LAPORAN ANALISIS KEJADIAN BANJIR
DI KABUPATEN BIMA, DOMPU DAN KOTA BIMA, 30-31 JANUARI 2015
BMKG
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOSFISIKA
STASIUN KLIMATOLOGI KLAS I KEDIRI-MATARAM
JANUARI 2015
BMKG
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
STASIUN KLIMATOLOGI KLAS I KEDIRI – MATARAM
Alamat : Jl. TGH. Ibrahim Khalidy Telp.(0370)674134, Fax.(0370)674135, Kediri-Lobar, NTB 83362
Website: http://iklim.ntb.bmkg.go.id
Email: [email protected]
LAPORAN ANALISIS KEJADIAN BANJIR
DI KABUPATEN BIMA, DOMPU DAN KOTA BIMA, 30-31 JANUARI 2015
BMKG
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOSFISIKA
STASIUN KLIMATOLOGI KLAS I KEDIRI-MATARAM
JANUARI 2015
BMKG
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
STASIUN KLIMATOLOGI KLAS I KEDIRI – MATARAM
Alamat : Jl. TGH. Ibrahim Khalidy Telp.(0370)674134, Fax.(0370)674135, Kediri-Lobar, NTB 83362
Website: http://iklim.ntb.bmkg.go.id
Email: [email protected]
LAPORAN ANALISIS KEJADIAN BANJIR
DI KABUPATEN BIMA, DOMPU DAN KOTA BIMA, 30-31 JANUARI 2015
BMKG
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOSFISIKA
STASIUN KLIMATOLOGI KLAS I KEDIRI-MATARAM
JANUARI 2015
BMKG
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
STASIUN KLIMATOLOGI KLAS I KEDIRI – MATARAM
Alamat : Jl. TGH. Ibrahim Khalidy Telp.(0370)674134, Fax.(0370)674135, Kediri-Lobar, NTB 83362
Website: http://iklim.ntb.bmkg.go.id
Email: [email protected]
1
ANALISIS KEJADIAN BANJIR TANGGAL 30-31 JANUARI 2015
DI KABUPATEN BIMA, DOMPU DAN KOTA BIMA
Oleh : Tim Stasiun Klimatologi Kediri- NTB
I. PENDAHULUAN
Bencana banjir kembali terjadi di beberapa wilayah Kota, Kabupaten Bima dan Dompu
pada tanggal 30 sampai 31 Januari 2015, setelah sebelumnya banjir terjadi di wilayah kota
Bima (24/1). Seperti yang dilansir oleh beberapa media cetak online (okezone.com dan
merdeka.com, serta kahaba.net, red), di Lingkungan BTN Kelurahan Panggi, banjir yang berasal
dari meningkatnya intensitas curah hujan di wilayah dataran tinggi dan luapan dari drainase
yang semakin meninggi hingga memasuki pekarangan dan masuk ke rumah warga. Di wilayah
Kelurahan Paruga Kecamatan Rasanae Barat air sudah naik sekitar 80 cm. Sementara itu di
wilayah Kecamatan Madapangga dan Kecamatan Sanggar juga air sudah naik hingga mencapai
tinggi air kurang lebih 70-90 cm. Akibatnya banyak warga yang mengamankan harta benda dan
bergegas mengungsi di penampungan yang disediakan oleh tim dari BPBD Provinsi, Kab/Kota
Bima dan Dompu. Adapun lokasi kejadian banjir seperti terlihat pada Gambar peta berikut.
Gambar 1, Wilayah Kecamatan Terdampak Banjir
2
II. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER
A. Analisa Citra RADARBerdasarkan dari hasil pantauan Citra RADAR Stasiun Meteorologi M. Salahuddin-Bima pada
tanggal 31 Januari 2015 yang diambil mulai pukul 15.00 WITA sampai dengan pukul 21.00
WITA, bahwa terlihat pertumbuhan awan-awan konvektif diatas wilayah NTB pada
umumnya dan wilayah Bima dan Dompu khususnya. Sebaran awan-awan konvektif ini mulai
terlihat pada pukul 15.00 WITA, dan kemudian mengalami pertumbuhan dengan ketebalan
yang cukup signifikan pada jam-jam berikutnya. Sampai dengan laporan ini ditulis, kondisi
sebaran awan masih cukup tebal menyelimuti wilayah Bima dan Dompu, dan hujan dengan
intensitas sedang hingga lebat masih terjadi. seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.1 Citra RADAR jam 07.00 UTC (15.00 WITA) Gambar 2.2. Citra RADAR jam 08.10 UTC (16.10 WITA)
3
Gambar 2.3. Citra RADAR jam 09.00 UTC (17.00 WITA) Gambar 2.4. Citra RADAR jam 10.00 UTC (18.00 WITA)
Gambar 2.5. Citra RADAR jam 11.00 UTC (19.00 WITA) Gambar 2.6. Citra RADAR jam 12.00 UTC (20.00 WITA)
Gambar 2.7. Citra RADAR jam 13.00 UTC (20.00 WITA) Gambar 2.8. Citra RADAR jam 14.00 UTC (21.00 WITA)
Sumber gambar: Stasiun Meteorologi M. Salahuddin - Bima
4
B. Analisa Angin (Streamline)
Analisa angin pada tanggal 31 Januari 2015 terlihat adanya pusat daerah tekanan rendah
di wilayah Samudera Hindia bagian selatan dan Utara Australia. Angin bertiup dari Utara
berbelok dan bertemu angin baratan atas wilayah Samudera Hindia dan kemudian bergerak
memasuki pusat tekanan rendah . Hal inilah yang memberikan dampak terbentuknya daerah
konvergensi diatas wilayah NTB khususnya wilayah Bima dan Dompu sehingga terjadi
pengumpulan awan yang signifikan.
Gambar 2.9. Peta Prakiraan Angin tanggal 31 Januari 2015
(Sumber: http://www.bmkg.go.id)
5
C. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Nilai anomali OLR sampai dengan tanggal 31 Januari 2015 di wilayah Nusa Tenggara
Barat pada umumnya menunjukkan nilai berkisar -2 s/d 25 W/m², yang artinya nilai OLR ini
menunjukkan bahwa adanya daerah pertumbuhan awan-awan konvektif yang cukup
dominan diwilayah Nusa Tenggara Barat, Liputan awan-awan kovektif diprediksi masih akan
bertahan hingga 5 hari kedepan.
Gambar 2.10 Peta Anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR)(Sumber : http://www.cpc.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/)
6
D. Madden-Jullian Oscillation (MJO)
Sampai dengan akhir Januari 2015 phase MJO berada pada kuadran 4 dan 5 yang berarti
bahwa pusat MJO berada wilayah Kontinental Maritim Indonesia kondisi ini memicu
pertumbuhan dan pembentukan awan di wilayah Indonesia, dan diprakirakan pada
beberapa hari ke depan masih akan berada sekitar maritime Indonesia.
Gambar 2.11 Diagram MJO, (Sumber : http://www.cpc.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/)
E. Suhu Permukaan Laut (Sea Surface Temperature)
Anomali SST di sekitar wilayah Nusa Tenggara Barat berada pada nilai -0.25 s/d +0.25 ºC
yang berarti kondisi perairan wilayah NTB lebih hangat dari klimatologi nya. Kondisi ini
menyebabkan jumlah uap air diatas wilayah NTB masih relatif cukup banyak sehingga
berpeluang besar tumbuhnya awan-awan konvektif
Gambar 2.12. Anomali SST Indonesia, (Sumber : JRA/ JDAS)
6
D. Madden-Jullian Oscillation (MJO)
Sampai dengan akhir Januari 2015 phase MJO berada pada kuadran 4 dan 5 yang berarti
bahwa pusat MJO berada wilayah Kontinental Maritim Indonesia kondisi ini memicu
pertumbuhan dan pembentukan awan di wilayah Indonesia, dan diprakirakan pada
beberapa hari ke depan masih akan berada sekitar maritime Indonesia.
Gambar 2.11 Diagram MJO, (Sumber : http://www.cpc.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/)
E. Suhu Permukaan Laut (Sea Surface Temperature)
Anomali SST di sekitar wilayah Nusa Tenggara Barat berada pada nilai -0.25 s/d +0.25 ºC
yang berarti kondisi perairan wilayah NTB lebih hangat dari klimatologi nya. Kondisi ini
menyebabkan jumlah uap air diatas wilayah NTB masih relatif cukup banyak sehingga
berpeluang besar tumbuhnya awan-awan konvektif
Gambar 2.12. Anomali SST Indonesia, (Sumber : JRA/ JDAS)
6
D. Madden-Jullian Oscillation (MJO)
Sampai dengan akhir Januari 2015 phase MJO berada pada kuadran 4 dan 5 yang berarti
bahwa pusat MJO berada wilayah Kontinental Maritim Indonesia kondisi ini memicu
pertumbuhan dan pembentukan awan di wilayah Indonesia, dan diprakirakan pada
beberapa hari ke depan masih akan berada sekitar maritime Indonesia.
Gambar 2.11 Diagram MJO, (Sumber : http://www.cpc.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/)
E. Suhu Permukaan Laut (Sea Surface Temperature)
Anomali SST di sekitar wilayah Nusa Tenggara Barat berada pada nilai -0.25 s/d +0.25 ºC
yang berarti kondisi perairan wilayah NTB lebih hangat dari klimatologi nya. Kondisi ini
menyebabkan jumlah uap air diatas wilayah NTB masih relatif cukup banyak sehingga
berpeluang besar tumbuhnya awan-awan konvektif
Gambar 2.12. Anomali SST Indonesia, (Sumber : JRA/ JDAS)
7
F. Intensitas Curah Hujan
Berdasarkan data curah hujan dari pos hujan kerjasama BMKG dan UPT BMKG di
wiilayah NTB yang terkena dampak banjir terlihat bahwa curah hujan dengan intensitas yang
cukup tinggi terjadi pada tanggal 30 - 31 Januari 2015. Khususnya pad tgl 31, beberapa pos
hujan kerjasama di kecamatan Asakota (Kelurahan Kolo) Kota Bima mencatat nilai curah
hujan ekstrim yaitu 227.5 mm, Woja 117 mm, Rasanae Timur 122 mm, Madapangga 180 mm
(kriteria curah hujan ekstrim >100 mm/hari). Distribusi curah hujan di beberapa titik wilayah
terdampak, tanggal 31 Januari 2015 dapat dilihat pada Table berikut.
Tabel 1. Distribusi Curah Hujan Pos Kerjasama 30 - 31 Januari 2015
Grafik 1. Distribusi Curah Hujan Harian Asakota Terhadap Treshold Ekstrim
0
50
100
150
200
250
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Cura
h Hu
jan
(mm
)
Tanggal
Curah Hujan Pos Hujan Asakota/Kolo Bulan Januari 2015Terhadap Treshold Ekstrim (Percentile 95%)
CH JANUARI 2015TRESHOLD JAN
8
Grafik 2. Distribusi Curah Hujan Harian Madapangga Terhadap Treshold Ekstrim
Grafik 3. Distribusi Curah Hujan Harian Bolo Terhadap Treshold Ekstrim
Grafik 4. Distribusi Curah Hujan Harian Saneo Woja Terhadap Treshold Ekstrim
0
50
100
150
200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Cura
h Hu
jan
(mm
)
Tanggal
Curah Hujan Madapangga Bulan Januari 2015Terhadap Treshold Ekstrim (Percentile 95%)
CH JANUARI 2015
TRESHOLD JAN
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Cura
h Hu
jan
(mm
)
Tanggal
Curah Hujan Pos Hujan Bolo Bulan Januari 2015Terhadap Treshold Ekstrim (Percentile 95%)
CH JANUARI 2015TRESHOLD JAN
020406080
100120140
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31Cura
h Hu
jan
(mm
)
Tanggal
Curah Hujan Saneo Woja Bulan Januari 2015Terhadap Treshold Ekstrim (Percentile 95%)
CH JANUARI 2015TRESHOLD JAN
9
Gambar 2.13. Peta Distribusi Curah Hujan tgl 30 Januari 2015
Gambar 2.14. Peta Distribusi Curah Hujan tgl 31 Januari 2015
10
G. Analisis Curah Hujan 5 Harian (Pentad)
Selain berdasarkan analisis curah hujan harian, analisis secara klimatologi juga dilakukan
untuk curah hujan 5 harian (pentad), fokus analisis pada pentad ke-6 (sekitar tgl 26-31)
Januari 2015 di beberapa wilayah di Bima dan Dompu terdistribusi curah hujan berkisar
101-150 mm di daerah Donggo, kemudian di Bolo dan Wawo 201-300 mm dan
sebaran curah hujan maksimum terjadi di sekitar Kolo yang mencapai 301-400 mm
dalam 5 hari, secara spasial sebaran curah hujan pada pentad ke -6 bulan Januari 2015
telihat pada Gambar 2.15 dibawah ini.
Gambar 2.15. Peta Distribusi Curah Hujan 5 harian (Pentad) ke 6 Januari 2015
Kemudian analisis curah hujan dari segi anomali atau penyimpanganya, berdasarkan
hasil analisis anomali curah hujan pada Gambar 2.15 terlihat bahwa terjadi penyimpangan curah
hujan pada pentad ke-6 di beberapa wilayah di sekitar Kota / Kabupaten Bima dan Dompu,
anomali Ch secara umum 20-50 mm terhadap rata-rata pentadnya, anomali minimum mulai dari
25 mm dan maksimum hingga 100 mm terhadap rata-rata pentadnya. Kondisi ini menujukkan
bahwa terjadi kenaikan jumlah curah hujan yang cukup signifikan pada pentad ke-6 januair 2015
di wilayah Bima dan Dompu.
11
Gambar 2.16. Peta Distribusi Anomali Curah Hujan 5 harian (Pentad) ke 6 Januari 2015
Kemudian analisis Curah hujan Pentad terhadap treshold (batas atas ekstrim)
menunjukkan bahwa dari rata-rata pentad selama bulan Januari tercatat bahwa nilai
pentad ( Ch = 5 harian) pada pentad ke -6 Januari 2015 di beberapa wilayah di kota
Bima melampaui nilai treshold ekstrim bulan Januari, hal ini disajikan pada Grafik 6-8.
Dengan tingginya intensitas curah hujan baik hujan harian dan kumulatif 5 harian
(pentad) ke-6 selama janari 2015 yang melampaui nilai treshold (ekstrimnya) diduga
menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir genangan dan meningkatanya luapan
sungai-sungai disekitar d wilayah di Bima dan Dompu. Karena banjir tidak hanya
diakibatkan dari curah hujan tapi bisa juga akibat luapan sungai yang melebihi kapasitas
debit normalnya.Kondisi bajir akan lebih buruk lagi jika daerah aliran sungai disekitar
wilayah terdampak tidak berfungsi dengan baik dalam hal tidak dapat menampung over
kapasitas debit akibat curah hujan yang tinggi.
12
Grafik 6. Distribusi Curah Hujan 5 Harian Stamet Bima
Grafik 7. Distribusi Curah Hujan 5 Harian Bolo
01020304050607080
Pentad 1 Pentad 2 Pentad 3 Pentad 4 Pentad 5 Pentad 6
Cura
h Hu
jan
Pentad Januari
Curah Hujan Pentad (5 Hari) Januari Tahun 2015Stasiun Meteorologi Bima
2015
Rata-Rata
020406080
100120140
Pentad 1 Pentad 2 Pentad 3 Pentad 4 Pentad 5 Pentad 6
Cura
h Hu
jan
Pentad Januari
Curah Hujan Pentad (5 Hari) Januari Tahun 2015Pos Hujan Bolo
2015
Rata-Rata
13
Grafik 8. Distribusi Curah Hujan 5 Harian Asakota
(Sumber: Pos Hujan Kerjasama BMKG-Stasiun Klimatologi Klas I Kediri-NTB)
0
50
100
150
200
250
300
Pentad 1 Pentad 2 Pentad 3 Pentad 4 Pentad 5 Pentad 6
Cura
h Hu
jan
Pentad Januari
Curah Hujan Pentad (5 Hari) Januari Tahun 2015Pos Hujan Raba dan Asakota
2015 Asakota2015 RabaRata-Rata
14
III. KESIMPULAN.
Berdassarkan hasil analisis Meteorologi dan Klimatologi pada kejadian banjir tgl 30-31 Januari
2015 di wilayah Kota/kabupaten Bima dan Dompu beberapa kesimpulan yang dihasilkan adalah
sebagai berikut :
1. Curah hujan harian dengan intensitas tinggi pada tanggal 30 dan 31 Januari 2015
dibeberapa wilayah di sekitar Bima dan Dompu diduga menjadi salah satu pemicu
terjadinya banjir di wilayah tersebut.
2. Secara klimatologis analisis curah hujan pentad (5 harian) curah hujan cukup tinggi 100-
300 mm/ pentad dan terjadi anomali curah hujan sekitar 50-100 mm pada pentad ke-6
di januari 2015 diduga salah satu pemicu banjir yang terjadi selama 2 hari.
Banjir tidak hanya diakibatkan dari curah hujan tapi bisa juga akibat luapan sungai yang
melebihi kapasitas debit normalnya.
SARAN :
Selama musim hujan 2014/2015 yang masih akan berlangsung hingga Maret-April 2015 di
wilaayh Provinsi Nusa Tenggara Barat, perlu diwaspadai beberapa wilayah yang berpotensi
banjir dan longsor, khususnya wilayah-wilayah yang sebelumnya mempunyai sejarah terjadinya
banjir.
Informasi terkait prosfek cuaca dan iklim akan terus di update oleh tim BMKG.
Ucapan Terimakasih kami sampaikan pada :
Tim Stasiun Meteorologi Bima,
Tim Stamet Selaparang BIL,
Tim Stamet Sumbwa
Tim BPBD Provinsi NTB
BPBD Kab/Kota Bima dan Dompu.
15
LAMPIRAN :
FOTO KEJADIAN BANJIR TGL 30-31 JANUARI 2015.
Banjir di Kampo Sigi Kelurahan Paruga, Kota Bima
SUMBER: http://kahaba.net/berita-bima/20940/warga-sorot-kepedulian-dewan-di-lokasi-banjir.html
Banjir di Kelurahan Dodu, Kelurahan Kodo, dan Bina Baru, dan Paruga
http://www.wartasumbawa.com/banjir-bandang-hantam-kota-bima/