STUDI KASUS
JUDUL KASUS PEMBINAAN KELUARGA
Hipertensi dan Penyakit Koroner pada Mantan Penerbang dengan Paparan Bising Kronik saat masih bekerja
NAMA MAHASISWA
Mahezarani Ning Anindyta, S.Ked
NPM
0706260465
NAMA PEMBIMBING
dr. Dewi Friska, MKK
DAFTAR ISI: BERKAS PASIEN BERKAS OKUPASI BERKAS KELUARGA TUGAS EVIDENCE BASED
MEDICINE
ROMBONGAN 2 KELOMPOK A5KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITASFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
MEI - JUNI 2012
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : Pertamedika Medical Centre (PMC) SinabungNo Berkas : 1No Rekam Media : 328733
Data AdministrasiTanggal 13 Mei 2010 diisi oleh Nama: Mahezarani Ning Anindyta NPM: 0706260465
Pasien KeteranganNama Njoman S Kardha
Umur / Tgl. lahir69 tahun 6 bulan / 20 November 1942
AlamatJl. Kalibata Utara II No. 21 Perumahan Pelita Air
Jenis kelamin Laki-lakiKedudukan dalam keluarga KKAgama Hindu
Pendidikan
Tahun 1960-64 : Sekolah Penerbangan CurugTahun 1965-67 : Aviation School (UK)Tahun 1967-69 : Flying Academy (France)
Pekerjaan PensiunanNama Perusahaan : Pelita AirIndustri jenis : Penerbangan
Status perkawinan Menikah
Kedatangan yang ke Kontrol
Pasien datang dengan istrinya untuk kontrol rutin penyakit hipertensi, DM tipe II, CAD post CABG, kanker kolorektal post-op.
Telah diobati sebelumnya Ya
Diagnosis sebelumnya :Hipertensi grade IDM tipe IICAD post CABGKanker kolorektal post-op
Obat yang telah diminum :Captopril 12,5 mg (3x1tab)Metformin 500 mg (3x1tab)Aspilet 80 mg (1x1tab)Lantus 18 unit i.v
Alergi obat TidakSistem pembayaran Asuransi perusahaan
Data Pelayanan ANAMNESIS (dilakukan secara autoanamnesis) A. Alasan kedatangan/keluhan utama
Pasien datang untuk kontrol rutin hipertensi, DM tipe II, CAD post CABG, dan kanker colorectal post-op. Keluhan yang dirasakan saat ini adalah pola BAB yang tidak teratur. Pasien terkadang 3 hari sekali BAB atau dalam 1 hari BAB lebih dari 5 kali. Harapan pasien adalah seluruh penyakitnya dapat terkontrol sehingga tidak
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
terjadi komplikasi jangka panjang. Saat ini pasien mengkhawatirkan pengobatan kemoterapi pasca operasi kanker kolorektal dan hasil laboratorium tumor marker terakhir yang meningkat.
B. Keluhan lain/tambahanPasien tidak mengeluhkan gejala lainnya.
C. Riwayat perjalanan penyakit sekarangSejak 18 tahun yang lalu (1994) pasien didiagnosa hipertensi saat sedang berobat di PMC Sinabung. Saat
itu diketahui tekanan darah pasien 150/90 mmHg. Keluhan sakit kepala hebat, mual muntah, penglihatan mendadak kabur tidak pernah dirasakan pasien sebelumnya. Obat yang diberikan saat itu adalah captopril 6.25 mg dikonsumsi 1 kali sehari. Selain diberikan obat, dokter juga menyarankan untuk mulai merubah gaya hidup dan pola makan. Sebelumnya setiap kali pasien memeriksakan tekanan darahnya, pasien mengaku tekanan darahnya belum pernah lebih dari 130/90 mmHg. Menurut pasien, sejak saat itu obat diminum secara teratur setiap hari dan pasien melakukan pemeriksaan kesehatan rutin yang dilakukan tiap 6 bulan oleh perusahaan tempat beliau bekerja. Setiap kontrol terkanan darah pasien berkisar antara 130-140/90-100 mmHg. Saat ini pasien mengonsumsi rutin captopril 3x12.5 mg dan dikatakan oleh pasien tekanan darahnya terkontrol.
Sepuluh tahun yang lalu (tahun 2000) ditemukan adanya penyempitan pada pembuluh darah coroner jantung pasien oleh dokter spesialis jantung di Rumah Sakit Harapan Kita (RSHK). Pasien sempat dibawa ke UGD Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) akibat nyeri dada di sebelah kiri. Sebelumnya pasien belum pernah merasakan gejala serupa. Setelah tertangani di UGD RSPP pasien dirujuk ke dokter spesialis jantung untuk pemeriksan dan pengobatan lebih lanjut. Saat di RSHK dilakukan beberapa pemeriksaan yang akhirnya diketahui bahwa terdapat penyumbatan pada pembuluh darah coroner dan dokter menyarankan untuk dilakukan operasi. Namun, saat itu pasien tidak langsung menyetujui sehingga hanya diberikan obat-obatan. Setelah pasien mencari berbagai informasi mengenai penyakitnya dan berdiskusi dengan keluarga, akhirnya pasien bersedia untuk dioperasi. Operasi berhasil dilakukan di RSHK sekitar 4 bulan setelah pasien terdiagnosa. Sejak itu pasien mengonsumsi obat rutin aspilet 1x80 mg dan hingga saat ini gejala nyeri dada belum pernah terulang.
Sejak 5 tahun (tahun 2007) terakhir pasien diketahui memiliki penyakit kencing manis. Pasien didiagnosa diabetes mellitus tipe II oleh dokter di PMC Sinabung. Keluhan yang dirasakan pasien saat itu adalah badan sering merasa lemas dan sering mengantuk. Keluhan sering buang air terutama pada malam hari dan sering minum disangkal, namun pasien mengatakan sering merasa lapar sehingga sering ‘ngemil’. Penurunan berat badan saat itu juga disangkal. Sejak pensiun pasien mengaku memang sudah tidak teratur melakukan olahraga dan pola makan juga tidak teratur. Saat itu pasien juga masih seorang perokok aktif. Pasien mengatakan lupa nilai dari hasil pemeriksaan gula darah saat itu, namun seingat pasien gula darah di atas 200 mg/dL. Pada saat itu tidak langsung diberikan obat untuk diabetes, dokter manganjurkan untuk melakukan pemeriksaan gula darah saat puasa. Tiga hari kemudian pasien kembali ke PMC Sinabung untuk pemeriksaan gula darah kembali dan hasilnya menunjukkan gula darah pasien tinggi. Setelah itu pasien diberikan obat metformin 3x500 mg dan dianjurkan untuk mengatur pola makan, olahraga rutin, berhenti merokok, dan rutin kontrol. Hingga saat ini pasien rutin minum obat dan kontrol. Nilai gula darah pada pemeriksaan terakhir di atas 200 mg/dl dikarenakan saat itu pasien menurunkan dosis suntik insulin tanpa sepengetahuan dari dokter. Saat ini keluhan kesemutan terutama di kaki sesekali dirasakan, namun dikatakan tidak pernah hingga baal. Keluhan seperti pandangan kabur, gatal-gatal, dan luka yang sulit sembuh tidak ada. Pasien mulai menggunakan insulin suntik sejak dilakukan operasi untuk pengangkatan kanker ususnya pada tahun 2011. Hingga saat ini pasien rutin mengonsumsi metformin 3x500 mg dan lantus iv 18 unit pada malam hari.
Satu tahun yang lalu (tahun 2011) pasien didiagnosa kanker kolorektal stadium II oleh dokter bedah digestif di RSPP. Dua bulan sebelum didiagnosa pasien mengalami keluhan sulit BAB dan BAB berdarah, namun nafsu makan pasien mengatakan nafsu makannya baik dan tidak mengalami penurunan berat badan. Saat itu pasien langsung pergi ke dokter spesialis penyakit dalam untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat kunjungan pertama kali ke dokter, dicurigai adanya kemungkinan keganasan di saluran pencernaan. Selanjuntnya dilakukan beberapa rangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pasien menderita kanker usus dan dokter menyarankan agar pasien dioperasi secepatnya untuk dapat mencegah
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
penyebaran. Saat itu pasien dan keluarganya menyetujui dilakukan tindakan operasi. Berdasarkan hasil pemeriksaan jaringan dikatakan kanker stadium II. Saat ini pasien melanjutkan pengobatan dengan kemoterapi xelloda® 2x3 tablet tiap pagi dan malam hari. Ditambah dengan vitamin B6 3x1 tablet. Hingga saat ini pasien rutin kontrol ke RSPP tiap 1 bulan sekali dan hasil pemeriksaan tumor marker CA-125 2 minggu yang lalu adalah 5,6 mg/dl. Menurut dokter, hasilnya sedikit tinggi namun hal ini belum dapat memastikan bahwa masih adanya sel-sel kanker di dalam tubuh pasien. Namun, pasien dianjurkan untuk tetap melanjutkan kemoterapinya selama 1 bulan dan selanjutnya akan kembali dilakukan pemeriksaan tumor marker untuk melihat keberhasilan terapi serta rencana selanjutnya.
Pasien menyadari banyaknya penyakit di dalam tubuhnya, sehingga saat ini pasien rutin kontrol dan minum obat-obatan. Pasien makan 3 kali sehari namun dikatakan tidak ada pantangan dalam makanan yang dikonsumsi. Pasien hanya menerima masakan yang disediakan di rumah. Olahraga hanya sesekali dilakukan, biasanya pasien jalan pagi bersama istirnya disekitar rumahnya. Pasien mulai merokok sejak sekitar tahun 1970 dan berhenti 1 tahun yang lalu sejak pasien didiagnosa terkena kanker usus. Pasien juga seorang penikmat kopi, setiap harinya pasien dapat minum 4-5 cangkir kopi dan kebiasaan tersebut masih berlanjut hingga sekarang. Kebiasaan merokok dan minum kopi ini dikatakan pasien dimulai sejak pasien menjadi seorang pilot. Pasien mengatakan lingkungan pekerjaan saat ia masing bekerja sangat berpengaruh besar terhadap pola hidupnya. Saat masih aktif bekerja pasien senang berolahraga antara lain jogging, bersepeda, dan naik gunung. Namun sejak pensiun pasien mengatakan aktivitas berolahraganya sangat menurun. Pasien telah pensiun selama 14 tahun dan saat ini tinggal di rumah milik sendiri bersama istri, anak bungsu beserta suaminya dan kedua cucunya. Pasien mengatakan hubungan antar penghuni rumah sangat baik, hingga ini belum ada masalah besar di dalam keluarganya yang membebani pikirannya. Pasien mengatakan jika sakit tidak pernah mengeluhkan kepada istri maupun anaknya. Pasien cenderung ingin menyelesaikan masalahnya sendiri. Namun, sejak penyakit pasien semakin bertambah keluarganya terutama istri dan anaknya yang tinggal serumah menjadi lebih serius dalam memperhatikan kesehatannya. Pasien juga mengatakan bahwa dengan adanya kehadiran cucu-cucunya menjadi dalah satu sumber kebahagiaan dan dapat menjadi pengilang stres baginya.
D. Riwayat penyakit keluarga Diabetes mellitus (+) : Kakek, 3 kakak kandung, dan 1 orang adik kandung menderita DM Keganasan (+) : Nenek meninggal karena kanker tiroid, 3 orang paman dari bapak meninggal karena kanker Hipertensi (-) Alergi obat dan/atau makanan (-) Penyakit jantung atau paru (-)
E. Riwayat penyakit dahulu Asma (-) Alergi obat dan/atau makanan (-) Sakit kuning (-) Tahun 2000 dirawat di RSHK dan dioperasi jantung akibat penyumbatan pada pembuluh darah koroner. Tahun 2011 dirawat di RSPP dan dioperasi pengangkatan kanker usus.
ANAMNESIS OKUPASI
1. Jenis pekerjaanJenis
pekerjaanBahan/material yang digunakan
Tempat kerja (perusahaan)
Masa kerja(dalam bulan/tahun)
Pilot Pesawat - Garuda Indonesia- Pelita Air
- Tahun 1969: Pilot Garuda Indonesia
- Tahun 1970-1994: Pilot Pelita Air
- Tahun 1994-1998: ground
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
staff di Pelita Air
2. Uraian tugas/pekerjaanPasien bekerja sebagai pilot selama 25 tahun. Satu tahun pertama pasien bekerja di maskapai penerbangan
Garuda Indonesia, lalu pindah dan menetap di Pelita Air. Jumlah jam terbang maksimal per harinya adalah 8 jam, sedangkan dalam 1 minggu maksimal 40 jam dan 1 bulan 410 jam. Dalam bidang pekerjaan pasien tidak ada jadwal jam kerja rutin, dikarenakan waktu ditentukan berdasarkan jadwal penerbangan yang telah diatur oleh kantor. Dalam 1 minggu tidak dapat dipastikan jumlah hari kerja, menurut pasien biasanya 4-6 hari kerja dan tidak mengenal istilah akhir pekan karena waktu libur bagi pasien dihitung berdasarkan fatigue level (Pelita fatigue level) atau atas permintaan khusus dengan alasan yang dapat disetujui oleh pihak kantor.
Setiap berangkat kerja pasien dijemput oleh mobil antar jemput kantor dari rumah menuju ke kantor yang berada di bandara. Pasien dijemput 2 jam sebelum waktu keberangkatan dikarenakan sebelum melakukan penerbangan banyak hal yang perlu dipersiapkan. Waktu yang ditempuh dari rumah ke bandara sekitar 30 menit hingga 1 jam. Pada waktu itu, keadaan lalu lintas di Jakarta tidak seperti saat ini sehingga perjalanan menuju ke bandara tidak menjadi beban bagi pasien. Namun pasien mengakui bahwa akan sangat berat untuk memulai bekerja jika mendapatkan jadwal penerbangan pagi hari, misalnya jadwal keberangkatan pukul 6 pagi maka pasien akan berangkat bekerja dari rumah pukul 4 dini hari. Jika pada saat itu mood pasien kurang baik atau badan kurang bugar maka akan sangat menurunkan semangat bekerja dan akan berdampak selama pasien melakukan penerbangan. Lalu, sesampainya di bandara pasien diantar menuju pusat operasi untuk laporan kedatangan dan mempersiapkan penerbangan yang akan dilakukan, seperti melihat keadaan cuaca ditempat keberangkatan dan tujuan. Setelah itu, menggunakan shuttle bus diantar menuju terminal bersama air crew yang akan berangkat. Sesampainya di terminal pasien langsung menuju pesawat dan melakukan penerbangan.
Pada waktu terbang pasien mengeluhkan udara yang dingin di dalam cockpit. Di dalam cockpit terdapat AC yang anginnya kencang terkadang pasien “masuk angin” atau terserang flu. kadang menutupi AC tersebut dengan bantal kecil. Pasien mengatakan jika salah satu crew ada terkena flu maka akan sangat berisiko untuk menularkan crew yang lain. Selain itu yang terkadang menjadi keluhan pasien adalah sering merasakan pegal-pegal hingga terkadang baal pada bagian dada depan, bahu, dan punggung terutama sisi sebelah kanan. Hal ini dikarenakan posisi pasien saat mengemudikan pesawat disebelah kiri makan tangan yang lebih aktif disebelah kanan dan gerakan tersebut dilakukan berulang kali setiap penerbangan. Bagian tubuh lain terutama tangan dan kaki juga sering terasa pegal. Keluhan tersebut dirasakan terutama jika jadwal penerbangan padat. Duduk dalam waktu yang lama tidak menjadi keluhan bagi pasien dikarenakan tempat duduk sudah dibuat senyaman mungkin.Pada waktu-waktu tertentu disaat penumpang merupakan tamu khusus, diadakan sebuah protokoler bagi penerbangan tersebut. Akibatnya akan menambah tugas bagi air crew untuk menyesuaikannya. Hal tersebut dapat menjadi beban kerja bagi setiap crew terutama pilot, dikarenakan menurutnya dapat membagi konsentrasi dalam mempersiapkan penerbangan yang akan dilakukan
Jam KegiatanDijemput oleh jemputan kantor di rumahPergi ke operation centre di bandaraLapor kedatangan di kantorMelihat kondisi cuaca tempat tujuan dan memeriksakan segala kelengkapan yang berhubungan dengan penerbanganDiantar ke terminal dengan shuttle busMenuju pesawatMelakukan penerbanganKembali ke operation centre di bandaraMenunggu jemputan untuk pulang ke rumah atau tempat persinggahan sementara di kota tujuan
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
3. Bahaya potensial
Urutan kegiatan
Bahaya Potensial Gangguan kesehatan
yang mungkin
Risiko kecelakaan
kerjaFisik Kimia Bio Ergo Psiko
Pergi menggunakan mobil jemputan ke operation centre
Vibrasi Virus, bakteri
Situasi rumah dan hubungan dengan penguni rumah, stress bila telat dijemput
ISPA Kecelakaan lalu lintas
Laporan kedatangan dan persiapan penerbangan
Datang terlambat, keterlambatan jadwal penerbangan, keadaan cuaca yang buruk
Stress kerja
Menuju terminal keberangkatan menggunakan shuttle bus
Vibrasi Virus, bakteri
ISPA Kecelakaan lalu lintas
Menuju ke dalam pesawat
Protokoler penerbangan khusus
Tersandung tangga, terbentur, tergelincir
Melakukan penerbangan
-Bising-Vibrasi-Sinar matahari-Udara dingin-Tekanan atmosfer-Daya Inersia
-Afgas-Oksigen-Halon-Asap rokok
-Virus-Bakteri
(lihat brief survey)
-Konsentrasi tinggi saat take-off dan landing-interaksi antara air crew-Protokoler penerbangan khusus-keadaan emergency saat terbang
-Depresi-Myalgia-ISPA-Hipertensi-Migraine-TTH-Dispepsia-Dislipidemia-DM tipe II-CAD
- Kecelakaan penerbangan
- Emergency landing
Kembali ke operation centre dengan shuttle bus
Vibrasi -Virus-Bakteri
ISPA Kecelakaan lalu lintas
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
Urutan kegiatan
Bahaya Potensial Gangguan kesehatan
yang
Risiko kecelakaan
kerjaFisik Kimia Bio Ergo Psiko
Pergi menggunakan mobil jemputan ke operation centre
Vibrasi Virus, bakteri
Situasi rumah dan hubungan dengan penguni rumah, stress bila telat dijemput
ISPA Kecelakaan lalu lintas
Pulang ke rumah/tempat istirahat dengan mobil jemputan
Vibrasi Virus, bakteri
-Keterlambatan jemputan-Selisih pendapat dengan petugas ground
ISPA Kecelakaan lalu lintas
4. Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialamiPasien diketahui memiliki hipertensi saat masih bekerja menjadi seorang pilot. Pasien juga didiagnosa memiliki CAD saat pasien masih bekerja dan telah dilakukan operasi CABG. Oleh karenakan penyakitnya tersebut pasien berhenti terbang dan melanjutkan bekerja di bagian operasional penerbangan. Saat aktif terbang pasien sering merasakan pegal-pegal hingga terkadang baal pada bagian dada depan, bahu, dan punggung terutama sisi sebelah kanan. Tangan dan kaki juga terkadang dirasakan pegal-pegal. Keluhan tersebut dirasakan terutama jika jadwal penerbangan pasien padat.
Body Discomfort Map:DEPAN BELAKANG
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
Keterangan: Tanda pada gambar, area yang dirasakan:
Kesemutan = Pegal-pegal =
Baal = Nyeri =
KRITERIA TANGANPERGELANG
ANSIKUT BAHU LEHER
PUNGGUNG
TUNGKAI
SIKAP
KEKUATAN
Menjepit > 1 kgMenggengam > 5 kg
Beban > 5 kg Beban > 5 kg Dengan beban
Menangani beban > 10 kg
Pedal kaki yang> 10 kg
LAMA Jepitan/Genggaman > 10 detik Salah satu sikap > 2/menit
> 10 detik > 10 detik > 10 detik > 30%/8 jamFREKWENSI
> 30 manipulasi per menit > 2/menit > 2/menit > 2/menit > 2/menit
TOTALKiri 2
Kanan 2
Kiri 2
Kanan 2
Kiri 0Kanan 0
Kiri 3
Kanan 3
Skor = 3 Skor = 3Kiri 0
Kanan 0
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
KESIMPULAN BRIEF SURVEYHigh Risk pada
Tangan kanan-kiri (skor =2) Pergelangan tangan kanan-kiri (skor =2) Bahu (skor = 3) Laher (skor = 3) Punggung (skor = 3)
Untuk mendapatkan gangguan muskuloskeletal
PEMERIKSAAN FISISA. Keadaan umum dan tanda-tanda vital termasuk status giziKesadaran : Compos mentisKeadaan umum : BaikTinggi badan : 169 cmBerat badan : 65 kgStatus gizi : IMT = 22,73 (Normal)Tanda vital : Tekanan darah 130/90 mmHg
Frekuensi nadi 84x/menit Frekuensi nafas 18x/menit Suhu 36,7oC
B. Status generalisKepala : tidak ada deformitasRambut : tipis, beruban, tidak mudah dicabutMata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), RCL (+/+), RCTL (+/+)Telinga : liang telinga lapang, serumen (-)Hidung : tidak ada deformitas dan tidak hiperemisTenggorok : uvula di tengah, arkus faring simetris, tonsil T1-T1, tidak hiperemisGigi dan mulut : oral hygiene baik, gigi palsu (-), gigi berlubang (-)Leher : JVP 5-2 cmH2O, KGB tidak terabaDada : simetris statis dan dinamis, retraksi (-)Paru I: simetris statis dan dinamis
P: fremitus kanan = fremitus kiri P: sonor +/+ A: vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung I: iktus kordis tidak terlihatP: iktus kordis teraba pada sela iga 5, 1 jari medial LMS
P: batas jantung kanan di sela iga 4 linea sternalis dekstra batas jantung kiri di sela iga 5 1 jari medial LMS pinggang jantung di sela iga 3 linea parasternalis sinistra kesan: tidak ada pembesaran jantung
A: S1S2 normal, murmur (-), gallop (-)Abdomen I: datar, lemas
P: hepar dan limpa tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+) P: timpani di seluruh lapang abdomen A: bising usus (+) normal
Punggung : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-, nyeri tekan dan ketok CVA -/-
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
Ekstremitas : akral hangat, edema -/-, CRT < 2” PEMERIKSAAN FISIS OKUPASI1. Tanda Vitala. Nadi : 84 x/ menit c. Tekanan Darah (duduk) : 140/90 mm Hgb. Pernafasan : 18 x/ menit d. Suhu Badan : 36.7o C
2. Status Gizi a. Tinggi Badan : 169 cm Berat Badan : 65 Kg IMT = 22,7 kg/m 2
b. Bentuk Badan Astenikus Atletikus Piknikus
3. Tingkat Kesadaran dan keadaan umum Keterangana. Kesadaran : Compos Mentis Kesadaran menurunb. Tampak kesakitan : Tidak Yac. Berjalan ada gangguan : tidak Ya
4. Kelenjar Getah Bening Jumlah, Ukuran, Perlekatan, Konsistensi
a. Leher : Normal Tidak Normal
b. Submandibula Normal Tidak Normal
c. Ketiak : Normal Tidak Normal
d. Inguinal Normal Tidak Normal
5. Mata mata kanan mata-kiri Ket
a. Persepsi Warna Normal Buta Warna Parsial Buta Warna Total
Normal Buta Warna Parsial Buta Warna Total
b. Kelopak Mata Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
c. Konjungtiva Normal Hiperemis Sekret Pucat Pterigium
Normal Hiperemis Sekret Pucat Pterigium
d.Kesegarisan / gerak bola mata
Normal Strabismus Normal Strabismus
e. Sklera Normal Ikterik Normal Ikterik
f. Lensa mata tidak keruh Keruh Tidak keruh Keruh
g. Bulu Mata Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
h. Penglihatan 3 dimensi Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
i. Visus mata Kanan >6/60 Kiri > 6/60 (Tidak ada Snellen chart)
6.Telinga Telinga kanan Telinga kiri a. Daun Telinga Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
b. Liang Telinga Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
- Serumen Tidak ada Ada serumen Menyumbat (prop)
Tidak ada Ada serumen Menyumbat (prop)
c. Membrana Timpani Intak Tidak intak lainnya……
Intak Tidak intak lainnya …..
d. Test berbisik Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
e. Test Garpu tala Rinne Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal (Tidak dilakukan)
f. Weber (Tidak dilakukan)
g. Swabach (Tidak dilakukan)
h. Lain – lain ……….
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
7. Hidunga. Meatus Nasi Normal Tidak Normalb. Septum Nasi Normal Deviasi ke ........c. Konka Nasal Normal Udem lubang hidung ........d. Nyeri Ketok Sinus maksilaris Normal Nyeri tekan positif di ……..e. Penciuman : normosmia
8. Gigi dan Gusi
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
9. Tenggorokana. Pharynx Normal Hiperemis Granulasib. Tonsil : Ukuran Kanan : To T1 T2 T3 Kiri : To T1 T2 T3
Normal Hiperemis Normal Hiperemis
c. Palatum Normal Tidak Normal
d. Lain- lain
10. Leher Keterangana. Gerakan leher Normal Terbatas Terbatas bila diputarkan ke arah
kanan
b. Kelenjar Thyroid Normal Tidak Normal
c. Pulsasi Carotis Normal Bruit
d. Tekanan Vena Jugularis Normal Tidak Normal
e. Trachea Normal Deviasi
f. Lain-lain : …..
11. Dada Keterangana. Bentuk Simetris Asimetris
b. Mammae Normal Tidak Normal Tumor : Ukuran Letak Konsistensi
c. Lain – lain
12. Paru- Paru dan Jantung Keterangan
a. Palpasi Normal Tidak NormalKanan Kiri
b. Perkusi Sonor Redup Hipersonor Sonor Redup Hipersonor
Iktus Kordis : Normal Tidak Normal , sebutkan .............
Batas Jantung : Normal Tidak Normal , sebutkan ………
c. Auskultasi : - bunyi napas Vesikular Bronchovesikular Vesikular Bronchovesikular - Bunyi Napas tambahan
Ronkhi Wheezing Ronkhi Wheezing
- Bunyi Jantung Normal Tidak Normal Sebutkan ....
13. Abdomen Keterangan
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
a. Inspeksi Normal Tidak Normal
Terdapat luka bekas operasi di regio illiaca sinistra
b. Perkusi Timpani Redup
c. Auskultasi: Bising Usus Normal Tidak Normal
d. Hati Normal Teraba…….jbpx ……jbac
e. Limpa Normal Teraba shoeffne …..
f. GinjalKanan : Normal Tidak Normal
Kiri : Normal Tidak Normal
g. BallotementKanan : Normal Tidak Normal
Kiri : Normal Tidak Normal
h. Nyeri costo vertebrae Kanan : Normal Tidak Normal
Kiri : Normal Tidak Normal
14. Genitourinaria Tidak diperiksaa. Kandung Kemih Normal Tidak Normalb. Anus/Rektum/Perianal Normal Tidak Normal ............
c Genitalia Eksternal Normal Tidak Normal
d. Prostat (khusus Pria) Normal Tidak Normal
Kanan Kiri15a.Tulang/Sendi Ekstremitas Atas - Gerakan Normal Tidak normal Normal Tidak normal - Tulang Normal Tidak normal Normal Tidak normal - Sensibilitas Baik Tidak baik Baik Tidak baik - Oedema Tidak ada Ada Tidak ada Ada - Varises Tidak ada Ada Tidak ada Ada - Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5 - Vaskularisasi Baik Tidak baik Baik Tidak baik - Kelainan kuku jari Tidak ada Ada Tidak ada Ada
Kanan Kiri15b.Tulang/Sendi Ekstremitas Bawah - Gerakan Normal tidak normal Normal Tidak normal - Kekuatan otot ……/ …./ ...../ ..... ……/ …./ ...../ ..... - Tulang Normal Tidak normal Normal Tidak normal - Sensibilitas Baik Tidak baik Baik Tidak baik - Oedema Tidak ada Ada Tidak ada Ada - Varises Tidak ada Ada Tidak ada Ada - Vaskularisasi Baik Tidak baik Baik Tidak baik - Kelainan kuku jari Tidak ada Ada Tidak ada Ada15c. Otot Motorik 1. Trofi Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
2. Tonus Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
3. Kekuatan (Fs motorik)
5/5/5/5 5/5/5/5 Gerakan abnormal : Tidak ada Tic Ataxia Lainnya ..
15d. Refleks Kanan Kiri
a. Refleks Fisiologis patella, lainnya
Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
b Refleks Patologis: Babinsky lainnya
Negatif Positif Negatif Positif
16. Kulit a. Kulit Normal Tidak Normal
b. Selaput Lendir Normal Tidak Normal
c. Kuku Normal Tidak Normal
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
RESUME KELAINAN YANG DIDAPATPasien datang untuk kontrol rutin hipertensi, DM tipe II, CAD post CABG, dan kanker
colorectal post-op.Keluhan yang dirasakan saat ini pola BAB yang tidak teratur. Pasien didiagnosa hipertensi sejak 18 tahun yang lalu dengan tekanan darah saat itu 150/90 mmHg. Saat ini pasien mengkonsumsi secara rutin captopril 3x12,5 mg dan kontrol tiap bulan ke PMC Sinabung. Pada pemeriksaan terakhir didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg. Pasien didiagnosa CAD 10 tahun yang lalu dan telah dilakukan CABG. Sejak dioperasi hingga saat ini pasien mengonsumsi rutin aspilet 1x80 mg. Pasien juga memiliki diabetes mellitus tipe II yang diketahui sejak 5 tahun yang lalu. Saat ini mengonsumsi rutin metformin 3x500 mg dan lantus iv 18 unit pada malam hari. Pada tahun 2011 pasien didiagnosa kanker kolorektal stadium II dan telah dilakukan operasi pengangkat jaringan kanker. Saat ini dilanjutkan dengan pengobatan kemoterapi xelloda® 2x3 tablet setiap pagi dan malam hari, dan vitam B6 3x1 tablet. Pasien kontrol rutin tiap 1 bulan sekali.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg dan IMT pasien adalah 22,7 kg/m2 masih dalam batas normal meskipun di batas akhir. Pasien memiliki riwayat merokok selama kurang lebih 40 tahun dan minum kopi 3-4 cangkir sehari sejak pasien mulai bekerja. Hingga saat ini masih mengonsumsi kopi namun hanya sesekali saja. Saat ini pasien makan 3 kali sehari namun dikatakan oleh pasien tidak ada pantangan dalam mengonsumsi jenis makanan. Kegiatan olahraga pasien juga berkurang sejak pensiun.
Pasien bekerja menjadi seorang pilot selama 25 tahun. Pasien bekerja 4-6 hari dalam seminggu tergantung dari waktu jam terbang dan waktu antara landing terakhir dengan penerbangan selanjutnya. Waktu kerja perhari bervariasi dengan waktu maksimal 8 jam perhari. Pasien bekerja setiap harinya dengan posisi dan gerakan yang sama. Keluhan yang dirasakan adalah pegal-pegal hingga terkadang baal pada bagian dada depan, bahu, dan punggung terutama sisi sebelah kanan. Selain itu tangan dan kaki juga terasa pegal sehabis bekerja. Pasien juga sering terkena flu dikarenakan udara di dalam pesawat yang tertutup sehingga penularan sangat mudah terjadi.
PEMERIKSAAN PENUNJANGEKGCek kadar kolesterolCek profil lipidCek kadar gula darah dan HbA1CCek kadar ureum creatinin darahCek tumor marker CA-125
DIAGNOSIS KERJAHipertensi grade I Diabetes mellitus tipe IICAD post CABGKanker kolorekral post-op dalam kemoterapi
DIAGNOSIS DIFERENSIAL-
DIAGNOSIS OKUPASI1. Diagnosis Klinis Hipertensi ec. pajanan terhadap
bising, jumlah jam terbang (total flight hours), gaya hidup
Penyakit jantung koroner/Coronary artery disease (CAD) ec.
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
sendentari, dan stres psikologis hipertensi, perokok, dan gaya hidup sedentari
Dasar diagnosis2. Pajanan di tempat kerja Fisik : bising, tekanan atmosfer
Kimia : rokokPsikososial : Situasi saat take-off dan landing, penerbangan dengan protokoler, situasi gawat darurat, hubungan intrapersonal antar air crew
Fisik : Daya inersiaKimia : rokokPsikologis : Situasi saat take-off dan landing, penerbangan dengan protokoler, situasi gawat darurat, hubungan intrapersonal antar air crew
3. Evidence Based Berdasarkan literatur diketahui bahwa pajanan bising kronik meningkatkan risiko hipertensi pada pilot.
Berdasarkan literatur diketahui bahwa:- Daya inersia selama
akselerasi pesawat ke arah depan saat take-off maupun deselerasi pesawat saat landing, dapat mencetuskan terjadinya Sindrom Koroner Akut (SKA).
- Stres psikologis akan meningkatkan kebutuhan oksigen di miokardium dan terjadi resistansi pembuluh darah koroner.
4. Pajanan Pasien bekerja menjadi seorang pilot selama 25 tahun. Telah terdiagnosis hipertensi tahun 1994 dan CAD pada tahun 2000. Lama pajanan maksimal 8 jam per harinya.
5. Faktor Individu -Riwayat merokok-Pola makan yang kurang baik-Aktivitas olahraga yang kurang
6. Faktor lain -7. Diagnosis Okupasi Dari hasil langkah-langkah diagnosis okupasi yang telah
dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa hipertensi dan CAD merupakan penyakit akibat kerja. Selain itu kebiasaan merokok, pola makan yang kurang baik, olahraga yang kurang, dan stres psikologis menjadi faktor risiko yang memperberat penyakit pasien
KATEGORI KESEHATANa. Kesehatan baikb. Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkanc. Kemampuan fisik terbatas untuk pekerjaan tertentud. Tidak fit dan tidak aman untuk semua pekerjaan
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
DIAGNOSIS HOLISTIK1. Aspek personal
Pasien datang untuk kontrol rutin hipertensi, DM tipe II, CAD post CABG, dan kanker colorectal post-op. Keluhan yang dirasakan saat ini adalah pola BAB yang tidak teratur. Pasien terkadang 3 hari sekali BAB atau dalam 1 hari BAB lebih dari 5 kali. Harapan pasien adalah seluruh penyakitnya dapat terkontrol sehingga tidak terjadi komplikasi jangka panjang. Saat ini pasien mengkhawatirkan pengobatan kemoterapi pasca operasi kanker kolorektal dan hasil laboratorium tumor marker terakhir yang meningkat.
2. Aspek klinik- Hipertensi grade I
Anamnesis dan PFLaki-laki usia 70 tahunMantan pilot18 tahun memiliki hiperteni10 tahun yang lalu didiagnosa CAD dan dilakukan CABG5 tahun memilki DM tipe 2 (OHO+insulin)1 tahun yang lalu didiagnosa kanker kolorektal, telah dioperasi. Saat ini dengan pengobatan kemoterapiPF TD; 140/90 mmHg
Aspek Internal Kurangnya aktivitas olahraga pasien
sejak pensiun Kekhawatiran pasien terhadap keberhasil
pengobatan kanker ususnya
Aspek Psikososial Anak pertama pasien yang belum menikah Sejak ketiga orang anaknya bekerja dan
berkeluarga hanya tinggal berdua dengan istri
Hipertensi grade IDiabetes mellitus tipe 2
CAD post CABGKanker kolorektal post-op on chemo
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
- Diabetes mellitus tipe II- CAD post CABG- Kanker kolorektal post-op on kemoterapi
3. Aspek risiko internal- Kurangnya aktivitas olahraga pasien sejak pensiun- Kekhawatiran pasien terhadap keberhasilan pengobatan kanker ususnya
4. Aspek psikososial keluarga- Anak pertama pasien yang belum menikah- Sejak ketiga orang anaknya bekerja dan berkeluarga hanya tinggal berdua dengan istri
5. Derajat fungsional : 1
RENCANA PENATALAKSANAAN PASIENNo. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
1. Aspek personal Edukasi mengenai hipertensi, DM, penyakit jantung koroner, dan kanker kolorektal termasuk pengobatan, komplikasi dan pencegahannya, pentingnya aktivitas fisik, pengaturan pola makan dan pentingnya kontrol berat badan, tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan profil lipid.
Pasien 1 minggu Pasien mengerti penyakitnya serta cara untuk dapat mengontrolnya sehingga kekhawatiran pasien berkurang.
2. Aspek klinik:Hipertensi gr I Edukasi :
- Pemeriksaan rutin tekanan darah minimal tiap 1 bulan sekali dan menurunkan TD mencapai target 130/80 mmHg lalu mempertahankannya
- Minum obat teratur setiap hari dan seumur hidup
- Manfaat olahraga dalam mengontrol tekanan darah
- Mempertahankan berat badan
- Kurangi makanan yang asin (banyak garam)
Evaluasi:- Pemeriksaan tekanan darah
1 bulan sekali- Pemeriksaan EKG- Pemeriksaan profil lipid
(kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida)
Pasien 1 minggu - Tekanan darah pasien terkontrol 130/80 mmHg
- Pasien teratur setiap hari dan seumur hidup mengkonsumsi obat hipertensi
- Pasien rutin memeriksakan tekanan darah 1 bulan sekali
- Pasien dapat mengatur pola makan serta jenis makanan
- Olahraga 3-4 kali seminggu minimal 30 menit
- Mempertahankan berat badan pasien
- Tidak terjadi komplikasi hipertensi
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
DM tipe II
- Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui lebih dini jika ada komplikasi
Terapi:- Captopril 3x12.5 mg- Kontrol tekanan darah 1
bulan sekali- Diet rendah garam (1
sendok teh/hari), konsumsi buah, sayur, dan makanan rendah lemak
- Olahraga 3-4 kali seminggu selama 30 menit
- Mempertahankan berat badan
Edukasi:- Minum obat rutin dan
seumur hidup serta menjelaskan efek samping pengobatan
- Pengaturan pola makan pada pasien DM
- Mempertahankan berat badan dan rutin olahraga 3-4 kali seminggu minimal 30 menit
Evaluasi:- Pemeriksaan gula darah
rutin- Pemeriksaan HbA1C dan
profil lipid- Mempertahankan berat
badan- Pemeriksaan penunjang
untuk mengetahui jika terdapat komplikasi
Terapi:- Metformin 3x500 mg- Lantus 18 unit malam hari- Kurangi makanan yang
manis- Makan cukup (1800 kalori)
Pasien 1 minggu - Gula darah terkontol dan rutin minum obat
- Pasien mengubah pola makan pasien
- Pasien rutin olahraga- Berat badan pasien
stabil- Tidak terjadi
komplikasi DM
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
CAD post CABG
Kanker kolorektal post-op on kemoterapi
dan teratur 3 kali sehari sebelum minum obat
- Olahraga jalan cepat selama 30 menit, sedikitnya 3 kali/minggu
Edukasi:- Minum obat rutin- Kontrol rutin untuk
pemeriksaan jantung- Kontrol tekanan darah- Pemilihan jenis aktivitas
yang sesuai- Pengaturan pola makan dan
jenis makanan- Kontrol berat badan
Evaluasi:- Pemeriksaan tekanan
darah rutin tiap 1 bulan- Pemeriksaan EKG- Pemeriksaan profil lipid
(kolesterol total , HDL, LDL, trigliserida)
Terapi:- Aspilet 1x80 mg- Kontrol tekanan darah 1
bulan sekali- Kurangi makanan
berlemak- Olahraga ringan 3-4 kali
seminggu selama 30 menit
- Mempertahankan berat badan
Edukasi:- Melanjutkan pengobatan
kemoterapi hingga tuntas dan minum obat sesuai aturan dokter
- Kontrol rutin ke dokter- Jenis makanan yang baik
dan tidak baik untuk di konsumsi
Pasien
Pasien
1 minggu
1 minggu
- Tidak terjadi serangan koroner akut (SKA) berulang
- Tekanan darah terkontrol dengan target 130/80 mmHg
- Berat badan stabil- Olahraga rutin 3-4 kali
seminggu selama 30 menit
- Pola makan serta jenis makanan yang baik
- Remisi sempurna- BAB kembali lancar- Minimalisasi efek
samping kemoterapi
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
- Motivasi untuk tidak kembali merokok
- Motivasi untuk tetap melanjutkan pengobatan / kemoterapi yang sedang dijalani
Evaluasi:- Pemeriksaan CA-125- Kolonoskopi eksplorasi
Terapi:- Kemoterapi : xelloda®
2x3 tab tiap pagi dan malam hari
- Vitamin B6 3x13. Aspek risiko
internal:
Kurangnya aktivitas olahraga pasien sejak pensiun
Edukasi:- Olahraga jalan pagi 3-4
kali/minggu selama 30 menit
Pasien 1 minggu - Pasien olahraga teratur
Kekhawatiran pasien terhadap keberhasil pengobatan kanker ususnya
Edukasi:- Penjelasan mengenai
pengobatan dan prognosis kanker kolorektal
- Memberikan motivasi kepada pasien untuk tetap semangat melanjutkan pengobatannya
Pasien 1 minggu - Pasien melanjutkan kemoterapi hingga tuntas
4. Aspek psikososial:Anak pertama pasien yang belum menikah
Sejak ketiga orang anaknya bekerja dan berkeluarga hanya tinggal berdua dengan istri
Edukasi : - Mengenai faktor sress
yang dapat menyebebkan peningkatan tekanan darah
- Membicarakan secara kekeluargaan mengenai masalah tersebut
Edukasi- Mencari kegiatan untuk
mengisi waktu- Saling mengunjungi
PasienKeluarga
PasienKeluarga
3 minggu
1 minggu
Pasien tidak terlalu membebani pikirannya dengan masalah tersebut
- Pasien menemukan kegiatan sehari-hari yang disukainya untuk mengisi waktu
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
antara anak dan orang tua pada waktu luang
- Membicarakan secara kekeluargaan untuk menyelesaikan tersebut
- Anak-anak dapat membantu mencari jalan keluar masalah tersebut
PROGNOSISKlinis : Quo ad vitam bonam
Quo ad functionam bonamQuo ad sanationam dubia ad bonam
Okupasi: Quo ad vitam bonamQuo ad functionam bonamQuo ad sanationam dubia ad malam
TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI
Tanggal Intervensi yang dilakukan, diagnosis holistik, dan rencana selanjutnya
Kunjungan pertama di PMC Sinabung9 Mei 2012
- Mahasiswa bertemu dengan pasien di poliklinik umum PMC Sinabung.- Pasien datang untuk kontrol rutin penyakit kontrol rutin hipertensi, DM tipe II, CAD post
CABG, dan kanker colorectal post-op.- Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan singkat mengenai penyakit pasien saat ini,
pengobatan yang telah dilakukan, dan rencana jangka panjang.
Intervensi:- Edukasi singkat tentang hipertensi, DM tipe II, CAD, dan kanker kolorektal mencakup
definisi, penyebab, pengobatan, dan komplikasi.- Motivasi untuk minum obat rutin dan seumur hidup serta kontrol rutin ke dokter.
Rencana:- Kunjungan ke rumah
Tindak lanjut I15 Mei 2012 di Rumah Pasien
- Dilakukan anamnesis secara holistik dan menganalisa pengetahuan pasien mengenai penyakitnya serta mengetahui upaya yang telah dilakukan pasien dalam menangani penyakitnya.
- Mengamati keadaan rumah pasien dan interaksi pasien dengan istrinya.- Melengkapi kelengkapan data-data.
Diagnosis holistik :1. Aspek personal
Pasien datang untuk kontrol rutin hipertensi, DM tipe II, CAD post CABG, dan kanker colorectal post-op. Keluhan yang dirasakan saat ini adalah pola BAB yang tidak teratur. Pasien terkadang 3 hari sekali BAB atau dalam 1 hari BAB lebih dari 5 kali. Harapan pasien adalah seluruh penyakitnya dapat terkontrol sehingga tidak terjadi komplikasi jangka panjang. Saat ini pasien mengkhawatirkan pengobatan kemoterapi pasca operasi kanker kolorektal dan hasil laboratorium tumor marker terakhir yang meningkat.
2. Aspek klinik
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
- Hipertensi grade I- Diabetes mellitus tipe II- CAD post CABG- Kanker kolorektal post-op on kemoterapi
3. Aspek risiko internal- Kurangnya aktivitas olahraga pasien sejak pensiun- Kekhawatiran pasien terhadap keberhasil pengobatan kanker ususnya
4. Aspek psikososial keluarga- Anak pertama pasien yang belum menikah- Sejak ketiga orang anaknya bekerja dan berkeluarga hanya tinggal berdua dengan
istri5. Derajat fungsional : 1
Intervensi:- Edukasi mengenai hipertensi, diabetes mellitus, CAD, dan kanker kolorektal (penyebab,
pengobatan, komplikasi, dan prognosis) - Edukasi untuk minum obat hipertensi dan DM tipe II rutin tiap hari dan seumur hidup
Tindak lanjut II30 Mei 2012di rumah pasien
Evaluasi- Keteraturan pasien dalam mengonsumsi obat yang diberikan.- Tekanan darah pasien- Aktivitas olahraga- Pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi- Pola BAB
Intervensi:- Memotivasi pasien untuk tetap melakukan pengobatan penyakitnya secara teratur- Memotivasi pasien agar rutin melakukan pemeriksaan kesehatan- Edukasi untuk memperbaiki pola makan dan memulai aktivitas olahraga rutin- Edukasi kepada istri pasien untuk mengusahakan masak makanan sendiri agar dapat
membatasi takaran terutama garam pada makanan dan ikut mengingatkan pasien dalam minum obat serta mendukung pasien dalam berperilaku hidup sehat
KESIMPULAN PENATALAKSANAAN PASIEN DALAM BINAAN PERTAMA
Diagnosis holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama1. Aspek personal
Saat pertemuan pertama pasien datang untuk kontrol rutin hipertensi, DM tipe II, CAD post CABG, dan kanker colorectal post-op. Keluhan yang dirasakan saat ini adalah pola BAB yang tidak teratur. Pasien terkadang 3 hari sekali BAB atau dalam 1 hari BAB lebih dari 5 kali. Harapan pasien adalah seluruh penyakitnya dapat terkontrol sehingga tidak terjadi komplikasi jangka panjang. Saat ini pasien mengkhawatirkan pengobatan kemoterapi pasca operasi kanker kolorektal dan hasil laboratorium tumor marker terakhir yang meningkat.
2. Aspek klinik- Hipertensi grade I terkontrol- Diabetes mellitus tipe II dengan gula darah terkontrol- CAD post CABG- Kanker kolorektal post-op on kemoterapi
3. Aspek risiko internal
Berkas Pasein (Family Med and Occupational Med)
Kekhawatiran pasien terhadap keberhasilan pengobatan kanker ususnya4. Aspek psikososial keluarga
- Anak pertama pasien yang belum menikah- Sejak ketiga orang anaknya bekerja dan berkeluarga hanya tinggal berdua dengan istri
Derajat fungsional : 1Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
- Pasien kooperatif dalam memberikan informasi mengenai penyakit pasien serta masalah lain mengenaol pasien sendiri dan keluarganya yang mempengaruhi kesehatan pasien
- Pasien terbuka dalam menerima edukasi serta memiliki motivasi untuk melakukan perubahan sesuai yang disarankan
- Pasien memiliki inisiatif tinggi dalam mencari informasi mengenai penyakitnya di media cetak dan elektronik
- Pasien memiliki perhatian yang besar untuk kesehatan diri sendiri maupun keluarga- Baik pasien dan istrinya saling mendukung demi tercapainnya kesehatan- Pasien merupakan keluarga yang bercukupan dalam hal financial- Pasien dan istrinya memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi
Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien- Hanya tinggal berdua dengan istrinya yang telah berusia 63 tahun
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya- Memonitor pola hidup pasien terutama pola makan dan aktivitas olahraga- Melanjutkan terapi hipertensi (captopril 3x12.5 mg) dan DM tipe II (metformin 3x500 mg dan lantus iv 18
unit) secara rutin tiap hari dan seumur hidup- Melanjutkan terapi dengan aspilet 1x80 mg untuk mencegah SKA berulang- Melanjutkan kemoterapi untuk kanker kolorektal - Memotivasi pasien untuk kontrol tekanan darah dan pemeriksaan kadar gula darah secara teratur minimal 1
bulan sekali- Menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan profil lipid, ureum , creatinin, pemeriksaan EKG, dan
pemeriksaan mata (untuk mencegah komplikasi) secara rutin.- Memotivasi pasien untuk mencari aktivitas yang ia sukai untuk mengisi kegiatannya sehari-hari
Persetujuan Pembimbing
Tanda Tangan :
Nama Jelas : dr. Dewi Friska, MKK
Tanggal : Juni 2012