Download - BAB IV PL
-
7/29/2019 BAB IV PL
1/6
BAB IV
POINT LOAD TEST
2.1 Tujuan
Point load test dilakukan untuk mengukur kekuatan (strength) batu secara
tidak langsung di lapangan.
2.2 Landasan TeoriMekanika batuan adalah salah cabang disiplin ilmu geomekanika.
Mekanika batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat mekanik
batuan dan massa batuan. Hal ini menyebabkan mekanika batuan memiliki
peran yang dominan dalam operasi penambangan, seperti pekerjaan
penerowongan, pemboran, penggalian, peledakan dan pekerjaan lainnya.
Sehingga untuk mengetahui sifat mekanik batuan dan massa batuan
dilakukan berbagai macam uji coba baik itu dilaboratorium maupun
dilapangan langsung atau secara insitu. Untuk mengetahui sifat mekanik
batuan dilakukan beberapa percobaan seperti uji kuat tekan uniaksial, uji
kuat tarik, uji triaksial dan uji tegangan insitu. Mekanika batuan sendiri
mempunyai karakteristik mekanik yang diperoleh dari penelitian ini adalah
kuat tekan batuan (t), kuat tarik batuan (c ), Modulus Young (E), Nisbah
Poisson (v), selubung kekuatan batuan (strength envelope), kuat geser (),
kohesi (C), dan sudut geser dalam (). Masing-masing karakter mekanik
batuan tersebut diperoleh dari uji yang berbeda. Kuat tekan batuan dan
Modulus Young diperoleh dari uji kuat tekan uniaksial. Pada penelitian ini
nilai kuat tekan batuan dan Modulus Young diambil dari nilai rata-rata hasil
pengujian lima contoh batuan. Untuk kuat tarik batuan diperoleh dari uji
kuat tarik tak langsung (Brazillian test. Sedangkan selubung kekuatan
batuan, kuat geser, kohesi, dan sudut geser dalam diperoleh dari pengujian
triaksial konvensional dan multitahap. Selain mengamati sifat mekanik atau
dinamik dari batuan dalam praktikum ini juga akan diamati sifat fisik batuan
tersebut, dengan mengamati bobot dan masa jenisnya dalam beberapa
keadaan.Pengujian ini menggunakan mesin uji point load dengan peconto
-
7/29/2019 BAB IV PL
2/6
berupa silinder atau bentuk lain yang tidak beraturan. Pengujian point load
ini merupakan pengujian yang dapat dilakukan langsung di lapangan,
dengan demikian dapat diketahui kekuatan batuan di lapangan sebelum
pengujian di laboratorium dilakukan. Dari uji ini akan didapatkan nilai point
load strength index(Is) yang akan menjadi patokan untuk menentukan nilai
kuat tekan batuan (c).
2.3 Alat dan Bahan
a. Mesin pengujian point load test, untuk menekan perconto yang
berbentuk silinder, balok atau bentuk tidak beraturan lainnya dari satu arah
secara menerus/ kontinu hingga perconto pecah.
b. Mistar, untuk mengetahui jarak perubahan axial antara dua
konsus penekan pada alat point load.
c. Dial gauge, untuk mengukur beban maksimum yang dapat
diterima contoh batuan, hingga contoh tersebut pecah.
2.4 Prosedur
a. Contoh batuan yang digunakan dalam uji ini disiapkan dengan
ukuran diameter 50 mm.
b. Contoh diletakkan diantara dua konsus penekan alat point load,
kemudian dongkrak hidrolik diberikan tekanan sehingga kedua ujung
konsus penekan tepat menekan permukaan contoh yang akan diuji.
c. Catat ukuran mistar pengukuran pada awal kedudukan kedua
konsus penekan mulai menekan contoh.
d. Pemberian tekanan dilakukan sedikit demi sedikit hingga
specimen pecah.
e. Pembebanan dihentikan setelah specimen mengalami pecah dan
matikan alat penekan apabila perconto batuan sudah pecah.
f. Baca jarum penunjuk pembebanan maksimal (dial gauge) yang
diberikan alat sehingga perconto pecah.
g. Catat ukuran mistar pada akhir kedudukan, maka akan didapatkan
nilai jarak antara dua konsus penekan.
2.5 Data Hasil PengamatanTabel 1
-
7/29/2019 BAB IV PL
3/6
Data Pengamatan
2.6 Pengolahan Data
Perhitungan :
1. Is = P/D2 (Diameteral)
= 15 / (4,2)2
= 0,85 kg/cm2
= 0,085 mpa
c = beban/luas
= 15/4
= 3,75 kg/cm2
= 0,375 mpa
NamaSampel
PanjangSampel
(cm)
Luas(cm2)
Tegangan(Kg/cm2)
P(kg)
Lempung(Diameteral)
2,42 4 3,75 15
Lempung(Axiall) 3,3 4 2,5 10
-
7/29/2019 BAB IV PL
4/6
c = 23xIs
= 23x0,085
= 1,955 mpa
= 19,55 kg/cm2
2. Is = P/D2 (Axial)
= 10 / (2,4)2
= 1,74 kg/cm2
= 0,0174 mpa
c = beban/luas
= 10/4
= 2,5 kg/cm2
= 0,25 mpa
c = 23xIs
= 23x0,174
= 4,002 mpa
= 40,02 kg/cm2
2.7 Hasil Pengolahan Data
Tabel 2Hasil Pengolahan Data
NamaSampel
PanjangSampel
(cm)
Luas(cm2)
Tegangan
(Kg/cm2)
P(kg)
Point LoadIndeks (Is)
Kuat Tekan(c)
(Kg/cm2)
Lempung(Diameter
al)2,42 4 3,75 15 0,85 19,55
Lempung(Axiall)
3,3 4 2,5 10 1,74 40,22
2.8 Analisa
Untuk uji sampel lempung dan pasir disini yang kita dapatkan adalah
sampelnya mudah dan cepat pecah, ini berarti bahwa sampel atau
specimen yang kita gunakan kekompakannya tidak baik dan sangat buruk
-
7/29/2019 BAB IV PL
5/6
atau dalam artian sampel yang kita gunakan tidak memenuhi standar
sampel uji.
2.9 Kesimpulan
Kita dapatkan kesimpulan bahwa untuk sampel yang akan kita uji
preparasinya harus bagus dan sampel yang akan kita uji harus benar-
benar murni pasir dan lempung dalam artian sampel tersebut tidak boleh
ada material lain karna akan sangat berpengaruh pada kekompakan dan
nantinya pasti akan menyulitkan kita dalam proses pengujian.
DAFTAR PUSTAKA
Ashabbul Khaffi, Mekanika Batuan, Bandung
http://bumih.wordpress.com/about/, diakses oleh Irzan MZ pada tanggal 07 Maret
2013 pada pukul 21.25 WIB
-
7/29/2019 BAB IV PL
6/6
LAMPIRAN