Download - gizi bayi
2.1 Definisi Bayi2.1 Definisi Bayi
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah terlahir dari rahim seorang
ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi
yang terlahir prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah. Baik
ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga harus selalu mengawasi serta memberikan
perawatan yang terbaik bagi bayi sampai bayi berumur 1 tahun.
Sedangkan pengertian bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu, memiliki berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. Bayi baru lahir dapat dilahirkan
melalui 2 cara, secara normal melalui vagina atau melalui operasi cesar. Bayi baru lahir harus mampu
beradaptasi dengan lingkungan yang baru karena setelah plasentanya dipotong maka tidak ada lagi asupan
makanan dari ibu selain itu kondisi bayi baru lahir masih rentan terhadap penyakit. Karena itulah bayi
memerlukan perawatan yang insentif. Jagalah kebersihan bayi dan berikan nutrisi yang cukup kepada
bayi melalui ASI.
Selain pengertian bayi baru lahir, akan diberikan ciri-ciri bayi baru lahir normal dan sehat. Berikut
ini ciri-ciri bayi baru lahir sehat:
Ø Berat badan 2500 – 4000 gram
Ø Panjang badan 48 – 52 cm
Ø Lingkar dada 30 – 38 cm
Ø Lingkar kepala 33 – 35 cm
Ø Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
Ø Pernafasan ± 60 - 40 kali/menit
Ø Genitalia, pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora sedangkan pada bayi laki-laki
testis sudah turun dan skrotum sudah ada
Ø Memiliki 3 gerak reflek bayi yaitu : reflek hisap dan menelan, reflek morrow atau gerak memeluk bila
dikagetkan dan reflek graps atau menggenggam.
2.2.2 2 PPrinsiprinsip G Giziizi S Seimbangeimbang BagiBagi B Bayiayi
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh
kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat
makanan Makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari
status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan
untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang
lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi
memerlukan jumlah energi tersebut.
2.2.33 MMacam acam –– MMacam acam M Makananakanan B Bagiagi B Bayiayi
Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu :
1. ASI (Air Susu Ibu)
Yang paling baik untuk bayi baru lahir adalah ASI. ASI mempunyai keunggulan baik ditinjau segi
gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan sebagainya.
a. Manfaat ASI
·· Bagi IBagi Ibubu
i. Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar
hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi uterus dan mencegah terjadi perdarahan post partum.
Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan post partum mengurangi prevalensi anemia zat besi. Selain
itu, mengurangi angka kejadian karsinoma mammae.
ii. Aspek keluarga berencana : merupakan KB alami, sehingga dapat menjarangkan
kehamilan. Menurut penelitian, rerata jarak kehamilan pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan,
sedangkan yang tidak 11 bulan.
iii. Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya karena dapat
menyusui.
·· Bagi BBagi Bayiayi
i. Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam dan
mineral serta vitamin.
ii. Mengandung zat protektif : terdapat zat protektif berupa laktobasilus bifidus,laktoferin, lisozim,
komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan alergi.
iii. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui kulit bayi akan
menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan manfaat untuk tumbuh kembang bayi kelak.
Interaksi tersebut akan menimbulkan rasa aman dan kasih sayang.
iv. Menyebabkan pertumbuhan yang baik : bayi yang mendapat ASI akan mengalami kenaikan
berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi obesitas.
v. Mengurangi kejadian karies dentis : insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu
formula lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena menyusui dengan botol dan dot pada waktu
tidur akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan gigi menjadi
asam sehingga merusak gigi.
vi. Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang
mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.
·· Bagi Bagi KeluargKeluargaa
i. Aspek ekonomi : ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang sakit sehingga dapat
mengurangi biaya berobat.
ii. Aspek psikologis : kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga bertambah dan
mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
iii. Aspek kemudahan : menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan dimana saja dan kapan
saja serta tidak merepotkan orang lain.
·· Bagi Bagi NegaraNegara
i. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta angka
kesakitan dan kematian menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi
bayi dan anak dari penyakit infeksi, seperti diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan bagian
bawah.
ii. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
Dengan adanya rawat gabung maka akan memperpendek lama rawat inap ibu dan bayi, mengurangi
komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya perawatan anak sakit.
iii. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan akan menghemat
devisa sebesar Rp 8,6 milyar untuk membeli susu formula.
iv. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
Anak yang dapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga kualitas generasi penerus bangsa
akan terjamin.
2 Komposisi ASI
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada stadium laktasi. Komposisi ASI
dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1. Kolostrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir.
2. ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke sepuluh.
3. ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan seterusnya.
3 Kecukupan ASI
Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari :
1. Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir minggu setelah lahir dan selama itu
tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10 %.
2. Kurve pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat badan pada :
triwulan ke 1 : 150-250 gr setiap minggu,
triwulan ke 2 : 500-600 gr setiap bulan,
triwulan ke 3 : 350-450 gr setiap bulan,
triwulan ke 4 : 250-350 gr setiap bulan atau berat badan naik 2 kali lipat berat badan waktu lahir pada
umur 4-5 bulan dan 3 kali lipat pada umur satu tahun.
3. Bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.
4. Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tertidur.
5. Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui.
2. MP ASI (Makanan Pendamping ASI)
Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
Jenis MPJenis MP ASIASI diantaranyadiantaranya ::
a. Buah-buahan yang dihaluskan/ dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang Ambon, pepaya , jeruk, tomat.
b. Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.
c. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng/ karton/ sachet.
TujuanTujuan pemberian makanan tambahanpemberian makanan tambahan pendamping ASI adalah :pendamping ASI adalah :
a. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan
bentuk.
c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
d. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikanHal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPdalam pemberian MP ASI :ASI :
a. Perhatikan kebersihan alat makan.
b. Membuat makanan secukupnya.
c. Berikan makanan dengan sebaik-baiknya.
d. Membuat variasi makanan.
e. Ajak makan bersama anggota keluarga lain
f. Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan
g. Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.
2.2.44 CCara Pengelolaan Makanan Bayiara Pengelolaan Makanan Bayi
Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang diperlukan
makanan pendamping ASI.
Tabel 2. Definisi Pemberian Makanan Bayi
Pemberian ASI Eksklusif
(Exclusive breastfeeding)
Bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau
minuman lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin
dan mineral dan ASI yang diperas.
Pemberian ASI Predominan
(Predominant breastfeeding)
Selain mendapat ASI, bayi juga diberi sedikit air
minum, atau minuman cair lain, misal air teh.
Pemberian ASI Penuh
(Full breastfeeding)
Bayi mendapat salah satu ASI eksklusifatau ASI
predominan
Pemberian Susu Botol
(Bottle feeding)
Cara pemberian makan bayi dengan susu apa saja,
termasuk juga ASI diperas dengan botol.
Pemberian ASI Parsial
(Artificial feeding)
Sebagian menyusui dan sebagian lagi susu buatan/
formula atau sereal atau makanan lain.
Pemberian Makanan
Pendamping ASI (MPASI) tepat
waktu (Timely complementary
feeding)
Memberikan bayi makanan lain disamping ASI ketika
waktunya tepat yaitu mulai 6 bulan.
Tabel 3. Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi
Mulai menyusui Dalam waktu 30-60 menit setelah melahirkan.
Menyusui eksklusif Umur 0-6 bulan pertama.
Makanan pendamping ASI
(MPASI)
Mulai diberikan pada umur antara 4-6 bulan (umur
yang tepat bervariasi, atau bila menunjukkan kesiapan
neurologis dan neuromuskuler).
Berikan MP ASI Pada semua bayi yang telah berumur lebih dari 6
bulan.
Teruskan pemberian ASI Sampai anak berumur 2 tahun atau lebih.
Tabel 4. Jadwal Pemberian Makanan pada Bayi
Umur Macam makanan Pemberian selama 24 jam
1-2 minggu
3 mg s/d 3 bulan
3 bulan
4-5 bulan
6 bulan
7-12 bulan
ASI
Formula adaptasi
ASI atau
Formula adaptasi
ASI atau
Formula adaptasi
Jus buah
Sesuka bayi
6-7 kali 90 ml
Sesuka bayi
6 kali 100-150 ml
Sesuka bayi
5 kali 180 ml
1-2 kali 50-75 ml
ASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Jus buah
ASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Jus buah
ASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Nasi tim
Jus buah
Sesuka bayi
4 kali 180 ml
1 x 40-50 g bubuk
1 kali 50-100 ml
Sesuka bayi
3 kali 180-200 ml
2 x 40-50 g bubuk
1 kali 50-100 ml
Sesuka bayi
2 kali 200-250 ml
2x 40- 50 g bubuk
1 x 40-50 g bubuk
1-2 kali 50-100 ml
Sumber: Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, 2000
2.2.55 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Pada BayiFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Pada Bayi
Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat berhasil
dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Kerjasama ibu dan anak.
Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan sendiri. Makanan
hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah marah merupakan suatu
kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.
2. Memulai pemberian makan sedini mungkin.
Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang normal,
untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya
hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.
3. Mengatur sendiri.
Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan makanan.
Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.
4. Peran ayah dan anggota keluarga lain.
5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.
6. Umur.
7. Berat badan.
8. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).
9. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.
10. Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan toleransi daripada
anak terhadap makanan yang diberikan).
11. Gaya hidup orang tua
12. Kemiskinan
Ø Faktor penyebab masalah gizi pada bayi
Masalah gizi merupakan akibat dari berbagai faktor yang saling terkait. Terdapat dua faktor langsung
yang mempengaruhi status gizi individu, yaitu faktor makanan dan penyakit infeksi, keduanya saling
mempengaruhi. Faktor penyebab langsung pertama adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi
prinsip gizi seimbang. Faktor penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksi yang terkait dengan
tingginya kejadian penyakit menular dan buruknya kesehatan lingkungan.
Faktor penyebab langsung pertama adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan
komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih, dan
aman, misalnya bayi tidak memperoleh ASI eksklusif. Faktor penyebab langsung kedua adalah penyakit
infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit menular terutama diare dan penyakit
pernapasan akut (ISPA). Faktor ini banyak terkait mutu pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi,
kualitas lingkungan hidup dan perilaku hidup sehat. Kualitas lingkungan hidup terutama adalah
ketersediaan air bersih, sarana sanitasi dan perilaku hidup sehat seperti kebiasaan cuci tangan dengan
sabun, buang air besar di jamban, tidak merokok , sirkulasi udara dalam rumah dan sebagainya.
Faktor lain yang juga berpengaruh yaitu ketersediaan pangan di keluarga, khususnya pangan untuk
bayi 0-6 bulan (ASI eksklusif) dan 6-23 bulan (MP-ASI), dan pangan yang bergizi seimbang khususnya
bagi ibu hamil. Semuanya itu terkait pada kualitas pola asuh anak. Pola asuh, sanitasi lingkungan, akses
pangan keluarga, dan pelayanan kesehatan, dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pendapatan, dan akses
informasi terutama tentang gizi dan kesehatan.
Selain itu, Indonesia merupakan negara yang cukup rawan terjadi bencana, dimana bayi dan ibu
hamil termasuk korban bencana yang rentan terhadap masalah gizi. Masalah gizi yang biasa timbul adalah
kurang gizi pada bayi dan anak berumur di bawah dua tahun (baduta), bayi tidak mendapatkan air susu
ibu karena terpisah dari ibunya, dan semakin memburuknya status gizi kelompok masyarakat yang
sebelum bencana memang dalam kondisi bermasalah. Kondisi ini diperburuk dengan bantuan makanan
yang sering terlambat, tidak berkesinambungan, serta terbatasnya ketersediaan pangan lokal. Masalah
tersebut diperburuk lagi dengan kurangnya pengetahuan dalam penyiapan makanan buatan lokal
khususnya untuk bayi dan baduta.
Anak usia 0-12 bulan merupakan kelompok yang rawan ketika harus mengalami situasi darurat,
mengingat kelompok anak ini sangat rentan dengan perubahan konsumsi makanan dan kondisi
lingkungan yang terjadi tiba-tiba.
Intervensi gizi terhadap bayi yang menjadi korban bencana dapat dilakukan dengan cara bayi tetap
diberi ASI. Apabila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya atau ibu tidak dapat memberikan ASI, upayakan
bayi mendapat bantuan ibu susu/donor. Apabila tidak memungkinkan bayi mendapat ibu susu/donor, bayi
diberikan susu formula dengan pengawasan atau didampingi oleh petugas kesehatan.
2.2.66 Pengaruh Status Gizi Seimbang Bagi BayiPengaruh Status Gizi Seimbang Bagi Bayi
Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh adalah masukan makanan (diet), sinar matahari,
lingkungan yang bersih, latihan jasmani dan keadaan kesehatan. Pemberian makanan yang berkualitas
dan kuantitasnya baik menunjang tumbuh kembang, sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat/
terbebas dari penyakit.
Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk pertumbuhan badan, karena itu
status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan anak.
Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau dengan menggunakan KMS. Daerah diatas garis merah
dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda, hijau tua, hijau muda dan kuning. Setiap pita mempunyai
nilai 5 % perubahan baku. Diatas kurve 100 % adalah status gizi lebih. Diatas 80 % sampai dengan batas
100 % adalah status gizi normal, yang digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
Marimbi,Hanum. 2010. tumbuh kembang, status gizi dan imunisasi dasar pada balita. Yogyakarta : Nuba
Medika