LA
PO
RA
N T
AH
UN
AN
SE
KR
ET
AR
IAT
DIR
EK
TO
RA
T JE
ND
ER
AL
TA
NA
MA
N P
AN
GA
NT
AH
UN
20
17
KEMENTAN RIDITJEN TP
SETDITJEN TPTAHUN 2018
KEMENTERIAN PERTANIAN-RIDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGANSEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERALJl. AUP No. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520Kotak Pos 7264, 7301/JKSPMTelepon : (021) 7806819Faksimile : (021) 78844209Email : [email protected]
: [email protected] : http://tanamanpangan.deptan.go.id
KEMENTERIAN PERTANIAN-RIDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TAHUN 2019
LAPORAN TAHUNAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGANTAHUN 2018
i
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan………….
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat karunia-Nya Laporan Tahunan Sekretariat Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2018 dapat diselesaikan.
Laporan tahunan ini merupakan gambaran pelaksanaan kegiatan
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2018.
Materi pokok yang disajikan mencakup 3 M (Man, Money,
Material) sesuai tupoksi Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan meliputi kegiatan bidang perencanaan, bidang umum,
bidang keuangan dan perlengkapan serta bidang data, evaluasi
dan layanan rekomendasi.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi pelaksanaan
kegiatan, hasil-hasil yang dicapai, permasalahan yang dihadapi
serta sebagai bahan koordinasi dan tindaklanjut tugas-tugas
lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal dengan Unit Eselon II
lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan maupun antar
Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.
Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam
penyusunan laporan ini, kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, Maret 2019
Sekretaris Direktorat Jenderal,
Ir. Bambang Pamuji, M.Si
NIP. 196311101992031002
ii .................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
iii
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan………….
RINGKASAN
1. Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Direktorat Jenderal
menyelenggarakan fungsi: 1).koordinasi, dan penyusunan
rencana dan program, anggaran, dan kerjasama di bidang
tanaman pangan; 2) pengelolaan urusan keuangan dan
perlengkapan; 3) evaluasi dan penyempurnaan organisasi,
tata laksana, pengelolaanurusan kepegawaian, dan
penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan,
serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi
publik; 4) evaluasi, pelaporan dan layanan rekomendasi
serta data dan informasi pelaksanaan kegiatan di bidang
tanaman pangan; dan 5) pelaksanaan urusan tata usaha
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
2. Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri dari: Bagian
Perencanaan; Bagian Keuangan dan Perlengkapan; Bagian
Umum; Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi; dan
Kelompok Jabatan Fungsional.
3. Berdasarkan DIPA Nomor SP. DIPA-018.03-0/2017 tanggal
5 Desember 2017 alokasi anggaran Ditjen Tanaman Pangan
Tahun Anggaran 2018 sebesar Rp6.486.964.351.000,
dengan rincian Belanja Pegawai Rp52.246.330.000, Belanja
Barang Rp6.558.520.494, dan Belanja Modal
Rp31.572.356.000. Tahun 2018 Ditjen Tanaman Pangan
terdapat 70 satker Dekon dan Tugas Pembantuan dengan
alokasi anggaran sesuai DIPA Awal sebesar
Rp6.486.964.351.000.
4. Perubahan/revisi kegiatan di TA. 2018 sebanyak 9 kali
dengan rincian 8 kali perubahan revisi DIPA di Direktorat
Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan dan 1 kali
perubahan revisi DIPA Pusat pemutakhiran data di Kanwil,
adapun revisi yang telah dilakukan meliputi: revisi
refocusing dan realokasi kegiatan Ditjen Tanaman Pangan,
buka blokir penyelesaian pembayaran tunggakan kegiatan
TA. 2017, revisi pergeseran anggaran di beberapa satker,
revisi belanja tunjangan kinerja (Tukin) lingkup Kementerian
Pertanian dan revisi pemutakhiran data di Satker Ditjen
iv .................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
Tanaman Pangan (Pusat). Pagu anggaran Ditjen Tanaman
Pangan terakhir sebesar Rp6.675.409.495.000, terdapat
pengurangan sebesar Rp6.648.856.000, dari pagu
anggaran Rp6.682.056.351.000, untuk penyesuaian
tunjangan kinerja (tunkin) lingkup Kementerian Pertanian.
5. Penyelesaian Pembayaran Tunggakan Kegiatan Ditjen
Tanaman Pangan Tahun 2017. Anggaran untuk
penyelesaian tunggakan kegiatan TA. 2017 sudah
dialokasikan di DIPA TA 2018 sebesar Rp18.579.337.500,
untuk Satker Pusat dan Daerah (NTB dan NTT) dalam
bentuk anggaran terblokir dengan rincian sebagai berikut:
kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang
dan Umbi (1761) senilai Rp4.794.569.000, Kegiatan
Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia (1762) senilai
Rp6.598.524.000, Kegiatan Perbanyakan Perbenihan
(1763) Rp622.619.500, Kegiatan Perlindungan Tanaman
Pangan (1764) Rp5.805.500.000, dan kegiatan Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (5885)
Rp758.125.000.
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.02/2018
tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2017
dalam Penyelesaian Pembayaran Tunggakan kegiatan
TA.2017 melalui Revisi Buka Blokir kegiatan Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan TA.2017 harus dilampiri hasil
Verifikasi (LHV) dari Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) untuk nilai tunggakan diatas
Rp2.000.000.000, harus dilampiri hasil verifikasi dari APIP
K/L untuk nilai tunggakan diatas Rp200.000.000, dan harus
dilampiri Surat Pernyataan dari KPA apabila nilai tunggakan
sampai dengan Rp200.000.000.
7. Penyusunan Pagu Anggaran Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan Tahun Anggaran 2019. Pagu alokasi anggaran
Ditjen Tanaman Pangan TA. 2019 Rp6.010.019.254.000,
dengan rincian sebagai berikut: Belanja Pegawai
Rp46.940.901.000, Belanja Barang Operasional
Rp20.157.507.000, Belanja Barang Non Operasional
Rp5.899.859.614.000, dan Belanja Modal
Rp43.061.232.000. Pagu Belanja Pegawai sudah memuat
alokasi untuk pembayaran gaji ke-13, THR (gaji ke-14),
serta kenaikan gaji sebesar 5%. Untuk Pagu belanja
v
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan………….
operasional sudah sesuai dengan Surat Menteri Keuangan
Nomor: S-820/MK.02/2018 tanggal 31 Oktober 2018.
(Rincian Anggaran Per Lokasi Tahun Anggaran 2019 dan
Pagu anggaran TA.2019 Per Satker Dekon dan TP
Provinsi.
8. Dalam rangka pelaksanaan Program Padat Karya (Cash for
Work) di 1.000 desa pada 100 kabupaten telah dilakukan
Penyusunan Pedoman Teknis Kegiatan Padat Karya (Cash
for Work) lingkup Kementerian Pertanian yang disusun
berdasarkan dukungan kegiatan dari masing-masing Eselon
I lingkup Kementerian Pertanian yang teralokasi di program
padat karya. Kegiatan Tanaman Pangan dalam mendukung
program Padat Karya (Cash for Work) di 100 desa pada 10
kabupaten prioritas pertama yaitu: kegiatan perbanyakan
benih padi, budidaya padi gogo/lahan kering, budidaya
jagung hibrida (varietas umum II), peningkatan produksi
kedelai, pengembangan Desa Mandiri Benih (DMB), dimana
seluruh kegiatan tersebut teralokasi di 25 desa pada 9
kabupaten.Pengembangan Kompetensi Pegawai lingkup
Ditjen TP diantaranya: 1) menerbitkan Surat Izin Belajar
Pegawai sebanyak 4 orang; 2) Pencantuman gelar
sebanyak 15 orang; 3) Melaksanakan serah terima jabatan
sebanyak tiga kali; 4) Diklatpim Tk. IV tahun 2018 tanggal 19
Februari s.d. 6 Juli 2018 di PPMKP Ciawi, peserta dari
Ditjen TP sebanyak 3 orang. Sedangkan Kenaikan Pangkat
(KP) pegawai lingkup Ditjen Tanaman Pangan terbagi dua
periode yaitu: 1) Kenaikan Pangkat Periode April 2018
sebanyak 114 orang, terealisasi 113 orang, dan 2) periode
Oktober berjumlah 37 orang, teralisasi 36 orang.
9. Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian
(Rakernasbangtan), untuk mendukung sasaran produksi
tersebut, Pemerintah melalui APBN subsektor tanaman
pangan telah memfasilitasi komoditas padi di areal seluas
1,5 juta ha, jagung 4 juta ha, dan kedelai seluas 1 juta ha
serta menerapkan kebijakan operasional meliputi:
a. Pengembangan padi, jagung, kedelai dilaksanakan pada
lahan Perluasan Areal Tanam Baru (PATB).
vi .................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
b. Areal tanam existing tidak diberi bantuan, namun
dilakukan pembinaan dengan pelaksanaan budidaya
secara swadaya.
c. Peningkatan produksi padi diarahkan dominan untuk
padi gogo, dikembangkan pada lahan kering dan lahan
rawa/lebak.
d. Peningkatan produksi jagung dan kedelai dikembangkan
pada lahan perhutanan sosial; lahan perkebunan
tanaman belum menghasilkan (TBM) karet, kelapa sawit;
lahan dibawah tegakan tanaman tahunan (kelapa, kayu
putih, mede); lahan eks tambang; lahan terlantar; dan
lahan lainnya, penyiapan kebijakan untuk pengolahan
dan pemasaran hasil kedelai, serta kebijakan
pengendalian impor dan stabilitas harga.
10. Target produksi komoditas pangan utama Tahun 2019
sesuai sasaran IKU yaitu: (1) padi 84 juta ton, (2) jagung 33
juta ton, dan (3) kedelai 2,80 juta ton. Luasan areal untuk
pengembangan budidaya tanaman pangan sesuai
rancangan Pusat adalah: 1) kedelai 1.500.000 ha, usulan
daerah 1.526.586 Ha; 2) padi 1.750.000 ha, usulan daerah
2.176.776 ha (350.000 Ha di Pusat); 3) jagung 3.400.000
ha, usulan daerah 3.482.094 Ha (1 juta ha di Pusat).
11. Tahun 2019, Perjanjian Kinerja (PK) setiap unit kerja Eselon
I akan diterapkan melalui aplikasi e-PK, sehingga setiap unit
kerja harus mencermati kesesuaian Indikator Kinerja Utama
(IKU) yang telah diinput ke dalam aplikasi e-PK dengan
manual IKU yang telah disepakati dan ditandatangani.
Pejabat Eselon I-IV lingkup Kementan segera menyusun
Perjanjian Kinerja paling lambat satu bulan setelah DIPA
disahkan yaitu tanggal 5 Januari 2019. Setiap terjadi mutasi
pejabat atau revisi DIPA yang menyebabkan perubahan PK,
maka seluruh unit kerja lingkup Kementan diwajibkan segera
untuk memperbaharui PK dan mengupload ke dalam
aplikasi e-PK.
12. Pengembangan kawasan jagung berbasis korporasi telah
diaplikasi dalam kegiatan Pilot Project Jagung Korporasi
Tahun 2018 di Kabupaten Lebak, Provinsi banten pada
areal pertanaman jagung seluas 1.000 ha. Penetapan lokasi
ini sesuai dengan Permentan 18 Tahun 2018 tentang
vii
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan………….
Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional
Berbasis Korporasi Petani dan Kepmentan 472 Tahun 2018
tentang Lokasi Kawasan Pertanian Nasional.
13. Adapun kegiatan di lapangan yang dilakukan meliputi aspek
budidaya, pengawalan dan kelembagaan serta pemanfaatan
alsintan prapanen dan pascapanen, termasuk aspek
manajemen dan pemasaran, pembukaan akses terhadap
modal dan pemasaran.
14. Realisasi Bantuan Pemerintah periode 1 Januari s.d 31
Desember 2018 senilai Rp1.929.714.684.212 (91,45%) dari
pagu Rp2.110.140.084.000. Pelaksanaan Bantuan
Pemerintah Transfer Uang untuk penyaluran ke Kelompok
Tani menggunakan mekanisme Rekening Penampung
Lainnya (RPL.139.PS.238251) bekerjasama dengan Bank
Pemerintah/BNI (Surat Kesepakatan Nomor: 560/Mk.200/
C/03/2018), dengan saldo per 31 Desember 2018 senilai
Rp11.215.253.396, (posisi terakhir saldo telah nihil).
Pelaksanaan pekerjaan diakhir tahun anggaran: a) Nilai
tunggakan Tahun 2017 terbayarkan pada tahun 2018 senilai
Rp13.055.328.529, b) Nilai tunggakan Tahun 2018 yang
diusulkan pembayaran di tahun 2019 senilai Rp.
41.018.384.349 (proses reviu APIP), dan c) Bank Garansi
yang di Klaim KPPN, tidak dapat menyelesaikan pekerjaan
senilai Rp31.790.258.740.
15. Realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp34.291.584.084,
(88,21%) dari pagu anggaran Rp38.875.251.000. Gaji pokok
dibayarkan kepada 503 pegawai, termasuk gaji
pengangkatan pegawai tenaga honorer pada Provinsi
Sumatera Selatan sebanyak 35 pegawai dan Provinsi
Bengkulu 1 pegawai. Terhadap tunjangan fungsional
dibayarkan kepada 128 pegawai dan tunjangan struktural
diberikan kepada 92 pegawai.
16. Perkembangan data KN s.d bulan Desember 2018 sebesar
Rp47.372.665.110,18 terdiri dari 1) temuan Inspektorat
Jenderal Rp18.819.961.352,48 2) hasil investigasi Itjen
Kementan Rp7.521.723.119,55 3) temuan BPKP
Rp1.627.468.653,74 dan 4) temuan BPK-RI
Rp19.403.511.984,41. Selama tahun 2017 jumlah kerugian
negara mengalami peningkatan sebesar
viii .................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
Rp81.668.709.618,00 dari sisa di akhir Desember 2017
sebesar Rp23.433.269.801,18.Sedangkan tindak lanjut
berupa pengembalian ganti kerugian negara sampai 31
Desember 2018 sejumlah Rp58.075.908.059,00.
17. Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan per 31
Desember 2018 BMN per akun Neraca BMN pada Laporan
Barang Kuasa Pengguna Tahunan per 31 Desember 2018
adalah sebesar Rp1.318.849.764.202.
18. Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun 2018 berdasarkan golongan sebanyak 636 orang,
untuk golongan I sebanyak I orang, golongan II sebanyak
134 orang, golongan III sebanyak 439 orang, dan golongan
IV 63 orang. Pegawai laki-laki sebanyak 353 orang
(55,50%), sedangkan perempuan sebanyak 383 orang
(44,50%).
19. Pegawai tersebut tersebar di Sekretariat Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan 167 orang terdiri dari 166 orang pusat dan
1 orang diperbantukan, Direktorat Perbenihan Tanaman
Pangan 62 orang, Direktorat Serealia 57 orang, Direktorat
Aneka Kacang dan Umbi 47 orang, Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan 59 orang, Direktorat Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 67 orang, Balai Besar
Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT
85 orang, dan BBPPMBTPH 58 orang), dan BPMPT 34
orang.
20. Tingkat pendidikan yang paling banyak adalah pegawai
yang berpendidikan Sarjana 392 orang (S1=265 orang,
S2=120, S3=7 orang), SLTA sebanyak 180 orang, Diploma
46 orang, SLTP dan SD masing-masing berjumlah 9 orang.
21. Nilai konversi IPNBK Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun 2018 adalah 91,37 kualifikasi kualitas budaya kerja
A (sangat baik), naik 1,76 dibandingkan Tahun 2017 (89,61).
Tahun 2017 nilai terendah pada kompenen “komitmen” dan
tertinggi pada integritas, begitu juga pada tahun 2018
komponen terendah pada komitmen dan tertinggi integritas.
Nilai setiap Indikator dari tahun 2017 ke tahun 2018 naik
semua, Nilai komitmen pada tahun 2017 sudah mengalami
kenaikan 0.05, namun demikian nilai terendah pada Tahun
2018 masih terletak pada kompenen komitmen. Sedangkan
ix
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan………….
nilai IPNBK tahun 2018 mengalami kenaikan 0.07 dengan
konversi 1,76.
22. Penerapan Sistem Jaminan Mutu Hasil Segar Tanaman
Pangan dikembangkan sebagai upaya agar hasil segar
tanaman pangan dapat dijamin keamanan dan mutu yang
dihasilkan dengan membangun mekanisme “ketelusuran”
dari penanaman hingga produk yang dihasilkan.
Penyusunan peraturan ini memperhatikan mekanisme
pengaturan yang telah berjalan di beberapa Kementerian
lain yang terkait dalam menerapkan sistem jaminan mutu
produk.
23. Fasilitasi Advokasi Hukum Kebijakan Pembangunan
Tanaman Pangan dalam hal Penanganan Perkara.
24. Berpartisipasi dalam rangka : 1) Pameran pada peringatan
Hari Pangan Sedunia (HPS) di Provinsi Kalimantan Selatan
pada tanggal 17 - 20 Oktober 2018; dan 2) Menteri
Pertanian Andi Amran Sulaiman pada sambutan acara yang
bertema optimalisasi pemanfaatan lahan rawa lebak dan
pasang surut menuju Indonesia lumbung pangan dunia 2045
tersebut menyatakan bahwa keberhasilan konversi lahan
dilokasi tersebut merupakan pembuktian sekaligus harapan
untuk masa depan pangan Indonesia.
25. Publikasi Pembangunan Tanaman Pangan, meliputi 1)
Konferensi Pers; 2) Sinar Tani; 3) Pendampingan dan
peliputan.
26. Konferensi Pers dengan tema Kinerja Lima Tahun Sub
Sektor Pertanian Direktorat Jenderal TP. Upaya terobosan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Dalam meningkatkan
produksi: nilai tukar petani (NTP) dan NTUP dari tahun
2015-2018 menunjukan adanya peningkatan, ekspor beras
premium melonjak tajam pada Tahun 2017 dan 2018
volumenya mencapai 3.069 ton, komoditas utama tanaman
pangan (padi, jagung dan kedelai) menunjukan peningkatan.
Selama lima tahun terakhir rata2 perkembangan produksi
4,07% per tahun, Jagung 12,5% per tahun dan kedelai
8,79% per tahun, melakukan pengawalan/pendampingan
untuk mencapai sasaran produksi tanaman pangan.
27. Kegiatan Poliklinik Umum Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan, Kementerian Pertanian, tercatat jumlah pasien
x .................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
1.290 pasien Jumlah tersebut terdiri dari: Ditjen TP 964
pasien, dan Ditjen Horti 28 pasien serta pensiunan 298
pasien. Sedangkan poliklinik gigi berjumlah 878 pasien,
Ditjen TP sebanyak 455 pasien, Ditjen Horti sebanyak 23
pasien serta pensiunan sebanyak 331 pasien.
28. Peranan Satuan Pengamanan (Satpam) sangat membantu
terciptanya situasi dan lingkungan yang aman, nyaman dan
tenteram serta tertib. Untuk dapat membentuk sosok Satuan
Pengaman (Satpam) tersebut di atas perlu dilaksanakan
pembinaan melalui jalur pendidikan dan pelatihan yang
mengarah kepada peningkatan Pengetahuan dan wawasan
dibidang keamanan, Sikap dan semangat pengabdian yang
berorientasi kepada keamanan dan ketertiban instansi
maupun masyarakat, Profesionalisme dan ketrampilan
personil satuan pengaman, Kepedulian terhadap
masyarakat dilingkungan instasi, efisiensi, efektifitas, dan
kualitas pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan
semangat dan tanggung jawab sesuai dengan lingkungan
kerja dan organisasinya.
29. Rapat koordinasi pencatatan data luas tanam dan program
PATB bertujuan:
1) Menyamakan persepsi masing-masing stakeholder agar
mendapatkan pemahamanan yang sama terkait
pencatatan data luas tanam komoditas padi, jagung dan
kedelai, termasuk penanaman yang tercakup pada
program padi jagung dan kedelai.
2) Mensinkronisasi data LTT Padi Jagung Kedelai antara
potensi dengan data yang sudah dilaporkan dari bulan
Maret, sampai dengan Mei. Potensi tersebut harus
digerakkan menjadi perluasan dan percepatan tanam.
Ujung tombak pencatatan luas tanam padi, jagung dan
kedelai adalah para penyuluh yang dikoordinir oleh KCD.
Diharapkan KCD dapat bekerja secara disiplin dan komitmen
agar pencatatan dan pelaporan data baik luas tanam, dan
luas panen dapat teraksana dengan tepat data dan tepat
waktu.
xi
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan………….
30. Pelaksanaan Rapim A Kementerian Pertanian sebantak 3
kali, Rapim B Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
sebanyak 1 kali, Rapat Kerja/Rapat Gabungan sebanyak 2
kali, Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR
RI sebanyak 3 kali, dan Rakor Kunker DPR RI sebanyak 2
kali Tahun 2018.
31. Sosialisasi dan Workshop E-Monev Bappenas, ini bertujuan
melatih petugas perencanaan dan monev satker dalam
mengisi target dan realisasi komponen sebagai input untuk
output kegiatan pada aplikasi pemantauan milik Bappenas,
yang mulai tahun 2018 ini sudah berbasis RENJA. Kendala
belum teringrasinya aplikasi bappenas, sakip, krisna dan
monev anggaran milik DJA menjadi keluhan tersendiri
peserta, dan diakui oleh biro perencanaan dan bappenas
bahwa integrasi ini masih mengalami proses yang sulit.
Daya analisis Petugas Monev dalam memahami seluruh
kegiatan, mengisi target dan realisasi serta melaporkan
permasalahan juga harus ditingkatkan sehingga data dan
informasi dapat terhimpun tepat waktu dan akurat.
32. Pentingnya Evaluasi SAKIP Ditjen TP 2017 oleh Tim APIP
Itjen antara lain: a) Terdapat perbedaan antara IKU dalam
Renstra dan dokumen Penetapan Kinerja (PK) lingkup Ditjen
Tanaman Pangan dengan IKU yang ditetapkan oleh
Kementerian Pertanian. Bulan November 2017 dilakukan
revisi IKU untuk tahun 2018 (cascading system), sehingga
untuk tahun berikutnya perlu dilakukan penyesuaian dengan
Renstra, Renja dan PK lingkup Ditjen TP, b) Laporan Kinerja
belum digunakan dalam perbaikan perencanaan secara
menyeluruh. c) Direktorat Jenderal belum mempunyai
mekanisme dan perangkat evaluasi internal yang output nya
adalah Laporan Evaluasi Internal, yang memuat keberadaan
rekomendasi, tanggapan atas rekomendasi dan perbaikan
atas rekomendasi yang disampaikan sebagai masukan
dalam perencanaan pada tahun berikutnya. d) Ditjen
Tanaman Pangan akan menindaklanjuti perbaikan dari
evaluasi SAKIP dalam rangka peningkatan akuntabilitas
kinerja.
xii .................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
33. Indikotor Kinerja Menteri yang beberapa dukungannya
berada di Indikator Direktur Jenderal Tanaman Pangan,
adalah sebagai berikut:
a. Pertumbuhan volume ekspor untuk produk pertanian
nasional
b. Penurunan volume impor untuk produk pertanian
nasional.
c. Rata-rata peningkatan produksi pangan strategis
nasional.
d. Rasio ketersediaan alat dan mesin pertanian (alsintan)
berdasarkan kebutuhan (pra dan pasca panen).
e. Rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam.
Permasalahan dalam penyusunan LAKIN 2018 ini antara
lain: a) Berdasarkan infomasi Pusdatin, prediksi data volume
komoditas ekspor dan impor tahun 2018 baru tersedia
tanggal 15 Januari 2018. b) Angka Produksi, Produktivitas,
Luas Panen dan Luas Tanam 2018 sebagai acuan untuk
menghitung peningkatan produksi pangan dan rasio
serangan masih harus dikoordinasikan dengan Pusdatin,
sehingga dasar data yang digunakan untuk penyusunan
LAKIN dari tingkat kementan sampai dengan Eselon II
seragam, c) Khususnya terjadi dilema penggunaan data
untuk komoditas padi, yang memiliki dua sumber data
statistic dengan metode baru (KSA) dan ARAM 1. , d) Luas
tanam 2018 sebagai dasar perhitungan beberapa indikator
juga terdapat dua versi, menggunakan ARAM 1 atau data
PPD. Jika menggunakan data PPD, untuk sementara baru
tersedia sampai dengan bulan Oktober 2018. Data sampai
dengan bulan Desember 2018, baru tersedia pada tanggal
25 Januari 2019, f) Untuk rasio ketersediaan alsin, jika
usulan lebih kecil maka dilakukan pendekatan dengan luas
tanam. Untuk hal ini masih perlu dikoordinasikan dengan
Pusdatin, g) Ada beberapa IKU yang kurang tepat tapi itu
tetap digunakan sebagai indikator capaian kinerja.
34. Sistem Pengendalian Intern secara tegas mensyaratkan
perlunya lingkungan pengendalian yang efektif yakni: (1)
integritas dan nilai etika yang positip (2) komitmen terhadap
kompetensi, (3) kepemimpinan yang kondusif, (4)
pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan
xiii
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan………….
kebutuhan, (5) pemberian otoritas dan tanggung jawab yang
tepat, (6) penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat
tentang pembinaan sumber daya manusia, (7) perwujudan
peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif,
serta (8) hubungan kerja yang baik dengan instansi
pemerintah terkait.
35. Rapat Koordinasi Penyusunan Angka Tetap (ATAP) 2017
dan Angka Ramalan (ARAM) 2018 Produksi Tanaman
Pangan
Adapun hasil pembahasan pada rakor sebagai berikut:
a. Produksi tahun 2017 (Pra ATAP) padi 81,15 juta ton
gabah kering giling (GKG), jagung 28,92 juta ton pipilan
kering, kedelai 538.728 ton biji kering, kacang tanah
495.442 ton biji kering, kacang hijau 241.332 ton biji
kering, ubi kayu 19,05 juta ton umbi basah, dan ubi jalar
1,91 juta ton umbi basah.
b. Produksi tahun 2017 (Pra ATAP) apabila dibandingkan
dengan produksi tahun 2016 (ATAP), padi naik 1,79 juta
ton GKG (2,26%), jagung naik 5,35 juta ton pipilan
kering (22,67%), kedelai turun 320.925 ton biji kering
(37,33%), kacang tanah turun 75.035 ton biji kering
(13,15%), kacang hijau turun 11.653 ton biji kering
(4,61%), ubi kayu turun 1,21 juta ton umbi basah
(5,96%), ubi jalar turun 255.142 ton umbi basah
(11,76%).
c. Prakiraan produksi tahun 2018 (Pra ARAM I 2018) padi
82,66 juta ton GKG, jagung 30,04 juta ton pipilan kering,
kedelai 967.866 ton biji kering, kacang tanah 513.167
ton biji kering, kacang hijau 234.746 ton biji kering, ubi
kayu 19,35 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,02 juta
ton umbi basah.
d. Produksi tahun 2018 (Pra ARAM I) apabila dibandingkan
dengan produksi tahun 2017 (Pra ATAP), padi naik 1,52
juta ton GKG (1,87%), jagung naik 1,11 juta ton pipilan
kering (3,87%), kedelai naik 429.138 ton biji kering
(79,66%), kacang tanah naik 17.725 ton biji kering
(3,58%), kacang hijau turun 6.586 ton biji kering (2,73%),
ubi kayu naik 295.511 ton umbi basah (1,55%), ubi jalar
naik 109.320 ton umbi basah (5,71%).
xiv .................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
e. Provinsi yang mengalami peningkatan produksi padi Pra
ATAP 2017 terhadap ATAP 2016 meliputi 24 provinsi
dan 10 provinsi menurun. Provinsi dengan peningkatan
terbesar terjadi di provinsi, yaitu: Sumatera Utara
(526.394 ton), Sumatera Selatan (328.324 ton),
Sumatera Barat (321.057 ton), Aceh (289.557 ton), NTB
(228.582 ton), dan Lampung (228.557 ton). Produksi
Jagung Pra ATAP 2017 terhadap ATAP 2016
mengalami kenaikan di 29 provinsi, 1 provinsi tetap, dan
4 provinsi lainnya mengalami penurunan. Provinsi yang
mengalami kenaikan produksi kedelai Pra ATAP 2017
terhadap ATAP 2016 sebanyak 7 provinsi, 1 provinsi
tetap, sedangkan 26 provinsi mengalami penurunan.
f. Provinsi yang mengalami peningkatan produksi padi Pra
ARAM I 2018 terhadap Pra ATAP 2017 meliputi 24
provinsi dan 10 provinsi menurun. Provinsi dengan
peningkatan terbesar terjadi di 24 provinsi, yaitu:
Lampung (307.401 ton), Kalimantan Barat (221.458 ton),
Sumatera Utara (175.488 ton), Sulawesi Selatan
(141.334 ton), Sumatera Selatan (133.760 ton), NTT
(122.939 ton), Jawa Barat (117.568 ton).
1) Produksi Jagung Pra ARAM I 2018 terhadap Pra
ATAP 2017 mengalami kenaikan di 26 provinsi, 1
provinsi tetap, dan 7 provinsi lainnya mengalami
penurunan.
2) Provinsi yang mengalami kenaikan produksi kedelai
Pra ARAM I 2018 terhadap Pra ATAP 2017
sebanyak 22 provinsi, 2 provinsi tetap sedangkan
10 provinsi mengalami penurunan.
36. Pagu APBN Sektoral (018) Direktorat Jenderal Tanaman
PanganTahun Anggaran 2018 pada program Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan sebesar
Rp6,675 Triliun, dengan realisasi penyerapan Tahun 2018
mencapai Rp6,100 Triliun (91,39%) dari pagu anggaran.
Realisasi anggaran kegiatan utama terbesar terdapat pada
kegiatan yaitu: 1) BBPOPT-Jatisari 95,85%; 2) Pengelolaan
Produksi Tanaman Serealia 93,72%;3)BBPPMBTPH-
Cimanggis 92,07%; 4) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi 90,46%; 5) Pengolahan dan Pemasaran
xv
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan………….
Hasil Tanaman Pangan 90,18%; 6) Penguatan Perlindungan
TP dari Gangguan OPT dan DPI 89,99%;7)Pengelolaan
Sistem Penyediaan Benih TP89,70%; dan 8) Dukungan
Manajemen dan Teknik Lainnya 82,50%.
37. Realisasi anggaaran Sedtitjen TP sebesar
Rp148.554.344.762, (78,89%), dari pagu anggaran sebesar
Rp188.317.481.000. Realisasi per bagian yaitu: 1) Bagian
Perencanaan realisasi Rp67.875.478.666, (68,14%) dari pagu
anggaran Rp99.614.708.000, 2) Bagian Keuangan dan
Perlengkapan realisasi Rp47.234.666.492, (87,64%) dari pagu
anggaran Rp53.894.721.000, 3) Bagian Umum realisasi
Rp28.899.304.905, (96,76%) dari pagu anggaran
Rp29.868.311.000, dan 4) Bagian Evaluasi dan Layanan
Rekomendasi Rp4.544.894.699, (92,01%) dari pagu anggaran
Rp4.939.741.000.
xvi .................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
xvii
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan………….
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................... i
RINGKASAN ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................. xvii
DAFTAR TABEL ........................................................................ xix
DAFTAR GAMBAR ................................................................... xxi
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................... 1
BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN BAGIAN
PERENCANAAN ........................................................... 5
BAB III. PELAKSANAAN KEGIATAN BAGIAN KEUANGAN
DAN PERLENGKAPAN ............................................... 35
BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN BAGIAN UMUM ............. 45
BAB V. PELAKSANAAN BAGIAN EVALUASI
DAN LAYANAN REKOMENDASI ............................... 57
BAB VI. REALISASI ANGGARAN DITJEN TP TAHUN 2017..109
BAB VII. PERMASALAHAN DAN TINDAKL LANJUT .............. 115
xviii .................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
xix
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan………….
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kegiatan dan Anggaran Ditjen Tanaman Pangan
TA 2019 Per Eselon II dan Per Jenis Belanja .............. 9
Tabel 2. Alokasi Anggaran Berdasarkan Belanja Pegawai ....... 35
Tabel 3. Realisasi Bantuan Pemerintah TA 2018 ..................... 36
Tabel 4. Realisasi Bersih Belanja Pegawai
31 Desember 2018 ..................................................... 37
Tabel 5. PNBP Ditjen Tanaman Pangan melalui
BPSBTPH Tahun 2018 ............................................... 38
Tabel 6. Nilai Aset Ditjen Tanaman Pangan Desember 2018 ... 40
Tabel 7. Perkembangan Nilai Barang Milik Negara secara
Gabungan (Intrakomptabel dan Ekstrakomptabel)
5 Tahun Terakhir ........................................................ 40
Tabel 8. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan
Golongan Tahun 2018 ................................................ 45
Tabel 9. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Pendidikan . 46
Tabel 10. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Jenis
Kelamin ...................................................................... 47
Tabel 11. Daftar Nama Pejabat Yang Melaksanakan Serah
Terima Jabatan .......................................................... 49
Tabel 12. Daftar Nama Pegawai yang Pensiun/Tidak Aktif
Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2018 ......................... 50
Tabel 13. Rekapitulasi Data Pelantikan Pejabat Eselon III
dan IV Tahun 2018 ..................................................... 51
Tabel 14. Perbandingan IPNBK Tahun 2018 dan Tahun 2017 ... 52
Tabel 15. Potensi dan Prediksi Tanam Padi bulan April dan
Mei 2018 .................................................................... 73
Tabel 16. Potensi dan Prediksi Tanam Jagung Bulan April
dan Mei 2018.............................................................. 73
Tabel 17. Potensi dan Prediksi Tanam Kedelei bulan April
dan Mei 2018.............................................................. 74
Tabel 18. Realisasi Dan Target Tanam PATB Padi .................... 75
xx .................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
Tabel 19. Realisasi Dan Target Tanam PATB Jagung ............... 76
Tabel 20. Realisasi dan target tanam PATB kedelai ................. 77
Tabel 21. Rekapitulasi Data Pantauan IKU lingkup Ditjen TP
Level 1 s.d 4 .............................................................. 86
Tabel 22. Indikator Kinerja Kegiatan Yang Dipantau KSP .......... 90
Tabel 23. Hasil survai persepsi awal Ditjen Tanaman Pangan ... 90
Tabel 24. Hasil Telaahan Tim Rekomtek ............................... 100
Tabel 25. Realisasi Anggaran pada Satker Pusat Ditjen TP
Tahun 2018 .........................................................109
Tabel 26. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja
Tahun 2018 .............................................................. 109
Tabel 27. Realisasi Anggaran APBN Sektoral Berdasarkan
Kegiatan Utama Tahun 2018 ................................... 110
Tabel 28. Realisasi Anggaran Berdasarkan Per Provinsi
Tahun 2018 .............................................................. 111
Tabel 29. Realisasi Anggaran Sekretariat Ditjen TP................. 112
Tabel 30. Realisasi Bantuan Pemerintah Tahun 2018 ............. 113
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal TP
DAFTAR GAMBAR
xiii
xxi
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan………….
Gambar 1. Struktur Organisasi Setditjen Tanaman Pangan ........ 4
Gambar 2. Ruang Lingkup Revisi Anggaran ................................ 6
Gambar 3. Penyelesaian Tunggakan Kegiatan Ditjen TP
Tahun 2017 ............................................................... 7
Gambar 4. Kegiatan Padat Karya .............................................. 10
xvii
xxii .................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
1
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
PENDAHULUAN
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan salah satu
Unit Kerja Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian, yang mempunyai tugas pokok memberikan
pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Direktorat Jenderal
menyelenggarakan fungsi: 1).koordinasi, dan penyusunan rencana dan
program, anggaran, dan kerjasama di bidang tanaman pangan; 2)
pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; 3) evaluasi dan
penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaanurusan kepegawaian,
dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta
pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; 4) evaluasi,
pelaporan dan layanan rekomendasi serta data dan informasi pelaksanaan
kegiatan di bidang tanaman pangan; dan 5) pelaksanaan urusan tata usaha
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri dari: Bagian Perencanaan; Bagian
Keuangan dan Perlengkapan; Bagian Umum; Bagian Evaluasi dan Layanan
Rekomendasi; dan Kelompok Jabatan Fungsional.
A. Bagian Perencanaan
Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
koordinasi, dan penyusunan rencana, program dan anggaran, serta
kerjasama di bidang tanaman pangan. Dalam melaksanakan tugas,
Bagian Perencanaan menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan bahan
koordinasi, dan penyusunan rencana dan program di bidang tanaman
pangan; (2) penyiapan bahan koordinasi, dan penyusunan anggaran di
bidang tanaman pangan; dan (3) penyiapan penyusunan kerjasama di
bidang tanaman pangan.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Bagian Perencanaan
terdiri dari:
1. Subbagian Program, mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan koordinasi, dan penyusunan rencana dan program di bidang
tanaman pangan.
I
2
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
2. Subbagian Anggaran, mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan koordinasi, dan penyusunan anggaran di bidang tanaman
pangan.
3. Subbagian Kerja Sama, mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan kerja sama di bidang tanaman pangan.
B. Bagian Keuangan dan Perlengkapan
Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan
urusan keuangan dan perlengkapan. Dalam melaksanakan tugas
tersebut Bagian Keuangan dan Perlengkapan menyelenggarakan
fungsi: (1) pelaksanaan urusan perbendaharaan, Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP), penyiapan pengujian dan penerbitan Surat
Perintah Membayar (SPM); (2) pelaksanaan urusan akuntansi dan
verifikasi keuangan serta tindak lanjut hasil pengawasan; dan (3)
pelaksanaan urusan perlengkapan.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Bagian Keuangan dan
Perlengkapan terdiri dari:
1. Subbagian Perbendaharaan, mempunyai tugas melakukan urusan
perbendaharaan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan
penyiapan bahan pengujian dan penerbitan Surat Perintah
Membayar (SPM).
2. Subbagian Akuntansi, Verifikasi, dan Tindak Lanjut Hasil
Pengawasan,mempunyai tugas melakukan urusan akuntansi dan
verifikasi keuangan serta tindak lanjut hasil pengawasan.
3. Subbagian Perlengkapan,mempunyai tugas melakukan urusan
perlengkapan.
C. Bagian Umum
Bagian umum mempunyai tugas melaksanakan evaluasi dan
penyusunan organisasi, tatalaksana, reformasi birokrasi, urusan
kepegawaian, penyusunan rancangan peraturan perundang-
undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik,
serta urusan tata usaha dan rumah tangga.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Umum
menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan evaluasi dan penyusunan
organisasi, tata laksana dan reformasi birokrasi, serta pelaksanaan
urusan kepegawaian; (2) penyiapan penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan, litigasi hukum, pelaksanaan hubungan
masyarakat dan informasi publik, serta urusan perpustakaan; dan (3)
pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
3
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Bagian Umum terdiri
dari:
1. Subbagian Organisasi dan Kepegawaian,mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan organisasi,
tatalaksana dan reformasi birokrasi serta pelaksanaan urusan
kepegawaian.
2. Subbagian Hukum dan Hubungan Masyarakatmempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan, litigasi hukum, dan pelaksanaan hubungan
masyarakat, serta informasi publik dan urusan perpustakaan.
3. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga,mempunyai tugas
melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga.
D. Bagian Evaluasi Dan Layanan Rekomendasi
Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi mempunyai tugas
melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan
kegiatan, serta pemberian layanan rekomendasi di bidang tanaman
pangan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Bagian Evaluasi dan Pelaporan
menyelenggarakan fungsi: (1) pengumpulan, pengolahan dan
penyajian data dan informasi di bidang tanaman pangan; (2)
pelaksanaan analisis, penyiapan pemantauan dan evaluasi serta
laporan pelaksanaan program dan kegiatan di bidang tanaman pangan;
dan (3) pemberian layanan rekomendasi di bidang tanaman pangan.
Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi Pelaporan terdiri dari:
1. Subbagian Data dan Informasi, mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi di
bidang tanaman pangan.
2. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan,mempunyai tugas melakukan
analisis, penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi serta laporan
pelaksanaan program dan kegiatan di bidang tanaman pangan.
3. Subbagian Layanan Rekomendasi,mempunyai tugas melakukan
pemberian layanan rekomendasi di bidang tanaman pangan.
E. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas dan fungsi melakukan
kegiatan sesuai dengan jenjang Jabatan Fungsional masing-masing
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas dan
fungsi Kelompok Jabatan Fungsional secara rinci adalah sebagai
berikut:
4
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas beberapa Jabatan
Fungsional yang mendukung pelaksanaan tugas kesekretariatan
yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang
keahliannya.
b. Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh
seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Sekretaris
Direktorat Jenderal.
c. Jumlah tenaga fungsional yang mendukung pelaksanaan tugas
kesekretariatan yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai
dengan bidang keahliannya ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja.
d. Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional yang mendukung
pelaksanaan tugas kesekretariatan yang terbagi dalam berbagai
kelompok sesuai dengan bidang keahliannya diatur berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memiliki posisi
strategis sebagai jembatan antara Eselon II lingkup Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan dan instansi terkait lainnya dalam mewujudkan visi
dan misi pembangunan tanaman pangan.
Gambar 1. Struktur Organisasi Setditjen Tanaman Pangan
BAGIAN PERENCANAAN
BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
BAGIAN UMUM
BAGIAN EVALUASI DAN LAYANAN
REKOMENDASI
SUBBAGIAN ANGGARAN
SUBBAGIAN PERBENDAHARAA
SUBBAGIAN ORGANISASI
DAN KEPEGAWAIAN
SUBBAGIAN LAYANAN
REKOMENDASI
SUBBAGIAN PROGRAM
SUBBAGIAN AKUNTANSI,
VERIFIKASI, DAN TINDAK LANJUT
SUBBAGIAN HUKUM DAN
HUMAS
SUBBAGIAN DATA DAN INFORMASI
SUBBAGIAN KERJASAMA
SUBBAGIAN PERLENGKAPAN
SUBBAGIAN TATA USAHA DAN RUMAH
TANGGA
SUBBAGIAN EVALUASI DAN
PELAPORAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIAT DIREKTORAT
JENDERAL
5
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
PELAKSANAAN KEGIATAN
BAGIAN PERENCANAAN
1. Revisi Anggaran Ditjen Tanaman Pangan TA 2018
a. Berdasarkan DIPA Nomor SP. DIPA-018.03-0/2017 tanggal 5
Desember 2017 alokasi anggaran Ditjen Tanaman Pangan Tahun
Anggaran 2018 sebesar Rp6.486.964.351.000, dengan rincian
Belanja Pegawai Rp52.246.330.000, Belanja Barang
Rp6.558.520.494, dan Belanja Modal Rp31.572.356.000.
b. Tahun 2018 Ditjen Tanaman Pangan terdapat 70 satker Dekon
dan Tugas Pembantuan dengan alokasi anggaran sesuai DIPA
Awal sebesar Rp6.486.964.351.000.
c. Kegiatan TA. 2018 yang sudah disusun dalam dokumen anggaran
dalam pelaksanaannya mengalami perubahan/revisi penyesuaian
sesuai dengan perubahan kebijakan, sehingga terjadi perubahan
dokumen anggaran (RKA-KL/DIPA/POK) dimana perubahan
tersebut dilakukan melalui tahapan revisi baik di Pusat maupun di
Daerah.
d. Perubahan/revisi kegiatan di TA. 2018 sebanyak 9 kali dengan
rincian 8 kali perubahan revisi DIPA di Direktorat Jenderal
Anggaran, Kementerian Keuangan dan 1 kali perubahan revisi
DIPA Pusat pemutakhiran data di Kanwil, adapun revisi yang telah
dilakukan meliputi: revisi refocusing dan realokasi kegiatan Ditjen
Tanaman Pangan, buka blokir penyelesaian pembayaran
tunggakan kegiatan TA. 2017, revisi pergeseran anggaran di
beberapa satker, revisi belanja tunjangan kinerja (Tukin) lingkup
Kementerian Pertanian dan revisi pemutakhiran data di Satker
Ditjen Tanaman Pangan (Pusat). Pagu anggaran Ditjen Tanaman
Pangan terakhir sebesar Rp6.675.409.495.000, terdapat
pengurangan sebesar Rp6.648.856.000, dari pagu anggaran
Rp6.682.056.351.000, untuk penyesuaian tunjangan kinerja
(tunkin) lingkup Kementerian Pertanian.
II
6
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Gambar 2. Ruang Lingkup Revisi Anggaran
2. Penyelesaian Pembayaran Tunggakan Kegiatan Ditjen Tanaman
Pangan Tahun 2017
a. Dalam rangka penyelesaian kegiatan Ditjen Tanaman Pangan
TA.2017, ada beberapa kegiatan dari Direktorat lingkup Ditjen
Tanaman Pangan yang belum terselesaikan untuk
pembayarannya di TA. 2017 sehingga penyelesaian pembayaran
kegiatan tahun 2017 tersebut dialokasikan di tahun 2018. Usulan
tunggakan pembayaran kegiatan TA. 2017 lingkup Ditjen
Tanaman Pangan tahun 2018 sebesar Rp18.579.337.500, dengan
rincian satker pusat Rp14.265.825.500, dan satker daerah
Rp4.313.512.000. Rincian Usulan Tunggakan Kegiatan TA.2017
lingkup Ditjen Tanaman Pangan (sebagaimana lampiran 3).
b. Anggaran untuk penyelesaian tunggakan kegiatan TA. 2017 sudah
dialokasikan di DIPA TA 2018 sebesar Rp18.579.337.500, untuk
Satker Pusat dan Daerah (NTB dan NTT) dalam bentuk anggaran
terblokir dengan rincian sebagai berikut: kegiatan Pengelolaan
Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (1761) senilai
Rp4.794.569.000, Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman
Serealia (1762) senilai Rp6.598.524.000, Kegiatan Perbanyakan
Perbenihan (1763) Rp622.619.500, Kegiatan Perlindungan
Tanaman Pangan (1764) Rp5.805.500.000, dan kegiatan
7
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (5885)
Rp758.125.000.
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.02/2018 tentang
Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2017 dalam
Penyelesaian Pembayaran Tunggakan kegiatan TA.2017 melalui
Revisi Buka Blokir kegiatan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
TA.2017 harus dilampiri hasil Verifikasi (LHV) dari Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk nilai
tunggakan diatas Rp2.000.000.000, harus dilampiri hasil verifikasi
dari APIP K/L untuk nilai tunggakan diatas Rp200.000.000, dan
harus dilampiri Surat Pernyataan dari KPA apabila nilai tunggakan
sampai dengan Rp200.000.000.
Gambar 3. Penyelesaian Tunggakan Kegiatan Ditjen TP
Tahun 2017
3. Penyusunan Pagu Anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun Anggaran 2019
a. Dalam rangka penyusunan Pagu Anggaran Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan TA.2019 telah dilaksanakan kegiatan Rapat
Koordinasi Penyusunan RKA-K/L Pagu Anggaran TA.2019 yang
dihadiri koordinator perencanaan beserta jajarannya dari
Direktorat Lingkup Ditjen Tanaman Pangan (koordinator
perencanaan/sekretaris/staf), BBPPMBTPH Cimanggis, BBPOPT
Jatisari, perwakilan dari bagian lingkup Sekretariat Ditjen
Tanaman Pangan, perwakilan yang menangani perencanaan
8
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
tanaman pangan dan bidang produksi tanaman pangan dari Dinas
Provinsi seluruh Indonesia.
b. Berdasarkan Surat Menteri Pertanian Nomor:
321/RC.110/M/10/2018 tanggal 25 Oktober 2018 Pagu Alokasi
Anggaran Ditjen Tanaman Pangan Pertanian TA. 2019 yaitu
sebesar Rp6.010.019.254.000, terdiri dari 1 (satu) Program, 9
kegiatan, 38 output, dan 74 satker. Pagu alokasi anggaran Ditjen
Tanaman Pangan berkurang sebesar Rp2.000.000.000, dari pagu
anggaran TA. 2019 yang sebesar Rp6.012.019.254.000, dengan
rincian alokasi pada Program Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan Mutu Hasil Tanaman Pangan. (018.03.06) sebagai berikut:
Rincian persumber dana: RM Rp6.009.490.854.000, dan PNBP
sebesar Rp528.400.000, dan rincian per jenis belanja: Belanja
Operasional sebesar Rp67.098.408.000, serta Belanja Non
Operasional sebesar Rp5.942.920.846.000.
c. Pagu alokasi anggaran Ditjen Tanaman Pangan TA. 2019
Rp6.010.019.254.000, dengan rincian sebagai berikut: Belanja
Pegawai Rp46.940.901.000, Belanja Barang Operasional
Rp20.157.507.000, Belanja Barang Non Operasional
Rp5.899.859.614.000, dan Belanja Modal Rp43.061.232.000.
Pagu Belanja Pegawai sudah memuat alokasi untuk pembayaran
gaji ke-13, THR (gaji ke-14), serta kenaikan gaji sebesar 5%.
Untuk Pagu belanja operasional sudah sesuai dengan Surat
Menteri Keuangan Nomor: S-820/MK.02/2018 tanggal 31 Oktober
2018. (Rincian Anggaran Per Lokasi Tahun Anggaran 2019 dan
Pagu anggaran TA.2019 Per Satker Dekon dan TP Provinsi.
Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.
9
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Tabel 1. Kegiatan dan Anggaran Ditjen Tanaman Pangan TA
2019 Per Eselon II dan Per Jenis Belanja
4. Kegiatan Padat Karya
Kegiatan padat karya dalam pelaksanaannya dikoordinir oleh Biro
Perencanaan, Sekjen Kementerian Pertanian dengan menetapkan
lokasi kegiatan 100 desa pada 10 Kabupaten prioritas pertama dan
setiap Eselon I agar dalam penyusunan buku pedoman masing-masing
turut mencantumkan kegiatan padat karya didalamnya.
Padat karya tunai (Cash for Work) merupakan kegiatan pemberdayaan
masyarakat marginal/miskin yang bersifat produktif berdasarkan
pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja, dan teknologi lokal
dalam rangka mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendapatan dan
menurunkan angka stunting. Presiden menegaskan pentingnya
penguatan sinergi Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa melalui Padat Karya
Tunai (Cash for Work). Upaya tersebut dilakukan di 1.000 Desa di 100
Kabupaten/Kota yang merupakan Desa dengan permasalahan sosial
ekonomi yang harus diatasi dengan segera. Pelaksanaan padat karya
tunai di Desa akan dilakukan oleh Pemerintah (Kementerian/
Lembaga), Pemerintah Daerah (Provinsi maupun Kabupaten/Kota) dan
Pemerintah Desa dengan mengutamakan asas kegotongroyongan,
partisipasi dan musyawarah.
OPERSIONAL NON OPERASIONAL OPERSIONAL NON
OPERASIONAL
018.03.06Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, Dan
Mutu Hasil Tanaman Pangan
1761 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang Dan Umbi 706,998,373 150,000 707,148,373
1762 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 2,091,548,400 201,600 2,091,750,000
1763 Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan 1,374,797,300 244,500 1,375,041,800
1764Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan Dari Gangguan
OPT dan DPI297,710,018 29,669,082 327,379,100
1766Dukungan Manajemen Dan Teknis Lainnya Pada Ditjen
Tanaman Pangan36,279,803 15,343,009 255,742,379 4,387,953 311,753,144
1767Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan
Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih4,145,456 2,078,593 5,495,073 2,326,597 14,045,719
1768Pengembangan Peramalan Serangan
OrganismePenganggu Tumbuhan 6,515,642 2,735,905 7,036,899 5,754,000 22,042,446
5885 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 1,160,531,172 327,500 1,160,858,672
43,061,232 6,010,019,254 TOTAL 46,940,901 20,157,507 5,899,859,614 -
BELANJA MODAL
TOTAL (Rp.000)KODE KEGIATAN BELANJA
PEGAWAI
BELANJA BARANG
10
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Dasar Hukum pelaksanaan kegiatan Padat karya tunai (Cash for Work)
adalah: Undang-Undang Desa Pasal 22; PP No.43/2014 Pasal 127;
Perpres 54/2010 Pasal 26; Perka LKPP No. 13/2013 Pasal 4; PMK
Nomor 50/PMK.07/2017 Pasal 128; PMK Nomor: 168/PMK.05/2015
juncto PMK 173/PMK.05/2016; dan Arahan Presiden (penciptaan
lapangan kerja di desa dioptimalkan dengan padat karya, cash for
work, dan swakelola).
Dalam rangka pelaksanaan Program Padat Karya (Cash for Work) di
1.000 desa pada 100 kabupaten telah dilakukan Penyusunan Pedoman
Teknis Kegiatan Padat Karya (Cash for Work) lingkup Kementerian
Pertanian yang disusun berdasarkan dukungan kegiatan dari masing-
masing Eselon I lingkup Kementerian Pertanian yang teralokasi di
program padat karya.
Kegiatan Tanaman Pangan dalam mendukung program Padat Karya
(Cash for Work) di 100 desa pada 10 kabupaten prioritas pertama yaitu:
kegiatan perbanyakan benih padi, budidaya padi gogo/lahan kering,
budidaya jagung hibrida (varietas umum II), peningkatan produksi
kedelai, pengembangan Desa Mandiri Benih (DMB), dimana seluruh
kegiatan tersebut teralokasi di 25 desa pada 9 kabupaten.
Gambar 4. Kegiatan Padat Karya
11
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
5. Koordinasi Program dan Kegiatan Tanaman Pangan Tahun 2018
Koordinasi ini sebagai tindak lanjut dari Rapat Kerja Nasional
Pembangunan Pertanian (Rakernasbangtan) khusus bidang tanaman
pangan dengan melibatkan Dinas Provinsi Bidang Tanaman Pangan
seluruh Indonesia.
Kesimpulan hasil koordinasi program dan kegiatan sebagai berikut:
a. Salah satu bentuk kebijakan nyata dalam mewujudkan kedaulatan
pangan tahun 2018 dilakukan melalui dukungan tingkat kemajuan
petani dengan tetap menyalurkan bantuan Pemerintah. Disamping
mendukung kedaulatan pangan, bantuan ini diharapkan mampu
mendorong produktivitas petani ke arah yanglebih baik.
b. Keberhasilan pencapaian peningkatan produksi diupayakan dengan
menggerakkan semua sumberdaya yang dimiliki, baik kondisi
eksisting maupun pengembangan potensi baru. Mengacu pada
realitas yang ada, pemberian fasilitasi atau bantuan kepada pelaku
usaha (petani) menjadi salah satu langkah strategis untuk
mewujudkan pencapaian sasaran produksi dan berdampak nyata
meningkatkan pendapatan petani.
c. Untuk mendukung sasaran produksi tersebut, Pemerintah melalui
APBN subsektor tanaman pangan telah memfasilitasi komoditas
padi di areal seluas 1,5 juta ha, jagung 4 juta ha, dan kedelai
seluas 1 juta ha serta menerapkan kebijakan operasional meliputi:
- Pengembangan padi, jagung, kedelai dilaksanakan pada
lahan Perluasan Areal Tanam Baru (PATB).
- Areal tanam existing tidak diberi bantuan, namun dilakukan
pembinaan dengan pelaksanaan budidaya secara swadaya.
- Peningkatan produksi padi diarahkan dominan untuk padi
gogo, dikembangkan pada lahan kering dan lahan
rawa/lebak.
- Peningkatan produksi jagung dan kedelai dikembangkan
pada lahan perhutanan sosial; lahan perkebunan tanaman
belum menghasilkan (TBM) karet, kelapa sawit; lahan
dibawah tegakan tanaman tahunan (kelapa, kayu putih,
mede); lahan eks tambang; lahan terlantar; dan lahan lainnya,
penyiapan kebijakan untuk pengolahan dan pemasaran hasil
kedelai, serta kebijakan pengendalian impor dan stabilitas
harga.
12
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
d. Refocusing kegiatan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun
2018 terfokus pada komoditi padi 1 juta ha menjadi 1,5 juta ha;
jagung 4 juta ha menjadi 3,3 juta ha; dan kedelai 1 juta ha menjadi
1,5 juta ha. Kegiatan refocusing juga mengakomodir tunggakan
kegiatan tahun 2017 pada kegiatan akabi (Rp4,79 miliar), serealia
(Rp6,5 miliar), perbenihan (Rp640 juta), perlindungan (Rp5,8
miliar) dan PPHTP (Rp619 juta).
e. Guna memenuhi perubahan target komoditas pajale pada
refocusing, maka dibahas kemampuan daerah memenuhi target
tanam pajale dan perubahan beberapa kegiatan. Hasil koordinasi
dan klarifikasi data potensi dengan dinas pertanian provinsi dan
kabupaten/kota, diperoleh target komoditi tanam padi 1,5 juta ha
menjadi 1.131.494 ha, jagung 3 juta ha menjadi 4.073.734 ha dan
kedelai 1,5 juta ha menjadi 1.627.828 ha. Kekurangan target
pajale yang tidak terpenuhi akan dilakukan lelang pada
provinsi/kabupaten/kota yang masih memiliki potensi lahan agar
target pajale dapat tercapai.
6. Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2019
a. Untuk mendukung pencapaian target komoditas tanaman pangan,
maka kegiatan operasional yang perlu dilakukan antara lain: (1)
penyediaan pasokan air (embung, longstorage, dan lain-lain), (2)
optimalisasi pemanfaatan lahan kering/tadah hujan dan lahan
rawa, (3) peningkatan penyediaan benih unggul, (4) pengadaan
alat dan mesin pertanian pra dan pascapanen; (5) RMU;(6) sarana
prosesing, packaging dan pemasaran.
b. Top down policy pada rancangan kegiatan Prioritas Nasional
Pembangunan Pertanian TA.2019 diharapkan akan tersampaikan
saat koordinasi, sehingga terjalin keselarasan antara top down
policydengan bottom up planning. Output dari kegiatan ini adalah
rancangan kegiatan dan volume per provinsi/kabupaten
/kotasebagai bahan/data dasar Musrenbangprov, pengusulan
kegiatan pada e-proposal, dan rakortek di Kemendagri.
c. Tema rakortek tahun 2019 yaitu “Penguatan Infrastruktur dan
Korporasi Petani Untuk Percepatan Pertumbuhan Sektor
Pertanian Berkualitas” yang dikaitkan dengan 5 (lima) target
prioritas nasional, sehingga Kementan berupaya mewujudkan
pertumbuhan pertanian berkualitas dengan berkurangnya rakyat
miskin.
13
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
d. Target produksi komoditas pangan utama Tahun 2019 sesuai
sasaran IKU yaitu: (1) padi 84 juta ton, (2) jagung 33 juta ton, dan
(3) kedelai 2,80 juta ton. Luasan areal untuk pengembangan
budidaya tanaman pangan sesuai rancangan Pusat adalah: 1)
kedelai 1.500.000 ha, usulan daerah 1.526.586 Ha; 2) padi
1.750.000 ha, usulan daerah 2.176.776 ha (350.000 Ha di Pusat);
3) jagung 3.400.000 ha, usulan daerah 3.482.094 Ha (1 juta ha di
Pusat).
7. Penyusunan Rencana Strategis (Renstra)
a. Biro perencanaan, Sekjen Kementerian Pertanian telah
melakukan revisi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian
Pertanian 2015-2019 dan juga telah melakukan penyesuaian
terhadap Indikator Kinerja Utara (IKU).
b. Indikator Kinerja Utara (IKU) pada Renstra Kementerian Pertanian
2015-2019 Edisi Revisi ini adalah IKU yang sudah ditandatangani
oleh pejabat masing-masing Eselon I lingkup Kementan.
c. Untuk persiapan penyusunan Renstra 2020-2025 maka setiap
Eselon I menyiapkan draft visi, misi tujuan, IKU dan sasaran
produksi mengacu RPJP Nasional 2005-2025 dan RPJMN Ke IV
tahun 2020-2024, serta mempertimbangkan Strategi Induk
Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045.
8. Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen Tanaman Pangan
a. Rumusan sasaran strategis dan Indikator Kinerja (IK) pada Renstra
Kementan telah disusun dan diturunkan (cascading) ke dalam
berbagai sasaran strategis dan indikator kinerja pada Renstra di Unit
Kerja pada tingkatan yang lebih bawah, akan tetapi sasaran dan
indikator pada Renstra Kementerian dan Unit Kerja Eselon I belum
sepenuhnya menggambarkan outcome.
b. Proses penjabaran dan menurunkan (cascading) kinerja belum
sepenuhnya menggambarkan proses pencapaian kinerja yang akan
diwujudkan, terutama cascading dari level jabatan Eselon II sampai
level pelaksana.
c. Rencana Aksi Pencapaian Kinerja merupakan penjabaran target
kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja ke dalam
kerangka waktu yang lebih pendek (misalnya triwulanan) karena
Rencana aksi pencapaian kinerja berfungsi sebagai alat
pengendalian dan pemantauan kinerja secara berkala.
14
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
9. Perjanjian Kinerja Tahun 2019
a. Tahun 2019, Perjanjian Kinerja (PK) setiap unit kerja Eselon I akan
diterapkan melalui aplikasi e-PK, sehingga setiap unit kerja harus
mencermati kesesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah
diinput ke dalam aplikasi e-PK dengan manual IKU yang telah
disepakati dan ditandatangani;
b. Pejabat Eselon I-IV lingkup Kementan segera menyusun
Perjanjian Kinerja paling lambat satu bulan setelah DIPA disahkan
yaitu tanggal 5 Januari 2019.
c. Setiap terjadi mutasi pejabat atau revisi DIPA yang menyebabkan
perubahan PK, maka seluruh unit kerja lingkup Kementan
diwajibkan segera untuk memperbaharui PK dan mengupload ke
dalam aplikasi e-PK.
d. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
45/PERMENTAN/ OT.210/11/2018 tentang Standar Pengelolaan
Kinerja Organisasi Lingkup Kementerian Pertanian, maka Unit
Kerja lingkup Kementerian Pertanian (Eselon I - IV) diwajibkan
menyusun Dokumen Kontrak Kinerja (Visi, Misi, Tujuan; Peta
Strategi; Sasaran Strategis; IKU; Target Kinerja; Perjanjian
Kinerja; Rencana Aksi). Untuk DIPA Tahun 2019 paling lambat
akan diselesaikan pada akhir Januari 2019.
e. Masing-masing Unit Kerja Eselon I mengoreksi indikator kinerja
yang menjadi Lampiran PK Menteri Pertanian, mengidentifikasi
perubahan target pada indikator kinerja tersebut, mengidentifikasi
perhitungan IKU secara periodik (bulanan, triwulan atau tahunan),
dan disampaikan ke Biro Perencanaan tanggal 28 Desember
2018.
f. Untuk aplikasi e-PK tahun 2019, sudah tersedia indikator eksisting
seperti tahun 2018, sehingga bila terdapat perubahan/tambahan
indikator dapat dilakukan editing sesuai kebutuhan.
g. Untuk tahun 2019, Perjanjian Kinerja Satker Dekon/TP bisa
dimasukkan pada aplikasi e-PK.
h. Penyusunan Rencana Aksi dilakukan secara manual sesuai
dengan format Permentan 45/2018, dan diinput pada aplikasi e-
PK.
15
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
10. Pelaksanaan DAK Bidang Pertanian Tahun 2018 dan Usulan DAK
Tahun 2019
DAK bidang pertanian tahun 2019 bertujuan mendukung pemantapan
produksi pangan strategis, nilai tambah, daya saing, ekspor dan
peningkatan produksi untuk kebutuhan nasional, sehingga
meningkatkan kinerja pembangunan pertanian di daerah. Sasaran
yang dicapai adalah terfasilitasinya pembangunan/perbaikan UPTD
perbenihan, UPTD balai proteksi dan sarana prasarana infrastruktur
pertanian.
Pelaksanaan kegiatan DAK TA. 2018 dibidang tanaman pangan antara
lain:
a. Pembangunan/Perbaikan UPTD/Balai Perbenihan, Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan penyediaan sarana
pendukungnya.
b. Pembangunan/Perbaikan UPTD/Balai Perbenihan, Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan dan penyediaan sarana pendukungnya.
c. Pembangunan/Perbaikan UPTD/Balai/Instalasi Perbibitan dan
Hijauan Pakan Ternak, Laboratorium Kesehatan Hewan,
Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pasca Panen,
Laboratotium Pakan, dan penyediaan sarana pendukungnya.
11. Penyusunan e-proposal 2020
a. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) kermenterian Pertanian akan
melakukan finalisasi terkait aplikasi e-proposal khususnya menu
Input bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan menu
penilaian proposal oleh setiap Eselon I/I, serta secepatnya
menyusun pedoman/petunjuk pengoperasian aplikasi e-Proposal
2020.
b. Melakukan pergantian Kepmentan Kawasan yang digunakan
menjadi Kepmentan 472 Tahun 2018 dalam penilaian usulan
proposal yang masuk.
c. Pada apliaksi e-proposal akan tagging tetamatik seperti kegiatan
padat karya, bekerja, SERASI, Petani Milenial, dan OPAL.
d. Pembahasan dengan Pusat Penyuluhan BPPSDMP mengenai
Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) atau kelompok lainnya yang
belum ada di simluhtan.
e. Output/komponen per kegiatan Ditjen Tanaman Pangan sudah
dimasukkan dan diintegrasikan dalam e-proposal 2020.
16
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
f. Pada e-proposal sudah menerapkan penilaian dalam aplikasinya,
dan usulan penilaian Ditjen TP telah ditetapkan bahwa e-proposal
dinyatakan layak apabila telah memiliki penilaian ≥ 60.
12. Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani
Wujud nyata pengembangan kawasan jagung berbasis korporasi telah
diaplikasi dalam kegiatan Pilot Project Jagung Korporasi Tahun 2018
di Kabupaten Lebak, Provinsi banten pada areal pertanaman jagung
seluas 1.000 ha. Penetapan lokasi ini sesuai dengan Permentan 18
Tahun 2018 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian
Nasional Berbasis Korporasi Petani dan Kepmentan 472 Tahun 2018
tentang Lokasi Kawasan Pertanian Nasional.
Adapun kegiatan di lapangan yang dilakukan meliputi aspek budidaya,
pengawalan dan kelembagaan serta pemanfaatan alsintan prapanen
dan pascapanen, termasuk aspek manajemen dan pemasaran,
pembukaan akses terhadap modal dan pemasaran.
Hasil evaluasi kegiatan ini di tingkat pusat, provinsi, kabupaten maupun
di LMDH dan kelompoktani antara lain:
a. Kegiatan Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi
Petani yang direncanakan pelaksanaannya tahun 2018-2019
(selama 2 tahun) sudah berjalan dengan baik karena dukungan
yang bersinergi tingkat Pusat (Ditjen TP, Ditjen PSP, BPPSDMP)
dengan Daerah (Distan Prov Banten, Distanbun Kabupaten
Lebak), Perhutani, dukungan instansi terkait dan stakeholders lain.
b. Tujuan pilot project pengembangan kawasan jagung berbasis
korporasi ini adalah: (1) keterpaduan program dan kegiatan
pembangunan pertanian, (2) efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
anggaran di lapangan, (3) pengutuhan sistem dan usaha agribisnis
dari hulu sampai hilir, (4) efisiensi sistem budidaya, pengolahan,
distribusi dan pemasaran, (5) peningkatan posisi tawar dan
kesejahteraan petani, dan (6) penguatan kontribusi sektor
pertanian dalam peningkatan perekonomian wilayah/ daerah.
c. Pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan tahun 2018 adalah:
- Lokasi kegiatan sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW), masterplan dan rencana aksi (action plan)
pengembangan Kawasan Pertanian.
- Terpenuhinya kebutuhan sarana produksi meliputi: benih,
pupuk dan pestisida.
17
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
- Pengorganisasian kelembagaan petani dalam sistem yang
terkonsolidasi didalam manajemen usaha tani modern.
- Perbaikan prasarana meliputi jalan usaha tani, saluran irigasi,
longstorage, embung, pompanisasi, irigasi pipanisasi, dan
saluran drainase.
- Pembinaan, pelatihan, bimbingan teknis dan manajemen,
penyuluhan serta pendampingan usaha.
- Pelatihan yang dilakukan meliputi pelatihan petani mulai dari
aspek budidaya yang baik dan benar (GAP), penanganan/
pengendalian OPT jagung, dan membuat bahan-bahan
organik untuk pengendalian OPT dengan pendekatan
penggunaan bahan-bahan hayati, manajemen, kelembagaan
ekonomi, dan mekanisasi pertanian (pengoperasian dan
perawatan).
d. Produksi jagung pada lokasi pilot project sebesar 5 ton/ha, namun
kadar air masih tinggi sehingga belum dapat mensuplai pabrik
pakan Charoen Phokphand.
13. Percepatan Pembangunan dan Pengembangan Sosial Ekonomi
Masyarakat di Kawasan Perbatasan Negara
a. Percepatan pembangunan kawasan ekonomi di wilayah ini
dilakukan melalui optimalisasi potensi kawasan perbatasan yang
ditempuh bidang pertanian di skala usaha sedang, besar
(termasuk pengolahan hasil pertanian), bidang usaha kecil seperti
kerajinan tangan, sedangkan bidang perdagangan di skala usaha
mikro, kecil menengah.
b. Melakukan penguatan permodalan pengusaha kecil menengah
dan masyarakat dilakukan pada kawasan perbatasan lokasi
pengelolaan PKSN dan Lokpri.
c. Pembangunan SDM (Generasi Muda) di kawasan perbatasan
sebagai pengelola potensi kawasan perbatasan bidang pertanian,
koperasi, perdagangan dan industri kecil harus mampu untuk
dibangkitkan. Langkah ini dimaksudkan untuk menumbuhkan
wirausaha pemula guna mendukung penciptaan lapangan
pekerjaan, penanggulangan kemiskinan, pengurangan
kesenjangan pendapatan, dan peningkatan penghidupan
berkelanjutan.
d. Dalam upaya mendukung pembangunan SDM dibutuhkan adanya
bimbingan teknis terhadap bantuan pemerintah guna peningkatan
18
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
dan pengembangan usaha wirausaha pemula untuk mendukung
pengembangan kawasan Daerah Tertinggal, Terluar, Terdepan,
KEK dan Antar Kelompok Pendapatan.
14. Pembangunan Ekonomi Lokal di Provinsi Papua dan Papua Barat
Rapat dilaksanakan menindaklanjuti Surat Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor: S.1284/M-
DPDT/12/2017, hal usulan dukungan program pengembangan
pertanian di kawasan transmigrasi dan Surat Staf Ahli PPN Bidang
Pemerataan dan Kewilayahan selaku ketua tim pelaksanaan desk
Papua-Bappenas Nomor: 0233/SA.01/01/2018, hal pembangunan
ekonomi lokal di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Menindaklanjuti Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2017 tentang percepatan pembangunan kesejahteraan di Provinsi
Papua dan Papua Barat, maka setiap Kementerian Negara/Lembaga
turut berperan serta memberikan dukungan pada tahun 2018 untuk
percepatan pembangunan di Provinsi Papua dan Papua Barat, dan
khusus untuk Kementerian Pertanian lebih difokuskan pengembangan
komoditi perkebunan.
Untuk kegiatan Kementerian Negara/Lembaga di Tahun 2018 yang
berada di Provinsi Papua dan Papua Barat diharapkan dapat langsung
dimanfaatkan oleh penduduk asli setempat (bukan penduduk
transmigran).
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi; dan Kementerian PPN/Bappenas meminta data
dukungan kegiatan untuk indikasi anggaran proyek prioritas
Kementerian Negara/Lembaga Tahun 2018 dengan lokasi fokus di
wilayah Papua dan Papua Barat. Diharapkan setiap Eselon I lingkup
Kementerian Pertanian segera memberikan data terkait program dan
kegatan Tahun 2018 yang berada di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi melakukan sinergitas pengembangan tanaman jagung
dan padi, serta alat mesin pertanian di kawasan transmigrasi sehingga
dibutuhkan data pengembangan jagung, padi dan alsintan di kawasan
transmigrasi.
15. Fasilitasi dan Koordinasi Kerjasama Dalam dan Luar Negeri
Dalam rangka menjalin kerjasama dengan pihak terkait dalam dan luar
negeri, maka dibutuhkan suatu koordinasi lintas instansi atau lembaga
agar pengelolaan kerjasama sesuai dengan prosedur. Guna
19
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
mengetahui tingkat kemajuan (progres) dan hasil sebagai dampak
kerjasama tersebut, dibutuhkan adanya monitoring dan evaluasi
secara berjenjang.
Untuk kelancaran dalam pelaksanaan kerjasama lingkup Kementerian
Pertanian khususnya Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, maka
diupayakan untuk memfasilitasi kegiatan kerjasama dalam dan luar
negeri, serta turut berperan serta dalam upaya menyamakan persepsi
terkait bentuk bentuk kerjasama yang akan dilaksanakan.
Beberapa fasilitasi dan koordinasi kegiatan kerjasama dalam dan luar
negeri yang sudah dilaksanakan tahun 2018 antara lain:
a. Pertemuan Terkait Kerjasama Bilateral Antara Negara
1) Working Group on Agriculture, Food, and Forestry
Cooperation (WGAFFC) ke-21.
Rapat membahas isu pertanian, kehutanan, dan produk halal
termasuk hubungan bilateral RI-Australia yang semakin erat
terutama setelah kedua kepala negara berkomitmen untuk
meningkatkan level kerjasama yang telah ada saat ini.
Adanya wacana pembentukan Comprehensive Strategic
Partnership (Kemitraan Strategis Komprehensif) yang akan
dijadikan induk/payung kerjasama2 antara RI dan Australia,
dan wacana peleburan WGAFFC dibawah payung kerjasama
IA-CEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic
Partnership Agreement), yang tidak disetujui oleh Indonesia
mengingat topik pembahasan WGAFFC bersifat teknis dan
spesifik sehingga dirasa tidak dapat terakomodir dalam
kerangka IA-CEPA.Terkait dengan komoditas tanaman
pangan, pihak Australia mengangkat wacana kerjasama alih
teknologi pertanaman padi tahan kekeringan.
2) Penyusunan Posisi Runding Indonesia untuk Sektor
Pertanian pada Forum PTA RI-Iran, PTA RI-Bangladesh, dan
General Review IJ-EPA
Rapat membahas mengenai penurunan traif yang
diformulasikan Kementerian Perdagangan dalam
menanggapi permintaan Iran yaitu:
- Tarif Most Favorable Nation (MFN) 0-5% diajukan
penurunan tarif Preferential Trade Agreement (PTA)
sebesar 20%
20
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
- Tarif MFN 6-15% diajukan penurunan tarif PTA sebesar
30%
- Tarif MFN lebih dari 15% diajukan penurunan tarif PTA
sebesar 40%
Penentuan besaran perubahan tarif hendaknya
memperhatikan potensi ekspor dan daya saing produk
Indonesia, serta demand/permintaan produk tersebut di
negara tujuan ekspor, sehingga kebijakan tarif dapat
mendukung peningkatan keuntungan bagi Indonesia.
Negara-negara timur tengah dan Bangladesh tidak
memiliki masalah Sanitary dan Phytosanitary (SPS), dan
Iran belum menjadi anggota WTO sehingga dari segi
perkarantinaan tidak ada masalah/hambatan untuk
ekspor impor.
3) Penyusunan Posisi Runding Sektor Pertanian dalam
Kerangka Indonesia-Turki CEPA, Indonesia-EU CEPA dan
Indonesia-EFTA CEPA
Latar Belakang diadakan rapat adalah dalam rangka
menyusun posisi runding sektor pertanian Indonesia-Turki
CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement),
Indonesia-EU (European Union) CEPA dan Indonesia-EFTA
(European Free Trade Association) CEPA. CEPA harus
dilakukan untuk menghindari trade diversion (pengalihan
perdagangan) dan investment diversion (pengalihan
investasi) ke negara pesaing. Negara-negara EFTA yang
terdiri dari Islandia, Norwegia, Swiss dan Liechtenstein sudah
masuk menjadi anggota Eropa Union, sehingga EFTA dapat
dijadikan pintu masuk produk Indonesia ke Uni Eropa,
mengingat pasar negara-negara anggota EFTA telah
terintegrasi dengan Uni Eropa.
Memperluas akses pasar dan peningkatan daya saing bagi
produk pertanian, perikanan, industri, dan kehutanan
Indonesia ke kawasan Eropa. Tarif EFTA lebih rendah
dibandingkan tarif EU. Selain isu tarif, juga terdapat isu non
tarif measures (NTM), dimana Turki memiliki hampir 35 ribu
NTM yang dikenakan baik untuk produk impor dan ekspor.
Sektor yang paling banyak terkena NTM adalah vegetable
products, animal products dan textile. IT-CEPA diharapkan
akan mengatasi NTM terutama SPS, karena teks SPS dalam
21
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
I-T CEPA akan memfasilitasi perdagangan dalam bentuk
kerja sama dalam recognition, harmonization, accreditation,
recommendation, dan lainnya.
Apabila dibandingkan dengan Uni Eropa, berunding dengan
Turki dalam bidang pertanian (market access& SPS)
diperkirakan akan lebih mudah, sebagai informasi Turki tidak
memiliki kepentingan dalam isu animal welfare.
4) Pembahasan MoU RI-Filipina
Pada pertemuan Joint Agriculture Working Group (JAWG) ke-
3 Indonesia-Filipina, pihak Indonesia melihat adanya peluang
untuk melakukan ekspor beras ke Filipina. Pihak Filipina
menyambut baik hal tersebut dan mempersilakan pihak
Indonesia menghubungi National Food Authority Filipina.
Lembaga tersebut yang akan memproses permintaan impor,
untuk kemudian dilelang. Setelah itu akan ditindaklanjuti
dengan proses kontrak dengan pemenang lelang.
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan diminta
mengkonfirmasi alur pelaksanaan ekspor beras (non organik)
kelas premium atau kelas menengah. Apakah mekanisme
ekspor beras memiliki konsep satu pintu melalui Badan
Ketahanan Pangan atau Government to Government (G to
G), atau konsepnya Business to Business (B to B). Kemudian
menginformasikan peluang ekspor tersebut kepada pelaku
usaha yang berminat melakukan ekspor beras ke Filipina.
5) Penyusunan Posisi Offer Komoditas Pertanian pada
Indonesia - Pakistan Trade in Goods Agreement dan
Indonesia - Iran PTA
Rapat dilaksanakan dalam rangka menyusun posisi runding
Indonesia untuk bidang pertanian pada forum Indonesia-
Pakistan Trade in Goods Agreement dan Indonesia - Iran
PTA.Terkait dengan komoditas tanaman pangan, saat ini
Pakistan melalui skema Indonesia-Pakistan Preferential
Trade Agreement (PTA) sedang mengupayakan ekspor beras
basmati ke Indonesia. Namun demikian sampai saat ini
Kementerian Pertanian tidak mau menerbitkan rekomendasi
impor beras. Terkait beras, MOU Indonesia Pakistan yang
ditandatangani 8 Desember 2015 belum ada realisasi dari
kesepakatan impor beras 1 juta ton periode 2016 s.d 2019.
Untuk 8 bulan ke depan produksi Indonesia masih cukup dan
22
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
tidak ada impor beras dari negara manapun. Indonesia tidak
ada rencana akan memperpanjang MOU beras dengan
negara lain seperti Vietnam, India, Thailand dan Myanmar.
Untuk Impor Basmati masih moratorium. Kedua negara
sepakat untuk segera menyelesaikan isu-isu teknis yang
terkait dengan request list yaitu penetapan tahun dasar HS
Code, Tariff Base Rate, modalitas pengurangan tariff,
pertukaran data tariff, serta draft text PTA dan draft text Rules
of Origin (ROO).
b. Keanggotaan Ditjen Tanaman Pangan Pada Organisasi
Internasional
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menjadi keangotaan
Organisasi Internasional pada International Seed Testing
Association/ISTA). Biro KLN mengadakan beberapa pertemuan
terkait dengan keanggotaan Kementerian Pertanian pada
Organisasi Internasional (OI), sebagai berikut :
1) Rapat Penyusunan Laporan Pemanfaatan Keanggotaan
Kementerian Pertanian pada Organisasi Internasional (OI)
Tahun 2017 dan Tahun 2018
Rapat dilaksanakan terkait persiapan workshop pemanfaatan
keanggotaan Kementan pada Organisasi Internasional (OI)
pada tanggal 1 Maret 2018. Sesuai arahan Presiden untuk
dilakukan kaji ulang terhadap keanggotaan OI di seluruh K/L,
dan setiap anggota OI diharapkan membuat laporan
sekaligus justifikasi penting mempertahankan keanggotaan
OI yang bersangkutan. Workshop dihadiri oleh Kemenlu dan
Seskab sebagai Tim Pokja yang mengevaluasi keanggotaan
OI. Ditjen Tanaman Pangan mendapat kesempatan untuk
presentasi keanggotaan pada ISTA (Intenational Seed
Testing Association). Hasil telaahan Kemenlu tahun 2017,
keanggotaan ISTA termasuk dalam kategori 46 OI yang telah
dimanfaatkan penjuru. Laporan OI ISTA disempurnakan oleh
Balai BPPMBTPH Cimanggis dengan memasukkan
pemanfaatan OI oleh penjuru yang akan memperkuat
justifikasi untuk mempertahankan keanggotaan OI.
2) Evaluasi Pemanfaatan Keanggotaan Kementerian Pertanian
pada Organisasi Internasional (OI)
Workshop dilaksanakan dalam rangka mengevaluasi
efektivitas dan pemanfaatan keanggotaan Indonesia pada
23
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Organisasi Internasional (OI) dimana Kementerian Pertanian
merupakan Instansi Penjuru untuk 17 OI (sesuai amanat
Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 1999). Mengingat hasil
workshop digunakan sebagai rekomendasi dalam
menetapkan apakah Kementerian Pertanian akan tetap
ataupun keluar dari keanggotaan OI. Kementan sebagai
instansi penjuru keanggotaan pada OI merupakan instansi
penjuru dengan jumlah OI terbanyak ke-3 (17 OI) dan
kontribusi terbesar ke-4 (Rp27.490 Miliar) dari total 50 instansi
penjuru. Berdasarkan hasil evaluasi keanggotaan Indonesia
Kementan pada OI sebagai berikut: FAO, CSAM, OIE,
APHCA, APPC, ICCO, ISTA, APTERR, ITPGRFA, EAPVP,
IPPC, ISO SUGAR diteruskan keanggotaannya; APSA, AHTF
dan CIMMYT dialihkan ke Focal Point, Instansi diharapkan
sudah mulai menganggarkan di tahum 2020; IRRI tidak dikaji
(belum ada rekomendasi-evaluasi tahap II); CAPSA
(transformasi) persiapan transisi dibutuhkan kesiapan
instansi penjuru dalam hal substansi, teknis dan finansial.
Terkait dengan Ditjen Tanaman Pangan untuk OI adalah
keanggotaan pada ISTA, yang status evaluasinya masih
diteruskan dan kontribusinya masih dibayarkan oleh
Kemenlu. Evaluasi tahap II dilaksanakan sepanjang tahun
2018 dengan gambaran umum sebagai berikut:
a) Peran Aktif instansi penjuru, b) self assessment, c)
Berbasis parameter dan scorecard, d) dimulai April 2018, e)
penilaian one on one, f) penilaian laporan pemanfaatan,
g)Streamlining keanggotaan yang tidak bermanfaat, h)
optimalisasi keanggotaan, i) manajemen kontribusi. Saat ini
sedang dilakukan revisi/perubahan terhadap Keppres Nomor
64 Tahun 1999, diharapkan revisi tersebut dapat menjadi
payung hukum yang lebih kuat dalam menjadikan
keanggotaan dan kontribusi Indonesia pada OI menjadi lebih
efektif dan efisien. Instansi penjuru diharapkan dapat
mengoptimalkan manfaat keanggotaan Indonesia pada OI,
serta menekan kontribusi seminimal mungkin. Laporan
Pemanfaatan sebagai bentuk akuntabilitas perlu secara
disiplin instansi penjuru disampaikan kepada Kementerian
Luar Negeri.
24
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
c. Hibah Luar Negeri
Pada tahun 2018 hanya terdapat satu: (1) hibah di Ditjen Tanaman
Pangan. Subbag Kerjasama - Setditjen Tanaman Pangan pada
tahun 2018 membuat laporan triwulan secara berkala yang
dilaporkan ke Pusat Kerjasama Luar Negeri mengenai
perkembangan proyek hibah dari FAO yaitu: “Strengthening and
Revitalization of Integrated Pest Management Implementation and
Pesticides Management System in Indonesia (TCP/INS/3403-
3601)”.
Kegiatan Hibah FAO pada saat ini sudah selesai dan sudah
dilaksanakan Berita Acara Serah Terima (BAST) dari FAO ke
Ditjen Tanaman Pangan tertanggal 30 Januari 2018, Document
BAST Ref. No. 086/TCP/INS/34033601/Prog. 18. Untuk
selanjutnya akan dilakukan proses pengesahan hibah Ke KPPN
dan proses inventarisasi barang ke daerah (Bojonegoro dan
Banyumas). Oleh karena dibutuhkan masing-masing daerah
membuat permohonan surat usul hibah dari daerah ke pusat serta
proses pengajuan ke KPPN untuk Surat Pengesahan Hibah
Langsung (SPHL).
Adapun kegiatan selain pertemuan koordinasi terkait hibah LN
lainnya yaitu:
1) Perpanjangan Kerjasama Kementan dengan Mercy-USA
Rapat dimulai dengan pemaparan profil dan program kerja
Mercy USA. Kementerian Pertanian melalui Biro KLN telah
menjalin kerjasama dengan ormas asing Mercy-USA yang
telah dilakukan sejak tahun 2010. Memorandum Saling
Pengertian (MSP) kerja sama antara Kementerian Pertanian
dengan Mercy-USA telah berakhir pada bulan Juni 2017 dan
pihak Mercy-USA berkeinginan untuk melanjutkan kerjasama
dengan Kementan periode tahun 2018 s/d 2021 (memasuki
perpanjangan yang ke-3), dengan lokasi kerja di 3 Provinsi
yaitu Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Jawa Barat.Mercy
USA (MUSA) merupakan ormas asing yang mempunyai
program memberikan bantuan pasca bencana alam
(emergency response), pembangunan pertanian dan
ekonomi, air dan sanitasi, pelatihan dan pendidikan serta
kesehatan.Bantuan khusus yang diberikan meliputi material
dan pelatihan teknis kepada petani/peternak dan pihak terkait
lainnya.Proyek MUSA dinamakan dengan proyek ELISA
25
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
(Enhanced Livelihoods Through Implementation Sustainable
Agriculture). Total anggaran dana program ELISA untuk 2018
-2021 sebesar Rp 7,8 M ($600,000). Input bantuan untuk
pertanian untuk komoditas beras dan bibit jagung, pupuk dan
insektisida, peralatan dengan target 300petani/peternak.
2) Penguatan Aplikasi SIPOR PHLN
Latar Belakang diadakan rapat pembahasan penguatan
aplikasi SIPOR adalah:
- Berdasarkan arahan Sekjen Kementerian Pertanian
bahwa pada tahun 2018 harus ada improvement
management. Sehingga Biro KLN membuat salah satu
improvement management berupa membangun aplikasi
Sistem Informasi Pelaporan Pinjaman dan Hibah Luar
Negeri (SIPOR PHLN) Versi 1.0 untuk memberikan
informasi data kegiatan proyek pinjaman dan hibah luar
negeri secara cepat, akurat dan up to date.
- Kementerian Pertanian telah banyak memanfaatkan
berbagai peluang kerjasama, baik melalui forum bilateral,
regional maupun multilateral untuk mendapatkan
pinjaman atau hibah luar negeri (PHLN).
- Selain perencanaan, proses mendapatkan dan
pelaksanaan proyek, satu hal yang tidak boleh dilupakan
adanya pemantauan dan evaluasi (Monitoring-
Evaluation).
- Teknologi informasi pesat, sudah seharusnya proses
aplikasi dan on line system dapat dimanfaatkan untuk
proses pemantauan dan evaluasi menjadi semakin
mudah, cepat, akurat dan up to date.
Isu-isu selama proses pelaporan PHLN: keterlambatan dalam
proses pelaporan data dari Satker; banyaknya formulir data
pelaporan yang harus diisi; belum adanya konsistensi dari
Satker ataupun donor dalam melakukan konfirmasi data hibah
pada tahun tahun berjalan; data pelaporan yang diterima
belum sepenuhnya mencerminkan kondisi yang terjadi pada
pelaksanaan proyek;
Oleh karena itu maksud dan tujuan Sistem Informasi
Pelaporan Pinjaman atau Hibah Luar Negeri ini dimaksudkan
sebagai sarana pelaporan sekaligus komunikasi data bagi
pembuat kebijakan, unit perencana, unit teknis serta
26
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
pengelola proyek PHLN yang menangani perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan-evaluasi kegiatan proyek
PHLN sehingga hasil yang diperoleh maksimal dan tetap
sesuai peraturan PHLN yang berlaku saat ini. Adapun Output
yang akan dihasilkan berupa : Aplikasi Sistem Informasi
Pelaporan Pinjaman Hibah Luar Negeri yang sudah terinstall
pada infrastruktur pengguna jasa, Laporan dan Dokumentasi
Pelaksanaan Pekerjaan, Dokumentasi Analisa dan
Perancangan, Dokumentasi Installasi dan Konfigurasi dan
Buku Panduan Penggunaan Aplikasi.
d. Pengarusutamaan Gender (PUG)
Beberapa rapat dan pertemuan terkait PUG antara lain:
1) Rapat Koordinasi Pengarusutamaan Gender (PUG)
lingkup Kementan
Pada Tahun 2016 Kementan memperoleh penghargaan
Anugrah Parahita Ekapraya (APE) yang diberikan oleh
Presiden RI dengan tingkatan Mentor. Dalam rangka
persiapan penilaian APE tahun 2018 oleh Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(KPPPA), maka Biro Perencanaan selaku koordinator
Tim Pokja PUG lingkup Kementan menyelenggarakan
rapat ini. Untuk melengkapi dokumen penilaian APE,
masing-masing Eselon I diminta mempersiapkan Gender
Budget Statement (GBS) dan KAK/TOR kegiatan
responsif gender tahun 2017 dan 2018.
Rencana kegiatan PUG Tahun 2018, antara lain: 1)
Rakor PUG; 2) Workshop PUG; 3) Monev Terpadu; dan
4) Pelatihan analisis dengan Multy Dynamics System
(MDS). Direncanakan untuk memberikan penghargaan
PUG kepada poktan untuk kegiatan yang terkait dengan
responsif gender pada masing-masing Eselon I lingkup
Kementan.
2) Forum Pokja Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender
(PUG) di K/L
Forum ini diselenggarakan oleh Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(KPPPA) - Asdep Kesetaraan Gender Bidang Ekonomi
yang membina 16 (enam belas) K/L.Sehubungan
Kementan tahun 2016 Kementan memperoleh
27
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE)
sebagai Mentor, maka Ketua Tim Pokja PUG (Kabag
Kebijakan dan Program - Sekjend) di daulat untuk
berbagi informasi untuk pencapaian tersebut.
Dalam rangka persiapan penilaian APE pada Oktober
2018, KPPPA melalui fasilitatornya memberikan
pendampingan pada K/L untuk berdiskusi dan mengisi
matriks penilaian “Komponen Prasyarat Awal PUG´ yaitu:
1) Komitmen; 2) Kebijakan dan Program; 3)
Kelembagaan PUG; 4) Sumberdaya (SDM, dana, dan
fasilitas); 5) Tool/kelengkapan panduan dan modul; 6)
Data terpilah, dan 7) Jejaring.
Rencana kegiatan PUG tahun 2018 di Kementan, antara
lain: 1) Rakor PUG; 2) Kajian PUG; 3) Monev Terpadu;
dan 4) Pelatihan analisis dengan Multidimensional
Scaling (MDS). Biro Perencanaan selaku koordinator Tim
Pokja PUG lingkup Kementan akan menindaklanjuti hasil
forum ini dengan menyelenggarakan pertemuan Tim
Pokja PUG lingkup Kementan untuk membahas dan
melengkapi dokumen penilaian APE.
3) Rapat Persiapan Verifikasi Data Pengarusutamaan
Gender (PUG)
Tujuan dilaksanakannya rapat ini adalah:
a) Memberikan masukan terhadap konsep bahan rapat
yang disusun Biro Perencanaan.
b) Mempersiapkan data-data pendukung kegiatan
PUG dari setiap Eselon I lingkup Kementerian
Pertanian.
Bahan rapat yang akan disusun merupakan bahan
presentase terhadap kegiatan PUG yang sudah
dilakukan di Kementerian Pertanian tahun 2017-2018.
Bahan ini akan ditayangkan pada hari Jum’at tanggal 9
November 2018 dihadapan tim penilai penghargaan
Anugerah Parahita Ekapraya (APE) yang berasal dari
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia. Setiap
Eselon I memberikan: 1) masukan dan saran terhadap
bahan rapat agar terstruktur alur penyampaiannya dan
lebih mudah dipahami, 2) memberikan data pendukung
28
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
dan foto-foto selama periode 2017-2018 untuk
melengkapi bahan rapat paling lambat hari Rabu tanggal
7 November 2018, dan 3) dapat hadir dan membawa
data-data pendukung terkait kegiatan PUG (pedoman,
brosur, leaflet, dan lain-lain) saat rapat dengan Tim
Penilai APE di RR. Perencanaan, Kementerian
Pertanian.
16. Worskhop Luas Baku Lahan Sawah
Pada tanggal 24 bulan oktober 2018, BPS melalui Berita Statistik
No.83/10/Th.XXI mengeluarkan data produksi beras tahun 2018
berdasarkan metode penghitungan Kerangka Sample Area (KSA),
hasilnya diluar dugaan bahwa angka produksi padi GKG tahun 2018
sampai Desember 2018 diperkirakan sebesar 56,54 juta ton GKK.
Angka tersebut jauh berbeda dengan Angka Ramalan I Tahun 2018
sebesar 83,03 juta ton GKG. Sebagai gambaran bersama bahwa
angka produksi, luas panen serta produktivitas padi yang selama ini
menggunakan metode lama dan melibatkan BPS dalam penyusunan.
Artinya dengan metode KSA, data angka produksi padi tahun 2018
sebesar 56,54 masih dibawah angka produksi tahun 2007 yang
direlease BPS. Untuk luas panen berdasarkan metode KSA, tahun
2018 sebesar 10,9 juta ha, jauh dibawah angka Ramalan I sebesar
15,9 juta ha (penurunan 5 juta ha).
Pertanian khususnya tanaman pangan sebagian besar masih
dikembangkan di lahan sawah. Namun di lahan-lahan sawah tersebut
terjadi peralihan lahan menjadi pemukiman, industri, dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, dikembangkan budidaya padi di lahan
perluasan areal tanam baru, rawa, gunung, lahan kering, tumpangsari,
dan sebagainya.
Ketersediaan lahan sangat berpengaruh terhadap produksi dan
ketersediaan pangan. Kabar berita yang saat ini dirilis oleh Badan
Pusat Statistik melalui Berita Resmi Statistik No. 83/10/Th.XXI tanggal
24 Oktober 2018 menyatakan bahwa luas panen Tahun 2018 seluas
10,9 juta ha dengan total produksi 56,54 juta ton GKG. Perhitungan ini
didasarkan pada Ketetapan Menteri ATR/Kepala BPN-RI No. 399/Kep-
23.3/X/2018 tanggal 8 Oktober 2018 yang menyatakan luas baku lahan
sawah seluas 7.105.145 ha, jauh dibawah luas baku lahan sawah yang
dirilis oleh SP BPS Tahun 2016 seluas 8.186.470 ha. Perhitungan luas
panen produksi tersebut jauh apabila dibandingkan dengan hasil Aram
29
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
I Tahun 2018 yang menyatakan bahwa luas panen Tahun 2018 seluas
15,99 juta ha dengan total produksi 83,04 juta ton GKG.
Pengukuran luas baku sawah yang dilakukan luas lahan baku sawah
tersebut dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan
Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN). Dari seluruh provinsi, baru 16 provinsi
yang sudah diverifikasi dengan metode KSA (Kerangka Sampel Area),
selebihnya belum diverifikasi. Ke 16 provinsi yang sudah diverifikasi
yaitu Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DIY, Jawa Timur, Banten, Bali, NTB, Kalbar, Kalsel, dan
Sulsel. Hasil pengukuran luas baku sawah dengan metode KSA
menunjukkan beberapa keganjilan, yaitu di Provinsi Sumatera Selatan
kehilangan sawah 227.000 ha, Kalsel kehilangan sawah 201.000 ha,
Kalbar kehilangan sawah 200.000 ha, Sumut kehilangan sawah
177.000 ha, dan Lampung kehilangan sawah 136.000 ha. Sedangkan
di Jawa Timur terdapat penambahan luas baku sawah seluas 200.000
ha, DIY ada penambahan sawah 22.000 ha, Jawa Tengah dan Jawa
Barat ada penambahan sawah 16.000 ha, dan Riau serta Jambi ada
penambahan luas baku sawah 14.000 ha.
Hasil workshop data luas baku lahan dengan dinas tanaman pangan
beberapa provinsi sebagai berikut:
a. Hasil konfirmasi di beberapa provinsi, menunjukkan bahwa data
luas lahan sawah KSA (BPN 2018) belum sesuai dengan kondisi
di lapangan.
b. Perlunya dilakukan pengukuran ulang secara sensus dan
pengambilan foto open camera untuk memastikan kembali luas
lahan sawah karena hasil cross check data dengan 8 provinsi
(Sumatera Selatan, Jawa Barat, Sumatera Utara, Aceh,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Lampung, Sumatera
Barat) masih terdapat selisih data luas baku lahan.
c. Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk mendorong target LTT
bulan November dan Desember dengan melakukan penanaman
padi di lahan kering yang masih memungkinkan kondisi airnya.
Tindaklanjut yang harus dilakukan untuk memperbaiki data luas baku
lahan dengan dinas tanaman pangan beberapa provinsi sebagai
berikut:
a. Untuk lebih akurat pengukuran lahan diperlukan kerja bersama
antara dinas pertanian kabupaten, BPS kabupaten, dan BPN
dalam pengukuran lahan sawah yang abnormal.
30
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
b. Penggunaan aplikasi e-Reporting untuk pengukuran luas baku
lahan oleh penyuluh, dan perlu ditindaklanjuti sampai level
kecamatan.
c. Memaksimalkan air yang ada di sumber-sumber air dan
memanfaatkan alsintan (pompa dan pipanisasi) di lokasi yang
masih memungkinkan.
17. Rapat Koordinasi dan Evaluasi Luas Tambah Tanam (LTT) Padi,
Jagung dan Kedelai Tahun 2018
Arah dan kebijakan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan
Mutu Hasil Tanaman Pangan diprioritaskan pada padi, jagung, dan
kedelai. Peningkatan produksi komoditas strategis menjadi pilihan
kebijakan nasional subsektor tanaman pangan. Sasaran produksi
sesuai Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan Tahun 2018 ditetapkan Padi 82,5 Juta Ton, Jagung 30 Juta
Ton dan Kedelai 2,2 Juta Ton.
Keberhasilan pencapaian peningkatan produksi dapat diupayakan
dengan menggerakkan semua sumber daya yang dimiliki khususnya
sumber daya lahan dengan mengutamakan pengembangan lahan
baru, memanfaatkan lahan lading/gogo, lahan rawa, lahan tidak
dan/atau belum dimanfaatkan, lahan eks tambang, dan sejenisnya.
Kendala dalam peningkatan produksi tanaman pangan terutama
komoditas padi yang semakin kompleks adalah adanya berbagai
perubahan dan perkembangan lingkungan strategis di luar sektor
pertanian yang berpengaruh dalam peningkatan produksi tanaman
pangan.
Tantangan utama yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi
tanaman pangan adalah: 1). meningkatnya permintaan beras sesuai
dengan peningkatan jumlah penduduk; 2). terbatasnya lahan; dan 3).
kualitas sumberdaya manusia petani yang masih rendah.
Disamping tantangan, upaya peningkatan produksi tanaman pangan
juga dihadapi oleh sejumlah permasalahan, yaitu antara lain: 1).
Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global; 2).
Terbatasnya ketersediaan infrastruktur; 3). Belum optimalnya sistem
perbenihan nasional; 4). Terbatasnya akses petani terhadap
permodalan dan masih tingginya suku bunga usaha tani; 5). Masih
lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh; 6).
Meningkatnya alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan non
pertanian; serta 7). Kurang harmonisnya koordinasi kerja antar sektor
terkait pembangunan pertanian. Disamping itu, pembangunan
31
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
pertanian selama ini masih dilaksanakan tersekat-sekat oleh batasan
administratif serta berorientasi pada kegiatan-kegiatan yang tidak
mampu menjadi faktor pengungkit untuk pencapaian sasaran
pembangunan pertanian.
Strategi Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun 2018 melalui
Perluasan Areal Tanam (Ekstensifikasi) dititikberatkan/diutamakan
pada perluasan areal tanam (PAT) dan lahan yang masih berpotensi
untuk ditingkatkan, antara lain lahan kering, lahan tadah hujan, lahan
hutan, lahan gambut, lahan rawa, lahan marginal, lahan yang tidak
diusahakan dan lahan-lahan lainnya.Guna mendukung hal tersebut,
maka kegiatan dilaksanakan melalui pemberian bantuan prasarana
dan sarana produksi pertanian yang terdiri dari: benih padi, pupuk
(anorganik dan organik), alat dan mesin pertanian serta infrastruktur
penunjang lainnya.
Peningkatan produktivitas padi dilakukan melalui peningkatan
penggunaan benih varietas unggul bermutu spesifik lokasi dengan
produktivitas tinggi, peningkatan jumlah populasi tanaman dengan
teknologi tanam jajar legowo, pemupukan sesuai rekomendasi spesifik
lokasi serta berimbang, pemakaian pupuk organik dan pupuk bio-
hayati, dan perbaikan budidaya lainnya yang disertai dengan
peningkatan pengawalan, pendampingan, pemantauan dan koordinasi.
Strategi ini terutama dilaksanakan di wilayah dimana perluasan areal
sudah sulit dilakukan, sehingga dengan penerapan teknologi spesifik
lokasi diharapkan masih dapat ditingkatkan produktivitasnya.
Percepatan tanam merupakan salah satu strategi untuk dapat
mencapai sasaran tanam tahun 2018, untuk mendukung strategi
tersebut diperlukan: 1) Mobilisasi alat mesin pertanian untuk
pengolahan tanah dan tanam, seperti traktor tangan, dan mesin tanam
(transplanter); 2) Penyediaan sarana produksi, seperti benih, pupuk,
dan pestisida, dalam jumlah yang mencukupi dan tepat waktu. Benih
yang dipilih adalah benih dengan varietas yang tahan hama dan
penyakit, dan atau berumur genjah. Hal ini dimaksudkan agar umur
panen bisa dipersingkat untuk mengejar musim tanam selanjutnya; 3)
Manajemen air irigasi, sistem irigasi yang tertata dan teratur sesuai
kemampuan dan perhitungan debit air yang tersedia. 4) Melalui UPSUS
Pajale dengan percepatan Luas Tambah Tanam (LTT).
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian RI No.03/Permentan/
OT/140/2.2015 tentang Pedoman Upaya Khusus Peningkatan
Produksi Padi, Jagung, Kedelai bahwa dalam rangka mencapai
32
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
swasembada dilakukan melalui perbaikan jaringan irigasi, optimalisasi
lahan, Gerakan Penerapan Pegelolaan Tanaman Terpadu, penyediaan
sarana prasarana pengendalian OPT/DPI, asuransi, pengawalan dan
pendampingan
Untuk keberhasilan UPSUS LTT, telah ditetapkan juga Tim UPSUS
Pajale melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 1243/Kpts/
OT.160/12/2014 tentang kelompok kerja Upaya Khusus Peningkatan
Produksi padi, jagung dan Kedelai melalui Program Perbaikan Jaringan
Irigasi dan Sarana Pendukungnya.
18. Rapat Rapat Koordinasi dan Evaluasi Luas Tambah Tanam (LTT) Padi,
Jagung dan Kedelai Tahun 2018 bertempat di 18 Provinsi (Provinsi
Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Lampung, Sumatera
Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Sumatera
Utara, Banten, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara dan Nusa Tenggara Timur) dengan peserta Dinas Pertanian
Provinsi, Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupaten/Kota, Pencatat
data SP Kabupaten/Kota dan KCD/Mantritani Kecamatan.
Beberapa hasil kesepakatan antara Ditjen Tanaman Pangan,
Penanggung Jawab Upsus Provinsi dan Kepala Dinas Pertanian
Provinsi adalah:
a. Provinsi Sulawesi Selatan disepakati LTT Padi bulan Juni dengan
sasaran seluas 91.623 Ha disinkronisasi seluas 101.975 ha,
potensi tanam Juli 2018 seluas 221.104 ha dengan target
130.3768 ha dan Data LTT per 10 Juli 2018 seluas 15.566 ha.
Untuk luas tanam padi Okt-mei 16/17 seluas 974.300 ha dan hasil
koreksi Okt-Mei 17/18 seluas 1.021.333 dengan selisih koreksi
47.032 ha.
b. Provinsi Jawa Tengah disepakati luas tanam padi Okt-Mei 16/17
seluas 1.704.734 ha dan hasil koreksi Okt-Mei 17/18 seluas
1.674.362 ha, koreksi Okt-Mei 17/18 seluas 1.698.685 ha dengan
selisih 6.049 Ha dan LTT Juni 2017 seluas 97.066 ha dengan hasil
sinkronisasi LTT Juni seluas 87.623 ha serta data yang masuk di
bulan Juli per tanggal 1 - 13 Juli 2018 seluas 26.950 ha.
c. Provinsi DI Yogyakarta disepakati luas tanam padi Okt-Mei 16/17
seluas 140.200 ha dan hasil koreksi Okt-Mei 17/18 seluas 137.591
ha, koreksi Okt-Mei 17/18 seluas 140.528 ha dengan selisih 328
ha dan LTT Juni 2017 seluas 3.356 ha dengan hasil sinkronisasi
33
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
LTT Juni seluas 3.360 ha serta data yang masuk di bulan Juli per
tanggal 1 - 12 Juli 2018 seluas 1.276 ha.
d. Provinsi Lampung disepakati luas tanam padi Okt-Mei 16/17
seluas 673.694 ha dan hasil koreksi Okt-Mei 17/18 seluas 671.347
ha, koreksi Okt-Mei 17/18 seluas 701.879 ha dengan selisih
28.184 ha dan LTT Juni 2017 seluas 57.849 ha dengan hasil
sinkronisasi LTT Juni seluas 77.603 ha serta data yang masuk di
bulan Juli s.d 16 Juli 2018 seluas 25.762 ha.
e. Provinsi Sumatera Selatan disepakati luas tanam padi Okt-Mei
16/17 seluas 641.756 Ha dan hasil koreksi Okt-Mei 17/18 seluas
583.993 Ha dengan selisih (-57.763 ha) dan LTT Juni 2017 seluas
79.994 ha dengan hasil sinkronisasi LTT Juni seluas 100.639 ha
serta data yang masuk di bulan Juli s.d 17 Juli 2018 seluas 30.034
ha.
f. Provinsi Jawa Barat disepakati luas tanam padi Okt-Mei 16/17
seluas 1.591.540 ha dan hasil koreksi Okt-Mei 17/18 seluas
1.599.031 ha dengan selisih 71.533 ha dan LTT Juni 2017 seluas
157.704 ha dengan hasil sinkronisasi LTT Juni seluas 149.749 ha
serta data yang masuk di bulan Juli s.d 18 Juli 2018 seluas 63.910
ha.
g. Provinsi Kalimantan Barat disepakati luas tanam padi Okt-Mei
16/17 seluas 306.411 Ha dan hasil koreksi Okt-Mei 17/18 seluas
356.702 ha dengan selisih 50.292 ha dan LTT Juni 2018 seluas
25.800 ha dengan hasil sinkronisasi LTT Juni seluas 24.081 ha
serta data yang masuk di bulan Juli s.d 23 Juli 2018 seluas 13.494
ha.
h. Provinsi Kalimantan Tengah disepakati luas tanam padi Okt-Mei
16/17 seluas 233.817 ha dan hasil koreksi Okt-Mei 17/18 seluas
217.506 ha dengan selisih -16.300 Ha dan LTT Juni 2018 seluas
12.174 ha dengan hasil sinkronisasi LTT Juni seluas 12.753 ha
serta data yang masuk di bulan Juli s.d 24 Juli 2018 seluas 3.916
ha.
i. Provinsi Bali disepakati luas tanam padi Okt-Mei 16/17 seluas
92.286 ha dan hasil koreksi Okt-Mei 17/18 seluas 86.613 ha
dengan selisih 666 Ha dan LTT Juni 2018 seluas 11.161 ha
dengan hasil sinkronisasi LTT Juni seluas 11.797 ha serta data
yang masuk di bulan Juli s.d 31 Juli 2018 seluas 18.584 ha.
j. Provinsi Nusa Tenggara Barat disepakati luas tanam padi Okt-Mei
16/17 seluas 412.871 ha dan hasil koreksi Okt-Mei 17/18 seluas
34
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
427.759 ha dengan selisih 34.398 Ha dan LTT Juni 2018 seluas
27.007 ha dengan hasil sinkronisasi LTT Juni seluas 28.352 ha
serta data yang masuk di bulan Juli s.d 27 Juli 2018 seluas 10.267
ha.
k. Provinsi Aceh disepakati luas tanam padi Okt-Mei 16/17 seluas
327.120 Ha dan hasil koreksi Okt-Mei 17/18 seluas 333.115 ha
dengan selisih 5.995 ha dan LTT Juni 2018 seluas 27.007 ha
dengan hasil sinkronisasi LTT Juni seluas 53.558 Ha serta data
yang masuk di bulan Juli s.d 31 Juli 2018 seluas 30.392 Ha.
l. Provinsi Sumatera Utara disepakati luas tanam padi Okt-Mei 16/17
seluas 637.981 ha dan hasil koreksi Okt-Mei 17/18 seluas 703.252
ha, LTT Juni 2018 seluas 80.776 ha dengan hasil sinkronisasi LTT
Juni seluas 89.114 ha serta data yang masuk di bulan Juli s.d 31
Juli 2018 seluas 87.535 ha.
m. Provinsi Banten disepakati luas tanam padi Okt-mei 16/17 seluas
25.604 Ha dan hasil koreksi Okt-Mei 17/18 seluas 40.254 ha, LTT
Juli 2018 seluas 17.127 Ha dengan hasil sinkronisasi LTT Juni
seluas 32.493 ha serta data kesanggupan target bulan Agustus
seluas 32.974 ha.
n. Provinsi Kalimantan Timur disepakati luas tanam padi Okt-Mei
16/17 seluas 5.698 ha dan hasil koreksi Okt-Mei 17/18 seluas
6.015 ha, LTT Juli 2018 seluas 23.561 ha dengan hasil
sinkronisasi LTT Juni seluas 10.359 ha serta data kesanggupan
target bulan Agustus seluas 20.793 ha.
o. Provinsi Sulawesi Tengah disepakati luas tanam padi Okt-Mei
16/17 seluas 25.133 ha dan hasil koreksi Okt-Mei 17/18 seluas
28.681 Ha, LTT Juli 2018 seluas 35.729 ha dengan hasil
sinkronisasi LTT Juni seluas 35.729 ha serta data kesanggupan
target bulan Agustus seluas 34.457 ha.
p. Provinsi Sulawesi Tenggara disepakati data LTT Juni seluas
11.814 Ha, data LTT Juli seluas 20.359 ha serta data
kesanggupan target bulan Agustus seluas 47.619 ha.
q. Provinsi Nusa Tenggara Timur disepakati data LTT Juni seluas
19.366 ha, data LTT Juli seluas 20.083 ha serta data kesanggupan
target bulan Agustus seluas 50.030 ha.
35
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
PELAKSANAAN KEGIATAN
BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
1. Kegiatan Satuan Kerja Kantor Pusat
a. Alokasi APBN Tahun Anggaran 2018
Satuan Kerja Kantor Pusat melalui DIPA No.
018.03.1.238251/2018 tanggal buku 1 Januari 2018 menerima
alokasi APBN Tahun Anggaran 2018 senilai
Rp2.379.941.621.000, dengan realisasi bersih periode 1 Januari
s.d 31 Desember 2018 senilai Rp2.135.419.448.092 (89,73%).
Tabel 2. Alokasi Anggaran Berdasarkan Belanja Pegawai
Anggaran terbesar terdapat pada belanja barang dengan realisasi
90,70%, salah satu merupakan realisasi dari pelaksanaan
Bantuan Pemerintah melalui mekanisme bentuk barang dan
transfer uang yang diberikan kepada Dinas Pertanian
Provinsi/Kabupaten dan Kota serta Kelompok Tani dengan jenis
bantuan berupa benih, saprodi, dan Alat Mesin Pertanian.
Realisasi Bantuan Pemerintah periode 1 Januari s.d 31 Desember
2018 senilai Rp1.929.714.684.212 (91,45%) dari pagu
Rp2.110.140.084.000.
Untuk Bantuan Pemerintah kegiatan 1761. Akabi tidak terdapat
pada DIPA pusat melainkan terdapat di DIPA Daerah.
III
No Belanja Pagu Realisasi %
1 Pegawai 38.875.251.000 34.291.584.084 88,21
2 Barang 2.300.104.614.000 2.086.308.503.910 90,70
3 Modal 40.961.756.000 14.819.360.098 36,18
2.379.941.621.000 2.135.419.448.092 89,73Jumlah
36
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 3. Realisasi Bantuan Pemerintah TA 2018
Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Transfer Uang untuk
penyaluran ke Kelompok Tani menggunakan mekanisme
Rekening Penampung Lainnya (RPL.139.PS.238251)
bekerjasama dengan Bank Pemerintah/BNI (Surat Kesepakatan
Nomor: 560/Mk.200/C/03/2018), dengan saldo per 31 Desember
2018 senilai Rp11.215.253.396, (posisi terakhir saldo telah nihil).
Pelaksanaan pekerjaan diakhir tahun anggaran:
1) Nilai tunggakan Tahun 2017 terbayarkan pada tahun 2018
senilai Rp. 13.055.328.529.
2) Nilai tunggakan Tahun 2018 yang diusulkan pembayaran di
tahun 2019 senilai Rp. 41.018.384.349 (proses reviu APIP).
3) Bank Garansi yang di Klaim KPPN, tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan senilai Rp31.790.258.740.
b. Pengelolaan Gaji
Pengelolaan belanja gaji pegawai pusat Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan, realisasi bersih belanja pegawai periode 1
Januari s.d 31 Desember 2018 senilai Rp34.291.584.084
(88,21%) dari pagu anggaran Rp38.875.251.000.
1 1762 Dit. Serealia 163.681.454.000 154.086.950.675 94,14%
2 1763 Dit. Perbenihan 290.488.694.000 281.968.263.745 97,07%
3 1764 Dit. Pelindungan 65.056.867.000 64.937.028.100 99,82%
4 1766 Sekretariat 38.132.400.000 22.111.819.619 57,99%
5 5885 Dit. PPHTP 1.123.977.500.000 1.030.934.984.950 91,72%
1.681.336.915.000 1.554.039.047.089 91,72%
1 1762 Dit. Serealia 65.804.363.000 59.126.535.931 91,72%
2 1763 Dit. Perbenihan 105.949.900.000 94.488.792.470 91,72%
3 1764 Dit. Pelindungan 60.680.000.000 60.680.000.000 91,72%
4 1766 Sekretariat 11.636.856.000 4.997.637.677 91,72%
5 5885 Dit. PPHTP 184.732.000.000 156.382.671.045 91,72%
428.803.119.000 375.675.637.123 91,72%
2.110.140.034.000 1.929.714.684.212 92,43%Total Pusat
Jumlah
Bentuk Barang
Jumlah
Transfer Uang
No Banpem Pagu Netto /Realisasi (SP2D)
37
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Tabel 4. Realisasi Bersih Belanja Pegawai 31 Desember 2018
Gaji pokok dibayarkan kepada 503 pegawai, termasuk gaji
pengangkatan pegawai tenaga honorer pada Provinsi Sumatera
Selatan sebanyak 35 pegawai dan Provinsi Bengkulu 1 pegawai.
Terhadap tunjangan fungsional dibayarkan kepada 128 pegawai
dan tunjangan struktural diberikan kepada 92 pegawai.
c. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
- Melakukan pengumpulan data pencatatan dan
penatausahaan dokumen PNBP Pusat dan Daerah sesuai
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Realisasi
pendapatan periode 1 Januari s.d 31 Desember 2018 sebesar
Estimasi 4.706.436.000, Realisasi Rp131.243.072.739,
(2.788,59%) terdiri atas: Penerimaan Pusat dari Estimasi
sebesar Rp875.620.000, realisasi 5.059.741.793, (577,85%)
dan Penerimaan Daerah dari Estimasi sebesar
Rp3.830.816.000, realisasi Rp126.183.330.946, (3.293,90%).
- Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tidak termasuk dalam
Eselon I Kementerian Pertanian yang menghasilkan
pendapatan negara terbesar, sehingga estimasi pendapatan
yang dimiliki kecil. Estimasi hanya ada pada satker yang
secara rutin menerima pendapatan dari hasil uji yang telah
diberikan (BPSBTPH).
No Belanja Pegawai Pagu Realisasi %
1 Gaji Pokok 25.340.269.000 25.213.466.712 99,50
2 Pembulatan Gaji 388.000 353.674 91,15
3 Tunjangan Suami/Istri 2.095.472.000 1.849.403.100 88,26
4 Tunjangan Anak 626.855.000 552.072.561 88,07
5 Tunjangan Struktural 1.281.160.000 1.128.930.000 88,12
6 Tunjangan Fungsional 615.360.000 585.545.000 95,15
7 Tunjangan PPh 200.346.000 71.142.237 35,51
8 Tungangan Beras 1.468.849.000 1.361.858.100 92,72
9 Uang Makan 4.427.280.000 2.491.387.700 56,27
10 Uang Duka PNS 100.000.000 - 0,00
11 Tunjangan Umum 1.099.630.000 1.037.425.000 94,34
12 Uang Lembur 1.500.000.000 - 0,00
13 Belanja Pegawai Transito 119.642.000 - 0,00
38.875.251.000 34.291.584.084 88,21Jumlah
38
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 5. PNBP Ditjen Tanaman Pangan melalui BPSBTPH
Tahun 2018
Kode Akun Uraian Estimasi
Pendapatan (Rp)
Pendapatan
(Rp)
425112 Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan 2,859,516,000 3,427,291,550
425122 Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin - 67,327,600
425131 Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan 30,278,000 82,668,200
425139 Pendapatan dari Pemanfaatan BMN Lainnya 1,500,000 -
425151 Pendapatan Penggunaan Sarana dan Prasarana sesuai dengan 17,500,000 -
425252 Pendapatan Perizinan Pertanian 2,600,000 -
425289 Pendapatan Pengujian, Sertifikasi, Kalibrasi, dan Standardisasi 959,672,000 1,587,213,586
425434Pendapatan Hasil Penelitian/Riset dan Hasil Pengembangan
Iptek - 1,260,000
425439 Pendapatan Penelitian/Riset, Survey, Pemetaan, dan 60,500,000 -
425691 Pendapatan Jasa Pengawasan/Pemeriksaan 774,870,000 779,215,918
425699 Pendapatan Jasa Lainnya - 353,084,000
425764 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) - 305,962,146
Kode Akun Uraian Estimasi
Pendapatan (Rp)
Pendapatan
(Rp)
425791 Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap - 49,632,718
425792 Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap - 14,750,000
425793Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap
Pihak - 18,988,833,070
425811 Pendapatan Denda Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah - 2,344,675,155
425911Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran Yang
Lalu - 35,349,535
425912 Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun Anggaran Yang Lalu - 103,015,483,184
425915Penerimaan Kembali Belanja Subsidi Tahun Anggaran Yang
Lalu - 2,250,000
425917 Penerimaan Kembali Belanja Bantuan Sosial Tahun Anggaran - 171,634,177
425999 Pendapatan Anggaran Lain-lain - 16,441,900
4,706,436,000 131,243,072,739 JUMLAH PENDAPATAN
39
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Upaya Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan, antara lain
dengan:
1) Meningkatkan verifikasi atas penggunaan akun belanja.
2) Melakukan revisi/ralat atas kesalahan penggunaan akun
belanja.
3) Menyusun dokumen pertanggungjawaban belanja.
4) Membetuk Tim Pengendalian Intern Penyusunan Laporan
Keuangan.
2. Perkembangan Penyelesaian Kerugian Negara
Disamping Temuan administratif, berdasarkan data monitoring
Laporan Hasil Pemeriksaan baik BPK RI, Inspektorat Jenderal
maupun BPKP, terdapat Temuan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi (TPTGR) yang mengharuskan dilakukan penyetoran ke Kas
Negara. Sebagian besar adalah temuan untuk pihak ketiga baik
BUMN maupun perusahaan penyedia barang/jasa. Perkembangan
data KN s.d bulan Desember 2018 sebesar Rp47.372.665.110,18
terdiri dari 1) temuan Inspektorat Jenderal Rp18.819.961.352,48 2)
hasil investigasi Itjen Kementan Rp7.521.723.119,55 3) temuan
BPKP Rp1.627.468.653,74 dan 4) temuan BPK-RI
Rp19.403.511.984,41. Selama tahun 2017 jumlah kerugian negara
mengalami peningkatan sebesar Rp81.668.709.618,00 dari sisa di
akhir Desember 2017 sebesar Rp23.433.269.801,18.Sedangkan
tindaklanjut berupa pengembalian ganti kerugian negara sampai 31
Desember 2018 sejumlah Rp58.075.908.059,00.
3. Barang Milik Negara
a. Barang Milik Negara pada Laporan Barang Kuasa Pengguna
Tahunan per 31 Desember 2018 BMN per akun Neraca BMN pada
Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan per 31 Desember
2018 adalah sebesar Rp1.318.849.764.202.
40
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 6. Nilai Aset Ditjen Tanaman Pangan Desember 2018
Gabungan
Rp Rp Rp
I AsetLancar
1. Persediaan 1,108,342,890 - 1,108,342,890
II AsetTetap - - -
1. Tanah 935,128,935,200 - 935,128,935,200
2. PeralatandanMesin 316,219,323,034 119,585,500 316,338,908,534
3. GedungdanBangunan 63,969,549,580 63,969,549,580
4. JalanIrigasidanJaringan 430,524,000 - 430,524,000
5. AsetTetapDalamRenovasi - - -
6. AsetTetapLainnya 117,849,875 - 117,849,875
7. KDP - - -
- - -
III AsetLainnya - - -
1. AsetTakBerwujud 510,723,275 - 510,723,275
2. Aset Yang Dihentikan Dari
PenggunaanOperasional 1,244,930,848 - 1,244,930,848
1,318,730,178,702 119,585,500 1,318,849,764,202 Total
No UraianNeracaIntrakomptabel Ekstrakomptabel
Tabel 7. Perkembangan Nilai Barang Milik Negara secara
Gabungan (Intrakomptabel dan Ekstrakomptabel) 5
Tahun Terakhir
Beberapa penyebab Barang Milik Negara belum ditetapkan
statusnya penggunaannya adalah:
- Tanah belum bersertifitikat seluas 1891 M2
Rp22.092.931.000 (Dua Puluh Dua Milyar Sembilan Puluh
Dua Juta sembilan Ratus Tiga Puluh Satu Ribu Rupiah)
- Tanah dalam proses hokum seluas 25.565 M2
Rp29.031.614.000 (Dua Puluh Sembilan Milyar Tiga Puluh
Satu Juta Enam Ratus Empat Belas Ribu Rupiah)
b. Informasi terkait BMN yang telah diusulkan penghapusannya
kepada pengelola barang antara lain:
Nilai
BarangMilik Negara
(Rp)Rp %
1 Laporan BMN per 31Desember 2018 1,044,768,686,600 1,044,768,686,600 -
2 Laporan BMN per 31 Desember 2017 1,063,192,253,329 - -
3 Laporan BMN per 31 Desember 2016 272,893,429,725 - -
4 Laporan BMN per 31 Desember 2015 295,593,380,737 - -
5 Laporan BMN per 31 Desember 2014 316,695,876,999 - -
No. PeriodeLaporan
Perkembangan
41
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
- Daftar barang hilang yang telah diusulkan penghapusannya
kepada Pengelola Barang
Tidak terdapat Barang Milik Negara Hilang yang telah
diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang pada
Kantor Pusat Ditjen Tanaman Pangan
(018.03.0199.238251.000.KP) per 31 Desember 2018
- Daftar barang dengan kondisi Rusak Berat yang telah
diusulkan penghapusannya kepada Pengelola Barang
▪ Terdapat Barang Milik Negara Rusak Berat yang telah
diusulkan penghapusannya kepada Pengguna Barang
pada Kantor Pusat Ditjen Tanaman Pangan
(018.03.0199.238251.000.KP) per 31 Desember 2018
senilai Rp87.250.000 (Delapan Puluh Tujuh juta Dua
Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) sesuai suratN omor
2081/Pl.320/C1.2/10/2018 tanggal 17 Oktober 2018.
c. BMN Berupa Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan
Statusnya (BPYBDS).
Tidak terdapat Barang Milik Negara yang masuk sebagai Bantuan
Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) pada
Kantor Pusat Ditjen Tanaman Pangan
(018.03.0199.238251.000.KP) per 31 Desember 2018.
d. Permasalahan Pelaksanaan Penatausahaan Barang Milik Negara
- Penyelesaian Aset tanah dalam proses hukum yaitu tanah
basah lainnya seluas 25.565 M2 di Desa Karangsari
Kabupaten Bekasi di pengadilan Negeri Kelas 1ABekasi Jawa
barat.
- Penyelesaian Sengketa tanah Rumah Dinas Golongan II
seluas 6.200 M2 di Jalan Mampang Indah Dua rangkapan
Jaya Depok Jawa Barat Proses Kasasi MK.
- Tanah belum bersertifitikat 1.891 M2 Jalan AUP Pasar
Minggu Jakarta Selatan.
e. Langkah-Langkah Strategis Sebagai Alternatif Penyelesaian
Masalah
Dalam rangka penyelesaian masalah terkait pelaksanaan
Penatausahaan Barang Milik Negara pada Kantor Pusat Ditjen
Tanaman Pangan (018.03.0199.238251.000.KP), langkah-
langkah strategis yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
- Inventarisasi ulang Aset BMN pada unit Eselon II.
42
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
- Inventarisasi Ulang (Pendataan Aset -aset pusat di daerah).
- Pengajuan Penetapan Status Penggunaan.
- Melakukan Revaluasi KPKNL yang kemudian ditindaklanjuti
pada aplikasi SIMAK BMN untuk di Hibahkan atau di
hapuskan.
- Hibah dan Penghapusan.
f. Revaluasi Aset BMN
Berdasarkan PP Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah dan Perpres Nomor 75 Tahun 2017
tentang Penilaian Kembali Barang Milik Negara/Daerah, Penilaian
Kembali BMN dilaksanakan pada tahun anggaran 2017 sampai
dengan tahun anggaran 2018. Adapun langkah revaluasi sebagai
berikut:
1) Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Kekayaan Negara
• Merumuskan kebijakan dan strategi Penilaian Kembali
BMN.
• Mengoordinasikan pelaksanaan Penilaian Kembali BMN;
• Melaksanakan penilaian BMN.
• Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Penilaian Kembali BMN.
• Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan
Penilaian Kembali Barang Milik Negara kepada Presiden.
2) Tim Koordinasi Tingkat Pusat
• Menyiapkan usulan kebijakan dan pedoman serta
langkah-langkah pelaksanaan Penilaian Kembali BMN.
• Menetapkan target penyelesaian Penilaian Kembali BMN
secara nasional.
• Melakukan koordinasi dengan seluruh Kementerian/
Lembaga dan Kanwil DJKN dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan penyelesaian Penilaian Kembali BMN.
• Melakukan sosialisasi dan pembinaan pelaksanaan
Penilaian Kembali BMN kepada Pengguna Barang,
Kanwil DJKN, dan KPKNL.
• Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Penilaian Kembali BMN pada Pengguna Barang, Kanwil
DJKN, dan KPKNL, dan
43
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
• Menyusun konsep Laporan Pelaksanaan Penilaian
Kembali BMN secara nasional dan menyampaikannya
kepada Menteri Keuangan.
3) Tim Koordinasi Tingkat Daerah
• Mengoordinasikan penyusunan rencana kerja Penilaian
Kembali BMN di wilayah kerja Kanwil DJKN yang
bersangkutan sesuai dengan target penyelesaian
Penilaian Kembali BMN nasional.
• Melaksanakan sosialisasi dan pembinaan pelaksanaan
Penilaian Kembali BMN di wilayah kerja Kanwil DJKN
yang bersangkutan.
• Mengoordinasikan pembentukan Tim Pelaksana pada
KPKNL dengan memperhatikan rencana kerja dan beban
kerja di wilayah kerja Kanwil DJKN yang bersangkutan.
• Mengoordinasikan pelaksanaan Penilaian Kembali BMN
di wilayah kerja Kanwil DJKN yang bersangkutan.
• Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Penilaian Kembali BMN di wilayah kerja Kanwil DJKN
yang bersangkutan; dan menyusun konsep Laporan
Pelaksanaan Penilaian Kembali BMN di wilayah kerja
Kanwil DJKN yang bersangkutan untuk disampaikan
kepada Kepala Kantor.
44
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
PELAKSANAAN KEGIATAN
BAGIAN UMUM
1. Pembinaan Sumber Daya Manusia
a. Keadaan Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
2018
- Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
2018 berdasarkan golongan sebanyak 636 orang, untuk
golongan I sebanyak I orang, golongan II sebanyak 134 orang,
golongan III sebanyak 439 orang, dan golongan IV 63 orang.
Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 8. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Golongan
Tahun 2018
Gol I Gol II Gol III Gol IV Jml
1 Ditjen TP - - - 1 1
2 Setditjen TP 1 51 104 11 167
3 Dit. Perbenihan TP - 7 44 11 62
4 Dit. Serealia - 10 40 7 57
5 Dit. Aneka Kacang dan Umbi - 7 35 5 47
6 Dit. Perlindungan TP - 10 40 9 59
7 Dit. PPHTP - 10 49 8 67
8 BBPOPT Jatisari - 21 61 3 85
9 BBPPMBTPH Cimanggis - 14 38 6 58
10 BPMPT - 4 28 2 34
1 134 439 63 636 Jumlah
No Unit Kerja
Golongan
Pegawai tersebut tersebar di Sekretariat Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan 167 orang terdiri dari 166 orang pusat dan 1
orang diperbantukan, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan
62 orang, Direktorat Serealia 57 orang, Direktorat Aneka Kacang
dan Umbi 47 orang, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
59 orang, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan 67 orang, Balai Besar Peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT 85 orang, dan BBPPMBTPH
58 orang), dan BPMPT 34 orang.
- Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
IV
45
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai yang ada di masing-
masing unit kerja Eselon II, maka dapat digambarkan klasifikasi
tingkat pendidikan melalui dari tingkat SD s.d S3 seperti terlihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 9. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Pendidikan
Bila dilihat dalam tabel tingkat pendidikan yang paling banyak
adalah pegawai yang berpendidikan Sarjana 392 orang
(S1=265 orang, S2=120, S3=7 orang), SLTA sebanyak 180
orang, Diploma 46 orang, SLTP dan SD masing-masing
berjumlah 9 orang. Bila dibandingkan tahun 2018 peningkatan
pendidikan pegawai naik secara signifikan yaitu S2 sebanyak
102 orang dimana data tahun 2017 pendidikan S2 sejumlah 18
orang.
- Jumlah Pegawai Ditjen Tanaman Pangan Berdasarkan Jenis
Kelamin
Dari jumlah PNS sebanyak 636 orang yang ada di Ditjen
Tanaman Pangan, pegawai laki-laki masih menduduki urutan
paling tinggi yaitu sebanyak 353 orang (55,50%), sedangkan
perempuan sebanyak 383 orang (44,50%).
Tabel 10. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdasarkan Jenis
Kelamin
S3 S2 S1 D4 SM D3 D2 D1 SMA SMP SD Jml
1 Ditjen TP 1 - - - - - - - - - 1
2 Setditjen TP 2 23 61 - - 9 - - 62 4 6 167
3 Dit. Perbenihan TP 1 15 33 - - 2 - - 9 - 2 62
4 Dit. Serealia 1 16 21 - - 3 - - 13 2 1 57
5 Dit. Aneka Kacang dan Umbi 2 11 21 - - 2 - - 10 1 - 47
6 Dit. Perlindungan TP - 16 27 - - 3 - - 12 1 - 59
7 Dit. PPHTP - 18 31 - - 7 - - 11 - - 67
8 BBPOPT Jatisari - 5 27 1 - 9 - - 42 1 - 85
9 BBPPMBTPH Cimanggis - 12 22 - - 5 - - 18 - - 57
10 BPMPT - 4 22 - - 5 - - 3 - - 34
7 120 265 1 - 45 - - 180 9 9 636 Jumlah
No Unit Kerja
Pendidikan
46
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Berdasarkan data tersebut,menunjukkan bahwa pegawai laki-
laki masih mendominasidi Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan.
b. Uji Kompetensi Pengangkatan PNS Menjadi Pejabat Fungsional
Pengawas Benih Tanaman Melalui Penyesuaian/Inpassing
Jabatan Fungsional Pengawas Benih Tanaman (PBT) merupakan
salah satu Jabatan Fungsional Bidang Pertanian yng pembinanya
dilakukan oleh Kementerian Pertanian. Berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No. 09 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Benih Tanaman, PBT mempunyai tugas tanggung jawab dan
kewenangan untuk melakukan kegiatan pengawas benih tanaman.
Pada saat ini petugas PBT di seluruh Indonesia jumlahnya sudah
sangat terbatas, hal ini karena adanya kebijakan yang sudah
memasuki masa pension.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformsi Birokrasi No. 26 Tahun 2016 tentang Pengangkatan
Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Fungsional melalui
penyesuaian/inpassing serta Peraturan Menteri Pertanian Republik
Indonesia No.09/Permentan/OT.110/3/2017 tentang Tata Cara
Penyesuaian/ Inpassing Pegawai.
- Tujuan
Laki-Laki Perempuan
1 Ditjen TP 1 - 1
2 Setditjen TP 112 55 167
3 Dit. Perbenihan TP 28 34 62
4 Dit. Serealia 35 22 57
5 Dit. Aneka Kacang dan Umbi 26 21 47
6 Dit. Perlindungan TP 28 31 59
7 Dit. PPHTP 29 38 67
8 BBPOPT Jatisari 61 24 85
9 BBPPMBTPH Cimanggis 24 33 57
10 BPMPT 9 25 34
353 283 636
55.50 44.50 100.00 %
No Unit KerjaJenis Kelamin
Jumlah
Jumlah
47
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Tujuan dari pengangkatan PNS menjadi PBT melalui
penyesuaian/inpassing adalah untuk memenuhi kebutuhan PBT di
seluruh Indonesia secara proposional dengan mengacu pada peta
jabatan pada masing-masing unit kerja.
- Output
Keluaran yang diperoleh dari uji kompetensi pengangkatan PNS
melalui penyesuaian/inpassing Jabatan Fungsional PBT adalah:
1) Terbitnya surat keterangan dari uji kompetensi untuk
pengangkatan menjadi PBT melalui penyesuaian/inpassing.
2) Terangkatnya PNS menjadi PBT.
3) Terpenuhinya pejabat Fungsional PBT yang berkompeten
sesuai dengan jenjangnya.
- Pelaksanaan
1) Inppasing dilaksanakan pada tanggal 11 s.d. 13 November
2018 di Hotel Bumi Wiyata Depok, Jl. Margonda Raya, Kemiri
Beji-Depok.
2) Peserta terdiri dari:
✓ PNS pada Dirtoktorat Jenderal Tanaman Pangan,
Direktorat Jenderal Hortikultura dan Direktorat Jenderal
Perkebunan.
✓ PNS pada Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal
Tanaman Tanaman Pangan.
✓ PNS pada Dinas yang membidangi pertanian tingkat
provinsi
✓ PNS pada UPTD yang membidangi perkebunan serta
yang membidanggi tanaman pangan dan hortikultura.
c. Diklat Kepemimpinan
- Berdasarkan PP 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil, salah satu persyaratan untuk diangkat sebagai
Pejabat Administrator (Eselon III) dan Pengawas (Eselon IV)
adalah memiliki kompetensi teknis, kompetensi manajerial dan
kompetensi sosial struktural. Kompetensi Manajerial diukur dari
tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen (Diklat
Kepemimpinan), dan pengalaman kepemimpinan.
- Berdasarkan Perka LAN Nomor 19 Tahun 2015 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
48
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Kepemimpinan Tk. III dan Perka LAN Nomor 20 Tahun 2015
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Tk. IV, pelaksanaan Diklatpim Tk. III dan
Diklatpim Tk. IV menggunakan pola baru, yaitu melakukan
pembelajaran di kampus (On Campus) dan di instansi masing-
masing dalam rangka perancangan dan pelaksanaan proyek
perubahan (Off Campus).
d. Serah Terima Jabatan
Dalam rangka penyegaran dan evaluasi Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama Tahun 2018 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah
melaksanakan serah terima jabatan sebanyak tiga kali.
Tabel 11. Daftar Nama Pejabat Yang Melaksanakan Serah Terima
Jabatan
Nama Jabatan Nama Jabatan
1 Ir. Tri Susetyo, M.M. Kepala Balai Besar
Pengembangan
Pengujian Mutu
Benih Tanaman
Pangan Dan
Hortikultura
Ir. Warjito, M.Si Kepala Balai Besar
Pengembangan
Pengujian Mutu Benih
Tanaman Pangan
dan Hortikultura
387/Kpts/KP.230
/5/2018
15-05-2018
5 Dr. Ir. Mohammad Takdir
Mulyadi, M.M
Plt. Direktur
Perlindungan
Tanaman Pangan
Edy Purnaw an, S.P,
M.Sc
Plt. Direktur
Perlindungan
Tanaman Pangan
780/Kpts/KP.230
/11/2018 12-11-2018
NoPejabat Lama Pejabat Baru
Nomor SKTgl
Pelaksanaan
3-07-2018
3 Ir. Ali Jamil, M.P, Ph.D Direktur Serealia Ir. Bambang Sugiharto,
M.Eng.Sc
Direktur Serealia 474/Kpts/KP.230
/7/2018
4 Ir. Rita Mezu, M.M.
2 Ir. Bambang Sugiharto,
M.Eng.Sc
Direktur Perbenihan
Tanaman Pangan
Dr. Ir. M. Takdir
Mulyadi, M.M.
Direktur Perbenihan
Tanaman Pangan
Direktur Aneka
Kacang Dan Umbi
Ir. Ali Jamil, M.P, Ph.D Direktur Aneka
Kacang dan Umbi
474/Kpts/KP.230
/7/2018
474/Kpts/KP.230
/7/2018
e. Pegawai Pensiun/Tidak Aktif 2018
49
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Pada tahun 2018 jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan yang memasuki pensiun 22 orang (2 orang karena
meninggal dunia) dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 12. Daftar Nama Pegawai yang Pensiun/Tidak Aktif Ditjen
Tanaman Pangan Tahun 2018
f. Pelantikan Pejabat Eselon III dan IV Lingkup Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan Tahun 2018
Dalam rangka mengisi Jabatan Administrator (Eselon III) dan
Pengawas (Eselon IV) yang kosong dan penyegaran lingkungan
kerja, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melaksanakan
pelantikan pada tanggal 4 Januari 2018 berdasarkan Keputusan
Menteri Pertanian RI. No.32/Kpts/KP.230/2018 tentang
No Nama NIP Status
1 IR. SUHARTINI, M.SI 196001191986032001 Pensiun
2 IR. KUSYANTO, M.SI 195912121989031003 Pensiun
3 BUANG, S.SOS 196009271990031001 Pensiun
4 R. MEDY PRAMADY RUKMANA, SP 195912281984031001 Pensiun
5 SIKLIS, SP 196011151990031003 Pensiun
6 LISTIYO HENDRIK, SP 196008091983031002 Pensiun
7 HASRI 196008141982022001 Pensiun
8 EDI SUWARDI WIJAYA, SP 196006111987021001 Pensiun
9 YOYO KUSPRAYOGIE 196011281987021001 Pensiun
10 ANNY KUMALA,SP,MM 197505311999032000 Meninggal Dunia
11 HILERI ROSMAWATI L.TOBING 196009211981032001 Pensiun
12 MUSLIMIN 196011111984031001 Pensiun
13 AZIARNI 196007071984032001 Pensiun
14 AMSUDIN 196006271982021001 Pensiun
15 ZAMALUDIN 196011131988031002 Pensiun
16 ABD. RAHMAN 195912311988031004 Pensiun
17 GUNAWAN 196002011991031001 Pensiun
18 NURSIH 196009051994032001 Pensiun
19 AHMAD NASEH 196009091999031001 Pensiun
20 SADERMO EKO SAPUTRO 196010061985031002 Pensiun
21 PAJAR 196301011986091000 Meninggal Dunia
22 MAHMUD 196004201984031002 Pensiun
50
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Pemberhentian, Pemindahan dan Pengangkatan Dalam Jabatan
Administrator (Eselon III) dan Jabatan Pengawasan (Eselon IV)
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Tabel 13. Rekapitulasi Data Pelantikan Pejabat Eselon III dan IV
Tahun 2018
g. Cuti
Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang
melaksanakan cuti pada Tahun 2018 sebanyak 153 orang
meliputi: 1) Cuti Tahun 19 orang, 2) Cuti Alasan Penting 111 orang,
3) Cuti Sakit 5 orang, 4) Cuti Bersalin 10 orang, dan 5) Cuti Besar
8 orang.
h. Kehadiran Pegawai lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan dan lingkup Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan
Daftar rekapitulasi kehadiran pegawai lingkup Sekretariat Ditjen
Tanaman Pangan dan lingkup Ditjen Tanaman Pangan tahun
2018 dapat dilihat pada lampiran.
2. Indeks Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja Aparatur Negara (IPNBK)
Pelaksanaan pengukuran IPNBK tahun 2017 berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 32/Permentan/
OT.070/6/2015 tentang Pedoman Pengukuran Indeks Penerapan Nilai
Budaya Kerja Di Lingkungan Pertanian.
Maksud dan Tujuan IPNBK
Maksud dilaksanakannya IPNBK adalah sebagai acuan setiap pimpinan
unit kerja dalam melakukan monitoring dan evaluasi penerapan nilai
dasar budaya kerja pada unit kerja yang dipimpinnya, dengan demikian
dapat diketahui penerapan nilai budaya kerja pada setiap unit kerja di
lingkungan Kementerian Pertanian. Sedangkan tunjuannya adalah
untuk memperoleh data dan informasi yang akurat tentang hasil
penerapan nilai budaya kerja pegawai di unit kerja masing-masing,
sebagai bahan kebijakan pimpinan dalam pengambilan keputusan untuk
memperbaiki dan menggerakkan peningkatan budaya kerja pegawai di
lingkungan Kementerian Pertanian.
No Uraian Promosi RotasiMengundurkan
Diri
Pensiun
/Akan
Pensiun
Ke
JFT
Jumla
h
1 Eselon - III/a 5 2 1 3 0 1 0 12
2 Eselon - III/b 0 1 0 0 0 0 0 1
3 Eselon - IV/a 5 10 0 0 0 0 1 16
10 13 1 3 0 1 1 29
Demosi
Jumlah
51
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Tahap pelaksanaan pengukuran IPNBK lingkup Kementerian Pertanian
yaitu: Setiap unit kerja Eselon I menyebarkan kuesioner IPNBK untuk
diisi oleh setiap pegawai dilingkup unit kerjanya. Selanjutnya dilakukan
penarikan kembali kuesioner yang telah diisi untuk dilakukan
Pengolahan data IPNBK.
Nilai konversi IPNBK Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2018
adalah 91,37 kualifikasi kualitas budaya kerja A (sangat baik), naik 1,76
dibandingkan Tahun 2017 (89,61).
Tabel 14. Perbandingan IPNBK Tahun 2018 dan Tahun 2017
- Tahun 2017 nilai terendah pada kompenen “komitmen” dan
tertinggi pada integritas, begitu juga pada tahun 2018 komponen
terendah pada komitmen dan tertinggi integritas.
- Nilai setiap Indikator dari tahun 2017 ke tahun 2018 naik semua,
Nilai komitmen pada tahun 2017 sudah mengalami kenaikan 0.05,
namun demikian nilai terendah pada tahun 2018 masih terletak
pada kompenen komitmen. Sedangkan nilai IPNBK tahun 2018
mengalami kenaikan 0.07 dengan konversi 1,76.
3. Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan (Public Hearing Draft
Permentan Tentang Penerapan Jaminan Mutu Hasil Segar Tanaman
Pangan)
Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan (Public Hearing Draft
Permentan Tentang Penerapan Jaminan Mutu Hasil Segar Tanaman
Pangan), pada tanggal 21 November 2018 di RR. PJK I Ditjen
Tanaman Pangan yang dipimpin oleh Direktur PPPHTP dan dihadiri
oleh perwakilan dari Biro Hukum Kementerian Pertanian, BKP, Badan
Karantina Pertanian, Direktorat Serealia, Direktorat Perlindungan,
Direktorat Akabi, BPMPT, Setditjen Tanaman Pangan, Direktorat
PPHTP dan perwakilan Tenaga Ahli Bidang Hukum Kementerian
Pertanian. Agenda: Membahas persiapan Public Hearing Draft
NO KONVERSI
2017
1. Komitmen 88,43
2. Keteladanan 89,35
3. Profesionalisme 89,73
4. Integritas 91,06
5. Disiplin 89,47
NILAI KUALITAS BUDAYA KERJA (IPNBK) 89,613.65 91,373,58
5.1. - 5.4. 3,67 3,58 91,75
4.1. - 4.5. 3,71 3,64 92,75
3.1. - 3.6. 3.65 3,59 4,25
2.1. - 2.6. 3,64 3,57 91,12
1.1. - 1.8. 3,59 3,54 89,75
2017KOMPONEN PERTANYAAN KONVERSI
2018
2018
52
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Permentan tentang Penerapan Jaminan Mutu Hasil Segar Tanaman
Pangan untuk mendapatkan masukan dari pemangku kepentingan di
instansi internal lingkup Kementerian Pertanian mengenai ruang
lingkup rancangan Draf Permentan dimaksud. beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
a. Perbaikan mengenai substansi Permentan untuk beberapa definisi
yang harus disesuaikan dengan regulasi/peraturan yang telah ada
yaitu komoditas tanaman pangan, standar mutu, mutu hasil segar
tanaman pangan, mutu pangan dan ketelusuran.
b. Pada pasal yang berkaitan dengan izin usaha tanaman pangan
substansi isi draft permentan harus mengacu pada regulasi
Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 39 Tahun 2010 tentang
Pedoman Perizinan Usaha Budidaya Tanaman Pangan dan
Permentan Nomor 29/Permentan/PP.210/7/2018 tentang Tata
Cara Perizinan Berusaha Sektor Pertanian.
c. Penerapan Sistem Jaminan Mutu Hasil Segar Tanaman Pangan
dikembangkan sebagai upaya agar hasil segar tanaman pangan
dapat dijamin keamanan dan mutu yang dihasilkan dengan
membangun mekanisme “ketelusuran” dari penanaman hingga
produk yang dihasilkan. Penyusunan peraturan ini memperhatikan
mekanisme pengaturan yang telah berjalan dibeberapa
Kementerian lain yang terkait dalam menerapkan sistem jaminan
mutu produk.
d. Untuk penyempurnaan batang tubuh (isi) draft permentan
berkaitan dengan skema sertifikasi perlu dilakukan pertemuan
pembahasan lanjutan yang lebih mendalam dengan instansi
terkait lain (BSN dan KAN). Skema sertifikasi menjadi penting
dalam mendukung ketelusuran seperti yang diterapkan pada hasil
segar organik.
Kesimpulan:
Untuk mempersiapkan hal tersebut pada poin 3, perlu dilakukan rapat
internal lingkup Kementerian Pertanian dan pencerahan melalui
workshop tentang Lembaga Sertifikasi dan Pengujian Laboratorium.
4. Fasilitasi Advokasi Hukum Kebijakan Pembangunan Tanaman Pangan
Penanganan Perkara
a. Rumah Negara Gol II Pancoran Mas Depok Jabar an Ir. Dady
Muljadi dkk melawan Dirjen TP.
53
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Perkara perdata Nomor : 232/Pdt.G/2016/PN.Dpk, tanggal 18 Mei
2017. Kontra Memori Banding perkara 232/Pdt-G/2016/PN Depok
telah disampaikan ke PN Depok tinggal menunggu PUTUSAN dari
PT Bandung.
b. Perkara Perdata Nomor 712/Pdt.Bth/2017.G/2017/PN.Bks yang
diajukan oleh Sdr Edi Atnadi melalui Lembaga Bantuan Hukum-
Asosiasi Sinar Pers Indonesia (LBH-ASPI) melawan Kepolisian
Resort Metro Bekasi Kota (Tergugat), dan Kementerian Pertanian
(Turut Tergugat III). Objek yang disengketakan yaitu tanah
garapan ex pertanian seluas ± 3000 m2 terletak di Komplek Dinas
Pertanian Teluk Pucung, Kabupaten Bekasi yang digunakan
sebagai tempat penyimpanan barang bukti kendaraan Laka
Lantas Polres Metro Bekasi Kota. Prosesi sampai dengan akhir
Desember 2018 adalah sebagai berikut:
1) Kementerian Pertanian yang dikoordinir oleh Biro Hukum
dan Ditjen Tanaman Pangan telah mengikuti jalannya
persidangan sejak tanggal 26 Maret 2018 dipimpin oleh Ketua
Majelis Hakim Djuyamto, SH, Musa Arief Aini SH dan Sri
Senaningsih, SH dan Panitera Perkara Wahyu Ekawati.W,
SH. Dalam persidangan Kuasa Hukum Menteri Pertanian
telah menyerahkan Jawaban, Duplik, mempersiapkan bukti-
bukti yang mendukung dan Kesimpulan;
2) Pada persidangan hari Senin 26 November 2018 Majelis
Hakim telah membacakan putusan yang intinya menyatakan
gugatan Sdr. Edi Atnadi (Penggugat) tidak terima (N.O/Niet
Ontvankelijke Verklaard), artinya Kementerian Pertanian
dalam posisi yang ikut dimenangkan dalam perkara ini.
Putusan perkara akan disampaikan kemudian menunggu
salian resmi dari Pengadilan Negeri Bekasi.
c. Perkara Perdata Nomor 383/Pdt.Bth/2017/PN.Bks tanggal 27 Juli
2017 yang diajukan oleh Kementerian Keuangan RI c.q Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara (Pelawan) mengajukan perlawanan
(Denden Verzet) terhadap Lanih Binti Manan (Terlawan) dan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Turut
Terlawan VIII). Objek Perlawanan Aanmaning dan Penetapan
Eksekusi Ketua Pengadilan Negeri Bekasi terhadap Aset Barang
Milik Negara (BMN) berupa tanah seluas 25.565 m2 atas nama
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian yang
terletak di Desa Karangsari, Kecamatan Cikarang (sekarang
54
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Cikarang Timur) Kabupaten Bekasi. Kesimpulan hasil prosesi
sidang selama tahun 2018 adalah sebagai berikut:
1) Kementerian Pertanian yang dikoordinir oleh Biro Hukum
dan Ditjen Jenderal Tanaman Pangan telah mengikuti
jalannya persidangan sejak tanggal 30 Agustus 2017 dipimpin
oleh Ketua Majelis Hakim Krosbin Lumbang Gaol, SH,
Suwarsa Hidayat, SH, Yunto Safarillo Hamonagan, SH dan
Panitera Perkara Wahyu Gunawan, SH. Dalam persidangan
Kuasa Hukum Direktur Jenderal Tanaman Pangan telah
menyerahkan Jawaban, Duplik, mempersiapkan bukti-bukti
yang mendukung, saksi dan Kesimpulan;
2) Persidangan hari Senin 6 Desember 2018 Majelis Hakim telah
membacakan putusan yang intinya menyatakan gugatan
perlawanan yang diajukan oleh Kementerian Keuangan RI c.q
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Pelawan) tidak terima
(N.O/Niet Ontvankelijke Verklaard), tindaklanjutnya
Kementerian Keuangan RI c.q Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara (Pelawan) akan mengajukan banding atas Putusan
perkara tersebut.
5. Berpatisipasi Dalam Rangka Pameran
a. Pameran Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-XXXVIII Tahun 2018
Berpartisipasi dalam rangka pameran pada peringatan Hari Pangan
Sedunia (HPS) di Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 17 - 20
Oktober 2018 dengan hasil sebagai berikut:
1) Kementerian Pertanian menggelar acara puncak peringatan Hari
Pangan Sedunia (HPS) ke 38 Tahun 2018 ditengah lahan rawa
yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian produktif, bertempat
di hamparan padi rawa seluas 750 ha di Desa Jenangkit Muara
Barito Kuala di Kalimantan Selatan tanggal 18 Oktober 2018.
2) Presiden Joko Widodo dalam sambutannya yang diwakili oleh
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution
menegaskan komitmennya untuk melanjutkan program
pemanfaatan lahan rawa.
3) Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada sambutan acara
yang bertema optimalisasi pemanfaatan lahan rawa lebak dan
pasang surut menuju Indonesia lumbung pangan dunia 2045
tersebut menyatakan bahwa keberhasilan konversi lahan
55
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
dilokasi tersebut merupakan pembuktian sekaligus harapan
untuk masa depan pangan Indonesia.
4) Kementerian Pertanian telah mempromosikan praktik-praktik
pertanian yang baik terkait dengan penerapan model FAO untuk
intensifikasi produksi pangan yang berkelanjutan.
5) Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor melihat kerjasama
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan seluruh
petani sebagai ujung tombak sebagai kunci untuk memenuhi
pangan nasional.
6) 16 Duta besar dan sejumlah perwakilan negara sahabat yang
hadir dalam kegiatan tersebut telah dilibatkan dalam kegiatan
diplomatic tour, workshop international hingga gelar teknologi
pengembangan lahan rawa. Hal ini dilakukan untuk menyatukan
langkah dan memperkenalkan kemajuan dan inovasi sektor
pertanian Indonesdia menuju lumbung pangan dunia 2045.
7) Hari Pangan Sedunia (HPS) 2018 dipusatkan dibeberapa lokasi
di kalimantan Selatan, Pameran dilokasi Setda Provinsi
Kalimantan Selatan di Banjar Baru.
8) Pameran ada di tenda C dan tenda D dan tenda Alsintan
(kawasan Mekanisasi pertanian modern). 30 stand dihadiri oleh
30 provinsi kota kabupaten serta stakholder atau instansi yang
berkaitan dengan pertanian dan tanaman pangan total ada 250
stand.
b. Pameran Pangan Nusantara VI Tahun 2018
Pameran Pangan Nusantara VI Tahun 2018 diselenggarakan
pada tanggal 26-29 April 2018 di Hall B Jogja Expo Center,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dibuka secara resmi
oleh Wakil Gubernur DIY (KGPAA Paku Alam X). Sambutan Wakil
Gubernur DIY, pameran merupakan ajang promosi dan membuka
peluang pengusaha, swasta, BUMN dalam meningkatkan
transaksi dan mampu bersaing di pasar bebas dengan
meningkatkan kualitas dan kreativitas. Adapun kesimpulan dari
pelaksanaan pameran antara lain sebagai berikut:
1) PPN 2018 menampilkan produk-produk Pangan Olahan
Unggulan dan Inovasi Teknologi dan Pengolahan Pangan.
2) PPN 2018 berlangsung pada pukul 10.00-21.00 WIB dan
mendapatkan perhatian serta antusias yang tinggi dari
masyarakat. Menurut Direktur Utama PT Fery Agung
56
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Corindotama menegaskan bahwa Ajang Pameran 2018 diikuti
peserta sebanyak 128 Kabupaten dan Kota yang berasal dari
25 provinsi diharapkan peserta memiliki semangat pantang
menyerah menuju kemandirian agar lebih berdaya saing
menghadapi dunia pasar global yang makin berat,
mendukung dan mengembangkan ekonomi kerakyatan.
3) Penyelenggaraan Pameran menggabungkan 3 pameran
yaitu: 1) Invesda Expo 2018 ; 2) Pameran Pangan Nusantara
(PPN) 2018 ; serta 3) Pesona Wisata Nusantara Expo 2018.
4) Balai Besar PPMB-TPH ikut berpartisipasi pada
penyelenggaraan PPN 2018 dalam rangka sarana dalam
penyampaian informasi tentang pengujian mutu benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura, pengembangan metode
pengujian mutu benih serta peningkatan kompetensi SDM di
bidang pengujian benih. Materi pameran yang ditampilkan
antara lain : koleksi benih kering tanaman pangan (padi,
jagung dan kedelai) dan hortikultura, buletin vigor, Booklet
Balai Besar PPMB-TPH, Demo alat Divider dan Moisture
meter serta pemberian souvenir ke pengunjung. Stand
pameran Balai Besar PPMB-TPH selama 4 (empat) hari,
dikunjungi kurang lebih 400 pengunjung.
5) Pengunjung pameran terdiri dari berbagai kalangan yang
berasal dari instansi pemerintah, pihak swasta, pelajar,
mahasiswa serta masyarakat umum. Hal yang banyak
menjadi perhatian dan pertanyaan adalah tugas pokok dan
fungsi Balai Besar PPMB-TPH, jenis pengujian yang
dilakukan oleh Balai Besar PPMB-TPH serta peranan Balai
Besar PPMB-TPH terkait ketersediaan benih bermutu untuk
mendukung pertanian di Indonesia.
6) Selama pameran berlangsung, petugas info guide
menginformasikan tentang pentingnya pengujian mutu benih
sebelum benih diedarkan baik meliputi pengujian kadar air,
kemurnian dan daya kecambah serta pengujian kesehatan
benih (pengujian cendawan, bakteri, nematoda dan virus).
Balai Besar PPMB-TPH mensosialisasikan tentang
pentingnya penggunaan benih unggul bersertifikat sehingga
mampu memberikan kepastian mutu benih baik secara
kualitas maupun kuantitas sehingga pada akhirnya
diharapkan Indonesia mampu mencapai Kedaulatan Pangan.
57
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
6. Publikasi Pembangunan Tanaman Pangan
Konferensi Pers
Direktorat Jenderal TP menyelenggarakan Konferensi Pers dengan
tema Kinerja Lima Tahun Sub Sektor Pertanian Direktorat Jenderal TP
pada tanggal 5 Desember 2018 bertempat di RM Pagi Sore Jakarta
Selatan. Mengundang Media, Media Elektronik/TV, Media Online.
Upaya terobosan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Dalam
meningkatkan produksi:
1) Kinerja Kementan selama 5 tahun terakhir menunjukan
keberhasilan. Terbukti secara makro inflasi bahan makanan umum
mengalami penurunan paling signifikan dibandingkan bahan umum
lainnya, dari sisi petani pun menunjukan adanya peningkatan nilai
tukar petani (NTP) dan NTUP dari tahun 2015-2018.
2) Terkait ekspor impor produk tanaman pangan, perkembangan
ekspor beras premium melonjak tajam pada periode tahun 2017
dan 2018. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
hingga September volume ekspor beras kategori premium dan
khusus sudah mencapai 3.069 ton.
3) Ekspor impor jagung terlihat pada tahun 2015-2016 kita masih
mengimpor jagung sebesar 3,5 juta ton tahun 2015 dan 1,3 juta ton
tahun 2016. Kebijakan pengurangan impor oleh Menteri Pertanian
sejak tahu 2016 bahkan zero impor tahun 2017 terbukti mampu
menggerakkan perekonomian petani.
4) Dari sisi produksi kinerja produksi komoditas utama tanaman
pangan (padi, jagung dan kedelai) menunjukan peningkatan.
Selama lima tahun terakhir rata2 perkembangan produksi 4,07%
per tahun, Jagung 12,5% per tahun dan kedelai 8,79% per tahun.
58
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
5) Tahun 2018 Ditjen TP mempunyai beberapa program terobosan
untuk mencapai sasaran produksi. Salah satunya adalah
pengembangan pola tanam tumpangsari padi, jagung dan kedelai
sistem tanam rapat.
6) Penanaman padi gogo juga dioptimalkan.
7) Dari sisi sarana Produksi penggunaan benih bermutu dan
penyediaan bantuan benih tahun 2018 seluas 6.788.210 ha untuk
benih padi inrida, padi hibrida, jagung dan kedelai diharapkan
mampu menyediakan benih varietas unggul. Selain bantuan benih,
Ditjen TP telah mampu melampaui target nawacita 1.000 Desa
mandiri Benih (DMB). Sampai denganh tahun ini telah dilaksanakan
program DMB 1.313 unit.
8) Dalam hal pengamanan produksi dikembangkan budidaya
tanaman sehat (BTS). Upaya ini dilakukan di lahan endemis
serangan OPT.
9) Untuk mengurangi susut hasil panen dan peningkatan nilai tambah,
Ditjen TP telah mengalokasikan bantuan alsintan pascapanen.
Selama kurun waktu 2014-2018 telah diberikan bantuan alsintan
sebanyak 52.230 unit. Tahun 2018 ini diberikan dryer sebanyak
1.000 unit.
10) Pengawalan/pendampingan juga diperlukan untuk mencapai
sasaran produksi tanaman pangan. Pengawalan dilakukan dari
aparat pusat, daerah penyuluh lapangan sampai dengan tingkat
kecamatan.
7. Publikasi Pembangunan Tanaman Pangan Melalui Pendampingan
Pendampingan Kunjungan Kerja Pimpinan (Presiden/Menteri/Dirjen).
1) Peliputan Panen Padi di Kabupaten Pandeglang, Kabupaten
Lebak, Provinsi Banten 17 s.d 19 Januari 2018 yang meliputi: a)
Panen Padi Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang 17
Januari 2018; dan b) Panen Padi di Kabupaten Lebak 18 Januari
2018.
2) Kabupaten Lebak, Desa: Sumur Bandung, Kecamatan: Cikulur,
Kelompoktani Srikandi, Ketua Kelompoktani Neni robiyani, Jumlah
anggota: 63, luas panen 1 ha, Luas hamparan 22 ha, luas
hamparan desa 227 ha, harga gabah Rp5.000/kg GKP.
3) Kabupaten Lebak, Desa: Cibatuk Keusik, Kecamatan: Banjarsari,
Kelompoktani Harapan Maju, Ketua Kelompoktani Soleh, luas
59
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
panen 10 ha, luas hamparan 21 ha, luas hamparan desa 96,64 ha,
harga gabah Rp4.500-5000/kg GKP.
Petani di 6 wilayah yang sedang melakukan panen di Provinsi Banten
menolak keras padi impor masuk ke Provinisi Banten, karena menurut
mereka stok beras di wilayah mereka cukup. Mereka pun
menyayangkan kebijakan Pemerintah Pusat yang terkesan tergesa-
gesa dengan mengeluarkan ijin impor 500.000 ton beras. “sebentar lagi
kan mau mulai panen raya kenapa mesti impor nanti harga padi kami
turun kalo begitu, dan kerja keras kami selama ini akan sia-sia’’ ujar,
soleh ketua kelompoktani harapan maju.
Sama halnya dengan petani, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten
Agus M Tauchid, mengatakan, Banten menolak masuknya beras impor
ke Banten, karena saat ini di Banten sedang berlangsung panen setiap
hari di sejumlah wilayah sentra padi.
"Perkiraan produksi Januari hingga Maret 2018 sebesar 512.388 ton
beras melebihi kebutuhan konsumsi penduduk Banten selama Januari-
Maret sebesar 324.000 ton beras," kata Agus Tauchid. Dengan
demikian, terdapat kelebihan produksi sebesar 188.388 ton beras pada
perkiraan musim panen Januari-Maret 2018. Selain itu, kata dia, stok
beras di Bulog Banten tersedia 6.295 ton beras atau cukup untuk
ketahanan stok selama 2,6 bulan kedepan.
"Jadi seberanya impor beras tidak diperlukan, dan kita harus
menyelamatkan gabah hasil panen petani," kata Agus. Selain itu juga,
kata dia, panen raya padi di Banten akan dimulai minggu pertama
Februari 2018 ini.
8. Meliput Kegiatan di salah satu Produsen Kedelai yaitu Rumah Tempe di
Kabupaten Bogor pada tanggal 29 Januari 2018. Rumah Tempe adalah
salah satu dari sekian banyak produsen tempe sehat di Jawa Barat.
Rumah Tempe memproduksi Tempe dan Tahu sehat berbasis kedelai
impor dan lokal Non GMO juga GMO. Penjualan mereka berbasis
pesenan dari pelanggannya. Pasokan kedelainmerek berasal dari
importir dan pengepul kedelai lokal. Berdasarkan keterangan pemilik
tempe dan tahu yang diproduksi kedelai lokal memiliki rasa yang lebih
gurih dibandingkan kedelai import (GMO dan Non GMO), hal ini karena
kedelai lokal lebih fresh dibandingkan impor karena impor sudah
berbulan-bulan. Untuk kedelai lokal Rumah Tempe masih kesulitan
untuk memenuhi pasokan karena dari daerah penghasil kedelai sudah
diserap oleh produsen daerahnya sendiri. Untuk itu Rumah Tempe
meminta informasi ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan untuk
60
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
memberikan informasi tentang pengepul kedelai lokal yang memiliki stok
untuk bisa dijual ke mereka.
9. Peliputan Kunjungan Kerja Menteri Pertanian pada tanggal 5 s.d 7
Februari 2018 di Kabupaten Garut Jawa Barat. Kunjungan Kerja Menteri
Pertanian, Andi Amran Sulaiman menggelar Panen Raya Padi di
hamparan lahan seluas 764 ha dari total 2.400 ha di Desa Mancagahar,
Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kegiatan
tersebut digelar menyusul jatuhnya harga gabah di tingkat petani.
Beberapa al penting dalam kegiatan tersebut antara lain:
1) Diskusi Mentan dengan petani dimana harga padi turun Rp700 per
kilogram". Trend tersebut turut terjadi di sejumlah sentra produksi,
seperti Sumatera Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Bahkan,
di Sukabumi harga gabah mencapai Rp3.800 per kilogram.
2) Jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar rapat dan
membentuk Tim Serap Gabah (Sergap). "Agar petani tidak rugi,"
jelasnya.
3) Mentan bersinergi dengan sejumlah instansi terkait yaitu
Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), PT Bank
Rakyat Indonesia (BRI), TNI, dan Penyuluh Pertanian Lapangan
(PPL). "Semua pihak kita ajak bersinergi untuk menyerap beras
petani. Kita tidak boleh biarkan petani merugi, karena mereka adalah
ujung tombak produksi," tegas Amran yang didampingi Wakil
Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Ketua Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf, Kasdam III/Siliwangi
Brigjen TNI Yosua Pandit Sembiring, Bupati Garut Rudy Gunawan,
serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Jabar dan Pemkab
Garut.
4) Tim Sergap ditargetkan menyerap 2,2 juta ton beras petani atau
setara 4,4 juta ton gabah. Temponya hingga Juni 2018. "Ini sudah
menjadi keputusan," katanya. Bahkan, dirinya telah menerbitkan
Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) terkait. Amran
menjelaskan, ada empat skema harga pembelian gabah tersebut
yang terdiri dari kualitas, harga pembelian pemerintah (HPP),
fleksibilitas, dan komersiil.
5) "Harga di luar kualitas. Maksudnya, kadar air tinggi, Bulog tidak bisa
serap. Kita langsung memasang 30 persen. Permentan sudah kami
keluarkan. Kalau kadar airnya tinggi, kita langsung beli," terangnya
terkait skema kualitas.
61
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
6) Deddy Mizwar, untuk meningkatkan produksi pangan tahun ini,
Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggenjot pembangunan
waduk untuk peningkatan produksi pangan. Ada tujuh waduk yang
sedang dan akan dikerjakan pada tahun ini. “Ketujuh waduk itu,
ada di Sukamahi dan Ciawi (Bogor), Sadawarna, Cipanas
(Subang-Sumedang), Matenggeng (Ciamis-Cilacap), Leuwi Keris
(Ciamis-Tasikmalaya), dan Kuningan.”
7) Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan di Kabupaten Garut
diperkirakan akan menghasilkan padi hasil panen sebanyak 259.400
ton seluas 21.900 ha Bulan Februari dan 15.700 Ha pada Bulan
Maret nanti. Kabupaten Garut akan surplus beras sekitar 228.116
ton pertahun karena kebutuhan Beras untuk wilayah Kabupaten
Garut dikaitkan jumlah penduduk yang berjumlah 3.208.692 Jiwa
yaitu 340.121 ton pertahun, sedangkan untuk Tahun 2017
Kabupaten Garut menghasilkan 901.963 Ton Gabah Kering Giling
(GKG) kalau dikonversi ke beras 568.237 Ton beras (Rendemen
63%).
8) Kasdam III/Siliwangi, Brigjen TNI Yosua Pandit mengatakan,
pihaknya akan terus mendampingi petani untuk terus berproduksi.
"Pendampingan dengan TNI terus dimaksimalkan dan
dimanfaatkan," ujarnya. Dia pun menyampaikan kepada seluruh
instansi, baik Kementan, Pemprov Jabar, dan Pemkab Garut yang
telah memberikan kepercayaan dan dukungan kepada Kodam
III/Siliwangi. Apresiasi turut diutarakannya untuk PPL dan Bulog atas
sinergi yang terbangun.
9) Ketua KPPU Syarkawi Rauf menerangkan, gejolak harga pangan di
Indonesia terjadi akibat masalah kelola distribusi. "Kalau didukung
manajemen distribusi bagus, tidak perlu ada persoalan di tingkat end
user (konsumen) terkait harga dan pasokan. Membandingkan
dengan Jepang. Di "Negeri Matahari Terbit", surplus beras cuma 1
juta ton yang berasal dari total produksi dikurangi jumlah konsumsi
nasional. "Dan tidak ada masalah harga di konsumen, karena
manajemen logistik," ungkapnya. Ke depan, pihaknya akan turut
membenahi manajemen logistik dan rantai pasok pangan, agar tidak
ada lagi gejolak harga. "Jangan ada yang ganggu beras yang
dihasilkan petani kita," pungkasnya.
62
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
10. Kunjungan Kerja Menteri Pertanian
1) Peliputan Kunjungan Kerja Pimpinan dilaksanakan pada tanggal
17 s.d 20 Maret 2018 ke Kabupaten Sumbawa Besar Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian DR. Ir.
Agung Hendriadi, M eng mewakili Menteri Pertanian didampingi
oleh Gubernur NTB DR. H. Muhammad Zainul Majdi melakukan
kunjungan kerja di Kabupaten Sumbawa dalam rangka Pelepasan
Ekspor 11.500 ton jagung dari target 100.000 Ton ke Filipina
melalui Pelabuhan Badas Sumbawa, hadir Bupati dan Wakil
Bupati Kabupaten Sumbawa serta jajaran instansi terkait se
Kabupaten Sumbawa dan para petani jagung menyaksikan
langsung kegiatan tersebut.
2) Pendampingan Kunker Pimpinan Tanam/Panen di Provinsi Jawa
Timur pada tanggal 27 Februari - 1 Maret 2018.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan - RI. Dr. Ir. Sumarjo Gatot
Irianto MS. DAA, bersama Bupati Sumenep KH. Busroh dan Aser
Kasad Mayjen TNI Supartodi, Danrem 084/Bhaskara Jaya Kolonel
Kaf Zulkifli, Dandim 0827 Sumenep Letkol Inf Ato Sudiatna, Letkol
Endar Setyanto, Dirut BNI 46 serta Dirut PT Pupuk Kaltim, Dirut
PT. Petrokimia, Dirut PT. Pupuk Indonesia bersama-sama
melakukan panen raya jagung dilahan seluas 252 ha di Desa
Sentol Daya dari luas panen 1.308 ha di Kecamatan Pragaan
Kabupaten Sumenep. Dr.Ir. Sumarjono Gatot Irianto, MS sekaligus
melaksanakan tanam perdana Kedelai secara serentak dilahan
seluas 369 ha di Kecamatan Pragaan dari total luas lahan 4.605
ha se Kabupaten Sumenep.
Kegiatan ini didukung oleh BNI 46 melalui program kegiatan
Pemerintah untuk memberikan Kartu Tani dan Fasilitas KUR
(Kredit Usaha Rakyat) yang dapat digunakan untuk kesejahteraan
Petani.
11. Meliput Kunjungan Kerja Menteri Pertanian tanggal 17 s.d 20 Maret
2018 ke Kabupaten Sumbawa Besar Provinsi Nusa Tenggara Barat
dengan hasil sebagai berikut:
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Dr. Ir. Agung
Hendriadi, M.eng mewakili Menteri Pertanian didampingi oleh
Gubernur NTB Dr. H. Muhammad Zainul Majdi melakukan kunjungan
kerja di Kabupaten Sumbawa dalam rangka Pelepasan Ekspor 11.500
ton Jagung dari target 100.000 Ton ke Filipina melalui Pelabuhan
63
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Badas Sumbawa, hadir Bupati dan Wakil Bupati Kab. Sumbawa serta
jajaran instansi terkait se Kabupaten Sumbawa dan para petani jagung
menyaksikan langsung kegiatan tersebut.
12. Panen jagung di Kabupaten Lamongan dan Tuban, pada Tanggal 10
November 2018 dilakukan oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan
Kementan, Gatot Irianto, Bupati Lamongan Fadeli, Bupati Tuban
Fatkhul Huda, Wa Aster Kasad Brigjen TNI Gathut Setyo Utomo, serta
wakil ketua komisi IV DPR RI Viva Yoga.
Di Lamongan, panen dilaksanakan di kecamatan Laren seluas 45 ha.
Bulan November ini diperkirakan akan panen seluas 1.413 ha dengan
perkiraan produksi sebesar 9.499 ton PK (pipil kering). Menurut Bupati
Lamongan stok jagung saat ini cukup, ada sekitar 6.800 ton stok jagung
di Lamongan saat ini. Kabupaten Lamongan sebagai sentra produksi
jagung di Jatim, bahkan di beberapa wilayahnya mampu mencapai
provitas 9 ton/ha. Ke depan Bupati mengarahkan agar fokus ke
penggunaan benih unggul, memulai pola tanam rapat serta melakukan
percontohan lokasi tumpangsari padi Dan jagung.
Sedangkan di Tuban panen dilaksanakan di kecamatan Tambakboyo
seluas 99 ha. Di bulan November ini diperkirakan akan panen seluas
4.037 ha dengan perkiraan produksi sebesar 21.762 Ton PK. Bupati
Tuban mengungkapkan terimakasih atas bantuan dari Kementan baik
saprodi maupun pendampingan. Harga jagung di Tuban selama ini
tidak pernah di bawah Rp3.000, jadi petani disini bisa tersenyum. Yang
dibutuhkan petani saat ini adalah alat pengering (dryer). Saat ini harga
jagung Rp 4.500/kg, dan menurut Bupati harga ini sudah cukup bagus.
Menguntungkan bagi petani jagung maupun peternak.
64
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
13. Pengelolaan Persuratan
Pada Tahun 2018 jumlah surat-surat yang terkait dengan kedinasan
yang diterima seluruhnya sebanyak 5.147 surat dan telah disitribusikan
ke unit kerja terkait lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
14. Kegiatan Rapat
Kegiatan Acara Rapat/ Pertemuan yang dilakukan di ruangan rapat
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebanyak 153 acara
rapat/pertemuan.
15. Pelayanan Kesehatan/Poliklinik
Kegiatan Poliklinik Umum Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,
Kementerian Pertanian, tercatat jumlah pasien 1.290 pasien Jumlah
tersebut terdiri dari:
Pasien dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan : 964 Pasien
Pasien dari Direktorat Jenderal Hortikultura : 28 Pasien
Lainnya (Pensiunan/Keluarga Karyawan/i) : 298 Pasien
Sedangkan Poliklinik Gigi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,
Kementerian Pertanian, telah tercatat jumlah 878 pasien, terdiri dari:
Pasien dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan : 455 Pasien
Pasien dari Direktorat Jenderal Hortikultura : 23 Pasien
Lainnya (Pensiunan dan Keluarga Karyawan/i) : 331 Pasien
16. Pelayanan Keamanan
17. Pemeliharaan Sarana dan Prasana Kantor
18. Pelayanan Kendaraan
Berdasarkan rekapitulasi laporan bulanan yang datanya berasal dari
koordinator masing-masing kegiatan didapatkan data bahwa pada
tahun 2018 sebagai berikut:
Poliklinik Umum 1.290 Pasien Poliklinik Gigi 878 Pasien
65
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
- Jumlah peminjaman Kendaraan dinas sebanyak 300
peminjaman.
- Sedangkan untuk rehabilitasi kendaraan Roda-4 sebanyak 38
kegiatan.
- Sementara itu untuk rehabilitasi kendaraan dinas Roda-2
sebanyak 28 kegiatan.
19. Penggunaan Anggaran Listrik, Telepon dan Rapat Dinas
Realisasi Penggunaan Anggaran meliputi: 1) Biaya penggunaan
listrik sampai akhir bulan Desember 2018 mencapai sebesar
Rp1.794.000.000, dari Pagu Anggaran Rp1.786.168.170, sehingga
terdapat sisa anggaran sebesar Rp. 7.831.830. 2) Biaya penggunaan
telepon sampai akhir bulan Desember 2018 mencapai sebesar
Rp94.442.192, dari Pagu Anggaran Rp120.000.000, sehingga
terdapat sisa anggaran sebesar Rp25.557.808. dan 3) Biaya
penyelenggaraan rapat sampai akhir bulan Desember 2018
mencapai sebesar Rp529.830.000, dari anggaran Rp 528.343.000,
sehingga terdapat sisa anggaran sebesar Rp1.487.000.
20. Melaksanakan Pelatihan Peningkatan Kemampuan SDM Ditjen
Tanaman Pangan
a. Sosialisasi Peningkatan Kemampuan Pelayanan Petugas
Kesekretariatan, Pramubakti Dan Teknisi Lingkup Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan TA 2018
Administrasi kesekretariatan tidak hanya membuat, mengirim dan
menyimpan surat-surat saja, akan tetapi lebih dari itu yang meliputi
segenap proses penyelenggaraan, penataan dan penyusunan
pekerjaan, pemeliharaan dan pelayanan dalam menunjang
keberlangsungan organisasi dalam mencapai tujuannya.
Untuk meningkatkan kualitas terhadap pelaksanaan kegiatan telah
dilakukan bimbingan serta sosialisasi terhadap peningkatan
kemampuan pelayanan petugas terkait kesekretariatan yang
meliputi tugas pramubakti dan teknisi, ilmu terkait teknik sebagai
pembawa acara/MC, pelayanan prima dalam rapat dinas dan
pimpinan, keselamatan kesehatan kerja (K3), pelayanan
pemeliharaan BMN maupun perawatan sarana laboratorium dan
peningkatan disiplin pegawai. Manajemen sumber daya manusia
untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas pegawai dapat dinilai
melalui meningkatnya kinerja aparatur. Sosialisasi peningkatan
kemampuan pelayanan petugas kesekretariatan, pramubakti dan
66
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
teknisi diselenggarakan pada tanggal 7 - 9 Mei 2018 di Hotel Royal
Safari Garden di Cisarua Bogor. kegiatan ini diikuti oleh Pejabat
Eselon IV, petugas kesekretariatan, pramubakti dan teknisi lingkup
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Adapun Paparan/materi
meliputi: 1) Materi Kesekretariatan; 2) Materi Teknik Pembawa
acara/MC dan Pelayanan Prima Terhadap Pimpinan; 3)
Keselamatan kesehatan Kerja (K3); 4) Teknisi pemeliharaan
telepon, AC, dan Listrik; 5) Petugas Laboratorium dan perawatan;
dan 6) Disiplin Pegawai.
Diharapkan, seluruh peserta yang hadir selain mendapatkan ilmu
juga mendapatkan informasi–informasi serta motivasi dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari.
b. Pelatihan Petugas Keamanan (Satpam) Lingkup Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan TA. 2018
Peranan Satuan Pengamanan (Satpam) sangat membantu
terciptanya situasi dan lingkungan yang aman, nyaman dan
tenteram serta tertib. Untuk dapat membentuk sosok Satuan
Pengaman (Satpam) tersebut di atas perlu dilaksanakan
pembinaan melalui jalur pendidikan dan pelatihan yang mengarah
kepada peningkatan Pengetahuan dan wawasan dibidang
keamanan, Sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi
kepada keamanan dan ketertiban instansi maupun masyarakat,
Profesionalisme dan ketrampilan personil satuan pengaman,
Kepedulian terhadap masyarakat dilingkungan instasi, efisiensi,
efektifitas, dan kualitas pelaksanaan tugas yang dilakukan dengan
semangat dan tanggung jawab sesuai dengan lingkungan kerja
dan organisasinya. Pelatihan Petugas Keamanan Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan secara resmi dibuka oleh Sekretaris
Jenderal Tanaman Pangan yang diwakili oleh Kepala Bagian
Umum Sekertariat Jenderal Tanaman Pangan. Selanjutnya materi
diberikan secara teori didalam ruangan dan praktek dilakukan
diluar ruangan (outdoor). Peserta pelatihan Petugas Keamanan
lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan TA. 2018 beserta
panitia yang hadir keseluruhan berjumlah 60 orang yang terbagi
dalam 2 (dua) tahap. Panitia yakni dari Sub bagian Tata Usaha
dan Rumah Tangga dan peserta dari petugas pengamanan
Sekretariat Direktorat, Direktorat Perbenihan, Serealia, Akabi,
PPHTP, BPMPT, BBPPMBTPH Cimanggis dan BBPOPTJatisari.
Kegiatan Pelatihan Petugas Keamanan lingkup Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan TA. 2018 diselenggarakan di Hotel
67
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Prime Park, Bandung tahap I tanggal 7 s.d 9 Agustus 2018 dan
tahap II tanggal 28 s.d 30 Agustus 2018. Materi paparan yaitu: 1)
Penerapan PP 53 tahun 2010; 2) Peraturan Baris Berbaris dan
Teknik Beladiri; 3) Kualitas dan Tanggung jawab dan Disiplin
Petugas Keamanan; 4) Pemadam Kebakaran; dan 5) Membangun
Disiplin, Budaya Kerja dan Profesionalisme.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini diharapkan petugas yang
berperan dalam tugas sehari-hari dapat melaksanakan pelayanan
keamanan sebagai berikut : 1) Meningkatkan kemampuan dan
keterampilan bagi petugas Satpam; 2) Meningkatkan
pengetahuan dan wawasan keamanan; 3) Meningkatkan
kebersamaaan dan kekeluargaan serta kepedulian terhadap
lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; 4)
Meningkatkan kedisiplinan dan pembinaan mental; 5)
Meningkatkan keamanan dan ketertiban dilingkungan Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan.
68
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
PELAKSANAAN KEGIATAN
BAGIAN EVALUASI DAN LAYANAN
REKOMENDASI
1. Workshop/Rakor Percepatan Pelaksanaan Program Tanaman
Pangan Tahun 2018
Workshop/Rakor Percepatan Pelaksanaan Program Tanaman
Pangan Tahun 2018 diselenggarakan pada tanggal 26-27 Februari
2018 di Hotel Ibis Gading Serpong, Tangerang Selatan. Rapat ini
dilaksanakan dalam rangka Percepatan Pelaksanaan Program
Tanaman Pangan Tahun 2018 melalui Pengawalan dan
Pendampingan Bersama BPTPH, BPSB, dan Penyuluh Pertanian.
Rapat dipimpin oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan dihadiri
oleh Kepala UPTD-BPTPH dari 32 provinsi, Kepala UPTD-BPSBTPH
dari 32 provinsi, Koordinator Penyuluh Provinsi, dan Kepala Seksi
yang menangani kedelai dari 20 provinsi. Adapun putusan/kesepakan
dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
a. CPCL kedelai yang telah di SK-kan seluas 1.064.389 ha. Rencana
tanam kedelai bulan Februari-April seluas 1.079.665 ha (Februari
48.234 ha, Maret 442.772 ha, April 588.659 ha). Sedangkan
rencana luas tanam non PATB/swadaya seluas 17.103 ha.
b. Kebutuhan benih kedelai bulan Februari-April 2018 sebesar
54.135 ton, sedangkan ketersediaan benih kedelai Februari-April
sebanyak 20.401 ton. Untuk memenuhi kekurangan atas
kebutuhan benih kedelai tersebut maka ditambah penangkaran
benih seluas 36.500 ha yang berasal dari standing crop APBN-P
2017 bulan Januari dan Februari. Data ketersediaan benih kedelai
bulan Februari-April 2018.
c. BPSB ditugaskan mensertifikasi semua tanaman kedelai menjadi
benih. Selain itu, BPSB juga akan menjadi focal point untuk
lalulintas benih antar provinsi.
d. Penugasan untuk BPSB Aceh, Jambi, Lampung, Jateng, Jatim,
NTB, Sulut, dan Sulsel menambah areal penangkaran benih untuk
mengatasi defisit daerah lain.
e. Saat ini telah dibuat aplikasi “Pasar Benih Kedelai 2018 Beta” yang
dapat didownload di playstore. Aplikasi tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai bursa benih, dimana dalam aplikasi
V
69
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
memuat daftar produsen benih dan status stok benih kedelai. Oleh
karena itu, aplikasi tersebut agar dapat dimanfaatkan dengan baik.
f. Produsen benih kedelai Tahun 2018 tersebar di 16 provinsi
dengan varietas Anjasmoro, Grobogan, dan Argomulyo, jumlah
ready stok sebanyak 2.519 ton kelas benih BR1, BR2, dan BR4.
Data produsen benih kedelai Tahun 2018.
g. Tidak dilakukan pembahasan mengenai harga benih kedelai
karena harga mengacu pada harga acuan yang dikeluarkan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
h. Prakiraan Luas Serangan WBC Tahun 2018 seluas 99.134 ha
sehingga kebutuhan benih toleran WBC sebanyak 2.478 ton,
sedangkan prakiraan luas serangan tikus seluas 117.871 ha.
Rincian prakiraan serangan WBC dan tikus serta kebutuhan benih
tahan WBC per provinsi.
i. Penambahan jumlah dan peningkatan kemampuan/kapasitas
POPT dengan bimtek.
j. Petugas Penyuluh Pertanian mengawal pelaksanaan program
kedelai, dengan memastikan data CPCL PATB kedelai dengan
kode BPS (Desa, Kecamatan, Kabupaten) dieksekusi di lapangan,
mencatat realisasi tanam dan panen dengan open Camera dan
melaporkanya ke KSK/Mantri Statistik untuk dicatat di SP Palawija
dan SP Lahan.
k. Bidang yang menangani Pascapanen, bertanggungjawab
mengawal mutu dan pemasaran hasil.
2. FGD Peningkatan Kebutuhan Pangan Periode Hari Besar Keagamaan
Nasional (HBKN) Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan
Ketahanan Pangan.
FGD Peningkatan Kebutuhan Pangan Periode Hari Besar Keagamaan
Nasional (HBKN) Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan
Ketahanan Pangan, tanggal 22 Maret 2018 di Badan Ketahanan
Pangan. Rapat dipimpin oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan
dengan Nara sumber dari Pusat Kajian Kebijakan Pertanian dan
Agribisnis UNPAD dan Pusat Sosial Ekonomi Dan Kebijakan
Pertanian, Sekretariat Jenderal Pertanian. Beberapa hasil
pembahasan adalah sebagai berikut:
a. Tujuan rapat yaitu untuk menggali permasalahan dalam
perhitungan angka peningkatan kebutuhan per bulan, khususnya
70
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
selama periode HBKN (tahun baru, puasa, idul fitri, idul adha, dan
natal).
b. Pada Tahun 2004 telah dilakukan kajian kerjasama BKP-UNPAD
untuk mengkaji persentase peningkatan penyediaan pangan
pokok menjelang HBKN dan selang waktu persiapan penyediaan
pangan pokok menjelang HBKN.
c. Tahun 2010 telah dilakukan kesepakatan lintas sektoral untuk
menentukan persentase peningkatan penyediaan bahan pokok
untuk HBKN yang digunakan tahun 2010-2018, yaitu 10% untuk
Ramadhan/Puasa dengan selang waktu penyediaan 37 hari (7
hari sebelum puasa dan 30 hari selama puasa), 10% untuk Idul
Fitri dengan selang waktu penyediaan 5 hari (setelah), 5% untuk
Idul Adha dengan selang waktu penyediaan 7 hari (sebelum), 10%
untuk Natal dengan selang waktu penyediaan 10 hari (5 hari
sebelum dan 5 hari setelah), 5% Tahun Baru untuk selang waktu
penyediaan 5 hari (setelah).
d. Jumlah kebutuhan pangan suatu daerah yang ditentukan oleh
jumlah penduduk dan tingkat konsumsi pangan per kapita dari
masyarakat setempat. Cara perkiraan kebutuhan padahari besar
yaitu jumlah kebutuhan pangan pada Hari Besar tertentu adalah
tingkat kebutuhan biasa ditambah “angka sakti” perkiraan
tambahan (kenaikan) kebutuhan konsumsi pada hari besar
tertentu.
e. Angka yang telah ditetapkan lintas sektoral perlu dikaji ulang
mengingat saat ini terjadi pergeseran waktu hari raya khususnya
Idul Fitri, pergeseran musim yang menyebabkan pergeseran
panen, gaya hidup masyarakat, perkembangan dan industri
kuliner.
f. Penghitungan persentase peningkatan penyediaan bahan pokok
paling tidak harus memperhatikan beberapa variable, antara lain:
konsumsi per kapita dan pola konsumsi, jenis komoditas, jumlah
penduduk, harga, lokasi sentra produksi dan kantong-kantong
utama permintan, waktu (dan hubungannya dengan kalender
pertanian), perkembangan industri kuliner, dan pendapatan per
kapita penduduk perdesaan dan perkotaan.
g. Survey sebaiknya bukan hanya dilakukan di tingkat rumahtangga,
tapi juga dilakukan di tingkat distributor. Selain itu, survey juga
tidak hanya dilakukan di perkotaan, tapi juga dipedesaan karena
pada waktu hari raya orang akan mudik ke kampung halaman.
71
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
3. Rapat Koordinasi Pencatatan Data Luas Tanam Dan Program PATB
Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2018
Rapat Koordinasi Pencatatan Data Luas Tanam Dan Program PATB
Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2018 diselenggarakan pada tanggal
13 s.d 15 April 2018 di Hotel Salak-Bogor. Rapat dipimpin oleh
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, sebagai narasumber adalah
Deputi Bidang Statistik Produksi, Direktur Pengembangan Metodologi
Sensus dan Survei BPS, Direktur Statistik Tanaman Pangan,
Hortikultura, dan Perkebunan, Direktur Serealia, dan Direktur AKABI.
Rapat dihadiri oleh Kepala Bidang Produksi Dinas Provinsi dan
kabupaten serta KCD di wilayah sentra untuk beberapa propinsi
antara lain Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat,
Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Banten, NTB, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
a. Rapat koordinasi pencatatan data luas tanam dan program PATB
bertujuan:
1) Menyamakan persepsi masing-masing stakeholder agar
mendapatkan pemahamanan yang sama terkait pencatatan
data luas tanam komoditas padi, jagung dan kedelai,
termasuk penanaman yang tercakup pada program padi
jagung dan kedelai.
2) Mensinkronisasi data LTT Padi Jagung Kedelai antara potensi
dengan data yang sudah dilaporkan dari bulan Maret, sampai
dengan Mei. Potensi tersebut harus digerakkan menjadi
perluasan dan percepatan tanam.
b. Ujung tombak pencatatan luas tanam padi, jagung dan kedelai
adalah para penyuluh yang dikoordinir oleh KCD. Diharapkan KCD
dapat bekerja secara disiplin dan komitmen agar pencatatan dan
pelaporan data baik luas tanam, dan luas panen dapat teraksana
dengan tepat data dan tepat waktu.
c. Metode sampling ubinan BPS bersifat dinamis, untuk
meningkatkan keakuratan data produktivitas. KSA menjadi
metode yang saat ini diandalkan untuk mendapatkan sampling
polygon (luas baku lahan) yang mewakili, dengan prinsip semakin
besar polygon, semakin besar kerangka sampling areanya.
Dengan demikian, komoditas padi jagung, kedelai yang ditanam di
lahan Program PATB juga dapat didata dengan akurat, dengan
syarat harus dilaporkan kepada BPS agar tercatat di dalam SIM
TP.
72
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
d. Dihimbau seluruh KCD ikut mengawal program PATB 2018
bersama Pemerintah Pusat dan Daerah dalam rangka
mempercepat pelaksanaan kegiatan sehingga target kinerja dapat
dicapai.
e. Workshop dibagi menjadi 6 kelompok yang dipimpin oleh Direktur
dan Kepala Balai Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Pada workshop dilakukan sinkronisasi data luas tanam padi
jagung kedelai KCD dan SP BPS, mendata potensi tanam padi,
jagung, kedelai non PATB (sawah) bulan April, dan realisasi tanam
Program PATB Padi, Jagung Kedelai bulan April.
f. Hasil workshop LTT padi, jagung, kedelai sebagai berikut:
1) Padi
Potensi tanam padi bulan April seluas 3.767.225 ha, dengan
prediksi tanam seluas 2.200.000 ha (58,39%). Sedangkan
potensi tanam bulan Mei seluas 2.885.497 ha dengan prediksi
tanam seluas 2.060.708 ha (71,42%).
Tabel 15. Potensi dan Prediksi Tanam Padi bulan April dan
Mei 2018
2) Jagung
Potensi tanam jagung bulan April seluas 549.475 ha, dengan
prediksi tanam seluas 529.484 ha (96,36%). Sedangkan
potensi tanam bulan Mei seluas 567.415 ha, dengan prediksi
tanam seluas 567.415 ha (100%).
Tabel 16. Potensi dan Prediksi Tanam Jagung bulan April dan
Mei 2018
April Mei April Mei
1 Provinsi Sentra 12 2,995,160 2,155,949 1,559,060 1,538,435
2 Kabupaten 66 976,023 558,126 733,214 392,834
3 Kecamatan 231 421,739 200,767 417,319 146,459
4 Provinsi Non Sentra 22 772,065 729,548 640,940 522,273
3,767,225 2,885,497 2,200,000 2,060,708 Jumlah
No LokasiPotensi Tanam ha Prediksi LTT (ha)Jmlah
Lokasi
April Mei April Mei
1 Provinsi Sentra 12 294,987 340,977 274,996 340,977
2 Kabupaten 66 60,438 98,687 60,438 98,687
3 Kecamatan 231 8,473 12,785 8,473 12,785
4 Provinsi Non Sentra 22 185,578 114,966 185,578 114,966
549,475 567,415 529,484 567,415
No LokasiPotensi Tanam ha Prediksi LTT (ha)Jmlah
Lokasi
Jumlah
73
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
3) Kedelai
Potensi tanam kedelai bulan April seluas 184.610 ha, dengan
prediksi tanam seluas 170.394 ha (92,30%). Sedangkan
potensi tanam bulan Mei seluas 105.928 ha, dengan prediksi
tanam seluas 105.928 ha (100%).
Tabel 17. Potensi dan Prediksi Tanam Kedelei bulan April dan
Mei 2018
g. Selain kesepakatan target dan prediksi tanam bulan April dan Mei,
juga membahas realisasi dan target tanam PATB padi, jagung,
dan kedelai. Dari CPCL PATB padi seluas 1.000.000 ha, target
tanam padi gogo bulan April seluas 27.330 ha, bulan Mei seluas
2.661 ha. Untuk CPCL PATB jagung seluas 2.576.949 ha, target
tanam April seluas 36.558 ha, target tanam Mei seluas 632.409
ha. Sedangkan CPCL PATB kedelai seluas 1.000.000 ha, target
tanam April seluas 5.133 ha, dan target tanam bulan Mei seluas
23.820 ha.
April Mei April Mei
1 Provinsi Sentra 12 118,404 50,994 111,393 50,994
2 Kabupaten 66 20,239 12,338 13,227 12,338
3 Kecamatan 231 2,812 2,660 2,618 2,660
4 Provinsi Non Sentra 22 43,155 39,935 43,155 39,935
184,610 105,928 170,394 105,928 Jumlah
No LokasiPotensi Tanam ha Prediksi LTT (ha)Jmlah
Lokasi
74
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 18. Realisasi Dan Target Tanam PATB Padi
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18Target Mei
2018
(1) (2) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Aceh 22.598 0 0 0 0 0
2 Sumatera Utara 124.701 0 0 0 982 0
3 Sumatera Barat 8.620 0 0 0 0
4 Riau 10.000 0 0 0 0
5 Jambi 10.000 0 0 0 35
6 Sumatera Selatan 60.000 0 0 0 0 0
7 Bengkulu 14.000 0 0 0 0 1.675
8 Lampung 62.515 0 0 6.758 8.775 0
9 Bangka Belitung 7.183 0 0 0 0 0
10 Kep. Riau 575 0 0 0 0 0
11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0
12 Jawa Barat 15.000 0 0 0 310
13 Jawa Tengah 10.000 0 0 0 0 500
14 D.I. Yogyakarta 1.000 0 10 0 0 0
15 Jawa Timur 12.875 0 0 500 0
16 Banten 26.225 0 0 0 0 0
17 Bali 473 0 0 0 90 0
18 Nusa Tenggara Barat 70.000 0 0 0 0 0
19 Nusa Tenggara Timur 63.825 0 0 0 0 0
20 Kalimantan Barat 112.890 0 0 0 0 0
21 Kalimantan Tengah 20.000 0 0 0 0
22 Kalimantan Selatan 33.185 0 0 0 0 0
23 Kalimantan Timur 20.000 0 0 0 0 0
24 Kalimantan Utara 10.500 0 0 0 0 0
25 Sulawesi Utara 23.620 0 0 0 0 0
26 Sulawesi Tengah 33.560 0 0 0 13.906 0
27 Sulawesi Selatan 145.545 0 0 0 1.019 0
28 Sulawesi Tenggara 10.000 0 0 0 600
29 Gorontalo 10.000 0 0 4.381 1.613 486
30 Sulawesi Barat 24.265 0 0 0 0 0
31 Maluku 15.345 0 0 0 0 0
32 Maluku Utara 7.500 0 0 0 0 0
33 Papua Barat 12.000 0 0 0 0 0
34 Papua 2.000 0 0 0 0 0
1.000.000 0 10 11.639 27.330 2.661
No. Provinsi
Luas
CPCL PATB
2018
Realisasi Tanam PATB (Ha)
75
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Tabel 19. Realisasi Dan Target Tanam PATB Jagung
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18Target Mei
2018
(1) (2) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Aceh 43.178 0 0 0 0 11.658
2 Sumatera Utara 210.000 0 0 0 18.061 56.700
3 Sumatera Barat 80.000 0 0 0 0 21.600
4 Riau 15.000 0 0 0 0 4.050
5 Jambi 10.000 0 0 0 0 2.700
6 Sumatera Selatan 100.000 0 0 0 5.010 27.000
7 Bengkulu 23.818 0 0 0 0 3.543
8 Lampung 134.000 0 0 0 0 35.100
9 Bangka Belitung 7.500 0 0 0 0 2.025
10 Kep. Riau 1800 0 0 0 0 486
11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0
12 Jawa Barat 60.000 0 0 0 0 16.200
13 Jawa Tengah 40.328 0 0 0 6.240 10.889
14 D.I. Yogyakarta 4.020 0 316 0 0 1.085
15 Jawa Timur 50.000 0 0 0 0 13.500
16 Banten 90.000 0 0 0 0 24.300
17 Bali 2.308 0 0 0 0 623
18 Nusa Tenggara Barat 300.000 0 0 0 0 54.000
19 Nusa Tenggara Timur 75.000 0 0 0 0 20.250
20 Kalimantan Barat 37.000 0 0 0 0 9.990
21 Kalimantan Tengah 35.000 0 0 0 0 9.450
22 Kalimantan Selatan 69.461 0 0 0 0 18.754
23 Kalimantan Timur 18.900 0 0 0 0 3.753
24 Kalimantan Utara 5.000 0 0 0 0 1.350
25 Sulawesi Utara 223.445 0 0 0 0 60.330
26 Sulawesi Tengah 87.000 0 0 0 0 23.490
27 Sulawesi Selatan 150.000 0 0 0 7.247 40.500
28 Sulawesi Tenggara 59.400 0 0 0 0 16.038
29 Gorontalo 205.000 0 0 0 0 24.300
30 Sulawesi Barat 200.000 0 0 0 0 54.000
31 Maluku 27.791 0 0 0 0 7.504
32 Maluku Utara 190.000 0 0 0 0 51.300
33 Papua Barat 7.000 0 0 0 0 1.890
34 Papua 15.000 0 0 0 0 4.050
2.576.949 0 316 0 36.558 632.409
No. Provinsi
Luas
CPCL PATB
2018
Realisasi Tanam PATB (Ha)
76
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 20. Realisasi dan target tanam PATB kedelai
h. Tindak Lanjut :
1) Seluruh Dinas Provinsi/Kabupaten/KCD, melakukan upaya
gerakan percepatan tanam, mendorong peningkatan Luas
Tambah tanam
2) Seluruh KCD agar berkordinasi dengan BPS setempat, untuk
melaporkan hasil pencatatan Luas tanam
3) Setiap provinsi melakukan koordinasi dengan seluruh Dinas
Kabupaten, dan setiap kabupaten melakukan koordinasi
dengan seluruh KCD, untuk melakukan percepatan tanam
dan pencatatan secara tertib.
Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18
Target Mei
2018
(Berdasarkan SP2D) (1) (2) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Aceh 10.000 0 0 146 0 0
2 Sumatera Utara 15.000 0 0 0 0 0
3 Sumatera Barat 20.000 0 0 16 0 1.370
4 Riau 4.000 0 0 0 0 0
5 Jambi 20.000 0 0 244 0 0
6 Sumatera Selatan 50.000 0 0 2 28 0
7 Bengkulu 15.000 0 0 0 0 0
8 Lampung 100.000 0 0 117 0 4.422
9 Bangka Belitung
10 Kep. Riau
11 DKI Jakarta
12 Jawa Barat 110.000 0 0 6.910 2.091 585
13 Jawa Tengah 200.000 1.512 2.004 4.923 637 7.914
14 D.I. Yogyakarta 8.000 175 1.835 1.519 28 3.064
15 Jawa Timur 120.000 0 1.210 3.205 1.875 3.495
16 Banten 45.000 0 0 944 58 0
17 Bali
18 Nusa Tenggara Barat 80.000 0 0 27 190 2.970
19 Nusa Tenggara Timur 20.000 0 0 0 0 0
20 Kalimantan Barat 8.000 0 0 0 0 0
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan 15.000 0 0 0 0 0
23 Kalimantan Timur
24 Kalimantan Utara
25 Sulawesi Utara 40.000 0 0 0 0 0
26 Sulawesi Tengah 25.000 0 0 0 226 0
27 Sulawesi Selatan 10.000 0 0 0 0 0
28 Sulawesi Tenggara 5.000 0 0 0 0 0
29 Gorontalo 5.000 0 0 0 0 0
30 Sulawesi Barat 75.000 0 0 0 0 0
31 Maluku
32 Maluku Utara
33 Papua Barat 0 0 0 0 0 0
34 Papua
1.000.000 1.687 5.049 18.053 5.133 23.820
No. Provinsi
Luas
CPCL PATB
2018
Realisasi Tanam PATB (Ha)
77
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
4) Tim UPSUS Pusat, intensif mengawal percepatan tanam
pada kabupaten non sentra produksi di 22 provinsi.
4. Pelaksanaan Rapim A Kementerian Pertanian sebantak 3 kali, Rapim B
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebanyak 1 kali, Rapat
Kerja/Rapat Gabungan sebanyak 2 kali, Rapat Dengar Pendapat (RDP)
dengan Komisi IV DPR RI sebanyak 3 kali, dan Rakor Kunker DPR RI
sebanyak 2 kali Tahun 2018.
a. Rapat Pimpinan A/Terpadu Kementerian Pertanian
- Rapat Pimpinan Terpadu, tanggal 2 Agustus 2018 di PPMKP-
Bogor. Rapat dipimpin oleh Menteri Pertanian, dihadiri oleh
Eselon I lingkup Kementerian Pertanian, Tim UPSUS, Mabes TNI
dan Danrem. Beberapa hal pokok hasil pembahasan antara lain
adalah sebagai berikut: 1) Evaluasi LTT, 2) Pencapaian Luas
Tambah Tanam (LTT) Agustus 2018, 3) TNI Penekanan Untuk
Peningkatan LTT, 4) Hasil Evaluasi Pelaksanaan Sergap 2018,
5) Optimalisasi Pelaksanaan Sergap, dan 6) Arahan Menteri
Pertanian.
- Rapat Pimpinan Terpadu dilaksanakan pada tanggal 5
September 2018 di Horel Anvaya Kuta Bali. Rapat Pimpinan
Terpadu Kementerian Pertanian dibuka oleh Sekretaris Jenderal
Kementerian Pertanian Eselon I lingkup Kementerian Pertanian,
Tim UPSUS, Kadistan Provinsi se-Indonesia, Aster TNI,
Danrem/Pasiter TNI se-Indonesia dan KADIN. Agenda Rapim
Terpadu Kementerian Pertanian : 1. Evaluasi Capaian LTT, 2.
Evaluasi Capaian Optimalisasi Pemanfaatan Alsintan, 3.
Ersiapan Bahan Kerjasama dengan KADIN, 4. Evaluasi
PErsiapan Hari Pangan Sedunia (HPS), 5. Evaluasi Capaian
Program Bekerja, dan 6. Arahan Menteri Pertanian.
- Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Pertanian Senin, 14 Mei
2019 bertempat di Ruang Pola Lantai II Kanpus Kementan-RI
yang dipimpin oleh Menteri Pertanian dengan agenda: 1)
Laporan Target Luas Tambah Tanam (LTT), 2) Progres
Percepatan Realisasi Capaian Pembibitan Perkebunan, 3)
Optimalisasi Pemanfaatan Alsin Untuk Pengelolaan Lahan Dan
Panen, 4) Persiapan Menyongsong Ramadhan Dan Idul Fitri, 5)
Progres Program Bekerja (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera),
6) Isu-Isu Terkini, dan 7) Arahan Menteri Pertanian.
b. Rapat Pimpinan (Rapim) B Ditjen TP
78
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Rapat Pimpinan (Rapim) B Ditjen TP dilaksanakan pada Minggu,
29 April 2018 di Rr. UPSUS PJK I. Rapim dipimpin oleh Direktur
Jenderal Tanaman Pangan, dihadiri oleh Eselon II, III dan IV lingup
Ditjen TP dan Penaggungjawab UPSUS 16 Provinsi. Agenda
Rapim B membahas 2 (dua) topik yaitu, 1) Sinkronisasi Data dan
Percepatan LTT, dan 2) Percepatan Kegiatan Tanaman Pangan
2018.
c. Rapat Kerja Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR RI
- Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Menteri Pertanian, pada
hari Rabu, tanggal 14 Maret 2018 di Ruang Rapat Komisi IV
DPR RI (KK IV) Gedung Nusantara DPR RI Senayan, Jakarta.
Acara membahas Evaluasi pelaksanaan APBN Tahun 2017,
Rencana Pelaksanaan APBN Tahun 2018, temuan hasil
kunjungan kerja Komisi IV DPR RI Reses Masa Persidangan
II dan III Tahun Sidang 2017-2018, dan Isu-isu aktual bidang
Pertanian. Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR RI.
- Rapat Kerja Gabungan Komisi I, II, IV, VIII, IX, X dan Konisi XI
DPR-RI dengan Menteri Pertanian, Mendikbud, Menteri
Keungan, Menpan RB, Mendagri, Menteri Luar Negeri, Menteri
Kesehatan, Menteri Agama, Menteri PPN/Kepala Bappennas,
Menteri Kelautan dan Perikanan dan Menteri LKH RI yang
dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 24 Juli 2018 di Rr. K.K
II DPR RI Gedung Nusantara Jl. Jenderal Gatot Subroto,
Jakarta. Agenda Rakergab adalah Tahapan Pembahasan
Tenaga Honorer K-2. Rakergab dinyatakan tertutup untuk
umum.
- Rapat Kerja Komisi IV DPR-RI dengan Menteri Pertanian
Rapat ke-5 pada Masa Persingan V Tahun Sidang 2017-2018
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 4 Juni 2018 di Rr.
Komisi IV DPR-RI (KK IV) Gd. Nusantara DPR-RI, Senayan,
Jakarta. Rapat Kerja di Ketuai oleh Edhy Prabowo, MM, MBA
dihadiri oleh sebanyak 38 Anggota dari 51 Anggota Komisi IV
DPR-RI, Menteri Pertanian beserta Direktur Jenderal dan
Kepala Badan masing-masing Eselon I lingkup Kementerian
Pertanian. Adapun Acara: Pembahasan RKA K/L dan RKP-K/L
Tahun 2018.
d. Rapat Dengar Pendapat Dirjen Tanaman Pangan dengan Komisi
IV DPR RI
79
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
- Rapat Dengar Pendapat Senin, 12 Maret 2018 di Ruang Rapat
Komisi IV DPR RI (KK IV) Gedung Nusantara DPR RI
Senayan, Jakarta. Agenda: Monitoring Dan Evaluasi Kebijakan
Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Peternakan Untuk
Mewujudkan Kedaulatan Pangan.
- Rapat Dengar Pendapat Rabu tanggal 26 September 2018,
Pukul 09.00 s.d. selesai. Dengan agenda: 1) Pendalaman
RKA-K/L Tahun 2019; dan 2) Lain-lainnya.
- Rapat Dengar Pendapat Rabu-Kamis, tanggal 26-27
September 2018 di Hotel Fairmont Jakarta Pusat. Rapat
dibuka oleh Wakil Komisi IV DPR-RI dan dihadiri oleh Wakil
Ketua Komisi IV DPR-RI, Anggota Komisi IV DPR-RI, Eselon
I, II, III, IV lingkup Kementerian Pertanian. Agenda Raker: 1).
RKAKL Tahun 2019; dan 2) Dan Lain-LainKunjungan Kerja
(Kunker) Komisi IV DPR RI
e. Rapat Koordinasi Persiapan Kunjungan Kerja Komisi IV DPR-RI
- Rapat Koordinasi Persiapan Kunjungan Kerja Komisi IV DPR-
RI tanggal 18 Juli 2018 di Ruang Rapat Komisi IV. Agenda
Lokasi kegiatan di Provinsi Jawa Tengah, Sumatera Selatan
dan Papua.
- Rapat Koordinasi Rencana Kunjungan Kerja Komisi IV DPR
RI tanggal 10 Desember 2018 di Ruang Rapat Komisi IV.
Agenda Persiapan Rencana ke Provinsi Sumatera Selatan,
Jawa Tengah, dan Bali.
5. Rapat Pemantauan E-Monev Bappenas Gen 3.0
Rapat Pemantauan E-Monev Bappenas Gen 3.0 yang diselenggarakan
oleh Biro Perencanaan tanggal 16 Juli 2018 di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan Bogor. Rapat dipimpin oleh Kepala Bagian
Evaluasi dan Pelaporan Biro Perencanaan, dihadiri oleh Narasumber
Bappenas dan peserta dari seluruh unit kerja Eselon I Lingkup
Kementerian Pertanian. Peserta dari Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan terdiri dari perwakilan Tim Pelaporan dari seluruh unit kerja
Eselon II.
a. Diskusi dan permasalahan yang muncul pada rapat ini masih
sama dengan rapat e-monev bappenas sebelumnya, yaitu seputar
ketidaksesuaian template program/kegiatan/output/sub output/
komponen yang terdapat di aplikasi e monev Bappenas dengan
program/kegiatan yang sedang berjalan, belum
disosialisasikannya pengisian e monev bappenas ke seluruh
80
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
satker daerah, tidak ada koordinasi antara bappenas dengan
kementerian keuangan sehingga pengisian realisasi keuangan
masih manual, evaluasi bappenas seharusnya untuk kegiatan
strategis saja dan lain sebagainya.
b. Solusi yang disampaikan peserta aplikasi E-Monev adalah dengan
mengirimkan form adk S18 setiap kali ada perubahan RKA-K/L
untuk penyesuaian antara program kegiatan aktual dan yang
tertera di aplikasi.
c. Usulan ini diakomodir oleh Bappenas, sehingga penyesuaian
dengan kegiatan aktual tidak dilakukan secara manual.
d. Untuk sementara, aplikasi E-Monev bisa mengoftimalkan output
atau komponen yang tidak ada.
6. Rapat Penyusunan Instrument Monev Kegiatan Strategis Lingkup
Kementerian Pertanian
Rapat Penyusunan Instrument Monev Kegiatan Strategis Lingkup
Kementerian Pertanian yang diselenggarakan oleh Biro Perencanaan
pada tanggal 25 Juli 2018 di Margo Hotel Depok. Rapat dipimpin oleh
Kepala Biro Perencanaan, dihadiri oleh narasumber dari Tanaman
Pangan, PKH, Perkebunan, Hortikultura, BKP, dengan pembahas dari
Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbangnak, Puslitbangbun,
Puslitbang Hortikultura, dan dihadiri oleh unit kerja Eselon I lingkup
Kementerian Pertanian. Beberapa hal yang dibahas pada instrument
monev tanaman pangan antara lain:
a. Dibutuhkan verifikasi ke lapangan untuk wilayah yang indikator
keberhasilan upsusnya (produktivitas dan IP/luas tanam) lebih
kecil dari pada tahun sebelumnya.
b. Analisis per kembangan OPT karena penggunaan varietas yang
sama secara terus menerus khususnya padi dan jagung.
c. Analisis luas baku lahan existing irigasi.
d. Analisis luas baku lahan existing untuk pertanaman padi, jagung,
kedelai di sawahtadahhujan
e. Analisis luas baku lahan existing untuk pertanaman padi, jagung,
kedelai di lahan kering dengan pola tumpang sari
f. Permasalahan kedelai adalah di ketersediaan benih. Contoh di
Malut adalah PSO lambat, dan di Banten, kualitas benih kurang
bagus.
g. Penangkar benih padi gogo belum ada sertifikat.
81
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
h. Koordinasi dengan BPS perlu ditingkatkan karena keterlambatan
pelaporan dari Kabupaten ke Propinsi.
7. Sosialisasi dan Workshop E-Monev Bappenas
Sosialisasi dan Workshop E-Monev Bappenas diselenggarakan pada
tanggal 29 s.d 31 Agustus di Hotel Sunan Solo
a. Sosialisasi aplikasi E monev Bappenas dibuka oleh Direktur
Jenderal Tanaman Pangan, dihadiri nara sumber utama dari
Bappenas, Biro Perencanaan dan Pusdatin. Peserta sosialisasi
adalah petugas perencanaan, petugas monev dekonsentrasi dan
petugas monev tugas pembantuan satker Ditjen Tanaman
Pangan.
b. Sosialisasi ini bertujuan melatih petugas perencanaan dan monev
satker dalam mengisi target dan realisasi komponen sebagai input
untuk output kegiatan pada aplikasi pemantauan milik Bappenas,
yang mulai tahun 2018 ini sudah berbasis RENJA.
c. Dirjen Tanaman Pangan menyambut baik adanya aplikasi
pemantauan, yang perannya sangat strategis untuk pengendalian
dan feed back perencanaan.
d. Kendala belum teringrasinya aplikasi bappenas, sakip, krisna dan
monev anggaran milik DJA menjadi keluhan tersendiri peserta,
dan diakui oleh biro perencanaan dan bappenas bahwa integrasi
ini masih mengalami proses yang sulit.
e. Daya analisis petugas monev dalam memahami seluruh kegiatan,
mengisi target dan realisasi serta melaporkan permasalahan juga
harus ditingkatkan sehingga data dan informasi dapat terhimpun
tepat waktu dan akurat.
8. Koordinasi Pengembangan Monev Pajale dengan Pendekatan Sistem
Dinamik
Koordinasi pengembangan monev pajale dengan pendekatan sistem
dinamik, tanggal 6 November 2018 di BB Pasca Panen. (Bapak Agus
Sumantri, peneliti dari BB Pasca Panen). Adapun hasil/kesimpulan
sebagai berikut:
a. Ruang lingkup UPSUS dan NON UPSUS tidak dibedakan
berdasarkan wilayah, tapi UPSUS dimulai sejak tahun 2015 atas
kebijakan dari pemerintah pusat dari kegiatan pengembangan
infrastruktur, optimalisasi lahan, pengembangan teknologi sampai
dengan penyuluhan untuk seluruh luas baku sawah nasional.
82
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
b. Data tambahan lain yang dibutuhkan untuk kelengkapan sistem
dinamik, antara lain:
1) Luas baku sawah (irigasi dan non irigasi)
2) Cetak sawah baru (2015 sd 2018)
3) Rencana cetak sawah baru (2019 sd 2024)
4) Jumlah irigasi yg berfungsi
5) Coverage area irigasi primer
6) Optimalisasi lahan
7) Konversi lahan
8) Persen tanam jagung di lahan sawah
9) Persen tanam kedelai di lahansawah
10) Cadangan beras pemerintah
c. Jika ada data yg tidak tersedia dalam bentuk data sekunder, maka
data akan diambil dari data primer di lapangan.
9. FGD Instrumen Monev Padi, Jagung Dan Kedelai
FGD Instrumen Monev Padi, Jagung Dan Kedele (Pajale), tanggal 23
Oktober 2018 di Ruang rapat PJK 1 Ditjen Tanaman Pangan. Rapat
dipimpin FGD Instrumen Monev dibuka oleh Sekretaris Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, dihadiri nara sumber dari BB Pasca
Panen. Peserta sosialisasi adalah tim pelaporan unit kerja lingkup
Ditjen Tanaman Pangan. Adapun hasil/kesimpulan adalah sebagai
berikut:
a. FGD ini bertujuan untuk mendapatkan instrument sebagai dasar
monev pajale dengan pendekatan sistem dinamik sehingga dapat
digunakan sebagai acuan perencanaan anggaran dan kegiatan
untuk mencapai peningkatan produksi.
b. Instrumen dibangun dengan log frame dan data empiris, dengan
sumber data primer dan sekunder dari aspek infrasruktur
pengairan, lahan, teknologi budidaya, alsintan, SDM,
pengendalian OPT, sampai dengan aspek pemasaran.
c. Data sekunder dalam kurun waktu 2009 sd 2018 sedang dalam
proses pengumpulan dari tim pelaporan. Data dan informasi
primer akan diperoleh pada saat wawancara lapangan bersama
stakeholder terkait.
10. FGD Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) Ditjen
Tanaman Pangan
83
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
FGD Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) Ditjen
Tanaman Pangan yang dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2018, di RR.
UPSUS PJK I Ditjen TP. FGD SAKIP Ditjen Tanaman Pangan dipimpin
oleh Kepala Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi, dengan
narasumber Tim APIP Inspektorat Jenderal, dan dihadiri oleh Kepala
Bagian Perencanaan serta Tim Perencanaan dan Evaluasi Lingkup
Unit Kerja Ditjen Tanaman Pangan. Beberapa hal penting hasil
pembahasan adalah sebagai berikut:
a. Tujuan FGD adalah merumuskan penilaian evaluasi SAKIP yang
sudah dilaksanakan dari tanggal 26 April s.d 3 Mei 2018 dalam
rangka peningkatan akuntabilitas kinerja.
b. Berdasarkan Kertas Kerja Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Unit
Kerja, SAKIP Ditjen Tanaman Pangan mendapatkan nilai 87,49
(A/Memuaskan) lebih besar dari nilai SAKIP 2016 (82,00) dan
melebihi target IKU/PK Dirjen Tanaman Pangan 2018 (84,00).
c. Peningkatan ini berdasarkan peningkatan komitmen Tim SAKIP
DJTP dalam melengkapi evidence terkait keseluruhan komponen
evaluasi akuntabilitas kinerja, mulai dari perencanaan kinerja,
pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi internal dan
pencapaian kinerja.
d. Catatan penting evaluasi SAKIP Ditjen TP 2017 oleh tim APIP Itjen
antara lain:
- Terdapat perbedaan antara IKU dalam Renstra dan dokumen
Penetapan Kinerja (PK) lingkup Ditjen Tanaman Pangan
dengan IKU yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian.
Bulan November 2017 dilakukan revisi IKU untuk tahun 2018
(cascading system), sehingga untuk tahun berikutnya perlu
dilakukan penyesuaian dengan Renstra, Renja dan PK
lingkup Ditjen TP.
- Laporan Kinerja belum digunakan dalam perbaikan
perencanaan secara menyeluruh.
- Direktorat Jenderal belum mempunyai mekanisme dan
perangkat evaluasi internal yang output nya adalah Laporan
Evaluasi Internal, yang memuat keberadaan rekomendasi,
tanggapan atas rekomendasi dan perbaikan atas
rekomendasi yang disampaikan sebagai masukan dalam
perencanaan pada tahun berikutnya.
84
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
- Ditjen Tanaman Pangan akan menindaklanjuti perbaikan dari
evaluasi SAKIP dalam rangka peningkatan akuntabilitas
kinerja.
11. Workshop Pengisian Aplikasi e-SAKIP Kementerian Pertanian
Workshop pengisian Aplikasi e-SAKIP Kementerian Pertanian,
diselenggarakan oleh Biro Perencanaan pada tanggal 27 Juli 2018 di
Royal Pajajaran Hotel. Rapat dipimpin oleh Kepala Bagian Evaluasi
dan Pelaporan Biro Perencanaan dan dihadiri oleh unit kerja Eselon I
s.d Eselon III khususnya Ditjen Tanaman Pangan dan Ditjen PKH yang
menangani evaluasi dan pelaporan.
a. Tujuan pertemuan ini adalah meningkatkan kompetensi pengelola
SAKIP lingkup Kementan, khususnya dalam penyusunan
Rencana Aksi dan melakukan pemantauan Rencana Aksi,
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta tentang
aplikasi e-SAKIP Kementerian Pertanian dan meningkatkan
kualitas dokumen SAKIP lingkup Kementerian Pertanian.
b. Rencana aksi pencapaian kinerja merupakan penjabaran target
kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja ke dalam
kerangka waktu yang lebih pendek (misalnya triwulan), yang
memuat kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk mencapai kinerja
beserta anggaran yang tersedia. Rencana aksi dapat diterapkan
dalam bentuk manual dan aplikasi sistem informasi.
c. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja melalui Aplikasi e-SAKIP
Kementerian Pertanian dilakukan bertujuan mempercepat proses
penyusunan laporan kinerja, baik tingkat
Kementerian/Lembaga/Daerah maupun tingkat Unit Kerja/OPD,
meningkatkan kualitas pengukuran kinerja organisasi dan laporan
kinerja serta keandalan data kinerja, dan dapat memantau kinerja
organisasi setiap saat (real time), sehingga pimpinan dapat menilai
kinerja organisasi maupun bawahannya setiap saat.
d. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang akan dilaksanakan dalam workshop pertemuan
ini adalah masing-masing Unit Eselon I agar melakukan
pengecekan terhadap Rencana Aksi yang telah disusun,
melengkapi pengisian pengukuran kinerja tahun 2017 (TW 1 s.d.
TW 4) dan Tahun 2018 (TW 1 s.d TW2) dan dalam rangka
persiapan Evaluasi SAKIP oleh Kemenpan RB, agar
mempersiapkan semua dokumen SAKIP yang ada di unit kerja
85
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
masing-masing dan diupload ke dalam aplikasi e-SAKIP (Renstra,
Renja, PK dan Lakin).
12. Workshop pemantauan dan pengisian capaian IKU dan Rencana Aksi
Tahun 2018 dalam aplikasi E SAKIP Kementerian Pertanian
Workshop pemantauan dan pengisian capaian IKU dan Rencana Aksi
Tahun 2018 dalam aplikasi E SAKIP Kementerian Pertanian, tanggal
10 Desember 2018 di Hotel Izi Bogor. Workshop dipimpin oleh Kasubag
Pemantauan I, Biro Perencanaan, dan dihadiri oleh narasumber
programmer aplikasi E SAKIP dan unit kerja evaluasi dan pelaporan
lingkup Kementerian Pertanian. Adapun hasil workshop adalah sebagai
berikut:
a. Database SAS Pusat periode oktober sudah berhasil terupload,
sehingga realisasi anggaran per komponen dapat dilihat di E
SAKIP. Namun bukan real time, masih tergantung dari periode
data base SAS yang diupload.
b. Data pantauan di E SAKIP masih belum bisa dijadikan acuan untuk
penyusunan laporan kinerja karena cakupannya masih lingkup
kinerja tingkat pusat saja.
c. Kelemahan e-sakip yang lain adalah satu rencana aksi hanya bisa
digunakan untuk mendukung satu indikator kinerja utama.
Tabel 21. Rekapitulasi Data Pantauan IKU lingkup Ditjen TP Level
1 s.d 4
Jumlah Jumlah
IKU Cascading
1 Ditjen TP (0300000000) 10 108.19% 97.49% 93.36% 98.47% 8
2 Setditjen TP (0301000000) 5 62.02% 87.21% 87.68% 89.10% 4
3Dit. Perbenihan TP
(0302000000)7 120.00% 100.00% 4
4 Dit. Serelia (0303000000) 2 99.19% 97.79% 98.97% 100.43% 4
5Direktorat Aneka Kacang
dan Umbi (0304000000)5 55.46% 62.99% 64.06% 64.75% 4
6Dit. Perlindungan TP
(0305000000)2 120.00% 120.00% 120.00% 5
7 Dit. PPHTP (0306000000) 3 50.50% 48.34% 68.65% 110.00% 5
8 BBPOPT (0307000000) 6 100.00% 100.00% 100.00% 96.05% 3
9 BBPPMBTPH (0308000000) 4 100.00% 100.00% 100.00% 102.46% 2
TW IVNo Unit Kerja TW I TW II TW III
86
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
13. Rapat Upaya Perbaikan Data Pangan Untuk Menjamin Ketersediaan
Pangan
Rapat upaya perbaikan data pangan untuk menjamin ketersediaan
pangan dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2018 di Pusdatin
Kementerian Pertanian
a. Upaya Perbaikan Data Pangan dilakukan karena sejak tahun 2016
luas tanam padi berkisar 1 juta ha, surplus untuk mencukupi
kebutuhan konsumsi, di bandingkan tahun 2015 terakhir berkisar
500 – 600 ribu ha. Prakiraan luas panen padi Des 2017 1.051.905.
dan Panen padi Januari – April 2018 total 6.409.909 ha.
b. Target sergap Bulog Tahun 2018 sbb: 1) Target Sergap Bulog
Januari – Desember 18 sebesar 3,7 jt ton, 2) Pada bulan April –
Juni 2018 agar menyerap 2,8 jt ha (76%) dari total target 2018, 3)
Bila mampu mencapai 3,7 jt ton, maka stok beras akhir Des 2018
sebesar 2,2 jt ton (sangat aman).
c. Berdasarkan survey BPS stock beras Maret 2015; sebesar 8,07 jt
ton, Juni 15; 1.69 jt ton tersebar di rumah tangga (produsen padi
dan konsumen), pedagang, penggilingan, hotel restoran catering
(Horeka), dan di Bulog.
d. Pendataan statistic produksi existing
1) Perangkat existing
BPS melakukan upaya existing antara lain dengan
menerbitkan: a) Pedoman pengumpulan statistic pertanian
(SP); b) BPS menerbitkan pedoman pengumpulan ubinan;
dan c) BPS menerbitkan aplikasi SIM-TP
2) Operasional existing antara lain dengan:
- BPS melalui mantri tani (mantan) Kecamatan
mengumpulkan Data Luas tanam dan luas panen;
- Data Produksi metode ubinan 2,5 x 2,5 m oleh mantan
dan mantis/KSK;
- Data dikirim berjenjang dari Kecamatan – Distan
Kabupaten – SIM-TP – BPS Kabupaten – BPS Provinsi –
BPS Pusat;
- Pengolahan data luas tanam dan luas panen produksi
(SIM-TP dan ubinan) oleh BPS;
- Penyajian data selama ini di rilis BPS, namun 2016 –
2017 tidak di rilis BPS.
87
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
3) Mekanisme Koordinasi:
- Rutin bulanan koordinasi BPS Kabupaten dengan Distan
Kabupaten.
- Rutin bulanan Koordinasi BPS Provinsi dengan Distan
Provinsi.
- Rutin setiap waktu koordinasi BPS dengan Kementan.
- Rakornas 3 x setahun : Kementan, BPS Pusat, BPS
Provinsi , Distan: Pelaksanaan ASEM bulan Januari,
ATAP – ARAM I bulan Juni, ARAM II bulan Oktober.
4) Upaya Perbaikan pendataan saat ini dan kedepan yaitu:
- BPS bekerjasama dengan BPPT dalam rangka
pengembangan : metode Kerangka Sample Area (KSA).
- Kementan bekerjasama dengan LAPAN dalam rangka
pengembangan Simotandi sebagai alat bantu.
14. Rapat Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2018
Rapat Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Pertanian 2018,
tanggal 13 Desember 2018 di Hotel Royal Bogor. Rapat dipimpin oleh
Kapala Bagian Evaluasi dan Pelaporan Sekretariat Jenderal dengan
narasumber Kepala Sub Bagian Program Biro Perencanaan, dan
dihadiri peserta dari unit kerja evaluasi dan pelaporan lingkup
Kementerian Pertanian. Adapun hasil/kesimpulan rapat adalah sebagai
berikut:
a. Indikotor Kinerja Menteri yang beberapa dukungannya berada di
Indikator Direktur Jenderal Tanaman Pangan, adalah sebagai
berikut:
1) Pertumbuhan volume ekspor untuk produk pertanian
nasional;
2) Penurunan volume impor untuk produk pertanian nasional;
3) Rata-rata peningkatan produksi pangan strategis nasional;
4) Rasio ketersediaan alat dan mesin pertanian (alsintan)
berdasarkan kebutuhan (pra dan pasca panen);
5) Rasio serangan OPT dan DPI terhadap luas tanam.
b. Permasalahan dalam penyusunan LAKIN 2018 ini antara lain:
- Berdasarkan infomasi Pusdatin, prediksi data volume
komoditas ekspor dan impor tahun 2018 baru tersedia tanggal
15 Januari 2018.
88
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
- Angka Produksi, Produktivitas, Luas Panen dan Luas Tanam
2018 sebagai acuan untuk menghitung peningkatan produksi
pangan dan rasio serangan masih harus dikoordinasikan
dengan Pusdatin, sehingga dasar data yang digunakan untuk
penyusunan LAKIN dari tingkat kementan sampai dengan
Eselon II seragam.
- Khususnya terjadi dilema penggunaan data untuk komoditas
padi, yang memiliki dua sumber data statistic dengan metode
baru (KSA) dan ARAM 1.
- Luas tanam 2018 sebagai dasar perhitungan beberapa
indikator juga terdapat dua versi, menggunakan ARAM 1 atau
data PPD. Jika menggunakan data PPD, untuk sementara
baru tersedia sampai dengan bulan Oktober 2018. Data
sampai dengan bulan Desember 2018, baru tersedia pada
tanggal 25 Januari 2019.
- Untuk rasio ketersediaan alsin, jika usulan lebih kecil maka
dilakukan pendekatan dengan luas tanam. Untuk hal ini masih
perlu dikoordinasikan dengan Pusdatin.
- Ada beberapa IKU yang kurang tepat tapi itu tetap digunakan
sebagai indikator capaian kinerja.
15. Rapat Rencana Aksi Inpres 9 Tahun 2017 tentang Pembangunan
Papua dan Papua Barat yang Dipantau Kantor Staf Presiden (KSP)
Rapat Rencana Aksi Inpres 9 Tahun 2017 tentang Pembangunan
Papua dan Papua Barat yang Dipantau Kantor Staf Presiden (KSP),
tanggal 18 Mei 2018 di Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan, Bogor. Beberapa hal penting hasil rapat sosialisasi adalah
sebagai berikut:
a. Tujuan acara rapat ini adalah:
- Melakukan konfirmasi antar Eselon I tentang kegiatan
Rencana Aksi berdasarkan Inpres 9 Tahun 2017 dan
menyepakati rencana aksi/kegiatan prioritas 2018 dan 2019
yang menjadi bagian dalam Sistem Pemantauan (SISPAN)
KSP
- Mengupdate data kegiatan sesuai perkembangan terakhir
sesuai anggaran refocusing di Kementerian Pertanian.
b. Obyek yang dimonev KSP diantaranya adalah: Kedaulatan Energi,
Infrastruktur Konektivitas, RA dan Perhutanan Sosial, LH dan
Kehutanan, Kemiskinan, Desa, Kesehatan, Pendidikan, Anti
89
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
No Tujuan/Sasaran Target 2018
1. Terbangunnya jaringan irigasi 54 ribu ha
2. Ter-rehabilitasinya jaringan irigasi 160 ribu ha
3. Ground breaking waduk 11 unit
4. On going pembangunan waduk 36 unit
5 Terbangunnya embung (Kemtan) 500 unit
6 Terbangunnya embung (PUPR) 54 unit
7 Ter-revitalisasinya penggilingan padi 51 unit
8 Tercetaknya sawah baru 12 ribu ha
9 Tersusunnya segmen KSA untuk
penghitungan produksi pangan
21.845
10 Tersalurkannya alsintan 40 ribu- 50 ribu unit
11 Tersusunnya informasi geospasial
(IG) tematik luas sawah baku
18 Prov.
12 Terlaksananya sistem resi gudang
(SRG)
34 Prov
Korupsi dan RB, Kedaulatan Pangan, Pariwisata, Maritim,
Pertahanan, Keamanan, Penegakan Hukum, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kesejahteraan Papua-
Papua Barat. Kriteria pemilihan kegiatan yang menjadi obyek
pantauan KSP adalah kegiatan sebagai berikut:
- Memberikan Kontribusi terhadap pemenuhan Janji Presiden
secara langsung atau tidak langsung
- Memberikan dampak yang signifikan dan nyata (kuantitatif
dan/atau kualitatif)
- Mempunyai tingkat urgensi yang tinggi
- Memberikan informasi (output/outcome) terkait Janji
Presiden
- Mempunyai ketersediaan anggaran 2018
c. Prioritas Nasional pembangunan Ketahanan Pangan tahun 2018
adalah: 1) Peningkatan produksi pangan pokok, 2) Mitigasi
gangguan terhadap ketahanan pangan, 3) Stabilisasi harga
pangan, 4) Perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi
masyarakat dan 5) Peningkatan kesejahteraan pelaku usaha
pangan.
d. Sebagai masukan awal, Kegiatan Kementerian Pertanian yang
menjadi prioritas pemantauan KSP adalah: 1) Pembangunan dan
rehabilitasi jaringan irigasi, 2) Pembangunan dan rehabilitasi
bendungan dan embung, 3) Pembangunan sarana pascapanen,
4) Perluasan lahan pertanian, 5) Perbaikan data statistik pangan,
6) Pembangunan sarana dan prasarana distribusi pangan dan
pertanian dan 7) Pembangunan alat dan mesin pertanian.
Tabel 22. Indikator Kinerja Kegiatan Yang Dipantau KSP
90
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
16. Workshop SPIP Program Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan Tahun 2018
Workshop SPIP Program Kegiatan Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan Tahun 2018
diselengggarakan pada tanggal 23 – 24 April 2018 di The Margo Hotel
Depok. Adapun hasil workshop adalah sebagai berikut:
a. Sistem Pengendalian Intern (SPI) merupakan suatu sistem
pengendalian yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerinah pusat dan pemerintah daerah sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dan
pimpinan instansi bertanggungjawab terhadap efektivitas
penyelenggaraan Pengawasan intern pemerintah merupakan
unsur manajemen pemerintah yang penting dalam rangka
mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean government) dan
tatakelola yang baik (good governance) yang pada akhirnya dapat
mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good
government governance).
b. Hasil yang diharapkan dari SPI adalah diperolehnya data dan
informasi yang dapat memberikan keyakinan memadai tentang:
(1) efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintahan, (2) keandalan pelaporan keuangan, (3)
pengamanan aset negara, serta (4) kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku. Hal tersebut, sejalan dengan arah
perubahan reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan
kualitas kinerja pelaksanaan pembangunan.
c. Sistem Pengendalian Intern mencakup lima unsur yaitu: (1)
lingkungan pengendalian, (2) penilaian resiko, (3) kegiatan
pengendalian, (4) informasi dan komunikasi, dan (5) pemantauan
pengendalian intern. Dari kelima unsur Sistem Pengendalian
Intern tersebut pada prinsipnya menekankan pada delapan unsur
pengendalian manajemen, yaitu: (1) pengorganisasian, (2)
personil, (3) kebijakan, (4) perencanaan, (5) prosedur, (6)
pencatatan/akuntansi, (7) pelaporan/evaluasi, dan (8) reviu intern.
d. Untuk lebih meningkatkan sistem pengendalian di Kementerian
Pertanian, Pada Tahun 2018 Inpektorat Jenderal Tanaman
Pangan telah mencanangkan sebagai Tahun SPIP (Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah). Sebagaimana dengan penilaian
Maturitas yang telah dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) Kementerian Pertanian nilai
91
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Maturitasnya sekitar 2,95 berada pada level 2 dengan kategori
Berkembang. Sedangkan untuk penilaian Maturitas di Internal
Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
masih berada pada posisi ke 7 dengan nilai 3,32 atau masuk
masuk dalam kategori terdefenisi.
e. Menindaklanjuti pencanangan Tahun 2018 sebagai tahun SPIP,
Inspektorat Jenderal selain melakukan pengawasan melalui audit
juga melakukan pengawalan dan pendampingan kegiatan di
masing-masing Direktorat Teknis. Beberapa hal yang menjadi
pokok-pokok penilaian Maturitas SPIP adalah :
1) Pelaksanaan praktik pengendalian belum sepenuhnya
melibatkan semua organisasi, sangat tergantung individu;
2) Evaluasi lingkungan pengandalian belum mencapai level
optimum, karena tidak didukung dengan dokumen hasil
3) Belum seluruh kegiatan strategis dibuat daftar risiko yang
telah divalidasi dan dievaluasi
4) Belum seluruh Eselon I melakukan analisis risiko pada
kegiatan prioritas;
5) Baru melaksanakan SOP kegiatan pengendalian, belum
melaksanakan evaluasi atas pemberlakuan
kebijakan/prosedur yang didukug dokumen hasil.
f. Konsep Sistem Pengendalian Intern secara tegas mensyaratkan
perlunya lingkungan pengendalian yang efektif yakni: (1) integritas
dan nilai etika yang positip (2) komitmen terhadap kompetensi, (3)
kepemimpinan yang kondusif, (4) pembentukan struktur
organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, (5) pemberian otoritas
dan tanggung jawab yang tepat, (6) penyusunan dan penerapan
kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia,
(7) perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang
efektif, serta (8) hubungan kerja yang baik dengan instansi
pemerintah terkait.
g. Berdasarkan hasil Audit yang dilakukan oleh BPK pada Tahun
2017 ada beberapa kegiatan yang terulang terjadi setiap tahunnya
khususnya pada kegiatan Bantuan Pemerintah, untuk
mengantisipasi hal tersebut dan juga untuk persiapan penilai
Maturitas SPIP Tahun 2018 dimana Direktorat Tanaman Pangan
juga merupakan salah satu sampel maka Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan pada tahun 2018 ini melakukan “Workshop
SPIP bProgram Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
92
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Mutu Hasil Tanaman Pangan” dengan pembinaan dari Inspektorat
Jenderal II yang bertujuan untuk dapat menyusun peta Resiko
serta sistem pengendalian khususnya yang terkait dengan
Bantuan Pemerintah pada Tahun Anggaran 2018.
h. Tujuan
Adapun Tujuan Pertemuan Workshop SPIP Program Kegiatan
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman
Pangan ini pada dasarnya bertujuan untuk Menggerakkan dan
mendorong penerapan SPI di Lingkup Direktorat Jenderal
Tanaman serta mengantisipasi sedini mungkin permasalahan-
permasalahn yang timbul dan memetakan resiko yang akan
dihadapi pada setiap tahapan kegiatan khususnya yang terkait
dengan Program Bantuan Pemerintah pada Tahun Anggran 2018.
- Sasaran
1) Pemberian Bantuan Pemerintah (Banpem) pada TA 2018
lebih transparan dan akuntabel sehingga dapat tepat sasaran.
2) Dapat meminimalisir sedini mungkin resiko-seriko yang
ditimbulkan sehingga penilaian maturitas SPIP dapat
meningkat dan lebih baik.
- Indikator Kinerja
1) Output
Memberikan kesimpulan dalam bentuk umpan balik sehingga
dapat terus mengarahkan pencapain visi/misi/sasaran yang
telah ditetapkan;
2) Outcame
Adanya akselerasi penerapan Sistem Pengendalian Intern
dalam program dan kegiatan pembangunan tanaman pangan
di lingkungan unit kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
- Sistem Pengendalian Intern mencakup lima unsur yaitu:
1) Lingkungan pengendalian
Pimpinan dan seluruh pegawai Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan harus mampu menciptakan dan memelihara
lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang
menimbulkan perilaku positif dan mendukung terhadap
pengendalian intern dan manajemen sehat
2) Penilaian resiko
93
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Pengendalian intern harus mampu memberikan penilaian
atas resiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar
maupun dari dalam, dilakukan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan
3) Kegiatan pengendalian
Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa
arahan pimpinan dilaksanakan secara efisien dan efektif
dalam pencapaian tujuan organisasi, mengutamakan
kegiatan pokok instansi dan terkait dengan penanganan
resiko.
4) Informasi dan komunikasi
Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan
Instansi Pemerintah dan pihak lain sesuai ketentuan.
5) Pemantauan pengendalian intern.
- Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja baik secara
kualitatif dan kuantitatif dari waktu ke waktu serta memastikan
bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera
ditindaklanjuti.
18. Rapat Validasi Dokumen Penilaian SPIP Ditjen Tanaman Pangan
Rapat Validasi Dokumen Penilaian SPIP Ditjen Tanaman Pangan pada
tanggal 18 Mei 2018 di Ruang Rapat UPSUS PJK I. Rapat dihadiri oleh
narasumber dari Inspektorat Jenderal Kementan dan perwakilan
Eselon II lingkup Ditjen TP serta perwakilan dari masing-masing Bagian
lingkup Setditjen TP. Adapun hasil/kesimpulan adalah sebagai berikut:
a. Agenda rapat adalah validasi dokumen penilaian SPIP Ditjen
Tanaman Pangan.
b. Pokok-pokok pembahasan rapat:
1) Validasi dokumen dilaksanakan pada 125 pertanyaan yang
sebelumnya sudah dilakukan melalui kuesioner untuk
mengetahui persepsi awal. Berdasarkan hasil survai persepsi
awal Ditjen Tanaman Pangan mendapatkan skor 4,364 atau
Terkelola dan Terukur.
94
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 23. Hasil survai persepsi awal Ditjen Tanaman Pangan
Skor Tingkat Keterangan
1 Keseluruhan Kementerian 5 5 Optimum
2 Inspektorat Jenderal 3.94 3 Terdefinisi
3 Setjen 5 5 Optimum
4 BKP 4.062 4 Terkelola dan Terukur
5 Barantan 5 5 Optimum
6 Ditjen PSP 5 5 Optimum
7 Ditjen TP 4.346 4 Terkelola dan Terukur
8 Ditjen Hortikultura 4.825 5 Optimum
9 Ditjen Perkebunan 5 5 Optimum
10 Ditjen PKH 5 5 Optimum
11 Balitbang Pertanian 4.479 4 Terkelola dan Terukur
No Nama UnitHasil Survai Persepsi
2) Hasil validasi akan menentukan penilaian selanjutnya,
apakah persepsi awal dapat dipertanggungjawabkan dengan
dokumen yang ada.
3) Berdasarkan hasil rapat masih terdapat beberapa dokumen
yang harus disempurnakan.
Tindaklanjut hasil rapat:
- Semua Dokumen dalam rangka validasi penilaian SPIP
dikumpulkan dalam bentuk pdf ke sekretariat SPIP untuk bisa
dikoding sesuai dengan pertanyaan.
Dokumen yang kurang, yang belum dapat ditunjukkan saat
rapat/pertemuan disampaikan pada senin tanggal 21 Mei 2018.
19. Rapat Koordinasi Penyusunan Angka Tetap (ATAP) 2017 dan Angka
Ramalan (ARAM) 2018 Produksi Tanaman Pangan
Rapat koordinasi Penyusunan ATAP 2017 dan ARAM 2018 Produksi
Tanaman Pangan dilaksanakan tanggal 25 s.d 27 Juli 2018 di Solo
Jateng. Rapat dihadiri oleh Dinas Pertanian Provinsi dan BPS Provinsi
se-Indonesia. Bertujuan untuk yaitu : (1). Membahas dan menyusun
Angka Tetap (ATAP) Tahun 2017 dan Angka Ramalan (ARAM) I Tahun
2018 Produksi Tanaman Pangan yang meliputi luas panen,
produktifitas dan produksi padi dan palawija. (2). Mengukur pencapaian
produksi komoditas utama tanaman pangan terhadap target produksi
yang ingin di capai, dan pencapaian kinerja pembangunan tanaman
pangan dibanding tahun sebelumnya. (3) Merumuskan permasalahan
yang dihadapi oleh setiap provinsi beserta upaya solusinya dalam
95
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
pencapaian dan peningkatan produksi tanaman pangan. Adapun hasil
pembahasan pada rakor sebagai berikut:
a. Produksi tahun 2017 (Pra ATAP) padi 81,15 juta ton gabah kering
giling (GKG), jagung 28,92 juta ton pipilan kering, kedelai 538.728
ton biji kering, kacang tanah 495.442 ton biji kering, kacang hijau
241.332 ton biji kering, ubi kayu 19,05 juta ton umbi basah, dan
ubi jalar 1,91 juta ton umbi basah.
b. Produksi tahun 2017 (Pra ATAP) apabila dibandingkan dengan
produksi tahun 2016 (ATAP), padi naik 1,79 juta ton GKG (2,26%),
jagung naik 5,35 juta ton pipilan kering (22,67%), kedelai turun
320.925 ton biji kering (37,33%), kacang tanah turun 75.035 ton
biji kering (13,15%), kacang hijau turun 11.653 ton biji kering
(4,61%), ubi kayu turun 1,21 juta ton umbi basah (5,96%), ubi jalar
turun 255.142 ton umbi basah (11,76%).
c. Prakiraan produksi tahun 2018 (Pra ARAM I 2018) padi 82,66 juta
ton GKG, jagung 30,04 juta ton pipilan kering, kedelai 967.866 ton
biji kering, kacang tanah 513.167 ton biji kering, kacang hijau
234.746 ton biji kering, ubi kayu 19,35 juta ton umbi basah, dan
ubi jalar 2,02 juta ton umbi basah.
d. Produksi tahun 2018 (Pra ARAM I) apabila dibandingkan dengan
produksi tahun 2017 (Pra ATAP), padi naik 1,52 juta ton GKG
(1,87%), jagung naik 1,11 juta ton pipilan kering (3,87%), kedelai
naik 429.138 ton biji kering (79,66%), kacang tanah naik 17.725
ton biji kering (3,58%), kacang hijau turun 6.586 ton biji kering
(2,73%), ubi kayu naik 295.511 ton umbi basah (1,55%), ubi jalar
naik 109.320 ton umbi basah (5,71%).
e. Provinsi yang mengalami peningkatan produksi padi Pra ATAP
2017 terhadap ATAP 2016 meliputi 24 provinsi dan 10 provinsi
menurun. Provinsi dengan peningkatan terbesar terjadi di
provinsi, yaitu: Sumatera Utara (526.394 ton), Sumatera Selatan
(328.324 ton), Sumatera Barat (321.057 ton), Aceh (289.557 ton),
NTB (228.582 ton), dan Lampung (228.557 ton). Produksi Jagung
Pra ATAP 2017 terhadap ATAP 2016 mengalami kenaikan di 29
provinsi, 1 provinsi tetap, dan 4 provinsi lainnya mengalami
penurunan. Provinsi yang mengalami kenaikan produksi kedelai
Pra ATAP 2017 terhadap ATAP 2016 sebanyak 7 provinsi, 1
provinsi tetap, sedangkan 26 provinsi mengalami penurunan.
96
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
f. Provinsi yang mengalami peningkatan produksi padi Pra ARAM I
2018 terhadap Pra ATAP 2017 meliputi 24 provinsi dan 10 provinsi
menurun. Provinsi dengan peningkatan terbesar terjadi di 24
provinsi, yaitu: Lampung (307.401 ton), Kalimantan Barat (221.458
ton), Sumatera Utara (175.488 ton), Sulawesi Selatan (141.334
ton), Sumatera Selatan (133.760 ton), NTT (122.939 ton), Jawa
Barat (117.568 ton).
1) Produksi Jagung Pra ARAM I 2018 terhadap Pra ATAP 2017
mengalami kenaikan di 26 provinsi, 1 provinsi tetap, dan 7
provinsi lainnya mengalami penurunan.
2) Provinsi yang mengalami kenaikan produksi kedelai Pra
ARAM I 2018 terhadap Pra ATAP 2017 sebanyak 22 provinsi,
2 provinsi tetap sedangkan 10 provinsi mengalami penurunan
20. Pembahasan Hasil Penyusunan Instrumen Pemantauan Dan Evaluasi
dengan menggunakan pendekatan Sistem Dinamik Kegiatan Upsus
Padi, Jagung, Kedelai, Cabai dan Bawang Merah, SIWAB danTebu
Pembahasan hasil penyusunan instrumen pemantauan dan evaluasi
dengan menggunakan pendekatan Sistem Dinamik Kegiatan Upsus
Padi, Jagung, Kedelai, Cabai dan Bawang Merah, SIWAB dan Tebu
pada tanggal 19 Desember 2018 di Hotel Royal Bogor. Rapat dipimpin
oleh Kabag Evaluasi dan Pelaporan, Biro Perencanaan. Adapun materi
pembahasan yaitu 1) Hasil instrument monev pajale (BB Pascapanen);
2) instrument monev Babe (Ditjen Horti); 3) instrument monev SIWAB
(BB Pascapanen); dan 4) instrument monev tebu (Ditjen Bun serta tim
ITB). Adapun beberapa catatan penting hasil pembahasan adalah
sebagai berikut:
a. Instrumen monev Pajale secara fungsional sudah selesai hanya
perlu penyesuain tampilan dan melengkapi pengisian data secara
interaktif. Hasil simulasi perlu ditindaklanjuti dalam bentukan
alisis system yang lebih komprehensif dengan melibatkan
pendapat dari para pakar yang terkait. Hasilan alisis system
merupakan dasar untuk menyusun kebijakan operasional serta
menyusun urutan prioritas kebijakan. Kebijakan operasional yang
sudah dibuat bisa digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
SOP. Perlu tutorial secara khusus bagi admin yang nantinya akan
ditugasi untuk meng-up date data.
b. Instrumen monev BABE belum selesai sampai dengan hasil
monevnya, baru sampai tahap pemodelan causal loop dan
kunjungan lapang. Perlu penyederhanaan causal loop karena
97
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
kendala ketersediaan data seris agar pengumpulan dan
pengolahan data dapat segera dilaksanakan.
c. Target UPSUS SIWAB sesuai dengan Keputusan Dirjen PKH
Nomor 315/Kpts/PK.210/F/01/2018 pada parameter kebuntingan
tercapai. Kelebihan dari Model ini adalah dapat menjadi system
alternative monev dan perencanaan. Kekurangan dari model yang
dibangun inilah AVE (Average Variation Error) masih tinggi
dikarenakan hanya 2 data tahun yang tersedia. Namun
kemungkinan hal ini dapat diatasi dengan penyusunan data per
bulan jika tersedia.
d. Penyusunan model sistem dinamik untuk skala Jawa Barat (2016-
2025). Pengumpulan data terkait penyempurnaan hasil model dan
penambahan subsistem model secara bertahap. Penyusunan
model yang meliputi subsistem bongkarratoon, rawatratoon,
alsintan dan OPT.
Kegiatan Intrumen Monev ini akan dilanjutkan di Tahun 2019.
Guna melengkapi penyusunan laporan instrument monev
kementan masing-masing Eselon I yang terkait menyusun laporan
progress instrument monev sampai dengan akhir Desember 2018
disertai lampiran. Akan diadakan FGD dengan melibatkan
peneliti/akademisi yang mendalami model sisdin.
21. Rapat Tim Rekomedasi Teknis
Rapat Tim Rekomedasi Teknis menindaklanjuti Permohonan Izin
Usaha Perbenihan Tanaman Pangan dari PT Sterling Agritech
Indonesia, yang dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 2018 di RR UPSUS
PJK I. Rapat dihadiri Anggota dan Perwakilan Tim Rekomendasi Teknis
Ditjen Tanaman Pangan dan Mengundang Narasumber dari Biro
Hukum, PPVTP dan Pusdatin, dengan hasil sebagai berikut:
a. Pokok-pokok pembahasan:
1) Sosialisasi Peraturan Perizinan Bidang Investasi dan Izin
Usaha, meliputi:
- Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 Tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik.
- Peraturan Menteri Pertanian Nomor 29 Tahun 2018
tentang Tata Cara Perizinan Berusaha Sektor Pertanian.
2) Pengenalan Sistem Online Single Submission (OSS) yang
dikoordinasi oleh Kementerian Koordinator
98
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Perekonomian.dan perkembangan pembangunan Sistem
OSS Kementan oleh Pusdatin.
b. Sehubungan telah di Launchingnya OSS pada tanggal 9 Juli 2018,
maka semua bentuk perizinan dari BKPM telah dialihkan kepada
OSS. Namun pelayanan pemberian perizinan belum dapat
dilakukan secara online karena Kementerian Pertanian sedang
membangun OSS Kementan, untuk memperlancar proses
Perizinan Izin Usaha Tanaman Pangan OSS menyarankan
Kementerian Pertanian (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan)
untuk dapat memproses secara manual dan hasil pemenuhan
komitmen tersebut kemudian dikirimkan ke OSS melalui email.
c. Pada Tanggal 24 Juli 2018, PT Sterling Agritech Indonesia sudah
menyampaikan persyaratan Pemenuhan komitmen secara
Manual ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
d. Permohonan Izin Usaha Tanaman Pangan yaitu : Izin Usaha
Perbenihan Tanaman:
1). Nama Perusahaan : PT. Sterling Agritech Indonesia
2). Nomor Induk
Berusaha
: 8120000761812
3). Usaha : Perbenihan padi hibrida
4). Lokasi Usaha : Desa Ciasem Girang, Kecamatan
Ciasem,
Kabupaten Subang Provinsi Jawa
Barat
99
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Tabel 24. Hasil Telaahan Tim Rekomtek
e. Saran dari Tim adalah:
1) Setelah mempelajari berkas dokumen permohonan
sebagaimana dipersyaratkan Tim Rekomendasi Teknis
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyarankan Kepada
Bapak Direktur Jenderal untuk dapat memberikan
persetujuan kepada PT Sterling Agritech Indonesia.
Persetujuan tersebut akan kami Notifikasi ke OSS, sehingga
Izin Usaha dapat diaktifkan oleh OSS.
No Dokumen
1 Hasil Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL), dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
2 Hak Guna Usaha
3 Rekomendasi sebagai produsen benih
yang diterbitkan oleh perangkat daerah
yang melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan
dan sertifikasi benih
4 Jenis dan jumlah benih yang akan
diproduksi
- Fasilitas yang disediakan untuk prosesing dan
penyimpanan berupa gudang dengan kapasitas
500 ton, cleaner 5 ton/jam, grader 5 ton/jam,
Flatbed Dryer 4 ton/12 jam dan small automatic
packaging machine 1 ton/jam.
- Dalam perjanjian kerjasama terdapat sewa
sawah seluas 7,5 ha yang tidak dimasukkan ke
dalam luasan untuk produksi. Perlu penjelasan
peruntukan sawah seluas 7,5 ha tersebut.
5 Fasilitas dan kapasitas prosesing dan
penyimpanan yang dimiliki untuk
produksi benih tanaman pangan
Hasil Telaahan
Dokumen yang disampaikan berupa fotocopy
rekomendasi UKL-UPL nomor 660.1/636/TLH/2018
tanggal 24 Mei 2018 yang diterbitkan oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Subang.
Dokumen berupa Fotocopy bukti penguasaan
sewa lahan (Permentan 12 tahun 2018 tentang
produksi, sertifikasi dan peredaran benih tanaman).
Sewa lahan dilakukan dengan 3 pemilik lahan
dengan luas total 42,5 ha. Dokumen dapat disetujui
Tim.
Dokumen berupa Rekomendasi Usaha Produsen
Benih Bina Nomor : Prod. 13012018047 yang
diterbitkan oleh Kepala Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Jawa Barat, dinyatakan layak dan
diberikan rekomendasi.
Dokumen berupa rencana produksi benih 2018
dengan luas lahan sebesar 42,5 ha dengan
varietas yang ditanam adalah SL-8SHS. Jumlah
kebutuhan benih jantan 340 kg dan betina 1.487,5
kg dengan estimasi produksi benih F1 adalah 85
ton.
100
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
2) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan fungsi
pengawasan atas pelaksanaan kegiatan/usaha PT. Sterling
Agritech Indonesia, apabila ditemukan ketidaksesuaian atau
penyimpangan Direktur Jenderal Tanaman Pangan dapat
mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan peraturan
peundang-undangan dan disampaikan melalui sistem kepada
Lembaga OSS.
22. Workshop Perizinan Pertanian Terintegrasi Secara Elektroknik atau
Online Single Submission (OSS)
Workshop Perizinan Pertanian Terintegrasi Secara Elektroknik atau
Online Single Submission (OSS) dilaksanakan pada tanggal 31 Juli
2018 di Hotel Salak The Heritage, dengan pokok bahasan sebagai
berikut:
a. Online Single Submission (OSS) merupakan sistem perizinan
terintegrasi yang berbasis teknologi yang mengintegrasikan
informasi perizinan di pusat dan daerah untuk mempermudah
kegiatan usaha dalam negeri, sesuai amanat Presiden RI yang
diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang
Percepatan Pelaksanaan Berusaha, Pelaksanaan Sistem OSS
dilandasi payung hukum Peraturan Pemerintah Nomor Nomor 24
Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik di telah diluncurkan oleh Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian pada tanggal 9 Juli 2018. Selanjutnya
dalam rangka percepatan pelaksanaan perizinan berusaha di
sektor pertanian, perlu dilakukan penyederhanaan dan
pengintegrasian perizinan berusaha dengan system online single
submission (OSS) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 29/PERMENTAN/PP.210/7/2018 tentang Tata Cara
Perizinan Berusaha Sektor Pertanian.
b. Upaya yang telah dilakukan Kementerian Pertanian guna
percepatan pelaksanaan berusaha dibidang perizinan pertanian
telah dilakukan integrasi aplikasi perizinan pertanian ke sitem
online single submission yang telah dibangun Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian baik izin usaha maupun izin
komersial / operasional. Guna kelancaran pelaksanaan OSS
dilingkup kementerian pertanian, Pusat Perlindungan Varietas
Tanaman dan Perizinan Pertanian yang merupakan salah satu
Unit Kerja pengelola Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Padu)
101
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
menyelenggarakan Workshop Perizinan Pertanian Terintegrasi
Secara Elektronik (OSS).
c. Tujuan dilaksanakan koordinasi dan workshop perizinan pertanian
terintegrasi secara elektornik adalah dalam rangka memastikan
integrasi aplikasi perizinan pertanian sudah terintegrasi ke sistem
aplikasi OSS Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
mensosialisasikan tatacara integrasi sistem aplikasi OSS,
menyamakan persepsi integrasi OSS di Kementerian Pertanian.
d. Setelah proses integrasi ke sistem OSS dilaksanakan, maka
pelaku usaha dapat melakukan registrasi ke sistem OSS dengan
mengisi data untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB),
dengan NIB yang dilakukan melalui OSS pelaku usaha dapat
mengajukan izin usaha yang dapat dilakukan secara cepat dalam
waktu kurang dari satu jam sudah terbit izin. Sedang untuk izin
komersial/operasional pelaku usaha setelah memperoleh NIB
pelaku usaha melakukan permohonan melalui Simple. Proses alur
informasi dari sistem OSS ke sistem kementan perlu dilakukan
fungsi pengawasan, karena pelaku usaha harus memenuhi
komitmen dipersyaratkan sesuai Permentan Nomor 29 Tahun
2018. Selanjutnya Kapus PVTPP juga mengarahkan agar segera
disusun SOP yang mengacu pada PP 24/2018 dan Permentan
29/2018.
e. Workshop yang menjelaskan tata cara integrasi ke sistim OSS
dimulai dari registrasi oleh pelaku usaha yang harus memasukkan
data-data perusahaan, akta pendirian/pengesahan yang
terintegrasi dengan data AHU pada kementerian Hukum dan data
tambahan kemudian terbit Nomor Induk Berusaha, komitmen
kepatuhan yaitu pelaku usaha harus memenuhi komitmen yang
telah ditetapkan, setelah dilakukan pemenuhan komitmen terbit
izin usaha yang selanjutnya dilakukan monitoring/pengawasan.
f. Proses Integrasi OSS di Kementerian Pertanian dan
pengembangan aplikasi dilakukan oleh Pusat Data dan Sistem
Informasi yang menjelaskan terkait alur sistem OSS di
Kementerian Pertanian baik izin usaha maupun izin
komersial/operasinal.
g. Untuk izin usaha pelaku usaha telah mempunyai NIB mengajukan
permohonan ke sistem OSS, kemudian data izin usaha pemohon
dikirim dari OSS ke aplikasi OSS Kementan berdasarkan
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), selanjutkan
102
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
diberi notifikasi melalui email untuk melengkapi pemenuhan
komitmen. Kemudian pemohon menyampaikan dokumen
pemenuhian komitmen/persyaratan perizinan berusaha melalui
aplikasi OSS Kementan dan diproses operator layanan perizinan
dengan update status validasi, verifikasi pembayaran, inspeksi,
disetujui, ditolak sedang untuk izin komersial/operasional setelah
NIB pemohon mengajukan permohonan melalui simple.
h. Setelah penjelasan proses integrasi OSS di kementerian pertanian
dilanjutkan workshop pelaksanaan integrasi perizinan pertanian ke
sistem aplikasi oss dipandu oleh programmer Pusdatin dan Pusat
PVTPP, dalam workshop ini untuk memastikan bahwa
pelaksanaan integrasi sistem aplikasi perizinan pertanian ke
Sistem Apilikasi OSS, dengan adanya penjelasan integrasi dari
programmer, maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi perizinan
pertanian telah terintegrasi baik izin usaha maupun izin komersial,
kemudian wroskhop diakhiri dengan diskusi dan dialog interaktif
yang dipandu oleh Kabid Perizinan.
i. Kesimpulan dan tindak lanjut koordinasi dan workshop perizinan
pertanian terintegrasi secara elektronik sbb :
1) Alur proses pelaksanaan komitmen OSS Kementan
a) Permohonan Pelaku Usaha menggunakan NIB
b) Pelaku Usaha mengajukan permohonan ke Simpel = 1
Level
c) Diteruskan ke Eselon I terkait = 3 level yaitu Level 1 =
Verifkasi Teknis Pemenuhan Komitmen; Level 2 = Eselon
IV atau Eselon III; Level 3 = Direktur atau Dirjen.
2) Persetujuan Pemenuhan Komitmen dari eselon 1 dikirim ke
OSS Kementan dan dilanjutkan dengan notifikasi
pemenuhan komitmen ke OSS Kemenko; Masing-masing
eselon 1 segera menunjuk/menetapkan operator;
3) Perizinan Pertanian akan diproses apabila menggunakan
NIB, Pusat PVTPP telah membuat surat untuk diupload ke
Simpel
4) Menyesuaikan aplikasi SIMPEL untuk persyaratan
administrasi diganti NIB paling lambat 3 hari setelah workshop
5) Penyesuaian SIMPEL terintegrasi dengan Sistem OSS
diselesaikan paling lambat hari Senin
103
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
6) Izin Usaha (Perkebunan, Hortikultura, Tanaman Pangan dan
Peternakan) dari OSS Kementan disampaikan ke OSS
Kemenko Perekonomian dengan menggunakan Webservis
dan Webform
7) Untuk Izin Usaha yang belum ada aplikasi menjadi tanggung
jawab Pusdatin
8) Izin usaha yang diproses eselon 1 akan terbit Izin yang
ditanda tangani Dirjen atas nama Menteri Pertanian;
9) Dilakukan notifikasi ke OSS berupa persetujuan Dirjen isinya
tentang pemenuhan komitmen, Nomor dan tanggal SK Izin
Usaha serta masa berlakunya izin;
10) Mencantumkan slot pernyataan komitmen berdasarkan
Permentan 29 Tahun 2018 pada masing-masing aplikasi
layanan perizinan pertanian
11) Minggu ini akan disiapkan templet komitmen untuk upload
dokumen dan persiapan penyederhanaan level.
12) Permohonan PVT dan pendaftaran sudah masuk OSS, salah
satu persyaratan tidak mungkin di penuhi pelaku usaha
karena persyaratan tersebut dapat dipenuhi setelah izin
sertifikat di setujui.
13) Persyaratan pemasukan dan pengeluaran untuk PMA belum
di akomodir.
14) Pada sistem OSS yang muncul rekomendasi izin usaha
sementara pada lampiran PP No. 91 merupakan izin usaha
(kurang sinkron).
15) Untuk integrasi pelayanan pada Simrek login menggunakan
NIB.
23. Rapat koordinasi dan Optimalisasi Perizinan Terintegrasi Online Single
Submission (OSS)
Rapat koordinasi dan Optimalisasi Perizinan Terintegrasi Online Single
Submission (OSS) diselenggarakan oleh Pusat PVTPP pada tanggal
24 Agustus 2018 di Hotel Royal Bogor. Rapat Koordinasi dihadiri oleh
Eselon I lingkup Kementerian Pertanian yang mempunyai fungsi
pelayanan perizinan. Adapun hasil/kesimpulan Rapat koordinasi antara
lain sebagai berikut:
a. Menindak lanjuti program pemerintah tentang pelayanan perizinan
terintegrasi atau Online Single Submission, sehingga akan
memberikan kemudahan dan kecepatan bagi pelaku usaha yang
104
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
mengurus ataupun bergerak dibidang perizinan, dan program
tersebut dituangkan dan diatur dalam Peraturan Presiden Nomor
91 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha.
Pelaksanaan Sistem OSS dilandasi payung hukum Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Berkaitan dengan
kesiapan pelaksanaan OSS Kementerian Pertanian telah
merespon dengan terbitnya Peraturan Menteri Pertanian Nomor
29/PERMENTAN/PP.210/7/2018 tentang Tata Cara Perizinan
Berusaha Sektor Pertanian, serta melakukan pengintegrasi
aplikasi perizinan pertanian ke Sistem OSS yairu aplikasi yang
dibangun Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian.
b. Kepala Pusat PVTPP dalam sambutan menyampaikan
pengarahan bahwa penyatuan/integrasi sistem perizinan
pertanian yang dikoordinir Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian setiap hari harus mempunyai progress yang semakin
baik, baik izin usaha maupun izin komersial/operasional,
khususnya layanan perizinan (izin komersial/operasional) lingkup
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, mengingat
layanan perizinan yang ditangani Dittjen PKH kurang lebih 15
layanan, perlu segera menyesuaikan aplikasinya berdasarkan PP
24 Tahun 2018 dan Permentan Nomor 29/PERMENTAN/
PP.210/7/2018, sehingga akhir bulan Agustus 2018 sudah dapat
diimplementasikan;
c. Pelaksanaan OSS Kementerian Pertanian dipantau terus oleh
Pimpinan, dan rencana Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian
akan mengundang Sekretaris Jenderal dan Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan guna membahas Pelaksanaan
OSS Kementerian Pertanian, dan Optimalisasi Penugasan LO
Eselon I pada Ruang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Padu Satu);
mengingat hasil pemantauan Irjen selama ini ruang Padu Satu LO
Eselon I sering kosong.
d. Integrasi aplikasi ke Sistem OSS di Kementerian Pertanian
menyesuaikan SOP yang mengacu pada alur proses bisnis
berdasarkan permentan 29 Tahun 2018, saat ini proses izin
komersial masih menggunakan aplikasi yang sedang berjalan
sambil dilakukan penyesuaian proses bisnis yang baru yang
mengacu pada permentan 29 Tahun 2018;
105
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
e. Penyatuan sistem perizinan pertanian pada SIMPEL ke sistem
OSS agar segera menyesuaikan Permentan 29 Tahun 2018 baik
persyaratan NIB maupun persyaratan pemenuhan komitmen,
sehingga pelaksanaan pada akhir bulan Agustus sudah bisa
ditindak lanjuti oleh petugas verifikator maupun LO Padu Satu, alur
proses perizinan (SOP) pada masing-masing eselon I, sesuai
arahan pimpinan agar disederhanakan menjadi 3 level, hal ini
untuk mengoptimalkan fungsi LO pada Padu Satu.
f. Pengalaman keberhasilan proses izin usaha tanaman pangan bisa
digunakan sebagai acuan dalam memproses izin usaha komoditas
lain, saat ini untuk izin usaha notifikasi izin usaha masih
menggunakan webform, mengingat aplikasi masih dalam proses
penyelesaian pembuatan slot untuk persyarat komitmen.
g. Untuk pelaku usaha yang mempunyai Izin Usaha dan masih
berlaku, agar melakukan registrasi dan pendaftaran ke OSS serta
mengajukan permohonan Izin Usaha tapi tanpa pemenuhan
komitmen, dan Izin Usaha yang dikeluarkan oleh Lembaga OSS
sebagai Izin Usaha yang baru, menggantikan izin usaha
sebelumnya, untuk pelaku usaha yang baru mengajukan
pendaftaran/registrasi untuk memperoleh NIB dan mengajukan
permohonan izin usaha tetap melalui OSS selanjutnya
pemenuhan komitmennya melalui Kementerian (Direktorat teknis
terkait) secara manual karena aplikasinya sedang dalam proses,
selanjutnya Direktorat teknis melakukan eveluasi persyaratan
dokumen komitmen dengan Tim Teknis, jika sudah memenuhi
persyaratan teknis, proses selanjutnya persetujuan Direktur
Jenderal tentang pemenuhan komitmen pelaku usaha.
h. Persetujuan Direktur Jenderal dilakukan Notifikais ke Lembaga
OSS melalui Petugas/LO Padu Satu, dan Lembaga OSS akan
menerbitkan Izin Usaha yang berlaku effektif, Pelaku Usaha sudah
bisa melakukan kegiatan usaha sesuai izin yang dikeluarkan
Lembaga OSS.
i. Sedang untuk izin komersial/operasional, pelaku usaha setelah
memperoleh NIB pemenuhan komitmennya melalui aplikasi pada
SIMPEL dan diproses seperti biasa, PPVTPP (Padu Satu), setelah
OK baru ke Ditjen Teknis untuk dilakukan verifikasi teknis maupun
evaluasi dokumen persyaratan komitmen, setelah terbit
rekomendasi atau izin komersial/operasional dilanjutkan notifikasi
ke Lembaga OSS melalui petugas / LO Padu Satu;
106
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
j. Pelaku Usaha yang belum memperoleh NIB diusulkan agar
diumumkan pada Pengumuman di portal SIMPE, sehingga
pengumumannya menjadi 3 (tiga);
k. Perlu kesepakatan untuk izin usaha disamping persetujuan
Direktur Jenderal juga dibuat surat keputusan Direktur Jenderal
atas nama Menteri Pertanian tentang izin usaha yang
dimohonkan.
24. Rapat koordinasi dengan Kementerian Perdagangan tentang
penerbitan perizinan UPTP I dan pemroses INATRADE serta
membahas evaluasi dalam pemberian alokasi produk pangan tahun
2017
Rapat koordinasi dengan Kementerian Perdagangan tentang
penerbitan perizinan UPTP I dan pemroses INATRADE serta
membahas evaluasi dalam pemberian alokasi produk pangan tahun
2017 pada tanggal 31 Agustus 2018 di Hotel Royal Heritage Bogor.
Rapat dipimpin oleh Ibu Andrea Direktur Fasilitasi Ekspor dan dihadiri
oleh perwakilan Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian,
Direktur Kimia Hulu Kemenperin, Direktur Industri Makanan Laut dan
Perikanan Kemenperin, Ditjen Tanaman Pangan Kementan, Direktorat
Logistik Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pusdatin Kemendag,
Sekretariat Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Direktorat Impor
Kemendag, PT EDI Indonesia. Bebepa hal hasil/kesimpulan dari
pembahasan materi antara lain adalah sebagai berikut:
a. Pembahasan meliputi :
1) Latar belakang dengan adanya temuan BPK berdasarkan
hasil evaluasi pemberian alokasi produk pangan pada tahun
2017, yang merekomendasikan perlu dilakukan
pengembangan terhadap Portal Inatrade yang dapat
menyajikan data jumlah kebutuhan dan data jumlah produksi
gula kristal putih, beras konsumsi, sapi, dan daging sapi
berdasarkan data yang disusun oleh kementerian/instansi
terkait.
2) Dari hasil rapat diharapkan adanya kesepakatan yang dapat
menjawab rekomendasi dari BPK, melalui pertukaran data
yang dilakukan antara sistem INATRADE dengan sistem K/L
teknis penerbit rekomendasi.
3) Meminta masukan dari K/L teknis terkait pertukaran data yang
akan dilakukan.
107
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
b. Berdasarkan proses pembahasan, BPK merekomendasikan agar
data kebutuhan dan data produksi produk pangan dimasukkan ke
dalam sistem aplikasi di INATRADE agar proses penentuan
perlunya importasi atau tidak lebih transparan.
108
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
REALISASI ANGGARAN DITJEN TP
PUSAT DAN DAERAH TAHUN 2018
Pagu APBN Sektoral (018) Direktorat Jenderal Tanaman PanganTahun
Anggaran 2018 pada program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan
Mutu Tanaman Pangan sebesar Rp6,675 Triliun, dengan realisasi
penyerapan Tahun 2018 mencapai Rp6,100 Triliun (91,39%) dari pagu
anggaran.
Realisasi anggaran berdasarkan jenis satker tertinggi terdapat pada Satker
Dana Dekonsentrasi (Provinsi) 97,97%, UPT Pusat (BBPPMBTPH
Cimanggis dan BBPOPT Jatisari) 94,25%, Tugas Pembantuan
(Kabupaten/Kota) 92,02%, dan realisasi terendah pada Satker Pusat
89,73%.
Tabel 25. Realisasi Anggaran Satker Pusat Ditjen TP Tahun 2018
Relisasi anggaran berdasarkan Jenis Belanja terbesar terdapat pada
belanja barang 91,76%, belanja pegawai 87,84%, dan realisasi terendah
pada belanja modal 38,90%.
Tabel 26. Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja Tahun 2018
VI
NO JENIS KEWENANGAN PAGU DIPA
1 KANTOR PUSAT 2,379,941,621,000 2,135,419,448,092 89.73
2 KANTOR DAERAH/UPT PUSAT 27,882,446,000 26,278,822,284 94.25
3 DEKONSENTRASI (PROPINSI) 199,782,417,000 195,733,265,119 97.97
4 TUGAS PEMBANTUAN (PROV/KAB/KOTA) 4,067,803,011,000 3,743,092,774,300 92.02
6,675,409,495,000 6,100,524,309,795 91.39
REALISASI SP2D
JUMLAH
NO BELANJA PAGU DIPA
1 BELANJA PEGAWAI 49,516,144,000 43,496,315,489 87.84
2 BELANJA BARANG 6,582,781,439,000 6,040,259,393,560 91.76
3 BELANJA MODAL 43,111,912,000 16,768,600,746 38.90
6,675,409,495,000 6,100,524,309,795 91.39
REALISASI SP2D
JUMLAH
109
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Realisasi anggaran kegiatan utama terbesar terdapat pada kegiatan yaitu:
1) BBPOPT-Jatisari 95,85%; 2) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
93,72%;3)BBPPMBTPH-Cimanggis 92,07%; 4) Pengelolaan Produksi
Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 90,46%; 5) Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 90,18%; 6) Penguatan Perlindungan
TP dari Gangguan OPT dan DPI 89,99%;7)Pengelolaan Sistem
Penyediaan Benih TP89,70%; dan 8) Dukungan Manajemen dan Teknik
Lainnya 82,50%.
Tabel 27. Realisasi Anggaran APBN Sektoral Tahun 2018 Satker Pusat
Ditjen Tanaman Pangan Berdasarkan Kegiatan Utama
No KEGIATAN/ ESELON II PAGU DIPA
1 ANEKA KACANG UMBI (1761) 563,039,940,000 509,305,045,415 90.46
2 SEREALIA (1762) 2,856,447,065,000 2,677,028,924,402 93.72
3 PERBENIHAN (1763) 825,351,100,000 740,299,643,394 89.70
4 PERLINDUNGAN TANAMAN (1764) 276,133,654,000 248,494,158,138 89.99
5 DUKUNGAN MANAJEMEN (1766) 242,053,321,000 199,689,964,451 82.50
6 BBPPMBTPH-CIMANGGIS (1767) 11,814,000,000 10,877,365,708 92.07
7 BBPOPT-JATISARI (1768) 16,068,446,000 15,401,456,576 95.85
8 PENGOLAHAN PEMASARAN HASIL TP (5885) 1,884,501,969,000 1,699,427,751,711 90.18
6,675,409,495,000 6,100,524,309,795 91.39JUMLAH
REALISASI SP2D
110
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 28. Realisasi Anggaran Berdasarkan Per Provinsi Tahun 2018
PAGU DIPA REALISASI SP2D
(Rp) (Rp)
1 LAMPUNG 311,252,811,000 310,830,812,553 99.86
2 PAPUA BARAT 21,851,112,000 21,802,705,420 99.78
3 JAWA BARAT 205,468,958,000 203,132,672,077 98.86
4 SULAWESI TENGGARA 89,399,539,000 88,225,409,140 98.69
5 BENGKULU 34,885,686,000 34,120,784,508 97.81
6 RIAU 38,878,613,000 38,003,378,747 97.75
7 MALUKU UTARA 97,437,613,000 94,740,877,105 97.23
8 KALIMANTAN TIMUR 52,018,745,000 50,525,919,578 97.13
9 BANTEN 122,468,644,000 118,636,084,544 96.87
10 SULAWESI BARAT 199,017,625,000 192,593,011,181 96.77
11 GORONTALO 104,668,681,000 100,686,364,645 96.20
12 KALIMANTAN SELATAN 175,852,043,000 167,375,470,079 95.18
13 NUSA TENGGARA BARAT 295,211,198,000 280,324,541,385 94.96
14 DI YOGYAKARTA 27,446,082,000 26,041,368,290 94.88
15 UPT PUSAT (BBPOPT & BBPMBTPH) 27,882,446,000 26,278,822,284 94.25
16 JAMBI 45,999,057,000 43,277,561,255 94.08
17 BALI 18,080,005,000 16,917,446,089 93.57
18 SULAWESI TENGAH 151,607,573,000 141,493,831,436 93.33
19 SULAWESI UTARA 250,815,059,000 232,785,154,676 92.81
20 KALIMANTAN TENGAH 86,607,420,000 80,187,929,990 92.59
21 NUSA TENGGARA TIMUR 117,277,753,000 108,205,334,696 92.26
22 MALUKU 41,079,386,000 37,854,270,328 92.15
23 SUMATERA SELATAN 163,961,359,000 149,859,526,104 91.40
24 SULAWESI SELATAN 317,081,698,000 287,208,605,152 90.58
25 PUSAT 2,379,941,621,000 2,135,419,448,092 89.73
26 SUMATERA UTARA 202,675,749,000 178,444,674,239 88.04
27 JAWA TIMUR 223,786,822,000 196,487,656,755 87.80
28 KALIMANTAN UTARA 12,282,385,000 10,767,230,410 87.66
29 PAPUA 29,553,497,000 25,867,097,789 87.53
30 SUMATERA BARAT 78,294,311,000 67,426,956,827 86.12
31 JAWA TENGAH 382,243,436,000 328,843,416,909 86.03
32 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 13,600,661,000 11,382,547,640 83.69
33 KALIMANTAN BARAT 249,798,394,000 208,503,633,905 83.47
34 KEPULAUAN RIAU 4,179,795,000 3,377,988,050 80.82
35 ACEH 102,803,718,000 82,895,777,917 80.63
6,675,409,495,000 6,100,524,309,795 91.39JUMLAH
NO PROVINSI %
111
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
Pada Tahun 2018 Sekretariat Ditjen Tanaman Pangan mendapat alokasi
anggaran sebesar Rp188.317.481.000. Realisasi anggaaran Sedtitjen TP
sebesar Rp148.554.344.762, (78,89%), realisasi per bagian yaitu: 1) Bagian
Perencanaan realisasi Rp67.875.478.666, (68,14%) dari pagu anggaran
Rp99.614.708.000, 2) Bagian Keuangan dan Perlengkapan realisasi
Rp47.234.666.492, (87,64%) dari pagu anggaran Rp53.894.721.000, 3)
Bagian Umum realisasi Rp28.899.304.905, (96,76%) dari pagu anggaran
Rp29.868.311.000, dan 4) Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi
Rp4.544.894.699, (92,01%) dari pagu anggaran Rp4.939.741.000. Secara
rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 29. Realisasi Anggaran Sekretariat Ditjen Tanaman Pangan
PAGU
ANGGARAN SP2D % Rp. %
1. BAGIAN PERENCANAAN 99,614,708,000 67,875,478,666 68.14% 31,739,229,334 31.86%
1. Subbagian Program 2,082,550,000 1,720,761,475 82.63% 361,788,525 17.37%
2. Subbagian Anggaran 2,713,448,000 2,664,971,664 98.21% 48,476,336 1.79%
3. Subbagian Kerja Sama 1,727,800,000 1,561,341,105 90.37% 166,458,895 9.63%
4. Upsus Pajale 93,090,910,000 61,928,404,422 66.52% 31,162,505,578 33.48%
2. BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN 53,894,721,000 47,234,666,492 87.64% 6,660,054,508 12.36%
1. Subbagian Perbendaharaan 1,198,050,000 933,996,447 77.96% 264,053,553 22.04%
2. Subbagian Akuntansi, Verifikasi, dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan 2,285,000,000 2,001,584,079 87.60% 283,415,921 12.40%
3. Subbagian Perlengkapan 5,154,640,000 4,717,519,355 91.52% 437,120,645 8.48%
4. Daftar Gaji/Belanja Pegawai 38,875,251,000 34,314,148,069 88.27% 4,561,102,931 11.73%
5. Fasilitasi Pimpinan/Satker 6,381,780,000 5,267,418,542 82.54% 1,114,361,458 17.46%
3. BAGIAN UMUM 29,868,311,000 28,899,304,905 96.76% 969,006,095 3.24%
1. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga 23,697,952,000 23,015,955,585 97.12% 681,996,415 2.88%
2. Subbagian Organisasi dan Kepegawaian 2,917,034,000 2,875,156,955 98.56% 41,877,045 1.44%
3. Subbagian Hukum dan Hubungan Masyarakat 3,253,325,000 3,008,192,365 92.47% 245,132,635 7.53%
4. BAGIAN EVALUASI DAN LAYANAN REKOMENDASI 4,939,741,000 4,544,894,699 92.01% 394,846,301 7.99%
1. Sub Bagian Data dan Informasi 1,626,345,000 1,558,318,333 95.82% 68,026,667 4.18%
2. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan 2,068,340,000 1,929,291,880 93.28% 139,048,120 6.72%
3. Sub Bagian Layanan Rekomendasi 1,245,056,000 1,057,284,486 84.92% 187,771,514 15.08%
188,317,481,000 148,554,344,762 78.89% 39,763,136,238 21.11%JUMLAH :
NO PELAKSANA KEGIATANREALISASI SISA ANGGARAN
112
Laporan Tahunan 2018
EP..................................Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT
A. PERMASALAHAN
1. Berdasarkan hasil koordinasi dan klarifikasi data potensi dengan
dinas pertanian provinsi dan kabupaten/kota, target komoditi
tanam padi 1,5 juta ha menjadi 1.131.494 ha, jagung 3 juta ha
menjadi 4.073.734 ha dan kedelai 1,5 juta ha menjadi 1.627.828
ha, target pajale yang tidak terpenuhi.
2. Kendala yang dihadapi Balai Besar PPMB-TPH tidak dapat
mengikuti pertemuan dan pelatihan internasional karena masalah
keuangan yang difokuskan pada program UPSUS padi, jagung
dan kedelai.
3. Isu-isu selama proses pelaporan PHLN: keterlambatan dalam
proses pelaporan data dari Satker; banyaknya formulir data
pelaporan yang harus diisi; belum adanya konsistensi dari Satker
ataupun donor dalam melakukan konfirmasi data hibah pada tahun
tahun berjalan; data pelaporan yang diterima belum sepenuhnya
mencerminkan kondisi yang terjadi pada pelaksanaan proyek.
4. Hasil pengukuran luas baku sawah dengan metode KSA
menunjukkan beberapa keganjilan, yaitu di Provinsi Sumatera
Selatan kehilangan sawah 227 ribu ha, Kalsel kehilangan sawah
201 ribu ha, Kalbar kehilangan sawah 200 ribu ha, Sumut
kehilangan sawah 17 7ribu ha, dan Lampung kehilangan sawah
136ribu ha. Sedangkan di Jawa Timur terdapat penambahan luas
baku sawah seluas 200 ribu ha, DIY ada penambahan sawah
22ribu ha, Jawa Tengah dan Jawa Barat ada penambahan sawah
16ribu ha, dan Riau serta Jambi ada penambahan luas baku
sawah 14 ribu ha.
5. Disamping tantangan utama, upaya peningkatan produksi
tanaman pangan juga menghadapi sejumlah permasalahan, yaitu:
1). meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim
global; 2). terbatasnya ketersediaan infrastruktur; 3). belum
optimalnya sistem perbenihan nasional; 4). terbatasnya akses
petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga
usaha tani; 5). masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan
penyuluh; 6). Meningkatnya alih fungsi lahan pertanian ke
VII
113
Laporan Tahunan 2018
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ..................... EP
penggunaan non pertanian; serta 7). kurang harmonisnya
koordinasi kerja antar sektor terkait pembangunan pertanian.
Disamping itu, pembangunan pertanian selama ini masih
dilaksanakan tersekat-sekat oleh batasan administratif serta
berorientasi pada kegiatan-kegiatan yang tidak mampu menjadi
faktor pengungkit untuk pencapaian sasaran pembangunan
pertanian.
B. UPAYA TINDAK LANJUT
1. Untuk kekurangan target pajale yang tidak terpenuhi dilakukan
lelang pada provinsi/kabupaten/kota yang masih memiliki potensi
lahan sehingga target pajale dapat tercapai.
2. Walaupun Balai Besar PPMB-TPH tidak dapat mengikuti
pertemuan dan pelatihan internasional karena masalah keuangan,
namun Balai BPPMBTPH Cimanggis berupaya memperkuat
justifikasi dalam rangka mempertahankan keanggotaan OI.
3. Aplikasi Sistem Informasi Pelaporan Pinjaman Hibah Luar Negeri
yang sudah terinstall.dimaksudkan sebagai sarana pelaporan
sekaligus komunikasi data bagi pembuat kebijakan, unit
perencana, unit teknis serta pengelola proyek PHLN yang
menangani perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan-evaluasi
kegiatan proyek PHLN sehingga hasil yang diperoleh maksimal
dan tetap sesuai peraturan PHLN yang berlaku saat ini.
4. Perlunya dilakukan pengukuran ulang secara sensus dan
pengambilan foto open camera untuk memastikan kembali luas
lahan sawah karena hasil cross check data dengan 8 provinsi
(Sumatera Selatan, Jawa Barat, Sumatera Utara, Aceh,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Lampung, Sumatera
Barat) masih terdapat selisih data luas baku lahan.
5. Strategi Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun 2018 melalui
Perluasan Areal Tanam (Ekstensifikasi) dititikberatkan/
diutamakan pada perluasan areal tanam (PAT) dan lahan yang
masih berpotensi untuk ditingkatkan, antara lain lahan kering,
lahan tadah hujan, lahan hutan, lahan gambut, lahan rawa, lahan
marginal, lahan yang tidak diusahakan dan lahan-lahan
lainnya.Guna mendukung hal tersebut, maka kegiatan
dilaksanakan melalui pemberian bantuan prasarana dan sarana
produksi pertanianyang terdiri dari: benih padi, pupuk (anorganik
dan organik), alat dan mesin pertanian serta infrastruktur
penunjang lainnya.
Lampiran 1 Alokasi Kegiatan dan Anggaran Ditjen Tanaman Pangan (sesuai Pagu Awal)
NO SATKER PAGU DIPA
Jumlah : 6,486,964,351,000
1 010082 | BBPPMBTPH CIMANGGIS 11,500,000,000
2 020072 | BBPOPT JATISARI 15,668,846,000
3 029102 | PROVINSI JAWA BARAT (DK) 15,900,042,000
4 029159 | PROVINSI JAWA BARAT (TP) 180,903,522,000
5 039092 | PROVINSI JAWA TENGAH (DK) 17,280,079,000
6 039103 | KABUPATEN GROBOGAN 91,536,400,000
7 039151 | PROVINSI JAWA TENGAH (TP) 157,085,190,000
8 049059 | PROVINSI D.I. YOGYAKARTA (DK) 3,336,955,000
9 049087 | PROVINSI D.I. YOGYAKARTA (TP) 15,961,290,000
10 059106 | PROVINSI JAWA TIMUR (DK) 17,924,390,000
11 059178 | PROVINSI JAWA TIMUR (TP) 178,383,678,000
12 069264 | PROVINSI ACEH (DK) 8,263,346,000
13 069392 | PROVINSI ACEH (TP) 58,466,104,000
14 079076 | PROVINSI SUMATERA UTARA (DK) 10,489,791,000
15 079124 | PROVINSI SUMATERA UTARA (TP) 231,686,557,000
16 089076 | PROVINSI SUMATERA BARAT (DK) 6,633,647,000
17 089130 | PROVINSI SUMATERA BARAT (TP) 87,329,344,000
18 099271 | PROVINSI RIAU (DK) 3,854,052,000
19 099314 | PROVINSI RIAU (TP) 21,903,694,000
20 109065 | PROVINSI JAMBI (DK) 4,499,429,000
21 109119 | PROVINSI JAMBI (TP) 37,235,960,000
22 119072 | PROVINSI SUMATERA SELATAN (DK) 7,637,681,000
23 119129 | PROVINSI SUMATERA SELATAN (TP) 157,888,187,000
24 129065 | PROVINSI LAMPUNG (DK) 8,161,556,000
25 129112 | PROVINSI LAMPUNG (TP) 240,587,729,000
26 139077 | PROVINSI KALIMANTAN BARAT (DK) 5,231,996,000
27 139125 | PROVINSI KALIMANTAN BARAT (TP) 190,320,571,000
28 149065 | PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (DK) 3,631,701,000
29 149114 | PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (TP) 74,815,164,000
30 159062 | PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (DK) 6,338,959,000
31 159107 | PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (TP) 95,363,841,000
32 169073 | PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (DK) 3,605,694,000
33 169112 | PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (TP) 27,502,379,000
34 179066 | PROVINSI SULAWESI UTARA (DK) 5,222,733,000
35 179103 | PROVINSI SULAWESI UTARA (TP) 214,980,762,000
36 189080 | PROVINSI SULAWESI TENGAH (DK) 5,421,498,000
37 189132 | PROVINSI SULAWESI TENGAH (TP) 108,667,615,000
38 199077 | PROVINSI SULAWESI SELATAN (DK) 12,496,276,000
39 199125 | PROVINSI SULAWESI SELATAN (TP) 210,757,562,000
40 209069 | PROVINSI SULAWESI TENGGARA (DK) 5,743,503,000
Lanjutan .............
NO SATKER PAGU DIPA
41 209107 | PROVINSI SULAWESI TENGGARA (TP) 58.390.739.000
42 219055 | PROVINSI MALUKU (DK) 3.822.314.000
43 219090 | PROVINSI MALUKU (TP) 27.959.472.000
44 229067 | PROVINSI BALI (DK) 2.736.317.000
45 229099 | PROVINSI BALI (TP) 4.272.444.000
46 238251 | DITJEN TP - PUSAT 2.761.091.915.000
47 239071 | PROV NUSA TENGGARA BARAT (DK) 8.185.744.000
48 239126 | PROV NUSA TENGGARA BARAT (TP) 259.440.850.000
49 249099 | PROV NUSA TENGGARA TIMUR (DK) 6.266.853.000
50 249158 | PROV NUSA TENGGARA TIMUR (TP) 107.716.105.000
51 259062 | PROVINSI PAPUA (DK) 3.036.361.000
52 259097 | PROVINSI PAPUA (TP) 19.271.123.000
53 269064 | PROVINSI BENGKULU (DK) 3.149.884.000
54 269110 | PROVINSI BENGKULU (TP) 31.122.633.000
55 289073 | PROVINSI MALUKU UTARA (DK) 3.017.718.000
56 289104 | PROVINSI MALUKU UTARA (TP) 141.896.166.000
57 299336 | PROVINSI BANTEN (DK) 5.325.111.000
58 299380 | PROVINSI BANTEN (TP) 128.017.267.000
59 309147 | PROVINSI KEP BANGKA BELITUNG (DK) 1.566.411.000
60 309164 | PROVINSI KEP BANGKA BELITUNG (TP) 9.050.574.000
61 319055 | PROVINSI GORONTALO (DK) 3.348.101.000
62 319088 | PROVINSI GORONTALO (TP) 74.664.652.000
63 329054 | PROVINSI KEPULAUAN RIAU (DK) 398.000.000
64 329077 | PROVINSI KEPULAUAN RIAU (TP) 3.464.648.000
65 339055 | PROVINSI PAPUA BARAT (DK) 3.621.308.000
66 339086 | PROVINSI PAPUA BARAT (TP) 9.837.832.000
67 340070 | PROVINSI SULAWESI BARAT (DK) 3.190.055.000
68 340141 | PROVINSI SULAWESI BARAT (TP) 230.901.343.000
69 417667 | PROVINSI KALIMANTAN UTARA (DK) 552.412.000
70 417668 | PROVINSI KALIMANTAN UTARA (TP) 11.432.276.000
Lampirran 2 Alokasi Kegiatan dan Anggaran Ditjen Tanaman Pangan (sesuai Pagu Akhir/DIPA Ke-9)
NO SATKER PAGU DIPA
Jumlah : 6.675.409.495.000
1 010082 | BBPPMBTPH CIMANGGIS 11.814.000.000
2 020072 | BBPOPT JATISARI 16.068.446.000
3 029102 | PROVINSI JAWA BARAT (DK) 15.900.042.000
4 029159 | PROVINSI JAWA BARAT (TP) 189.568.916.000
5 039092 | PROVINSI JAWA TENGAH (DK) 17.280.079.000
6 039103 | KABUPATEN GROBOGAN 74.180.488.000
7 039151 | PROVINSI JAWA TENGAH (TP) 290.782.869.000
8 049059 | PROVINSI D.I. YOGYAKARTA (DK) 3.336.955.000
9 049087 | PROVINSI D.I. YOGYAKARTA (TP) 24.109.127.000
10 059106 | PROVINSI JAWA TIMUR (DK) 17.816.890.000
11 059178 | PROVINSI JAWA TIMUR (TP) 205.969.932.000
12 069264 | PROVINSI ACEH (DK) 8.263.346.000
13 069392 | PROVINSI ACEH (TP) 94.540.372.000
14 079076 | PROVINSI SUMATERA UTARA (DK) 10.489.791.000
15 079124 | PROVINSI SUMATERA UTARA (TP) 192.185.958.000
16 089076 | PROVINSI SUMATERA BARAT (DK) 6.633.647.000
17 089130 | PROVINSI SUMATERA BARAT (TP) 71.660.664.000
18 099271 | PROVINSI RIAU (DK) 3.854.052.000
19 099314 | PROVINSI RIAU (TP) 35.024.561.000
20 109065 | PROVINSI JAMBI (DK) 4.499.429.000
21 109119 | PROVINSI JAMBI (TP) 41.499.628.000
22 119072 | PROVINSI SUMATERA SELATAN (DK) 7.637.681.000
23 119129 | PROVINSI SUMATERA SELATAN (TP) 156.323.678.000
24 129065 | PROVINSI LAMPUNG (DK) 8.161.556.000
25 129112 | PROVINSI LAMPUNG (TP) 303.091.255.000
26 139077 | PROVINSI KALIMANTAN BARAT (DK) 5.231.996.000
27 139125 | PROVINSI KALIMANTAN BARAT (TP) 244.566.398.000
28 149065 | PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (DK) 3.631.701.000
29 149114 | PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (TP) 82.975.719.000
30 159062 | PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (DK) 6.338.959.000
31 159107 | PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (TP) 169.513.084.000
32 169073 | PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (DK) 3.605.694.000
33 169112 | PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (TP) 48.413.051.000
34 179066 | PROVINSI SULAWESI UTARA (DK) 5.222.733.000
35 179103 | PROVINSI SULAWESI UTARA (TP) 245.592.326.000
36 189080 | PROVINSI SULAWESI TENGAH (DK) 5.421.498.000
37 189132 | PROVINSI SULAWESI TENGAH (TP) 146.186.075.000
Lanjutan .............
NO SATKER PAGU DIPA
38 199077 | PROVINSI SULAWESI SELATAN (DK) 12.496.276.000
39 199125 | PROVINSI SULAWESI SELATAN (TP) 304.585.422.000
40 209069 | PROVINSI SULAWESI TENGGARA (DK) 5.743.503.000
41 209107 | PROVINSI SULAWESI TENGGARA (TP) 83.656.036.000
42 219055 | PROVINSI MALUKU (DK) 3.822.314.000
43 219090 | PROVINSI MALUKU (TP) 37.257.072.000
44 229067 | PROVINSI BALI (DK) 2.736.317.000
45 229099 | PROVINSI BALI (TP) 15.343.688.000
46 238251 | DITJEN TP - PUSAT 2.379.941.621.000
47 239071 | PROV NUSA TENGGARA BARAT (DK) 8.185.744.000
48 239126 | PROV NUSA TENGGARA BARAT (TP) 287.025.454.000
49 249099 | PROV NUSA TENGGARA TIMUR (DK) 6.266.853.000
50 249158 | PROV NUSA TENGGARA TIMUR (TP) 111.010.900.000
51 259062 | PROVINSI PAPUA (DK) 3.036.361.000
52 259097 | PROVINSI PAPUA (TP) 26.517.136.000
53 269064 | PROVINSI BENGKULU (DK) 3.149.884.000
54 269110 | PROVINSI BENGKULU (TP) 31.735.802.000
55 289073 | PROVINSI MALUKU UTARA (DK) 3.017.718.000
56 289104 | PROVINSI MALUKU UTARA (TP) 94.419.895.000
57 299336 | PROVINSI BANTEN (DK) 5.325.111.000
58 299380 | PROVINSI BANTEN (TP) 117.143.533.000
59 309147 | PROVINSI KEP BANGKA BELITUNG (DK) 1.566.411.000
60 309164 | PROVINSI KEP BANGKA BELITUNG (TP) 12.034.250.000
61 319055 | PROVINSI GORONTALO (DK) 3.348.101.000
62 319088 | PROVINSI GORONTALO (TP) 101.320.580.000
63 329054 | PROVINSI KEPULAUAN RIAU (DK) 398.000.000
64 329077 | PROVINSI KEPULAUAN RIAU (TP) 3.781.795.000
65 339055 | PROVINSI PAPUA BARAT (DK) 3.621.308.000
66 339086 | PROVINSI PAPUA BARAT (TP) 18.229.804.000
67 340070 | PROVINSI SULAWESI BARAT (DK) 3.190.055.000
68 340141 | PROVINSI SULAWESI BARAT (TP) 195.827.570.000
69 417667 | PROVINSI KALIMANTAN UTARA (DK) 552.412.000
Lampiran 3.
Usulan Tunggakan Kegiatan Tahun Anggaran 2017
I Dit. Akabi 4.794.569.000
Satker Pusat 481.057.000
A Bantuan Pemerintah -
B Operasional 1 Pkt 481.057.000
Satker Daerah 4.313.512.000
A Bantuan Pemerintah 4.531 Ha 4.313.512.000
B Operasional -
II Dit. Serealia 6.598.524.000
Satker Pusat 6.598.524.000
A Bantuan Pemerintah 6.062.217.000
1 Kegiatan Bantuan Saprodi
Peningkatan Produksi Padi
Melalui Varietas Unggul
Baru (VUB)
1.317 Ha 5.258.781.000
2 Kegiatan Bantuan Saprodi
Peningkatan Produksi Padi
Melalui Teknologi Pupuk
Hayati
175 Ha 668.780.000
3 Bantuan Saprodi Jagung
Hibrida Varietas Umum 2
156 Ha 134.656.000
B Operasional 536.307.000
III Dit. Perlindungan 5.805.500.000
Satker Pusat 5.805.500.000
A Bantuan Pemerintah 5.805.500.000
1 Dem Area Budidaya
Tanaman sehat
3.415 Ha 5.805.500.000
B Operasional -
Unit KerjaNo Kegiatan Tunggakan (Rp.)
Lanjutan .............
IV Dit. PPHTP 758.125.000
Satker Pusat 758.125.000
A Bantuan Pemerintah 619.000.000
1 Packing SP3T (Kab Langkat,
Sumbawa, Lampung Timur,
Banyuasin dan Luwuk)
1 Pkt 619.000.000
B Operasional 1 Pkt 139.125.000
V Dit. Perbenihan 622.619.500
Satker Pusat 622.619.500
A Bantuan Pemerintah 127.502.750
1 Pengadaan Bantuan Benih
Padi Inbrida, Tetrazolium dan
Benih Kedelai
1 Pkt 127.502.750
B Operasional 1 Pkt 495.116.750
18.579.337.500
Satker Pusat 14.265.825.500
Satker Daerah 4.313.512.000
JUMLAH DITJEN TP
Unit KerjaNo Kegiatan Tunggakan (Rp.)
Lampiran 4
Rincian Anggaran Per Lokasi Tahun Anggaran 2019
BELANJA BARANG BELANJA BARANG
OPERSIONAL NON OPERASIONAL OPERSIONAL NON
OPERASIONAL
01 DKI JAKARTA 40.425.259 17.421.602 4.204.381.312 4.221.802.914 37.307.232 4.299.535.405
02 JAWA BARAT 6.515.642 2.735.905 96.194.287 98.930.192 5.754.000 111.199.834
03 JAWA TENGAH - - 123.685.841 123.685.841 - 123.685.841
04 DI YOGYAKARTA - - 17.749.482 17.749.482 - 17.749.482
05 JAWA TIMUR - - 131.327.588 131.327.588 - 131.327.588
06 ACEH - - 43.979.689 43.979.689 - 43.979.689
07 SUMATERA UTARA - - 84.485.715 84.485.715 - 84.485.715
08 SUMATERA BARAT - - 33.119.774 33.119.774 - 33.119.774
09 RIAU - - 22.650.179 22.650.179 - 22.650.179
10 JAMBI - - 25.230.802 25.230.802 - 25.230.802
11 SUMATERA SELATAN - - 74.995.053 74.995.053 - 74.995.053
12 LAMPUNG - - 114.469.586 114.469.586 - 114.469.586
13 KALIMANTAN BARAT - - 54.121.466 54.121.466 - 54.121.466
14 KALIMANTAN TENGAH - - 28.487.495 28.487.495 - 28.487.495
15 KALIMANTAN SELATAN - - 71.895.726 71.895.726 - 71.895.726
16 KALIMANTAN TIMUR - - 26.271.312 26.271.312 - 26.271.312
17 SULAWESI UTARA - - 87.666.883 87.666.883 - 87.666.883
18 SULAWESI TENGAH - - 53.599.912 53.599.912 - 53.599.912
19 SULAWESI SELATAN - - 121.863.704 121.863.704 - 121.863.704
20 SULAWESI TENGGARA - - 62.509.723 62.509.723 - 62.509.723
21 MALUKU - - 20.120.903 20.120.903 - 20.120.903
22 BALI - - 11.360.150 11.360.150 - 11.360.150
23 NUSA TENGGARA BARAT - - 102.958.467 102.958.467 - 102.958.467
24 NUSA TENGGARA TIMUR - - 48.524.379 48.524.379 - 48.524.379
25 PAPUA - - 24.468.894 24.468.894 - 24.468.894
KODE
LOKASINAMA LOKASI
BELANJA MODAL
TOTAL (Rp.000) BELANJA
PEGAWAI
Lanjutan .............
BELANJA BARANG BELANJA BARANG
OPERSIONAL NON OPERASIONAL OPERSIONAL NON
OPERASIONAL
26 BENGKULU - - 17.872.182 17.872.182 - 17.872.182
28 MALUKU UTARA - - 23.839.608 23.839.608 - 23.839.608
29 BANTEN - - 45.192.090 45.192.090 - 45.192.090
30 KEP. BANGKA BELITUNG - - 6.929.219 6.929.219 - 6.929.219
31 GORONTALO - - 37.814.132 37.814.132 - 37.814.132
32 KEPULAUAN RIAU - - 2.578.518 2.578.518 - 2.578.518
33 PAPUA BARAT - - 17.569.654 17.569.654 - 17.569.654
34 SULAWESI BARAT - - 56.423.080 56.423.080 - 56.423.080
35 KALIMANTAN UTARA - - 5.522.809 5.522.809 - 5.522.809
6.010.019.254
KODE
LOKASINAMA LOKASI
BELANJA MODAL
TOTAL (Rp.000)
TOTAL 5.899.859.614 5.920.017.121 43.061.232
BELANJA
PEGAWAI
Lampiran 5.
Pagu anggaran TA.2019 Per Satker Dekon dan TP Provinsi
1 BBPPMBTPH 14.045.719 14.045.719
2 DITJEN TANAMAN PANGAN 4.285.489.686 4.285.489.686
3 BBPOPT KARAWANG JABAR 22.042.446 22.042.446
4 JAWA BARAT 13.190.503 75.966.885 89.157.388
5 JAWA TENGAH 12.991.524 110.694.317 123.685.841
6 DI YOGYAKARTA 2.941.797 14.807.685 17.749.482
7 JAWA TIMUR 13.267.635 118.059.953 131.327.588
8 ACEH 6.363.069 37.616.620 43.979.689
9 SUMATERA UTARA 7.489.501 76.996.214 84.485.715
10 SUMATERA BARAT 4.803.399 28.316.375 33.119.774
11 RIAU 3.266.789 19.383.390 22.650.179
12 JAMBI 3.978.983 21.251.819 25.230.802
13 SUMATERA SELATAN 5.848.780 69.146.273 74.995.053
14 LAMPUNG 5.935.296 108.534.290 114.469.586
15 KALIMANTAN BARAT 3.990.765 50.130.701 54.121.466
16 KALIMANTAN TENGAH 3.726.647 24.760.848 28.487.495
17 KALIMANTAN SELATAN 4.772.100 67.123.626 71.895.726
18 KALIMANTAN TIMUR 3.188.824 23.082.488 26.271.312
19 SULAWESI UTARA 4.643.525 83.023.358 87.666.883
20 SULAWESI TENGAH 4.281.667 49.318.245 53.599.912
ANGGARAN
(Rp.000) NO PROVINSI
DEKON
(Rp.000)
TP PROV
(Rp.000)
Lanjutan .............
21 SULAWESI SELATAN 8.661.451 113.202.253 121.863.704
22 SULAWESI TENGGARA 4.667.091 57.842.632 62.509.723
23 MALUKU 3.492.155 16.628.748 20.120.903
24 BALI 2.313.861 9.046.289 11.360.150
25 NUSA TENGGARA BARAT 5.566.341 97.392.126 102.958.467
26 NUSA TENGGARA TIMUR 4.799.402 43.724.977 48.524.379
27 PAPUA 3.361.512 21.107.382 24.468.894
28 BENGKULU 2.397.661 15.474.521 17.872.182
29 MALUKU UTARA 2.466.812 21.372.796 23.839.608
30 BANTEN 4.073.690 41.118.400 45.192.090
31 KEP. BANGKA BELITUNG 1.306.475 5.622.744 6.929.219
32 GORONTALO 2.595.298 2.595.298
33 KAB. GORONTALO 10.225.405 10.225.405
34 KAB. BOALEMO 8.957.194 8.957.194
35 KAB. BONE BOLANGO 1.708.813 1.708.813
36 KAB. GORONTALO UTARA 6.152.211 6.152.211
37 KAB. POHUWATO 8.035.865 8.035.865
38 KOTA GORONTALO 139.346 139.346
39 KEPULAUAN RIAU 464.560 2.113.958 2.578.518
40 PAPUA BARAT 4.891.812 12.677.842 17.569.654
41 SULAWESI BARAT 2.857.755 53.565.325 56.423.080
42 KALIMANTAN UTARA 542.000 4.980.809 5.522.809
6.010.019.254
ANGGARAN
(Rp.000)
Total
NO PROVINSI DEKON
(Rp.000)
TP PROV
(Rp.000)