Download - Kerangka Acuan Kerja ABT 2012.pdf
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KOORDINASI PENGENDALIAN PEMANFAATAN
AIR BAWAH TANAH (ABT) DAN INTRUSI AIR LAUT DI KOTA MEDAN
(Sub: IDENTIFIKASI POTENSI AIR BAWAH TANAH DAN PENGARUH EKSPLOITASINYA TERHADAP INTRUSI AIR LAUT SERTA KOORDINASI
PENGENDALIAN PEMANFAATANNYA DI KOTA MEDAN)
BAGIAN ADMINISTRASI SUMBERDAYA ALAM KOTA MEDAN
SEKRETARIAT DAERAH KOTA MEDAN TAHUN 2012
1
KERANGKA ACUAN KERJA
KOORDINASI PENGENDALIAN PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH (ABT) DAN INTRUSI AIR LAUT
DI KOTA MEDAN
(Sub: IDENTIFIKASI POTENSI AIR BAWAH TANAH DAN PENGARUH EKSPLOITASINYA TERHADAP INTRUSI AIR LAUT SERTA KOORDINASI
PENGENDALIAN PEMANFAATANNYA DI KOTA MEDAN)
A. PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup. Kebutuhan
terhadap air diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya
jumlah penduduk serta jumlah industri. Pemenuhan kebutuhan air dapat diambil
dari air permukaan dan air bawah tanah. Air permukaan dan air tanah merupakan
sumber utama yang digunakan masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Sampai saat ini, air permukaan sebagian besar digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik dan keperluan domestik
lainnya. Penggunaan air tanah umumnya masih terbatas untuk air minum, rumah
tangga, sebagian industri, usaha pertanian pada wilayah dan musim-musim
tertentu.
Sumberdaya air merupakan sumberdaya yang bisa terbaharui, namun
demikian ketersediaannya tidak selalu sesuai dengan waktu, ruang, jumlah, dan
mutu yang dibutuhkan. Pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi telah
meningkatkan kebutuhan manusia terhadap air baik jumlah maupun kualitasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu mengoptimalkan kedua sumber
tersebut. Penggunaan air tanah hanya dapat dilakukan apabila air permukaan
tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan untuk berbagai keperluan baik jumlah
maupun mutunya. Air bawah tanah atau air tanah adalah air yang menempati
rongga-rongga dalam lapisan geologi.
Peran air tanah sebagai sumberdaya yang melengkapi air permukaan untuk
pasokan air yang cenderung meningkat dapat difahami karena beberapa
keuntungan, yakni kualitas air umumnya baik, biaya investasi relative rendah,
serta pemanfaatannya dapat dilakukan langsung di tempat yang
membutuhkannya (insitu). Air tanah pada umumnya mempunyai sifat-sifat fisik,
2
kimia, dan biologi yang baik. Hal ini mudah difahami sebab air tanah terletak
dibawah permukaan tanah, sehingga relative sulit tercemari secara langsung.
Pada kenyataan sekarang ini dan perkiraan di masa yang akan datang,
keseimbangan air tanah akan terganggu jika penggunaan air tanah dari waktu ke
waktu selalu meningkat. Kebutuhan akan air selalu meningkat dengan
berkembangnya pembangunan dan bertambahnyanya jumlah penduduk.
Berkembangnya pembangunan baik di kota maupun di desa, akan mengurangi
lahan resapan air sehingga jumlah air yang masuk ke dalam tanah untuk
mengganti air tanah yang keluar menjadi berkurang. Di lain pihak penggunaan air
tanah sebagai sumber air bersih semakin meningkat dengan bertambahnya
jumlah penduduk. Kondisi ini menyebabkan volume air tanah berkurang menjadi
dua kali lipat (Priatna, 2007 dalam Adoe, 2008). Besarnya volume air hujan yang
meresap ke dalam tanah akan menentukan tercapai atau tidaknya keseimbangan
kondisi air tanah. Keseimbangan atau kelestarian air tanah akan tercapai apabila
input air tanah sama dengan output air tanah atau dengan kata lain volume
pengambilan air tanah sama dengan volume penambahan debit air tanah.
Pemenuhan kebutuhan masyarakat Kota Medan akan air bersih dirasakan
sangat terbatas, karena minimnya potensi air permukaan. Pemanfaatan potensi
air tanah merupakan salah satu harapan, guna memenuhi kebutuhan air bersih
Kota Medan. Air tanah berperan sebagai cadangan air permukaan. Air tanah
berasal dari hujan dan air sungai yang masuk ke dalam tanah tertampung, lalu
mengalir pada suatu sistem air tanah dan pada akhirnya dapat keluar sebagai
mata air, aliran sungai di permukaan tanah, danau dan di laut. Dengan demikian
maka air tanah merupakan salah satu sumber daya air dan dapat berperan
sebagai cadangan air.
Terjadinya eksploitasi dan penyedotan air tanah secara terus menerus
tanpa memperhitungkan daya dukung lingkungan dapat menimbulkan dampak
negatif terhadap sumberdaya itu sendiri maupun lingkungan sekitarnya, seperti
kurangnya cadangan air, degradasi muka air tanah, terjadinya intrusi air laut dan
pencemaran akuifer, serta amblesan tanah (land subsidence). Agar pemanfaatan
dan ketersediaan air dapat berkelanjutan, uapaya yang perlu dilakukan adalah
memanfaatkan dan melestarikan air permukaan dan air tanah secara terpadu
(Nandi, 2006 dalam Adoe, 2008).
3
Jika potensi air tanah ini dimanfaatkan secara optimal dan berwawasan
kelestarian sumber daya tersebut, maka diharapkan kebutuhan air bersih
masyarakat Kota Medan akan terpenuhi. Potensi air bawah tanah sangat
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Medan akan air bersih
karena minimnya potensi air permukaan.
Aspek perizinan merupakan salah satu upaya pengendalian penggunaan
air tanah yang dilakukan guna menghindari terjadinya kerusakan kuantitas,
kualitas dan lingkungan air tanah akibat penggunaan air tanah. Perizinan air tanah
merupakan bentuk legitimasi dalam pengelolaan air tanah yang juga dimaksudkan
sebagai pengendalian dalam pengunaan air tanah (Kodoatie et al, 2007). Proses
perizinan memberikan rekomendasi teknis berkaitan dengan pengelolaan air
bawah tanah. Aspek pengawasan berfungsi menjaga agar pelakasanaannya
sesuai dengan ketentuan dalam rekomendasi teknis. Pengawasan merupakan
upaya pengendalian pengambilan air tanah dan upaya mencegah terjadinya
kerusakan lingkungan air tanah (Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
(2004) dalam Adoe, 2008).
Menurut Kodoatie et al (2007) hal yang sangat penting dalam pengelolaan
air tanah adalah penegakkan hukum atau (low enforcement), pemerintah berhak
memberikan sanksi adminstratif atas pelanggaran ketentuan pengelolaan air
tanah sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Aspek penertiban/penegakan
aturan guna melakukan pemaksaan kepada masyarakat agar taat aturan melalui
pemberian sanksi. konservasi air tanah dilakukan untuk menjaga kelestarian,
kesinambungan, ketersediaan, daya dukung, fungsi air tanah serta
mempertahankan keberlanjutan pemanfaatan air tanah. Rehabilitasi adalah upaya
memperbaiki kuantitas air tanah yang telah mengalami kerusakan maka dilakukan
upaya pemulihan air tanah. Upaya tersebut dapat dilakukan diantaranya dengan
Reboisasi dan pembuatan sumur resapan.
Berkaitan dengan sistem perizinan, sering kali dilatarbelakangi oleh
pemikiran menjadikan sarana perizinan sebagai sumber pedapatan daerah.
Bahkan realitas pelayanan perizinan di berbagai wilayah tidak optimal, kebijakan
pelayanan perizinan banyak digunakan oleh Pemerintah Daerah semata-mata
sebagai sumber PAD (Chalid, 2006 dalam Adoe, 2008). Konsep atau pola pikir
yang bergeser dari pengendalian lingkungan menjadi peningkatan PAD dapat
menjadi kendala dalam upaya pengendalian lingkungan. Konsep, aktor/personil
4
dan mekanisme/prosedur merupakan hal yang perlu menjadi perhatian di dalam
upaya peningkatan peran pemerintah guna pengendalian pemanfaatan air bawah
tanah.
Dalam kenyataannya terjadi tren penurunan debit air bawah tanah pada
beberapa sumur bor dan sumber mata air di kota Medan. Bahkan dari hasil
penelitian Nurlaili 2008 menyatakan bahwa pada beberapa sumur bor lokasi
tertentu, seperti pada daerah Medan Belawan dan Percut Sei Tuan diduga telah
terjadi intrusi air laut, yang terlihat dari perubahan kondisi air dari tawar menjadi
payau dengan kategori sedikit. Oleh karenanya diperlukan kajian tentang
bagaimana koordinasi pengendalian pemanfaatan air bawah tanah di Kota Medan
dengan melakukan identifikasi potensi air bawah tanah serta melihat dampak
eksploitasinya terhadap intrusi air laut di kota Medan.
B. DASAR HUKUM
Adapun landasan hukum yang melatar belakangi kegiatan identifikasi dan
koordinasi pengelolaan pemanfaatan sumberdaya ABT Kota Medan ini adalah:
1. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 33 Ayat 3 yang Berbunyi: “Bumi dan air
dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Alam dan Ekosistemnya.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumberdaya Air.
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang:
Pengelolaan Sumberdaya Air Dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2008 Tentang: Air Tanah.
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 tentang Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumberdaya Air.
7. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 9 Tahun 2009 tentang Retribusi Izin
Pengelolaan Pengeboran, Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah
di Kota Medan.
5
8. Peraturan Walikota Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pendelegasian Sebagian
Kewenangan Proses dan Penandatanganan Perijinan Kepada Badan Pelayan
Perijinan Terpadu Kota Medan
9. Keputusan Walikota Nomor 5 Tahun 2003 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 27 Tahun 2002 tentang
Retribusi Izin Pengelolaan Pengeboran, Pengambilan dan Pemanfaatan Air
Bawah Tanah Kota Medan.
C. RUMUSAN PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian permasalahan yang telah di identifikasi maka di buat
rumusan permasalahan sebagai berikut:
1. Belum terkendalinya pemanfaatan air bawah tanah di kota Medan merupakan
salah satu penyebab dari ketidakseimbangan antara pengambilan air bawah
tanah (discharge) dengan volume air resapan (incharge).
2. Belum optimalnya peran pemerintah di dalam pengendalian pemanfaatan air
bawah tanah di kota Medan.
3. Terjadinya eksploitasi dan penyedotan air tanah secara terus menerus tanpa
memperhitungkan daya dukung lingkungan sehingga menimbulkan dampak
negatif terhadap sumberdaya itu sendiri maupun lingkungan sekitarnya,
seperti kurangnya cadangan air, degradasi muka air tanah, terjadinya intrusi
air laut dan pencemaran akuifer, serta amblesan tanah (land subsidence).
Dari rumusan permasalahan tersebut maka timbul pertanyaan:
“Bagaimana koordinasi pengendalian pemanfaatan air bawah tanah (ABT)
diantara instansi yang terkait di Kota Medan dan sejauh mana pengaruh
eksploitasinya sehingga menyebabkan intrusi air laut”
D. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah mengetahui potensi sumberdaya air bawah
tanah di Kota Medan serta bagaimana koordinasi pengendalian pemanfaatan air
bawah tanah, mengkaji serta menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan
pengendalian pemanfaatan air bawah tanah di kota Medan, yang menyangkut 3
(tiga) elemen kunci yakni; konsep, mekanisme dan aktor yang terlibat. Selain itu,
tujuan kegiatan ini juga akan melihat sejauh mana kegiatan eksploitasi air tanah di
kota Medan menimbulkan dampak negative salah satunya adalah intrusi air laut.
6
E. SASARAN KEGIATAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah:
Mengidentifikasi dan melakukan pemetaan terhadap potensi air bawah tanah
serta melihat pengaruh intrusi air laut akibat eksploitasi air bawah tanah di
Kota Medan.
Memberikan usulan rancangan koordinasi pengendalian pemanfaatan air
bawah tanah di Kota Medan
Mengidentifikasi aspek perizinan, pengawasan, penertiban dan rehabilitasi/
konservasi air bawah tanah.
Menganalisis konsep, mekanisme dan aktor (pelaku) yang berpengaruh di
dalam perizinan, pengawasan, penertiban dan pengendalian pemanfaatan air
bawah tanah serta upaya rehabilitasi/konservasi air bawah tanah.
Memberikan rekomendasi ke pemerintahan kota atau instansi terkait untuk
diadakan upaya pengawasan dan pengendalian pemanfaatan air bawah tanah
di kota Medan.
F. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup dalam kegiatan penulisan ini meliputi ruang lingkup wilayah,
ruang lingkup materi dan objek. Ruang lingkup wilayah yang menjadi objek
penelitian dalam studi identifikasi potensi air bawah tanah dan pengendalian
pemanfaatannya serta pengaruh eksploitasinya terhadap intrusi air laut di kota
Medan ini diarahkan pada lokasi yang berdasarkan kondisi air bawah tanahnya
telah mengalami ketidakseimbangan akibat belum terkendalinya pemanfaatan air
bawah tanah, yaitu pada lokasi daerah Percut Sei Tuan dan Medan Belawan Kota
Medan. Namun secara umum akan digambarkan peta potensi sumberdaya air
tanah di kota Medan secara keseluruhan.
Dasar dari pemilihan lokasi penelitan tersebut seperti yang telah disebutkan
karena kondisi air bawah tanah yang di pantau melalui sumur bor di daerah Percut
Sei Tuan dan Medan Belawan yang telah mengalami intrusi air laut dan kondisi air
bawah tanahnya telah berubah dari tawar menjadi payau (Nurlaili, 2008), kondisi
ini menarik untuk dikaji lebih lanjut.
Sedangkan untuk ruang lingkup materi penelitian ini adalah studi ini
difokuskan kepada upaya-upaya pengendalian pemanfaatan air bawah tanah di
Kota Medan dengan melakukan identifikasi terhadap proses perizinan,
7
pengawasan, penertiban pemanfaatan air bawah tanah dan upaya
rehabilitasi/konservasi air bawah tanah dan melakukan analisis terhadap faktor-
faktor:
Konsep : Berkaitan dengan latar belakang atau sebab mengapa tiap
tahapan dalam pengendalian yaitu perizinan, pengawasan,
penertiban dan rehabilitasi/konservasi perlu dilakukan.
Mekanisme : Berkaitan dengan prosedur dan tahapan (protap) yang
dilakukan dalam pelaksanaan masing-masing tahap
pengendalian.
Aktor : Berkaitan dengan orang/individu yang terlibat dalam proses
perizinan, pengawasan, penertiban pemanfaatan air bawah
tanah dan upaya rehabilitasi/ konservasinya.
Objek pada penelitian ini juga di fokuskan kepada konsep, mekanisme dan
aktor/pelaku atau siapa yang terlibat dalam proses pengendalian pemanfaatan air
bawah tanah. Proses tersebut meliputi proses perizinan, pengawasan, penertiban
dan rehabiltasi/konservasi air bawah tanah. Kemudian akan direkomendasikan
atau disarankan kepada pemerintah, ataupun sebagai informasi bagi swasta dan
masyarakat yang membutuhkan dalam upaya untuk menjaga kelestarian potensi
air bawah tanah di kota Medan.
G. PENDEKATAN STUDI DAN METODOLOGI KEGIATAN
Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pendekatan
kualitatif, sesuai dengan tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui potensi
sumberdaya air bawah tanah (ABT), serta bagaimana koordinasi pengendalian
pemanfaatannya di Kota Medan. Dan yang menjadi sasaran kegiatan adalah
untuk mengetahui bagaimana proses/pelaksanaan pengendalian pemanfaatan air
bawah tanah di Kota Medan, yang membutuhkan pengamatan/keterlibatan
langsung dengan objek kegaiatan agar dapat lebih memahami bagaimana proses
pengendalian pemanfaatan air bawah tanah dilakukan. Pendekatan kualitatif juga
sesuai dengan kegiatan ini karena maksud dari kegiatan ini untuk melakukan
penjajakan (eksplorasi) terhadap pengendalian pemanfaatan air bawah tanah,
kegiatan ini juga bertujuan memahami makna yang mendasari pelaksanaan
tahapan pengendalian, sehingga kegiatan ini sesuai jika menggunakan
pendekatan kualitatif.
8
Kegaiatan kajian ini menggunakan metode deskriptif, dari analisis dan
tampilan data, dibuat interpretasi dalam bentuk narasi yang menunjukan kualitas
dari gejala atau fenomena yang menjadi objek kajian. Menurut Nazir (2005) dalam
Adoe, 2008, metode ini merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang
tepat. Yang menjadi tujuan kegiatan kajian deskriptif adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta. Fakta-fakta yang akan dikaji berkaitan dengan potensi sumberdaya air
bawah tanah serta proses pengendalian pemanfaatannya di Kota Medan.
Berdasarkan sifat datanya, merupakan data kualitatif berupa naratif dan
deskriptif, dalam kata-kata mereka yang diteliti, dokumen pribadi, cataan
lapangan, dokumen resmi, video tape dan transkrip (Awangga, Suryaputra N,
2007).Analisis data dalam kegiatan ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang dilakukan
setelah hasil wawancara direkap, yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi
data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi (Matthew B. Miles dan A.
Michael Huberman, 1992).
H. PENGGUNA JASA
Pemberi pekerjaan yang juga pengguna jasa adalah Bagian Administrasi
Sumberdaya Alam Sekretariat Daerah Kota Medan.
I. ANGGARAN BIAYA
Dana pelaksanaan studi identifikasi potensi air bawah tanah dan
pengendalian pemanfaatannya serta pengaruh eksploitasinya terhadap intrusi air
laut di kota Medan adalah sebesar Rp. 45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah)
yang dibebankan pada APBD kota Medan tahun anggaran 2012 pada bagian
Administrasi Sumberdaya Alam Sekretariat Daerah Kota Medan.
J. WAKTU PELAKSANAAN
Adapun waktu penelitian ini hanya untuk 60 (enam puluh) hari kalender
K. SISTEM PELAPORAN
Hasil dari kegiatan yang harus disampaikan kepada pemberi kerja adalah
berupa laporan yang terdiri dari laporan pendahuluan dan laporan akhir.
9
1. Laporan pendahuluan; berisi uraian tentang:
i. Pemahaman Kerangka Acuan Kerja
ii. Rencana kerja yang mencakup metodologi dan prosedur pelaksanaan
pekerjaan serta jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Laporan pendahuluan diserahkan dalam jangka waktu 2 (dua) minggu
setelah penandatanganan kontrak dan diserahkan kepada pemberi kerja
sebanyak 5 (lima) eksemplar buku.
2. Laporan akhir; laporan akhir diselesaikan dalam jangka waktu 2 (dua) bulan
terhitung dari tanggal penandatanganan kontrak dan harus mendapat
persetujuan dari pemberi kerja. Laporan akhir diserahkan kepada pemberi
kerja sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar buku.
L. TENAGA AHLI
Adapun tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan
identifikasi potensi air bawah tanah dan pengendalian pemanfaatannya serta
pengaruh eksploitasinya terhadap intrusi air laut di kota Medan ini adalah:
1. Geologi; pendidikan minimal strata satu (S-1) dengan pengalaman kerja
minimal 5 (lima) tahun.
2. GIS (Geographic information system); pendidikan minimal strata satu (S-1)
dengan pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun.
3. Hukum; pendidikan minimal strata satu (S-1) dengan pengalaman kerja
minimal 5 (lima) tahun.
4. Operator; pendidikan minimal strata satu (S-1) dengan pengalaman kerja
minimal 5 (lima) tahun.
M. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kerja ini dibuat, agar menjadi pedoman dan
arahan teknis dalam pelaksanaan pekerjaan studi identifikasi potensi air bawah
tanah dan pengendalian pemanfaatannya serta pengaruh eksploitasinya terhadap
intrusi air laut di kota Medan