Download - Food Taboo
-
FOOD TABOO
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Makanan Tabu
Tabu makanan adalah suatu larangan dalam mengkonsumsi makanan tertentu karena
ada beberapa ancaman atau hukuman kepada orang yang mengkonsumsinya. Dalam ancaman
ini, ada kekuatan supranatural dan mistik yang akan menghukum mereka yang melanggar
aturan ini atau tabu (Susanto, 1997). Dasar dari kebiasaan pangan dicirikan dalam suatu
sistem nilai seseorang dalam memilih makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh
dikonsumsi. Sistem nilai tersebut pada dasarnya berasal dari tiga sumber kebenaran yang
dipercayai yaitu (1) agama dan kepercayaan kepada Tuhan, (2) adat-istiadat yang berasal dari
nenek moyang, dan (3) pengetahuan yang diperoleh dari proses pendidikan formal, dari
sosialisasi dalam keluarga dan dari pendidikan informal melalui media masa
(Nikmawati,1999). Tabu makanan di Indonesia masih menjadi masalah karena masih banyak
makanan yang seharusnya dikonsumsi tapi masih ditabukan. Akibat tabu makanan tersebut
ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak-anak tidak memakan makanan tertentu sehingga
dapat mengurangi intake makanan dan pada akhirnya akan menurunkan status gizi mereka.
2.2 Makanan Tabu Bagi Balita Untuk Wilayah Rokan Hulu Riau
Makanan yang ditabukan bagi balita relatif sedikit, yaitu hanya 6 macam makanan. Makanan
yang ditabukan tersebut yaitu ayam, ekor ayam, hati ayam, jengkol, pedas, dan telur. Telur
ditabukan untuk balita karena menyebabkan anak bisa menjadi bodoh. Alasan ini sangat
konyol dan sangat merugikan bagi balita, karena sebagaimana kita ketahui bahwa telur
mengandung protein dan banyak mengandung zat gizi lainnya dengan harga yang terjangkau
oleh masyarakat. Oleh karena itu penyuluhan untuk menyadarkan masyarakat dalam upaya
mengurangi bahkan menghilangkan tabu khususnya bagi balita perlu dilakukan.
Makanan tabu balita yaitu :
1. Ayam : bikin bodas
2. Ekor ayam : jika sudah besar anak sering lupa
3. Hati ayam : menyebabkan muntaber
4. Jengkol : menyebabkan penyakit tulang
-
5. Pedas : menyebabkan gangguan perut
6. Telur : menyebabkan anak menjadi bodoh
Sedangkan makanan yang ditabukan untuk bayi ada 9 macam. Makanan tersebut antara lain
adalah buah-buahan, hati ayam, ikan, telur, dan lain-lain. Tabu makanan untuk bayi tersebut
sangat mengkhawatirkan karena makanan yang ditabukan merupakan sumber vitamin,
mineral, dan protein. Alasan tabu yang diberikan sangat tidak masuk akal, misalnya buah-
buahan ditabukan karena sejak dahulu tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi bayi.
Makanan tabu bayi :
1. Buah-buahan : sejak dulu tidak diperbolehkan dikonsumsi bayi
2. Hati ayam : menyebabkan cacingan
3. Ikan : menyebabkan bau
4. Ikan laut : menyebabkan cacingan
5. Jantung pisang : menyebabkan pecah-pecah kaki/tumit retak-retak
6. Pedas : menyebabkan gangguan perut
7. Pisang : sejak dulu tidak diperbolehkan dikonsumsi bayi
8. Pisang raja : menyebabkan karma orang tua
9. Telur : menyebabkan bau
2.3 Makanan Tabu Bagi Anak- anak Untuk Wilayah Republik Uganda
Kabupaten Bugosa :
Untuk wanita dan anak-anak perempuan lebih dari 6 tahun itu dilarang untuk
mengkonsumsi telur, unggas, daging kambing, daging babi dan jenis ikan tertentu.
Kabupaten Bukedi :
Tabu Makanan tidak tampak sangat banyak di distrik Bukedi. Iteso, kelompok etnis
tunggal terbesar, melarang perempuan untuk makan telur, ayam dan babi.
Baganda, warga Bantu adalah suku terbesar dan paling maju di Uganda. Seperti di
beberapa bagian Afrika Timur, telur dan ayam dilarang untuk para wanita Baganda, juga
-
daging babi, daging kambing dan beberapa jenis ikan. Yam, yang dikenal sebagai
"ndagu" dibatasi karena diyakini bahwa anak bisa bodoh jika mengkonsumsinya.
Suku dengan tabu makanan terhadap konsumsi jenis makanan tertentu oleh kelompok
tertentu dari populasi, terutama perempuan dan anak-anak perempuan adalah salah satu
penyebab utama maldistribution protein di beberapa daerah di seluruh Uganda. Di Iteso,
wanita berusia lebih dari 6 tahun dilarang untuk makan ayam, telur dan daging babi. Di
Kigezi dan Banyankole juga melarang kelompok populasi yang sama untuk
mengkonsumsi makanan yang sama dan juga daging kambing, susu kambing dan ikan
adalah tabu untuk populasi tersebut. Perlu dicatat bahwa perempuan adalah yang paling
terpengaruh oleh pantangan makanan.
-
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dari uraian diatas, makanan tabu adalah suatu larangan dalam
mengkonsumsi makanan tertentu karena ada beberapa ancaman atau hukuman kepada orang
yang mengkonsumsinya. Dasar dari kebiasaan pangan dicirikan dalam suatu sistem nilai.
Sistem nilai tersebut pada dasarnya berasal dari tiga sumber kebenaran yang dipercayai yaitu
(1) agama dan kepercayaan kepada Tuhan, (2) adat-istiadat yang berasal dari nenek moyang,
dan (3) pengetahuan yang diperoleh dari proses pendidikan formal, dari sosialisasi dalam
keluarga dan dari pendidikan informal melalui media masa. Makanan tabu di setiap daerah
berbeda-beda, misalnya di wilayah Rokan Hulu Riau ada 6 macam makanan yang ditabukan
untuk dikonsumsi balita yaitu ayam, ekor ayam, hati ayam, jengkol, pedas, dan telur.
Sedangkan di Uganda sendiri ada larangan dalam mengkonsumsi telur, unggas, daging
kambing, daging babi dan beberapa jenis ikan tertentu. Hal itu dikaitan dengan budaya dan
ritual untuk wilayah tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa setiap wilayah memiliki perbedaan larangan makanan,
salah satu faktor yang mempengaruhi adalah ritual/adat kebiasaan masyarakat wilayah
tersebut yang sudah diturunkan dari nenek moyang. Hubungan penyebab larangan tersebut di
masing- masing wilayah berbeda, tapi secara ilmu larangan makanan ini sebenarnya
bermanfaat untuk kesehatan. Larangan makanan ini juga berkaitan tentang ritual
keagamaan/suatu suku.
3.2 Saran
Upaya penurunan kepercayaan akan makanan tabu masih sangat perlu dilakukan khususnya
makanan tabu bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita Upaya ini dapat dilakukan oleh
para petugas dinas kesehatan dan kader-kader posyandu secara terus menerus agar makanan
yang sebenarnya memiliki kandungan gizi yang diperlukan oleh tubuh dapat dikonsumsi oleh
masyarakat yang membutuhkan seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita.