Download - Makalah Pkn Ham
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep HAM yang berlaku dalam prespektif Islam?
2. Apa saja praktik-praktik tentang pelanggaran HAM?
3. Bagaimana cara menegakkan HAM?
4. Bagaimana Undang-Undang yang berlaku dalam HAM di Indonesia?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan konsep HAM yang berlaku dalam prespektif Islam
2. Mengetahui praktik-praktik tentang pelanggaran HAM
3. Menjelaskan cara menegakkan HAM
4. Menjelaskan Undang-Undang yang berlaku dalam HAM di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hak Asasi Manusia dalam Prespektif Islam
Akhir-akhir ini banyak sekali isu yang dilontarkan dari orientasi Barat, dengan
maksud untuk mendiskreditkan Islam. Musuh-musuh Islam tidak henti-hentinya berupaya
untuk memadamkan Islam. Berbagai upaya mereka tempuh, agar terbentuk opini masyarakat
bahwa Barat itu lebih hebat daripada Islam. Islam sudah ketinggalan zaman dan sebagainya.
Isu-isu yang dimaksud seperti hak asasi manusia, demokrasi, kesetaraan, lingkungan hidup,
pluralisme, feminisme, dan lain-lain.
Pengarang Eropa apabila menulis sejarah tentang konsep apapun tentang manusia,
mereka selalu menelusuri asal mulanya peradaban Romawi atau Yunani. Menurut mereka
konsep tentang hak asasi manusia dikemukakan pertama kali oleh seorang filsuf Yunani
bernama Zeno. Kemudian beberapa ilmu filsafatnya, konsep ini dapat berkembang ke dalam
peradaban Romawi, dan setelah terbengkalai selama abad kegelapan.
Pada umumnya para pakar HAM Barat berpendapat bahwa lahirnya HAM dimulai
dengan lahirnya Magna Charta (Piagam Agung. 1215) yaitu dokumen yang mencatat
beberapa hak yang diberikan oleh Raja John dari Inggris kepada beberapabangsawan
bawahannya atas tuntutan mereka. Perkembangan berikutnya adalah munculnya Bill of
Rights (undang-undang hak, 1969) di Inggris, lalu muncul Declaration des droits de I’homme
et du citoyen (pernyataan hak-hak manusia dan warga negara, 1789 di Perancis).
Apabila para pakar HAM tersebut berpikir dan berandangan objektif, tentu mereka
akan mengakui bahwa jauh sebelum lahirnya Magna Charta, Islam telah memiliki konsep
tentang HAM yang terkenal, bahkan lebih komprehensif dibandingkan dengan Magna Charta.
Mengapa demikian? Salah satunya kelemahan kita adalah lebih bangga apabila mengadopsi
ilmu-ilmu dari Barat, dan para pakara Islam sendiri kurang kuat dalam menyebar luaskan
paham-paham Islam.
Hak asasi manusia menurut pandangan Islam adalah hak-hak kodrati yang
dianugerahkan Allah SWT kepada setiap manusia, yang tidak dapat dicabut atau dikurangi
oleh kekuasaan atau badan apapun. Islam telah memiliki doktrin perlindungan HAM yang
lebih komprehensif dibandingkan konsep HAM dalam Magna Charta. Konsep HAM dalam
Magna Charta yang baru ada 600 tahun setelah kedatangan Islam, sangat tidak benar jika
Barat mengklaim bahwa tonggak sejarah HAM berasal dari Magna Charta. Islam telah
mengatur HAM secara sempurna sebagaimana berikut :
2.1.1 Hak Hidup
Barang siapa membunuh orang (bukan Qishash), seolah-olah ia membunuh
manusia semuanya, dan barangsiapa memelihara hidupnya seolah-olah memelihara
hidupnya manusia semua.
�ر� �غ�ي ب ا �ف�س ن �ل� ق�ت م�ن� �ه� ن� أ �يل� ائ ر� �س� إ �ي �ن ب ع�ل�ى �ا �ن �ب �ت ك �ك� ذ�ل �ج�ل� أ م�ن�
اد% ف�س� و�� أ �ف�س% ن
�ا ي �ح� أ �م�ا ن� �أ ف�ك �اه�ا ي �ح� أ و�م�ن� ج�م�يعا �اس� الن �ل� ق�ت �م�ا ن
� �أ ف�ك األر�ض� ف�ي
ج�م�يعا �اس� الن
ف�ي ذ�ل�ك� �ع�د� ب �ه�م� م�ن ا �ير �ث ك �ن� إ �م� ث �ات� ;ن �ي �ب �ال ب �ا �ن ل س� ر� �ه�م� اء�ت ج� �ق�د� و�ل
ر�ف�ون� �م�س� ل األر�ض�
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh)
orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia
telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan
(membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka
sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
(Q.S Al-Maidah : 32)
Hukum ini bukan untuk kaum Bani Israil saja, tetapi untuk seluruh manusia.
Allah memandang bahwa membunuh seseorang itu adalah membunuh seluruh manusia,
karena jika membunuh seseorang berarti juga membunuh keturunannya.
Dilarang membunuh jiwa yang diharamkan Allah ( Al-Isra’, 17:33)
�ل� ق�ت و�م�ن� �ح�ق; �ال ب �ال إ �ه� الل م� ح�ر� �ي �ت ال �ف�س� الن �وا �ل �ق�ت ت و�ال ;ه� �ي �و�ل ل
�ا �ن ع�ل ج� ف�ق�د� �وما م�ظ�ل
ا (٣٣) �ص�ور ف�ال م�ن �س�ر�ف� ي ف�ي �ل� �ق�ت ال �ه� �ن إ �ان� ك
Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah membunuhnya, kecuali
dengan suatu (alasan) yang benar1. Dan barang siapa dibunuh secara zalim, maka
sungguh, Kami telah memberi kekuasaan2 kepada wali (ahli waris)nya, tetapi janganlah
walinya itu melampaui batas dalam pembunuha. Sesungguhnya dia adalah orang yang
mendapat pertolongan. “
Larangan membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan suatu
sebab yang benar (Al-An’am, 6:151)
�ن� �د�ي �و�ال �ال و�ب ا �ئ ي ش� �ه� ب �وا ر�ك �ش� ت �ال أ �م� �ك �ي ع�ل �م� Mك ب ر� م� ح�ر� م�ا �ل� �ت أ �و�ا �ع�ال ت ق�ل�
ا ان �ح�س� إ
�ه�ا �ف�و�اح�ش� ظ�ه�ر� م�ن �وا م�اال ب �ق�ر� �اه�م� و�ال ت �ي �م� و�إ ق�ك ز� �ر� �وا ن �ل �ق�ت ت و�ال
�ح�ن� ن �م�الق% إ م�ن� �م� و�الد�ك� أ
�ع�ق�ل�ون� �م� ت �ك �ع�ل �ه� ل �م� ب م� و�ص�اك ح�ر� �ي �ت ال �ف�س� الن �وا �ل �ق�ت ت و�ال �ط�ن� ب و�م�ا
�م� �ك ذ�ل �ح�ق; �ال ب �ال إ �ه� الل
Katakanlah (Muhammad), "Marilah aku bacakan apa yang diharamkan Tuhan
kepadamu. Janganlah mempersekutukan-Nya dengan apa pun berbuat baiklah kepada
ibu bapak[29], janganlah membunuh anak-anakmu karena takut miskin, Kami-lah yang
memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan
yang keji[30], baik yang terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu
membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar.
Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti.
2.1.2 Hak Milik
Allah SWT melarang memakan harta sesama dengan jalan yang batil (Al-
Baqarah, 2:188 dan Annisa’, 4:29)
�وا �ل �ك �أ �ت ل � �ام �ح�ك ال �ل�ى إ �ه�ا ب �وا �د�ل و�ت �اط�ل� �ب �ال ب �م� �ك �ن �ي ب �م� �ك م�و�ال� أ �وا �ل �ك �أ ت و�ال
ف�ر�يقا
�م�ون� �ع�ل �م� ت �ت �ن � و�أ �م �اس� إلث �االن م�و�ال� ب� م�ن� أ
Janganlah kamu makan harta sesama kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah)
kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, dengan maksud agar kamu dapat
memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu
mengetahui
�اط�ل� �ب �ال �م� ب �ك �ن �ي �م� ب �ك م�و�ال� �وا أ �ل �ك �أ �وا ال ت �ذ�ين� آم�ن Mه�ا ال ي
� �ا أ ية �ج�ار� �ون� ت �ك �ن� ت �ال أ إ
اض% ع�ن� �ر� �ان� ت �ه� ك �ن� الل �م� إ ك �ف�س� �ن �وا أ �ل �ق�ت �م� و�ال ت �ك م�ن ح�يما ) �م� ر� �ك ٢٩ب
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku
atas dasar suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu. (An-Nisa’ 29)
2.1.3 Perlindungan dan Kehormatan
Larangan mengolok-olok kaum atau orang yang lain dan larangan panggil-
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk (Al-Hujurat, 49:11)
% ع�س�ى خ�ر� ق�وم_ م�ن� ق�و�م �س� �وا ال ي �ذ�ين� آم�ن Mه�ا ال ي� �ا أ ي
اء% ع�س�ى �س� اء_ م�ن� ن �س� �ه�م� و�ال ن ا م�ن �ر ي �وا خ� �ون �ك �ن� ي أ�م� و�ال ك �ف�س� �ن وا أ �م�ز� �ل �ه�ن� و�ال ت ا م�ن �ر ي �ن� خ� �ك �ن� ي أ�ع�د� �ف�س�وق� ب م� ال �س� االس� �ئ �ق�اب� ب �األل وا ب �ز� �اب �ن ت
�م�ون� ) �ك� ه�م� الظ�ال �ئ �ول �ب� ف�أ �ت �م� ي اإليم�ان� و�م�ن� ل١١)
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan mengolok-olokkan perempuan
lain, (karena) boleh jadi yang diperolok-olokkan lebih baik (dari perempuan yang
mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dirimu dan janganlah saling
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim.
Larangan berprasangka buruk terhadap orang lain, mencari-cari kesalahan
orang lain, dan larangan menggunjing orang lain (Al-Hujurat, 49:12)
�ا Mه�ا ي ي� �ذ�ين� أ �وا ال �وا آم�ن �ب �ن ت ا اج� �ير �ث �ن� الظ�ن; م�ن� ك �ع�ض� إ �م_ الظ�ن; ب �ث إ
وا و�ال �ج�س�س� �ب� و�ال ت �غ�ت �م� ي �ع�ض�ك �ع�ضا ب �ح�بM ب �ي �م� أ �ح�د�ك �ن� أ �ل� أ �ك �أ ي
�ح�م� يه� ل �خ� ا أ �ت �م�وه� م�ي �ر�ه�ت �ق�وا ف�ك �ه� و�ات �ن� الل �ه� إ �و�اب_ الل ح�يم ت _ر�
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang
lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu, memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima taubat, lagi Maha Penyayang.
2.1.4 Keamanan dan Kesucian Kehidupan Pribadi
Larangan memasuki rumah yang bukan rumah kita, sebelum meminta izin dan
memberi salam kepada penghuninya (An-Nur, 24:27)
�م� �ك �وت �ي �ر� ب ا غ�ي �وت �ي �وا ب ل �د�خ� �وا ال ت �ذ�ين� آم�ن Mه�ا ال ي� �ا أ ي
وا �س� �ن �أ ت �س� �ى ت ح�ت�م� �ك �ع�ل �م� ل �ك �ر_ ل ي �م� خ� �ك �ه�ا ذ�ل ه�ل
� ;م�وا ع�ل�ى أ ل �س� و�تون� ) �ر� �ذ�ك ٢٧ت
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang
demikian itu lebih baik bagimu agar kamu (selalu) ingat.
2.1.5 Keamanan Kemerdekaan Pribadi
Agar menetapkan hukum di antara manusia dengan adil (An-Nisa’, 4:58)
�ذ�ا �ه�ا و�إ ه�ل� �ل�ى أ �ات� إ �ؤ�دMوا األم�ان �ن� ت �م� أ ك م�ر�
� �أ �ه� ي �ن� الل إ�م�وا �ح�ك �ن� ت �اس� أ �ن� الن �ي �م� ب �م�ت ح�ك
م�يعا �ان� س� �ه� ك �ن� الل �ه� إ �م� ب �ع�ظ�ك �ع�م�ا ي �ه� ن �ن� الل �ع�د�ل� إ �ال با �ص�ير ب
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya
kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah sebaik-baik yang memberi
pengajaran kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha melihat.
Tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya (Al-Hujurat, 49:6)
�ن� �وا أ �ن �ي �ب % ف�ت �إ �ب �ن �م� ف�اس�ق_ ب �ن� ج�اء�ك �وا إ �ذ�ين� آم�ن Mه�ا ال ي� �ا أ ي
�ة% �ج�ه�ال �وا ق�و�ما ب �ص�يب �ح�وا ت �ص�ب �اد�م�ين� ف�ت �م� ن �ت ع�ل�ى م�ا ف�ع�ل (٦)
Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu
membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan
suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali
perbuatanmu itu.
2.1.6 Perlindungan dari Hukuman Penjara yang Sewenang-wenang
Seseorang yang berbuat dosa kemudaratannya kembali kepada dirinya sendiri
dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain (Al-An’am 164)
�ه�ا �ي ع�ل �ال� إ �ف�س% ن Mل� ك �ك�س�ب� ت و�ال� ي�ء% ش� �ل; ك Mب ر� و�ه�و� pا ب ر� �غ�ي �ب أ �ه� الل �ر� غ�ي� أ ق�ل�
�ز�ر� ت و�ال�
�م�ا ب �م� �ك ;ئ �ب �ن ف�ي �م� ج�ع�ك م�ر� �م� ;ك ب ر� �ل�ى إ �م� ث ى �خ�ر� أ ر� و�ز� ة_ �ف�ون� و�از�ر� �ل ت �خ� ت ف�يه� �م� �ت �ن ك
Katakanlah: “Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan
bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya
kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa
orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya
kepadamu apa yang kamu perselisihkan”
Orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain (Fathir, 35:18)
�ل�ى �ة_ إ �ق�ل �د�ع� م�ث �ن� ت ى و�إ �خ�ر� ر� أ ة_ و�ز� �ز�ر� و�از�ر� و�ال تي�ء_ �ه� ش� �ح�م�ل� م�ن �ه�ا ال ي ح�م�ل
�ه�م� ب و�ن� ر� �خ�ش� �ذ�ين� ي �ذ�ر� ال �ن �م�ا ت �ن �ى إ ب �ان� ذ�ا ق�ر� �و� ك و�ل�ق�ام�وا الص�الة� �ب� و�أ �غ�ي �ال ب
�ه� �ل�ى الل ه� و�إ �ف�س� �ن �ى ل ك �ز� �ت �م�ا ي �ن �ى ف�إ ك �ز� و�م�ن� ت�م�ص�ير� ) (١٨ال
Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang
dibebani berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul bebannya itu tidak akan
dipikulkan sedikit pun, meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya.
Sesungguhnya yang dapat engkau beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada
(azab) Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka yang mendirikan
shalat. Dan barang siapa yang menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri
untuk kebaikan dirinya sendiri. dan kepada Allah-lah tempat kembali.
2.1.7 Hak untuk Memprotes Kezaliman (Tirani)
Larangan ucapan buruk yang diucapkan terus terang kecuali oleh orang yang
dianiyaya (An-Nisa’ 4:148)
�م� �ال م�ن� ظ�ل �ق�و�ل� إ وء� م�ن� ال Mالس� �ج�ه�ر� ب �ه� ال �ح�بM الل ال ي�يما م�يعا ع�ل �ه� س� �ان� الل ( و�ك
Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terang-terangan
kecuali oleh orang yang dizalimi. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Perintah amar ma’ruf nahi munkar (Ali Imran, 3:110)
ون� م�ر�� �أ �اس� ت �لن �خ�ر�ج�ت� ل م�ة% أ
� �ر� أ ي �م� خ� �ت �ن ك
�ه�و�ن� ع�ن� �ن وف� و�ت �م�ع�ر� �ال ب�اب� �ت �ك �ه�ل� ال �و� آم�ن� أ �ه� و�ل �الل �ون� ب �ؤ�م�ن �ر� و�ت �ك �م�ن ال
ا �ر ي �ان� خ� �ك لق�ون� ) �ف�اس� ه�م� ال �ر� �ث ك
� �ون� و�أ �م�ؤ�م�ن �ه�م� ال �ه�م� م�ن ١١٠لKamu adalah umat yang terbaik yang ditampilkan untuk manusia, (karena kamu)
menyuruh berbuat yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara
mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
2.1.8 Kebebasan Berekspresi
Perintah saling menolong, menyuruh mengerjakan yang ma’ruf mencegah
yang munkar (At-Taubah, 9-71)
�ع�ض% �اء� ب �ي و�ل� �ع�ض�ه�م� أ �ات� ب �م�ؤ�م�ن �ون� و�ال �م�ؤ�م�ن و�ال
وف� �م�ع�ر� �ال ون� ب م�ر�� �أ ي
�ون� �ؤ�ت �ق�يم�ون� الص�الة� و�ي �ر� و�ي �ك �م�ن �ه�و�ن� ع�ن� ال �ن و�ي�اة� ك الز�
�ه� ح�م�ه�م� الل �ر� ي �ك� س� �ئ �ول �ه� أ ول س� �ه� و�ر� �ط�يع�ون� الل و�ي�ه� ع�ز�يز_ ح�ك�يم_ ) �ن� الل ٧١إ
Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi
penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, mencegah
dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan
Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana.
Kebebasan mengemukakan pendapat, Rasulullah saw selama hidupnya
memberikan kebebasan kepada kaum muslimin untuk mengungkapkan pendapat
mereka yang berbeda kepada beliau
2.1.9 Kebebasan Hati Nurani dan Keyakinan
Larangan memaksakan agama (Al-Baqarah, 2:256)
�غ�ي; د� م�ن� ال ش� Mن� الر� �ي �ب اه� ف�ي الد;ين� ق�د� ت �ر� �ك ال إ�الط�اغ�وت� �ف�ر� ب �ك ف�م�ن� ي
�ق�ى ال �و�ث و�ة� ال �ع�ر� �ال �م�س�ك� ب ت �ه� ف�ق�د� اس� �الل �ؤ�م�ن� ب و�ي�ف�ص�ام� ان
�يم_ م�يع_ ع�ل �ه� س� �ه�ا و�الل لTidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas antara
jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang (teguh) kepada buhul
tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.
Kebebasan dari Allah swt, untuk menjadi orang yang beriman atau kafir (Al-
Kahfi, 18:29)
ل� ق� و�ق� ن الح� م�ن������� م� ب�ك�مف� ��ر� اء� م ن ش� لي�ؤم� ن ف� اء� و�م� ر ش� لي�كف� ف�
�ن�ا ل�لظ�ال�م�ين� أ�عت�دن�ا إ
ا اط� ن�ار% م أ�ح� ا ب�ه� ه� اد�ق� ر� إ�ن س� و� ت�غ�يث�وا ء� ي�غ�اث�وا ي�س ا م� ب
ل� و�ي ك�الم�ه وه� ي�ش الو�ج�
اب� ب�ئس� ر� �اء�ت الش ا و�س� ق% ت�ف� ر م�Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang
ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia
kafir".
Azhari (2004, 144) menggambarkan hak-hak asasi manusia dalam hukum
Islam berdasarkan Al-Qur’a, dan Sunnah sebagai berikut :
Kemuliaan Hak-Hak Pribadi Kebebasan
Pribadi
Masyarakat
Politik
Persamaan
Martabat
Kebebasan
Beragama
Berpikir
Menyatakan pendapat
Berbeda pendapat
Memiliki harta benda
Berusaha
Memiliki pekerjaan
Memilih tempat kediamanan
2.2 Praktik-Praktik tentang Pelanggaran HAM
Pendekatan pembangunan yang mengutamakan "Security Approach" dapat menjadi
penyebab terjadinya pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah. Selama lebih kurang 32
tahun Orde Baru berkuasa "Security Approach" sebagai kunci menjaga stabilitas dalam
rangka menjaga kelangsungan pembangunan demi pertumbuhan ekonomi nasional. Pola
pendekatan semacam ini, sangat berpeluang menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia
oleh pemerintah, karena stabilitas ditegakkan dengan cara-cara represif oleh pemegang
kekuasaan. Beberapa jenis pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi, antara lain;
a. Penangkapan dan penahanan seseorang demi menjaga stabilitas, tanpa berdasarkan
hukum.
b. Pengeterapan budaya kekerasan untuk menindak warga masyarakat yang dianggap
ekstrim yang dinilai oleh pemerintah mengganggu stabilitas keamanan yang akan
membahayakan kelangsungan pembangunan
c. Pembungkaman kebebasan pers dengan cara pencabutan SIUP, khususnya terhadap
pers yang dinilai mengkritisi kebijakan pemerintah, dengan dalih mengganggu
stabilitas keamanan.
d. Menimbulkan rasa ketakutan masyarakat luas terhadap pemerintah, karena takut
dicurigai sebagai oknum pengganggu stabilitas atau oposan pemerintah (ekstrim),
hilangnya rasa aman demikian ini merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak asasi
manusia.
2.2.1 Pembatasan hak berserikat dan berkumpul serta menyatakan pendapat
Sentralisasi kekuasaan yang dilakukan oleh Orde Baru selama lebih kurang
32 tahun, dengan pemusatan kekuasaan pada Pemerintah Pusat nota bene pada figure
seorang Presiden, telah mengakibatkan hilangnya kedaulatan rakyat atas negara sebagai
akibat dari penguasaan para pemimpin negara terhadap rakyat. Pembalikan teori
kedaulatan rakyat ini mengakibatkan timbulnya peluang pelanggaran hak asasi manusia
oleh negara dan pemimpin negara dalam bentuk pengekangan yang berakibat mematikan
kreativitas warga dan pengekangan hak politik warga selaku pemilik kedaulatan, hal ini
dilakukan oleh pemegang kekuasaan dalam rangka melestarikan kekuasaannya. Adapun
pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang yang memegang kekuasaan yaitu:
a. Kualitas pelayanan publik yang masih rendah sebagai akibat belum terwujudnya good
governance yang ditandai dengan transparansi di berbagai bidang. akuntabilitas,
penegakan hukum yang berkeadilan dan demokratisasi. Sertabelum berubahnya
paradigma aparat pelayan publik yang masih memposisikan dirinya sebagai birokrat
bukan sebagai pelayan masyarakat, hal ini akan menghasilkan pelayanan publik yang
buruk dan cenderung untuk timbulnya pelanggaran hak asasi manusia
b. Hilang atau berkurangnya beberapa hak yang berkaitan dengan kesejahteraan lahir
dan batin yang sebenarnya menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk
mewujudkan kesejahteraan warganya.
c. Hilang atau berkurangnya hak yang berkaitan dengan jaminan, perlindungan,
pengakuan hukum dan perlakuan yang adil dan layak.
d. Hilang atau berkurangnya hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat.
e. Hilang atau berkurangnya hak untuk mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus
bagi anak-anak, orang tua, dan penderita cacat.
f. Hilang atau berkurangnya hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang
layak.
Konflik Horizontal dan Konflik Vertikal telah melahirkan berbagai tindakan kekerasan
yang melanggar hak asasi manusia baik oleh sesama kelompok masyarakat, perorangan,
maupun oleh aparat, seperti: pembunuhan, penganiayaan, penculikan, pemerkosaan,
pengusiran, hilangnya mata pencaharian; hilangnya rasa aman, dll.
2.2.2 Pelanggaran terhadap hak asasi kaum perempuan
Perserikatan Bangsa- Bangsa telah mendeklarasikan hak asasi manusia yang pada intinya
menegaskan bahwa setiap orang dilahirkan dengan mempunyai hak akan kebebasan dan
martabat yang setara tanpa membedakan; ras, warna kulit, keyakinan agama dan politik,
bahasa, dan jenis kelamin. Namun faktanya adalah bahwa instrumen tentang hak asasi
manusia belum mampu melindungi perempuan terhadap pelanggaran hak asasinya dalam
bentuk;
a. Kekerasan berbasis gender bersifat phisik, seksual atau sikologis; penganiayaan,
pemerkosaan dan berbagai jenis pelecehan.
b. Diskriminasi dalam lapangan pekerjaan.
c. Diskriminasi dalam sistem pengupahan.
d. Perdagangan wanita.
2.2.3 Pelanggaran hak asasi anak.
Piagam Hak Asasi Manusia telah memuat dengan jelas mengenai pelindungan hak
asasi anak namun kenyataannya masih sering terjadi pelanggaran hak asasi anak, yang sering
dijumpai adalah;
a. kurangnya perlindungan hukum terhadap anak dari segala bentuk kekerasan phisik
dan mental;
b. menelantarkan anak;
c. perlakuan buruk;
d. pelecehan seksual;
e. penganiayaan;
f. mempekerjakan anak di bawah umur.
2.3 Cara Menegakkan HAM
2.3.1 Upaya HAM dilakukan dengan dua pendekatan :
1. Pencegahan
Pencegahan adalah upaya untuk menciptakan kondisi yang semakin kondusif bagi
penghormatan HAM dengan cara persuasif.
Upaya pencegahan :
1. Penciptaan perundang-undangan HAM yang lengkap
2. Penciptaan lembaga-lembaga pemantau dan pengawas pelaksanaan HAM
3. Penciptaan perundang-undangan dengan pembentukan lembaga peradilan HAM
4. Pelaksanaan pendidikan HAM kepada masyarakat melalui pendidikan dalam
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
2. Penindakan
Penindakan adalah upaya untuk menangani kasus pelanggaran HAM berdasarkan
ketentuan hukum yang berlaku.
Upaya penindakan :
1. Pelayanan, konsultasi, pendampingan, dan advokasi bagi masyarakat yang
menghadapi kasus HAM
2. Penerimaan pengaduan dari korban pelanggaran HAM
3. Investigasi dengan pencarian data, informasi, dan fakta yang terkait dengan peristiwa
di dalam masyarakat
4. Penyelesaian perkara melalui perdamaian, negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan
penilaian ahli
5. Penyelesaian perkara pelanggaran HAM berat melalui peradilan HAM
2.3.2 Peran masyarakat dalam menegakkan HAM
1. Dalam masyarakat perlu ditegakkan norma yang mencerminkan keadilan dan
perlindungan hak warga negara masyarakat.
2. Bila terdapat permasalahan dalam masyarakat hendaknya cara yang diterapkan untuk
mengatasinya dengan mengutamakan musyawarah mufakat.
3. Perlu dihindari tindakan eigenrichting (main hakim sendiri) dalam masyarakat
sehingga tercipta kepastian hukum.
4. Hukum dan keadilan serta upaya menegakkan dan melindungi HAM dilakukan oleh
segenap pihak melalui pengetahuan dan kesadaran.
5. Pemerintah sebagai alat negara diamanati untuk melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia (Pembukaan UUD’45 alinea IV).
2.3.3 Upaya Pemerintah dalam menegakkan HAM di Indonesia
Hak asasi manusia tidak lagi dipandang sekadar sebagai perwujudan faham
individualisme dan liberalisme. Hak asasi manusia lebih dipahami secara humanistis sebagai
hak-hak yang inheren dengan harkat dan martabat kemanusiaan, apapun latar belakang ras,
etnik, agama, warna kulit, jenis kelamin dan pekerjaannya. Dewasa ini pula banyak kalangan
yang berasumsi negatif terhadap pemerintah dalam menegakkan HAM. Sangat perlu
diketahui bahwa pemerintah Indonesia sudah sangat serius dalam menegakkan HAM. Hal ini
dapat kita lihat dari upaya pemerintah sebagai berikut :
1. Pengeluaran Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia ,
Undang-undang nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM, serta masih banyak
UU yang lain yang belum tersebutkan menyangkut penegakan hak asasi manusia.
2. Komitmen Pemerintah Indonesia dalam mewujudkan penegakan HAM, antara lain
telah ditunjukkan dalam prioritas pembangunan Nasional tahun 2000-2004 (Propenas)
dengan pembentukan kelembagaan yang berkaitan dengan HAM. Dalam hal
kelembagaan telah dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dengan kepres
nomor 50 tahun 1993, serta pembentukan Komisi Anti Kekerasan terhadap
perempuan
2.3.4 Upaya Pencegahan Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia
Pendekatan keamanan yang terjadi di era Orde Baru dengan mengedepankan upaya
represif tidak boleh terulang kembali. Untuk itu, supremasi hukum dan demokrasi
harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis harus dikemukakan
dalam rangka melibatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Para pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban dengan
memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan
perlindungan kepada setiap orang dari perbuatan melawan hukum, dan menghindari
tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka menegakkan hukum.
Sentralisasi kekuasaan yang terjadi selama ini perlu dibatasi. Desentralisasi melalui
otonomi daerah dengan penyerahan berbagai kewenangan dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah perlu dilanjutkan. Otonomi daerah sebagai jawaban untuk
mengatasi ketidakadilan tidak boleh berhenti, melainkan harus ditindaklanjuti dan
dilakukan pembenahan atas kekurangan yang selama ini masih terjadi.
Reformasi aparat pemerintah dengan merubah paradigma penguasa menjadi pelayan
masyarakat dengan cara melakukan reformasi struktural, infromental, dan kultural
mutlak dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk
mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran HAM oleh pemerintah. Kemudian,
perlu juga dilakukan penyelesaian terhadap berbagai konflik horizontal dan konflik
vertikal di tanah air yang telah melahirkan berbagai tindak kekerasan yang melanggar
HAM dengan cara menyelesaikan akar permasalahan secara terencana, adil, dan
menyeluruh.
Dalam bidang penyebarluasan prinsip-prinsip dan nilai-nilai HAM, perlu
diintensifkan pemanfaatan jalur pendidikan dan pelatihan dengan, antara lain,
pemuatan HAM dalam kurikulum pendidikan umum, dalam pelatihan pegawai dan
aparat penegak hukum, dan pada pelatihan kalangan profesi hukum.
Perlu juga dilakukan penyelesaian terhadap berbagai konflik horizontal dan konflik
vertikal di tanah air yang telah melahirkan berbagai tindak kekerasan yang melanggar
HAM dengan cara menyelesaikan akar permasalahan secara terencana, adil, dan
menyeluruh.
2.4 Undang-Undang yang berlaku dalam HAM di Indonesia
a. Undang Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM.
Dalam amandemen UUD 1945 ke dua, ada Bab yang secara eksplisit menggunakan
istilah hak asasi manusia yaitu Bab XA yang bersikan pasal 28A s/d 28J. Dalam UURI
Nomor 39 Tahun 1999 jaminan HAM lebih terinci lagi. Hal itu terlihat dari jumlah bab dan
pasal – pasal yang dikandungnya relatif banyak yaitu terdiri atas XI bab dan 106 pasal.
Apabila dicermati jaminan HAM dalam UUD 1945 dan penjabarannya dalam UURI Nomor
39 Tahun 1999, secara garis besar meliputi :
1. Hak untuk hidup (misalnya hak: mempertahankan hidup, memperoleh kesejahteraan
lahir batin, memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat)
2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan.
3. Hak mengembangkan diri (misalnya hak : pemenuhan kebutuhan dasar,
meningkatkan kualitas hidup, memperoleh manfaat dari iptek, memperoleh
informasi, melakukan pekerjaan sosial)
4. Hak memperoleh keadilan (misalnya hak : kepastian hukum, persamaan di depan
hukum)
5. Hak atas kebebasan pribadi (misalnya hak : memeluk agama, keyakinan politik,
memilih status kewarganegaraan, berpendapat dan menyebarluaskannya, mendirikan
parpol, LSM dan organisasi lain, bebas bergerak dan bertempat tinggal)
6. Hak atas rasa aman (misalnya hak : memperoleh suaka politik, perlindungan terhadap
ancaman ketakutan, melakukan hubungan komunikasi, perlindungan terhadap
penyiksaan, penghilangan dengan paksa dan penghilangan nyawa)
7. Hak atas kesejahteraan (misalnya hak : milik pribadi dan kolektif, memperoleh
pekerjaan yang layak, mendirikan serikat kerja, bertempat tinggal yang layak,
kehidupan yang layak, dan jaminan sosial)
8. Hak turut serta dalam pemerintahan (misalnya hak: memilih dan dipilih dalam
pemilu, partisipasi langsung dan tidak langsung, diangkat dalam jabatan pemerintah,
mengajukan usulan kepada pemerintah)
9. Hak wanita (hak yang sama/tidak ada diskriminasi antara wanita dan pria dalam
bidang politik, pekerjaan, status kewarganegaraan, keluarga perkawinan)
10. Hak anak (misalnya hak : perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat dan
negara, beribadah menurut agamanya, berekspresi, perlakuan khusus bagi anak cacat,
perlindungan dari eksploitasi ekonomi, pekerjaan, pelecehan sexual, perdagangan
anak, penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya).
b. Undang Undang RI Nomor 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi PBB tentang
Penghapusan segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (disingkat sebagai
Konvensi Wanita).
Dengan ratifikasi Konvensi Wanita tersebut, maka segala bentuk diskriminasi yang
didasarkan pada perbedaan jenis kelamin (laki–laki dan perempuan) harus dihapus. Misalnya,
perlakuan pemberian upah buruh wanita dibawah upah buruh pria harus dihapus, begitu pula
dunia politik bukanlah milik pria maka perempuan harus diberi kesempatan yang sama
menduduki posisi dalam partai politik maupun pemerintahan. Dengan demikian terjadi
perbedaan penghargaan terhadap pria dan wanita, bukan karena jenis kelaminnya tetapi
karena perbedaan pada prestasi. Kita harus menyadari bahwa pembangunan suatu negara,
kesejahteraan dunia, dan usaha perdamaian menghendaki partisipasi maksimal kaum wanita
atas dasar persamaan dengan kaum pria. Kita tidak dapat menyangkal besarnya sumbangan
wanita terhadap kesejahteraan keluarga dan membesarkan anak . Hal ini menunjukan
keharusan adanya pembagian tanggung jawab antara pria dan wanita dan masyarakat sebagai
keseluruhan, bukan dijadikan dasar diskriminasi.
c. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Latar belakang dikeluarkannya undang-undang ini, sebagaimana dikemukakan dalam
Penjelasan Umum undang-undang ini antara lain:
1. Bahwa anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-
hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian
dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Anak. Dari sisi kehidupan
berbangsa dan bernegara, anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-
cita bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan
diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.
2. Meskipun Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia telah
mencantumkan tentang hak anak, pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab orang
tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara untuk memberikan perlindungan
pada anak masih memerlukan suatu undang-undang mengenai perlindungan anak
sebagai landasan yuridis bagi pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab tersebut.
Dengan demikian, pembentukan undang-undang ini didasarkan pada pertimbangan
bahwa perlindungan anak dalam segala aspeknya merupakan bagian dari kegiatan
pembangunan nasional, khususnya dalam memajukan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
3. Orang tua, keluarga, dan masyarakat bertanggung jawab untuk menjaga dan
memelihara hak asasi tersebut sesuai dengan kewajiban yang dibebankan oleh
hukum. Demikian pula dalam rangka penyelenggaraan perlindungan anak, negara dan
pemerintah bertanggung jawab menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi anak,
terutama dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal dan
terarah.
4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 ini menegaskan bahwa pertanggungjawaban
orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara merupakan rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus demi terlindunginya hakhak anak.
Rangkaian kegiatan tersebut harus berkelanjutan dan terarah guna menjamin
pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial.
Tindakan inidimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak yang
diharapkan sebagai penerus bangsa yang potensial, tangguh, memiliki nasionalisme
yang dijiwai oleh akhlak mulia dan nilai Pancasila, serta berkemauan keras menjaga
kesatuan dan persatuan bangsa dan negara.
5. Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan sedini mungkin, yakni sejak dari janin
dalam kandungan sampai anak berumur 18 (delapan belas) tahun. Bertitik tolak dari
konsepsi perlindungan anak yang utuh, menyeluruh, dan komprehensif, undang-
undang ini meletakkan kewajiban memberikan perlindungan kepada anak
berdasarkan asas-asas sebagai berikut :
a. Nondiskriminasi
b. kepentingan yang terbaik bagi anak
c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan
d. penghargaan terhadap pendapat anak.
d. Undang Undang RI Nomor 8 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Menentang
Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi,
atau Merendahkan Martabat Manusia (Convention Against Torture and Other Cruel,
Inhumanor Degrading Treatment or Punishment).
Konvensi ini mengatur pelarangan penyiksaan baik fisik maupun mental, dan
perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat
manusia yang dilakukan oleh atau atas hasutan dari atau dengan persetujuan/sepengetahuan
pejabat publik dan orang lain yang bertindak dalam jabatannya. Ini berarti negara RI yang
telah meratifikasi wajib mengambil langkah-langkah legislatif, administratif, hukum dan
langkah-langkah efektif lain guna mencegah tindakan penyiksaan (tindak pidana) di dalam
wilayah yuridiksinya. Misalnya langkah yang dilakukan dengan memperbaiki cara interograsi
dan pelatihan bagi setiap aparatur penegak hukum dan pejabat publik lain yang
bertanggungjawab terhadap orang – orang yang dirampas kemerdekaannya.
e. Undang Undang RI Nomor 1 Tahun 2000 Tentang Pengesahan Konvensi ILO
nomor 182 Mengenai Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk–Bentuk
Pekerjaan Terburuk untuk Anak.
Menurut Konvensi ILO (International Labour Organization/Organisasi Buruh
Internasional) tersebut, istilah “bentuk-bentuk terburuk kerja anak mengandung pengertian
sebagai berikut:
1. Segala bentuk perbudakan atau praktik-praktik sejenis perbudakan, misalnya:
2. penjualan anak
3. perdagangan anak-anak
4. kerja ijon
5. perhambaan (perbudakan)
6. kerja paksa atau wajib kerja
7. pengerahan anak-anak secara paksa atau wajib untuk dimanfaatkan dalam konflik
bersenjata
8. Pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk pelacuran, untuk produksi
pornografi, atau untuk pertunjukan-pertunjukan porno
9. Pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk kegiatan haram, khususnya
untuk produksi dan perdagangan obat-obatan.
10. Pekerjaan yang sifatnya atau lingkungan tempat pekerjaan itu dilakukan dapat
membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral anak.
Dengan UURI Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan Konvensi ILO nomor 182,
maka negara Republik Indonesia wajib mengambil langkah-langkah legislatif, administratif,
hukum, dan langkah-langkah efektif lain guna mencegah tindakan praktek memperkerjakan
anak dalam bentuk-bentuk terburuk kerja anak dalam industri maupun masyarakat.
f. Undang Undang RI Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan
Internasional Tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (International Covenant
on Economic, Social and Cultural Rights).
Kovenan ini mengukuhkan dan menjabarkan pokok-pokok HAM di bidang ekonomi,
sosial dan budaya dari UDHR atau DUHAM (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia) dalam
ketentuan-ketentuan yang mengikat secara hukum. Kovenan terdiri dari pembukaan dan
pasal-pasal yang mencakup 31 pasal. Intinya kovenan ini mengakui hak asasi setiap orang di
bidang ekonomi, sosial, dan budaya, yang meliputi :
1. hak atas pekerjaan
2. hak untuk menikmati kondisi kerja yang adil dan menyenangkan
3. hak untuk membentuk dan ikut serikat buruh
4. hak atas jaminan sosial, termasuk asuransi sosial
5. hak atas perlindungan dan bantuan yang seluas mungkin bagi keluarga, ibu, anak, dan
orang muda
6. hak atas standar kehidupan yang memadai
7. hak untuk menikmati standar kesehatan fisik dan mental yang tertinggi yang dapat
dicapai
8. hak atas pendidikan
9. hak untuk ikut serta dalam kehidupan budaya.
g. Undang Undang RI Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan
Internasional tentang Hak–hak Sipil dan Politik (International Covenant on Civil and
Political Rights).
Kovenan ini mengukuhkan pokok-pokok HAM di bidang sipil dan politik yang
tercantum dalam UDHR sehingga menjadi ketentuan-ketentuan yang mengikat secara hukum.
Kovenan tersebut terdiri dari pembukaan dan Pasal-Pasal yang mencakup 6 bab dan 53 Pasal.
Hak–hak sipil (kebebasan–kebebasan fundamental) dan hak–hak politik meliputi :
Hak-hak sipil :
1. hak hidup
2. hak bebas dari siksaan, perlakuan atau penghukuman yang kejam, tidak manusiawi,
atau merendahkan martabat
3. hak bebas dari perbudakan
4. hak bebas dari penangkapan atau penahanan secara sewenang-wenang
5. hak memilih tempat tinggalnya, untuk meninggalkan negara manapun termasuk
negara sendiri
6. hak persamaan di depan peradilan dan badan peradilan
7. hak atas praduga tak bersalah
8. hak kebebasan berpikir
9. hak berkeyakinan dan beragama
10. hak untuk mempunyai pendapat tanpa campur tangan pihak lain
11. hak atas kebebasan untuk menyatakan pendapat
12. hak atas perkawinan/membentuk keluarga
13. hak anak atas perlindungan yang dibutuhkan oleh statusnya sebagai anak dibawah
umur, keharusan segera didaftarkannya setiap anak setelah lahir dan
keharusanmempunyai nama, dan hak anak atas kewarganegaraan
14. hak persamaan kedudukan semua orang di depan hukum dan
15. hak atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi.
Hak – hak Politik :
1. hak untuk berkumpul yang bersifat damai
2. hak kebebasan berserikat
3. hak ikut serta dalam urusan publik
4. hak memilih dan dipilih
5. hak untuk mempunyai aksespada jabatan publik di negaranya ;
h. Undang-undang RI Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
Undang-undang ini mengatur pengadilan terhadap pelanggaran HAM berat.
BAB III
ANALISIS KRITIS
berbicara tentrang hak di zaman pasca modern ini pasti tidak akan terlepas dari pro dan
kontra, karena banyaknya perbedaan pendapat terutama tentang batasan-batasan hak
asasi yang hampir tidak jelas, sebenarnya Islam telah menerepakan Hak asasi ini jauh
sebelum konsep-konsep barat tentang hal tersebut masuk.
Hak asasi manusia menurut pandangan Islam adalah hak-hak kodrati yang
dianugerahkan Allah SWT kepada setiap manusia, yang tidak dapat dicabut atau
dikurangi oleh kekuasaan atau badan apapun. Islam telah memiliki doktrin
perlindungan HAM yang lebih komprehensif dibandingkan konsep HAM dalam Magna
Charta. Konsep HAM dalam Magna Charta yang baru ada 600 tahun setelah
kedatangan Islam, sangat tidak benar jika Barat mengklaim bahwa tonggak sejarah
HAM berasal dari Magna Charta.
Terlebih di indonesia telah ada KOMNAS HAM (Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia), adanya lembaga tersebut menjadi angin segar bagi para golongan yang
mengaku pejuang HAM, misalnya adalah kelompok Lesbian, yang menuntut agar
kelompok tersbut menjadi legal maksudnya adalah jenis kelamin lesbian adalah legal di
indonesia. mereka beralasan ini adalah kebebasan atau hak asasi setiap manusia. Tentu
bagi kami itu sudah melewati batas atau diluar fitrah manusia sebagai ciptaan tuhan
yang hanya mememiliki kelamin laki-laki atau perempuan.
Kebebasan seperti itulah yang sudah melewati batas, hak asasi yang sudah tidak jelas
ranah dan batasaannya sehinggahal ini akan merusak agama dan keutuhan negara
kesatuan.
Berdasarkan isue yang berkembang, dalam pidato kenegaraan presiden jokowi pada
agustus 2015 dihadapan MPR-DPR RI meyatakan bahwa pemerintah akan melakukan
rekonsiliasi dan penyelesaian pelanggaran HAM berat karena masalah tersebut akan
menjadi beban bangsa indonesia.
Pernytaan tersebut menjadi kontroversi karena salah satu kasus yang di anggap
pelanggaran HAM berat adalah peristiwa 1965, dimana eks PKI adalah korban dari
pelanggaran HAM berat. Dan hal komnas HAM telah mengeluarkan pernytaan bahwa
1965 memang terjadi kasus pelangaran HAM berat tanpa menyebutkan PKI sebagai
korbannya. Tentunya ini tidak boleh terjadi karena PKI adalah pelaku kejahatan hak
asasi manusia mulai tahun 1926, tahun 1948 di madiun, dan 1965 membunuh para
jendral di jakrta serta beberpa aktivis islam yang fi anngap berntentangan ideologi
dengan mereka.
Artinya adalah Kebebasan atau hak asasi di era pasca modern saar ini
sudahkebabalasan, ini tidak diboleh dibiarkan. Harus di kembalikan kepada al-qur’an
dan al-hadist yang telah mengatur bagaimana kemudian Hak Asasi dalam pengertian
yang seutuhnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat
bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam sudah lebih dulu
memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat dijumpai dalam sumber utama
ajaran Islam itu yaitu Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan sumber ajaran normatif, juga
terdapat dalam praktik kehidupan umat Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI,
dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau
suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM,
pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM
sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
4.2 Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan
HAM ` kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM
orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM
kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu
menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto.2009.Pendidikan Kewarganegraan
di Perguruan Tinggi Muhammadiyah.Purwokerto:Alfabeta
Harianto, Aries.2009.Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia.Bandung:CV.Mandar
Maju
Rozak, Abdul dkk.2008.Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat
Madani.Jakarta.ICCE UIN Syarif Hidayatullah
Kusnardi, Muhammad Ibrahim.1984. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta : Pusat
Studi Hukum Tata Negara UI Dan C.V. Sinar Bakti.
Budi, Arjdo Miriam. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Atmasasmita, Romli. 2001. Reformasi Hukum, Hak Asasi Manusia & Penegakan
Hukum. Bandung : CV.Mandar Maju