Download - Laporan Patologi Klinik Gastrointestinal
PENDAHULUAN
Pemeriksaan laboratorium untuk evaluasi keadaan hepar, pankreas dan
saluran cerna serta mendeteksi adanya gangguan atau kelainan pada hepar,
pankreas dan saluran cerna dapat berupa pemeriksaan yang tidak spesifik dan
pemeriksaan yang spesifik. Pemeriksaan laboratorium klinik yang tidak spesifik
antara lain adalah pemeriksaan untuk mengetahui akibat dari kelainan pada proses
di hepar, pankreas dan saluran cerna, misalnya pemeriksaan hematologi untuk
mengetahui adanya anemia karena perdarahan saluran cerna. Pemeriksaan yang
spesifik antara lain pemeriksaan enzim pankreas untuk mengetahui adanya
pankreatitis.
TUJUAN :
1. Mengetahui berbagai pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan
antara lain dalam menegakkan diagnosa, memonitor terapi, mengetahui
prognosa dan epidemiologik.
2. Mengetahui jenis pemeriksaan yang akan digunakan untuk penanganan
penderita.
3. Mengetahui cara persiapan pasien sebelum pengambilan bahan
laboratorium, cara pengambilan bahan dan transportasinya ke
laboratorium.
4. Dapat menginterpretasi hasil pemeriksaan laboratorium.
5. Mengetahui keterbatasan interpretasi pemeriksaan laboratorium.
JENIS PEMERIKSAAN :
1. Pemeriksaan hematologi (Darah Perifer Lengkap, hitung retikulosit)
2. Pemeriksaan urinalisa (Urin lengkap, tes pembebanan)
3. Pemeriksaan enzim dan kimia klinik (enzim pankreas, tes fungsi hati)
4. Pemeriksaan cairan tubuh (cairan asites)
5. Pemeriksaan tinja
1
PERSIAPAN PENDERITA
Parameter Persiapan pasien Bahan. penampung dan
pengiriman
Darah Perifer Lengkap,
hitung retikulosit
Puasa
Stat : sewaktu
Sebelum terapi atau
transfusi
Vena
K3-EDTA
Sampai di lab < 1 jam
setelah pengambilan
Urinalisis Urin pagi segar Botol tutup ulir
Sampai di lab < 1 jam
setelah pengambilan
Pemeriksaan enzim dan
kimia klinik
Puasa 8-10 jam
Profil lipid 10-12 jam
Vena
Tanpa antikoagulan
Pemeriksaan cairan tubuh
(cairan asites)
Sewaktu bersamaan dengan
darah
Botol/tabung steril
Bila hemoragik, gunakan
antikoagulan
Sampai di lab < 1 jam
setelah pengambilan
Pemeriksaan tinja Sewaktu Botol tutup ulir
2
ALAT, BAHAN, dan CARA KERJA :
A. Teknik Pembuatan Sediaan Tinja Dengan Larutan Eosin
Cara ini digunakan untuk pemeriksaan bentuk trofozoit dan kista. Dengan
diberi larutan eosin maka bidang penglihatan akan berwarna merah jambu muda,
bila sediaannya cukup baik (cukup tipis). Parasit yang masih hidup tidak tercat
merah sehingga tampak kontras dengan dasar bidang pemandangan.
Bahan dan alat yang diperlukan :
(a) Larutan Eosin 2%
(b) Kertas pengisap
(c) Pipet untuk mengambil larutan tersebut
(d) Preparat kaca
(e) Penutup preparat
(f) Lidi atau tusuk gigi
Cara kerja :
(1) Dengan pipet diambil dan diteteskan satu tetes larutan Eosin di atas
preparat kaca yang bersih dan kering.
(2) Ambil sedikit tinja dengan lidi yang sudah disediakan, dicampur rata
dengan tetesan larutan Eosin tadi, dan benda-benda yang kasar dibuang.
(3) Ambil gelas penutup dan diletakkan diatasnya dengan hati-hati sehingga
cairan merata dibawah gelas penutup dan tidak terjadi gelembung udara.
Jika preparat ini cukup tipis/cukup baik maka sediaan ini akan berwarna
merah jambu muda. Jika warnanya merah tua atau jingga, itu berarti
sediaan tersebut tebal.
(4) Diperiksa dibawah mikroskop seperti pada butir (1).
3
B. Teknik Pembuatan Sediaan Tinja Dengan Larutan Iodium (Lugol)
Bahan dan alat yang diperlukan :
(a) Larutan Lugol
(b) Kertas pengisap
(c) Pipet untuk mengambil larutan tersebut
(d) Preparat kaca
(e) Penutup preparat
(f) Lidi atau tusuk gigi
Cara pembuatan sediaan sama dengan teknik pemeriksaan larutan Eosin,
hanya tak perlu tipis-tipis.
Indikasi: Cara ini digunakan untuk memeriksa dan mengidentifikasi protozoa
bentuk trofozoit maupun kista. Dalam pemeriksaan dengan cara ini dapat terlihat
jelas susunan inti, butir-butir khromatin dan karyosoma.
Begitu pula adanya vakuola glikogen yang terlihat kuning coklat. Bentuk
trofozoit dalam larutan ini segera mati dan membulat, oleh karena itu pada
pemeriksaan bentuk sista dan bentuk trofozoit sering menjadi sukar dibedakan
satu sama lain.
4
C. Teknik Pembuatan Sediaan Tinja Dengan Larutan Sudan III
Bahan dan alat yang diperlukan :
(a) Larutan Sudan III
(b) Kertas pengisap
(c) Pipet untuk mengambil larutan tersebut
(d) Preparat kaca
(e) Penutup preparat
(f) Lidi atau tusuk gigi
Cara kerja :
(1) Dengan pipet diambil dan diteteskan satu tetes larutan sudan III di atas
preparat kaca yang bersih dan kering.
(2) Ambil sedikit tinja dengan lidi yang sudah disediakan, dicampur rata
dengan tetesan larutan Sudan III tadi, dan benda-benda yang kasar
dibuang.
(3) Ambil gelas penutup dan diletakkan diatasnya dengan hati-hati sehingga
cairan merata dibawah gelas penutup dan tidak terjadi gelembung udara.
(4) Diperiksa dibawah mikroskop seperti pada butir (1)
5
HASIL dan PEMBAHASAN
Hasil pemeriksaan laboratorium serta interpretasinyas :
1. Seorang wanita usia 46 tahun, datang dengan keluhan lemas, mual, panas, diare
dan berak darah lendir. Perhatikan hasil leukosit yang meningkat.
Persiapan : mikroskop
Hasil dan Pembahasan :
2. Penderita dewasa, wanita, 30 tahun, sering mual, serta ada rasa sakit di ulu hati.
Perhatikan pada pemeriksaan didapatkan adanya perdarahan GI sehingga anemia:
Persiapan : mikroskop
Hasil dan Pembahasan :
3. Penderita Hepatitis A Akut : Gambarkan warna kecoklatan karena bilirubin.
6
Persiapan : Rak tabung
Hasil dan Pembahasan :
Gambar Hasil
4. Pasien Hemokromatosis/ Iron overload/ kelebihan besi : Laporkan warna besi
7
kebiruan.
Persiapan : Rak tabung
Hasil dan Pembahasan :
5. Penderita Hepatitis B Akut , Interpretasi hasil fungsi hati.
8
Persiapan : Rak tabung
Hasil dan Pembahasan :
6. Penderita sirosis hati, perhatikan hasil dan interpretasi protein total dan albumin.
Persiapan : Rak tabung
Hasil dan Pembahasan :
7. Penderita Perlemakan Hati, perhatikan Profil Lipid :
9
Persiapan : Rak tabung
Hasil dan Pembahasan :
8. Penderita Pankreatitis akut, perhatikan hasil enzim pancreas :
Persiapan : Rak tabung
Hasil dan Pembahasan :
9. Penderita sirosis dengan hipertensi portal, perhatikan cairan ascites :
10
Persiapan : mikroskop
Hasil dan Pembahasan :
10. Penderita asites masif, laporkan hasil :
11
Persiapan : mikroskop
Hasil dan Pembahasan :
11. Penderita asites curiga keganasan, hemoragik :
12
Persiapan : Rak tabung
Hasil dan Pembahasan :
12. Penderita asites dengan TBC peritoneum
Persiapan : mikroskop
Hasil dan Pembahasan :
13. Penderita asites, chylus :
13
Persiapan : Rak tabung
Hasil dan Pembahasan :
14. Seorang bayi dibawa oleh ibunya dengan keluhan diare berulang terutama setelah
minum susu formula. Pada pemeriksaan tinja dijumpai : ph tinja 4.5. Laporkan
hasil tes reduksi
Persiapan : Rak tabung
Hasil dan Pembahasan :
15. Tinja berasal dari seorang laki-laki usia 52 tahun, datang dengan keluhan diare
14
berulang dengan tinja berwarna hijau. sebelumnya ia sakit panas dan mendapat
antibiotika selama 2 minggu. Laporkan hasil pemeriksaan tinja bilirubin
Persiapan : -
Hasil dan Pembahasan :
16. Seorang laki-laki datang dengan keluran sering diare sejak beberapa bulan
15
terakhir disertai penurunan berat badan. Dicurigai adanya perdarahan saluran
cerna akibat keganasan. anjuran : pemeriksaan CEA dan endoskopi saluran cerna
bawah. Laporkan hasil darah samar tinja :
Persiapan : -
Hasil dan Pembahasan :
17. Penderita hematoschizia. Pemeriksaan makroskopik : Tinja dengan darah
Persiapan : -
Hasil dan Pembahasan :
18. Penderita diare : Tinja darah lendir
16
Persiapan : -
Hasil dan Pembahasan :
19. Test Obermeyer (bacterial overgrowth)
Urine + reagen Obermeyer warna
17
Interpretasi : biru tua positif kuat
1. BIRU SAMAR-SAMAR POSITIF LEMAH
2. KUNING HIJAU NEGATIF
Laporkan hasil :
Persiapan : Rak tabung
Hasil dan Pembahasan :
20. Tinja infeksi GI, Polymorphonuclear Leucocytes (PMN) Persiapan : mikroskop
Hasil dan Pembahasan :
18
21. Tinja malabsorpsi, serat (eosin) :
Persiapan : mikroskop
Hasil dan Pembahasan :
22. Tinja diare, makroskopik :
Persiapan : -
19
Hasil dan Pembahasan :
23. Tinja malabsorpsi lemak, butir lemak (Sudan III) :
Persiapan : mikroskop
20
Hasil dan Pembahasan :
24. Tinja malabsorpsi, butir amilum :
Persiapan : mikroskop
Hasil dan Pembahasan :
25. Tinja penderita kolera, seperti air cucian beras :
Persiapan : -
21
Hasil dan Pembahasan :
26. Tinja eritrosit (eosin) :
Persiapan : mikroskop
22
Hasil dan Pembahasan :
Perbesaran 10x
27. Tinja diare + darah , makroskopik :
Persiapan : -
Pembahasan :
- Warna : Kuning
- Kosistensi : agak lembek
- Darah : ada
- Lendir : ada
- Bau : Khas
28. Tinja laktosa intoleransi, strip pH :
Persiapan : -
23
Serat Sayur
Gelembung Udara
Eritrosit
Hasil dan Pembahasan :
29. Infeksi C. difficile :
Persiapan : -
Hasil dan Pembahasan :
24
30. Tinja bilirubin :
Persiapan : -
Hasil dan Pembahasan :
25
Hasil Mikroskopik Dari Pembuatan Larutan Eosin, Lugol, dan Sudan III
Eosin
26
Serat Sayur
Eritrosit
Gelembung Udara
Perbesaran 10x
Lugol
Perbesaran 10x
Sudan III
Perbesaran 10x
27
Butir Amilum
Lugol :
Biru hitam
Butir Lemak
KESIMPULAN
Dari praktikum patologi klinik ini, dapat mengetahui berbagai
pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa seperti yang termasuk
dalam kategori diare berdarah. Selain itu, dapat mengetahui jenis pemeriksaan
yang akan digunakan untuk penanganan penderita seperti pemeriksaan tinja yang
menggunakan larutan eosin, lugol, dan sudan III. Kemudian dapat mengetahui
cara persiapan pasien sebelum pengambilan bahan laboratorium, cara
pengambilan bahan dan transportasinya ke laboratorium, dapat menginterpretasi
hasil pemeriksaan laboratorium, dan dapat mengetahui keterbatasan interpretasi
pemeriksaan laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
1. Swartz, Mark H. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: EGC. 1995
2. Rubenstein D, Wayne D, Bradley J. Lecture Notes : Kedokteran Klinis.
Edisi Keenam. Surabaya: PT Gelora Aksara Pratama. 2003
28