Curriculum VitaeDR. IR. HANDEWI PURWATI SALIEM, MS
• Pendidikan: S1, Jurusan Sosek, Faperta IPB, 1980
S2, Ekonomi Pertanian, IPB, 1985
S3, Ekonomi Pertanian, IPB, 2001
• Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP), KementerianPertanian, 2010 – sekarang; Peneliti Utama di PSEKP, 1980 - sekarang
• Kepala Bidang Program dan Evaluasi PSEKP. 2005 - 2010
• Anggota Dewan Redaksi Forum Penelitian Agro Ekonomi (FAE), 2002-2005
• Anggota Dewan Redaksi Jurnal Pangan dan Gizi, Pergizi Pangan, 2002-2005
• Ketua Perhepi Komda Bogor, 2012 -2015, 2015 – 2018, Anggota PengurusPerhepi Pusat, 2012 -2015, 2015-2018
Kontak:
HP. 0811110406., [email protected]
www. litbang.pertanian.go.id
ARAH DAN METODOLOGI PENELITIAN EKONOMI
PERTANIAN DAN AGRIBISNIS
Dr. Handewi P. SaliemKepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKementerian Pertanian
Tasikmalaya, 17 Oktober 2015
Seminar Nasional
Isi Paparan:
Peran Strategis Sektor Pertanian
Tantangan Dalam Pembangunan Pertanian
Isu-Isu Strategis Pembangunan Pertanian Bidang Sosial Ekonomi dan Agribisnis
Sasaran Pencapaian Produksi Pangan 2015-2019
Arah dan Metodologi Penelitian Pembangunan Pertanian Bidang Sosial Ekonomi dan Agribisnis
Sektor Pertanian masih sebagai motor utama penggerak
pembangunan nasional, karena mampu:
Penyedia lapangan kerja (terutama penduduk desa)
Sumber utama pendapatan petani & masyarakat miskin
Berkontribusi > 20% terhadap perkenomian nasional
Penyedia pangan
Penghasil devisa negara
Oleh karena itu, upaya meningkatkan kinerjanya sektor
pertanian perlu terus diupayakan melalui penelitian sosial
ekonomi secara tepat
Tujuan Pembangunan
Pertanian, 2015-20191. Meningkatkan ketersediaan
dan diversfikasi pangan
2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian
3. Meningkatkan ketersediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi
4. Meningkatkan pendapatan dan Kesejahteraan Petani
Alih fungsi & fragmentasi lahan pertanian
Rusaknya infrastruktur/jaringan irigasi
Semakin berkurangnya & mahalnya upahtenaga kerja pertanian serta kurangnya alsin pertanian
Tingginya susut dan kehilangan hasil
Belum terpenuhinya kebutuhan pupuk & benih
Lemahnya permodalan petani
Kurangnya tenaga penyuluh
Kurangnya minat generasi muda
Harga komoditas pangan fluktuatif/akses pasar rendah
Rendahnya nilai tambah dan daya saing
Berubahnya lingkungan strategis/ perubahan iklim
Permasalahan Utama
8
Saat Ini
Suplai panganpada kondisiBAU
Suplai pangan apabilakegagalan panen bisadihindari
Suplai pangan apabilatingkat produksi bisaditingkatkan
Permintaan pangan
2. Tingkatkan produktivitas
2
3. Kurangi permintaan
pangan3
1. Hindari kehilangan kapasitas produksi saat
ini
1Ju
mla
h P
an
ga
n
4. High technology
4
Suplai pangan apabila permintaan dapat ditekan, produksi dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan optimalisasi LSO dan aplikasi teknologi tinggi (biotechnology, iradiasi, biiodiversity, dan precisionfarming)
SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
SASARAN PENCAPAIAN PRODUKSI PANGAN
TAHUN 2015-2019
13
Keterangan:*) Dalam bentuk karkas. Angka dalam kurung adalah daging (meat yield)**) = Rata-rata pertumbuhan per tahun
TahunPadi
(Juta Ton)
Jagung
(Juta Ton)
Kedelai
(Juta Ton)
Daging Sapi
& Kerbau
(Juta Ton)*
Gula (Juta
Ton)
Cabai Besar
(ribu ton)
Cabai
Rawit (ribu
ton)
Bawang
Merah (ribu
ton)
2014 70,61 19,13 0,92 0,46
(0,37) 2,63 1.041 735 1.061
2015 73,40 20,31 1,200,55
(0,41) 2,97 1.082 751 1.125
2016 76,23 21,35 2,03 0,59
(0,46) 3,27 1.106 759 1.173
2017 78,13 22,36 2,89 0,63
(0,49) 3,50 1.140 770 1.231
2018 80,08 23,48 2,91 0,68
(0,53) 3,66 1.174 782 1.294
2019 82,09 24,70 2,920,73
(0,58)3,82 1.209 794 1.360
%** 3,06 5,25 28,23 9,85 7,81 3,00 1,60 5,10
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
Padi Jagung Kedelai
Perkembangan Luas Panen Padi, Jagung, dan Kedelai
1970-2014 (Juta ha)
Luas Panen Padi Terus Meningkat secara tajam Luas Panen Jagung Meningkat lambat Luas Panen Kedelai cenderung menurun (tertinggi pada thn 1992; 1,67
juta ha, dimana ketika itu harga kedelai 1,5 sd 2 kali lipat harga beras)
Perkembangan Produktivitas Padi, Jagung, dan Kedelai
1970-2014 (Ku/ha)
0
10
20
30
40
50
60
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Padi Jagung Kedelai
Produktivitas padi, jagung, dan kedelai terus meningkat Peningkatan produktivitas jagung akibat banyak penggunaan benih hibrida
Perkembangan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai
1970-2014 (Juta ton
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
19
70
19
71
19
72
19
73
19
74
19
75
19
76
19
77
19
78
19
79
19
80
19
81
19
82
19
83
19
84
19
85
19
86
19
87
19
88
19
89
19
90
19
91
19
92
19
93
19
94
19
95
19
96
19
97
19
98
19
99
20
00
20
01
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14
Padi Jagung Kedelai
Peningkatan produksi padi cenderung lebih banyak ditentukan oleh peningkatan luas lahan Peningkatan produksi jagung lebih banyak ditentukan oleh peningkatan produktivitas, penggunaan hibrida Peningkatan produktivitas kedelai tidak mampu mengimbangi penurunan luas panen, sehingga produksi cenderung
menurun (produksi tertinggi terjadi th 1992; 1,87 juta ton)
18
Jawa masih Sebagai Andalan Produksi Beras
Jawa Tengah
26,32%
DIY Yogyakarta
2,49%
Jawa Timur
33,82%
Jawa Barat
31,77%
DKI
Jakarta
0,02%
Banten
5,58%
Perkembangan Konsumsi Perkapita Beras, 2004-2014 (Kg/Ka/th)
107
105.2104
100
104.9
102.2
99.7
101.7
96.6 96.3 96.2
90
92
94
96
98
100
102
104
106
108
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Kg/Kap/Th
Konsumsi Beras Per Kapita Menurun
Tahun Produksi Beras DN
Impor Beras
% Impor
Produksi Jagung DN
Impor Jagung
% Impor
Produksi Kedelai DN
Impor Kedelai
% Impor
2005 33.573,7 189,6 0,56 12.523,9 185,6 1,46 808,4 1.086,2 57,33
2006 33.762,1 438,1 1,28 11.609,5 1.775,3 13,26 747,6 1.132,1 60,23
2007 35.437,6 1.406,8 3,82 13.287,5 702,0 5,02 592,5 1.411,6 70,44
2008 37.402,1 289,7 0,77 16.317,3 286,5 1,73 775,7 1.173,1 60,20
2009 39.927,3 250,5 0,63 17.629,8 338,8 1,89 974,5 1.314,6 57,43
2010 41.211,0 687,6 1,64 18.327,6 1.527,5 7,69 907,0 1.740,5 65,74
2011 40.769,3 2.750,5 6,32 17.643,3 3.207,7 15,38 851,3 2.088,6 71,04
2012 42.814,8 1.810,4 4,06 19.387,0 1.693.0 8,03 843,2 1.921,2 69,50
2013 44.193,4 472,7 1,06 18.511,9 3.191,0 14,70 800,0 1.785,4 69,06
2014 43.319,4 152,0 0,35 18.548,9 1.454,0 7,27 892,6 1.300,0 59,29
20
Sumber: BPS, diolah *) Impor sampai Agustus 2014
Rasio Impor Terhadap Produksi Beras,2004-2015
Sumber : Kebutuhan (Susenas BPS diolah BKP), Impor
(BPS diolah Pusdatin Kementan)21
Tahun Produksi Beras (Ton) Impor (Ton)Rasio Impor terhadap
Produksi Beras (%)
2004 31.457.842 246.260 0,78
2005 31.494.267 195.020 0,62
2006 31.670.980 439.780 1,39
2007 33.242.753 1.396.600 4,20
2008 35.085.546 289.270 0,82
2009 37.454.382 250.276 0,67
2010 38.658.586 687.583 1,78
2011 38.244.202 2.744.261 7,18
2012 40.163.029 1.927.563 4,80
2013 41.456.264 472.675 1,14
2014 41.204.290 815.307 1,98
2015* 43.940.385 0* -
Keterangan* sampai September
Perkembangan Struktur Pengeluaran Rumah Tangga, 2002-2013 (%)
0
10
20
30
40
50
60
70
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Pangan
Non Pangan
• Seiring meningkatnya pendapatan riil, porsi pengeluaran untuk pangan menurun• Perbaikan kualitas dan keamanan pangan menjadi penting
Perkembangan NTP, 2002-2013
92.00
94.00
96.00
98.00
100.00
102.00
104.00
106.00
108.00
110.00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
NTP 100.96 98.64 105.78 108.63 98.99 101.20 101.78 104.58 105.24 104.67 102.07
r = 0,19%/th
Terlepas dari kelemahan NTP, Kesejahteraan petani tidak banyak berubah
Jumlah TK di Sektor Pertanian, 2007-2013
Tahun
Jumlah Tenaga Kerja (juta orang)
Generasi MudaNon Generasi
MudaTotal
2007 9,6 28,6 38,2
(%) 25,12 74,88 100
2008 9,3 29,1 38.4
(%) 24,27 75,73 100
2009 9,3 29,3 38,6
(%) 24,02 75,98 100
2010 8,4 30,3 38,7
(%) 21,76 78,24 100
2011 8,4 28,1 36,5
(%) 23,03 76,97 100
r (%/th) -3,11 -0,30 -1,02
Generasi Muda
23.64%
Non Generasi
Muda76.36%
Komposisi TK di Sektor Pertanian, 2007-2011
• Jumlah TK di sektor pertanian menurun
• Lebih banyak didominasi umur tua• Beban sektor pertanian untuk
tenaga kerja tinggi• Permasalahan Urbanisasi• Kemampuan SDM
SUBSIDI PUPUK
Distribusi penyaluran (keterlambatan penyaluran, kelangkaan, sistem logistik belum memadai, keterlambatan penetapan SK alokasi oleh Gub/Bupati, penyaluran belum memenuhi 6 tepat)
Penyusunan RDKK (tidak valid/tidak ada)
Pengawasan penyaluran (fungsi KP3 belum optimal, tidakmelibatkan aparat desa sebagai bagian dari pengawasan, dsb)
Subsidi Pupuk organik (kurang bermutu, mematikan produsenpupuk organik oleh Kelompok tani)
Kebocoran penyaluran pupuk ke non pertanian
Data /administrasi pengecer pupuk bersubsidi (Lini IV) belumtercatat secara baik dan tertib.
Gula
Dualisme gula konsumsi dan gula untuk industri
Upaya peningktan produksi gula yang bisa dikendalikan olehKementan hanya sekitar 22 %, selebihnya menjadi ranahkementerian lain
Rembesan gula rafinasi mengganggu stabilitas harga gulakonsumsi
Daya saing rendah (protas rendah, biaya produksi tinggi)
Perlu Revitalisasi PG
Persaingan dengan komoditas lain
Penetapan rendemen
Benih
Akses petani terhadap benih bersertifikat/bermutu masihrendah
Pemberdayaan produsen benih lokal dan penangkar benih
Perlu penyempurnaan sistem kelembagaan UPBS pada BPTP dalam hubungannya dengan stake holder lain (pemerintahlokal, produsen benih, penangkar, petani).
Perbenihan kedele sangat tertinggal dibandingkan perbenihanpadi dan jagung
Dominasi preferensi Varietas padi Ciherang dan IR-64
Jaminan harga dasar benih oleh pemerintah
Kemitraan produsen BUMN dengan penangkar benih lokal yang saling menguntungkan
Isu Lainnya
Model Pengelolaan Irigasi
Model Pengelolaan Alsin
Mengurangi Resiko Petani (Asuransi Petani)
Tunda jual dan masalah permodalan (Sistem Resi Gudang)
Nilai tambah dan saya saing
dll
Secanggih apapun program/kegiatan yang dilakukan tentunya tidak akan berlanjut diadopsi/dikembangkan petani jika tidak memberikan manfaat, sehingga kegiatan sosek menjadi penting
Kebijakan baru di Balitbangtan bawa kegiatan sosek penting untuk dilalukan oleh setiap UK/UPT, dan PSEKP berkewajiban untuk membinanya
Mendukung Tugas dan Fungsi
Akselerasi UPSUS Mendukung Swasembada Padi, Jagung,
dan Kedelai
Mendukung RPJM
Irigasi
• Kajian Model Pengelolaan Irigasi Berkelanjutan Mendukung Swasembada Pangan
Benih
• Penguatan dan Penumbuhan Kelembagaan Penangkar Benih Mendukung Kemandirian Benih
Pupuk• Analisis Efektiktivitas Kinerja Kebijakan Distribusi dan Subsidi Pupuk
Alsin
• Model Pengembangan Pengelolaan Alsin Berkelanjutan Mendukung Swasembada Pangan
Kelem-bagaan
• Penumbuhan dan Pemberdayaan Kelembagaan Tani
Jaminan Pasar
• Review dan Penyesuaian Kebijakan HPP
• Pengembangan Sistem Resi Gudang untuk tanaman pangan
• Kebijakan Perdagangan Komoditas Pertanian
Penyuluhan
• Mobilisasi Penyuluh Swasta dan Swadaya dalam Mempercepat dan Meningkatkan Adopsi Inovasi Pertanian
Permodalan
• Kebijakan Mendorong Petani dalam Memanfaatkan Sumber-Sumber Permodalan
Pengaruh Urbanisasi Terhadap Suksesi Sistem Pengelolaan Usahatani dan Implikasinya pada Prospek Keberlanjutan Swasembada Pangan
Potensi, Kendala dan Peluang Kebijakan Reklamasi Lahan Marginal untuk Peningkatan Produksi Pangan Nasional
Kajian Kebijakan Pengembangan Bio-Energi di Sektor Pertanian
Kajian Pengembangan Industri Peternakan Mendukung Swasembada Daging
Sistem Komunikasi Dalam Pemanfaatan Bibit Padi Toleran Rendaman Sebagai Adaptasi Keluarga Tani Terhadap Perubahan Iklim
Valuasi Ekonomi Sumberdaya Genetik Pertanian Indonesia
Kajian Kebijakan Akselerasi Pembangunan Pertanian Wilayah Tertinggal Melalui Peningkatan Kapasitas Petani
Studi Pengembangan Kelembagaan Petani Memperkuat Kedaulatan Pangan Nasional Sebagai Implementasi UU No.18 Tahun 2012
Kajian Ketahanan Pangan Nasional Dalam Perspektif Perdagangan Regional dan Global
Panel Petani Nasional (PATANAS): Agro Ekosistem Lahan Sawah
Pemetaan Daya Saing Pertanian Indonesia
Analisis Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Komoditas Sektor pertanian
Value Chain Analysis Produk-Produk Pertanian
Model Pengembangan Agirbisnis Berbasis Produk-Produk Pertanian
Harmonisasi Data Produksi dan Konsumsi Padi, Jagung, dan Kedelai
Melambungnya Harga Beras dan Solusinya
Perubahan Tahun Dasar 2010 Perhitungan PDB dan Dampaknya Terhadap Analisis Pembangunan Pertanian
Mekanisasi Pertanian Dari Pespektif Ekonomi dan Kesejahteraan Petani: Peluang dan Tantangan
Peluang dan Tantangan Mewujudkan Kedaulatan Pangan Memasuki Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Peran Komponen teknologi dalam Percepatan Swasembada Pangan
Situasi Perberasan Menjelang Akhir Tahun 2015
Analisis Sumber-sumber Pertumbuhan dan Kebijakan AkselerasiProduksi Padi, Jagung, dan Kedelai
Kajian Sistem Resi Gudang Mendukung Swasembada Jagung danKedelai
Studi Kebijakan Sistem Pengelolaan Irigasi Mendukung Pencapaian dan Keberlanjutan Swasembada Pangan
Kajian Peningkatan Kinerja Perdagangan Antar Pulau dalamMendukung Pengembangan Komoditas Pertanian
Evaluasi Rancangan, Implementasi dan Dampak Program Bantuan Mekanisasi Pendukung Percepatan Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai
Studi Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya dan Swastadalam rangka akselerasi diseminasi inovasi teknologi pertanian
Kajian Daya Tahan Sektor Pertanian Terhadap Gangguan FaktorEksternal dan Kebijakan yang Diperlukan
Kajian Pola Pembibitan Ternak Mendukung ImplementasiLegislasi Pengembangan Wilayah Sumber Bibit Sapi Potong
Dinamika Pola Konsumsi Pangan dan Implikasinya terhadapPengembangan Komoditas Pertanian
Kajian Sistem dan Kebijakan Standardisasi dan Sertifikasi MutuKomoditas Pertanian Strategis Dlm Menghadapi MEA
Panel Petani Nasional (PATANAS): Dinamika IndikatorPembangunan Pertanian dan Perdesaan di AgroekosistemLahan Sawah
Analisis Karakteristik Pertanian, Ekonomi Perdesaan, Usaha Pertanian dan Petani Indonesia: Dinamika 2003-2013