Download - diare
TINJAUAN PUSTAKATINJAUAN PUSTAKA
DIARE PADA ANAKDIARE PADA ANAK
Nurul Tafriziyah, S.KedNurul Tafriziyah, S.Ked
0770018207700182
Definisi
bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah
WHO membagi diare menjadi :• Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang
dari 7 hari • Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih
dari 14 hari • Sedangkan diare yang yang berlangsung antara 1
minggu (7 hari) hingga 2 mingu (14 hari) dikatakan sebagai diare yang berkepanjangan atau prolonged diarrhea
Etiologi
1. Faktor infeksi- F. Enteral : bakteri, virus, parasit- F. Parenteral : OMA,
tonsilofaringitis2. Faktor malabsorpsi3. Faktor makanan4. Faktor psikologis
Faktor Resiko
1. Karakteristik umurterbanyak ditemukan pada rentang umur < 24 bulan (65,28 %) dan terendah pada kelompok umur 37 – 60 bulan (9,72 %).
2. Status giziSemakin buruk keadaan / status gizi balita,
semakin sering dan berat diare yang diderita
3. Tingkat pendidikan pengasuh (ibu) dan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka upaya untuk menjaga kesehatan dan kebersihan juga semakin baik.
4. Lingkungan.
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :
a. Gangguan osmotikb. Gangguan sekresic. Gangguan motilitas usus
Patofisiologi
Berdasarkan mekanisme patofisiologinya, diare dibagi menjadi diare osmotik dan diare sekretorik.
A. Diare osmotik
Malabsobsi solute/Karbohidrat (osmotic actif) dalam usus kecil dan kolon
Beban osmotic↑ Karbohidrat dimetabolisme oleh bakteri
Ekskresi usus di proksimal usus pH<5,5
Kecil dan kolon
Gangguan Reabsorbsi cairan di bagian distal usus kecilDan kolon kadar Na+ < plasma beban
osmotik↑Metabolism KH→as.lemak, H2, CO2 dan gas metan
Diare osmotic gap (<100-160 m Osm)
Dengan demikian karakteristik diare osmotik ialah
• Diare berhenti dengan penghentian pemberian minuman/ makanan
• “Kesenjangan osmotik” yang cukup besar, yaitu >50 m Osm
• Kadar elektrolit tinja yang rendah• pH tinja kurang dari 5,5
B. Diare sekretorik
adalah suatu bentuk diare dalam jumlah yang besar yang disebabkan karena sekresi cairan dan elektrolit dari mukosa yang berlebih.
Khas pada diare sekretori adalah volumenya yang besar dan bersifat cair. Karena diare sekretorik tidak tergantung dengan adanya solut yang masuk, maka berbeda dengan diare osmotik, dimana diare ini tibak berpengaruh dengan mempuasakan penderita. Kadar Na dan Cl ditemukan meningkat dalam tinja penderita diare tipe sekretorik
Karakteristik dari diare sekretorik meliputi:
• Sekresi cairan intestinal yang disertai sekresi ion aktif.
• Kandungan Na tinja sering lebih besar daripada 90 mEq/l (mMol), walaupun osmolalitas tinja sama dengan 2 kali jumlah Na dan K tinja.
• Dengan mempuasakan pasien diare tetap berlangsung
Manifestasi klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan tinjaa. Makroskopis dan mikroskopisb. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula (laktosa).
2. Pemeriksaan ganguan keseimbangan “asam-basa” dalam darah, dengan menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit, terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)
5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
Komplikasi
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, atau hipertonik)
2. Renjatan hipovolemik3. Hipokalemia (dengan gejala
meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektrokardiogram)
4. Hipoglikemia5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai
akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan vili mukosa usus halus.
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi protein
Kriteria Penentuan Derajat Dehidrasi (Haroen Noerasid)
• Dehidrasi Ringan : rasa haus dan Oligouria ringan
• Dehidrasi Sedang : Kriteria dehidrasi ringan+ “keadaan jaringan” yaitu turgor kult turum, ubun- ubun besar cekung dan mata cowong.
• Dehidrasi Berat : Kriteria dehidrasi sedang + “tanda vital” yaitu kesadaran(SSP) somnolen, spoor, koma dan pernafasan kussmaul juga renjatan (pulmo dan kardiovaskuler)
Penatalaksanaan
Dasar pengobatan diare adalah:• Pemberian cairan (rehidrasi awal dan
rumatan)• Diatetik (pemberian makanan)• Obat- obatan