makalah ekspor impor (pengenalan)

42
MAKALAH PENGENALAN TRANSAKSI EKSPOR IMPOR DAN KETENTUAN PELAKSANAAN EKSPOR IMPOR DI INDONESIA Nama Kelompok : 1. Nadia Ayu Vita (1332610025) 2. Putri Sanuria Rokhma Laila (1332610009) 3. Ratri Mei Rahayu (1332610056) 4. Wulan Kusuma Nanda Chintya (1332610163)

Upload: state-polytechnic-of-malang

Post on 13-Jan-2017

10.267 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

MAKALAH

PENGENALAN TRANSAKSI EKSPOR IMPOR DAN KETENTUAN

PELAKSANAAN EKSPOR IMPOR DI INDONESIA

Nama Kelompok :

1. Nadia Ayu Vita (1332610025)

2. Putri Sanuria Rokhma Laila (1332610009)

3. Ratri Mei Rahayu (1332610056)

4. Wulan Kusuma Nanda Chintya (1332610163)

2B MARKETING – D3

ADMINISTRASI BISNIS

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2015

Page 2: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah

ini disusun untuk salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Ekspor Impor. Makalah ini

berjudul Makalah Pengenalan Transaksi Ekspor Impor dan Ketentuan Pelaksanaan

Ekspor Impor di Indonesia. Adapun pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas

makalah pertama dengan tujuan pembelajaran untuk mengetahui tentang dasar-dasar dari

transaksi ekspor impor dan ketentuan pelaksanaan ekspor impor yang diterapkan di

Indonesia.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak, terutama kepada dosen kami yang senantiasa memberikan semangat

dan dorongan untuk berkarya selama penelusuran bahan-bahan di segala media.

            Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan pembaca pada umumnya. Penulis memohon maaf apabila dalam

penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.Oleh karena itu,

kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi peningkatan

karya ini, semoga bermanfaat. 

Malang, 8 April 2015

Penulis

Page 3: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah

ekspor impor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak

lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang

bertempat di negara-negara yang berbeda. Dan transaksi ekspor impor itu sendiri

memiliki syarat sendiri yang harus dipatuhi oleh semua pelaksana kegiatan ini.

Kegiatan ini juga sangat bermanfaat bagi semua pelaksana langsung maupun

masyarakat dan Negara. Bahkan secara khusus kegiatan ini memiliki lembaga

yang membantu agar berjalan lancarnya kegiatan ini.

Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang menyeberangi laut dan

darat ini tidak jarang timbul berbagai masalah yang kompleks antara pengusaha-

pengusaha yang mempunyai bahasa, kebudayaan, adat istiadat dan cara yang

berbeda-beda.

Bagi perkembangan perekonomian Indonesia, transaksi ekspor impor ini

pun merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang paling penting. Dalam situasi

perekonomian dunia yang masih belum menggembirakan saat ini berbagai usaha

telah dilaksanakan pemerintah Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan

pencarian sumber-sumber devisa yang antara lain adalah meningkatkan transaksi-

transaksi ekspor dan menekan pengeluaran-pengeluaran devisa dengan cara

membatasi aktivitas-aktivitas impor.

Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah

Negara yang tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan

maka hubungan dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha

dalam satu wilayah negara saja, tetapi juga dengan para pedagang dari negara

lain, tidak terkecuali Indonesia. Bahkan hubungan-hubungan dagang tersebut

semakin beraneka ragam, termasuk cara pembayarannya. Kegiatan ekspor impor

didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu Negara yang benar-benar mandiri

karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Setiap Negara

Page 4: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim, geografi,

demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan

perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas

dan kuantitas produk. Secara langsung atau tidak langsung membutuhkan

pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu negara dengan negara

lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat didunia perlu terjalin

suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara

tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian ekspor dan impor serta pabean?

2. Apa penyebab atau latar belakang dilaksanakannya kegiatan impor?

3. Apa sajakah produk ekspor – impor Indonesia?

4. Apakah syarat dan ketentuan dari kegiatan ekspor – impor?

5. Bagaimana prosedur ekspor impor di Indonesia?

6. Bagaimana cara pembayaran ekspor impor?

7. Apakah manfaat ekspor – impor?

8. Lembaga apa yang terlibat dalam proses ekspor – impor?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian ekspor dan impor serta pabean

2. Untuk mengetahui penyebab atau latar belakang dilaksanakannya kegiatan

impor

3. Untuk mengetahui produk-produk ekspor-impor Indonesia

4. Untuk mengetahui syarat – syarat dan ketentuan kegiatan ekspor dan impor

5. Untuk mengetahui prosedur ekspor impor di Indonesia

6. Untuk mengetahui cara pembayaran ekspor impor

7. Untuk mengetahui manfaat ekspor dan impor

8. Untuk mengetahui lembaga yang terlibat dalam proses ekspor dan impor

Page 5: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

2.1.1 Pengertian Ekspor - Impor

Yang dimaksud dengan kegiatan ekspor adalah kegiatan

mengeluarkan barang dari daerah Pabean. Sedangkan yang dimaksud

dengan eksportir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan

kegiatan ekspor.

Kegiatan impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam

daerah pabean. Perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan

impor tersebut disebut dengan Importir.

Transaksi ekspor-impor dapat dilakukan apabila ada hubungan

politik (hubungan diplomatik) diantara dua negara baik bilateral maupun

multilateral.

2.1.2 Pengertian Pabean

Daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi

wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat

tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya

berlaku Undang-Undang ini (UU nomer 17 tahun 2006 tentang perubahan

atas UU nomer 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan). Kawasan pabean

adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar

udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang

sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah unsur pelaksana tugas

pokok dan fungsi Departemen Keuangan di bidang kepabeanan dan cukai.

Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean

serta pemungutan bea masuk dan bea keluar.

Page 6: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

2.1.3 Pengertian Perdagangan Internasional

Kegiatan Ekspor Impor ini masuk dalam kegiatan perdagangan

internasional. Adapun pengertian dari perdagangan internasional menurut

beberapa ahli adalah sebagai berikut:

a. OP. Simorangkir

“Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilaksanakan para

pedagang antar negara yang berbeda, mengakibatkan timbulnya akan

valuta asing yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang

bersangkutan”

b. Amir M.S

“Perdagangan luar negeri berarti perdagangan barang dari suatu negeri ke

lain negeri di luar batas Negara”

c. The Body Of Rules Governing commercial relationship of private law

nature involving different countries

“Keseluruhan kaidah-kaidah yang mengatur hubungan-hubungan dagang

yang bersifat Hukum Perdata dan mencakup berbagai Negara”

d. Sekjen PBB

Menurut Resolusi Sidang Umum No.2102/XX/ tertanggal 20 Desember

1965, yang diartikan dengan Hukum Dagang Internasional (International

Trade Law) adalah perdagangan internasional tidak jauh berbeda dengan

perdagangan dalam negeri, hanya saja perdagangan internasional lebih

rumit sehingga membutuhkan keahlian khusus untuk menanganinya,

disebabkan oleh faktor-faktor berikut :

1) Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan (geopolitik)

2) Barang yang harus dikirim atau diangkut dari suatu Negara ke Negara

lain melalui bermacam-macam peraturan seperti peraturan pabean

yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan oleh masing-

masing pemerintah

3) Antara satu Negara dengan Negara lainnya tidak jarang terdapat

perbedaan dalam bahasa, mata uang, takaran hukum dan kebiasaan

dalam perdagangan dan lain-lain.

Page 7: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

Yang termasuk dalam bidang perdagangan internasional antara lain

adalah:

a) Jual beli Internasional :

1. Mengenai pembentukan kontrak-kontrak

2. Mengenai perjanjian-perjanjian keagenan

3. Mengenai jual beli secara eksklusif.

b) Surat-surat berharga (negotiable Instrument) dan kredit dagang oleh

pihak Bank

c) Hukum Berkenaan dengan diadakannya kegiatan-kegiatan dagang di

bidang Hukum Dagang

d) Asuransi

e) Pengangkutan atau Transport Barang, antara lain :

1. Pengangkutan barang melalui laut

2. Pengangkutan barang melalui udara

3. Pengangkutan barang melalui jalanan

4. Pengangkutan barang melalui kereta api

5. Pengangkutan barang melalui perairan di dalam negeri.

f) Hukum dagang milik perindustrian dan hak cipta

g) Arbitrase perdagangan

2.2 LATAR BELAKANG KEGIATAN EKSPOR - IMPOR

Secara umum kegiatan ekspor impor terjadi karena adanya hal-hal berikut:

1. Perbedaan Hasil Produksi

Tiap-tiap negara mempunyai kekayaan alam, modal, teknologi, dan

kebudayaan yang berbeda. Oleh karena itu, tiap-tiap negara mempunyai

hasil pröduksi yang berbeda-beda. Ada negara yang dapat memproduksi

suatu barang atau jasa yang melimpah, sementara ada negara yang

kekurangan hasil produksi barang atau jasa tersebut tetapi memiliki barang

atau jasa lainnya. Contoh Indonesia banyak menghasilkan produksi

pertanian, Korea dan Jepang banyak menghasilkan barang-barang

elektronik.

Page 8: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

2. Perbedaan Harga Barang

Harga suatu barang di tiap-tiap negara berbeda. Perbedaan harga

inilah yang mendorong adanya perdagangan internasional. Misalnya,

harga komputer di Korea Selatan dan di Jepang lebih murah daripada

harga di Indonesia mendorong orang Indonesia membeli komputer

tersebut di Korea atau Jepang untuk dijual di Indonesia. Mereka

melakukan perdagangan karena memperoleh keuntungan sebagai akibat

dan adanya perbedaan harga jual dan harga beli.

3. Adanya Keinginan untuk Meningkatkan Produktivitas

Tiap-tiap negara mempunyai kebutuhan akan barang yang

beraneka ragam. Namun secara ekonomi, tiap negara lebih baik

memproduksi beberapa macam barang saja kemudian melakukan

perdagangan internasional. Dengan spesialisasi ini produktivitas tiap

negara menjadi lebih tinggi.

Dan adapun latar belakang atau penyebab kegiatan impor di Indonesia adalah:

1. High Demand Less Supply

Jumlah permintaan yang lebih dari persediaan menyebabkan

Indonesia melakukan impor untuk memenuhi kuota dalam negeri.

Sehingga tidak terjadi lonjakan harga.

Sebagai contoh, setiap tahunnya konsumsi beras di Indonesia

mengalami kenaikan, ini terjadi karena penduduk Indonesia semakin

bertambah dan masyarakat Indonesia masih menjadikan beras sebagai

bahan makanan pokok (utama). Hal ini mendorong adanya kegiatan

impor. Jika tidak mengimpor maka akan terjadi kenaikan harga beras

dalam negeri karena jumlah permintaan lebih tinggi dari persediaan beras

yang ada. Dan dengan kegiatan impor dapat memenuhi kuota beras dalam

negeri.

2. Peralihan Fungsi Lahan

Peralihan fungsi lahan dapat menyebabkan produktivitas barang

menurun. Contohnya banyak lahan pertanian yang dialihkan untuk sektor

Page 9: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

bisnis yang lain seperti hunian, departemen store dan lain sebagainya. Hal

ini menurunkan produktivitas beras di Indonesia.

3. Faktor Alam

Faktor alam yang tak menentu mempengaruhi produktivitas barang

yang ada di dalam negeri. Contohnya faktor alam yang tak menentu juga

mempengaruhi produktivitas beras. Hama yang menyerang, iklim yang tak

menentu dan berbagai faktor alam lainnya menurunkan produktivitas beras

di dalam negeri.

2.3 PRODUK EKSPOR-IMPOR INDONESIA

Sebelum membahas mengenai produk ekspor dan impor Indonesia, ada hal yang

harus dipahami lebih lanjut yaitu mengenai jenis dan kriteria barang. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Ada tiga kriteria barang, yaitu:

1. Barang dilarang seperti narkotika, bahan peledak, senjata api dan

amunisi 

2. Barang diawasi/diatur peredarannya seperti kebutuhan pokok

3. Barang dibebaskan seperti alat-alat tulis

b. Ada dua jenis barang, yaitu:

1. Barang bawaan

2. Barang dagangan

Dan secara umum produk ekspor dan impor dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Minyak bumi dan gas alam (migas)

Barang-barang yang termasuk migas antara lain; minyak tanah, bensin,

solar dan elpiji

2. Non migas

Barang-barang yang termasuk non migas yaitu:

a. Hasil pertanian dan perkebunan (karet, kopi)

b. Hasil laut (ikan dan kerang)

c. Hasil industri (kayu lapis, minyak kelapa sawit, pupuk, kertas dan

bahan kimia)

Page 10: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

d. Hasil tambang non migas (bijih nikel, bijih tembaga dan batu bara)

Berikut adalah produk ekspor dan impor Indonesia:

1. Produk Ekspor Indonesia

Produk ekspor Indonesia meliputi hasil produk pertanian, hasil hutan, hasil

perikanan, hasil pertambangan, hasil industri dan begitupun juga jasa.

a. Hasil Pertanian

Contoh karet, kopi kelapa sawit, cengkeh, teh, lada, kina, tembakau

dan cokelat.

b. Hasil Hutan

Contoh kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak boleh dalam

bentuk kayu gelondongan atau bahan mentah, namun dalam bentuk

barang setengah jadi maupun barang jadi, seperti mebel.

c. Hasil Perikanan

Hasil perikanan yang banyak di ekspor merupakan hasil dari laut.

Produk ekspor hasil perikanan, antara lain ikan tuna, cakalang, udang

dan bandeng.

d. Hasil Pertambangan

Contoh barang tambang yang di ekspor timah, alumunium, batu bara

tembaga dan emas.

e. Hasil Industri

Contoh semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi.

f. Jasa

Dalam bidang jasa, Indonesia mengirim tenaga kerja keluar negeri

antara lain ke Malaysia dan negara-negara Timur Tengah.

Tidak semua barang boleh di ekspor, beberapa barang yang dilarang

diekspor diantaranya adalah:

a. Ikan dalam keadaan hidup : Ikan dan anak ikan Arwana jenis

Sclerophages Formosus, Benih ikan Sidat (Anguila SPP) dibawah

ukuran 5 mm, Ikan hias air tawar jenis Botia macracanthus ukuran 15

cm keatas, Udang galah air tawar dibawah ukuran 8 cm, Induk dan

calon induk Udang Penaeidae, Karet bongkah.

Page 11: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

b. Barang kuno yang bernilai kebudayaan (benda cagar budaya);

c. Binatang liar dan tumbuhan alam yang dilindungi yang termasuk

dalam Appendix 1 dan 3 CITES.

d. Bahan-bahan remiling : Slabs, Lumps, Scraps, Karet Tanah,

Unsmoked Shets, Blanked sheets, Smoked lebih rendah dari kualitas

IV, Remilled 4, Cutting C, Blanked D. off, Kulit mentah, pickled dan

wet blue dari binatang melata (kecuali kulit buaya dalam benuk wet

blue).

2. Produk Impor Indonesia

Indonesia mengimpor barang-barang konsumsi bahan baku dan bahan

penolong serta bahan modal. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai

produk impor Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Barang-barang konsumsi merupakan barang-barang yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman,

susu, mentega, beras, dan daging.

b. Bahan baku dan bahan penolong merupakan barang- barang yang

diperlukan untuk kegiatan industri baik sebagai bahan baku maupun

bahan pendukung, seperti kertas, bahan-bahan kimia, obat-obatan dan

kendaraan bermotor.

c. Barang Modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha

seperti mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-alat

berat.

d. Produk  impor indonesia yang berupa hasil pertanian, antara lain,

beras, terigu, kacang kedelai dan buah-buahan.

e. Produk impor Indonesia yang berupa hasil peternakan antara lain

daging dan susu.

f. Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertambangan antara lain

adalah minyak bumi dan gas.

g. Produk impor Indonesia yang berupa barang industri antara lain adalah

barang-barang elektronik, bahan kimia, kendaraan. Dalam bidang jasa

indonesia mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri.

Page 12: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

2.4 SYARAT MENJADI EKSPORTIR DAN IMPORTIR

Seperti telah dijelaskan pada bab terdahulu bahwa dalam perdagangan

internasional ada beberapa kelompok pelaksana yang tercakup dalam

perdagangan tersebut dan diantara kelompok ini terdapat kelompok eksportir dan

importir. Importir adalah perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan

dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam wilayah pabean

Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Untuk menjadi eksportir maupun importir ini ada beberapa persyaratan

yang harus dipenuhi guna kelancaran perdagangan tersebut. Adapun persyaratan

yang harus dipenuhi antara lain:

1. Harus merupakan badan hukum (PT, CV, FA, PN, PERUM dan sebagainya)

2. Eksportir harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau mendapat

izin usaha dari Departemen Teknis / Lembaga Pemerintah non Departemen

atau merupakan Eksportir Terdaftar (ET) bagi eksportir yang telah

memperoleh pengalaman sebagai Eksportir Terdaftar. Dalam tahun sebelum

Pakto, perusahaan ekspor impor diharuskan memiliki izin ekspor dan impor

dalam bentuk kartu pengenal, yaitu: Angka Pengenal Ekspor (APE) atau

Angka Pengenal Ekspor Sementara (APES) bagi eksportir, dan Angka

Pengenal Impor (API) atau Angka Pengenal Impor Sementara (APIS) bagi

importer, dan khusus untuk ekspor impor dalam rangka PMA atau PMDN

memerlukan APET (Angka Pengenal Ekspor Terbatas) dan APIT (Angka

Pengenal Impor Terbatas) yang syarat pemilikannya ditentukan oleh instansi

yang berwenang.

3. Importir harus memiliki Angka Pengenal Importir Sementara (APIS) atau

Angka Pengenal Importir (API) dan Angka Pengenal Importir Terbatas

(APIT)

Patut dicatat bahwa kemudahan persyaratan bagi eksportir tersebut di atas

yang hanya memerlukan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) sebagai pengganti

Angka Pengenal Eksportir Sementara (APES) atau Angka Ibid, Pengenal

Eksportir (APE) atau Angka Pengenal Eksportir Terbatas (APET) adalah dalam

rangka usaha diregulasi untuk peningkatan usaha Ekspor. Dengan demikian setiap

Page 13: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

orang dapat melakukan kegiatan ekspor asal ada Surat Izin Usaha Perdagangan

(SIUP), kecuali untuk barang-barang yang kena kuota antara lain tekstil dan kopi.

Khusus dalam impor untuk mendapatkan Angka Pengenal Importir (API)

atau Angka Pengenal Importir Sementara (APIS), perusahaan harus mengajukan

permohonan dengan mengisi Daftar Isian Permohonan pada Kantor Wilayah

Departemen Perdagangan Persyaratan untuk memperoleh Angka Pengenal

Importir Sementara (APIS) tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Perusahaan Besar dan

Menengah

2. Memiliki kemampuan dan keahlian yang lazim diperlukan untuk

melaksanakan perdagangan impor

3. Memiliki referensi bank devisa Selanjutnya, persyaratan yang harus dipenuhi

pemilik APIS untuk memperoleh API adalah sebagai berikut:

a. Telah melaksanakan impor sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dan telah

mencapai nilai US $ 100.000

b. Tidak pernah membatalkan / ingkar kontrak impor kecuali karena keadaan

memaksa yang diluar kemampuan (Force Majeur). Jadi dengan demikian

persyaratan-persyaratan tersebut diatas haruslah dipenuhi oleh seorang

eksportir maupun importer

2.5 CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI EKSPOR IMPOR

Berdasarkan ketentuan Pasal 3 PP No. 1 Tahun 1982 Jo. SK Menteri Perdagangan

dan Koperasi No. 27/1/1982. Tata cara pembayaran dalam transaksi ekspor impor

dapat dilaksanakan dengan :

1. Pembayaran dimuka (Advance Payment)

2. Perhitungan kemudian (Open Account)

3. Wesel Inkaso (Collection Draft)

4. Konsinyasi (Consigment)

5. Letter Of Credit (L/C)

6. Cara pembayaran lain yang lazim dalam perdagangan luar negeri sesuai

dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli.

Page 14: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

Adapun penjelasan mengenai cara pembayaran kegiatan ekspor impor diatas

adalah sebagai berikut:

1. Advance Payment

Advance Payment adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan

oleh pembeli kepada penjual sebelum barang dikirim. Bank tidak bertanggung

jawab dalam transaksi ini, melainkan Bank hanya diminta jasanya oleh

pembeli kepada penjual. Besar uang muka tergantung dari sales kontrak misal

20%, 40 %, atau 100%. Transaksi ini dilakukan karena barganing position

penjual lebih kuat. Resiko dalam transaksi ini ditanggung oleh pembeli.

2. Open Account

Open Account  adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh

pembeli kepada penjual setelah barang dikirim oleh penjual. Bank tidak

bertanggung jawab dalam transaksi ini, melainkan bank hanya diminta jasanya

oleh pembeli untuk mengirim uang kepada penjual. Transaksi ini dilakukan

karena barganing position pembeli lebih kuat. Resiko dalam transaksi ini

ditanggung oleh penjual.

3. Consignment 

Consignment adalah suatu bentuk pembayaran, dimana barang dikirim

dan dititipkan kepada Agent penjual yang nantinya barang tersebut akan dijual

kepada pembeli. Bank tidak bertanggung jawab atas transaksi ini, melainkan

Bank hanya diminta jasanya oleh Agent untuk mengirimkan uang kepada

penjual. Resiko dalam transaksi ini ditanggung oleh penjual yaitu Bila barang

tidak laku dijual atau barang sudah laku dijual namun uangnya tidak

diserahkan kepada penjual.

4. Collection 

Collection adalah suatu transaksi dagang yang telah disepakati oleh

penjual dan pembeli, dalam hal mana penagihan pembayaran / pengiriman

dokumen melalui jasa Bank. Bank hanya sebagai perantara tidak menjamin

pembayaran atas transaksi ini. Dokumen dikirim melalui bank dan di dalam

Penyerahan Dokumen ke Importir dibedakan menjadi dua yaitu :

Page 15: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

a. Documents Against Payment (D/P) : Documents akan diserahkan ke

importir, bila importir telah melunasinya / membayar.

b. Documents Against Acceptance (D/A) : Documents akan diserahkan ke

importir, bila importir telah melakukan akseptasi.

5. Letter of Credit (L/C)

Letter of Credit adalah surat jaminan pembayaran dari opening bank

kepada pihak eksportir, selama eksportir menyerahkan dokumen sesuai

dengan syarat & kondisi L/C. Perjanjian tertulis dari sebuah bank devisa, atas

permintaan importir (pemohon LC) untuk melakukan pembayaran kepada

eksportir setelah adanya penyerahan dokumen-dokumen sesuai dengan yang

tercantum dalam L/C terpenuhi. Cara pembayaran ini paling aman karena

mengedepankan kepentingan kedua belah pihak, namun perlu diingat

transaksi L/C hanya berkepentingan terhadap dokumen-dokumen saja, tanpa

melibatkan kondisi barang.

6. Cara pembayaran lain-lain

a. Barter

Pembayaran harga barang yang diimpor dibayar dengan barang yang

diekspor yang nilainya sama.

b. Barter Konsinyasi

Nilai barang ekspor mungkin lebih tinggi dari barang impor sehingga

selisih harga harus dibayar oleh importer dengan cara transfer.

c. Advance payment kurang dari 100%

Pembayaran dimuka bukan dari seluruh barang yang diekspor, tetap

10, 25 sampai dengan 95% dari harga barang yang diekspor. Sisanya

ditagih dengan “collection”.

d. Pembayaran secara tunai

Pembayaran langsung tunai (cash) oleh importer kepada eksportir dan

biasanya pembeli mempunyai perwakilan/agen di tempat eksportir.

Dengan demikian eksportir maupun importir yang akan melakukan transaksi

perdagangan ekspor impor dalam melaksanakan pembayaran dapat memilih salah

satu cara pembayaran yang ada yang dipandang sesuai dan memberikan banyak

Page 16: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

keuntungan bagi perusahaan yang dipimpinnya. Pada dasarnya pemerintah tidak

akan membatasi penggunaan cara pembayaran yang lain berdasarkan kesepakatan

bersama, bahkan memberikan kelonggaran-kelonggaran agar frekuensi kegiatan

perdagangan internasional khususnya ekspor non migas semakin meningkat untuk

menambah devisa negara dan berguna bagi jalannya pembangunan nasional.

Inilah sebenarnya yang menjadi tujuan utama adanya kebijaksanaan untuk

membaskan penggunaan cara-cara pembayaran yang digunakan dalam kegiatan

perdagangan internasional.

2.6 PROSEDUR EKSPOR IMPOR DI INDONESIA

2.6.1 Prosedur Ekspor

Untuk melakukan ekspor, harus melalui urutan-urutan sebagai berikut:

a) Korespondensi, yaitu eksportir melakukan korespondensi dengan

importir di luar negeri untuk menawarkan komoditas yang maudijual.  

b) Pembuatan Kontrak Dagang, setelah importir setuju dengan semua

kondisi yang ditawarkan oleh eksportir, kontrak dagang segera dibuat. 

c) Penerbitan Letter of Credit (L/C), importir membuka L/C melalui bank

koresponden di negaranya dan mengirimkan L/C tersebut ke bank

devisa yang ditunjuk eksportir di Indonesia. 

d) Mempersiapkan barang ekspor, dengan diterimanya L/C, eksportir

segera mempersiapkan barang yang dipesan importir. 

e) Mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), pendaftaran

dilakukan ke bank devisa dengan melampirkan keterangan sanggup

membayar apabila barang ekspornya terkena pajak ekspor. 

f) Pemesanan ruang kapal, dilakukan eksportir ke Perusahaan. Pelayaran

Samudera atau perusahaan penerbangan. 

g) Pengiriman barang ke pelabuhan. Tahapan ini dapat dilakukan oleh

eksportir sendiri melalui perusahaan jasa pengiriman barang. 

h) Pemeriksaan Bea Cukai, pihak Bea Cukai akan memeriksa barang-

barang yang akan di ekspor beserta dokumennya. Setelah itu ia akan

mendatangani pernyataan persetujuan muat yang ada pada PEB. 

Page 17: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

i) Pemuatan barang ke kapal. Setelah PEB ditandatangani oleh pihak Bea

Cukai, barang bisa dimuat ke kapal. Kemudian pihak pelayaran akan

memberikan B/L kepada Eksportir. 

j) Surat Keterangan Asal Barang (SKA), surat ini bisa diperoleh dari

Kanwil Depperindag atau kantor Depperindag setempat. 

k) Pencairan L/C, apabila barang sudah dikapalkan, eksportir bisa

mencairkan L/C ke bank dengan menyerahkan syarat B/L, faktur,

packing list. 

l) Pengiriman barang ke importir.

2.6.2 Prosedur Impor

Adapun penjelasan prosedur umum proses impor di Indonesia melalui

portal INSW adalah sebagai berikut :

1. Importir mencari supplier barang sesuai dengan yang akan diimpor.

2. Setelah terjadi kesepakatan harga, importir membuka L/C di bank

devisa dengan melampirkan PO mengenai barang-barang yang mau

diimpor; kemudian antar Bank ke Bank Luar Negeri untuk

menghubungi Supplier dan terjadi perjanjian sesuai dengan perjanjian

isi L/C yang disepakati kedua belah pihak.

3. Barang–barang dari Supplier siap untuk dikirim ke pelabuhan

pemuatan untuk diajukan.

4. Supplier mengirim faks ke Importer document B/L, Inv, Packing List

dan beberapa dokumen lain jika disyaratkan (Serifikat karantina, Form

E, Form D, dsb)

5. Original dokumen dikirim via Bank / original kedua ke importir

6. Pembuatan/ pengisian dokumen PIB (Pengajuan Impor Barang). Jika

importir mempunyai Modul PIB dan EDI System sendiri maka

importir bisa melakukan penginputan dan pengiriman PIB sendiri.

Akan tetapi jika tidak mempunyai maka bisa menghubungi pihak

PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) untuk proses input

dan pengiriman PIB nya.

Page 18: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

7. Dari PIB yang telah dibuat, akan diketahui berapa Bea masuk, PPH

dan pajak yang lain yang akan dibayar. Selain itu Importir juga harus

mencantumkan dokumen kelengkapan yang diperlukan di dalam PIB.

8. Importir membayar ke bank devisa sebesar pajak yang akan dibayar

ditambah biaya PNBP

9. Bank melakukan pengiriman data ke Sistem Komputer Pelayanan

(SKP) Bea dan Cukai secara online melalui media Pertukaran Data

Elektronik (PDE)

10. Importir mengirimkan data Pemberitahuan Impor Barang (PIB) ke

Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai secara online

melalui media Pertukaran Data Elektronik (PDE)

11. Data PIB terlebih dahulu akan diproses di Portal Indonesia National

Single Window (INSW) untuk proses validasi kebenaran pengisian

dokumen PIB dan proses verifikasi perijinan (Analizing Point) terkait

Lartas.

12. Jika ada kesalahan maka PIB akan direject dan importir harus

melakukan pembetulan PIB dan mengirimkan ulang kembali data PIB

13. Setelah proses di portal INSW selesai maka data PIB secara otomatis

akan dikirim ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP) Bea dan Cukai.

14. Kembali dokumen PIB akan dilakukan validasi kebenaran pengisian

dokumen PIB dan Analizing Point di SKP

15. Jika data benar akan dibuat penjaluran

16. Jika PIB terkena jalur hijau maka akan langsung keluar Surat

Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB)

17. Jika PIB terkena jalur merah maka akan dilakukan proses cek fisik

terhadap barang impor oleh petugas Bea dan Cukai. Jika hasilnya

benar maka akan keluar SPPB dan jika tidak benar maka akan

dikenakan sanksi sesuai undang-undang yang berlaku.

18. Setelah SPPB keluar, importir akan mendapatkan respon dan

melakukan pencetakan SPPB melalui modul PIB

Page 19: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

19. Barang bisa dikeluarkan dari pelabuhan dengan mencantumkan

dokumen asli dan SPPB

Beberapa hal yang membuat dokumen mendapat Jalur Merah antara lain :

1. Impor baru

2. Profil Importir High Risk

3. Barang impor tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah

4. Barang Impor Sementara

5. Barang Operasional Perminyakan (BOP) golongan II

6. Ada informasi intelejen/NHI

7. Terkena sistem acak/random

8. Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko tinggi dan/atau

berasal dari negara yang berisiko tinggi

2.7 MANFAAT KEGIATAN EKSPOR IMPOR

Kegiatan ekspor dan impor membawa banyak manfaat bagi negara dan

masyarakatnya. Berikut ini beberapa manfaat kegiatan ekspor:

1. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia

Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk

Indonesia ke luar negeri. Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu

produk Indonesia yang mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Apabila

permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin meningkat,

pendapatan para produsen batik semakin besar. Dengan demikian, kegiatan

produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.

2. Menambah Devisa Negara

Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk

menjual barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah

penerimaan devisa negara. Dengan demikian, kekayaan negara bertambah

karena devisa merupakan salah satu sumber penerimaan negara.

Page 20: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

3. Memperluas Lapangan Kerja

Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.

Dengan semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di

dalam negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang

dibutuhkan sehingga lapangan kerja semakin luas.

Adapun manfaat kegiatan impor adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan

Setiap negara memiliki sumber daya alam dan kemampuan sumber daya

manusia yang berbeda-beda. Misalnya, keadaan alam Indonesia tidak bisa

menghasilkan gandum dan Amerika tidak bisa menghasilkan kelapa sawit.

Perdagangan antarnegara mampu mengatasi persoalan tersebut. Perdagangan

antarnegara memungkinkan Indonesia untuk memperoleh gandum dan

Amerika memperoleh minyak kelapa sawit.

Perdagangan antarnegara akan bisa mendatangkan barang-barang yang

belum dapat dihasilkan di dalam negeri. Misalnya Indonesia belum mampu

memproduksi mesin-mesin berat. Oleh karena itu, Indonesia melakukan

perdagangan dengan Amerika, Jepang, Cina dan Korea Selatan dalam

pengadaan alat-alat tersebut.

2. Memperoleh Teknologi Modern

Proses produksi dapat dipermudah dengan adanya teknologi modern.

Misalnya, penggunaan mesin las pada pabrik perakitan sepeda motor. Mesin

ini mempermudah proses penyambungan kerangka motor. Contoh lainnya

adalah mesin fotokopi laser. Mesin ini bisa menggandakan dokumen dengan

lebih cepat dan jelas.

Tingkat teknologi di negara kita umumnya masih sederhana.

Pengembangan teknologi masih lambat karena rendahnya kualitas sumber

daya manusia. Untuk mendukung kegiatan produksi, kita dapat mengimpor

teknologi dari luar negeri. Perdagangan antarnegara juga memberikan

kesempatan bagi Indonesia untuk mempelajari teknologi dari negara lain.

Dalam perdagangan biasanya terjadi pertukaran informasi. Dari saling

Page 21: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

bertukar informasi ini, Indonesia dapat belajar teknik produksi baru dan

pemanfaatan teknologi modern.

3. Memperoleh Bahan Baku

Setiap kegiatan usaha pasti membutuhkan bahan baku. Untuk

memproduksi mobil dibutuhkan besi dan baja. Untuk memproduksi ember,

mangkuk, dan kursi plastik dibutuhkan plastik. Tidak semua bahan baku

produksi tersebut dihasilkan di dalam negeri. Mungkin ada yang diproduksi di

dalam negeri, tetapi harganya lebih mahal. Pengusaha tentu lebih menyukai

bahan baku yang harganya lebih murah. Demi kelangsungan produksi,

pengusaha harus menjaga pasokan bahan bakunya. Salah satu caranya dengan

mengimpor bahan baku dari luar negeri.

2.8 PIHAK-PIHAK DAN LEMBAGA DALAM EKSPOR IMPOR

Transaksi ekspor impor ternyata memiliki kompleksitas yang cukup besar,

disamping peraturan antar negara yang harus dipahami, kredibilitas pihak

pembeli/penjual yang harus diyakini, juga ada baiknya kita mengetahui pihak-

pihak yang mungkin akan terlibat dalam transaksi ini. Mulai dari tahap negosiasi,

eksekusi, maupun dalam operasional transaksi.

Adapun pihak-pihak dan lembaga yang berhubungan dengan transaksi

ekspor adalah sebagai berikut:

1. Pembuat barang ekspor (kalau produksi ekspor tidak dilakukan sendiri)

2. Export merchant house (yang membeli barang dari perusahaan pembuat

barang dan mengkhususkan diri dalam perdagangan dengan negara-negara

tertentu yang membutuhkan barang-barang tersebut)

3. Confirming house (yang bertindak sebagai perantara pembuat barang diluar

negeri dan importer dalam negeri, biasanya bertanggung jawab atas

pengapalan barang-barang dan pembayaran kepada penjual)

4. Buying agent (bertindak sebagai agent untuk satu atau lebih pembeli tertentu

di luar negeri)

5. Trading house (badan usaha yang mengumpulkan barang-barang keperluan

untuk diekspor dan diimpor)

Page 22: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

6. Consignment agent (bertindak sebagai agent penjual di luar negeri)

7. Factor (lembaga yang setuju untuk membeli piutang-piutang dagang/barang

ekspor yang dipunyai eksportir untuk kemudian ditagih kepada

importer/pembeli)

8. Bank atau lembaga keuangan lainnya, yang fungsinya sebagai fasilitator

pembayaran, keuangan dan juga penjaminan (L/C & Bank Guarantee)

9. EMKL (Freight Forwarding), Ekspedisi Muatan Kapal Laut, yang

menjembatani eksportir dengan pelayaran dalam hal pengangkutan dan

dokumentasi ekspor

10. Maskapai Pelayaran (Shipping Company) atau Maskapai Penerbangan, bisa

juga Agent-nya

11. Asuransi, sebagai institusi penjaminan resiko

12. Bea Cukai (Custom), sebagai gerbang keluar masuknya barang

13. Consulate untuk legalisasi ke beberapa negara tertentu

14. Surveyor sebagai lembaga survey apabila dibutuhkan/dipersyaratkan

15. Departemen Pemerintahan Terkait : Deperindag, Kadin, Depkes/Bpom,

BKPM, Dirjen Pajak/KPKN dan Dirjen-dirjen di bawah DepKeu,

Deptan/Karantina, Dephub Dll. untuk pembuatan Certificate of origin dan

legalisasi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan

16. Badan sertifikasi lainnya

Adapun pihak-pihak dan lembaga yang berhubungan dengan transaksi

impor adalah sebagai berikut:

1. Sole Agent (agen tunggal barang impor)

2. Manufacturer representative (perwakilan pabrik pembuat barang)

3. Import merchant house (yang melakukan pembelian barang di luar negeri, dan

dimasukkan ke dalam negeri untuk dijual kembali)

4. Trading house (badan usaha yang mengumpulkan barang untuk diekspor dan

diimpor)

5. Bank atau lembaga keuangan lainnya, yang fungsinya sebagai fasilitator

pembayaran, keuangan dan juga penjaminan (L/C & Bank Guarantee)

6. Asuransi, sebagai institusi penjaminan resiko

Page 23: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

7. Maskapai Pelayaran (Shipping Company) atau Maskapai Penerbangan, bisa

juga Agent-nya

8. EMKL (Freight Forwarding), Ekspedisi Muatan Kapal Laut, yang

menjembatani eksportir dengan pelayaran dalam hal pengangkutan dan

dokumentasi ekspor

9. Bea Cukai (Custom), sebagai gerbang keluar masuknya barang

10. Surveyor sebagai lembaga survey apabila dibutuhkan/dipersyaratkan

11. Departemen Pemerintahan Terkait : Deperindag, Kadin, Depkes/Bpom,

BKPM, Dirjen Pajak/KPKN dan Dirjen-dirjen di bawah DepKeu,

Deptan/Karantina, Dephub Dll. untuk pembuatan Certificate of origin dan

legalisasi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan

12. Badan Sertifikasi Lainnya.

Pihak-pihak di atas biasanya terlibat tergantung dari keperluan transaksi

ekspor impor tersebut, belum lagi ditambah pihak-pihak yang secara tidak

langsung terlibat baik dalam regulasinya maupun institusinya, seperti antara lain :

1. Bank Indonesia, untuk peraturan dan kebijakan di bidang keuangan dan

perbankan diantaranya penetapan Legal Lending Limit dan Monitor Lalu

Lintas Devisa

2. Departemen Kehakiman, menyangkut legalitas transaksi dan lembaga

peradilan apabila terjadi dispute antara pihak-pihak yang bertransaksi

3. Perusahaan Transportasi Darat (Trucking, Train Dll.) apabila pengiriman

menggunakan combined transport.

Page 24: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah Pabean.

Sedangkan yang dimaksud dengan eksportir adalah perusahaan atau perorangan

yang melakukan kegiatan ekspor. Dan impor adalah kegiatan memasukkan barang

ke dalam daerah pabean. Perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan

impor tersebut disebut dengan Importir. Yang dimaksud dengan daerah pabean

adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan

ruang udara diatasnya, serta tempattempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif

dan landas kontinen.

Kegiatan ekspor impor memiliki banyak manfaat baik bagi Negara

Indonesia sendiri maupun bagi masyarakatnya. Tidak dipungkiri meskipun dalam

pelaksanaannya cenderung sulit dalam penyelesaian syarat-syarat dan

ketentuannya, tapi kegiatan ini harus tetap dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan

dan tujuan lainnya. Dan dalam kegiatan ekspor impor ini pula banyak lembaga

yang berpartisipasi dalam pelaksanaannya.

3.2 KRITIK DAN SARAN

Dengan begitu banyaknya pihak dan lembaga yang terlibat dan

berpartisipasi dalam kegiatan ekspor impor, yang masing-masing mempunyai

aturan dan kebijakan yang harus sesuai satu sama lain, bisa dibayangkan begitu

kompeksnya permasalahan transaksi ekspor impor. Ada baiknya pemerintah

mengupayakan pelayanan untuk lebih menyederhanakan birokrasi yang selama ini

menghambat dan menciptakan inefisiensi biaya.

Page 25: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

DAFTAR PUSTAKA

M.S, Amir, 1995, Pengetahuan Bisnis Ekspor Impor, Jakarta, Pustaka Binaman Pressindo

M.S, Amir, 1997, Letter of Credit Dalam Bisnis Ekspor Impor, Cetakan Kedua, Jakarta,

Pustaka Binaman Pressindo

Hutabarat, Roselyn, 1989, Transaksi Ekspor Impor, Edisi Kedua, Jakarta, Erlangga

www.slideshare.com

http://www.beacukai.go.id/index.html?page=faq/impor.html

http://id.wikipedia.org/wiki/

Direktorat_Jenderal_Bea_dan_Cukai_Kementerian_Keuangan_Indonesia

http://www.agushalim.com/export-import/barang-barang-indonesia-yang-diekspor-ke-

luar-negeri/

Page 26: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

LAMPIRAN

Volume Ekspor dan Impor Migas (Berat bersih: ribu ton), 1999-2013

Page 27: MAKALAH EKSPOR IMPOR (PENGENALAN)

TahunMinyak Mentah Hasil Minyak Gas

Ekspor Impor Ekspor Impor Ekspor Impor1996 38 254.90 9 349.90 10 689.30 10 133.80 29 343.60 1.301997 38 976.50 9 125.50 10 220.80 11 747.70 29 015.60 31.601998 36 914.00 10 473.30 8 435.90 10 941.00 28 953.50 86.001999 35 902.50 11 497.40 7 825.40 12 249.90 30 066.30 25.802000 29 225.90 11 473.50 8 786.60 13 971.00 27 615.20 11.202001 32 857.00 14 174.90 7 007.80 11 750.50 25 235.60 30.602002 29 054.40 15 880.00 7 574.00 15 116.00 27 617.70 0.202003 26 517.50 16 817.20 7 425.00 13 588.60 27 613.70 69.302004 23 467.80 18 930.40 6 800.40 15 971.50 26 594.30 18.702005 21 488.00 15 649.70 5 994.00 21 065.20 24 445.40 22.502006 18 127.90 14 642.50 7 046.90 18 657.80 23 116.70 48.602007 18 175.30 15 146.70 6 264.80 19 475.70 21 270.80 116.902008 18 235.00 12 749.00 5 724.00 22 391.20 20 841.90 336.202009 17 967.10 15 303.70 5 405.70 19 732.00 22 700.10 970.802010 18 132.40 14 249.60 7 322.80 25 123.90 30 469.90 1 126.002011 17 819.50 13 253.60 6 931.50 28 840.30 34 302.90 1 633.902012 14 973.10 12 550.10 5 629.50 28 534.50 27 843.30 3 170.402013 13 016.90 16 015.60 5 914.50 29 612.20 25 110.40 3 425.90

Diolah dari dokumen kepabeanan Ditjen Bea dan Cukai (PEB dan PIB)