Download - BAB I TEORI ROY
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, yang berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia. Keperawatan
diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan
serta kurangnya kemauan individu dan kelompok dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Keperawatan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang respon manusia terhadap penyakit, pengobatan dan perubahan
lingkungan yang dapat menimbulkan suatu fenomena.Fenomena tersebut dapat
diatasi perawat dengan mengaplikasikan berbagai konsep model dan teori
keperawatan yang dimilikinya. Selain itu dengan mengaplikasikan teori dan
konsep model keperawatan, perawat dapat mengetahui apa tindakan
keperawatan yang harus dilakukan dan alasan mengapa tindakan keperawatan
tersebut dilakukan.
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah
keluarga.Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien
keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam
menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia–sia jika
tidak menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah.Secara empiris dapat
dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga
sangat berhubungan atau sangat signifikan.
Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat
dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan
Page 1 of 13
individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan
nilai–nilai dan budaya keluarga, sehingga keluarga dapat menerima.Pelayanan
keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di
tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi
untuk memutuskan hal–hal yang terkait dengan masalah kesehatannya.
Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab
untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan
pemeliharaan kesehatan.Karena itu, perawat dibekali dengan beberapa teori
tentang keperawatan keluarga yang berguna sebagai dasar acuan perawat saat
memberikan asuhan kepada keluarga.
Model Adaptasi Roy menggambarkan manusia sebagai sistem terbuka
dan sistem adaptif yang akan merespons terhadap kejadian atau perubahan-
perubahan yang terjadi pada lingkungan baik yang internal maupun external.
Respons yang ditimbulkan tersebut dapat berupa respon adaptif dan
maladaptif, sesuai dengan mekanisme koping yang digunakan pasien dalam
menghadapi stressor yang dihadapinya.Roy juga memandang lingkungan
sebagai kondisi internal maupun eksternal yang dapat diatur dan dimanipulasi
perawat dalam rangka membantu pasien memulihkan diri.
Kegiatan keperawatan diarahkan pada penciptaan lingkungan yang
memungkinkan terjadinya penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Selain itu
kegiatan keperawatan juga diharapkan dapat mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan proses adaptasi klien terhadap stimulus ke arah
yang lebih positif. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang lebih baik
tentang teori dan aplikasi Model Adaptasi Roy.
B. Tujuan
a. Untuk mengetahui teory adaptasi menurut calista roy
b. Untuk mengetahui model adaptasi menurut calista roy
c. Untuk mengetahui model konseptual adaptasi menurut calista roy
Page 2 of 13
C. Rumusan Masalah
a. Memahami teory adaptasi menurut calista roy
b. Memahami model teory keperawatan menurut calista roy
c. Memahami model konseptual adaptasi menurut calista roy
Page 3 of 13
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Adaptasi Menurut Calista Roy
Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista
Roy (1969). Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses
adaptasi seperti diuraikan di bawah ini. Asumsi dasar model adaptasi Roy
adalah :
1. Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-
menerus berinteraksi dengan lingkungan.
2. Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi
perubahan-perubahan biopsikososial.
3. Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas
kemampuan untuk beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan
respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun negatif.
4. Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia
mempunyai kemampuan untuk menghadapi rangsangan baik positif
maupun negatif.
5. Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari
kehidupan manusia.
Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima
asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang
dipandang sebagai “Holistic adaptif system”dalam segala aspek yang
merupakan satu kesatuan. System adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan
karena fungsinya sebagai kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling
ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya.
B. Model Adaptasi Calista Roy
Model Adaptasi Roy berasumsi bahwa dasar ilmu keperawatan adalah
pemahaman tentang proses adaptasi manusia dalam menghadapi situasi
Page 4 of 13
hidupnya. Roy mengidentifikasikan 3 aspek dalam model keperawatannya
yaitu: pasien sebagai penerima layanan keperawatan, tujuan keperawatan dan
intervensi keperawatan. Masing-masing aspek utama tersebut termasuk
didalamnya konsep keperawatan, manusia, sehat-sakit, lingkungan dan
adaptasi. Konsep adaptasi diasumsikan bahwa individu merupakan sistem
terbuka dan adaptif yang dapat merespon stimulus yang datang baik dari
dalam maupun luar individu (Roy & Andrews, 1991 dalam Araich, 2001).
Dengan Model Adaptasi Roy, perawat dapat meningkatkan penyesuaian
diri pasien dalam menghadapi tantangan yang berhubungan dengan sehat-
sakit, meningkatkan penyesuaian diri pasien menuju adaptasi dan dalam
menghadapi stimulus. Kesehatan diasumsikan sebagai hasil dari adapatasi
pasien dalam menghadapi stimulus yang datang dari lingkungan. Dalam
Model Adaptasi Roy juga terdapat proses keperawatan yang dimulai dari
mengkaji prilaku dan faktor faktor yang mempengaruhi, mengidentifikasi
masalah, menetapkan tujuandan mengevaluasi hasil.
Peran perawat adalah memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan memanipulasi stimulus yang datang dari lingkungan yang akhirnya
menimbulkan koping yang positif sebagai hasil dari adaptasi dan respon
negatif dideskripsikan sebagai respon yang yang maladaptif (Tolson &
McIntosh, 1996 dalam Araich, 2001).
Adaptasi mempertimbangkan adanya biologis adaptasi mode dan
psikososial adaptasi mode. Psikososial adaptasi mode termasuk konsep diri,
fungsi peran, dan interdependen. Keempat adaptasi mode tersebut saling
berhubungan. Biologis dan fisiologis adaptasi mode berfokus pada kebutuhan
dasar yang menjaga integritas anatomi dan fisiologis individu.
Stimulus yang datang dari lingkungan baik internal maupun eksternal
dikategorikan tiga yaitu: Stimulus Fokal, Kontekstual dan Residul. Stimulus
fokal adalah perubahan atau situasi yang segera berakibat terhadap individu
seperti stress, trauma atau sakit. Stimulus Kontekstual adalah stimulus lain
yang berpengaruh terhadap stimulus fokal contoh lingkungan keluarga,
Stimulus Residual adalah karakteristik, nilai, sikap individu yang berkembang
Page 5 of 13
dari pengalaman masa lalu seperti nilai, pengalaman dan sifat (Tolson &
McIntosh dalam Araich, 2001).
Dalam proses adaptasi, kesehatan adalah hasil dari adaptasi manusia
terhadap stimulus yang dihadapinya, dan merupakan proses yang terjadi dan
terintegrasi serta menggambarkan hubungan antara individu dengan
lingkungan. Sedangkan adaptasi itu sendiri merupakan proses dan hasil dari
apa yang dipikirkan dan dirasakan individu sebagai individu dan kelompok,
dengan menggunakan kesadaran dan pilihan untuk membuat integrasi antara
individu dengan lingkungan. Respon yang timbul dalam proses adapatasi
dapat berupa respon adaptif dan respon inefektif.
Respon adaptif merupakan peningkatan integritas tujuan dari individu
dalam hidup, pertumbuhan, reproduksi, penguasaan dan transformasi individu
dan lingkungan. Sedangkan respon yang tidak efektif merupakan respon yang
tidak berkontribusi dalam pencapaian integritas individu. Dalam proses
adaptasi juga terdapat mekanisme koping dan juga sub sistem regulator dan
cognator. Regulator merupakan respon yang timbul secara otomatis terhadap
stimulus berupa proses syaraf, kimia dan sistem endokrin. Cognator
merespon melalui respon cognitif dan melalui saluran emosi dan kognitif
yaitu persepsi dan proses informasi, belajar, keputusan dan emosi. Selain itu
prilaku dikatakan sebagai aksi dan reaksi yang timbul baik internal dan
eksternal dalam keadaan yang spesifik.
Tujuan perawatan adalah meningkatkan adapatasi dengan mengatur
stimulus lingkungan. Manajemen keperawatan pada asuhan keperawatan pada
pasien termasuk: meningkatkan, mengurangi, mempertahankan, mengubah
yang berhubungan dengan stimulus fokal dan kontekstual yang relevan.
Tujuan tindakan keperawatan adalah meningkatkan adaptasi, yang
berkontribusi terhadap kesehatan, kualitas kehidupan dan kematian yang
bermartabat.
C. Model Konseptual Adaptasi Roy
Roy berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model
Page 6 of 13
adaptasi keperawatan, yakni manusia, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan. Unsur keperawatan terdiri dari dua bagian yaitu tujuan
keperawatan dan aktivitas keperawatan, juga termasuk dalam elemen penting
pada konsep adaptasi.
a. Elemen Manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu
kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai masukan, proses
kontrol, keluaran dan umpan balik (Roy, 1986). Proses kontrol adalah
mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan adaptasi secara spesifik.
Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator dan regulator
(pengaturan) untuk mempertahankan adaptasi. Terdapat empat cara
adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis, konsep diri, fungsi
peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan. Pada model adaptasi
keperawatan, manusia dilihat dari sistem kehidupan yang terbuka, adaptif,
melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan.Sebagai
sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik
sistem, Jadi manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling
berhubungan antar unit fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit
fungsional untuk beberapa tujuan. Sebagai suatu sistem manusia juga
dapat digambarkan dengan istilah input, proses control dan umpan balik
serta output. Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari
lingkungan eksternal dan internal. Proses kontrol manusia adalah
mekanisme koping yakni sistem regulator dan kognator. Keluaran dari
sistem ini dapat berupa respons adaptif atau respons tidak
efektif.Regulator dihubungkan dengan fungsi fisiologis sedangkan
kognator dihubungkan dengan konsep diri, fungsi peran, dan
interdependensi.
1. Model Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya.
Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus
dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua
Page 7 of 13
bagian, model fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5
kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri
dari 4 bagian yaitu :
a. Oksigenasi : Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu
ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy
1991).
b. Nutrisi : Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk
mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti
jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).
c. Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan
ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)
d. Aktivitas dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan
istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis
dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen
tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).
e. Proteksi/ perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses
imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana
hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan
perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).
f. The sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan
bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan.
Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.
(Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
g. Cairan dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di
dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel
dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis
dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.(Parly, 1984,
dalam Roy 1991).
h. Fungsi syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis
merupakan bagian integral dari regulator koping mekanisme
seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan
Page 8 of 13
mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi
kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh
(Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).
i. Fungsi endokrin : Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai
dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi
fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan
dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme
( Howard& Valentine dalam Roy,1991).
2. Model Konsep Diri
Model konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan
penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia.
Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis
antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri
menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the
personal self.
a. The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya
berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya.
Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan,
seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.
b. The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri,
moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas,
hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal yang berat dalam area
ini.
3. Model fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola -pola interaksi sosial seseorang
dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran
primer, sekunder dan tersier.Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat
memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.
4. Model Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang
dijabarkan oleh Roy.Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi
Page 9 of 13
dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling
menghargai.Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan
dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan
orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif
untuk melakukan tindakan bagi dirinya.Interdependensi dapat dilihat
dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan
menerima.
b. Elemen lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar
manusia. Lingkungan merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai
sistem yang adaptif sama halnya lingkungan sebagai stimulus eksternal
dan internal. Lebih lanjut stimulus itu dikoelompokkan menjadi tiga jenis
stimulus yaitu : fokal, konstektual, dan residual. Lebih luas lagi
lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan disekitar dan
mempengaruhi keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai
individu atau kelompok.
c. Elemen kesehatan
Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses
menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan.
Integritas atau keutuhan manusia menyatakan secara tidak langsung bahwa
kkesehatan atau kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapan atau
kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. Jadi
Integritas adalah sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada integritas kurang
sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit tapi termasuk
penekanan pada kondisi sehat sejahtera.
Dalam model adaptasi keperawatan, konsep sehat dihubungkan
dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang bebas energi dari koping yang
inefektif dan mengizinkan manusia berespon terhadap stimulus yang lain.
Page 10 of 13
Pembebasan energi ini dapat meningkatkan penyembuhan dan
mempertinggi kesehatan. Hal ini adalah pembebasan energi yang
menghubungkan konsep adaptasi dan kesehatan. Adaptasi adalah
komponen pusat dalm model keperawatan. Didalamnya menggambarkan
manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasi dipertimbangkan baik proses
koping terhadap stressor dan produk akhir dari koping.
Proses adaptasi termasuk fungsi holistic untuk mempengaruhi
kesehatan secara positif dan itu meningkatkan integritas. Proses adaptasi
termasuk semua interaksi manusia dan lingkungan terdiri dari dua proses.
Bagian pertama dari proses ini dimulai dengan perubahan dalam
lingkungan internal dan eksternal yan gmembutuhkan sebuah respon.
Perubahan–perubahan itu adalah stressor atau stimulus fokal dan ditengahi
oleh factor-faktor konstektual dan residual. Bagian-bagian stressor
menghasilkan interaksi yang biasanya disebut stress. Bagian kedua adalah
mekanisme koping yang merangsang untuk menghasilkan respon adaptif
dan inefektif.
Produk adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan
dalam istilah kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang
meliputi : kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan
yang disebut integritas. Kondisi akhir ini adalah kondisi keseimbangan
dinamik equilibrium yang meliputi peningkatan dan penurunan respon-
respon. Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh adaptasi, sehingga
dinamik equilibrium manusia berada pada tingkat yang lebih tinggi. Jarak
yang besar dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya manusia
sebagai sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada tingkat-
tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat. Adaptasi
kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang masuk dan
tingkatan adaptasi.
d. Elemen keperawatan
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi
Page 11 of 13
landasan dalam melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983). Lebih
spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan
praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok
terhadap kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif.
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan
yang utuh untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada
lingkungan dan berespons terhadap stimulus internal yang mempengaruhi
adaptasi. Jika stressor terjadi dan individu tidak dapat menggunakan
“koping” secara efektif maka individu tersebut memerlukan perawatan.
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan
lingkungan, sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.
Komponen-komponen adaptasi mencakup fungsi fisiologis, konsep diri,
fungsi peran, dan saling ketergantungan. Proses adaptasi Proses adaptasi
melibatkan seluruh fungsi secara holistik, mencakup semua interaksi
individu dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, seperti
yang berikut.
1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan
eksternal. Perubahan ini merupakan stresor atau stimulus fokal.
Apabila stresor atau stimulus tersebut mendapat dukungan dari faktor-
faktor konseptual dan resitual maka akanmuncul interaksi yang biasa
disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat diperlukan untuk
mengatasi stres.
2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan
respons adaptif atau tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah
suatu kondisi yang dapat meningkatkan pencapaian tujuan individu
mencakup kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi, dan
integritas. Aplikasi Model Adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk
perawat dalam mengembangkan proses keperawatan. Elemen dalam
proses keperawatan menurut Roy meliputi pengkajian tahap pertama
dan kedua, diagnosa, tujuan, intervensi, dan evaluasi, langkah-langkah
tersebut sama dengan proses keperawatan secara umum.
Page 12 of 13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model Adaptasi Roy menggambarkan manusia sebagai sistem terbuka
dan sistem adaptif yang akan merespons terhadap kejadian atau perubahan-
perubahan yang terjadi pada lingkungan baik yang internal maupun external.
Kegiatan keperawatan diarahkan pada penciptaan lingkungan yang
memungkinkan terjadinya penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Selain itu
kegiatan keperawatan juga diharapkan dapat mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan proses adaptasi klien. Model Adaptasi Roy
berfokus pada pemecahan masalah pasien dengan mengunakan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, tujuan, intervensi dan
evaluasi keperawatan
Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima
asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang
dipandang sebagai “Holistic adaptif system” dalam segala aspek yang
merupakan satu kesatuan. System adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan
karena fungsinya sebagai kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling
ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya
B. Saran
Oleh karena itu, kelompok memandang perlu untuk mengetahui dan
mengkaji lebih jauh tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan
teori Sister Callista Roy di lapangan atau rumah sakit, sehingga dapat
diketahui apakah teori Roy dapat diaplikasikan dengan baik dalam pelayanan
keperawatan/asuhan keperawatan.
Page 13 of 13