Download - LEMBARAN TUGAS MANDIRI MPK Agama Islam
LEMBAR TUGAS MANDIRI
MPK AGAMA ISLAM
Nama : Rizka Mardhiani
NPM : 1406565221
Kelas : MPK Agama Islam D/K-C 234
Pengertian dan Karakteristik Agama Islam
Pengertian Islam
Secara etimologi, makna Islam diambil dari istilah dalam bahasa arab yang
berasal dari kata aslama-yuslimu-islaman yang memiliki arti yang luas, yaitu
selamat, damai, sentosa, tunduk, patuh atau berserah diri, dan merupakan agama
yang disapat dari ketundukan dan kepatutan yang penuh kepada Allah s.w.t.
Secara terminologis, agama islam berupakan suatu ajaran-ajaran atau
perintah-perintah Allah s.w.t. yang diturunkan atau diwahyukan kepada nabi dan
rasul-Nya melalui perantara utusan-utusannya sebagai petunjuk bagi umat-Nya
agar mencapai kebahagiaan yang hakiki di dunia maupun di akhirat.
Pada umumnya agama islam merupakan agama yang ditujukan kepada nabi
Muhammad s.a.w., sebagai nabi terakhir yang diutus Allah yang didasari oleh
ajaran tauhid untuk memberi petunjuk bagi umat manusia agar berada pada jalan
Allah (jalan yang benar) dengan menggunakan kitab suci Al-Qur’an sebagai
pedoman hidup yang berisi firman-firman Allah s.w.t. yang tidak diragukan lagi
kebenarannya.
Islam merupakan agama satu-satunya yang diridhai Allah dan diturunkan
kepada umat manusia secara berangsur-angsur melalui para Nabi dan Rasul-Nya,
dari Nabi Adam a.s sampai Nabi Muhammad s.a.w. sebagai penyempurna ajaran-
ajaran yang sebelumnya.
Di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa agama nabi Ibrahim adalah islam
yang berarti tunduk, patuh, serta berserah diri kepada Allah s.w.t.
1
Artinya: (161) Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku
kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan
Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik". (162) Katakanlah:
sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam. (163) Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah
yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS: Al-An’am: 161-163)
Artinya: Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-
orang yang rugi. (QS Ali Imran : 85)
Karakteristik Agama Islam
Islam merupakan agama yang sempurnya dengan Al-Qur’an sebagai
petunjuk untuk menyempurnakan umat manusia agar menjadi makhluk yang
dapat dipercaya sebagai khalifah untuk mengelola alam semesta. Sebagai agama
yang sempurna, Islam memiliki beberapa karakteristik, anatara lain: (1) Ajarannya
sederhana, rasional, dan praktis serta dapat mendorong manusia untuk
menggunakan akalnya bahwa agama Islam adalah agama satu-satunya yang baik
2
dan benar disisi Allah. (2) Kesatuan antara kebendaan dan kerohanian. Dalam
Islam, Allah s.w.t. memerintah hambanya untuk menyucikan dirinya agar
terhindar dari perbuatan-perbuatan syirik. (3) Sebagai pemberi petunjuk bagi umat
manusia. Islam merupakan agama yang dapat membantu umatnya untuk mencapai
kehidupan yang hakiki di dunia maupundi akhirat.
Karakteristik berikutnya (4) Adanya keseimbangan antara individu dan
masyarakat. Dalam sebuah masyarakat, Islam memperjuangkan keberadaan
individu seseorang untuk mendapatkan hak-hak asasi mereka. (5) Islam bersifat
menyeluruh dan universal. Dalam Islam, seluruh umat manusia memiliki
kedudukan yang sama dimata Allah s.w.t. serta Nabi Muhammad s.a.w. sebagai
Rasul-Nya. (6) Ketetapan dan perubahan. Dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
menhelaskan segala sesuatu yang terjadi dimasa lampau, masa kini maupun
dimasa yang akan datang. Sehingga apa yang dijelaskannya bersifat umum dan
dapat digunakan kapanpun.
Menunurut Dr. Yusuf al-Qardhawi, dalam bukunya al-Khasha’ish al-
Ammah li al-Islam, menjelaskan bahwa karakteristik islam terdapat tujuh macam,
yaitu (1) Rabbaniyyah, yang berarti ketuhanan. Artinya, agama islam merupakan
agama yang bersumber dari Allah s.w.t., bukan hasil rekayasa manusia semata. (2)
Insaniyyah, yang berearti kemanusiaan. Artinya, agama islam bersifat manusiawi
yang seseai dengan fitrah manusia dan tidak membeda-bedakan satu dengan yang
lainnya. (3) Syumuliyyah, yang berarti menyeluruh. Artinya, cakupan dalam
agama islam itu menyeluruh sesuai dengan kejadian yang dialami umat manusia
seperti akidah, ibadah, muamalah, jinayah syakhshiyyah, dan akhlak.
Karakteristik selanjutnya (4) al-Waqi’iyyah, yang berarti real atau nyata.
Artinya, seluruh ajaran yang dibawa dalam Islam adalah sesuatu yang bersifat
realitas dan mudah dipergunakan dalam kedihupan sehari-hari.
(5) al-Wasathiyyah, yang berarti moderat. Artinya, ajaran yang disampaikan
dalam Islam memperhatikan keseimbangan dalam hal jasmani maupun rohani. (6)
al-Wudhuh, yang berarti jelas. Artinya, Islam memiliki tujuan dan konsep yang
3
jelas dalam kehidupan bermasyarakat. Dan (7) al-Jum’u baina al-Tsabat wa al-
Mururunnah, yang berarti intergritas antara permanen dan fleksibel. Artinya,
Islam merupakan agama yang dapat memberikan keringanan dari ketetapan awal
yang sudah ditetapkan disituasi tertentu.
1. Islam Agama Tauhid
Islam meluruskan umatnya dengan mengajarkannya untuk mengesakan
Allah dan meninggalkan berhala-berhala yang dulu pernah dianggap sebagai
tuhan yang diagung-agungkan oleh mayoritas masyarakat tertentu.
2. Islam Agama Fitrah
Agama Islam mempunyai kepercayaan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa
dan hukum-hukum yang diwahyukan kepada utusan-utusan-Nya demi
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. ( A. Mukti Ali dalam Kaelany).
3. Islam Agama Nabi
Nabi dan rasul dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w. merupakan
utusan Allah s.w.t yang telah dipercaya dalam menyampaikan agama.
Tentunya, para nabi dan rasul tersebut memiliki agama yaitu Islam. Tidak
mungkin seorang nabi dan rasul yang telah dipercaya oleh Allah s.w.t.
memiliki agama selain Islam.
4. Islam Agama Universal
Islam agama universal karena bersifat menyeluruh. Aturan-aturan yang telah
ada dalam agama islam dapat berlaku seseuai dengan perkembangan zaman
dan tuja dalam kitab Al-Qur’an dijelaskan segala sesuatu yang terjadi
dimuka bumi ini baik yang dulu, sekarang, maupun dimasa yang akan
datang.
4
5. Islam Agama Kebenaran
Agama Islam merupakan agama yang benar karena Islam merupakan agama
kebenaran yang dibawa oleh nabi Muhammad sebagai petunjuk dan
peringatan terhadap orang-orang yang mendustakan agama Islam.
6. Islam Agama Fleksibel
Islam merupakan agama yang fleksibel karena islam merupakan agama
yang meringankan dan tidak memberatkan umatnya baik dalam hal ibadah
maupun akidah.
7. Islam Agama Sempurna
Agama Islam merupakan agama yang sempurna karena dengan adanya kitab
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam yang dapat menyempurnakan
akhlak dan tingkah laku manusia dalam kehidupan.
8. Islam Agama Damai
Islam merupakan agama yang cinta damai, baik dengan Tuhan maupun
dengan sesama makhluk hidup. Islam tidak menyukai adanya peperangan
sehingga islam adalah agama yang mencintai kedamaian.
Sumber Ajaran Islam
Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa sumber ajaran Islam adalah Al-Qur’an,
al-Sunnah, atau al-Hadist, dan Ijtihad.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
5
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa: 59).
1. Al-Qur’an
a. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah firman Allah s.w.t. yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad s.a.w. sebagai mukjizat melalui perantara Malaikat
Jibril secara berangsur-angsur, yang ditulis dalam bahasa Arab tesusun
atas mushaf-mushaf sebagai petunjuk bagi umat manusia dan bernilai
ibadah bagi orang yang membacanya.
Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2
bulan 22 hari yang berlangsung antara tanggal 17 ramadhan setelah Nabi
Muhammad diangkat menjadi Rasul sampai tanggal 9 Dzulhijjah
menjelang wafatnya beliau. Hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara
berangsur-angsur dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-Furqan ayat 32.
Artinya: Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu
tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya
Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil
(teratur dan benar). (QS. Al-Furqan: 32)
b. Kandungan Al-Qur’an
Al-Qur’an berfungsi sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat manusia
hingga akhir zaman. Oleh karena itu, pembahasan yang ada di dalam Al-
Qur’an mencakup wawasan yang luas dan fleksibel dan terus
berkembang seiring dengan perubahan zaman. Kandungan yang termuat
di dalam Al-Qur’an antara lain:
Ajaran-ajaran tauhid dan keimanan
Dasar-dasar ilmu pengetahuan dan pendidikan
6
Kisah-kisah dan sejarah orang-orang dimasa lampau, sehingga
dapat dijadikan pembelajaran bagi yang hidup di masa yang akan
datang.
Janji Allah s.w.t kepada orang yang beriman dan beramal shaleh
dan ancaman atau siksa Allah s.w.t. bagi orang-orang yaang
berbuat dosa.
Prinsip-prinsip syari’ah yang berhubungan dengan kehidupan
manusia agar selalu ada pada jalan yang benar.
c. Kedudukan Al-Qur’an
Al-Qur’an memiliki pedoman utama bagi umat Islam. Segala sesuatu
persoalan selalu di kaitkan dengan Al-Qur’an sebagai petunjuk untuk
menyelesaikan masalah. Semua ayat-ayat yang terkandung di dalam Al-
Qur’an berkaitan dengan kehidupan sehari-hari seperti ibadah dan
muamalah.
d. Fungsi Al-Qur’an
Umumnya, Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk dan pedoman hidup
bagi umat manusia untuk menuju ke jalan yang benar, sekaligus sebagai
pembeda mana yang baik dan mana yang tidak.
Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS. Al-Baqoroh: 185).
Selain itu, Al-Qur’an juga kadang menjelaskan perkara yang tidak
mungkin terwujud kecuali pada masa yang telah ditentukan (prediksi
yang tidak diragukan lagi keakuratannya), dan dapat memaparkan suatu
7
hukum dengan suatu sindiran atau kiasan. Al-Qur’an merupakan Kitab
Pendidikan, sebagaimana dijelaskan Allah s.w.t. dalam Al-Qur’an:
Artinya: Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada
mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan
Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-
benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Al-Jumu’ah, 62:2).
2. Al-Sunnah
a. Pengertian Al-Sunnah
Al-Sunnah memiliki beberapa istilah, antara lain adalah al-
Hadist, al-Khabar, dan al-Atsar. Diantara tiga istilah tersebut terdapat
beberapa pendapat, al-Hadist merupakan suatu amalan yang terbatas
hanya untuk Nabi Muhammad s.a.w. saja, al-Sunnah merupakan suatu
amalan yang dilakukan oleh para sahabat nabi, al-Khabar terbatas
kepada apa yang datang dari selain Nabi Muhammad s.a.w., dan Al-
Atsar tidak terbatas pada apa yang datang dari Nabi Muhammad s.a.w.
maupun yang lainnya.
Al-Sunnah secara etimologi adalah suatu cara atau kebiasaan,
jalan panjang yang baik maupun yang buruk, atau disebut juga dengan
tradisi. Al-Hadist secara etimologi berarti baru, dekat, dan kabar
(berita). Secara terminologi Al-Sunnah dan Al-Hadist memiliki arti
yang sama yaitu segala perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi
Muhammad s.a.w. yang berkaitan dengan syariah.
b. Kedudukan al-Sunnah
Al-Sunnah menempati kedudukan kedua setelah Al-Qur’an dalam
sumber hukum islam. Posisi berikutnya ditempati oleh ijma’ dan qiyas.
8
Al-Sunnah tidak dapat dipisahkan dari Al-Qur’an karena Al-sunnah
berfungsi sebagai penjelas Al-Qur’an. Ada tiga fungsi Al-Sunnah
terhadap Al-Qur’an, yaitu Bayan al-Taqrir wa al-Ta’kid, yaitu
menetapkan dan memperkuat apa yang telah disebutkan dalam Al-
Qur’an sehingga maknanya tidak dipertanyakan lagi
Ayat yang ditaqrir oleh al-Hadits tentu saja yang sudah jelas
maknanya hanya memerlukan penegasan supaya jangan sampai kaum
muslimin salah menyim-pulkan. Contoh: Firman Allah SWT:
�ص�م�ه� �ي ف�ل ه�ر� الش� �م� �ك م�ن ه�د� ش� ف�م�ن
Barangsiapa yang menyaksikan bulan ramadlan maka hendaklah
shaum. (Qs.2:185)
Ditegaskan oleh Rasulullah SAW:
�ه� �ت ؤ�ي �ر� و�ا ل �ف�ط�ر� �ه� و�أ �ت ؤ�ي �ر� ص�وم�و�ا ل
Shaumlah kalian karena melihat tanda awal bulan ramadlan dan
berbukalah kalian karena melihat tanda awal bulan syawal. Hr.
Muslim.
Kedua, Bayan al-Tafsir wa al-Tafshil, yakni sebagai penjelas dan
perinci ayat-ayat Al-Qur’an yang masih bersifat global dan umum.
Sunnah yang berfungsi bayân tafsir tersebut terdiri dari (1) tafshîl- al-
mujmal, (2) tabyîn al-musytarak, (3) takhshish al-’âm.
1. tafshîl- al-mujmal,
Hadits yang berfungsi tafshîl- al-mujmal, ialah yang merinci ayat al-
Qur`ân yang maknanya masih global.
Contoh:
a) Tidak kurang enam puluh tujuh ayat al-Qur`ân yang langsung
memerintah shalat, tapi tidak dirinci bagaimana operasionalnya,
9
berapa raka’at yang harus dilakukan, serta apa yang harus dibaca pada
setiap gerakan. Rasulullah SAW dengan sunnahnya memperagakan
shalat secara rinci, hingga beliau bersabda:
Shalatlah kalian seperti kalian melihat aku sedang shalat. Hr. Jamaah
b) Ayat-ayat tentang zakat, shaum, haji pun demikian memerlukan
rincian pelaksanaannya.
Ayat haji umpamanya menandaskan:
ة� لله و�الع�م�ر� الح�ج� �م&و�ا ت� و�أ
Sempurnakanlah ibadah haji dan ibadah umrahmu karena Allah.
(Qs.2:196)
Rinciannya ialah pelaksanaan Rasulullah dalam ibadah haji wada’ dan
beliau bersabda:
�م� �ك ك �اس� م�ن +ى ع�ن .خ�ذ�و�ا
Ambilah dariku manasik hajimu. Hr. Ahmad, al-Nasa`I, dan al-
Bayhaqi.
2. Tabyîn al-Musytarak
Tabyîn al-Musytarak ialah menjelaskan ayat al-Qur`ân yang
mengandung kata bermakna ganda.
Contoh: Firman Allah SWT:
وء/ ق�ر� �ة� �ث �ال ث ه�ن� �ف�س� �ن �أ ب �ص�ن� ب �ر� �ت ي �ق�ات� �م�ط�ل و�ال
Wanita yang dicerai hendaklah menunggu masa iddah selama tiga
quru. (Qs.2:228)
10
Perkataan وء/ Quru adalah bentuk jama dari ق�ر� ء/ Qar’in. Dalam ق�ر�
bahasa Arab antara satu suku bangsa dengan yang lain ada perbedaan
pengertian Qar’in. Ada yang mengartikan suci ada pula yang
mengarti-kan masa haidl. Mana yang paling tepat perlu ada
penjelasan. Rasul SAW bersabda:
�ان� �ض�ت ي ح� �ه�ا و�ع�د�ت �ان� �ق�ت �طل ت �م�ة� األ �ق� ط�ال
Thalaq hamba sahaya ada dua dan iddahnya dua kali haidl. Hr. Abu
dawud, al-Turmudzi, dan al-Daruquthni.
Dalam ketentuan hukum, hamba sahaya itu berlaku setengah dari
orang merdeka. Jika hadits ini menetap-kan dua kali haidl, maka
menurut sebagian pendapat, perkataan ت�ان� ي�ض� haidlatâni itu ح�
merupakan penjelas dari Qar`in yang musytarak, sehingga
kesimpulannya bahwa wanita yang dicerai itu iddahnya tiga kali haid.
c. Takhshîsh al-’âm
Takhshîsh al-’âm ialah sunnah yang mengkhususkan atau
mengecualikan ayat yang bermakna umum.
Contoh:
1) Firman Allah SWT:
�ر� �ز�ي ن الخ� �ح�م� و�ل و�الد�م� �ة� �ت الم�ي �م� �ك �ي ع�ل م�ت� ح�ر+
Diharamkan atasmu bangkai, darah dan daging babi. (Qs.5:3)
Dalam ayat ini tidak ada kecuali, semua bangkai dan darah
diharamkan untuk dimakan. Sunnah Rasulullah SAW mentakhshish
atau mengecualikan darah dan bangkai tertentu. Sabda Rasululah saw:
�د� �ب ف�الك الد�م�ان� م�ا� و�أ اد� و�الج�ر� الح�وت� �ان� �ـت �ت الم�ي م�ا
� ف�أ و�د�م�ان� �ان� �ت �ت م�ي �ا �ن ل �ح�ل�ت� أ
ال� .و�الط+ح�
Telah dihalalkan kepada kita dua macam bangkai dan dua macam
darah. Yang dimaksud dua macam bangkai adalah bangkai ikan dan
bangkai belalang. sedangkan yang dimaksud dua macam darah
11
adalah ati dan limpa. (Hadits Riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan al-
Bayhaqi.
2) Firman Allah SWT:
�ن� �ي �ي �ث �ن األ ح�ض+ �ل� م�ث �ر� �لذ�ك ل �م� �د�ك و�ال� أ ف�ى الله �م� �ك �وص�ي ي
Allah mewasiatkan bahwa hak anakmu laki-laki adalah dua kali hak
anakmu yang perempuan. Qs.4:11
Dalam ayat ini tanpa kecuali atau berlaku umum bahwa semua anak
mendapat warisan. Sedangkan keberlakuan hukum tersebut hanya
untuk anak yang agamanya sama muslim. Sunnah Rasul
memberikan takhshish atau pengcualian dengan sabdanya:
�م� ل الم�س� �اف�ر� الك � و�ال �اف�ر� الك �م� ل الم�س� �ر�ث� �ي ال
Seorang muslim tidak mewarisi orang kafir dan yang kafir tidak
mewarisi seorang muslim.Hr. al-Bukhari dan Muslim
Ketiga, Bayan Tasyri’, artinya penetapan, pembuatan, mewujudkan
sendiri hukum yang belum ada di dalam Al-Qur’an.
Suatu contoh, hadits tentang zakat fitrah, sebagai berikut:
ض� ر� �RRو�ل� الله� صلى الله عليهوسلم ف س� �ن� ر� أ
اعTا �RRاس� ص� م�ض�ان� ع�ل�ى الن �ف�ط�ر� م�ن� ر� �اة� ال ك ز�
و�� رW أ �RRل+ ح �RRر/ ع�ل�ى ك� ع�ي و�ص�اعTا م�ن� ش�
� �م�ر/ أ م�ن� ت
�ن� )رواه �م�ي ل �RRRم�س� �ى م�ن� ال �ث �ن و� أ� ر/ أ �RRRد/ ذ�ك �RRRع�ب
مسلم(Artinya: bahwasannya Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah dari
bulan Ramadhan atas manusia, satu sho' berupa kurma atau satu sho'
12
berupa gandum kepada setiap orang merdeka, hamba baik laki-laki
maupun perempuan yang Islam. (HR Muslim).
Hadits tersebut di atas merupakan bayan at tasyri', wajib diamalkan,
sebagaimana mengamalkan hadits-hadits lainnya. Ibnu Qoyyim
berkata, bahwa hadits-hadits Rasulullah SAW yang berupa tambahan
terhadap Al Qur'an harus di ta'ati dan tidak boleh ditolak atau
mengingkarinya. Ini bukan sikap Rasulullah mendahului Al Qur'an,
melainkan semata-mata karena perintah.
3. Ijtihad
a. Pengertian Ijtihad atau Ra’yu
Secara etimologi, ijtihad berari sungguh-sungguh. Yakni serius
atau sungguh-sungguh dalam mencurahkan kemampuan untuk
mendapatkan sesuatu.
Ketika Nabi Muhammad s.a.w telah tiada, banyak persoalan-
persoalan yang muncul dikalangan sahabat yang tidak terdapat dalam
Al-Qu’ran dan As-Sunnah, nabi pernah mengatakan bahwa:
“Apabila masalam din (agama) Anda kembalikanlah kepada saya,
akan tetapi dalam masalah dunia Anda, Anda lebih tahu tentang dunia
Anda.”
Dalam hal tersebut Nabi Muhammad s.a.w. menjelaskan bahwa
kita harus berpegang teguh terhadap agama Allah s.w.t. dan kembali
ke Al-Qur’an serta As-Sunnah. Namun apabila ada suatu persoalan
menyangkut masalah diri pribada ayau masalah dunia kita, maka kita
sendirilah yang lebih mengerti dan tahu apa yang sebaiknya kita
lakukan.
Ijtihad merupakan sumber agama islam ketiga setelah Al-Qur’an
dan Hadist. Ijtihad para ulama dapat digunakan untuk menentukan baik
13
tidaknya hal yang kita lakukan, apabila hal tersebut tidak terdapat
dalam Al-Qur’an.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad bin Hambal, Abu Abdillah, t.t. Musnad Ahmad bin Hambal. Beirut: Al
Maktab Al Islami
Al Qur’an al- Karim
At-Tirmizi, Abu Isa Muhammad. Jami’At-Tirmizi. 1973 M. Syarah oleh: Abi
al-‘Ula Muhammad Abd Rahhman Ibn Abd Rahim Al-Mubarakfury. Tuhfah Al-
Ahwadzi. Beirut: Darul Kutub
Bukhari, Imam. Shahih Bukhari. Syarah oleh: Ibn Hajar Al- Asqlany, al-Hafidz.
Fathul Bari. Beirut: Dar. Ma’rifah
Hamka, Prof. Dr. 1975. Pelajaran Agama Islam. Jakarta: Bulan Bintang
Kaelany HD., Dr., MA. (2001). Islam Agama Universal. Depok: Media Rahma
Press
Mubarak, Zakky. (2006). Karakteristik Muslim. Depok
Razak, Nasruddin. (1989). Dienul Islam. Bandung: Maarif
Suparta, Munzier. 2008. Ilmu Hadist. Jakarta: PT Grafindo Persada
Zakiyah Derajat, Prof. Dr. Dkk. 1984. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta:
Ruhama
14