Gejala Kahat (Kekurangan) Hara Pada
Tanaman jagung
Banyak metode untuk mengevaluasi
kesuburan tanah di dasarkan pada observasi
atau pengukuran parameter pertumbuhan
tanaman yang sedang tumbuh. Metode-
metode seperti ini mempunyai banyak
keunggulan karena tanaman berfungsi
sebagai indikator dari semua faktor
pertumbuhan dan merupakan produk yang
dituju oleh petani penanamnya.
Gejala kahat hara yang timbul disebabkan
karena kebutuhan hara tidak terpenuhi baik
dari tanah maupun dari pemberian pupuk.
Tanaman kekurangan unsur hara tertentu,
maka gejala defisiensi yang spesifik akan
muncul. Metode visual ini sangat unik karena
tidak memerlukan perlengkapan yang mahal
dan banyak serta dapat digunakan sebagai
penunjang informasi yang sangat penting
untuk perencanaan pemupukan pada musim
berikutnya bagi teknik- teknik diagnostik
lainnya. Kahat hara yang dapat di deteksi dini
dapat diatasi dengan penambahan pupuk.
Kahat Nitrogen (N) Pada tanaman masih muda seluruh
permukaan daun berwarna hijau
kekuningan. Daun berwarna kuning pada
ujung daun dan melebar menuju tulang
daun. Warna kuning membentuk huruf V.
Gejala nampak pada daun bagian bawah,
karena N sifatnya mobil dalam tanaman,
gejala kahat N ini berangsur-angsur akan
merambah ke daun-daun di atasnya. Daun
tua akan mati dan tanaman yang
kekurangan N akan tumbuh kerdil,
pembungaan terlambat, dan pertumbuhan
akar terbatas sehingga produksi rendah.
IDENTIFIKASI GEJALA
KEKURANGAN UNSUR HARA
PADA TANAMAN JAGUNG
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
NUSA TENGGARA BARAT
2010
Gejala kahat N : Warna kuning membentuk huruf V disekitar tulang daun, terutama daun bagian bawah
Kahat Fosfor (P) Kahat fosfor umunya sudah tampak waktu
tanaman masih muda. Gejala awal dimulai
dengan daun yang berwarna ungu-kemerahan.
Hasil tongkol menunjukkan tongkolnya kecil
dengan ujung janggel melengkung. Suhu tinggi
dan udara kering dapat menyebabkan kahat P,
meskipun P dalam tanah cukup. Kahat P
menyebabkan pemasakan biji menjadi lambat
dan produksi rendah.
Kahat Kalium (K)
Kahat kalium dimulai dengan warna
kuning atau kecoklatan sepanjang pinggir
daun pada daun tua. Warna tersebut akan
berkembang kearah tulang daun utama dan
pada daun-daun di atasnya. Gejala umum
kahat K lainnya adalah warna coklat tua pada
buku batang bagian dalam dan dapat
diketahui dengan mengiris batang secara
memanjang. Ukuran tongkol kadang-kadang
tidak terlalu dipengaruhi seperti halnya pada
kahat N dan P, tetapi biji-biji pada jagung
tidak berkembang dan tongkol jagung
memiliki banyak klobot dengan biji sedikit
sebagai akibat kahat K.
Kahat Belerang (S)
Kahat belerang tampak pada daun muda
yang bewarna hijau muda dengan
pertumbuhan yang terhambat. Sering
dijumpai pada tanah berpasir atau tanah
dengan bahan organik rendah.
Kahat Magnesium (Mg)
Kahat magnesium menyebabkan
timbulnya warna keputihan sepanjang kanan
kiri tulang daun pada daun tua dengan warna
merah keunguan sepanjang pinggir daun.
Gejala ini dapat merupakan indikasi bahwa
tanah tersebut masam, terutama timbul pada
tanaman muda dengan pengolahan tanah
yang kurang intensif. Pemberian dolomit
dapat mengatasi masalah kahat Mg ini pada
tahun-tahun berikutnya.
Disusun oleh : B. Tri Ratna Erawati
No : 02/APBN/2010
Oplaag : 500 Ekspl. Informasi Lebih Lanjut Hubungi : BPTP NTB Jln. Raya Peninjauan Narmada
Telp. (0370)671312; fax )0370)671620
E-mail : bptp [email protected]
TIDAK DIPERDAGANGKAN
Gejala Kahat K : Warna kuning membentuk huruf V terbalik pada pinggir daun, terutama daun bagian bawah
Gajala Kahat S : Pangkal daun berwarna kuning nampak pada daun yang terletak dekat pucuk
Gajala Kahat Mg : Warna keputihan sepanjang tulang daun pada daun tua dengan warna merah keunguan sepanjang
pinggir daun
Gajala Kahat P : Pinggir daun berwarna unggu
kemerahan mulai dari ujung ke pangkal daun,
terutama nampak pada daun bagian bawah
Pengantar
Ayam buras atau ayam kampung sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas. Daging dan telurnya disukai karena kandungan lemaknya yang relatif rendah.
Memasarkan ayam buras tidak sulit, baik telur maupun dagingnya biasanya dijual dalam keadaan hidup. Harga dipasaran relatif tinggi, ayam dewasa mencapai harga Rp. 25.000 - 50.000 tergantung besar badannya dan jenis kelaminnya. Kita ketahui bahwa usaha ternak ayam buras sebagian besar merupakan usaha sampingan (tabungan hidup) yang dipelihara secara ekstensif atau tradisional. Agar produktivitas-nya meningkat dan biaya produksi yang murah, maka kita harus bisa mengatasi masalah dan kelemahan
yang dimilikinya antara lain :
Daya tumbuh lambat, Produksi telur yang rendah Angka kematian yang tinggi pada anak ayam
salah satu bentuk kandang
sederhana pada pekaran-gan yang sempit, yang bisa menampung 10-15 ekor ayam
Keunggulan Ayam Buras
1. Menghasilkan telur anatara 12-18 butir per satu masa bertelur,
2. Rata-rata berat telur 35-50 gr, 3. Pertama kali bertelur umur 250 hari, 4. Setahun bisa bertelur2-3 kali, 5. Lama mengasuh anak 27-107 hari, 6. Kembali bertelur setelah 8-23 hari anaknya dipisah, 7. berat rata-rata anak umur 90 hari adalah 425 gr.
Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan
Pemilihan Bibit Untuk mengatasi masalah pertumbuhan lambat adalah dengan melakukan seleksi atau memilih bibit yang baik. Usahakan agar memilih bibit yang :
Diketahui berasal dari keturunan ayam pertumbu-hannya cepat, telurnya banyak, dll.
Tahan terhadap penyakit Untuk calon induk pilih yang berumur 6 bulan – 1 tahun.
Memilih Betina Ciri-ciri ayam betina petelur yang baik :
Tidak cacat, Kepalanya halus, matanya terang/jernih Muka sedang, paruh pendek dan kuat Jengger dan pial tidak keriput Badan cukup besar dan perut lebar
Jarak antara tulang dada dan tulang belakang + 4 jari. Jarak antara tulang pubis +
2 jari.
Memilih Pejantan Ciri-ciri ayam jantan yang
baik :
Tidak cacat, Badan kuat dan agak panjang, Sayap kuat dan bulu-bulu teratur rapi, Paruh bersih Mata tajam, jernih,
Kaki dan kuku bersih serta sisik-sisk teratur, Terdapat taji, baik yang runcing /bulat
Memeilih Anak Ayam Ciri-ciri anak ayam yang
baik : Tidak cacat
Bulu kering Dubur harus kering, bersih Lincah, sehat Mata bulat dan terang bercahaya Kaki kuat berdiri tegak.
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
NUSA TENGGARA BARAT
2010
Pemisahan anak dari induknya
Untuk mengatasi angka kematian tinggi pada anak
ayam terutama saat musim penyakit (Agustus-
September) ada beberapa cara :
Lakukan vaksinasi pada anak-anak ayam
Kalau memiliki kandang indukan sebaiknya anak
dipelihara terpisah dari induknya
Ini dilakukan agar mudah pengawasan terhadap
kesehatan.
Pencegahan Penyakit
Kematian tertinggi disebabkan oleh penyakit ND
(New Castle Deasease) atau disebut tetelo. Biasanya
menyerang pada saat pergantian musim. Penyakit ini
tidak bisa diobati tetapi hanya bisa dilakukan
pencegahan dengan vaksinasi teratur. Waktu vaksinasi
adalah saat ayam umur 4 hari, selanjutnya vaksin
kedua umur 4 minggu dan ke tiga umur 4 bulan. Agar
lebih efisien jika melakukan vaksinasi secara bersama-
sama dengan peternak lainnya (misalkan tetangga)
karena 1 ampul vaksin dapat digunakan untuk 50 – 100
ekor ayam.
Perkandangan
Disediakan tempat bernaung atau berlindung
khususnya pada saat malam hari. Sebaiknya dibuatkan
pula tempat bertelur.
Apabila ingin mendapatkan penghasilan yang lebih
baik, maka buatkan kandang sederhana yaitu terbuat
dari bahan bambu atau kayu. Dengan ukuran kandang 1
m2 untuk 10-15 ekor ayam dewasa. Khususnya untuk
pembesaran anak ayam, pembuatan kandang
dimaksudkan agar lebih cepat dijual yaitu :
Ayam dipelihara mulai umur 1-2 bulan,
Dibesarkan dan digemukkan selama 2-3 bulan,
Diberikan makanan yang baik (dedak 70%, Jagung
25% dan tepung ikan 5%).
Pemberian Pakan
Kebutuhan nutrisi atau gizi ayam buras yaitu
protein sekitar 14%, dengan energi 2.600 Kkal/kg
ransum. Ayam yang diumbar tidak mampu untuk
memperoleh persediaan makanan yang berenergi dan
mengandung jumlah protein yang cukup, sehingga
perlu diberikan pakan tambahan bisa bermacam
bahan asalkan harganya murah.
Ransum ayam (buras) harus mengandung bahan-
bahan :
Bahan yang sumber energi, dedak, jagung dan
bahan lainnya dengan porsi 50-70%.
Bahan sumber protein nabati : kedelai, kacang
hijau, bungkil kelapa, dengan porsi
20- 40%.
Bahan sumber protein hewani seperti : tepung
ikan, dengan porsi 6-10%. Tepung ikan bisa dibuat
sendiri dari ikan yang sudah dikeringkan kemudian
digiling menjadi butiran halus.
Memilih bahan harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
Bahan-bahan tersedia di daerah setempat
Disenangi oleh ayam
Murah harganya dan berkualitas
Contoh pemberian pakan yang bisa
digunakan perbandingannya yaitu :
Dedak : Jagung : Tepung ikan = 5 : 4 : 1
Dedak : Jagung : Tepung ikan = 7 : 2½ : ½
Disusun oleh : Sasongko WR, Luh Astiti
No : 02/APBN/2010
Oplaag : 500 Ekspl. Informasi Lebih Lanjut Hubungi : BPTP NTB Jln. Raya Peninjauan Narmada
Telp. (0370)671312; fax )0370)671620
E-mail : bptp [email protected]
TIDAK DIPERDAGANGKAN