LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya sampai saat ini kita masih diberi kesehatan sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas
Pertanian DIY.
Laporan Akuntabilitas Kinerja adalah laporan kinerja tahunan yang berisi
pertanggungjawababan kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran
strategis instansi.
LAKIP Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014 disusun
dengan pola/cara perhitungan indikator kinerja yang mengacu pada Peraturan
Menteri Negara Pendayaagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor
29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan kesepakatan pada asistensi
penyusunan LAKIP yang diadakan Biro Organisasi Setda D.I. Yogyakarta.
Disadari bahwa LAKIP Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta 2014 ini masih
banyak kekurangan, untuk itu saran dan masukan yang konstruktif sangat
diharapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Semoga LAKIP ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, Februari 2015 KEPALA DINAS
Ir. SASONGKO, MSi
NIP. 19591216 198603 1 007
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Visi .jangka menengah Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta yang
tertuang dalam Rencana Strategis instansi Tahun 2012-2017 adalah
“MEWUJUDKAN PERTANIAN TANGGUH, BERDAYA SAING, BERBASIS POTENSI LOKAL DAN BERKELANJUTAN, SEBAGAI PENGGERAK PEREKONOMIAN REGIONAL”
Untuk mewujudkan visi tersebut ditempuh melalui 1 misi, yaitu (a)
“Mendorong peningkatan produksi, kualitas, dan nilai tambah produk pertanian
melalui peningkatan SDM, ketersediaan dan optimasi sarana prasarana pertanian,
teknologi yang spesifik, inovatif, kreatif dan ramah lingkungan”.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pertanian
Daerah Istimewa Yogyakarta ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas
perjanjian kinerja Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta yang memuat
rencana, capaian, dan realisasi indikator kinerja dari sasaran strategis. Sasaran dan
indikator kinerja termuat dalam Renstra Dinas Pertanian Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2012-2017. Untuk mencapai sasaran tersebut, ditempuh dengan
melaksanakan strategi, kebijakan, program dan kegiatan seperti telah dirumuskan
dalam rencana strategis.
A. Capaian Kinerja
Ringkasan prestasi kinerja Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta
yang dihasilkan dari pelaksanaan program dan kegiatan di tahun 2014, dapat
digambarkan sebagai berikut :
a. Sasaran 1 : Meningkatkan produksi pertanian (tanaman pangan dan hortikultura),
dengan indikatornya :
1. Jumlah produksi tanaman pangan
Capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2014 adalah
2.193.605 ton atau sebesar 94,48 %.
2. Jumlah produksi hortikultura
Capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2014 adalah 383.913
ton atau sebesar 100,19 %.
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 iii
b. Sasaran 2 : meningkatkan populasi ternak, dengan indikatornya : Jumlah
populasi ternak (ekor/animal unit)
Capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2014 adalah 607.709
animal unit atau sebesar 90,48 %.
c. Sasaran 3 : meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan petani, dengan
indikatornya : Persentase peningkatan NTP sektor pertanian (tanaman pangan,
hortikultura, peternakan)
Capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2014 adalah -1,19 % atau
sebesar – 70,00 %.
d. Sasaran 3 : meningkatkan nilai tambah produk pertanian, dengan indikatornya :
Komoditas olahan memenuhi jaminan mutu
Capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2014 adalah 3 komoditas
atau sebesar 100 %.
B. Kinerja Keuangan
Untuk kinerja keuangan dari pagu belanja langsung dan belanja tidak
langsung sebesar Rp. 55.567.462.581,- realisasi keuangan Dinas Pertanian DIY di
tahun 2014 sebesar Rp.52.053.687.789,- atau mencapai 93,68 %.
C. Permasalahan
Yang menjadi permasalahan pelaksanaan kinerja Dinas Pertanian DIY di
tahun 2014 adalah :
1. Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian, meliputi petani dan petugas. Sebagian
besar petani di DIY berusia lanjut dengan pendidikan relatif rendah. Selain itu,
jumlah petugas (penyuluh dan pengamat organisme pengganggu
tumbuhan/POPT) makin terbatas.
2. Adopsi teknologi budidaya dan teknologi pascapanen/pengolahan masih rendah.
Petani pada umumnya masih menggunakan cara-cara yang sudah terbiasa
dilakukan secara turun-temurun.
3. Akses terhadap permodalan terbatas, sebagian besar berasal dari modal sendiri.
4. Pemilikan lahan pertanian sempit, sebagian besar (78,32%) menguasai lahan
pertanian kurang dari 0,5 Ha.
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 iv
5. Ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk anorganik maupun pestisida
kimiawi masih cukup tinggi.
6. Perubahan iklim global mengakibatkan perubahan iklim yang cukup ekstrem dan
tidak menentu sehingga menyulitkan petani dalam pengaturan musim tanam.
Ke depannya untuk mengatasi permasalahan tersebut akan ditempuh
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Peningkatan SDM pertanian melalui pendidikan dan pelatihan baik bagi petani,
kelompok tani, gabungan kelompok tani (gapoktan) maupun petugas di tingkat
lapangan. Metode pendidikan dan pelatihan yang ideal adalah perpaduan antara
kegiatan pembelajaran di dalam ruangan, di luar ruangan, hingga studi banding
ke luar daerah.
2. Untuk menumbuhkan respon petani terhadap penggunaan teknologi baru
diperlukan metode yang mampu memberikan keyakinan pada petani bahwa
teknologi baru tersebut sudah teruji dan benar-benar lebih baik dan memberikan
manfaat/keuntungan bagi usaha taninya. Pendekatan yang ditempuh berupa
sosialisasi dan pelatihan dengan metode khusus, antara lain Sekolah Lapangan
(SL) dan Laboratorium Lapangan (LL) di mana petani dilibatkan langsung mulai
dari perencanaan hingga evaluasi manfaat teknologi baru tersebut. Di samping itu
sosialisasi juga dilakukan melalui media cetak maupun media elektronik dengan
kemasan budaya lokal sehingga lebih mudah diterima dan dipahami oleh petani.
3. Akses terhadap permodalan. Berbagai skema pembiayaan/skim kredit, baik dari
Pemerintah maupun BUMN tidak dapat diimplementasi secara parsial, akan
tetapi harus disertai dengan pendampingan dan penguatan kelembagaan petani.
Pembinaan petani dilaksanakan dengan basis kelompok (kelompok tani maupun
gabungan kelompok tani).
4. Untuk mengatasi pemilikan lahan yang sempit (rata-rata <0,5 Ha), Pemerintah
Provinsi memfasilitasi pengembangan usahatani lahan sempit dengan prioritas
komoditas bernilai ekonomi tinggi dan efisien, diantaranya melalui pemanfaatan
lahan produktif untuk pengembangan perbenihan dan perbibitan, mengingat
harga jual produk benih selalu lebih tinggi dibanding produk konsumsi.
5. Untuk mengurangi ketergantungan petani pada pupuk anorganik dan pestisida
kimia, Pemerintah memberikan fasilitasi baik berupa bantuan langsung pupuk
organik maupun bantuan sosial untuk pembuatan bangunan Rumah Percontohan
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 v
Pembuatan Pupuk Organik (RP3O), alat pembuat pupuk organic (APPO),
maupun unit pengolah pupuk organik (UPPO). Melalui fasilitasi ini, petani
didorong menggunakan pupuk organik dengan memanfaatkan limbah pertanian
di sekitarnya dan secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap pupuk
anorganik.
6. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimiawi, petani didorong
dan dilatih untuk menggunakan bahkan membuat sendiri agen hayati sebagai
pengganti pestisida kimiawi. Disamping itu juga diselenggarakan Sekolah
Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) serta gerakan penerapan
penggunaan pestisida yang bijak (Good Pesticide Practices) dalam berusahatani.
7. Pemerintah telah melakukan upaya pembinaan dan pendampingan petani dalam
hal antisipasi terhadap ancaman eksplosi OPT/penyakit, banjir, dan kekeringan
akibat perubahan iklim ekstrem melalui pola sekolah lapangan, antara lain: SL-
Iklim, SL-Hemat Air, SL-Pengelolaan Tanaman Terpadu, dan SL-PHT.
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 vi
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................. i IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................. ii DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii DAFTAR GRAFIK..................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Struktur Organisasi ………………………………………………………….. 1 I.2 Fungsi dan Tugas …………………………………………………………… 3 I.3 Keadaan Pegawai …………………………………………………………… 3 I.4 Keadaan Sarana dan Prasarana …………………………………………... 8 I.5 Keuangan …………………………………………………………………….. 9 I.6 Sistematika LAKIP ............................................................................... 15
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II.1 Perencanaan Strategis ………………………………………………….. 17 II.1.1 Visi dan Misi …………………………………………….………… 18 II.1.2 Tujuan dan Sasaran …………………………………………...... 20 II.1.3 Strategi ……………….............................................................. 21
II.1.3.1 Misi 1……………………………………………………………... 21 II.1.4 Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) .......................................... 28 II.2 Penetapan Kinerja Tahun 2014…………………………………………. 29 II.3 RencanaAnggaran……………………………………………………...... 32 II.3.1 Target Belanja ………………………………………………………..… 32
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis…………………....... 32 II.4 Instrumen Pendukung……………………………………………………. 33
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
III.1. Capaian Kinerja Tahun 2014…………………………………………… 35 III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja……………………………....... 36 III.3. Akuntabilitas Anggaran………………………………………………….. 69
BAB IV PENUTUP LAMPIRAN- LAMPIRAN
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 vii
DAFTAR TABEL
Tabel-1 :
Tabel-2 :
Tabel-3 :
Tabel-4 :
Tabel-5 :
Tabel-6 :
Tabel-7 :
Tabel-8 :
Tabel-9 :
Tabel-10 :
Tabel-11 :
Tabel-12 :
Tabel-13 :
Tabel-14 :
Tabel-15 :
Tabel-16 :
Tabel-17 :
Tabel-18 :
Tabel-19 :
Tabel-20 :
Tabel-21 :
Tabel-22 :
Tabel-23 :
Tabel-24 :
Tabel-25 :
Tabel-26 :
Tabel-27 :
Bagan Struktur Organisasi Dinas Pertanian DIY
Pencapaian Anggaran Pendapatan Belanja Daerah SKPD
Pencapaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran Dinas Pertanian DIY
Kegiatan Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta
Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) Dinas Pertanian DIY
Penetapan Kinerja Tahun 2014
Target Belanja Dinas Pertanian DIY
Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis
Skala Nilai Peringkat Kinerja
Capaian Kinerja Tahun 2014
Data Produksi Tanaman Pangan Tahun 2013 dan 2014
Data Luas Panen Tanaman Pangan Tahun 2013 dan 2014
Data Produktivitas Tanaman Pangan Tahun 2013 dan 2014
Target dan Realisasi Kinerja Tanaman Pangan
Produksi Hortikultura Unggulan di DIY tahun 2013 dan 2014
Target dan Realisasi Kinerja Hortikultura
Data Produksi Tanaman Buah dan Sayuran Tahunan Tahun
2013 dan 2014
Data Produksi Tanaman Sayuran Semusim Tahun 2013 dan
2014
Data Produksi Tanaman Biofarmaka Tahun 2013 dan 2014
Data Produksi Tanaman Hias Tahun 2013 dan 2014
Capaian Target Indikator Jumlah Populasi Ternak Tahun 2013
Data Populasi Ternak Besar Tahun 2013 dan Tahun 2014
Data Populasi Ternak Unggas Tahun 2013 dan Tahun 2014
Data Populasi Ternak Kecil Tahun 2013 dan Tahun 2014
NTP Gabungan DIY, Januari -Desember 2014 (angka baru)
NTP Gabungan DIY, Januari -Desember 2014 (angka
penyesuaian)
2
10
15
21
24
28
29
32
33
35
36
38
39
40
41
43
43
46
47
48
49
52
56
57
58
64
65
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 viii
Tabel-28 :
Tabel-29 :
Tabel-30 :
Tabel-31 :
Perbandingan NTP Gabungan DIY
Target dan Realisasi Kinerja (NTP)
Capaian Target Indikator Jumlah Produk Pertanian Lolos
Sertifikasi Tahun 2014
Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun
2014
65
67
68
69
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik-1 :
Grafik-2 :
Grafik-3 :
Grafik-4 :
Grafik-5 :
Grafik-6 :
Grafik-7 :
Grafik-8 :
Grafik-9 :
Grafik-10 :
Grafik-11 :
Grafik-12 :
Grafik-13 :
Grafik-14 :
Grafik-15 :
Grafik-16 :
Grafik-17 :
Grafik-18 :
Grafik-19 :
Grafik-20 :
Grafik-21 :
Jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin
Jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan
Jumlah pegawai berdasarkan golongan
Jumlah pegawai berdasarkan jabatan struktural
Jumlah pegawai berdasarkan unit kerja
Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Rumpun
Ilmu Hayat
Data Produksi Tanaman Pangan Tahun 2013 (Angka Tetap)
dan Tahun 2014 (Angka Sementara)
Data Luas Panen Tanaman Pangan Tahun 2013 (Angka
Tetap) dan Tahun 2014 (Angka Sementara)
Data Produktifitas Tanaman Pangan Tahun 2013 (Angka
Tetap) dan Tahun 2014 (Angka Sementara)
Data Produksi Tanaman Buah dan Sayuran Tahunan Tahun
2013 (Angka Tetap) dan 2014 (Angka Sementara)
Data Produksi Tanaman Biofarmaka Tahun 2013 (Angka
Tetap) dan 2014 (Angka Sementara)
Data Produksi Tanaman Sayuran Semusim Tahun 2013
(Angka Tetap) dan 2014 (Angka Sementara)
Data Produksi Tanaman Hias Tahun 2013 (Angka Tetap) dan
2014 (Angka Sementara)
Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (sapi potong)
Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (sapi perah)
Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (kuda)
Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (babi)
Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (kambing)
Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (ayam buras)
Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (Ayam Ras)
Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (Itik)
4
4
5
5
6
7
38
39
40
50
50
51
51
60
60
61
61
62
62
63
63
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 x
DAFTAR GAMBAR
Gambar-1
Gambar-2
Gambar-3
Gambar-4
Gambar-5
Petugas UPTD BPBPTDK Dinas Pertanian DIY menyadap
sperma untuk pembuatan semen beku sapi untuk memenuhi
kebutuhan bibit sapi potong
Sapi PO unggulan ternak sapi potong di DIY
Bibit sapi perah unggul hasil pembibitan di UPTD BPBPTDK
Dinas Pertanian DIY
Kambing PE ternak unggulan DIY
Tamu dari Cina memeriksa kualitas salak pondoh Sleman yang
akan diekspor ke Cina
54
54
55
55
68
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 1
BAB I PENDAHULUAN
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas
Pertanian D.I.Yogyakarta Tahun 2014 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor
29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini
merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna
mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia.
Dengan disusunnya LAKIP Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta Tahun 2014 diharapkan
dapat :
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah
dan seharusnya dicapai oleh Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta.
2. Mendorong Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta didalam melaksanakan tugas dan fungsinya
secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan, kebijakan yang
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta untuk
meningkatkan kinerjanya.
4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta di
dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
I.1 Struktur Organisasi Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 6 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Daerah DIY dan Peraturan Gubernur Nomor : 38 Tahun 2008
tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas
Pertanian yang menyebutkan bahwa struktur Dinas Pertanian Daerah Istimewa
Yogyakarta terdiri atas seorang Kepala Dinas dibantu oleh :
1. Sekretariat
2. Bidang Tanaman Pangan
3. Bidang Tanaman Hortikultura
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 2
4. Bidang Peternakan
5. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
6. Unit Pelaksana Teknis daerah, yaitu :
a. Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pertanian;
b. Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura;
c. Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian;
d. Balai Pengembangan Bibit, Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan;
e. Balai Proteksi Tanaman Pertanian;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Tabel-1 : Bagan Struktur Organisasi Dinas Pertanian DIY
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 3
I.2 Fungsi dan Tugas Peraturan Gubernur Nomor : 38 Tahun 2008 menetapkan bahwa Dinas Pertanian
DIY mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di biidang pertanian,
kewenangan dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Pertanian DIY mempunyai
fungsi:
1. Penyusunan program dan pengendalian bidang pertanian.
2. Perumusan kebijakan teknis bidang pertanian.
3. Pelaksanaan, pengembangan, pengolahan dan pemasaran tanaman pangan,
hortikultura, peternakan.
4. Pelaksanaan koordinasi perizinan di bidang pertanian.
5. Pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan kewenangannya.
6. Pemberian fasilitasi penyelenggaraan bidang pertanian kabupaten/kota.
7. Penyelenggaraan kegiatan bidang pertanian lintas kabupaten/kota.
8. Pemberdayaan sumber daya pertanian dan mitra kerja di bidang pertanian.
9. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan.
10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
I.3 Keadaan Pegawai Jumlah pegawai lingkup Dinas Pertanian DIY pada tahun 2014 secara keseluruhan
berjumlah 378 orang, sedangkan berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan,
golongan dan jabatan adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan jenis kelamin 1) Laki laki : 263 orang
2) Perempuan : 115 orang
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 4
Grafik-1 : Jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin tahun 2014
Sumber data : Dinas Pertanian DIY 2015
b. Berdasarkan tingkat pendidikan : 1) Pasca Sarjana (S2) : 32 orang
2) Sarjana (S1) : 117 orang
3) D-III/Sarmud : 13 orang
4) SLTA Sederajat : 179 orang
5) SLTP Sederajat : 19 orang
6) SD : 18 orang
Grafik-2 : Jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2014
Sumber data : Dinas Pertanian DIY 2015
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 5
c. Berdasarkan golongan : 1) Golongan IV : 48 orang
2) Golongan III : 212 orang
3) Golongan II : 104 orang
4) Golongan I : 14 orang
Grafik-3 : Jumlah pegawai berdasarkan golongan tahun 2014
Sumber data : Dinas Pertanian DIY 2015
d. Berdasarkan jabatan struktural : 1) Pejabat eselon II : 1 orang
2) Pejabat eselon III : 10 orang
3) Pejabat eselon IV : 30 orang
Grafik-4 : Jumlah pejabat tahun 2014
Sumber data : Dinas Pertanian DIY 2015
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 6
e. Berdasarkan unit kerja : 1) Kantor Dinas Pertanian Provinsi DIY :
a. Sekretariat : 52 orang
b. Bidang Tanaman Pangan : 20 orang
c. Bidang Tanaman Hortikultura : 20 orang
d. Bidang Peternakan : 20 orang
e. Bidang P2HP : 22 orang
2) UPTD BPBPTDK : 46 orang
3) UPTD BPSDMP : 44 orang
4) UPTD BPSBP : 42 orang
5) UPTD BPTP : 63 orang
6) UPTD BP2TPH : 49 orang
---------------------------------------------------------------------------------------
Jumlah : 378 orang
Grafik-5 : Jumlah pegawai tahun 2014
Sumber data : Dinas Pertanian DIY 2015
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 7
f. Berdasarkan Jabatan Fungsional Rumpun Ilmu Hayat : 1) Pengawas Benih Tanaman (PBT) : 23 orang
2) Pengendali OPT (POPT) : 34 orang
3) Pengawas Bibit Ternak (PBT) : 4 orang
4) Medik Veteriner : 5 orang
5) Paramedik Veteriner : 2 orang
6) Widyaiswara : 8 orang
7) Pengawas Mutu Pakan : 1 orang
8) Penyuluh Pertanian : 3 orang
9) PMHP : 3 orang
10) AHP : 4 orang
Grafik-6 : Jumlah pegawai fungsional tahun 2014
Sumber data : Dinas Pertanian DIY 2015
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 8
I.4 KeadaanSarana dan Prasarana
Dari sejarahnya Dinas Pertanian DIY merupakan gabungan dari Kanwil Pertanian,
Satpol Bimas, Dinas Pertanian TP, Dinas Peternakan dan UPT Pusat; sehingga asset
yang dimiliki mulai dari tanah, gedung kantor, sarana transportasi, sarana perkantoran dan
lain-lain sangat banyak dan tersebar di beberapa wilayah kerja. Beruntung dengan adanya
Simak BMN, asset yang belum / tak jelas asal-usulnya, perolehannya dan lain-lain dapat
mulai terlacak dan tersusun jumlah asset yang dimiliki oleh Dinas Pertanian DIY. (Proses
dan laporan asset disajikan khusus oleh Bagian Umum Sekretariat Dinas).
Fasilitas yang tersedia pada Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta dalam
rangka menunjang pelaksanaan tugas sehari-hari adalah sebagai berikut:
1. Ruang Rapat:
a. Gedung A : 3 Unit
b. Gedung B : 2 Unit
c. Gedung C : 2 Unit
2. Tempat Upacara dan Apel Pagi terletak di Gedung C dengan ukuran luas 310 m2 (31
m x 10 m)
3. Tempat Parkir Kendaraan Bermotor:
a. Gedung A : 1 Unit, dengan luas: 81 m2
b. Gedung B : 2 Unit, dengan luas: 25 m2 dan 100 m2
c. Gedung C : 1 Unit, dengan luas: 24 m2
4. Kamar Kecil/Toilet:
a. Gedung A : 5 Unit
b. Gedung B : 5 Unit
c. Gedung C : 6 Unit
5. Halaman Kantor:
a. Gedung A : Depan : 400 m2 Belakang : 100 m2
b. Gedung B : Tengah : 100 m2
c. Gedung C : Depan : 310 m2 Belakang : 160 m2
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 9
6. Daya Listrik:
a. Gedung A : 35 A (7.000 VA)
b. Gedung B : 20 A (4.400 VA)
20 A (4.400 VA)
50 A (11.000 VA), berupa Cool Room
c. Gedung C : 100 A (22.000 VA)
7. Telekomunikasi/Jaringan Telephon Kabel:
a. Gedung A : 2 Unit (no tlp: 561030 dan 511031)
b. Gedung B : 2 Unit (no tlp: 511001 dan 586516)
c. Gedung C : 4 Unit (no tlp: 588938, 563937, 519530, 544901)
I.5 Keuangan 1. Pencapaian Anggaran Pendapatan Belanja Daerah/ APBD (SKPD)
Capaian realisasi fisik dan keuangan belanja langsung APBD tahun 2014 untuk
realisasi keuangan mencapai 91.59% dan realisasi fisik 100%. Realisasi keuangan
tahun 2014 lebih tinggi dibandingkan realisasi keuangan tahun 2013. Pada tahun 2013
realisasi keuangan sebesar 85.77% dan realisasi fisik 100%.
Realisasi keuangan 91.59% dikarenakan ada efisiensi, sisa lelang, sisa belanja
pengadaan barang, efisiensi perjalanan dalam daerah dan luar daerah, dan lain-lain.
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 10
Tabel-2 : Pencapaian Anggaran Pendapatan Belanja Daerah SKPD
KEGIATAN ANGGARAN REALISASI S.D. TAHUN 2014
REALISASI KEUANGAN (%)
BELANJA 55,567,462,581.00 52,053,687,789.00 93.68
BELANJA TIDAK LANGSUNG 20,988,708,112.00 20,381,817,339.00 97.11
BELANJA LANGSUNG 34,578,754,469.00 31,671,870,450.00 91.59 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 2,009,681,316.00 1,722,774,761.00 85.72
Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1,800,000.00 1,641,500.00 91.19 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 707,448,000.00 595,223,515.00 84.14
Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional 21,821,000.00 17,702,800.00 81.13
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 105,660,000.00 99,960,000.00 94.61 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 310,682,200.00 281,038,250.00 90.46
Penyediaan Alat Tulis Kantor 170,000,000.00 109,767,450.00 64.57 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 114,807,500.00 68,319,330.00 59.51
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 29,357,350.00 24,936,100.00 84.94
Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 37,000,000.00 20,722,950.00 56.01 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan 26,136,000.00 23,370,000.00 89.42
Penyediaan Makanan dan Minuman 57,980,000.00 57,780,000.00 99.66 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah 325,000,000.00 320,443,600.00 98.60
Penyediaan Jasa Keamanan Kantor/Gedung/Tempat Kerja 97,489,266.00 97,489,266.00 100.00
Penyediaan Retribusi Sampah 4,500,000.00 4,380,000.00 97.33
PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR 12,966,901,203.00 12,263,207,960.00 94.57
Pembangunan Gedung Kantor 5,985,873,790.00 5,891,186,140.00 98.42
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 539,068,000.00 524,208,650.00 97.24
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 239,220,000.00 230,742,780.00 96.46 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 750,000,000.00 636,941,450.00 84.93
Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor 42,000,000.00 36,650,000.00 87.26
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor 45,000,000.00 33,576,500.00 74.61
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 11
KEGIATAN ANGGARAN REALISASI S.D. TAHUN 2014
REALISASI KEUANGAN (%)
Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor 200,000,000.00 195,151,250.00 97.58
Pembangunan Gedung Kantor BPTP (DAK) 1,366,371,163.00 1,183,399,000.00 86.61 Pembangunan dan Rehabilitasi Gedung Kantor BPPTPH (DAK) 1,559,209,250.00 1,435,690,240.00 92.08
Pengadaan Sarpras Laboratorium BPBPTDK (DAK) 1,666,467,500.00 1,559,145,450.00 93.56
Pembangunan dan Rehabilitasi BPBPTDK (DAK) 573,691,500.00 536,516,500.00 93.52
PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA APARATUR 15,000,000.00 14,725,560.00 98.17
Pembinaan, Pengembangan Kualitas Profesi dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Tertentu
15,000,000.00 14,725,560.00 98.17
PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN
229,969,600.00 203,862,410.00 88.65
Penyusunan Laporan Kinerja SKPD 5,500,000.00 5,407,980.00 98.33
Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 9,000,000.00 8,974,500.00 99.72 Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD Serta Pengembangan Data dan Informasi
175,048,300.00 151,313,180.00 86.44
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan SKPD 40,421,300.00 38,166,750.00 94.42
PROGRAM PENINGKATAN PEMASARAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN/PERKEBUNAN
1,609,215,350.00 1,555,414,545.00 96.66
Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah 501,593,520.00 491,176,875.00 97.92
Penyebarluasan Informasi Perbenihan Dalam Mendukung Jogja Benih 50,000,000.00 48,675,000.00 97.35
Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian 147,288,600.00 139,469,500.00 94.69
Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Hortikultura 310,553,230.00 300,024,150.00 96.61
Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Peternakan 75,000,000.00 70,673,500.00 94.23
Peningkatan Keamanan Pangan Asal Hewan 300,080,000.00 291,131,600.00 97.02 Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan Produk Pertanian 75,000,000.00 73,296,420.00 97.73
Profil Pengolahan Hasil Pertanian 149,700,000.00 140,967,500.00 94.17
PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN 7,586,030,450.00 6,954,321,133.00 91.67
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 12
KEGIATAN ANGGARAN REALISASI S.D. TAHUN 2014
REALISASI KEUANGAN (%)
Pengembangan Ternak Kambing 1,275,514,000.00 1,056,737,150.00 82.85
Pengembangan Ternak Sapi Perah 118,328,600.00 115,947,880.00 97.99 Pengembangan Ternak Sapi Potong 980,418,000.00 896,407,600.00 91.43
Pengembangan Produksi Semen Beku Sapi 1,423,011,725.00 1,327,815,090.00 93.31
Pengembangan Pembibitan Ternak 2,152,643,875.00 2,018,875,565.00 93.79 Penumbuhan HMT Di Lahan Marginal 144,873,600.00 129,139,000.00 89.14 Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis 300,821,300.00 295,372,960.00 98.19
Pemeliharaan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit Menular Strategis (Pengujian Laboratorium)
261,735,800.00 243,320,290.00 92.96
Kaji Terap Teknologi Peternakan 132,430,250.00 131,873,118.00 99.58
Pengawasan Lalu Lintas Ternak 200,000,000.00 196,325,000.00 98.16
Pengembangan Bibit HMT di UPTD BPBPTDK 105,340,700.00 102,142,600.00 96.96
Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Agribisnis Peternakan 490,912,600.00 440,364,880.00 89.70
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS S D M DAN KELEMBAGAAN PETANI 1,237,871,350.00 1,174,773,640.00 94.90
Diklat Agribisnis Peternakan 65,000,000.00 60,134,600.00 92.51
Pengkajian Diklat 26,000,000.00 24,011,680.00 92.35 Temu Teknis Teknologi Pertanian 33,000,000.00 32,307,680.00 97.90 Pelatihan Pengolahan Hasil Peternakan Bagi Petani 65,000,000.00 61,922,600.00 95.27
Diklat Organik Farming 126,404,775.00 124,872,550.00 98.79 Diklat Pemandu S L P H T Dan Iklim 36,007,425.00 36,000,100.00 99.98 Evaluasi Pasca Latihan dan Bimbingan Lanjutan 22,000,000.00 21,766,000.00 98.94
Peningkatan Profesionalisme Widyaiswara dan Staf Teknis 74,037,000.00 72,849,500.00 98.40
Diklat Penangkaran Benih Padi, Bawang Merah, dan Buah-buahan Bagi Petani/Penangkar
65,000,000.00 62,282,100.00 95.82
Pelatihan Petugas Fungsional POPT 55,000,000.00 49,370,900.00 89.77 Fasilitasi Praktek Lapangan dan PenggunaanLaboratorium 113,256,850.00 111,473,750.00 98.43
Diklat IntegratedFarming 65,000,000.00 60,568,200.00 93.18 Diklat Pemanfaatan Limbah Peternakan Sebagai Energi Alternatif 65,000,000.00 61,381,520.00 94.43
Diklat Kewirausahaan Bagi Generasi Muda 26,674,775.00 22,673,000.00 85.00
Apresiasi Perencanaan Diklat 8,631,600.00 8,119,500.00 94.07
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 13
KEGIATAN ANGGARAN REALISASI S.D. TAHUN 2014
REALISASI KEUANGAN (%)
Diklat Budidaya Dan Pengelolaan HMT 65,000,000.00 58,843,600.00 90.53
Diklat Inseminasi Buatan Kambing 65,000,000.00 60,653,600.00 93.31 Diklat Mitigasi Dan Perubahan Iklim 60,604,850.00 56,759,760.00 93.66 Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani 58,110,700.00 52,336,000.00 90.06 Penguatan Kelembagaan Tingkat Usaha 78,143,375.00 75,773,400.00 96.97 Pelatihan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan 65,000,000.00 60,673,600.00 93.34 PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN 6,492,158,450.00 5,666,474,051.00 87.28
Peningkatan Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai Dan Pengelolaan Irigasi Parsipatif (Pendampingan Wismp)
99,980,000.00 90,851,000.00 90.87
Reklamasi Dan Rehabilitasi Lahan Sawah 320,915,000.00 228,666,000.00 71.25 Pemberdayaan P3A Dan Peningkatan Jalan Tersier 438,734,000.00 399,503,800.00 91.06
Penanganan Lahan Pertanian Berkelanjutan 273,417,500.00 238,318,450.00 87.16 Penyusunan Rencana Kebutuhan 250,000,000.00 222,000,500.00 88.80 Pemupukan Berimbang 748,803,650.00 623,699,600.00 83.29
Pengembangan Padi Terpadu 500,000,000.00 400,905,900.00 80.18 Pengembangan Alsin Tanaman Pangan 437,771,800.00 311,796,400.00 71.22 Penyebarluasn Informasi Perbenihan Dalam Mendukung Jagja Benih 50,000,000.00 47,034,200.00 94.07
Identifikasi Padi Hitam 15,232,000.00 14,327,500.00 94.06
Pelayanan Sertifikasi Padi Dan Palawija 73,000,000.00 64,391,500.00 88.21
Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 25,000,000.00 23,471,800.00 93.89
Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan 836,533,500.00 775,190,051.00 92.67 Perbanyakan Benih Sumber di Tingkat Petani 100,000,000.00 87,764,700.00 87.76 Penyediaan Benih Dan Pengembangan Jabal Kedelai 120,000,000.00 112,048,700.00 93.37
Fasilitasi Sarana Produksi Budidaya Ubi Kayu 450,000,000.00 378,583,700.00 84.13
Fasilitasi Sarana Teknologi Budidaya Jagung Hibrida 225,000,000.00 221,769,600.00 98.56
Pengembangan Dan Pembinaan Budidaya Garut 97,421,000.00 96,162,900.00 98.71
Pengembangan Tanaman Ubi Jalar 99,820,000.00 94,340,500.00 94.51 Pengembangan Tanaman Kacang Hijau 30,000,000.00 28,960,000.00 96.53
Uji Ketahanan Varietas 12,050,000.00 10,798,900.00 89.62 Bimbingan Dan Fasilitasi Sarana Pengendalian OPT DAN Brigade Proteksi 167,526,000.00 143,202,800.00 85.48
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 14
KEGIATAN ANGGARAN REALISASI S.D. TAHUN 2014
REALISASI KEUANGAN (%)
Pemberdayaan Petani Pemandu SLPHT 125,000,000.00 116,903,000.00 93.52
SLPHT Berkelanjutan 100,000,000.00 99,747,900.00 99.75
SLPHT Tanaman Pangan & Hortikultura 150,000,000.00 140,699,450.00 93.80
Analisa Standar dan Pengawasan Mutu Benih 85,190,000.00 83,263,100.00 97.74 Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Agribisnis Tanaman Pangan 533,664,000.00 523,994,500.00 98.19
Peningkatan Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai Dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (LOAN WISMP)
127,100,000.00 88,077,600.00 69.30
PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI HOLTIKULTURA 2,431,926,750.00 2,116,316,390.00 87.02
Pengembangan GAP Hortikultura 41,896,400.00 36,383,600.00 86.84
Pengembangan Hortikultura Terpadu 177,710,000.00 167,102,600.00 94.03
Fasilitasi Sarana Dan Prasarana Pengembangan Buah, Sayur, Dan Tanaman 326,704,000.00 241,974,500.00 74.07
Penimhkatan Budidaya Hortikultura Di Lahan Pekarangan 130,777,500.00 107,823,300.00 82.45
Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Agribisnis Hortikultura 574,734,000.00 466,476,570.00 81.16
Fasilitasi Pengelolaan Lahan Dan Air Untuk Pengembangan Buah Sayuran Dan Tanaman Obat
320,000,000.00 294,739,000.00 92.11
Pengembangan Perbenihan Hortikultura 334,829,500.00 326,762,500.00 97.59 Pengembangan Benih Sayuran di Tingkat Petani 54,542,350.00 52,457,520.00 96.18
Sosialisasi Pengelolaan Lahan Pekarangan 155,000,000.00 151,995,000.00 98.06
SLPHT Tanaman Hortikultura 94,236,500.00 84,099,350.00 89.24 Fasilitasi Sarana Pengendalian OPT Dan Brigade Proteksi Hortikultura 144,000,000.00 126,039,700.00 87.53
Pengembangan Tanaman Hias 77,496,500.00 60,462,750.00 78.02
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Anggaran Pembangunan dari APBN yang tersedia mendukung program dan
kegiatan Dinas Pertanian DIY, dan pada TA. 2014 terdapat 9 Satker baik
Dekonsentrasi maupun Tugas Pembantuan yang dikelola oleh Dinas dengan total
anggaran sebesar Rp. 40.890.008.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 39.103.794.890,-
(95,63%). Adapun target dan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 15
Tabel-3 : Pencapaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
No Satker / Program / Kegiatan
Sumber Dana
PAGU ANGGARAN
Realisasi sd 31 Desember 2014
Rupiah Rupiah (%)
1 TANAMAN PANGAN DK 4.960.929.000,- 4.666.855.442,- 94.07
2 TANAMAN PANGAN TP 951.450.000,- 926.124.250,- 97.34
3 HORTIKULTURA DK 3.652.232.000,- 3.383.066.478,- 92.63
4 PETERNAKAN DK 4.335.505.000,- 4.116.079.750,- 94.94
5 PETERNAKAN TP 2.385.978.000,- 2.301.760.700,- 96.47
6 BIDANG PPHP DK 1.755.100.000,- 1.656.865.545,- 94.40
7 BIDANG PPHP TP 3.360.000.000,- 3.196.435.075,- 95.13
8 PSP DK 857.580.000,- 784.801.250,- 91.51
9 PSP TP 18.631.234.000,- 18.071.806.400,- 97.00
Jumlah Dinas Pertanian 40.890.008.000,- 39.103.794.890,- 95.63
I.6 Sistematika LAKIP Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini memberikan penjelasan
mengenai pencapaian kinerja Dinas Pertanian DIY selama Tahun 2014. Capaian kinerja
(performance results) Tahun 2014 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja
(performance agreement) Tahun 2013 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan
organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan
diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di
masa datang.
Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Dinas Pertanian DIY Tahun 2014 berpedoman pada PP Nomor 8 Tahun 2006 Tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Menteri PAN dan RB
Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan PK dan Pelaporan AKIP; Surat
Menpan RB Nomor B/3641/M.PAN-RB/11/2013 tanggal 22 November 2013 tentang Hasil
Evaluasi atas AKIP; Surat Edaran Menteri PAN dan RB Nomor 14 Tahun 2013 tanggal 19
Desember 2013 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) 2013 dan Dokumen Penetapan Kinerja 2014, sebagai berikut :
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 16
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas tujuan dan sasaran organisasi,
aspek strategis Dinas Pertanian DIY, serta struktur organisasi;
Bab II – Perencanaan dan Penetapan Kinerja, menjelaskan secara ringkas dokumen
perencanaan yang menjadi dasar pelaksanan program, kegiatan dan anggaran
Dinas Pertanian DIY Tahun 2014 meliputi RPJMD Tahun 2012-2017, Rencana
Strategis Dinas Pertanian DIY Tahun 2012-2017 dan Penetapan Kinerja Tahun
2013.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014, menjelaskan analisis pencapaian kinerja
Dinas Pertanian DIY dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap
pencapaian sasaran strategis untuk Tahun 2014.
Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja
Dinas Pertanian DIY Tahun 2014 dan menguraikan rekomendasi yang
diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 17
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
II.1 Perencanaan Strategis Rencana Strategis adalah dokumen perencanaan strategis sebagai penjabaran dari
rencana strategis pelaksanaan arah dan kebijakan yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Daerah DIY. Renstra Dinas Pertanian merupakan rujukan dalam penyusunan
kebijakan umum anggaran, prioritas program dan kegiatan tahunan Dinas pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja daerah (APBD), di samping sebagai rujukan dalam penyusunan
usulan kegiatan yang bersumber dari dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan (APBN)
serta sumber-sumber dana lainnya yang tidak mengikat. Renstra Dinas Pertanian seperti
tercantum pada Keputusan Kepala Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor :
2530 tahun 2013 tentang Rencana Strategis Tahun 2012-2017 Dinas Pertanian Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Rencana Strategis Dinas Pertanian juga digunakan sebagai dasar penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Oleh karena itu muatan utama
Renstra adalah semua program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas dalam
konteks akuntabilitas kinerja dan manajerial yang mencakup kegiatan yang dibiayai
dengan dana APBD, dana dekonsentrasi, serta sumber dana lain yang tidak mengikat
(Surat Edaran Mendagri dan Otonomi Daerah Nomor 050/1240/II/Bangda, Tanggal 21 Juni
2001). Renstra akan menjadi tolok ukur penilaian pertanggunggjawaban Rencana
Strategis Dinas Pertanian Tahun 2012-2017 berkedudukan sebagai kerangka dasar
manajemen pembangunan sektor pertanian di DIY yang mencerminkan aspirasi
masyarakat pertanian, dipadukan dengan top down policy dari Pemerintah Pusat, dan
penjabaran dari amanat RPJM dan RPJP DIY. Oleh karenanya, Renstra Dinas Pertanian
mengacu pada dokumen-dokumen perencanaan seperti berikut :
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
2. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah DIY Tahun 2005-2025;
3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DIY Tahun 2012-2017;
4. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014;
5. Rencana Strategis SKPD Kabupaten
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 18
II.1.1 Visi dan Misi Renstra SKPD sebagai dokumen perencanaan lima tahunan yang disusun
oleh SKPD merupakan dokumen penjabaran teknis dari RPJMD.
Pembangunan pertanian, termasuk di dalamnya pertanian tanaman pangan,
hortikultura, peternakan dan sub-sub sektor pendukungnya, menjadi tanggung jawab 4
(empat) pilar, yaitu Pemerintah, Akademisi/Perguruan Tinggi, Dunia Usaha, dan
Masyarakat. Peran Pemerintah dalam pembangunan pertanian dilaksanakan pada
pengembanan tugas dan fungsi Dinas Pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan
pada terwujudnya pertanian yang bersifat komersial dan efisien, dengan menerapkan
prinsip-prinsip pengetahuan dan teknologi tepat, yang beriimplikasi pada peningkatan
nilai tambah dan perbaikan pendapatan.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY
dirumuskan Visi Pembangunan DIY yang akan dicapai selama lima tahun mendatang
(2012-2017), yaitu:
“Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiridan Sejahtera Menyongsong PeradabanBaru”
Berdasarkan RPJMD 2012 – 2017 untuk mengantisipasi tantangan dan
perkembangan ke depan baik pada tingkat lokal, nasional, regional, maupun global,
Dinas Pertanian DIY perlu melakukan perubahan ke arah perbaikan dengan menetapkan
visi Dinas Pertanian DIY, yaitu:
“Mewujudkan Pertanian Tangguh, Berdaya Saing, Berbasis Potensi Lokal dan Berkelanjutan, Sebagai Penggerak Perekonomian Regional”
Penjelasan visi tersebut adalah sebagai berikut :
Pertanian yang dimaksud adalah sistem pengusahaan lahan dan ternak yang pada
pokoknya terdiri atas aktivitas budidaya, dengan memanfaatkan semua potensi
sumberdaya serta sarana dan prasarana yang diperlukan. Di samping itu, aspek
pengolahan dan pemasaran produk tanaman pangan, tanaman hortikultura, dan ternak
merupakan aspek-aspek yang perlu diberi penekanan secara simultan. Dengan demikian,
sistem pertanian yang akan dikembangkan bersifat komprehensif, berwawasan agribisnis,
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 19
yang meliputi subsistem hulu (upstream), yakni industri input atau sarana; subsistem
usahatani (on-farm), yakni kegiatan yang menggunakan input, sarana dan sumberdaya
alam untuk menghasilkan komoditas pertanian primer; subsistem pengolahan/hilir
(downstream), yakni industri yang mengolah komoditas pertanian primer menjadi produk
antara atau produk akhir; subsistem pemasaran (marketing), yakni kegiatan untuk
memperlancar pemasaran komoditas pertanian baik segar maupun olahan, dalam dan
luar negeri; subsistem jasa, yakni penyediaan data bagi subsistem hulu ke hilir, seperti
penelitian dan pengembangan, perkreditan, asuransi, transportasi, penyuluhan, sistem
informasi, dan dukungan kebijakan pemerintah.
Tangguh berarti mampu menghadapi berbagai goncangan, yang dimungkinkan oleh
kemandirian petani karena tidak harus tergantung pada faktor-faktor luar. Pertanian
tangguh berarti pertanian yang efisien, berbasis pengetahuan dan teknologi, dengan
meminimalkan ketergantungan pada input eksternal dan peran pihak luar, melalui
penggunaan sarana produksi pertanian secara bijaksana yang bisa menjamin kelestarian
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Pertanian tangguh dicirikan
oleh kemampuannya dalam penyediaan produk pertanian berkualitas dalam jumlah
cukup, mutu terjamin dan berkelanjutan, dan pada saat yang bersamaan terjadi
peningkatan kesejahteraan petani.
Berdayasaing dicirikan antara lain oleh pilihan komoditas dan bentuk ketersediaan
berdasarkan orientasi pasar, upaya terus-menerus untuk meningkatkan kualitas produk
agar mampu merebut pangsa pasar dan mengandalkan produktivitas dan nilai tambah
melalui pemanfaatan modal, inovasi teknologi serta kreativitas sumberdaya manusia dan
bukan lagi mengandalkan kelimpahan sumberdaya alam dan tenaga kerja tidak terdidik.
Komersial dimaksudkan sebagai sifat usaha pertanian yang berorientasi bisnis dan
berbasis keuntungan (profit mindedness), dengan menerapkan teknologi tepat, input
eksternal yang rasional, sekaligus input internal berupa sumber daya lokal.
Potensi lokal adalah seperangkat kekuatan nilai positif dan kearifan yang dapat digali
dari khazanah kultural adiluhung, seperti semangat gotong-royong, hubungan saling
memberi dengan alam, dan penyelarasan praktek pertanian dengan perilaku alam.
Berkelanjutan adalah terus bergerak tanpa berhenti.
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 20
Penggerak perekonomian regional adalah memiliki arti yang penting untuk
menggerakkan perekonomian Jawa bagian Tengah.
Pernyataan misi dimaksudkan agar seluruh aparat Dinas mengetahui peran
yang akan dilakukan Dinas Pertanian DIY untuk mencapai tujuan. Pernyataan misi
mengandung hal-hal yang harus diemban oleh Dinas Pertanian DIY untuk mewujudkan
visi yang telah ditetapkan. Mengingat pernyataan visi di muka mendasarkan diri pada
peran yang bisa dilakukan oleh Dinas Pertanian DIY dalam rangka mewujudkan pertanian
tangguh, maka misi Dinas perlu mencakup dua sudut pandang, yakni sudut pandang ke
dalam (inward looking) dan sudut pandang keluar (outward looking). Misi Dinas Pertanian
DIY merupakan jabaran dari misi ke-2 RPJMD 2012 – 2017 yaitu menguatkan
perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif.
Selengkapnya, misi Dinas Pertanian DIY adalah :
“Mendorong peningkatan produksi, kualitas, dan nilai tambah produk pertanian melalui peningkatan SDM, ketersediaan dan optimasi sarana prasarana pertanian, teknologi yang spesifik, inovatif, kreatif dan ramah lingkungan”.
II.1.2 Tujuan dan Sasaran
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran strategis yang
hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut:
a. Tujuan
Dengan mengacu pada visi Dinas Pertanian yang telah ditetapkan, maka tujuan
yang hendak dicapai dalam kurun waktu tahun 2012-2017 adalah “terwujudnya peningkatan produksi, kualitas dan nilai tambah produk pertanian”.
b. Sasaran Dengan memperhatikan kondisi saat ini dan tantangan yang dihadapi serta visi
dan misi pembangunan yang telah dirumuskan, maka pembangunan pertanian diarahkan
pada pencapaian sasaran pembangunan sebagai berikut :
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 21
Tabel-4 : Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN
KONDISI AWAL 2012
TARGET AKHIR 2017
1.
Meningkatkan produksi pertanian (tanaman pangan dan hortikultura)
1. Jumlah produksi tanaman pangan ton 2.135.582 2.427.800
2. Jumlah produksi hortikultura ton 375.714 394.800
2. Meningkatkan populasi ternak 1. Jumlah populasi
ternak
ekor / animal
unit 619.268 763.152
3.
Meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan petani
1.
Persentase peningkatan NTP sektor pertanian (tanaman pangan, hortikultura, peternakan
% 1.7 8,5
4. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian
1. Komoditas olahan memenuhi jaminan mutu
komoditas 3 15
II.1.3 Strategi Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah selanjutnya perlu
ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Cara mencapai tujuan dan
sasaran merupakan strategi organisasi untuk merealisasikan tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan, meliputi penetapan strategi,kebijakan, program dan
kegiatan.
II.1.3.1 Misi 1 Mendorong peningkatan produksi, kualitas, dan nilai tambah produk
pertanian melalui peningkatan SDM, ketersediaan dan optimasi sarana
prasarana pertanian, teknologi yang spesifik, inovatif, kreatif dan ramah
lingkungan.
Strategi Tujuan dan sasaran sebagaimana diuraikan di atas akan dapat dicapai
dengan penentuan-penentuan seperangkat kebijakan. Kebijakan-
kebijakan tersebut selanjutnya dijabarkan dan disusun dalam program-
program yang implementatif dan secara operasional diwujudkan melalui
kegiatan-kegiatan dengan indikator kinerja yang terukur. Secara
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 22
keseluruhan, kerangka strategi Dinas Pertanian DIY adalah sebagai
berikut :
a. Pengembangan teknologi produksi melalui penerapan Good
Agriculture Practces (GAP)/Standart Operating Procedure (SOP);
b. Pengamanan produksi melalui pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan, pengendalian penyakit hewan menular
strategis dan penanganan dampak bencana alam dan perubahan
iklim;
c. Fasilitasi dan optimasi Sarana prasarana Tanaman pangan dan
hortikultura (pupuk, benih, bahan pengendalian OPT, alsintan,
sumberdaya air, dan permodalan);
d. Peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui penerapan Good
Handling Practices (GHP) dan Good Manufacturing Practices
(GMP);
e. Promosi pemasaran produk pertanian di pasar domestik maupun
internasional;
f. Perlindungan petani melalui regulasi subsidi harga produk;
g. Fasilitasi prasarana dan sarana penyediaan pangan asal hewan
yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH);
h. Pemberdayaan petani dalam melakukan agribisnis produk unggul
pertanian melalui penguatan kelembagaan dan usahanya;
i. Peningkatan kemampuan petani melalui pelatihan, kursus, magang,
sekolah lapang;
j. Pengembangan minat generasi muda bekerja di sektor pertanian
melalui penumbuhan wirausahawan muda pertanian, pemberian
modal usaha bagi generasi muda yang bergerak di sektor pertanian,
pendidikan dan latihan khusus pertania/agribisnis pertanian bagi
generasi muda;
k. Peningkatan aplikasi teknologi pertanian oleh masyarakat;
l. Pelaksanaan pembinaan petani dalam menjalankan usaha taninya
oleh petugas;
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 23
m. Pengembangan kemitraan antar poktan/gapoktan/lembaga petani
dengan pihak ketiga dalam membangun rantai pasokan (suply chain
management);
n. Pengembangan kawasan berbasis komoditas unggulan;
o. Penguatan kelembagaan kelompok;
p. Peningkatan nilai tambah petani miskin melalui pemberian bantuan
sarana prasarana pertanian dan penguatan usahanya untuk
meningkatkan kesejahteraan petani miskin.
Kebijakan Kebijakan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian DIY dalam rangka
mendukung kebijakan pro poor, pro job dan pro enviromental
Program Program yang akan dilaksanakan untuk Meningkatkan Produksi,
Kualitas, dan Nilai Tambah Produk Pertanian yaitu :
a. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
b. Program Peningkatan Produksi Hortikultura
c. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
d. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
e. Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Petani
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 24
Kegiatan Tabel-5 : Kegiatan Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta
NO. REKENING KEGIATAN
2.01.2.01.01.01. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
2.01.2.01.01.01.001. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2.01.2.01.01.01.002. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
2.01.2.01.01.01.006. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional
2.01.2.01.01.01.007. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
2.01.2.01.01.01.008. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
2.01.2.01.01.01.010. Penyediaan Alat Tulis Kantor 2.01.2.01.01.01.011. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
2.01.2.01.01.01.012. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
2.01.2.01.01.01.014. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
2.01.2.01.01.01.015. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
2.01.2.01.01.01.017. Penyediaan Makanan dan Minuman
2.01.2.01.01.01.018. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
2.01.2.01.01.01.022. Penyediaan Jasa Keamanan Kantor/Gedung/Tempat Kerja
2.01.2.01.01.01.026. Penyediaan Retribusi Sampah
2.01.2.01.01.02. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
2.01.2.01.01.02.003. Pembangunan Gedung Kantor
2.01.2.01.01.02.009. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
2.01.2.01.01.02.022. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
2.01.2.01.01.02.024. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
2.01.2.01.01.02.026. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
2.01.2.01.01.02.028. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
2.01.2.01.01.02.042. Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor
2.01.2.01.01.02.082. Pembangunan Gedung Kantor BPTP (DAK)
2.01.2.01.01.02.083. Pembangunan dan Rehabilitasi Gedung Kantor BPPTPH (DAK)
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 25
NO. REKENING KEGIATAN
2.01.2.01.01.02.084. Pengadaan Sarpras Laboratorium BPBPTDK (DAK)
2.01.2.01.01.02.085. Pembangunan dan Rehabilitasi BPBPTDK (DAK)
2.01.2.01.01.05. PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA APARATUR
2.01.2.01.01.05.007. Pembinaan, Pengembangan Kualitas Profesi dan Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Tertentu
2.01.2.01.01.06. PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN
2.01.2.01.01.06.016. Penyusunan Laporan Kinerja SKPD
2.01.2.01.01.06.017. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
2.01.2.01.01.06.018. Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD Serta Pengembangan Data dan Informasi
2.01.2.01.01.06.019. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan SKPD
2.01.2.01.01.17. PROGRAM PENINGKATAN PEMASARAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN/PERKEBUNAN
2.01.2.01.01.17.007. Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah
2.01.2.01.01.17.021. Penyebarluasan Informasi Perbenihan Dalam Mendukung Jogja Benih
2.01.2.01.01.17.022. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian
2.01.2.01.01.17.023. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Hortikultura
2.01.2.01.01.17.024. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Peternakan
2.01.2.01.01.17.025. Peningkatan Keamanan Pangan Asal Hewan
2.01.2.01.01.17.026. Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan Produk Pertanian
2.01.2.01.01.17.027. Profil Pengolahan Hasil Pertanian
2.01.2.01.01.22. PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN
2.01.2.01.01.22.012. Pengembangan Ternak Kambing
2.01.2.01.01.22.013. Pengembangan Ternak Sapi Perah
2.01.2.01.01.22.014. Pengembangan Ternak Sapi Potong
2.01.2.01.01.22.019. Pengembangan Produksi Semen Beku Sapi
2.01.2.01.01.22.023. Pengembangan Pembibitan Ternak
2.01.2.01.01.22.025. Penumbuhan HMT Di Lahan Marginal
2.01.2.01.01.22.26. Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 26
NO. REKENING KEGIATAN
2.01.2.01.01.22.27. Pemeliharaan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit Menular Strategis (Pengujian Laboratorium)
2.01.2.01.01.22.28. Kaji Terap Teknologi Peternakan
2.01.2.01.01.22.29. Pengawasan Lalu Lintas Ternak
2.01.2.01.01.22.30. Pengembangan Bibit HMT di UPTD BPBPTDK
2.01.2.01.01.22.31. Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Agribisnis Peternakan
2.01.2.01.01.25. PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS S D M DAN KELEMBAGAAN PETANI
2.01.2.01.01.25.007. Diklat Agribisnis Peternakan
2.01.2.01.01.25.015. Pengkajian Diklat 2.01.2.01.01.25.016. Temu Teknis Teknologi Pertanian 2.01.2.01.01.25.018. Pelatihan Pengolahan Hasil Peternakan Bagi Petani
2.01.2.01.01.25.020. Diklat Organik Farming
2.01.2.01.01.25.021. Diklat Pemandu S L P H T Dan Iklim
2.01.2.01.01.25.024. Evaluasi Pasca Latihan dan Bimbingan Lanjutan
2.01.2.01.01.25.028. Peningkatan Profesionalisme Widyaiswara dan Staf Teknis
2.01.2.01.01.25.029. Diklat Penangkaran Benih Padi, Bawang Merah, dan Buah-buahan Bagi Petani/Penangkar
2.01.2.01.01.25.030. Pelatihan Petugas Fungsional POPT
2.01.2.01.01.25.031. Fasilitasi Praktek Lapangan dan PenggunaanLaboratorium
2.01.2.01.01.25.033. Diklat IntegratedFarming
2.01.2.01.01.25.034. Diklat Pemanfaatan Limbah Peternakan Sebagai Energi Alternatif
2.01.2.01.01.25.035. Diklat Kewirausahaan Bagi Generasi Muda
2.01.2.01.01.25.036. Apresiasi Perencanaan Diklat
2.01.2.01.01.25.037. Diklat Budidaya Dan Pengelolaan HMT
2.01.2.01.01.25.038. Diklat Inseminasi Buatan Kambing
2.01.2.01.01.25.039. Diklat Mitigasi Dan Perubahan Iklim 2.01.2.01.01.25.040. Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani 2.01.2.01.01.25.041. Penguatan Kelembagaan Tingkat Usaha
2.01.2.01.01.25.042. Pelatihan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan
2.01.2.01.01.29. PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN PANGAN
2.01.2.01.01.29.001. Peningkatan Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai Dan Pengelolaan Irigasi Parsipatif (Pendampingan Wismp)
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 27
NO. REKENING KEGIATAN
2.01.2.01.01.29.002. Reklamasi Dan Rehabilitasi Lahan Sawah
2.01.2.01.01.29.003. Pemberdayaan P3A Dan Peningkatan Jalan Tersier
2.01.2.01.01.29.004. Penanganan Lahan Pertanian Berkelanjutan
2.01.2.01.01.29.005. Penyusunan Rencana Kebutuhan 2.01.2.01.01.29.006. Pemupukan Berimbang
2.01.2.01.01.29.007. Pengembangan Padi Terpadu 2.01.2.01.01.29.008. Pengembangan Alsin Tanaman Pangan
2.01.2.01.01.29.009. Penyebarluasn Informasi Perbenihan Dalam Mendukung Jagja Benih
2.01.2.01.01.29.010. Identifikasi Padi Hitam
2.01.2.01.01.29.011. Pelayanan Sertifikasi Padi Dan Palawija
2.01.2.01.01.29.012. Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Pengolahan Hasil Tanaman Pangan
2.01.2.01.01.29.013. Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan
2.01.2.01.01.29.014. Perbanyakan Benih Sumber di Tingkat Petani
2.01.2.01.01.29.015. Penyediaan Benih Dan Pengembangan Jabal Kedelai
2.01.2.01.01.29.016. Fasilitasi Sarana Produksi Budidaya Ubi Kayu
2.01.2.01.01.29.017. Fasilitasi Sarana Teknologi Budidaya Jagung Hibrida
2.01.2.01.01.29.018. Pengembangan Dan Pembinaan Budidaya Garut
2.01.2.01.01.29.019. Pengembangan Tanaman Ubi Jalar
2.01.2.01.01.29.020. Pengembangan Tanaman Kacang Hijau
2.01.2.01.01.29.021. Uji Ketahanan Varietas
2.01.2.01.01.29.022. Bimbingan Dan Fasilitasi Sarana Pengendalian OPT DAN Brigade Proteksi
2.01.2.01.01.29.023. Pemberdayaan Petani Pemandu SLPHT 2.01.2.01.01.29.024. SLPHT Berkelanjutan
2.01.2.01.01.29.025. SLPHT Tanaman Pangan & Hortikultura
2.01.2.01.01.29.027. Analisa Standar dan Pengawasan Mutu Benih
2.01.2.01.01.29.029. Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Agribisnis Tanaman Pangan
2.01.2.01.01.29.030. Peningkatan Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai Dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (LOAN WISMP)
2.01.2.01.01.30. PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI HOLTIKULTURA
2.01.2.01.01.30.001. Pengembangan GAP Hortikultura 2.01.2.01.01.30.002. Pengembangan Hortikultura Terpadu
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 28
NO. REKENING KEGIATAN
2.01.2.01.01.30.003. Fasilitasi Sarana Dan Prasarana Pengembangan Buah, Sayur, Dan Tanaman
2.01.2.01.01.30.004. Peningkatan Budidaya Hortikultura Di Lahan Pekarangan
2.01.2.01.01.30.005. Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Agribisnis Hortikultura
2.01.2.01.01.30.006. Fasilitasi Pengelolaan Lahan Dan Air Untuk Pengembangan Buah Sayuran Dan Tanaman Obat
2.01.2.01.01.30.007. Pengembangan Perbenihan Hortikultura
2.01.2.01.01.30.008. Pengembangan Benih Sayuran di Tingkat Petani
2.01.2.01.01.30.009. Sosialisasi Pengelolaan Lahan Pekarangan 2.01.2.01.01.30.012. SLPHT Tanaman Hortikultura
2.01.2.01.01.30.013. Fasilitasi Sarana Pengendalian OPT Dan Brigade Proteksi Hortikultura
2.01.2.01.01.30.014. Pengembangan Tanaman Hias Sumber : Dinas Pertanian DIY
II.1.4 Rencana Kegiatan Tahunan (RKT)
Tabel-6 : Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) Dinas Pertanian DIY Tahun 2014 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Meningkatkan produksi pertanian (tanaman pangan dan hortikultura)
Jumlah produksi tanaman pangan (ton) 2.321.800
Jumlah produksi hortikultura (ton) 383.200
Meningkatkan populasi ternak
Jumlah populasi ternak (ekor/animal unit) 671.634
Meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan petani
Persentase peningkatan NTP sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan (%)
1,7
Meningkatkan nilai tambah produk pertanian
Komoditas olahan memenuhi jaminan mutu (komoditas) 3
Sumber : Dinas Pertanian DIY
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 29
II.2 Penetapan Kinerja Tahun 2014
Dokumen Penetapan Kinerja (PK) merupakan dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk
mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh
instansi. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis, indikator kinerja utama, beserta
target kinerja dan anggaran.
Dalam penyusunan penetapan kinerja instansi mengacu pada Renstra, RKT, IKU, dan
anggaran atau DPA. PK pada tabel berikut merupakan PK tahun 2014
Tabel-7 : Penetapan Kinerja Tahun 2014
No. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target Program/Kegiatan Anggaran
(1) (1) (2) (3) (4) (5)
1
Meningkatkan produksi pertanian (tanaman pangan dan hortikultura)
Jumlah produsi tanaman pangan
2.321.800
Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan 6.492.158.450 Peningkatan Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (Pendampingan WISM)
99.980.000
Reklamasi dan Rehabilitasi Lahan Sawah 320.915.000 Pemberdayaan P3A dan Peningkatan Jalan Tersier 438.734.000
Penanganan Lahan Pertanian Berkelanjutan 273.417.500
Penyusunan Rencana Kebutuhan 250.000.000 Pemupukan Berimbang 748.803.650 Pengembangan Padi Terpadu 500.000.000 Pengembangan Alsin Tanaman Pangan 437.771.800 Penyebarluasan Informasi Perbenihan dalam Mendukung Jogja Benih 50.000.000
Identifikasi Padi Hitam 15.232.000 Pelayanan Sertifikasi Padi dan Palawija 73.000.000 Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Pengolahan Hasil Tanaman Pangan 25.000.000
Fasilitasi Sarana Produksi Budidaya Ubi Kayu 450.000.000
Fasilitasi Sarana Teknologi Budidaya Jagung Hibrida 225.000.000
Pengembangan dan Pembinaan Budidaya Garut 97.421.000
Pengembangan Tanaman Ubi Jalar 99.820.000 Pengembangan Tanaman Kacang Hijau 30.000.000 Uji Ketahanan varietas 12.050.000 Bimbingan dan Fasilitasi Sarana Pengendalian OPT dan Brigade Proteksi 167.526.000
Pemberdayaan Petani Pemandu SLPHT 125.000.000
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 30
SLPHT Berkelanjutan 100.000.000 SLPHT Tanaman Pangan & Hortikultura 150.000.000 Analisa standar dan Pengawasan Mutu Benih 85.190.000
Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Agribisnis Tanaman Pangan 533.664.000
Peningkatan Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai dan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (LOAN WISMP)
127.100.000
Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan 836.533.500
Perbanyakan Benih Sumber di Tingka Petani 100.000.000
Penyediaan Benih dan Pengembangan Jabal Kedelai 120.000.000
Jumlah produksi hortikultura
383.200
Program Peningkatan Produksi Hortikultura 2.431.926.750
Pengembangan GAP Hortikultura 41896400 Pengembangan Hortikultura Terpadu 177710000 Fasilitasi Sarana dan Prasarana Pengembangan Buah, Sayur, dan Tanaman
326704000
Peningkatan Budidaya Holtikultura di Lahan Pekarangan 130777500 Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Agribisnis Hortikultura 574734000
Fasilitasi Pengelolaan Lahan dan Air untuk Pengembangan Buah Sayur dan Tanaman Obat
320000000
Sosialisasi Pengelolaan Lahan Pekarangan 155000000 SLPHT Tanaman Hortikultura 94236500 Fasilitasi Sarana Pengendalian OPT dan Brigade Proteksi Hortikultura 144000000
Pengembangan Tanaman Hias 77496500 Pengembangan Perbenihan Hortikultura 334.829.500 Pengembangan Benih Sayuran di Tingkat Petani 54.542.350
2 Meningkatkan populasi ternak
Jumlah populasi ternak
671.634
Program Peningkatan Produksi Peternakan 7.586.030.450
Pengembangan Ternak Kambing 1275514000 Pengembangan Ternak Sapi PerahPengembangan Ternak Sapi Perah 118328600
Pengembangan Ternak Sapi Potong 980418000 Penumbuhan HMT di Lahan Marginal 144873600 Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis 300821300
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 31
Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Agribisnis Peternakan 490912600
Pengembangan Produksi Semen Beku Sapi 1.423.011.725 Pengembangan Pembibitan Ternak 2.152.643.875 Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Strategis 261.735.800
Kaji Terap Teknologi Peternakan 132.430.250 Pengawasan Lalu Lintas Ternak 200.000.000 Pengembangan Bibit HMT di UPTD BPBPTDK 105.340.700
3
Meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan petani
Persentase peningkatan NTP sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan (%)
1.7
Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Petani 1.237.871.350
Diklat Agribisnis Peternakan 65.000.000 Pengkajian Diklat 26.000.000 Temu Teknis Teknologi Pertanian 33.000.000 Pelatihan Pengolahan Hasil Peternakan Bagi Petani 65.000.000
Diklat Organik Farming 126.404.775 Diklat Pemandu S L P H T Dan S L Iklim 36.007.425 Evaluasi Pasca Latihan Dan Bimbingan Lanjutan 22.000.000
Peningkatan Profesionalisme Widyaiswara dan Staf Teknis 74.037.000
Diklat Penangkaran Benih Padi, Bawang Merah, dan Buah-buahan 65.000.000
Pelatihan Petugas Fungsional POPT 55.000.000 Fasilitasi Praktek Lapangan dan Penggunaan Laboratorium 113.256.850
Diklat Integrated Farming 65.000.000 Diklat Pemanfaatan Limbah Peternakan Sebagai Energi Alternatif 65.000.000
Diklat Kewirausaahan bagi Generasi Muda 26.674.775 Apresisasi Perencanaan Diklat 8.631.600 Diklat Budidaya dan Pengelolaan HMT 65.000.000 Diklat Inseminasi Buatan Kambing 65.000.000 Diklat Mitigasi dan Perubahan Iklim 60.604.850 Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani 58.110.700 Penguatan Kelembagaan Tingkat Usaha 78.143.375 Pelatihan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan 65.000.000
4 Meningkatkan nilai tambah produk pertanian
Jumlah keragaman produk olahan pertanian serta jaminan mutu dan
3
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan 1.609.215.350
Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah 501.593.520
Penyebarluasan Informasi Perbenihan 50.000.000 Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan 147.288.600
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 32
tampilan produk
Hasil Pertanian Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Holtikultura 310.553.230
Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Peternakan 75.000.000
Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan Produk Pertanian 75.000.000
Profil Pengolahan Hasil Pertanian 149.700.000 Peningkatan Keamanan Pangan Asal Hewan 300.080.000
Sumber : Dinas Pertanian DIY
II.3 Rencana Anggaran
Pada Tahun Anggaran 2014 Dinas Pertanian DIY melaksanakan kegiatan dengan
total belanja anggaran murni sebesar Rp. 55.633.936.660,-. Melalui mekanisme
perubahan APBD 2014 total belanja menjadi Rp. 55.567.462.581,- dengan rincian Belanja
Tidak Langsung Rp. 20.988.708.112,- dan Belanja Langsung Rp. 34.578.754.469,-.
Adapun realisasi total belanja anggaran sebesar Rp. 52.053.687.789,- (93.68 %) dengan
rincian untuk belanja tidak langsung Rp. 20.381.817.339,- (97.11 %) belanja langsung
sebesar Rp. 31.671.870.450,- (91.59 %).
II.3.1 Target Belanja Dinas Pertanian DIY
Tabel-8 : Target Belanja Dinas Pertanian DIY Uraian Target Prosentase
Belanja Tidak Langsung Rp. 20.988.708.112,- 37.77%
Belanja Langsung Rp. 34.578.754.469,- 62.23%
Jumlah Rp. 55.567.462.581,- 100 %
Sumber : Dinas Pertanian DIY
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis
Anggaran belanja langsung Tahun 2014 yang dialokasikan untuk pencapaian
sasaran strategis Dinas Pertanian DIY adalah sebagai berikut:
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 33
Tabel-9 : Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis
No. Sasaran Anggaran Prosentase Keterangan
1.
Meningkatkan produksi pertanian (tanaman pangan dan hortikultura)
8.924.085.200,- 25.81
2. Meningkatkan populasi ternak 7.586.030.450,- 21.94
3.
Meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan petani
1.237.871.350,- 3.58
4. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian
1.609.215.350,- 4.65
Sumber : Dinas Pertanian DIY
II.4 Instrumen Pendukung
Informasi yang akurat dan mudah serta cepat untuk diakses sangat penting untuk
pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan, untuk mewujudkannya diperlukan
sebuah perangkat teknologi untuk mengantarkan informasi tersebut, yaitu teknologi
informasi.
Dinas pertanian DIY dalam penyampaian informasi kepada masyarakat telah
menggunakan berbagai media informasi untuk mendukung dinamika kelembagaan,
seperti brosur, leaflet, bulletin, ekspose dan media massa lainnya. Tetapi dalam
perkembangannya, penggunaan berbagai media tersebut dipandang masih kurang
dikarenakan semakin tidak terbatasnya ruang dan waktu untuk mewadahi perkembangan
informasi tersebut.
Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta mengelola tiga buah website, yaitu :
http://www.distan.pemda-diy.go.id;
http://www.agricenter.jogjaprov.go.id;
http://jogjabenih.com
Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2009 meresmikan dua
buah website, yaitu website dengan alamat http://www.distan.pemda-diy.go.id, dan
http://www.agricenter.jogjaprov.go.id sedangkan web jogja benih baru diresmikan tahun
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 34
2011 dengan perubahan dua kali dari DIY Agricenter dan Web Jogja Seed Center (JSC)
berubah menjadi Jogja Benih (JB) sebagai media komunikasi dengan dunia luar.
Pembuatan situs web tersebut adalah merupakan suatu upaya untuk jembatani
informasi yang semakin tidak terbatas serta untuk menuju penerapan E-Government
pada Dinas Pertanian DIY, yaitu sesuai dengan Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang E-
Government, yang mengatur mengenai penyelenggaraan layanan masyarakat dengan
menggunakan teknologi informasi.
Secara umum ketiga website tersebut memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Website dengan alamat http://www.distan.pemda-diy.go.id digunakan untuk
memberikan informasi dinas seperti profil dinas, informasi dinas, data statistik
pertanian, teknologi pertanian, kebijakan pertanian serta update harga pasar.
b. Website dengan alamat http://www.agricenter.jogjaprov.go.id digunakan untuk
memfasilitasi masyarakat petani dan stakeholder pertanian di DIY dalam usaha bisnis
pertanian.
c. Website dengan alamat http://www.jogjabenih.com digunakan untuk memfasilitasi
pelaku usaha yang bergerak dalam bidang perbenihan/perbibitan di samping
kekuatan kelembagaan perbenihan/ perbibitan yang ada (pemerintah, swasta, dan
pihak-pihak yang berkomitmen dengan pengembangan perbenihan/perbibitan).
Hadirnya tiga buah website ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan layanan
masyarakat di DIY khususnya masyarakat petani dan pihak-pihak yang terkait dengan
pembangunan pertanian di DIY. Informasi yang disediakan oleh dinas di dalam website
bisa diakses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja dibutuhkan. Demikian pula
sebaliknya, masyarakat bisa berpartisipasi secara aktif untuk memberikan ide, masukkan
atau aduan untuk meningkatkan kualitas pembangunan pertanian di DIY. Disamping itu,
kehadiran ketiga web ini adalah untuk mewujudkan tata laksana pemerintahan yang
transparan, akuntabel, bersih, bertanggungjawab, responsive, efektif, dan efisien.
Disamping itu penambahan komputer untuk mendukung kecepatan dan
keakuratan informasi terus dilakukan dengan dukungan dana dari APBD maupun APBN,
hal ini dilakukan dalam upaya mendukung terwujudnya Yogyakarta sebagai Cyber Province.
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 35
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
III.1. Capaian Kinerja Tahun 2014
Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta telah melaksanakan penilaian kinerja dengan
mengacu pada Penetapan Kinerja Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta tahun 2014 yang
telah disepakati. Penilaian ini dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk mengevaluasi
dan mengukur dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan
gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil
pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai
dengan tingkat capaian kinerja yaitu:
Tabel-10 : Skala Nilai Peringkat Kinerja
Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Dinas
Pertanian D.I. Yogyakarta dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja
dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan
sasaran strategis Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta beserta target dan capaian
realisasinya dirinci sebagai berikut:
No. Interval Nilai
Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja
Kode
1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua
2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda
3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua
4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda
5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 36
Tabel-11 : Capaian Kinerja Tahun 2014
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA SASARAN
SATUAN TARGET REALISA
SI
PERSENTASE
KRITERIA KODE
1.
Meningkatkan produksi pertanian (tanaman pangan dan hortikultura)
1
Jumlah produksi tanaman pangan
ton 2.321.800 2.193.605 94,48 Sangat Baik
2 Jumlah produksi hortikultura
ton 383.200 383.913 100,19 Sangat Baik
2. Meningkatkan populasi ternak
1 Jumlah populasi ternak
ekor / animal
unit 671.634 607.709 90,48 Tinggi
3.
Meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan petani
1
Persentase peningkatan NTP sektor pertanian (tanaman pangan, hortikultura, peternakan)
% 1,7 -1.19 -70,00 Rendah
4.
Meningkatkan nilai tambah produk pertanian
1
Komoditas olahan memenuhi jaminan mutu
komoditas 3 3 100 Sangat Baik
Sumber : Dinas Pertanian DIY
Dari tabel di atas, terdapat 5 indikator yang terbagi ke dalam 4 sasaran strategis.
Pada tahun 2014, 2 indikator telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 40%
dari total indikator. Sementara itu, sebanyak 3 indikator atau sebesar 60% belum
memenuhi target. Tidak tercapainya target disebabkan oleh berbagai faktor kendala.
Capaian yang tertinggi pada indikator jumlah produksi tanaman hortikultura dengan
persentase 100,19%. Sementara indikator yang mengalami capaian yang rendah adalah
indikator persentase peningkatan NTP sektor pertanian (tanaman pangan, hortikultura,
peternakan) dengan persentase -70%
III.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Dinas Pertanian
D.I.Yogyakarta yang dicerminkan dalam capaian Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan
analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut:
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 37
III.2.1. Sasaran Meningkatkan produksi pertanian ( tanaman pangan dan hortikultura)
Tolok ukur capaian sasaran Meningkatkan produksi pertanian (tanaman pangan
dan hortikultura) terdiri dari 2 indikator yaitu indikator : Jumlah produksi tanaman
pangan dan Jumlah produksi hortikultura
Produksi Tanaman Pangan
Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan tidak terlepas atas
kebijakan pemenuhan pangan masyarakat yang bermuara pada isu ketahanan
atau kedaulatan pangan. Pasokan pangan suatu wilayah sangat bergantung
pada ketersediaan dari aspek produksi dan konsumsi masyarakat dalam wilayah
tersebut, termasuk komoditas yang dibudidayakan untuk mendukung konsumsi
pangan setempat. Data menunjukkan produktivitas sub sektor tanaman pangan
di DIY mempunyai kecenderungan meningkat. Komoditas padi bahkan berada di
atas rerata nasional.
Komoditas utama sub sektor tanaman pangan di DIY meliputi Padi,
Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu, Ubi Jalar dan
Sorghum. Dalam pencapaian produksi tanaman pangan sangat dipengaruhi oleh
kondisi iklim dan hama penyakit tanaman.
Dalam upaya mencapai target peningkatan produktivitas tanaman pangan
tersebut telah dilakukan berbagai program dan kegiatan yang dianggarkan
melalui dana APBD dan APBN antara lain:
SLPTT
SLPHT dan SLI
Peningkatan mutu benih
Bantuan benih
Bantuan sarana dan prasarana (pupuk organik dan pupuk anorganik,
alsintan, pestisida)
Pengendalian OPT
Pengembangan jaringan irigasi tersier
Penanganan lahan pertanian berkelanjutan
Aplikasi penggunaan pupuk berimbang
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 38
Gambaran luas panen, produktivitas dan produksi tanaman pangan tahun
2013 dan 2014 disajikan dalam tabel berikut:
Tabel-12 : Data Produksi Tanaman Pangan Tahun 2013 dan Tahun 2014
No Komoditas Produksi (ton)
2013* 2014** 1. Padi sawah 721.674 713.326
2. Padi ladang 200.150 200.399
Total padi 921.824 913.725
3. Jagung 289.580 312.237
4. Kedelai 31.677 19.572
5. Kacang Tanah 70.834 71.584
6. Kacang Hijau 318 264
7. Ubi Kayu 1.013.565 870.841
8. Ubi Jalar 4.951 5.237
9. Sorghum 135 145
Sumber Data: SubBag PI Sekretariat Distan DIY. 2015
Keterangan : * 2013 ATAP : Angka Tetap ** 2014 ASEM : Angka Sementara
Grafik-7 : Data Produksi Tanaman Pangan Tahun 2013 (Angka Tetap) dan Tahun 2014 (Angka Sementara)
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 39
Tabel 13 : Data Luas Panen Tanaman Pangan Tahun 2013 dan Tahun 2014
No Komoditas Luas Panen (ha)
2013* 2014**
1. Padi sawah 114.547 115.667
2. Padi lading 44.719 43.236
Total padi 159.266 158.903
3. Jagung 70.772 67.657
4. Kedelai 23.290 16.337
5. Kacang Tanah 65.680 67.532
6. Kacang Hijau 552 439
7. Ubi Kayu 58.777 56.120
8. Ubi Jalar 419 409
9. Sorghum 418 452 Sumber Data: SubBag PI Sekretariat Distan DIY. 2015
Keterangan : * 2013 ATAP : Angka Tetap ** 2014 ASEM : Angka Sementara
Grafik-8 : Data Luas Panen Tanaman Pangan Tahun 2013 (Angka Tetap) dan Tahun 2014 (Angka Sementara)
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 40
Tabel-14 : Data Produktivitas Tan. Pangan Tahun 2013 dan Tahun 2014
No Komoditas Produktivitas (ku/ha)
2013* 2014**
1. Padi sawah 63.00 61.71
2. Padi ladang 44.76 46.35
Total padi 57.88 57.53
3. Jagung 40.92 46.15
4. Kedelai 13.60 11.98
5. Kacang Tanah 10.78 10.60
6. Kacang Hijau 5.76 5.95
7. Ubi Kayu 172.44 157.69
8. Ubi Jalar 118.88 128.04
9. Sorghum 3.23 3.21
Sumber Data: SubBag PI Sekretariat Distan DIY. 2015
Keterangan : * 2013 ATAP : Angka Tetap ** 2014 ASEM : Angka Sementara
Gambar-9 : Data Produktifitas Tanaman Pangan Tahun 2013 (Angka Tetap) dan Tahun 2014 (Angka Sementara)
Capaian target dan realisasi kinerja indikator produksi tanaman pangan
tahun 2014 disajikan pada tabel berikut.
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 41
Tabel-15 : Target dan Realisasi Kinerja Tanaman Pangan
No Indikator Capaian 2013
2014 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d 2014 terhadap
2017 (%) Target Realisasi % Realisasi
1.
Jumlah produksi tanaman
pangan (ton)
2.332.884 2.321.800 2.193.605 94,48 2.427.800 90,35
Capaian 2014 sesuai data dasar RPJMD DIY 2012-2017
Capaian jumlah produksi tanaman pangan tahun 2014 sebesar 2.193.605
ton sedikit di bawah target sebesar 2.321.800 ton (94,48%). Walaupun demikian
produksi komoditas strategis padi sebesar 913.725 ton GKG melampaui target
(902.772 ton), begitu juga kacang tanah sebesar 71.584 ton biji kering dari target
61.802 ton. Namun penurunan cukup nyata terjadi pada ubi kayu, tercapai
870.841 ton dari target 995.110. Penurunan produksi ubi kayu antara lain
disebabkan oleh penurunan luas tanam/panen sekaligus penurunan produktivitas
selama tahun 2014, disamping ubi kayu bukan merupakan tanaman pokok,
melainkan tanaman sampingan dalam pola tanam tumpang sari di sentra ubi
kayu Kabupaten Gunungkidul. Sementara itu, produksi kedelai rendah
dibandingkan dengan sasaran 2014 dan capaian tahun 2013, akibat penurunan
luas tanam/panen dan produktivitas.
Padi merupakan tanaman pangan strategis yang bernilai politis. Produksi
padi tahun 2014 lebih rendah 7,65% dari produksi tahun 2013. Penurunan
produksi ini disebabkan oleh penurunan produksi per satuan luas lahan
(produktivitas). Penurunan produktivitas disebabkan oleh faktor cuaca yang
kurang mendukung dan ganguan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan
penggunaan benih yang di bawah standar mutu karena belum sempurnanya
kebijakan subsidi benih. Selain itu penurunan produksi juga disebabkan karena
ada pergeseran waktu tanam/panen, waktu tanam mundur, air yang tersedia
tidak cukup karena curah hujan kurang, benih tak tersedia, benih yang ditanam
terdapat CVL (Campuran Varietas Lain), petani beralih ke tanaman hortikultura
seperti cabe, melon, tembakau terutama di Kabupaten Bantul dan Sleman.
Pada tahun 2014, komoditas yang mengalami peningkatan produksi dari
tahun 2013 adalah padi ladang, jagung, kacang tanah, ubi jalar dan sorghum
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 42
masing-masing sebesar 0,11%, 7,82%, 1,06%, 5,14% dan 7,41%. Peningkatan
produksi ini disebabkan oleh peningkatan luas panen dan produktivitas.
Peningkatan produksi padi ladang dan jagung karena meningkatnya
produktivitas. Peningkatan produksi kacang tanah disebabkan oleh preferensi
petani pada kacang tanah karena harga yang dirasakan menguntungkan.
Produksi Tanaman Hortikultura
Wilayah DIY merupakan sentra tanaman sayuran terutama untuk
komoditas bawang merah dan cabai besar. Kedua komoditas tersebut memiliki
luasan panen terluas dari total 18 komoditas sayuran di DIY atau memiliki besaran
areal sebesar 47%. Untuk bawang merah sebagian besar menjadi komoditas
unggulan daerah Bantul (85%). Sedangkan untuk komoditas cabe besar menjadi
sentra pada wilayah Kulonprogo (41,35%), Sleman (32,65%), dan Bantul (17,69%).
Peningkatan luas panen yang berdampak pada peningkatan produksi
menunjukkan bahwa secara agroklimatologi wilayah DIY secara umum memiliki
kesesuaian untuk pengembangan komoditas sayuran dengan dukungan lahan
yang subur, ketinggian yang memadai, curah hujan yang cukup, dan
iklim/temperatur yang cocok.
Potensi komoditas buah-buahan dijumpai pada semua kabupaten/kota di
DIY. Setidaknya terdapat 21 komoditas buah-buahan yang dibudidayakan pada
wilayah DIY. Sebagaimana komoditas sayuran, sebagian besar komoditas buah-
buahan banyak dijumpai pada Kabupaten Sleman dan Kulonprogo. Komoditas
salak merupakan andalan pada Kabupaten Sleman dan buah durian menjadi
tanaman andalan bagi Kabupaten Kulonprogo.
Hasil penghitungan produksi hortikultura unggulan di DIY pada tahun 2014
dibandingkan tahun 2013 tersaji dalam tabel berikut:
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 43
Tabel-16 : Produksi Hortikultura Unggulan di DIY 2013-2014 No Komoditas Produksi Satuan 2013* 2014**
1. Cabe besar ton 17.134 15.522 2. Cabe rawit ton 3.229 3.072 2. Bawang
merah ton 9.541 11.269
3. Salak ton 106.145 88.797 4. Jamur kg 1.637 1.353 5. Jahe kg 2.775 3.372 6. Durian ton 6.109 7.031
Sumber: Dinas Pertanian DIY, 2015
Keterangan : * 2013 ATAP : Angka Tetap ** 2014 ASEM : Angka Sementara
Tanaman unggulan sub sektor hortikultura di DIY meliputi cabe merah,
bawang merah, salak, jamur, jahe dan pisang, dengan sentra produksi
masing-masing sebagai berikut: cabe besar di Sleman, Bantul, Kulon Progo
dan Gunungkidul; bawang merah di Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul;
salak di Sleman dan Kulonprogo; jamur di Sleman dan Bantul; jahe di Kulon
Progo dan pisang Kulon Progo, Gunungkidul, Sleman dan Bantul.
Capaian target dan realisasi kinerja indikator produksi hortikultura tahun
2014 disajikan pada tabel berikut.
Tabel-17 : Target dan Realisasi Kinerja Hortikultura
No Indikator Capaian 2013
2014 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d 2014 terhadap
2017 (%) Target Realisasi % Realisasi
2.
Jumlah produksi
hortikultura (ton)
383.678 383.200 383.913 100,19 394.800 97,24
Capaian 2014 sesuai data dasar RPJMD DIY 2012-2017
Produksi komoditas unggulan yang naik dari tahun 2013 adalah cabe
besar, bawang merah, jamur dan jahe. Hal itu disebabkan oleh berbagai
upaya perbaikan teknologi budidaya dengan penerapan GAP/SOP, fasilitasi
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 44
sarana prasarana dan penanganan pasca panen yang lebih baik. Peningkatan
produksi bawang merah terjadi karena adanya peningkatan luas panen
terutama di Kabupaten Bantul sebagai sentra produksi bawang merah.
Peningkatan luas panen juga sebagai dampak positif penyediaan benih
bawang merah yang bermutu dari Pemerintah. Sedangkan penurunan
produksi salak dan pisang diduga sebagai akibat dampak abu Gunung Kelud
yang terjadi bulan Februari 2014.
Poduksi komoditas unggulan salak pada tahun 2014 mengalami
penurunan produksi dibanding tahun 2013. Penurunan produksi dikarenakan
perubahan iklim sehingga menyebabkan tanaman kurang air pada saat
pembungaan dan pembuahan. Luas panen salak pondoh meningkat
sementara dukungan saluran irigasi belum bertambah sehingga luasan lahan
yang dapat diairi melalui saluran irigasi terbatas.
Secara umum berbagai upaya penerapan teknologi budidaya sesuai
dengan prinsip cara budidaya yang baik (good agriculture practices/GAP) dan
Standard Operating Procedure (SOP), fasilitasi penyediaan sarana prasarana,
dan penanganan pasca panen yang lebih baik meningkatkan kualitas produksi
salak. Dampak jangka panjang erupsi Merapi dimana setelah terjadi erupsi
Merapi semua tanaman salak yang mati diganti dengan tanaman salak yang baru
dan tahun ini merupakan tahun ketiga tanaman salak baru tersebut berproduksi.
Selain itu sudah diberlakukannya ekspor salak ke China dengan permintaan
yang stabil dan volume besar sehingga petani termotivasi untuk meningkatkan
kuantitas maupun kualitas produk salak pondoh di Sleman.
Di antara komoditas unggulan di atas, cabe dan bawang merah
mengalami kenaikan produksi dibanding tahun 2013. Kenaikan produksi cabe
dan bawang merah tidak terlalu besar sebagai dampak perubahan iklim tahun
2014 seperti meningkatnya serangan OPT di sentra produksi di Bantul yang
menganggu ketersediaan benih cabe dan bawang merah. Selain itu di sentra
pertanaman cabe dan bawang merah terjadi alih minat ke tanaman melon. Pada
bulan Februari 2014 di DIY terjadi hujan abu akibat erupsi Gunung Kelud di Jawa
Timur yang menyebabkan mundurnya masa pembungaan tanaman cabe. Pada
bulan Maret di Bantul terjadi serangan Alternaria pada tanaman Bawang Merah.
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 45
Kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya peningkatan produksi
tanaman hortikultura yaitu :
SL GAP
SLPHT dan SLI
Penyediaan benih bermutu
Pengembangan kawasan sentra produksi
Pengembangan lahan marginal
Bantuan sarana dan prasarana (pupuk organik dan pupuk anorganik, alsintan,
pestisida)
Data luas panen dan produksi tanaman hortikultura pada tahun 2013
dan 2014 selengkapnya terlihat pada tabel dan grafik berikut.
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 46
Tabel-18 : Data Produksi Tanaman Buah dan Sayuran Tahunan Tahun 2013 dan 2014
No Komoditas 2014 2013 selisih % 1 Alpukat 3,236 4,015 (779) -19.41 2 Belimbing 739 723 16 2.15 3 Duku/Langsat/Kokosan 1,551 1,660 (109) -6.57 4 Durian 7,031 6,109 922 15.09 5 Jambu Biji 3,360 3,869 (509) -13.16 6 Jambu Air 2,514 2,232 282 12.63 7 Jeruk Siam/Keprok 2,732 2,366 366 15.45 8 Jeruk Besar 451 448 3 0.67 9 Mangga 23,569 21,348 2,221 10.40 10 Manggis 2,591 1,787 804 44.99 11 Nangka/Cempedak 24,123 18,947 5,176 27.32 12 Nenas 451 635 (184) -28.98 13 Pepaya 11,482 10,348 1,134 10.96 14 Pisang 47,960 56,850 (8,890) -15.64 15 Rambutan 28,065 10,520 17,545 166.78 16 Salak 88,797 106,145 (17,348) -16.34 17 Sawo 4,276 3,941 335 8.50 18 Markisa/Konyal 110 158 (48) -30.38 19 Sirsak 1,469 1,606 (137) -8.53 20 Sukun 8,136 8,187 (51) -0.62 21 Anggur 21 30 (9) -30.00 22 Melinjo 19,116 18,612 504 2.71 23 Petai 4,523 4,123 400 9.70 24 Jengkol 25 38 (13) -34.21
286,328 284,699 1,629 0.57 Sumber Data: SubBag PI Sekretariat Distan DIY. 2015
Keterangan : * 2013 ATAP : Angka Tetap ** 2014 ASEM : Angka Sementara
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 47
Tabel-19 : Data Produksi Tanaman Sayuran Semusim Tahun 2013 dan 2014
No Komoditas 2014 2013 selisih % 1 BAWANG MERAH 11,269 9,541 1,728 18.11 2 BAWANG PUTIH - - - 3 BAWANG DAUN 402 662 (260) -39.26 4 KENTANG - - - 5 KUBIS 175 585 (410) -70.06 6 KEMBANG KOL 243 223 20 8.87 7 PETSAI/SAWI 5,400 6,447 (1,047) -16.25 8 WORTEL - - - 9 KACANG MERAH 7 - 7
10 KACANG PANJANG 2,902 2,431 471 19.37 11 CABE BESAR 15,522 17,134 (1,613) -9.41 12 CABE RAWIT 3,072 3,229 (157) -4.87 13 JAMUR 1,353 1,637 (284) -17.36 14 TOMAT 1,230 1,067 163 15.24 15 TERUNG 2,245 3,751 (1,506) -40.15 16 BUNCIS 507 356 151 42.30 17 KETIMUN 858 909 (51) -5.65 18 LABU SIAM 19 - 19 19 KANGKUNG 2,407 3,130 (724) -23.12 20 BAYAM 1,326 1,552 (226) -14.57 21 MELON 29,730 30,667 (937) -3.06 22 SEMANGKA 9,445 6,154 3,291 53.47 23 BLEWAH - - - 24 STROWBERY 0 - - 88,109 89,475 4.318 5.41
Sumber Data: SubBag PI Sekretariat Distan DIY. 2015
Keterangan : * 2013 ATAP : Angka Tetap ** 2014 ASEM : Angka Sementara
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 48
Tabel-20 : Data Produksi Tanaman Biofarmaka Tahun 2013 dan 2014 No Komoditas 2014 2013 selisih % 1. Jahe 3,372 2,775 597 21.51 2. Laos/Lengkuas 542 342 200 58.48 3. Kencur 566 526 40 7.60 4. Kunyit 1,170 901 269 29.86 5. Lempuyang 273 52 221 425.00 6. Temulawak 1,042 928 114 12.28 7. Temuireng 668 511 157 30.72 8. Temukunci 125 49 76 153.85 9. Dringo/Dlingo 59 76 (17) -22.37 10. Kapulaga 562 53 509 961.33 11. Mengkudu/Pace*) 345 59 286 485.45 12. Mahkota Dewa*) 623 341 282 82.88 13. Kejibeling 40 26 14 56.61 14. Sambiloto 74 22 52 238.30 15. Lidah Buaya 15 24 (9) -38.37
9,476 6,685 2,791 41.76 Sumber Data: SubBag PI Sekretariat Distan DIY. 2015
Keterangan : * 2013 ATAP : Angka Tetap ** 2014 ASEM : Angka Sementara
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 49
Tabel-21 : Data Produksi Tanaman Hias Tahun 2013 dan 2014
No Komoditas 2014 2013 selisih % 1. Anggrek 71,113 68,860 2,253 3.27 2. Anthurium Bunga 16,839 15,384 1,455 9.46 3. Anyelir 8,984 3,479 5,505 158.23 4. Gerbera (Herbras) 9,741 4,061 5,680 139.87 5. Gladiol 10,543 4,948 5,595 113.09 6. Heliconia (Pisang-pisangan) 12,164 8,166 3,998 48.96 7. Krisan 4,244,546 3,882,207 362,339 9.33 8. Mawar 14,790 10,409 4,381 42.09 9. Sedap Malam 5,312 3,318 1,994 60.10 10. Dracaena 820 647 173 26.81 11. Melati 21,901 13,671 8,230 60.20 12. Palem 68,068 17,880 50,188 280.69 13. Aglonema 46,689 34,073 12,616 37.03 14. Adenium (Kamboja Jepang) 59,241 60,116 (876) -1.46 15. Euphorbia 24,634 32,784 (8,150) -24.86 16. Phylodendron 22,143 14,355 7,788 54.25 17. Pakis 6,306 9,777 (3,471) -35.50 18. Monstera 16,040 1,110 14,930 1345.05 19. Soka (Ixora) 10,031 14,810 (4,780) -32.27 20. Cordyline 632 415 217 52.29 21. Diffenbahia 27,778 12,078 15,700 129.99 22. Xansifera 22,334 19,331 3,003 15.53 23. Anthurium Daun 33,415 21,039 12,376 58.82 24. Caladium 22,857 12,974 9,883 76.18 tangkai 4,394,033 4,000,832 393,201 9.83 pohon 338,652 232,058 106,594 45.93 kg 13,671 8,230 60.20 60.20 rumpun 22,334 19,331 3,003 15.53
Sumber Data: SubBag PI Sekretariat Distan DIY. 2015
Keterangan : * 2013 ATAP : Angka Tetap ** 2014 ASEM : Angka Sementara
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 50
Grafik-10 : Data Produksi Tanaman Buah dan Sayuran Tahunan Tahun 2013 (Angka Tetap) dan 2014 (Angka Sementara)
Grafik-11: Data Produksi Tanaman Biofarmaka Tahun 2013 (Angka Tetap) dan 2014 (Angka Sementara)
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 51
Grafik-12 : Data Produksi Tanaman Sayuran Semusim Tahun 2013 (Angka Tetap) dan 2014 (Angka Sementara)
Grafik-13 : Data Produksi Tanaman Hias Tahun 2012 (Angka Tetap) dan 2013 (Angka Sementara)
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 52
III.2.2. Sasaran meningkatkan populasi ternak
Tolok ukur capaian sasaran meningkatkan populasi ternak terdiri dari 1
indikator yaitu indikator jumlah populasi ternak. Sub sektor peternakan, wilayah DIY
memiliki sebaran ternak besar maupun kecil pada sejumlah kabupaten dan kota. Untuk
ternak besar, sebagian besar atau 99% terdiri atas jenis sapi potong, sapi perah,
kambing, dan domba. Pertumbuhan populasi ternak menunjukkan angka positif pada
tahun 2014 sebesar 6,96% dibanding tahun 2013.
Tabe-22 : Capaian Target Indikator Jumlah Populasi Ternak Tahun 2014
No Indikator Kinerja 2013
2014 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d 2014 terhadap 2017 (%)
Target
Realisasi
% Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Jumlah populasi
ternak (ekor/animal unit)
568.127 671.634 607.709 90,48 763.152 79,63
Capaian 2014 sesuai data dasar RPJMD DIY 2012-2017
Pertumbuhan populasi ternak tahun 2014 sebesar 607.709 animal unit
sedangkan tahun 2013 sebesar 568.127 animal unit, sehingga dari hasil evaluasi
menunjukkan pada tahun 2014 dibanding tahun 2013 pertumbuhan populasi naik
sebesar 6,69%.
Sedangkan berdasarkan target kinerja tahun 2014 maka realisasi jumlah
populasi ternak tahun 2014 tidak tercapai sesuai target, dimana sesuai target renstra
jumlah populasi ternak sebesar 671.634 animal unit dengan capaian hanya 607.709
animal unit.
Jumlah populasi ternak tahun 2014 tidak tercapai sesuai taget disebabkan
oleh :
- Adanya sensus pertanian tahun 2013 (ST 2013) yang dilakukan secara nasional
oleh BPS RI dimana hasil ST 2013 menunjukkan turunnya populasi ternak
(khususnya sapi) secara nasional dengan rerata 20 %
- Hasil ST 2013 harus digunakan sebagai data dasar perhitungan populasi ternak
tahun berikutnya (sebagai Po)
- Angka dasar Renstra (2012) populasi ternak sebesar : 619.268 AU
- Angka hasil ST 2013 populasi ternak sebesar : 558.526 AU
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 53
Sapi potong yang merupakan komoditas ternak strategis di DIY terus
dikembangkan untuk mendukung keberhasilan Program Swasembada Daging Sapi-
Kerbau (PSDSK). Kawasan pengembangan sapi potong berada di Kabupaten
Gunungkidul dengan populasi 43-45% dari total populasi sapi potong DIY. Populasi
sapi potong tahun 2014 naik 10, 71% dibanding dengan tahun 2013. Kenaikan
populasi sapi potong disebabkan oleh keberhasilan inseminasi buatan (IB) dan
penyelamatan betina bunting sehingga memotivasi peternak untuk meningkatkan
populasi. Kenaikan populasi ini juga disebabkan bertambahnya sapi Peranakan Ongole
(PO) sebagai hasil dari adanya kegiatan pengembangan sapi lokal di Gunungkidul.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa populasi sapi perah pada
tahun 2014 menunjukkan penurunan 9, 85% dibandingkan dengan 2013. Penyebab
turunnya populasi ini adalah sebagian dari ternak sapi tersebut sudah berusia tua
dan tidak produktif lagi sehingga dilakukan pemotongan. Populasi kambing pada
tahun 2014 mengalami kenaikan 4, 45% dibanding 2013 disebabkan oleh upaya-
upaya penanganan kesehatan kambing, bantuan di sentra perbibitan kambing,
peningkatan kualitas pakan baik hijauan maupun pakan penguat/konsentrat, dan
peningkatan manajemen pemeliharaan dengan sistem kandang “panggung”.
Populasi sapi potong tahun 2014 naik 10, 71% dibanding dengan tahun 2013.
Kenaikan populasi sapi potong disebabkan oleh keberhasilan inseminasi buatan (IB)
dan penyelamatan betina bunting sehingga memotivasi peternak untuk
meningkatkan populasi. Kenaikan populasi ini juga disebabkan bertambahnya sapi
Peranakan Ongole (PO) sebagai hasil dari adanya kegiatan pengembangan sapi lokal
di Gunungkidul. Kenaikan populasi tersebut erat kaitannya dengan keberhasilan
upaya peningkatan populasi dan kesehatan hewan, antara lain:
Inseminasi buatan
Penanggulangan penyakit reproduksi
Penanganan kesehatan ternak
Fasilitasi perbaikan perbibitan ternak
Peningkatan kualitas sapi lokal
Peningkatan kualitas pakan (hijauan maupun pakan tambahan)
Penyelamatan ternak betina produktif
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 54
Gambar-1 : Petugas UPTD BPBPTDK Dinas Pertanian DIY menyadap sperma untuk pembuatan s emen beku sapi untuk memenuhi kebutuhan bibit sapi potong
Gambar-2 : Sapi PO unggulan ternak sapi potong di DIY
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 55
Gambar-3 : Bibit sapi perah unggul hasil pembibitan di UPTD BPBPTDK Dinas Pertanian DIY
Gambar-4 : Kambing PE ternak unggulan DIY
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 56
Secara khusus kenaikan populasi kambing didorong oleh perbaikan
manajemen pemeliharaan melalui penerapan kandang “panggung”, harga
kambing yang relatif stabil, disamping adanya insentif kenaikan harga susu
kambing.
Ternak kambing merupakan ternak yang relatif mudah dalam
pemeliharaan dan penanganannya disamping cepat berkembang biak. Disisi lain
peluang pasar masih sangat terbuka untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal DIY
maupun luar DIY, lebih – lebih masyarakat kita yang mayoritas beragama Islam
yang setiap menjelang hari raya Qurban atau untuk keperluan aqiqoh harga
ternak kambing bisa meningkat sampai 60 %.
Pemerintah DIY mengusahakan pelaksanaan upaya-upaya
peningkatan populasi dan peningkatan kesejahteraan rakyat antara lain
melalui penyediaan dana Bantuan Hibah untuk masyarakat baik dalam
bentuk uang maupun barang dan penggalangan komitmen perusahaan
swasta dan Badan Usaha Milik Negara dalam bentuk Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).
Kenaikan populasi ternak kecil tersebut didukung oleh kenaikan
populasi kambing, domba dan babi.
Data populasi ternak besar, ternak kecil dan unggas disajikan dalam
tabel berikut.
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 57
Tabel-23 : Data Populasi Ternak Besar Tahun 2013 dan Tahun 2014 dalam Satuan: Ekor
No Jenis ternak 2013*) 2014*) Animal unit 2013*) 2014*)
1 Sapi Potong - Kota Yogyakarta 297 231 226 176 - Kab. Bantul 50.552 52.564 38.420 39.949 - Kab. Kulon Progo 45.595 49.370 34.652 37.521 - Kab. Gunung Kidul 138.134 147.195 104.982 111.868 - Kab. Sleman 38.216 52.651 29.044 40.015 DIY 272.794 302.011 207.323 229.528 2 Sapi Perah - Kota Yogyakarta 34 13 26 10 - Kab. Bantul 153 201 116 153 - Kab. Kulon Progo 150 51 114 39 - Kab. Gunung Kidul 35 3 27 2 - Kab. Sleman 3.954 3.722 3.005 2.829 DIY 4.326 3.990 3.288 3.032 3 Kuda - Kota Yogyakarta 20 25 14 17 - Kab. Bantul 1.387 1.573 957 1.085 - Kab. Kulon Progo 17 12 12 8 - Kab. Gunung Kidul 5 6 3 4 - Kab. Sleman 347 355 239 245 DIY 1.776 1.971 1.225 1.360 4 Kerbau - Kota Yogyakarta 3 3 3 3 - Kab. Bantul 271 347 247 316 - Kab. Kulon Progo 120 89 109 81 - Kab. Gunung Kidul 45 2 41 2 - Kab. Sleman 541 603 492 549 DIY 980 1.044 892 950
1.143 1.058
T O T A L 279.876 309.016 Sumber Data: SubBag PI Sekretariat Distan DIY. 2015
Keterangan : * 2013 ATAP : Angka Tetap ** 2014 ASEM : Angka Sementara
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 58
Tabel-24 : Data Populasi Ternak Unggas Tahun 2013 dan Tahun 2014 dalam Satuan: Ekor
No Jenis ternak 2013*) 2014*) Animal unit
2013*) 2014*) 1 Ayam buras - Kota Yogyakarta 64.937 48.385 1.299 968 - Kab. Bantul 719.652 810.922 14.393 16.218 - Kab. Kulon Progo 796.593 771.638 15.932 15.433 - Kab. Gunung Kidul 870.785 1.069.669 17.416 21.393 - Kab. Sleman 1.541.088 1.542.352 30.822 30.842 DIY 3.993.055 4.242.966 79.861 84.859 2 Ayam ras petelur - Kota Yogyakarta - - - - - Kab. Bantul 689.988 732.545 13.800 14.651 - Kab. Kulon Progo 819.618 882.797 16.392 17.656 - Kab. Gunung Kidul 93.275 230.889 1.866 4.618 - Kab. Sleman 1.672.005 1.672.162 33.440 33.443 DIY 3.274.886 3.518.393 65.498 70.368 3 Ayam ras pedaging - Kota Yogyakarta - - - - - Kab. Bantul 897.117 952.449 17.942 19.049 - Kab. Kulon Progo 1.539.345 1.728.226 30.787 34.565 - Kab. Gunung Kidul 890.626 1.307.130 17.813 26.143 - Kab. Sleman 2.718.617 2.728.925 54.372 54.579 DIY 6.045.705 6.716.730 120.914 134.335 4 Itik - Kota Yogyakarta 1.626 1.181 49 35 - Kab. Bantul 185.735 198.177 5.572 5.945 - Kab. Kulon Progo 123.960 132.506 3.719 3.975 - Kab. Gunung Kidul 7.147 12.837 214 385 - Kab. Sleman 206.419 206.520 6.193 6.196 DIY 524.887 551.221 15.747 16.537
T O T A L 13.838.533 15.029.310
Sumber Data: SubBag PI Sekretariat Distan DIY. 2015
Keterangan : * 2013 ATAP : Angka Tetap ** 2014 ASEM : Angka Sementara
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 59
Tabel-25 : Data Populasi Ternak Kecil Tahun 2013 dan Tahun 2014 dalam Satuan: Ekor
No Jenis ternak 2013*) 2014*) Animal unit 2013*) 2014*)
1 Babi
- Kota Yogyakarta 158 275 32 55
- Kab. Bantul 4.498 4.775 900 955
- Kab. Kulon Progo 2.136 1.230 427 241
- Kab. Gunung Kidul 114 92 23 18
- Kab. Sleman 6.673 6.676 1.335 1.335
DIY 13.579 13.021 2.716 2.604
2 Kambing - Kota Yogyakarta 388 211 43 23
- Kab. Bantul 74.462 84.370 8.191 9.281
- Kab. Kulon Progo 89.725 90.010 9.870 9.901
- Kab. Gunung Kidul 171.530 175.328 18.868 19.286
- Kab. Sleman 33.625 36.279 3.699 3.991
DIY 369.730 386.198 40.670 42.482
3 Domba - Kota Yogyakarta 383 234 50 30
- Kab. Bantul 52.085 61.498 6.771 7.995 - Kab. Kulon Progo 22.062 21.214 2.868 2.758 - Kab. Gunung Kidul 10.918 11.980 1.419 1.546 - Kab. Sleman 71.412 71.731 9.284 9.325 DIY 156.860 166.567 20.392 21.650
T O T A L 540.169 565.786
Sumber Data: SubBag PI Sekretariat Distan DIY. 2015
Keterangan : * 2013 ATAP : Angka Tetap ** 2014 ASEM : Angka Sementara
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 60
Grafik-14 :Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (sapi potong)
Grafik-15 :Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (sapi perah)
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 61
Grafik-16 :Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (kuda)
Grafik-17 :Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (kerbau)
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 62
Grafik-18 :Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (kambing)
Grafik-19 :Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (ayam buras)
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 63
Grafik-20 :Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (ayam ras)
Grafik-21 :Perbandingan angka tetap 2013 dan asem 2014 (itik)
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 64
III.2.3. Sasaran meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan petani
Tolok ukur capaian sasaran meningkatkan kualitas SDM dan
kelembagaan petani terdiri dari 1 indikator yaitu indikator Persentase
peningkatan NTP sektor pertanian (tanaman pangan, hortikultura, peternakan).
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat
tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini
diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT)
dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) yang dinyatakan dalam
persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk
pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani
dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua
perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan
pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan pertambahan
pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan
harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada
gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP,
relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.
Data NTP Gabungan dan Sub kelompok Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Peternakan DIY tahun 2013 dan tahun 2014 kami sajikan pada tabel berikut.
Tabel-26 : NTP Gabungan DIY, Januari - Desember 2014 (angka baru)
Jan Feb Ma Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des NTP Pertanian Pangan 98,48 97,88 96,99 96,41 95,56 95,63 96,69 96,35 96,92 97,37 97,10 97,16
NTP Pertanian Horti 98,78 98,72 97,57 97,07 97,10 97,10 97,25 96,72 98,72 100,45 98,84 95,94
NTP Perkebunan Rakyat 114,22 112,66 113,37 115,68 116,34 117,70 118,86 116,49 114,20 115,21 112,08 109,93
Peternakan 105,82 104,59 103,91 103,51 103,10 103,31 102,91 103,91 105,66 104,77 102,88 98,85
Perikanan 103,64 103,07 103,83 103,77 103,16 103,58 104,45 103,84 103,47 104,36 103,33 102,60
NTP Petani 103,44 102,63 102,05 102,04 101,63 102,10 102,54 102,18 102,92 103,40 101,84 99,65
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 65
Tabel-27 : NTP Gabungan DIY, Januari - Desember 2014 (angka penyesuaian) Penyesuaian Jan Feb Ma Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
NTP Pertanian Pangan 116,38 115,67 114,62 113,94 112,93 113,02 114,27 113,87 114,54 115,07 114,75 114,82
NTP Pertanian Horti 128,12 128,04 126,55 125,90 125,94 125,94 126,13 125,45 128,04 130,28 128,20 124,43
NTP Perkebunan Rakyat 140,65 138,73 139,60 142,45 143,26 144,94 146,36 143,45 140,63 141,87 138,02 135,37
Peternakan 111,43 110,13 109,42 109,00 108,56 108,79 108,36 109,42 111,26 110,32 108,33 104,09
Perikanan 119,97 119,31 120,19 120,12 119,42 119,90 120,91 120,21 119,78 120,81 119,61 118,77
NTP Petani 121,64 120,68 120,00 119,99 119,51 120,06 120,58 120,15 121,02 121,59 119,75 117,18
Tabel-28 : Perbandingan NTP Gabungan DIY
2013 2014 NTP Pertanian Pangan 115,96 114,49 NTP Pertanian Horti 133,19 126,92 NTP Perkebunan Rakyat 127,25 141,28
Peternakan 106,51 109,09 Perikanan 116,31 119,92
NTP Petani 117,25 122,34
Indikator nilai tukar petani (NTP) menunjukkan bahwa capaian NTP
untuk rerata tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan menunjukkan capaian
yang menurun daripada tahun sebelumnya. Angka yang dicapai lebih rendah dari
target yang ditetapkan sebesar 1, 7% untuk setiap tahunnya. Apabila dilihat dari
NTP per sub sektor dengan menggunakan angka dasar tahun 2013, NTP
peternakan menunjukkan angka lebih dari 100, yang berarti usaha peternakan
masih memberi untung. Nilai NTP yang berada di bawah nilai 100 terjadi pada
sub sektor tanaman pangan dan hortikultura. Hal ini disebabkan oleh laju
peningkatan konsumsi masyarakat petani yang meningkat tidak sebanding
dengan peningkatan pendapatan petani. Faktor lainnya adalah pada tahun 2014
terjadi pengaruh abu Gunung Kelud ang menyebabkan kualitas produk tanaman
terutama hortikultura menurun sehingga harga rendah. Di sisi lain harga produk
tanaman relatif tetap dengan kebijakan harga dan harga yang diterima petani
tidak dapat mengimbangi kenaikan harga barang-barang kebutuhan petani.
Metodologi perhitungan NTP yang dikeluarkan BPS, mulai Desember 2013
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 66
menggunakan tahun dasar tahun 2012 (2012=100), menggantikan bulan-bulan
sebelumnya yang masih menggunakan tahun dasar penghitungan tahun 2007
(2007=100).
Tidak tercapainya target ini disebabkan menurunnya NTP pada sub
kelompok tanaman pangan dan hortikultura. Rendahnya NTP subsektor
hortikultura untuk DIY karena sejak bulan Desember 2013 menggunakan angka
dasar tahun 2012 tetapi sebelumnya menggunakan tahun 2007 sebagaimana
tercatat di Berita Resmi Statistik DIY periode bulan Februari 2014. Perubahan
angka dasar disebabkan perbedaan angka konsumsi tahun 2012 dengan tahun
2007.
Penurunan NTP ini disebabkan karena indeks yang diterima petani
tanaman hortikultura mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan
indeks yang dibayar petani tanaman pangan meskipun sama-sama mengalami
penurunan. Turunnya angka horti DIY bisa dirunut dari rumus perhitungan NTP
sesuai dengan definisi NTP, yaitu perbandingan indeks harga yang diterima
petani (It) dengan harga yang dibayar petani (Ib) dinyatakan dalam persentase.
Secara konsep NTP menyatakan tingkat kemampuan tukar atas barang-barang
(produk) yang dihasilkan petani di pedesaan terhadap barang/jasa yang
dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam proses produksi
pertanian. Definisi NTP adalah indeks perbandingan harga barang, bukan
merupakan perbandingan nilai pendapatan dan pengeluaran petani. Perhitungan
It (t=diterima) dilakukan dengan menggunakan harga produk yang dihasilkan
oleh petani pada tingkat produsen (petani). Metode perhitungan serupa juga
dilakukan terhadap Ib (b=bayar). Komponen yang digunakan untuk menghitung
harga yang dibayar petani meliputi konsumsi rumah tangga dan biaya produksi.
Konsumsi rumah tangga terdiri atas bahan makanan, makanan jadi, perumahan,
sandang, kesehatan, pendidikan; rekreasi dan olah raga, transportasi dan
komunikasi. Sedangkan biaya produksi mencakup bibit, obat-obatan dan pupuk,
transportasi dan komunikasi, sewa lahan; pajak dan lainnya, penambahan
barang modal, dan upah buruh tani.
Rendahnya NTP dikarenakan petani DIY dengan kepemilikan lahan
yang sedikit dan makin berkurang dari tahun ke tahun, sehingga pendapatnnya
hanya sedikit sementara komponen yang menentukan Ib ini sangat beragam dan
banyak jumlahnya karena mencakup berbagai kebutuhan sehari-hari keluarga
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 67
petani dalam menjalankan aktivitas kehidupannya. Angka NTP merupakan hasil
pembagian It dengan Ib dikalikan dengan 100. Dengan demikian maka NTP yang
lebih kecil dari 100 dapat diartikan sebagai tingginya laju pertumbuhan harga
barang yang dibutuhkan petani dibandingkan dengan pertumbuhan harga produk
yang dihasilkan petani dibandingkan.
Tabel-28 : Target dan Realisasi Kinerja (NTP)
No Indikator Kinerja 2013
2014 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d 2014 terhadap 2017 (%)
Target
Realisasi
% Realisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
4.
Persentase peningkatan NTP sektor pertanian
tanaman pangan, hortikultura,
peternakan (%)
1.7 1.7 -1.19 -70 8,5 -30
III.2.4. Sasaran meningkatkan nilai tambah produk pertanian
Tolok ukur capaian sasaran meningkatkan nilai tambah produk
pertanian terdiri dari 1 indikator yaitu indikator Komoditas olahan memenuhi
jaminan mutu.
Penerapan jaminan mutu merupakan langkah penting bagi pelaku
usaha untuk mendapatkan pengakuan formal terkait dengan jaminan mutu yang
disujudkan dalam bentuk sertifikat. Sertifikat tersebut merupakan alat bukti
penerapan sistem jaminan mutu dan dapat menjadi jaminan diterima dan
diakuinya produk pangan (produk hasil pertanian) baik di pasar domestik
maupun internasional.
Dalam rangka menyediakan produk yang aman konsumsi dan ramah
lingkungan, Dinas Pertanian DIY berupaya mengembangkan pertanian organik
dengan melakukan pembinaan dan fasilitasi sertifikasi organik pada komoditas
pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura dan hasil ternak.
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 68
Tabel-33 : Capaian Target Indikator Jumlah Produk Pertanian Lolos Sertifikasi Tahun 2014
No Indikator Kinerja 2013
2014 Target Akhir
Renstra 2017
Capaian s/d 2014 terhadap 2017 (%)
Target
Realisasi
% Realis
asi 1 2 3 4 5 6 7 8
5 Komoditas olahan memenuhi jaminan mutu (komoditas)
3 3 3 100 15 40
Pada tahun 2014 Dinas Pertanian DIY telah melakukan pembinaan dan
memfasilitasi 3 (tiga) kelompok tani untuk menerapkan sistem pangan organik,
terdiri dari 1 (satu) kelompok tani tanaman pangan (padi) dan 2 (dua) kelompok
tani tanaman hortikultura (salak dan sayuran) untuk memperoleh sertifikat
organik. Sehingga realisasi tahun 2014 ada sebanyak 3 komoditas yang
mendapat sertifikat organik, sehingga telah sesuai dengan target kinerja
sebanyak 3 komoditas dan sama dengan realisasi tahun 2013 sebanyak 3
komoditas.
Kelompok tani tanaman salak yang telah menerima sertifikat organik
termasuk salah satu kelompok tani yang hasil produksi salak pondohnya mampu
ekspor ke negara Cina.
Gambar-5 : Tamu dari Cina memeriksa kualitas salak pondoh Sleman yang akan
diekspor ke Cina
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 69
III.3 Akuntabilitas Anggaran
Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2014 sebesar 91,59% dari
total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk program/kegiatan utama
sebesar 90,24%, sedangkan realisasi untuk program/kegiatan pendukung sebesar
93,00%. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar
pada program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Petani kegiatan Diklat
Pemandu SLPHT dan Iklim di sasaran peningkatan NTP (99,98%). Sedangkan
penyerapan terkecil pada program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan kegiatan
Peningkatan Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai dan Pengelolaan Irigasi
Partisipatif (LOAN WISMP) di sasaran meningkatkan produksi pertanian (69,30%).
Jika dikaitkan antara kinerja pencapaian sasaran dengan penyerapan anggaran,
pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan penyerapan anggaran kurang
dari 100% menunjukkan bahwa dana yang disediakan untuk pencapaian sasaran
pembangunan tahun 2014 telah mencukupi.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2014 yang dialokasikan untuk
membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disajikan padat tabel berikut:
Tabel-34 : Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2014
No Sasaran Anggaran Realisasi %
Realisasi
1. Meningkatkan produksi pertanian (tanaman pangan dan hortikultura)
8.924.085.200 7.782.790.441 87,21
2. Meningkatkan populasi ternak 7.586.030.450 6.954.321.133 91,67
3. Meningkatkan kualitas SDM dan kelembagaan petani
1.237.871.350 1.174.773.640 94,90
4. Meningkatkan nilai tambah produk pertanian 1.609.215.350 1.555.414.545 96,66
Jumlah 19.357.202.350 17.467.299.759 90,24
Belanja Langsung Pendukung 15.221.552.119 14.204.570.691 93,00
Total Belanja Langsung 34.578.754.469 31.671.870.450 91,59
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 70
BAB IV
PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pertanian
D.I.Yogyakarta disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran
2014, serta Penetapan KinerjaTahun 2014 sebagai pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi
yang merupakan wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian misi dan tujuan instansi serta
dalam rangka perwujudan good governance.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat
pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi dan strategi
instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-
kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil
pengukuran kinerja terhadap 4 sasaran, ditetapkan indikator kinerja sasaran sebanyak 5
indikator
Penyelenggaraan kegiatan di Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta pada Tahun Anggaran
2014 merupakan tahun ke 2 dari Rencana strategis Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta Tahun
2012-2017. Keberhasilan yang dicapai berkat kerja sama dan partisipasi semua pihakdan
diharapkan dapat dipertahankan serta ditingkatkan. Sementara itu, untuk target-target yang
belum tercapai perlu diantisipasi dan didukungoleh berbagai pihak.
Hasil laporan akuntabilitas kinerja Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta tahun 2014 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Keberhasilan capaian kinerja sasaran yang dicerminkan dari capaian indikator kinerja
ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain sumber daya manusia, anggaran, dan sarana
prasarana.
2. Hasil analisis capaian kinerja terdapat 5 indikator yang terbagi ke dalam 4 sasaran
strategis dengan capaian 2 indikator telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar
40% dari total indikator. Sementara itu, sebanyak 3 indikator atau sebesar 60% belum
memenuhi target. Tidak tercapainya target disebabkan oleh berbagai faktor kendala.
Capaian yang tertinggi pada indikator jumlah produksi tanaman hortikultura dengan
persentase 100,19%. Sementara indikator yang mengalami capaian yang rendah adalah
indikator persentase peningkatan NTP sektor pertanian (tanaman pangan, hortikultura,
peternakan) dengan persentase -70%
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 71
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
yang dihadapi dan peningkatan kualitas penyusunan LAKIP dirumuskan saran-saran sebagai
berikut:
1. Perlu dilakukan upaya-upaya untuk peningkatan kapasitas SDM tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta kemampuan teknis dalam menyusun
dokumen-dokumen kinerja untuk mempercepat terwujudnya pemerintahan yang
akuntabel;
2. Perlu adanya kebijakan yang mewadahi penerapan SAKIP di instansi pemerintah agar
tercipta kejelasan arah dalam penerapan SAKIP yang baik dan benar di jajaran instansi
pemerintah, serta meningkatkan kualitas pelaksanaan monitoring dan evaluasi capaian
Penetapan Kinerja (PK).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2014 ini diharapkan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan,
penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang, penyempurnaan
pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang, serta penyempurnaan berbagai
kebijakan yang diperlukan.
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 72
L A M P I R A N
LAKIP 2014
DINAS PERTANIAN DIY 2015 73
LAKIP 2014