roy ala yani.rtf
TRANSCRIPT
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 1/29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada saat sekarang keperawatan di Indonesia mulai mengembangkan dirinya
sebagai suatu profesi yang mandiri dan bekerja secara berkolaborasi dengan team
kesehatan lainnya. Sebagai profesi yang mandiri perawat dituntut untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilannya, sehingga dapat diakui
oleh klien dan profesi lain.
Perubahan paradigma sehat, kemajuan ilmu dan teknologi serta meningkatnya
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya keperawatan, merupakan
tantangan perawat dalam mengembangankan dirinya untuk lebih akontabel. Perawat
akontabel adalah perawat yang memiliki dasar kompetensi kognitif, teknikal,
interpersonal dan etik legal.
Pengembangan ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilan keperawatan sangat
berhubungan erat dengan teori-teori keperawatan yang dikembangkan pada periode
sebelumnya. Pemahaman terhadap teori keperawatan yang dikembangkan sebelumnya
perlu bagi perawat untuk melaksanakan praktek profesinya sehingga lebih berfokus
pada tuntutan klien. Salah satu teori keperawatan yang dapat dikembangkan untuk
praktek keperawatan di Indonesia adalah teori “Model daptasi !oy" dari Sister
#allista !oy. $eori ini menjelaskan bagaimana indi%idu&klien mampu meningkatkan
kesehatannya dengan mempertahankan perilaku secara adaptif dan merubah perilaku
yang maladaptif.
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 2/29
nak usia sekolah merupakan indi%idu yang relatif masih muda yang mengalami
proses perkembangan baik fisik, psikologis maupun sosial. 'alam proses
perkembangannya, anak mengalami berbagai stressor dan akan selalu beradaptasi untuk
mencapai perkembangan yang optimal. Masuk rumah sakit bagi seorang anak
merupakan stressor berat yang mungkin akan mengganggu proses perkembangnnya.
(leh karena itu salah satu peran perawat sebagai pembela anak harus mampu membantu
anak yang mengalami “hospitalisasi" untuk beradaptasi dengan baik.
Makalah ini akan membahas tentang teori “Model daptasi !oy" dan
penerapannya dalam pemberian asuhan keperawatan kepada anak usia sekolah yang
mengalami hospitalisasi akibat sindroma nefrotik yang dderitanya.
B. Tujuan
1. $ujuan )mum
Memberikan gambaran tentang penerapan teori “Model daptasi !oy" pada
asuhan keperawatan anak yang mengalami hospitalisasi.
2. $ujuan *husus
a. Menjelaskan teori “Model daptasi !oy".
b. Menerapkan teori “Model daptasi !oy" dalam pemberian asuhan keperawatan
anak yang mengalami hospitalisasi.
c. Menganalisa hasil penerapan teori “Model daptasi !oy" dalam pemberian
asuhan keperawatan anak.
C. Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini disusun dalam + lima bab, dengan sistematika sebagai
berikut
/
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 3/29
BAB I : PENDAHULUAN, yang terdiri dari 0 1atar belakang, / $ujuan, dan 2
Sistematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORI, terdiri dari 0 'asar Pengembangan $eori, /
3ilosofi, 2 sumsi 'asar $eori, dan 4 Proses *eperawatan 5erdasar $eori
“Model daptasi !oy"
BAB III : PENERAPAN ASUS, terdiri dari 0 Pengkajian, / 'iagnosa
*eperawatan, 2 Perencanaan, 4 Pelaksanaan, dan + 6%aluasi.
BAB I! : PE"BAHASAN, membahas tentang analisa kekuatan dan kelemahan
penerapan teori.
BAB ! : PENUTUP, membahas tentang kesimpulan hasil penerapan teori.
2
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 4/29
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Dasar Pengembangan Te#ri
Model daptasi !oy dibentuk berdasarkan teori interaksi sosial. Sister #allista
!oy mengadopsi teorinya berdasar teori adaptasi 7elson tahun 0894. Menurut 7elson
respon adaptif merupakan fungsi dari mulai datangnya stimulus sampai tercapainya
derajat adaptasi yang dibutuhkan indi%idu. 'erajat adaptasi dibentuk dari lingkungan
internal dan eksternal yang didorong oleh tiga jenis stimulus yaitu fokal stimuli,
kontekstual stimuli dan residual stimuli $omey dan lligood, 088:.
!oy mengkombinasikan teori tersebut dengan definisi !apoport;s tentang sistem
dan pandangan terhadap manusia sebagai sistem adaptif yang dalam keperawatan
dikenal sebagai konsep diri. !oy juga menggunakan teori #oombs dan Snyg tentang
konsistensi diri dan faktor mayor yang mempengaruhi konsep diri, juga #ooley yang
dipublikasikan 6pstein;s tentang persepsi diri yang merupakan pengaruh respon
persepsi yang lain.
Selain konsep-konsep tersebut !oy juga mengembangkan "nilai humanism"
yang berasal dari konsep Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari manusia.
Menurut !oy humanism dalam keperawatan adalah keyakinan terhadap kemampuan
koping manusia yang dapat meningkatkan kemampuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan. Pendekatan secara holistik dalam keperawatan adalah dasar dalam
"7umanism".
4
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 5/29
B. $il#s#%i
Model adaptasi !oy adalah system model yang esensial dan banyak digunakan
sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan keperawatan. !oy
menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang
utuh. 'alam memenuhi kebutuhannya, manusia selalu dihadapkan berbagai persoalan
yang kompleks, sehingga dituntut untuk melakukan adaptasi. Penggunaan koping atau
mekanisme pertahanan diri, adalah berespon melakukan peran dan fungsi secara optimal
untuk memelihara integritas diri dari keadaan rentang sehat sakit dari keadaan
lingkungan sekitarnya. <adi ada + faktor penting dari !oy adalah manusia, sehat, sakit,
lingkungan dan keperawatan yang saling terkait.
C. Asumsi Dasar Te#ri
Model daptasi dari !oy ini dipublikasikan pertama pada tahun 08=> dengan
asumsi dasar model teori ini adalah
1. Setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif maupun negatif.
*emampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu ?
penyebab utama terjadinya perubahan, terjadinya perubahan dan pengalaman
beradaptasi.
2. Indi%idu selalu berada dalam rentang sehat @ sakit, yang berhubungan erat dengan
keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan adaptasi.
!oy menjelaskan bahwa respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh
akan menimbulkan suatu kebutuhan dan menyebabkan indi%idu tersebut berespon
melalui upaya atau perilaku tertentu. Setiap manusia selalu berusaha menanggulangi
perubahan status kesehatan dan perawat harus merespon untuk membantu manusia
beradaptasi terhadap perubahan ini.
+
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 6/29
!oy menjelaskan asumsi dasar teorinya ke dalam paradigma keperawatan.
Paradigma keperawatan meliputi 4 empat konsep utama yaitu manusia, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan.
1. "anusia
Manusia sebagai penerima pelayanan keperawatan berada dalam sistem "adaptif
holistik". rtinya bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri
secara efektif terhadap perubahan lingkungan baik eksternal maupun internal. Manusia
adalah penerima tindakan keperawatan, sesuatu yang hidup, kompleks, memiliki sistem
adaptif. 'alam hal ini manusia dibentuk untuk berhubungan dengan lingkungan sekitar
yang memberikan masukan yang mengakibatkan aktifnya sistem kontrol dan proses
umpan balik&efektor serta output. $omey dan lligood, 088:
'engan demikian lebih spesifik dapat dijelaskan bahwa manusia merupakan
sistem adaptif dengan tindakan kognator dan regulator untuk mempertahankan diri
dalam 4 empat bagian adaptif yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdependen. 3itApatrick dan Bhall, 08:8
"#&el Sistem A&a'tasi "anusia ber&asar ("#&el A&a'tasi R#)(
&
)mpan 5alik
Sumber $omey dan lligood, />>9
In'ut Pr#ses *#ntr#l E%ekt#r Out 'ut
•Stimuli eksterndan intern
$ingkat adaptasi
focal, residual
konstektual
Mekanisme koping !egulator
*ognator
3ungsi fisiologi*onsep diri
3ungsi Peran
Interdependensi
!espon
o daptif
o Inefektif
9
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 7/29
Skema diatas menunjukkan manusia sebagai sistem adaptasi selalu mendapatkan
input sebagai stimulus untuk melakukan proses kontrol. Proses kontrol adalah
mekanisme koping yang terdiri dari subsistem regulator dan cognator . Subsistem
regulator melakukan koping yang diperlihatkan dalam mode adaptasi fisiologis.
Penghubung sistem regulator adalah proses koping neural, kimia dan endokrin. $anda-
tanda yang dinyatakan oleh akti%itas regulator antara lain peningkatan tekanan darah
dan frekuensi nadi, ketegangan, kegembiraan, hilang nafsu makan dan meningkatnya
serum cortisol. Sedangkan subsistem kognator berhubungan dengan fungsi yang lebih
tinggi dari otak yaitu persepsi atau pengolah informasi yang terdiri dari proses
perhatian, dan ingatan. Mekanisme koping kognator diperlihatkan dalam 2 tiga mode
adaptif, yaitu konsep diri, interdependen dan fungsi peran. $anda tidak efektifnya
akti%itas kognator dapat beruba salah persepsi, pendengaran tidak efektif, lemah dalam
mengambil keputusan maupun tingkah laku yang tidak pantas. 'alam mempertahankan
integritas manusia, regulator dan cognator sering dianggap berperan bersama-sama.!oy
C ndrew;s ,0880 ? Deorge, 088+ ?$omey dan lligood,088:.
!egulator dan kognator digambarkan sebagai aksi dari perubahan lingkungan
yang dimanifestasikan melalui efektor atau modes adaptasi terdiri dari Meleis, 088=
a. daptasi fisiologis meliputi oksigenasi, nutrisi, eliminasi, akti%itas dan istirahat,
sensori, cairan dan elektrolit, integritas kulit, fungsi saraf, fungsi endokrin dan
reproduksi.
b. *onsep diri, menunjukkan keyakinan&perasaan diri sendiri yang mencakup ?
persepsi, perilaku dan respon. *onsep diri meliputi integritas psikis, moral & etik &
spiritual diri, konsistensi diri, ideal diri dan harga diri.
c. 3ungsi peran, menggambarkan hubungan interaksi perorangan dengan orang lain
=
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 8/29
yang tercermin pada peran pertama, kedua dan seterusnya.
d. *etergantungan mengidentifikasi nilai manusia, cinta dan keseriusan. Proses ini
terjadi dalam hubungan antar manusia dengan indi%idu dan kelompok.
(utput dari mekanisme adaptasi manusia adalah respon adaptif dan respon
maladaptif&inefektif. !espon adaptif adalah semua yang mengacu pada peningkatan
integritas manusia yaitu semua tingkah laku yang tampak ketika manusia dapat mengerti
tentang tujuan hidup, tumbuh, produksi dan kekuasaan. Sedangkan respon inefektif
adalah respon yang dapat mengganggu integritas manusia.
!espon adaptif maupun maladaptif keduanya akan menjadi input&masukan
melalui proses umpan balik. *edunya dapat bertindak sebagai suatu stimulus untuk
terjadinya mekanisme koping.
2. Lingkungan
1ingkungan adalah semua kondisi, keadaan sekitar dan pengaruh lingkungan
yang mempengaruhi perkembangan dan perilaku seseorang dan kelompok.Deorge,
088+
1ingkungan adalah masukan pada seseorang sebagai sistem adaptif, yang
merupakan stimulus internal dan eksternal. Setiap perubahan lingkungan berperan
sebagai meningkatkan energi untuk beradaptasi. $ingkat adaptasi adalah jangkauan
stimulus sehingga manusia yang dapat mengadaptasikan responnya dengan usaha yang
wajar. 'erajat adaptasi manusia ditentukan oleh kombinasi stimulus fokal, kontekstual,
dan residual. daptasi diperoleh jika manusia berespon positif terhadap perubahan
lingkungan. !espon positif dapat meningkatkan integritas manusia. 3itApatrick C
Bhall, 08:8.
:
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 9/29
Stimulus fokal adalah stimulus yang langsung menyebabkan keadaan sakit dan
ketidakseimbangan, seperti kuman penyebab penyakit. Stimulus konstektual adalah
stimulus yang dapat menunjang terjadinya sakit faktor presipitasi ketika dalam kondisi
sehat, seperti daya tahan tubuh menurun atau perubahan cuaca. Sedangkan stimulus
residual adalah sikap, keyakinan dan pemahaman indi%idu yang dapat mempengaruhi
terjadinya kondisi sakit yang dikenal dengan faktor predisposisi, seperti gaya hidup
tidak sehat atau perubahan fungsi peran.
3. ese+atan
Sehat merupakan refleksi dari kondisi adaptif, dimana terdapat interaksi antara
manusia dengan lingkungan. daptasi adalah proses meningkatkan integritas fisiologi,
psikologi dan sosial, yang dinyatakan secara langsung sebagai kemampuan
melaksanakan tujuan untuk kelangsungan hidup dan perkembangan, yang dikenal
dengan kesempurnaan dan kesatuan. $omey dan lligood, 088:.
Pada model ini disebutkan pula bahwa kesehatan adalah bagian adaptasi yang
dimanifestasikan dengan pembebasan energi yang berhubungan dengan stimulus
lingkungan. Proses ini akan meningkatkan integrasi secara keseluruhan. Selanjutnya
proses ini akan menjadikan integrasi yang lebih baik. Meleis, 088=
'engan demikian sehat merupakan integrasi dan kondisi tidak sehat adalah tidak
ada integrasi. Pengertian sehat ini lebih dari tidak adanya penyakit tetapi menunjukkan
pada kondisi yang lebih baik. 3itApatrick C Bhall, 08:8.
4. e'era,atan
*eperawatan didefinisikan sebagai sistem teori dari pengetahuan yang
menentukan proses analisa dan tindakan yang berhubungan dengan tindakan manusia
terhadap penyakit dan resiko penyakit. *eperawatan merupakan disiplin praktek karena
8
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 10/29
memiliki "Scientific Body of Knowledge" yang digunakan untuk memberikan pelayanan
yang perlu bagi manusia, dengan cara meningkatkan kemampuan dan mempengaruhi
kesehatan kearah yang positif. $omey dan lligood, 088:
$ujuan keperawatan adalah membantu manusia beradaptasi terhadap perubahan
yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologi, konsep diri, fungsi peran dan
interdependensi selama sehat dan sakit. *eperawatan menjadi peran unik, yaitu sebagai
fasilitator untuk proses adaptasi dengan mengkaji perilaku dalam setiap modes adaptasi
dan menangani pengaturan pengaruh stimuli. Meleis, 088=
D. Pr#ses e'era,atan Ber&asar Te#ri -"#&el A&a'tasi R#)(
Sebagai sebuah profesi, keperawatan lebih merupakan suatu disiplin ilmu yang
berorientasi pada praktek. kti%itas spesifik prakteknya diterapkan dalam bentuk
proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah untuk menyelesaikan masalah dari
hasil pengkajian data yang ditemukan, identifikasi kebutuhan indi%idu, seleksi dan
implementasi tindakan keperawatan serta menge%aluasi tindakan yang telah diberikan.
Proses keperawatan menggambarkan pandangan !oy tentang manusia sebagai
sistem adaptif. Menurut !oy ada 9 enam tahap identifikasi dalam proses keperawatan
yaitu pengkajian perilaku, pengkajian stimulus, penentuan diagnosa keperawatan,
penentuan tujuan, inter%ensi, dan e%aluasi. !oy C ndrew;s, 0880.
1. Pengkajian 'erilaku
Model daptasi !oy memandang manusia secara holistik sebagai sistem adaptif.
Masukan&input dalam proses adaptasi adalah stimuli dari lingkungan internal dan
eksternal. Proses adaptasi&mekanisme koping berupa akti%itas regulator dan cognator ,
yang ditunjukkan dalam oleh 4 empat modes Adaptif.
0>
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 11/29
Pengkajian keperawatan berdasarkan model ini meliputi data tentang
a. *ebutuhan fisiologis, terdiri dari Deorge, 088+ ? $omey dan lligood, />>9
1) (ksigenasi, yaitu pola penggunaan oksigen untuk pernapasan dan fungsi
kardio%askuler, serta patofisiologinya.
2) Eutrisi, meliputi pola penggunaan nutrisi untuk mempertahankan fungsi,
meningkatkan pertumbuhan dan memperbaiki jaringan yang rusak.
3) 6liminasi, merupakan pola eleminasi dari produk buangan..
4) kti%itas dan istirahat, adalah pola aki%itas dan istirahat.
5) Proteksi, adalah pola yang berhubungan dengan integritas kulit dan kekebalan.
6) Penginderaan, yaitu proses pemberian informasi teradap proses persepsi.
7) #airan dan elektrolit, merupakan proses yang kompleks untuk mempertahankan
cairan dan elektrolit tubuh dalam kondisi yang seimbang.
8) 3ungsi neurologis, merupakan proses yang komplek yang berhubungan dengan
sistem regulator dan kognator. 3ungsi ini mengkordinasi dan mengontrol
pergerakan tubuh, kesadaran dan fungsi kognitif @ emosional.
9) 3ungsi endokrin, adalah pola pengaturan endokrin yang berhubungan dengan
integrasi dan koordinasi fungsi tubuh.
b. *ebutuhan konsep diri, meliputi ? integritas psikis, moral & etik & spiritual diri,
konsistensi diri, ideal diri dan harga diri.
c. *ebutuhan fungsi peran, meliputi? proses transisi peran, perilaku peran, integrasi
peran, pola penguasaan peran dan proses koping peran.
d. *ebutuhan interdependen, meliputi? pola memberi dan menerima, afeksi, pola
kemandirian, strategi koping perpisahan dan kesendirian.
00
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 12/29
Pengumpulan data dilakukan melalui data subyektif, obyektif dan pengukuran
data. !oy mengidentifikasi beberapa tanda yang menunjukkan ketidakefektifan adaptasi
dari sistem regulator, antara lain ? peningkatan denyut jantung dan tekanan darah,
ketegangan, peningkatan serum cortisol, kehilangan nafsu makan, peningkatan
rangsang. Sedangkan ketidakefektifan sistem cognator ditandai dengan salah persepsi,
ketidakmampuan belajar, sulit mengambil keputusan, ketidaktepatan berespon.
2. Pengkajian stimuli
Setelah mengkaji perilaku, perawat menganalisa pola perilaku klien untuk
mengidentifikasi respon adaptif dan inefektif. Perawat juga perlu mengkaji stimulus
internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku klien. Stimuli yang mempengaruhi
perilaku meliputi focal, contekstual dan residual . Pengkajian stimuli tersebut adalah
a. *ultur, yang meliputi status sosial ekonomi, etnis dan sistem keyakinan.
b. *eluarga, yang meliputi struktur dan tugas-tugas.
c. $ahap perkembangan meliputi usia, jenis kelamin, tugas, keturunan, dan genetik.
d. Integritas modes adaptif @ fisiologis mencakup patologi penyakit, konsep diri,
fungsi peran, interdependensi.
e. 6fekti%itas kognator, meliputi persepsi, pengetahuan, dan ketrampilan.
f. *ondisi lingkungan, meliputi perubahan lingkungan internal atau eksternal,
pengelolaan pengobatan, penggunaan obat, alkohol, dan tembakau.
3. Diagn#sa ke'era,atan
!oy menunjukkkan 2 metode pembuatan diagnosa keperawatan.Deorge, 088+
a. Menggunakan tipe yang berhubungan dengan 4 modes adaptasi. #ontoh, hipoksia.
0/
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 13/29
b. Menggunakan diagnosa dengan mengobser%asi respon dalam satu modes berdasar
stimuli yang paling mempengaruhi. #ontoh, nyeri dada akibat kekurangan oksigen
pada otot jantung karena cuaca panas.
c. Menggunakan respon dalam satu atau beberapa modes adaptif yang berhubungan
stimulus yang sama. #ontoh, nyeri dada pada seorang petani yang bekerja di luar
pada cuaca yang panas. 'iagnosa dapat ditulis juga dengan kegagalan peran karena
keterbatasan kemampuan fisik untuk bekerja pada cuaca panas.
4. "eneta'kan tujuan
Menetapkan tujuan adalah penetapan pernyataan jelas dari hasil perilaku asuhan
keperawatan untuk klien. $ujuan umum didefinisikan sebagai mempertahankan dan
memperkuat perilaku adaptif dan merubah perilaku tidak efektif menjadi adaptif. $ujuan
jangka pendek mengidentifikasi hasil perilaku yang meningkatkan adaptasi. Pernyataan
tujuan harus menunjukkan perilaku , perubahan yang diharapkan dan kerangka waktu.
5. Inter.ensi
Inter%ensi keperawatan adalah perencanaan tindakan yang ditujukan untuk
melakukan perubahan & pengaturan stimulus fokal dan konstektual. !encana tindakan
difokuskan pada peningkatan kesanggupan klien untuk melakukan koping sehingga
seluruh stimuli yang mempengaruhi perilaku mampu diadaptasi dengan baik. Perawat
dapat pula merencanakan akti%itas spesifik untuk mengubah stimulus terpilih secara
tepat. Deorge, 088+.
6. E.aluasi/
6%aluasi mencakup penilaian efektifitas inter%ensi keperawatan dalam
hubungan dengan perilaku klien. Perawat perlu mengkaji perilaku klien setelah rencana
diimplementasikan dan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan. 6%aluasi
02
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 14/29
menunjukkan efekti%itas mekanisme koping klien terhadap stimuli yang diterimanya,
dan perawat perlu menggunakan ketrampilan obser%asi, pengukuran dan wawancara
untuk melakukan kegiatan tersebut.
<ika tujuan tidak tercapai, perawat harus menemukan apa yang salah. Perawat
kembali ke langkah pertama untuk melihat secara ketat pada perilaku yang terus
menjadi tidak efektif dan mencoba untuk memahami situasinya lebih lanjut.
BAB III
04
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 15/29
PENERAPAN ASUS
A. asus
n. M umur = tahun, jenis kelamin laki-laki, beragama Islam, masuk rumah
sakit dengan diagnosa medis sindroma nefrotik. *eluhan utama saat masuk rumah sakit
adalah badan bengkak dan perut membuncit sejak kira-kira satu bulan yang lalu. *lien
mengeluh rasa sakit pada skrotum, ada luka kira-kira 0 cm/ berwarna kemerahan. Sakit
bertambah bila daerah scrotum diangkat dan berkurang bila lokasi luka tidak dipegang.
*lien pernah dirawat di rumah sakit lain sebanyak 2 kali dengan kasus yang sama dan
jarak waktu sekitar 9 bulan, dan selanjutnya kontrol teratur setiap / minggu. 'alam
keluarga tidak ditemukan riwayat penyakit alergi atau penyakit lain dengan gejala yang
sama dengan klien. 7asil pengkajian secara lengkap dijelaskan berikut ini
B. Asu+an e'era,atan Ber&asar Te#ri R#)
1. Pengkajian 'erilaku
Pengkajian keperawatan terhadap kasus diatas adalah
a. *ebutuhan fisiologis, yaitu
0 (ksigenasi 5entuk dada simetris, frekuensi napas /4 F & menit, suara nafas
%esikuler pada seluruh area paru, suara jantung S0, S/ tunggal, tak ada mur-mur,
tekanan darah 00>&=> mm7g, nadi 0>: F &menit.
2) Eutrisi *lien biasa makan tiga kali sehari dengan porsi cukup. *eluarga
mengetahui diit rendah garam untuk anaknya. Minum air putih dan susu
sejumlah sekitar 2-4 gelas&hari. 5erat badan 0: kg, Panjang 5adan 0>/ #m,
lingkar lengan atas 0= #m, turgor kulit tegang pada abdomen, oedema relatif
grade I ekstremitas bawah. Mukosa mulut lembab, tidak terjadi hipersali%asi,
0+
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 16/29
tidak terdapat stoma, bising usus G tidak meningkat. Barna kulit agak pucat,
konjungti%a anemis.
Pemeriksaan darah 5)E 09 mg&dl 0>-/>
Serum #reat 0,/ mg&dl >,9-0,2
Ea 02> mmol&l 02+-049
* 2,> mmol&l 2,+-+,/
lbumin /,> gr&dl 2,/ @2,+
#holesterol 9:0 mgr&dl 0+>-/+>
3) 6liminasi *lien berak 0- / F&hari, konsistensi lunak, warna feces kuning.
*encing 2-+ F & sehari, jumlah sedikit, warna urine kekuningan agak keruh,
<umlah 04+> ml&/4 jam, tidak ada keluhan saat kencing.
Pemeriksaan fisik bladder kosong, tidak ada skibala. Scrotum membesar
simetris dan terdapat luka.
Pemeriksaan urine lbumin G G G G
6ritrosit 2 @ 4
1eukosit 2 @ 4
5akteri gram -
4) kti%itas dan istirahat *lien biasanya sekolah dan bermain dengan teman-
temannya pada siang hari dan tidak tidur siang. $idur malam jam /0.>> @ >+.2>
BI5. Saat di rumah sakit klien bermain di tempat tidur sendirian.$idur malam
jam /0.>> @ >+.2> BI5. $ak ada kebiasaan khusus saat tidur dan tidak ada
keluhan saat tidur.
5) Proteksi *lien telah mendapat imunisasi lengkap saat bayi. $erdapat luka dan
bengkak pada skrotum kira-kira 0 cm/ berwarna kemerahan.
09
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 17/29
6) Penginderaan *lien mampu melihat dan mendengar dengan baik, perabaan
baik, pengecap dan penghidu baik. 'isorientasi tidak ada. *lien merasa nyeri
pada lokasi pemasangan infus dan pada scrotum saat digerakkan atau dipegang.
7) #airan dan elektrolit $erdapat asites sejak 0 bulan yang lalu, oedema pada
ektremitas grade I, pada wajah dan palpebra dan scrotum.
8) 3ungsi neurologis *ontrol terhadap pergerakan tubuh baik, kesadaran
composmentis, klien takut jika akan dilakukan tindakan keperawatan terutama
yang menimbulkan sakit.
9) 3ungsi endokrin tidak ada gangguan pada fungsi endokrin.
Pemeriksaan fisik tidak pembesaran kelenjar tiroid.
b. *ebutuhan konsep diri *lien malu bertemu dengan temannya jika sedang sakit,
karena badannya bengkak dan jelek.
c. *ebutuhan fungsi peran *lien tidak bisa sekolah dan tidak dapat bermain dengan
temannya seperti biasanya.
d. *ebutuhan interdependen *lien tidak dapat berakti%itas mandiri seperti mandi,
makan, berpakaian. Semua akti%itas dibantu ibunya. *lien menunjukan kesedihan
karena tak dapat bermain sepeda seperti biasanya.
0/ Pengkajian stimuli
a. *ultur *lien dari suku <awa, beragama Islam, penghasilan orang tua cukup, biaya
perawatan rumah sakit ditanggung askes.
b. *eluarga *lien masih sekolah, peran sebagai anak dengan tugas belajar.
c. $ahap perkembangan *lien berusia = tahun, jenis kelamin laki-laki, riwayat
keluarga tidak ada yang menderita nefrotik sindrome.
0=
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 18/29
d. Integritas modes adaptif @ fisiologis. Sindroma nefrotik belum jelas diketahui
penyebabnya, tetapi diduga akibat autoimun. Sindrom ini ditandai dengan
peningkatan permiabilitas glomerulus yang mengakibatkan proteinuria masif
sehingga terjadi hipoproteinemia. kibatnya tekanan onkotik plasma menurun dan
terjadi pergeseran cairan dari intra%askuler ke intestisial yang ditandai dengan
edema pada seluruh tubuh yang tergantung pada derajat permeabilitas tersebut.
Holume plasma, curah jantung dan kecepatan filtrasi glomerulus berkurang
mengakibatkan retensi natrium. 7ipoalbuminemia merangsang sintesa protein di
hepar, sehingga terjadi peningkatan sintesa lipid, lipoprotein dan trigliserida yang
ditandai pula dengan peningkatan cholesterol.
*lien sudah 4 kali dirawat di rumah sakit dengan kasus yang sama. Saat masuk
rumah sakit badan bengkak dan terdapat luka pada srotum dengan warna
kemerahan. *lien mengeluh nyeri pada daerah tersebut. *eluarga tidak mengetahui
awal dari penyakit ini. <ika badannya bengkak klien malu bermain dengan temannya
karena merasa dirinya sangat jelek. *lien tidak dapat sekolah dan tidak dapat
bermain seperti biasanya.
e. 6fekti%itas *ognator *eluarga tahu penyakit yang diderita anaknya adalah ginjal
dan harus diit rendah garam. Penyakit ini sudah kambuh sebanyak 2 kali ini, dan
segera dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan. *eluarga selalu menyiapkan
makanan rendah garam, tetapi saat anak jajan di sekolah tidak dapat dikontrol.
f. *ondisi lingkungan nak sekarang dipasang infus dan mendapatkan injeksi. nak
sering menangis jika didekati perawat, karena takut disuntik.
3. Diagn#sa ke'era,atan
0:
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 19/29
5erdasar hasil pengkajian pengkajian diatas, maka dapar dirumuskan diagnosa
keperawatan sebagai berikut
a. Dangguan integritas kulit scrotum akibat edema dan penekanan
b. !esiko infeksi akibat penurunan daya tahan tubuh hipoalbumin, edema
c. Eyeri akut scrotum akibat luka dan edema pada area scrotum.
d. 6dema akibat peningkatan permiabilitas %askuler akibat hipoalbumin.
e. #emas & takut akibat tindakan pengobatan&perawatan
f. Dangguan citra tubuh akibat edema pada seluruh tubuh
4. "eneta'kan tujuan
$ujuan yang diharapkan untuk menyelesaikan masalah klien adalah
a. Integritas kulit terjaga.
b. Menunjukkan proses yang efektif terhadap kekebalan.
c. *lien mampu menunjukkan strategi koping yang efektif terhadap nyeri.
d. #airan tubuh dalam kondisi seimbang.
e. *lien mampu menunjukkan koping efektif terhadap rasa cemas&takut.
f. *lien menunjukkan respon positif terhadap citra tubuh.
5. Inter.ensi
$indakan keperawatan yang berhubungan dengan pencapaian tujuan adalah
a. *lien menunjukkan perbaikan luka dan mempertahankan integritas kulit.
a. 1akukan perawatan luka setiap hari.
b. 7indari pakaian yang ketat yang menekan kulit.
c. $opang area yang edema untuk mencegah tekanan.
d. 5ersihkan kelopak mata yang edema dengan normal saline dan lap lembut.
e. <aga kulit tetap dalam kondisi kering, jika perlu beri talk.
08
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 20/29
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 21/29
g. 5erikan diuretik dan kortikosteroid sesuai dengan ketentuan.
e. *lien mampu menunjukkan koping yang efektif terhadap rasa cemas&takut.
a. Siapkan anak sebelum melakukan tindakan dengan menjelaskan prosedur.
b. 5iarkan keluarga tetap mendampingi anak selama prosedur tindakan
c. 5erikan akti%itas pengalihan&bermain untuk mengurangi cemas.
d. 5erikan tindakan yang membuat anak nyamanmusik, humor, mainan
e. 5erikan kepercayaan kepada orang tua dan anak
f. *lien menunjukkan respon positif terhadap citra tubuh.
a. $unjukkan aspek positif dari penampilan dan bukti penurunan edema.
b. <elaskan pada anak dan orangtua bahwa gejala yang berhubungan dengan terapi
steroid akan hilang bila obat dihentikan.
c. jak anak bermain dengan anak yang seusia dan yang tidak terinfeksi sesuai
dengan batas toleransi akti%itasnya.
d. 5erikan umpan balik yang positif terhadap perilaku yang adaptif.
e. Dali minat klien terhadap permainan.
6. E.aluasi/
6%aluasi merupakan tindakan mengkaji ulang respon dan kondisi klien setelah
tindakan keperawatan dilakukan berdasar pada tujuan yang telah ditetapkan. 7asil
e%aluasi dari masalah-masalah klien tersebut diatas adalah
a. Integritas kulit tetap terjaga dan terjadi penyembuhan luka pada scrotum.
b. $idak didapatkan tanda dan gejala infeksi.
c. *lien mampu menunjukkan koping yang efektif terhadap nyeri dengan melakukan
teknik distraksi dan relaksasi secara terbimbing atau mandiri.
/0
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 22/29
d. #airan tubuh dalam kondisi seimbang yang ditandai dengan tidak adanya edema dan
tidak terdapatnya albumin dalam urine.
e. *lien mampu menunjukkan koping efektif terhadap rasa cemas&takut, dan
melakukan akti%itas secara mandiri sesuai dengan toleransinya.
f. *lien menunjukkan respon positif terhadap citra tubuh yang ditunjukkan dengan
hilangnya rasa malu dan keyakinan bahwa edemanya akan sembuh setelah
pengobatan.
//
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 23/29
BAB I!
PE"BAHASAN
"Model adaptasi !oy" merupakan salah satu " grand teori" keperawatan yang
menekankan manusia sebagai sistem adaptasi yang senantiasa terus menerus menerima
stimulus dari lingkungan. Manusia merupakan makhluk biopsikososial yang memiliki
sistem adaptif untuk berintegrasi secara konstan dengan perubahan lingkungan sehingga
mampu melakukan penyesuaian secara efektif. Sistem adaptif manusia terdiri dari
subsistem regulator dan kognator yang ditunjukkan dengan empat model adaptasi yang
meliputi fisiologi, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
daptasi adalah proses meningkatkan integritas fisiologi, psikologi dan sosial,
yang dinyatakan secara langsung sebagai kemampuan melaksanakan tujuan untuk
kelangsungan hidup dan perkembangan, yang dikenal dengan kesempurnaan dan
kesatuan
1ingkungan yang mempengaruhi manusia merupakan kombinasi lingkungan
internal dan eksternal yang terdiri dari stimulus fokal, kontekstual dan residual. Praktek
keperawatan merupakan upaya perawat untuk membantu klien meningkatkan adaptasi
terhadap perubahan lingkungan sehingga tercapai kondisi sehat&adaftif.
Pada semua bidang praktek keperawatan konsep model !oy dapat diterima
sebagai acuan, walaupun kurang memandang keperawatan sebagai fasilitator atau
metode yang dapat menelaah semua konsep sentral keperawatan, karena konsep model
!oy lebih berfokus pada manusia dan lingkungan adaptasinya.
Penerapan teori "model adaptasi !oy" dalam praktek keperawatan, perawat
melakukan dua tahap pengkajian, yaitu pengkajian perilaku dan pengkajian stimulus.
Pada kasus anak dengan diagnosa medis "sindroma nefrotik" yang mengalami
/2
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 24/29
hospitalisasi, pengkajian fisiologi terutama yang berhubungan dengan perubahan status
keseimbangan cairan dan elektrolit yang mempengaruhi seluruh sistem tubuh. 'alam
hal ini anak menunjukkan tanda edema pada ekstremitas, palpebra, perut dan scrotum,
serta hipoalbuminemia dan peningkatan cholesterol. Pengkajian konsep diri
menunjukkan perasaan malu karena badannya bengkak. Pengkajian fungsi peran klien
tidak bisa sekolah dan bermain dengan temannya seperti biasanya. Pengkajian
interdependensi yaitu klien tidak dapat berakti%itas secara mandiri.
Pada pengkajian terhadap stimulus klien adalah anak usia sekolah yang mulai
mengembangkan rasa industri dan mengembangkan akti%itas fisik untuk kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangnnya. *lien mengalami peningkatan permeabilitas
membran glomerulus terhadap protein yang mengakibatkan proteinuria secara masif.
sehingga terjadi hipoproteinemia. *ondisi ini menyebabkan beberapa tanda seperti pada
pengkajian perilaku. Sementara keluarga hanya tahu penyakit yang diderita anaknya
adalah ginjal dan menjalankan diit rendah garam. dapun akibat hospitalisasi anak
sering menangis jika didekati perawat, karena takut disuntik dan tidak dapat
menjalankan peran untuk membentuk kemandirian.
5erdasar hasil pengkajian perilaku dan stimuli maka dirumuskan diagnosa
keperawatan yaitu dari modes fisiologis meliputi 0 Dangguan integritas kulit
scrotum akibat edema dan penekanan, / !esiko infeksi akibat penurunan daya tahan
tubuh hipoalbumin, edema, 2 Eyeri akut scrotum akibat luka dan edema pada area
scrotum, dan 4 6dema akibat peningkatan permeabilitas %askuler akibat hipoalbumin.
Pada modes konsep diri terdapat gangguan citra tubuh akibat edema pada seluruh tubuh
Pada modes interdependen terdapat cemas&takut akibat tindakan pengobatan&perawatan
/4
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 25/29
$ujuan dan inter%ensi keperawatan menurut adalah untuk meningkatkan
kemampuan klien dalam mengelola stimuli sehingga mencapai kondisi yang adaptif
pada seluruh modes adaptif. $indakan keperawatan untuk mengelola stimuli pada kasus
anak dengan sindrome nefrotik tindakan adalah
1. 5erhubungan dengan stimulus fokal & penyebab langsung sakit, adalah
a. Mengukur dan mengatur cairan yang masuk dan keluar.
b. Melibatkan keluarga dalam melakukan prosedur dengan menjelaskan setiap
prosedur yang asing bagi anak serta melakukan akti%itas pengalihan&bermain
untuk mengurangi cemas dan nyeri.
c. Menunjukkan aspek positif dari penampilan dan bukti penurunan edema dan
menjelaskan gejala edema akan hilang setelah pengobatan.
d. Menjauhkan anak dari sumber infeksi, baik pengunjung, alat atau klien lain.
e. Melakukan perawatan luka secara hati-hati.
2. 5erhubungan dengan konstektual & stimulus yang menunjang terjadinya sakit faktor
presipitasi
a. Menghindari semua yang menekan kulit pakaian yang ketat, tempat tidur.
b. Menjaga kebersihan kulit terutama yang mengalami edema.
c. Memantau tanda infeksi suhu tubuh
d. Menyiapkan anak sebelum prosedur yang menyebabkan nyeri kenyamanan.
e. Mengajak anak bermain sesuai dengan batas toleransinya yeri.
3. 5erhubungan dengan stimulus residual &sikap, keyakinan dan pemahaman indi%idu
a. Mengajari anak tentang nyeri, dan memastikan bahwa nyeri&sakit bukan suatu
hukuman.
b. Menjelaskan anak bahwa bermain dapat dilakukan meskipun sakit.
/+
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 26/29
6%aluasi merupakan tindakan mengkaji ulang respon dan kondisi klien setelah
tindakan keperawatan yang dilakukan berdasar pada tujuan yang telah ditetapkan. Pada
kasus anak yang mengalami hospitalisasi sesuai dengan "Model daptasi !oy", maka
hasil e%aluasi adalah klien menunjukkan kemampuan koping yang efektif terhadap
integritas kulit, kekebalan tubuh, nyeri, keseimbangan cairan tubuh, cemas & takut dan
citra tubuh. *emampuan aaptif tersebut ditunjukkan dengan penyembuhan luka dan
hilangnya nyeri, cemas&takut , edema serta tidak didapatkannya albumin dalam urine.
*lien juga dapat melakukan akti%itas bermain dan akti%itas lain secara mandiri.
/9
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 27/29
BAB !
PENUTUP
A. esim'ulan
5erdasarkan hasil pembahasan teori "Model daptasi !oy" dan kasus anak yang
mangalami hospitalisasi dengan sindrome nefrotik, dapat disimpulkan bahwa anak
adalah manusia yang berkembang dan memiliki sistem adaptasi seperti dalam konsep
!oy. nak memiliki lingkungan internal dan eksternal dengan tiga tingkat adaptasi
stimulus yaitu fokal, konstektual dan residual. 1ingkungan internal utama yang
mempengaruhi anak pada kasus sindroma nefrotik adalah peningkatan permeabilitas
gromerulus yang menyebabkan hipoalbuminemia. Sedangkan lingkungan eksternal
utama yang mempengaruhi anak adalah masuk rumah sakit serta tindakan perawatan
dan pengobatan yang menyakitkan.
kibat perubahan lingkungan tersebut anak melakukan mekanisme koping yang
meliputi 4 modes adaptif yaitu fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdendensi.
Mekanisme koping tersebut terutama ditunjukkan dengan adanya edema, perasaan
malu, keterbatasan bermain dan keterbatasan kemandiriannya. Mekanisme koping anak
oleh !oy harus dikaji melalui pengkajian perilaku.
Perubahan beberapa perilaku & respon dalam keperawatan dirumuskan dalam
diagnosa keperawatan yang merupakan label & nama dari beberapa gejala dan tanda
mekanisme koping. 'iagnosa keperawatan pada kasus diatas antara lain edema karena
permeabilitas %askuler meningkat akibat hipoalbumin, ganguan citra tubuh akibat
edema dan perasaan takut akibat tindakan yang menyakitkan.
/=
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 28/29
Masalah @ masalah yang dihadapi anak menurut !oy harus dilakukan inter%ensi
dengan tujuan meningkatkan kemampuan mekanisme koping indi%idu agar adaptif.
Inter%ensi tersebut antara lain melalui tindakan mengukur dan mengatur cairan yang
masuk dan keluar, melibatkan keluarga dalam melakukan prosedur dengan menjelaskan
setiap prosedur yang asing bagi anak serta melakukan akti%itas pengalihan&bermain
untuk mengurangi cemas dan nyeri, menunjukkan aspek positif dari penampilan dan
bukti penurunan edema dan menjelaskan gejala edema akan hilang setelah pengobatan,
menjauhkan anak dari sumber infeksi, baik pengunjung, alat atau klien lain serta
melakukan perawatan luka secara hati-hati.
Sedangkan hasil e%aluasi setelah dilakukan inter%ensi adalah klien menunjukkan
kemampuan koping yang efektif terhadap integritas kulit, kekebalan tubuh, nyeri,
keseimbangan cairan tubuh, cemas & takut dan citra tubuh , yang ditandai dengan
penyembuhan luka dan hilangnya nyeri, cemas&takut , edema serta tidak didapatkannya
albumin dalam urine. *lien juga dapat melakukan akti%itas bermain dan akti%itas lain
secara mandiri.
/:
7/21/2019 roy ala yani.rtf
http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 29/29
DA$TAR PUSTAA
3itApatrick, <oyce. <. C nn, 1.Bhall. 08:8. Conceptual Models of Nursing – Analysis and Application. )S ppleton C 1ange
Deorge, <ulia.5. 088+. Nursing Theories – The Base for Profesional Nursing
Practice. 4rd 6dition. )S ppleton C 1ange
Marriner, . />>0. Nursing Theories and Their Work . Indiana Mosby #ompany
Meleis, faf.I. 088=. Theoretical Nursing : Developent and Progress/ 2rd 6dition.
Philadelphia 1ippincott-!a%en Publisher
!eed, Shearer.C Eicol />>2. Perspectives on Nursing Theory. Philadelphia
1ippincott Billiams C Bilkins.
!oy, S.#. and 7eather, . . 0880. The !oy Adaptation Model – the Definitive
"tateent / )S ppleton C 1ange
$omey, Marriner dan lligood 088: Nursing Theorists and their Work# Philadelphia
Mosby
/>>9. Nursing Theorists and their Work# SiFth
edition. Philadelphia Mosby
Bong, 'onna 1.0889. Wong and Whaley$s Clinical Manual %f Pediatric Nursing&
4&6. Philadelphia Mosby-Jear 5ook.
/8