Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Normatif
1. Instalasi medik direktorat jenderal pelayanan medik departemen kesehatan
RI 1995
2. Peraturan menteri pekerjaan umum nomor 24/PRT/M/2008 tentang
pedoman pemiliharaan dan perawatan bangunan gedung
3. Peraturan menteri pekerjaan umum nomor 45/PRT/M/2008 tentang
pedoman pembangunan bangunan gedung
4. Undang-undang Republik Indonesia No 28 tahun 2002 tentang bangunan
gedung
2.2 Dasar Teori
2.2.1 Bangunan Gedung
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 tahun
2002 tentang bangunan gedung. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil
pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tanah, sebagaian atau
seluruhnya berada diatas dan atau di dalam tanah dan atau air, yang
berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk
hunian atau tempat tinggal, kegiatan khusus. Menurut PERMEN
45/PRT/M/2007 yang dimaksud dengan bangunan Negara adalah
bangunan gedung untuk keperluan dinas yang menjadi atau akan menjadi
kekayaan milik Negara dan diadakan dengan sumber pembiayaan yang
berasal dari dana APBN, dan perolehan lainnya yang sah, antara lain
seperti : gedung kantor, gedung sekolah, gedung rumah sakit, gudang,
rumah Negara, dan lain-lain.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-2
2.2.2 Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung
Perawatan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan
atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan
atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap layak fungsi
(PERMEN 24/PRT/M/2008).
Perbaikan bangunan gedung adalah kegiatan memperbaiki dan/atau
mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan,
dan/atau sarana dan prasarana agar bangunan gedung tetap layak fungsi
(PERMEN 24/PRT/M/2008).
2.2.2.1 Latar Belakang Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung
Bangunan digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan –
tujuan dan juga terlaksananya fungsi – fungsi pokok organisasi pemakai
atau pengguna bangunan secara optimal. Bangunan diharapkan dapat
bersifat fleksibel terhadap perubahan – perubahan yang mungkin terjadi
dalam organisasi pemakai atau pengguna bangunan. Karena itulah,
kegiatan perawatan dan perbaikan bangunan sangat penting. Perawatan
dan perbaikan bangunan merupakan bagian yang integral dari tujuan dan
fungsi organisasi pengguna atau pemakai bangunan. Kurangnya perhatian
terhadap kegiatan perawatan dan perbaikan bangunan akan mengakibatkan
dampak negatif pada produktivitas kerja karena kondisi kerja yang kurang
baik dan kurang sehat.
2.2.2.2 Tujuan Perawatan dan Perbaikan Bangunan
Tujuan dari pekerjaan perawatan dan perbaikan adalah untuk
mengupayakan tercapainya atau memperpanjang umur pakai rencana
bahan, konstruksi bangunan atau meningkatkan fungsi serta kekuatan
bangunan. Sasaran dari pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan adalah
untuk mengoptimalkan pemanfaatan gedung agar tetap layak fungsi.
Tujuan utama dari kegiatan perawatan adalah sebagai berikut :
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-3
1. Untuk memperpanjang usia bangunan.
2. Untuk menjaga fungsi bangunan.
3. Untuk menjamin kesiapan oprasional peralatan, seperti dalam
menghadapi keadaan darurat atau bencana.
4. Untuk menjamin keselamatan manusia yang mempergunakan
fasilitas bangunan tersebut.
5. Menghindari kerugian yang lebih besar dan gangguan kenyamanan
pengguna akibat kerusakan bangunan.
2.2.2.3 Manfaat Perawatan dan Perbaikan Bangunan
Adapun manfaat dari perawatan dan pemeliharaan bangunan adalah
sebagai berikut :
1. Dapat memenuhuni kebutuhan sesuai rencana.
2. Menjaga kualitas bangunan .
3. Membantu mengurangi pemakaian dan penyimpanan diluar batas
serta menjaga modal untuk waktu yang di tentukan sesuai kebijakan.
4. Penggunaan biaya dapat di tekan serendah mugnkin dalam
melaksanakan perawatan dan pemeliharaan bangunan secara efektif
dan efisien.
2.2.2.4 Tipe Perawatan
British Standard (BS. 3811) melihat pekerjaan perawatan dapat
dilakukan ke dalam dua kondisi, yaitu :
1. Perawatan yang dilakukan dengan suatu perencanaan
Perawatan ini dilakukan dengan suatu analisis yang telah
ditentukan dan merupakan suatu pekerjaan rutin. Perawatan ini
dibagi menjadi dua kategori :
a. Perawatan pencegahan (preventive)
Perawatan ini bersifat proaktif dimana perawatan dilakukan untuk
suatu kondisi yang dapat diperkirakan sebelumnya. Perawatan jenis
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-4
ini bertujuan untuk mempertahankan keutuhan fisik rencana dasar
dan untuk meminimalkan biaya pemeliharaan korektif.
b. Perawatan korektif (corrective)
Perawatan ini bersifat reaktif dimana perawatan dilakukan untuk
rencana jangka pendek, termasuk reparasi minor, misalkan untuk
satu tahunan atau dua tahunan. Perawatan ini melibatkan perbaikan –
perbaikan untuk mempertahankan fungsi dari peralatan, fungsi
utilitas, dan fungsi fasilitas bangunan.
2. Perawatan yang dilakukan tanpa perencanaan
Perawatan ini dilakukan apabila diperlukan untuk mencegah
akibat yang lebih besar, misalkan perawatan untuk kerusakan besar
peralatan atau keselamatan kerja. Kegiatan perawatan selanjutnya
dapat dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu :
a. Servis (Servicing)
Merupakan pelayanan kebersihan yang dilakukan secara teratur
dengan interval waktu tertentu dan biasanya disebut dengan
pemeliharaan harian.
b. Perbaikan (Rectification)
Merupakan kegiatan yang sering terjadi pada awal usia
gedungyang diakibatkan oleh kesalahan disain, ketidak sesuaian
komponen, kerusakan pada saat instalasi, dan kesalahan
pemasangan.
c. Penggantian (Replacement)
Merupakan kegiatan yang tidak bisa dihindari karena kondisi layan
material yang menurun pada tingkat yang berbeda.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-5
2.2.2.5 Jadwal Prosedur Pelaksanaan Perawatan dan Pemiliharaan
Bangunan
Apabila ditinjau dari segi jadwal pelaksannaan perawatan dan
pemeliharaan adalah sebagai berikut :
1. Perawatan Tahunan/Year to year maintenance (Periodic
Maintenance).
Adalah perawatan bangunan gedung yang sifatnya tidak rutin
ada setiap tahun, dapat direncanakan jauh sebelumnya dan tidak
mendesak untuk diperbaiki segera. Kegiatan ini dapat disebut
sebagai rehabilitasi, contohnya perbaikan yang dilakukan karena
adanya:
a. Rencana perubahan organisasi atau pengembangan organisasi
yang memerlukan ruang tambahan
b. Rencana perbaikan struktur bangunan karena adanya perubahan
bangunan dan lain sebagainya
2. Perawatan Harian/Day to day maintenance (Preventive
Maintenance)
Adalah perawatan yang sifatnya berulang setiap tahun, besar
kerusakan dan biaya dapat diestimasikan berdasarkan pengalaman
sebelumnya antara lain menyangkut pemeliharaan atap, kebocoran
talang, saluran pembuang, pengecatan dinding dan lain-lain.
3. Perawatan darurat/Emergency Maintenance
Adalah perawatan yang sifatnya mendesak akibat suatu hal yang tidak diduga dan tidak rutin, antara lain kerusakan yang diakibatkan oleh gempa, banjir, kebakaran, dan lain-lain.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-6
2.2.2.6 Program Perawatan dan Pemeliharaan Bangunan
Program perawatan dan pemelihaaraan bangunan merupakan
suatu usaha untuk memberikan beban pekerjaan yang seimbang,
dengan membagi kedalam tingkatan. Adapun pemrograman dibagi
kedalam tiga tingkatan yakni :
1. Program Jangka Pendek
Program jangka pendek atau bulanan ini dilakukan untuk
mengurangi beban pekerjaan pada program tahunan dan juga
dapat menghitung biaya perawatan pekerjaan. Program jangka
pendek adalah perawatan yang sifatnya berulang setiap tahun.
Secara garis besar biayanya dapat diestimasikan sebagai berikut
:
a. Total biaya tahunan dibagi kedalam pekerjaan rutin dan
emergency
b. Menentukan besaran biaya untuk pekerjaan yang akan
dikontrakkan
c. Menentukan besaran biaya untuk pekerjaan yang
dilakukan secara swakelola.
2. Program Jangka Menengah
Program jangka menengah atau juga program tahunan
adalah program yang menghitung biaya perawatan dengan
tingkat kerusakanringan, sedang dan berat yang dalam
pelaksanaannya dilakukan dalam bulanan. Tujuan dari program
tahunan adalah membuat program yang direncanakan dapat
diterapkan dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan terakhir
dan juga besar anggarannya sehingga lebih akurat selama satu
tahun yang akan datang. Pertimbangan utama pada program
tahunan ini adalah sebagai berikut :
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-7
a. Penentuan jadwal pekerjaan yang disesuaikan dengan
kegiatan organisasi sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan kegiatan.
b. Mengelompokkan pekerjaan yang sejenis sehingga
dapat dikerjakan bersama.
c. Menetapkan jadwal untuk pekerjaan yang akan di
tenderkan
d. Pembagian biaya sesuai dengan pekerjaan agar
pengendalian lebih mudah dilakukan.
3. Program Jangka Panjang
Program jangka panjang atau program lima tahunan ini
berisikan pekerjaan-pekerjaan yang tidak terinci, hanya sebagai
kerangka kebijakan dalam menentukan besaran anggaran biaya
yang direncanakan, dan perawatan jangka panjang ini biasanya
dibuat kedalam grafik Maintenance profil dengan maksud
untuk mengetahui tingkat kerusakan bangunan gedung serta
dapat diprediksi kerusakan-kerusakannya sampai umur
ekonomis bangunan. Tujuan dari program jangka panjang
adalah :
a. Menentukan anggaran perawatan pada tingkat yang
masih umum untuk mencapai bangunan dalam kondisi
standar.
b. Mencegah besarnya fluktuasi pada anggaran tahunan
dengan cara perataan item-item besar pekerjaan dan
sisa dari pekerjaan yang tidak dapat ditangani pada saat
itu akan dikerjakan pada periode berikutnya.
c. Menentukan waktu yang tepat dan optimum untuk
pelaksanaan pekerjaaan perbaikan sehingga tidak
mengganggu penghuni.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-8
d. Menentukan struktur dan staf organisasi pemeliharaan
dan apakah akan lebih menguntungkan apabila dengan
menggunakan tenaga kerja langsung untuk menangani
perbaikan, atau lebih baik pekerjaan penanganannya
diserahkan seluruhnya pada pihak ketiga.
Rencana perawatan gedung jangka panjang adalah rencana
untuk melakukan perawatan kedepan hingga sampai dengan umur
rencana gedung. Umur rencana gedung berbeda-beda sesuai
dengan jenis dan kualitas gedung.
Rencana jangka panjang ini berupa rencana perawatan
komponen gedung sesuai siklus umur masing-masing komponen.
Rencana ini termasuk perhitungan estimasi biaya pertahun sampai
dengan umur bangunan gedung.
2.2.2.7 Perawatan Elemen Bangunan
Perawatan elemen bangunan harus diperhatikan dengan serius agar
diperoleh hasil yang maksimal dan pada gilirannya berakibat semakin
terpeliharanya kondisi bangunan. Bangunan yang terpelihara baik
akan menguntungkan pihak pemilik maupun pihak pengguna. Agar
kegiatan perawatan dapat terselenggara dengan lancar maka tinjauan
terhadap elemen bangunan yang akan dirawat dibagi berdasarkan
elemennya seperti terlihat pada Gambar berikut ini.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-9
Tabel 2.1 : Perawatan elemen – elemen bangunan
Perawatan Elemen Bangunan
Arsitektur
1. Sarana jalan keluar
2. Dinding
3. Penutup atap
4. Plafon
5. Kusen, Jendela,
Pintu
Sanitasi dan Plumbing
1. Peralatan sanitair
2. Saluran air bersih
3. Saluran air kotor
Mekanikal dan Elektrikal
1. Instalasi tata udara
2. Instalasi listrik
3. Instalasi proteksi
kebakaran
4. Instalasi transportasi
vertikal
Struktural
1. Pondasi
2. Struktur bangunan
baja
3. Struktur bangunan
beton
4. Struktur bangunan
komposit
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (PERMEN) No. 24/PRT/M/2008
2.2.2.8 Kerusakan Bangunan
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor
24/PRT/M/2007 intensitas kerusakan bangunan dapat digolongkan
atas tiga tingkat kerusakan, yaitu:
a. Kerusakan ringan
1. Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada
komponen non-struktural, seperti penutup atap, langit-
langit, penutup lantai, dan dinding pengisi.
2. Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya
maksimum adalah sebesar 35% dari hargasatuan tertinggi
pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk
tipe/klas dan lokasi yang sama.
b. Kerusakan sedang
1. Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian
komponen non-struktural, dan atau komponen struktural
seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain.
2. Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya
maksimum adalah sebesar 45% dari harga satuan tertinggi
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-10
pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk
tipe/klas dan lokasi yang sama.
c. Kerusakan berat
1. Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar
komponen bangunan, baik struktural maupun non-
struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat
berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.
2. Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga
satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang
berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.
2.2.2.9 Penyebab Kerusakan Bangunan
Faktor Usia Bangunan / Komponen Bangunan
Bangunan gedung sebagaimana barang konstruksi lainnya akan
rusak karena umur. Gedung yang terdiri dari beberpa komponen, umur
komponennya tidak sama, sebagai contoh seperti tabel 2.2
Kebanyakan bangunan gedung permanen diencanakan sekitar 50
tahun sampai dengan 60 tahun, rencana umur ini adalah didasarkan ada
umur fisik komponen utama gedung, missal komponen struktur dari
beton bertulang.
Komponen lain yang umurnya tidak mencapai umur rencana
bangunan akan mengalami kerusakan dan penggantian yang baru,
missal genting beton yang berumur 15 - 25 tahun akan menggalami
penggantian satu kali, pintu kayu yang berumur 10 - 20 tahun akan
mengalami penggantian dua kali.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-11
Tabel 2.2 Perkiraan umur komponen gedung
Sumber : Udi Rahardjo (Bahan Ajar Perencanaan & Perbaikan Bangunan, 2011)
Pekerjaan perawatan adalah bertujuan untuk mempertahankan
keawetan bangunan sehingga selain melakukan penggantian komponen
juga melakukan pemeliharaan. Pemeliharaan dilakukan sebagai upaya
preventif agar bangunan atau komponennya tidak mengalami kerusakan
sebelum usia rencana.
Faktor suhu
Suhu yang paling berpengaruh terhadap kerusakan bangunan adalah
apabila terjadi perbedaan yang ekstrim, yaitu panas siang hari dengan
dingin malam hari selisihnya besar. Komponen bangunan bagian luar
KOMPONEN
GEDUNG
BAHAN
UMUR
RENCANA
(tahun)
KOMPONEN
GEDUNG
BAHAN
UMUR
RENCANA
(tahun)
Struktur
Arsitektur
1. Penutup lantai 2. Dinding 3. Pintu dan
jendela 4. Langit-langit 5. Penutup atap
Beton Beton komposet Baja Kayu Keramik Parkit Bata merah Batako Kayu papan Kayu lapis Kayu Aluminium Vinil Kayu Eternit/ asbes semen Gip Genteng tanah Genteng beton Seng Asbes Poli carbonat Plastik
40 – 60 40 – 60 40 – 60 10 – 20
15 – 20 10 – 20
15 – 20 15 – 20 10 – 20 10 – 20
10 – 20 20 – 30 10 – 20
10 – 20 15 – 25 10 – 20
15 – 25 15 – 25 15 – 20 15 – 20 5 – 12 3 –7 2 – 4
6. Finishing Cat tembok Cat kayu Cat besi Politur /vernis Melamin
Mekanikal dan
elektrikal
1. Instalasi plumbing
Pompa air dangkal Pompa air dalam Instalasi pipa
galvanis Instalasi pipa PVC Reservoar beton Reservoar stainless
stell Resevoar plastic Solar waterheater Gas waterheater Electric waterheater 2. Istalasi listrik
Panel induk Panel gedung Genset Instalasi kabel
Air Minyak Minyak Spiritus/thinner thinner
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3 – 7 4 – 10 4 – 10 2 – 5 3 – 7
5 -10 10-15
10-15 10-15 50-60
8-12 5-10 7-10 5-7 5-7
15-20 15-20 10-15 13-16
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-12
terutama penutup atap adalah bagian yang paling banyak menerima
pengaruh suhu. Bahan yang digunakan untuk penutup atap harus betul-
betul tahan terhadap pengaruh suhu, selama ini penggunaan penutup atap
dari genting tanah, genting beton dan logam /seng cukup dapat menahan
pengaruh suhu. Beberapa komponen gedung yang sering terkena
pengaruh suhu sehingga perlu perawatan intensif adalah lapisan water
proofing diatas atap plat beton, cat pada lisplank kayu, coating pada
sambungan-sambungan talang dari plat logam/seng, cat ekterior pada
dinding yang tinggi yang sering terkena panas matahari langsung.
Faktor Hujan
Menurut hasil penelitian bahwa air adalah musuh utama terhadap
kerusakan gedung. Air bisa berasal dari hujan atau air instalasi gedung.
Bagian gedung yang sering rusak karena air hujan adalah kebocoran atap
dan talang, rembesan atap plat beton, dinding luar kotor dan ambang
bawah kusen luar lapuk karena air hujan dll.
Faktor Angin
Angin adalah gaya yang ditimbulkan karena perbedaan tekanan
udara. Pengaruh angin terhadap gedung bisa berupa gaya tekan atau gaya
tarik. Secara umum di Indonesia tidak terjadi gaya angin yang sangat
besar karena terjadinya taufan atau tornado. Angin dengan tekanan tinggi
hanya terjadi secara sporatis dibeberapa daerah seperti angin claret tahun.
angin bahorok, angin kumbang, angin puyuh. Pengaruh angin kencang
terhadap bangunan gedung seperi menerbangkan atap genting atau atap
seng. Pada serangan angin yang tidak terlalu kencang dalam jangka
panjang sering menimbulkan gerakan-gerakan pada atap seng dan
menimbulkan pembesaran lubang pengikat hingga terjadi pelepasan.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-13
Faktor Gempa
Gempa terjadi akibat pergerakan kulit bumi, runtuhan kulit bumi,
benturan meteor, letusan gunung berapi bisa juga ledakan senjata.
Gempa yang berbahaya adalah gempa akibat pergerkan kulit bumi atau
disebut gempa tektonik.
Besar kecilnya energi gempa yang diterima bangunan sangat
tergantung pada kedalaman pusat gempa, media tanah yang dilalui, jarak
pusat gempa terhadap bangunan. Getaran gelombang gempa yang sangat
berbahaya adalah gelombang pendek, gaya gempa diasumsikan akan
bekerja mendatar pada setiap elevasi lantai bangunan, dan biasa disebut
gaya lateral. Secara teknis getaran gempa yang sampai pada bangunan
diterjemahkan sebagai parameter waktu getar, kecepatan dan percepatan.
Besarnya parameter gempa yang diterima bangunan ditentukan oleh
kondisi tanah dan kualitas bangunan itu sendiri.
Faktor petir
Walaupun kerusakan bangunan akibat petir relatif jarang dibanding
pengaruh lainnya namun kerusakan yang ditimbulkan dapat menyebabkan
kerusakan yang serius. Jenis kerusakan yang paling sering terjadi akibat
petir adalah pada komponen /instalasi elektrikal, peralatan dengan power
listrik, jaringan telepon, jaringan internet.
Faktor hama
Jenis hama yang paling terkenal adalah rayap. Komponen yang
diserang pada umumnya jenis kayu kualitas rendah dan tidak diawetkan.
Rayap dalam kehidupannya menghindar dari sinar terang sehingga dia
menyerang kayu lewat dari dalam atau pada bagian yang gelap.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-14
2.2.2.10 Sifat Kerusakan
Sifat kerusakan dilihat dari pengaruh kerusakan terhadap pengguna
gedung dan dampak negatif dari kerusakan itu terhadap komponen
disekelilingnya. Walaupun suatu kerusakan kecil seperti kran air rusak,
kerusakan ini dampaknya sangat mengganggu aktifitas penghuni.
Contoh kerusakan yang yang mengakibatkan kerusakan komponen
disekelilingnya adalah kebocoran atap, walaupun kebocoran kecil, air
yang masuk kedalam gedung dapat merusak langit-langit, mengotori
dinding dan sebagainya. Sifat kerusakan dibagi menjadi tiga seperti tabel
2.3 berikut :
Tabel 2.3 : Sifat kerusakan pada gedung
Sifat Kerusakan
Pengaruh/ Dampak
Contoh kerusakan
Emergency
Urgent
Kerusakan yang mempunyai pengaruh
sangat tinggi terhadap aktivitas
penghuni dan kerusakan komponen
lainnya pada gedung
Kerusakan yang mempunyai pengaruh
tinggi terhadap aktivitas penghuni dan
kerusakan komponen lainnya pada
gedung
Kerusakan kran air, atap
bocor, instalasi listrik,
Kunci pintu utama dan
lain-lain
Kerusakan pada lantai
keramik di bagian yang
sering dilalui, pada plafon,
jalan berlubang atau
paving blok lepas dan lain-
lain.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-15
Normal
Kerusakan kecil yang menyebabkan
fungsi kurang sempurna atau
penurunan tampak pada komponen
bangunan yang mempunyai pengaruh
kecil pada aktivitas penghuni.
Cat dinding, pintu atau
bagian lainnya kusam,
keramik lepas dibagian
yang jarang dilewati dan
lain-lain.
Sumber : Udi Rahardjo (Bahan Ajar Perencanaan & Perbaikan Bangunan, 2011)
2.2.2.11 Proses Perawatan dan Perbaikan Gedung
Sebelum membahas proses pemeliharaan dan perbaikan gedung
perlu mengetahui terlebih dahulu proses gedung secara secara menyeluruh
dari awal sampai akhir. Tahapan proses gedung terdiri dari perencanaan,
pembangunan, operasi dan pemeliharaan, perobohan (demolition). Di
Indonesia teknologi pada tahap perencanaan dan pembangunan telah
sangat maju, namun pada tahap operasi dan pemeliharaan termasuk
demolisi belum begitu berkembang. Informasi atau literatur tentang
operasi dan pemeliharaan gedung masih sedikit.
Dilihat dari lamanya waktu, tahap operasi dan pemeliharaan adalah
yang paling lama yaitu selama umur bangunan ( untuk gedung dapat
mencapai 50 tahun). Setiap tahapan pada proses gedung saling berkaitan,
efisiensi pada tahap operasi dan pemeliharaan sangat tergantung pada
kualitas perencanaan dan pembangunan (masa konstruksi). Sikap yang
wperlu selalu diingat bagi perencana, pelaksana dan pengawas adalah
kemudahan operasi (aktivitas pengguna gedung) dan perawatan yang
ekonomis. Walaupun pada akhir pelaksanaan pembangunan gedung ada
masa pemeliharaan yaitu untuk menjamin bahwa semua komponen gedung
berfungsi dengan baik, namun masih belum cukup ada kesinambungan
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-16
yang memadahi ke tahap operasional. Sebaiknya pada saat selesai
dibangun dan diseerah terimakan ke pemilik gedung dokumen serahterima
ditambahkan petunjuk perawatan (maintenance manual).
Proses pemeliharaan dan perbaikan gedung meliputi pengumpulan
item pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan yang akan dilakukan, proses
pemeliharaan dan perbaikan dan administrasi dokumentasi pekerjaan yang
telah dilaksanakan. Menurut Reginal Lee proses pemeliharaan dan
perbaikan secara menyeluruh digambarkan seperti gambar 2.3 integrasi
system schedule dan contingency.
Integrasi Perawatan terjadwal dan tak terjadwal (Schedule dan
Contingency)
Perawatan setiap gedung selalu ada dua jenis pekerjaan perawatan
yaitu :
1. Perawatan yang pelaksanaannya dapat ditunda sehingga akan
dilaksanakan sesuai jadwal (schedule) yang dibuat terlebih dahulu
dan
2. Perawatan terhadap kerusakan yang tiba-tiba terjadi (contingency) dan
harus segera diperbaiki karena apabila tidak akan menyebabkan
kerusakan lebih parah, gangguan pengguna gedung, operasi atau
kegiatan pengguna gedung berhenti dan lain-lain.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-17
Schedule Contingency
Longterm Program
Annual Inspection
BudgetContingency
Allowance
Own Labour
Monthly ProgramTime
Weekly Program
Daily Program
Prepare Contract
Document
Tendering
Procedure
User Request
Preview
Normal
Necy
Priority
Urgent
Emergency
Within Budget
Up-Date
NO
NO
YES
YES
YES
NO
Gambar 2.1 Integrasi sistem Schedule dan Contingency
Sumber : Reginals Lee (Buku Building Maintanance Management)
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-18
Perawatan terjadwal direncanakan dengan mengelompokkan
pekerjaan sejenis, mengatur waktu pelaksanaannya, jumlah perawatan
disesuaikan dengan anggaran, dan penentuan pekerjaan yang akan
ditangani sendiri dan yang akan dikontrakkan. Lebih lanjut akan
ditentukan proses pengadaan jasa sesuai aturan yang berlaku dan disiapkan
dokumen kontraknya. Contoh pekerjaan seperti pengecatan dinding,
perkerasan jalan dengan paving blok dan lain-lain.
Perawatan yang bersifat contingency pada umumnya diterima dari
laporan penghuni atau pengguna ruang karena adanya kerusakan yang
menggnggu aktifitasnya. Kerusakan ini langsung disurvey, ditentukan
metoda perbaikannya dan bila perlu langsung diperbaiki atau perbaikan
hanya bisa ditunda sementara waktu. Bila ditunda sementara waktu harus
dilakukan pengamanan terhadap gangguan kerusakan dan dijelaskan ke
pengguna ruang. Untuk perbaikan kerusakan yang segera ditangani ini
umumnya dibutuhkan dana taktis (dana yang dapat dipergunakan dengan
segera). Perawatan contingency ini pada umumnya terjadi pada kerusakan
utilitas gedung, atau kerusakan pada bagian atau ruangan penting seperti
kerusakan pintu atau jendela ruang keuangan atau ruang yang berisi
dokumen- dokumen penting.
2.2.2.12 Biaya Perencanaan Perawatan dan Perbaikan Bangunan
Gedung
Langkah – langkah yang dilakukan dalam perencanaan
kapasitas perawatan dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Menentukan total kebutuhan perawatan.
b. Mengestimasi kebutuhan spare parts dan material.
c. Menentukan perlengkapan dan peralatan apa saja yang diperlukan
untuk semua jenis pekerjaan perawatan.
d. Menentukan keahlian dan jumlah pekerja dari masing – masing
keahlian yang dibutuhkan.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-19
e. Jika diperlukan, menyediakan rencana khusus untuk perlengkapan
yang menggunakan rencana khusus untuk perlengkapan yang
menggunakan system komputerisasi tinggi.
Dalam perencanaan kapasitas pemeliharaan, hal yang utama
adalah menentukan kombinasi optimal dari keahlian dan perlengkapan
dari sumber daya yang tersedia pada organisasi pemeliharaan.
Kombinasi terbaik menggunakan sumber daya tersebut ditentukan
dengan ukuran biaya dan ketersediannya. Keahlian yang beragam akan
memberikan perencana pilihan dan alternatif yang lebih baik dalam
mengoptimalkan kapasitas pemeliharaan. Pekerja dengan keahlian
beragam akan dapat digunakan pada lebih dari satu jenis pekerjaan
pemeliharaan. Pekerja dengan keahlian beragam akan dapat digunakan
pada lebih dari satu jenis pekerjaan.
2.2.2.13 Pembuatan Perencanaan Anggaran Biaya Perawatan dan
Perbaikan
Suatu perusahaan atau pengelola bangunan secara umum
menganggap pemeliharaan sebagai fungsi tidak langsung dari biaya
overhead. Kebanyakan dari mereka juga memiliki kebijakan khusus
yang mengatur biaya operasi tidak langsung, dimana pemeliharaan
merupakan salah satu bagiannya.
Untuk biaya pelaksanaan perawatan bangunan gedung yang
terdiri dari biaya kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kecil
dibebankan pada anggaran rutin. Ketentuan mengenai besarnya
prosentase biaya pelaksanaan perawatan per m2 meliputi prosentase
biaya kegiatan pemeliharaan dan perbaikan kecil terhadap harga satuan
per m2 bangunan gedung pemerintah sesuai dengan table 2.4.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-20
Tabel 2.4. Prosentase biaya kegiatan perawatan pada bangunan gedung
pemerintah
Jumlah
Lantai
Prosentase Biaya Kegiatan Perawatan
Biaya Pemeliharaan
(%)
Biaya Perbaikan
Kecil (%) Jumlah (%)
1 0.58 0.81 1.39
2 0.8 0.8 1.43
3 0.7 0.77 1.47
4 0.8 0.75 1.55
5 0.85 0.74 1.59
6 0.9 0.73 1.63
7 0.98 0.72 1.7
8 1.12 0.7 1.82
Sumber : Standar biaya belanja Pemerintah tahun 2011
Biaya pelaksanaan perawatan dihitung berdasarkan jumlah
lantai dan luas bangunan, komponen biaya kegiatan perawatan tersebut
meliputi untuk bahan, alat utama, alat bantu, pajak dan keuntungan.
Apabila dilaksanakan oleh pemborong maka biaya perawatan
bangunan gedung besarnya 100% dari biaya perawatan, dan jika
dilaksanakan secara swakelola maka biaya perawatan bangunan
gedung besarnya pajak dan keuntungan yakni 50% dari biaya
perawatan, mencakup biaya bahan, alat utama, dan alat bantu.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-21
2.2.2.14 Harga Satuan Tertinggi Bangunan
Dalam penyelenggaraan bangunan negara didasarkan pada
standar harga satuan bangunan gedung dan rumah negara per m2 yang
dapat dilihat pada table 2.5
Tabel 2.5. Harga satuan tertinggi bangunan tahun 2013
Gedung Per m2
Gedung Bertingkat Gedung Tidak Bertingkat Rumah Dinas
Kelas
Sederhana
Kelas Tidak
Sederhana
Kelas
Sederhana
Kelas Tidak
Sederhana Tipe A Tipe B Tipe C
4.553.000 6.374.000 3.339.000 4.676.000 3.805.000 3.805.000 3.004.000
Sumber : Peraturan direktorat Jendral Pajak Nomor PER-23/PJ/2012
2.2.2.15 Kasifikasi Bangunan Gedung Negara
Menurut Direktorat Jendral Cipta Karya (2007) terdapat 3
(tiga) jenis klasifikasi bangunan gedung berdasarkan tingkat
kompleksitas yang dapat dibedakan menurut fungsi dan kegunaan yang
dapat di lihat pada table 2.6
Tabel 2.6 Klasifikasi bangunan gedung
No TIPE
BANGUNAN KLASIFIKASI BANGUNAN
1 BANGUNAN SEDERHANA
- Gedung kantor yang sudah ada disain prototipenya, atau bangunan Gedung kantor dengan jumlah lantai s.d 2 lantai dengan luas sampai 500 m2
- Bangunan rumah dinas tipe C, D dan E yang tidak bertingkat - Gedung pelayanan kesehatan; Puskesmas - Gedung pendidikan tingkat dasar dan/ lanjutandengan jumlah lantai s.d
2 lantai
2 BANGUNAN TIDAK
- Gedung kantor yang belum ada disain prototipenya, atau gedung kantor dengan luas di atas dari 500 m2 atau gedung bertingkat di atas 2 lantai
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-22
SEDERHANA - Bangunan rumah tipe A dan B atau rumah dinas tipe C, D dan E yang bertingkat
- Gedung rumah sakit keslas A, B, C dan D - Gedung pendidikan tinggi universitas/ akademi atau gedung pendidikan
dasar/ lanjutan bertingkat di atas 2 lantai Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya (2007)
2.2.2.16 Koefisien / Faktor Pengali Untuk Jumlah Lantai
Menurut Direktorat Jendral Cipta Karya (2007) ”Tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Negara” bahwa harga
satuan tertinggi rata-rata per m2 bangunan gedung bertingkat adalah
didasarkan pada harga satuan lantai dasar tertinggi per m2 untuk
bangunan gedung bertingkat, kemudian dikalikan dengan
koefisien/faktor pengali untuk jumlah lantai yang bersangkutan,
seperti Tabel 2.7.
Tabel 2.7 Koefisien / factor pengali untuk jumlah lantai
Jumlah Lantai Bangunan Harga Satuan Per m2 Tertinggi
Bangunan 2 Lantai 1.090 x harga satuan terendah bangunan
Bangunan 3 Lantai 1.120 x harga satuan terendah bangunan
Bangunan 4 Lantai 1.135 x harga satuan terendah bangunan
Bangunan 5 Lantai 1.162 x harga satuan terendah bangunan
Bangunan 6 Lantai 1.197 x harga satuan terendah bangunan
Bangunan 7 Lantai 1.236 x harga satuan terendah bangunan
Bangunan 8 Lantai 1.265 x harga satuan terendah bangunan
Sumber : Peraturan direktorat Jendral Pajak Nomor PER-23/PJ/2012
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-23
2.2.3 Rencana Anggaran Biaya
Tahap ini merupakan perkalian antara hasil perhitungan volume pekerjaan.
Apabila terdapat jenis pekerjaan yang tidak bisa di hitung dengan unit price atau
sejak awal ditetapkan sebagai lumpsum, maka harga satuan untuk pekerjaan
tersebut ditetapkan berdasarkan perkiraan. Namun, perkiraan tersebut tetap
mengunakan dasar yang rasional dan dapat dipertanggung jawabkan.
Sebelum menghitung rencana anggaran biaya, ada beberapa tahapan yang
harus dilakukan. Tahapan - tahapan tersebut adalah penguraian item-item
pekerjaan atau disebut juga WBS ( Work Breakdown Structur), perhitungan
volume pekerjaan, dan analisa harga satuan pekerjaan. Selain itu, di butuhkan juga
data berupa daftar harga satuan bahan dan daftar harga satuan upah tenaga kerja.
Berikut ini akan di jelaskan lebih lanjut mengenai tahapan-tahapan tersebut.
2.2.3.1 WBS ( Work Breakdown Structure)
WBS (Work Breakdown Structure) adalah suatu cara untuk membagi/memecah pekerjaan secara hirarkis dan logis menjadi divisi-divisi yang terdiri dari subdivisi-subdivisi sampai ke bagian yang terkecil yang disebut dengan paket pekerjaan.
WBS merupakan diagram terstruktur dan hirarki berupa diagram pohon (tree structure diagram ). Penyusunan WBS dilakukan secara top-
down dengan tujuan agar setiap komponen-komponen kegiatan yang telah dipecah tetap berorientasi pada tujuan proyek.
WBS merupakan proses awal dari proyek manajemen yang membagi kedalam fase-fase proyek. WBS sangat penting dalam perencanaan proyek.Dengan WBS tahap-tahap bisa dituliskan proyek secara mendetail.Dari tahap-tahap yang telah dituliskan, dapat dianalisa kebutuhan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya seperti tempat, fasilitas, dan alat-alat yang diperlukan.
Dari analisa sumber daya ini, bisa dientukan tentang waktu yang di butuhkan. Dari total waktu yang dibutuhkan dan pemakaian sumber daya lainnya bisa ditentukan biaya proyek. Biaya proyek di tambah dengan keuntungan akan didapatkan harga proyek.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-24
Kemampuan membuat WBS sangat menentukan ketepatan pekerja proyek, jika di tambah dengan metode pelaksanaan yang bagus, maka proyek memungkinkan dikerjakan secara tepat waktu. Manfaat pemecahan pekerjaan ini antara lain :
Memudahkan pembuatan jadwal proyek dan estimasi biaya proyek.
Menentukan penanggung jawab masing-masing elemen pada setiap
tingkatan.
Menjadi alat kontrol pelaksanaan proyek, karena penyimpanan biaya
dan jadwal paket kerja tentu dapat dibandingkan dengan WBS.
2.2.3.2 Volume Pekerjaan
Volume adalah banyaknya macam pekerjaan atau bahan dengan satuan yang berbeda-beda dengan kebutuhan dalam setiap macam pekerjaan yang dilakukan.Volume pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan.Volume juga disebut sebagai kubikasi pekerjaan.Jadi volume atau kubikasi suatu pekerjaan bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya), melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan. Volume yang dimaksud bisa dalam bentuk satuan panjang (m), luas (m²), isi (m³), buah (bh), unit, dan lumpsum (ls).
Dalam menghitung volume pekerjaan, perlu dilakukan penguraian volume pekerjaan yaitu menguraikan secara rinci besar volume atau kubikasi suatu pekerjaan.Menguraikan, berarti menghitung besar volume masing-masing pekerjaan sesuai dengan gambar rencana.
2.2.3.3 Harga Satuan Upah Pekerja
Harga satuan upah pekerja ini berada dalam sebuah daftar yang berisi penetapan besarnya upah bagi pekerja yang akan digunakan sebagai dasar pemberian kontraprestasi bagi buruh. Besarnya upah sangat bergantung dari lokasi proyek, dimana standar penggajiannya berdasarkan Upah Minimum Regional/Provinsi (UMR/P) daerah tersebut.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-25
2.2.3.4 Harga Satuan Bahan/Material
Daftar ini berisi seluruh isi jenis material yang akan digunakan dalam proyek. Harga dari setiap material disiapkan berdasarkan data terbaru.Lokasi proyek juga berpengaruh terhadap harga material, sehingga disarankan agar material yang dicantumkan dalam daftar adalah harga sampai di proyek (termasuk biaya transportasi).
Daftar ini nantinya akan digunakan sebagai basis perhitungan besarnya harga satuan pekerjaan. Jadi untuk kebutuhan ini diperlukan data yang senyata-nyatanya agar diperoleh rencana anggaran biaya yang akurat dan realistis.
2.2.3.5 AHS (Analisa Harga Satuan)
Pekerjaan jumlah material dan kebutuhan tenaga dalam proses pekerjaan bangunan memegang peranan cukup penting umtuk kontrol kualitas dan kuantitas pekerjaan. Untuk mereka sudah terbiasa dengan gambar struktur dan angka koefisien pada anlisa satuan pekerjaan hal tersebut bukanlah pekerjaan sulit, tapi bagi mereka yang awam memperkirakan jumlah marterial merupakan pekerjaan yang cukup sulit dan memusingkan.Analisa harga satuan pekerjaan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan rencana anggaran biaya bangunan yang didalamnya terdapat angka yang menunjukkan jumlah material, tenaga, dan biaya satuan pekerjaan.
Dalam analisa harga satuan ini terdapat angka koefisien baik itu untuk tenaga kerja maupun bahan/material. Penentuan koefisien analisa harga satuan pekerjaan bisa dilakukan dangan berbagai cara, antara lain:
Melihat standar Nasional Indonesia (SNI)
Standar Nasional Indonesia (SNI) ini dikeluarkan resmi oleh Badan Standarisasi Nasional secara berkala, sehingga SNI tahun terbaru merupakan revisi edisi SNI sebelumnya. Untuk memudahkan mengetahui edisi yang terbaru, SNI diberi nama sesuai dengan tahun terbitnya, missal: SNI-DT-91-0007-2007 dan SNI-DT-91-0008-2007.
Melihat standar perusahaan
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-26
Pada perusahaan konstruksi/konsultan biasanya menentukan koefisien analisa harga satuan tersendiri sebagai pedoman kerja.Koefisien analisa harga satuan perusahaan ini biasanya merupakan rahasia perusahaan.
Pengamatan dan penelitian langsung di lapangan
Cara ini dilakukan oleh orang yang ahli dan berpengalaman. Hasilnya akan mendekati ketepatan karena diambil langsung dari pengalaman kita dilapangan. Caranya dengan meneliti kebutuhan bahan, waktu, dan tenaga pada suatu pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
Melihat standar harga satuan per wilayah
Harga satuan ini dikeluarkan per wilayah oleh pemerintah/perusahaan.Jika kita menggunakan harga satuan ini maka kita tidak memerlukan koefisien analisa harga satuan karena untuk menghitung rencana anggaran biaya.Kita hanya perlu mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan.
2.2.3.6 Rekapitulasi RAB (Rencana Anggaran Biaya)
Tahap terakhir dalam penyusunan rencana anggaran biaya adalah rekapitulasi. Pada tahap ini hanya ditampilkan item-item pokok saja. Sesuai dengan peraturan yang saat ini berlaku, persentase jasa bagi penyedia jasa tidak lebih dari 10%.Saat ini, rata-rata persentase yang digunakan adalah 7%.Untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ditambahkan dalam nilai proyek sebanyak 10%. Setelah semuanya diperhitungkan, maka akan diperoleh besarnya biaya proyek.
2.2.4 Standar Operasional Perawatan dan Perbaikan Bangunan
Gedung
Kegiatan pemeliharaan yang diuraikan dibawah ini berdasarkan Permen PU No.24-2008, Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI (1995), dan Hestin dalam buku berjudul Pemeliharaan Bangunan : Basic Skill Facility Management (2011)). Pemeliharaan komponen yang di uraikan adalah komponen Arsitektur, Mekanikal dan Elektrikal.Berikut adalah uraiannya.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-27
2.2.4.1 Arsitektural
Berikut ini adalah uraian mengenai metode pemeliharaan, perbaikan dan pemeriksaan periodik komponen arsitektur gedung RSUD Arifin Achmad Pekanbaru :
Lantai Keramik
Pemeliharaan dan perbaikan yang dapat dilakukan untuk lantai keramik
(menurut Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI, 1995) adalah :
a) Pemeliharaan
- Untuk menjaga kebersihan dari debudan kotoran pada permukaan
keramik digunakan sapu/mesin penghisap, sikat, dan kemudian dipel.
Pembersihan dilakukan setiap hari.
- Untuk pembersihan kotoran yang menempel ,seperti noda bercak tanah
liat, dibersihkan dengan kain basah dan disikat. Pembersihan dilakukan
segera mungkin.
b) Perbaikan kecil
Pekerjaan yang termasuk dalam lingkup perbaikan adalah :
pembongkaran keramik yang rusak pecah dan pemasangan yang baru,
pelapisan nat dengan bahan kedap air.
Lantai Vinyl
Pemeliharaan dan perbaikan yang dapat dilakukan untuk lantai Vinyl
adalah :
- Pemeliharaan dilakukan untuk melindungi permukaan terhadap senyawa
kimia, perubahan warna dan tekstur, dengan membersihkan dan mengepel
lantai vinyl.
- Alat dan bahan yang digunakan yaitu sapu, lap pel, sikat dan pembersih
lantai.
- Sistem pembersihan, dimulai dari membersihkan lantai dengan vacuum
cleaner/sapu, untuk menghilangkan kotoran dan debu, setelah itu lakukan
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-28
pengepelan dengan air bersih dan pembersih lantai. Pembersihan
dilakukan setiap hari.
- Sebaiknya lakukan buffing dengan mesin poles agar mengkilap.
- Pembersihan bercak-bercak yang menempel dilakukan dengan sikat lantai
dengan tambahan cairan pembersih seperti sabun.
Dalam pemakaian vinyl yang perlu diperhatikan (menurut Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI, 1995)
adalah :
- Hindarkan dari asam atau alkali, karena dapat merusak permukaan dan
membuat kusam.
- Hindarkan menyapu/mengepel dengan campuran yang mengandung
minyak, karena bekas minyak akan tertinggal sehingga membentuk lapisan
tempat menempel debu dan kotoran.
- Hindarkan geseran furnitur, karena permukaan dan sifat lunak dari bahan
tersebut akanmudah rusak.
Dinding
1. Dinding Bata Merah atau Conblock
Dinding perlu dilakukan pemeriksaan setiap 1 bulan sekanali, apabila ada
kerusakan harus seger diperbaiki. Kerusakan yang sering terjadi dan perbaikan
yang dapat dilakukan pada dinding (menurut Permen PU No.24 2008) antara lain:
a. Dinding rembes air atau selalu basah
- Hilangkan plesteran dinding terlebih dahulu.
- Ukur sekitar 15 sampai dengan 30 cm dari sloofdinding yang ada
ke arah vertikal.
- Kupas dengan sendok mortar atau alat pahat dsb. spesi yang
terdapat di antara batu bata setebal setengah dari ketebalan
batadalam arah horizontal sepanjang 1 (satu) meter.
- Ganti mortar yang telah dikupas dengan spesi atau mortar kedap
air.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-29
- Bila telah mengering lanjutkan ke arah horizontal selanjutnya.
- Bila telah selesai satu sisi dinding, lakukan pada sisi yang lain hal
serupa.
- Kemudian plester kembali dinding dengan campuran yang sesuai.
b. Dinding retak
Diperiksa terlebih dahulu, apakah keretakan disebabkan oleh faktor
muai susut plesteran dinding atau akibat dampak kegagalan struktur
bangunan gedung. Bila keretakan diakibatkan oleh muai susut plesteran
dinding, maka:
- Buat celah dengan pahat sepanjang retakan.
- Isi celah dengan spesi atau mortar kedap air.
- Kemudian rapikan dan setelah mengering, plamir serta cat dengan
bahan yang serupa.
c. Dinding basah karena saluran air bocor
Perbaikan yang dilakukan pada dinding yang basah karena saluran air
yaitu terlebih dahulu memperbaiki saluran air.
2. Cat pada dinding bangunan
Cat dinding padar bangunan penting untuk penampilan bangunan.
Sebaiknya pengecatan ulang dilakukan pada dinding bangunan setiap 2 (dua) atau
3 (tiga) tahun. Kerusakan cat pada bangunan antara lain (menurut Permen PU
No.24 2008) :
a. Menggelembung (Blestering), penyebabnya adalah :
- Pengecatan pada permukaan yang belum kering.
- Pengecatan terkena terik matahari langsung.
- Pengecatan atas permukaan yang lama sudah terjadi pengapuran.
- Pengecatan atas permukaan yang kotor dan berminyak.
- Bahan yang dicat menyusut/memuai, ini terjadi apabila permukaan
yang dicat mengandung air atau menyerap air.
Cara perbaikannya :
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-30
- Kupas/kupaslah lapisan cat yang menggelembung dan haluskan
permukaannya dengan kertas ampelas.
- Beri lapisan cat baru hingga seluruh permukaan tertutup rata.
- Kupaslah lapisan yang mengelupas dan bersihkan dengan kertas
ampelas hingga permukaan rata, halus & kering.
- Beri lapisan cat yang baru hingga permukaan tertutup rata.
b. Berbintik, penyebabnya adalah :
- Debu atau kotoran dari udara atau kuas/alat penyemprot tidak kering
sempurna.
- Adanya bagian-bagian cairan yang sudah mengering ikut tercampur /
teraduk.
Cara perbaikannya :
- Tunggu lapisan cat sampai kering sempurna.
- Gosok permukaan yang akan dicat dengan kertas ampelas halus dan
bersihkan.
- Beri lapisan cat baru (yang sudah disaring) sampai permukaan cukup
rata.
c. Retak-retak, penyebabnya adalah :
- Umumnya terjadi pada lapisan cat yang sudah tua karena elastisitas
cat sudah berkurang
- Pengecatan pada lapisan cat pertama yang belum cukup kering.
- Cat terlampau tebal dan pengeringan tidak merata.
Cara perbaikannya
- Kupaslah seluruh lapisan cat, dan permukaannya haluskan dengan
kertas ampelas kemudian bersihkan.
- Beri lapisan cat baru
d. Perubahan Warna, penyebabnya adalah :
- Pigmen yang dipakai tidak tahan terhadap cuaca dan terik matahari.
- Adanya bahan pengikat (binder) bereaksi dengan garam-garam alkali.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-31
Cara perbaikannya :
- Pilihlah jenis cat lain.
- Lakukan kembali persiapan permukaan dan lapisi dengan cat dasar
tahan alkali.
e. Sukar mengering, penyebabnya adalah :
- Pengecatan dilakukan pada cuaca yang tidak baik / kurangnya sinar
matahari misalnya udara lembab.
- Pengecatan pada permukaan yang mengandung lemak (wax polish),
minyak atau berdebu.
- Serangan alkali yang kuat pada bahan pengikat (binder), biasanya
pada jenis cat minyak.
Cara perbaikannya :
- Kupaslah seluruh lapisan cat, bersihkan dan biarkan permukaan
mengering dan baru dicat ulang dalam keadaan cuaca baik.
- Kupaslah seluruh lapisan cat, bersihkan dan beri lapisan cat yang
tahan alkali.
f. Garis-garis bekas kuas, penyebabnya adalah :
- Kuas diulaskan terus pada saat cat mulai mengering.
- Permukaan cat terlalu kental.
- Pemakaian kuas yang kotor.
Cara perbaikannya :
Setelah lapisan cat mengering, gosoklah dengan kertas ampelas, bersihkan dan dicat dengan cara pengecatan yang benar dan dicat ulang dengan cat yang kekentalannya cukup.
g. Daya tutup berkurang, penyebabnya adalah :
- Cat yang terlalu encer.
- Pengadukan kurang baik.
- Permukaan bahan yang akan dicat terlampau porous.
Cara perbaikannya :
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-32
- Encerkan cat sesuai anjuran, aduk cat sehingga merata.
- Ulangi pengecatan sampai cukup rata
h. Lapisan cat menurun pada beberapa tempat, penyebabnya adalah :
- Pengecatan dilakukan tidak merata.
Cara perbaikannya :
- Biarkan cat mengering dengan baik.
- Ratakan bagian-bagian yang menurun dengan kertas ampelas,
kemudian lakukan pengecatan ulang.
i. Kurang mengkilap daripada seharusnya penyebabnya adalah :
- Pengecatan dilakukan pada permukaan yang mengandung minyak
atau lilin.
- Pengecatan pada saat cuaca kurang baik/lembab.
- Pengecatan dilakukan pada cat yang sudah tua atau mulai mengapur.
Cara perbaikannya :
- Ampelaslah dan ulang pengecatan kayu pada lapisan cat yang sudah
tua/kurang mengkilap.
- Kupaslah seluruh lapisan cat dari permukaan sebelum melakukan
pengecatan baru
Kusen
1. Alumunium
Pemeliharaan dan perbaikan terhadap kusen alumunium yang dilakukan
antara lain (menurut Hestin, 2011) :
- Pembersihan dilakukan setiap hari untuk menghilangkan debu-debu yang
menempel.
- Kusen alumunium harus juga dipelihara pada bagian penjepit kaca
(sealant).
- Kusen alumunium harus dibersihkan setiap 1 bulan sekali atau lebih
optimal dilakukan setiap hari atau 3 hari sekali untuk tempat - tempat
yang menghasilkan debu.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-33
- Jangan menggunakan bahan pembersih yang korosif.
- Gunakan sabun/deterjen.
- Keringkan dengan kain bersih.
2. Plastik
Pemeliharaan dan perbaikan terhadap kusen plastik yang dilakukan antara
lain (menurut Permen PU No.24 2008) :
a. Bersihkan kusen dari debu atau kotoran yang menempel setiap hari.
b. Lakukan secara periodik, bersihkan terutama di bagian bawah yang dekat
dengan lantai.
c. Gunakan deterjen dengan bantuan spon/kain lap serta bilas dengan air
bersih.
2. Plafon Gypsum
Pemeliharaan dan perbaikan kecilterhadap plafon gypsumyang dilakukan
antara lain :
Pemeliharaan
- Musuh utama material plafon gypsum adalah air, sehingga gypsum
hanya digunakan pada bagian dalam atau interior (Hestin, 2011).
- Pada dasarnya pemeliharaan yang dilakukan hanya dari masalah debu
atau sarang laba-laba yang dapat dibersihkan dengan peralatan sapu
atau kamoceng.
Perbaikan (menurut Permen PU No.24 2008)
- Perhatikan plafon gypsum yang berada pada sisi luar bangunan gedung,
bila terkena air akibat atap yang bocor, segera ganti dengan yang baru atau
diperbaiki.
- Kupas bagian yang telah rusak karena air.
- Tutup dengan bahan serbuk gypsum (gypsum powder) yang telah diaduk
dengan air.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-34
- Ratakan dengan menggunakan kape atau plastik keras hingga rata dengan
permukaan di sekitarnya.
- Tunggu hingga kering, kemudian ampelas.
- Tutup dengan plamir tembok dan cat kembali sesuai dengan warna yang
dikehendaki.
Pintu dan Jendela
Pintu plastik berdaun tunggal dan ganda
Pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan antara lain :(menurut Hestin,
2011)
- Periksa apakah pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, daun
pintu tidak bergesekan dengan lantai, serta pegangan pintu, kunci dan
grendel berfungsi dengan baik.
- Perbaiki, ganti, atau cat ulang daun pintu sesuai kebutuhan.
- Pegangan pintu dengan kualitas rendah cenderung mudah patah. Oleh
sebab itu, gunakan pegangan pintu dengan kualitas.
- Permasalahan khusus yang sering terjadi pada pintu masuk kelas berdaun
ganda adalah sekrup engsel pintu cenderung mengalami kelonggaran
seiring pemakain. Akibatnya, pintu tidak dapat ditutup dan dikunci dengan
baik. Untuk mengatasi permasalahan demikian, kencangkan sekrup apabila
mulai terlihat longgar dan pastikan posisi sekrup sudah pada tempatnya.
- Sewaktu - waktu lubang grendel yang menahan daun pintu pada bagian
lantai membesar lubangnya sehingga daun pintu masih mengayun saat
digrendel. Jika hal demikian terjadi, potonglah bagian plesteran pada lantai
dan tanamkan pipa besi sedalam 50 mm pada posisi grendel. Kemudian
plester kembali lantai dengan menggunakan campuran semen dan pasir.
- Masalah lain yang sering terjadi pada daun pintu yang tidak dipasang
dengan baik adalah daun pintu mengalami kemiringan karena kurang
kuatnya pegangan daun pintu. Akibatnya, daun pintu menggeser mengenai
lantai saat dibuka.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-35
- Hal ini terjadi lepaskan daun pintu dan kencangkan sekrup - sekrup engsel
yang memegang daun pintu. Jika daun pintu masih longgar, diperkuat
dengan penguat yang terbuat dari besi dengan dengan ukuran 30 mm x 30
mm dan ketebalan besi 2 mm berbentuk siku - siku. Kemudian, berilah
penguatan kayu yang disekrup pada keempat sisinya.
1. Jendela dan Pintu Kaca
Pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan antara lain :(menurut Dirjen
Pelayanan Medik Depkes RI, 1995)
a) Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan yaitu debu dan kotoran yang
menempeldilakukansetiap hari.Pembersihan kotoran dengan menggunakan
alatpembersih kaca danglass cleaner 3 hari sekali. Untukbagian yang sulit
menggunakan alat bantu (seperti stager),dilakukan tiga bulan sekali.
b) Perbaikan
Kaca jendela dan pintu yang retak atau pecah harus segera diganti.
2. Kunci dan Engsel
Pemeliharaan terhadap Kunci dan Engsel yang dilakukan antara
lain:(menurut Permen PU No.24 2008)
- Periksa keadaan kunci dan engsel pada pintu yang tingkat penggunaannya
tinggi, seperti pintu keluar, pintu ruangan dan lain sebagainya.
- Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas, sekaligus menghilangkan
karat yang terbentuk karena kotoran dan cuaca/debu.
- Lakukan pelumasan sekurangnya 2 (dua) bulan sekali.
- Gunakan pelumas yang sesuai yaitu pelumas pasta atau pelumas cair
lainnya.
Atap Beton Plat Datar
Pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan antara lain :(menurut Dirjen
Pelayanan Medik Depkes RI, 1995)
a) Pemeliharaan
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-36
Pemeliharaan meliputi pembersihan sampah dan organisme botani seperti
rumput yang terdapat di permukaan atap Pembersihan dilakukan dengan
sapu disertai dengan penyiraman air. Pembersihan dilakukan 2 minggu
sekali untuk sampah dan setiap 3 bulan sekali untuk rumput.
b) Perbaikan
Perbaikan meliputi pembongkaran dan pengecoran lapisan atas permukaan
atap yang porous (pelapis retak-retak) dan pengecoran kembali dengan
adukan beton atap air, bila diperlukan menamban bahan/obat anti bocor.
2.2.4.2 Elektrikal
Berikut ini adalah uraian mengenai metode pemeliharaan, perbaikan dan pemeriksaan periodik komponen elektrikal gedung RSUD Arifin Achmad Pekanbaru :
Armatur dan Lampu
Pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan terhadap lampu adalah : (menurut Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI, 1995)
- Pembersihan terhadap debu yang menempel dilakukan dengan lap/kain
pembersih. Kotak lampu bagian dalam harus dibuka dan dibersihkan.
Ujung-ujung kontak di lampu sering terjadi korosi. Pembersihan dilakukan
6 bulan sekali.
- Lampu segera diganti apabila masa layannya habis atau rusak.
Saklar
Pemeliharaan saklar yang menggunakan pegas harus dibersihkan setiap tahun sekali.Bagian dalam terutama pada kontak saklar harus bersih dari debu.(Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI, 1995).Pemeriksaan Saklar dilakukan 3 bulan sekali.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-37
Stop Kontak
Pemeliharaan stop kontak dimaksud harus sering dilakukan pemeriksaan terutama pada ruang bedah, poliklinik dan ruang yang sering menggunakan alat yang portable (dipindah) karena sering ditusuk dan dilepas, sehingga kotak-kontak yang menjepit akan cepat aus. Perlu diperhatikan, agar stop kontak ini selalu bersih.Kalau terjadi panas atau rusak segera diganti.(Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI, 1995).Pemeriksaan dilakukan 3 bulan sekali.
Panel Listrik
Pemeliharaan dan perbaikan yang dilakukan terhadap Panel Listrik adalah :(Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI, 1995)
- Pada panel ini pemeliharaannya lebih teliti, dengan mematikan tegangan
untuk service dan terlebih dahulu perlu lakukan koordinasi, karena di
dalamnya sering terdapat banyak debu dan harus dibersihkan dengan
vacuum cleaner/kuas dan lap bersih.
- Pada sambungan mur antara kabel/busbar ke MCB/MCCB (Mini Circuit
Breaker/Moulded Case Circuit Breaker) sering terdapat korosi dan harus
disemprot dengan cairan anti korosi, dan mur yang kendor akibat getaran,
agar dikencangkan kembali setiap 6 (enam) bulan sekali.
- Pengetesan MCB/MCCB, fuse yang putus harus diganti, lampu-lampu
pilot, meter-meter yang rusak diganti secepatnya. Udara disekitar panel
dibebaskan dari lembab. Pengecekan karet-karet pintu panel dan kunci
penel setiap 6 (enam) bulan sekali, jika keadaannya rusak agar diganti.
2.2.4.3 Mekanikal
Air Conditioner (AC) Split
Pemeliharaan dan perbaikan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
(Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI, 1995)
a. Pemeliharaan
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-38
- Rumah unit dilakukan pembersihan menggunakan kain pembersih dan
deterjen, dilakukan 6 bulan sekali.
- Lakukan pembersihan pada komponen heat exchanger condensor, koil
pipa evaporator, filter dan panci penampung. Pembersihan dilakukan
dengan cara mengeluarkan window AC dari rumahnya kemudian
dibersihkan menggunakan atau kain pembersih, deterjen dan kompresor
angin.
- Lakukan pengisian refrigran dengan cara memasukan refrigran ke
dalam pipa unit melalui lubang pengisian yang telah ada. Jenis refrigran
yang digunakan adalah Freon, R-12, R-22 atau fluida lain yang
ditentukan oleh pabrik pembuatnya. Pengisian dilakukan bila dianggap
perlu.
b. Perbaikan Kecil
Dilakukan penggantian isolasi pipa tembaga atau kuningan atau jenis lain
bila ditemui adanya bagian isolasi yang rusak tersebut sekeliling pipa
kemudian diganti dengan isolasi dari salah satu bahan yang tersebut
dibawah ini :
1) Asbestos, serat gelas kemudian dilapisi bahan yang tahan air.
2) Magnesium Karbida, Kalsium silikat, Busa polietilen kemudian dilapisi
bahan tahan air. Ketebalan bahan isolasi disesuaikan dengan ketentuan
pabrik pembuat AC ini atau minimal 20mm.
Pompa
Pemeliharaan dan perbaikan pompa yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut : (Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI, 1995)
a. Pemeliharaan
- Pembersihan debu dilakukan pada saat pompa tidak beroperasi dengan
menggunakan kain. Pembersihan dilakukan sekali seminggu.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-39
- Pelumasan dilakukan pada poros yang berputar dengan menggunakan
minyak pelumas sesuai ketentuan pabrik. Pelumasan dilakukan 6 bulan
sekali.
b. Perbaikan kecil
- Pengecatan terhadap badan pompa yang cacat permukaannya.
Pengecatan dilakukan pada saat pompa tidak beroperasi. Sebelum
pengecatan dilakukan, pompa terlebih dahulu disikat dengan ampelas
besi, setelah itu dibersihkan kemudian dilakukan pengecatan sesuai
warna aslinya dengan bahan cat besi.
- Penggantian sekat mekanis (seal) bila terjadi kebocoran.
Plumbing
1. Saluran Air Kotor
Pemeliharaan Saluran Air Kotor dapatdilakukan dengan cara sebagai berikut :(menurut Permen PU No.24 2008)
b. Periksa saluran tegak air kotor pada bangunan.
c. Bersihkan saluran terbuka air.
d. Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak kontrol saluran, beri
jeruji dari batang besi sebagai penghalang sampah agar saluran tidak
tersumbat.
e. Untuk mengatasi pipa kloset yang tersumbat, gunakan kawat yang mudah
dibengkokaan untuk membersihkannya.
f. Cara perbaikan instalasi air kotor :
- Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung
sambungan
- Beri lem PVC pada daerah yang ingin disambung.
- Sambungkan kembali bagian tersebut.
2. Saluran Air Bersih (menurut Hestin, 2011)
Pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara :(menurut Hestin, 2011)
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-40
a. Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah saluran PVC yang
tidak terlindung dari panas matahari.
b. Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau menyanggah
pipa PVC bila ada sebagian penggantung yang lepas.
c. Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka lakukan hal-hal :
- Matikan aliran air dari stop kran yang ada.
- Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa atau balut dengan
karet bekas ban dalam motor untuk kondisi darurat (bersifat
sementara) sehingga kebocoran dapat dihentikan.
- Jalankan kembali aliran air bersih yang ada.
d. Kebocoran pada pipa air merupakan hal yang wajar, tetapi untuk
menghindari kerusakan yang lebih parah, sebaiknya kerusakan segera
diatasi sebelum menjadi lebih parah. Perbaikannya umumnya memerlukan
keahlian tukang ledeng.
3. Peralatan washtafel, shower, dan kloset duduk
Pemeliharaan dan perbaikan yangdapat dilakukan dengan cara : (menurut
Hestin, 2011)
- Periksa wastafel dan saluran pembuangan air di toilet/WC, berfungsi
dengan baik atau tidak.
- Periksa bagian tersebut dari penyumbatan, kebocoran dan sebagainya.
- Periksa pula apakah kran-kran air sudah berfungsi dengan baik dan tidak
menetes serta panel pelindung taha air pada dinding toilet/WC tidak rusak,
lalu perbaiki atau ganti. Kencangkanlah bagian-bagian yang rusak atau
longgar.
- Periksa kloset jika berfungsi dan dalam keadaan baik atau tidak tersumbat.
Jika ada tempat penampung air di atas kloset untuk membilas, pastikan
alat-alat mekaniknya berfungsi dengan baik.
- Periksa pipa-pipanya dari kebocoran. Perbaiki atau ganti bagian-bagian
yang bocor atau rusak.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-41
- Periksa bak penampung air bersih dari kebocoran. Bersihkan bagian
dalamnya jika perlu. Periksa pipa-pipanya dari kebocoran maupun
penyumbatan. Perbaiki atau ganti, lalu kencangkan bagian-bagian pipa bila
ada yang rusak atau longgar. Berilah seal tape pada bagian atas bak
penampung jika bak menempel pada dinding supaya tidak bocor jika
diperlukan
- Alat kebersihan dapat menggunakan sabun atau bahan pembersih lain yang
tidak korosif dan dilakukan setiap hari.
- Gosok dengan spon atau gunakan yang lembut. Bilas dengan air bersih.
Kemudian, keringkan dengan kain lap yang bersih.
- Lengkapi dengan tempat sampah ruangan kamar mandi yang tersedia.
4. Saringan air lantai
Pemeliharaan dan perbaikan dapat dilakukan dengan cara :(menurut Hestin, 2011)
- Periksa setiap hari saringan air yang terdapat pada lantai kamar mandi atau
WC.
- Usahakan selalu terdapat air pada saringan tersebut untuk mencegah
masuknya hawa yang tidak sedap dalam ruangan (kamar mandi).
- Perbaiki atau ganti tutup saringan bila telah rusak.
5. Reservoir
Pemeliharaan yang dapat dilakukan pada reservoir yaitu dengan cara :
(menurut Hestin, 2011)
- Agar kualitas air bersih tetap baik, maka reservoir penyediaan air bersih
harus dilakukan pengurasan dengancara membuang benda-benda yang
kotor dalam reservoir. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan sikat
ijuk, sikat plastik yang halus dan kainpembersih.
Manajemen Perawatan dan Perbaikan Bangunan Gedung Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru
Provinsi Riau
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil 2013 DIV TPPG Roggy Faula Aresande 091144022
II-42
2.2.5 Penjadwalan/Scheduling
Ada beberapa metode penjadwalan yang sering digunakan untuk mengelola waktu dan sumber daya proyek. Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya.Pertimbangan penggunaan metode-metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap kinerja penjadwalan. (http://konstruksimania.blogspot.com,2011)
Ada 3 metode penjadwalan, yaitu :
- Bagan Balok (Bar Chart)
- Kurva S (Hanumm Curve)
- Metode Network Planning
Rencana kerja yang paling sering dan banyak digunakan adalah diagram batang (Bar Chart). Bar Chart digunakan secara luas dalam proyek konstruksi karena sederhana, mudah dalam pembuatannya dan mudah dimengerti oleh pemakaiannya. (Wulfram,2005)
Menurut Wulfram (2005) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Proyek Konstruksi definisi dari Bar Chart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom arah vertikal.Kolom arah horizontal menunjukan skala waktu. Saat mulai dan akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram batang. Proses penyusunan diagram batang dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
- Daftar item kegiatan, yang berisi seluruh jenis kegiatan pekerjaan yang ada
dalam rencana pelaksanaan pembangunan.
- Urutan Pekerjaan, dari dafftar item kegiatan tersebut di atas, disusun urutan
pelaksanaan pekerjaan berdasarkan prioritas item kegiatan yang akan
dilaksanakan lebih dahulu dan item kegiatan yang akan dilaksanakan
kemudian dan tidak mengesampingkan kemungkinan pelaksanaan pekerjaan
secara bersamaan.
Waktu pelaksanaan pekerjaan, adalah jangka waktu pelaksanaan dari seluruh kegiatan yang dihitung dari permulaan kegiatan sampai seluruh kegiatan berakhir.Waktu pelaksanaan pekerjaan diperoleh dari penjumlahan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap item kegiatan.