Download - BUKU PROFIL KELURAHAN - kkn.unnes.ac.id
Diterbitkan oleh Penerbit LPPM Universitas Negeri Semarang
BUKU PROFIL KELURAHAN
KAMPUNG 3 DIMENSI
PLOMBOKAN
PENULIS TIM KKN ALTERNATIF 2A UNNES
ii
LAYOUT DAN DESAIN
Miftachul Jannah
Kurnia Dwi Utami
Ulfatul Magfiroh
Muhammad Afiq Fauzan
Muhammad Abdullah Rozan
Cetakan 1, September 2019
ISBN XXXXXXXXXX
Diterbitkan oleh Penerbit LPPM Universitas Negeri Semarang
Dilarang keras mengutip sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk apapun
tanpa izin dari penerbit
KAMPUNG 3 DIMENSI PLOMBOKAN
Hak Cipta © pada Penulis dilindungi oleh Undang-undang Penerbitan
All Right Reserved
PENULIS
Miftachul Jannah
Ulfatul Magfiroh
Kurnia Dwi Utami
Muhammad Abdullah Rozan
Tristhalia Yashinta
Muhammad Afiq Fauzan
Ronald Marine Atlantica
Priyus Eka Manunggal Putra
Faridatul Afiyah
Meytri Ratnasari
Arizka Dyah Ramayanti
Lucky Jati Setiawan
Wisnu Kerta Raharja
Ahwan Sholih
Wahyu Budi Hastomo
iii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan buku profil
desa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif Tahap 2 A UNNES Tahun 2019 di
Kelurahan Plombokan, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Buku profil
desa ini disusun berdasarkan keadaan desa, program kerja dan hasil dari
pelaksanaan KKN Alternatif Tahap 2 A Tahun 2019, pada tanggal 17 Juli 2019
sampai dengan 28 Agustus 2019.
Kegiatan KKN yang telah dilaksanakan tidak akan berjalan dengan baik dan
lancar tanpa bantuan dari segenap pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, Kami ucapkan terimakasih Kepada:
1) Prof. Dr. Fathur Rohman, M. Hum, selaku Rektor UNNES
2) Dr. M. Burhan Rubai Wijaya, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan
KKN
3) Akhmad Munif, S.H. selaku Lurah Plombokan, Kecamatan Semarang Utara,
Kota Semarang
4) Segenap perangkat elurahan Plombokan serta semua tokoh masyarakat yang
telah memberi ilmu, nasehat, motivasi dan dukungan materiil dan moril.
5) Seluruh warga kelurahan plombokan yang berperan sebagai komponen
pendukung terbesar kegiatan ini. Tanpa dukungan semua pihak, kegiatan ini
tidak akan dapat berjalan sukses.
Penyusun menyadari bahwa buku profil desa ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan buku profil desa ini. Akhir kata penyusun
berharap buku profil desa ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
terkait.
Semarang, 9 September 2019
Tim KKN Alt 2A Plombokan
Universitas Negeri Semarang
iv
DAFTAR ISI
Prakata……………………………………………………………………….iv
Daftar Isi……………………………………………………………………..v
Visi dan Misi………………………………………………………………….1
Sejarah………………………………………………………………………...2
Geografi……………………………………………………………………….3
Struktur Organisasi Pemerintahan…………………………………………….4
Lembaga Kemasyarakatan…………………………………………………….5
Demografi Masyarakat………………………………………………………...7
Ekonomi……………………………………………………………………......9
Kesehatan…………………………………………………………………...…12
Sarana dan Prasarana………………………………………………………….15
Potensi…………………………………….………………..……………...….17
Sumber data………………………………………………….……………….29
Glosarium…………………………………………………….………………30
Indeks………………………………………………………………………...32
Lampiran……………………………………………………………………..33
Biodata Penulis……………………………………………………………….34
v
VISI : Masyarakat Plombokan Hebat, Mandiri, dan Berbudaya.
MISI :
1) Mewujudkan masyarakat yang berswadaya alam pembangunan kewilayahan.
2) Mewujudkan keharmonisan kehidupan masyarakat dengan pemerintah disegala
bidang.
3) Menuju masyarakat Plombokan yang berbudaya, berswasembada dan
sejahtera.
4) Penguatan pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi dengan
memaksimalkan potensi wilayah.
VISI DAN MISI KELURAHAN PLOMBOKAN
1
SEJARAH KELURAHAN PLOMBOKAN
Sejarah perkembangan Kelurahan Plombokan yaitu sebagai berikut:
Pada tahun 1962 Kelurahan Plombokan masih berupa sawah dan rumah
masih jarang. Tahun 1973 masih belum ada perubahan, jalan masih tanah berbatu
hingga tahun 1978 masih belum ada perkembangan, namun sedikit demi sedikit
rumah mulai berkembang. SDM dan tingkat ekonomi masih rendah.
Pada tahun 1984 ada pembangunan perumahan dan pengurugan tanah.
Pengurugan tanah setinggi 1 meter. Alasan pengurugan tanah karena dahulu terjadi
banjir akibat adanya pembuatan jalan arteri sehingga luas sungai berkurang dan
belum ada sistem perpompaan.
Dahulu sepanjang rel belum ada rumah. Pada tahun 1984 perkembangan
penduduk banyak dan terdapat pendatang-pendatang baru dari luar Kelurahan
Plombokan. Panti asuhan dulu milik perorangan kemudian dihibahkan untuk
menjadi panti asuhan.
Pada masa kepemimpinan Lurah Hartoyo terdapat kegiatan remaja, misalnya
gerak jalan. Olahraga sangat maju karena masih banyak lahan untuk lapangan,
misalnya tiap RW mempunyai lapangan voli. Sekarang warga mengharapkan
infrastuktur berkembang. Terdapat bedah rumah yaitu tahap pertama 10 titik
kemudian tahap kedua 9 titik.
Pada tahun 2004 dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kota Semarang memutuskan rencana detail tata ruang kota (RDTRK) Kota
Semarang Bagian Wilayah Kota III (Kecamatan Semarang Utara, Kecamatan
Semarang Barat) dimana wilayah perencanaan BWK III mencakup Kecamatan
Semarang Utara yang mencakup 9 kelurahan dimana salah satunya yaitu terdapat
Kelurahan Plombokan. Nama Plombokan konon katanya diambil dari banyaknya
pedagang lombok (cabai) yang ada di sepanjang rel dari stasiun menuju pelabuhan.
2
BATAS WILAYAH
Utara Kelurahan Panggung Kidul
Barat Kelurahan Bulu Lor
Selatan Kelurahan Pindrikan Lor
Timur Kelurahan Purwosari
GEOGRAFI KELURAHAN PLOMBOKAN
Kelurahan Plombokan adalah kelurahan yang terletak di Kecamatan
Semarang Utara, Kota Semarang. Berbatasan dengan Kelurahan Panggung Kidul
di wilayah utara, berbatasan dengan Kelurahan Bulu Lor di wilayah Barat,
berbatasan dengan Kelurahan Pendirikan Lor di wilayah Selatan, dan berbatasan
dengan Kelurahan Purwosari di wilayah Timur. Jarak dari Pusat Pemerintah yaitu
dari pusat pemerintahan kecamatan sejauh ½ km, dari pusat pemerintahan sejauh 1
km, dari Ibukota semarang sejauh 1km, dan dari Ibukota Provinsi sejauh 2 km.
Nama Kelurahan : Plombokan
Nomor Kode Pos : 50171
Kecamatan : Semarang Utara
Kanupaten/Kota : Semarang
Provinsi : Jawa Tengah
Kelurahan Plombokan memiliki luas sebesar 34.900 Ha tersebar sebanyak
5 RW dan 47 RT di Kelurahan Plombokan. Penggunaan lahan di wilayah
Kelurahan Plombokan adalah tanah basah seluas 1,5 Ha dan tanah kering seluas
34.874,07. Untuk keperluan Fasilitas Sosial seluas 3.558 Ha dengan tanah Negara
dengan luas 3.870 Ha. Curah hujan di Kelurahan Plombokan 3.000 mm dengan
jumlah bulan hujan 4 bulan. Suhu rata-rata harian sebesar 32°C. Tinggi tempat
Kelurahan Plombokan dari permukaan laut adalah 50 mdl. Kelurahan Plombokan
mempunyai 4 sungai.
3
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN
Secara administratif Kelurahan Plombokan terdiri dari 5 RW dan 47 RT.
Organisasi Pemerintah Kelurahan Plombokan terdiri dari Lurah, Sekretaris Lurah,
Kelompok Jabatan Fungsional dan 3 (tiga) Kepala Seksi yang terdiri dari Seksi
Pemerintahan dan Pembangunan, Seksi Kesejahteraan Sosial, dan Seksi Ketentraman
dan Ketertiban Umum.
1) Administrasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintah Kelurahan Plombokan yaitu terdiri dari Lurah,
Sekretaris Lurah, Kelompok Jabatan Fungsional, dan Kepala-kepala seksi.
2) Pelayanan Umum
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada publik khususnya dibidang
surat-menyurat maka pelayanan dipusatkan di Kantor Kelurahan, hal ini diselaraskan
dengan komitmen Pemerintah Kota Semarang untuk mewujudkan pemerintahan yang
bersih, transparan dan bertanggung jawab.
3) Kamtibmas
Secara umum kondisi keamanan dan ketertiban umum di Kelurahan
Plombokan cukup kondusif. Hal ini dapat dilihat dari tidak ditemukannya kasus
pertikaian antar warga dengan latar belakang apapun.
4
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Dalam penyelenggaraan pemerintahan terdapat lembaga kemasyarakatan
yang terdiri dari LPMK dengan pengurus sebanyak 14 orang, PKK dengan
pengurus 15 orang, 5 RW dengan pengurus sebanyak 25 orang, 47 RT dengan
pengurus sebanyak 141 orang, dan Karang Taruna dengan pengurus 7 orang.
LPMD/LPMK
Jumlah : 1
Jumlah pengurus : 14 orang
Ruang lingkup kegiatan : 8 jenis, yakni agama, gotong royong, pendidikan,
kesehatan, OR, sosial, pembangunan, perkoperasian
PKK
Jumlah : 1
Jumlah pengurus : 15 orang
Ruang lingkup kegiatan : 10 jenis, yakni pokja I-IV
Rukun Warga
Jumlah : 5
Jumlah pengurus : 25 orang
Ruang lingkup kegiatan : 5 jenis, yakni sosial, pembangunan, kebersihan,
OR, ketertiban
Rukun Tetangga
Jumlah : 47
Jumlah pengurus : 141 orang
Ruang lingkup kegiatan : 5 jenis, yakni sosial, pembangunan, kebersihan,
OR, ketertiban
5
Karang Taruna
Jumlah : 1
Jumlah pengurus : 7 orang
Ruang lingkup kegiatan : 7 jenis, yakni OR, organisasi, sosial, pengabdian
masyarakat, agama, pendidikan, usaha
6
DEMOGRAFI MASYARAKAT
Kelompok usia yang ada di Kelurahan Plombokan yaitu usia 0-6 tahun
sebanyak 1.148 orang, usia 7-12 tahun sebanyak 1.206 orang, usia 13-18 tahun
sebanyak 942 orang, usia 19-24 tahun sebanyak 943 orang, usia 25-55 tahun
sebanyak 3.563 orang, usia 56-79 tahun sebanyak 1.918 orang dan 80 tahun ke
atas sebanyak 260 orang. Pada bulan Januari- Juni tahun 2019 masyarakat berjenis
kelamin laki-laki yang berada di Kelurahan Plombokan berjumlah 4.993 orang.
Sedangkan masyarakat berjenis kelamin perempuan berjumlah 4.987 orang.
Jumlah total masyarakat Kelurahan Plombokan yaitu 9.980 orang yang terdiri dari
3353 kepala keluarga. Masyarakat Kelurahan Plombokan hampir seluruhnya
merupakan Warga Negara Indonesia dan beberapa diantaranya merupakan Warga
Negara Asing.
7
Periode Laki-laki Perempuan Jumlah KK
Januari-Juni 2016
4083 4229 2224
Juli-Desember 2016
4088 4125 2235
Januari-Juni 2017
4055 4193 2213
Juli-Desember 2017
1615 309 1924
Januari-Juni 2018
1620 814 3356
Juli-Desember 2018
1993 4987 3353
Januari-Juni 2019
4993 4987 3353
Terdapat 5 kepercayaan atau agama yang dianut oleh masyarakat Kelurahan
Plombokan, yaitu Islam, Katholik, Kristen, Hindu, dan Budha. Mayoritas agama
yang dianut adalah Islam. Masyarakat Kelurahan Plombokan mayoritas beragama
islam dengan jumlah total sebanyak 1902 orang. Masyarakat beragama Hindu
sebanyak 306 orang, beragama Budha sebanyak 60 orang, beragama katholik
sebanyak 1820 dan kristen sebanyak 1624 orang.
8
EKONOMI
Masyarakat plombokan memiliki beragam jenis pekerjaan, diantaranya yaitu
Karyawan perusahaan swasta, purnawirawan/pensiunan, Aparatur Sipil Negara,
TNI, pengusaha UMKM, polri, dan lain-lain. Jenis pekerjaan yang paling banyak
dimiliki masyarakat Plombokan yaitu Karyawan perusahaan swasta dengan pekerja
laki-laki sebanyak 2.562 dan pekerja perempuan sebanyak 2.482.
Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan
Aparatur Sipil Negara 152 orang 144 orang
Dokter swasta 7 orang 3 orang
Perawat swasta 15 orang 12 orang
Bidan swasta 15 orang 10 orang
TNI 73 orang 70 orang
POLRI 48 orang 32 orang
Pengusaha kecil, menengah dan besar
59 orang 30 orang
Dosen swasta 25 orang 27 orang
Pembantu rumah tangga 25 orang 13 orang
Pengacara 25 orang 20 orang
Notaris 10 orang 15 orang
Arsitektur/desainer 20 orang 15 orang
Karyawan perusahaan swasta 2.562 orang 2.482 orang
Purnawirawan/pensiunan 271 orang 233 orang
Jumlah Total Masyarakat orang
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 18-56 tahun yang
mampu dan bersedia melakukan suatu pekerjaan. Pada tahun 2018 di Kelurahan
Plombokan mempunyai angkatan kerja laki-laki 2.102 orang dan perempuan 2.360
orang. Angkatan kerja dikategorikan menjadi dua yaitu yang sudah bekerja dan
belum/tidak bekerja. Penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja terdiri dari 1.746
orang laki-laki dan 1.943 orang perempuan. Penduduk usia 18-56 tahun yang
9
belum/tidak bekerja terdiri dari 356 orang laki-laki dan 467 orang perempuan.
Kualitas angkatan kerja dapat ditingkatkan salah satunya dengan pendidikan.
Sebagian besar masyarakat Kelurahan Plombokan adalah tamatan SD yakni laki-
laki sejumlah 1.566 orang dan perempuan sejumlah 1.485 orang.
Cukup banyak UMKM yang berada di Kelurahan Plombokan. Dimulai dari
UMKM makanan hingga kerajinan ada di Kelurahan Plombokan. Di setiap RW
pada Kelurahan Plombokan terdapat minimal 1 UMKM. Berikut adalah persebaran
UMKM yang ada di Kelurahan Plombokan.
Dengan banyaknya UMKM yang berada di Kelurahan Plombokan dapat
menambah potensi dari Kelurahan Plombokan agar dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat .
10
Berikut adalah dua contoh dari UMKM yang berada di Kelurahan Plombokan
11
KESEHATAN
Keluarga Berencana (KB) menjadi salah satu program dalam mengatasi
jumlah penduduk yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Untuk penggunaan
terbanyak adalah pada alat kontrasepsi suntik yaitu sebanyak 790 orang. Jumlah
balita di Kelurahan Plombokan pada tahun 2018 adalah 530 orang. Semua balita di
Kelurahan Plombokan sudah berstatus gizi baik.
Sebagian masyarakat Kelurahan Plombokan menggunakan PAM sebagai
pemenuhan kebutuhan air bersih yaitu sebanyak 79% atau 1.527 keluarga, diikuti
sumur gali sebanyak 17% atau 318 keluarga, dan sumur pompa sebanyak 4% atau
81 keluarga. Masyarakat Kelurahan Plombokan sudah menerapkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Jumlah keluarga yang memiliki WC yang sehat sebanyak
1.482 keluarga dan yang menggunakan fasilitas MCK umum sebanyak 270
keluarga.
Di Kelurahan Plombokan terdapat sarana kesehatan seperti MCK umum
sebanyak 9 unit dan posyandu 6 unit. Jumlah kader posyandu aktif 50 orang
dengan jumlah pembina posyandu 6 orang. Buku administrasi posyandu ada 9 jenis
dan jumlah kegiatan posyandu 5 jenis.
Jumlah dasawisma adalah 90 dasawisma dengan jumlah pengurus sebanyak
90 orang. Jumlah kader bina keluarga balita aktif 6 orang. Jumlah petugas lapangan
12
keluarga berencana aktif 1 orang. Jumlah kader kesehatan lainnya ada 6 orang.
Terdapat kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3 jenis dan kegiatan
pembersihan lingkungan 1 jenis.
Jumlah ibu hamil yang ada di Kelurahan Plombokan pada tahun 2018
sebanyak 115 orang. Sebagian besar ibu hamil tersebut periksa kehamilan di
puskesmas, yaitu sebanyak 90 orang. Jumlah ibu hamil yang melahirkan atau ibu
nifas sebanyak 70 orang, terdiri dari jumlah ibu nifas yang hidup sebanyak 69 orang
dan yang meninggal sebanyak 1 orang.
Jumlah bayi yang lahir di Kelurahan Plombokan pada tahun 2018 sebanyak
70 bayi, dimana jumlah bayi lahir hidup 69 bayi dan jumlah bayi mati usia 0-1
bulan sebanyak 1 bayi. Sedangkan jumlah persalinan yang ditolong dokter sebanyak
46 tindakan dan yang ditolong bidan sebanyak 24 tindakan.
13
Cakupan Imunisasi Jumlah (bayi)
Bayi usia 2 bulan yang imunisasi DPT-1, BCG, dan Polio-1
30
Bayi usia 3 bulan yang imunisasi DPT-2 dan Polio-2 30
Bayi usia 4 bulan yang imunisasi DPT-3 dan Polio-3 44
Bayi usia 9 bulan yang imunisasi campak 37
Bayi yang sudah imunisasi cacar 37
Kader/pembina/pengurus Jumlah (orang)
Kader posyandu aktif 50
Pembina posyandu 6
Pengurus dasawisma 90
Kader bina keluarga balita aktif 6
Petugas lapangan keluarga berencana aktif 1
Kader kesehatan lainnya 6
Di Kelurahan Plombokan tahun 2018 jumlah remaja putri usia 12-17 tahun
sebanyak 390 orang. Jumlah perempuan usia subur 15-49 tahun sebanyak 1.880
orang. Jumlah wanita kawin muda usia kurang dari 16 tahun yaitu 5 orang. Dan
jumlah pasangan usia subur yaitu 1.125 pasangan.
14
Sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Plombokan diantaranya yaitu
Kantor kelurahan yang sifatnya permanen, lalu prasarana kesehatan yang ada yaitu
adanya posyandu sebanyak 6 buah dan poliklinik sebanyak 7 buah. Prasarana
pendidikan yang ada di Kelurahan Plombokan yaitu adanya PAUD sebanyak 4 buah,
TK 1 buah, dan SMA 1 buah. untuk prasarana Ibadah yang ada di Kelurahan
Plombokan yaitu adanya masjid sebanyak 6 buah, mushola sebanyak 7 buah dan
gereja sebanyak 2 buah. Sedangkan prasarana umum yang ada di kelurahan
plombokan sendiri yaitu adanya sarana olahraga sebanyak 3 buah dan balai
pertemuan sebanyak 1 buah.
SARANA DAN PRASARANA
Gor Satria merupakan salah satu sarana olah raga yang berada di Kelurahan
Plombokan. Alamat dari gor satria ini berada di Jl. Satria Raya, Plombokan, Kec.
Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah
15
Sarana Pendidikan yang ada di Kelurahan Plombokan yaitu adanya PAUD dan SMA. Salah satu
PAUD yang terdapat di kelurahan Plombokan yaitu PAUD Tunas Mekar IV . Sedangkan SMA yang
ada di Kelurahan Plombokan yaitu SMK Negeri Jawa Tengah
Sedangkan sarana Ibadah yang ada di Kelurahan Plombokan yaitu adanya Masjid,
Mushola dan Gereja.
16
POTENSI
Potensi di Kelurahan Plombokan yaitu tempat olahraga yaitu GOR Satria
Hasanudin dan yang kedua yaitu kolam renang yang berada di Perumahan Pondok
Indraprasta. Dua tempat ini memang sangat ramai digunakan untuk event-event
nasional maupun daerah yang sering dilaksanakan di GOR Satria Hasanudin.
Sehingga itu juga dapat membantu masyarakat kami dalam rangka mengembangkan
UMKM yang ada. Karena setiap ada event-event tersebut masyarakat akan berjualan
di sekitar Pondok Satria Hasanudin. Selain itu adanya 12 lukisan 3 dimensi yang
tersebar pada dinding disepanjang jalan srikandi. Lukisan tersebut dicanangkan oleh
mantan Lurah Plombokan bapak Petrick Bagus Yudhistira, Kampung 3 Dimensi
dibangun mulai tahun 2018. Kelurahan Plombokan rencananya dirintis menjadi
kampung tematik melalui Kampung Tiga Dimensi. Kampung Tiga Dimensi akan
dibuat konsep yang sama dengan kampung pelangi di Kelurahan Kalisari.
Kampung 3 dimensi merupakan salah satu tema dari kampung tematik yang
dimana kampung tersebut memiliki lukisan 3 dimensi sebagai ikon unggulan untuk
berwisata. Kelurahan plombokan sebagai salah satu penggadang kampung 3 dimensi
mencoba untuk memperkenalkan kampung wisata 3 dimensi yang terbaru dengan
menawarkan wisata lukisan 3 dimensi yang dapat dinikmati sepanjang jalur wilayah
kelurahan plombokan.
17
Denah Lukisan 3 Dimensi
LUKISAN PEMBANGUNAN
TUGU MUDA
Tugu muda yang terletak di
Kawasan Kota Semarang sudah
tidak asing lagi di telinga kita
bukan. Tugu yang dibangun pada
tahun 1951 dan ini sebagai suatu
penghargaan atas jasa-jasa para
pahlawan yang telah gugur dalam
Pertempuran 5 Hari di Semarang. Tugu muda ini mengambarkan semangat berjuang
dan patrotisme warga semarang, khususnya para pemuda yang gigih, rela berkorban
dengan semangat tinggi mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Pembangunan tugu muda sebenarnya telah dilakukan peletakan batu pertama
pada 28 Oktober 1945, oleh Mr Wongsonegoro (Gubernur Jawa Tengah) pada
lokasi yang direncanakan semula yaitu di dekat alun-alun. Namun kaena pada
bulan November 1945 meletus perang melawan Sekutu dan Jepang, proyek ini
menjadi terbengkalai. Kemuian tahun 1949, oleh Badan Koordinasi Pemuda
Indonesia (BPKI) diprakarsai ide pembangunan tugu kembali, tetapi karena
kesulitan dana, ide ini juga belum bisa terlaksana.
Tahun 1951, Wali Kota Semarang Hadi Soebono Sosro Wedoyo mebentuk
Panitia Tugu Muda, dengan rencana pembangunan tidak lagi pada lokasi alun-alun,
18
tetapi pada lokasi tempat terjadinya peristiwa pertempuran lima hari di Semarang
yakni, di pertemuan Jalan Pemuda, Jalan Imam Bonjol, Jalan Dr Sutomo dan Jalan
Pandanaran. Tugu Muda diresmikan pada tanggal 20 Mei 1953 bertepatan dengan
Hari Kabangkitan Nasional, oleh Ir.Soekarno.
LUKISAN LAWANG SEWU
Gedung bersejarah ini, dulunya merupakan kantor NIS atau nederlands-
Indische Spoorweg Maatschappij yaitu sebuah perusahaan kereta api swasta asal
Netherland dikala itu. Bangunan ini dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada
tahun 1907.
Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai
sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang
disebut sebagai PT Kereta Api Indonesia. Selain itu bangunan ini juga pernah
dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/
Diponegoro) dan Kantor Wilayah (kanwil) Kementrian Perhubungan Jawa Tengah.
Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika
berlangsungnya peristiwa pertempuran 5 hari di Semarang. Gedung ini menjadi
lokasi pertempuran yang hebat anatra pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta
Api melawan Kempetai dan Kidobutai Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota
Semarang dengan surat Keputusan Wali Kota Nomor 650/50/1992, memasukan
Lawang Sewu sebagai salah satu bangunan kuno atau bersejarah yang perlu
dilindungi.
19
LUKISAN MASJID AGUNG JAWA TENGAH
Selain terkenal akan bangunan
kuno yang bersejarah, Semarang juga
memiliki bangunan megah dengan
perpaduan arsitektur Jawa, Roma dan
Arab. Masjid Agung Jawa Tengah
namanya. Motif batik yang merupakan
seni tradisional masyarakat Jawa
terlihat dibagian dasar tiang. Selain itu,
seni ukir kaligrafi yang menjadi budaya arsitektur Timur Tengah juga menghiasi
dinding-dinding Masjid Agung Jawa Tengah.
Pada bagian serambi dapan masjid terdapat enam paying hidrolik raksasa
yang dapat membuka dan menutup secara otomatis. Ini merupakan adaptasi
arsitektur bangunan Masjid Nabawi yang terletak di kota Madinah. Desain Interior
Masjid Agung Jawa Tengah juga dihiasi dengan lapisan warna-warna yang
dipengaruhi gaya arsitektur Roma.
Masjid Agung Jawa Tengah mulai dibangun sejak tahun 2001 hingga selesai
secara keseluruhan pada tahun 2006. Pembangunan masjid yang ditandai dengan
pemasangan tiang pancang perdana yang dilakukan Mentri Agama RI,
Prof.Dr.H.said Agil Husen Al Munawar, KH. MA Sahal Mahfudz dan Gubernur
Jawa Tengah, H. Mardiyanto. Pemasangan tiang pancang pertama juga dihadiri
tujuh duta besar dari negara-negara sahabat, yaitu Arab Saudi, Uni Emrat Arab,
Qatar, Kuwait, mesir, Palestina dan Abu Dhabi. Dengan demikian mata dan
perhatian dunia internasional pun mendukung dibangunnya Masjid Agung Jawa
Tengah tersebut.Masjid ini diresmikan pada tanggal 14 November 2006 oleh
Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono.
Masjid Agung ini, selain disiapkan sebagai tempat ibadah, juga dipersiapkan
sebagai objek wisata religius. Untuk menunjang tujuan tersebut, Masjid Agung ini
dilengkapi dengan wisma penginapan dengan kapasitas 23 kamar sebagai kelas,
sehingga para peziarah yang ingin bermalam bisa memanfatkan fasilitas tersebut.
20
LUKISAN KULINER
SEMARANG
Kota Semarang juga
terkenal akan kekayaan
kulinernya. Dari mulai yang
berkuah, goreng, pedas, manis
semua ada di kota ini. Salah satu
kuliner yang sangat terkenal dan
banyak diminati masyarakat ialah
lumpia. Makanan khas semrang yang satu ini telah menjadi legenda kota Semarang.
Lumpia dibuat dengan adonan tepung yang dibuat bundar kemudian diberi isian lalu
dilipat dan digulung baru digoreng di minyak panas. Isian dari lumpia ini antara lain
daging ayam, bawang putih, telur, orak-arik, ebi, potongan sayur bahkan rebung.
Untuk memakannya bisa dengan cara mencocolnya bersama saus atau
menyantapnya secara langsung. Cita rasa lumpia semarang adalah perpaduan rasa
anatara Tionghoa dan Indonesia karena pertama kali dibuat oleh seseorang keturunan
Tionghoa yang menikah dengan orang Indonesia dan menetap di Semarang Jawa
Tengah. Mkanan ini mulai dijajakn dan dikenal di Semarang ketika pesta olahraga
GANEFO yang diselenggarakan pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
LUKISAN PEWAYANGAN DEWA RUCI
Di lukisan 3 dimensi ini terdapat pula lukisan tokoh wayang yakni Dewa Ruci. Dewa
Ruci adalah nama seorang Dewa Kerdil (mini) yang dijumpai oleh Bima atau
Werkudara dalam sebuah perjalanan mencari air kehidupan. Bima bertemu dengan
sosok Dewa ini di sebuah Samudra. Saat Bima menjumpainya, Ia memiliki wajah
menyerupai dirinya sendiri. Dan besarnya tidak lebih besar dibandingkan telapak
tangan Bima. Dewa Ruci memerintahkan Bima untuk memasuki telinga kirinya,
sebuah perintah yang mustahil. Namun, dengan sebuah keajaiban, Bima berhasil
masuk ke telinga dewa Kerdil itu dan didalamnya Bima mendapati dunia yang maha
luas. Dewa Ruci mengatakan bahwa air kehidupan tidak akan ada dimana-mana,
21
percma mencari air kehidupan di segala tempat di dunia, sebab air kehidupan berada
di dalam diri manusia.
Bima memahami wjengan Dewa Ruci yang sesungguhnya adalah
representasi dirinya sendiri, yang muncul dan memberi pengajaran kepadanya karena
ia telah mematuhi segenap perintah gurunya dengan sepenuh hati.
Kisah Dewa Ruci ingin menyampaikan ihwal hasrat manusia yang terus dan
terus ingin melacak keberadaan Yang Ilahi, dengan nalarmya ia melakukan
penjelajahan. Manusia disebut sebagai jagat cilik atau dunia kecil. Atau mikroskopis
sedangkan jagad raya disebut sebagai makroskopis atau jagad gede yang merupakan
manifestasi dari tuhan sendiri.
Perjalanan Bima mengalahkan para raksasa untuk menemukan air perwita
(air kehidupan), mengalahkan naga dan bertemu dengan Dewa Ruci sesungguhnya
sarat dengan symbol-simbol tentang perjuangan manusia mengalahkan nafsu-nafsu
yang dapat menghalanginya menuju kesempurnaan, misalnya nafsu makan,
kekuasaan, kesombongan dan lain-lain. Bima mencapai kesempurnaan karena watak
dan sifat rela, patuh, waspada, eling (tidak lupa diri) dan rendah hati. Seseorang yang
telah tahu siapa dirinya akan melakukan hal-hal tersebut dengan alasan
mengamalkan tugas-tugas dunia
22
LUKISAN STASIUN KERETA
Kota Semarang bisa dibilang pusat sentral kegiatan ekonomi di Jawa tengah.
Selain sebagai puast ekonomi karena terletak di tengah-tengah wilayah Jawa
Tengah. Juga karna kemudahan mobilisasinya, salah satunya adanya stasiun kereta
api.Sejak jaman penjajahan dulu Semarang memang sudah didesain dengan
mobilisasi yang cukup maju dibandingakan dengan kota-kota sekitar. Hal ini
dibuktikan dengan dibangunnya Stasiun Kereta Api semarang Tawang.
Pada tahun 1911, Nederlands-Indsche Spoorweg Maatschappij (NIS) mulai
menyusun masterplan baru terhadap sisitem perkertapain di jalur kereta api segmen
Semarang-Solo-Yogyakarta yang sebelumnya diresmikan pada tahun 1873. Hal ini
dikarenakan Stasiun Semarang NIS—stasiun pertama di Indonesia yang pada enam
tahun sebelumnya ditutup, sudah tidak memungkinkan lagi dioprasikan sebagai
stasiun sentral NIS apalagi semarang saat itu dilanda banjir rob.
Sebagai akhir masterplan tersebut, NIS mulai membangun stasiun kereta api baru di
tawang, yang mulai dibangun pada tangga; 29 April 1911. Bangunan stasiun ini
selesai dan diresmikan pada 1 Juni 1914 dan segera digunkan untuk mengganti
Stasiun Semarang NIS yang selalu direndam air jika Laut Jawa mengalami pasang.
Selain Stasiun Tawang, di Semarang juga terdapat satu stasiun lagi yakni.
Stasiun Semarang Poncol (SMC) atau disebut juga Stasiun Poncol. Stasiun ini
merupakan stasiun kereta api kelas besar Tipe B yang terletak di Purwosari,
23
Semarang Utara, Kota Semarang. Stasiun yang terletak pada ketingian +3 meter ini
termasuk dalam Daerah Oprasi IV Semarang dan merupakan stasiun terbesar kedua
di Kota Semarang setelah Stasiun Semarang Tawang.
Stasiun Poncol didirikan pada tahun 1895 dengan nama Semarang-Cheribon
Stoomtram maatschappij (SCS) dan mendapat izin dari Pemerintahan colonial
Hindia belanda saat itu untuk membangun jalur kereta api dari Semarang Menuju
Cirebon. Perusahaan ini berkantor di Tegal, dan mulai membangun jalurkereta
apinya pada tahun 1895 hingga kahirnya rampung pada tahun 1897. SCS
memfokuskan pengangkutan penumpang dan barang (khusunya gula, minyak bumi
dan pupuk) di Lintas Semarang-Pekalongan-Tegal-Cirebon.
Untuk mengurangi penumpukan penumpang dan barang di Semarang,
dibutuhkan adanya stasiun yang besar SCS memiliki stasiun sendiri, yaitu
Semarang SCS atau Semarang West. Bangunan Stasiun Semarang SCS yang
sekarang ini ada sejatinya merupakan stasiun yang dibangun pada tahun 1914,
dirancang oleh arsitek Henri Maclaine Pont, seorang arsitek berkebangsaan belanda.
Stasiun ini difunsikan untuk mengantikan Stasiun Pendirikan yang ada lebih dahulu.
Tidak seperti karya Pont yang pertama (kantor SCS Tegal yang tidak memiliki
keistimewaan apa pun dari sisi arsitekturmya), karya Pont yang satu ini pernah ikut
ambil bagian dalam forum Internasional Paris Exposition di Prancis pada tahun
1925. Setelah Djawatan Kereta Api mendata stasiun-stasiun seluruh Indonesia pada
tahun 1950-an. Stasiun Semarang West ini kemudian diberi nama Stasiun Poncol.
LUKISAN KAPAL LAKSAMANA CHENG HO
Lukisan yang menggambarkan gagahnya Kapal Laksamana Zheng He/
Cheng Ho yang sedang berlayar melewati Laut Jawa. Menurut cerita, Laksamana
Zheng He sedang berlayar melewati laut jawa, namun saat melintasi laut jawa,
banyak awak kapalnya yang jatuh sakit, kemudian ia memerintahkan untuk
membuang sauh. Kemudian merapat ke pantai utara semarang untuk
berlindung di sebuah Goa dan mendirikan sebuah masjid (belum ada bukti yg
24
konkrit) di tepi pantai yang sekarang telah berubah fungsi menjadi kelenteng.
Bangunan itu sekarang telah berada di tengah kota Semarang di akibatkan
pantai utara jawa selalu mengalami proses pendangkalan yang diakibatkan
adanya proses sedimentasi sehingga lambat-laun daratan akan semakin
bertambah luas kearah utara.
Konon, setelah Zheng He meninggalkan tempat tersebut karena ia harus
melanjutkan pelayarannya, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa
Simongan dan kawin dengan penduduk setempat. Mereka bersawah dan
berladang di tempat itu. Zheng He memberikan pelajaran bercocok-tanam serta
menyebarkan ajaran-ajaran Islam, di Kelenteng ini juga terdapat Makam
Seorang Juru Mudi dari Kapal Laksamana Cheng Ho.
LUKISAN PASAR IKAN TAMBAK LOROK
Lukisan yang menggambarkan keramaian Pasar Ikan Tambak Lorok .
Pasar yang mayoritas dagangannya merupakan ikan laut itu terletak di Jalan
Tambakmulyo, yang juga disebut sebagai Kawasan Kampung Bahari. Disana
pembeli tak hanya bisa membeli ikan mentah saja namun pembeli atau
pengunjung juga dapat membeli ikan yang sudah dimasak sambil menikmati
pemandangan di sekitar Pasar Tambak Lorok
25
Hendi selaku Walikota Semarang berharap Pasar Tambaklorok bisa menjadi sebuah
pasar ikan sekaligus pusat wisata kuliner ikan laut. Ia pun menyebut beberapa pasar
ikan di luar negeri telah mengadopsi konsep wisata tersebut, salah satunya konsep
wisatawan yang ingin menyantap kuliner ikan laut bisa memilih sendiri ikan
segarnya.
PELABUHAN TANJUNG EMAS
Pelabuhan Tanjung Emas adalah sebuah pelabuhan di Semarang, Jawa
Tengah. Pelabuhan Tanjung Emas (terkadang ada yang menulis Tanjung Mas),
dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sejak tahun 1985. Pelabuhan ini
merupakan satu-satunya pelabuhan di Kota Semarang. Pelabuhan Tanjung Emas
26
ke arah Tugu Muda Semarang berjarak sekitar 5 km atau kira-kira 30 menit dengan
kendaraan sepeda motor/mobil.
Menurut catatan sejarah, pelabuhan ini berkembang sejak abad ke-16. Sebelumnya
Pelabuhan Semarang berada di bukit Simongan, daerah ini sekarang dikenal dengan
Gedong Batu di mana terdapat Kelenteng Sam Po Kong.
Secara geologis lokasi pelabuhan Semarang kuno kurang menguntungkan. Jumlah
pasir yang amat banyak dan endapan lumpur yang berlangsung terus-menerus, me-
nyebabkan sungai yang menghubungkan kota dengan pelabuhan tidak dapat dilayari.
Bahkan pada muara sungai terbentuk dataran pasir yang sangat menghambat pe-
layaran dari dan ke kota. Untuk mengatasi kondisi geologi yang tidak
menguntungkan bagi kapal-kapal besar itu pada tahun 1868, beberapa perusahaan
dagang melakukan pengerukan lumpur yang pertama kali. Selanjutnya dibuat juga
kanal pelabuhan baru, bernama Nieuwe Havenkanaal, atau Kali Baroe, yang pembu-
atannya berlangsung pada tahun 1872. Melalui kanal ini, perahu-perahu dapat ber-
layar sampai ke pusat kota untuk menurunkan dan memuat barang-barang.[1]
Setelah pembangunan Kali Baru, banyak kapal dari luar negeri, baik kapal uap mau-
pun kapal layar, berdatangan di pelabuhan Semarang. Selama tahun 1910 tercatat
985 kapal uap dan 38 kapal layar yang berlabuh di Semarang. Mereka berasal dari
berbagai negeri yaitu Inggris, Belanda, Hindia Bel-
anda, Jerman, Denmark, Jepang, Austria, Swedia, Norwegia, dan Prancis.
Di area pelabuhan Tanjung Emas ini terdapat sebuah Mercusuar, namanya
mercusuar Willem 3. Mercusuar yang terletak di kawasan pelabuhan Tanjung Emas
ini merupakan satu-satunya mercusuar di Jawa Tengah. Menurut catatan inskripsi
pada bangunan ini tercatat dibangun pada tahun 1884, dibangun oleh Pemerintah
Kolonial Belanda dalam rangka menjadikan kota Semarang sebagai kota pelabuhan
dan dagang, pada waktu itu sebagai sarana untuk ekspor gula ke luar negeri.
Pelabuhan Semarang dikembangkan untuk prasarana ekspor hasil bumi (terutama
gula) oleh pemerintah kolonial. Pada masa itu menjelang akhir abad ke-19, Jawa
telah menjadi penghasil gula nomor dua di dunia setelah Kuba.
27
Lukisan lainnya
28
SUMBER DATA
Data laporan profil Kelurahan Plombokan
https://id.m.wikipedia.org./wiki/Dewa_Ruci diakses pada 10/9/2019
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lawang-Sewu dikases pada 9/9/2019
https://id.wikipedia.org/wiki/Klenteng_Sam_Po_Kong
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Semarag_poncol diakses pada 10/9/2019
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Semarang_Tawang dikases pada 10/9/2019
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tugu_muda diakses pada 9/9/2019
Laman http://plombokan.semarangkota.go.id/
Observasi langsung dan data Instrumen Mapping Desa
Wawancara perangkat desa dan tokoh masyarakat.
www.idntimes.com-sejarah-singkat-lawang-sewu dikases pada 9/9/2019
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/kemegahan-masjid-agung-
jawa-tengah diakses pada 10/9/2019
29
GLOSARIUM
A
Administrasi Pemerintahan: tata laksana dalam pengambilan keputusan dan/atau
tindakan oleh badan dan/atau pejabat pemerintahan
D
Dasa wisma: kelompok ibu berasal dari 10 KK (kepala keluarga) rumah yang
bertetangga untuk mempermudah jalannya suatu program.
Demografi: ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia, meliputi
ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk
berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan
Dimensi: ukuran yang meliputi : panjang, luas, tinggi, lebar, dan sebagainya.
E
Ekonomi: salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa.
F
Fasilitas Sosial: fasilitas yang disediakan oleh pemerintah atau swasta untuk
masyarakat
G
Geografi: ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan, dan perbedaan
(variasi) keruangan atas fenomena fisik, dan manusia di atas permukaan bumi
K
Kamtibmas: Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis
masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan
nasional dalam rangka tercapainnya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya
keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman yang
mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan
masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk
pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan
masyarakat.
Kecamatan: bagian wilayah dari Daerah kabupaten/kota yang dipimpin oleh camat
Kelurahan: pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan
Kepala Seksi: unsur pelaksana teknis, memimpin masing-masing seksi pada
30
Pelaksana Teknis
Kesehatan: keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis.
Kesejahteraan: kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur,
dalam keadaan sehat dan damai.
Ketentraman: keamanan, kesentosaan, kedamaian, dan ketenangan
Ketertiban: keteraturan, keadaan teratur misalnya ketertiban harus selalu dijaga demi
kelancaran pekerjaan
L
Lembaga kemasyarakatan: himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang
berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.
P
Potensi daerah: segala kemampuan yang ada pada suatu daerah yang dapat
dikembangkan.
Prasarana: segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu
proses (usaha, pembangunan, proyek).
S
Sarana: segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau
tujuan
Sejarah : kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan
peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa
Struktur: suatu tatanan yang membentuk suatu kelompok dalam masyarakat
31
INDEKS
Budaya, 1
Swadaya, 1
Swasembada, 1
Pengurugan, 2
Jalan arteri, 2
Perpompaan, 2
RDTRK, 2
BWK, 2
Geografi, 3
Curah hujan, 3
Suhu rata-rata, 3
Batas wilayah, 3
Struktur organisasi, 4
RW, 2,3,4,5
RT, 3,4,5
Jabatan fungsional, 4
Kamtibmas, 4
Lembaga, 5
LPMD, 5
LPMK, 5
PKK, 5
Karang taruna, 5,6
Demografi, 1,2,7
Ekonomi, 8
Pekerjaan, 8
Angkatan kerja, 8,9
Kesehatan, 5,9,10,11,12
KB, 10
PAM, 10
Air bersih, 10
Sumur gali, 10
Sumur pompa, 10
PHBS, 10
MCK, 10
Posyandu, 10,12
Dasawisma, 10
PSN, 10
Sarana dan Prasarana, 12
Permanen, 12
Poliklinik, 12
PAUD, 12
TK, 12
SMA, 12
Potensi, 1,13
GOR, 13
UMKM, 8,13
32
LAMPIRAN
1) Peta Kelurahan Plombokan
2) Lukisan 3 Dimensi
33
BIODATA PENULIS
Miftachul Jannah
Pemalang, 16 Maret 1999
7311416134
FE / Manajemen
Ulfatul Magfiroh
Kab. Semarang, 27 November 1999
6411416136
FIK / Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kurnia Dwi Utami
Semarang, 1 Maret 1999
7311416207
FE / Manajemen
Muhammad Abdullah Rozan
Semarang, 14 Januari 1998
7311416131
FE / Manajemen
Tristhalia Yashinta
Kudus, 26 Agustus 1998
2111416048
FBS / Sastra Indonesia
34
Ronald Marine Atlantica
Semarang, 22 Juni 1998
2211416073
FBS / Sastra Inggris
Muhammad Afiq Fauzan
Banyumas, 23 Mei 1998
2211416055
FBS / Sastra Inggris
Priyus Eka Manunggal Putra
Blora,8 September 1999
4311416042
FMIPA / Kimia
Faridatul Afiyah
Magelang, 4 November 1998
4311416059
FMIPA / Kimia
Meytri Ratnasari
Semarang, 22 Mei 1998
4411416051
FMIPA / Biologi
Arizka Dyah Ramayanti
Kendal, 12 Januari 1998
6411416121
FIK / Ilmu Kesehatan Masyarakat
Lucky Jati Setiawan
Kudus, 25 April 1998
6211416104
FIK / Ilmu Keolahragaan
35
Wisnu Kerta Raharja
Semarang, 17 Maret 1997
6211416115
FIK / Ilmu Keolahragaan
Ahwan Sholih
Batang, 12 Juni 1998
7211416086
FE / Akuntansi
Wahyu Budi Hastomo
Semarang, 15 Juli 1998
8111416257
FH / Ilmu Hukum
36