Download - BAB I Makalah Ikd Lomfonodi Fixxx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam tubuh setiap mahluk hidup terjadi suatu sistem sirkulasi. Sistem Sirkulasi atau
nama lainnya adalah sistem peredaran darah sangat berfungsi dan mempunyai peran penting
dalam kehidupan individunya.
Saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah, darah meninggalkan
jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui arteri dan dikembalikan melalui vena
sebagian cairan yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe yang
merembes dalam ruang-ruang jaringan
Khususnya pada manusia, keadaan sistem sirkulasi-nya mempengaruhi keadaan fisik
dan mental seseorang. Karena dengan sistem pereadaran darah, asupan gizi dan energi yang
di dapat oleh manusia bisa dialirkan ke seluruh tubuh untuk menggerakan anggota tubuh.
Selain itu juga, dalam sistem sirkulasi inilah paru-paru manusia dapat menerima oksigen.
Ada. Ada sistem lain yang bekerja bersamaan dengan sistem sirkulasi, nama sistem
itu adalah sistem limfatik. Sistem limfatik bekerja dengan cara yang berbeda dan mempunyai
tugas yang berbeda pula dengan sistem sirkulasi. Sistem limfatik mempunyai fungsinya
sendiri dalam tubuh manusia.
Dari namanya saja, semua orang bisa menebak bahwa sistem limfatik berhubungan
dengan limfa. Sistem limfatik memang berhubungan dengan limfe. Untuk pembahasan
singkatnya, limfa sendiri adalah getah bening dengan susunan yang tidak jauh berbeda
dengan cairan plasma darah. Limfa sendiri berasal dari protein-protein dalam darah yang
terbuang dan dikumpulkan oleh sistem limfa.
1
1.1 Rumusan Masalah
Apakah nodus limfatik dapat diketahui dalam pemeriksaan nodus limfatik
1.2 Tujuan
1. Dapat menjelaskan tentang fungsi limfa
2. Dapat mengetahui proses aliran limfa
3. Dapat menjelaskan mengenai pembuluh limfa
4. Dapat mengetahui berbagai penyakit yang berkaitan dengan limfa
1.3 Hipotesa
Nodus limfatik dapat diketahui dalam pemeriksaan nodus limfatik
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelenjar Limfonodi
Saluran limfe berhubungan erat dengan sistem
sirkulasi darah, darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui arteri
dan dikembalikan melalui vena sebagian cairan yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan
melalui saluran limfe yang merembes dalam ruang-ruang jaringan. (Slone 2003).
Kelenjar atau nodus limfe Kecil lonjong seperti kacang Terdapat di sepanjang pembuluh
Kerja : penyaring Banyak dijumpai di tempat pembentuk limfosit Kelompok utama terdapat di : Axila / ketiak, Leher, Thorak, Abdomen, Lipat paha Di dalam kapsul nodus limfe mengandung jenis-jenis tertentu dari sel-sel imun. Sel-sel ini sebagian besar adalah lymphocites, yang menghasilkan protein-protein yang menangkap dan memerangi virus-virus dan mikroba-mikroba lain, dan macrophages, yang menghilangkan dan menghancurkan material yang di tangkap.
2.1.1 Fungsi Kelenjar Limfe
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kesistem sirkulasi
2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe kesirkulasi darah
3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus halus kesirkulasi darah
saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lacteal
4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan
penyebaran mikroorganisme itu dari tempat masuknya kedalam jaringan kebagian lain
tubuh.
5. Apabila ada infeksi kelenjar limfe menghasilkan zat antibodi untuk melindungi tubuh
terhadap kelanjutan infeksi.
2.1.2 Faktor Pendorong Gerak Cairan Limfe
Cairan limfe adalah cairan mirip plasma dengan kadar protein lebih rendah. Kelenjar
limfe menambahkan limfosit, sehingga dalam saluran limfe jumlah selnya besar.
Faktor pendorong gerak cairan limfe:
a. Pembuluh limfa mirip vena, punya katup yang bergantung pada pergerakan otot
rangka untuk memecah cairan ke arah jantung.
b. Perlawanan pertama yang dilakukan tubuh adalah dengan respon immun non
spesifik : sel makrofag dan cairan limfa. Sehingga cairan limfatik mengalir melalui
sistem limfatik yang berfungsi juga dalam sirkulasi sistem immun seluler.
3
c. Karena fungsi dari sistem saluran limfe juga untuk mengembalikan cairan dan
protein dari jaringan kembali ke darah melalui sistem limfatik, maka faktor
pendorong gerak cairan limfe juga dikarenakan adanya cairan yang keluar dari
kapiler darah.
1. ZAT YANG TERDAPAT PADA CAIRAN LIMFEa. Airb. Glukosac. Lemakd. Garame. Protein 0,85 %
2.1.2 Proses Jalannya Limfe
Proses jalan limfe di mulai dari keluarnya cairan, yang disebut cairan interstisiil yang
mengandung zat-zat makanan didalamnya keluar dari kapiler darah. Setelah keluar dari
kapiler darah kemudian masuk ke dalam jaringan-jaringa disekelilingnya. Kemudian akan
memberikan zat-zat makanan dari jaringan. Kemudian setelah itu cairan tersebut akan
berkumpul di lekak-lekak jaringan yang kecil sekali. Dari lekak-lekak tersebut limfe mengalir
melalui jalan-jalan limfe. Proses masuknya seperti pada susunan jalan darah, pertama limfe
itu masuk kedalam kapiler. terus antara kapiler yang satu dengan yang lain bertemu dan
akhirnya menjadi besar yaitu pembuluh limfe. Pada akhirnya jalan-jalan limfe akhirnya
menjadi dua buah, yaitu ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter. Pada ductus
thoracicus. Ductus thoracicus ini dimulai dari sebuah perluasan yang dinamakn systerna
cycli. pada ductus thoracicus ini menerima limfe dari isi badan dari seluruh pasangan
belakang dari dinding dada, dinding perut, daerah bahu sebelah kiri, leher sebelah kiri dan
kepala sebelah kiri. Sedangkan untuk truncus lymphaticus dexter, pangkalnya menreima
limfe dari sebagian besar dinidng dada sebelah kanan, kepala sebelah kanan, leher sebelah
kanan dan bahu sebelah kanan, kelenjar limfe yang ada ditempat semuanya itu berkumpul di
kelenjar limfe sebelah kanan, yang tereltak didekat pintu masuk dada., dari perkumpulan
tersebut terdiri dari 3-4 pangkal, dan akhirnya menjadi satu yaitu ductus lymphaticus dexter.
Pembuluh limfe ini lebih kecil dan dindingnya lebih tipis dari pembuluh darah. Sebelum
limfe dialirkan kedalam darah limfe ini akan disaring di nodus-nodus limfatikus. karena limfe
saat di lekak-lekak jaringan dapat terdapat kuman penyakit dan benda-benda debu seperti zat
arang. Jadi sebelum dialirkan kedalam pembuluh darah limfe-limfe tersebut disaring terlebih
dahulu. Pembersihan tersebut terjadi di nodus limfatikus atau di kelenjar-kelenjar limfe. Dan
kuman-kuman tersebut yang tertahan disana akan dimusnahkan oleh limfosit yang terdapat di
kelenjar-kelenjar limfe. Terkadang terdapat kuman yang lebih kuat, hal demikina dapat
4
terjadi, bila terdapat kuman-kuman nanah, dan akibatnya kelenjar tersebut akan bernanah.
Dan kelenjar-kelanjar limfe juga bisa berwarna hitam bila terdapat seperti zat arang. Setelah
masuk ke vasa darah, limfe tersebut pertama akan dibawa ke ren, dir en tersebut zat-zat yang
ada di dalam cairan tersebut akan dikeluarakan. Didalam pembuluh limfe juga terdapat klep-
klep sehingga cairan limfe tidak bisa kembali
2.1.3 Lokasi-Lokasi Nodus Limfa
Nodus-nodus limfa berlokasi diseluruh tubuh. Beberapa ada langsung dibawah kulit
dimana yang lain-lain berada didalam tubuh. Bahkan nodus-nodus limfa yang paling
superficial (dekat pada kulit) adalah biasanya tidak terlihat atau gamblang (dirasakan dengan
menyentuh), kecuali mereka membengkak atau membesar untuk beberapa sebab-sebab.
Mereka dihubungkan satu sama lainnya oleh pembuluh-pembuluh limfatik yang terikat
secara lepas. Nodus-nodus limfa biasanya bergabung pada daerah-daerah yang berbeda
didalam tubuh dimana mereka bertanggung jawab untuk penyaringan darah dan
melaksanakan fungsi imunologi mereka untuk area tertentu itu dari tubuh. Cairan dari
pembuluh-pembuluh limfatik akhirnya masuk kedalam sistim vena (vena-vena) dalam tubuh.
2.2 Anatomi Dan Fisiologi Kelenjar limfe atau limfonodi
Limfonodi berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di sepanjang
pembuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai di tempat-tempat terbentuknya
limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial, thorax, abdomen, dan
lipat paha.
Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran cembung dan yang cekung. Pinggiran
yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri dari jaringan fibrous, jaringan otot, dan
jaringan kelenjar. Di sebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrous. Dari sini
keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrous, yaitu trabekulae, masuk ke dalam kelenjar
dan membentuk sekat-sekat. Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung
banyak sel darah putih atau limfosit.
5
Pembuluh limfe aferen menembus kapsul di pinggiran yang cembung dan
menuangkan isinya ke dalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil
daripada limfe yang banyak sekali terdapat di dalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini
dikumpulkan pembuluh limfe eferen yang mengeluarkannya melalui hilum. Arteri dan vena
juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.
2.2.1 Bagian-bagian Sistem Limfatik
1. Pembuluh Limfe
Di dalam tubuh, selain pembuluh darah juga terdapat pembuluh limfe. Pembuluh ini
mengangkut cairan dari jaringan menuju darah. Selain itu, juga mengangkut lemak dan
bahan bahan asing untuk dirombak ke nodus limfe. Pembuluh limfa bermuara di berbagai
jaringan dan peredarannya termasuk sirkulasi terbuka. Di dalam tubuh terdapat dua
pembuluh limfe berukuran besar sebagai berikut.
a. Ductus Limfaticus Dexter (Pembuluh Limfe Kanan)
Pembuluh limfe ini mengangkut limfe yang berasal dari kepala, dada sebelah kanan, dan
lengan kanan. Pembuluh limfe kanan bermuara pada pembuluh balik di bawah vena
subclavia dextra (vena yang melewati tulang selangka sebelah kanan).
b. Ductus Thoracicus (Pembuluh Limfe Dada)
Pembuluh ini mengangkut limfe yang berasal dari bagian tubuh lain dan bermuara ke
pembuluh balik di bawah vena subclavia sinestra (vena yang melewati tulang selangka
kiri). Pembuluh limfe dada juga merupakan tempat bermuaranya pembuluh kil atau
pembuluh lemak, yaitu pembuluh yang mengumpulkan asam lemak yang diserap dari
usus. Lemak inilah yang menyebabkan cairan limfe berwarna kuning keputih-putihan.
Limfe berasal dari cairan seluruh bagian tubuh. Hal ini memungkinkan di dalam limfe
terdapat kuman-kuman penyakit. Kuman-kuman penyakit ini perlu difilter oleh pembuluh
limfe. Proses ini dilakukan oleh kelenjar limfe. Jadi, bila terdapat kuman pada suatu luka,
maka kuman tersebut akan dibinasakan sebelum masuk ke dalam sirkulasi darah.
c. Nodus limfatik
Nodus limfaticus terdapat di sepanjang jalur pembuluh limfe berupa benda oval atau
bulat yang kecil. Ditemukan berkelompok yang menerima limfe dari bagian tubuh.
6
Fungsi utama nodus limfaticus untuk menyaring antigen dari limfe danmenginisiasi
respon imun. Timus terletak di mediastinum anterior berupa 2 lobus.
Pada bayi dan anak-anak, timus agak besar dan sampai ke mediastinum superior.
Timus terus berkembang sampai pubertas mencapai berat 30 -50 gr. Kemudian
mengalami regresi dan digantikan oleh jaringan lemak
d. Nodul limfatik
1. Kelompok sel limfatik yang diselubungi oleh matrix extra celluler
2. Bagian tengah disebut pusat benih (germinal center) yang berisi proliferasi
limfosit B dan makrofag
3. Limfosit T terdapat diluar pusat benih
4. Berfungsi menyaring dan membunuh antigen
2. Sel limfatik
Tonsil
Tonsil Tonsil atau amandel terdiri atas jaringan limfe terletak di antara dua tiang fause
(lengkung langit-langit) dan banyak terdapat persediaan limfosit. Tonsil atau amandel
adalah bagian dari sistem kelenjar getah bening yang berada pada sisi kiri dan kanan
bagian belakang rongga mulut. Disebut amandel karena bentuknya mirip buah amandel.
Seperti kelenjar getah bening lainnya, amandel adalah bagian dari sistem kekebalan yang
menjaga tubuh manusia dari infeksi, khususnya infeksi saluran nafas atas dan faring.
Fungsinya membantu pertahanan tubuh bagi anak-anak di bawah usia 6 tahun melawan
penyakit. Mulai anak usia 6 tahun ke atas fungsi amandel akan digantikan oleh pertahanan
tubuh yang lain.Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh
dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan.
Amandel merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, yang didesain untuk melindungi
kita dengan menjebak bakteri atau virus yang berusaha masuk ke tubuh kita melalui
mulut.Dengan bertambahnya usia seharusnya amandel tersebut akan mengecil dengan
sendirinya, kecuali apabila sering terjadi infeksi/peradangan seperti batuk pilek dan adanya
faktor alergi pada badan, amandel akan bertambah besar. Patologi Amandel meradang dan
membengkak, terdapat bercak abu-abu atau kekuningan pada permukaannya, dan jika
berkumpul maka terbentuklah membran. Bercak-bercak tersebut sesungguhnya adalah
7
penumpukan leukosit, sel epitel yang mati, juga kuman-kuman baik yang hidup maupun yang
sudah mati.
2.2.2 Kompenen Organ limfoid
1. SALURAN LIMFATIKUS KANAN Mengumpulkan limfa dari kuadran tubuh kanan
atas, termasuk lengan kanan dan sisi kanan kepala dan dada
2. VENA SUBKLAVIA KANAN Salah satu dari dua pintu keluar utama saluran limfa ke
sistem peredaran darah
3. SALURAN TORASIKUS Atau saluran limfatikus kiri; mengumpulkan limfa dari kedua
tungkai kaki, perut, lengan kiri, dan sisi kepala dan dada
4. SISTERNA KILI Pembuluh limfa yang membesar terbentuk dari gabungan pembuluh
dari tungkai dan tubuh bagian bawah; akhirnya menyempit menuju saluran torasikus
5. NODUS SUPRATROKLEA Mengumpulkan limfa dari tangan dan lengan bawah
6. NODUS LIMFA LUMBAR Saluran limfa dari organ bagian perut
7. NODUS ILIAKA EKSTERNA Menerima limfa dari organ di perut bagian bawah
8. ADENOID Atau tonsil faring; terletak di belakang rongga hidung; membantu menyaring
udara masuk dan menghancurkan mikroorganisme
9. NODUS SERVIKAL (LEHER) Mengumpulkan limfa dari sisi kanan atau kiri wajah,
kulit kepala, rongga hidung, dan tenggorokan atas
10. NODUS AKSILAR (KETIAK) Saluran limfa dari lengan atas, dada, dinding dada, dan
perut bagian atas
11. VENA SUBKLAVIA KIRI Titik masuk limfa dari sisi kiri tubuh bagian bawah ke dalam
darah setelah masuk ke saluran torasikus
12. KELENJAR TIMUS Tempat perkembangan sel T sistem imun (limfoid T); sel T
berkembang dari sel induk (stem cell), yang pindah ke sini dari sumsum tulang
13. LIMPA Organ limfa terbesar, limpa berperan sebagai penyimpan beberapa jenis limfosit
dan tempat utama menyaring darah
14. NODUS INGUINAL DALAM (SELANGKANGAN) Saluran limfa dari tungkai kaki,
dinding perut bagian bawah, dan alat kelamin bagian luar
15. NODUS LIMFA POPLITEA Terletak di bagian lutut; saluran limfa dari tungkai bawah
dan telapak kaki
16. KAPILER LIMFA Pembuluh sangat kecil yang mengumpulkan cairan interstisial yang
mengalir di antara sel dan jaringan dan akhirnya menjadi cairan limfa; kapiler lalu menyatu
menjadi pembuluh lebih besar yang disebut limfatik (pembuluh limfa)
8
17. LIMFATIK Serupa dengan pembuluh pembawa darah, limfatik memiliki katup mirip
lipatan untuk memastikan aliran limfa tetap satu arah
2.2.3 Struktur Makroanatomi
1. Vasa aferen : Merupakan vasa limfe yang menuju nodus limfatikus
2. Vasa eferen : Merupakan vasa limfe yang meninggalkan nodus limfatikus
3. Limfe : Merupakan sebuah cairan bening atau tidak berwarna yang terdapat pada saluran
limfatika, yang terdiri dari kapiler, duktus, trunkus limfa, serta dalam sinus nodus limfatikus.
4. Tonsil : Merupakan agregasi dari jaringan limfatik dalam mulut (pangkal lidah, palatum
molle, dan regio faringeal). Tonsil itu hanya memiliki vasa limfa
5. Nodus limfatikus : Merupakan akumulasi dari jaringan limfatik yang dibungkus oleh serabut
elastic dan serabut otot polos yang mengandung kapsula.
6. Lymphocenter : merupakan satu atau sekelompok nodus limfatikus yang ada secara konstan
dan di region tubuh yang sama, serta menerima vasa aferen.
7. Nodus Hemalis : Merupakan organ limfatik yang mempunyai morfologi khusus yang
berbeda dengan nodus limfatikus dalam hal warna dan pada nodus hemalis tidak mempunyai
vasa aferen dan vasa eferen. Warna pada nodus hemalis adalah coklat tua dan merah tua karena
mengandung sel darah.
8. Thymus : Merupakan orgam limfosit sekunder tempat transformasi menjadi sel limfosit T.
sehingga sel limfosi T tersebut dapat membinasakn sel-sel yang bersifat asing atau sebgai
system pertahanan maupun sel-sel kekebalan
Kapiler limfatik : merupakan kepile untuk jalan cairan limfe, berukuran lebih besar dan lebih
teratur dibandingkan dengan kapiler darah.
1. Cisterna chili yaitu sebuah perluasan awal dari ductus thoracicus yang terletak dorsal dari
aorta, ventral dari corpus vertebrae, dan diantara tiang-tiang diafragma serta dindingnya tipis
dan terang. Limfe yang mengalir ke cysterna chili adalah limfe pinggang, limfe dari seluruh
intestinum, ventriculus, hepar dan lien.
2. Ductus thorax adalah truncus limfatikus utama yang mengumpulkan cairan dari seluruh
tubuh kecuali untuk kuadran kanan atas, jadi untuk kuadran atas duktus ini hanya menerima
bagian sinister. Dukctus ini selanjutnya memasuki vena subklavia kiri pada sisi pertemuan
vena tersebut dengan vena jugularis interna.
3. Ductus limfatikus dexter adalah trunkus limfatikus yang lebih kecil. Saluran ini bermuara
pada pertemuan vena jugularis interna dan vena subclavia kanan. Ductus ini menerima aliran
limfe dari sisi kanan kepala dan leher serta lengan kanan.
9
4. Trunkus bronkomediastenal kanan menampung limfe dari struktur mediastinal dan paru-
paru dan kemudian menyatu dengan duktus limfatik kanan.
Struktur Mikroanatomi
1. Limpa (Lien)
Kapsula dan trabekula pada limpa kaya serabut otot polos dan serabut elastic. Kapsula pada
sapi dan kuda tebal, sedangkan pada hewan kanivora tipis. Limpa juga terdiri dari pulpa putih
dan pulpa merah. Pulpa putih adalah jaringan limfatik padat yang didominasi oleh limfosit
kecil dan berhubungan erat dengan cabang-cabang arteri trabekuler terletak di sentralis dan
para sentralis. Sedangakan untuk pulpa merah merupakan pulpa yang dihuni oleh semua sel
darah, sinusoid maupun tali-tali limpa yang tersusun granulosit, progenitor granulosit, sel
fagosit dan sel retikuler. Limpa tergolongkan menjadi tiga yaitu
1. Limpa tipe pertengahan atau intermedier yaitu antara pulpa merah dan pulpa putih
seimbang, kapsula dan trabekula juga seimbang. Contoh hewan ini adalah ruminansia
dan babi
2. Limpa tipe pertahanan atau defensive, pada limpa ini pulpa putih lebih dominan
daripada pulpa merah. Trabekula dan otot polos sedikit serta kapsulanya tipis. Contoh
hewan ini adalah kelinci maupun manusia.
3. Limpa tipe ketiga adalah limpa tipe penyimpan. Pada limpe ini pulpa merah lebih
dominan daripada pulpa putih. Trabekula dan kapsula tebal, serta kaya otot poloas dan
serabut elastic. contoh dari hewan ini adalah Anjing, kucing dan kuda.
Sedangkan untuk limpa ayam terbungkus oleh kapsula muskule tebal tanpa trabekula. Batas
antara pulpa merah dan pulpa putih tidak jelas. Pulpa putih tersebar merata terutama tersusun
oleh limfosit kecil, sedangkan untuk limfa merah tersusun dari sinus venosus dan tali-tali sel
yang terdiri dari sel retikuler, makrofag, limfosit dan eritrosit.2.2.4 Pemeriksaan kelenjar getah bening
Langkah- langkah dalam pemeriksaan kelenjar getah bening leher:
1. Memperkenalkan diri dan inform consent terlebih dahulu kepada pasien
2. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir
3. Tanyakan kepada pasien bagian mana yang dianggap sakit oleh pasien dan
informasikan bahwa apabila pada pemeriksaan nanti ada rasa sakit yang dirasakan
pasien, maka pasien harus memberi tahu.
4. Posisikan pasien. Idealnya, pemeriksaan sebaiknya dilakukan dengan berdiri di
belakang pasien. Dan pasien diperiksa dalam posisi duduk.
5. Inspeksi
10
Kelenjar getah bening leher terletak di sepanjang bagian anterior dan posterior dari
leher tepat di bagian bawah dagu. Jika kelenjar getah bening cukup besar, dapat terlihat
adanya pembengkakan di bawah kulit dan lebih mudah lagi jika pembesarannya
asimetris (akan lebih mudah untuk melihat adanya pembesaran kelenjar getah bening
jika hanya satu bagian saja yang membesar). 16
Hal-hal yang harus diperhatikan pada inspeksi:
a. Pembesaran kelenjar getah bening
b. Skar bekas operasi (cancer exision)
c. Massa yang jelas
6. Palpasi
Palpasi kelenjar getah bening harus menggunakan empat ujung-ujung jari karena ujung
jari adalah bagian yang paling sensitif. Palpasi dilakukan dengan membandingkan
antara bagian kiri dan kanan secara simultan, dari atas ke bawah dan dengan sedikit
tekanan.
Palpasi kelenjar limfe submental dan submandibular yaitu pemeriksa berada dibelakang
penderita kemudian palpasi dilakukan dengan kepala penderita condong ke depan sehingga
ujung-ujung jari-jari meraba di bawah tepi mandibula. Kepala dapat dimiringkan dari satu sisi
ke sisi yang lain sehingga palpasi dapat dilakukan pada kelenjar yang superficial maupun
yang profunda. Juga dapat dilakukan dengan palpasi bimanual.
11
Gambar : Palpasi kelenjar limfe submental dan submandibular15
Palpasi kelenjar jugularis dapat dimulai di superficial dengan melakukan penekanan
ringan dengan menggerakkan jari-jari sepanjang musculus sternokleidomastoideus. Pada
palpasi yang lebih dalam, ibu jari ditekan di bawah musculus Sternokleidomastoideus pada
kedua sisi sehingga dapat di palpasi kelenjar yang terdapat di sub atau retro dari muskulus ini.
Bila pemeriksaan ini negatif atau meragukan, maka pemeriksa harus berdiri di belakang
penderita kemudian ibu jari digunakan untuk menggeser musculus Sternokleidomastoideus
ke depan sementara jari yang lain meraba pada tepi anterior muskular tersebut. Perabaan
secara bilateral dan simultan selalu dianjurkan untuk menilai perabaan antara kedua sisi.
Palpasi kelenjar leher ini agak sulit pada orang gemuk, leher pendek dan leher yang berotot.
Terutama bila kelenjarnya masih kecil.
12
Gambar : Palpasi kelenjar limfe rantai kelenjar jugularis15
Palpasi kelenjar limfa asesorius dilakukan dengan menekan ibu jari pada tepi posterior
m. Trapezium ke depan dan jari-jari ditempatkan pada permukaan anterior muskulus ini. 15
Gambar : palpasi kelenjar limfe asesorius
Palpasi kelenjar limfa supraklavikular dapat dilakukan dengan duduk di depan atau
berdiri dibelakang penderita dimana jari-jari digunakan untuk palpasi fosa supraklavikular. 15
13
Gambar : Palpasi kelenjar limfe supraklavikular
2.3 Penyakit Limfe
1 Limfangitis akut mempengaruhi anggota penting dari sistem kekebalan tubuh-sistem
limfatik. Limbah bahan-bahan dari hampir setiap organ dalam tubuh mengalir ke
pembuluh limfatik dan akan disaring dalam organ kecil yang disebut kelenjar getah
bening. Benda asing, seperti bakteri atau virus, diproses dalam kelenjar getah bening
untuk menghasilkan respon imun untuk melawan infeksi. Limfangitis akut,
bakteri memasuki tubuh lewat luka, goresan, gigitan serangga, luka bedah, atau kulit
lainnya cedera. Setelah bakteri masuk ke sistem limfatik, mereka berkembang biak
dengan cepat dan mengikuti pembuluh limfatik seperti jalan raya. Pembuluh limfatik
yang terinfeksi menjadi meradang, menyebabkan garis-garis merah yang tampak di
bawah permukaan kulit. Pertumbuhan bakteri terjadi begitu cepat sehingga sistem
kekebalan tubuh tidak merespon cukup cepat untuk menghentikan infeksi. Jika tidak
diobati, bakteri dapat menyebabkan kerusakan jaringan di daerah infeksi. Sebuah penuh
nanah, menyakitkan benjolan disebut abses juga bisa terbentuk di daerah yang terinfeksi.
Selulitis, sebuah infeksi umum lapisan kulit yang lebih rendah, dapat juga terjadi.
Limfangitis akut paling sering disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Bakteri
berbahaya ini juga menyebabkan radang tenggorokan, infeksi jantung, saraf tulang
belakang, dan paru-paru, dan pada 1990-an telah disebut sebagai "bakteri pemakan
daging." Staphylococci bakteri juga dapat menyebabkan limfangitis.
Gejala : Gejala karakteristik limfangitis akut adalah lebar, garis-garis merah memanjang
dari tempat infeksi ke ketiak atau pangkal paha. Daerah yang terkena merah, bengkak,
dan nyeri. Blistering kulit yang terkena bencana dapat terjadi. Infeksi bakteri
menyebabkan demam 100-104° F (38°-40° C). Di samping itu muncul rasa, sakit umum,
nyeri otot, sakit kepala, menggigil, dan hilangnya nafsu makan dapat dirasakan.
Perawatan : Karena sifat serius infeksi ini, pengobatan akan dimulai segera, bahkan
sebelum hasil kultur bakteri yang tersedia. Satu-satunya pengobatan untuk limfangitis
akut adalah memberikan dosis sangat besar antibiotik, biasanya penisilin, melalui
pembuluh darah. Tumbuh bakteri streptokokus biasanya dihilangkan dengan cepat dan
mudah dengan penisilin. Antibiotik klindamisin dapat dimasukkan dalam pengobatan
untuk membunuh streptokokus yang tidak tumbuh dan berada dalam keadaan istirahat.
14
Atau, sebuah "spektrum luas" dapat digunakan antibiotik yang akan membunuh banyak
jenis bakteri.
2. Obstruksi limfatik Penyumbatan kelenjar getah bening, pembuluh yang mengalirkan
cairan dari jaringan ke seluruh tubuh. Obstruksi limfatik juga disebut lymphedema, yang
berarti pembengkakan pada bagian kelenjar getah. Ada banyak penyebab obstruksi
limfatik, termasuk: infeksi kulit seperti selulitis (lebih umum pada pasien obesitas),
infeksi parasit seperti filariasis, cedera, tumor, bedah, terapi radiasi.
3. LEUKIMIA Leukeumia dianggap sebagai keadaan arsinogenik (seperti karsinoma)
ditandai dengan produksi leukosit yang terlampau banyak. Hal ini diklasifikasikan sesuai
dengan jenis leukosit yang terkena, sebagai leukeumia limfatik atau leukeumia mieloid.
Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur dan paling banyak pada masa kanak-kanak.
Keadaan ini dapat akut atau khronik sesuai dengan kecepatan bertambahnya.
Prognosanya tidak memberi harapan pada leukeumia akut, kematian dapat terjadi dalam
beberapa minggu,tetapi pasien dengan leukeumia kronik dapat hidup beberapa tahun.
4. TONSILITIS (PERADANGAN PADA AMANDEL) Peradangan pada amandel disebut
sebagai tonsilitis. Infeksi parah pada amandel dapat mengakibatkan amandel
membengkak hingga harus dioperasi untuk diambil, namun diambilnya amandel dapat
mengakibatkan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Radang amandel (bahasa Inggris:
tonsillitis) adalah infeksi pada amandel yang terkadang mengakibatkan sakit tenggorokan
dan demam.
Gejala Keluhan :
a. Sulit atau sakit saat menelan
b. Sakit kepala
c. Demam dan kedinginan
d. Pembesaran, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening) disekitar rahang dan
leher.
e. Kehilangan atau berubahnya suara
1. Sakit pada kerongkongan dan mudah berubah menjadi parah.
2. Membengkaknya amandel.
3. Amandel berubah menjadi merah.
f.Titik putih pada amandel
g. Bovine Leukosis Suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya sel-sel leukosit
dalam darah terutama sel leukosit berinti 1 (leukosit). Hal ini terjadi karena adanya
rangsangan oleh agen penyakit ini pada jaringan sehingga sel-sel jaringan tersebut
15
mengalami hipertropi (pembengkakan). Penyebab bovine leukosis enzootik (BLE)
adalah jenis virus onkogenik yang mempunyai inti RNA (disingkat onkorna). Partikel-
partikel yang dimilikinya bertipe
16
BAB III
KONSEP MAPPING
17
Normal
Pemeriksaan nodus limfatik
Ektraoral Palpasi
AnatomiFisiologi
Nodus Limfatik
Tidak terabaTeraba
Bimanual
Kondisi tidak normal
BAB IV
PEMBAHASAN
Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening membawa cairan dan
protein yang hilang kembali ke darah .Cairan memasuki sistem ini dengan cara berdifusi ke
dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara kapiler-kapiler sistem kardiovaskuler.
Apabila suda berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa (lymph) atau getah
bening, komposisinya kira-kira sama dengan komposisi cairan interstisial. Sistem limfatik
mengalirkan isinya ke dalam sistem sirkulasi di dekat persambungan vena cava dengan
atrium kanan. Pembuluh limfa, seperti vena , mempunyai katup yang mencegah aliran balik
cairan menuju kapiler. Kontraksi ritmik (berirama) dinding pembuluh tersebut membantu
mengalirkan cairan ke dalam kapiler limfatik. Seperti vena, pembuluhlimfa juga sangat
bergantung pada pergerakan otot rangka untuk memeras cairan kearah jantung.
Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus (simpul) limfa
(lymph node) atau nodus getah bening yang menyaring limfa. Di dalam nodus limfa terdapat
jaringan ikat yang berbentuk seperti sarang lebah denagn ruang-ruang yang penuh dengan sel
darah putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk menyerang virus dan bakteri. Organ-
organ limfa diantanya kelenjar getah bening (limfonodus), tonsil, tymus, limpa ( spleen atau
lien) , limfonodulus. System limfe terdiri dari pembuluh limfe, nodus limfatik, organ limfatik,
nodul limfatik, sel limfatik. Pembuluh limfe merupakan muara kapiler limfe, menyerupai
vena kecil yang terdiri atas 3 lapis dan mempunyai katup pada lumen yang mencegah cairan
limfe kembali ke jaringan. Kontraksi otot yang berdekatan juga mencegah limfe keluar dari
pembuluh.
18
\
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Sistem Limfe berkaitan erat dengan sistem peredaran. Pembuluh limfe ini mengangkut cairan dari jaringan menuju darah. Selain itu, juga mengangkut lemak dan bahan-bahan asing untuk dirombak ke nodus limfe. Kelenjar limfe berfungsi untuk menghasilkan sel darah putih dan menjaga agar tidak terjadi infeksi lebih lanjut. Kelenjar limfe terdapat di sepanjang pembuluh limfe, terutama terdapat pada pangkal paha, ketiak, dan leher. Alat tubuh yang mempunyai fungsi yang sama dengan kelenjar limfe yaitu limpa dan tonsil. Limpa merupakan sebuah kelenjar yang terletak di belakang lambung dan berwarna ungu.
5.2 SARAN
1. Untuk menghindari penyakit yang berkaitan dengan sistem limfa, hendaknya tubuh kita harus selalu mempunyai banyak cairan.
2. Kelenjar limfe sangat berperan penting dalam menghasilkan sel darah putih (anti body), sehingga dapat menjaga tubuh kita dari infeksi dan sebaiknya penuhi tubuh dengan nutrisi yang dapat menyeimbangkan sel darah putih.
3. Dalam ilmu kesehatan maupun ilmu alam lainnya penting sekali memahai anatomi sistem limfa secara tepat agar terhindar dari kelalaian baik itu dirumah sakit maupun di alam yang berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya aktifitas positif untuk memberikan kesehatan terhadap sistem limfa.
19
DAFTAR PUSTAKA
GuyTon,Arthur C.,Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.11.Jakarta:Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Pearce, 2000, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, PT.Gramedia
Pramita,Aam Citrida.2007.Kebutuhan Dasar Manusia.Palembang:Poltekkes Depkes
Palembang.
Raharja,Kirana.2007.Obat-Obat Penting.Jakarta:PT Alex Media Komputindo
Sherwood,Lauralee.2001.Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem.Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGCSloane, Ethel. 2004. Anatomi Fisiologi untuk Pemula. EGC: Jakarta
Snell, 1997, Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, Jakarta, EGC
20