5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
CHAPTER 5
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu menjelaskan dokumen dokumen ekspor impor serta pihak pihak yang
terkait langsung ataupun tidak langsung yang terkait dalam penerbitan dokumen ekspor impor
tersebut.
Dokumen merupakan kelengkapan yang penting dalam perdagangan, khususnya ekspor
impor. Kelengkapan dokumen diperlukan dari mulai proses negosiasi hingga tercapai
kesepakatan antara ke dua belah pihak. Bahkan dalam proses pengiriman terhadap barang yang
akan di ekspor impor terhadap realisasi dari kesepakatan negosiasi tersebut memerlukan
dokumen hingga proses pengeluaran barang di negara importir maupun penerimaan barang dari
dari eksportir.
Setiap dokumen mempunyai fungsi nya masing masing dan dibuat atau diterbitkan
tergantung kepada masing masing pihak yang berkepentingan dan yang berkaitan langsung
dengan tujuan pembuatan dokumen tersebut. Oleh sebab itu tidak semua dokumen dibuat oleh
eksportir atau impor ada dokumen yang dibuat oleh pihak atau instansi yang terkait dengan
produk ekspor impor tersebut. Misalnya dokumen berkaitan dengan Kepabeanan yang
dikeluarkan oleh pihak Bea dan Cukai, dokumen perizinanan makanan, obat obatan serta
kosmetik yang dikeluarkan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat obatan dan Makanan) dan
dokumen lainnya yang akan dijelaskan dalam chapter ini.
Adapun secara umum dokumen utama untuk ekspor impor dibagi sebagai berikut :
A. Invoice
B. Packing List
C. Dokumen Pengangkutan
D. Dokumen Customs
E. COO (Certificate of Origin)
F. Dokumen Pendukung lainnya
Untuk dokumen pendukung lainnya dalam kondisi tertentu bisa menjadi dokumen yang
penting jika berkaitan dengan jenis barang ke dan dari suatu negara serta ketentuan khusus
yang melekat dan dipersyaratkan di dalam barang itu sendiri. Misalnya jika kita akan melalukan
impor atau ekspor barang berbahaya maka akan memerlukan dokumen MSDS (Material Safety
Data Sheet) dan mutlak diperlukan. Hal ini akan dibahas secara detail untuk pembahasan
selanjutnya.
A. Invoice
Invoice merupakan dokumen utama dalam kegiatan ekspor impor, karena jika
kesepakatan dalam jual beli yang sudah dicantumkan dalam sales contract, maka
didalamnya tercantum jumlah kwantiti barang yang akan disepakati dan nilai barang yang
ditunjukkan dalam Invoice tersebut. Dalam pengertian sempit Invoice lebih dikenal
sebagai Resi, Kwitansi atau faktur sebagai bukti penagihan dari penjual kepada pembeli.
Untuk lebih memahami apa arti invoice, maka kita bisa merujuk kepada pendapat
beberapa ahli. Di bawah ini adalah pengertian invoice menurut para ahli:
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
1. Sugeng Hariyanto
Menurut Sugeng Hariyanto, pengertian invoice adalah suatu catatan yang
menggambarkan barang-barang yang dikirimkan kepada pembeli beserta harganya.
Catatan ini dibuat oleh penjual dan biasanya dikirimkan kepada pembeli untuk meminta
pembayaran atau hanya untuk menginformasikan tagihan apabila pembayaran akan
dilakukan dengan dasar kredit.
2. Andrian Sutedi
Menurut Andrian Sutedi, pengertian faktur adalah suatu dokumen penting dalam
perdagangan karena melalui data-data dalam invoice ini dapat diketahui berapa jumlah
wesel yang akan ditarik, jumlah penutupan asuransi, dan penyelesaian segala macam bea
masuk.
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Menurut KBBI, arti invoice adalah daftar barang kiriman yang dilengkapi dengan catatan
nama, jumlah, dan harga yang dikeluarkan penjual dan harus dibayar oleh pembeli atau
pelanggan.
Sedangkan menurut penulis sendiri Invoice adalah dokumen yang diterbitkan oleh penjual
atau pemilik barang yang berisi singkat mengenai jumlah barang dan total nilai yang telah
atau akan dibayar oleh pembeli atas penyerahan barang atau jasa yang telah disepakati
Bersama.
A.1 Fungsi Invoice / Faktur
Adapun manfaat invoice itu sendiri diantara nya adalah :
1. Dapat digunakan sebagai informasi mengenai nilai jual beli suatu barang/jasa.
2. Sebagai bukti tagihan serta term pembayaran oleh pihak penjual kepada pembeli.
3. Sebagai dokumen penting dalam pengurusan kepabeanan baik impor atau ekspor
4. Sebagai dokumen untuk keperluan pembukuan dan bukti pengeluaran oleh bagian
accounting atau keuangan perusahaan.
5. Digunakan sebagai nilai pabean untuk menghitung Bea Masuk serta Pajak Pajak
Dalam Rangka Impor ataupun Pajak ekspor lainnya.
A.2 Jenis jenis Invoice.
Dalam dunia perdagangan ada beberapa jenis Invoice yang harus kita ketahui :
1. Proforma Invoice
Adalah Invoice sementara yang dikeluarkan oleh penjual sebelum adanya pengiriman
barang atas permintaan pembeli. Tujuan penerbitan Invoice ini digunakan oleh
pembeli untuk pengecekan barang serta perhitungan Bea Masuk serta Pajak Pajak
yang akan ditanggungnya. Invoice ini walaupun belum bersifat final dan sebagai
bentuk penawaran tetapi hampir seratus persen sebagai bentuk kesepakatan. Untuk
nilai dari Invoice ini kemungkinan besar bisa mengalami perubahan baik lebih besar
ataupun lebih kecil dari nilai yang disepakati.
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Gambar 5.1 Proforma Invoice
2. Commercial Invoice
Adalah suatu nota perincian mengenai data data barang yang ditransaksikan dan juga
memuat informasi mengenai jumlah tagihan (harga) yang harus dibayar oleh pembeli
atas harga yang dikirim. Invoice ini bermanfaat sebagai sebagai bukti dan alat
penagihan dan memudahkan ke dua belah pihak, yaitu importir dan eksportir, serta
untuk mengecek mengenai barang yang berkaitan dengan jumlah, ukuran dan harga
barang, data eksportir dan importir. Invoice umumnya 6 rangkap dan sering dalam
permintaan Letter of Credit diminta dalam 3 asli yang ditandan tangani dan di cap
perusahaan dan 3 copy
Gambar 5.2. Commercial Invoice
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
3. Consular Invoice
Adalah invoice yang secara khusus diterbitkan oleh instansi resmi kedutaan
atau konsuler dari negara importir berdasarkan data dari Invoice yang dibuat oleh
eksportir.. Tujuan penerbitan Consular Invoice ini adalah untuk memeriksa harga jual
dibandingkan harga pasar yang sedang berlaku dan memastikan tidak adanya
“dumping” terhadap barang yang ditransaksikan. Ketentuan untuk menerbitkan
Consular Invoice ini diambil berdasarkan kebijakan dibeberapa negara importir
seperti Brazil, Canada dan lainnya..
Untuk Consular ini ada juga yang importir yang tidak perlu mendapatkan Invoice baru
dari kedutaan negara importir tersebut, tetapi hanya mendapatkan stemple atau
tanda tangan pejabat berwenang di kedutaan tersebut atau dikenal dengan Legalisiir
Dokumen. Nantinya dokumen Invoice yang diserahkan ke importir adalah dokumen
yang telah dilegalisir tersebut. Ini digunakan di beberapa negara timur tengah, Saudi
Arabia salah satunya.
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Gambar 5.3 Consular Invoice
4. Customs Invoice
Custom Invoice biasanya tidak berkaitan dengan secara langssung dengan jual beli,
biasa walaupun mencantumkan nilai tetapi bukan merupakan suatu tagihan. Nilai yang
tertea di dalam Invoice ini hanya untuk keperluan pengeluaran barang pada saat
proses custom saja. Contoh nya dalam pengiriman sampe yang gratis, barang hadiah
dan bentuk lainnya yang tidak merupakan transaksi jual beli.
Gambar 5.4 Dokumen Invoice
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
B. Packing List
Packing list merupakan dokumen yang berisikan rincian spesifikasi barang ekspor sesuai
dengan invoice. Ini dibuat oleh eksportir atau perusahaan yang melakukan pengemasan
langsung terhadap barang tersebut. Fungsi Packing List adalah untuk memudahkan
mengetahui isi barang dalam kontainer apabila ada pemeriksaan. Dokumen ini hampir
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
mirip dengan ‘surat jalan’ yang dipakai ketika melakukan pengiriman barang di dalam
Indonesia.
Isi pada Packing List setidaknya memuat informasi-informasi berikut:
a) nama barang, nomor dan tanggal packing list;
b) jumlah kemasan, dalam satuan seperti pack, pieces, ikat, kaleng, karton, karung, dll;
c) berat bersih dan berat kotor.
Gambar 5.5.
C. Dokumen Pengangkutan
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Dokumen ini merupakan dokumen yang menyatakan bahwa pihak eksportir sudah
melakukan perjanjian pengiriman barang nya melalui sarana pengangkut yang telah
disepakati Bersama antara eksportir dan importir. Adapun untuk dokumen pengangkutan
ini adalah sesuai dengan alat angkut/sarana pengangkut yang digunakan yang dapat
dibagi antara lain :
1. Bill of Lading (Surat Angkutan Laut)
Dokumen Bill of Lading atau disebut juga Konosemen merupakan dokumen untuk
pengiriman melalui sarana angkutan laut.
Gambar 5.6. Bill of Lading
Adapun fungsi dari Bill Of Lading ini adalah “
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
▪ Bukti tanda terima untuk pengiriman dengan menggunakan pengangkutan
laut (Document of seaport receipt)
▪ Sebagai bukti kepemilikan bahwa nama yang tercantum dalam Bill of Lading
adalah bertindak sebagai pemilik barang (Document of Title)
▪ Sebagai bukti perjanjian/kontrak dengan perusahaan pelayaran).
Dalam Bill of Lading dikenal juga istilah “Three for One and One for three” dimana
jika 3 asli dokumen B/L tersebut trelah dipegunakan, maka 2 asli dokumen tersebut
otomatis gugur/ tidak bisa dipergunakan lagi.
Untuk Bill of Lading itu sendiri dapat digolongkan beberapa jenis :
1.a. Blank Bill of Lading
Penerima barang dalam B/L bisa siapa saja (open) asal dapat menunjukkan
dokumen B/L nya Dokumen ini hanya digunakan dalam kondisi tertentu saja, misalnya
terjadi pada saat melakukan impor pembeli belum memiliki nama perusahaan
sedangkan barang harus segerea dikirimkan..
1.b. Straight Bill of Lading (Non Negotiable B/L)
B/L yang mencantumkan nama Consignee dan Notify Party yang sama, sehingga
pemindahan hak milik barang-barang tersebut maka haruslah dengan cara membuat
pernyataan pemindahan hak milik yang disebut declaration of assignment dan dengan
kekuatan hukum seperti Notaris, tidak dapat dengan cara Endorsement seperti pada
Negotiable B/L.
Gambar 5.7. Non Negotiable (Straight) Bill of Lading
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
1.c. Negotiable Bill of Lading
B/L yang kepemilikannya dapat dipindah tangankan dengan cara Endorsement,
yaitu cukup membuat endorsement di belakang Bill of Lading setelah ditandangani
oleh yang orang diberikan kuasa perusahaan dan distempel perusahaan. Biasanya
tulisan dalam Endorsement itu berbunyi “ CONSIGNED TO THE ORDER OF
……………….(menyebutkan nama perusahaan atau pihak yang menerima pemindah
tanganan tersebut) “ . Dalam jenis B/L ini nama consignee dan Notify Party nya
berbeda, sehingga proses endorsementnha bisa dilakukan.
Gambar 5.8. Negotiable Bill of Lading
1.d. Master Bill of Lading dan House Bill of Lading
Master B/L yang diterbitkan oleh perusahaan pelayaran (shipping lines) sebaga
pemilik kapal, maka atas muatannya tersebut menerbitkan B/L kepada pengirim
barang atau kuasanya seperti perusahaan freight forwarding. Perusahaan pelayaran
menerbitkan B/L hanya 1 jenis dan bisa dipakai untuk semua pihak yang
menggunakan kapal untuk pengiriman barangnya.
Sedangkan House B/L adalah Bill of Lading yang diterbitkan oleh perusahaan
freight forwarding terutama jika freight forwarding tersebut bertindak juga sebagai
konsoliator yang menerima pengiriman dalam jumlah kurang dari satu container atau
disebut shipment LCL (Less Container Load). House B/L bisa diterbitkan lebih dari
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
satu dan isinya disesuaikan dengan jumlah dan jenis pengiriman dari masing masing
shipper atau pengirimnya. Setelah space container sudah terisi penuh, maka freight
forwarding sebagao konsolidator akan mengirimkannya dalam satu container dan
mendapatkan 1 B/L sebagai bukti pengiriman barang.
Gambar 5.9. Master Bill of Lading
Gambar 5.10. House Bill of Lading
1.f. Received for shipment Bill of Lading
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Dalam B/L ini menjelaskan, bahwa barang telah belum dinaikkan ke atas kapal
tetapi telah diterima oleh pihak pengangkut dan siap akan diberangkatkan. Untuk
jenis B/L biasa nya tidak diperkenankan dalam pembayaran dengan menggunakan
Letter of Credit, karena pihak bank menganggap masih ada resiko barang tersebut
tidak jadi diberangkatkan.
1.g. Shipped on Board Bill of Lading
Dalam B/L ini sudah menjelaskan bahwa barang sudah dinaikkan ke atas kapan
dan sudah diterima oleh pihak pengangkut serta sudah terjadi serah terima dan
tanggal penerimaan tersebut biasanya sama dengan tanggal keberangkatan kapalnya.
Jenis B/L ini baru bisa diterima oleh pihak bank jika menggunakan cara pembayaran
dengan Letter of Credit.
Gambar 5.11. Shipped on board Bill of Lading
1.i. Combined Transport/Multi moda Transpor Bill of Lading
B/L ini digunakan untuk pengiriman barang yang menggunakan minimal dua jenis
alat transportasi yang berbeda dengan satu dokumen kontrak pengangkutan dan satu
tujuan. Misalnya pengiriman menggunakan angkutan laut, kemudian berpindah
dengan angkutan truk atau kereta api. Maka dokumen yang dipakai tidak perlu cukup
hanya dengan Bill of Lading sebagai dokumen kontrak pengangkutan barang yang
pertama.
Gambar 5.12 Multi moda Transport Bill of Lading
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
1.j Unclean dan Clean Bill of Lading
Unclean B/L menjelaskan barang yang diterima pihak pengangkut dalam keadaan
tidak baik, rusak. Dalam Clean B/L barang tersebut tidak ada kerusakan, tidak cacat.
Jenis dokumen ini dapat diterima oleh pihak bank terutama jika pembayaran
menggunakan Letter of Credit.
Gambar 5.13. Clean on Board Bill of Lading
C.2 Air Waybill (AWB)
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Air waybill atau dikenal dengan Surat Muatan Udara (SMU) merupakan dokumen untuk
pengiriman melalui sarana angkutan udara yang dikeluarkan oleh pihak pengangkut
yaitu maskapai penerbangan.
Gambar 5.14. Air Waybill
Adapun manfaat AWB adalah sebagai :
o Sebagai tanda terima pengiriman barang dengan menggunakan kapal udara
o Sebagai dokumen untuk pelacakan/tracer keberadaan posisi barang yang
bermanfaat bagi importir dan eksportir.
Dokumen AWB ini tidak memerlukan dokumen original atau asli untuk mengeluarkan
barang di negara tujuan atau untuk proses custom clearance nya, karena sudah
dokumen AWB biasanya sudah terlampir dibarangnya pada saat pengiriman barang.
1. Delivery Order
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Delivery order atau disebut juga dengan Surat jalan merupakan dokumen yang
digunakanan untuk pengiriman dengan menggunakan angkutan jalan raya seperti
mobil yang dapat berupa mobil truk container, trailer,Tronton dan sebagainya. Ada
juga pendapat yang membedakan antara Surat Jalan dan Delivery Order. Jika surat
jalan adalah dokumen pengantar atas barang yang dikirim ke pembeli, delivery order
adalah surat perintah mengenai pengiriman barang yang dipesan konsumen. Berbeda
dengan surat jalan, Delivery order hanya berisi informasi dari kesepakatan yang
dibuat oleh pihak pembeli dan penjual.
Gambar 5.15. Deliver Order
Dokumen Surat jalan ini juga tidak menunggu dokumen asli untuk proses penerimaan
barangnya (clearance) di tempat tujuan, karena pihak pengangkut sendiri juga
membawa dokumen asli nya bersama dengan barang yang dikirim. Surat jalan juga
dibuat dalam beberapa rangkap minimal dua dan ada juga yang dibuat dalam 4
rangkap dan masing masing lembarnya berwarna berbeda beda dan diperuntukan
untuk pihak pihak yang berkepentingan dalam pengiriman diantara : pengirim,
penerima, bagian keuangan, gudang dan lainnya.
Surat jalan dalam prakeknya ada 2 (dua) jenis , yaitu surat jalan yang dibuat oleh
pemilik barang itu sendiri dan surat jalan yang dibuat oleh perusahaan pengangkut.
Untuk Surat Jalan yang dibuat oleh pemilik barang sebagai bukti tanda terima kepada
importir dan bukti untuk penagihan dalam pembayarannya, sedangkan Surat Jalan
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
yang dibuat oleh perusahaan angkutan itu sendiri selain sebagai tanda terima kepada
pengiriman barang juga berfungsi sebagai surat jalan untuk supir untuk ditunjukkan
jika ada pemeriksaan oleh polisi lalu lintas dan tanda terima di gudang atau tempat
tujuan akhir sesuai order.
Beberapa fungsi surat jalan diantara adalah :
1. Sebagai dokumen tertulis yang berisi detail informasi barang yang dikirim oleh
shipper (pengirim barang). Detail tersebut antara lain adalah nama barang, jumlah
barang, dan harga barang.
2. Sebagai dokumen yang digunakan oleh ekspedisi untuk mempermudah birokrasi
di wilayah tertentu, misalnya pada saat pengecekan yang dilakukan petugas
keamanan, dan polisi.
3. Sebagai dokumen yang disahkan oleh pihak vendor dan shipper bahwa barang
sudah diangkut ke dalam truk dan selesai dikirim sampai ke tujuan.
4. Sebagai dokumen yang digunakan oleh akuntan atau bendahara dari pihak
vendor untuk merangkum seluruh pengiriman yang sudah diselesaikan.
5. Sebagai dokumen bukti jika pihak shipper ingin mengajukan klaim asuransi terkait
barang yang tertulis di dalamnya. Tanpa ini, biasanya pihak asuransi akan sulit
menerima klaim shipper
2. Railway Consignment
Dokumen Railway consignment ini adalah sebagai dokumen perjanjian pengangkutan
barang antara penjual dan pembeli dengan menggunakan angkutan kereta api atau
disebut juga Surat Muatan Kereta Api.
Angkutan jenis ini lebih banyak bersifat sebagai angkutan antara daerah/local, maka
dari itu angkutan ini umumnya sebagai perpanjangan dan penghubungn dari jenis
angkutan laut dan udara. Kecuali di beberapa negara Eropah ada beberapa angkutan
kereta api yang melewati batas suatu negara.
D. Dokumen Customs
Dokumen ini adalah dokumen yang berkaitan dengan pengeluaran dan pemasukan
barang ekspor impor di pelabuhan dan berkaitan dengan penanganan dalam kepabeanan
dan diterbitkan oleh pihak Bea dan Cukai sebagai kelembagaan yang selain mengawasi
keluar masuknya arus barang, tetapi juga membantu memperlancar kegiatan yang
berkaitan dengan kepabeanan tersebut.
1. PIB dan SPPB
Untuk pengisian formulir PIB (Pemberitahuan Impor Barang) yang saat ini sudah
terintegrasi di dalam EDI dan sudah tidak perlu mengisi secara manual. Jika pengisian
sudah lengkap dan setelah proses EDIFACT dalam sistim EDI maka data PIB dikirim
dan diterima oleh server bea cukai. Dengan asumsi bahwa persyaratan telah terpenuhi
maka pihak bea cukai akan menerbitkan SPPB (Surat Pemberitahuan Pengeluaran
Barang).
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Gambar 5.16. Formulir Pemberitahuan Impor Barang (BC.20)
Gambar 5.17. Surat Persetujuan Pengeluaran Barang
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
2. PEB dan NPE
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Untuk pengisian PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) dan pengisian PEB ini
berdasarkan data Invoice dan Packing List yang dibuat oleh eksportir serta dokumen
pengapalan. Setelah proses EDIFACT maka data dikirim dan diterima
server bea cukai dan dengan kondisi yang lancer, maka diterbitkan NPE (Nota
Pelayanan Ekspor).
Gambar 5.18. Nota Pelayanan Ekspor.
Gambar 5.19 Formulir Pembaritahuan Ekspor Barang (BC. 30)
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
E. Certificate of Origin (COO)
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Berdasarkan Permendag no. 22/M-DAG/PER/3/ 2015 definisi SKA): Adalah surat
keterangan kebangsaan suatu barang yang disertakan pada saat barang tersebut
memasuki wilayah negara tujuan ekspor tertentu, untuk membuktikan bahwa barang
tersebut berasal, dihasilkan dan atau diolah di suatu negara (Indonesia).
Adapun manfaat dari COO/SKA adalah :
o Menetapkan negara asal barang;
o Menetapkan tarif bea masuk MFN/preferensi.
o Melindungi preferensi agar tidak dimanfaatkan oleh pihak yang tidak berhak (free
rider);
Secara umum dikenal ada 2 (dua) Jenis SKA/ COO :
1. SKA Preferensi :
Jenis SKA/COO sebagai persyaratan dalam memperoleh preferensi yang
disertakan pada barang ekspor tertentu untuk memperoleh fasilitas berupa
pembebasan seluruh atau sebagian bea masuk yang diberikan oleh suatu
negara/kelompok negara tujuan.
Bentuk form yang termasuk dalam SKA Preferensi adalah :
1.1 Form A (GSP) untuk ke negara tujuan Eropa, USA, Canada;
1.2 Form D ATIGA untuk ke negara tujuan ASEAN;
1.3 Form E (AC-FTA) untuk ke negara anggota ASEAN dan China;
1.4 Form AK (AK-FTA) untuk ke negara ASEAN dan Korea Selatan;
1.5 Form AI (AI-FTA) untuk ke negara ASEAN dan India;
1.6 Form AANZ (AANZFTA) untuk ke negara (ASEAN, Autralia, dan New Zealand);
1.7 Form IJ-EPA (SKA ke – Jepang);
1.8 Form IP (Indonesia - Pakistan)
1.9 Form ICC ( SKA Kerajinan tangan untuk ke Australia);
1.10 Form COA ( SKA Preferensi untuk Tembakau di 4 IPSKA);
1.11 Form GSTP (SKA Preferensi untuk sesama negara berkembang/ 45 negara);
1.12 Form Handicraft (SKA Preferensi untuk kerajinan tangan ke Uni Eropa).
2. SKA Non Preferensi
Adalah jenis dokumen SKA yang berfungsi sebagai dokumen pengawasan dan atau
dokumen penyerta asal barang ekspor untuk dapat memasuki suatu wilayah negara
tertentu.
Bentuk form yang termasuk dalam SKA Non Preferensi adalah :
2.1 Form B (Non Preferensi/ Unilateral);
2.2 Form ICO (SKA Non Preferensi ekspor kopi);
2.3 Form Annex 3 (SKA Non Preferensi untuk ekspor tujuan ke Meksiko).
Gambar 5.20 Certificate of Origin (Form B)
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Gambar 5.21 Certificate of Origin (Form A).
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
F. Dokumen pendukung lainnya
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Untuk jenis dokumen ini beragam dan biasanya bergantung kepada jenis komoditi,
peraturan negara tujuan ekspor serta peraturan dari negara peng ekspor itu sendiri serta
aturan aturan yang telah disepakati baik secara bilateral maupun dalam ruang lingkup
internasional.
Dokumen dokumen tersebut antar lain :
1. Certificate of Analysis
Certificate Of Analysis dapat diartikan sebagai dokumen yang berisi tentang hasil uji
kualitas dan keamanan suatu produk. Dengan melihat dokumen COA ini, maka dapat
diketahui apakah produk layak atau tidak. Tentu ada spesifikasi tertentu yang harus
dipenuhi dalam Certificate Of Analysis tersebut, tergantung jenis produknya.
Certificate Of Analysis ini biasanya digunakan pada makanan dan minuman, produk
kimia, atau juga produk farmasi.
Certificate Of Analysis Farmasi harus memenuhi spesifikasi khusus kualitas produk
farmasi tersebut. Jika hasil ujinya belum mencapai spesifikasi yang ditetapkan, maka
produk tersebut tidak diterima nantinya. Certificate Of Analysis atau sering sering
disebut sebagai COA merupakan sebuah dokumen penting dalam melakukan
perdagangan internasional. Setiap negara umumnya mewajibkan dokumen ini sebagai
syarat melakukan perdagangan.
Certificate Of Analysis dapat diartikan sebagai dokumen yang berisi tentang hasil uji
kualitas dan keamanan suatu produk. Dengan melihat dokumen COA ini, maka dapat
diketahui apakah produk layak atau tidak. Tentu ada spesifikasi tertentu yang harus
dipenuhi dalam Certificate Of Analysis tersebut, tergantung jenis produknya.
Certificate Of Analysis ini biasanya digunakan pada makanan dan minuman, produk
kimia, atau juga produk farmasi.
Certificate Of Analysis Farmasi harus memenuhi spesifikasi khusus kualitas produk
farmasi tersebut. Jika hasil ujinya belum mencapai spesifikasi yang ditetapkan, maka
produk tersebut tidak diterima nantinya.
Pada umumnya saat perusahaan dari satu negara menjalin kerja sama dagang dengan
perusahaan negara lain, dokumen COA tersebut dicantumkan sebagai persyaratan.
Adanya dokumen COA tersebut membuat barang impor atau barang ekspor bisa
masuk ke suatu secara legal. Misalnya Anda melakukan impor, maka tidak perlu
khawatir menjual kembali produk dagangan tersebut.
Namun perlu diketahui bahwa dokumen COA tersebut dibutuhkan setiap kali
melakukan perdagangan. Tujuannya agar produk yang didapatkan kualitasnya sesuai
spesifikasi. Misalnya Anda membeli produk makanan dari negara Malaysia, dan
produk tersebut telah terjual habis. Saat hendak membeli ulang, atau repeat order,
diperlukan kembali Certificate Of Analysis Makanan tersebut.
Gambar 5.22. Certificate of Analysis
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
https://www.yumpu.com/en/document/read/19475870/certificate-of-analysis-european-reference-materials
2. Certificate of Fumigation
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Pengertian dari sertifikat fumigasi adalah suatu dokumen yang menyatakan bahwa
perlakuan fumigasi telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan atau standar yang
telah ditentukan. Serifikat ini akan diberikan kepada perusahaan fumigasi yang
dinyatakan telah memenuhi persyaratan dan dinilai mampu melaksanakan kegiatan
fumigasi untuk keperluan karantina. Dikeluarkannya sertifikat oleh perusahaan
fumigasi kepada perusahaan jasa pengiriman atau perusahaan yang mengesport
barang dilakukan setelah dilakukannya stufing pada barang yang akan dikirim.
https://harianakuntansi.wordpress.com/2013/06/19/fumigation-certificate sertifikat-
fumigasi/
Gambar 5.23.
https://mdpjakarta011.blogspot.com/2016/01/sertifikasi-ispm-15-fumigasi.html
Fungsi Fumigasi
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
2.1 Meningkatkan ketahanan barang/komoditi yang disimpan di gudang dari
aktifitas hama, sehingga masa penyimpanan komoditas dapat lebih panjang.
2.2 Mengamankan barang/ komoditi yang akan di ekspor ke negara tujuan dari
serangan hama/rayap.
2.3 Memenuhi ketentuan phytosanitary negara tujuan ekspor/impor. Negara
penerima komoditi akan menerima sertifikat fumigasi sebagai bukti bahwa
komoditi telah mendapat perlakuan eradikasi hama.
3. Sertifikat CITES
Merupakan sertifikat yang dikeluarkan oleh Kementrian Kehutanan yang berkaitan
dengan impor dan ekspor yang berkaitan jenis jenis hewan yang dilindungi/langka
yang telah diatur dalam konvensi CITES.
CITES (Convertion On International Trade In Endangered Spesies Of Wild Fauna and
Flora) adalah suatu perjanjian internasional mengenai perdagangan jenis – jenis
hewan dan tumbuhan yang terancam punah. CITES merupakan kesepakatan yang di
susun pada suatu konferensi diplomatic di Washington DC pada tanggal 3 Maret
1973 yang di hadiri oleh 88 negara. Konverensi tersebut merupakan tanggapan
terhadap rekomendasi nomor 99.3 yang di keluarkan oleh Konfeensi PBB tentang
lingkungan hidup di Stockholm. Hal tersebut merupakan konsultasi IUCN
(International Union For Conservation Of Nature And Natural Recource) dengan
beberapa Negara dan organisasi internasional yang di lakukan selama bertahun –
tahun. Pada saat itu 21 negara menandatangani CITES dan secara legal konvensi
tersebut mulai di terapkan pada 1 juli 1975.
Tujuan convensi CITES adalah untuk mencegah terjadinya kepunahan jenis – jenis flora
dan fauna di muka bumi ini yang dapat atau mungkin dapat di sebabkan oleh adanya
kegiatan perdagangan internasional. Kecuali itu konversi ini di bentuk untuk
membangun system pengendalian perdagangan jenis – jenis satwa dan flora serta
produk – produknya secara internasional. Pengendalian tersebut di dasarkan pada
kenyataan bahwa eksploitasi komersial secara tak terbatas terhadap sumber daya
satwa dan tumbuhan liar merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap
kelangsungan hidup suatu jenis. Negara produsen dan konsumen saling membagi
tanggung jawab dan menciptakan sistem atau perangkat yang di perlukan dalam
rangka pengendalian jenis – jenis flora dan fauna langka.
Ada 5 (lima) hal pokok yang menjadi dasar di adakannya konvensi tersebut yaitu:
3.1 Perlu perlindungan jangka panjang terhadap flora dan satwa liar.
3.2 Meningkatkannya nilai flora dan satwa liar bagi manusia.
3.3 Peran dari masyarakat dan Negara dalam usaha perlindungan flora dan fauna
(satwa liar).
3.4 Makin mendesaknya kebutuhan kerja sama internasional untuk melindungi jenis
– jenis tersebut dari over eksploitasi melalui perdagangan internasional.
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
3.5 Makin mendesaknya kebutuhan akan tindakan – tindakan mengenai hal – hal
tersebut diatas.
Untuk mencapai tujuan tersebut atas dasar kelangkaannya yang di tentukan oleh
Konfrensi Anggota CITES jenis – jenis flora dan fauna di golongkan dalam 3 (tiga)
kelompok atau Appendices. Tergantung pada tingkat perlindungan yang di perlukan,
maka ekspor dan impor specimen hidup dan bagian – bagiannya akan di larang atau
di wajibkan diliput dengan tata cara perizinan tertentu yang di kenal oleh semua
negara anggota.
CITES memasukkan jenis – jenis flora dan fauna kedalam tiga daftar (Appendiks)
sebagai berikut :
Apendiks I : membuat seluruh jenis – jenis flora dan fauna yang sudah sangat
terancam punah yang di sebabkan atau mungkin di sebab kan oleh kegiatan
perdagangan, perdagangan spesimen (hidup atau mati atau bagian – bagian yang
berasal dari padanya) jenis – jenis ini dilarang dan harus di atur dengan peraturan
yang sangat ketat agar tidak membahayakan kehidupan selanjutnya. Pengecualian
dari ketentuan tersebut di atas hanya dapat di berikan apabila dalam keadaan yang
sangat khusus, misalnya untuk tukar menukar antar kebun binatang, penelitian,
hadiah kenegaraan, pendidikan dan hasil penangkaran yang sudah menghasilkan
generasi kedua (F2). Di Indonesia terdapat beberapa jenis yang termasuk dalam
apindeks I CITES antara lain :
Biawak, komodo, orang utan, ikan arowana, kakatua seram, gajah sumatra, badak
jawa, badak sumatra, harimau sumatra, harimau jawa dan lain – lain.
Apendiks II : memuat jenis yang walaupun yang saat ini tidak terancam punah apabila
perdagangannya tidak di atur dengan ketat dan tidak menghindari pemanfaatan yang
tidak sesuai dengan kemampuan daya dukung hidupnya. Oleh karena itu,
perdagangan spesimen jenis – jenis ini di lakukan dengan penetapan kuota (jumlah
spesimen yang dapat di panen dari alam secara konservativ).
Apendiks III : memuat semua jenis – jenis yang dinyatakan di lindungi oleh peraturan
negara anggota CITES tertentu untuk kepentingan mencegah atau membasmi
pemanfaatan yang berlebihan (eksploitasi) dan memerlukan kerja sama dengan
negara – negara anggota CITES lainnya untuk mengawasi perdagangan.
Gambar 5.24. Sertifikat CITES
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
https://artone.com.hk/cites/
4. Sertifikat MSDS
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
MSDS (Material Safety Data Sheet) atau secara harfiah jika diartikan ke dalam bahasa
Indonesia adalah lembar data keselamatan bahan (LDKB) jadi dapat diartikan bahwa
dokumen MSDS adalah dokumen yang menjadi suatu data informasi bahan kimia yang
terkandung dalam suatu produk atau barang. Meski kita tahu bahwa tidak semua
bahan kimia itu berbahaya, namun beberapa bahan memiliki sifat yang berbahaya
seperti beracun, mudah terbakar atau meledak, dan sifat berbahaya lainnya jika tidak
ditangani dengan baik.
Gambar 5.25. Sertifikat MSDS
https://misterexportir.com/pengertian-msds-untuk-ekspor-barang/#Apa_Itu_MSDS_Material_Safety_Data_Sheet
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Bahkan beberapa bahan kimia dikenal berbahaya bagi kesehatan manusia. Maka dari
itu, untuk mengantisipasi bahaya yang mungkin ditimbulkan dari produk berbahan
kimia, dokumen MSDS sangat diperlukan. Karena, dokumen tersebut bukan hanya
berisi informasi bahan kimia yang terkandung dalam suatu produk. Namun juga
informasi yang dibutuhkan untuk keselamatan seperti bagaimana cara penanganan,
tindakan khusus, bahaya yang ditimbulkan dan informasi lainnya.
Manfaat MSDS
1.1. MSDS diperlukan untuk menjamin keselamatan dalam menangani barang
yang mengandung bahan kimia.
1.2. MSDS bukan hanya sekadar persyaratan administratif. Melainkan untuk
keselamatan mulai dari pembuatan, pengiriman yang mana banyak pihak yang
terlibat, hingga proses pembuangan limbahnya.
1.3. MSDS sangat penting untuk menjaga keselamatan semua pihak, baik itu
produsen atau eksportir, lalu petugas penanganan dan pengiriman barang,
sampai ke tangan importir.
2. Phytosanitary Certificate
(PC) adalah Sertifikat Kesehatan Tumbuhan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Institusi
Karantina Tumbuhan. Sertifikat "Phytosanitary" telah diatur dalam Undang-Undang Nomor
16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan dengan Peraturan
Pemerintah (PP) No.14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan yang sangat penting
untuk melindungi kualitas produk Indonesia di mata buyer luar negeri.
Kriteria untuk pelaksanaan PC dalam PP No. 14 tahun 2002 ini dijelaskan adalah :
( 1 ) Setiap Media Pembawa yang akan dikeluarkan dari dalam Wilayah Negara Republik
Indonesia, apabila disyaratkan oleh Negara tujuan WAJIB:
a) Dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari tempat pengeluaran bagi Tumbuhan
dan bagian-bagiannya, kecuali Media Pembawa yang
tergolong benda lain:
b) Melalui tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan:
c ) Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas Karantina Tumbuhan di tempat-tempat
pengeluaran untuk keperluan tindakan Karantina Tumbuhan.
Persyaratan ekspor karantina tumbuhan dan produk tumbuhan ditetapkan untuk
mengatur pengeluaran media pembawa berupa tumbuhan dan produk tumbuhan dari
dalam wilayah negara Republik Indonesia serta mencegah keluarnya Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari dalam wilayah negara Republik Indonesia
ke luar negeri. Tindakan karantina terhadap tumbuhan dan produk tumbuhan yang akan
diekspor ditujukan untuk memastikan, bahwa media pembawa tersebut bebas dari OPTK.
Tindakan karantina tersebut telah disesuaikan dengan kebijakan yang diberlakukan di
negara tujuan.
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Gambar 5.26 Phytosanitary Certificate
https://incodocs.com/blog/phytosanitary-certificate-document-for-export/
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
3. Sertifikat Venetary
Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner yang selanjutnya disebut Nomor Kontrol Veteriner
adalah sertifikat sebagai bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan Higiene
dan Sanitasi sebagai jaminan keamanan produk Hewan pada Unit Usaha produk Hewan.
(PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG
KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN)
Gambar 5.27 Venetary Certificate
http://www.phalosari.co.id/wp-content/uploads/2016/12/NKV.pdf
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Sertifikat Veteriner diterbitkan dalam bentuk Veterinary Certificate, Sanitary Certificate
dan Health Certificate. Kementerian Pertanian terus meningkatkan standar keamanan
pangan pada unit usaha/perusahaan produsen pangan dan non pangan asal hewan
ekspor. Sertifikasi NKV merupakan upaya pemerintah dalam memberikan jaminan
persyaratan kelayakan dasar dalam sistem jaminan keamanan pangan dalam aspek
higiene-sanitasi pada unit usaha produk pangan dan non pangan asal hewan.
Kementerian Pertanian terus meningkatkan standar keamanan pangan pada unit
usaha/perusahaan produsen pangan dan non pangan asal hewan ekspor. Produk pangan
yang mengandung produk asal hewan diantaranya: produk susu, bakso, artificial flavor,
makanan dan minuman yang mengandung telur, mie instan, dan lain-lain. Sedangkan
negara tujuan ekspor berdasarkan penerbitan Sertifikat Veteriner Tahun 2016 yaitu: Irak,
Israel, Kuwait, Lebanon, Uni Emirat Arab, Yordania, India, Pakistan, Sri Langka, Malaysia,
Philippina, Singapura, Thailand, Vietnam, Kanada, Amerika Serikat, Malta, Angola, Bukirna
Faso, Kamerun, Kongo, Sierra Leon, Tonga, Australia, Fiji, New Zealand, Papua New
Guinea, Kepulauan Solomon.
4. Certificate of Manufacture Quality
certificate of manufacturer’s quality : Adalah Sertifikat yang dibuat oleh pabrik pembuat
barang diekspor atau supplier yang menguraikan tentang mutu dari barang-barang atau
mata dagang ekspor termasuk penjelasan tentang baru tidaknya barang dan apakah
memenuhi standar barang yang ditetapkan. Certficate ini juga sebagai penegasan bagi
importir bahwa barang impornya di produksi langsung oleh perusahaan/pabrik
pembuatnya.
Gambar 5.28. Manufacture Certificate
https://www.chinapowdercoating.com/iso-certified/certificate-high-quality-manufacture-audited-tuvrheinland/
5. Sertifikat atau Izin Edar BPOM
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
Sertifikat ini dikeluarkan oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Sertifikasi ini berguna untuk
melindungi masyarakat dari produk makan dan minuman yang dapat membahayakan kesehatan si konsumen,
maka dari itu semua produk yang akan atau telah dipasarkan di Indonesia (dari dalam dan luar negeri) harus
tersertifikasi melalui instansi yang berwenang.
Gambar 5.29. Pemberian izin label untuk produk Kosmetik oleh BPOM
https://www.msglowagenjakarta.com/sertifikasi/sertifikat-bpom-15-min
Izin edar BPOM memiliki 3 jenis label yaitu SP, MD, dan ML, penjelasannya :
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
1. Label SP
Label SP atau yang biasa disebut dengan Sertifikat Penyuluhan merupakan label yang
diberikan oleh Dinas Kesehatan terhadap para pengusaha skala kecil atau biasa disebut
dengan Usaha Kecil Menengah (UKM).
2. Label MD
Label MD atau yang biasa disebut dengan Makanan Dalam diberikan langsung oleh
lembaga BPOM kepada perusahaan besar yang memproduksi makanan dan minuman
yang telah memenuhi kualifikasi dan syarat.
3. Label ML
Label ML atau yang biasa disebut dengan Makanan Luar, khusus dibuat untuk produk
luar yang diimpor ke Indonesia dengan catatan telah memenuhi syarat sesuai aturan
BPOM. Label ini juga diberikan terhadap produk yang langsung dipasarkan di Indonesia
maupun produk yang telah dikemas ulang.
Dibawah beberapa pihak pihak yang menerbitkan dokumen dokumen ekspor impor serta
jenis dokumen yang diterbitkannya.
PRODUSEN/EKSPORTIR/IMPORTIR
o Invoice dan Packing List
o Weight List
o Manufacture Certifciates
o MSDS Certificate
o Certificate Of Analysis
o Beneficiary Certificates
o Shipping Instruction
o Surat Pernyataan Mutu (SPM)
ASURANSI
o Cover Note
o Insurance Policy
DEPARTEMEN KEHUTANAN
o CITES
SHIPPING LINES COMPANY (PERUSAHAAN PELAYARAN)
o Manifest Cargo
o Master Bill of Lading
o Certificate of Vessel
o RKSP (Rencana Kedarangan Sarana Pengangkut)
o JKSP (Jadwal Kedatangan Sarana Pengangkut)
AIRLINES COMPANY (PERUSAHAAN PENERBANGAN)
5
Manajemen Bisnis Ekspor Impor
o Manifest Cargo
o Airwaybill
o Weight Note
o RKSP atau JKSP
FREIGHT FORWARDING COMPANY
o House Bill of Lading (HBL)
o Notice Arrival
o Forwarder Receipt
PERUSAHAAN KERETA API
o Railway Consignment (Surat Muatan Kereta Api)
o Weight Note
BEA CUKAI/CUSTOMS OFFICE
o PEB dan NPE
o PIB dan SPPB
o Inward Manifest Cargo
o Outward Manifest Cargo
o Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
o Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM) dan SPJK (Surat Pemberitahuan Jalur Kuning)
o Dan Formulir Formulur BC lainnya
DEPARTEMEN PERDAGANGAN
o SIUP (Surat Izin Usaha Perdagngan)
o TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
o Certfificate of Origini/Surat Keterangan Asal Barang
o Eksportir Terdaftar (ET) dan lainnya
BALAI KARANTINA PERTANIAN
o Phytosanitary Certidicates
o Venetary Certificates
KEMENTRIAN KEUANGAN
o NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
o SPPKP (Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak)
o SKT (Surat Keterangan Terdaftar)