Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)
Tahun 2020
PT Bank Harda Internasional Tbk.
Daftar Isi
Halaman
I. Sambutan Direksi 1
II. Strategi Keberlanjutan 3
III. Aspek Keberlanjutan 4
IV. Profil Singkat Bank BHI 6
V. Tata Kelola Keberlanjutan 9
VI. Kinerja Keberlanjutan 14
1
LAPORAN KEBERLANJUTAN (Sustainability Report)
TAHUN 2020
I. Sambutan Direksi
Para Pemegang Saham dan Pemangku
Kepentingan yang kami hormati.
Indonesia sebagai negara berkembang
memiliki isu kesenjangan sosial yang
merupakan sumber risiko yang harus
mendapatkan perhatian yang memadai.
Selain itu, Indonesia juga merupakan
negara yang secara geografis terpapar
risiko perubahan iklim. Oleh karena itu,
diperlukan pengelolaan dan pencegahan
risiko sosial dan Lingkungan Hidup yang
lebih baik.
Yohanes
Direktur
Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan dalam sistem lembaga keuangan di Indonesia
merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup untuk mengembangkan dan menerapkan
instrumen ekonomi Lingkungan Hidup termasuk didalamnya adalah kebijakan yang ramah
Lingkungan Hidup di bidang perbankan, pasar modal, dan industri keuangan nonbank.
Arah dari pengaturan penerapan Keuangan Berkelanjutan ini adalah mendorong
penciptaan Keuangan Berkelanjutan di sektor jasa keuangan yang mendukung
keberlanjutan ekonomi, sosial, dan Lingkungan Hidup dalam pelaksanaan proses
pembangunan di Indonesia.
Sebagai salah satu bank swasta di Indonesia, serta dalam rangka mendukung
pengembangan pembangunan berkelanjutan yang telah menjadi program Pemerintah
melalui penerapan keuangan berkelanjutan, Bank BHI tidak hanya mengejar keuntungan
(profit), namun turut serta berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya
manusia (people) dan kelestarian alam (planet).
Sehubungan dengan dikeluarkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.
51/POJK.03/2017 tentang Implementasi Keuangan Berkelanjutan untuk Lembaga Jasa
Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik, Bank telah menyiapkan langkah-langkah untuk
mengimplementasikan keuangan berkelanjutan, yang dituangkan dalam Rencana Aksi
Keuangan Berkelanjutan (RAKB) 2020-2024.
2
Tujuan penerapan Keuangan Berkelanjutan yaitu:
1. menyediakan sumber pendanaan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan dan pendanaan terkait perubahan iklim dalam jumlah
yang memadai;
2. meningkatkan daya tahan dan daya saing LJK, Emiten, dan Perusahaan Publik melalui
pengelolaan risiko sosial dan Lingkungan Hidup yang lebih baik dengan cara
mengembangkan produk dan/atau jasa keuangan yang menerapkan prinsip Keuangan
Berkelanjutan sehingga mampu berkontribusi positif pada stabilitas sistem keuangan;
3. mengurangi kesenjangan sosial, mengurangi dan mencegah kerusakan Lingkungan
Hidup, menjaga keanekaragaman hayati, dan mendorong efisiensi pemanfaatan energi
dan sumber daya alam; dan
4. mengembangkan produk dan/atau jasa keuangan yang menerapkan prinsip Keuangan
Berkelanjutan.
Bank BHI menyadari bahwa keberhasilan Bank tak lepas dari peran banyak pihak, untuk
itu izinkan kami atas nama jajaran Direksi Bank BHI mengucapkan terima kasih dan
apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Dewan Komisaris, Pemegang Saham, Nasabah,
masyarakat, pemasok dan pemangku kepentingan lainnya atas kerja sama dan
dukungannya selama ini. Ungkapan serupa juga kami sampaikan kepada seluruh karyawan
Bank BHI atas loyalitas dan dedikasi serta profesionalismenya dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya.
Kami berharap, dukungan serupa akan terus diberikan dan kami mengajak untuk bersama
membangun dasar yang kuat sebagai landasan untuk menciptakan masa depan yang lebih
baik untuk kita saat ini dan untuk generasi yang akan datang.
3
II. Strategi Keberlanjutan
PT Bank Harda Internasional Tbk (Bank BHI) mempunyai komitmen dalam menerapkan
prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan yang tercermin di dalam visi dan misi Perusahaan.
Visi dan misi ini mencerminkan tujuan untuk menjadi Bank yang dikenal, terpercaya dan
berkualitas yang tidak hanya mengejar keuntungan (profit), namun turut serta
berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (people) dan
kelestarian alam (planet). Seluruh pemangku kepentingan diharapkan dapat turut
berkomitmen dalam mendukung bisnis Bank BHI untuk tumbuh berkelanjutan, yaitu
dengan menjaga keselarasan antara profit, people dan planet (3P).
Komitmen keberlanjutan Bank BHI telah dituangkan di dalam Rencana Aksi Keuangan
Berkelanjutan (RAKB) 2020 yang disusun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
(POJK) No.51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga
Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.
Komitmen Bank BHI dalam Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan 2020-2024
Meningkatkan portofolio pembiayaan kegiatan usaha berwawasan lingkungan segmen
korporasi dan komersial serta mengembangkan pembiayaan untuk Segmen Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) dan membiayai kegiatan UKM yang berhubungan dengan
kegiatan ekonomi yang inklusif, ramah lingkungan, atau berkontribusi pada mitigasi
dan adaptasi perubahan iklim.
Mengembangkan dan memperbaiki kebijakan dan prosedur kredit dengan
mengintegrasikan risiko lingkungan, sosial dan tata kelola.
Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas internal untuk melaksanakan keuangan
berkelanjutan.
Berdasarkan RAKB 2020, tujuan dari strategi keberlanjutan Bank BHI adalah:
1. Mendukung program Keuangan Berkelanjutan yang sudah ditetapkan Pemerintah,
sehingga pertumbuhan ekonomi berkelanjutan mampu menjaga stabilitas ekonomi
dapat terwujud.
2. Turut serta dalam menggerakkan perekonomian nasional yang mengedepankan
keselarasan antara aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup dengan
mempersiapkan infrastruktur yang cukup baik untuk meningkatkan porsi pembiayaan
sesuai dengan prinsip Keuangan Berkelanjutan.
3. Meningkatkan fungsi tanggung jawab sosial.
4
III. Aspek Keberlanjutan
Aspek Ekonomi
Ikhtisar aspek ekonomi yang meliputi pendapatan bunga bersih, laba bersih dan lain-
lainnya terkait kinerja keuangan Bank sudah tertuang dalam Laporan Tahunan Bank tahun
2020.
Aspek Lingkungan Hidup
Bank BHI melakukan upaya efisiensi sumber daya alam dengan meningkatkan kinerja
lingkungan pengelolaan gedung dengan penggunaan lampu dan peralatan hemat energi.
Aspek Sosial
Hingga akhir tahun 2020, karyawan Bank BHI berjumlah 214 orang. Karyawan yang
terampil, profesional dan memiliki motivasi tinggi merupakan aset berharga bagi
pencapaian target Perseroan. Untuk itu, Bank BHI secara berkala memberikan program
pelatihan dan pengembangan karyawan yang terencana untuk meningkatkan kompetensi,
sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Berikut kami sampaikan data-data karyawan sebagai berikut:
Berdasarkan Jenjang Kepangkatan
Tingkat Kepangkatan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Komisaris 3 3 3
Komite Audit 1 1 1
Komite Pemantau Risiko 1 1 1
Direksi 4 4 3
Pejabat Eksekutif 22 21 21
Kepala Bagian 35 32 30
Supervisor 14 14 14
Staff / Officer 220 176 141
Total 300 252 214
Berdasarkan Usia
Usia Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
< 25 Tahun 9 7 7
26 - 30 Tahun 51 37 24
31 - 40 Tahun 101 88 74
41 - 50 Tahun 101 83 69
> 50 Tahun 38 37 40
Total 300 252 214
5
Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Tingkat Pendidikan Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Pascasarjana 12 8 9
Sarjana 175 151 135
Diploma 45 33 27
Non Diploma 68 60 43
Total 300 252 214
Berdasarkan Status
Usia Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
Pegawai Tetap 297 249 210
Kontrak 3 3 4
Sub-total 300 252 214
Outsource 97 84 62
Total 397 336 276
Jumlah Biaya Pelatihan – 3 tahun terakhir
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
2,193,947,757 1,393,468,300 269,010,842
Jumlah Biaya CSR (Corporate Social Responsibility) – 3 tahun terakhir
Tahun 2020 Tahun 2019 Tahun 2018
114,988,000 82,892,810 162,873,912
6
IV. Profil Singkat Bank BHI
Bank BHI resmi beroperasi pada tanggal 10 Oktober 1994 dengan kantor pusatnya saat itu
di Jl. Pinangsia III No.27, Jakarta. Seiring dengan semakin berkembangnya bisnis Bank
BHI, pada bulan Agustus 1995, kantor Pusat Bank BHI berpindah lokasi ke Grand Boutique
Centre Blok B No.3 – 4, Jl. Mangga Dua Raya Jakarta Utara.
Pada tahun 1996, Bank BHI mulai melakukan ekspansi di daerah Jakarta dengan
membuka 3 (tiga) Cabang Pembantu, yaitu Cabang Pembantu Fatmawati, Kelapa Gading,
dan Tanah Abang. Selanjutnya pada tahun 1997, Bank BHI kembali menambah 4 (empat)
Cabang Pembantu di Jakarta, yakni Daan Mogot, Muara Karang, Jembatan Lima dan
Jatinegara.
Baru pada tahun 2002, Bank BHI mulai berekspansi ke luar daerah Jakarta dengan
membuka Cabang di kota Surabaya, diikuti dengan pembukaan Cabang Bandung pada
tahun 2003, Solo dan Pontianak pada tahun 2004. Selanjutnya pada tahun 2005 kembali
berekspansi dengan membuka 4 (empat) Cabang, yakni Tangerang, Surabaya – Rajawali
dan Pekanbaru, serta Cabang Pembantu Bekasi.
Demi semakin meningkatnya pelayanan kepada nasabah maupun efektifitas kerja
karyawan, pada tanggal 10 Desember 2007, Kantor Pusat Operasional dan Non
Operasional berpindah lokasi ke Asean Tower lantai 1, 2 dan 3, Jl. K.H. Samanhudi No.10,
Jakarta Pusat.
Sampai saat ini Bank BHI telah memiliki 1 Kantor Pusat, 1 Kantor Pusat Operasional, 7
Kantor Cabang, 7 Kantor Cabang Pembantu dan 2 Kantor Kas yang tersebar di 6 kota
besar di Indonesia.
Bank BHI resmi menjadi perusahaan terbuka (Tbk.) dan mendapat pengesahan OJK sejak
tanggal 31 Juli 2015, serta sudah listing di BEI sejak tanggal 12 Agustus 2015.
Pada tahun 2020, Bank BHI menghadapi dinamika perekonomian serta memerlukan
penguatan struktur, ketahanan, dan daya saing industri perbankan nasional yang
bertujuan untukmendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional dapat dicapai
dengan melakukan penguatan permodalan bank dan konsolidasi perbankan di Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal 16 Oktober 2020, PT Hakimputra Perkasa,
pemegang saham Bank BHI dengan kepemilikan 3.084.461.000 saham atau sebesar
73,71% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Bank Harda, telah
menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli saham (PPJB) dengan PT Mega Corpora
selaku pihak yang akan melakukan Pengambilalihan. Selanjutnya dokumen
Pengambilalihan telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) dan telah
mendapat jawaban dari OJK pada tanggal 2 Desember 2020, untuk melanjutkan ke tahap
permohonan izin pengambilalihan.
7
VISI & MISI
Visi Utama Bank BHI
Menjadikan Bank BHI sebagai Bank yang dikenal, terpercaya dan berkualitas dengan
dukungan organisasi yang solid, sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki
integritas tinggi serta memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
Visi Keuangan Berkelanjutan
Menjadikan Bank BHI sebagai Bank yang dikenal, terpercaya, berkualitas dengan
dukungan organisasi yang solid, dan turut serta dalam penerapan program keuangan
berkelanjutan di Indonesia.
Misi Utama Bank BHI
Mewujudkan Bank BHI yang sehat dan stabil, mampu berkembang secara
berkesinambungan serta memberi manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Misi Keuangan Berkelanjutan
Mewujudkan Bank BHI yang sehat dan stabil, mampu berkembang secara
berkesinambungan, dan turut serta dalam penerapan program keuangan berkelanjutan di
Indonesia.
Nilai & Budaya Perusahaan
Integritas
Sebuah konsep konsistensi tindakan, nilai-nilai, metode, langkah-langkah prinsip, harapan
dan hasil
Kompetensi
Kemampuan yang dimiliki oleh seorang pegawai berupa pengetahuan, keterampilan dan
sikap perilaku pada tugas jabatannya sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional, efektif dan efisien
Kebersamaan
Ikatan yang terbentuk karena rasa kekeluargaan, lebih dari sekedar bekerja sama atau
hubungan profesional biasa.
8
Identitas Bank BHI
Nama Perusahaan : PT. Bank Harda internasional Tbk.
Bidang Usaha : Bank Umum
Kantor Pusat : Gedung Asean Tower,
Jl. K.H. Samanhudi No.10,
Jakarta Pusat 10710,
Telp. 62 21 3841178,
Fax. 62 21 3841022, 3841023
Website : www.bankbhi.co.id
Jaringan Kantor : Bank BHI memiliki 1 Kantor Pusat, 1 Kantor Pusat
Operasional, 7 Kantor Cabang, 7 Kantor Cabang
Pembantu dan 2 Kantor Kas yang tersebar di 6 kota
besar di Indonesia.
Kepemilikan Saham : PT. Hakim Putra Perkasa : 73.71%
Masyarakat : 26.29%
Kegiatan Usaha dan Produk Bank BHI
Ruang lingkup kegiatan usaha Bank adalah menjalankan usaha sebagai bank umum dalam
arti kata seluas-luasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Produk Pinjaman :
Pinjaman Aksep
Pinjaman Rekening Koran
Pinjaman Dengan Angsuran
Kredit Investasi Kendaraan Bermotor (KIKB)
Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Back to Back
Kredit Pemilikan Mobil (KPM)
Kredit Multi Fungsi (KMF)
Produk Simpanan :
Giro Murni
Giro Maxima
Tabungan Harda
Tabungan Super
Tabunganku
Deposito
Produk Lainnya :
Bank Garansi
Treasury
Safe Deposit Box
ATM
Authorized Money Changer
9
e. keanggotaan pada asosiasi;
Nama Asosiasi Kedudukan
dalam asosiasi
Ruang lingkup
Asosiasi Sistem Pembayaran
Indonesia
Anggota Penyelenggara Sistem Pembayaran
Forum Komunikasi Direktur
Kepatuhan
Anggota Direktur Kepatuhan
Perhimpunan Bank Nasional Anggota Bank Umum
ACI-FMA (Association Cambiste
Internasionale – Financial
Markets Association)
Anggota Treasury
V. Tata Kelola Keberlanjutan
Bank BHI sebagai Lembaga Jasa Keuangan yang menjunjung tinggi Good Corporate
Governance (GCG) menerapkan peraturan perusahaan dengan mengacu kepada berbagai
ketentuan, di antaranya sebagai berikut:
a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 7 Desember 2016
tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum;
b. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/SEOJK.03/2017 tanggal 17 Maret
2017 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum;
c. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan no. 21/SEOJK.04/2015 tanggal 16 November
2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka;
d. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 17/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014
tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan;
e. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.03/2014 tanggal 18 November 2014
tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan.
10
Struktur Tata Kelola
Bank BHI telah memiliki struktur tata kelola perusahaan yang terdiri atas organ-organ
Perseroan yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan usaha dan persyaratan peraturan
perundangan.
Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ tertinggi perusahaan yang
berfungsi sebagai forum bagi para pemegang saham untuk mengambil keputusan yang
berkaitan dengan perusahaan. Dalam RUPS, para pemegang saham mempergunakan
haknya, mengemukakan pendapat dan memberikan suaranya dalam proses pengambilan
keputusan.
RUPS memiliki kewenangan eksklusif yang tidak diberikan kepada Direksi dan Dewan
Komisaris sebagaimana yang diatur dalam anggaran dasar perusahaan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara
umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberikan nasihat kepada
Direksi. Dewan Komisaris juga bertugas untuk memastikan terselenggaranya pelaksanaan
prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi. Dewan Komisaris melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara
independen.
Direksi
Direksi merupakan organ perusahaan yang memiliki tugas pokok melakukan pengurusan
untuk kepentingan dan tujuan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan
berdasarkan ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pemilihan Dewan Komisaris dan Direksi
Calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi direkomendasikan oleh Komite Remunerasi
dan Nominasi kepada Dewan Komisaris untuk kemudian diajukan kepada RUPS. RUPS
mengangkat anggota Dewan Komisaris maupun Direksi, dengan memperhatikan
rekomendasi dari Dewan Komisaris. Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi harus
lulus fit and proper test serta memperoleh surat persetujuan dari OJK.
Komposisi Organ Tata Kelola Bank BHI mencerminkan keberagaman anggotanya, baik
dalam hal pendidikan, pengalaman kerja, usia, maupun keahlian. Masing-masing anggota
juga memiliki kompetensi tinggi yang mendukung peningkatan kinerja perusahaan.
11
Pengembangan Kompetensi atas Keuangan Berkelanjutan
Rencana pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dilakukan secara terpadu mulai dari
strategi pemenuhan karyawan yang berkualitas, pengembangan kompetensi dan program-
program strategis untuk pengelolaan karir dan kinerja, penyediaan sistem teknologi yang
mendukung perencanaan dan pengembangan SDM, serta internalisasi budaya perusahaan.
Pelaksanaan strategi pengembangan SDM sangat mendukung tercapainya prioritas
program Keuangan Berkelanjutan.
Prosedur Manajemen atas Penerapan Keuangan Berkelanjutan
Seluruh jajaran Direksi dan Komisaris melakukan pengawasan penerapan Keuangan
Berkelanjutan, baik dalam hal peningkatan portofolio produk dan/atau jasa yang sesuai
dengan Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB), peningkatan kapasitas internal,
dan penyesuaian ketentuan agar sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan.
Pengawasan mencakup pengendalian risiko, pelaksanaan, penyesuaian kebijakan,
perkembangan, dan pengaruh keuangan berkelanjutan terhadap bisnis Bank BHI.
Supervisi terhadap implementasi Keuangan Berkelanjutan dilakukan secara langsung oleh
Direksi. Pengawasan ini dimulai dari penyusunan RAKB, peningkatan kapasitas internal
melalui pendidikan dan pelatihan, penyesuaian kebijakan kredit, sampai dengan
penyusunan Laporan Keberlanjutan. Untuk penyesuaian kebijakan kredit, risiko yang
dihadapi, di antaranya adalah dampak dari penyesuaian syarat kredit ramah lingkungan
dan yang mendukung pembangunan berkelanjutan, yang seringkali belum dipahami oleh
banyak pemangku kepentingan, khususnya debitur yang masih melakukan usahanya
dengan ‘business as usual’.
Selain itu, terbatasnya proyek ramah lingkungan juga memiliki risiko economic return yang
dapat mempengaruhi kondisi finansial. Atas adanya risiko ini, maka Bank BHI terus
melakukan edukasi dan mengukur risiko kredit melalui stress test. Bank BHI juga akan
terus mengembangkan dan mengimplementasikan penilaian kredit melalui scoring dan
rating, termasuk untuk segmen Komersial dan Ritel yang disesuaikan dengan KKUB.
12
Selama tahun 2020 Bank BHI masih belum melakukan pemetaan portofolio kredit dan
pendanaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan sehubungan
dengan adanya pandemic Covid-19.
Penerapan Kebijakan Manajemen Risiko
Bank BHI memiliki manajemen risiko sebagai pendekatan kehati-hatian untuk
meminimalkan risiko dan menjalankan prinsip keuangan berkelanjutan. Empat pilar
penerapan manajemen risiko merupakan prosedur dalam mengidentifikasi, mengukur,
memantau dan mengendalikan risiko atas penerapan keuangan berkelanjutan. Empat
pilar manajemen Risiko itu adalah:
1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi
2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit
3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko,
serta sistem informasi manajemen risiko
4. Sistem pengendalian internal
Bank BHI berkomitmen menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan yang
mengintegrasikan risiko Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (LST) dalam mengelola produk
dan layanan keuangan. Sebagai hal yang mendasar, penyaluran kredit akan selalu
memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola. Bank BHI juga melakukan
assesment risiko LST dimulai sejak proses pendekatan pada calon debitur, persetujuan
kredit, pengolahan kredit, sampai administrasi dan pemantauan kredit.
Sejalan dengan RAKB, Bank BHI akan melakukan penyesuaian kebijakan manajemen risiko
dan tata kelola terkait Keuangan Berkelanjutan. Terdapat 3 (tiga) aktivitas yang dilakukan
dalam penyesuaian tersebut:
a. Melakukan pengkinian Kebijakan Perkreditan Bank terkait pengaturan pemberian kredit
yang perlu dihindari dengan mempertimbangkan dampak aktivitas usaha yang
dihasilkan dari calon debitur terhadap keberlangsungan lingkungan hidup dan dampak
negatif terhadap sosial.
b. Melakukan pengkinian terhadap Standard Operating Procedure (SOP) kredit terkait
penerapan Keuangan Berkelanjutan. Dalam SOP akan memuat persyaratan data dan
informasi debitur yang dibutuhkan dalam proses analisis untuk memastikan rencana
usaha atau kegiatan yang dilakukan berada dalam pemantauan dan pengelolaan
lingkungan. Salah satu data/informasi yang dimaksud adalah Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), ditujukan terutama bagi kegiatan usaha yang
dipersyaratkan memiliki AMDAL.
c. Melakukan sosialisasi dan peningkatan kesadaran terhadap pemahaman Keuangan
Berkelanjutan.
13
Untuk meminimalisir risiko LST, Bank BHI telah mencanangkan target penyesuaian dan
pengkinian kebijakan perkreditan Bank, SOP kredit, serta meningkatkan kesadaran atas
keuangan berkelanjutan dalam analisis industry dan akan meningkatkan kepercayaan
pemangku kepentingan dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Keterlibatan Pemangku Kepentingan
Pemangku Kepentingan Perseroan adalah pihak-pihak yang memengaruhi keberlanjutan
Perseroan secara signifikan, karena berhubungan dengan kegiatan usaha. Pendekatan
yang dilakukan Bank BHI dalam keterlibatan pemangku kepentingan dirancang untuk
dapat memperoleh masukan yang berharga secara terus menerus atas produk dan
layanan keuangan Bank BHI serta meningkatkan pemahaman Perseroan tentang harapan
pemangku kepentingan, termasuk dalam pengelolaan keberlanjutan.
Perseroan bekerja sama dan berinteraksi dengan para pemangku kepentingan melalui
proses keterlibatan yang sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan secara formal.
Nasabah dan
Klien
Masukan, keluhan dan permintaan informasi mengenai produk dan
layanan perbankan dapat diakses setiap waktu melalui website Bank
BHI
Investor Kinerja financial dan pelaksanaan strategi perusahaan dijelaskan pada
public dan laporan-laporan yang dipublikasikan serta rapat umum
pemegang saham tahunan.
Regulator Kepatuhan dan pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan tata kelola
perusahaan yang baik dalam rapat dan diskusi dengan Regulator saat
diperlukan
Masyarakat Program pemberdayaan melalui kegiatan CSR (Corporate Social
Responsible)
14
VI. Kinerja Keberlanjutan
Bank BHI menerapkan transparansi yang bertanggung jawab kepada para pemangku
kepentingannya. Untuk itulah Laporan Keberlanjutan ini diterbitkan. Pelaporan berfokus
pada upaya dan kinerja Bank BHI terkait dengan topik keberlanjutan. Namun pada tahun
2020 penyebaran coronavirus disease 2019 (COVID-19) secara global maupun domestik
telah berdampak secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kinerja Bank dan
kapasitas debitur dalam memenuhi kewajiban pembayaran kredit atau pembiayaan. Selain
itu juga meningkatkan risiko kredit, risiko likuiditas, dan mempengaruhi ketahanan
permodalan bank yang berpotensi mengganggu kinerja perbankan dan stabilitas sistem
keuangan, yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas pada tanggal 16 Oktober 2020, PT Hakimputra
Perkasa, sebagai pemegang saham pengendali Bank BHI dengan kepemilikan
3.084.461.000 saham atau sebesar 73,71% dari seluruh saham yang ditempatkan dan
disetor penuh dalam Bank Harda, telah menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli
saham (PPJB) dengan PT Mega Corpora selaku pihak yang akan melakukan
Pengambilalihan. Bank BHI telah mendapat jawaban dari OJK untuk melanjutkan ke tahap
permohonan izin pengambilalihan.
Bank BHI telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang
akan diselenggarakan pada tanggal 29 Januari 2021. Mata acara RUPSLB adalah sebagai
berikut:
a. Persetujuan atas rencana pengambilalihan oleh PT. Mega Corpora atas 2.084.461.000
saham atau sekitas 73.71% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor dalam
Perseroan dari PT. Hakim Putra Perkasa termasuk rancangan pengambilalihan dan
konsep akta pengambilalihan;
b. Persetujuan atas perubahan Anggaran Dasar Perseroan;
c. Perubahan Pengurus Perseroan
Laporan ini merupakan bentuk kepatuhan terhadap Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 51 Tahun 2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa
Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.