Download - Makalah Hipertensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih menempati urutan
teratas diantara negara - negara Asean lainnya. Melalui upaya penyediaan
pelayanan maternal dan perinatal yang efektif pada kehamilan, persalinan, nifas
dan bayi baru lahir dengan komplikasi, diharapkan angka kematian dan kesakitan
akibat proses reproduksi dapat diturunkan.
AKI pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) belum menunjukan hasil
yang menggembirakan. Akan tetapi penurunan angka kematian ibu masih belum
optimal.Menurut hasil survey WHO pada tahun 2007 menunjukan bahwa AKI
mencapai angka 400/100.000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu
(AKI) menurut WHO disebabkan karena beberapa faktor, yang paling utama
yaitu perdarahan sekitar (45,2%), diikuti dengan hipertensi (12,9%), infeksi
(9,6%), partus lama (6,5%), komplikasi keguguran (11%), lain - lain (14,8%).
(Standar WHO).
Angka kejadian hipertensi dalam kehamilan di Indonesia yaitu 15% dan
berkisar antara 2-3% bervariasi di berbagai tempat.sekalipun kejadian kecil tetapi
mempunyai penyulit yang besar dengan angka kematian sekitar 20-30%
(Prawirohardjo, 2002)
Menurut Dikes Provinsi NTB tahun 2011 penyebab utama kematian ibu
melahirkan yang sudah diidentifikasi adalah abortus 4 kasus (3%), perdarahan
42 kasus (32,31%), partus lama 1 kasus (1%), hipertensi dalam kehamilan
(HDK) / preeklampsia / eklampsia 38 kasus (29%), infeksi 4 kasus (3%), lain –
lain 41 kasus (31,54).
1
2
Sedangkan dari hasil pengambilan data kasus di RSUP NTB sendiri
kejadian kehamilan yang disertai komplikasi dengan hipertensi pada bulan
Januari 2011- Juni 2012 di dapatkan 45 kasus (1,07%) untuk hipertensi dalam
kehamilan . (SMF Obgyn RSUP 2012). Berdasarkan data yang di peroleh dari
poli hamil RSUP NTB jumlah ibu hamil pada bulan Juli 2011 sampai Juni 2012
adalah 4200 jiwa, dan jumlah kasus hipertensi dalam kehamilan dari bulan Juli
2011 sampai Juni 2012 adalah 30 jiwa (0,71%).
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus
hipertensi dalam kehamilan sebagai kasus individu.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu memberi asuhan kebidanan dengan
pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney pada kasus hipertensi
dalam kehamilan.
2. Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengumpulan data dasar seperti data subyektif dan
obyektif pada kasus hipertensi dalam kehamilan.
2. Mampu mengiterprestasi data dan membuat diagnosa pada kasus
hipertensi dalam kehamilan. .
3. Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial pada kasus
hipertensi dalam kehamilan.
4. Mampu mengidentifikasi masalah kebutuhan tindakan segera seperti
mandiri, kolaborasi dan rujukan pada kasus hipertensi dalam kehamilan.
5. Mampu membuat rencana asuhan kebidanan pada kasus hipertensi dalam
kehamilan.
3
6. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus hipertensi dalam
kehamilan.
7. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada kasus hipertensi dalam
kehamilan.
C. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
Menambah keterampilan dan pengetahuan mahasiswa, dan memberi peluang
bagi mahasiswa untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh di kampus.
2. Untuk Rumah Sakit
Dapat mempertahankan kualitas pelayanan kebidanan umumnya dan
pelayanan antenatal care khususnya melalui penerapan menajemen
kebidanan.
3. Untuk Institusi Pendidikan
Sebagai metode untuk mengevaluasi seberapa jauh mahasiswa menerapkan
teori yang diperoleh dibangku kuliah dalam penerapannya dilahan dan
sebagai informasi dan data bagi penulis lain yang akan mengangkat suatu
masalah lain yang berhubungan dengan kasus ini.
4. Untuk Pasien
a. Dapat menambah pengetahuan pasien khususnya dan masyarakat
umumnya dalam perawatan kehamilan.
b. Pasien atau masyarakat dapat mengenali tanda-tanda bahaya dan resiko
terhadap kehamilan.
c. Pasien khususnya dan masyarakat pada umumnya dapat menolong
dirinya sendiri terhadap perubahan fisiologis dalam masa kehamilan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANTENATAL CARE
1. Pengertian
Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil
sejak konfirmasi konsepsi hingga awal persalinan.
2. Tujuan
Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang
sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan
saling percaya dengan ibu,mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat
mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan.
Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan
normal selama kehamilan.
a. Tujuan umum:
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan
sosial ibu dan bayi
3) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal
4) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan
bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses
kelahiran.
5) Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medik, bedah, atau
obstetri selama kehamilan
4
5
6) Mengembangkan persiapan persalinan serta persiapan menghadap
komplikasi
7) Membantu menyiapkan ibu menyusui dengan sukses,menjalankan
nifas normal dan merawat anak secara fisik,psikologi dan sosial.
b. Tujuan khusus :
1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit-penyulit yang
terdapat saat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu.
2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil,persalinan
dan nifas.
3) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
3. Jadwal kunjungan
Menurut teori kunjungan ANC ideal
a) Satu kali sebulan pada umur kehamilan 0 - 28 minggu
b) Dua kali seminggu pada umur kehamilan 28 - 36 minggu
c) Satu kali seminggu pada umur kehamilan 36 - 42 minggu.
Menurut kebijakan program (anjuran WHO)
a) Trimester I : Satu kali kunjungan
b) Trimester II : Satu kali kunjungan
c) Trimester III : Dua kali kunjungan
Pelayanan / asuhan standar minimal termasuk “8TSN” :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi dengan pengukuran LILA
6
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan persentasi janin dan DJJ
6. Pemberian imunisasi (tetanus toksoid) TT lengkap.
7. Pemberian tablet zat besi
8. Tes laboratorium
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara dalam persiapan rujukan dan KB pasca bersalin
7
B. HIPERTENSI DALAM KAHAMILAN
1. Pengertian
a. Hipertensi dalam kehamilan adalah tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
sampai ≤ 160/110 mmHg (SMF Obgyn RSUP NTB)
b. Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita
hipertensi sebelum hamil atau disebut pre eklamsia tidak murni (Marmi,
2011)
c. Hipertensi Gestasional (hipertensi dalam kehamilan) yaitu hipertensi
tidak disertai proteinuria sampai 12 minggu persalinan (Prawirohardjo
S. 2006)
d. Hipertensi dalam kehamilan dapat didefinisikan sebagai kenaikan
tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik >
90 mmHg yang diukur paling kurang 6 jam pada saat yang berbeda
(Saseen J.J, dan Carter B.L 2005)
e. Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang timbul setelah umur
kehamilan 20 minggu yang tidak disertai proteinuria dan edema.
(Cunningham FG 2005)
f. Hipertensi akibat kehamilan (HAK) adalah peningkatan TD tanpa
proteinuria dan tidak ada patologi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi akibat kehamilan sekitar tiga kali lebih sering daripada
preeklamsia (Shennan dan Chappell, 2001)
2. Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
a. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak/belum
diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90% dari seluruh
hipertensi), hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab
8
diantaranya perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan
bersama-sama menyebabkan meningkanya tekanan darah
b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan sebagai akibat
dari adanya penyakit lain. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut
hipertensi sekunder. Pada sekitar 5 – 10% penderita hipertensi,
penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya
adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil
KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma,
yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin
(adrenalin) atau norepinefrin (non adrenalin), Kegemukan (obesitas),
gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau
garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-
orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung
menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres
telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal
3. Patofisiologi
Selama kehamilan normal terdapat perubahan-perubahan dalam
sistem kardiovaskuler, renal dan endokrin. Perubahan ini akan berbeda
dengan respons patologi yang timbul pada HDK. Pada kehamilan trimester
kedua akan terjadi perubahan tekanan darah, yaitu penurunan tekanan
sistolik rata-rata 5 mmHg dan tekanan darah diastolik 10 mmHg, yang
selanjutnya meningkat kembali dan mencapai tekanan darah normal pada
usia kehamilan trimester ketiga. Selama persalinan tekanan darah meningkat,
hal ini terjadi karena respon terhadap rasa sakit dan karena meningkatnya
beban awal akibat ekspulsi darah pada kontraksi uterus. Tekanan darah juga
9
meningkat 4-5 hari post partum dengan peningkatan rata-rata adalah sistolik
6 mmHg dan diastolik 4 mmHg.
Pada keadaan istirahat, curah jantung meningkat 40% dalam
kehamilan. Perubahan tersebut mulai terjadi pada kehamilan 8 minggu dan
mencapai puncak pada usia kehamilan 20-30 minggu. Tahanan perifer
menurun pada usia kehamilan trimester pertama. Keadaan ini disebabkan
oleh meningkatnya aktifitas sistem renin – angiotensin aldosteron dan juga
sistem saraf simpatik.
Penurunan tahanan perifer total disebabkan oleh menurunnya tonus
otot polos pembuluh darah. Volume darah yang beredar juga meningkat 40
%, peningkatan ini melebihi jumlah sel darah merah, sehingga hemoglobin
dan biskositas darah menurun. Terjadi penurunan tekanan osmotik plasma
darah yang menyebabkan peningkatan cairan ekstraseluler, sehingga timbul
edema perifer yang biasa timbul pada kehamilan normal.
4. Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala yang terjadi pada penderita hipertensi dalam kehamilan
(HDK), antara lain :
- Tekanan diastolik 90 – 110 mmHg (2 pengukuran berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 minggu
- Protein uria (-)
- sakit kepala
- kelelahan
- mual
- muntah
- sesak napas
- gelisah
10
- pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak, mata, jantung dan ginjal.
5. Klasifikasi
Hipertensi pada kehamilan dapat diklasifikasi dalam 4 kategori, yaitu :
a. Hipertensi gestasional adalah hipertensi pada kehamilan yang timbul
pada trimester akhir kehamilan, namun tanpa disertai gejala dan tanda
preeklampsia, bersifat sementara dan tekanan darah kembali normal
setelah melahirkan (postpartum). Hipertensi gestasional berkaitan
dengan timbulnya hipertensi kronik suatu saat di masa yang akan
datang
b. Hipertensi kronik : hipertensi (tekanan darah dari 140/90 mmHg yang
diukur setelah beristirahat selama 5 – 10 menit dalam posisi duduk)
yang telah didiagnosis sebelum kehamilan terjadi atau hipertensi yang
timbul sebelum mencapai usia kehamilan 20 minggu.
c. Preeklampsia superimposed pada hipertensi kronik : preeklampsia yang
terjadi pada perempuan hamil yang telah menderita hipertensi sebelum
hamil
d. Preeklampsia – eklampsia : peningkatan tekanan darah yang baru timbul
setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu, disertai dengan
penambahan berat badan ibu yang cepat akibat tubuh membengkak dan
pada pemeriksaan laboraturium dijumpai protein di dalam air seni
(protein uria). Eklampsia : preeklampsia yang disertai dengan kejang.
Sedangkan klasifikasi hipertensi berdasarkan stadiumnya dapat dibagi
menjadi 4 macam, yaitu :
a. Stadium 1 (hipertensi ringan) sistole 140 – 159 mmHg diastole 90 – 99
mmHg
11
b. Stadium 2 (hipertensi sedang) sistole 160 – 179 mmHg diastole 100 –
119 mmHg
c. Stadium 3 (hipertensi berat) sistole 180 – 209 mmHg diastole 110 – 119
mmHg
d. Stadium 4 (hipertensi maligna) sistole 210 mmHg atau diastole lebih
120 mmHg atau lebih.
6. Diagnosis
a. Anamnesis ; Riwayat persalinan yang lalu, pernah menderita
hipertensi atau tidak
b. Riwayat keluarga
c. Keluhan sekarang ; Nyeri tengkuk, pernah berobat kedokteran
sebelumnya
d. Pemeriksaan ; Pemeriksaan fisik, obstetri, dan pemeriksaan
penunjang (protein urine).
7. Komplikasi
Adapun beberapa komplikasi yang menyertai hipertensi dalam kehamilan
a. Pada ibu
1) Perubahan hematologis, yaitu perubahan pada darah serta jaringan
yang membentuk darah.
2) Gangguan fungsi ginjal, yaitu suatu keadaan dimana fungsi organ
ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu
bekerja sama sekali dalam hal penyaringan dan pembuangan
elektrolit tubuh.
3) Edema paru, yaitu kondisi dimana terjadi penumpukan cairan pada
system respirasi.
12
4) Stroke, yaitu suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke
suatu bagian otak tiba – tiba terganggu.
5) Kegagalan jantung, yaitu suatu keadaan yang serius dimana jumlah
darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya tidak mampu
memenuhi kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat – zat
makanan.
6) Kerusakan ginjal
b. Pada janin
1) PJT (pertumbuhan Janin Terhambat), yaitu apabila pada
pemeriksaan USG perkiraan berat badan janin di bawah persentil.
2) Hipoksia, yaitu suatu keadaan dimana tubuh janin kekurangan
oksigen di dalam rahim.
3) Fetal Distress / gawat janin, merupakan kelanjutan dari hipoksia.
4) KJDR / IUFD, yaitu janin meninggal dalam kandungan sebelum
sempat dilahirkan.
8. Penatalaksanaan
a. Saat hamil
1) Rutin memantau tekanan darah, urine (untuk protein uria), pantau
kondisi janin tiap minggu
2) Jika tekanan darah memburuk tangani seperti preeklampsia ringan
3) Jika ditemukan kondisi janin yang memburuk selama pemeriksaan
segera membawa ibu ke rumah sakit, dan kemungkinan
mempercepat persalinan
4) Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya
yang bisa terjadi dari hipertensi dalam kehamilan ini, yaitu
preeklampsia dan eklampsia
5) Jika hasil stabil lanjutkan dengan melahirkan secara normal
13
b. Saat persalinan
1) Kriteria untuk rawat tinggal
a) Hasil fetal assessment (penilaian kesejahteraan janin dalam
kehamilan) jelek maka dilakukan terminasi
b) Kecenderungan menuju gejala preeklampsia (timbul salah satu
dari gejala preeklampsia ringan sampai berat)
c) Bila dalam 2 kali kunjungan tidak ditemukan perbaikan (2
minggu)
d) Evaluasi pengobatan selama rawat tinggal
- Tirah baring
- Pemeriksaan laboratorium (urine lengkap, darah lengkap)
- Lakukan pemeriksaan USG untuk memantau kondisi janin
lebih ketat
- Lakukan evaluasi pengobatan dari hasil fetal assessement
apabila jelek dilakukan terminasi kehamilan dengan
oksitosin drip bila umur kehamilan lebih dari 37 minggu.
14
C. PENDOKUMENTASIAN VARNEY
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan
masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan didalam
memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
(Supardan.2006)
Untuk melaksanakan asuhan kebidanan maka digunakan metode dan
pendekatan yang disebut manajemen kebidanan. Manajemen kebidanan
membantu proses berfikir bidan didalam melaksanakan asuhan dan pelayanan
kebidanan. Dalam melaksanakan tugasnya pada pelayanan kebidanan, seorang
bidan melakukan pendekatan dengan metode pemecahan masalah yang dikenal
dengan manajemen kebidanan
Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah ini dikomunikasikan semua informasi yang akurat dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data
dasar awal dengan lengkap untuk memperoleh data yang dilakukan dengan cara :
a) Anamnesa
b) Pemeriksaan fisik
c) Pemeriksaan khusus Pemeriksaan Penunjang
Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap masalah diagnosa
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan.Data dasar
yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga kita dapat merumuskan
diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya
digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi
membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang
diamati wanita yang didefinisikan oleh bidan sesuai hasil pengkajian.
15
Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini bidan melakukan identifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasikan.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan
bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa atau
masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali
dalam melakukan asuhan kebidanan yang aman.
Langkah IV : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera
Yaitu mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan konsultasi
atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai dengan
kondisi klien.
Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan
Pada langkah ini dilakukan perencanaan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
dari manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi.Rencana asuhan ini dilakukan tidak hanya meliputi yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti yang diperkirakan
akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah
perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial
ekonomi atau psikologi (yang mencakup semua aspek asuhan kesehatan). Setiap
rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan klien.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan harus rasional dan benar-
benar tentang apa yang dilakukan terhadap klien.
16
Langkah VI : Pelaksanaan Asuhan Secara Menyeluruh
Pada langkah ini dilakukan perencanaan asuhan menyeluruh diuraikan
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.Perencanaan ini bisa
dilakukan oleh seluruh bidan atau sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Jika bidan melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya, bertanggung jawab terhadap terlaksananya
rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien
akan menyangkut waktu biaya serta meningkatnya mutu dan asuhan klien
Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi efektif dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan dan bantuan, apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam
diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang efektif
dalam pelaksanaan.
Ada kemungkinan bahwa sebagian tindakan efektif dan sebagian lagi
tidak efektif. Mengingat proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan
yang berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan
yang tidak efektif melalui manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses
manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian. (Suryani, 2007)
17
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “H” HAMIL TRIMESTER III
DENGAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
DI POLI HAMIL RSUP NTB
TANGGAL 16 JULI 2012
Hari/Tanggal pengkajian : Senin, 16 Juli 2012
Tempat Pengkajian : Poli Hamil RSUP NTB
Waktu pengkajian : 09.30 wita
Nomor RM : 04 73 08
I. Pengumpulan Data Dasar
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
2. Keluhan Utama
Ibu datang ke poli hamil RSUP NTB mengatakan hamil 9 bulan dan ingin
memeriksakan kehamilannya dengan keluhan nyeri tengkuk sejak 3 hari
17
Biodata Istri Suami
Nama Ny. “H” Tn. “D”
Umur 43 tahun 48 tahun
Agama Islam Islam
Suku Mbojo Mbojo
Pendidikan D2 D3
Pekerjaan PNS PNS
Alamat Desa Karang Sukun, Kec.Doro Tangga,
Kab. Dompu
18
yang lalu, ibu mengatakan masih merasakan gerakan janinnya sampai saat
ini.
3. Riwayat Perjalanan Penyakit
Sebelum datang ke Poli Hamil RSUP NTB, ibu memeriksakan
kehamilannya di dokter kandungan di Dompu, dari hasil pemeriksaan
didapatkan bahwa ibu mengalami hipertensi, ibu pernah melakukan
pemeriksaan laboratorium di RSUD Dompu dengan hasil protein urine (-)
pada tanggal 13 juli 2012, kemudian ibu dirujuk ke RSUP NTB untuk
memeriksakan kehamilannya dengan diagnosa G3P2A0H2, umur kehamilan
38 minggu, tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala, keadaan ibu dan
janin baik dengan hipertensi dalam kehamilan.
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 3x ganti pembalut/hari
Dysmenorrhoe : Tidak ada
Flour Albus : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
5. Riwayat kehamilan sekarang
Hamil ke : 3 (tiga)
HPHT : 29-10-2011
HTP : 05-08-2012
Umur kehamilan : Ibu mengatakan hamil 9 bulan
Gerakan janin : Ibu mengatakan masih aktif merasakan gerakan
janin yaitu ≥10x/12jam dan gerakan janin
19
sudah mulai dirasakan sejak umur kehamilan 5
bulan
Tanda bahaya : Pada ibu : preeklampsia dan eklampsia
Pada janin : PJT, hipoksia, gawat janin, KJDR
Kekhawatiran khusus : Ibu khawatir dengan keadaan dirinya dan
janinnya.
Pemeriksaan ANC : 2 kali di dokter, pada saat ke poli hamil RSUP
NTB ibu tidak membawa buku KIA
Riwayat KB yang Lalu : Suntikan 3 bulan selama 7 tahun
Rencana KB : IUD (AKDR)
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Hamil
ke
UK BBL
(gram)
J
K
Cara
persalinan
Penolong Hidup/
mening
gal
Umur
(tahun)
Ket
1 9 bln 2800 ♀ Spontan Dokter Hidup 16 sehat
2 9 bln 2700 ♀ Spontan Bidan Hidup 11 sehat
3 Hamil
ini
- - - - - - -
7. Riwayat Kesehatan / Penyakit yang pernah diderita dulu dan sekarang
Ada, yaitu penyakit hipertensi dan sudah di derita oleh ibu sejak sebelum
hamil.
8. Riwayat kebutuhan BioPsikoSosial
Status pernikahan : Nikah sah 1x lamanya ± 18 tahun
20
Dukungan keluarga : Keluarga sangat mendukung dengan kehamilan
ibu ini
Pengambilan keputusan : Suami sebagai kepala keluarga
Beban kerja : Sehari – hari ibu bekerja di kantor dan
mengerjakan pekerjaan rumah seperti
membersihkan rumah, menyapu dan memasak.
Kebiasaan hidup sehat : Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum-
minuman keras, maupun mengkonsumsi obat-
obatan terlarang.
Tempat dan penolong persalinan yang di inginkan : di RSUP NTB dan
ditolong oleh Bidan
Kebutuhan biologis
Nutrisi
Makan Sebelum hamil Saat hamil
Komposisi nasi,sayur,ikan/
tempe
nasi, sayur, daging/ ikan/
telur/ tempe, buah
Porsi 1 piring sedang 1 piring penuh
Frekuensi 3x/hari Makan 3 – 4 x/hari
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Penyulit Tidak ada Tidak ada
Minum Sebelum hamil Saat hamil
Komposisi Air putih Air putih, susu
Porsi 1 gelas 1 gelas
Frekuensi 6-7x / hari 7-8x / hari (air putih)
dan 1x / hari (susu)
Pantangan Tidak ada Tidak ada
21
Penyulit Tidak ada Tidak ada
Eliminasi
BAK Sebelum hamil Saat hamil
Frekuensi 3 – 4x/hari 6 - 7x/hari
Konsistensi Cair Cair
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Penyulit Tidak ada Tidak ada
BAB Sebelum hamil Saat hamil
Frekuensi 1-2x/hari 1-2x /hari
Konsistensi Lembek Lembek
Warna Kuning Kuning
Penyulit Tidak ada Tidak ada
Istirahat dan tidur
Istrahat Sebelum hamil Saat hamil
Siang 1 jam/hari 1 – 2 jam/hari
Malam 7 – 8 jam/hari 7 jam/hari
Kesulitan Tidak ada Sering kencing
Personal hygiene
Kebersihan diri Sebelum hamil Saat hamil
Mandi 2 kali/hari 2 kali/hari
Cuci Rambut 3 kali/minggu 3 kali/minggu
Gosok Gigi 2 kali/hari 2 kali/hari
Ganti Pakaian 1 kali/hari 1 – 2 kali/hari
22
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : 158 cm
BB : 69 kg
Lila : 28 cm
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 160/90 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
Suhu : 36,7oC
Respirasi : 20 x /mnt
3. Pemeriksaan fisik
1. Kepala dan Rambut
Inspeksi : Keadaan bersih, tidak ada ketombe, tidak ada luka /
lesi, warna rambut hitam.
Palpasi : Tidak ada massa / benjolan, tidak nyeri tekan, rambut
tidak mudah dicabut.
2. Muka
Inspeksi` : Bentuk oval, tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum, tidak ada oedema pada zigomatikum,
frontalis, dan mandibularis.
Palpasi : Tidak ada oedema pada zigomatikum, frontalis dan
madibularis.
3. Mata
Inspeksi : Bentuk simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterus
23
Palpasi : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus
4. Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip,
tidak ada pernafasan cuping hidung
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
5. Mulut dan Gigi
Inspeksi : Keadaan bersih, mucosa bibir lembab, bibir tidak
sumbing, tidak ada stomatitis, gusi tidak berdarah,
gigi tidak berlubang, gigi tidak caries
6. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan pada leher, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis, ada
hyperpigmentasi pada kulit
Palpasi : Tidak ada Pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar
lymfe, tidak ada bendungan vena jugularis
7. Payudara
Inspeksi : Bentuk simetris, ada pembesaran pada payudara,
puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi pada
areola mamae, saat kedua tangan diangkat tidak ada
retraksi /dimpling.
Palpasi : Tidak ada Nyeri tekan, tidak ada massa/tumor, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, ada pengeluaran
colostrum pada payudara kiri dan kanan
8. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada Luka bekas operasi, pembesaran abdomen
sesuai dengan usia kehamilan, linea nigra berwarna
kehitaman, ada striae albican
Palpasi
24
Leopold I : TFU 34 cm, teraba bokong pada fundus.
Leopold II : Teraba punggung disebelah kanan perut ibu
Leopold III : Teraba kepala, kepala belum masuk PAP
Leopold IV : Tidak di lakukan
PBBJ : 3410 gram
Auskultrasi : Djj (+), irama teratur 11-12-11 Frekuesi : 136 x/mnt
9. Ekstermitas atas
Inspeksi : Kulit normal, tidak pucat pada kuku tangan kiri dan
kanan, kuku tangan kiri dan kanan bersih , tidak ada
oedema pada tangan kiri dan kanan.
Palpasi : Tidak ada oedema pada tangan kiri dan kanan.
Ekstermitas bawah
Inspeksi : Kulit normal, tidak pucat pada kuku kaki kiri dan
kanan, kuku kaki kiri dan kanan bersih , tidak ada
oedema pada metakarsal, os maleolus , dan tibia baik
pada kaki kiri maupun kanan.
Palpasi : Tidak ada oedema pada metakarsal, os maleolus ,
dan tibia baik pada kaki kiri maupun kanan.
Perkusi : Ada Refleks patella pada kaki kiri dan kanan.
10. Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan karena tidak ada
indikasi.
4. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Tanggal 16-07-2012 di RSUP NTB
- GDS : 86 mg/dl
- Protein urine : (-)
USG : Tanggal 16 Juli 2012 oleh Dr Edy P.W. SpOg di RSUP NTB
Hasil : Janin tunggal, hidup, intra uterin, letkep, puki
25
BPD : 36-37 minggu
AC : 39w4d
TBJ : 3435 gram
Placenta : di fundus posterior
Ketuban : cukup, jernih
II. Interprestasi Data Dasar
a. Diagnosa
G3P2A0H2, Umur kehamilan 38 minggu, tunggal, hidup, intra uterine, letkep,
kesejahteraan ibu dan janin baik dengan hipertensi dalam kehamilan.
Dasar :
- Data Subyektif
a) Ibu mengatakan hamil anak ke 3 dengan usia kehamilan 9 bulan
b) Ibu mengatakan tidak pernah mengalami keguguran
c) Ibu mengatakan HPHT tanggal: 22-10-2011
d) Ibu mengatakan masih merasakan gerakan janin
- Data Obyektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : 158 cm
BB : 69 kg
Lila : 28 cm
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 160/90 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
Suhu : 36,7OC
Respirasi : 20 x /mnt
26
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Tidak ada Luka bekas operasi, pembesaran abdomen
sesuai dengan usia kehamilan, linea nigra berwarna
kehitaman, ada striae albican.
Palpasi
Leopold I : TFU 34 cm, teraba bokong pada fundus.
Leopold II : Teraba punggung kanan
Leopold III : Presentasi kepala, kepala belum masuk PAP
Leopold IV : Tidak di lakukan
PBBJ : 3410 gram
Auskultrasi : Djj (+), irama teratur 11-12-11 Frekuesi : 136 x/mnt
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Tanggal 17-07-2012 di RSUP NTB
- GDS : 86 mg/dl
- Protein urine : (-)
USG : Tanggal 16 Juli 2012 oleh Dr Edy P.W. SpOg di RSUP NTB
Hasil : Janin tunggal, hidup, intra uterin, letkep, puki
BPD : 36-37 minggu
AC : 39w4d
TBJ : 3435 gram
Placenta : di fundus posterior
Ketuban : cukup, jernih
b. Masalah
Kecemasan
27
Dasar :
Ibu khawatir dengan keadaan dirinya dan janinnya.
c. Kebutuhan
Penjelasan tentang hasil pemeriksaan dan tindakan yang akan diberikan.
III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Masalah potensial yang mungkin dihadapi ialah ;
Pada ibu : Preeklampsi, Eklampsia
Pada janin: PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat), Hipoksia, Gawat janin, KJDR
IV. Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
a. Mandiri : KIE
b. Kolaborasi : Dengan dokter spesialis kandungan untuk terminasi
kehamilan
c. Rujukan : Tidak ada
V. Rencana Asuhan
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Lakukan kolaborasi dengan dokter kandungan untuk terminasi kehamilan
dengan cara operasi Sectio Cesaria dengan segera
3. Buat informed consent untuk tindakan operasi Sectio Cesaria dan rawat inap
4. Antar pasien ke ruang VK Teratai untuk rawat inap
VI. Pelaksanaan Asuhan
Tanggal : 16 Juli 2012 pukul : 10.00 wita
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik namun tekanan
darahnya tinggi yaitu 160/90 mmHg dan keadaan janinnya baik yaitu DJJ (+),
irama teratur 12-11-12, dengan frekuensi 140x/menit.
28
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter kandungan untuk terminasi kehamilan
dengan cara operasi Sectio Cesaria dengan segera
3. Membuat informed consent untuk tindakan operasi Sectio cesaria dan rawat
inap.
4. Mengantar pasien ke ruang VK Teratai untuk rawat inap.
VII. Evaluasi
Tanggal : 16 Juli 2012 pukul : 10.00 wita
1. Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini.
2. Ibu bersedia untuk dilakukan tindakan operasi Sectio Cesaria
3. Ibu dan keluarga bersedia untuk menandatangani informed consent tindakan
dan rawat inap.
29
BAB IV
PEMBAHASAN
Anamnesa di lahan telah di lakukan sesuai dengan pedoman anamnesa dan
mencakup seluruh aspek yang di butuhkan data dasar dalam asuhan kebidanan yaitu
identitas pasien, keluhan utama yang dirasakan pasien, riwayat perjalanan penyakit
yang diderita pasien, riwayat menstruasi, riwayat kehamilan sekarang, riwayat
kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu, serta riwayat biopsikososial.
Selain itu data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan meliputi
pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, identifikasi diagnosa
dan masalah potensial, menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, rencana
asuhan, dan pelaksanaan, serta evaluasi telah dilakukan sesuai dengan prosedur. Dan
asuhan kebidanan pada Ny “H“ telah dilakukan sesuai dengan diagnosa, masalah dan
kebutuhan. Pada kasus ini ada intervensi dengan petugas kesehatan lain yaitu dokter
Obgyn dalam melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Dari kasus kehamilan dengan hipertensi, asuhan kebidanan pada Ny ”H” di
RSUP NTB pada tanggal 16 – juli – 2012, tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik.
30
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkajian dan asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny’’H’’ sudah
berdasarkan manajemen 7 langkah varney
1. Penyusun telah melakukan pengkajian pada ibu untuk mendapatkan
informasi dan data yang akurat
2. Berdasarkan data dari hasil pengkajian, telah dapat diinterprestasikan dan
ditetapkan diagnosa, masalah serta kebutuhannya
3. Pada kasus ini diberikan intervensi tindakan segera, karena merupakan
kasus yang patologis
4. Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan didapatkan diagnosa dan
masalah potensial yang membutuhkan antisipasi penanganannnya.
5. Penyusun dapat membuat rencana asuhan yang menyeluruh sesuai dengan
diagnosa, masalah, dan kebutuhan.
6. Asuhan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana asuhan yang telah
dibuat.
7. Evaluasi asuhan kebidanan yang dilakukan telah sesuai dengan konsep. Dari
hasil evaluasi tersebut seluruh diagnosa, masalah, kebutuhan, yang ada
seluruhnya dapat diatasi dengan baik.
29
31
B. Saran
1. Untuk Mahasiswa
Agar mampu menambah keterampila dan pengetahuannya dalam
memberikan pelayan kebidanan dengan penerapan teori yang telah diterima di
kampus.
2. Untuk Rumah Sakit
Agar mempertahankan kualitas pelayanan kebidanan umumnya dan pelayanan
antenatal care khususnya melalui penerapan menajemen kebidanan.
3. Untuk Institusi Pendidikan
Agar menjadi metode untuk mengevaluasi seberapa jauh mahasiswa
menerapkan teori yang diperoleh dibangku kuliah dalam penerapannya
dilahan.
4. Untuk Pasien
a. Agar dapat menambah pengetahuan pasien khususnya dan masyarakat
umumnya dalam perawatan kehamilan.
b. Agar pasien atau masyarakat dapat mengenali tanda-tanda bahaya dan
resiko terhadap kehamilan.
c. Agar pasien khususnya dan masyarakat pada umumnya dapat menolong
dirinya sendiri terhadap perubahan fisiologis dalam masa kehamilan.
30