Download - Hermeuneutika Personal
BAB IPENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANGDari sejak jaman dahulu kala manusia telah menciptakan berbagai macam benda
bisa itu tulisan, bangunan, buku, puisi, produk dan banyak lagi. Dan tentu pada setiap benda
tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda seperti buku fiktif dan non-fiktif itu sangatlah
berbeda walaupun ada juga beberapa yang memiliki fungsi hampir sama atau malah identik
sama. Tetapi pada semua benda tersebut pasti memiliki satu kesamaan yaitu pasti memiliki
pesan dari si pembuat yang ingin disampaikan kepada orang yang melihat, merasakan,
mendengarkan benda tersebut seperti sebuah lagu yang bila kita mendengarkan kita
terkadang bisa mengerti apa yang ingin disampaikan sang pembuat lagu tersebut,
bagaimana kesedihan seseorang yang gagal meraih mimpinya, kebahagiaan seorang anak
kecil yang bermain bersama teman-temannya dan masih banyak lagi yang bisa ditafsirkan
dan itu bukan hanya pada lagu bisa juga pada sebuah tulisan dalam buku, pada bangunan,
pada produk yang didesain oleh seseorang dan lain-lain.
Hermeneutika dalam arti sebenarnya adalah sebuah metode, seni dalam
menafsirkan, menjelaskan dan menterjemahkan teks atau bisa juga disebut interpretasi.
Pada perkembangannya hermeneutik tidak hanya menjelaskan teks tapi menjadi meluas
pada banyak bidang, arsitektur, psikologi, desain dan lain-lain. Dengan memahami
hermeneutika manusia akan mampu memahami pesan apa yang ingin disampaikan si
pembuat benda kepada semua orang dan dengan hermeneutika ini kita juga bisa lebih
mengerti lebih dalam tentang si pembuat benda tersebut.
Boncengan anak bukan merupakan sebuah gear yang wajib dipakai untuk semua
pengendara sepeda maupun sepeda motor, tapi lebih merupakan alat keselamatan
tambahan untuk menambah keamanan si pengguna yaitu anak sebagai yang dibonceng dan
pengendara sepeda motor sebagai pembonceng. Tetapi mulai meningkatnya tingkat
kecelakaan lalu lintas terutama sepeda motor membuat eksistensi produk ini semakin
dibutuhkan dan mulai bermunculan orang-orang yang menciptakan boncengan untuk anak.
Bentuk yang dibuatpun tidak ada yang benar-benar sama meskipun tetap memiliki fungsi
serupa. Dan seperti yang dikatakan diatas, walaupun benda tersebut memiliki fungsi dan
kegunaan yang sama tetap ada perbedaan tentang pesan yang diberikan oleh sang pembuat
benda tersebut.
Filsafat Desain 2012|1
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Pengertian Hermeneutika?
b. Pengertian dan fungsi dari boncengan anak?
c. Bagaimana penafsiran hermeneutika pada Dabon?
1.3 TUJUAN
a. Memahami hermeneutika dan sejarahnya
b. Mengetahui apa boncengan anak itu
c. Mengetahui apa saja yang bisa ditafsirkan dalam produk Dabon
BAB II
Filsafat Desain 2012|2
LANDASAN TEORI
2.1 DesainMenurut KBBI, pengertian desain adalah :
de·sain /désain/ n 1 kerangka bentuk; rancangan: -- mesin pertanian itu dibuat oleh mahasiswa fakultas teknik; 2 motif; pola; corak: -- batik Indonesia banyak ditiru di luar negeri;
-- bangunan 1 kerangka bentuk suatu bangunan (rumah, taman, dsb); 2 motif bangunan; pola bangunan; corak bangunan;
ber·de·sa·in v bermodel; berbentuk; bermotif;
men·de·sa·in v membuat desain; membuat rancangan pola dsb: perancang mode itu sedang ~ pakaian musim panas;
pen·de·sa·in n orang yg membuat rancangan; orang yg merancang model pakaian dsb; pembuat model; desainer; pembuat pola; pembuat model
2.2 HermeneutikaMenurut Oxford Dictionary, Hermeunetika adalah
Pronunciation: /ˌhəːmɪˈnjuːtɪk/
adjective
concerning interpretation, especially of the Bible or literary texts.
noun
a method or theory of interpretation.
2.2.1 Konsep Dasar Hermeneutika
Hermeneutika dalam arti yang sebenarnya adalah seni menafsirkan,
menjelaskan, dan menerjemahkan teks. Kunci untuk memahami ini
adalah interpretasi.
Hermeneutika berasal dari bahasa Yunani Ερμηνεύω hermēneuō:
menafsirkan) adalah aliran filsafat yang bisa didefinisikan sebagai teori
interpretasi dan penafsiran sebuah naskah melalui percobaan. Biasa
dipakai untuk menafsirkan Alkitab, terutama dalam studi kritik mengenai
Alkitab.
Filsafat Desain 2012|3
Dewa Hermes
Kata Yunani tersebut berhubungan dengan dewa Hermes, dewa dalam mitos orang
Yunani, yang bertugas menyampaikan berita dari para dewa kepada manusia. Dewa ini juga
dewa ilmiah, penemuan, kefasihan bicara, seni tulis dan kesenian.
Hermeneutika dapat diterapkan pada hampir semua konteks kehidupan :
• Tindakan & gerakan
• Ilmu pengetahuan
• Sastra
• Seni
• Peristiwa sejarah
Sebagai sebuah teori, hermeneutika menjelaskan refleksi kondisi dan norma pengertian
dan menyatakan mereka dalam bahasa.
Hermeneutika memiliki dua akar sejarah kuno:
Filsafat Yunani - Plato, misalnya, menggunakan konsep technehermeneutike, yang
berarti seni menafsirkan dan menjelaskan teks
Dan di sisi lain, penafsiran Alkitab dalam Yudaisme. Misalnya, penafsiran teks-teks Kitab
Suci pada jaman Pencerahan cenderung optimistik terhadap kebebasan manusia dan
memuat nilai-nilai moral yang juga bersifat optimistis. Dalam arti ini, hermeneutika adalah
cara ataupun metode sang penafsir untuk menemukan makna tersembunyi di dalam teks.
Tiga makna hermeneutis yang mendasar yaitu :
a). Mengungkapkan sesuatu yang tadinya masih dalam pikiran melalui kata-kata sebagai
medium penyampaian.
b). Menjelaskan secara rasional sesuatu sebelum masih samar- samar sehingga
maknanya dapat dimengerti
c). Menerjemahkan suatu bahasa yang asing ke dalam bahasa lain.
Tiga pengertian tersebut terangkum dalam pengertian ”menafsirkan” – interpreting,
understanding.
Dengan demikian hermeneutika merupakan proses mengubah sesuatu atau situasi
ketidaktahuan menjadi mengerti. Definisi lain, hermeneutika metode atau cara untuk
menafsirkan simbol berupa teks untuk dicari arti dan maknanya, metode ini
mensyaratkan adanya kemampuan untuk menafsirkan masa lampau yang tidak dialami,
kemudia di bawa ke masa depan.
Filsafat Desain 2012|4
Menurut Carl Braathen hermeneutika adalah ilmu yang merefleksikan bagaimana
satu kata atau satu peristiwa di masa dan kondisi yang lalu bisa dipahami dan menjadi
bermakna di masa sekarang sekaligus mengandung aturan – aturan metodologis untuk
diaplikasikan dalam penafsiran dan asumsi-asumsi metodologis dari aktivitas
pemahaman.
Semula hermeneutika berkembang di kalangan gereja dan dikenal sebagai gerakan
eksegegis (penafsiran teks-teks agama) dan kemudian berkembang menjadi filsafat
penafsiran.
Sebagai sebuah metode penafsiran, hermeneutika memperhatikan tiga hal sebagai
komponen pokok dalam kegiatan penafsiran yakni teks, konteks dan kontekstualisasi.
Dengan demikian setidaknya terdapat tiga pemahaman mengenai hermeneutika yakni :
1. Sebagai teknik praksis pemahaman atau penafsiran, dekat dengan eksegegis, yakni
kegiatan memberi pemahaman tentang sesuatu atau kegiatan untuk
mengungkapkan makna tentang sesuatu agar dapat dipahami.
2. Sebagai sebuah metode penafsiran, tentang the conditions of possibility sebuah
penafsiran. Hal – hal apa yang dibutuhkan atau langkah-langkah bagaimana harus
dilakukan untuk menghindari pemahaman yang keliru terhadap teks.
3. Sebagai penafsiran fisafat.
2.2.2 Cara Kerja Hermeneutika
Pada dasarnya semua objek itu netral, sebab objek adalah objek. Arti atau makna
diberikan kepada objek oleh subjek, sesuai dengan cara pandang subjek.
Untuk dapat membuat interpretasi, lebih dahulu harus memahami atau mengerti.
Mengerti dan interpretasi menimbulkan lingkaran hermeneutik. Mengerti secara
sungguh-sungguh hanya akan dapat berkembang bila didasarkan atas pengetahuan yang
benar.
Hukum Betti tentang interpretasi”Sensus non est inferendus sed efferendus” makna
bukan diambil dari kesimpulan tetapi harus diturunkan. Penafsir tidak boleh bersifat
pasif tetapi merekonstruksi makna. Alatnya adalah cakrawala intelektual penafsir.
Filsafat Desain 2012|5
Penagalam masa lalu, hidupnya saat ini, latar belakang kebudayaan dan sejarah yang
dimiliki.
2.2.3 Hermeneutika Dalam Pandangan Filosofi
1. Friedrich Ernst Daniel Schleiermarcher
Hermeneutika sebagai metode interpretasi dan menganggap semua teks dapat menjadi
objek kajian hermeneutika.
Hermeneutika adalah sebuah teori tentang penjabaran dan interpretasi teks
menangani konsep-konsep tradisional kitab suci dan dogma.
Makna bukan sekedar isyarat yang dibawa oleh bahasa, sebab bahasa dapat
mengungkapkan sebuah realitas dengan jelas, tetapi pada saat yang sama dapat
menyembunyikan rapat-rapat.
Schleiermacher menawarkan sebuah metode rekonstruksi historis, objektif dan
subjektif terhadap sebuah pernyataan, membahas dengan bahasa secara keseluruhan.
Tugas utama hermeneutika adalah memahami teks sebaik atau bahkan lebih baik
daripada pengarangnya sendiri dan memahami pengarang teks lebih baik daripada
memahami diri sendiri.
Model hermeneutika Schleiermacher meliputi dua hal :
1. Pemahaman teks melalui penguasaan terhadap aturan-aturan sintaksis bahasa
pengarang sehingga menggunakan pendekatan linguistic.
2. Penangkapan muatan emosional dan batiniah pengarang secara intuitif dengan
menempatkan diri penafsir ke dalam dunia batin pengarang.
Dengan demikian, terdapat makna autentik dari sebuah teks, sebua teks tidak mungkin
bertujuan (telos).
2. Wilhelm Dilthey
Hermeneutika pada dasarnya bersifat menyejarah, makna tidak pernah berhenti
pada satu masa, tetapi selalu berubah menurut modifikasi sejarah.
3. Martin Heidgger
Pemikiran filsafat Heidgger meliputi dua periode sebagai berikut :
Filsafat Desain 2012|6
1. Periode 1 meliputi hakikat tentang “ada” dan “waktu”. Manusia adalah satu-satunya
makhluk yang menanyakan tentang “ada”. Sebab, manusia pada hakikatnya”ada”
tetapi tidak begitu saja ada, melainkan senantiasa secara erat berkaitan dengan
“adanya” sendiri.
2. Periode 2 Menjelaskan pengertian”kehre” yang berarti “pembalikan”.
Ketidaktersembunyian ”ada” merupakan kejadian asli. Berpikir pada hakikatnya adalah
terikat pada arti. Oleh karena itu, manusia bukanlah pengauasa atas apa yang ”ada”
melainkan sebagai penjaga padanya.
Bahasa bukan sekedar alat untuk menyampaikan dan memperoleh informasi. Bahasa
pada hakikatnya adalah”bahasa hakikat” artinya berpikir adalah suatu jawaban, tanggapan
atau respons dan bukan manipulasi ide yang hakikatnya telah terkandung dalam proses
penuturan bahasa dan bukan hanya sebagai alat belaka. Dalam realitas, bahasa lebih
menentukan daripada fakta atau perbuatan. Bahasa adalah tempat tinggal ” sang ada”.
Bahasa merupakan ruang bagi pengalaman yang bermakna. Pengalaman yang telah
diungkapkan adalah pengalaman yang telah mengkristal, sehingga menjadi semacam
substansi dan pengaaman menjadi tak bermakna jika tidak menemukan rumahnya dalam
bahasa. Sebaliknya, tanpa pengalaman nyata, bahasa adalah ibarat ruang kosong tanpa
kehidupan.
Pemahaman teks terletak pada kegiatan mendengarkan lewat bahasa manusia
perihal apa yang dikatakan dalam ungkapan bahasa. Bahasa adalah suatu proses, suatu
dinamika, atau suatu gerakan.
4. Hans-Georg Gadamer
Konsep Gadamer yang menonjol dalam hermeneutika adalah menekankan apa yang
dimaksud ”mengerti”. Lingkaran hermeneutika – hermeneutic circle , bagian teks disa
dipahami lewat keseluruhan teks hanya bisa dipahami lewat bagian- bagiannya. Setiap
pemahaman merupakan sesuatu yang bersifat historis, dialetik dan peristiwa kabahasaan.
Hermeneutika adalah ontologi dan fenomologi pemahaman.
5. Jurgen Habermas
Hermeneutika bertujuan untuk memahami proses pemahaman – understanding the
process of understanding. Pemahaman adalah suatu kegiatan pengalaman dan pnegertian
Filsafat Desain 2012|7
teoritis berpadu menjadi satu. Tidak mungkin dapat memahami sepenuhnya makna suatu
fakta, sebab selalu ada juga fakta yang tidak dapat diinterpretasikan.
Bahasa sebagai unsur fundamental dalam hermeneutika. Sebab, analisis suatu fakta
dilakukan melalui hubungan simbol-simbol dan simbol-simbol tersebut sebagai simbol dari
fakta.
6. Paul Ricoeur
Teks adalah otonom atau berdiri sendiri dan tidak bergantung pada maksud
pengarang. Otonomi teks ada tiga macam sebagai berikut :
a). Intensi atau maksud pengarang.
b). Situasi kultural dan kondisi sosial pengadaan teks.
c). Untuk siapa teks dimaksud.
Tugas hermeneutika mengarahkan perhatiannya kepada makna objektif dari teks itu
sendiri, terlepas dari maksud subjektif pengarang ataupub orang lain. Interpretasi dianggap
telah berhasil mencapai tujuannya jika ”dunia teks” dan ” dunia interpreter” telah berbaur
menjadi satu.
7. Jacques Derrida
Dalam filsafat bahasa – dalam kaitan dengan hermeneutika, membedakan antara
”tanda” dan ”simbol”. Setiap tanda bersifat arbitrer. Bahasa menurut kodratnya adalah
”tulis”Objek timbul dalam jaringan tanda, dan jaringan atau rajutan tanda ini disebut ”teks”.
Segala sesuatu yang ada selalui ditandai dengan tekstualitas. Tidak ada makna yang
melebihi teks. Makna senantiasa tertenun dalam teks.
2.2.4 Kaidah Hermeneutika
a). Dibutuhkan keterlibatan atau partisipasi
b). Setiap usaha penafsiran, tidak bisa dihindari adanya akibat ikutan dari partisipasi dan
latar belakang penafsir.r
c). Upaya penafsiran harus dilihat sebagai proses pendekatan – approximation kepada
makna sejati.
Filsafat Desain 2012|8
d). Walaupun ada wilayah perbedaan karena partisipasi dan latar belakang penafsir,
niscaya ada pula wilayah yang mempertemukan atar penafsir, pamahaman bersama –
shared understanding, mutual understanding yang melahirkan cross cutting affiiation.
2.2.5 Varian Hermeneutika
Hermeuntika Romantis (Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher (bapak hermeneutik))
a) Makna hermeuneutika berubah dari sekedar kajian teleologis – teks bible
menjadi metode memahami dalam pengertian filsafat.
b) Bagaimana pemahaman manusia dan bagaimana ia terjadi.
c) Dua teori pemahaman pertama pemahaman ketatabahasaan – grammatical
understanding, terhadap semua ekspresi, kedua pemahaman psikologis
terhadap pengarang – dikembangkan menjadi intuitive understanding yang
operasionalisasi merupakan rekonstruksi – merekonstruksi pikiran
pengarang.
d) Tujuan pemahaman lebih merupakan makna yang muncul dalam pandangan
pengarang yang telah direkonstruksi.
e) Tidak hanya melibatkan pemahaman konteks kesejarahan dan budaya
pengarang tetapi juga pemahaman terhadap subjektivitas pengarang.
f) Ada lima unsur dalam pemahaman penafsir, teks, maksud pengarang,
konteks historis dan konteks kultural.Hasil interpretasi akan lebih baik jika
penafsir mengatahui latar belakang sejarah pengarang teks.
Bagan Hermeneutika Romantisme
Konteksi Historis
Penafsir Teks Maksud Pengarang
Konteks Kultural
Hermeneutika Metodis (Willhelm Dilthey)
a). Manusia sebagai makhluk eksestensial.
Filsafat Desain 2012|9
b). Manusia adalah makhluk yang memahami dan menafsirkan dalam setiap aspek
kehidupan.
c). Makna teks harus ditelusuri dari subjektif pengarangnya.
d). Merupakan metode pemahaman – interpretative method.
e). Hermeneutika adalah teknik memahami ekspresi tentang kehidupan yang tersusun
dalam bentuk tulisan.
f). Hermeneutika historis.
Hermeneutika Fenomenologis (Edmund Husserl)
a). Pengetahuan dunia objektif bersifat tidak pasti.
b). Proses pemikiran harus kembali pada data, bukan pada pemikiran, yakni pada halnya
sendiri harus menanmpakan diri.
c). Pengetahuan sejati adalah kehadiran data dalam kesadaran budi, bukan rekayasa
pikiran untuk membentuk teori.
d). Membebaskan diri dari prasangka, yakni membiarkan teks berbicara sendiri.
e). Teks merefleksikan kerangka mentalnya sendiri dan penafsir harus netral dan
menjauhkan diri dari unsur-unsur subjektifnya atas objek.
f). Menafsirkan teks berarti secara metodologis mengisolasi teks dari semua hal yang
tak ada hubungannya – termasuk bias –bias subjek penafsir dan membiarkannnya
mengkomunikasikan maknanya sendiri pada subjek.
g). Ada tiga langkah yang harus dilakukan :
1. Reduksi fenomenologis, dengan menempatkan dunia dalam tanda
kurung.
2. Reduksi eiditik yang dikerjakan dengan memusatkan perhatian dan
pengamatan pada esensi sesuatu yang coba dipahami.
3. Rekonstruksi dengan menghubungkan hasil reduksi fenomenologis
dengan hasil reduksi eidetik.
Hermeneutika Dialektis (Martin Heidegger)
a). Prasangka historis atas objek merupakan sumber pemahaman, karena prasangka
adalah bagian dari eksistensi yang harus dipahami.
b). Pemahaman adalah sesuatu yang muncul dan sudah ada mendahului kognisi.
c). Keragaman makna dan dinamika eksistensial.
d). Memahami teks yang sama secara baru dengan makna baru.
Filsafat Desain 2012|10
Hermeneutika Dialogis (Hans-Georg Gadamer)
a). Pemahaman dimulai dengan pra-penilaian – pre-judgement.
b). Pemahaman yang benar adaah pemahaman yang mengarah pada tingkat ontologis.
c). Kebenaran dapat dicapai melalui dialektika dengan mengajukan beberapa
pertanyaan.
d). Bahasa menjadi medium penting bagi terjadinya dialog.
e). Pembangkitan kembali makna teks.
f). Proses pemahaman adalah proses peleburan horizon-horizon.
Hermeneutika Kritis (Jurgen Habermas)
a).Merupakan teori kritis, menemukan kesalahan dan kekurangan pada kondisi yang
ada.
b).Mempertautkan antara beragam domain realitas, antara partikular dan universal,
antara kulit dan isi dan antara teori dan praktek.
c). Pemahaman didahului kepentingan, kepentingan sosial dan kepentingan kekuasaan.
d). Merupakan refleksi kritis penafsir.
e). Penafsir mengambil jarak atau melangkah keluar dari tradisi dan prasangka.
f). Setiap penafsiran dipastikan ada bias-bias dan unsur-unsur kepentingan politik,
ekonomi, sosial termasuk bias strata kelas, suku dan gender.
Hermeneutika Integrasi Dialektis (Paul Ricoeur)
a). Integrasi daliketis antara penjelasan – explanatory dan pemahaman – understanding.
b). Merupakan perbedaan fundamental antara paradigma interpretasi teks tertulis dan
wacana – discourse dan percakapan – dialogue.
c). Berbagai interpretasi yang dapat diterima menjadi mungkin.
Hermeneutika Dekonstruksionis (Jacques Derrida)
a). Bahasa merupakan sistem yang tidak stabil.
b). Makna tulisan – teks, selalu mengami perubahan, tergantung pada konteks
pembacanya.
c). Menolak makna esensial yang tunggal dan utuh.
d). Lebih menekankan pencarian makna eksistensial.
Perkembangan hermenetika dapat disimpulkan sebagai berikut :
Filsafat Desain 2012|11
1. Scheleiermacher, mengubah makna hermenetika dari sekedar kajian teks keagamaan –
bible menjadi kajian pemikiran filsafat.
2. Wilhelm Dilthey, makna herneneutika menjadi kajian sejarah.
3. Edmund Husserl, pengetahuan dunia objektif bersifat tak pasti, karena pengetahuan
sesungguhnya diperoleh dari apparatus sensor yang tak sempurna.
4. Martin Heidegger, Hermeneutika sebagai kajian ontologis.
5. Hans –Georg Gadamer, Menekankan dialektika – dialogis.
6. Jurgen Habermas, Menggeser makan hermeneutika kepada pemahaman yang diwarnai
oeh kepentingan.
7. Paul Ricoeur, Aspek pandangan hidup interpreter sebagai faktor utama.
8. Jacques Derrida, Tidak ada makna yang tunggal dan utuh.
2.2.6 Interpretasi
Interpretasi adaah proses memperantarai dan menyampaikan pesan yang secara
eksplisit dan implisit termuat dalam realitas. Interpretator ádalah jurubahasa,
penerjemah pesan realitas, pesan yang tidak segera jelas, tidak segera dapat
diartikulasikan, yang sering diliputi misteri, yang dapat diungkap hanya sekelumit demi
sekelumit, tahap demi tahap.
Proses memperantarai dan menyampaikan pesan agar dapat dipahami mencakup
tiga arti yang terungkap di dalam tiga kata Kerja yang saling berkaitan satu dengan yang
lain :
1. Mengkatakan,
2. Menerangkan
3. Menerjemahkan (dalam arti membawa dari tepi satu ke tepi yang lain.
2.2.7 Sense and Reference
Konsep dari acuan yang digunakan di sini hampir sama dengan konsep semantic yang
digunakan dalam semiotic. Akan tetapi, penting untuk membedakan acuan dari konsep
sense (atau pengertiannya). Keller (1986) menggunakan contoh bahasa untuk menjelaskan
perbedaanya : Salah satu mengetahui acuan kata atau salah satunya tidak tahu, yang
kapanpun memahami bagaimana ekspresi yang digunakan (sesuai dengan persetujuan atau
peraturan). “Memahami sense” maksudnya memahami tujuan yang serupa untuk bisa
Filsafat Desain 2012|12
mengklasifikasikan langkah seperti strategi pada permainan catur. Contoh ini jelas tidak
sampai pada interpretasi, dalam hal ini melalui pengenalan aturan-aturan -- sense (langkah
catur) dapat menyimpulkan dari acuan (bidak catur).
2.2.8 Dalam Penerapan Hermeneutika
Teori-teori dalam sebuah naskah maupun teks dapat diterjemahkan dengam
hermeneutika. Penerapan hermeneutika dapat dilakukan sesuai dengan proses yang ada.
Yaitu dengan persepsi, interpretasi, serta pemahaman arti dari teori tersebut.
Namun pada beberapa tingkat pemahaman yang lebih dalam dan jelas. Kita bisa
menambahakan aplikasi. Seperti yang telah dijelaskan dalam tradisi dari kedelapan belas,
proses hermeneutik sudah diatur sebagai berikut:
- Subtilitas intelligendi (pemahaman),
- Subtilitas explicandi (eksposisi),
- Subtilitas applicandi (aplikasi).
Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas dan mendalam, ketiga elemen tersebut
harus ada dalam proses hermeneutika.
Filsafat Desain 2012|13
BAB IIIPEMBAHASAN
3.1 Boncengan Anak
3.1.1 Pengertian
Sebuah benda atau alat yang berguna sebagai pengaman untuk anak-anak pada saat
dibonceng di sebuah kendaraan. Biasanya boncengan ini dibuat untuk sepeda motor dan
sepeda. Dan memiliki banyak bentuk ada yang berbentuk kursi atau berbentuk seperti
boncengan atau hanya sebuah jaringan tali.
Dengan bentuk yang berbeda juga memiliki konsep yang berbeda-beda.
3.1.2 Fungsi
Secara umum boncengan anak ini memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Membonceng anak agar aman dan nyaman
2. Melindungi anak dari terjatuh karena banyak bergerak atau tertidur
3. Menambah konsentrasi pengendara karena anak telah dilindungi oleh boncengan
3.1.3 Produk Eksis
Dan dibawah ini adalah beberapa produk boncengan anak untuk sepeda motor yang
beredar dipasaran Indonesia:
A. Helmiat Bonceng Bocah (HBB)
Filsafat Desain 2012|14
Boncengan anak untuk sepeda motor, berbentuk kursi dilengkapi dengan seatbelt
yang dipasang semi-permanen menggunakan mur & baut pada bagian belakang motor.
Sehingga anak tidak akan jatuh apabila tertidur dan tetap merasa nyaman dengan bantalan
yang dipasang dibagian punggung boncengan. Dibuat oleh
pasutri Helmi-Iat dan menjadi nama produk itu sendiri. Dengan
desain form follow function sehingga bentuk menjadi sederhana.
Hanya saja saat pemasangan pertama kali itu sulit bila harus
dikerjakan sendiri karena harus dilakukan fitting letak HBB ini
dengan cara mengebor bagian belakang motor/behel motor
untuk menentukan letak mur & bautnya.
Dengan menggunakan besi profil O, memberikan kesan kokoh pada produk ini,
ditambah bantalan yang empuk dan berwarna cerah membuat pemakai atau si anak tidak
akan menolak untuk memakai boncengan ini. kuncian semi-permanen menggunakan mur &
baut serta seatbelt yang disediakan juga menambah nilai keamanan.
B. Hammada Belt
Boncengan anak dengan yang lebih sederhana
dibandingkan Helmiat, hanya terdiri dari belt-belt yang
dirangkai menjadi pengikat anak ke pemboncengnya
sehingga anak akan aman meskipun tertidur di tengah
perjalanan, dan tidak akan jatuh walaupun si anak tidak
berpegangan pada si pembonceng.
Dengan tali-tali yang dirangkai ditambah
ukuran tali yang cukup lebar menciptakan sebuah
kesan yang kuat dan kokoh. Dan lebih sederhana
dibandingkan Helmiat yang harus melakukan fitting
Hammada belt setelah membeli dapat langsung
dipakai dengan cara pakai yang
cukup mudah pula.
3.1.4 DABON
Filsafat Desain 2012|15
Produk boncengan untuk anak dengan nama yang merupakan perpaduan dari 2 kata,
yaitu Da dan bon, Da merupakan pun (kata-kata plesetan) dari The serta bon dari kata
“boncengan” diambilnya nama ini juga agar mudah diingat karena unik dan mengandung
campuran huruf konsonan dan vokal yang mudah diucapkan oleh lidah orang Indonesia.
Desain dibuat untuk tugas perancangan produk 3 dan memiliki konsep sebagai berikut:
1. Untuk anak berusia 6-11 tahun
2. Semua jenis kelamin/gender
3. Untuk jenis kendaraan sepeda motor dan sepeda
4. Menggunakan bahan kain
Penafsiran yang dapat diambil dari konsep diatas:
1. Boncengan untuk anak, dibutuhkan dimensi yang kecil untuk penyesuaian dengan
tubuh anak-anak yang kecil
2. Semua gender, harus dipilih warna dan bentuk yang universal dan diterima oleh anak
laki-laki maupun perempuan
3. Untuk sepeda motor dan sepeda, berarti untuk bentuk boncengan seperti kursi
menjadi sulit karena bentuk sepeda motor dan sepeda itu berbeda jadi dipilihlah
bentuk belt
4. Bahan kain, merupakan benda yang ekonomis dan mudah untuk diolah sehingga biaya
produksi menjadi berkurang, karena mayoritas pembonceng anak juga merupakan
orang dengan tingkat ekonomi menengah sampai menengah kebawah.
Dan dalam pembuatan setiap produk dibutuhkan sebuah proses yang biasa disebut proses desain, dimulai ketika telah menemukan masalah.
Filsafat Desain 2012|16
Mind Mapping Pemilihan Konsep
Mencari data existing sebagai refrensi
Pembuatan sketsa awal berdasarkan konsep
(brainstorming sketsa ide)
Pembuatan alternatif
Pemilihan Sketsa awal
Penyempurnaan desain terpilih (pembuatan detailing, pemilihan
Setelah melewati proses desain diatas didapatlah prototype Dabon dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Memakai bentuk seperti tas ransel biasa, dikarenakan bentuk yang paling mungkin untuk melindungi punggung pengguna adalah bentuk seperti tas ransel.
2. Pada bagian punggung terdiri dari 3 lapisan yaitu:a. lapisan paling luar yang berguna untuk melindungi dari gesekan bila terjatuh
menggunakan kain kanvas karena kekuatan dan daya tahan untuk menahan gesekan serta tidak berat,
b. lapisan tengah yang berisi busa untuk meningkatkan kenyamanan dan, c. lapisan dalam dan lapisan dalam untuk menutupi busa dengan kain yang
lembut dan nyaman di pengguna menggunakan kain kaos karena nyaman ketika dipakai dan berwarna abu-abu untuk karena merupakan warna yang calm ,
3. Pada bagian tali digunakan campuran tali kain yang biasa ada di tas ransel dengan tali karet agar hampir semua ukuran anak-anak dari kurus hingga gemuk dapat menggunakan Dabon ini.
4. Digunakan buckle atau gesper sebagai sambungan agar mudah saat dipakai dan dilepas.
5. Dan diberikan hiasan lingkaran kuning cerah di bagian luar untuk memberikan keceriaan khas anak-anak.
6. Membuat bentuk pelindung punggung dengan geometri-geometri sederhana yang mudah dipahami dan ditangkap oleh anak-anak.
Filsafat Desain 2012|17
Pembuatan alternatif Penyempurnaan desain terpilih (pembuatan detailing, pemilihan
Proses desain
Filsafat Desain 2012|18
BAB IVKESIMPULAN
Boncengan anak bukan merupakan sebuah gear yang wajib dipakai untuk semua pengendara sepeda maupun sepeda motor, tapi lebih merupakan alat keselamatan tambahan untuk menambah keamanan si pengguna yaitu anak sebagai yang dibonceng dan pengendara sepeda motor sebagai pembonceng. Tetapi mulai meningkatnya tingkat kecelakaan lalu lintas terutama sepeda motor membuat eksistensi produk ini semakin dibutuhkan dan mulai bermunculan orang-orang yang menciptakan boncengan untuk anak.Karena alasan itulah Dabon dibuat, sebuah boncengan untuk anak dengan konsep:
1. Untuk anak berusia 6-11 tahun
2. Semua jenis kelamin/gender
3. Untuk jenis kendaraan sepeda motor dan sepeda
4. Menggunakan bahan kain
Dan dengan kajian hermeneutik pada Dabon dapat ditemukan beberapa hal, yaitu:
1. Ukuran produk yang kecil yang menyesuaikan dimensi tubuh anak-anak yang lebih
kecil dari orang dewasa kebanyakan;
Filsafat Desain 2012|19
Gambar ketika Dabon digunakan
2. Menggunakan bahan kain yang berbeda-beda pada lapisannya karena setiap lapisan
memiliki fungsi yang tidak sama;
3. Dengan bahan yang lentur Dabon dapat disimpan di tempat yang lebih kecil dari
dimensi produk ini;
4. Meskipun warna bahan utama yang tersedia dan dapat ditemukan dipasar tidak
sesuai dengan warna anak-anak tetap diberikan tambahan sebagai pemanis untuk
menarik minat anak dan bentuk yang sederhana namun mudah dicerna oleh anak-
anak;
5. Digunakan tali karet agar hampir semua ukuran anak-anak dari kurus hingga gemuk
dapat menggunakan Dabon ini;
6. Cara pakai yang sederhana sehingga semua orang mudah dalam memakai Dabon;
7. Arti nama yang terinspirasi dengan fungsi produk ini, DABON = DA BON (The
Boncengan).
DAFTAR PUSTAKA
Bürdek's, Bernhard E. 2005. History, Theory and Practice of Product Design. Birkhäuser
Verlag, Berlin
http://en.wikipedia.org/wiki/Hermeneutics
http://www.helmiat.com/
Filsafat Desain 2012|20