Download - Kerja obat.ppt
Page 1
KERJA OBAT DALAM TUBUH
Hanif Nasiatul Baroroh, M.Sc., Apt.
Laboratorium Farmasi Klinis, Farmasi, FKIK Unsoed
Page 2
1.Dapat memahami rute pemberian obat2.Dapat menjelaskan nasib obat dalam tubuh
Tujuan Instruksional
khusus :
16/09/2011 Hanif Nasiatul B 2
Page 3
RUTE PEMBERIAN
1. INTRAVASKULAR• Intravena• Intraarteri• intracardial
2. EKSTRAVASKULAR• Oral• Sublingual• rektal
Page 4
• Intramuskular• Subkutan• Intraperitoneal
3. LAIN-LAIN• Inhalasi• Intranasal• Intratekal/intraventrikular• Topikal• Transdermal
Page 5
IV
IM
IP
SC
IA
Page 6
Parenteral
• Intrathecal: within the spinal canal
Page 7
Sublingual Bukal
inhalasi
intranasal
Topikal transdermal
intratekal
Page 8
RUTE KEUNTUNGAN KERUGIAN
IV Mula kerja cepat, tidak semua obat bisa diberikan
kontrol yang baik atas kadar obat dlm darahUntuk volume besarPemberian kontinu mungkin terjadi hemolisis
bioavalabilitas 100
IM Tdk mll first pass effect bioavalabilitas ≤100
volume besar mungkin sering ada
mungkin dgn rasa nyeri
subkutan absorbsi SC<IM ada rasa nyeri
volume SC<IM bioavalabilitas ≤100
Page 9
RUTE KEUNTUNGAN KERUGIAN
Oral kebanyakan sesuai bioavalabilitas <100
paling sering digunakan memperlihatkan efek first pass
paling rumit, paling variasi mencapai
jaringan
absorsi tergantung pada obat
Rektal onset cepat kurang nyaman
efek first pass hanya sebagiankemungkinan terjadi perdarahan
pada rektal,
mencegah penghancuran oleh enzim
usus, ph lambung bioavailabilitas<100
berguna untuk pasien muntah meningkatkan resiko bakteremia
sublingual onset cepat tidak semua obat bisa diberikan
Tdk mll first pass effect
Page 10
RUTE KEUNTUNGAN KERUGIAN
intratekal tanpa ada adverse effect special procedures required
pd konsentrasi lokal tinggi
Tdk mll first pass effect
inhalasi onset cepat ada iritasi lokal
berguna untuk anestetik,
bronchodilator special equipment required
topikal efek lokal yang bagus onset lambat
ada iritasi lokal
transdermal Tdk mll first pass effect onset lambat
ada iritasi lokal
Page 11
Liver
First pass metabolism through liver via hepatic portal vein
Metabolism of drugs by liver
enzymes
Excretion of metabolites and intact drugs in urine
Kidney
Orally ingested drugs
hepatic vein
Pharmaco- dynamic
activity in body
Parenteral / IV drugs etc.
Renal artery
GIT
Page 12
ABSORBSI ?
ADALAH penyerapan obat ke dalam tubuh
Proses transfer suatu obat dari tempat pemberian ke dalam aliran darah
Kecepatan dan efisiensi absorbsi tergantung pada cara pemberian
Page 13
Faktor yang mempengaruhi absorbsi
1. Formulasi2. Sifat fisikokimia 3. Dosis4. Rute pemberian5. Stabilitas terhadap asam dan enzim6. Motilitas usus7. Makanan dalam lambung8. Derajat metabolisme lintas pertama9. Kelarutan dalam lemak dan integritas membran
Page 14
Absorbsi obat-obatan di Gastrointestinal
Faktor-faktor yg mempengaruhi :
1.Ph lingkungan tempat absorbsi dan pKa obat
2. Proses pengosongan lambung
3. Motilitas usus
Page 15
4. First pass extraction Hepatic
5. Gastrointestinal microflora
6. Intestinal metabolic enzyme
7. Efek P-glycoprotein
8. Makanan
9. Keadaan patofisiologis
Page 16
DISTRIBUSI OBATDISTRIBUSI OBAT
ADALAH proses suatu obat yang secara reversibel meninggalkan aliran darah masuk ke cairan ekstraseluler dan/atau ke sel-sel jaringan
Page 17
Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi distribusidistribusi
1. Besarnya kompartemen air tubuh
2. Sifat hemodinamika organisme, aliran darah ke organ
3. Besarnya kompartemen lipid
4. Derajat pengikatan obat pada protein plasma dan jaringan
Page 18
Page 19
Page 20
Page 21
Biotransformasi/metabolisme obat
Adalah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalisis oleh enzim.
Metabolisme obat mempunyai efek penting :• Merubah obat menjadi lebih hidrofilik• Merubah obat aktif mjd metabolit kurang aktif• Merubah obat aktif mjd metabolit aktif • Merubah obat tdk aktif menjadi metabolit aktif• Merubah obat aktif menjadi metabolit toksik
Page 22
Drug Type of
reactionActive drug or
metaboliteInactive drug or
metabolite
Morphine conjugation Morphine-6-glucuronide Morphine-3-glucuronide
Phenobarbital oxidation Hydroxyphenobarbital
Acetylsalicylic acid hydrolysis Salysilic acid
Heroin hydrolysis Morphine
Phenacetin oxidation Acetaminophen
Phenylbutazone hydrolysis Hydroxyphenylbutazone
Acyclovir phosphorylationAcycloguanosie
triphosphate
Chloral hydrate reduction Trichloroethanol
Codeine demethylation Morphine
Mephobarbital demethylation Phenobarbital
Prednison reduction Prednisoline
Page 23
Reaksi-reaksi biotransformasi
Pada metabolisme obat dibagi menjadi 2 tahap reaksi :
Reaksi fase I
Reaksi fase II
Page 24
REAKSI FASE I
Biasanya mengubah obat asal menjadi metabolit yang lebih polar dengan menambahkan atau melepaskan gugus fungsional (-OH, -NH2,-SH)
Jika metabolit reaksi fase I cukup polar maka dapat diekskresikan dengan mudah.
Jika metabolit belum bisa diekskresikan akan mengalami reaksi fase II
Page 25
REAKSI FASE II
Pada reaksi ini substrat endogen seperti asam glukuronat, asam sulfur, asam asetat, asam amino akan berkombinasi dengan gugus fungsional yang baru untuk membentuk suatu konjugat yang sangat polar
Reaksi fase II bisa mendahului reaksi fase I
Page 26
Relevansi klinik ,metabolisme obat
Variabel yg berkaitan dgn obat yg punya relevansi klinik metabolisme obat
1. Perbedaan individual
2. Faktor genetik
3. Faktor lingkungan
4. Umur dan jenis kelamin
5. Interaksi obat dengan obat selama metabolisme
Page 27
Induksi enzim
Untuk terapi obat, induktor enzim berakibat :1. Terjadi penurunan konsentrasi bahan
obat yang dapat mencapai tingkat konsentrasi dalam plasma pada awal pengobatan (pengobatan jangka panjang)
2. Kadar bahan berkhasiat dalam plasma dapat menurun
3. Waktu paruh biologi senyawa dipersingkat
Page 28
Page 29
Inducer Drug Whose Metabolism Is Enhanced
Benzo[a]pyrene Theophylline
Chlorcyclizine Steroid hormones
Ethchlorvynol Warfarin
Glutethimide Antipyrine, warfarin
Griseofulvin Warfarin
Phenobarbital andother
barbiturates
Barbiturates, chloramphenicol, chlorpromazine, cortisol, coumarin
anticoagulants, desmethylimipramine, digitoxin, doxorubicin, estradiol,
phenylbutazone, phenytoin, quinine, testosterone
Phenylbutazone Aminopyrine, cortisol, digitoxin
Phenytoin Cortisol, dexamethasone, digitoxin, theophylline
Rifampin Coumarin anticoagulants, digitoxin, glucocorticoids,methadone,
metoprolol, oral contraceptives, prednisone, propranolol,
quinidine
Page 30
Inhibisi enzim
Inhibitor enzim bekerja menghambat biotransformasi yang berakibat :
1. Memperpanjang kerja senyawa lain
2. Menaikkan kerja senyawa lain
Page 31
Page 32
Inhibitor Drug Whose Metabolism Is Inhibited
Allopurinol, chloramphenicol, Antipyrine, dicumarol,probenecid, tolbutamide
Isoniazid
Cimetidine Chlordiazepoxide, diazepam, warfarin, others
Dicumarol Phenytoin
Disulfiram Antipyrine, ethanol, phenytoin, warfarin
Ethanol Chlordiazepoxide (?), diazepam (?), methanol
Ketoconazole Cyclosporine, astemizole, terfenadine
Nortriptyline Antipyrine
Oral contraceptives Antipyrine
Phenylbutazone Phenytoin, tolbutamide
Troleandomycin Theophylline, methylprednisolone
Page 33
Ekskresi adalah pengeluaran obat atau metabolitnya dari dalam tubuh
Ekskresi dapat terjadi melalui :• Ginjal (urin)• Empedu dan usus (feses)• Paru-paru (udara)• Kulit (keringat)• ASI
Page 34
Tempat Kerja ObatTempat Kerja ObatTempat Kerja ObatTempat Kerja Obat
• Bagian tubuh (organ, jaringan, sel) dimana suatu Bagian tubuh (organ, jaringan, sel) dimana suatu obat bekerja memulai rantai kejadian untuk obat bekerja memulai rantai kejadian untuk menghasilkan suatu efek.menghasilkan suatu efek.
• Mis : pemberian morfin secara sistemik dapat Mis : pemberian morfin secara sistemik dapat menginduksi terjadinya miosis pupil, meskipun menginduksi terjadinya miosis pupil, meskipun morfin tidak bekerja langsung di otot iris. morfin tidak bekerja langsung di otot iris.
• Bagian tubuh (organ, jaringan, sel) dimana suatu Bagian tubuh (organ, jaringan, sel) dimana suatu obat bekerja memulai rantai kejadian untuk obat bekerja memulai rantai kejadian untuk menghasilkan suatu efek.menghasilkan suatu efek.
• Mis : pemberian morfin secara sistemik dapat Mis : pemberian morfin secara sistemik dapat menginduksi terjadinya miosis pupil, meskipun menginduksi terjadinya miosis pupil, meskipun morfin tidak bekerja langsung di otot iris. morfin tidak bekerja langsung di otot iris.
Page 35
ReseptorReseptorReseptorReseptor
• Kompleks makromolekular (protein), dimana jika berinteraksi dg suatu obat Kompleks makromolekular (protein), dimana jika berinteraksi dg suatu obat akan menimbulkan efek biologis yang akan menimbulkan efek biologis yang spesifik.spesifik.
Obat dpt mengubah kecepatan fisiologi tubuhObat dpt mengubah kecepatan fisiologi tubuh
Obat tidak menimbulkan fungsi baru, hanya memodulasi fungsi yg sudah Obat tidak menimbulkan fungsi baru, hanya memodulasi fungsi yg sudah adaada
• Bbrp reseptor obat juga berinteraksi dengan ‘endogenous ligands’ (hormon, Bbrp reseptor obat juga berinteraksi dengan ‘endogenous ligands’ (hormon, neurotransmitter, autakoid)neurotransmitter, autakoid)
Agonis : substansi yg efeknya menyerupai senyawa endogenAgonis : substansi yg efeknya menyerupai senyawa endogen
Antagonis : substansi yg tdk mempunyai aktivitas intrinsik tetapi Antagonis : substansi yg tdk mempunyai aktivitas intrinsik tetapi menghambat secara kompetitif senyawa endogen / agonis untuk menghambat secara kompetitif senyawa endogen / agonis untuk berinteraksi dg reseptornyaberinteraksi dg reseptornya
• Kompleks makromolekular (protein), dimana jika berinteraksi dg suatu obat Kompleks makromolekular (protein), dimana jika berinteraksi dg suatu obat akan menimbulkan efek biologis yang akan menimbulkan efek biologis yang spesifik.spesifik.
Obat dpt mengubah kecepatan fisiologi tubuhObat dpt mengubah kecepatan fisiologi tubuh
Obat tidak menimbulkan fungsi baru, hanya memodulasi fungsi yg sudah Obat tidak menimbulkan fungsi baru, hanya memodulasi fungsi yg sudah adaada
• Bbrp reseptor obat juga berinteraksi dengan ‘endogenous ligands’ (hormon, Bbrp reseptor obat juga berinteraksi dengan ‘endogenous ligands’ (hormon, neurotransmitter, autakoid)neurotransmitter, autakoid)
Agonis : substansi yg efeknya menyerupai senyawa endogenAgonis : substansi yg efeknya menyerupai senyawa endogen
Antagonis : substansi yg tdk mempunyai aktivitas intrinsik tetapi Antagonis : substansi yg tdk mempunyai aktivitas intrinsik tetapi menghambat secara kompetitif senyawa endogen / agonis untuk menghambat secara kompetitif senyawa endogen / agonis untuk berinteraksi dg reseptornyaberinteraksi dg reseptornya
Page 36
Drug-receptor interaction
Page 37
Agonist vs antagonist
AgK+1
K-1Ag
AntK+1
K-1
+
+
Response
Ant
R
R
Page 38
Prinsip Farmakodinamik
Konsep dasar
• Efek Adiktif• Efek synergistik• Antagonistik
Page 39
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain