Download - Euthanasia Bhs Indonesia
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
1/43
DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI & REANIMASI
FK UNSRI
PALEMBANG
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
2/43
Euthanasia berasal dari kata Yunani
Euthanathos.
Eu berarti baik, tanpa penderitaan dan
thanatos artinya mati.
Euthanasia berarti mati dengan baik tanpapenderitaan.
Perkembangan euthanasia tidak lepas dari
perkembangan konsep kematian.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
3/43
Di Indonesia, menurut Kode Etik Kedokteran
Indonesia, istilah euthanasia digunakan dalam tiga
arti yaitu :
1. Berpindahnya kealam baka dengan tenang
dan aman, tanpa penderitaan, untuk yang
beriman dengan menyebut nama Allah dibibir.
2. Ketika hidup berakhir, penderitaan si sakityang diringankan dengan memberikan obat
penenang
3. Mengakhiri penderitaan dan hidup seseorangyang sakit dengan sengaja atas permintaan
pasien sendiri dan keluarganya.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
4/43
Euthanasia dapat dibedakan dalam tigamacam yaitu :
1. Euthanasia aktif.
2. Euthanasia pasif, dan3. Autoeuthanasia.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
5/43
Euthanasia aktif adalah tindakan yang secara sengajadilakukan dokter atau tenaga kesehatan lain untukmemperpendek atau mengakhiri hidup pasien.
Euthanasia pasif adalah keadaan dimana dokter atautenaga kesehatan lain secara sengaja tidak lagimemberikan bantuan medis yang dapat memperpanjanghidup pasien.
Autoeuthanasia adalah keadaan dimana seorangpasien dengan sadar dan tegas menolak menerimaperawatan medis dan ia mengetahui hal itu akanmemperpendek atau mengakhiri hidupnya, denganpenolakan itu ia membuat suatu pernyataan tertulis
tangan.
Autoeuthanasia pada dasarnya adalah euthanasia pasifatas permintaan.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
6/43
Masalah euthanasia menimbulkan pro dan kontra.
Yang tidak menyetujui tindakan euthanasia berpendapat
bahwa euthanasia adalah suatu pembunuhan terselubung,oleh karena itu tindakan ini bertentangan dengan kehendak
Tuhan.
Kelompok yang menyetujui mengatakan bahwa tindakan ini
atas persetujuan pasien dan bertujuan untuk meringankanpenderitaan pasien, adanya perasaan kasihan terhadap
mereka yang sakit berat dan secara medis tidak mempunyai
harapan untuk pulih, serta adanya perasaan hormat
terhadap manusia dengan adanya suatu pilihan yang bebassebagai hak asasi manusia.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
7/43
Pengertian Mati
Dalam keadaan pasien yang tidak sadar, tentutidak mungkin mendapatkan persetujuan daripasiennya dan paling tidak dokter akan meminta
persetujuan keluarganya, sehingga timbulpertanyaan.
kapan pasien dianggap sudah meninggal ?
Kapan semua bantuan medis dihentikan ?
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
8/43
Beberapa istilah Mati yaitu :
1. Mati klinis (clinical death)
2. Mati serebral (cerebral death, cortical death)3. Biological death (panorganic death), dan
4. Social death.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
9/43
Clinical deathadalah keadaan henti nafas/tidak adapernafasan spontan dan henti jantung dengan menghentikanseluruh aktivitas serebral tapi bersifat tidak ireversibel.
Cerebral deathadalah kerusakan ireversibel dari serebrum,terutama neokorteks dan struktur supratentorial lainnya, akantetapi medulla tetap baik.
Brain death adalah kematian serebral yang disertai nekrosiskeseluruhan otak termasuk serebelum, mid brain dan batangotak.
Biological death (pamorganic death) adalah suatu keadaankematian yang tidak dapat dielakkan setelah suatu kematianklinis bila tidak dilakukan resusitasi jantung-paru-otak ataubila usaha resusitasi telah menyerah.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
10/43
B iolog ical death adalah proses autolitik pada
semua jaringan yang dimulai dari sel neuron yang
menjadi nekrotik dalam waktu satu jam tanpa
adanya sirkulasi, diikuti dengan jantung, ginjal,paru, dan liver yang menjadi nekrotik dalam
waktu dua jam setelah tidak adanya sirkulasi dan
terakhir kulit yang menjadi nekrotik dalam
beberapa jam atau hari.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
11/43
Soc ial death adalah suatu PVS (persistent
vegetative state) yang menunjukkan kerusakan
otak ireversibel yang berat pada pasien yang
tidak sadar dan tidak responsif akan tetapimasih ada aktivitas EEG, beberapa refleks, dan
mampu untuk bernafas spontan.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
12/43
Kriteria brain death yang digunakan di
University of Pittsburgh yang dipakai sejak
tahun 1968 adalah
1. Tidak adanya aktivitas serebral dan batang
otak yang dilakukan dua kali pemeriksaan
klinis yang dilakukan selang dua jam, tanpa
ada obat depresi SSP, relaksan atau hipotermi
dan
2. EEG menunjukkan isoelektrik dengan stimuliauditori paling sedikit 30 menit.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
13/43
Pasal 344 KUHP : Barang siapa menghilangkan jiwa orang
lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutnya
dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh dihukum
penjara selama-lamanya duabelas tahun.
Pasal 345 KUHP : Barang siapa dengan sengaja
membujuk orang lain untuk membunuh diri, menolongnya
dalam perbuatan itu, atau memberikan daya upaya itu jadi
bunuh diri, dihukum penjara selama-lamanya empat tahun.
Pasal 338 KUHP : Barang siapa dengan sengaja
menghilangkan jiwa orang lain, karena pembunuhan biasa
dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
limabelas tahun.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
14/43
Pasal 340 KUHP : Barang siapa dengan sengaja
dan direncanakan lebih dulu menghilangkan jiwa
orang lain, dihukum, karena pembunuhandirencanakan (moord)dengan hukuman mati
atau penjara selama-lamanya seumur hidup atau
penjara sementara selama-lamanya duapuluh
tahun.
Pasal 359 KUHP : Barang siapa karena
salahnya menyebabkan matinya orang dihukumpenjara selama-lamanya lima tahun atau
kurungan selama-lamanya satu tahun.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
15/43
Melihat pasal-pasal dalam KUHP euthanasia
aktif atau pasif dilarang di Indonesia, Akan
tetapi kalau berdasarkan pada istilah
penganiayaan dalam KUHP pasal 351(penganiayaan), apakah pemberian obat-
obatan yang tidak ada gunanya untuk
kesembuhan pasien, bukan berarti
menganiaya pasien ?
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
16/43
Bahwa hingga saat ini penentuan mati sertapenghentian/penundaan bantuan hidup masih menjadimasalah yang mengemuka yang dihadapi oleh paradokter baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit.
Sebagai contoh: bagaimana menyatakan mati klasik, matibatang otak dan tindak selanjutnya masih belumdipahami.
Selain itu, bagaimana sikap kita menghadapi pasien yangsudah tidak ada harapan pulih kembali yang sedangmenunggu ajalnya juga tidak dipahami.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
17/43
Tahun 1986: diadakan lokakarya tentang pengakhiran
resusitasi jangka panjang. Peserta adalah semua wakilperhimpunan klinis dibawah naungan IDI, ahli hukum,
sosial dan pemuka agama.
Penyelenggaranya adalah IDI dan PKGDI.
Hasil dari lokakarya ini adalah diperbolehkannyamenghentikan bantuan hidup luar biasa pada pasien ICU
yang sedang menunggu ajal.
Dahulu ini disebut euthanasia pasif tetapi istilah sekarang
yang dipakai with-drawing/with-holding life supports
(penghentian/penundaan bantuan hidup)
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
18/43
Menurut fatwa IDI tahun 1988 dan 1990 :
seseorang yang dinyatakan mati bila :
a. Fungsi spontan pernafasan dan jantung
telah berhenti secara pasti/ireversibel (mati
klasis) atau
b. Telah terbukti MBO.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
19/43
Mati klasik adalah fungsi spontan pernafasan dansirkulasi telah berhenti secara pasti dan dapatdiketahui setelah dicoba melakukan resusitasidarurat.
Mati klinis adalah henti nafas (tidak ada gerak nafas
spontan) ditambah henti sirkulasi (jantung) totaldengan semua aktivitas otak terhenti, tetapi tidakireversibel.
Mati jantung yaitu asistol ventrikular yangmembandel (garis datar pada EKG) selama paling
sedikit 30 menit setelah dilakukan resusitasi danpengobatan optimal.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
20/43
MBO adalah matinya batang otak.
Penghentian bantuan hidup (dahulu disebut
euthanasia pasif) adalah menghentikan sebagian
atau semua terapi bantuan hidup yang sudah
terlanjur diberikan.
Penundaan bantuan hidup ( dahulu disebut
euthanasia pasif) adalah tidak memberikan bantuan
hidup untuk kelainan baru yang timbul, sambil tetap
meneruskan terapi yang terlanjur diberikan.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
21/43
Penghentian bantuan hidup (dahulu disebuteuthanasia pasif) adalah menghentikan sebagian atau
semua terapi bantuan hidup yang sudah terlanjur
diberikan.
Penundaan bantuan hidup ( dahulu disebuteuthanasia pasif) adalah tidak memberikan bantuan
hidup untuk kelainan baru yang timbul, sambil tetap
meneruskan terapi yang terlanjur diberikan.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
22/43
Seseorang dinyatakan mati jika:
1. Fungsi spontan nafas dan sirkulasi berhenti
secara pasti/ireversibel, atau
2. Telah terbukti terjadi MBO.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
23/43
Tanda-tanda orang dengan mati klinis atau henti
jantung/nafas, yaitu :
1. Tidak sadar.
2. Jantung-sirkulasi berhenti, dimana nadi karotis tidakada pulsasi.
3. Pernafasan spontan berhenti (dimana tidak ada nafassetelah dilakukan pemeriksaan misalnya dengankaca/serat/kapas) atau gasping.
4. Death like appearance
5. Warna kulit pucat sampai kelabu.6. Pupil dilatasi.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
24/43
Jika pada mayat sudah ditemukanadanya lebam mayat, dan/atau kakumayat maka dapat dikatakan matinyaireversibel.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
25/43
Upaya resusitasi dilakukan pada keadaan
mati klinis yaitu bila denyut nadi besar
(sirkulasi) dan nafas berhenti tetapi
diragukan apakah kedua fungsi spontanjantung dan pernafasan telah berhenti
secara pasti/ireversibel. Sebagai misal :
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
26/43
1. Infark jantung kecil, yang mengakibatkan
kematian listrik.
2. Serangan Adams-Stokes.
3. Hipoksia akut.
4. Keracunan dan kelebihan dosis obat-obatan.5. Sengatan listrik.
6. Refleks vagal.
7. Tenggelam dan kecelakaan-kecelakaan lainyang masih memberi peluang untuk hidup.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
27/43
Resusitasi tidak dilakukan pada :
Pasien dengan kriteria do not resuscitate (DNR) atau
semua tindakan kecuali RJP : untuk pasien-pasien dengan
fungsi otak yang tetap ada atau dengan harapan
pemulihan otak, yang mengalami kegagalan jantung paruatau organ multipel yang lain atau dalam tingkat akhir
penyakit yang tidak dapat disembuhkan, misal
karsinomatosis lanjut. Semua yang mungkin dilakukan
untuk kenyamanan pasien. Perpanjangan hidup tidak
dilakukan setelah henti jantung. Bila ini terjadi RJP tidakdilakukan dan pasien dibiarkan meninggal.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
28/43
Dalam keadaan darurat, resusitasi dapat diakhiri
bila ada salah satudari berikut ini :
1. Telah timbul kembali sirkulasi dan ventilasi spontan
yang efektif.
2. Upaya resusitasi telah diambil alih oleh orang lain
yang lebih kompeten dan bertanggung jawabmeneruskan resusitasi (bila tidak ada dokter).
3. Seseorang dokter mengambil alih tanggung jawab
(bila tidak ada dokter sebelumnya).
4. Penolong terlalu lelah, sehingga tidak sanggupmelanjutkan resusitasi.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
29/43
5. Pasien dinyatakan mati.6. Diketahui kemudian, bahwa sesudah dimulai
resusitasi, pasien ternyata berada dalam stadium
terminal suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan
lagi: atau hampir dapat dipastikan bahwa pasien tidak
akan memperoleh kembali fungsi serebralnya, yaitu
sesudah 0,51 jam, terbukti tidak ada nadi pada
normotermia tanpa resusitasi jantung paru.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
30/43
1. Mati batang otak.
2. Stadium terminal penyakit yang sudah tidak
dapat dsembuhkan lagi misalnya mati sosial.
Resusitasi jangka panjang diakhiri pada
salah satu berikut ini :
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
31/43
Keputusan mati batang otak adalah keputusan medis,
sehingga yang berwenanguntuk memutuskan adalahtenaga medis. Tenaga medis yang dimaksud terdiri dari
3(tiga) orang dokter yang kompeten (dimana salah satunya
spesialis anestesiologi/intensivis, dan 2(dua) orang dokter
lain. Keputusan ini dibuat dengan berita acara pengujian
dan pengambilan keputusan.
Bahwa sebelum melakukan prosedur pengujian tidak
adanya refleks batang otak, dokter wajib menjelaskan
keadaan pasien, yang mencakup pengertian mati batang
otak, dan tindak lanjutnya kepada keluarga pasien (bilaada).
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
32/43
Tanda-tanda fungsi batang otak yang menghilang
adalah :
Koma
Tidak adanya sikap tubuh yang abnormal (seperti
dekortikasi, atau deserebrasi)
Tidak adanya sentakan epileptik
Tidak adanya refleks-refleks batang otak
Tidak adanya nafas spontan
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
33/43
Syarat dan prosedur pengujian MBO adalah sbb:
1. Menyakini bahwa telah terdapat prakondisi tertentu
yaitu koma dan apnea serta penyebabnya adalah
kerusakan otak struktural yang tak dapat diperbaiki
lagi, yang disebabkan oleh gangguan yang dapat
menuju ke MBO.2. Menyingkirkan penyebab koma dan henti nafas yang
reversibel (obat-obatan, intoksikasi, kelainan elektrolit,
metabolik dan endokrin).
3. Memastikan arefleksia batang otak dan henti nafasyang menetap.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
34/43
Refleks batang otak, yaitu :
1. Tidak adanya respons terhadap cahaya.
2. Tidak adanya refleks kornea.
3. Tidak adanya refleks vestibulo-okular.
4. Tidak adanya respons motor dalam distribusi sarafkranial terhadap rangsangan adekuat pada area
somatik.
5. Tidak ada refleks muntah (gag refleks) atau refleks
batuk terhadap rangsangan oleh kateter isap yangdimasukkan kedalam trakea.
Beberapa kesukaran dalam diagnosis MBO
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
35/43
Beberapa kesukaran dalam diagnosis MBO
HASIL PEMERIKSAAN KEMUNGKINAN KAUSA
Pupil terfiksasi Obat anti kolinergik
Obat pelumpuh otot
Penyakit sebelumnya
Refleks okulo-vestibular negative Obat ototoksik
Obat penekan vestibular
Penyakit sebelumnyaTidak ada nafas Henti nafas pasca hiperventilasi
Obat pelumpuh otot
Tidak ada aktivitas motor Obat pelumpuh otot
Locked in state
Obat sedative
EEG: iso-elektrik Obat sedative
Anoksia
Hipotermia
Ensefalitis
Trauma
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
36/43
Tes perlu diulang untuk mencegahkesalahan pengamatan dan perubahan
tanda-tanda. Interval waktu berkisar antara
25-60 menit bagi RS yang berkepentingan
dengan transplantasi; bagi RS lain maksimal24 jam. Bila hasil tes ulang tetap negatif,
pasien dinyatakan mati/meninggal meskipun
jantung masih berdenyut.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
37/43
Khusus pada penentuan MBO untuk
kepentingan transplantasi, tes dilakukan
setidaknya 3 (tiga) orang dokter yangkompeten, dimana salah satunya adalah
spesialis anestesiologi atau intensivis, dan dua
dokter lain. Tiga dokter tersebut harus tidak ada
sangkut paut dengan tindakan transplantasi.
Pasien mati ketika batang otak dinyatakan mati,
bukan saat mayat dilepaskan dari ventilator dan
jantung berhenti berdenyut, maka segerakonsultasikan dengan tim transplantasi.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
38/43
Namun perlu diingat, biasanyapenyebab kematian adalah penyakit
utama pasien, bukan penarikankembali atau penolakan tindakanbantuan kehidupan.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
39/43
Penarikan kembali bantuan berarti menghentikan
terapi yang sudah terlanjur diberikan. Pendukungnya
mungkin merasa lebih nyaman dengan menarik
kembali terapi/bantuan hidup dari pada hanya
menolak terapi baru, karena terapi tersebut, telah
terbukti tidak bermanfaat bagi pasien. Mereka
meyakini penarikan kembali terapi mengakibatkan
penyakit utama dapat mengalahkan pasien.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
40/43
Setelah mesin dimatikan, dicoba untuk
mengembalikan nafas spontan pasien. Bila
upaya ini gagal, terapi ventilator tidak lagi
diberikan dan pasien dibiarkan mati. Bilasecara tak terduga pasien dapat bernafas
spontan adekuat lagi, maka upaya
menyelamatkan pasien dilanjutkan kembali.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
41/43
Kriteria Penghentian/penundaan bantuan hidup
1. Kelainan/penyakit ireversible.
2. Prognosis yang buruk dalam aspek medis dan kualitas
hidup.
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
42/43
Tindakan luar biasa untuk bantuan hidup
Tindakan luar biasa untuk bantuan hidup mencakup :
1. Rawat di ICU
2. RJP
3. Pengendalian distrimia
4. Intubasi trakeal
5. Ventilasi mekanis
6. Obat vasoaktif kuat
7. Nutrisi parenteral total
8. Antibiotika
9. Makanan lewat pipa enteral
10. Cairan dasar IV (DSW, NS, RL)
-
7/22/2019 Euthanasia Bhs Indonesia
43/43