���
� �
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Kondisi Awal
Hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Grobogan
Kabupaten Grobogan sebelum diadakan penelitian belumlah tuntas. Hal ini dikarenakan
siswa kurang aktif, kurang kreatif, kurang berani mengajukan pertanyaan dan kurang
berani menjawab pertanyaan. Sehingga hasil belajar Matematika siswa rendah, yang
dapat dilihat dari Tabel 5 di bawah ini:
Tabel : 5 Distribusi frekuensi hasil belajar Matematika siswa kelas 3 SD Negeri 3 Rejosari
Pra Siklus
No. Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas 15 39%
2 Tidak tuntas 24 61%
Jumlah 38 100%
Nilai maksimum 80
Nilai minimum 35
Nilai rata-rata 53
Siswa yang nilainya diatas KKM atau yang tuntas hasil belajarnya pada pelajaran
Matematika hanya 15 siswa atau 39% siswa dalam kelas, sedangkan siswa yang belum
�
tuntas 24 siswa atau 61
nilai rata-rata siswa dalam kelas hanya
disajikan gambar 2 di bawah ini
Ketuntasan Belajar
Dari data yang diperoleh pada hasil belajar pra siklus
guru ingin meningkatkan lagi
3 Rejosari. Peningkatan
model pembelajaran Group Investigation
4.1.2 Pelaksanaan Siklus I
(1) Perencanaan
a. Menyusun rencana pembelajaran
b. Menentukan alat bantu pelajaran yang menunjang materi pembelajaran.
c. Menentukan kolaborasi dengan teman guru di sekolah sebagai tim peneliti.
d. Membuat/menyusun lembar kerja siswa.
� �
61%. Nilai tertinggi hanya 80 sedangkan nilai terendah
rata siswa dalam kelas hanya 53. Ketuntasan belajar Matematika
disajikan gambar 2 di bawah ini :
Gambar : 2 Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 3 Rejosari
Dari data yang diperoleh pada hasil belajar pra siklus yang telah dilakukan, maka
ingin meningkatkan lagi ketuntasan hasil belajar Matematika siswa kelas
ningkatan tersebut dapat diwujudkan dengan melakukan tindakan dengan
Group Investigation dalam pembelajaran.
Pelaksanaan Siklus I
Menyusun rencana pembelajaran
Menentukan alat bantu pelajaran yang menunjang materi pembelajaran.
Menentukan kolaborasi dengan teman guru di sekolah sebagai tim peneliti.
at/menyusun lembar kerja siswa.
30
���
sedangkan nilai terendah 35 dengan
Matematika siswa dapat
3 Rejosari Pra Siklus
yang telah dilakukan, maka
siswa kelas V SD Negeri
kan dengan melakukan tindakan dengan
Menentukan alat bantu pelajaran yang menunjang materi pembelajaran.
Menentukan kolaborasi dengan teman guru di sekolah sebagai tim peneliti.
���
� �
e. Menyusun tes akhir pelajaran.
(2) Pelaksanaan
Pada pertemuan ini dilaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Adapun langkah-langkah
pelaksanaan adalah sebagai berikut :
Kegiatan Awal :
a. Menyiapkan kondisi kelas dan peralatan mengajar.
b. Memberi motivasi.
c. Melakukan apersepsi.
d. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti :
a. Membagi siswa dalam kelompok.
b. Merumuskan masalah/tugas yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas.
c. Memberikan tugas kelompok.
d. Melakukan observasi terhadap objek yang ditunjukkan guru.
e. Diskusi kelompok siswa.
f. Menganalisis hasil pengamatannya dan menyimpulkan materi berdasarkan
pengalaman yang diperoleh.
g. Demonstrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok didepan kelas.
h. Tanggapan, pertanyaan dan masukan dari kelompok lain.
i. Melakukan tindak lanjut.
Kegiatan Akhir :
a. Memberikan penguatan terhadap materi.
b. Melakukan evaluasi.
(3) Hasil Tindakan
a. Observer mengamati proses perbaikan pembelajaran yang terutama difokuskan
pada kegiatan guru dalam penggunaan pembelajaran kooperatif model pembelajaran
Group Investigation.
b. Observer mencatat semua temuan pada saat pembelajaran.
Dari pengamatan guru saat mengajar diperoleh temuan sebagai berikut :
���
� �
1) Dalam penggunaan pembelajaran kooperatif model pembelajaran Group Investigation
guru masih kurang melibatkan siswa.
2) Dalam mengajukan pertanyaan, guru cenderung menunjuk siswa yang sudah bisa
menguasai konsep.
3) Hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan, hal ini bisa dilihat dari jumlah
siswa yang mencapai batas KKM (60)
4) Siswa masih banyak yang belum berani berpendapat atau bertanya jika ada konsep yang
belum dipahami.
5) Motivasi belajar siswa masih rendah karena masih banyak siswa yang kurang
memperhatikan.
4.1.3 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus 1 pertemuan pertama dilaksanakan pada Tanggal 8 Mei 2012,
pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2012, sedangkan pertemuan ketiga
dengan kegiatan perbaikan dan pengayaan dilaksanakan pada tanggal yang sama pada
pertemuan kedua siklus 1. Pada pertemuan pertama dengan materi bangun datar dan
kesebangunan dan simetri pembelajaran yang dilakukan dengan langkah-langkah :
Pertemuan I (Siklus I)
(1) Perencanaan
a. Menyusun rencana pembelajaran
b. Menentukan alat bantu pelajaran yang menunjang materi pembelajaran.
c. Menentukan kolaborasi dengan teman guru di sekolah sebagai tim peneliti.
d. Membuat/menyusun lembar kerja siswa.
e. Menyusun tes akhir pelajaran.
(2) Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus 1 dilakukan selama tiga kali pertemuan antara lain :
Kegiatan Awal :
a. Menyiapkan kondisi kelas dan peralatan mengajar.
b. Memberi motivasi.
c. Melakukan apersepsi.
d. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran.
���
� �
Kegiatan Inti :
a. Membagi siswa dalam kelompok.
b. Merumuskan masalah/tugas yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas.
c. Memberikan tugas kelompok.
d. Melakukan observasi terhadap objek yang ditunjukkan guru.
e. Diskusi kelompok siswa.
f. Menganalisis hasil pengamatannya dan menyimpulkan materi berdasarkan
pengalaman yang diperoleh.
g. Demonstrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok didepan kelas.
h. Tanggapan, pertanyaan dan masukan dari kelompok lain.
i. Melakukan tindak lanjut.
Kegiatan Akhir :
a. Memberikan penguatan terhadap materi.
b. Melakukan evaluasi.
(3) Hasil Tindakan
c. Observer mengamati proses perbaikan pembelajaran yang terutama difokuskan
pada kegiatan guru dalam penggunaan pembelajaran kooperatif model
pembelajaran Group Investigation.
d. Observer mencatat semua temuan pada saat pembelajaran.
Dari pengamatan guru saat mengajar diperoleh temuan sebagai berikut :
1) Dalam penggunaan pembelajaran kooperatif model pembelajaran Group
Investigation guru masih kurang melibatkan siswa.
2) Dalam mengajukan pertanyaan, guru cenderung menunjuk siswa yang sudah bisa
menguasai konsep.
3) Hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan, hal ini bisa dilihat dari jumlah
siswa yang mencapai batas KKM (60)
4) Siswa masih banyak yang belum berani berpendapat atau bertanya jika ada konsep yang
belum dipahami.
5) Motivasi belajar siswa masih rendah karena masih banyak siswa yang kurang
memperhatikan.
��
� �
Pertemuan II (Siklus I) (1) Perencanaan
a. Menyusun rencana pembelajaran
b. Menentukan alat bantu pelajaran yang menunjang materi pembelajaran.
c. Menentukan kolaborasi dengan teman guru di sekolah sebagai tim peneliti.
d. Membuat/menyusun lembar kerja siswa.
e. Menyusun tes akhir pelajaran.
(2) Pelaksanaan
Pada pertemuan ini dilaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Adapun langkah-langkah
pelaksanaan adalah sebagai berikut :
Kegiatan Awal :
a. Menyiapkan kondisi kelas dan peralatan mengajar.
b. Memberi motivasi.
c. Melakukan apersepsi.
d. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti :
a. Membagi siswa dalam kelompok.
b. Merumuskan masalah/tugas yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas.
c. Memberikan tugas kelompok.
d. Melakukan observasi terhadap objek yang ditunjukkan guru.
e. Diskusi kelompok siswa.
f. Menganalisis hasil pengamatannya dan menyimpulkan materi berdasarkan
pengalaman yang diperoleh.
g. Demonstrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok didepan kelas.
h. Tanggapan, pertanyaan dan masukan dari kelompok lain.
i. Melakukan tindak lanjut.
Kegiatan Akhir :
a. Memberikan penguatan terhadap materi.
b. Melakukan evaluasi.
��
� �
(3) Hasil Tindakan
Hasil penilaian aktivitas belajar siswa selama mengikuti model pembelajaran Group
Investigation pada siklus 1 yang dinilai oleh observer dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah
ini :
Tabel : 6 Hasil Penilaian Aktivitas Guru Selama Proses model pembelajaran Group
Investigation Siklus 1
Pertemuan Skor yang diperoleh Nilai presentase Kriteria
Pertemuan 1 29 64% Cukup baik
Pertemuan 2 39 84% Baik
Penilaian aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama memperoleh skor 29
dengan nilai presentase 64%. Bisa dikatakan pertemuan pertama aktivitas belajar siswa
kurang karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran Group Investigation yang
dilakukan. Pada pertemuan kedua siklus 1 meningkat menjadi 84% dengan kategori cukup
baik. Ini menandakan kegiatan pembelajaran siklus 1 kurang berasil.
Untuk hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 3 Rejosari setelah
memperoleh tindakan siklus 1 sebelum dilakukan perbaikan dan pengayaan dapat dilihat
pada Tabel 7 di bawah ini :
Tabel : 7 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 3 Rejosari Siklus 1
No. Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas 27 71%
2 Tidak tuntas 11 29%
Jumlah 38 100%
�
Nilai maksimem
Nilai minimem
Nilai rata-rata
Tabel 7 menunjukan nilai rata
meningkat dibandingkan nilai rata
belajarnya pada siklus 1 meningkat menjadi
siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 belum ada yang mencapai nilai
maksimum yaitu 100, nilai tertinggi yang didapat beberapa siswa hanya
terendah 46. Perolehan hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 3 Rejosari
melalui model pembelajaran
sudah terlihat meningkat. Hasil tes pada siklus 1 apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan
belajar dapat disajikan dalam bentuk Gambar. 2 di bawah ini
Ketuntasan Belajar
Gambar 2 menunjukkan siswa yang tuntas pada siklus 1 mencapai 71% atau 27
siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya 29% atau 11 siswa meningkat
dibandingkan hasil belajar pra siklus. Namun demikian hasil yang diperoleh pada Siklus 1
belum mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini.
Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila ketuntasan belajar siswa
80% siswa dalam kelas tuntas hasil belajarnya. Dari data yang diperoleh
� �
93
46
64
Tabel 7 menunjukan nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 1
meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 53. Jumlah siswa yang tuntas
belajarnya pada siklus 1 meningkat menjadi 27 siswa, sementara pada pra siklus hanya
siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 belum ada yang mencapai nilai
maksimum yaitu 100, nilai tertinggi yang didapat beberapa siswa hanya
. Perolehan hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 3 Rejosari
model pembelajaran Group Investigation jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM
sudah terlihat meningkat. Hasil tes pada siklus 1 apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan
belajar dapat disajikan dalam bentuk Gambar. 2 di bawah ini :
Gambar : 3 Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 3 Rejosari
menunjukkan siswa yang tuntas pada siklus 1 mencapai 71% atau 27
siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya 29% atau 11 siswa meningkat
dibandingkan hasil belajar pra siklus. Namun demikian hasil yang diperoleh pada Siklus 1
tandar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini.
Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila ketuntasan belajar siswa
80% siswa dalam kelas tuntas hasil belajarnya. Dari data yang diperoleh
���
rata siswa dalam kelas pada siklus 1 adalah 64
. Jumlah siswa yang tuntas
siswa, sementara pada pra siklus hanya 15
siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 belum ada yang mencapai nilai
maksimum yaitu 100, nilai tertinggi yang didapat beberapa siswa hanya 93 dan nilai
. Perolehan hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 3 Rejosari
jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM
sudah terlihat meningkat. Hasil tes pada siklus 1 apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan
3 Rejosari Siklus 1
menunjukkan siswa yang tuntas pada siklus 1 mencapai 71% atau 27
siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya 29% atau 11 siswa meningkat
dibandingkan hasil belajar pra siklus. Namun demikian hasil yang diperoleh pada Siklus 1
tandar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini.
Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila ketuntasan belajar siswa
80% siswa dalam kelas tuntas hasil belajarnya. Dari data yang diperoleh model
���
� �
pembelajaran Group Investigation pada siklus 1 belum berhasil karena ketuntasan belajar
siswa baru mencapai 71%, sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus 2.
(4) Hasil Observasi
Pembelajaran model pembelajaran Group Investigation yang dilakukan pada siklus 1
dinilai oleh observer. Diperoleh data dalam pengelolaan model pembelajaran Group
Investigation pada siswa kelas V SD Negeri 3 Rejosari memperoleh skor 32 dengan
presentase nilai 53% pada pertemuan pertama. Dari 15 item yang ditetapkan hanya item
pada kegiatan awal yang dilaksanakan dengan baik, sedangkan pada item kegiatan inti
sampai akhir dilaksanakan kurang maksimal. Pada pertemuan kedua kinerja guru yang
dinilai meningkat dibandingkan pertemuan pertama, yang ditunjukkan dengan skor 42 atau
70% item kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
(5) Hasil Refleksi
Refleksi diadakan dengan melibatkan 2 teman sejawat bertujuan untuk mengetahui
segala kekurangan dann kelebihan model pembelajaran Group Investigation dan
mendapatkan kritik dan saran dari teman sejawat selaku observer, agar pada siklus 2
pembelajaran mencapai target yang telah ditentukan. Hasil refleksi tersebut adalah
sebagai berikut ini :
Pertemuan pertama, kegiatan awal pembelajaran berhasil siswa merasa tertarik dan
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan karena diberikan motivasi
dengan mengajak siswa bernyanyi. Tetapi kegiatan inti guru kurang maksimal dalam
membagi kelompok siswa diminta membuat kelompok sendiri sehingga kondisi kelas
menjadi ramai, sebagian kelompok siswa merasa kesulitan karena belum mengerti
terhadap pembelajaran yang dilakukan dan siswa tidak berani bertanya pada guru. Pada
kegiatan demonstrasi guru seharusnya menjadi fasilitator tidak hanya melihat siswa yang
presentasi saja. Dalam kegiatan pemberian tanggapan siswa tidak berani memberikan
tanggapan. Dengan adanya masalah tersebut observer memberikan saran pada
pertemuan kedua agar dalam kelompok membagi kelompok guru yang menentukan
pembeuatan kelompok, guru harus berkeliling membantu kelompok siswa yang mengalami
kesulitan. Dan menunjuk kelompok siswa lain untuk memberikan tanggapan. Pada
� �
� �
pertemuan berikutnya guru harus melaksanakan item-item kegiatan yang ditetapkan
dengan maksimal.
Pada pertemuan kedua siklus 1 kegiatan model pembelajaran Group Investigation yang
dilakukan sudah cukup baik tapi kurang maksimal. Khusunya pada waktu kegiatan
pengamatan gambar dalam menyelesaikan lembar tugas masih ada kelompok siswa yang
masih mengalami kesulitan karena guru hanya membantu siswa yang bertanya saja.
Dalam menjadi fasilitator pun kurang maksimal. Pada pertemuan kedua ini mendapat
saran yaitu pada pertemuan-pertemuan siklus 2 guru harus berusaha semaksimal mungkin
melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah ditetapkan dalam penelitian ini.
Pada siklus 1 siswa yang tuntas sudah mencapai 71% meningkat dibandingkan
dengan siswa yang tuntas pada pra siklus. Tetapi hasil tersubut belum sesuai dengan
indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu 80% siswa tuntas.
4.1.3. Siklus 2
4.1.3.1 Perencanaan
Perencanaan siklus 2 mempersiapkan perangkat pembelajaran terdiri dari: 1)
rencana pembelajaran hasil refleksi siklus 1 dengan pendekatan inquiri yang
memanfaatkan media gambar yang dilaksanakan tiga kali pertemuan. 2) menyiapkan
lembar kerja siswa, 3) soal tes dengan materi kegunaan hewan dan tumbuhan, 4) lembar
observasi pengelolaan pembelajaran guru dan lembar observasi aktivitas belajar siswa, 5)
menyiapkan media gambar hewan dan tumbuhan yang berguna atau merugikan bagi
manusia. 6) menyiapkan soal perbaikan dan pengayaan.
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus 2 pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2012,
pertemuan kedua dilaksanakan pada Tanggal 14 Mei 2012, sedangkan pertemuan ketiga
dengan kegiatan perbaikan dan pengayaan dilaksanakan pada tanggal yang sama pada
pertemuan kedua siklus 2. Pada pertemuan pertama dengan materi bangun ruang
pembelajaran yang dilakukan dengan langkah-langkah sama pada siklus 1 yaitu :
(1) Perencanaan
a. Menyusun rencana pembelajaran
���
� �
b. Menentukan alat bantu pelajaran yang menunjang materi pembelajaran.
c. Menentukan kolaborasi dengan teman guru di sekolah sebagai tim peneliti.
d. Membuat/menyusun lembar kerja siswa.
e. Menyusun tes akhir pelajaran.
(2) Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus 2 dilakukan selama tiga kali pertemuan antara lain :
Kegiatan Awal :
a. Menyiapkan kondisi kelas dan peralatan mengajar.
b. Memberi motivasi.
c. Melakukan apersepsi.
d. Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan Inti :
a. Membagi siswa dalam kelompok.
b. Merumuskan masalah/tugas yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas.
c. Memberikan tugas kelompok.
d. Melakukan observasi terhadap objek yang ditunjukkan guru.
e. Diskusi kelompok siswa.
f. Menganalisis hasil pengamatannya dan menyimpulkan materi berdasarkan
pengalaman yang diperoleh.
g. Demonstrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok didepan kelas.
h. Tanggapan, pertanyaan dan masukan dari kelompok lain.
i. Melakukan tindak lanjut.
Kegiatan Akhir :
a. Memberikan penguatan terhadap materi.
b. Melakukan evaluasi.
(3) Observasi dan Interpretasi
Beberapa aspek yang diamati dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut.
a. Pengamatan terhadap siswa
1) Kehadiran siswa.
2) Perhatian siswa terhadap guru ketika menerangkan materi pelajaran.
���
� �
3) Banyaknya siswa yang bertanya.
4) Pertanyaan yang disampaikan oleh siswa.
5) Partisipasi siswa dalam bekerjasama di kelompoknya masing-masingyang
dipimpin tutor sebayanya.
b. Pengamatan terhadap guru
1) Kehadiran guru
2) Penampilan guru di depan kelas.
3) Cara menyajikan materi pelajaran
4) Cara pengelolaan kelas.
5) Cara penggunaan alat bantu pelajaran.
6) Kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran.
7) Suara guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
8) Cara guru dalam memberikan bimbingan kelompok.
9) Waktu yang diperlukan guru.
c. Sarana dan prasarana
1) Situasi belajar mengajar.
2) Penataan tempat duduk di kelas.
3) Buku-buku pelajaran yang menunjang.
4) Alat bantu pelajaran yang diperlukan.
5) Gambar-gambar disamping yang menunjang PBM.
Observasi pada setiap siklus 2 diamati satu orang observer. Observasi pada
penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan mengajar guru dengan model pembelajaran
Group Investigation yang dilakukan peneliti dan aktivitas belajar siswa pada setiap
pertemuan.
(4) Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa, sehingga untuk
dapat diukur/diketahui kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada siklus II.
Pada pertemuan ketiga melakukan perbaikan dan pengayaan dengan
mengelompokkan siswa sesuai dengan hasil evaluasi siklus 2. Meminta kelompok siswa
yang perbaikan untuk mengerjakan soal yang sudah disiapkan dan meminta kelompok
���
� �
siswa yang pengayaan untuk mengerjakan soal yang sudah disiapkan. Kegiatan akhir
mengoreksi hasil perbaikan dan pengayaan siswa.
4.1.3.3 Hasil Tindakan
Hasil penilaian aktivitas belajar siswa selama mengikuti model pembelajaran Group
Investigation pada siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini :
Tabel : 8 Hasil Penilaian Aktivitas Kinerja Guru dalam Proses model pembelajaran Group
Investigation Siklus 2
Pertemuan Skor yang diperoleh Nilai presentase Kriteria
Pertemuan 1 41 91% Baik sekali
Pertemuan 2 43 95% Baik sekali
Penilaian aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama memperoleh skor 41
dengan nilai presentase 91% dikategorikan baik sekali. Pada pertemuan kedua siklus 2
meningkat, skor menjadi 43 nilai presentasenya 95% dikategori baik sekali.
Hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 3 Rejosari setelah memperoleh
tindakan siklus 2 sebelum dilakukan perbaikan dan pengayaan dapat terjadi pada Tabel 9
di bawah ini :
Tabel : 9 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 3 Rejosari Siklus 2
No. Ketuntasan Frekuensi Prosestase 1 Tuntas 35 92% 2 Tidak tuntas 3 8%
Jumlah 38 100% Nilai maksimum 100 Nilai minimum 53 Nilai rata-rata 75
�
Tabel 10 menunjukan nilai rata
meningkat dibandingkan nilai rata
belajarnya pada siklus 2 secara langsung mengala
tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 sudah ada yang mencapai nilai maksimum
yaitu 100 dan nilai terendah
Negeri 3 Rejosari pada siklus 2 melalui
siswa yang nilainya memenuhi KKM meningkat. Hasil tes pada siklus 2 apabila dianalisis
berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk Gambar. 4 di bawah ini
Ketuntasan Belajar
Data menunjukkan siswa yang tuntas pada siklus 2
sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya hanya
dibandingkan hasil belajar pada pra siklus dan siklus 1. Jadi dikatakan siklus 2 berhasil,
karena sudah memenuhi indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu 80%
4.1.2.4 Hasil Observasi
Pada pertemuan pertama siklus 2 kegiat
pembelajaran Group Investigation
Pada pertemuan pertama mendapat skor
Dari 15 item yang ditetapkan hanya item melakukan evaluasi dan tindak lanjut saja yang
tidak dilakukan, kerana dilakasanakan pada pertemuan kedua dan ketiga. Selain itu masih
� �
Tabel 10 menunjukan nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 2 adalah
meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus dan siklus 1. Jumlah siswa yang tuntas
belajarnya pada siklus 2 secara langsung mengalami peningkatan menjadi
tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 sudah ada yang mencapai nilai maksimum
yaitu 100 dan nilai terendah 53. Perolehan hasil belajar Matematika siswa
pada siklus 2 melalui model pembelajaran Group Investigation
siswa yang nilainya memenuhi KKM meningkat. Hasil tes pada siklus 2 apabila dianalisis
berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk Gambar. 4 di bawah ini
Gambar : 4 Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 3 Rejosari
Data menunjukkan siswa yang tuntas pada siklus 2 mencapai 92
sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya hanya 8% atau 8
dibandingkan hasil belajar pada pra siklus dan siklus 1. Jadi dikatakan siklus 2 berhasil,
karena sudah memenuhi indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu 80% siswa tuntas.
4.1.2.4 Hasil Observasi
Pada pertemuan pertama siklus 2 kegiatan pembelajaran menggunakan
Group Investigation yang dinilai dengan 15 item dilakukan dengan baik.
Pada pertemuan pertama mendapat skor 41 dengan presentasi 91% dikategorikan baik.
Dari 15 item yang ditetapkan hanya item melakukan evaluasi dan tindak lanjut saja yang
tidak dilakukan, kerana dilakasanakan pada pertemuan kedua dan ketiga. Selain itu masih
���
rata siswa dalam kelas pada siklus 2 adalah 75
rata pra siklus dan siklus 1. Jumlah siswa yang tuntas
mi peningkatan menjadi 35 siswa.. Nilai
tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 sudah ada yang mencapai nilai maksimum
. Perolehan hasil belajar Matematika siswa kelas V SD
Group Investigation jumlah
siswa yang nilainya memenuhi KKM meningkat. Hasil tes pada siklus 2 apabila dianalisis
berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk Gambar. 4 di bawah ini :
3 Rejosari Siklus 2
92% atau 35 siswa,
8 siswa meningkat
dibandingkan hasil belajar pada pra siklus dan siklus 1. Jadi dikatakan siklus 2 berhasil,
siswa tuntas.
an pembelajaran menggunakan model
yang dinilai dengan 15 item dilakukan dengan baik.
% dikategorikan baik.
Dari 15 item yang ditetapkan hanya item melakukan evaluasi dan tindak lanjut saja yang
tidak dilakukan, kerana dilakasanakan pada pertemuan kedua dan ketiga. Selain itu masih
���
� �
ada item pada kegiatan inti kurang maksimal yaitu : merumuskan masalah dan menjadi
fasilitator. Pada pertemuan kedua kinerja guru yang dinilai sangat baik.
4.1.2.5 Hasil Refleksi
Refleksi diadakan dengan melibatkan 2 teman sejawat bertujuan untuk mengetahui
segala kekurangan dann kelebihan model pembelajaran Group Investigation dan
mendapatkan kritik dan saran dari teman sejawat selaku observer. Hasil refleksi siklus 2
sebagai berikut :
Pada kegiatan inti pertemuan pertama siklus 2 kondisi kelas siswa semakin baik
yang ditunjukkan dari siswa aktif dan berani bertanya pada guru terhadap kesulitan yang
dihadapi. Sebagian besar siswa sudah berani memberikan tanggapan pada kelompok
siswa yang demonstrasi. Siswa tidak mengalami kesulitan, siswa merasa senang terhadap
model pembelajaran Group Investigation yang ditunjukkan dari banyak siswa yang aktif
dan tidak bingung. Masih ada beberapa item yang belum dilaksanakan dengan maksimal,
sehingga pada pertemuan berikutnya harus dilaksanakan guru dengan maksimal.
Pada pertemuan kedua siklus 2 pelaksanaan model pembelajaran Group
Investigation berhasil dilaksanakan, yang ditunjukkan dari hasil evaluasi siklus 2 yaitu
siswa yang tuntas mencapai 92% sudah sesuai dengan indikator yang sudah ditetapkan.
4.2. Hasil Analisis Data
4.2.1. Hasil Penilaian Kenerja Guru dalam model pembelajaran Group Investigation
Setelah diamati atau dicatat oleh observer aktivitas guru dalam mengajar dengan
model pembelajaran Group Investigation pada setiap pertemuan siklus 1 dan 2 diperoleh
data yang tampak tabel dan 10 di bawah ini :
Tabel : 10
Perbandingan Kegiatan Guru dalam Model Pembelajaran Group Investigation Siklus 1 dan Siklus 2
Aktivitas Mengajar Nilai Presentase Kriteria
Siklus 1 Pertemuan ke 1 64% Cukup baik Siklus 1 pertemuan ke 2 84% Baik Siklus 2 pertemuan ke 1 91% Baik Sekali Siklus 2 pertemuan ke 2 95% Baik sekali
��
� �
Dilihat dari hasil tersebut bahwa kegiatan guru mengajar dengan model
pembelajaran Group Investigation pada siklus 1 pertemuan pertama yaitu 64% dengan
kategori kurang dan pertemuan kedua 84% dengan kategori cukup baik. Sedangkan pada
siklus 2 mengalami peningkatan pada pertemuan pertama menjadi 91% dengan kategori
baik sekali dan pada pertemuan kedua 95% dengan kategori baik sekali. Dapat
disimpulkan kegiatan model pembelajaran Group Investigation dari setiap pertemuan
mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari nilai presentase kegiatan guru mengajar.
Jika dilihat dari indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 80% dari seluruh kegiatan
model pembelajaran Group Investigation, maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran
siklus 2 berhasil.
4.2.2. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 3 Rejosari
Hasil pengumpulan data tentang hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Rejosari
sebelum dan sesudah diadakan tindakan tersaji pada Tabel 11 di bawah ini :
Tabel : 11 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 3 Rejosari
Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
No. Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Frekuensi Prosestase Frekuensi Prosestase Frekuensi Prosestase
1 Tuntas 15 39% 27 71% 35 92% 2 Tidak tuntas 24 61% 11 29% 3 8%
Jumlah 38 100% 38 100% 38 100% Nilai maksimum 80 93 100 Nilai minimum 33 46 53 Nilai rata-rata 53 64 75
Ketuntasan klasikal hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 3 Rejosari
sebelum diadakan tindakan adalah 39%, setelah dilakukan tindakan dengan model
pembelajaran Group Investigation pada siklus 1 ketuntasan belajar Matematika siswa
menjadi 71%. Sedangkan pada siklus 2 adalah 93%.
Jumlah siswa yang tuntas pada pra siklus 15 siswa dan yang tidak tuntas 24 siswa,
ketuntasan hasil belajar Matematika meningkat pada siklus 1 menjadi 27 siswa sedangkan
��
� �
siklus 2 meningkat lagi menjadi 35 siswa. Nilai rata-rata Matematika juga mengalami
peningkatan dari pra siklus yaitu 53 meningkat setelah diberikan tindakan pada siklus 1
menjadi 64, sedangkan siklus 2 meningkat menjadi 75.
4.3. Pembahasan
4.3.1 Pelaksanaan model pembelajaran Group Investigation
Pertemuan pada siklus 1 model pembelajaran Group Investigation dilakukan
selama tiga kali pertemuan, dari refleksi pengamatan pada siklus 1 diperoleh hasil temuan
sebagai berikut : Pada siklus 1 siswa dalam mengikuti pembelajaran masih banyak yang
ramai, kurang memperhatikan penjelasan dari guru, dan siswa belum mengerti terhadap
pembelajaran yang dilakukan karena belum terbiasa dan siswa banyak bercanda, bercerita
dengan teman lain. Dalam kegiatan diskusi hanya siswa tertentu saja yang mengerjakan
dalam kelompok, sedangkan siswa yang lain hanya bercanda sendiri menggantungkan
tugas kelompok pada ketua kelompok untuk menyelesaikannya. Pada kegiatan
demonstrasi guru seharusnya menjadi fasilitator tidak hanya melihat siswa yang presentasi
saja. Dalam kegiatan pemberian tanggapan siswa tidak berani memberikan tanggapan.
Siswa kurang berani bertanya pada waktu mengalami kesulitan.
Setelah guru mengetahui kelemahan/kekurangan pembelajaran yang dilakukan
pada siklus 1 yang ditunjukkan dari hasil observasi penilaian kinerja guru yang dinilai oleh
observer dengan skor 29 presentase 64% dengan kategori kurang pada pertemuan
pertama. Dari 15 item yang ditetapkan hanya item pada kegiatan awal yang dilaksanakan
dengan baik, sedangkan pada item kegiatan inti sampai akhir dilaksanakan kurang
maksimal. Pada pertemuan kedua kinerja guru yang dinilai meningkat dibandingkan
pertemuan pertama, yang ditunjukkan dengan skor 39 atau 84% item kegiatan
pembelajaran dilaksanakan. Pada pertemuan kedua pembelejaran bisa dikatakan lebih
baik dari pada pertemuan pertama, tetapi kurang memuaskan. Karena masih ada
beberapa item yang dilaksanakan belum maksimal yaitu: merumuskan masalah/tugas
yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas, menjadi fasilitator saat demonstrasi dan
menyajikan hasil kerja kelompok didepan kelas dan memberi penguatan terhadap materi
yang sudah dibahas.
���
� �
Rendahnya kinerja guru dalam model pembelajaran Group Investigation pada siklus
1, memotivasi guru dengan berusaha memperbaikinya pada siklus berikutnya. Pada siklus
2 berusaha seoptimal mungkin melaksanakan item-item yang sudah ditetapkan yaitu
melaksanakan dengan baik item-item yang belum dilakukan dan belum optimal pada siklus
1. Dengan hasil penilaian kinerja guru pada siklus 2 mendapat skor 41 dengan nilai
presentase 91% dengan kategori baik, sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh
skor 43 dengan nilai presentase 95% kategori baik sekali. Pembelajaran inquiri dengan
memanfaatkan media gambar pada siklus 2 baik pertemuan pertama dan kedua bisa
dikatakan berhasil karena sudah memenuhi indikator kinerja penelitian ini yaitu 80% item-
item yang ditetapkan dilaksanakan guru.
4.3.2 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 3 Rejosari
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Group
Investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat
dilihat dari semakin meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan
guru yang ditunjukkan dari meningkatnya ketuntasan hasil belajar siswa, yang dapat
disajikan dalam Tabel 12 di bawah ini :
Tabel : 12 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VSD Negeri 3
Rejosari
Kategori Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah siswa
Prosentse Jumlah siswa
Prosentse Jumlah siswa
Prosentse
Tuntas 15 39% 27 71% 35 92% Tidak Tuntas 24 61% 11 29% 3 8% Jumlah 38 100% 38 100% 38 100%
Ketuntasan hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri 3 Rejosari
Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan sebelum diadakan tindakan yaitu model
pembelajaran Group Investigation dengan jumlah siswa yang tuntas 15 siswa dengan
ketuntasan klasikal 39%, sedangkan siswa yang tidak tuntas 24 siswa atau 61%.
Rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelas V disebabkan oleh guru kelas V belum
menerapkan struktur mengajar yang baik, guru tidak menyadari kejenuhan dan kebosanan
siswa terhadap metode ceramah pada pembelajaran Matematika, guru kurang menghargai
���
� �
potensi yang dimiliki siswa, mereka dianggap tidak memiliki kemampuan apa-apa
sehingga siswa cenderung pasif, guru belum menerapkan pendekatan yang tepat untuk
membantu kesulitan belajar siswa, sehingga memperkuat anggapan siswa bahwa
Matematika itu sulit. Selain itu, siswa kurang aktif, kurang kreatif, kurang berani
mengajukan pertanyaan dan kurang berani menjawab pertanyaan sehingga menyebabkan
hasil belajar rendah.
Dengan adanya masalah tersebut diadakan tindakan dengan model pembelajaran
Group Investigation. Setelah model pembelajaran Group Investigation dilakukan selama 2
siklus, diperoleh hasil yaitu siswa yang tuntas pada siklus 1 bertambah 12 siswa dengan
total siswa yang tuntas 27 siswa dengan ketuntasan klasikal 71%, sedangkan siswa yang
tidak tuntas berjumlah 11 siswa atau 39%. Meningkat lagi pada siklus 2 yaitu siswa yang
tuntas bertambah 8 siswa menjadi 35 siswa dengan ketuntasan klasikal 92%. Secara
otomatis jumlah siswa yang belum tuntas nilainya semakin berkurang jumlahnya. Jumlah
siswa yang belum tuntas setelah dilaksanakan tindakan hanya 3 siswa. Ketiga siswa itu
dikategorikan kurang dalam kemampuan akademiknya pada pelajaran Matematika
maupun pelajaran lainnya. Ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Rejosari pada
siklus 2 sudah sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan dalam penilitian ini yaitu
ketuntasan belajar klasikal siswa adalah 80%. Dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa.