KAJIAN YURIDIS PERJANJIAN DISTRIBUSI GAS LPG
BERSUBSIDI ANTARA AGEN DENGAN PANGKALAN
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas
Oleh:
ALFINA EKA DAMAYANTI
C100170075
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
i
ii
iii
1
KAJIAN YURIDIS PERJANJIAN DISTRIBUSI GAS LPG
BERSUBSIDI ANTARA AGEN DENGAN PANGKALAN
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Perjanjian Distribusi Gas LPG
Bersubsidi antara PT. Rizqi Mulia dengan Pangkalan Darsuki, serta untuk
mengetahui 2) tanggung jawab hukum para pihak dalam pelaksanaan Perjanjian
Distribusi Gas LPG Bersubsidi antara PT. Rizqi Mulia dengan Pangkalan
Darsuki. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yurisdis
empiris dan jenis penelitian yang digunakan adalah deskripstif. Penulis melakukan
penelitian di perusahaan PT. Rizqi Mulia yang berlokasi di Sukoharjo. Adapun
data pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
pada penelitian ini diperoleh secara langsung melalui wawancara sedangkan data
sekunder diperoleh peneliti dari studi kepustakaan dengan analisis yang dilakukan
secara kualitatif. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukan bahwa, 1) bentuk
isi Perjanjian Pendistribusian Gas LPG bersubsidi antara PT Rizqi Mulia dengan
Pangkalan Darsuki telah sesuai dengan ketentuan pasal 1338 KUH Perdata
tentang Asas Kebebasan Berkontrak untuk melakukan kegiatan Pendistribusian
gas LPG, serta pemenuhan syarat-syarat dalam pembuatan perjanjian telah
memenuhi syarat sahnya perjanjian sesuai dengan ketentuan pasal 1320 KUH
Perdata tentang Persesuaian Kehendak atau Kesepakatan Para Pihak, Kecakapan
Para Pihak Untuk Membuat Perjanjian, Suatu Hal Tertentu, Suatu Sebab yang
Halal. 2) Tanggung jawab hukum antara PT Rizqi Mulia dengan Pangkalan
Darsuki dapat dibebankan apabila ada pihak yang melanggar larangan dan
kewajiban yang ditetapkan dalam perjanjian, yang telah dijelaskan dalam pasal
perjanjian Distribusi Gas LPG mengenai alokasi LPG 3 Kg, penjualan eceran,
harga serta pengisian log book,Hal tersebut telah sesuai dengan pasal 1243, 1266,
dan 1267 KUH Perdata.
Kata Kunci: perjanjian distribusi, lpg bersubsidi, pt. rizqi mulia.
Abstract
This study aims to determine 1) Subsidized LPG Gas Distribution Agreement
between PT. Rizqi Mulia with Pangkalan Darsuki, and to find out 2) the legal
responsibilities of the parties in the implementation of the Subsidized LPG Gas
Distribution Agreement between PT. Rizqi Mulia with Darsuki Base. The
approach used in this research is jurisdictional empirical method and the type of
research used is descriptive. The author conducted research at the company PT.
Rizqi Mulia, located in Sukoharjo. The data in this study consisted of primary
data and secondary data. Primary data in this study were obtained directly through
interviews while secondary data were obtained by researchers from literature
studies with qualitative analysis. The results of the research and discussion show
that, 1) the form of the subsidized LPG Gas Distribution Agreement between PT
Rizqi Mulia and Pangkalan Darsuki is in accordance with the provisions of article
1338 of the Civil Code concerning the Principle of Contracting Freedom to carry
out LPG gas distribution activities, as well as the fulfillment of the requirements
2
in making the agreement. has fulfilled the legal requirements of the agreement in
accordance with the provisions of article 1320 of the Civil Code concerning the
Compatibility of the Wills or the Agreement of the Parties, the Ability of the
Parties to Make Agreements, Certain Matters, A Halal Cause. 2) The legal
responsibility between PT Rizqi Mulia and Pangkalan Darsuki can be charged if
there are parties who violate the prohibitions and obligations stipulated in the
agreement, which have been explained in the article of the LPG Gas Distribution
agreement regarding the 3 Kg LPG allocation, retail sales, prices and filling of the
log book , This is in accordance with articles 1243, 1266, and 1267 of the Civil
Code.
Keywords: Distribution agreement, Subsidized LPG, PT. Rizqi Mulia.
1. PENDAHULUAN
Minyak dan Gas Bumi merupakan salah satu sumber daya alam strategis yang
tidak terbarukan yang dikuasai oleh Negara serta berfungsi sebagai komoditas
vital yang menguasai kebutuhan hidup orang banyak dan mempunyai peranan
penting dalam perekonomian nasional sehingga pengelolaannya harus dapat
secara maksimal memberikan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, PT.
Pertamina merupakan bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
memiliki tanggung jawab untuk mengawasi proses distribusi bahan bakar minyak
(BBM) dalam negeri. PT. Pertamina dengan produk minyaknya tentu saja
menyumbangkan pendapatan yang cukup besar bagi negeri ini sehingga perlu
untuk tetap berkembang menjadi lebih baik lagi. Selain itu, produk pertamina
lainnya yang cukup mendukung perekonomian antara lain gas rumah tangga dan
pelumas (Tangkuman, Tewal, dan Trang, 2015).
Salah satu hasil olahan dari produksi minyak dan gas bumi yang dapat kita
temui di kehidupan sehari-hari adalah LPG (Liquefied Petroleum Gas) 3
kilogram. Penggunaan gas LPG 3 kilogram dinilai lebih murah daripada minyak
tanah. Penyediaan Gas LPG 3 kilogram merupakan salah satu program
pemerintah untuk membantu masyarakat penerima golongan ekonomi rendah agar
mereka mendapatkan gas LPG 3 kilogram untuk kebutuhan rumah tangganya dan
usaha mikronya. Subsidi merupakan tindakan pemerintah yang menurunkan biaya
produksi, meningkatkan pendapatan produsen, atau menurunkan harga yang
dibayarkan oleh konsumen. Subsidi adalah bentuk bantuan keuangan yang
3
dibayarkan kepada suatu bisnis atau sektor ekonomi (Joni, 2018). dalam proses
pendistribusian bahan bakar minyak dan gas terutama pendistribusian LPG 3 kg,
Pertamina bekerjasama dengan agen dan pangkalan LPG 3 kg guna mempercepat
dan mempermudah penyaluran gas LPG kepada masyarakat. Distribusi adalah
suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para
pemakai, yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan penyaluran barang atau
jasa dari produsen ke konsumen.
Pertamina dalam bekerja sama dengan agen dan pangkalan tentunya perlu
adanya suatu perjanjian yang mengikat antara pihak-pihak yang bersangkutan.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengatur mengenai hukum
perjanjian di dalam Buku III tentang Perikatan, mengatur dan memuat tentang
hukum kekayaan mengenai hak-hak dan kewajiban yang berlaku terhadap pihak-
pihak tertentu. Perjanjian adalah suatu perbuatan hukum dengan mana satu orang
atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya pada satu orang
atau lebih (Budiwati, 2018). Keberadaan suatu perjanjian tidak lepas dari
terpenuhinya syarat-syarat mengenai sahnya suatu perjanjian.
Perjanjian adalah sumber perikatan sedangkan hubungan hukum adalah
hubungan yang menimbulkan perbuatan hukum. Dari perjanjian itu menimbulkan
hubungan hukum atau perjanjian sebagai perbuatan yang bersifat konkrit
menimbulkan hubungan yang bersifat abstrak yaitu hak dan kewajiban. Akibat
hukum disebabkan karena timbulnya hak dan kewajiban dimana hak merupakan
suatu kenikmatan, sedangkan kewajiban merupakan beban. Sebagai wujud
komitmen bisnis dalam kegiatan jual beli atau kerjasama dilakukan pelaksanaan
perjanjian sebagai unsur yang sangat fundamental dalam perlindungan hukum.
PT. Rizqi Mulia sebagai salah satu perusahaan yang menyediakan LPG
3kg yang berada di Sukoharjo. PT Rizqi Mulia menjalin hubungan kerjasama
dengan pangkalan-pangkalan sebagai mitra kerjanya, salah satunya adalah
pangkalan Darsuki. Dalam hubungan kerjasama tersebut tentunya diperlukan
adanya suatu perjanjian. Bahwa perjanjian itu menimbulkan akibat hukum yaitu
hak dan kewajiban kepada para pihak, apabila hak dan kewajiban itu tidak
dipenuhi secara baik oleh salah satu pihak maka menimbulkan tanggungjawab
4
hukum yang ada sanksinya. Adapun perjanjian tersebut memuat keterangan-
keterangan yang jelas tentang kewajiaban, larangan, sanksi dan denda.
Berdasarkan uraian diatas, Penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam
melalui penulisan hukum yang berjudul “Kajian Yuridis Perjanjian Distribusi Gas
Lpg Bersubsidi Antara Agen Dengan Pangkalan”
2. METODE
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Rizqi Mulia yang berlokasi di
Sukoharjo. Metode pendekatan yang digunakan pada penelitian ini berupa yuridis
empiris dengan jenis penelitian deskriptif. Data pada penelitian ini terdiri data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung oleh peneliti
berupa data Surat Perjanjian Pangkalan PT. Rizqi Mulia dengan Pangalan
Darsuki dalam hal pendistribusian gas LPG 3kg. Sedangkan data sekunder
diperoleh melalui studi kepustakaan. Metode pengumpulan data yang digunakan
pada penelitian ini yaitu menggunakan metode studi kepustakaan dengan analisis
yang dilakukan secara kualitatif, yaitu data-data yang ada dibuat dalam kata-kata
dan atau kalimat-kalimat, kemudian data dianalisis dengan metode berfikir
deduktif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Perjajian Distribusi Gas LPG Bersubsidi antara PT Rizqi Mulia
dengan Pangkalan Darsuki
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada tanggal 10 Juni 2020 lalu
bersama Bapak Darsuki selaku pemilik Pangkalan Darsuki dan juga yang
memberi data berupa surat perjanjian usaha pangkalan yang isinya tentang
distribusi gas LPG bersubsidi.
Perjanjian Distribusi Gas LPG Bersubsidi anatar PT Risqi Mulia dengan
Pangkalan Darsuki merupakan perjanjian tertulis, para pihak yang ikut serta
dalam menandatangani perjanjian tersebut merupakan pemasok gas LPG 3kg dan
pengecer gas LPG 3kg. Adapun bentuk dan isi dari perjanjian distribusi gas LPG
3kg bersubsidi sebagai berikut:
5
PERJANJIAN USAHA PANGKALAN
No. 457554738324018
Pihak – Pihak yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : PT. RIZQI MULIA
Beralamat : Kesongo RT.02 RW. 01, Ds. Kepuh, Kec.
Nguter, Sukoharjo
Berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan PT. RIZQI MULIA Nomor 8,,
tertanggal 08 Bulan Juli Tahun 2019 dihadapan Notaris ARYATI NURUL
AINI,SH,NH, telah sah dan beralasan hukum diwakilkan oleh :
Nama : Wendi Nur Wihanato
Tempat, Tgl Lahir : Wonogiri, 30 April 1975
Beralamat : Pucangan RT.01 RW.01 Ds. Pucangan
Kec.Kartasura, Surakarta
Jabatan : Direktur
yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai.......................Pihak
Pertama;
Nama : Darsuki
Nama Pangkalan : Darsuki
Tempat, Tgl Lahir : Tuban, 3 Juli 1973
Alamat KTP : Jetis RT.02/05 Ds. Cangkol Kec. Mojolaban Kab.
Sukoharjo
Domisili Pangkalan : Jetis RT.02/05 Ds. Cangkol Kec. Mojolaban Kab.
Sukoharjo
NIK : 3311080307730005
Berdsarkan Hasil Penelitian bahwa Pendistribusian LPG bersubsidi
termasuk dalam perjanjian Usaha Pangkalan yang bentuk dan isinya penulis
sajikan diatas. Perjanjian Usaha Pangkalan telah dibuat sesuai dengan pasal 1313
KUH Perdata dan syarat sahnya perjanjian dalam Pasal 1320 KUHPerdata,
Perjanjian dibuat secara sah dan mengikat kepada para pihak yang membuatnya
dalam Pasal 1338 Ayat (1, 2, 3) maka para pihak wajib melaksanakan hak dan
kewajiban sesuai dengan pasal-pasal (6, 7, 8, 9) perjanjian usaha pangkalan
tersebut diatas.
Menurut hasil penelitian perjanjian diatas maka dapat dianalisis bahwa
bentuk dan isi perjanjian usaha pangkalan yang berisi tentang distribusi gas LPG
bersubsidi antara PT. Rizqi Mulia dengan Pangkalan Darsuki dibuat secara tertulis
oleh para pihak, pihak dalam perjanjian tersebut menuangkan mengenai
kepentingan mereka dalam perjanjian yaitu pengertian, surat penunjukan
6
pangkalan, alokasi LPG 3 kg, harga dan pembayaran, kewajiban dan hak para
pihak, distribusi, keamanaan dan keselmatan, laraangan, sanksi, denda yang harus
dipenuhi oleh pihak dalam perjanjian. Perjanjian diatas dibuat dalam bentuk
tertulis merupakan wujud dari Asas Kebebasan Berkontrak.
Menurut pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata Asas Kebebasan Berkontrak
yaitu “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-undang
bagi mereka yang membuatnya”. Berdasarkan pengertian dari pasal tersebut
bahwa setiap orang diperbolehkan membuat perjanjian yang berupa dan berisi apa
saja atau tentang apa saja. Hal tersebut juga telah dilakukan oleh PT. Rizqi Mulia
dengan Pangkalan Darsuki yang mana mereka membuat perjanjian untuk
melakukan kegiatan usaha pendistribusian gas LPG. Dalam isi perjajian tersebut
memuat pasal-pasal yang mana sebelumnya sudah di sepakati oleh pihak-pihak
yang membuat perjanjian tersebut. Pasal-pasal tersebut antara lain pengertian,
surat penunjukan pangkalan, alokasi LPG 3 kg, harga dan pembayaran,
kewajiban dan hak para pihak, distribusi, keamanaan dan keselmatan, laraangan,
sanksi, denda. .
Selain itu perjanjian bersifat mengikat mereka yang membuatnya sepert
halnya suatu undang-undang yang mana pengertian tersebut sudah di atur dalam
pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang bunyinya:
“Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-undang
bagi mereka yang membuatnya” .
Akan tetapi setiap orang dalam membuat perjanjiaan tidak boleh
sembarangan dalam membuat suatu perjanjian, pembatasan tersebut telah sesuai
dengan ketentuan pasal 1337 KUHPperdata. Asas kebebasan berkontrak
memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk membuat perjanjian apa saja
asalkan tidak melanggar ketertiban dan kesusilaan, oleh karena itu pihak PT.
Rizqi Mulia dengan Pangkalan Darsuki bebas membuat perjanjian usaha pangkan
yang berisi tentang distribusi gas LPG bersubsidi.
Kedua belah pihak dalam perjanjian tersebut telah mengingat satu sama
lain guna menjalankan perjanjian sesuai dengan yang diperjanjikan guna berbuat
suatu hal. Hal tersebut telah sesuai dengan ketentuan pasal 1234 yang bunyinya:
7
“tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat
sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu”
Berdasarkan ketentuan diatas maka benar bahwa perjanjian yang dibuat
atara PT. Rizqi Mulia dengan Pangkalan Darsuki bertujuan untuk melakukan
kegiatan usaha pendistribusian gas LPG bersubsi yang dijelaskan dalam perjanjian
tersebut.
Pasal-pasal yang termuat dalam perjanjian yang telah disepakati oleh
kedua belah pihak berlaku sebagai undang-undang bagi pihak PT. Rizqi Mulia
dan Pangkalan Darsuki, oleh karena itu sesuai dengan berlakunya perjanjian
sebagai undang-undang bagi kedua belah pihak maka berlaku pula dalam
perjanjian tersebut asas pacta sunt servanda (mengikat para pihak). Asas pacta
sunt servanda merupakan asas yang berhubungan dengan akibat suatu perjanjian.
Perjanjian yang dibuat oleh pihak PT. Rizqi Mulia dengan pihak Pangkalan
Darsuki menimbukan suatu Hak dan Kewajiban dari masing-masing para pihak
yang termuat dalam pasal 5 dalam perjanjian usaha pangkalan yang isinya tentang
pendistribusian gas LPG bersubsidi yaitu sebagai berikut:
3.1.1 Kewajiban Dan Hak Pihak Pertama
Bahwa Pihak Pertama wajib memberikan surat penunjukan kepada Pihak
Kedua setelah Pihak Kedua menandatangani Perjanjian Usaha Pangkalan;
Bahwa Pihak Pertama wajib memberikan alokasi LPG 3 Kg kepada Pihak
Kedua; Bahwa Pihak Pertama wajib memiliki segala perijinan yang dtentukan
oleh PT.Pertamina dan perijinan lainnya sesuai dengan peraturan yang
berlaku; Bahwa Pihak Pertama wajib memberikan edukasi dan pembinaan
kepada Pihak Kedua;
Pihak Pertama berhak menerima pembayaran dari Pihak Kedua secara
Cashless; Pihak Pertama berhak untuk melakukan pengecekan terhadap LOG
BOOK milik Pihak Kedua; Pihak Pertama berhak untuk memberikan sanksi dan
denda kepada Pihak Kedua dalam hal terjadi pelanggaran terhadap ketentuan
hukum yang berlaku.
8
3.1.2 Kewajiban Dan Hak Pihak Kedua
Pihak Kedua wajib bertanggung jawab terhadap perijinan yang berhubungan
dengan Usaha Pangkalan; Pihak Kedua wajib bekerjasama secara baik dengan
Pihak Pertama untuk kelancaran penyaluran dan distribusi LPG 3 Kg sesuai
dengan aturan yang berlaku;
Pihak Kedua wajib memiliki surat penunjukan pangkalan yang
dikeluarkan oleh Pihak Pertama; Pihak Kedua wajib memasang papan
pengenal tentang identitas diri pangkalan ditempat yang dapat terlihat secara
khalayak umum dan memenuhi ketentuan sarana fasilitas yang akan diatur
pada pasal KEAMANAN DAN KESELAMATAN diperjanjian; Pihak Kedua
wajib untuk mengisi Log Book sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
wajib dikumpulkan kembali kepada Pihak Pertama maksimal pada setiap awal
bulan, tanggal 2 pada bulan berikutnya.
Pihak Kedua wajib menanggung segala kerugian akibat pelanggaran
hukum dan/atau administrasi; Pihak Kedua wajib menyimpan secara tertib dan
rapi Nota/Kwitansi transaksi dari Pihak Pertama; Pihak Kedua wajib
menyimpan dokumen perjanjian ini dan wajib untuk tidak menunjukan atau
memberitahukan kepada siapapun selain Pihak Pertama mengingat sifat
perjanjian ini adalah rahasia dan mengikat kedua belah pihak;
Pihak Kedua berhak menerima jumlah alokasi LPG 3Kg dari Pihak
Pertama sesuai dengan jumlah yang telah disepakati didalam Perjanjian ini;
Pihak Kedua berhak melakukan penjualan LPG 3 Kg secara resmi dan berhak
memperoleh keuntungan dari penjualan LPG 3Kg sesuai dengan HET ; Pihak
Kedua berhak menjual kepada pengecer dengan ketentuan tidak melebihi 50%
dari jumlah alokasi pangkalan.
Suatu perjanjian tidak boleh di cabut atau dibatalkan oleh satu pihak saja
karena perjanjian dibuat dengan kesepakatan antara kedua belah pihak yang
membuat perjanjian. hal tersebut dijelaskkan dalam pasal 1338 ayat (2) KUH
Perdata yang berbunyi : “ suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain
dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-
undang dinyatakan cukup untuk itu” pasal tersebut mempunyai arti bahwa bila
9
ingin membatalkan suatu perjanjian haruslah mendapat kesepakatan antara kedua
belah pihak yang membuat perjanjian tersebut. Ketentuan tersebut juga berlaku
pada perjanjian yang dibuat antara PT. Rizqi Mulia dengan Pangkalan Darsuki
yang mana dalam pembatalan perjanjian tidak boleh dibatalkan oleh satu pihak
tanpa persetujuan dari pihak lain. Hal tersebut sesuai dengan surat perjanjian
usaha pangkalan yang isinya tentang distribusi gas LPG bersubsidi pasal 11 ayat
(1) yang bunyinya: “ bahwa perjanjian usaha pangkalan ini berlaku sejak ditanda
tangani perjanjian ini sampai dengan hari jumat tanggal 31 bulan Desember tahun
2021” oleh karena itu maka perjanjian tersebut tidak bisa ditarik oleh salah satu
pihak saja.
Perjanjian yang telah disepakati oleh para pihak harus dilaksankan sesuai
dengan kepatutan dan keadilan. Hal tersebut dijelaska dalam pasal 1338 ayat (3)
KUH Perdata yaitu: “suatu perjanjian harus dilaksankan dengan itikad baik”.
Didalam pasal tersebut dapat diartikan bahwa dalam suatu perjanjian para pihak
harus melaksanakan isi perjanjian berdasarkan kepercayaan dan keyakinan yang
teguh serta niat baik para pihak, semua perjanjian harus dilaksanakan dengan
itikad baik. Ketentuan itu juga berlaku pada perjanjian yang dibuat antara PT.
Rizqi Mulia dengan Pangkalan Darsuki yang mana para pihak dalam perjanjian
tersebut harus melaksanakan perjanjian dengan baik dan benar serta pelaksanaan
perjanjian harus mengindahkan norma-norma kepatutan dan kesusialaan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat peneliti jelaskan bahwa
perjanjian usaha pangkalan yang berisi tentang distribusi gas LPG bersubsidi
antara PT. Rizqi Mulia dengan Pangkalan Darsuki yang mana perjanjian tersebut
dilakukan secara tertulis menurut peneliti sudah sah menurut hukum yang berlaku.
Hal tersebut sesuai dengan ketentuan pasal 1320 KUH Perdata, bahwa suatu
prjanjian dinyatakan sah apabila telah memenuhi syarat-syarat suatu perjanjian.
syarat-syarat perjanjian tersebut antara lain:
3.1.3 Adanya Persesuaian Kehendak/Kesepakatan Para Pihak
Dalam suatu perjanjian Kesepakatan para pihak merupakan syarat yang harus
dipenuhi, hal tersebut dilakukan karena dalam suatu perjanjian kedua belah pihak
merupakan subjek hukum yang mana dalam mengadakan perjanjian haruslah
10
bersepakat, setuju, dan sekata seia. Pada perjanjian usaha pangkalan yang berisi
tentang distribusi gas LPG bersubsidi antara PT. Rizqi Mulia dengan Pangkalan
Darsuki adanya persesuaian kehendak/ kesepakatan para pihak terjadi sejak
ditandatanganinya akta perjanjian yang dibuat oleh pihak PT.Rizqi Mulia dengan
pihak Pangkalan Darsuki pada tanggal 01 Januari 2020.
3.1.4 Kecakapan para pihak dalam membuat perjanjian
Yang dimaksud dengan cakap yaitu kemampuan menurut hukum untuk
melakukan perbuatan hukum termasuk mengadakan perjanjian. Dalam pembuatan
perjanjian usaha pangkalan yang berisi tentang distribusi gas LPG bersubsidi
antara PT. Rizqi Mulia dengan Pangkalan Darsuki telah memenuhi syarat
kecakapan. Hal tersebut dilihat pada awal surat perjanjian disebutkan bahwa pihak
pertama bernama bapak Wendi Nur Wihananto selaku direktur utama PT, Rizqi
Mulia beralamat di Pucangan RT.01 RW 01 Ds, Pucangan Kec,Kartasura,
Surakarta. Pihak kesatu adalah cakap untuk membuat perjanjian menurut hukum
karena memiliki sebuah pekerjaan dan menjabat sebagai direktur utama yang
sudah sangat jelas cakap dalam membuat perjanjian, dewasa sehat jasmani dan
rohani. Selain itu pihak kedua dalam perjanjian usaha pangkalan yang berisi
tentang distribusi gas LPG bersubsidi antara PT. Rizqi Mulia dengan Pangkalan
Darsuki telah memnuhi syarat kecakapan, dilihat pada awal perjanjian disebutkan
pihak kedua bernama bapak Darsuki yang berlamat pada Jetis RT.02 RW.05
Cangkol Kec. Mojolaban Kab. Sukoharjo dan memiliki KTP dengan nomor
3311080307730005 dan berstatus kawin. Hal ini berarti membuktikan bahwa
pihak kedua adalah cakap untuk membuat perjanjian menurut hukum karena
memiliki KTP dan berstatus kawin yang sudah sangat jelas membuktikan pihak
kedua sudah cakap dalam membuat perjanjian, sudah dewasa dan sehat jasmani
dan rohani.
3.1.5 Suatu Hal Tertentu
Suatu hal tertentu merupakan syarat yang mengenai tentang objek suatu
perjanjian. Objek perjanjian yang dimaksud yaitu pokok-pokok dalam perikatan
dan pokok prestasi. Bahwa objek dari suatu perikatan adalah prestasi, oleh karena
itu perjanjian yang menimbulkan suatu perikatan juga memiliki objek yang sama
11
yaitu prestasi. Maka suatu prestasi haruslah tertentu atau setidak-tidaknya dapat
ditentukan.
Dalam perjanjian diatas yang dimaksud dengan suatu hal tertentu yaitu
objek perjanjian, telah disebutkan dalam perjanjian usaha pangkalan yang berisi
tentang distribusi gas LPG bersubsidi antara PT. Rizqi Mulia dengan Pangkalan
Darsuki bahwa objek perjanjiannya adalah pihak pertama bersedia memberi
pekerjaan kepada pihak kedua pihak dan kedua bersedia menerima pekerjaan dari
pihak pertama yang berupa mendistribusikan gas LPG bersubsidi. Maka dengan
adanya hal tersebut telah membuktikan bahwa perjanjian itu sudah sesuai dengan
syarat sahnya perjanjian yaitu tentang suatu hal tertentu.
3.1.6 Suatu Sebab yang Halal
Suatu sebab yang halal merupakan syarat sah nya perjanjian yang mana dalam
mengadakan perjanjian tidak boleh bertujuan yang bertentangan dengan undang-
undang atau berlawanan dengan kesusilaan baik atau ketertiban umum.
Dalam perjanjian usaha pangkalan yang berisi tentang distribusi gas LPG
bersubsidi antara PT. Rizqi Mulia dengan Pangkalan Darsuki sangat jelas
perjanjian tersebut diadakan dengan tujuan yang jeas yaitu melakukan kegiatan
usaha pendistribusian gas LPG bersubsidi yang bukan merupakan sebuah
tindakan yang melawan hukum atau bertentangan dengan undang-undang dan
tidak berlawanan dengan kesusilaan baik atau ketertiban umum.
3.2 Tanggung Jawab Hukum: Prestasi, Wanprestasi, Overmacht dan
Perbuatan Melawan Hukum
3.2.1 Prestasi dalam perjanjian distribusi gas LPG bersubsidi antara PT, Rizqi
Mulia dengan Pangkalan Darsuki:
Pasal 6
KEWAJIBAN DAN HAK PIHAK KEDUA
Pihak Kedua wajib bertanggung jawab terhadap perijinan yang berhubungan
dengan Usaha Pangkalan; Pihak Kedua wajib bekerjasama secara baik dengan
Pihak Pertama untuk kelancaran penyaluran dan distribusi LPG 3 Kg sesuai
dengan aturan yang berlaku; Pihak Kedua wajib memiliki surat penunjukan
pangkalan yang dikeluarkan oleh Pihak Pertama;
12
Pihak Kedua wajib memasang papan pengenal tentang identitas diri
pangkalan ditempat yang dapat terlihat secara khalayak umum dan memenuhi
ketentuan sarana fasilitas yang akan diatur pada pasal KEAMANAN DAN
KESELAMATAN diperjanjian; Pihak Kedua wajib untuk mengisi Log Book
sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta wajib dikumpulkan kembali kepada
Pihak Pertama maksimal pada setiap awal bulan, tanggal 2 pada bulan berikutnya.
Pihak Kedua wajib menanggung segala kerugian akibat pelanggaran
hukum dan/atau administrasi; Pihak Kedua wajib menyimpan secara tertib dan
rapi Nota/Kwitansi transaksi dari Pihak Pertama; Pihak Kedua wajib menyimpan
dokumen perjanjian ini dan wajib untuk tidak menunjukan atau memberitahukan
kepada siapapun selain Pihak Pertama mengingat sifat perjanjian ini adalah
rahasia dan mengikat kedua belah pihak; Berdasarkan hasil penelitian penulis dapt
dianalisis berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Perdata yaitu :
Berdasarkan pasal 1234 yang bunyinya:
“ tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk
berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu”
Prestasi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak dalam perjanjian
menurut Pasal 1234 KUH Perdata ada tiga macam prestasi yang dapat diperjanjikan
untuk setiap pembayaran, yaitu: Untuk memberikan sesuatu, Berbuat sesuatu, dan Tidak
berbuat sesuatu.
Berdasarka isi perjanjian tersebut dituliskan bahwa pihak kedua memiliki
kewajiban yang harus dipenuhi dalam menjalankan kegiatan usaha pendistribusian
gas LPG bersubsidi. Bahwa terdapat suatu prestasi yang harus dipenuhi oleh
debitur yang mana dalam perjanjian itu debitur merupakan pihak kedua selaku
penerima kegiatan usaha distribusi gas LPG bersubsidi. Pihak kedua wajib
menjalankan semua kewajiban-kewajiban yang sudah dijekaskan dan dijabarkan
pada surat perjanjian pada pasal 6 “kewajiban pihak kedua”.
Prestasi dalam perjanjian tersebut diatas dengan ketentuan-ketentuan yang
ada dalam norma,Yurisprudensi, dan Doktrin telah sesuai karena dalam isi
perjanjian usaha pangkalan yang isinya tentang distribusi gas LPG bersubsidi
menyebutkan secara jelas mengenai prestasi yaitu pihak debitur berkewajiban
13
menjalankan semua kewajibannya yang mana hal itu sudah dituankan dalam salah
satu pasal dalam perjanjian tersebut.
3.2.2 Wanprestasi dalam perjanjian distribusi gas LPG bersubsidi antara PT,
Rizqi Mulia dengan Pangkalan Darsuki:
Pasal 9
LARANGAN
Bahwa hal – hal yang dilarang bagi Pihak Kedua: Tidak boleh melakukan
pemindahan isi tabung LPG 3 Kg ke tabung Non Subsidi; Tidak boleh menerima
barang dari agen dan/atau pihak lainnya. Pihak Kedua hanya boleh menerima
jumlah alokasi dari Pihak Pertama; Dilarang menjual ke pengecer dengan
melebihi 50 % dari alokasi pangkalan; Tidak boleh mengambil dari pangkalan
dan/atau agen lainnya; Tidak boleh memberikan gratifikasi kepada sopir armada
dan/atau pihak lainnya dalam rangka meminta tambahan alokasi; Tidak boleh
menjual di luar daerah penyaluran Pihak Pertama; Tidak boleh menjual selain ke
masyarakat, rumah tangga, usaha mikro kecil dan menengah, petani, nelayan dan
pengecer; Tidak boleh memperjual-belikan dan/atau memindahtangankan surat
perjanjian usaha pangkalan ini kepada pihak lain.
Pasal 10
SANKSI DAN DENDA
Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan terhadap hal-hal yang
dilarang pada Pasal 9 akan mendapatkan Sanksi-sanksi; Sanksi-sanksi
diberikan dalam bentuk SURAT PERINGATAN 1-2 dan/atau Sanksi Denda
dan/atau Sanksi Pemutusan Hubungan Usaha; Pihak Pertama berwenang
untuk memberikan sanksi - sanksi kepada Pihak Kedua yang didasarkan
akibat yang ditimbulkan; Sanksi Denda dapat diberikan kepada Pihak Kedua,
apabila Pihak Pertama mengalami kerugian akibat adanya perbuatan Pihak
Kedua tanpa harus diawali dengan adanya Surat Peringatan. Perbuatan-
perbuatan tersebut adalah yang tersebut pada Pasal 9 perjanjian ini; Sanksi
Pemutusan Hubungan Usaha dapat diberikan kepada Pihak Kedua apbila
telah menerima dua kali Surat Peringatan serta telah menerima pembinaan
dari Pihak Pertama; Sanksi Pemutusan Hubungan Usaha dapat diberikan
14
kepada Pihak Kedua apabila terjadi pelanggaran yang diatur Pasal 9 Huruf H;
Dalam hal Pihak Kedua melakukan perbuatan yang dirumuskan pada Pasal 9
huruf A dalam perjanjian ini, Pihak Pertama berwenang memberikan sanksi
pemutusan hubungan usaha dengan tidak menangganti atau menanggung
kerugian yang dialami oleh Pihak Kedua.
Bahwa Pihak Pertama juga dapat memberikan SURAT
PERINGATAN 1-2 dan/atau Sanksi Denda, dan/atau Sanksi Pemutusan
Hubungan Usaha dalam hal Pihak Kedua melanggar Pasal 6 ayat 6.1 dan/atau
Pasal 8 ayat 8.1 dalam perjanjian ini; Berdasarkan hasil penelitian penulis
dapt dianalisis berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Perdata yaitu:
Menurut pasal 1243 KUH Perdata yang bunyinya:
“ penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tidak dipenuhinya
suatu perikatan, barulah mulai diwajibkan, apabila si berutang,
setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatannya, tetap
melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau
dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuatnya atau dibuat dalam
tenggang waktu yang telah dilampaukannya”
Wanprestasi merupakan ketidakmampuan atau kelalaian yang
dibabkan pihak dalam pemenuhan hak dan kewajiban yang telah
diperjanjikan. Pihak yang dirugikan akibat wanprestasi dapat mengakhiri
perjanjian dengan melakukan pembatalan, meminta ganti kerugian dari pihak
yang melanggar perjanjian tersebut.
Berdasarkan isi perjanjian yang di sebutkan dalam suatu pasal
didalam perjanjian tersebut dituliskan bahwa apabila salah satu dari pihak
dalam perjanjian tersebut lalai atau melanggar kewajiban sebagaimana
mestinya maka pihak yang dirugikan atas wanprestasi berhak untuk meminta
ganti kerugian kepada pihak yang melakukan wanprestasi. Pihak yang
dirugikan juga berwenang untuk memberikan sanksi – sanksi atas tindakan
cidera janji (wanpretasi) yang didasarkan akibat yang ditimbulkan.
Wanprestasi dalam perjanjian tersebut diatas dengan ketentuan-
ketentuan yang ada dalam norma,Yurisprudensi, dan Doktrin telah sesuai
karena dalam isi perjanjian usaha pangkalan yang isinya tentang distribusi
15
gas LPG bersubsidi menyebutkan secara jelas mengenai wanprestasi yaitu
bilamana satu pihak melanggar ketentuan dari perjanjian tersebut maka pihak
yang merasa dirugikan atas tindakan wanprestasi tersebut berhak meminta
ganti rugi serta berhak memberikan sanksi-sanksi dan juga berhak
memberikan denda akibat perbuatan wanprestasi tersebut.
Overmatch dalam perjanjian distribusi gas LPG bersubsidi antara PT,
Rizqi Mulia dengan Pangkalan Darsuki : Berdasarkan hasil penelitian
penulis dapat dianalisis berdasarkan Kitab Undang-undang Hukum Perdata
yaitu: Overmmacht dalam perjanjian usaha pangkalan yang isinya tentang
distribusi gas LPG bersubsidi tidak dijelaskan dalam pasal perjanjian
tersebut.
Perbuatan Melawan Hukum dari perjanjian distribusi gas LPG
bersubsidi antara PT, Rizqi Mulia dengan Pangkalan Darsuki: Berdasarkan
hasil penelitian penulis dapat dianalisis berdasarkan Kitab Undang-undang
Hukum Perdata yaitu: Perbuatan Melawan Hukum dalam perjanjian usaha
pangkalan yang isinya tentang distribusi gas LPG bersubsidi tidak dijelaskan
dalam pasal perjanjian tersebut
4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan terkait dengan
perjanjian dan tanggung jawab hukum para pihak dalam perjanjian distribusi gas
LPG bersubsidi antara PT Rizqi Mulia dengan Pangkalan Darsuki, maka pada bab
ini akan diuraikan beberapa kesimpulan oleh penulils beserta saran sebagai
berikut: Berdasarkan hasil penelitian bahwa Pendistribusian LPG bersubsidi
termatub dalam perjanjian usaha pangkalan telah dibuat sesuai dalam Usaha
Pangkalan yang bentuk dan isinya dibuat secara tertulis hal ini dibuktikan dengan
adanya surat perjanjian usaha pangkalan nomor 457554738324018 yang telah
ditanda tangani kedua belah pihak.
Bentuk dan isi Perjanjian Pendistribusian Gas LPG bersubsidi tersebut
telah sesuai dengan ketentuan pasal 1338 KUH Perdata tentang Asas Kebebasan
16
Berkontrak yang mana mereka bebas membuat perjanjian usaha pangkalan yang
sudah termaktub didalamnya untuk melakukan kegiatan Pendistribusian gas LPG
dan telah sesuai dengan KUH Perdata. Dalam pemenuhan syarat-syarat
pembuatan perjanjian yang dibuat antara PT Rizqi Mulia dengan Pangkalan
darsuki telah memenuhi syarat sahnya perjanjian sesuai dengan ketentuan pasal
1320 KUH Perdata yaitu Persesuaian Kehendak atau Kesepakatan Para Pihak,
Kecakapan Para Pihak Untuk Membuat Perjanjian, Suatu Hal Tertentu, Suatu
Sebab yang Halal.
Perjanjian antara PT Rizqi Mulia dengan Pangkalan darsuki telah sesuai
dengan ketentuan pasal 1338 ayat (1) (2) (3) KUH Perdata diantara lain perjanjian
itu mengikat para pihak, tidak dapat ditarik kembali dan harus dilaksanakan
dengan iktikad baik.
Tanggung jawab hukum antara pihak PT Rizqi Mulia dengan Pangkalan
Darsuki dapat dibebankan bila ada pihak yang melanggar larangan-larangan dan
kewajiban-kewajiban yang ditetapkan dalam perjanjian Distribusi Gas LPG
Bersubsidi antara PT Rizqi Mulia dengan Pangkalan Darsuki yaitu mengenai
alokasi LPG 3 Kg, penjualan eceran, harga serta pengisian log book yang telah
dijelaskan dalam pasal 5, 6, dan 9 perjanjian Distribusi Gas LPG Bersubsidi
antara PT Rizqi Mulia dengan Pangkalan Darsuki. Apabila pihak kedua selaku
debitur melanggar larangan atau kewajiban dalam perjanjian tersebut maka pihak
kesatu selaku kreditur berhak memberikan Sanksi-sanksi yang diberikan dalam
bentuk Surat Peringatan 1-2 dan/atau Sanksi Denda dan/atau Sanksi Pemutusan
Hubungan Usaha. Hal tersebut telah sesuai dengan pasal 1243, 1266, dan 1267
KUH Perdata.
4.2 Saran
Untuk para pihak dalam pembuatan perjanjian distribusi gas LPG bersubsidi,
harus lebih memperhatikan pula tanggung jawan hukum dari masing-masing
pihak atas tindakan Overmacht dan perbuatan melawan hukum. Hal tersebut
diperukan sebagai upaya pencegahan dikemudian hari agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan akibat dari tindakan overmacht dan perbuatan melawan
hukum.
17
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Heati Dwi dan Juliani, Rizky Wulan. “Tinjauan Hukum Tentang Penataan
Pendistribusian Gas
Budiwati, Septarina. 2018. Buku Ajar Hukum Perdata. Muhammadiyah university
press, Surakarta.
Elpiji 3 kg Pada Pangkalan Gas Elpiji di Kabupaten Cianjur” Jurnal Wawasan
Yuridika Vol. 2 No. 1 (Maret 2018)
Joni, Fernandes. “ Pengetahuan Konsumen Tentang LPG Bersubsidi Di
Indonesia” Jurnal Pundi Vol. 02, No. 02, Juli 2018
Muhtarom, M. 2014. “Asas-Asas Hukum Perjanjian: Suatu Landasan Dalam
Pembuatan Kontrak”. SUHUF, Vol. 26, No. 1, Mei 2014: 48-56
Satrio, J. 1992. Hukum Perjanjian (perjanjian Pada Umumnya). Bandung : PT.
Citra Aditya Bakti.
Tangkuman, Kevin. Tewal, Bernhard dan Trang, Irvan. 2015. “Penilaian Kinerja,
Reward, Dan Punishment Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt.
Pertamina (Persero) Cabang Pemasaran Suluttenggo” Jurnal Emba
Vol.3 No.2( Juni 2015), Hal. 884-895.