48
BAB 4
PERANCANGAN JARINGAN
4.1 Perancangan Jaringan VLAN
Berdasarkan penelitian dan anilisis jaringan komputer yang sedang berjalan
dan permasalahan yang sedang dihadapi pada PT Lite Solutions Indonesia, maka
usulan solusi yang diajukan untuk perusahaan tersebut adalah dengan merancang
topologi jaringan komputer yang lebih baru dengan menggunakan metodelogi
VLAN. Dalam perancangan topologi yang baru, kami menggunakan aplikasi Cisco
Packet Tracer 5.3.1.0044 sebagai alat untuk melakukan simulasi. Alasan
penggunaan alat simulasi ini adalah untuk memudahkan dalam penggunaan aplikasi
karena dilengkapi dengan berbagai macam perangkat yang dibutuhkan dalam
perancangan topologi serta beberapa fitur-fitur dan tampilan yang mendukung saat
proses pengiriman dan penerimaan data pada jaringan komputer.
4.1.1 Topologi Jaringan Baru
Pada topologi yang baru kita hanya membuthkan 1 buah Cisco
Switch dan mengnon-aktifkan 2 Cisco Switch dan sebuah wireless router
TP-Link. Fitur Cisco Switch yang kita gunakan adalah :
Cisco Switch 2950 series 24 port 10/100
49
Gambar 4.1 Cisco Switch 2950 series
Cost : $230
Fitur dari cisco switch 2950 series ini adalah :
• 24 10/100
• Berfungsi untuk layanan data, video dan suara pada tepi jaringan
• Ideal untuk jaringan desktop
Lalu fitur untuk wireless routernya adalah TP-Link MR 3420
Gambar 4.2 TP-Link MR 3420
50
Cost :$30
Fitur dari TPLINK TL-MR3420 3G/3.75G Wireless N Router ini adalah:
1. Kompatibel dengan modem USB UMTS/HSPA/EVDO
2. 3G/ WAN failover menjamin sebuah koneksi internet yang selalu online
3. Mendukung pppoe, ip dinamis, ip statis, pptp, kabel l2tp akses internet
4. Teknologi SST meningkatkan ketahanan link dan stabilitas
5. Wireless N kecepatan hingga 300Mbps
6. Teknologi cca meningkatkan sinyal anda stablility dengan secara
otomatis menghindari konflik saluran
7. Kontrol bandwidth berbasis IP memungkinkan administrator untuk
menentukan berapa banyak bandwidth yang dialokasikan ke setiap PC
8. Jembatan Wds nirkabel menyediakan menjembatani mulus untuk
memperluas jaringan nirkabel
Gambar 4.3 menunjukan topologi jaringan yang baru untuk PT Lite
Solutions Indonesia. Dari topologi tersebut dapat diperhatikan bagaimana setiap
divisi dihubungkan ke sebuah switch tersendiri. Hal ini memberikan beberapa
keuntungan terhadap topologi tersebut yaitu untuk melakukan pengaturan
jaringan yang lebih mudah dan mempermudah pengaturan jaringan karena
dengan tiap divisi yang terhubung kepada sebuah switch telah sesuai dengan
konsep VLAN yang membagi setiap segmen pada switch.
51
Gambar 4.3 Rancangan Jaringan yang baru
4.1.2 Pembagian IP Address dan VLAN
Setelah topologi jaringan yang baru telah dibuat,selanjutnya adalah
melakukan perencanaan pengalokasian IP address dan penetapan VLAN.
Perhitungan alamat IP berdasarkan base 192.168.0.0/16 dan dibagi menjadi
beberapa subnet bergantung pada tiap – tiap divisi. VLAN akan ditetapkan
berdasarkan port-port pada switch divisi dan disediakan port – port cadangan,
apabila port yang digunakan saat ini mengalami kerusakan.
Pada tabel 4.1 dapat dilihat jangkauan IP address tiap – tiap divisi yang
akan digunakan sesuai dengan kebutuhan untuk kantor cabang PT Lite Solutions
Indonesia.
52
Tabel 4.1 IP Address & Network Address
No Divisi IP Address Network Address VLAN
1 Kepala Cabang 192.168.2.16/24 192.168.2.0/24 1
2 Kabag Sales Marketing 192.168.2.13/24 192.168.2.0/24 1
3 Regional Sales 192.168.10.2-3/24 192.168.10.0/24 10
4 Promotion 192.168.20.2-3/24 192.168.20.0/24 20
5 Bisnis Development 192.168.30.2-3/24 192.168.30.0/24 30
6 Kabag Keuangan 192.168.2.17/24 192.168.2.0/24 1
7 Finance 192.168.40.2-3/24 192.168.40.0/24 40
8 Accounting 192.168.50.2-3/24 192.168.50.0/24 50
9 Network 192.168.2.11/24 192.168.2.0/24 1
10 Maintenance 192.168.2.12/24 192.168.2.0/24 1
11 Printer 1 192.168.2.14/24 192.168.2.0/24 1
12 Printer 2 192.168.2.15/24 192.168.2.0/24 1
13 Wireless 192.168.2.18/24 192.168.2.0/24 1
14 PC Wireless 1 192.168.0.102/24 192.168.0.0/24 -
15 PC Wireless 2 192.168.0.103/24 192.168.0.0/24 -
Selanjutnya dibawah ini merupakan port – port FastEthernet yang akan
dikelompokan untuk port – port VLAN yang akan dibuat untuk mewakili divisi
– divisi yang telah ada.
53
Tabel 4.2 Port VLAN
Device Port VLAN VLAN
Switch
Fe 0/4 - 5 10
Fe 0/6 - 7 20
Fe 0/8 - 9 30
Fe 0/11 - 12 40
Fe 0/13 - 14 50
Pada kantor cabang pemberian membership VLAN dilakukan dengan
metode port-based yang berarti pada masing – masing port pada switch di
konfigurasi untuk pemberian membership VLAN. Penggunan mekanisme port-
based dilakukan karena memiliki kelebihan dalam pembangunan nya, hanya
dengan mengalokasikan port – port yang akan ditetapkan pada nomor VLAN.
Jumlah VLAN yang dibuat disesuaikan berdasarkan pembagian divisi yang pada
divisi tersebut mempunyai lebih dari 1 workstation dan akan di VLAN kan.
Dengan mengelompokan tiap – tiap divisi keadalam suatu VLAN akan
meminimalisir dampak dari adanya broadcast yang tidak perlu kepada end user
yang tidak berada dalam suatu VLAN tersebut. Port port yang digunakan akan
diaktifkan sedangkan port – port yang tidak terpakai akan dimatikan, hal ini
menjadi pengamanan ganda agar mencegah user yang tidak berhak masuk ke
dalam jaringan tersebut.
54
Perubahan pada jaringan yang baru terhadap jaringan yang lama terletak
pada pengurangan switch yang berdampak pada perubahan lalu lintas jaringan.
Masing – masing divisi yang dikelompokan berdasarkan VLAN terhubung ke
masing switch menggunakan media FastEthernet.
Berikut ini adalah tabel default-gateway untuk masing-masing VLAN:
Tabel 4.3 Daftar Default-Gateway
4.1.3 Konfigurasi SVI Pada Switch
Switch ini memiliki fitur SVI (Switch Virtual Interface) yang dapat
digunakan sebagai default gateway untuk masing – masing VLAN yang
digunakan. Cara mengonfig SVI dengan masuk ke dalam tiap interface
VLAN yang bersangkutan dan memberikan ip address masing – masing
yang digunakan nantinya sebagai default-gateway tiap VLAN.
VLAN Default – Gateway
10 192.168.10.1
20 192.168.20.1
30 192.168.30.1
40 192.168.40.1
50 192.168.50.1
55
Switch(config)#int vlan vlan_id
Switch(config)#ip address IP SM
Switch(config)#no shutdown
4.1.4 Konfigurasi VLAN pada Switch
Setelah membagi VLAN bedasarakan divisi-divisi yang ada maka
langkah selajutnya yang harus dilakukan adalah membuat jaringa VLAN
pada switch. Perintah yang harus dimasukan adalah
switch(config)#vlan vlan_id
switch(config-vlan)#name vlan_name
Dalam topologi ini, pembuatan VLAN hanya perlu dilakukan pada
switch.
4.1.5 Konfigurasi Switchport Pada Switch
Port – port yang terhubung ke end device menggunakan mode
access. Pada port fa0/1 switch yang terhubung ke CiscoRouter tidak
menggunakan mode switchport, hal ini dikarenakan interface tersebut
memerlukan IP address agar dapat terhubung ke router menggunakan
routing protocol. Selain itu juga perlu meng-assign tiap – tiap VLAN ke
port – port yang akan digunakan oleh end device.
56
Switch(config)#int interface_id
Switch(config)#switchport mode access/trunk
Switch(config)#switchport access vlan vlan_id
4.1.6 Konfigurasi Global Parameter & banner pada Switch dan Router
Konfigurasi global parameter berisi penggantian nama hostname
yang berfungsi sebagai pembeda antara router/switch yang lainnya,
lalu ada password yang dienkripsi untuk masuk ke privi-ledge mode
yang berfungsi untuk memprotect router agar tehindar dari tangan-
tangan yang tidak bertanggung jawab. Lalu ada banner yang
berfungsi penanda bahwa yang ia config adalah milik PT Lite
Solutions. Konfigurasi untuk di router maupun di switch itu sama,
konfigurasi nya sebagai berikut
Router(config)#banner motd #
Enter TEXT message. End with the character '#'.
***************
Lite Solutions Indo
***************
#
Router(config)#hostname R1
R1(config)#enable secret litesolutions
R1(config)#exit
R1#
57
4.1.7 Konfigurasi command line access pada Switch dan Router
Konfigurasi command line access berguna untuk mem-password
router/switch ketika ingin masuk ke dalam configurasi terminal, , jadi
ketika memasuki router/switch dan ingin mengconfigure terminal akan
ada 2 password yang menjaga keamanan router/switch. Konfigurasi nya
sebagai berikut
R1(config)#line console 0
R1(config-line)#password *******
R1(config-line)#login
R1(config-line)#exit
R1(config)#
4.1.8 Konfigurasi Subnetting (Penambahan Subinterface) pada Router
Konfigurasi penambahan sub-interface, ini sesuai dengan
banyaknya VLAN yang akan ditangani. Encapsulation berguna jika
ingin menerapkan suatu jenis protokol WAN. Penambahan
subinterface ini juga berguna untuk membungkus VLAN menjadi
kesatuan. Konfigurasinya sebagai berikut:
Router(config)#interface fa slot/port.subinterface number
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q vlan-identifier
Router(config-subif)#ip address IP SM
58
Router(config-subif)#no shutdown
Router(config-subif)#exit
4.1.9 Konfigurasi agar Router memberikan IP DHCP pada user
Konfigurasi pemberian IP DHCP kepada user ini jelas berguna agar
para end user yang meminta IP DHCP bisa mendapatkan IP nya secara
otomatis, Jika yang menggunakan VLAN, makan VLAN tersebut akan
disatukan berdasarkan default router dan Network Address nya, dan di
luar VLAN pun akan mendapatkan perlakuan yang sama dengan yang
berada di dalam VLAN. Konfigurasinya sebagai berikut:
Router(config)# ip dhcp pool client name_client
Router(dhcp-config)# default-router address
Router(dhcp-config)#network NA SM
Router(dhcp-config)#exit
4.1.10 Konfigurasi DHCP server
DHCP server
Router(config)# ip dhcp excluded-address low-address [high address]
Router(config)# ip dhcp pool pool_name
Router(dhcp-config)#network network-number [mask/prefix-length]
Router(dhcp-config)# default-router address
Router(dhcp-config)#exit
59
4.1.11 Konfigurasi pada Wireless
Linksys wifi yang digunakan memiliki fitur GUI untuk mengatur
konfigurasinya. IP address yang digunakan adalah 192.168.0.1.
Kemudian SSID yang digunakan oleh PT Lite Solutions Indonesia.
Pembagian IP address ke usersecara DHCP dengan range 192.168.0.100
sampai 192.168.0.149
Gambar 4.4 Setting IP address secara DHCP pada Wireless
60
Gambar 4.5 Setting SSID
Gambar 4.6 Setting Security pada Wireless
61
Gambar 4.7 Setting DHCP server pada Wireless
4.2 Skenario Uji Coba Jaringan pada Cisco Packet Tracer
a) Hasil Simulasi jaringan
Untuk mengukur efektifitas, kinerja dan ketersediaan jaringan, maka
digunakan simulasi dengan menggunakan Packet Tracer 5.3.1.0044. Software ini
digunakan karena sesuai dengan kebutuhan dan juga langsung disediakan oleh
Cisco sehingga sesuai dengan perangkat yang digunakan selain itu juga karena
penggunaannya yang mudah dimengerti user. Dari hasil simulasi yang dibuat
maka diambil beberapa sampel dan test untuk mengukur ketersediaan jaringan,
efektifitas dan kineja jaringan.
62
b) Verifikasi VLAN
Pembuatan VLAN dalam jaringan cukup dilakukan di Switch karena sudah
terdapat VTP. Pembuatan VLAN atau penghapusan VLAN hanya dapat dilakukan
di VTP server. Untuk mengcek VLAN yang ada maka dapat digunakan perintah
Switch#show vlan
Gambar 4.8 Verifikasi VLAN
63
c) Verifikasi Wireless
Dalam topologi jaringan ini terdapat sebuah wireless router yang
menggunakan DHCP dalam pemberian IP ke user. Range IP address yang
disediakan mulai dari 192.168.0.100 sampai dengan 192.168.0.149 atau dengan
kata lain user yang dapat menggunakan wifi dibatasi hanya 50 orang
Gambar 4.9 Konfigurasi IP Address PC Wireless 1
64
Gambar 4.10 Konfigurasi IP Address PC Wireless 2
d) Verifikasi global parameter pada Switch dan Router
Gambar 4.11 Konfigurasi global parameter pada Router
65
Gambar 4.12 Konfigurasi global parameter pada Switch
Konfigurasi global parameter pada switch dan router adalah sama, berfungsi
salah satunya untuk merubah nama hostname yang biasanya di ganti menjadi R1
(Router 1) , hanya untuk penamaan saja, lalu juga berfungsi untuk memberi
password ketika ingin memasuki configurasi, password di dienkripsi untuk masuk
ke privi-leged mode yang berfungsi untuk memprotect router agar tehindar dari
tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
66
e) Verifikasi command line access &banner pada Switch dan Router
Gambar 4.13 Hasil konfigurasi command line access &banner pada Router
Gambar 4.14 Hasil konfigurasi command line access &banner pada Switch
67
Konfigurasi command line access & banner pada sitch dan router pun sama,
tidak ada bedanya, hanya beda di hardware saja, switch atau router. Setelah di
konfigurasi, banner pada switch maupun router menjadi
*****************
Lite Solutions Indo
*****************
Lalu line consolenya pun menjadi ada passwordnya, yaitu litesolutions, jika
tidak memasukan password tersebut, maka console tidak akan bisa di konfigurasi.
f) Verifikasi IP DHCP & DHCP server pada Router
Gambar 4.15 Hasil konfigurasi IP DHCP pool & DHCP server
68
Setelah di konfigurasi DHCP server maupun IP DHCP pool, maka semua end
user sekarang sudah bisa merequest IP, ip dhcp excluded-address dan ip dhcp pool
lan adalah konfigurasi agar jaringan yang berada di LAN bisa mendapat IP, sedang
kan ip dhcp pool vlan agar jaringan yang berada di VLAN bisa mendapat IP,
karena pada topologi (Gambar 4.7) ini terdapat 5 VLAN maka ip dhcp pool vlan
yang di set ada 5, dari VLAN 10 sampai dengan VLAN 50.
g) Verifikasi Subnetting
Gambar 4.16 Hasil konfigurasi Subnetting
69
Dari hasil konfigurasi penambahan subinterface di atas sudah terlihat bahwa
subinterface telah bertambah berdasarkan VLAN yang telah dibuat sebelumnya dengan
menyantumkan masing-masing ip gateway dari VLAN itu sendiri. Penambahan
subinterface berguna untuk memberikan gateway bagi VLAN agar bisa saling
terhubung,
h) Verifikasi Switchport pada Switch
Gambar 4.17 Hasil konfigurasi Switchport pada Switch
70
Pada gambar di atas terlihat bahwa interface fa0/1 sudah di konfigur mode trunk.
Trunk pada VLAN adalah link point-to-point diantara satu atau lebih dari interface
Ethernet dan perangkat lain jaringan, yang dimana merupakan saluran untuk VLAN
antara switch dan router. Trunk membawa lalu lintas untuk memperluas VLAN
melintasi seluruh jaringan. Lalu pada fa/ selanjutnya terlihat mode access, mode access
adalah mengatur config yang ada pada suatu vlan agar terhubung dengan jaringan vlan
yang lainnya.
i) Verifikasi SVI pada switch
Gambar 4.18 Hasil konfigurasi Switch Virtual Interface
Pada gambar di atas adalah hasil dari konfigurasi SVI pada switch yang
dibuat untuk VLAN 1. SVI dibuat untuk memberikan koneksi IP dengan host.
Alasan SVI hanya di buat pada VLAN 1 karena divisi network berada pada
VLAN 1 ,yang dimana hanya divisi network saja yang bisa mengakses switch
maupun router, dan sehingga switch bisa dikelola secara remote oleh divisi
network
71
j) Verifikasi keamanan
Gambar 4.19 Hasil uji keamanan 1
Gambar 4.20 Hasil uji keamanan ketika memasuki router/switch
72
Gambar 4.21 Hasil uji keamanan ketika memasuki configurasi pada
router/switch
Pada gambar di atas ini, terdapat gambar yang menunjukan uji coba
keamanan dirouter. Konfigurasi pada router maupun di switch adalah sama. Kata
kunci keamanan setelah dimasukan kata kuci yang benar pun akan terenkripsi, jadi
tetap tidak ketahuan. Ketika ingin mengonfigurasi pun tetap diminta kata kunci
jadi semakin ketat keamanannya.
73
k) Verifikasi routing table
Gambar 4.22 Hasil konfigurasi routing table
Dari hasil konfigurasi pada router terlihat routing table, dimana routing table
itu mencatat jalur jalur yang akan dilewati oleh paket. Karena pada jaringan ini
terdapat VLAN, maka harus dilakukan subinterface yang berguna untuk membagi
jalur paket pada VLAN. Pada gambar di atas terdapat 5 VLAN, dengan ip gateway
yang berbeda beda.
74
l) Verifikasi ip interface brief
Gambar 4.23 Hasil ip interface brief
Dari hasil ip interface brief di atas, terlihat bahwa status interface yang sudah
di konfigurasi sudah up, status itu menandakan bahwa interface tersebut sudah
dapat terhubung ke port tujuannya. Kendala yang sering terjadi ketika status masih
tetap down biasa nya adalah kondisi kabel yang rusak, pada saat konfigurasi tidak
ada command “no shutdown” yang membuat status nya tetap down, kondisi router
yang sedang mati kadang menjadi masalah saat status down.
75
J) Tes Konektivitas Jaringan
Dalam mengetes konektivitas jaringan maka dilakukan tes ping seperti
gambar berikut ini :
o Ping antar VLAN
Gambar 4.24 Ping dari VLAN 20 ke VLAN 30
Dari hasil tes tersebut menunjukan bahwa koneksi antar VLAN sudah
dilakukan. Hal ini juga membuktikan bahwa konfigurasi SVI pada switch sudah
berjalan dengan baik.
76
K) Ping sesama VLAN
Gambar 4.25 Ping sesama VLAN 10
Dari hasil tes tersebut menunjukan bahwa koneksi dalam VLAN sudah
dilakukan. Hal ini juga membuktikan bahwa konfigurasi VLAN pada switch sudah
berjalan dengan baik.
77
L) Ping LAN dalam WiFi
Gambar 4.26 Ping dari Pc wireless 1 ke Pc wireless 2
Hasil ping ini menunjukan bahwa user yang meggunakan WiFi dapat saling
terhubung satu dengan yang lainnya di dalam jaringan WiFi itu sendiri.
78
M) Ping dari no VLAN ke VLAN
Gambar 4.27 Ping dari no VLAN ke VLAN
Hasil ping di atas menunjukan bahwa end user yang berada di dalam VLAN
dengan end user yang berada di luar VLAN dapat terhubung dengan baik.
79
N) Ping PC network ke printer
Gambar 4.28 Ping PC network ke printer
Hasil ping menunjukan bahwa PC yang berada di luar VLAN ataupun di
dalam VLAN dapat menggunakan printer secara otomatis, tidak harus terhubung
langsung ke printer dan ini dapat menambah efisiensi waktu.
80
O) Ping PC Wireless ke VLAN 30
Gambar 4.29 Ping PC Wireless ke VLAN 30
Hasil ping antara PC Wireless dan jaringan yang berada di dalam VLAN
dapat terhubung dengan baik, dan dapat melakukan komunikasi. Dari semua hasil
ping yang telah berhasil, menunjukan bahwa konfigurasi yang dilakukan telah
benar.
4.2.1 Perbandingan jaringan lama dengan jaringan baru
Adanya VLAN pada jaringan baru, dapat mencegah brodcast yang
tidak perlu dalam jaringan dimana hanya end-device yang menjadi tujuan
saja yang menerima broadcast sedangkan end-device yang lainnya tidak.
Dalam hal ini, broadcast terjadi tiga kali di jaringan yaitu ketika ada
81
proses ARP, MAC Address table refresh. Berikut ini adalah contoh hasil
simulasi broadcast pada jaringan lama yang tidak menggunakan VLAN.
Gambar 4.30 Broadcast dalam jaringan tanpa VLAN
Gambar 4.31 Broadcast dalam jaringan tanpa VLAN
82
Gambar 4.32 Broadcast dalam jaringan tanpa VLAN
Dari ketiga gambar di atas, dapat dilihat bagaimana paket broadcast
dikirm dan sampai ke semua end-device. Sementara itu, di bawah ini
adalah hasil simulasi broadcast pada jaringan yang menggunakan VLAN.
Gambar 4.33 Broadcast dalam jaringan dengan VLAN
83
Gambar 4.34 Broadcast dalam jaringan dengan VLAN
Gambar 4.35 Broadcast dalam jaringan dengan VLAN
84
Gambar 4.36 Broadcast dalam jaringan dengan VLAN
Dari keempat gambar di atas, bisa dilihat bahwa paket broadcast
hanya diterima end-device yang menjadi tujuan, sedangkan end-device
yang lain tidak menerima paket beroadcast.
Berikut ini adalah hasil ping dan traceroute yang telah dilakukan :
85
Gambar 4.37 Hasil ping dan traceroute antar divisi tanpa VLAN
Gambar 4.38 Hasil ping dan traceroute antar divisi dengan VLAN
86
Dari gambar 4.33 dan gambar 4.34 menunjukan proses ping dan
traceroute yang terjadi saat pengiriman paket dari PC dalam satu divisi, yaitu PC
1 dan PC 2 dalam divisi promotion, tes dilakukan dalam jaringan yang sudah di
set VLAN maupun yang belum di set VLAN. Dari gambar di atas, dapat dibuat
tabel sebagai berikut.
Tabel 4.4 Tabel hasil ping antara jaringan VLAN dan LAN
VLAN Time(ms)
Min Max Average
Reg sales 1
Reg Sales 2 12 50 35
Promotion 1 50 81 72
Router 22 50 35
LAN Time(ms)
Min Max Average
Reg sales 1 Reg sales 2 32 110 56
Promotion 1 20 96 56
Router 57 158 85
Dari tabel di atas dapat dilihat perbedaan ping antara jaringan VLAN
dengan jaringan tanpa VLAN dalam satu divisi, bahwa jaringan dengan VLAN
87
lebih cepat dalam pengiriman dan penerimaan paket data dibandingkan dengan
jaringan tanpa VLAN.
4.3 Hasil Evaluasi Sistem
Setelah melakukan simulasi dengan menggunakan Cisco Packet Tarcer maka,
dapat dibandingkan antara topologi jaringan yang lama yang tidak menggunakan
VLAN dengan topologi jaringan yang baru, yang menggunakan VLAN. Jaringan
baru yang menggunakan VLAN didesain bertujuan untuk meningkatkan performa,
efisiensi dan keamanan jaringan.
Dari hasil perbandingan tersebut, dapat dibuat tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Perbandingan jaringan lama dengan jaringan baru
Point Perbandingan Tanpa VLAN Dengan VLAN
Broadcast Terdapat broadcast
yang tidak perlu ke end-
device
Menyaring broadcast yang
tidak perlu ke end-device
Cost Lebih mahal dan tidak
efisien
Lebih murah, karena hanya
menggunakan 1 switch, lebih
efisien dan mudah diatur
88
Kecepatan pengiriman
dan penerimaan paket
data
Lebih lambat dalam
pengiriman maupun
penerimaan paket data
Lebih cepat dalam
pengiriman maupun
penerimaan paket data
Keamanan Jaringan 1. Semua end-user
dapat mengakses
kemana saja
2.Router dan Switch
tidak diprotect dan
siapa saja dapat
mengaksesnya
1. Membatasi akses yang
tidak diinginkan
2. Memprotect Router dan
Switch agar tidak bisa di
akses orang lain, selain
admin