Download - DESAIN PENELITIAN KOHORT
I. DESAIN PENELITIAN KOHORT
I.1. Judul Penelitian : Studi Kohort Kejadian Penyakit DBD di Wilayah Kecamatan Sawahan Kota Surabaya Tahun 2010
I.2. Latar BelakangPenelitian :
Penyakit DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Ae.aegypti. Di kota Surabaya selama lima tahun terakhir kasus DBD selalu mengalami peningkatan. Faktor risiko kejadian penyakit DBD antara lain adalah 1). Kepadatan hunian rumah, 2). Keberadaan tempat penampungan air dan 3). Perilaku penduduk seperti melaksanakan menutup, menguras dan mengubur barang bekas (3M), tidur pada pagi dan sore hari, membuka jendela dari pagi hingga sore hari.
I.3. Tujuan Penelitian :
Mengetahui apakah ketiga faktor risiko tersebut berhubungan dengan kejadian penyakit DBD di wilayah kecamatan Sawahan kota Surabaya.
I.4. Metode Penelitian :
Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional, rancangan kohort, sampel 1.092 rumah dan 4.549 orang responden dari tiga kelurahan di kecamatan Sawahan. Responden dilakukan wawancara dan pemeriksaan langsung lalu diikuti selama tiga bulan ke depan (Maret-Juni 2010) untuk mengetahui apakah ada kejadian penyakit DBD dari paparan yang ada. Analisis secara deskriptif dilakukan untuk mengetahui distribusi responden dan kejadian penyakit DBD dilakukan, uji chi-square digunakan untuk mengetahui hubungan antara paparan dan kejadian penyakit DBD dan untuk mengetahui derajat hubungannya digunakan ukuran Resiko Relative (RR).
I.5. Definisi Operasional :a. Demam Berdarah Dengue
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina lewat air liur saat menghisap darah manusia.
b. Kepadatan Hunian Rumah :
Jumlah penghuni yang berada dalam satu rumah.
c. Maya Index :
Indikator baru yang digunakan untuk mengidentifikasikan apakah sebuah area atau komunitas beresiko tinggi sebagai tempat perkembang biakan nyamuk Aedes Aegypti, didasarkan pada status kebersihan area tersebut dan ketersediaan tempat yang mungkin berpotensi sebagai tempat perkembang biakan nyamuk.
d. Perilaku
Suatu tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.
I.6. Variabel Penelitian :I.6.1. Variabel Dependen
- Kejadian penyakit DBD pada wilayah Kecamatan Sawahan Kota Surabaya Tahun 2010.
I.6.2. Variabel Independen- Kepadatan hunian rumah.- Keberadaan tempat penampungan air.- Perilaku penduduk : 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur).
I.7. Cara Pengambilan Sampel :
Cara pengambilan sampel adalah dengan cara Cluster Sampling (Sampel Random Berkelompok), yakni dengan membagi populasi sebagai cluster-cluster kecil, lalu pengamatan dilakukan pada sampel cluster yang dipilih secara random. Sampel tersebar di 3 kelurahan berdasarkan wilayah meliputi kecamatan, kelurahan, RW dan RT.
I.8. Cara Pengambilan Data :
Cara pengambilan data adalah dengan cara wawancara dan pemeriksaan langsung pada sampel yang kemudian diikuti selama tiga bulan ke depan (Maret-Juni 2010) untuk mengetahui apakah ada kejadian penyakit DBD dari paparan yang ada.
I.9. Hipotesis Penelitian :- H0 = Faktor kepadatan hunian rumah, keberadaan tempat penampungan air
berbasis Maya Index (MI) dan perilaku penduduk tidak ada hubungannya dengan kejadian penyakit DBD di wilayah Kecamatan Sawahan Kota Surabaya.
- H1 = Faktor kepadatan hunian rumah, keberadaan tempat penampungan air berbasis Maya Index (MI) dan perilaku penduduk ada hubungannya dengan kejadian penyakit DBD di wilayah Kecamatan Sawahan Kota Surabaya.
Hipotesis diatas adalah jenis Two-tailed Hypothesis dikarenakan tidak menunjukkan arah dari hipotesis tersebut (positif atau negatif). Jenis hipotesis akan menentukan kesimpulan sementara suatu penelitian dan juga jumlah sampel yang akan diambil.
I.10. Penghitungan Jumlah Sampel
Penelitian menggunakan desain kohort mempengaruhi cara penghitungan jumlah sampelnya. Dikarenakan pada penelitian ini menggunakan data proporsi, maka penting untukkita mencari terlebih dahulu proporsi antara sampel yang sakit dan yang tidak sakit berdasarkan keterpajanan mereka terhadap faktor resiko. P1 menggambarkan proporsi sampel yang tidak
sakit dengan pajanan faktor resiko berupa kepadatan hunian rumah, sedangkan P2 menggambarkan proporsi sampel yang sakit dengan pajanan faktor resiko berupa kepadatan hunian rumah. Setelah itu, data lainnya dimasukkan ke dalam rumus berikut.
(p1q1+p2q2)(Z 1-α/2 + Z 1-β)2
n = ---------------------------------- (p2-p1)2
dimana n = besar sampel minimumZ1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada tertentu (untuk α =
0.05 adalah 1.96)Z 1-β = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kuasa
(power) sebesar diinginkan (untuk β=0.10 adalah 1.28)P1 = proporsi paparan pada kelompok kontrol atau tidak sakit.P2 = proporsi paparan pada kelompok kasus (sakit).Q1 = 1-P1 dan Q2= 1-P2
I.10.1. Faktor Resiko berdasarkan Kepadatan Hunian Rumaha. Tabel Jumlah Kasus DBD berdasarkan Kepadatan Hunian Rumah
Kepadatan Hunian Rumah
Jumlah Kasus DBD TotalSakit Tidak Sakit
jumlah % jumlah %Padat 15 0.58 2.605 99.42 2.620
Tidak Padat 6 0.32 1.923 99.68 1.929Dari tabel diatas, didapatkanlah perhitungan seperti berikut:
P1 = 2.605
2.605+1.923 P2 = 1515+6
= 2.6054.528 =
1521
=0.575 = 0.714Q1 =1-0.575 Q2 =1-0.714
=0.425 =0.286
P =P1+P22
=1.2892 = 0.6445
Maka diketahuilah nilai-nilai seperti dibawah ini:Z1-/2 = α 0.05 adalah 1.96
Z 1-β = 1-β0.10 adalah 1.28P1 = 0.575P2 = 0.714Q1 = 0.425Q2 = 0.286 (p1q1+p2q2)(Z 1-α/2 + Z 1-β)2
N = ---------------------------------- (p2-p1)2
= (0.575x0.425+0.714x0.286)(1.96+1.28)2
-------------------------------------------------- (0.714-0.575)2
= (0.244+0.204)(3.24)2
--------------------------------- 0.02
= 236 sampel
I.10.2. Faktor Resiko berdasarkan Keberadaan Tempat Penampungan Airb. Tabel Jumlah Kasus DBD berdasarkan Keberadaan Tempat Penampungan Air
Keberadaan Tempat
Penampungan Air
Jumlah Kasus DBD TotalSakit Tidak Sakit
jumlah % jumlah %Tinggi 0 0.00 122 100 122
Rendah 21 0.47 4.406 99.53 4.427Dari tabel diatas, didapatkanlah perhitungan seperti berikut:
P1 = 122
122+4.406 P2 = 0
0+21
= 1224.528 =
021
=0.03 = 0.00Q1 =1-0.03 Q2 = 1-0.00
=0.97 =1.00
P =P1+P22
=0.032 = 0.02
Maka diketahuilah nilai-nilai seperti dibawah ini:Z1-/2 = α 0.05 adalah 1.96Z 1-β = 1-β0.10 adalah 1.28P1 = 0.03P2 = 0.00
Q1 = 0.97Q2 = 1.00 (p1q1+p2q2)(Z 1-α/2 + Z 1-β)2
N = ---------------------------------- (p2-p1)2
= (0.03x0.97+1x0)(1.96+1.28)2
-------------------------------------------------- (0-0.03)2
= (0.0291)(3.24)2
--------------------------------- 0.009
= 340 sampel
I.1.1. Faktor Resiko berdasarkan Perilaku Melaksanakan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur)c. Tabel Jumlah Kasus DBD berdasarkan Perilaku Melaksanakan 3M
Perilaku Melaksanakan
3M
Jumlah Kasus DBD TotalSakit Tidak Sakit
jumlah % jumlah %Ya 21 0.46 4.513 99.54 4.534
Tidak 0 0.00 15 100 15Dari tabel diatas, didapatkanlah perhitungan seperti berikut:
P1 = 4.513
4.513+15 P2 = 2121+0
= 2.6054 .5134.528 =
2121
=0.99 = 1Q1 =1-0.99 Q2 =1-1
=0.01 =0.00
P =P1+P22
=1.992 = 0.99
Maka diketahuilah nilai-nilai seperti dibawah ini:Z1-/2 = α 0.05 adalah 1.96Z 1-β = 1-β0.10 adalah 1.28P1 = 0.99P2 = 1Q1 = 0.01
Q2 = 0.00
(p1q1+p2q2)(Z 1-α/2 + Z 1-β)2
N = ---------------------------------- (p2-p1)2
= (0.99x0.01+1x0)(1.96+1.28)2
-------------------------------------------------- (1-0.99)2
= (0.0099)(3.24)2
--------------------------------- 0.0001
= 1040 sampel
d. Tabel Hasil Penghitungan Jumlah Sampel berdasarkan Variabel PenelitianVariabel Penelitian P1 P2 n
Kepadatan Hunian Rumah
0.575 0.714 236 sampel
Keberadaan Tempat Penampungan Air
0.03 0.00 340 sampel
Perilaku Melaksanakan 3M
0.99 1 1040 sampel
Dari hasil penghitungan jumlah sampel berdasarkan variabel independen penelitian diatas, didapatkan seumlah 236 sampel untuk variabel kepadatan hunian rumah, 340 sampel untuk keberadaan tempat penampungan air dan 1040 sampel untuk perilaku melaksanakan 3M. Jumlah sampel terbesar yakni 1040 sampel, sampel akan diambil sejumlah tersebut di dalam populasi Kecamatan Sawahan Kota Surabaya dengan teknik Cluster Sampling.