Transcript
  • BAB IV

    ANALISIS PESAN DAKWAH NOVEL KUBAH

    KARYA AHMAD TOHARI.

    4.1 Analisis Heuristik dan Hermeneutik Pesan Dakwah dalam Novel Kubah

    karya Ahmad Tohari

    Untuk dapat memberikan makna secara semiotic langkah pertama

    adalah melakukan pembacaan heuristik kemudian yang kedua adalah dengan

    pembacaan hermeneutic (retroaktif )

    Pembacaan heuristik dilakukan berdasarkan struktur bahasanya atau

    secara semiotic adalah semiotic tingkat pertama. Sedangkan heuristik ini

    adalah sistem semiotic tingkat kedua atau pembacaan ulang berdasarkan

    konvensi sastranya. Pembacaan hermeneutic adalah pembacaan ulang

    setelah pembacaan heuristik. Dalam pembacaan hermeneutic ini penulis

    akan melakukan pembacaan ulang terhadap teks, kemudian pembacaan teks,

    dan kontekstualitas teks yang sedang penulis teliti.

    Dalam proses analisis pesan dakwah di Novel Kubah ini penulis

    mengelompokkan menjadi tiga kategori yaitu pesan aqidah, syari'ah dan

    akhlaq

    4.1.1 Aqidah

    Secara etimologi, aqidah adalah ikatan atau sangkutan,

    sedangkan secara teknik berarti iman atau keyakinan. Atas dasar

    pengertian tersebut Muhammad Daud Ali dalam bukunya

  • 64

    "Pendidikan Agama Islam" menghubungkan aqidah Islam dengan

    rukun Iman, Aqidah berawal dari keyakinan kepada zat mutlak yang

    Maha Esa yang disebut Allah. Allah Maha Esa dalam hati, sifat,

    perbuatan, dan wujud-Nya (Ali, 2000 : 197).

    Aqidah merupakan landasan pokok dari setiap amaliyah seorang

    muslim dan sangat menentukan sekali terhadap nilai amaliyah tersebut,

    dalam Islam adalah bersifat itiqad bathiniyah yang mencakup

    masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Masalah

    aqidah ini secara garis besar ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dalam

    sabdanya :

    ) (

    Artinya : Iman ialah engkau percaya kepada Allah, Malaikat-

    malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari akhir, dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk. (HR Imam Muslim).

    Dari hadis inilah lahir arkanul iman (rukun iman) yang enam,

    yakni beriman kepada Allah SWT, beriman kepada malaikat-malaikat

    Allah, beriman kepada kitab-kitab Allah, beriman kepada Rasul-rasul

    Allah, beriman kepada hari kiamat, dan beriman kepada takdir.

    Dari keenam rukun iman di atas tidak semua ada dalam novel

    Kubah karya Ahmad Tohari. Hanya pesan tentang iman kepada Allah

    (tauhid) dan iman kepada kitab Allah saja yang disebut dalam novel

    ini.

  • 65

    4.1.1.1 Beriman kepada Allah

    1. Keyakinan

    Keyakinan dalam tradisi sastra sudah dapat

    dikatakan sebagai lapis metafisika yang menjadi puncak

    norma dalam sebuah karya sastra. Lapis-lapis norma dalam

    karya sastra mirip dengan konsep keutuhan jiwa yang

    menyatakan bahwa karya sastra tidak bernilai tinggi bila

    tidak meliputi keutuhan jiwa.

    Dalam kaitannya dengan karya sastra, keutuhan

    jiwa ini diterangkan. Sebagai lima tingkatan jiwa manusia,

    yaitu niveau anorganis, niveau vegetatif, niveau animal,

    niveau human, dan niveau religius. Pada tingkatan niveau

    anorganis, karya sastra merupakan bentuk formal seperti

    pola bunyi, kalimat, gaya bahasa, dan lain-lain. Pada

    tingkatan niveau vegetatif, karya itu menghadirkan suasana

    kejiwaan, seperti romantis, mengerikan, marah, dan

    sebagainya. Pada tingkatan niveau animal, karya sastra

    menghadirkan hasrat-hasrat kebinatangan, seperti makan,

    minum, membunuh, dan lain-lain. Pada tingkatan niveau

    human, karya sastra menghasilkan renungan-renungan

    batin, rasa belas kasihan, rasa simpati, dan pengalaman-

    pengalaman lain yang hanya bisa dirasakan oleh manusia.

    Pada tingkatan niveau religius, karya sastra menghadirkan

  • 66

    renungan-renungan mengenai Tuhan, pengalaman mistik,

    dan renungan-renungan lain yang sampai pada hakikat.

    Dari sini menjadi jelas bahwa Tuhan, merupakan puncak

    kegiatan bersastra yang dilakukan oleh para sastrawan

    (Pradopo, 2002 : 32).

    Sebagaimana dalam teks disebutkan

    "Yah dengarlah apa yang kumaksud dengan syarat itu. Untuk mendasari upaya penyembuhan jiwamu kau harus memulai dari kepercayaan, Ya kepercayaan" (hlm 25) Pembacaan Heuristik

    "Yah dengarlah (Karman) apa yang kumaksud (kepercayaan kepada Tuhan) dengan syarat itu (keyakinan). Untuk mendasari upaya penyembuhan jiwamu (penyakit jiwa) kau harus memulai dari kepercayaan (iman), Ya kepercayaan" (hlm 25) Pembacaan Hermeneutic

    Keyakinan atau yakin merupakan kunci segalanya

    dalam ajaran Islam. Dalam ajaran Islam disebutkan bahwa

    keyakinan merupakan puncak dari segala keimanan atau

    Iman. Oleh karena itu keyakinan merupakan kunci dari

    segala aktifitas yang kaitannya hablumminallah (hubungan

    manusia dengan Allah).

    Sebagaimana dalam surat al-Baqarah ayat 112

    ditegaskan :

    ) :112(

  • 67

    "(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati" (al-Baqarah 112).

    Iman mempunyai peran penting dalam kehidupan

    manusia, iman merupakan manifestasi dari kepercayaan

    seseorang terhadap Tuhannya. Seseorang yang hidup di

    muka bumi tanpa didasari iman maka seolah olah dalam

    hidupnya tanpa ada pegangan yang layak untuk diikuti atau

    di anut sebagaimana dalam teks tersebut disebutkan " untuk

    mendasari upaya penyembuhan jiwamu" Dalam teks

    tersebut dapat diinterpretasikan dalam beberapa aspek salah

    satunya adalah aspek aqidah. Dalam teks tersebut

    menggambarkan tentang arti penting dari keyakinan atau

    iman. Iman merupakan kunci utama dalam upaya

    penyembuhan penyakit yang diderita oleh Karman yang

    pertama adalah kepercayaan atau keyakinan bahwa segala

    sesuatu baik penyakit, derita, dan cobaan adalah datangnya

    dari Allah dan semua itu akan kembali kepada Allah.

    Sebagaimana dalam teks disebutkan :

    "Ia ingin mengaku dengan tulus meskipun ia lama menjadi anggota partai komunis bahwa kehadiran Tuhan tetap teras pada dirinya" (hlm. 26)

  • 68

    Pembacaan Heuristik

    "Ia (Karman) ingin mengaku dengan tulus meskipun ia (Karman) lama menjadi anggota partai komunis (PKI) bahwa kehadiran Tuhan (Pencipta) tetap teras pada dirinya (Karman)". Pembacaan Hermeneutic

    Pembacaan teks ini merupakan kelanjutan dari

    pemaknaan tentang keyakinan pada paragraf sebelumnya.

    Keyakinan yang dimaksud adalah keyakinan tentang sifat

    wujud yang dimiliki oleh Allah atau dalam bahasa novel

    Kubah digunakan dengan istilah Tuhan.

    Setting yang nampak dalam dialog tersebut adalah

    latar belakang Karman yang sebelumnya tidak percaya

    akan adanya Tuhan atau Allah. Karman mencoba

    menghilangkan kepercayaan itu di organisasi atau partai

    yang notabenenya adalah partai komunis. Berangkat dari

    partai inilah Karman kehilangan "pegangan" yaitu tentang

    keimanan kepada Allah yang sebenarnya hal tersebut

    bertolak belakang dengan hati nurani Karman.

    Dalam surat al-Baqarah ayat 108 sikap Karman

    tersebut termasuk orang yang sesat.

    ) :108(

  • 69

    "Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu? Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus".(Q.S Al-Baqarah : 108)

    2. Pasrah/ Tawakkal

    "Mantep ing panarima" atau dalam Islam disebut

    dengan pasrah atau tawakkal, artinya mantapkan hatimu

    dalam pasrah dari padanya. Ini merupakan kelanjutan dari

    penjelasan sebelumnya yaitu kepercayaan atau keimanan

    tentang adanya Allah dan semuanya akan kembali kepada

    Allah. Segala sesuatu harus pasrah kepada ketentuan Allah

    dengan sepenuh hati.

    Sebagaimana dalam teks disebutkan :

    Namun apabila kamu percaya dan berserah diri kepada Tuhan, maka jalan keluar selalu tersedia" (hlm 27)

    Pembacaan Heuristik

    Namun apabila kamu (Karman) percaya dan berserah diri (pasrah) kepada Tuhan (Allah), maka jalan keluar selalu tersedia"

    Pembacaan Hermeneutic

    Dari penjelasan tersebut ada beberapa hal yang

    harus direnungkan diantaranya adalah pertama manusia

    dalam menjalani hidup di dunia akan selalu dihadapkan

    pada problematika yang rumit dan akan muncul setiap saat.

    Manusia tidak ada kekuasaan untuk menghindar dari

  • 70

    persoalan, karena hal tersebut merupakan ujian atau cobaan

    yang diberikan oleh Allah.

    Dalam surat al-Isra' ayat 60 disebutkan :

    "Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka" ((QS. Isra' : 60)

    Semua orang tidak akan menginginkan masalah

    yang akan menimpa dirinya. Siapapun orangnya tidak ada

    yang ingin mendapatkan masalah. Hal seperti ini tentu saja

    tidak ada kekuasaan dan kehendak bagi siapapun makhluk

    Allah kecuali Allah yang maha Esa dan Kuasa. Oleh karena

    itu segala persoalan yang ada kuncinya adalah sikap

    pribadi.

    Kedua : perbuatan yang dilakukan oleh mahluk

    yang didasari oleh kemauan dan keinginan pelaku. Dari

    kedua konsep tersebut tidak kemudian yang terjadi terhadap

    manusia sudah digariskan oleh Allah, atau manusia

    berkehendak karena sudah ditaqdirkan oleh Allah, termasuk

  • 71

    kematian. Namun kedua hal tersebut harus diimbangi

    dengan aqidah dan iman yang kuat.

    Yang kemudian pada teks selanjutnya disebutkan

    tentang kematian yang nanti akan dialami oleh setiap

    manusia.

    Dulu aku tiada kini aku meng ada Kelak akan lagi tiada Kembali ke rahmat ilahi (hlm. 152)

    Pembacaan Heuristik

    Dulu aku (manusia) tiada kini aku (manusia) meng ada Kelak akan lagi tiada (mati) Kembali ke rahmat ilahi (Allah) Pembacaan Hermeneutic

    Dalam teks tersebut mengandung pengertian bahwa

    manusia disuruh kembali kepada jalan Allah secara benar.

    Allah menghendaki untuk taat dan patuh pada jalan-Nya.

    Allah memberikan hak sepenuhnya kepada manusia untuk

    menentukan pilihan hidupnya, Allah sudah memberikan

    jalan dan cara untuk meraih kemenangan di dunia maupun

    di akhirat, atau dengan kata lain free of choice and free of

    will, karena setelah kehidupan dunia manusia akan

    melanjutkan proses atau tahapan setelah kehidupan yaitu

    kematian.

  • 72

    Kutipan tersebut merupakan sebuah sya'ir yang

    dinyanyikan oleh anak-anak ketika menunggu datangnya

    waktu shalat.ini adalah sebuah gambaran yang jelas tentang

    cerita Karman yang dulu pun melakukan hal yang sama,

    yaitu melantunkan pujian-pujian kepada Allah, meskipun

    pada akhirnya Karman harus pergi meninggalkan anak dan

    istri karena terlibat dalam Partai Komunis.

    Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah di

    muka bumi hanya satu tujuan yaitu beribadah kepada-Nya

    dengan segala konsekuensinya yang kemudian pada

    akhirnya manusia akan kembali kepada-Nya (mati).

    Dalam surat adz-Dzaariyaat ayat 60 disebutkan :

    "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku"(Q.S Adz-Dzaariyaat : 60).

    4.1.1.2 Beriman kepada Kitab-kitab Allah

    Percaya kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah

    merupakan salah satu rukun iman yang wajib diimani oleh

    setiap muslim. Tujuan Allah menurunkan kitab-kitab yaitu agar

    dijadikan pedoman hidup manusia untuk mencapai keselamatan

    di dunia dan di akhirat.

    Dalam teks disebutkan :

    "Mahu malah aku diajak singgah ke rumahnya. Beliau juga memuji bacaan Quranku. Dan Ibu tahu tentang kain kerudung yang berwarna biru, bukan ? (hlm. 45)

  • 73

    Pembacaan Heuristik "Mahu, malah aku (Tini) diajak singgah ke rumahnya. Beliau juga memuji bacaan Quranku. (Tini) Dan Ibu tahu tentang kain kerudung yang berwarna biru, bukan ? (hlm. 45) Pembacaan Heurmeneutik

    Dalam teks tersebut merupakan sebuah ilustrasi

    pentingnya pemahaman ajaran agama bagi seseorang.

    Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam, mengandung ajaran

    yang berkaitan dengan aspek kehidupan manusia. Oleh karena

    itu, kitab suci tersebut mutlak untuk dimiliki, dipahami dan

    diamalkan oleh umat Islam secara umum.

    Disamping itu, kitab suci al-Qur'an merupakan penawar

    dari segala penyakit, terutama jiwa. Al-Qur'an merupakan

    media komunikasi manusia dengan Tuhannya (Allah). Oleh

    karena itu peranan al-Qur'an dalam kejiwaan seseorang

    berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku.

    Sebagaimana ditegaskan dalam surat al-Fushilat

    ayat 44 :

    Artinya : "Dan jikalau Kami jadikan al-Qur'an itu suatu bacaan

    dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?". Apakah (patut al-Qur'an) dalam bahasa asing, sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi

  • 74

    orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang al-Qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh" (Q.S. al-Fushilat : 44).

    Muatan dakwah yang ditonjolkan dalam dialog tersebut

    adalah pentingnya al-Qur'an sebagai pedoman umat Islam,

    minimal mampu membaca teks al-Qur'an secara benar.

    4.1.2 Syari'ah

    Makna asal syariah jalan ke sumber (mata) air. Perkataan

    syariah dalam bahasa Arab berasal dari kata syari yang secara harfiah

    berarti jalan yang harus oleh setiap muslim. Menurut ajaran Islam

    syariah ditetapkan Allah menjadi patokan hidup setiap muslim

    (The Way of Life) (Ali, 2000 : 235).

    Dari pengertian diatas terdapat 2 hal yang disatukan yaitu

    (a) peraturan yang bersumber pada wahyu menunjuk pada syariah dan

    (b) kesimpulan-kesimpulan (manusia) yang berasal dari wahyu itu

    menunjuk pada fiqih.

    Syari'ah dalam Islam berhubungan erat dengan amal lahir (nyata)

    yang berfungsi sebagai peraturan guna mengatur hubungan antara

    manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antar sesama

    manusia. (Asmuni Syukir, 1983: 61) Hal ini dijelaskan dalam sabda

    Nabi saw Islam adalah bahwasannya engkau menyembah kepada

    Allah SWT dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan

  • 75

    sesuatupun, mengerjakan sembahyang, membayar zakat yang wajib,

    berpuasa pada bulan Ramadlan, dan menunaikan ibadah haji di

    Mekah (HR. Bukhori Muslim)

    Syari'ah dibagi menjadi dua bidang, yaitu ibadah dan muamalah.

    Ibadah adalah cara manusia berhubungan dengan Tuhan, sedangkan

    muamalah adalah ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan

    kehidupan sosial manusia. Seperti hukum warisan, berumah tangga,

    jual beli, kepemimpinan dan amal-amal lainnya. Dilihat dari segi

    bentuk dan sifatnya, ibadah dapat dibagi ke dalam lima kategori yaitu

    (1) ibadah dalam bentuk perkataan atau lisan, seperti berdzikir, berdoa

    dan membaca al-Quran (2) ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak

    ditentukan bentuknya, seperti membantu atau menolong orang lain,

    mengurus jenazah (3) ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah

    ditentukan wujudnya seperti shalat, puasa, zakat dan haji (4) ibadah

    yang cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri seperti puasa

    dan iktikaf (5) ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, misalnya

    memaafkan orang lain dan membebaskan orang yang berhutang dari

    kewajiban membayar (Daud Ali, 1998 : 245-246).

    4.2.1 Shalat

    Pesan mengenai ibadah shalat baik itu berupa shalat wajib

    maupun shalat sunnah sangat menonjol dalam novel ini. Bahkan

    sebagian pesan yang termasuk kategori syariah mengenai shalat.

  • 76

    Pesan tentang shalat ini letaknya tersebar dan mereka

    diselipkan oleh pengarang dari awal sampai akhir novel ini. Pada

    bagian awal novel dapat kita lihat dalam halaman 39 sebagai

    berikut.

    "Tini sudah selesai mandi kain batik dipinjungkan kemudian ia mengambil air sembahyang" (hlm 39)

    Pembacaan Heuristik

    "Tini (anak Karman) sudah selesai mandi kain batik dipinjungkan kemudian ia (Tini) mengambil air sembahyang (shalat)"

    Pembacaan Heurmeunetik

    Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang lima. Shalat

    mempunyai posisi penting dalam hal ubudiyah. Shalat

    merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam tanpa terkecuali,

    karena shalat merupakan tiang agama. Dari teks tersebut

    menggambarkan tentang pentingnya shalat bagi setiap umat

    Islam, tanpa memandang status dan latar belakang seseorang.

    Shalat merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap

    muslim baik laki-laki maupun perempuan.

    Sebagaimana dalam al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 110

    dijelaskan sebagai berikut;

    ) (:110(

  • 77

    Artinya: Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Baqarah: 110)

    4.2.2 Dzikir

    Dalam teks disebutkan :

    "Di kamar persalatan Marni berusaha mencari kesadaran tertinggi agar bisa berdekat dekat dengan Tuhan" (hlm. 50) Pembacaan Heuristik

    "Di kamar persalatan Marni (istri karman ) berusaha mencari kesadaran tertinggi (khusu') agar bisa berdekat dekat dengan Tuhan (Dzikir )"

    Pembacaan Heurmenetik

    Dzikir merupakan bagian dari aktualisasi keimanan

    seseorang yang diwujudkan dalam bentuk ubudiyah praktis.

    Dalam masalah ini dijelaskan dzikir sangat mempengaruhi

    keimanan dan sikap seseorang setiap hari dalam diri manusia

    secara universal hingga ke dalam organ-organ manusia secara

    psikis. Seperti yang dilakukan oleh Marni, bahwa kesadaran

    tertinggi dapat diartikan sebagai kekhusu'an dalam beribadah

    baik dalam shalat maupun dzikir, yang pad intinya kekhusukan

    itu merupakan wujud dari kedekatan manusia dengan Allah.

  • 78

    Dalam surat al-Ahzab ayat 35 disebutkan :

    Artinya : "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim,

    laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta`atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu`, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar". (Q.S. al-Ahzab : 35)

    Dari ayat di atas, memberikan paradigma baru bagi kaum

    muslimin dan umat manusia pada umumnya untuk selalu ingat

    kepada Allah SWT sebagai dzat yang wajib sembah.

    4.1.3 Akhlaq

    Perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaq yang secara

    etimologi antara lain berarti budi pengerti, perangai, tingkah

    laku/tabiat (Djatmika, 1987 : 25).

    Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah sikap yang melahirkan

    perbuatan dan tingkah laku manusia, ruang lingkupnya meliputi semua

    aktifitas manusia dalam segala bidang hidup dan kehidupan. Adapun

  • 79

    syarat akhlak yaitu dilakukan berulang-ulang dan timbul dengan

    sendirinya (Ali, 2000 : 248).

    Menurut penulis, dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari pada

    dasarnya dapat dipahami sebagai suatu keadaan jiwa (mental) yang

    merupakan induk bagi lahirnya segenap perbuatan manusia. akhlak

    adalah suatu ilmu yang objeknya adalah hukum-hukum tentang nilai

    yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan yang diberi sifat (predikat)

    baik atau buruk. Sebagai keadaan jiwa (mental), akhlak dapat

    didefinisikan sebagai suatu keadaan jiwa (mental) yang mendalam,

    yang darinya lahir perbuatan-perbuatan baik atau buruk, tanpa

    memerlukan pemikiran atau pertimbangan. Dalam novel ini terdapat

    begitu banyak nilai-nilai akhlak yang coba ditampilkan oleh

    pengarang. Nilai-nilai antara lain :

    4.1.3.1 Mengucapkan Salam

    Dalam teks disebutkan :

    "Di pintu Marni mengucapkan salam" (hlm. 174)

    Pembacaan Heuristik

    "Di pintu Marni (mantan istri Karman) mengucapkan salam"

    Pembacaan Heurmenetik

    Mengucapkan salam merupakan sesuatu yang mulia,

    salam dapat diartikan sebagai mendo'akan orang lain yang kita

    kunjungi, dan bahkan salam diharapkan dibudayakan dalam

    kehidupan setiap hari.

  • 80

    Salam mempunyai arti penting dalam pergaulan baik

    terhadap teman, keluarga maupun ssosial. Sperti halnya yang

    dilakukan oleh Marni.

    Dalam surat an-Nur ditegaskan :

    Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat" (Q.S an-Nur : 27)

    Marni berusaha mencari mantan suaminya yaitu

    Karman yang dulu terlibat dalam gerakan partai politik yang

    beraliran komunis, partai politik yang tidak mengakui adanya

    Tuhan. Yang kemudian Karman dipenjara dan diasingkan.

    Dalam teks tersebut paling tidak memberikan gambaran

    tentang pentingnya salam sebagai sebuah budaya yang islami,

    yang patut dan ditiru oleh setiap orang sebagaimana

    dipraktekkan oleh Rasulullah SAW ketika bertemu sahabat

    sahabatnya.

    4.1.3.2 Patuh Pada Orang Tua

    Cerminan akhlak terhadap orang tua tergambar secara

    denotative dalam dialog Tini dengan Ibunya Marni,

    sebagaimana dalam teks disebutkan :

  • 81

    "dan Bu seandainya ibu tahu keinginan ku bersama Rudio keinginan sejati dari anak-anak terhadap kedua orang tuanya" (hlm. 43)

    Pembacaan Heuristik

    "dan Bu (Marni) seandainya ibu tahu keinginan ku bersama Rudio keinginan sejati dari anak-anak terhadap kedua orang tuanya (berbakti)" Pembacaan Heurmeneuitk

    Dari potongan teks tersebut mengilustrasikan tentang

    keinginan seorang anak untuk membahagiakan orang tua,

    birrul walidain berbakti kepada orang tua. Dalam ajaran islam

    dikenal dengan birru walidain. Birru atau al birru artinya

    kebajikan. Al walidain artinya dua orang tua atau ibu bapak.

    Jadi, birrul walidain adalah berbuat kebajikan kepada kedua

    orang tua.

    Islam mengajarkan agar seorang anak berbakti kepada

    ibu bapaknya, seperti termaktub dalam al-Quran surat Luqman

    ayat 14 :

    ) :14(

    Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan makin lemah; dan menyapihnya dalam dua tahun; hendaklah engkau bersyukur kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu. Hanya kepada-Kulah tempat kembalimu. (QS Luqman: 14).

  • 82

    Banyak cara bagi seorang anak untuk dapat

    mewujudkan birrul walidain tersebut, antara lain sebagai

    berikut:

    a. Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai

    aspek kehidupan, baik masalah pendidikan, pekerjaan,

    jodoh maupun masalah lainnya asalkan tidak bertentangan

    dengan ajaran Islam.

    b. Menghormati dan memuliakan kedua orang tua dengan

    penuh rasa terima kasih dan kasih sayang atas jasa-jasanya

    yang tak mungkin bisa dinilai dengan apa pun.

    c. Membantu ibu bapak secara fisik dan materiil.

    d. Mendoakan ibu bapak semoga diberi oleh Allah SWT

    kemampuan, rahmat dan lain-lain

    4.1.3.3 Sabar

    Dalam teks disebutkan :

    "Otak Hasyim telah mengirim perintah ke otot tangan, tetapi batal saat terakhir saat ketika Hasyim teringat: berwasiatlah dalam kebenaran dan kesabaran" (hlm. 100) Pembacaan Heuristik

    "Otak (pikiran) Hasyim telah mengirim perintah ke otot tangan (marah), tetapi batal saat terakhir saat ketika Hasyim teringat: berwasiatlah dalam kebenaran dan kesabaran"

    Pembacaan Heurmeneutik

    Pengendalian diri atau pengaturan diri yaitu menangani

    emosi kita sedemikian sehingga berdampak positif terhadap

  • 83

    pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup

    menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran,

    mampu pulih kembali dari tekanan emosi. Emosi adalah satu

    kekuatan kalau kita mau mengendalikannya. Emosi bisa

    merusak kalau menguasai diri kita. Kemampuan

    mengendalikan emosi adalah kekuatan yang siap digali untuk

    mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Adapun kualitas

    yang lebih baik selalu dimulai dari diri kita sendiri bukan dari

    orang lain. Dengan kata lain upaya evolusi diri akan lebih

    efektif dalam memanfaatkan potensi emosional kita

    Sebagaimana yang dilakukan oleh Hasyim, ia berusaha

    sekuat tenaga agar emosi yang menguasai pikirannya dapat

    terkendali, sehingga tidak berakibat fatal baik terhadap dirinya

    maupun orang lain. Kemarahan Hasyim disebabkan oleh sikap

    Karman sebagai keponakan yang telah mengingkari adanya

    Allah dalam hatinya. Kemarahan Hasyim ditunjukkan dalam

    teks " laknat" ini adalah salah satu ekspresi sikap Hasyim yang

    tergambar dalam cerita. Hasyim berusaha menahan segala

    hawa nafsunya, yaitu amarah atau emosi.

    Emosi dalam bahasa sehari hari adalah marah, amarah

    yang tidak terkendali akan mengakibatkan penyesalan di

    kemudian hari. Oleh karena itu penekanan sifat sabar harus

    ditanamkan ke dalam jiwa, agar emosi yang ada dalam jiwa

    kita dapat tersalurkan secara positif.

  • 84

    4.2 Konteks Kubah Karya Ahmad Tohari

    Pengarang Ahmad Tohari, pantas disebut sebagai salah seorang

    pengarang Indonesia yang produktif dan berhasil mempertahankan stamina

    kepengarangannya selama lebih dari dua puluh tahun sejak kemunculannya

    pada tahun 1979 dengan cerpen-cerpen dan berbagai artikel populer di koran

    dan majalah umum.

    Keterkenalan Ahmad Tohari terbukti dari bayaknya telah orang

    terhadap karya-karyanya, baik berupa artikel, kritik, esai, skripsi, maupun

    tesis kesarjanaan sastra di dalam dan di luar negeri. Penerjemahan dan

    penerbitannya di luar negeri merupakan isyarat bahwa karya-karyanya

    memiliki nilai lebih yang pantas dikaji, baik secara populer maupun

    akademis.

    Novel Kubah memiliki nilai lebih karena berhasil mengungkapkan

    sebuah fenomena sosial yang khas dalam konteks sistem politik di Indonesia

    pada akhir dekade 1960-an. Dalam novel ini Ahmad Tohari dan visi

    kepengarangan yang jelas dan kukuh, yaitu ikut mencerahkan dan

    mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terjebak dan hanyut ke dalam

    arus kesewenang-wenangan pada saat berkuasa, baik di tingkat rendah

    maupun di tingkat atas. Kesewenang-wenangan apapun pasti menimbulkan

    korban yang tidak lain adalah saudara-saudara sebangsa dan yang

    seharusnya hidup bersama dalam kebahagiaan lahir batin.

    Secara garis besar, Novel Kubah menggambarkan tokoh yang tidak

    berdaya melawan arus kehidupan politik di sekitarnya sehingga terpaksa

  • 85

    menjadi korban sistem politik, khususnya kasus tragedy nasional September

    1965.

    Bentuk warna kehidupan sosial yang terkandung dalam novel ini yang

    memperlihatkan konsistensi kepengarangan Ahmad Tohari untuk bersimpati

    terhadap kehidupan orang-orang kecil yang bodoh, miskin, tersisih, dan

    bernasib malang. Dalam pandangan batin pengarang, orang-orang yang

    bernasib malang itu justru merupakan alamat yang tepat untuk membaca

    hakikat makna kehidupan yang merupakan kehendak Tuhan untuk seluruh

    umat manusia sepanjang zaman.

    Karya Ahmad Tohari ini tidak hanya mengandung warna sosial yang

    relevan dengan massanya, tetapi juga mengandung religiositas yang pantas

    direnungkan maknanya. Aspek religiositas itu dapat dipahami dalam

    hubungannya dengan latar pendidikan dan pengalamannya yang selama ini

    memang senantiasa berdekatan dengan kehidupan desa dan pesantren.

    Alam pedesaan dan kehidupan wong cilik boleh dikatakan sebagai ciri

    utama dalam novel Kubah. Alam pedesaan itu tampak pada deskripsi latar

    alam dan latar sosial yang terbilang rinci dan kadang-kadang

    berkepanjangan. Kecenderungan deskripsi itu tidak mustahil mengganggu

    kenikmatan pembaca yang telah memiliki pengalaman dan penghayatan

    pedesaan, tetapi mungkin juga relevan sebagai penyegar kenangan atau

    nostalgia, atau justru lebih relevan sebagai sumber pengetahuan pembaca

    sastra Indonesia yang kebanyakan berada di kota-kota.

  • 86

    4.3 Kontekstualisasi Kubah Karya Ahmad Tohari

    Bila kita menelaah novel Kubah, akan terlihat bahwa novel ini

    mengisahkan penderitaan lahir batin tokoh Karman karena kesadarannya

    sendiri untuk berpihak kepada PKI. Pada akhir cerita digambarkan harapan

    yang menyenangkan bagi Karman, ia merasa senang karena diterima

    kembali oleh lingkungan (masyarakat Pegaten) yang dahulu dibencinya,

    bahkan dipercaya untuk membuat Kubah yang megah di masjid desanya.

    Sambutan masyarakat Pegaten harus dipahami sebagai simpati dan

    pemaafan terhadap seorang kerabat yang sudah menderita karena

    kesalahannya, bukan sambutan terhadap ideologinya. Hal ini sebaiknya

    dipahami sebagai pencerahan bagi siapapun yang pernah menyanjung

    Komunis, atau mungkin justru baru mengenalnya, atau merasa sebagai anak

    cucu orang-orang PKI. Yang dimaksud dengan pencerahan disini adalah

    kesadaran banyak pihak terhadap realitas yang menggambarkan sebuah

    ideologi yang melawan kodrat kehidupan sosial atau tidak sejalan dengan

    realitas sosial, yang terbukti dengan sulitnya mendapat hak hidup secara

    wajar.

    Apabila pencerahan itu dapat disepakati, novel Kubah telah

    mengajarkan untuk bersikap kritis terhadap kemungkinan munculnya

    kembali benih-benih Komunisme di bumi Indonesia, bahkan juga bersikap

    kritis terhadap ideologi apapun yang bertentangan dengan kodrat kehidupan

    masyarakat yang religius. Pelajaran lain dari novel ini adalah pemahaman

  • 87

    dan pemaafan masyarakat terhadap pribadi yang telah menyadari kesalahan

    atau ketersesatannya untuk mendapatkan kembali harkat kemanusiaannya.

    Tentu saja persoalan itu tidaklah sederhana, karena bukan hanya

    masyarakat yang berperan aktif, namun pribadi yang bersangkutan juga

    harus dapat membuktikan kesadarannya sebagaimana yang dikehendaki

    masyarakat. Hal itu dipesankan dalam novel Kubah yang diakhiri dengan

    episode sangat pendek tentang keberhasilan tokoh Karman membuat sebuah

    kubah yang megah untuk masjid di desanya. Karman memberanikan diri

    meminta bagian untuk ikut serta membangun masjid yang sudah rapuh

    dengan menyanggupi membuat kubah yang baru.

    Tokoh Karman dalam novel Kubah harus dilihat sebagai tokoh rekaan,

    tetapi sangat mungkin diambil Ahmad Tohari berdasarkan realitas sosial di

    sekitarnya. Sementara itu, dapat dibayangkan betapa banyak pribadi seperti

    tokoh Karman yang telah dibebaskan dari pulau Buru. Mereka sekarang

    berada hampir di seluruh kota dan desa di Indonesia. Kalau novel Kubah

    dapat dipakai sebagai salah satu model pemahaman masyarakat terhadap

    keberadaan para bekas tahanan politik, dapat diharapkan terwujudnya

    sebuah potret indah kemanusiaan di bumi Indonesia.

    4.4 Analisis Gaya Bahasa dan Format Penyampaian Pesan Dakwah

    Gaya bahasa yang digunakan Ahmad Tohari dalam novel Kubah ini,

    gaya bahasa personifikasi mendominasi dalam teknik penceritaannya yang

    telah dipilih sebagai cara yang tepat untuk mendekati dan menegur alam.

    Dengan kata lain, gaya bahasa personifikasi itu merupakan salah satu

  • 88

    caranya bertasbih kepada Tuhan. Dari gaya bahasa personifikasi ini dapat

    dikatakan bahwa Ahmad Tohari dengan media sastra merupakan pilihan lain

    untuk berdakwah atau mencerahkan batin manusia agar senantiasa mau

    membaca ayat-ayat Tuhan. Dengan sastra tersebut diharapkan dapat

    mengembangkan masyarakat yang beradab, yaitu masyarakat yang tidak

    suka berbohong, tidak suka menipu, atau yang tidak suka menakut-nakuti

    mereka yang lemah. Dengan kata lain, karya sastra berperan sebagai

    pencerah kondisi agama yang sedang krisis, sastra dibuat untuk melakukan

    berbagai pengingatan, juga sebagai cara lain untuk berdialog dengan Tuhan.

    Mengenai format dari penyampaian pesan dakwah dalam novel Kubah

    karya Ahmad Tohari memang ada berbagai bentuk. Ada pesan yang

    menggunakan format deskriptif, misalkan saja pesan dakwah kategori

    Aqidah. Pesan jenis ini menjelaskan dan memberikan gambaran tentang apa

    dan bagaimana sebenarnya Allah. Contoh format jenis ini terdapat dalam

    dialog berikut:

    "Yah dengarlah apa yang kumaksud dengan syarat itu. Untuk mendasari upaya penyembuhan jiwamu kau harus memulai dari kepercayaan, Ya kepercayaan" (hlm. 25)

    Dialog di atas memberikan gambaran kepada pembaca mengenai

    bagaimana keyakinan merupakan kunci dari segala aktifitas yang berkaitan

    dengan hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah).

    Format preskiptif adalah format yang paling dominan dalam

    penyampaian pesan dakwah novel ini. Sebagaimana sudah dituliskan pada

    bab III dalam sub-bab amanat bahwa tema dari novel Kubah ini adalah

  • 89

    mengajarkan untuk bersikap kritis terhadap kemungkinan munculnya

    kembali benih-benih Komunisme di bumi Indonesia, bahkan juga bersikap

    kritis terhadap ideologi apapun yang bertentangan dengan kodrat kehidupan

    masyarakat yang religius. Dari tema tersebut maka format preskiptif yang

    merupakan format yang sifatnya menjawab pertanyaan apa yang harus

    dilakukan akan sangat tepat digunakan sebagai format dari penyampaian

    pesan dakwah dalam novel ini.

    Format ini terlihat dalam dialog yang mengandung pesan kategori

    akidah sebagai berikut :

    "Ia ingin mengaku dengan tulus meskipun ia lama menjadi anggota Partai Komunis bahwa kehadiran Tuhan tetap terasa pada dirinya" (hlm. 26) Dari dialog tersebut terlihat latar belakang Karman yang sebelumnya

    tidak percaya akan adanya Tuhan. Karman mencoba menghilangkan

    kepercayaan itu di organisasi atau partai yang notabenenya adalah Partai

    Komunis. Berangkat dari partai inilah Karman kehilangan "pegangan" yaitu

    tentang keimanan kepada Allah yang sebenarnya hal tersebut bertolak

    belakang dengan hati nurani Karman.

    Bila ditinjau dari bentuk komunikasi novel Kubah termasuk dalam

    bentuk komunikasi massa dimana pesan komunikasi yang ditampilkan

    Ahmad Tohari menggunakan buku (novel) (Amir, 1999 : 25).

    Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. ia menentukan teknik

    yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasif atau teknik

    instruksi. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan (the content of the

  • 90

    massage) dan lambang (symbol). Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi

    lambang yang dipergunakan bisa bermacam-macam, lambang yang bisa

    dipergunakan untuk menyampaikan isi komunikasi ialah bahasa, gambar,

    warna, kial (gesture) dan sebagainya. Lambang yang paling banyak

    dipergunakan dalam komunikasi ialah bahasa karena hanya bahasa yang

    dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang

    konkret dan yang abstrak, pengalaman yang sudah lalu dan kegiatan yang

    akan datang, dan sebagainya.

    Dalam berkomunikasi bahasa memegang peranan penting. Banyak

    kesalahan informasi dan kesalahan interpretasi disebabkan oleh bahasa.

    Bahasa sendiri terdiri dari kata atau kalimat yang mengandung pengertian

    denotative dan pengertian konotatif. Pengertian denotative disini ialah

    perkataan yang maknanya sebagaimana dirumuskan dalam kamus yang

    diterima secara umum oleh kebanyakan orang. Sedangkan konotatif

    mengandung pengertian maknanya dipengaruhi emosi atau evaluasi

    disebabkan oleh latar belakang dan pengalaman seseorang. Dalam

    melancarkan komunikasi, kita harus berupaya menghindarkan pengucapan

    kata-kata yang mengandung pengertian konotatif (Effendy, 1998 : 34).

    Jika melihat tulisan-tulisan Ahmad Tohari dalam novel Kubah dapat

    diketahui bahwa ia menggunakan bahasa yang denotatif. Dari sini dapat

    disimpulkan dari segi efektifitas berkomunikasi bahwa tulisan dalam novel

    ini efektif, hal ini terlihat dari semua pesan dalam novel Kubah

    menggunakan bahasa yang tegas dan lugas, sehingga dapat dipahami secara

    jelas oleh para komunikannya (para pembacanya) karena segmen pasar dari

    novel ini adalah kalangan umum.


Top Related