu alat ke
alat yang lain dalam sistem pengolahan. Dalam sistem pengolahan diperlukan 5 belt
conveyor, yaitu:
Belt Conveyor 1 Memindahkan Mangaan ukuran 70 mm dari vibrating screen 1 kebelt conveyor 2.
Kondisi belt conveyor 1 adalah
o Lebar : 16in.
o Panjang : 8 m
o Kecepatan : 100 fpm
o Jumlah idler : 15 dengan diameter 4 in
o Tinggi : 2 m
o HP : 5 HP
Belt Conveyor 2 Memindahkan Mangan yang berukuran 70 mm dari belt conveyor 1 ke jaw
crusher. Kondisi belt conveyor 2 adalah:
o Lebar : 16in.
o Panjang : 8 m
o Kecepatan : 100 fpm
o Jumlah idler : 15 dengan diameter 4 in
-
100
o Tinggi : 2 m
o HP : 5 HP
Belt Conveyor 3 Memindahkan Mangan yang berukuran 70 mm dari air washing unit ke vibrating
screen 2. Kondisi belt conveyor 3 adalah:
o Lebar : 16in.
o Panjang : 10 m
o Kecepatan : 100 fpm
o Jumlah idler : 30 dengan diameter 4 in
o Tinggi : 2 m
o HP : 7HP
Belt Conveyor 4 Memindahkan Mangan yang berukuran 10-70 mm (NMD lumpy) dari vibrating screen
2 ke stock pile. Kondisi belt conveyor 4 adalah:
o Lebar : 16in.
o Panjang : 15 m
o Kecepatan : 100 fpm
o Jumlah idler : 15 dengan diameter 4 in
o Tinggi : 2 m
o HP : 8 HP
Belt Conveyor 5 Memindahkan Mangaan yang berukuran 10mm (NMD fines) dari vibrating screen 2
ke stock pile. Kondisi belt conveyor 5 adalah:
o Lebar : 16in.
-
101
o Panjang : 8 m
o Kecepatan : 100 fpm
o Jumlah idler : 15 dengan diameter 4 in
o Tinggi : 2 m
o HP : 5 HP
4.1.2.7 Pemisahan (Hand Sorting)
Tujuannya adalah memilih Mangaan yang berkadar sesuai kebutuhan. Kegiatan ini
dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia cekatan dan berpengalaman pada
belt conveyor 5 dan 6. Diharapkan Mangaan yang diperoleh merupakan Mangaan bersih dan
terpilih sebelum ditempatkan pada areal stock pile. Kegiatan ini bertujuan untuk memisahkan
Mangaan hasil pengecilan ukuran yang berukuran 10-70 mm dan untuk menghasilkannya
terdiri dari dua tahap, yaitu:
Pemisahan ukuran pertama (single deck vibrating screen I) Alat ini terdiri dari 1 (satu) deck dengan dimensi 4 x 8 ft serta ukuran lubang deck 70
mm. kebutuhan listrik alat ini adalah 15 HP pada 1200 rpm. Umpan dari alat ini adalah
hasil dari jaw crusher dengan mekanisme pemisahan, sebagai berikut:
o Tidak lolos deck 1 (ukuran > 70 mm) dikembalikan ke pengecilan ukuran
dengan menggunakan belt conveyor 1 dan 2
o Lolos deck 1 (ukuran 70 mm) masuk sebagai umpan alat pembersih (air
washing unit).
Pemisahan ukuran kedua (single deck vibrating screen II)
-
102
Alat ini terdiri dari 1 (satu) deck dengan dimensi 4 x 8 ft serta ukuran lubang deck 10
mm. kebutuhan listrik alat ini adalah 15 HP pada 1200 rpm. Umpan dari alat ini adalah
Manggan bersih hasil air washing unit dengan mekanisme pemisahan, sebagai berikut:
o Tidak lolos deck 1 dengan ukuran 10-70 mm ditempatkan pada areal stock
pile NMD lumpy (natural Mangaan dioxide) sebagai produk akhir pengolahan
dengan menggunakan belt conveyor 6.
o Lolos deck 1 dengan ukuran 10 mm ditempatkan pada areal stock pile NMD
fines (natural Mangaan dioxide) sebagai produk samping penggolahan.
4.1.2.8 Stock Pile (Lokasi Penimbunan)
Direncanakan area stock pile ini dapat menampung produk akhir sebanyak 5000 ton.
Area yang dibutuhkan dihitung dengan cara:
= + ................ (1)
=
.. (2) Volume kerucut
=
.... (3) Volume prisma terpancung
= angle of response Mangaan; 30-40, diambil 30
h = diperhitungkan 3 meter
R =
= ,
= 6m
SG = 4,5
Keterangan: R=radius, D=diameter, H=tinggi, P=panjang. Maka:
-
103
=
, = 1.111,1 m dibulatkan 1.111 m
= ,
= 113,04 m dibulatkan 113 m
= 1.111-113 = 998 m
998 =
P =
= 55,4 m
Dengan demikian areal yang diperlukan untuk menampung 5.600 ton adalah 12
(55,4 + 12) = 808,8 m atau dibulatkan 800 m
4.1.2.9 Kegiatan Reklamasi atau Rehabilitasi Lahan
Kegiatan pertambangan Mangaan di Desa Benus, Kecamatan Naibenu, Desa
Fatumtasa dan Humusu Sainup, Kecamatan Insana Utara diperkirakan akan menimbulkan
dampak negatif antara lain:
Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan. Peningkatan potensi erosi dan sendimentasi. Kehilangannya lapisan tanah atas. Perubahan stabilitas dan kesuburan tanah. Kehilangan flora dan fauna. Gangguan terhadap penduduk berupa polusi udara, kebisingan, transportasi,
kesehatan pernapasan (ISPA), kualitas air, dan lain-lain.
-
104
Upaya untuk mengurangi dampak negatif dari kegiatan pertambangan dan
pengolahan Mangaan dilakukan dengan cara:
Menginventarisasi jenis tumbuhan atau tanaman yang bermanfaat ganda dan dapat tumbuh cepat di areal bekas pertambangan dan pengolahan.
Menimbun kemabali tanah atas pada areal bekas tambang. Menanam anakan pohon dengan jarak 3 x 3 m pada areal bekas tambang dan areal
batas cadangan untuk mengurangi polusi udara.
4.1.2.10 Analisis Kandungan Mangaan
Berikut ini adalah kandungan Mangaan dari sampel kerikil mangaan, mangaan
lempengan, mangaan coarse dan mangaan bongkahan yang diberikan oleh perusahaan di
lahan seluas 1304 Ha. Penelitian tidak dapat menguraikan secara rinci asal sampel karena
keterbatasan data (rahasia perusahaan).
Tabel 4.5 Analisis Kandungan Mangaan
No.Sampel Mn (%) No.Sampel Mn (%)
1 56.66 13 59.92
2 48.72 14 56.08
3 54.20 15 46.18
4 47.60 16 55.85
5 62.28 17 52.52
6 64.46 18 57.15
7 57.68 19 48.21
8 58.89 20 57.18
-
105
9 56.69 21 63.77
10 47.37 22 59.42
11 56.55 23 62.34
12 55.21 24 61.63
Minimum 46.18
Maksimum 64.46
rata-rata 56.11
deviasi standar 5.23
Sumber : Hasil olahan data (2011)
Tabel di atas terdiri dari 24 sampel yang disurvei oleh perusahaan di beberapa titik
survei dalam area yang akan dieksploitasi, dengan hasil kandungan berkisar 46,18% sampai
64,46%, rata-rata kandungan Mangaan 56,11 data sampel kandungan mangaan berfluktuasi
sebesar 5,23%. Data-data ini akan dihubungkan dengan apakah kandungan minimum
Mangaan dapat memenuhi permintaan pembeli.
Berdasarkan data dari perusahaan permintaan rata-rata Mangan adalah 2000 ton
untuk kadar 50% up dan 1000 ton untuk 45% up. Tetapi dalam kenyataannya semakin
tinggi mineral Mn yang terkandung dalam Mangaan semakin bagus untuk perusahaan,
dikarenakan permintaan Mangaan yang sangat tinggi terutama untuk Mangaan berkualitas
tinggi dikarenakan semakin tinggi kadar Mangaan yang terkandung semakin tinggi pula
harganya dalam ton. Tetapi tidak semua ton yang diproduksi mempunyai kadar Mangaan
yang sama melainkan berbeda-beda. Menurut perusahaan dalam 2 bulan perusahaan
mampu memproduksi minimum 3000 ton dengan kadar Mangaan untuk 2000 ton nya dapat
mencapai 55% up. Jadi berdasarkan data yang telah diolah di atas, kadar Mangaan dalam
lahan penambangan yang sedang diteliti dapat memenuhi permintaan pembeli berdasarkan
-
106
surat kontrak pembelian terakhir adalah 45.00% up. Proyek penambangan lahan baru akan
dijalankan bila hasil survey lahan baru juga dapat memenuhi seperti permintaan lahan yang
terakhir tersebut (sebagai pedoman sementara). Data-data survey akan dianalisis dengan
metode Statistic Control, dengan tingkat keyakinan 95%, sebagai berikut :
Tabel 4.6 Upper Bound dan Lower Bound Mangaan
Probabilitas = 95%
Zprob = 1.64
lower bound = 47.51%
upper bound = 64.71%
Kesimpulan dari metode diatas adalah rata-rata kandungan Mn Minimum untuk
pembelian Mangaan adalah 45% sedangkan tabel diatas menunjukan bahwa lower bound
lebih besar dari kandungan Mn minimum dari pemesanan Mangaan. Dimana hasil terendah
(lower bound) dalam lahan ini sebesar 47,51% dan terbesar (upper bound) adalah 64,71%
maka hasil survey diatas menyatakan untuk kandungan Mn dalam Mangaan untuk proyek ini
memenuhi syarat permintaan dan dinyatakan lolos survey.
-
107
4.1.3 Aspek Hukum
Dalam melakukan suatu usaha dan membnagun suatu perusahaan pastinya
dibutuhkan berbagai macam izin-izin usaha yang harus diajukan ke pemerintah yang
bersangkutan. Dalam aspek ini penulis akan menjelaskan dan menguraikan langkah-langkah
yang harus ditempuh perusahaan dalam pengajuan izin usaha di bidang hukum.
4.1.3.1 Tanda Daftar Perusahaan
Setiap perusahaan yang akan beroperasi di Indonesia, haruslah membuat Surat
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang usahanya masing-masing.
Departemen teknis yang mengeluarkan surat tanda daftar perusahaan adalah Pemerintah
Kabupaten Kolaka. Tanda Daftar Perusahaan adalah surat tanda pengesahan yang diberikan
oleh Kantor Pendaftaran Perusahaan kepada perusahaan yang telah melakukan pendaftaran
perusahaan.
TANDA DAFTAR PERUSAHAAN PERSEROAN TERBATAS, BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NO.3 TAHUN 1982 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DAN
PERATURAN DAERAH NO.14 TAHUN 2001
Tabel 4.5 Tanda Daftar Perusahaan PT.Tiara Utfar Mandiri
Nama Pendaftaran Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Nomor TDP 210.314.500.034
Berlaku Sampai 12/1/2014
Nomor 18
Tanggal 12/5/2009
Status Kantor Tunggal
Alamat Jl. Pendidikan NO.119. Kec.Kolaka Kab.Kolaka
-
108
Kegiatan Usaha Pokok Perindustrian dan Perdagangan
Pengesahan Menteri Kehakiman AHU.56353.01.01 Tahun 2008,Tanggal 29 Agustus
PT.Tiara Utfar Mandiri terdaftar dalam Tanda Daftar Perusahaan dengan nomor TDP
yaitu 210.314.500.034 dengan pendaftaran nomor 18 tanggal 12 bulan Mei tahun 2009.
Berkedudukan di Jl. Pendidikan NO.119. Kec.Kolaka Kab.Kolaka (kantor utama) dan pada
saat pendaftaran hanya memiliki 1 kantor atau kantor tunggal dengan kegiatan usaha pokok
perindustrian dan perdaganan yang telah disahkan oleh menteri kehakiman dengan tanda
daftar AHU.56353.01.01 Tahun 2008,Tanggal 29 Agustus yang berlaku sampai tanggal 12
bulan Mei tahun 2009.
4.1.3.2 Kewajiban Hukum
PT.Tiara Utfar Mandiri telah menyelesaikan tanggung jawabnya di dalam hukum
terhadap pemerintah dalam melakukan kegiatan usahanya, antara lain:
Surat Keterangan Domisili Perusahaan Disahkan oleh Lurah Baladente, Pemerintah Kabupaten Kolaka dengan Nomor:
500/55/20010
Nomor Pokok Wajib Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia, memberikan NPWP 02.866.512.3-
815.000 disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 8
Agustus 2008
RUPS Perubahan Nama Perseroan Terbatas,Nomor 36, 10 Maret 2010 Menyatakan bahwa PT.Tiara Putfar Mandiri merubah nama menjadi PT.Tiara Utfar
Mandiri berdasarkan S.K Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
-
109
No. C-105. HT.03.01-Th.2005 Tanggal 14 Juli 2005 dan S.K Kepala Badann
Pertahanan Nasional Republik Indonesia No.609-XVII-2006 Tanggal 18 Desember
2006, disahkan oleh Notaris Zainuddin Tahir, SH.,M.Kn
Rups Mengenai Perubahan Susunan Direksi dan Persetujuan Jual Beli Saham, Nomor 57, 22 Februari 2010
Menyatakan bahwa perusahaan mengganti seluruh susunan direksi serta persetujuan
jual beli saham dan unit kerja menjadi pertambangan mineral berdasarkan S.K
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-105. HT.03.01-
Th.2005 Tanggal 14 Juli 2005 dan S.K Kepala Badann Pertahanan Nasional Republik
Indonesia No.609-XVII-2006 Tanggal 18 Desember 2006, disahkan oleh Notaris
Zainuddin Tahir, SH.,M.Kn
4.1.3.3 Izin Usaha Pertambangan
IUP Eksplorasi PT.Tiara Utfar Mandiri No.2027 Tahun 2008 tanggal 4 November 20008 untuk bahan galian Mangaan ddengan Luas 1900 Ha berlaku sampai dengan
tanggal 4 November 2009 disahkan oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia, Direktorat Pembinaan Pengusahaan Mineral dan
Batubara. Nomor: 1019/30/DBM/2008
IUP Operasi Produksi/Eksploitasi telah didapat oleh PT.Tiara Utfar Mandiri di lahan seluas 1304 Ha dan karena keterbatasan data nomor surat dan pengesahan nya
tidak dapat penulis tampilkan dalam penelitian di aspek hukum ini.
-
110
4.1.3.4 Biaya Perizinan Pertambangan
Sejak beridirinya perusahaan sampai pengajuan permohonan Kuasa Pertambangan
(KP) Eksplorasi atau yang sekarang dinamakan IUP Eksplorasi sampai ke tingkat IUP Operasi
Produksi/Eksploitasi terdapat beberapa langkah. Dibawah ini adalah langkah pengajuan
permohonan tersebut beserta biayanya, antara lain:
Tabel 4.7 Permohonan Izin Tambang Beserta Biaya
Keterangan Biaya (Rp)
Surat pengajuan permohonan ijin tambang 25,000,000
pembebasan lahan atas persetujuan rakyat** 30,000,000
IUP Penyesuaian/eksplorasi** 500,000,000
UPL dan UKL 25,000,000
Amdal 600,000,000
IUP Produksi/eksploitasi* 800,000,000
biaya tak terduga 500,000,000
total 2,480,000,000
Sumber: Perusahaan *Masa berlaku 3 tahun, **Masa berlaku 8 tahun
Angka tersebut menunjukan bahwa perizinan yang dilakukan oleh PT.Tiara Utfar
Mandiri sebesar hampir 2,5 miliar atau tepatnya sebesar 2,48 miliar. Angka tersebut akan
diperhitungkan dalam perhitungan arus kas kelayakan bisnis.
Tabel diatas menjelaskan langkah-langkah dalam pelengkapan izin pertambangan
yang telah dilakukan perusahaan dari tahap awal pengajuan izin pertambangan sampai ke
tahap akhir yaitu IUP Produksi atau Eksploitasi. Sehingga membuat PT.Tiara Utfar Mandiri
telah melakukan semua kewajibannya di bidang hukum dalam sektor perdagangan dan
perindustrian. Dalam pengesahannya ada beberapa departemen yang mengizinkan terbitnya
surat-surat kuasa diatas antara lain Dinas Pertambangan yang dalam kasus ini telah
-
111
memberikan kuasa IUP Eksplorasi dan IUP Eksploitasi kepada PT.Tiara Utfar Mandiri.
Sebelum mengajukan permohonan izin pertambangan perusahaan harus mengajukan
permohonan ke Dinas Perdagangan Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka terhadap lahan
yang akan dieksplorasi. Pada PT.Tiara Utfar Mandiri semua perizinan yang diperlukan dari
tahap awal sampai ke tahap akhir IUP Operasi dan Produksi telah lengkap dilakukan oleh
perusahaan. Jumlah investasi yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dalam perizinan
mencapai Rp.2.480.000.000.
Dalam pertambangan memang memakan biaya dan waktu dalam perizinan nya
dikarenakan supaya hanya perusahaan yang qualified saja yang dapat masuk ke bidang ini.
Ini membuktikan bahwa perusahaan ini sudah layak secara hukum untuk melakukan
kegiatan usaha di bidang pertambangan. Jenis-jenis perizinan dilakukan dalam beberapa
tahap. Pada tahap pertama perusahaan diwajibkan melakukan permohonan izin tambang ke
Dinas Pertambangan sehingga apabila telah mendapatkan izin tersebut perusahaan
diperbolehkan melakukan kegiatan uisaha di bidang pertambangan. Biaya yang dibutuhkan
untuk proses tersebut sebesar Rp.25.000.000.
Selanjutnya ketika perusahaan telah mendapatkan izin tersebut perusahaan harus
melakukan pembebasan lahan rakyat dengan biaya Rp.30,000.000 untuk lahan seluas 1900
Ha yang dimana harga lahan nya akan dibayarkan dengan royalti atau fee per ton Mangaan
yang dijual. Untuk harga per ton Mangaan untuk royalti rakyat penulis tidak dapat
menyebutkan karena keterbatasan data atau rahasia perusahaan. Apabila perusahaan telah
menyelesaikan tahap pembebasan lahan, maka perusahaan melanjutkan dengan
mengajukan izin IUP (Izin Usaha Pertambangan) Eksplorasi kepada Dinas Pertambangan atas
lahan yang akan dilakukan eksplorasi. Biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam tahap
ini sebesar Rp.500.000.000. IUP Eksplorasi mempunyai batas kontrak izin selama 8 tahun.
Dalam IUP Eksplorasi perusahaan dibatasi produksinya, perusahaan hanya diperbolehkan
memproduksi maksimum 10.000 ton selama 8 tahun tersebut. Apabila perusahaan sudah
-
112
dapat memproduksi minimum 1000 dalam 1 tahun, perusahaan diwajibkan meningkatkan
izinnya ke tahap IUP Operasi/ Produksi atau IUP Eksploitasi. Jadi 10.000 ton berlaku untuk
eksplorasi selama 1 tahun tapi apabila dalam 1 tahun sudah dapat memproduksi minimum
1000 ton perusahaan harus meningkatkan izin usaha pertambangannya.
Sebelum pembukaan lahan penambangan Mangaan ini, perusahaan dilahan
sebelumnya mampu memproduksi 3000 ton dalam 1 tahun pada tahap eksplorasi sehingga
perusahaan menaikan izin usaha pertambangannya menjadi IUP Eksploitasi. Banyak
perusahaan yang tidak menuruti peraturan hukum pertambangan Mangaan. Yaitu dengan
memproduksi lebih dari 1000 ton per-tahunnya, tetapi tidak meningkatkan izin
pertambangannya ke IUP Eksploitasi dikarenakan perusahaan tersebut tidak memiliki cukup
dana untuk berinvestasi, tidak mampu meningkatkan produksi, dan tidak mampu membayar
biaya dalam meningkatkan izin usaha pertambangannya.
PT. Tiara Uftar Mandiri membuktikan bahwa perusahaan ini mampu meningkatkan
izin usaha pertambangannya ke IUP Eksploitasi yang memakan biaya sebesar Rp
800.000.000. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan ini mampu berkompetisi di industri
mineral Mangaan dikarenakan hanya 3 perusahaan saja yang mempunyai IUP Eksploitasi
mineral Mangaan di Nusa Tenggara Timur. IUP Eksploitasi memberikan kuasa penuh
perusahaan untuk menambang lahan yang telah dieksplorasi sesuai dengan target produksi
perusahaan. Izin ini mempunyai masa berlaku lebih sedikit dari IUP Eksplorasi, IUP
Eksploitasi habis dalam jangka waktu 3 tahun dan harus membayarkan Rp 800.000.000
kembali apabila ingin memperpanjang IUP Eksploitasi ini. Sebelum pengajuan IUP Eksploitasi
ini perusahaan wajib melakukan studi analisis AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) yang
memakan biaya Rp 600.000.000.
AMDAL merupakan dokumen penting mengenai dampak yang ditimbulkan ketika
kegiatan pertambangan ini dilakukan. Di dalam AMDAL akan dijelaskan dampak-dampak
negatif dan positif yang terjadi sebelum dan sesudah kegiatan rencana ini dilakukan.
-
113
Penjelasan AMDAL akan dijelaskan lebih lanjut di aspek AMDAL (Analisis Dampak
Lingkungan). Ketika AMDAL disetujui maka perusahaan dapat meningkatkan izin usaha
pertambangannya ke tahap terakhir yaitu IUP Operasi Produksi/ Eksploitasi. Menurut
perusahaan, terdapat biaya tidak terduga dalam pengajuan izin-izin pertambangan tersebut.
Jumlah biaya tidak terduga tersebut sebesar Rp 500.000.000. Biaya tidak terduga
maksudnya adalah biaya yang digunakan perusahaan dalam memperlancar dan
mempercepat proses izin-izin tersebut sehingga perusahaan lebih cepat memulai
produksinya. Total permohonan izin tambang dari tahap awal sampai dengan akhir memakan
biaya sebesar Rp 2.480.000.000.
-
114
4.1.4 Aspek Ekonomi dan Sosial
Pada tahap ini npenulis akan menjabarkan aspek-aspek yang terkandung dalam
aspek ekonomi dan sosial seperti budaya, kependudukan dll. Jadi dalam aspek ekonomi dan
sosial yang perlu ditelaah apakah jika usaha atau proyek dijalankan akan memberikan
manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu,
aspek ekonomi dan sosial ini perlu dipertimbangkan, karena dampak yang akan ditimbulkan
nantinya sangat luas apabila salah dalam melakukan penilaian (Kasmir dan Jakfar, 2010,
P193-194).
4.1.4.1 Kependudukan
1) Kepadatan Penduduk
Penelitian perusahaan menunjukan bahwa jumlah penduduk di Benus 1.003 jiwa, di
Desa Fatumtasa 990 jiwa, di Desa Humusu Sainup 1.094 jiwa. Kepadatan penduduk di
masing-masing desa adalah sebagai berikut di Desa Benus 40 jiwa/km, di Desa Fatumtasa
141 jiwa/km, di Desa Humusu Sainup 122 jiwa/km.
2) Pertumbuhan Penduduk
Sedangkan untuk pertumbuhan penduduk menunjukan bahwa pertumbuhan
penduduk Kecamatan Insana Utara sebagai kecamatan induk adalah : tahun 1980 sebesar
2,46% dan tahun `1990 adalah sebesar 1,61% serta tahun 2000 adalah sebesar 1,54%.
Dengan demikian, maka rata-rata pertumbuhan penduduk Kecamatan Insana Utara tahun
1980-2000 sebesar 1,87%
-
115
3) Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja di Kabupaten Timor Tengah Utara tahun 2010, dapat
digambarkan berikut ini:
Tabel 4.8 Kesempatan Kerja Di Kabupaten Timor Tengah Utara
No Kesempatan Kerja Jumlah %
1 Bekerja 102.146 64,43
2 Mencari pekerjaan/pengangguran 5.966 3,82
3 Bukan angkatan kerja 48.010 30,75
total 156.118 100
Sumber : Perusahaan
Berdasarkan pada tabel 4.7 diatas perusahaan telah melakukan survey terhadap
penduduk Kabupaten Timor Tengah Utara. Survei dilakukan pada tahun 2010 dimana survei
tersebut masih merupakan survei terbaru yang terakhir dilakukan sehingga data yang
dihasilkan akurat dan belum ada perubahan yang signifikan. Berdasarkan data yang didapat
perusahaan telah dilakukan survei dengan jumlah responden 156.118 penduduk dimana
didapati 102.146 atau 64,43% penduduk di Kabupaten Timur Tengah Utara yang
mempunyai pekerjaan dan terhitung produktif.
Sedangkan didapati 48.010 atau 30,75% yang bukan angkatan tenaga kerja. Warga
yang tidak termasuk angkatan kerja mempunyai umur yang sudah tidak produktif dimana
beberapa dari mereka merupakan pensiunan, bekerja sendiri, dan beberapa dari mereka
merupakan tenaga kerja serabutan. Sisanya didapati sebanyak 5.966 penduduk atau
sejumlah 3,82% yang merupakan pengangguran, beberapa dari mereka menjadi tenaga
kerja serabutan atau berburu untuk bertahan hidup. Total penduduk yang dilakukan survei
sejumlah 156.118 penduduk, data ini didapati dari perusahaan dimana perusahaan bekerja
-
116
sama dengan pemerintah yang bersangkutan. Dan didapati bahwa di Kabupaten Timur
Tengah Utara terdapat kurang dari 10%.
4) Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah penduduk di Kecamatan Lasiolat adalah 6.803 jiwa (laki-laki 3.347 jiwa dan
perempuan 3.456 jiwa) dan jumlah rumah tangga adalah 1.498. Dengan demikian,
kepadatan rumah tangga adalah 5 orang per rumah tangga.
4.1.4.2 Sosial Ekonomi
1) Sumber Matapencaharian
Data tentang sumber matapencaharian untuk Kecamatan Lasiolat tidak tersaji dalam
Kabupaten Belu dan yang ada hanya untuk seluruh Kabupaten Belu, sebagaimana disajikan
berikut:
Tabel 4.9 Matapencaharian Penduduk di Kabupaten Timor Tengah Utara
No Mata Pencaharian Jumlah Persentase
1 Pertanian 76.283 74,68
2 Industri 8.075 7,91
3 Perdagangan 2.568 2,51
4 Jasa 8.121 7,95
5 Transportasi 3.428 3,36
6 lainnya 3.667 3,59
Total 102.142 100.00
Sumber : Perusahaan
-
117
Data pada tabel diatas merupakan hasil survei perusahaan terhadap
matapencaharian penduduk di Kabupaten Timor Tengah Utara yang diambil dari 102.142
penduduk. Hasil survey menggambarkan bahwa sebagian besar penduduk sebanyak 76.283
(74,68%) di Kabupaten Timor Tengah Utara, bekerja di sektor pertanian. Gambaran tersebut
diyakini tidak terlalu berbeda dengan kondisi Kecamatan Naibenu dan Insana Utara. Bahkan
diyakini bahwa yang bekerja di sektor pertanian lebih tinggi presentasenya daripada dengan
kondisi Kabupaten Timor Tengah Utara secara keseluruhan.
Dikarenakan terdapat banyak lahan pertanian yang siap ditanam oleh penduduk,
terutama di Kecamatan Naibenu dan Insana Utara. Para penduduk sudah lama bertahan
hidup di sektor pertanian, tanah di Timor Tengah Utara telah terbukti tidak hanya kaya akan
mineral melainkan kaya akan hasil pertaniannya, didapati berbagai macam bibit yang
ditanam seperti padi, coklat dan tanaman lainnya.
Untuk sektor industri sendiri telah didapati sebanyak 8.075 penduduk atau sebanyak
(7,91%) yang mempunyai matapencaharian tersebut, kebanyakan dari mereka bekerja di
sektor perdagangan seperti Mangaan, Timah, Galena, Tembaga. Tenaga kerja di sektor
industri meningkat beberapa tahun terakhir dikarenakan peraturan pemerintah yang harus
mengikut sertakan penduduk lokal sebagai tenaga kerja demi mengurangi tingkat
pengangguran. Banyak dari mereka bekerja di perusahaan yang bergerak di pertambangan
mineral Mangaan, sehingga pertambangan Mangaan 3 sampai 4 tahun belakangan ini
terbukti dapat mengurangi sedikit tingkat pengangguran di Kabupaten Timor Tengah Utara.
Kebanyakan dari tenaga kerja merupakan tenaga kerja non-skill atau tenaga kerja
kasar yang langsung bekerja di lapangan pertambangan itu sendiri. Untuk sektor
perdagangan sendiri para penduduk di Kabupaten Timor Tengah Utara kurang berkembang,
kebanyakan dari mereka menjual hasil pertanian dari lahan pertanian yang diolah. Telah
didapati sebanyak 2.568 (2,51%) penduduk yang bekerja di sektor tersebut. Sedangkan
untuk sektor jasa terdapat 7,95% atau 8.121 penduduk yang bekerja di sektor tersebut.
-
118
Jumlah ini sedikit melebihi jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektoer industri,
kebanyakan dari mereka merupakan tenaga kerja yang bekerja di pelabuhan Wini. Secara
tidak langsung tenaga kerja di sektor industri dan jasa terdapat hubungan kerja, dikarenakan
banyak dari hasil pertambangan yang dikirim keluar melalui pelabuhan, secara tidak
langsung para pekerja yang bekerja di sektor jasa terutama di pelabuhan lah yang
melakukan loading kedalam kapal untuk kemudian hasil pertambangan tersebut dikirim
untuk di ekspor maupun untuk di jual di Indonesia sendiri.
Seperti halnya perdagangan sektor transportasi dan sektor lainnya mempunya sedikit
tenaga kerja. Untuk sektor transportasi hanya didapati sebanyak 3.428 (3,36%) penduduk
yang mempunyai matapencaharian tersebut sedangkan di sektor lainnya yang tidak termasuk
dalam matapencaharian diatas didapati sebanyak 3.667 (3,59%) penduduk yang tersebar
dari berbagai macam jenis pekerjaan.
2) Tingkat Pendapatan (penghasilan)
Angka pendapatan perkapita merupakan indikator yang paling sering digunakan
untuk menaikan tingkat kesejahteraan penduduk dalam suatu wilayah. Apalagi peningkatan
produksi fisik barang dan jasa. Sekaligus diikuti dengan penigkatan indikator harga, maka
secara nominal angka pendapatan perkapita akan bertambah dengan pesatnya.
Pada tahun 2002, berdasarkan harga berlaku, maka pendapatan perkapita
Kabupaten Timor Tengah Utara sebesar Rp 1.710.593 dan menigkat menjadi Rp 2.490.237.
Pada tahun 2008 akan mengalami perubahan sebesar 45,6%. Lonjakan angka pendapatan
perkapita yang cukup tinggi selama 6 (enam) tahun terakhir memperlihatkan bahwa secara
umum telah terjadi peningkatan kesejahteraan bagi penduduk Kabupaten Timor Tengah
Utara. Namun jika dihitung per bulan, khususnya untuk tahun 2008, maka diperoleh angka
Rp 207.520/bulan. Maka dengan angka demikian dan sesuai dengan pendapatan yang
-
119
didapat bahwa penduduk mempunyai jumlah pendapatan yang sangat rendah setiap
bulannya.
3) Kesempatan Kerja Lokal
Guna mengetahui gambaran tentang kesempatan kerja lokal, khususnya di Desa
Benus Kecamatan Naibenu dan Desa Fatumtasa, Kecamata Insana Utara, Kabupaten Timor
Tengah Utara, penulis telah mendapatkan data wawancara 100 orang yang dilakukan
perusahaan, hasil wawancara ditunjukan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10 Kesempatan Kerja di Desa Benus, Fatumtasa dan Humusu
no Jawaban Responden Frekuensi %
1 Tenaga kerja lokal yang terserap kurang dari 5% 2 2
2 Tenaga kerja lokal yang terserap antara 5%-10% 9 9
3 Tenaga kerja lokal yang terserap antara 11%-20% 73 73
4 Tenaga kerja lokal yang terserap antara 21%-30% 11 11
5 Tenaga kerja lokal yang terserap lebih dari 30% 5 5
total 100 100
Sumber: Hasil pengolahan tim studi perusahaan (2010)
Dari data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (73%)
memberikan keterangan bahwa tenaga kerja lokal di Desa Benus dan Desa Fatumtasa yang
akan terserap dalam rencana usaha dan/atau kegiatan pertambangan Mangaan adalah
antara 11-20%. Hal tersebut didapati cukup bagus dikarenakan 20% penduduk akan
terserap dalam kegiatan penambangan, hal itu dapat memenuhi harapan masyarakat untuk
mengikutsertakan penduduk atau tenaga kerja lokal dalam rencana usaha/kegiatan
pertambangan ini.
-
120
4) Pertumbuhan Ekonomi
Data dari perusahaan menunjukan bahwa pada tahun 2007, secara agregat
perekonomian kabupaten Timor Tengah Utara bertumbuh sebesar 4,8% dan kemudian turun
menjadi 4,15% pada tahun 2008. Kontribusi ini tidak terlepas dari kontribusi nilai tambah
sektor-sektor vital. Seektor pertanian mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,57% pada
tahun 2007 dan pada tahun 2008 mencapai pertumbuhan positif sebesar 1,07%.
Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2008 tercapai oleh sektor jasa yaitu sebesar 10,81%.
Namun demikian, seluruh sektor PDRB menunjukan laju pertumbuhan yang meningkat,
kecuali sektor pertanian, sektor keuangan, sektor persewaan, dan sektor perusahaan.
Tabel 4.11 Nilai Asset Keluarga Di Desa Benus dan Desa Fatumtasa
No Nilai Asset Frekuensi %
1 < 5 juta 3 3
2 5,1 juta sampai dengan 15 juta 66 66
3 15,1 juta sampai dengan 25 juta 21 21
4 25,1 juta sampai dengan 50 juta 10 10
5 > 50 juta - -
Total 100 100
Sumber : Hasil pengolahan tim studi perusahaan 2010
Apabila nilai pertumbuhan ekonomi ini dijabarkan ke jumlah asset yang dimiliki oleh
warga didapat menurut survey yang dilakukan perusahaan dari 100 orang, terdapat 3
responden yang memiliki kekayaan atau jumlah asset yang di bawah 3 juta. Kebanyakan dari
mereka mempunyai jumlah asset antara 5.100.000 sampai dengan 15.000.000. hal ini
diyakini tidak berbesda dengan jumlah asset seluruh penduduk di Desa Benus dan Desa
-
121
Fatumtasa tempat lahan pertambangan perusahaan yang akan dieksplorasi dan dieksploitasi.
Jumlah asset ini sangatlah kecil untuk sebuagh keluarga yang rata-rata terdapat 5 orang
dalam satu kepala keluarga. Karena itu perusahaan berharap tenaga kerja yang akan
terserap dalam rencana/kegiatan usaha pertambangan ini dapt meningkatkan kesejahteraan
nya. Terdapat 21 responden yang mengaku bahwa nilai asset nya antara 25.000.000 sampai
dengan 50.000.000 kebanyakan dari mereka adalah para pedagang atau penduduk yang
mempunyai usaha sendiri.
Nilai ini didapati di Desa Benus dan Desa Fatumtasa sudah merupakan nilai asset
yang dianggap sejahtera hidupnya, sedangkan hanya 10 responden yang didapati
mempunyai jumlah asset antara 25.100.000 sampai dengan 50.000.000. Penduduk yang
mempunyaio asset sebanyak itu merupakan penduduk yang biasanya merupakan juragan
tanah di desa tersebut. Kebanyakan dari mereka menyewakan lahan pertaniannya dan lahan
kosongnya yang didapati terdapat sumber daya alam yang dapat digali. Data diatas diyakini
akurat sehingga