-
Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah
DINAS PERTANIAN
PROVINSI SULAWESI BARAT
LKjIP 2018
-
LKjIP 2018 Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Barat
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................... i
Daftar Isi ...................................................................................................................................... ii
Ikhtisar Eksekutif ...................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................
1.1 Latar Belakang ................................................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................................................
1.3 Gambaran Singkat Organisasi ......................................................................
BAB II Perencnaaan Dan Perjanjian Kinerja .................................................................
2.1 Perencanan Strategis ......................................................................................
2.2 Visi dan Misi Dinas Pertanian .....................................................................
2.2 Penetapan Tujuan Dan Sasaran ...................................................................
2.3 Strategi Dan Kebijkan ...................................................................................
2.4 Rencana Kinerja Dan Perjanjian Kinerja ..................................................
BAB III Akuntabilitas Kinerja .............................................................................................
3.1 Pengukuran Kinerja .......................................................................................
BAB IV Penutup ......................................................................................................................
-
LKIP 2018 Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Barat iv
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Pertanian Provinsi
Sulawesi Barat disusun dengan maksud memberikan gambaran mengenai pelaksanaan
program dan kegiatan berbasis kinerja, sebagaimana terdapat dalam Penetapan
Kinerja Tahun 2018 yang merupakan tahun Kedua pelaksanaan Rencana Strategis
Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat Dalam tahun 2017- 2022. Laporan ini berisi
penetapan kinerja dan akuntabilitas kinerja, dimana termasuk didalamnya
akuntabilitas keuangan,analisis kinerja dan evaluasi kinerja guna menyajikan satu
informasi yang utuh atas upaya yang telah dilakukan dan tingkat capaian dari target
pada tingkat sasaran program.
Dalam penyusunan LKIP Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat disajikan
tentang Indikator Keberhasilan dan Kegagalan dalam pencapain sasaran, tujuan dan
target yang telah ditetapkan dalam Penjanjian Kinerja,sehingga diperlukan pola
pengukuran kinerja mulai Rencana Strategis, dan berakhir sampai dengan pengukuran
kinerja atas sasaran program kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencapain
visi,misi,tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK).
Sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja Dinas Pertanian Provinsi
Sulawesi Barat Tahun 2018 mempunyai 5 (Lima) Sasaran Strategis.
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Tahun 2018 merupakan Tahun Kedua implementasi Rencana Strategis (RENSTRA)
Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017- 2022, yang dilaksanakan dalam
kerangka mewujudkan visi Tahun 2017- 2022, yaitu ”Mewujudkan Pertanian Yang
Tangguh untuk Tercapainya Petani Maju, Mandiri dan Sejahtera (Mamase)”
Rangkaian program/kegiatan pada Tahun 2018 adalah bagian integral dalam mendukung
pencapaian tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Tahun
2017- 2022 Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, dan diakumulasikan dalam beberapa
program utama Dinas pertanian Provinsi Sulawesi Barat dalam Pembangunan tahun
2018 yaitu:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
5. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
6. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
8. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
9. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir dan Pemasaran
Hasil Pertanian.
Untuk memenuhi kewajiban dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan dan
pengendalian sumber daya serta pelaksanaan kebijakan sesuai dengan tugas dan
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 2
kewenangannya dalam pencapain tujuan, serta komitmen organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya, maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) Dinas pertanian Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2018. Penyusunan
LAKIP ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran Kinerja Pokok Dinas Pertanian
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2018.
Penyusunan LKjIP Dinas pertanian Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2018 disusun
berdasarkan beberapa landasan sebagai berikut :
1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Nomor XI/MPR/1998 Tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2005 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2007 Tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2008.
7. Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan daerah
8. Peraturan Pemerintah nomor 208 Tahun 2000 tetang tatacara
Pertanggungjawaban Kepala Daerah
9. Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan daerah
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 3
Kabupaten/Kota(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4737)
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah( Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4741);
11. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2005-2009;
12. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Laporan Kinerja Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Nomor 29 Tahun 2010 tentang
Pelaporan LAKIP dan Penetapan Kinerja
14. Permenpan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
15. Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencanan Pembangunan Jangka
Menegah Daerah (RPJMD) tahun 2017 – 2022.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
LKjIP Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2018 disusun dalam
rangka memenuhi salah satu unsur dari rangkaian implementasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja di Lingkungan Dinas pertanian Provensi Sulawesi Barat. Penyusunan laporan ini
dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai pelaksanaan program dan kegiatan
Strategis dalam Rencana Strategis Dinas pertanian Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017-
2022.
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 4
LKjIP Dinas pertanian Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2018 menyajikan laporan
mengenai hasil-hasil yang telah dicapai berdasarkan indikator kinerja yang dituangkan
dan ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2018. Terkait dengan hal tersebut, LKjIP
Dinas pertanian Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2018 bertujuan untuk meningkatkan
Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Dinas pertanian Provinsi Sulawesi Barat dalam
menjalankan tugas dan perannya sesuai dengan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang
baik, melalui penyajian gambaran atas pelaksanaan tugas yang diemban dalam berbagai
program dan kegiatan selama tahun anggaran 2018.
Selain itu LKjIP Tahun 2018 bertujuan pula untuk memberikan umpan balik
terhadap upaya peningkatan kinerja dan pemanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki
untuk mewujudkan visi dan misi dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas pertanian
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 – 2022.
1.3 GAMBARAN SINGKAT ORGANISASI
Gambaran singkat organisasi ini memuat tentang kedudukan, tugas pokok dan
fungsi, sumberdaya aparatur, sumberdaya keuangan, sarana dan prasarana, pembinaan
staf serta pengaruh kondisi lingkungan strategis eksternal.
Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi
Sesuai Peraturan Gubernur nomor 45 tahun 2016, Dinas Pertanian mempunyai
tugas membantu Gubernur melakukan urusan pemerintahan di bidang pertanian
meliputi Sarana dan prasarana, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Peternakan dan
Kesehatan Hewan, Penyuluhan, Produksi Perkebunan, Perbenihan dan Perlindungan
Perkebunan yang menjadi kewenangan daerah.
Dinas Pertanian dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud diatas,
menyelengarakan fungsi:
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 5
a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan di bidang sarana dan prasarana, tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan kesehatan hewan serta
penyuluhan pertanian;
b. Penyelenggaraan penyusunan program penyuluhan pertanian;
c. Penyelenggaraan penataan prasarana pertanian;
d. Penyelenggaraan pengawasan mutu dan peredaran benih tanaman,benih/bibit
ternak dan hijauan pakan ternak;
e. Penyelenggaraan pengawasan saranapertanian;
f. Penyelenggaraan pembinaan produksi di bidang pertanian;
g. Penyelenggaraan pengendalian dan penanggulangan hama penyakit tanaman dan
penyakit hewan;
h. Penyelenggaraan pengendalian dan penanggulangan bencana alam;
i. Penyelenggaraan pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian;
j. Penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
k. Penyelenggaraan pemberian izin usaha/rekomendasi teknis pertanian;
l. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pertanian;
m. Penyelenggaraan pelaksanaan administrasi Dinas Pertanian; dan
n. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Dinas Pertanian terdiri atas :
a. Sekretariat;
b. Bidang Sarana dan Prasarana;
c. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura;
d. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan;
e. Bidang Penyuluhan;
f. Bidang Produksi Perkebunan; dan
g. Bidang Perbenihan dan Perlindungan Perkebunan.
1. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administratif
kepada seluruh unit organisasi di lingkungan dinas pertanian, Sekretariat dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas menyelenggarakan fungsi :
a. koordinasi perumusan dan penyusunan rencana, program dan anggaran;
b. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja;
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 6
c. Pengelolaan verifikasi keuangan, pelaksanaan perbendaharaan dan urusan
akuntansi dan pelaporan keuangan;
d. Pengelolaan ketatausahaan, pelaksanaan kerumahtanggaan, perlengkapan dan
pengelolaan aset, hubungan masyarakat serta urusan perpustakaan, arsip dan
dokumentasi;
e. Pengelolaan administrasi kepegawaian dan pembinaan jabatan fungsional, serta
evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara
f. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
g. Koordinasi dan penyusunan produk hukum di lingkungan dinas pertanian ; dan
h. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Sekretariat terdiri atas :
a. Sub Bagian Program dan Pelaporan;
b. Sub Bagian Keuangan dan Aset; dan
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas:
a. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan kerja Sub Bagian program dan
keuangan;
b. Melaksanakan identifikasi, perumusan, penyusunan rencana program
pembangunan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang;
c. Melaksanakan penyusunan rencana strategis (renstra) dan rencana kerja (renja)
dinas;
d. Melaksanakan koordinasi penyusunan program perencanaan pemerintah daerah
(RPJPD, RPJMD DAN RKPD);
e. Melaksanakan pengumpulan dan rekapitulasi semua laporan kegiatan bulanan
dinas;
f. Melaksanakan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
(LKjIP) dan pelaporan-pelaporan dinas lainnya;
g. Melaksanakan koordinasi pengumpulan, pengolahan, analisa, dan penyajian data
statistik program dan kegiatan masing-masing bidang;
h. Melaksanakan kajian, analisa, evaluasi kinerja, dan pelaporan kemajuan program
dan kegiatan masing-masing bidang;
i. Melaksanakan penyusunan dan pengajuan rencana penggunaan anggaran;
j. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi terhadap unit kerja terkait;
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 7
k. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
Sub Bagian Keuangan dan Aset mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan penatausahaan dan pembinaan administrasi keuangan meliputi
gaji pegawai, keuangan, perjalanan dinas serta hak-hak lainnya;
b. Melaksanakan verifikasi pertanggungjawaban keuangan dinas;
c. Melaksanakan urusan perbendaharaan, pengelolaan penerimaaan negara bukan
pajak dan pelaporan keuangan;
d. Menyiapkan bahan dan melaksanakan pengelolaan realisasi dan evaluasi
perhitungan anggaran serta pembenahan administrasi bendahara;
e. Melaksanakan klarifikasi dan menindaklanjuti laporan hasil pemeriksaan (lhp)
dan/atau laporan hasil audit (lha);
f. Melaksanakan koordinasi dan pengelolaan data bahan evaluasi dan pelaporan
keuangan dinas;
g. Melaksanakan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan dinas;
h. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan laporan pertanggungjawaban keuangan
dinas;
i. Melaksanakan urusan kerumahtanggaan dinas dan rencana kebutuhan
perlengkapan dinas;
j. Melakukan pengelolaan dan penatausahaan aset;
k. Melaksanakan penyusunan administrasi, pengadaan pendistribusian dan
penghapusan aset barang inventaris dan perlengkapan dinas; dan
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas :
a. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Melaksanakan pengelolaan urusan ketatusahaan dan administrasi kepegawaian
meliputi kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, cuti, kesejahteraan pegawai dan
laporan berkala;
c. Melaksanakan pengumpulan data dalam rangka pengembangan penerapan Sistem
Informasi Kepegawaian (SIMPEG);
d. Melaksanakan pengelolaan dan penyajian data kepegawaian melalui Sistem
Informasi Kepegawaian (SIMPEG);
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 8
e. Melaksanakan analisis jabatan dan analisis beban kerja pegawai;
f. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum, surat-surat masuk dan keluar dan
mengklasifikasikan surat menurut jenisnya;
g. Melaksanakan penataan dan penyelenggaraan sistem kearsipan yang dinamis; dan
h. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
2. Bidang Sarana dan prasarana
Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian mempunyai tugas melakukan
penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi di bidang sarana dan prasarana pertanian.
Bidang Sarana dan prasarana Pertanian dalam melakukan tugas
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan kebijakan di bidang sarana dan prasarana pertanian; penyediaan
dukungan infrastruktur pertanian;
b. Pengembangan potensi perluasan areal, pengelolaan lahan dan irigasi pertanian;
c. Penyediaan dan pengawasan peredaran pupuk, pestisida, serta alat dan mesin
pertanian;
d. Pembinaan sosialisasi dan fasilitasi pembiayaan di bidang pertanian;
e. Fasilitasi investasi di bidang pertanian;
f. Pemantauan dan evaluasi di bidang sarana dan prasarana pertanian; dan
g. Pelaksanaan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Bidang Sarana dan prasarana Pertanian terdiri atas :
a. Seksi Lahan dan Investasi;
b. Seksi Pengelolaan Air Irigasi Pertanian; dan
c. Seksi Pupuk, Pestisida, Alsin dan Pembiayaan.
Seksi Lahan dan Investasi mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan anggaran Seksi lahan dan investasi;
b. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, di bidang pengembangan lahan dan
investasi pertanian;
c. Melakukan bimbingan, fasilitasi dan pelayanan investasi pertanian;
d. Menyiapkan bahan penyediaan lahan, perluasan areal, optimasi dan jalan usaha
tani/produksi;
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 9
e. Menyiapkan bahan peta pengembangan dan pengendalian lahan pertanian;
f. Menyiapkan bahan pengembangan tata ruang dan tataguna lahan pertanian;
g. Menyiapkan bahan laporan dan mendokumentasikan kegiatan Seksi Lahan dan
Investasi; dan
h. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Seksi Pengelolaan Air Irigasi Pertanian mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan rencana dan anggaran Seksi Pengelolaan Air irigasi
pertanian;
b. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis di Seksi Pengelolan Air irigasi
pertanian;
c. Menyiapkan bahan bimbingan pemberdayaan kelembagaan pemakai air;
d. Menyiapkan bahan penyediaan jaringan irigasi tersier;
e. Melakukan pengembangan jaringan irigasi tersier dan sumber sumber air
lainnya;
f. Menyiapkan bahan laporan dan mendokumentasikan kegiatan Seksi pengelolaan
air irigasi pertanian; dan
g. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Seksi Pupuk, Pestisida, Alsin dan Pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
337 huruf c, mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan rencana dan anggaran Seksi Pupuk, Pestisida, Alsin dan
Pembiayaan;
b. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis
pupuk, pestisida, Alsin dan Pembiayaan;
c. Melakukan penghitungan dan melakukan penyediaan pupuk, pestisida, alat dan
mesin pertanian;
d. Melakukan penjaminan mutu pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian;
e. Melakukan bimbingan pendampingan dan supervisi pembiayaan pertanian;
f. Menyiapkan bahan rencana dan pendokumentasian kegiatan Seksi Pupuk,
Pestisida, Alsin dan Pembiayaan; dan
g. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 10
3. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura
Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melakukan
penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi di bidang tanaman pangan dan Hortikultura.
Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam melakukan tugas,
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan kebijakan perbenihan, produksi, perlindungan, pengolahan dan
pemasaran hasil di bidang tanaman pangan dan hortikultura;
b. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan benih/bibit di bidang tanaman pangan
dan hortikultura;
c. Koordinasi peredaran dan sertifikasi benih di bidang tanaman pangan dan
hortikultura;
d. Pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi di bidang tanaman
pangan dan hortikultura;
e. Koordinasi pengendalian dan penanggulangan hama penyakit, penanggulangan
bencana alam, dan dampak perubahan iklim di bidang tanaman pangan dan
hortikultura;
f. Pemberian bimbingan dan penyediaan alat pascapanen, pengolahan dan
pemasaran hasil di bidang tanaman pangan dan hortikultura;
g. Koordinasi perizinan usaha/rekomendasi teknis di bidang tanaman pangan dan
hortikultura;
h. Pemantauan dan evaluasi di bidang tanaman pangan dan hortikultura; dan
i. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri atas :
a. Seksi Perbenihan dan Perlindungan;
b. Seksi Produksi; dan
c. Seksi Pengolahan dan Pemasaran.
Seksi Perbenihan dan Perlindungan mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan rencana dan anggaran Seksi Perbenihan dan perlindungan;
b. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan perbenihan dan perlindungan di
bidang tanaman pangan dan Hortikultura;
c. Menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan benih dan
pengembangan varietas unggul;
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 11
d. Menyiapkan bahan bimbingan produksi benih dan kelembagaan benih;
e. Melakukan koordinasi pengendalian serangan organisme pengganggu tumbuhan
(OPT), dampak perubahan iklim dan bencana alam;
f. Melakukan koordinasi pengelolaan data OPT, dampak perubahan iklim dan
bencana alam;
g. Menyiapkan bahan bimbingan teknis perbenihan di bidang tanaman pangan dan
Hortikultura;
h. Menyiapkan bahan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan Seksi perbenihan
dan perlindungan tanaman pangan dan Hortikultura; dan
i. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Seksi Produksi mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan rencana dan anggaran Seksi Produksi, Tanaman Pangan dan
hortikultura;
b. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, peningkatan produksi di bidang
tanaman pangan dan hortikultura;
c. Menyiapkan bahan kebijakan produksi di bidang tanaman pangan dan
hortikultura;
d. Menyiapkan bahan rencana tanam dan produksi di bidang tanaman pangan dan
hortikultura;
e. Melakukan bimbingan peningkatan mutu dan produksi di bidang tanaman
pangan dan hortikultura;
f. Melakukan bimbingan penerapan teknologi budi daya di bidang tanaman pangan
dan hortikultura;
g. Menyiapkan bahan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan Seksi Produksi
Tanaman Pangan dan hortikultura; dan
h. melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Seksi Pengolahan dan Pemasaran mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan rencana dan anggaran Seksi Pengolahan Dan Pemasaran;
b. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pengolahan hasil di bidang tanaman
pangan dan hortikultura;
c. Menyiapkan bahan bimbingan dan pengembangan unit pengolahan hasil di
bidang tanaman pangan dan hortikultura;
d. Menyiapkan bahan kebutuhan alat pengolahan hasil di bidang tanaman pangan
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 12
dan hortikultura;
e. Menyiapkan bahan penerapan cara produksi pangan olahan yang baik (CPPOB)
dan pemberian surat keterangan kelayakan pengolahan (SKKP/SKP) di bidang
tanaman pangan dan hortikultura;
f. Melakukan pelayanan dan pengembangan informasi pasar;
g. Melakukan fasilitasi promosi produk di bidang tanaman pangan dan hortikultura;
h. Menyiapkan bahan pemberian bimbingan teknis pengolahan dan pemasaran hasil
di bidang tanaman pangan dan hortikultura;
i. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pengolahan dan
pemasaran hasil di bidang tanaman pangan dan hortikultura;
j. Menyiapkan bahan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan Seksi Pengolahan
Dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dan hortikultura; dan
k. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
4. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan
Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 332
huruf d, mempunyai tugas melakukan penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan
pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang peternakan
dan kesehatan hewan.
Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam melakukan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan kebijakan benih/bibit, pakan, produksi, peternakan dan kesehatan
hewan, perlindungan serta pengolahan dan pemasaran hasil di bidang
perternakan;
b. Pengelolaan sumber daya genetik hewan;
c. Perencanaan kebutuhan dan penyediaan indukan, pejantan, benih/bibit ternak,
pakan ternak, dan benih/bibit hijauan pakan ternak;
d. Pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi ternak;
e. Pengendalian penyakit hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;
f. Pengawasan peredaran dan pengunaan serta sertifikasi benih/bibit ternak, pakan,
hijauan pakan ternak, dan obat hewan;
g. Pengawasan pemasukan dan pengeluaran hewan, dan produk hewan;
h. Pelaksanaan sertifikasi persyaratan teknis kesehatan masyarakat veteriner dan
kesejahteraan hewan;
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 13
i. Pemberian izin/rekomendasi di bidang peternakan, kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner;
j. Pemberian bimbingan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil di bidang
peternakan;
k. Pemantauan dan evaluasi di bidang peternakan dan kesehatan hewan; dan
l. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan terdiri atas :
a. Seksi Perbibitan, Produksi dan Pakan;
b. Seksi Kesehatan Hewan; dan
c. Seksi Kesmavet, Pengolahan dan Pemasaran.
Seksi Perbibitan, Produksi dan Pakan mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan rencana dan anggaran seksi Perbibitan, produksi dan Pakan;
b. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan benih/bibit, pakan, dan produksi di
bidang peternakan;
c. Menyiapkan bahan penyediaan dan peredaran pakan, benih/bibit ternak, dan
hijauan pakan ternak;
d. Menyiapkan bahan pengendalian penyediaan dan peredaran hijauan pakan ternak
(HPT);
e. Menyiapkan bahan bahan pengawasan produksi, mutu, pakan, benih/bibit HPT;
f. Menyiapkan bahan pengujian binih/bibit HPT;
g. Menyiapkan bahan pengelolaan sumber daya genetik hewan melalui jaminan
kemurnian dan kelestarian;
h. Melakukan pemberian bimbingan peningkatan produksi ternak;
i. Menyiapkan bahan pemberdayaan kelompok peternak;
j. Melakukan penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan
SeksiBenih/Bibit, Pakan, dan Produksi di Bidang Peternakan; dan
k. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Seksi Kesehatan Hewan mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan rencana dan anggaran Seksi Kesehatan Hewan;
b. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan di bidang kesehatan hewan;
c. Melakukan penyiapan bahan pengawasan dan mutu obat hewan tingkat
distributor;
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 14
d. Menyiapkan bahan pengamatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan;
e. Menyiapkan bahan penetapan persyaratan teknis kesehatan hewan dan
penerbitan keterangan kesehatan hewan;
f. Melakukan fasilitasi unit pelayanan kesehatan hewan;
g. Menyiapkan bahan penanggulangan, penutupan dan pembukaan daerah wabah
penyakit hewan menular;
h. Menyiapkan bahan pengawasan peredaran dan penerapan mutu obat hewan;
i. Menyiapkan bahan penerbitan izin/ rekomendasi usaha distributor obat hewan;
j. Menyiapkan bahan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan SeksiKesehatan
Hewan; dan
k. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner (kesmavet), Pengolahan Dan Pemasaran
mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan rencana dan anggaran SeksiKesehatan Masyarakat Veteriner,
Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Peternakan;
b. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan kesehatan masyarakat veteriner,
pengolahan dan pemasaran hasil di bidang peternakan;
c. Menyiapkan bahan penilaian penerapan penanganan limbah dampak, hygiene dan
sanitasi usaha produk hewan;
d. Melakukan pemberian fasilitas sertifikasi unit usaha produk hewan skala kecil;
e. Menyiapkan bahan rekomendasi teknis hasil penilaian dokumen aplikasi
pengeluaran dan/atau pemasukan produk hewan;
f. Melakukan analisis resiko pengeluaran dan pemasukan produk hewan;
g. Menyiapkan bahan sertifikasi veteriner pengeluaran produk hewan;
h. Menyiapkan bahan pencegahan penularan zoonosis;
i. Menyiapkan bahan bimbingan rumah potong dan pemotongan hewan qurban;
j. Menyiapkan bahan bimbingan dan pengembangan unit pengolahan hasil di
bidang peternakan dan kesehatan hewan;
k. Menyiapkan bahan penyusunan kebutuhan alat pengolahan hasil di bidang
peternakan dan kesehatan hewan;
l. Menyiapkan bahan penerapan cara produksi pangan olahan yang baik (CPPOB)
dan pemberian surat keterangan kelayakan pengolahan (SKKP/SKP) di bidang
peternakan dan kesehatan hewan;
m. Melakukan pelayanan dan pengembangan informasi pasar di bidang peternakan
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 15
dan kesehatan hewan;
n. Melakukan fasilitasi promosi produk di bidang peternakan dan kesehatan hewan;
o. Menyiapkan bahan pemberian bimbingan teknis kesehatan hewan, pengolahan
dan pemasaran hasil di bidang peternakan;
p. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan kesehatan hewan,
pengolahan dan pemasaran hasil di bidang peternakan;
q. menyiapkan bahan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan Seksi Kesehatan
Masyarakat Veteriner, Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Peternakan; dan
r. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
5. Bidang Penyuluhan
Bidang Penyuluhan mempunyai tugas melakukan penyusunan kebijakan, program dan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
Bidang Penyuluhan dalam melakukan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan kebijakan dan program di bidang penyuluhan pertanian;
b. Bimbingan kelembagaan dan ketenagaan di bidang pertanian;
c. Pemberian fasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan dan forum
masyarakat bagi pelaku utama dan pelaku usaha;
d. Peningkatan kapasitas penyuluh Pegawai Negeri Sipil, swadaya dan swasta;
e. Pengembangan metode penyuluhan dan pengelolaan informasi penyuluhan;
f. Pemantauan dan evaluasi di bidang penyuluhan pertanian; dan
g. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Bidang Penyuluhan terdiri atas :
a. Seksi Kelembagaan;
b. Seksi Ketenagaan; dan
c. Seksi Metode dan Informasi.
Seksi Kelembagaan sebagaimana mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan rencana dan anggaran Seksi Kelembagaan;
b. Menyiapkan bahan kebijakan di bidang kelembagaan penyuluhan pertanian;
c. Menyiapkan bahan penguatan dan pengembangan serta peningkatan kapasitas di
bidang kelembagaan penyuluhan pertanian;
d. Menyiapkan bahan penguatan dan pengembangan serta peningkatan kapasitas
kelembagaan petani;
e. Menyiapkan bahan dan fasilitasi akreditasi di bidang kelembagaan penyuluhan
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 16
pertanian;
f. Menyiapkan bahan dan fasilitasi sertifikasi dan akreditasi kelembagaan petani;
g. Menyiapkan bahan penilaian dan pemberian penghargaan kepada kelembagaan
penyuluh pertanian;
h. Menyiapkan bahan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan Seksi
Kelembagaan; dan
i. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Seksi Ketenagaan mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan kerja dan program penyuluhan;
b. Menyiapkan bahan rencana dan anggaran Seksiketenagaan;
c. Menyiapkan bahan penyusunan dan mengelola database di bidang ketenagaan
penyuluhan pertanian;
d. Menyiapkan bahan pengembangan kompetensi kerja penyuluh pertanian;
e. Menyiapkan bahan dan fasilitasi penilaian dan pemberian penghargaan kepada
penyuluh pertanian;
f. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
penyuluhanpertanian;
g. Menyiapkan bahan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan Seksiketenagaan;
dan
h. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Seksi Metode dan Informasi mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan rencana dan anggaran Seksi metode, dan informasi
Penyuluhan Pertanian;
b. menyiapkan bahan penyusunan program penyuluhan pertanian;
c. Menyiapkan bahan materi dan pengembangan metodologi di bidang penyuluhan
pertanian;
d. Menyiapkan bahan materi dan pengembangan metodologi di bidang penyuluhan
pertanian;
e. Menyiapkan bahan informasi dan media di bidang penyuluhan pertanian;
f. Menyiapkan bahan pengembangan dan pengelolaan sistem manajemen informasi
di bidang penyuluhan pertanian;
g. Menyiapkan bahan penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan
SeksiMetode, dan Informasi Penyuluhan Pertanian; dan
h. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 17
6. Bidang Produksi Perkebunan
Bidang Produksi mempunyai tugas melakukan penyusunan, pelaksanaan kebijakan,
dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang produksi
perkebunan.
Bidang Produksi Perkebunan dalam melakukan tugas menyelenggarakan fungsi :
a. Pengkajian bahan kebijakan teknis tanaman perkebunan, pasca panen, Pembinaan
usaha, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan;
b. Penyusunan bahan fasilitasi tanaman perkebunan, pasca panen, pembinaan usaha,
pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan;
c. Memberikan bimbingan teknis, evaluasi dan pemantauan pada tanaman
perkebunan, pasca penen, pembinaan usaha, pengolahan dan pemasaran hasil
perkebunan; dan
d. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Bidang Produksi Perkebunan terdiri atas :
a. Seksi Tanaman Perkebunan;
b. Seksi Penanganan Pasca Panen dan Pembinaan Usaha; dan
c. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil.
Seksi Tanaman Perkebunan mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan anggaran Seksi Tanaman
Perkebunan menyiapkan bahan penyusunan kebijakan tanaman perkebunan;
b. Menyiapkan bahan penyusunan pengembangan kawasan tanaman perkebunan;
c. Melakukan pendataan luas areal, produksi dan produktifitas tanaman perkebunan;
d. Melakukan pembinaan kelembagaan kelompok tani;
e. Melakukan bimbingan penerapan teknologi budi daya tanaman perkebunan;
f. Menyiapkan bahan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan Seksi tanaman
perkebunan; dan
g. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Seksi Penanganan Pasca Panen dan Pembinaan Usaha mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan anggaran Seksi Penanganan Pasca
Panen dan Pembinaan Usaha;
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 18
b. Melakukan bimbingan Penanganan Pasca Panen dan Pembinaan Usaha
Perkebunan;
c. Melakukan kajian pemberian izin/rekomendasi teknis dan penilaian usaha
perkebunan;
d. Menyiapkan bahan penyusunan penanganan Pasca Panen dan Pembinaan Usaha;
e. Menyiapkan bahan penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan
Penanganan Pasca Panen dan Pembinaan Usaha; dan
f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan anggaran Seksi Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
b. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan Pengolahan dan Pemasaran Hasil;
c. Menyiapkan bahan penyusunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil;
d. Melakukan bimbingan dan pengembangan Unit Pengolahan dan Pemasaran Hasil;
e. Menyiapkan bahan penyiapan kebutuhan alat pengolahan hasil;
f. menyiapkan bahan penyiapan bahan penerapan cara produksi Pangan olahan yang
baik dan pemberian surat keterangan kelayakan pengolahan;
g. Melakukan bimbingan teknis Sistem Jaminan Mutu dan Standarisasi;
h. Melakukan pelayanan dan pengembangan informasi pasar;
i. Melakukan fasilitasi promosi produk hasil perkebunan;
j. Menyiapkan bahan penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan Seksi
Pengolahan dan Pemasaran Hasil; dan
k. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
7. Bidang Perbenihan dan Perlindungan Perkebunan
Bidang Perbenihan dan Perlindungan Perkebunan mempunyai tugas melakukan
penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta
pemantauan dan evaluasi di bidang perbenihan dan perlindungan perkebunan.
Bidang Perbenihan dan Perlindungan Perkebunan dalam melaksanakan tugas
menyelenggarakan fungsi:
a. Pengkajian bahan kebijakan teknis Perbenihan, Pengendalian Organisme
pengganggu tumbuhan (OPT), Gangguan usaha, dampak perubahan iklim dan
pencegahan kebakaran.
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 19
b. Penyusunan bahan fasilitasi Perbenihan, Pengendalian Organisme pengganggu
tumbuhan (OPT), Gangguan usaha, dampak perubahan iklim dan pencegahan
kebakaran.
c. Pemberian bimbingan teknis, evaluasi dan pemantauan pada Perbenihan,
Pengendalian Organisme pengganggu tumbuhan (OPT), Gangguan usaha,
dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran; dan
d. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Bidang Perbenihan dan Perlindungan Perkebunan terdiri atas :
a. Seksi Perbenihan;
b. Seksi Pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT); dan
c. Seksi Gangguan Usaha, Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran.
Seksi Perbenihan mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja dan anggaran Perbenihan;
b. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan perbenihan;
c. Menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan benih dan pengembangan
varietas unggul;
d. Melakukan bimbingan teknis ke kelompok penangkar perbenihan tanaman
perkebunan;
e. Melakukan pendataan kelompok penangkar benih tanaman perkebunan;
f. Menyiapkanbahan rekomendasi pemasukan dan pengeluaran benih yang beredar;
g. Memberikan izin kelompok penangkar bibit/benih; dan
h. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Seksi Pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT) mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan anggaran Seksi Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan;
b. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan Seksi Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan;
c. Melakukan penyiapan bahan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan
(OPT);
d. Melakukan penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis pengendalian OPT;
e. Menyiapkan bahanpengamatan (OPT);
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 20
f. Menyiapkan bahanpengendalian dan pemantauan OPT, bimbingan operasional
pengamatan dan peramalan OPT;
g. Melakukan pengelolaan data OPT;
h. Menyiapkan bahan bimbingan kelembagaan OPT;
i. Menyiapkan bahan sekolah lapang pengendalian hama terpadu; dan
j. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Seksi Gangguan Usaha, Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran,
mempunyai tugas:
a. Menyiapkan bahan rencana dan anggaran Seksi gangguan usaha, dampak
perubahan iklim dan pencegahan kebakaran;
b. Menyiapkan bahan kebijakan Seksi gangguan usaha, dampak perubahan iklim dan
pencegahan kebakaran;
c. Menyiapkan bahan penanganan gangguan usaha;
d. Menyiapkan bahan penanggulangan gangguan usaha;
e. Menyiapkan bahan bimbingan teknis gangguan usaha;
f. Memfasilitasi dalam menangani gangguan usaha;
g. Menyiapkan bahan penanganan dampak perubahan iklim;
h. Menyiapkan bahan penanggulangan bencana alam;
i. Menyiapkan bahan pemberian bimbingan teknis pencegahan kebakaran;
j. Menyiapkan bahan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan Seksi gangguan
usaha, dampak perubahan iklim; dan
k. melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan;
1. UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD)
a. Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
b. Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
c. Balai Perbibitan dan Hijauan Makanan Ternak
d. Balai Benih Tanaman Pangan
e. Balai Benih Induk Hortikultura
f. Balai Mekanisasi dan Pengembangan Agribisnis Pertanian
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 21
g. Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian
h. Balai Inseminasi Buatan
i. Balai Pengawasan, Serttifikasi, dan Pengujian Mutu Benih Perkebunan
j. Balai Proteksi dan Perlindungan Perkebunan
k. Laboratorium Diagnostik Keswan dan Kesmavet
SUMBER DAYA APARATUR
Kemajuan suatu organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya sangat
ditentukan oleh sumberdaya manusia. Kualitas sumberdaya manusia sebagai
penggerak roda organisasi merupakan faktor internal yang berpengaruh langsung
terhadap lingkungan strategis organisasi.
Dalam lingkup Dinas pertanian Provinsi Sulawesi Barat, sumberdaya masih
minim dari segi kuantitas, tapi keberadaan sumberdaya manusia didukung oleh
beberapa staf yang cukup potensial baik dari segi ilmu maupun dari pengalaman
organisasi.
Pada tahun 2018, jumlah pegawai keseluruhan pada Dinas pertanian Provinsi
Sulawesi Barat yakni Pegawai Negeri Sipil 165 orang dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 1. JUMLAH PNS BERDASARKAN ESELON
NO KETERANGAN JUMLAH
1. ESELON II -
2. ESELON III 13
3. ESELON IV 41
4. NON ESELON 195
TOTAL 249
Sumber : Bagian Umum dan Kepegawaian Sekretariat Distan Prov. Sulbar 2018
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 22
Dari 249 (Dua Ratus Empat Puluh Sembilan) orang tersebut di atas,
sebanyak 44 (Empat Puluh Empat) orang adalah pejabat struktural, 1 (satu) orang
Sekretaris Dinas, 6 (Enam) orang Kepala Bidang, 6 (Enam) orang Kepala UPTD,
41 (Empat Puluh Satu) orang Kepala Seksi/Kasubag, 195 (Seratus Sembilan Lima)
orang Staf Non Esselon. Untuk Tahun 2018, Sekretaris Dinas menjabat sebagai
pelaksan tugas Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat.
Tabel 2. JUMLAH PNS BERDASARKAN GOLONGAN
NO KETERANGAN JUMLAH
1. GOLONGAN IV 22
2. GOLONGAN III 156
3. GOLONGAN II 72
4. GOLONGAN I 3
TOTAL 249
Sumber : Bagian Umum dan Kepegawaian Sekretariat Distan Prov. Sulbar 2018
Tabel 3. JUMLAH PNS BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
NO KETERANGAN JUMLAH
1. STRATA 3 -
2. STRATA 2 34
3. STRATA 1 140
4. DIPLOMA 3 7
5. SLTA 93
TOTAL 274
Sumber : Bagian Umum dan Kepegawaian Sekretariat Distan Prov. Sulbar 2018
Upaya pengembangan staf di lingkungan Dinas pertanian Propinsi Sulawesi Barat
senantiasa dilakukan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan yang semakin hari
semakin berat dan penuh tantangan. Untuk itu, pengembangan pegawai/staf
termasuk salah satu prioritas untuk pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan.
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 23
Pembinaan staf selama ini dilakukan antara lain dengan cara mengikut sertakan
para staf mengikuti pendidikan formal, pendidikan latihan, kegiatan seminar,
lokakarya dan in house training bagi para staf. Dalam periode tahun 2018 beberapa
kegiatan pembinaan dilakukan terutama dengan mengikut sertakan staf dalam
diklat tertentu yang sesuai dengan bidang tugas/pekerjaannya.
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 29
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
PERENCANAAN STRATEGIS
Perencanaan Strategis (Strategic Planning) adalah sebuah alat manajemen yang
digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada
masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan
organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan.
Karakteristik dari perencanaan strategis adalah proses memutuskan program-program yang
akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang akan dialokasikan
ke setiap program selama beberapa tahun kedepan.
Definisi Perencanaan Strategis
1. Menurut Kerzner Perencanaan Strategis (Strategic Planning ) adalah sebuah alat
manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan
proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah
petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja
menuju 5 sampai 10 tahun ke depan.
2. Menurut Robert N. Anthony perencanaan strategis adalah proses memutuskan
program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlaj
sumber daya yang akan dialokasikan ke setiap program selama beberapa tahun depan.
Dapat disimpulkan bahwa rencana strategis adalah rencana spesifik mengenai
bagaimana untuk mencapai ke arah masa depan yang akan diambil oleh entias. Sedangkan
Perencanaan strategis adalah proses memutuskan program-program yang akan dilaksanakan
oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang akan dialokasikan ke setiap program
jangka panjang selama beberapa tahun kedepan. Hasil dari proses perencanaan strategi
berupa dokumen yang dinamakan strategic plan yang berisi informasi tentang program-
program beberapa tahun yang akan datang.
Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka
mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan, haruslah bekerja dalam sebuah
sistem yang ada pada proses perencanaan strategis / strategic planning. Kemampuan
manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 30
unggul dalam sebuah perencanaan stategis . Perencanaan strategis secara eksplisit
berhubungan dengan manajemen perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian beberapa
ahli (e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965; Lorange, 1980; Steiner, 1979). Lorange (1980),
menuliskan, bahwa strategic planning adalah kegiatan yang mencakup serangkaian proses
dari inovasi dan merubah perusahaan, sehingga apabila strategic planning tidak mendukung
inovasi dan perubahan, maka itu adalah kegagalan.
VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN
Visi Dinas Pertanian
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana kondisi
pemerintahan harus dibawah dan berkarya agar konsisten, dapat eksis, partisipatif,
motivatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang memandang
keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi
pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut, Visi Dinas Pertanian Provinsi
Sulawesi Barat adalah:
“Terciptanya Pertanian yang Tangguh dan Berdaya Saing untuk Mewujudkan
Petani yang Maju, Mandiri dan Sejahtera”
Penjelasan Arti Visi
1. Pertanian diartikan sebagai usaha atau kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya alam yang meliputi tanah/lahan, air/irigasi, tumbuhan/tanaman, dan
hewan/ternak sesuai dengan kewenangan yang telah ditetapkan dengan Peraturan
dan Perundang-Undangan.
2. Tangguh diartikan kuat dan andal dalam menghadapi kemajuan teknologi dan
kemajuan zaman
3. Berdaya Saing diartikan sebagai pertanian yang akan dikelola memiliki
kemampuan daya saing
4. Petani diartikan sebagai sasaran yang akan diwujudkan kesejahteraannya
5. Maju diartikan sebagai kondisi yang yang optimal terhadap usaha pertanian
sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pelaku usaha pertanian
dan masyarakat khususnya Sulawesi Barat.
6. Mandiri diartikan kondisi dinas pertanian yang mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri dengan menagndalkan emampuan dan kekuatannya sendiri
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 31
7. Sejahtera diartikan sebagai suatu kondisi yang menggambarkan terpenuhinya
kebutuhan dasar petani (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan).
Misi Dinas Pertanian
1. Mengembangkan Komoditas Unggulan Pertanian Nasional dan Daerah Berbasis
Kawasan.
2. Meningkatkan Daya Saing Hasil Produksi Pertanian.
3. Meningkatkan Kapasitas Petani dan Penyuluh Pertanian dalam Pembangunan
Pertanian
2.1. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan Dinas pertanian Provinsi Sulawesi Barat adalah:
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk
mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan dan menangani isu
strategis daerah yang dihadapi. Rumusan tujuan merefleksikan konteks
pembangunan yang dihadapi OPD dan memiliki keterkaitan dengan visi OPD yang
ingin dicapai.
Tujuan dinas Pertanian anatara lain :
1. Meningkatkan Produksi dan Produktifitas Hasil Pertanian
2. Meningkatkan nilai tambah dan pemasaran hasil pertanian
3. Meningkatkan Pemberdayaan Petani dan Penyuluh Pertanian Pembangunan
Pertanian
Sasaran Dinas pertanian Provinsi Sulawesi Barat adalah:
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan
secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan. Perumusan sasaran perlu memperhatikan
indikator kinerja sesuai tugas pokok dan fungsi OPD atau kelompok sasaran yang
dilayani, serta profil pelayanan yang terkait dengan indikator kinerja.
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, sasaran Dinas pertanian Provinsi
Sulawesi Barat adalah:
1. Meningkatnya produksi dan produktivitas Hasil Pertanian
2. Meningkatnya standarisasi mutu hasil produksi pertanian
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 32
3. Meningkatnya Kemintraaan petanin dengan pelaku Agribisnis dan
Agroindustri
4. Meningkatnya kelembagaan petani yang maju dan mandiri
5. Meningkatnya kinerja penyuluh pertanian
2.2. STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Strategi dan kebijakan adalah strategi dan kebijakan untuk mencapai tujuan dan
sasaran jangka menengah yang selaras dengan strategi dan kebijakan daerah serta rencana
program prioritas dalam RPJMD. Strategi dan kebijakan jangka menengah menunjukkan
bagaimana cara Dinas Pertanian mencapai tujuan, sasaran jangka menengah, dan target
kinerja hasil (outcome) program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi Dinas
Pertanian. Strategi dan kebijakan dalam Renstra ini selanjutnya menjadi dasar perumusan
kegiatan pada setiap program prioritas yang akan dilaksanakan.
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang
bagaimana OPD mencapai tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan
yang komprehensif, strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan
tranformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan strategik tidak saja
mengagendakan aktivitas pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan
menciptakan layanan masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan baik, termasuk di
dalamnya upaya memperbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem manajemen, dan
pemanfaatan teknologi informasi.
Rumusan strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana
tujuan dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan.
Rumusan strategi juga menunjukkan keinginan yang kuat bagaimana OPD menciptakan
nilai tambah (value added) bagi stakeholder layanan. Di sini penting untuk mendapatkan
parameter utama yang menunjukkan bagaimana strategi tersebut menciptakan nilai (strategic
objective). Melalui parameter tersebut, dapat dikenali indikasi keberhasilan atau kegagalan
suatu strategi sekaligus untuk menciptakan budaya “berpikir strategik” dalam menjamin
bahwa transformasi menuju pengelolaan pemerintah daerah yang lebih baik, transparan,
akuntabel dan berkomitmen terhadap kinerja, strategi harus dikendalikan dan dievaluasi
(learning process).
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 33
Tabel 4. Tujuan, Sasaran, Strategis dan Kebijakan Dinas Pertanian Tahun 2018
M I S I
MISI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT
(terkait Dinas Pertanian)
MISI 4 : Meningkatkan Pertumbuhn Ekonomi Yang Inovatif dan Berdaya Saing Tinggi
MISI DINAS PERTANIAN PROV. SULAWESI BARAT
MISI I : Mengembangkan Komoditas Unggulan Pertanian Nasional dan Daerah
Berbasis Kawasan
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan
Produksi,
Produktifitas Hasil
Pertanian Pada
Kawasan Pertanian
Meningkatnya
Produksi dan
Produktifitas
Hasil Pertanian
Peningkatan
Prasarana dan
Sarana Produksi
serta Optimalisasi
Pengelolaan Lahan
Pertanian
1. Revitalisasi Prasarana dan Sarana
Pertanian yang efektif, efisien dan
berwawasan lingkungan.
2. Penerapan dan adopsi teknolog
pertanian tepat guna dan spesifik
lokasi menunjang peningkatan
produktifitas lahan.
3. Perluasan dan Pemerataan akses
Sarana Produksi Pertanian yang
bermutu dan terjangkau.
4. Pengawasan Peredaran dan
Penggunaan Sarana Produksi
Pertanian (Benih/Bibit, Pupuk,
Pestisida, Obata-Obatan, Vaksin dll
sesuai kewenangan)
5. Revitalisasi sistim perbenihan/
perbibitan tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan
peternakan.
6. Optimasi Pengelolaan dan
Perlindungan Lahan Pertanian
7. Pengembangan Komoditas
Unggulan Pertanian Berbasis
Kawasan.
8. Pengamanan Produksi melalui
Pengendalian Hama/Penyakit
Tanaman.
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 34
9. Pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular ternak.
10. Pengembangan komoditas pertanian
dengan system integrasi atau
multiple croping
11. Sinergitas dan Sinkronisasi
Pembangunan Pertanian dengan
Program Ketahanan Pangan,
Pengentasan Kemiskinan,
Peningkatan IPM, Pengembangan
Objek Wisata, Program One Village
One Product, Program
Pembangunan Responsif Gender
(PPRG), Program Sustainable
Development Goals (SDGs) dan
Program Pembangunan
Berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan.
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 35
MISI 2 : Meningkatkan Daya Saing Hasil Produksi Pertanian.
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan Daya
Saing Hasil Produksi
pertanian
1. Meningkatny
a Standarisasi
Mutu Hasil
Produksi
Pertanian
2. Meningkatnya
Kemitraan
Petani dengan
Pelaku Usaha
Agribisnis dan
Agroindustri.
Peningkatan Mutu,
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
Produksi Pertanian
1. Standarisasi mutu hasil produksi dan
hasil olahan komoditas pertanian.
2. Penguatan dan peningkatan
kapasitas petani dan Pelaku
Agribisnis dalam Pengelolaan hasil
produksi pertanian
3. Penyediaan Informasi Harga Pasar
dan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian.
4. Peningkatan pemahaman bagi pelaku
usaha agribisnis dan agroindustri
terhadap peraturan dan perundang-
undangan tentang standar mutu hasil
produksi pertanian.
5. Fasilitasi dan advokasi terhadap
penetapan harga pasar komoditas
pertanian
6. Peningkatan kerjasama dan
Kemitraan antara Pemprov dan
Petani dengan Pelaku Agribisnis dan
Agroindustri.
MISI 3 : Meningkatkan Kapasitas Petani dan Penyuluh Pertanian dalam
Pembangunan Pertanian
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkat
kan Kapasitas Petani
dan Penyuluh
Pertanian dalam
pembangunan
pertanian
Meningkatnya
Pemberdayaan
Petani dan
Penyuluh
Pertanian
Peningkatan
Kapasitas Petani
dan Penyuluh
Pertanian
1. Pengembangan, Penataan,
Penguatan dan Pemberdayaan
Kelembagaan Petani.
2. Penyebaran informasi dan Transfer
teknologi kepada petani.
3. Penguatan Komisi dan Lembaga
Penyuluhan Pertanian.
4. Pengembangan SDM Penyuluh
Pertanian
5. Pengembangan Metode, Sistem
Penyuluhan Pertanian
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 36
2.3. RENCANA KINERJA DAN PENETAPAN KINERJA
Rencana Kerja Tahunan
Pada tahun anggaran 2018 Dinas pertanian mendapatkan alokasi anggaran sebesar
Rp. 292.878.145.746,- yang bersumber dari APBD dan APBN. Rincian anggaran sebagai
berikut :
Tabel 5 : Alokasi Anggaran Dinas Pertanian Tahun 2018
NO JENIS ANGGARAN JUMLAH
1 APBD Rp. 30.570.283.828
2 APBN (Dekonsetrasi) Rp. 10.855.736.000
3 APBN (Tugas Pembantuan) Rp. 266.728.668.000
TOTAL Rp. 308.154.687.828
Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan
instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja,
terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi
amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber
daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas
kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud
akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang
diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun
sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya
Lampiran Perjanjian Kinerja Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat adalah
sebagai berikut
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 29
Tabel 6. Perjanjian Kinerja Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2018
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
1 Meningkatnya pelayanan adminsitrasi dan penatausahaan perkantoran
1 Capaian Layanan administrasi perkantoran 80%
2 Cakupan layanan sarana dan prasarana aparatur 80%
3 Tingkat Kepatuhan aparatur Patuh
4 Persentase sumberdaya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
80%
5 Tingkat ketepatan waktu pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Tepat Waktu
2 Meningkatnya Produksi Hasil Pertanian/ Perkebunan
1 Jumlah Produksi Tanaman Pangan Unggulan Nasional (Padi, Jagung Kedelai)
884.925 Ton
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 30
2 Jumlah Produksi Tanaman Hortikultura Unggulan Nasional dan Daerah (Cabai, Bawang Merah, Jeruk, Pisang, Nenas, Durian, Rambutan)
122,371 Ton
3 Jumlah Produksi Tanaman Perkebunan Unggulan Nasional dan Daerah (Kakao, Kopi, Kelapa Sawit, Kelapa Dalam, Lada, Cengkeh)
480,009 Ton
4 Persentase peningkatan produksi komoditas pertanian lainnya
0.25 %
3 Meningkatnya Produksi Hasil Peternakan
1 Jumlah populasi Ternak 7.889.665 Ekor
2 Jumlah kasus penyakit ternak menular 44 Kasus
4 Meningkatnya Penerapan teknologi pertanian
1 Persentase penerapan alat dan mesin pertanian terhadap lahan pertanian
2.84%
5 Meningkatnya Kapasitas petani dan Penyuluh Pertanian 1 Jumlah Lembaga petani yang maju dan mandiri 195 kelompok tani
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 31
2 Jumlah Penyuluh yang berperan aktif mengawal program pengembangan kawasan pertanian
340 Penyuluh
6 Meningkatnya Nilai Tambah dan daya Saing Hasil Produksi pertanian/Perkebunan dan Peternakan
1 Jumlah kelompok Tani/pelaku agribisnis yang memproduksi hasil pertanian terstandarisasi
14 kelompok
2 Jumlah Kemitraan Pemasaran Hasil Pertanian 8 kemitraan
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 37
-
LKjIP 2018 Dinas pertanian Prov. Sulawesi Barat 38
-
LKIP 2018 Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Barat 36
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. CAPAIAN KINERJA
Salah satu fondasi utama untuk menetapkan capaian kinerja adalah pengukuran
kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan public dan
meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan
dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membadingkan antara kinerja yang
(seharusnya) terjadi dengan kinerja yang diharapkan yakni dilakukan dengan
membandingkan antara realisasi dengan target kinerja setiap sasaran strategis dengan
menggunakan indikator yang telah ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja (PK).
Perbandingan tingkat capaian kinerja selain membandingkan antara realisasi kinerja
dengan capaian kinerja, juga dibandingkan antara capaian kinerja tahun anggaran
berjalan dengan capaian kinerja tahun anggaran sebelumnya. Selanjutnya dilakukan
analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja (performance gap) yang terjadi serta
tindakan perbaikan yang diperlukan di masa mendatang. Hal ini bermanfaat dalam
memberikan gambaran kepada pihak-pihak eksternal tentang sejauh mana suatu
organisasi telah mewujudkan misi yang telah ditetapkan.
Penilaian kinerja diukur sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
Permenpan No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Pada Perjanjian kinerja (PK), telah ditetapkan sasaran beserta indikator, target
kinerja dan program/kegiatan disertai pendanaan yang bersumber dari APBD yang akan
dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Untuk mencapai target kinerja terhadap
sasaran yang titetapkan di dalam Perjanjian kinerja (PK), Dinas Pertanian dan
Peternakan Provinsi Sulawesi Barat juga melakukan koordinasi dan komunikasi yang
instens dengan pemerintah pusat untuk mendapatkan dukungan dana APBN baik melalui
dana Dekonsentrasi maupun dana Tugas Pembantuan (APBN-TP).
-
LKIP 2018 Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Barat 37
Oleh karena itu, dalam pengukuran kinerja, terdapat capaian kinerja yang
melampaui target karena kini kinerja tersebut juga ditunjang oleh program dan kegiatan
yang bersumber dari APBN.
Skala Nilai Peringkat kinerja ditetapkan sebagai berikut :
Tabel 6. Kelas Pengukuran kinerja sasaran
Berdasarkan permendagri Nomor 54 Tahun 2010
SASARAN STRATEGIS 1 : MENINGKATNYA PELAYANAN ADMINISTRASI DAN PENATAUSAHAAN PERKANTORAN
Sesuai dengan Perjanjian kinerja (PK) yang ditetapkan sebelumnya, terdapat 5
(lima) indikator yang menjadi alat ukur sasaran 1. Target kinerja dan realisasi serta
capaian kinerja setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7 : Target dan capaian kinerja sasaran 1
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Capaian 2017
Tahun 2018 Target Akhir
Renstra 2022
Capaian s/d 2018 thdp
Target Renstra 2022
(%) Target Realisasi Capaian (%)
Meningkatnya Pelayanan Administrasi dan Penatausahaan Perkantoran
Capaian Layanan administrasi perkantoran
75 % 80 % 80 % 100 100 % 40 %
Cakupan Layanan Sarana dan Prasarana Aparatur
75 % 80 % 80 % 100 100 % 40 %
Tingkat Kepatuhan Aparatur
Patuh Patuh Patuh Patuh Patuh Patuh
Persentase sumberdaya aparatur yang memiliki kompetensi sesuai bidangnya
75 % 80 % 80 % 80 % 100 % 40 %
Tingkat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Tepat Waktu
Rentang Capaian (%)
Kriteria
91 – ke atas Sangat Baik
76 – 90 Baik
61 – 75 Cukup
51 – 60 Kurang
50 – ke bawah Buruk
-
LKIP 2018 Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Barat 38
ketepatan waktu pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu
Persentase Capaian Sasaran Strategis 1 100 100 40 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada sasaran 1 “Meningkatnya Pelayanan
Administrasi dan Penatausahaan Perkantoran” memiliki 5 (Lima) Indikator Kinerja yang
menjadi alat ukur. Terlihat bahwa indikator kinerja terlaksana dengan baik dengan
capaian kinerja terealisasi 100 %. Indicator capaian ditunjukkan dengan berjalannya
urusan perkantoran dengan baik yang didukung dengan prasarana dan sarana
perkantoran seperti pembangunan beberapa ruang asrama, ruang kelas, pembanguan
musholla di balai pengembangan SDM, rehabilitasi sedang/berat gedung kantor,
tersedianya peralatan dan perlengkapan gedung kantor (alat-alat kantor, kendaraan,
meubeler, komputer), dan terlaksananya pemeliharaan peralatan kantor dan kendaraan
dinas/ operasional, dll. Pada indikator tingkat kepatuhan aparatur menjadi alat ukur
adalah penggunaan atribut dan hasilnya menunjjukan bahwa terdapat 275 pegawai yang
terpenuhi seragam ASN serta seragam olah raga guna menunjang kedisiplinan aparatur.
SASARAN 2 : MENINGKATNYA PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS HASIL PERTANIAN
Tabel 8 : Target dan capaian kinerja sasaran 2.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Capaian 2017
Tahun 2018
Target Akhir Renstra 2022
Capaian s/d 2018
thdp Target Renstra 2022 (%)
Target Realisasi Capaian
(%)
Meningkatnya Produksi dan Produktifitas Hasil Pertanian
Jumlah Produksi Tanaman pangan
1.396.175 Ton
884.925 Ton 1.140. 824 Ton
128,91 % 987.745 Ton 40 %
Jumlah Produksi Tanaman Hortikultura
146.872,8 Ton
122.371 Ton 134.435 Ton
109 % 133.178 Ton 40 %
Jumlah Produksi Tanaman Perkebunan
341.600 Ton
480.009 Ton 370.044 Ton
77,09 % 521.258 Ton 40 %
Persentase peningkatan produksi
- 0,25 % 3,34 % 0,25 % 40 %
-
LKIP 2018 Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Barat 39
komoditas pertanian lainnya Jumlah populasi ternak
7.094.013 Ekor
7.889.665 Ekor
7.484.171 Ekor
94,41% 8.232.426 Ekor 40 %
Jumlah kasus penyakit ternak menular
70 Kasus 44 Kasus 56 Kasus 72,72 % 8 Kasus
Persentase Capaian Sasaran Strategis 2 100 100
Keterangan : Jumlah Produksi dalam satuan Ton dengan cara perhitungan Luas Panen (Ha) x Produktivitas (Ton/Ha) dalam 1 Tahun
Sasaran stategis 2 (Dua) memiliki 6 (Enam) indikator kinerja pada tahun 2018
antara lain jumlah produksi tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan
serta persentase peningkatan produksi komoditas pertanian lainnya, jumlah populasi
ternak dan jumlah kasus penyakit ternak menular. Untuk indikator 1 (satu) jumlah
produksi tanaman pangan yakni komoditi padi, jagung dan kedelai. Komoditas padi
memiliki peran sebagai bahan pangan strategis. Karena peran strategis tersebut maka
produksi dan harga dikendalikan oleh Pemerintah. Selain Padi masih ada dua komoditas
lainnya yang memiliki peran strategis yaitu jagung dan kedelai, sebagai bahan baku
industri dan sebagai pakan ternak. Pada indikator Kinerja 1 (Satu) memperlihatkan target
produksi pada tahun 2018 adalah 884.925 Ton dan realisasinya sebesar 1.140. 824 Ton.
Hal ini menggambarkan bahwa pencapaian jumlah produksi tanaman pangan melebihi
target yang telah ditetapkan namun mengalami penurunan pencapaian dari tahun 2017
yg lalu yakni sebanyak 1.396.175 Ton menjadi 1.140.824 Ton. Penyebab penurunan
antara lain, beberapa petani melakukan perubahan mata pencaharian yakni beralih bertani
sawit dan tanaman pertanian lainnya. Selain itu, penurunan terjadi disebabkan oleh
serangan hama tikus pada pertumbuhan padi 65 % yang berakibat fatal/gagal panen.
Serangan hama tikus dan genangan air akibat intensitas hujan yang tinggi pada saat
pertanaman telah mencapai 90 % pula menjadi penyebab menurunnya jumlah produksi
tanaman kedelai.
-
LKIP 2018 Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Barat 40
Tabel 9. Perbandingan Jumlah Produksi Tanaman Pangan Pada Tahun 2017 dan 2018
No Komoditi Produksi (Ton)
Tahun 2017*) Tahun 2018**)
1 Padi 667.100 528.955
2 Jagung 724.222 594.956
3 Kedelai 4.853 16.913
Sumber : *) Sulbar Dalam Angka BPS, 2018 **) Angka Sementara Dinas Pertanian Sulbar, 2018
Indikator Kinerja 2 (Dua) pada Sasaran Strategis 2 (Dua) adalah Jumlah Produksi
Tanaman Hortkultura. Komoditas hortikultura merupakan kelompok komoditas
pertanian yang sangat banyak ragamnya. Kementerian Pertanian telah menetapkan
sebanyak 323 jenis produk hortikultura yang meliputi 60 jenis buah-buahan, 80 jenis
sayuran, 66 jenis biofarmaka (tanaman obat) dan 117 jenis tanaman hias (florikultura).
Jumlah produk hortikultura ini tentu saja akan bertambah banyak di masa mendatang.
Dari jumlah tersebut, baru sekitar 90 jenis produk hortikultura yang secara komersial dan
luas dikembangkan yang terdiri dari 25 jenis sayuran, 26 jenis buahbuahan, 24 jenis
tanaman hias dan 15 jenis tanaman biofarmaka. Kementerian Pertanian telah menetapkan
40 komoditas unggulan nasional, 11 diantaranya adalah komoditas hortikultura yaitu :
cabai, bawang merah, kentang, jeruk, mangga, manggis, salak, pisang, durian, rimpang
dan tanaman hias. Komoditas hortikultura tumbuh dan berkembang menjadi salah satu
komoditas pertanian yang cukup diminati di pasar karena tidak hanya sebagai bahan
pangan, tetapi juga mempunyai kontribusi dalam aspek kesehatan, estetika, dan
lingkungan. Komoditas ini juga menjadi sumber pendapatan bagi petani dan masyarakat.
Tabel 10. Perbandingan Jumlah Produksi Tanaman Sayuran Tahun 2017 dan 2018
No Komoditi
Produksi (Ton)
Tahun 2017 *) Tahun 2018**)
1 Bawang Merah 981,3 258
2 Kentang 30 107
3 Kubis 7,6 29
-
LKIP 2018 Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Barat 41
Sumber : *) Sulbar Dalam Angka BPS, 2018 **) Angka Sementara Dinas Pertanian Sulbar, 2018 Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah produksi tanaman sayuran sebanyak
3.405 ton dengan komoditi yang paling banyak menghasilkan antara lain cabai rawit,
cabai besar, bawang merah, terong, ketimun dan bayam. Komoditi bawang merah dan
cabai dapat berkembang baik disebabkan oleh adanya bantuan bibit dan sarana produksi
lainnya oleh Dana Tugas Pembantuan APBN Dinas Pertanian untuk kabupaten Majene,
Mamuju Tengah dan Mamuju Utara.
Berbeda dengan tanaman sayuran, jumlah produksi tanaman buah – buahan
menunjukkan hasil yang cukup baik yakni sebanyak 131.030 Ton yang didominasi oleh
tanaman jeruk siam/Keprok, pisang, rambutan, nenas dan nangka. Khusus untuk jeruk
siam/keprok, dinas pertanian telah membina penangkar di Kabupaten Mamuju Utara
yang secara teknis menjadi penyalur bibit jeruk ke petani – petani di seluruh wilayah
Provinsi Sulawesi Barat.
Tabel 11. Data Jumlah Produksi Tanaman Buah – buahan Tahun 2018
No Komoditi
Produksi (Ton)
Tahun 2017 Tahun 2018
1 Alpukat 502,3 1,517
2 Belimbing 782 37
3 Duku/Langsat/Kokosan 5.896,4 2,816
4 Durian 5.953,9 5,401
5 Jeruk Siam/Keprok/Besar 35.891,7 35.187
6 Mangga 8.217,6 1,133
7 Manggis 24,5 234
8 Nangka/Cempedak 2.879 4,803
9 Nenas 387,7 1,604
10 Pepaya 4.939,8 1,648
4 Petsai/Sawi 809,1 363
5 Cabe Besar/Rawit 4.506,2 1.086
-
LKIP 2018 Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Barat 42
11 Pisang 79.198,5 65,452
12 Rambutan 3.699,7 10,246 Sumber : *) Sulbar Dalam Angka BPS, 2018 **) Angka Sementara Dinas Pertanian Sulbar, 2018 Pada tabel Perjanjian Kinerja, menunjukkan jumlah tanaman hortikultura adalah
sebanyak 134.819 Ton melebihi target yang ditetapkan pada Tahun 2018 yakni sebanyak
122.371 Ton atau persentase capaian sebesar 110%. Namun menunjukkan penurunan
capaian yang signifikan pada Tahun 2017 yakni 160.008 Ton menjadi 134.435 Ton atau
menurun hingga 25.189 Ton. Hal ini disebabkan oleh kemandirian petani masih belum
maksimal, kebanyakan petani masih mengandalkan bantuan pemerintah sementara
bantuan tersebut semakin berkurang setiap tahunnya. Disamping itu, banyak petani
kurang berminat dalam budidaya tanaman buah buahan dan sayuran karena dari sisi
pemasaran masih dilakukan di pasar – pasar tradisional di wilayah Sulawesi Barat hingga
masih kurangnya sarana prasarana pengolahan sehingga sayuran dan buah buahan
banyak yang busuk atau layu.
Pada indikator jumlah produksi tanaman perkebunan target untuk tahun 2018
sebesar 480.009 Ton dengan capaian produksi sebesar 390.035 Ton atau hanya sebesar
81,28 %. Meski tidak mencapai target, namun menunjukkan kenaikan pencapaian
produksi dari Tahun 2017 yang lalu yakni naik sekitar 23.555 Ton. Tanaman perkebunan
yang diupayakan peningkatan produksinya di provinsi Sulawesi barat ini antara lain
kakao, sawit, kelapa dalam dan hibrida, kopi robusta dan arabika, cengkeh, lada, kemiri,
jambu mente, aren, vanili, nilam, sagu, pala, kapuk, dan seong. Permasalahan harga
komoditi perkebunan yang kurang stabil, perubahan cuaca dan peralihan pengembangan
komoditi oleh petani menjadi beberapa kendala tidak tercapainya target kinerja pada
Tahun 2018.
Tabel 12. Perbandingan Jumlah Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2017 dan 2018
NO KOMODITI Produksi (Ton)
Tahun 2017*) Tahun 2018**)
1 Kakao 73.297
73,102
2 Kopi 3.308 3,444
-
LKIP 2018 Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Barat 43
3 Kelapa Sawit 230.389 258,503
4 Kelapa (Kelapa Dalam + Kelapa Hibrida)
33.088 35.040
5 Lada 245 245
6 Aren/Enau 607 599
7 Sagu 666 622
Sumber : *) Sulbar Dalam Angka BPS, 2018 **) Angka Sementara Dinas Pertanian Sulbar, 2018
Selain jumlah produksi Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan unggulan
nasional dan daerah yakni yang telah dibahas pada indicator 1 (Satu), 2 (Dua) dan 3 (tiga)
di atas, terdapat pula komoditas pertanian lainnya yang menjadi titik perhatian dalam
pencapaian perjanjian kinerja pada sasaran strategi 2 (Dua). Target pada Tahun 2018
untuk indikator kinerja ini sebesar 0,25 %, realisasi capaian sebesar 3,3 %. Komoditas
pertanian lainnya yang dimaksud antara lain semangka, blewah, stroberi, melon, jambu
untuk tanaman hortikultura. Untuk tanaman pangan antara lain kacang tanah, kacang
hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan untuk tanaman perkebunan antara lain cengkeh,
kemiri, jambu mente, dll
Tabel 13. Data Produksi komoditas pertanian lainnya Tahun 2018
No Komoditi Jumlah
Produksi (Ton)
HORTIKULTURA
1 Melon 182
2 Semangka 91
3 Blewah 25
4 Stroberi 86
5 Jambu 360
6 Salak 256
7 Markisa 71
8 Bawang putih 23
9 Bawang Daun
-
LKIP 2018 Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Barat 44
Sumber : Angka sementara Dinas Pertanian, 2018
111
10 Wortel
89
9 Lobak
65
11 Kacang Panjang
136
14 Paprika
126
15 Jamur
91
16 Tomat
230
17 Terung
289
18 Buncis
186
19 Ketimun
363
20 Labu siam
39
21 Kangkung
482
22 Bayam
377 TANAMAN PANGAN
1 Kacang Hijau 701
2 Kacang Tanah 385
3 Ubi Kayu 34.662
4 Ubi Jalar 8.044
PERKEBUNAN
1 Cengkeh 1,053
2 Kemiri 6,194
3 Jambu Mente 120
4 Vanili 19
5 Nilam 10,970
6 Kapuk 107
7 Pala 17
-
LKIP 2018 Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Barat 45
Selanjutnya, jumlah populasi ternak menjadi indikator ke Empat dalam
pencapaian sasaran strategis 2 (Dua). Data target dan capaian kinerja menunjukkan
persentase sebesar 94,41 % dengan rincian jumlah populasi ternak sebanyak 7.448.463
ekor dari target 7.889.665 ekor. Meskipun tidak mencapai target yang ditetapkan, namun
pertumbuhannya menunjukkan kenaikan dari Tahun 2017 yang lalu yakni hanya
sebanyak 7.094.013 Ekor atau bertambah sekitar 354.450 Ekor. Dalam hal ini,
perhitungan jumlah popolasi ternak dibagi ke dalam 3 (Tiga) kelompok yakni ternak
besar, ternak kecil dan unggas.
Tabel 14. Perbandingan Populasi Ternak Tahun 2017 dan 2018
No Jenis Ternak Populasi (ekor)
Tahun 2017 Tahun 2018
Ternak Besar
1 Sapi Potong 94.015 94,955
2 Sapi Perah
-
3 Kerbau 7.978 8,042
4 Kuda 2.432
Ternak Kecil
5 Kambing 190.709 192,615
6 Domba
-
7 Babi 134.566 139,911
Unggas
8 Ayam Kampung 4.487.632
4,532,408
9 Ayan Petelur 165.685
167,341
10 Ayam Pedaging 1.936.130
1,955,491
11 Itik/Itik Manila 354.159
357,700 Sumber : *) Sulbar Dalam Angka BPS, 2018 **) Angka Sementara Dinas Pertanian Sulbar, 2018
Peningkatan populasi dari Tahun 2017 ke Tahun 2018, sangat dipengaruhi oleh
jumlah kelahiran yang meningkat dan jumlah kematian yang menurun, adanya bantuan
hibah ternak yang diserahkan kepada kelompok tani oleh Dinas Pertanian Provinsi
-
LKIP 2018 Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Barat 46
Sulawesi Barat pada Tahun 2018 serta tidak terlepas dari pendampingan dan pengawalan
petugas keswan dan kesmavet di Lapangan. Daftar penerima hibah dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 15. Daftar Bantuan Hibah Ternak Kepada Masyarakat Tahun 2018
NO NAMA CALON PENERIMA HIBAH URAIAN USULAN JUMLAH (VOL)
1 2 5 7
1 Klp. Tani Buttu Mangngopo, Kel. Nosu, Kec. Nosu, Kab. Mamasa
Permohonan bantuan ternak Kerbau 8 ekor
2 Klp. Tani Sinar Tanjung, Kel, Pasangkayu, Kec.Pasangkayu, Kab.Mamuju Utara
Permohonan bantuan ternak Sapi 10 ekor
3 Klp. Tani Mappasitujue, Kel.Pasangkayu, Kec.Pasangkayu, Kab. Mamuju Utara
Permohonan bantuan ternak Sapi 10 ekor
4 Klp. Tani Kita Bersatu, Desa Tampaure, Kec. Bambaira, Kab.Mamuju Utara
Permohonan bantuan ternak Sapi 10 ekor
5 Klp. Tani Malaqbi Desa Letawa, Kec.Sarjo, Kab.Mamuju Utara
Permohonan bantuan ternak Sapi 10 ekor
6 Klp. Tani Bina Sejahtera,Desa Benggaulu, Kec. Dapurang, Kab. Mamuju Utara
Permohonan bantuan ternak Sapi 10 ekor
7 Klp. Tani Tunas Muda Baru, Desa Pangiang, Kec. Bambalamotu, Kab.Mamuju Utara
Permohonan bantuan ternak Sapi 10 ekor
8 Klp. Tani mandiri, Desa Bajawali, Kec. Lariang, Kab.Mamuju Utara
Permohonan bantuan ternak Sapi 10 ekor
9 Klp. Tani Tapak Merah, Desa Gunung Sari, Kec.Pasangkayu, Kab.Mamuju Utara
Permohonan bantuan ternak Kambing 18 ekor
10 Klp. Tani Bukit Sejahtera, Desa Gunung Sari, Kec.Pasangkayu, Kab.Mamuju Utara
Permohonan bantuan ternak Kambing 18 ekor
11 Klp. Tani Makmur Sejati, Desa Benato Rejo, Kec. Tapango, Kab.Polewali Mandar
Permohonan bantuan ternak Kambing 36 ekor
12 Klp. Tani Sahapu Mamase, Desa Masoso, Kec. Bambang, Kab. Mamasa
Permohonan Ternak Babi 22 ekor
13 Klp. Tani Kada Situruk, Desa Mannababa, Kec.Tandukkalua, Kab. Mamasa
Permohonan Ternak Babi 22 ekor
-
LKIP 2018 Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Barat 47
14 Klp. Tani Saujun Takbu, Desa Ulu Mambi Barat, Kec. Bambang, Kab. Mamasa
Permohonan Ternak Babi 22 ekor
15 Klp. Tani Budarian, Desa Bambangbuda, Kec. Rantebulahan Timur, Kab. Mamasa
Permohonan Ternak Babi 22 ekor
16 Klp. Tani Sikamase, Desa Tanete Tomba, Kec. Bambang, Kab. Mamasa
Permohonan Ternak Babi 22 ekor
17 Klp. Tani Marimpak, Desa Minanga, Kec. Bambang, Kab. Mamasa
Permohonan Ternak Babi 22 ekor
18 Klp. Tani Sikamase, Desa Masoso, Kec. Bambang, Kab. Mamasa
Permohonan Ternak Babi 22 ekor
19 Klp. Tani Timbu Batu, Desa Bambang, Kec. Bambang, Kab. Mamasa
Permohonan Ternak Babi 22 ekor
20 Klp. Tani Gallang Dirapa', Desa Salumokanan Barat, Kec. Rantebulahan Timur, Kab. Mamasa
Permohonan Ternak Babi 22 ekor
21 Klp. Tani Sipamoloi Mahombo Bulo, Desa Saubulo, Kec. Bambang, Kab. Mamasa
Permohonan Ternak Babi 22 ekor
22 Klp. Tani Pasua, Desa Minanga, Kec. Bambang, Kab. Mamasa
Permohonan Ternak Babi 22 ekor
23 Klp. Tani Mitra Tani, Desa Aralle Timur, Kec. Bumal, Kab. Mamasa
Permohonan Ternak Babi 22 ekor
Sumber : Data Sekunder Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat, 2018
Indikator kinerja ke 6 (Enam) untuk mencapai sasaran strategis ke 2 (Dua) adalah
Jumlah kasus penyakit ternak menular dengan target 44 Kasus pada Tahun 2018 dan
realisasi sebanyak 56 kasus penyakit hewan menular strategis (PHMS) yang tertangani.
Penyakit ternak yang termasuk PHMS antara lain Antrax, Rabies dan Brucellosis. Pada
Tahun 2018, penyakit brucellosis dominan menyerang ternak di Sulawesi Barat. Secara
singkat dijelaskan Brucellosis adalah penyakit hewan menular yang secara primer
menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder menyerang berbagai jenis hewan lainnya
serta manusia. Pada sapi penyakit ini dikenal pula sebagai penyaki keluron menular atau
penyakit Bang. Sedangkan pada manusia menyebabkan demam yang bersifat undulans
dan disebut “Demam Mata”. Kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh brucellosis sangat
besar, walaupun mortalitasnya kecil. pada ternak kerugian dapat berupa anak hewan yang
dilahirkan lemah kemudian mati, terjadinya gangguan alat alat reproduksi yang
-
LKIP 2018 Dinas Pertanian Prov. Sulawesi Barat 48
mengakibatkan kemajiran temporer atau permanen. Kerugaian pada sapi perah berupa
turunnya produksi air susu.
Pada indikator ke 6 (Enam), target jumlah kasus penyakit sebanyak 44 kasus dan
yang tertangani peyakitnya sebanyak 56 kasus pada tahun 2018. Hal ini tidak
menunjukkan tingkat penyakit yang semakin meningkat di Sulawesi Barat, tapi
menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam melaporkan
hewan ternaknya yang sakit, sehingga terjadi peningkatan pelayanan kesehatan hewan
yang diberikan oleh petugas di lapangan.
SASARAN 3 : MENINGKATNYA PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN
Tabel 16. Target dan capaian kinerja sasaran 3.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Capaian 2017
Tahun 2018 Target Akhir Renstra 2022
Capaian s/d 2018 thdp
Target Renstra 2022
(%)
Target Realisasi Capaian (%)
Meningkatnya penerapan teknologi pertanian
Persentase penerapan alat dan mesin pertanian terhadap lahan pertanian
2,10 2.84 3,42 120,4 % 4,35 % 20 %
Persentase Capaian Sasaran Strategis 3 100 20
Tabel 16 menunjukkan Pada Tahun 2017, salah satu Indikator pada sasaran
strategis meningkatnya produksi pertanian adalah persentase handtra