Download - Ekstraksi Vakum
PENDAHULUAN
Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
dengan ekstraksi tekanan negatif melalui suatu cup pada kepala janin sehingga
terbentuk caput buatan. Alat ini dinamakan ekstraktor vakum atau ventouse.
Indikasi dilakukannya ekstraksi vakum ada tiga, yaitu indikasi ibu, indikasi janin
dan indikasi waktu. 1,2
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dena Towner seorang
profesor obstetrik dan ginekologi di UC Davis School of Medicine and Medical
Center California sepanjang tahun 1992-1994, didapatkan sebanyak 59,354 bayi
yang lahir dengan ekstraksi vakum dari 584,340 persalinan bayi dengan berat
badan lahir normal. Menurut penelitian tersebut, perdarahan intrakranial pada bayi
terjadi pada 1 dari 860 persalinan dengan ekstraksi vakum dan 1 dari 664
persalinan dengan ekstraksi forcep. Sementara kemungkinan perdarahan
intrakranial oleh karena ekstraksi vakum 2 kali lipat dari yang ditemukan terjadi
pada persalinan spontan.1,2,3
Definisi
Proses persalinan dibagi atas empat kala. Kala I atau kala pembukaan
adalah waktu dimulainya his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks
menjadi lengkap (10 cm). Kala II disebut juga kala pengeluaran, yaitu waktu dari
sejak pembukaan serviks lengkap sampai bayi dilahirkan. Kala III atau kala uri
adalah waktu segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir. Kala IV atau kala
pengawasan dimulai dari lahirnya plasenta sampai 1-2 jam kemudian, untuk
mengamati apakah terjadi perdarahan post partum (HPP) atau tidak. 4,5
Pada primipara, kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada
multipara kira-kira 7 jam. Kala I sendiri terdiri atas dua fase, yaitu fase laten
dimana serviks membuka sangat lambat sampai diameter 3 cm, berlangsung
selama 8 jam dan fase aktif dimana serviks membuka mulai dari 4 cm sampai 10
cm, berlangsung kira-kira 6 jam. Kala II pada primipara berlangsung kira-kira 2
jam dan pada multipara kira-kira 1 jam. Kala III berlangsung 2-6 menit, maksimal
15 menit. Kala IV berlangsung 1-2 jam. 4,5
1
Partus tidak maju, yaitu suatu persalinan dengan his yang adekuat yang
tidak menunjukkan pada pembukaan serviks, turunnya kepala, dan putar paksi
selama 2 jam terakhir. Persalinan pada primitua biasanya lebih lama. Pendapat
umum ada yang mengatakan bahwa persalinan banyak terjadi pada malam hari ,
ini disebabkan kenyataan bahwa biasanya persalinan berlangsung selama 12 jam
atau lebih, jadi permulaan dan berakhirnya partus biasanya malam hari. Hal ini
mungkin saja dapat disebabkan oleh beberapa etiologi, kelainan letak janin,
kelainan his, pimpinan partus yang salah, janin besar atau ada kelainan bawaan,
primitua, grande multi, usia tua dan juga ada yang menyebutkan faktor emosi
namun faktor emosi masih di perdebatkan oleh para ahli.2,3
Penatalaksanaan penderita dengan partus kasep (lama) adalah sebagai
berikut: Nilai dengan segera keadaan umum ibu hamil dan janin (termasuk tanda
vital dan tingkat dehidrasinya). Kajian nilai partograf, tentukan apakah pasien
berada dalam persalinan; Nilai frekuensi dan lamanya his, Suntikan cortoneacetate
100-200 mg intramuscular, Penisilinprokain : 1juta IU intramuscular,
Streptomisin : 1 gr intramuscular, Infuse cairan: Larutan garam fisiologis (NaCl),
Larutan glucose5-10% pada janin pertama : 1 liter perjam, Istirahat 1 jam untuk
observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan untuk segera bertindak,
Pertolongan : Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep,
manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, sectio
cesarea,dan lain-lain.3,7
Ekstraksi vakum adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan
ekstraksi tekanan negatif pada kepalanya dengan menggunakan ekstraktor vakum
(ventose) dan malmstrom.1 Tekanan yang digunakan adalah -0,2 mmHg selama 2
menit, kemudian dinaikan menjadi -0,4 mmHg selama 2 menit, lalu dinaikan
sampai -0,6 mmHg selama 5 menit. Prinsip ekstraksi vakum adalah membuat
suatu caput succadeneum artifisialis dengan cara memberikan tekanan negatif
pada kulit kepala janin melalui alat ekstraktor vakum.1,6
2
L A P O R A N K A S U S
IDENTITAS
Nama : Ny. L.M
Umur : 41 tahun
Alamat : Batu kota ling.II
Tempat Lahir : Kamanga
Bangsa : Indonesia
Agama : Kr. Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Nama Suami : Tn.F.S
Umur Suami : 41 tahun
Alamat Suami : Batu kota ling. II
Pendidikan Suami : S1
Pekerjaan Suami : PNS
ANAMESIS UTAMA
Penderita MRS tanggal 17 Mei 2013 jam 13.45 Wita.
Keluhan Utama : Pasien di rujuk dari puskesmas Bahu dengan diagnosa G3P2A0,
inpartu kala II lama
Janin Intra Uterin tunggal hidup letak kepala + gawat janin
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien sudah dipimpin mengejan dipuskesmas bahu sejak jam 12.00
wita (17/5/13)
Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan dirasakan teratur.
Pelepasan lendir campur darah (+).
Pelepasan air dari jalan lahir (-).
Pergerakan janin (+) dirasakan saat MRS.
Riwayat penyakit dahulu:
Penyakit Jantung disangkal
Penyakit Hipertensi
3
Penyakit Paru-paru
Penyakit Hati disangkal
Penyakit Ginjal
Penyakit Kencing Manis
Riwayat gemelli (-)
BAB dan BAK biasa
ANAMESIS KEBIDANAN
1. Riwayat kehamilan sekarang:
Muntah (-)
Bengkak (-)
Penglihatan terganggu (-)
Sakit Kepala (-)
Kencing terlalu sering (-)
Defekasi tidak teratur (-)
Perdarahan (-)
Keluar darah (-)
Kejang (-)
Waktu hamil tidak merokok dan minum alkohol
2. Pemeriksaan Ante Natal (PAN):
Jumlah PAN selama kehamilan8 kali
Di Puskesmas bahu 4 kali
Dipoliklinik obstetri RSUP Prof.Kandou 4 kali
Haid (menarche) 14 tahun, siklus haid teratur, lamanya
haid 3-4 hari
Hari pertama haid terakhir (HPHT) ? Agustus 2012
Taksiran tanggal partus ? Mei 2013
3. Riwayat Keluarga:
Perkawinan satu kali, dengan suami sekarang 11 tahun, sekarang
sudah punya 2 orang anak.
4. Keluarga Berencana:
4
Ikut KB, setelah melahirkan anak kedua dengan cara menggunakan
KB pil (terakhir tahun 2012).
5. Riwayat kehamilan terdahulu:
Tahun 2003, spt lbk, BBL: 2500 gr, di puskesmas bahu ditolong oleh
bidan
Tahun 2005, spt lbk, BBL: 3200 gr, di puskesmas bahu ditolong oleh
bidan
PEMERIKSAAN KEBIDANAN I
Tanggal 7 Mei 2013, jam 13.45 Wita.
Status Praesens:
KU : cukup
Kesadaran : CM
Tekana darah : 130/ 80 mmHg
Nadi : 88 X / menit
Respirasi : 24 X / menit
Suhu badan : 36,50 C
BB : 58 kg
TB : 152 cm
Mata : conj. anemis -/ - , sclera ikterik -/ -
Jantung : SI - II normal, bising (-)
Paru-paru : rh -/ - , wh -/ -
Anggota gerak : edema (-), varices (-)
Pemeriksaan Obstetrik:
Pemeriksaan Luar:
TFU : 28 cm
Letak janin : letak kepala U puki
BJA : (+), 14 – 14 – 13
His : (+), 2’-3’ // 40”-45”
Pemeriksaan Dalam:
Pembukaan lengkap, ketuban (-),Efficement 80%, pembukaan
8-9 cm, pp kepala, H III+
5
Pemeriksaan Laboratorium:
Darah :
HB : 11,2 gr%
Lekosit : 10.600/ mm3
Trombosit : 254.000/ mm3
PEMERIKSAAN KEBIDANAN II
Kesimpulan Sementara:
G3P2A0, 41 tahun, hamil aterm, inpartu Kala II Lama.
Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak kepala + gawat janin
Sikap :
R/ ekstrasi vakum
Konseling, informed
consent
Obs T, N, R, S.
Lapor konsulen, advis:
ekstrasi vakum
Observasi
Tanggal : 7 – 05 – 2013
Jam : 1345 Wita.
Kes : CM, T 130/ 80 mmHg , N 88X/ menit, R 22 X/ menit.
His : 2’-3’ // 40”-45”
BJA : (+), 14 – 14– 13
PD : Eff. 80%, pembukaan 8-9cm, ketuban (-), pp, kepala H III +.
Dx : G3P2A0, 41tahun, hamil aterm, inpartu Kala II lama.
Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak kepala + gawat janin.
Sx : - R/ ekstraksi vakum
- Konseling, inform consent
- Observasi VS, His, BJJ.
- Lapor konsulen, advis ekstraksi vakum
6
Jam : 1345 – 1410 Wita., His: (+), 2’-3’ // 45”-50”, BJA: 14 – 14 –
14
Jam : 1410 - 1420 Wita, ekstraksi vakum dimulai
Jam : 1420 Wita, lahir bayi perempuan, ekstraksi vakum, BBL: 2900gr,
PBL: 45 cm, S: 7-9
Jam : 1425 Wita, lahir plasenta spontan, kesan lengkap dengan
selaputnya BPL: 500 gr
Keadaan ibu 2 jam post partum :
T 120/ 70 mmHg , N 82 X/ menit, RR 20 X/ menit
TFU : 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik.
Perdarahan : - Kala III : 100 cc
- Kala IV : 100 cc
Total : 200 cc
Penderita ditidurkan dalam posisi litotomi, di atas meja ginekologi, vulva
dan sekitarnya diantisepsis dengan Betadin Iodine, bokong ibu dialas dengan doek
steril. Diambil cup nomor 5.
Cup dipasang miring kedalam vagina kemudian setelah mengenai kepala
bayi, cup dipasang tepat pada UUK. Setelah cup terpasang, tekanan didalam cup
diturunkan secara bertahap mulai dari -0,2 mmHg selama 2 menit, 0,4 mmHg
selama 2 menit dan 0,6 mmHg selama 5 menit sampai terjadi caput sucadaneum.
Sementara itu dilakukan pemeriksaan apakah ada jaringan vagina yang terjepit
diantara kepala anak dan cup. Ternyata tidak ada jaringan terjepit. Dilakukan
episiotomi lateral.
Dilakukan traksi supaya kepala turun (sampai setinggi HIV). Setelah batas
rambut kepala berada dibawah simfisis, arah tarikan ke perut ibu. Sementara itu
perineum disokong, sehingga lahirlah berturut-turut dahi, mata, hidung, mulut dan
dagu. Setelah kepala bayi lahir, tekanan pada cup dinaikan secara perlahan-lahan
sehingga cup terlepas. Dengan tarikan dari kepala, bayi dapat dilahirkan.
Jam 1420 lahir bayi perempuan dengan ekstraksi vakum BBL 2900 gr, PBL
45 cm, AS 7-9. Sementara jalan napas dibersihkan dengan penghisap lendir, tali
7
pusat dijepit dengan cunam kocher tersebut. Bayi diserahkan kepada bidan untuk
perawatan selanjutnya.
Dibawah bokong ibu diletakan stickpan, vulva dan sekitarnya diantisepsis
dengan kapas Lysol kemudian dilakukan pengosongan kandung kencing dengan
kateter kemudian penderita diistirahatkan sementara menunggu lepasnya plasenta.
Setelah 5 menit, Jam 1425 lahirlah plasenta lengkap dengan selaputnya.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan jalan lahir, tampak luka episiotomi, dilakukan
hecting, bagian dalam menggunakan benang chrom bagian luar menggunakan
benang seide.
Stickpan diganti dengan kain untuk menampung perdarahan kala IV, ibu
dibersihkan dan diistirahatkan. Dalam 2 jam post partum :
T 120/ 70 mmHg , N 82 X/ menit, R 20 X/ menit.
TFU : 2 jari di bawah pusat, Kontraksi uterus baik.
Perdarahan : - Kala III : 100 cc
- Kala IV : 100 cc
Total : 200 cc
FOLLOW UP PENDERITA
Tanggal : 18 mei 2013 – 19 mei 2013
Keluhan (-), Kesadaran : CM, KU : cukup
T 120/ 80 mmHg , N 84 X/ menit, R 20 X/ menit, S: 36,7°C.
Conj. anemis -/ - , c/ p dalam batas normal,
St. Puerpuralis:
Mammae : Laktasi +/+, infeksi -/-
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik.
Vulva : oedem -/-, inf -/-
Perineum : terawat
Lokia : Rubra
A : P3A0, 41 thn, post EV atas indikasi kala II 2 jam + gawat janin
P Lahir bayi perempuan BBL 2900 gr, PBL 45cm, AS 7-9
Sx: Cefadroxil 3 x 1
SF 1 x 1
8
ASI on demand
Rawat perineum
Konseling KB
Tanggal : 20 Mei 2013
Keluhan (-), Kesadaran : CM, KU : cukup
T 120/ 80 mmHg , N 82 X/ menit, R 22 X/ menit, S: 36,7°C.
Conj. anemis -/ - , c/ p dalam batas normal,
St. Puerpuralis:
Mammae : Laktasi +/+, infeksi -/-
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik.
Vulva : oedem -/-, inf -/-
Perineum : terawat
Lokia : Rubra
A : P3A0, 41 thn, post EV atas indikasi kala II 2 jam + gawat janin.
P Lahir bayi perempuan BBL 2900 gr, PBL 45cm, AS 7-9
Sx: Cefadroxil 3 x 1
SF 1 x 1
Rawat jalan
Boleh pulang
9
D I S K U S I
Pada kasus ini akan dibicarakan tentang:
Definisi
Diagnosis
Penanganan
Komplikasi
Prognosis
A. Definisi
Proses persalinan dibagi atas empat kala. Kala I atau kala pembukaan
adalah waktu dimulainya his persalinan yang pertama sampai pembukaan
serviks menjadi lengkap (10 cm). Kala II disebut juga kala pengeluaran, yaitu
waktu dari sejak pembukaan serviks lengkap sampai bayi dilahirkan. Kala III
atau kala uri adalah waktu segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir.
Kala IV atau kala pengawasan dimulai dari lahirnya plasenta sampai 1-2 jam
kemudian, untuk mengamati apakah terjadi perdarahan post partum (HPP)
atau tidak. 4,7
Pada primipara, kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada
multipara kira-kira 7 jam. Kala I sendiri terdiri atas dua fase, yaitu fase laten
dimana serviks membuka sangat lambat sampai diameter 3 cm, berlangsung
selama 8 jam dan fase aktif dimana serviks membuka mulai dari 4 cm sampai
10 cm, berlangsung kira-kira 6 jam. Kala II pada primipara berlangsung kira-
kira 2 jam dan pada multipara kira-kira 1 jam. Kala III berlangsung 2-6 menit,
maksimal 15 menit. Kala IV berlangsung 1-2 jam. 4,7,8
Kala II
10
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit
sekali. Pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm). Pada saat ini kepala bayi
sudah masuk ruang panggul, sehingga timbul tekanan pada otot-otot dasar
panggul, yang menimbulkan refleks rasa mengedan. Wanita merasa pula
tekanan pada rektum yang menyebabkan ingin buang air besar. Kemudian
perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia
membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada
waktu his. Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin
dilahirkan dengan suboksiput dibawah simfisis dan dahi, muka dan dagu
melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan dan anggota bayi. 3,4
KALA II LAMA
Definisi
Kala II lama adalah bila pada primipara kala II terjadi lebih dari 2 jam,
sedangkan pada multipara terjadi lebih dari 1 jam. Hal ini menyebabkan partus
lama, yaitu persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primipara dan
lebih dari 18 jam pada multipara. 3,4,5
Etiologi. 3,4
1. Kelainan tenaga (His).
2. Kelainan letak dan bentuk janin.
3. Kelainan panggul.
4. Kelainan tali pusat (tali pusat pendek).
5. Janin besar atau ada kelaianan kongenital.
6. Primitua.
7. Perut gantung, grande multipara.
8. Ketuban pecah dini (KPD).
9. Kelainan traktus genitalis.
10. Pimpinan partus yang salah.
11. Ibu tidak kooperatif.
Penanganan
1. Perawatan pendahuluan:
11
Penisilin prokain 1 juta IU intramuscular.
Sreptomisin 1 gr IM.
Infus cairan:
Garam fisiologis.
Larutan glucose 5-10% pada janin, pertama 1 liter/ jam.
Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan
untuk segera bertindak.
2. Pertolongan
Dapat dilakukan:
Partus spontan.
Ekstraksi vakum.
Ekstraksi forceps.
Manual Aid pada letak sungang.
Embriotomi bila janin meninggal.
Seksio Sesarea, dll 2
Pada kasus ini, tidak ada kelainan dan bentuk janin, juga tidak ada
kelainan panggul (panggul cukup luas). Penyebab kala II Lama pada kasus ini
adalah ibu kurang kooperatif, dapat juga karena ibu kelelahan karena
mengejan dan terjadi peningkatan denyut jantung janin sehingga mengarah ke
arah gawat janin.
B. Diagnosis
Saat masuk rumah sakit penderita didiagnosis dengan G3P2A0, 41 tahun,
hamil aterm, inpartu Kala II lama. Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak
kepala + gawat janin . Penderita didiagnosis seperti ini karena saat MRS
tanggal 17 mei 2013 jam 1345 Wita dengan keluhan, pasien dirujuk dari
puskesmas bahu dengan diagnosa G3P2A0, 41 Tahun, inpartu kala II Lama,
dimana pasien sudah dipimpin mengejan dari puskesmas bahu sejak jam 12.00
Wita(17/5/13),nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan dirasakan penderita
teratur, bloody show ada, pergerakan janin masih dirasakan saat MRS.
Berdasarkan anamnesis tersebut penderita sudah dalam keadaan inpartu.
12
Status praesens dalam batas normal, status obstertrik menunjukan kelainan
yaitu terjadi peningkatan BJA.
Sikap yang diambil dalam keadaan ini yaitu rencana ekstraksi vakum, Lab,
konseling, informed consent, observasi TNRS, His dan BJA.
C. Penanganan
EKSTRAKSI VAKUM
Definisi
Eksraksi vakum adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan
ekstraksi tekanan negatif pada kepalanya dengan menggunakan ekstraktor
vakum (ventose) dan malmstrom.1 Tekanan yang digunakan adalah -0,2
mmHg selama 2 menit, kemudian dinaikan menjadi -0,4 mmHg selama 2
menit, lalu dinaikan sampai -0,6 mmHg selama 5 menit.1,2
Indikasi. 1.2
1. Waktu : pemanjangan kala II
2. Janin :
Gawat janin
Tali pusat menumbung
Solutio plasenta
3. Ibu : bila usaha untuk mengejan perlu dikurangi seperti pada
keadaan:
Penyakit jantung
Hipertensi pada kehamilan
Gangguan pernapasan
Maternal exhaustion
Kontra Indikasi. 1,2
1. Absolut
Letak muka
Letak sungsang
Letak lintang
CPD
2. Relatif
13
Letak dahi
Asinklitismus berat
Prematuritas
Makrosomia
Ibu tidak kooperatif
Syarat.1,2
1. Ketuban sudah pecah
2. Pembukaan serviks lengkap
3. Kepala janin sudah engaged
4. Berat janin > 2500 gr
5. Ibu dapat mengejan
6. Cup dipasang pada ubun-ubun kecil
7. Pemasangan cup tidak boleh lebih dari 2 kali
8. Cup dipasang tidak boleh lebih dari 20 menit
9. Kepala dapat dilahirkan dengan tarikan tidak lebih dari 3 kali 1
Penanganan pada kasus ini yaitu observasi vital sign, terminasi kehamilan
dengan ekstraksi vakum. Pada kasus ini syarat-syarat ekstraksi vakum sudah
terpenuhi karena ketuban sudah pecah, pembukaan sudah lengkap, bayi kecil,
kontraksi (tenaga mengejan) ibu ada. Pemilihan terminasi kehamilan dengan
cara ekstraksi vakum pada kasus ini sudah sesuai dengan indikasi dan syarat
ekstraksi vakum.
Adapun indikasi ekstraksi vakum antaara lain:
Indikasi ibu : untuk memperpendek kala II, misalnya pada penyakit
jantung, gangguan pernapasan, hipertensi dan kelelahan ibu.
Indikasi janin : adanya gawat janin.
Indikasi waktu : kala II memanjang. 1,2
Kontra indikasi ekstraksi vakum :
Faktor ibu:
Adanya rupture uteri membakat
Adanya penyakit ibu yang secara mutlak ibu tudak boleh
mengejan, misalnya pada payah jantung, PEB dan ibu tidak
kooperatif.
14
Faktor janin :
Letak muka
Letak sungsang
Letak lintang
Janin preterm 1,2
Pada kasus ini tidak ditemukan kontra indikasi untuk dilakukannya
ekstraksi vakum. Pada penanganan kasus ini juga diberikan antibiotika sebagai
profilaktik terhadap infeksi.
D. Komplikasi
Ekstraksi Vakum Gagal bila:
1. Mangkuk terlepas tiga kali atau lebih karena:
Caput suksedaneum buatan tidak terbentuk sempurna.
Ekstraksi terlalu kuat atau salah arah.
Adanya jaringan yang terjapit diantara mangkuk dan kepala janin.
Kerjasama antara dua tangan operator tidak baik.
Sebab-sebab obstetrik, misalnya: disporporsi kepala panggul yang
tidak diketahui sebelumnya, lilitan tali pusat yang erat, dan adanya
cincin konstriksi lokal.
2. Dalam waktu 15 menit dilakukan ekstraksi janin belum lahir. 1,3,6
Komplikasi
1. Ibu :
Perdarahan pasca persalinan.
Laserasi jalan lahir.
Infeksi
2. Janin :
Laserasi kulit kepala janin.
Sefalohematom sampai hematom subdural.
Nekrosis kulit kepala yang dapat menyebabkan alopesia.
Fraktur tulang tengkorak.
Cedera pada muka janin.
15
Paresis nervus fasialis. 1,3,6
Keuntungan (dibanding ekstraksi forceps):
1. Tidak memerlukan narkose.
2. Pemasangan lebih mudah.
3. Lesi jalan lahir ibu tidak banyak terjadi. 1
Kerugian (dibanding ekstraksi forceps):
1. Kelainan janin tidak segera terlihat.
2. Tidak dapat digunakan untuk melindungi kepala janin preterm.
3. Memerlukan waktu lebih lama untuk mengakhiri persalinan hingga pada
umumnya tidak dilakukan untuk menolong gawat janin.
4. Memerlukan kerjasama dengan ibu yang bersalin. 1
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dengan ekstraksi vakum yaitu
perdarahan pasca persalinan, laserasi jalan lahir, infeksi. Pada kasus ini tidak
terjadi perlukaan jalan lahir dan perdarahan, pada luka episiotomi tidak
ditemukan tanda-tanda infeksi. Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi yaitu
laserasi kulit kepala janin, sefalohematom, nekrosis kulit kepala, fraktur tulang
tengkorak, cedera muka janin, paresis nervus fasialis. 1,2,5
Pada kasus ini tidak ditemukan komplikasi pada ibu dan bayi seperti yang
tersebut diatas.
E. Prognosis
Pada kasus ini mulai hari I post partum sampai hari III keadaan ibu dan
bayi masih baik, sehingga prognosis pada kasus ini dapat dikatakan baik.
Prognosis pada partus lama dan persalinan dengan ekstraksi vakum kurang
baik karena adanya komplikasi-komplpikasi yang mungkin terjadi.
Penanganan yang tepat dan cepat dapat menghindari komplikasi.
16
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada kasus ini penderita MRS dengan G3P2A0, 41 tahun, hamil aterm,
inpartu kala II lama. Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak belakang kepala +
gawat janin. Setelah pimpinan persalinan 2 jam, janin belum lahir, kemudian
kehamilan diakhiri dengan ekstraksi vakum.
Keadaan ini memiliki prognosis yang jelas tidak baik terhadap ibu
maupun terhadap janin. Dengan tindakan ekstraksi vakum dapat terjadi HPP
dan janin dapat terjun kedalam gawat janin jika terminasi kehamilan lama,
selain itu resiko trauma pada janin.
Prognosa pada kasus kala II lama dengan ekstraksi vakum adalah
buruk, tapi dengan penanganan yang tepat dan cepat dapat menghindari
komplikasi-komplikasi yang tidak diharapkan.
S A R A N
Setiap ibu hamil diwajibkan untuk mengikuti PAN dan konseling
secara teratur, sehingga dapat dijelaskan mengenai proses persalinan nantinya
dapat mempersiapkan mental ibu dengan baik
Ekstraksi vakum adalah persalinan bantuan yang tepat untuk kasus ini
karena syarat terpenuhi dan sesuai indikasi waktu. 1
Penderita diusulkan untuk menggunakan KB sterilisasi karena sudah
memiliki tiga orang anak.
17
D A F T A R P U S T A K A
1. Wiknjosastro,H.2000. ilmu bedah kebidanan. Jakarta: yayasan bina
pustaka sarwono prawirohardjo
2. Pritchard, Mac Donal, Gant. 1991. Obstetrik Williams Edisi 21:
ekstraksi vakum. Airlangga University Pres; 226-228.
3. Mochtar Rustam. Partus Lama. Dalam: Sinopsis Obstetri edisi 2.
Jakarta, EGC Penerbit Buku Kedokteran, 1998:384-386.
4. Sarwono prawirohardjo.2008.ilmu kebidanan. Jakarta: PT.Bina
pustaka sarwono prawirohardjo. Hal 296-314
5. Mansjoer A, Supraharto, Wardhani WI. 2000. Kapita selekta
Kedokteran. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius
6. Sutoto dan Herman K. Ekstraksi Vakum. Dalam: Ilmu Fantom Bedah
Obstetri edisi 1999, Semarang, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 1999: 41-45.
7. Prawirohardjo S. Fisiologi dan Mekanisme Persalinan Normal. Dalam:
Ilmu Kebidanan edisi 3.Jakarta, Yayasan Bina Pustaka, 1999:180-185,
587-652.
8. Sastrawinata S. Persalinan. Dalam: Obstetri Fisiologi edisi 1983,
Bandung, ELEMAN, 1983: 258-268.
18
9. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ketuban Pecah Dini
dan Ekstraksi Vakum. Dalam: Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, YBP-SP, 2002: M-112 –
M-115, P-20 – P-23.
10. Wijayanegara H, dkk. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya. Dalam:
Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSUP dr.
Hasan Sadikin, Bandung, Bagian Obsgin FK Universitas Padjajaran,
1998: 109-110.
11. Jaringan Nasional Pelayanan Klinik Kesehatan Reproduksi. Pelatihan
Asuhan Persalinan Normal. 2001
19