EKONOMI MANAJERIAL
Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Manajerial
Dosen Pengampu : Drs. Edy Yulianto, M.P. dan Dr. Heri Pratikto M.Si
Oleh :
Nama Anggota:
1. DEWI LELYANA HADI 115030201111098
2. NURIYANNA ROSMAWATI 115030200111087
3. FATMASARI ENDAYANI 115030200111011
4. LEZA OKTARIANA 115030201111101
Kelompok 12
Kelas – H
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultar Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
2013
DAFTAR ISI
Cover
Daftar isi…………………………………………………………………………....
Bab I………………………………………………………………………………...
Pendahuluan……………………………………………………………………….3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................31.2 Rumusan Masalah………………………………………………………....41.3 Tujuan……………………………………………………………………...
4
Bab II…………………………………………………………………………........5
Pembahasan………………………………………………………………………..5
2.1. Konsep risiko dalam analisa ekonomi……………………………………..52.1.1 Pengertian risiko…………………………………………………...52.1.2 Penggolongan risiko……………………………………………….62.1.3 Pengertian manajemen risiko……………………………………...82.1.4 Analisis Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan………11
2.2. Probabilitas dan nilai harapan dari suatu peristiwa...................................132.2.1 Probabilitas……………………………………………………….132.2.2 Sikap terhadap risiko tingkat ketidakpastian probabilitas dan nilai
harapan dari suatu peristiwa........................................................142.2.3 Penggunaan diagram pohon dalam pengambilan
keputusan..........142.3. Teknik pengambilan keputusan dalam
ketidakpastian...............................18a. Teknik Optimasi ……………………………………………………..18b. Teknik Analisis Resiko ……………………………………………...19c. Teknik Pendugaan/Peramalan ……………………………………….19
Bab III……………………………………………………………………………21
Penutup…………………………………………………………………………...21
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………21
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para pembuat keputusan dalam setiap permasalahan merupakan para
pembuatan keputusan yang menggenggam kepastian dalam dunia yang tidak
pasti. Mereka ingin tahu apa yang akan terjadi bukan apa yang mungkin
terjadi. Seperti pembuatan keputusan ini, kebanyakan dari kita gagal untuk
menerima bahwa banyak keputusan harus dibuat dalam menghadapi
ketidakpastian. Sebaliknya, kita cenderung ingin dan percaya bahwa jika kita
bekerja cukup keras, kita dapat mengontrol hasil. Dawes (1988) telah
mengamati bahwa cara yang umum untuk mengatasi ketidakpastian adalah
dengan mengabaikannya.
Langer (1975) telah mendokumentasikan bahwa kecenderungan ini sering
diterjemahkan ke dalam keyakinan yang tidak tepat yang kebetulan tidak
melibatkan ketrampilan dan dapat di kontrol. Penjudi cenderung melempar
dadu lebih keras ketika mereka mencoba untuk menggapai (roll) angka tinggi
(Dawes, 1998). Pembeli tiket undian percaya bahwa kemampuan mereka
untuk memilih jumlah akan meningkatkan kemungkinan mereka untuk
menang. Dowes berpendapat bahwa manusia memiliki kebutuhan patologis
untuk “tahu sekarang” dalam situasi yang mengandung ketidakpastian yang
melekat. Ia menegaskan bahwa kebutuhan untuk meniadakan ketidakpastian
sering menyebabkan orang mengambil kredibilitas terlalu banyak untuk
keberhasilan dan terlalu banyak disalahkan atas kegagalan.
Suatu tindakan atau kebijakan administrasi bisnis membutuhkan
pengambilan keputusan berdasarkan beberapa alternatif pemilihan keputusan.
Dalam pengambilan keputusan, harus disertai sasaran yang jelas yang ingin
dicapai. Dalam mencapai sasaran yang diinginkan, terdapat beberapa tindakan
yang harus dipilih sebagai keputusan tindakan. Masing-masing dari beberapa
alternatif tindakan perlu diukur manfaat atau biaya yang dihasilkannya.
Tentunya dalam pengambilan keputusan, terdapat situasi ketidakpastian
mengenai hasil yang dicapai, di mana terdapat risiko yang akan selalu
mungkin terjadi. Oleh karena itu penulis tertarik mengambil bahasan tersebut
dalam makalah ini dengan judul “Pengambilan Keputusan dalam
Ketidakpastian”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep risiko dalam analisa ekonomi ?
2. Bagaimanakah menghitung probabilitas dan nilai harapan dari suatu
peristiwa?
3. Bagaimna teknik pengambilan keputusan dalam ketidakpastian?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep risiko dalam analisa ekonomi.
2. Untuk mengetahui cara menghitung probabilitas dan nilai harapan dari
suatu peristiwa.
3. Untuk mengetahui teknik pengambilan keputusan dalam ketidakpastian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep risiko dalam analisa ekonomi
2.1.1 Pengertian risiko
Menurut Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry
(1987), risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat
diketahui oleh pembuat keputusan yang didasarkan pada data historis dan
pengalaman selama mengelola kegiatan usaha. Risiko juga menunjukkan
peluang terjadinya peristiwa yang menghasilkan pendapatan di atas atau di
bawah rata-rata dari pendapatan yang diharapkan. Sementara itu, Debertin
(1986) menyatakan bahwa kejadian berisiko adalah kejadian dimana
peluang dan hasil dari kejadian tersebut dapat diketahui oleh pembuat
keputusan. Risiko dapat pula diartikan sebagai kemungkinan kejadian
yang merugikan. Menurut Basyib (2007), risiko merupakan peluang
terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan
situasi yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan
dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif tersebut. Ada
tiga unsur penting dari suatu kegiatan yang dianggap masih sebagai risiko:
1) merupakan suatu kejadian, 2) kejadian tersebut masih merupakan
kemungkinan, dan 3) jika terjadi, maka akan menimbulkan kerugian
(Kountur 2004).
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, akan tetapi terdapat
perbedaan mendasar antara risiko dan ketidakpastian. Menurut Robison
dan Barry (1987), risiko adalah peluang dari suatu kejadian yang dapat
diperhitungkan dan akan memberikan dampak negatif yang dapat
menimbulkan kerugian, sedangkan ketidakpastian adalah peluang dari
suatu kejadian yang tidak dapat diperhitungkan oleh pebisnis selaku
pengambil keputusan. Djohanputro (2006) menyatakan risiko sebagai
ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya.
Menurut Kountur (2004) ketidakpastian ini terjadi akibat kurangnya atau
tidak tersedianya informasi yang menyangkut apa yang akan terjadi.
Ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan dapat berdampak
merugikan atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang dihadapi
berdampak menguntungkan maka disebut dengan istilah kesempatan
(opportunity), sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan
disebut sebagai risiko.
2.1.2 Penggolongan resiko
Risiko adalah buah dari ketidakpastian, dan tentunya ada banyak
sekali faktor – faktor ketidakpastian pada sebuah proyek yang tentunya
dapat menghasilkan berbagai macam risiko. Risiko dapat dikelompokkan
menjadi beberapa macam menurut karakteristiknya, yaitu lain:
1. Risiko berdasarkan sifat
a) Risiko Spekulatif (Speculative Risk), yaitu risiko yang memang
sengaja diadakan, agar dilain pihak dapat diharapkan hal – hal yang
menguntungkan. Contoh: Risiko yang disebabkan dalam hutang
piutang, membangun proyek, menjual produk, dan sebagainya.
b) Risiko Murni (Pure Risk), yaitu risiko yang tidak disengaja, yang
jika terjadi dapat menimbulkan kerugian secara tiba – tiba. Contoh :
Risiko kebakaran, perampokan, pencurian, dan sebagainya.
2. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan.
a) Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat
dipertanggungkan sebagai obyek yang terkena risiko kepada
perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan
demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan
asuransi.
b) Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua risiko yang
termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan
pada perusahaan asuransi.
3. Risiko berdasarkan asal timbulnya
a) Risiko Internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri. Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena
kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan
sebagainya.
b) Risiko Eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan
atau lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan,
fluktuasi harga, perubahan politik, dan sebagainya.
Selain macam – macam risiko diatas, Trieschman, Gustavon, Hoyt,
(2001), juga mengemukakan beberapa macam risiko yang lain,
diantaranya :
1. Risiko Statis dan Risiko Dinamis (berdasarkan sejauh mana
ketidakpastian berubah karena perubahan waktu)
a) Risiko Statis. Yaitu risiko yang asalnya dari masyarakat yang tidak
berubah yang berada dalam keseimbangan stabil. Risiko statis dapat
bersifat murni ataupun spekulatif. Contoh risiko spekulasi statis :
Menjalankan bisnis dalam ekonomi stabil. Contoh risiko murni statis :
Ketidakpastian dari terjadinya sambaran petir, angin topan, dan
kematian secara acak (secara random).
b) Risiko Dinamis. Risiko yang timbul karena terjadi perubahan
dalam masyarakat. Risiko dinamis dapat bersifat murni ataupun
spekulatif. Contoh sumber risiko dinamis : urbanisasi, perkembangan
teknologi, dan perubahan undang – undang atau perubahan peraturan
pemerintah.
2. Risiko Subyektif dan Risiko Obyektif
a) Risiko Subyektif
b) Risiko yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang
mengalami ragu – ragu atau cemas akan terjadinya kejadian tertentu.
c) Risiko Obyektif
d) Probabilita penyimpangan aktual dari yang diharapkan (dari rata -
rata) sesuai pengalaman.
2.1.3 Pengertian manajemen resiko
Manajemen risiko merupakan cara-cara yang digunakan
manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan
oleh adanya risiko. Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh kemampuan
manajemen menggunakan berbagai sumberdaya yang ada untuk mencapai
tujuan perusahaan. Dengan adanya penanganan risiko yang baik segala
kemungkinan kerugian yang dapat menimpa perusahaan dapat
diminimalkan sehingga biaya lebih kecil dan pada akhirnya perusahaan
akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar (Kountur 2004).
Manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas
tentang bagaimana suatu organisasi menempatkan berbagai permasalahan
yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara
komprehensif dan sistematis (Fahmi 2010). Selain itu, menurut AS/NZS
4360 Risk Management Standard dalam Soehatman Ramli (2010)
menyebutkan bahwa manajemen risiko menyangkut budaya, proses dan
struktur dalam mengelola suatu risiko secara efektif dan terencana dalam
suatu sistem manajemen yang baik. Terdapat beberapa cara untuk
mengatasi risiko yaitu dengan cara menghindari dengan tidak mengambil
risiko, mencegah timbulnya risiko, mengurangi kerugian akibat risiko
untuk meminimalkan akibatnya dan mengalihkan risiko ke pihak lain.
Suatu risiko yang kemungkinan terjadinya besar dan konsekuensinya juga
besar maka cara yang terbaik untuk menangani risiko tersebut adalah
menghindar. Jika tidak dapat menghindar dan harus menghadapi risiko
tersebut maka cara yang bisa dilakukan adalah mencegah, membuat
kemungkinan terjadinya sekecil mungkin. Selain mencegah kerugian,
akibat dari kerugian itu harus dikurangi, pengurangan kerugian akibat
risiko dilakukan terutama jika konsekuensi dari risiko tersebut besar.
Sedangkan menurut Darmawi (2005), manajemen risiko
merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta
mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan
untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi dalam
pengambilan keputusan. Secara khusus manajemen risiko diartikan
sebagai pengelolaan variabilitas pendapatan oleh seorang manajer dengan
menekan sekecil mungkin tingkat kerugian yang diakibatkan oleh
keputusan yang diambilnya dalam menggarap situasi yang tidak pasti.
Pemahaman manajemen risiko yang baik akan mengurangi kerugian atau
akan dapat menambah tingkat keyakinan bagi pembuat keputusan dalam
mengurangi risiko kerugian.
Menurut Kountur (2008), manajemen risiko perusahaan adalah
cara bagaimana menangani semua risiko yang ada dalam perusahaan tanpa
memilih risiko-risiko tertentu saja. Penanganan risiko dapat dianggap
sebagai salah satu. Setelah risiko – risiko yang mungkin terjadi
diidentifikasi dan dianalisa, akan mulai memformulasikan strategi
penanganan risiko yang tepat. Strategi ini didasarkan kepada sifat dan
dampak potensial / konsekuensi dari risiko itu sendiri. Adapun tujuan dari
strategi ini adalah untuk memindahkan dampak potensial risiko sebanyak
mungkin dan meningkatkan kontrol terhadap risiko.
1. Menghindari risiko
Menghindari risiko merupakan strategi yang sangat penting,
strategi ini merupakan strategi yang umum digunakan untuk
menangani risiko. Dengan menghindari risiko, kontraktor dapat
mengetahui bahwa perusahaannya tidak akan mengalami kerugian
akibat risiko yang telah ditafsir. Di sisi lain, kontraktor juga akan
kehilangan sebuah peluang untuk mendapatkan keuntungan yang
mungkin didapatkan dari asumsi risiko tersebut.
Contohnya : seorang kontraktor yang ingin menghindari risiko politik
dan finansial berkaitan dengan proyek pada negara dengan kondisi
politik yang tidak stabil, dapat menolak melakukan tender proyek pada
negara tersebut. Namun demikian, apabila kontraktor tersebut menolak
untuk melakukan tender, maka kemungkinan untuk mendapatkan
keuntungan dari proyek tersebut juga ikut menghilang.
2. Mencegah risiko dan mengurangi kerugian
Alternatif strategi yang kedua adalah mencegah risiko dan
mengurangi kerugian. Strategi ini secara langsung mengurangi potensi
risiko kontraktor dengan 2 cara, yaitu :
1. Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.
2. Mengurangi dampak finansial dari risiko, apabila risiko tersebut
benar – benar terjadi. Contohnya : pemasangan alarm atau alat anti –
maling pada peralatan di proyek, akan mengurangi kemungkinan
terjadinya pencurian. Sebuah gedung yang dilengkapi dengan sprinkler
system, akan mengurangi dampak finansial, apabila gedung tersebut
mengalami kebakaran.
3. Meretensi risiko
Retensi risiko telah menjadi aspek penting dari manajemen risiko
ketika perusahaan menghadapi risiko proyek. Retensi risiko adalah
perkiraan secara internal, baik secara utuh maupun sebagian, dari
dampak finansial suatu risiko yang akan dialami oleh perusahaan.
Dalam mengadopsi strategi retensi risiko ini, perlu dibedakan antara 2
jenis retensi yang berbeda.
1. Retensi risiko yang terencana (planned) adalah asumsi yang secara
sadar dan sengaja dilakukan oleh kontraktor untuk mengenali atau
mengidentifikasi risiko. Dengan strategi seperti itu, risiko dapat
ditahan dengan berbagai cara, tergantung pada filosofi, kebutuhan
khusus, dan juga kapabilitas finansial dari kontraktor itu sendiri.
2. Retensi risiko yang tidak terencana (unplanned) terjadi ketika
kontraktor tidak mengenali atau mengidentifikasi kberadaan dari suatu
risiko dan secara tidak sadar mengasumsi kerugian yang akan muncul.
4. Mentransfer risiko
Pada dasarnya, transfer risiko dapat dilakukan, melalui negosiasi,
kapanpun kontraktor menjalani perencanaan kontraktual dengan
banyak pihak seperti pemilik, subkontraktor ataupun supplier material
dan peralatan. Transfer risiko bukanlah asuransi. Biasanya, transfer
risiko ini dilakukan melalui syarat atau pasal – pasal dalam kontrak
seperti : hold – harmless aggrement dan klausul jaminan atau
penyesuaian kontrak. Karakeristik esensial dari transfer risiko ini
adalah dampak dari suatu risiko, apabila risiko tersebut benar – benar
terjadi, ditanggung bersama atau ditanggung secara utuh oleh pihak
lain selain kontraktor. Contohnya : penyesuaian pada harga penawaran,
dimana kompensasi ekstra akan diberikan kepada kontraktor apabila
terjadi perbedaan kondisi tanah pada suatu proyek.
5. Asuransi
Asuransi menjadi bagian penting dari program manajemen risiko,
baik untuk sebuah organisasi ataupun untuk individu. Asuransi juga
termasuk di dalam strategi transfer risiko, dimana pihak asuransi setuju
untuk menerima beban finansial yang muncul dari adanya kerugian.
Secara formal, asuransi dapat didefinisikan sebagai kontrak
persetujuan antara 2 pihak yang terkait yaitu : pengasuransi (insured)
dan pihak asuransi (insurer). Dengan adanya persetujuan tersebut,
pihak asuransi (insurer) setuju untuk mengganti rugi kerugian yang
terjadi (seperti yang tercantum dalam kontrak) dengan balasan,
pengasuransi (insured) harus membayar sejumlah premi tiap
periodenya.
2.1.4 Analisis Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan:
1. Perumusan Masalah
Langkah ini sebagai awal menentukan batasan-batasan keputusan yang
akan dibuat yang mencakup penentuan alternative-alternatif yang akan
ditanyakan seperti:
- Masalah apa yang dihadapi
- Siapa yang memutuskan
- Bagaimana keadaan yang melatarbelakangi pengambilan keputusan
- Bagaimana pengaruhnya terhadap tujuan-tujuan manajemen
Dalam langkah ini keputusan yang dibuat tidak dalam ruang hampa
udara melainkan dibuat berdasarkan fakta dan data yang akan dipakai
dalam pengambilan keputusan.
2. Penentuan Tujuan
Pada tahap ini pertanyaan yang diajukan untuk antara lain
- Apa tujuan pengambilan keputusan
- Bagaimana seharusnya pengambil keputusan tersebut menilai hasilnya
dibandingkan tujuannya
- Bagaimana jika pengambil keputusan tersebut ingin mencapai tujuan
yang bertentangan satu sama lain
3. Pencarian Alternatif
Pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu diajukan yaitu:
- Apa alternative untuk pencapain tujuan
- Variabel apa saja yang dapat kita kendalikan
- Apa kendala yang kita hadapi dalam pencapaian tujuan
Seorang pengambil keputusan yang ideal, akan membuka semua
kemungkinan pilihan yang ada dan kemudian memilih satu diantaranya
yang akan memberikan hasil terbaik bagi pencapaian tujuannya.
4. Peramalan Dampak
Pada tahap ini yang perlu dipahami adalah:
- Bagaiman konsekuensi dari setiap pilihan
- Jika hasil yang diharapkan tidak pasti bagaimana sifatnya
- Dapatkan informasi yang lebih baik diperoleh untuk meramalkan suatu
hasil
Tugas peramalan konsekuensi ini tergantung pada keadaannya bisa
dilakukan secara langsung atau diabaikan sama sekali.
5. Penentuan Pilihan
Seteleah semua analisis selesai dilakukan, kita dapat menentukan
pilihan yang paling dingiinkan yaitu:
- Seorang pengambil keputusan menetapkan konteks permasalahan
- Menetapkan tujuan
- Mengidentivikasi alternative yang tersedia
- Bagaimana caranya untuk memilih satu pilihan yang diinginkan
6. Analisis Sensitivitas
Pada tahap akhir ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Bagaimana sifat dari masalah yang menentukan pilihan tindakan yang
optimal
- Bagaiman pengaruh perubahan tertentu terhadap optimal yang diambil
- Apakah pilihan tersebut peka terhadap perubahan variabel-variabel
ekonomi utama yang terabaikan oleh pengambil keputusan
2.2. Probabilitas dan nilai harapan dari suatu peristiwa
2.2.1 Probabilitas
Probabilitas digunakan untuk mengukur secara kuantitatif dalam berbagai
kemungkinan yang tidak pasti. Konsep probabilitas dapat dibagi manjadi
2, yaitu :
a) Probabilitas obyektif
Adalah suatu konsep yang didasarkan pada frekuensi relative
dalam jangka panjang. Misalkan : sebuah kotak berisi 3 bbola putih
dan 6 bola merah dengan ukuran dan berat yang sama (kecuali
warna). Percobaan ini sebagai teori spekulasi yang menunjukkan
kepada ketidakpastiann, dan dalam ekonomi disebut Economic of
Uncertainty
b) Probabilitas Subjektif
Dapat dimisalkan apabila kita menyaksikan pertandingan
sepakbola antara dua kesbelasan. Variabel random merupakan
variabel yang memiliki nilai yang tidak pasti, tetapi mempunyai
distribusi probabilitas yang diketahui. Dalam contoh tersebut hasil
pertandingan merupakan variabel random. Misalkan suatu
perusahaan tidak dapat meramalkan labanya, tetapi dapat
memperkirakan laba tersebut dalam probabilitas tertentu, disebut
variabel random.
2.2.2 Sikap terhadap risiko tingkat ketidakpastian probabilitas dan nilai
harapan dari suatu peristiwa
Perilaku individu dalam menghadapi risiko dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kategori, yaitu :
1. Risk Averse merupakan perilaku individu yang takut terhadap risiko,
dan cenderung akan menghindari risiko. sikap ini mrnunjukkan bahwa
jika terjadi kenaikan ragam (income variance) merupakan ukuran tingkat
risiko akan diimbangi dengan dengan menaikkan expected income.
2. Pembuat keputusan yang netral terhadap risiko (Risk Neutral), yaitu
perilaku individu yang apabila terjadi kenaikan income variance (ukuran
tingkat risiko) tidak akan diimbangi dengan menaikkan expected
income. Artinya, jika income variance semakin tinggi, maka expected
income akan tetap.
3. Risk Preferer merupakan perilaku individu yang bersedia mengambil
risiko. Sikap ini menunjukkan bahwa adanya kenaikan income variance
akan diimbangi oleh pembuat keputusan dengan bersedia menerima
expexted income lebih rendah. Risk preferer cenderung menganggap
risiko sebagai sesuatu hal yang tidak perlu dikhawatirkan.
2.2.3 Penggunaan diagram pohon dalam pengambilan keputusan (Desicion
tree)
Apabila suatu perusahaan dalam situasi yang tidak menentu dan keputusan
yang harus diambil berkaitan dengan aliran kas untuk masa yang akan
datang maka diperlukan analisis present value (PV) dan analisis expented
present value (EPV). Untuk membantu analisis multiple periode EPV
digunakan pohon keputusan yang menyajikan konsekuensi biaya dan
penerimaan setiap keputusan sehingga semua skenario dapat diperhitungkan
dari hasil keputusan yang diambil. Perlu diperhatikan bahwa selalu ada
resiko bagi setiap keputusan alternative dan juga cara pengukurannya.
Dalam hal ini perlu adanya analisis resiko dalam proses pengambilan
keputusan. Pohon deputusan dan analisis EPV diperlukan apabila keputusan
yang dibuat mempunyai implikasi terhadap biaya dan penerimaan pada
periode sekarang dan setidak-tidaknya satu periode yang akan datang.
Analisis akan menjadi kompleks apabila juga mengandung distribusi
probabilitas dari hasil setiap periode, sebab probabilitas hasil periode kedua
mempunyai joint probabilitas. Pohon keputusan akan memberikan fasilitas
untuk menganalisis EPV karena alat ini akan menyebarkan dari keputusan
seperti cabang pohon, dan mempermudah memperhtungkan joint
probabilitas dari keputusan yang telah diambil.
Pohon keputusan menunjukan hasil yang diharapkan pada tahun
pertama dan kedua setelah keputusan dibuat. Pada tabel diatas harga mesin
besar Rp. 100 juta dan harga mesin kecil Rp. 50 juta, untuk menentukan
mesin mana yang akan dibeli maka manajer harus mengevaluasi EPV
untuk setiap alternative . Untuk menganalisis EPV perlu diketahui
probabilitas setiap alternative, yaitu probabilitas bahwa permintaan pasar
tinggi sebesar 0,6 dan terendah 0,4. Pada tahun kedua probabilitas
tertinggi 0,7 dan terendah 0,3.
Dihitung pada tabel diatas: Analisis Resiko Keputusan Alternative
Dengan mengetahui adanya tingkat resiko dari setiap keputusan alternative
maka kita akan selalu dapat memperhitungkan resiko dari keputusan yang
kita ambil. Tingkat resiko dan ketidakpastian Resiko untuk setiap
keputusan tertentu diartikan sebagai sebaran hasil. Secara sederhana
sebaran hasil dapat ditentukan dengan melihat hasil yang paling kecil
hingga yang paling besar. Jika jarak antara nilai hasil yang paing kecil
dengan yang paling besar cukup jauh maka hal itu memperlihatkan bahwa
keputusan yang diambil mempuyai resiko tinggi. Untuk mengukur resiko
dari keputusan alternative tersebut dilakukan dengan membandingkan
sebaran hasil yang ungkin terjadi. Standar deviasi distribusi probabilitas
Standar deviasi dari distribusi probabilitas adalah penyimpangan rata-rata
dari semua hasil yang mungkin diharapkan. Deviasi dari nilai yang
diharapkan dibobot dengan probabilitas terjadinya hasil terebut. Karena
yang dicari adalah standar deviasi maka tanda negatif maupun positif
diabaikan, oleh karena itu nilai yang kita cari adalah nilai absolutnya.
Untuk menghindari plus dan minus, selisih penyimpangan tersebut
dikuadratkan. Rumus yang digunakan adalah :
Dengan menggunakan rumus diatas maka sandar deviasi
merupakan akar dari varian. Risk averson, risk preference, dan risk
neutrality Risk aversion Risk averion merupakan ketidakpuasan psikis
sebagai akibat adanya ketidakpastian, yang digambarkan dngan adanya
sebaran hasil yang mungkin terjadi dpandang sebagai ketidaknyamanan.
Risk averter, orang yang enggan terhadap resiko, karna resko adalah
sesuatu yang tidak baik, yang merugikan dan tidak memuaskan. Untuk
menggambarkan hubungan kombinasi antara resiko dan hasil yang
diharapkan maka digunakan kurva indeferen untuk mengetahui tingkat
kepuasan yang sama. Pada gambar diatas sumbu tegak mengambarkan
EPV dan sumbu datar menggambarkan resiko. Pada kombinasi A, EPV
sebesar E, dan resiko sebesar SDi.
Diantara I, yang paling baik adalah I1 karena untuk memperoleh E
maka resiko yang dihadapi adalah yang paling kecil yaitu SDi. Risk
preference Seseorang yang tergolong risk preference menganggap bahwa
resiko merupakan utility (kepuasan). Hal ini berbanding terbalik dengan
risk averter yang menganggap bahwa resiko adalah disutilities. Oleh
kerena itu, kemiringan kurva indeferen yang dihadapi mempunyai slope
negative. Pada gambar tersebut bahwa risk preference bersedia
mengorbankan EPV keuntungan untuk resiko yang tinggi. Risk neutrality
Risk neutrality adalah seseorang yang merasa sama saja atau tidak merasa
berbeda terhadap resiko, baik resiko merugikan maupun menguntungkan
tanpa memeperhatikannya, sehingga kurva indeferenya adalah horizontal.
Penyesuaian Resiko Dalam Pengambilan Keputusan Ada beberapa
metode dalam membandingkan keptusan alternative yaitu sebagai berikut:
Kriteria maksimum Kriteria ini digunakan untuk memilih alternative yang
mengandung hasil maksimum. Kriteria ini juga mendasar pada hasil yang
maksimum yang paling jekek, dengan kata lain Kriteria ini mencari nilai
yang paling besar dari nilai yang paling kecil. Kriteria koefisien variasi
Arti dari koefesien variasi adalah rasio standar deviasi dengan EPV. Rasio
koefesien variasi distribusi probabilitas SD/ EPV menunjukan sejumlah
rasio per rupiah hasil yang diharapkan. Pengambil keputusan yang
tergolomg risk averter akan memilih keputusan alternative dengan
koefisien alternative yang paling rendah. Kriteria EPV dengan discount
rate yang berbeda.
Metode ini merupakan tingkat diskon yang tinggi untuk keputusan
alternative yang tinggi. Opportunity discount rate diartikan sebagai tingkat
bunga yang paling baik yang memberikan penerimaan dengan tingkat
resiko yang sama. Kriteria ekuivalen tertentu Ekuivalen tertentu suatu
keputusan alternative adalah sejumlah uang tertentu yang membuat
manajer indeferen antara mengambil keputusan dan menerima sejumlah
uang tertentu. Berdasarkan Kriteria ini maka manajer melakukan seleksi
atas keputusan alternative yang memiliki ekuivalen tertentu yang paling
tinggi. Untuk itu hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam memilih
kriteria tersebut yaitu : frekuensi keputusan dengan tipe yang sama yang
dihadapi besarnya taruhan perilaku pengambil keputusan biaya mencari
informasi kekurangan informasi yang dihadapi perusahaan memnyebabkan
keputusan alternative yang diambil menjadi tidak pasti. Kekurangan
informasi dapat diantisipasi dengan mencari informasi dan hal tersenut
memerlukan biaya serta waktu. Nilai informasi merupakan perbedaan apa
yang diperoleh dari adanya keputusan yang didasarkan pada informasi
disbanding dengan keputusan sebelumnnya. Apabila biaya yang
diperlukan untuk mencari informasi lebih besar dari nilai informasi maka
pembuat keputusan akan menggunakan dasar informasi yang telah ada dan
tidak mencari tambahan informasi.
2.3. Teknik pengambilan keputusan dalam ketidakpastian
a. Teknik Optimasi
Manusia terlahir sebagai mahluk yang tak pernah puas. Manusia memiliki
sejumlah besar kebutuhan dan lebih banyak lagi keinginan. Disisi lain,
sumber daya ekonomi sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan manusia
relatif langka. Dua hal ini memberikan latar belakang yang kontradiktif dan
mengharuskan manusia memilih. Maka manusia selaku homoekonomicus
akan senantiasa berupaya menetapkan pilihan yang terbaik sebagai solusi
optimal yang dapat dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
yang nyaris tanpa batas itu. Lalu, apa dan bagaimanakah alternatif pilihan
yang optimal itu? Apakah konsep maksimalisasi sama dengan optimalisasi?.
Dari aspek Manajerial, pilihan yang optimal merupakan solusi yang efektif
dan efisien. Secara harpiah, kata efektif dapat dipadankan dengan kata
berdaya guna, sedangkan efisien lebih bersesuaian makna dengan kata
berhasil guna. Pilihan yang efektif merujuk pada alternatif proses produksi
untuk mencapai output maksimal pada level penggunaan input yang sudah
ditetapkan besarannya, sementara pilihan yang efisien merujuk kepada
alternatif proses produk untuk mencapai besaran out put tertentu dengan
penggunaan input minimal. Dari uraian ini, dapat disimpulkan bahwa
optimalisasi mencakup terminologi maksimalisasi output dan minimalisasi
input atau biaya. Pemahaman atas solusi optimal ini dapat diterapkan baik
pada kajian tentang perilaku produksi maupun prilaku konsumsi.
b. Teknik Analisis Resiko
Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu
kegiatan / aktivitas yang dilakukan manusia, termasuk aktivitas proyek
pembangunan dan proyek konstyruksi. Karena dalam setiap kegiatan, seperti
kegiatan konstruksi, pasti ada berbagai ketidakpastian (uncertainty). Faktor
ketidakpastian inilah yang akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada
suatu kegiatan.
c. Teknik Pendugaan/Peramalan
Tujuan dari peramalan ekonomi adalah untuk mengurangi resiko atau
ketidak pastian yang dihadapi suatu perusahaan dalam pengambilan
keputusan operasional jangka pendeknya dan dalam merencanakan
pertumbuhan jangka panjangnya. Teknik peramalan bervariasi dari yang
sederhana dan tidak mahal hingga yang canggih tetapi mahal. Dengan
mempertimbangkan semua keuntungan dan batasan dari berbagai macam
teknik ramalan tersebut, manajer dapat memilih metode atau kombinasi dari
metode yang paling cocok dengan perusahaannya. Peramalan kualitatif
dalam didasari oleh survei terhadap rencana para eksekutif bisnis untuk
rencana pengeluaran pembangunan dan peralatan, perubahan inventori, dan
harapan penjualan, serta survei terhadap rencana pengeluaran konsumen.
Ramalan penjualan dapat didasari oleh jajak pendapat terhadap eksekutif
perusahaan, tenaga penjual, dan konsumen perusahaan biasanya meminta
pandangan dari pejabat luar negeri atau orang-orang bisnis.
Salah satu metode peramalan yang paling sering digunakan adalah
analisis deret waktu. Data deret waktu biasanya berfluktuasi karena adanya
tren sekuler, fluktuasi siklis, variasi musiman, dan pengaruh acak atau tak
beraturan. Bentuk yang paling sederhana dari analisis deret waktu adalah
proyeksi tren. Suatu tren yang linear mengasumsikan perubahan absolut
yang konstan dalam jumlah tertentu setiap periodenya. Kadang eksponensial
(menunjukan persentasi perubahan yang konstan setiap periodenya) lebih
cocok dengan data yang ada dengan memperhatikan variasi musiman, kita
dapat meningkatkan ramalan tren secara lebih signifikan.
Peramalan secara meningkat dapat menggunakan metode
ekonometrik. Model ini bertujuan menerangkan hubungan yang akan
diramal dan penting untuk menentukan kebijakan yang optimal. Model
peramalan ekonometrik sering menggabungkan teknik peramalan yang lain
dan berkisar antara model persamaan tunggal dari penjualan perusahaan
hingga sesuatu yang lebih besar, model persamaan makro berganda tentang
keseluruhan perekonomian. Ramalan dengan model persamaan tunggal
dapat melibatkan pensubstitusian ke dalam persamaan permintaan, nilai-nilai
variabel penjelas atau bebas hasil prediksi untuk periode yang akan
diramalkan dan memecahkan nilai ramalan dari variabel terikat. Dalam
model persamaan berganda, nilai estimasi dari variabel eksogen (yang
ditentukan di luar sistem) harus di substitusikan ke dalam model yang
diestimasi untuk menghasilkan ramalan bagi variabel endogen.
Perusahaan dapat juga meramal penjualan dengan menggunakan
tabel input output. Tabel input output menguji ketergantungan diantara
berbagai industri dan sektor dalam perekonomian. Hal tersebut menunjukan
penggunaan output setiap industri dan input industri lainnya dan untuk
konsumsi akhir, dengan demikian kita dapat menggunakannya untuk
meramal. Peramalan input output sekarang sudah tidak populer dan tidak
digunakan lagi oleh perusahaan saat ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam mencapai sasaran yang diinginkan, terdapat beberapa tindakan
yang harus dipilih sebagai keputusan tindakan. Masing-masing dari beberapa
alternatif tindakan perlu diukur manfaat atau biaya yang dihasilkannya. Tentunya
dalam pengambilan keputusan, terdapat situasi ketidakpastian mengenai hasil
yang dicapai, di mana terdapat risiko yang akan selalu mungkin terjadi.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan
dalam ketidak pastiana adalah dengan menggunakan pohon keputusan. Pohon
keputusan akan memberikan fasilitas untuk menganalisis EPV karena alat ini akan
menyebarkan dari keputusan seperti cabang pohon, dan mempermudah
memperhtungkan joint probabilitas dari keputusan yang telah diambil. Ada tiga
teknik pengambilan keputusan dalam ketidak pastian, yaitu teknik optimasi,
teknik analisis resiko dan teknik pendugaan/peramalan. Dalam teknik peramalan
ada beberapa metode yang digunakan, salah satu metode peramalan yang paling
sering digunakan adalah analisis deret waktu. Peramalan secara meningkat dapat
menggunakan metode ekonometrik, dan selanjutnya adalah ramalan dengan model
persamaan tunggal.
DAFTAR PUSTAKA
http://umbujoka.blogspot.com/2011/10/tugas-ekonomi-man ajerial-
analisis.html diakses pada 15 februari 2013 10:15 am.
http://gemgi.wordpress.com/2011/12/08/risiko-ketidakpastian-dan-
pengambilan-keputusan/ diakses pada 16 februari 2013 11:22 am.
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/1954070619870
31-KARLI_SOEDIJATNO/Rangkuman_Buku_AKBI_CARTER-
USRY/BAB_24.pdf diakses pada 18 februari 2013 4:18 pm
http://kurnia-kudo.blogspot.com/2012/06/pengambilan-keputusan-
dalam.html. diakses pada 18 februari 2013 8:18 pm
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53155/BAB%20III
%20Kerangka%20Pemikiran.pdf?sequence=3 diakses pada 18
februari 2013 9:18 pm
http://googleartikel.blogspot.com/2011/04/bab-i-pendahuluan-1.html
diakses pada 19 februari 8:30 pm