Kebijakan BLHD Kota Tangerang Selatan
dalam Pengelolaan Limbah
Oleh :
DR. RAHMAT SALAM, M.Si
VISI DAN MISI
KOTA TANGERANG SELATAN
VISI :
Terwujudnya Kota Tangerang Selatan yang Mandiri, Damai dan
Asri
MISI :
Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat;
Meningkatkan keharmonisan fungsi ruang kota yang
berwawasan lingkungan;
Menata sistem sarana dan prasarana dasar perkotaan;
Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan
masyarakat;
Meningkatkan fungsi dan peran kota sebagai sentra
perdagangan dan jasa;
Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.
KEBIJAKAN
BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
KOTA TANGERANG SELATAN
DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
1. Memberdayakan masyarakat untuk sadar lingkungan
2. Mewujudkan kondisi lingkungan yang hijau, bersih, teduh dan indah
3. Meningkatkan pencegahan terhadap kerusakan dan pengendalian
pencemaran sumber daya alam (SDA) dalam rangka pelestarian
fungsi lingkungan hidup.
4. Mewujudkan keseimbangan fungsi lingkungan agar kegiatan
pembangunan dapat berjalan dengan baik.
5. Mengendalikan kegiatan pembangunan agar tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan.
1. Tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia
dan lingkungan hidup;
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang
memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup;
3. Terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang;
4. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana;
5. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak
usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah Negara yang menyebabkan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 1999 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin
Lingkungan;
6. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
7. Peraturan Walikota Nomor 19 Tahun 2011 tentang Tugas, Pokok, Fungsi
dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Daerah Kota Tangerang Selatan
Berdasarkan Pasal (2) Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009, dalam
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Berdasarkan beberapa
asas, yaitu :
1. tanggung jawab negara;
2. kelestarian dan keberlanjutan;
3. keserasian dan keseimbangan;
4. keterpaduan;
5. manfaat;
6. kehati-hatian;
7. keadilan;
8. ekoregion;
9. keanekaragaman hayati;
10. pencemar membayar;
11. partisipatif;
12. kearifan lokal;
13. tata kelola pemerintahan yang baik; dan
14. otonomi daerah
Kebijakan dalam Pengendalian Pencemaran Lingkungan
BLHD Kota Tangerang Selatan memiliki kewenangan dalam
pengendalian pencemaran lingkungan dengan pengeluaran ijin
maupun rekomendasi dalam pengelolaan lingkungan hidup :
1. Dokumen Lingkungan (AMDAL / UKL-UPL / SPPL) berupa Surat
Keterangan Kelayakan Lingkungan (SKKL) *
2. Ijin Pembuangan Limbah Cair (IPLC) *
3. Ijin Penyimpanan Sementara TPS Limbah B3 (TPS LB3) *
* Berdasarkan kewenangan yang diberikan pusat ke daerah
Dokumen lingkungan atau Perijinan yang dimiliki oleh suatu kegiatan
usaha merupakan dasar instrumen pengawasan oleh pihak pengawas.
Pengawasan di BLHD bersifat aktif dan pasif yaitu :
a. Pengawasan Aktif merupakan jenis pengawasan yang
dilaksanakan ditempat kegiatan yang bersangkutan.
b. Pengawasan Pasif yaitu melakukan penelitian dan pengujian
terhadap pelaporan implementasi dokumen lingkungan yang
dilaporkan oleh pihak pemrakarsa setiap 6 bulan sekali
Berdasarkan Pasal 65 Perda Kota Tangerang Selatan Nomor 13 Tahun
2012, pemegang izin lingkungan yang melanggar ketentuan dikenakan
sanksi administratif yang meliputi :
1. Teguran Tertulis;
2. Paksaan pemerintah;
3. Pembekuan izin lingkungan; dan
4. Pencabutan izin lingkungan.
Penerapan sanksi administratif didasarkan atas :
a. Efektivitas dan efisiensi terhadap pelestarian lingkungan
hidup
b. Tingkat atau berat ringannya jenis pelanggaran yang
dilakukan oleh pengusaha
c. Tingkat ketaatan pengusaha terhadap pemenuhan perintah
atau kewajiban yang ditentukan dalam izin lingkungan
d. Riwayat ketaatan pemegang izin lingkungan
e. Tingkat pengaruh atau implikasi pelanggaran yang
dilakukan oleh pengusaha pada lingkungan hidup
Kebijakan dalam Pengelolaan Limbah Cair
Pasal (1) Perda 13 Tahun 2012
Pengendalian Pencemaran Air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan
serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan
baku mutu air.
Pasal (22) Perda 13 Tahun 2012
Setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan yang menghasilkan air
limbah wajib:
a. Memenuhi baku mutu air limbah yang telah ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan;
b. Memiliki izin pembuangan air limbah dan atau izin pemanfaatan air
limbah;
c. Mentaati persyaratan yang ditetapkan dalam izin pembuangan air
limbah dan atau izin pemanfaatan air limbah;
d. Melakukan pengolahan air limbah sehingga mutu air limbah yang
dibuang tidak melampaui baku mutu air limbah yang telah ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan
TUJUAN PERIZINAN IPLC
(Ijin Pembuangan Limbah Cair)
Sebagai alat kontrol dalam penaatan Limbah Cair;
Memastikan pengelolaan limbah Cair memenuhi
persyaratan administratif dan teknis sehingga
meminimisasi potensi bahaya ke lingkungan;
Memudahkan pengawasan.
Persyaratan IPLC
Persyaratan Administrasi
1. Identitas Pemohon Izin
2. Ruang Lingkup air limbah yang akan dimohonkan izin
3. Sumber dan karakteristik air limbah
4. Sistem pengelolaan air limbah
5. Debit, volume, dan kualitas air limbah
6. Lokasi titik penaatan dan pembuangan air limbah
7. Jenis dan kapasitas produksi
8. Jenis dan jumlah bahan baku yang digunakan
9. Hasil pemantauan kualitas sumber air
10. Penanganan sarana dan prosedur penanggulangan keadaan darurat
11. Foto copy pengesahan Dokumen AMDAL atau UKL/UPL
Persyaratan IPLC Berdasarkan PerMen LH Nomor 1 Tahun 2010 tentang Tata
Laksana Pengendalian Pencemaran Air
Lanjutan Persyaratan Administrasi...
12. Tanda Terima Laporan Hasil Pemantauan Lingkungan Semesteran
13. Surat pernyataan kesanggupan melaksanakan pengolahan limbah
14. Surat pernyataan kesanggupan pemasangan alat ukur debit air
15. Foto copy Izin-izin lain yang berkaitan dengan pendirian usaha
dan/atau kegiatan.
Persyaratan Teknis
1. Upaya pencegahan pencemaran, minimisasi air limbah, serta efisiensi
energi dan sumber daya yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah
2. Kajian dampak pembuangan air limbah terhadap pembudidayaan ikan,
hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah, dan kesehatan
masyarakat
PROSEDUR PERIZINAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR
PERMOHONAN IZIN Sesuai Permen LH
01/2010
Permintaan Kelengkapan Administrasi
Evaluasi Kelengkapan Administrasi (Dokumen
Administrasi dan Teknis)
Evaluasi Teknis Perbaikan
Penolakan Izin
Verifikasi Lapangan
Peer Review Teknis
PENETAPAN KEPUTUSAN
Penerbitan izin
Keputusan Penerbitan atau Penolakan Izin Max 45 hari kerja sejak diterimanya surat permohonan secara lengkap dan secara teknis dinyatakan telah memenuhi persyaratan.
Kebijakan dalam Pengelolaan Limbah B3
Pengelolaan Limbah B3
(UU No. 32/2009 dan PP 18/1999 Jo PP 85/1999) :
adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,
pengolahan dan penimbunan limbah B3.
Penghasil
Penyimpanan
Pengumpulan
Pemanfaatan
Pengangkutan
Pengolahan
Penimbunan
Pasal 9 11
Pasal 12 14
Pasal 18 22
Pasal 15 17
Pasal 23 24
Pasal 25 26
Kewenangan dalam Perizinan dan
Pengawasan PLB3
Pengelolaan
Limbah B3 Perizinan Pengawasan
Pusat Provinsi Kab/Kota Pusat Provinsi Kab/Kota
Penyimpanan v v v v Pengumpulan v v v v v v Pengangkutan v v v v Pemanfaatan v v v v Pengolahan v v v v
Penimbunan v v v v
Cat : izin Pengumpulan oli bekas masih pusat
TUJUAN PERIZINAN PLB3
Sebagai alat kontrol dalam penaatan PLB3
Memastikan pengelolaan limbah B3 memenuhi
persyaratan administratif dan teknis sehingga
meminimisasi potensi bahaya ke lingkungan;
Menjamin leveled playing fi