Download - Buku bop mbincar

Transcript
Page 1: Buku bop mbincar

KEBIJAKAN BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN

(BOP) MBINCAR

KEBIJAKAN BANTUAN OPERASIONAL PENDIDIKAN

(BOP) MBINCAR

DINAS PENDIDIKANKABUPATEN PAKPAK BHARAT

Page 2: Buku bop mbincar

i

KATA PENGANTAR

Keinginan untuk membukukan Bantuan

Operasional (BOP) Mbincar Pakpak Bharat

sudah lama untuk mewujudkannya. Setelah

berbagai upaya dilakukan, akhirnya buku ini

pun terwujud. Tentu, semua berkat rahmat

Tuhan Yang Maha Esa.

Disadari, selama ini buku yang memuat tentang Bantuan

Operasional (BOP) Mbincar Pakpak Bharat belum ada. Padahal

Bantuan Operasional (BOP) Mbincar Pakpak Bharat ini sudah lama

yaitu sejak Pakpak Bharat dimekarkanselama 12 (delapan) tahun

yang lalu. Buku tentang Bantuan Operasional (BOP) Mbincar

Pakpak Bharat ini berisi tentang Kebijakan Strategis Pemerintah

Kabupaten Pakpak Bharat. Buku ini juga memuat berbagai

perubahan anggaran yang terjadi pada tahun-tahun tertentu.

Rentang perkembangan Bantuan Operasional (BOP) Mbincar

Pakpak Bharat yang diambil yaitu sejak tahun 2009 hingga tahun

2014. Kebijakan ini tentunya untuk mewujudkan Visi Dinas

Pendidikan “ Menjadi Institusi Yang Mewujudkan Masyarakat

Pakpak Bharat Yang Cerdas dan Kompetitif”. Karena dengan

pendidikan masyarakat dapat berubah pola pikirnya ke arah yang

positif dan akan selalu bergerak maju untuk menggapai

keberhasilan. Upaya untuk menggapai keberhasilan tentu melalui

Page 3: Buku bop mbincar

ii

proses dan tahapan yang panjang. Pemerintah Kabupaten Pakpak

Bharat mengalokasikan Bantuan Operasional (BOP) Mbincar

Pakpak Bharat kepada satuan pendidikan Dasar dan Menengah.

Karena dengan adanya Bantuan Operasional (BOP) Mbincar

Pakpak Bharat proses belajar mengajar di setiap Satuan Pendidikan

akan lebih terjamin yang akhirnya berpengaruh terhadap mutu

pendidikan. Hal ini dikarenakan belum adanya sumber pemasukan

dana yang tidak mengikat kepada setiap jenjang Satuan Pendidikan

sehingga Pemerintah Daerah akan berupaya untuk mengalokasikan

Operasional (BOP) Mbincar Pakpak Bharat sampai dengan waktu

yang tidak ditentukan akibat keterbatasan sumber pendanaan

pendidikan dimaksud.

Semoga buku ini bermanfaat dan dimasa mendatang akan

disusul lahirnya buku sejenis yang dapat melengkapi kekurangan

buku ini sekaligus menjadi catatan jejak langkah berikutnya.

Salak, Oktober 2014 KEPALA DINAS PENDIDIKAN JALAN BERUTU, S.Pd.,MM Pembina Tk.I NIP. 19681231 199301 1

Page 4: Buku bop mbincar

iii

BUPATI PAKPAK BHARAT

KATA SAMBUTAN

eluncurkan suatu kebijakan merupakan

suatu respon ataupun langkah untuk

mengikuti kemajuan dan perkembangan

dunia saat ini. Spektrum dunia Pendidikan

sangat luas, komleks, menangtang, namun

mulia karena berbicara masa depan, bukan

saja menyangkut hajat hidup orang banyak tapi juga berkait dengan

perjalanan bangsa ke depan. Tentu berbicara masa depan kita tidak

boleh dan tidak bisa melepaskan masa lalu dan masa kini sebagai

sebuah pijakan. Karena peningkatan mutu tidak dapat dipisahkan

dari sumber pembiayaan yang mana sumber pembiayaan

termasuk salah satu Standar Nasional Pendidikan yang tertuang

didalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan. Tentu sekali tanpa maksimalnya

pendanaan pendidikan berpengaruh terhadap lambatnya proses

peningkatan mutu pendidikan. Pendanaan pendidikan merupakan

tanggung jawab Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah dan

M

Page 5: Buku bop mbincar

iv

masyarakat seperti yang diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah

Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. Itulah

sebabnya saya menyambut baik atas penyusunan dan selesainya

buku berjudul ”Bantuan Operasional (BOP) MBINCAR PAKPAK

BHARAT”. Tentu keterbatasan waktu dalam penyusunan perlu juga

disadari, sehingga masukan untuk kesempurnaan berikutnya sangat

diharapkan.

Sekali lagi buku ini adalah jejak langkah perjalalan sebuah

Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bernama Dinas Pendidikan

dipersiapkan untuk mewarnai bangsa dan Negara umumnya dan

Kabupaten Pakpak Bharat khususnya ke arah yang lebih baik dan

lebih baik lagi.

Akhir kata semoga buku ini dapat bermanfaat sekaligus

memberikan nilai tambah bagi siapa pun yang berkenan

membacanya.

Liasate NJUAH-NJUAH mo banta karina.

Salak, November 2014 BUPATI PAKPAK BHARAT REMIGO YOLANDO BERUTU

Page 6: Buku bop mbincar

v

RINGKASAN EKSEKUTIF

endidikan sangat berperan dalam pembentukan pribadi manusia. Untuk

itulah Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat sangat memberi perhatian

dalam menangani pendidikan, karena dengan sistem pendidikan yang baik

diharapkan akan muncul generasi penerus yang berkualitas dan mampu

menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Salah satu program kebijakan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat

dalam penyelenggaraan pendidikan adalah peningkatan mutu pendidikan

dengan memberikan “Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)

Mbincar Kabupaten Pakpak Bharat“. Program ini merupakan langkah

nyata Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat untuk membantu sekolah

dalam penyelenggaraan kebutuhan sekolah. Walaupun disadari Bantuan

Operasional Pendidikan (BOP) ini masih belumsempurna sesuai dengan

pemenuhan ke delapan (8) Standara Nasional Pendidikan yaitu: 1) Standar

Isi, 2) Standar Proses, 3) Standar Kompetensi Lulusan, 4) Standar Pendidik

dan Tenaga Kependidikan, 5) Standar Sarana dan Prasarana, 6)Standar

Pengelolaan, 7) Standar Pembiayaan dan 8) Standar Penilaian Pendidikan. (

PP RI Nomor19 tahun 2005). Namun demikian Pemerintah tetap akan

bekerja keras untuk memenuhi amanst Peraturan Pemerintah tersebut

demi tercapainya Generasi yang cerdas sebagai harapan masa depan

pembangunan Negara Indonesia umumnya dan Kabupaten Pakpak Bharat

khususnya.

P

Page 7: Buku bop mbincar

vi

Kebijakan pemberian Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Mbincar

Kabupaten Pakpak Bharat untuk meningkatkan proseds penyelanggaraan

sekolah dan unit pelaksana terpadu yang lebih baik.

Page 8: Buku bop mbincar

vii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................. ....... i

KATA SAMBUTAN .................................................... ....... iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ......................................... ....... v

DAFTAR ISI ................................................................ ....... vii

BABI PENDAHULUAN ..................................... ....... 1

1.1 Latar Belakang ..................................... ....... 1

1.2 Maksud dan Tujuan ..................................... ....... 2

1.3 Ruang Lingkup ..................................... ....... 3

1.4 Peraturan Perundang-Undangan .......................... ....... 3

BAB II PERMASALAHAN DAN TANTANGAN ......... ....... 8

2.1 Gambaran Umum Kabupaten Pakpak Bharat ....... ....... 14

2.1.1 Visi Misi ..................................... ....... 9

2.1.2 Geografis ..................................... ....... 11

2.1.3 Administratif ..................................... ....... 12

2.1.4 Kependudukan ..................................... ....... 13

2.1.5 Sosial Ekonomi Kemasyarakatan ................ ....... 16

2.2 Gambaran Khusus Sektor ..................................... ....... 17

2.3 Permasalahan ..................................... ....... 17

2.4 Tantangan ..................................... ....... 17

BAB III KEBIJAKAN STRATEGIS ............................. ....... 19

3.1 Strategi Implementasi Kebijakan ........................... ....... 21

3.2 Penyelenggaraan Kebijakan ................................. ....... 23

BAB 1V DAMPAK DAN MANFAAT ........................... ....... 24

4.1 Dampak ..................................... ....... 24

4.2 Manfaat ..................................... ....... 24

BAB V PENUTUP ..................................... ....... 25

5.1 Harapan ..................................... ....... 25

5.2 Langkah-langkah Rencana Tindak Lanjut ............. ....... 26

REFERENSI ..................................... ....... 27

Page 9: Buku bop mbincar

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan

kesempatan mengecap pendidikan dan peningkatan mutu serta

hubungan pendidikan untuk menghadapi tantangan perubahan

kehidupan lokal, nasional dan global sesuai dengan amanat Undang

-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Upaya untuk pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan

sesuai amanat Undang-Undang tersebut merupakan tugas dan

tanggungjawab Pemerintah. Tanggung jawab tersebut pada

Program Wajib Belajar 9 Tahun sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 yang telah dimulai dari tahun

1994 tersebut berhasil dituntaskan dengan indikator Angka

Partisipasi Kasar (APK) SMP mencapai 98,2% pada tahun 2010.

Konsekuensi dari keberhasilan program Wajib Belajar 9 Tahun

tersebut adalah meningkatnya jumlah siswa lulusan SMP

yang harus ditampung oleh pendidikan menengah.

Pemerataan peningkatan mutu tidak terlepas dari perhatian

pemerintah dalam pendanaan pendidikan yang penyelenggaraannya

di Daerah Kabupaten Pakpak Bharat. Pendanaan Pendidikan

merupakan tanggung Jawab Pemerintah seperti pada Peraturan

Page 10: Buku bop mbincar

2

Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten

Pakpak Bharat meluncurkan Kebijakan Pemberian Bantuan

Operasional Pendidikan (BOP) Mbincar Kabupaten Pakpak Bharat

kepada sekolah dan Unit Pelaksana Terpadu Sanggar Kegiatan

Belajar.

Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Mbincar Kabupaten

Pakpak Bharat kepada sekolah dan unit pelaksana terpadu sanggar

kegiatan belajar berbeda nilai bantuan setiap tahunnya berdasarkan

kemampuan keuangan daerah dan berdasarkan usulan Rencana

Kegaiatan Anggaran Sekolah (RKAS) dan Rencana Anggaran Unit

Pelaksana Terpadu (RKAUPT). Dengan adanya Bantuan

Operasional Pendidikan (BOP) Mbincar Pakpak Bharat sekolah dan

unit pelaksana terpadu sanggar kegiatan belajar mengelola

penyelenggaraan pendidikan dengan baik yang melibatkan peran

warga sekolah (Pendidik, Tenaga Kependidikan, Komite Sekolah

dan orangtua). Di lembaga pendidikan formal ini, guru menjalankan

tugas pokok dan fingsi yang bersifat multiperan, yaitu sebagai

pendidik, pengajar dan pelatih menurut Sudarwan Danim (2002).

1.2 Maksud dan Tujuan

Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Mbincar Kabupaten

Pakpak Bharat bermaksud untuk membantu Pembiayaan

Page 11: Buku bop mbincar

3

Operasional pada Satuan Pendidikan dan Unit Pelaksanana Terpadu

(UPT) Sanggar Kegiatan Belajar. Bantuan Operasional Pendidikan

(BOP) dapat dipergunakan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu

dan kesiapan sekolah dalam melaksanakan Proses Belajar

Mengajar.

1.3 Ruang Lingkup

Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Mbincar Kabupaten

Pakpak Bharat diberikan kepada setiap Satuan Pendidikan dan Unit

Pelaksana Terpadu (UPT) Sanggar Kegiatan Belajar untuk mengejar

mutu yang selalu ditekankan kepada setiap Satuan Pendidikan dan

Unit Pelaksana Terpadu (UPT). Pendanaan Pendidikan berdasarkan

pemerataan, memang sudah ada dana Bantuan Operasional

Sekolah, tetapi penggunaan dana BOS harus mengikuti Petunjuk

Teknis dari Pusat, dana BOS disadari Pemerintah Kabupaten masih

belum cukup untuk membiayai keperluan di setiap Satuan

Pendidikan. Dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)

diperuntukkan untuk belanja barang dan jasa, dan belanja modal

yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.

1.4 Peraturan Perundang-Undangan

Dasar hukum pemberian Bantuan Operasional Pendidikan

(BOP) Mbincar Pakpak Bharat meliputi:

1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan

Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat Dan

Page 12: Buku bop mbincar

4

Kabupaten Humbang Hasundutan Di Provinsi Sumatera Utara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 29,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4272);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4301);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4438);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 246);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1998 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990

tentang Pendidikan Menengah (Lembaran Negara Republik

Page 13: Buku bop mbincar

5

Indonesia Tahun 1998 Nomor 91, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3764);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4496);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib

Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4864);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang

Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4864);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105)

Page 14: Buku bop mbincar

6

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan

Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran

Negara Republik Inonesia Nomor 5157);

11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009

tentang Standar Biaya Operasional Non Personalia Tahun

2009, untuk Satuan Pendidikan Dasar/Madrasah Ibtidayah

(SD/MI), Satuan Pendidikan Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah (SMP/MTs), Satuan Pendidikan Menengah

Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Satuan Pendidikan

Menengah Kejuruan (SMK), Satuan Pendidikan Dasar Luar

Biasa (SDLB), Satuan Pendidikan Menengah Pertama Luar

Biasa (SMPLB), dan Satuan Pendidikan Menengah Atas Luar

Biasa (SMALB);

12. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Wajib Dan Pilihan Yang Menjadi Kewenangan

Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat (Lembaran Daerah

Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan

Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 56);

13. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Pakpak Bharat

(Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008

Page 15: Buku bop mbincar

7

Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak

Bharat Nomor 58) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010 tentang Perubahan

atas Peraturan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 5

Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas daerah

Kabupaten Pakpak Bharat (Lembaran Daerah Kabupaten

Pakpak Bharat Tahun 2010 Nomor 3, Tambahan Lembaran

Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Nomor 85).

Page 16: Buku bop mbincar

8

BAB II

PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

2.1 Gambaran Umum Kabupaten Pakpak Bharat

Kabupaten Pakpak Bharat dikenal sebagai salah satu daerah

dari 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang

memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar

sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup

menjanjikan.

Dengan ditetapkannya UU Nomor 9 Tahun 2003 tentang

Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat

dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara,

maka Kabupaten Pakpak Bharat adalah salah satu Kabupaten yang

dimekarkan dari Kabupaten Dairi pada Tahun 2003.

Luas wilayah Kabupaten Pakpak Bharat 1.218,30 km2 terdiri dari

8 Kecamatan dan 52 Desa dengan jumlah penduduk 50.954 jiwa.

Dari jumlah penduduk tersebut terdapat jumlah siswa/I se Kabupaten

Pakpak Bharat sebanyak 14.270 jiwa.

Adapun jumlah Siswa/I pada setiap Kecamatan sebagai berikut:

Page 17: Buku bop mbincar

9

No Nama

Kecamatan

Jumlah Siswa

PAUD

(jiwa)

TK

(jiwa)

SD/MI

(jiwa)

SMP/MTs

(jiwa)

SMA/SMK

(jiwa)

1 Salak 150 179 1098 678 530

2 Sitellu Tali Urang

Jehe

210 35 1815 722 429

3 Kerajaan 120 82 1365 742 299

4 Sitellu Tali Urang

Julu

150 41 698 299 201

5 Siempat Rube 210 0 722 275 0

6 Pergetteng-getteng

Sengkut

90 52 621 204 807

7 Tinada 240 0 638 98 119

8 Pagindar 30 0 229 92 0

Jumlah 1200 389 7186 3110 2385

(Sumber Data: Pakpak Bharat dalam Angka Tahun 2013).

2.1.1 Visi Misi

Adapun Visi Kabupaten Pakpak Bharat adalah Terwujudnya

masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat yang sejahtera serta

Kepemimpinan yang adil, Demokratis dan Pemerintahan yang

Profesional yang Berfokus kepada Peningkatan Perekonomian

Masyarakat, Sumber Daya Manusia (SDM), Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi serta Kesehatan dengan Menjunjung Tinggi Nilai Budaya

Pakpak dan Agama.

Untuk mencapai Visi Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat

tentu harus melalui misi yang diemban. Adapun Misi tersebut sebagai

berikut:

Page 18: Buku bop mbincar

10

1) Mewujudkan percepatan peningkatan dan pemerataan

pendapatan masyarakat;

2) Mewujudkan pemerintahan yang profesional, kreatif dan

fasilitatif;

3) Meningkatkan dan memantapkan kualitas pendidikan

masyarakat;

4) Meningkatkan dan memantapkan kualitas pelayanan

kesehatan masyarakat;

5) Memantapkan tata hubungan yang dinamis dengan

pemerintah, atasan dan kerjasama saling menguntungkan

dalam peningkatan aksesibilitas dengan daerah lain

khususnya yang berbatasan langsung;

6) Meningkatkan iklim kerterbukaan dan partisipatif dalam

sistem sosial dan birokrasi;

7) Meningkatkan sinergitas para pihak pemberdayaan

masyarakat;

8) Meningkatkan kualitas hidup dan menguatkan peran

perempuan dalam pembangunan;

9) Mewujudkan komitmen bersama dalam penegakan hukum

secara konsisten dan konsekuen;

10) Mengembangkan hubungan yang dinamis dengan

masyatakat perantau;

11) Menjadikan budaya Pakpak sebagai landasan dalam

kebijakan publik;

Page 19: Buku bop mbincar

11

12) Mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam menggali

sumber Pendapatan Asli Daerah.

2.1.2 Geografis

Secara geografis, Kabupaten Pakpak Bharat terletak pada garis

2015’00” – 3032’00” Lintang Utara dan 90000’-98031’ Bujur Timur.

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Dairi, Sebelah Timur

berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir, Sebelah Selatan

dengan Kabupaten Humbang Hasundutan, dan sebelah Barat

dengan Kabupaten Aceh Singkil.

Karena terletak dekat garis khatulistiwa, kabupaten Pakpak

Bharat tergolong ke daerah beriklim tropis. Ketinggian antara 700 –

1500 m di atas permukaan laut dengan kondisi geografis berbukit-

bukit.

Kabupaten Pakpak Bharat beriklim sedang, dengan rata-rata

suhu 280C dengan curah hujan per tahun sebesar 311 mm.

Page 20: Buku bop mbincar

12

2.1.3 Administratif

Kabupaten Pakpak Bharat berbatasan sebelah Utara dengan

Kabupaten Dairi, Sebelah Timur dengan Kabupaten Toba Samosir,

Sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten

Humbang Hasundutan, dan sebelah barat dengan Kabupaten Aceh

Singkil.

Page 21: Buku bop mbincar

13

Ibukota Kabupaten Pakpak Bharat adalah Salak, yang terdiri dari

8 Kecamatan dan 52 wilayah administratif yang seluruhnya

merupakan desa Swakarsa.

2.1.4 Kependudukan

Pada pertengahan tahun 2013 Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil melakukan penghitungan jumlah penduduk Kabupaten

Pakpak Bharat hasil proyeksi adalah sebanyak 50.954 jiwa, yang

tersebar pada 8 (delapan) Kecamatan dan 52 desa dengan

persentase terbesar di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe (23.24%)

sedangkan persentase terkecil di Kecamatan Pagindar (2,97%).

Adapun jumlah penduduk setiap Kecamatan seperti pada

tabel berikut:

Page 22: Buku bop mbincar

14

No Nama Kecamatan

Jumlah

Penduduk

(jiwa)

Persentase

(%)

1 Salak 9.185 18,026

2 Kerajaan 10.234 20,085

3 Sitellu Tali Urang

Jehe

11.704 22,970

4 Sitellu Tali Urang

Julu

4.243 8,237

5 Pergetteng-Getteng

Sengkut

4.539 8,908

6 Siempat Rube 4.599 9,026

7 Tinada 4.829 9,477

8 Pagindar 1.621 3,181

Jumlah 50.954 100

Sumber data: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Pakpak Bharat.

Page 23: Buku bop mbincar

15

Data di atas juga dapat dibaca seperti pada diagram

berikut:

Bila dibandingkan dengan luas Kabupaten Pakpak Bharat

(1.218,30 km2), maka rata-rata tingkat kepadatan penduduknya

mencapai 41 jiwa per km2 dan sangat memungkinkan untuk

menerima penduduk dari luar Kabupaten Pakpak Bharat untuk

membangun daerah ini.

18.03%

20.09%

22.97%

8.24%

8.91%

9.03%

9.48%

3.18%

% Jlh Penduduk

Salak

Kerajaan

STTU Jehe

STTU Julu

PGGS

Siempat Rube

Tinada

Pagindar

Page 24: Buku bop mbincar

16

2.1.5 Sosial Ekonomi Kemasyarakatan

Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita

yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan Ekonomi

tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.

Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya

makin tinggi pula kesejahteraan masyarkat, meskipun terdapat

indikator lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan struktur ekonomi

ialah jenis sektor dominan yang menjadi pendorong/penyumbang

utama dalam perekonomian.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat atas dasar

harga konstan pada tahun 2012 menunjukkan adanya percepatan laju

pertumbuhan dibanding tahun 2011 yaitu dari 5.98% pada tahun 2011

menjadi 6.02% di tahun 2012. Persentase pertumbuhan ekonomi dari

tahun 2008 s.d tahun 2012 menunjukkan angka yang berfluktuatif

seperti pada tabel berikut.

No TAHUN Pertumbuhan

1 2008 5,87 %

2 2009 5,83 %

3 2010 6,77 %

4 2011 5,98 %

5 2012 6,02 %

(Sumber Data: Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2012, Bappeda bekerjasama

dengan Badan Pusat Statistik tahun 2013).

Page 25: Buku bop mbincar

17

2.2 Gambaran Khusus Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)

Mbincar Kabupaten Pakpak Bharat.

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia merupakan wujud

nyata tugas Pemerintah untuk memberhasilkan masyarakatnya.

Namun untuk mewujudkan harapan tersebut tentu melalui beberapa

tindak lanjut untuk menjamin keberlangsungan proses bantuan yang

lebih baik, terarah dan terukur. Pemberian Bantuan Operasional

Pendidikan (BOP) Mbincar Kabupaten Pakpak Bharat merupakan

salah satu solusi untuk meningkatkan mutu pendidikan di setiap

Satuan Pendidikan dan Unit Pelaksana Terpadu (UPT) Sanggar

Kegiatan Belajar.

2.3 Permasalahan

Pentingnya anggaran Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)

Mbincar Kabupaten Pakpak Bharat karena:

1. Minimnya Pendanaan Pendidikan;

2. Sumber Pendanaan Pendidikan terbatas.

2.4 Tantangan

Dalam memajukan kualitas pendidikan di Kabupaten Pakpak

Bharat penuh dengan tantangan, karena menurut Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003. Pendidikan itu

merupakan tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah dan

Page 26: Buku bop mbincar

18

Masyarakat. Adapun tantangan yang dimaksud sebagai berikut:

a) Tingginya biaya operasional Pendidikan pada jenjang

pendidikan Dasar dan Menengah;

b) Pola pikir masyarakat yang masih belum melihat pentingnya

keterlibatan dalam pendanaan pendidikan;

c) Tingginya nilai kelulusan untuk jenjang pendidikan dasar dan

menegah;

d) Pendidikan Dasar penentu kesuksesan Pendidikan Menengah

demikian juga ke Pendidikan Tinggi.

Page 27: Buku bop mbincar

19

BAB III

KEBIJAKAN STRATEGIS

Biaya total pendidikan dari segi anggaran telah meningkat dari

masa ke masa, kenaikan biaya pendidikan setiap waktu jauh lebih

cepat dibandingkan dengan kemampuan menyekolahkan anggota

masyarakat. Peningkatannya jauh lebih cepat bahkan sering menjadi

pusat perhatian ketika tahun ajaran baru dimulai, sebab biaya

pendidikan telah lebih dahulu naik melebihi kemampuan para

orangtua yang menyekolahkan anaknya, (Dadang Suhardan, dkk,

2012).

Biaya pengeluaran pendidikan meningkat karena meningkatnya

pengeluran dalam sistem sekolah-sekolah. Biaya sekolah tidak sama

dengan pengeluaran pendidikan, karena pertama belanja pendidikan

mencakup tidak hanya pengeluaran untuk kegiatan rutin (seperti

pembayaran untuk layanan guru yang diberikan selama waktu

tertentu) namun juga pengeluaran pembangunan dengan istilah

”kapital/modal”. Seperti: pengeluaran untuk bangunan dan

perlengkapan, perbaikan dan renovasi bangunan yang tua dan lain-

lain.

Page 28: Buku bop mbincar

20

Gambar: Kegiatan siswa pada saat mata pelajaran muatan lokal di SMAN 1 Salak

(Guru: Self Tiderina Simbolon, S.Pd).

Gambar: foto siswa SMAN 1 STTU Julu sebelum menerima pelajaran.

Page 29: Buku bop mbincar

21

Gambar: siswa SMAN 1 STTU Julu pada saat proses pembelajaran berlangsung

mata pelajaran kimia (Guru: Henri Rajagukguk, S.Pd).

3.1 Startegi Implementasi Kebijakan

Pemberian Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Mbincar

Kabupaten Pakpak Bharat untuk membantu pembiayaan pendidikan

oleh Pemerintah Pusat melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS),

meihat belum memadainya pendanaan pendidikan yang sangat

besar maka Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Bupati Pakpak

Bharat (Remigo Yolando Berutu, MBA) mengeluarkan suatu

kebijakan untuk Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Mbincar

Kabupaten Pakpak Bharat.

Page 30: Buku bop mbincar

22

Gambar: SD Negeri SP3 Lae Mbentar, Kecamatan Pagindar.

Gambar: Kepala Sekolah( L Br Tumangger, S.Pd dan para Guru SMP Swasta

Sekata Sukarame Tinada)

Page 31: Buku bop mbincar

23

3.2 Penyelenggaraan Kebijakan

Penyelenggaraan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)

Mbincar Pakpak Bharat merupakan satu Kebijakan Pemerintah untuk

mendukung percepatan peningkatan mutu pendidikan. Karena

dengan peningkatan mutu pendidikan menjadikan sekolah atau unit

pelaksana terpadu sanggar kegiatan belajar dapat beroperasi lebih

baik. Sehingga dengan penyelenggaraan kebijakan dapat

mempercepat pencapaian Visi Dinas Pendidikan” Menjadi Institusi

Yang Mewujudkan Masyarakat Pakpak Bharat Yang Cerdas dan

Konpetitif”.

Gambar: Bupati Pakpak Bharat (Remigo Yolando Berutu, MBA didampingi Sekda

Pakpak Bharat (Drs. Holler Sinamo, MM) dan Kepala Dinas Pendidikan (Jalan

Berutu, S.Pd.,MM) pada saat memberikan hadiah siswa berprestasi Tahun 2013.

Page 32: Buku bop mbincar

24

BAB IV

DAMPAK DAN MANFAAT

4.1 Dampak

Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) Mbincar Kabupaten

Pakpak Bharat sangat mendukung proses belajar mengajar di

sekolah dan Unit Pelaksana Terpadu (UPT) Sanggar Kegiatan

Belajar. Dengan adanya Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)

sangat dirasakan oleh sekolah yang berdampak terhadap

peningkatan hasil belajar siswa di sekolah.

4.2 Manfaat

Dengan adanya penyelenggaraan kebijakan Bantuan

Operasional Pendidikan (BOP) Mbincar Kabupaten Pakpak Bharat

memiliki manfaat sebagai berikut:

1) Membantu Sekolah dan unit pelaksana terpadu sanggar

kegiatan belajar dalam penyelenggaraan pendidikan;

2) Membantu orangtua dalam menanggulangi pembiayaan

pendidikan putra/putrinya;

3) Memantu sekolah dalam memenuhi alat-alat penunjang

pembelajaran, media pembelajaran, peralatan usaha

kesehatan sekolah dan mobiler yang tidak dibiayai oleh

Bantuan Opertasional Sekolah.

Page 33: Buku bop mbincar

25

BAB V

PENUTUP

5.1 HARAPAN

Dengan adanya kebijakan Bantuan Operasional Pendidikan

(BOP) Mbincar Pakpak Bharat tentunya Pemerintah memiliki

beberapa harapan sebagai berikut:

1) Sekolah dan unit pelaksana terpadu sanggar kegiatan belajar

mengelola program dengan baik demi tercapainya Visi Misi

Sekolah sebagai perpanjangan Visi Misi Dinas Pendidikan;

2) Sekolah dan Unit Pelaksana Terpadu sanggar kegiatan belajar

membuat langkah kerja untuk pencapaian target setiap

tahunnya;

3) Sekolah dan Unit Pelaksana Terpadu sanggar kegiatan belajar

menyusun Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) dan

Rencana Kegiatan Anggaran Unit Pelaksana Terpadu

(RKAUPT);

4) Sekolah dan Unit Pelaksana Terpadu sanggar kegiatan belajar

menyampaikan informasi terhadap warga sekolah tentang

kebijakan Pemerintah Daerah yaitu Pemberian Bantuan

Operasional Pendidikan (BOP) Mbincar Pakpak Bharat;

5) Masyarakat berlomba untuk menyekolahkan putra/putrinya;

6) Orangtua/keluarga tentu semakin giat untuk mengontrol

keberlangsungan belajar siswa

7) Lulusan Sekolah dan Unit Pelaksana Terpadu (UPT) Sanggar

Page 34: Buku bop mbincar

26

Kegiatan Belajar dapat bersaing dengan lulusan Sekolah atau

lulusan Unit Pelaksana Terpadu (UPT) Sanggar Kegiatan

Belajar di Kabupaten/Kota yang lain;

8) Semakin meningkatnya pengetahuan Sumber Daya Manusia;

9) Terbukanya peluang kerja setelah menyelesaikan sekolahnya

bagi Sekolah Mengah Kejuruan dan Unit Pelaksana Terpadu

Sanggar Kegiatan Belajar.

5.2 LANGKAH-LANGKAH RENCANA TINDAK LANJUT.

Dalam mendapatkan hasil yang lebih baik tentu setiap

kebijakan akan selalu dievaluasi demi ketercapaian harapan

dimaksud. Kebijakan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)

Mbincar Pakpak Bharat untuk meningkatkan mutu pendidikan di

Kabupaten Pakpak Bharat, dalam evaluasi ini tentu melalui proses-

proses dengan tidak memberatkan keuangan daerah nantinya dan

keberlangsungan kebijakan Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)

Mbincar Pakpak Bharat ini untuk jangka waktu yang lama

kedepannya. Adapun langkah-langkah dalam evaluasi tersebut

antara lain:

1) Penetapan target-target yang dicapai oleh sekolah dan unit

pelaksana terpadu sanggar kegiatan belajar;

2) Monitoring dan Evaluasi yang berkelanjutan;

Page 35: Buku bop mbincar

27

REFERENSI

Danim, Sudarwan,Prof.Dr (2002) Inovasi Pendidikan dalam Upaya

Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan: Bandung, CV.

Pustaka Setia.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor

78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008

Tentang Pendanaan Pendidikan.

Badan Pusat Statistik dan Badan Pembangunan Daerah Kabupaten

Pakpak Bharat (2012), Indeks Pembangunan Manusia.

Badan Pusat Statistik dan Badan Pembangunan Daerah Kabupaten

Pakpak Bharat (2012), Pakpak Bharat Dalam Angka.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2012

Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

Tentang Pelayanan Publik.

Fattah, Nanang, Prof.Dr (2012) Analisis Kebijakan Pendidikan:

Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Suhardan, Dadang, dkk (2012) Ekonomi dan Pembiayaan

Pendidikan: Bandung, Penerbit Alfabeta.

Badan Pusat Statistik dan Badan Pembangunan Daerah Kabupaten

Pakpak Bharat (2013), Pakpak Bharat Dalam Angka.

Page 36: Buku bop mbincar

28

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal

Pendidikan Menengah (2014), Grand Design Pendidikan Menegah

Universal.


Top Related