Disampaikan dalam acara Seminar Nasional dengan tema “Kaderisasi KepemimpinanIndonesia”, yang diselenggarakan oleh Yayasan AR Baswedan bekerjasama dengan Universitas
Ahmad Dahlan, Jogjakarta, 28 September 2019
} Menurut ajaran Islam, tujuan negara adalah terlaksananya ajaran-
ajaran al Quran dan sunah rasul dalam kehidupan masyarakat,
menuju kepada tercapainya kesejahteraan hidup di dunia, material
dan spiritual, perseorangan dan kelompok serta mengantarkan
kepada tercapainya kebahagiaan hidup di akhirat kelak.
Al Quran surah Al Hajj ayat 41 :
} “orang-orang muslim itu ialah yang jika kami beri mereka kedudukan
kuat di muka bumi mereka mengerjakan shalat, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat kebajikan, dan melarang berbuat kemunkaran.”
Surah Ali Imran ayat 110 Allah berfirman:
} “Kamulah masyarakat terbaik yang telah dilahirkan untuk seluruh
manusia, karena kamu menyuruh mengerjakan kebajikan dan
melarang mengerjakan ketidakadilan atau kemunkaran, dan kamu
beriman kepada Allah.”
} Kewajiban pertama atas seorang penguasa dan pemerintahnya,
dalam negara Islam, ialah menegakkan sistem kehidupan Islami
dengan sempurna tanpa mengurangi atau mengganti. Dan wajib
atasnya memerintahkan segala yang ma’ruf, menebarkan kebaikan
dan mencegah kemungkaran serta bertindak membasmi kejahatan
dan kerusakan sesuai dengan ukuran nilai-nilai akhlak Islam.
} Rasulullah saw pernah bersabda: “melalui negara, Allah membasmi
semua yang tidak dapat dibasmi melalui al Quran.”
} Artinya kejahatan yang tidak dapat dimusnahkan melalui ajaran-
ajaran al Quran membutuhkan kekuasaan memaksa dari negara
untuk membasminya.
} Hal ini berarti tujuan utama suatu negara Islam adalah untuk
menegakkan dan melaksanakan dengan segenap sumber daya
kekuasaannya yang terorganisasikan sejalan dengan program
reformasi yang telah ditunjukkan Islam demi tegaknya kehidupan
yang lebih layak untuk perbaikan umat manusia.
1. MUSYAWARAH (AL QUR’AN SURAH AN NISA’ 59):
} “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul-Nya dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (al Qur’an) dan Rasul (sunahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
SURAH ALI IMRAN AYAT 159:
} “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya”.
2. KEADILAN (Surah An Nisa’ ayat 58) :
} “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-
benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu…”
} Surah Asy Syuuraa ayat 15:
} Allah memerintahkan kepada Rasulullah SAW agar
mengumandangkan: “…dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di
antara kamu…”, yakni aku telah diperintahkan untuk bertindak adil
tanpa memihak, maka bukanlah watakku untuk bersikap fanatik
kepada seseorang atau lawan seseorang.
3. PERSAMAAN (Surah Al Hujarat Ayat 10):
} “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara…”
} Surah Al Hujarat Ayat 13 :
} “Hai sekalian manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.”
4. TANGGUNGJAWAB PEMERINTAH
} Rasulullah telah bersabda:
} “Ketahuilah bahwa kamu adalah gembala, dan kamu sekalian akan
dimintai pertanggungjawaban mengenai gembalaannya; seorang
pemimpin (imam) tertinggi adalah gembala bagi rakyatnya dan dia
akan dimintai pertanggungjawaban mengenai rakyatnya.”
} “Barangsiapa menjadi pemimpin, maka dia adalah orang yang paling
panjang perhitungannya di hari kiamat dan paling besar azabnya,
dan barangsiapa yang tidak jadi pemimpin, maka dia adalah yang
paling ringan perhitungannya dan paling sedikit azabnya, sebab
orang-orang yang menjadi pemimpin adalah orang paling dekat
kemungkinannya untuk bertindak zalim terhadap kaum mukminin,
dan barangsiapa yang bertindak zalim terhadap kaum mukminin,
maka sesungguhnya ia telah melanggar perjanjiannya dengan allah
dan mengkhianatinya.”
5. KEBEBASAN (Surah Al Baqarah ayat 256) :
} “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
telah jelas yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu, barang
siapa yang ingkar kepada taghut (setan dan apa saja yang
dipertuhankan selain Allah) dan beriman kepada Allah,
sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat
yang tidak akan putus. Dan Allah maha mendengar lagi maha
mengetahui.”
1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
indonesia;
2. Memajukan kesejahteraan umum;
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa;
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
} Pasal 1 ayat (2) UUD 1945: “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut undang-undang dasar”.
} Pasal 1 ayat (3) UUD 1945: “Negara Indonesia adalah negara hukum.
} Pasal 27 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan:
} “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya”.
} Pasal 28D ayat (1) menyatakan:
} “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum”.
} Jika ide demokrasi hanya dikonstruksikan harus diimbangi oleh
sistem rule of law, sistem demokrasi yang dipraktikkan hanya akan
bersifat prosedural dan formal.
} Karena itu diperlukan sistem etika (rule of ethics) bersamaan
dengan terus ditata dan ditegakkannya sistem hukum (rule of law)
untuk memastikan bahwa sistem demokrasi yang dibangun tidak
hanya bersifat prosedural-formal, tetapi juga bersifat substansial.
} Untuk itu, perlu membangun demokrasi yang sehat dengan ditopang
oleh the rule of law and the rule of ethics secara bersamaan.
1. Ketetapan MPR tersebut menegaskan bahwa penyelenggara negara
pada lembaga-lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus
melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik dan
bertanggungjawab kepada masyarakat, bangsa dan negara.
2. Untuk menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut, penyelenggara
negara harus jujur, adil, terbuka, dan terpercaya serta mampu
membebaskan diri dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
3. Untuk menghindari praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme,
seseorang yang dipercaya menjabat suatu jabatan dalam
penyelenggaraan negara harus bersumpah sesuai dengan
agamanya, harus mengumumkan dan bersedia diperiksa
kekayaannya sebelum dan setelah menjabat.
} Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih di Indonesia pasca
reformasi dibentuk Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme sebagai wujud konkritisasi dari agenda
utama reformasi tersebut.
} Undang-undang ini memuat tentang ketentuan yang berkaitan
langsung atau tidak langsung dengan penegakan hukum terhadap
tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme yang khusus ditujukan
kepada para penyelenggara negara dan pejabat lain yang memiliki
fungsi strategis dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
} Di tengah upaya seluruh bangsa menata ulang postur sosial-politik yang lebih
demokratis dan berkeadilan, Indonesia dihadapkan dengan masifnya
kekuasaan keluarga yang mendominasi kepemimpinan lokal di berbagai
daerah. Kekuasaan lokal terus berputar dari suami, istri, anak, adik ipar, dan
sebagainya.
} Dinasti politik sejatinya bukan hanya menjadi kepentingan kolektif warga
masyarakat di daerah, melainkan juga menjadi agenda bangsa dalam
mendekonstruksi gejala-gejala kekuasaan yang hegemonis dan tiran dalam
menguasai berbagai sumber daya lokal.
} Dalam spektrum yang lebih luas, dinasti politik yang kolutif dan koruptif
adalah masalah serius bagi keberlanjutan demokratisasi di Indonesia dan juga
menjadi masalah dalam distribusi keadilan pembangunan sosial ekonomi di
daerah.
} Dinasti politik tidak sekadar terkait dominasi kekuasaan oleh seorang aktor
politik yang mewariskan dan mereproduksi kekuasaannya kepada
keluarganya, tetapi juga terkait bagaimana konstruksi sosial masyarakat
didesain dalam sebuah relasi sosial yang berkeadilan dan lebih humanis.
} Dinasti politik tidak hanya dipahami dalam perspektif politik, tetapi juga
menjadi masalah sosiologis dalam realitas masyarakat. Kekuasaan hanyalah
sebagai pintu masuk bagaimana alat-alat kekuasaan ekonomi politik dikuasai
oleh keluarga aktor tersebut.
} Justru yang menjadi masalah akut adalah kekuasaan tersebut tidak mampu
membawa perubahan sosial ekonomi kepada masyarakat banyak. Kekuasaan
hanyalah menjadi tameng bagi keluarganya untuk menguasai hajat hidup
orang banyak dan dilakukan hanya untuk memakmurkan kekuasaan ekonomi
politik lingkaran keluarganya.
} Pasal 7 huruf r UU No. 8 Tahun 2015 tentang Pilkada Gubernur, Bupati,
dan Walikota mengatur pembatasan terhadap pasangan calon yang
mempunyai hubungan kekerabatan atau garis keturunan dengan
petahana:
} “Seseorang yang mempunyai hubungan darah atau ikatan perkawinan
dan/atau garis keturunan 1 (satu) tingkat lurus ke atas, ke bawah, ke
samping dengan petahana yaitu ayah, ibu, mertua, paman, bibi, kakak,
adik, ipar, anak, menantu, tidak boleh maju menjadi calon gubernur dan
wakil gubenrur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil
walikota kecuali telah melewati jeda 1 (satu) kali masa jabatan.”
} Pasal 7 huruf r telah dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945 melalui
Putusan MK No. 33/PUU-XIII/2015.
Pasal 169 UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu:
1. Bertaqwa kepada Tuhan YME
2. Tidak pernah mengkhianati negara serta tidak pernah melakukan
tindak pidana korupsi dan tindak pidana berat lainnya.
3. Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban sebagai Presiden &Wakil Presiden.
4. Bebas dari penyalahgunaan narkoba
5. Melaporkan kekayaannya
6. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perorangan
dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggungjawabnya
yang merugikan keuangan negara
7. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
8. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela
9. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun atau lebih
10. Bukan bekas anggota organisasi terlarang PKI, termasuk
organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung
dalam G.30S/PKI
11. Memiliki visi, misi, dan program dalam melaksanakan pemerintahan
negara RI
UU Pemerintahan Daerah (UU No. 12 Tahun 2008 Pasal 58) :
1. Bertaqwa kepada Tuhan YME
2. Mampu secara jasmani dan rohani
3. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
atau lebih.
4. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
5. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perorangan dan/atau
secara badan hukum yang menjadi tanggungjawabnya yang merugikan
keuangan negara;
6. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;
7. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela.
Pasal 58 huruf f UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah dinyatakan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat melalui Putusan MK No. 4/PUU-
VII/2009 mengenai Pengujian UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilu Anggota
DPR, DPD, dan DPRD dan UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas UU Pemerintahan Daerah sepanjang tidak memenuhi syarat-syarat:
1. tidak berlaku untuk jabatan publik yang dipilih (elected officials);
2. berlaku terbatas jangka waktunya hanya selama 5 (lima) tahun sejak
terpidana elesai menjalani hukumannya;
3. dikecualikan bagi mantan terpidana yang secara terbuka dan jujur
mengemukakan kepada publik bahwa yang bersangkutan mantan terpidana;
4. bukan sebagai pelaku kejahatan yang berulang-ulang.
1. Adanya ruang bagi lembaga kemahasiswaan (intra maupun ekstra)
untuk melakukan kaderisasi
2. Pendidik dan civitas akademikanya memberikan atmosfer akademik
di lingkungan kampus
3. Nilai-nilai akademik, etika akademik dan budaya akademik saling
sinergi
4. Kampus meningkatkan daya saing bangsa di tingkat global maupun
regional.
5. Peran orangtua dan keluarga serta masyarakat
1. Partai politik melakukan pendidikan politik dan kaderisasi calon
pemimpin secara terbuka, terstruktur dan demokratis.
2. Partai politik harus mampu menghadirkan calon pemimpin yang
bersih, berintegritas, cerdas dan amanah.
3. Membatasi dan mencegah perilaku anggotanya untuk melakukan
KKN.