8
Bab 2 Landasan Teori
2.1 Pengembangan Informasi Sistem
Permasalahan pertama yang biasa ditemui oleh para manajer di
perusahaan adalah problem efisiensi proses kerja atau aktivitas operasional
setiap hari. Permasalahan ini sangat klasik dihadapi perusahaan tradisional
sampai modern karena semuanya melibatkan urusan administrasi. Mulai dari
hal-hal yang paling kritikal seperti fungsi keuangan (tentu saja untuk sebuah
perusahaan baru, kontrol terhadap arus uang yang masuk dan keluar adalah
masalah yang harus diprioritaskan), sampai dengan urusan paperworks
(manajemen dokumentasi).
Teknologi informasi mempertajam dasar dari bisnis. Pelayanan
terhadap pelanggan, pengoperasian perusahaan, produksi, strategi pemasaran
dan distribusi sangat membutuhkan teknologi informasi, bahkan beberapa
perusahaan sangat bergantung pada teknologi ini (O’Brien, J. A., 1999, p. 17).
Secara tidak ragu-ragu perusahaan akan menanamkan investasinya untuk
membeli komputer jika jelas terbukti bahwa urusan administratif akan
menjadi lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat dalam tiga hal pokok:
efisiensi, efektivitas, dan kontrol internal.
9
2.2 Manajemen Strategik
Manajemen strategik dapat didefinisikan sebagai suatu seni dan ilmu
untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan
dengan melakukan evaluasi silang yang memungkinkan suatu organisasi
mencapai tujuannya (David, F.R., 1997, p. 4).
Proses manajemen strategik terdiri dari 3 tahapan: formulasi strategi,
implementasi strategi dan evaluasi strategi.
Yang termasuk dalam formulasi strategi adalah: mengembangkan misi
bisnis, mengidentifikasikan kesempatan (opportunities) dan ancaman (threats)
eksternal dari organisasi, menentukan kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weaknesses) internal, menetapkan tujuan jangka panjang (long-term
objectives), membangun strategi alternatif dan memilih strategi tertentu untuk
diterapkan.
Implementasi strategi harus dibangun dengan membuat
tahapan/rencana jangka pendek dari suatu perusahaan, mengeluarkan
kebijaksanaan-kebijaksanaan baru, memotivasi pegawai dan mengalokasikan
sumber daya, sehingga formulasi strategi dapat dilakukan. Implementasi
strategi meliputi mengembangkan cara kerja yang dapat mendukung strategi,
membuat organisasi struktur yang efektif, mengarahkan usaha-usaha
pemasaran, mempersiapkan budget, mengembangkan dan menggunakan
sistem informasi, dan menghubungkan kompensasi pegawai dengan hasil
yang dicapai organisasi.
10
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategik. Para
manajer harus benar-benar mengetahui kapan strategi tertentu tidak berjalan
dengan lancar. Evaluasi strategi adalah cara yang paling tepat untuk
mengetahui kapan strategi berjalan atau tidak.
Semua strategi untuk masa mendatang harus dimodifikasikan karena
faktor-faktor dari dalam perusahaan atau faktor-faktor dari luar selalu
berubah-ubah. Ada tiga aktivitas evaluasi strategi yang mendasar :
(1) Meninjau ulang faktor-faktor luar dan dalam perusahaan berdasarkan
pada keadaan saat ini.
(2) Mengukur penampilan/hasil. (3) Mengambil langkah-langkah perbaikan.
Evaluasi strategi diperlukan karena kesuksesan hari ini tidak menjamin
kesuksesan di masa mendatang.
2.2.1 Mission Statements
Mission statements adalah tujuan atau pernyataan yang dibuat oleh
suatu perusahaan. Walaupun banyak perusahaan yang sejenis tapi tujuan
dari masing-masing perusahaan berbeda-beda. Sebuah mission statements
dapat mengidentifikasikan luasnya operasi perusahaan dalam bidang
produksi dan pemasaran (Pearce II, J. and David, F., 1987, p. 109).
Hal ini yang mendasari seluruh strategi yang akan diterapkan pada
perusahaan: “Apa sebenarnya bisnis yang kita jalani?” (Drucker, P., 1974, p.
11
611). Sebuah mission statements yang jelas dapat menggambarkan nilai dan
prioritas organisasi.
Mengembangkan misi usaha membuat para perancang strategi
berpikir tentang keadaan alami (natural) dan besarnya operasi yang sekarang
serta menilai kemungkinan aktivitas dan pasaran di masa datang yang
potensial. Mission statements secara luas memonitor arah masa depan dari
suatu organisasi.
2.2.2 Kesempatan dan Ancaman dari Luar
Faktor lainnya yang penting dalam manajemen strategik adalah
kesempatan dan ancaman dari luar. Hal ini termasuk ekonomi, sosial
budaya, letak demografik, lingkungan, politik, hukum, pemerintah,
teknologi, dan kejadian-kejadian yang mungkin berpengaruh besar terhadap
organisasi di masa yang mendatang (David, F.R., 1997, p. 9).
Kesempatan dan ancaman pada sebuah organisasi sulit dikontrol
sebab hal ini merupakan pengaruh dari luar perusahaan. Kesempatan dan
ancaman ini dipengaruhi juga oleh kemungkinan terbentuknya sebuah pasal
baru dari hukum yang sudah ada, pemasaran produk baru yang lebih baik
dari pesaing, kekacauan nasional, atau menurunnya nilai mata uang rupiah
terhadap dollar.
Walaupun sulit dikontrol, kita tetep harus memperhitungkannya.
Karena prinsip dasar dari manajemen strategik adalah bagaimana
perusahaan memformulasikan strategi untuk mengambil untung dari
12
kesempatan-kesempatan yang datang serta menghindari atau mengurangi
pengaruh dari ancaman-ancaman yang akan timbul. Untuk alasan-alasan
tersebut maka: mengidentifikasikan, memonitor, dan mengevaluasi
kesempatan-kesempatan dan ancaman-ancaman penting untuk kesuksesan.
2.2.3 Kekuatan dan Kelemahan dari Dalam
Kekuatan-kekuatan (strengths) dan kelemahan-kelemahan
(weaknesses) di dalam perusahan merupakan kegiatan yang dapat dikontrol.
Kekuatan merupakan kemampuan perusahaan dalam melakukan suatu
aktifitas cukup baik, sedang kelemahan adalah kemampuan perusahaan
dalam melakukan suatu aktifitas tidak baik (David, F.R., 1997, p. 9).
Aktifitas-aktifitas yang dilakukan pada suatu perusahaan bisa
bermacam-macam. Manajemen, pemasaran, keuangan/pembukuan,
produksi/operasi, penyelidikan dan pengembangan, serta aktivitas sistem
informasi dari suatu perusahaan adalah bidang-bidang dimana kekuatan dan
kelemahan pada suatu perusahaan timbul.
Proses pengidentifikasian dan pengevaluasian kekuatan-kekuatan
serta kelemahan-kelemahan suatu organisasi untuk bidang yang fungsional
(bidang-bidang yang melakukan kegiatan yang sangat penting bagi
perusahaan) adalah bagian dari kegiatan manajemen strategik yang penting.
Banyak organisasi berusaha yang berusaha mencapai strategik dengan
bermodalkan pada kekuatan-kekuatan dari dalam dan memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang ada.
13
Besarnya kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan adalah relatif
untuk para pesaing. Informasi tentang perusahaan pesaing, baik
kelemahannya maupun kekuatannya merupakan informasi yang penting
untuk bersaing. Begitu juga informasi tentang kekuatan atau kelemahan
perusahaan sendiri. Hal ini lebih mudah dinilai dengan mempelajari keadaan
perusahaan serta bagian-bagian yang terkait dengan perusahaan dari pada
melihat penampilan perusahaan saja. Kekuatan dan kelemahan pada suatu
perusahaan dapat ditentukan dan sangat relatif untuk setiap perusahaan.
Faktor-faktor internal dapat ditentukan dengan berbagai macam cara
termasuk menghitung menggunakan persentase, mengukur penampilan dan
membandingkan hal yang sudah lewat/masa lalu dari industri-industri
sejenis. Bermacam-macam cara survei dapat juga di kembangkan dan
dilaksanakan untuk menilai faktor-faktor internal seperti moral pegawai,
efisiensi produksi, keefektifan iklan dan kesetiaan pelanggan.
2.2.4 Long-Term Objectives
Objectives dapat didefinisikan sebagai tanggapan khusus yang
diberikan perusahaan sesuai dengan misi dasarnya. Long-term artinya lebih
dari satu tahun.
Objectives merupakan hal yang sangat penting bagi kesuksesan
organisasi karena objectives bisa mengarahkan, membantu dalam evaluasi,
menciptakan kinerja, menunjukan prioritas, memungkinkan untuk
mengkoordinasi, dan sebagai dasar untuk rencana efektif, pengorganisasian,
14
semangat serta pengontrolan aktifitas. Objectives harus menantang, dapat
diukur, konsisten, masuk akal dan jelas.
2.2.5 Annual Objectives
Annual objectives adalah batu loncatan bagi organisasi untuk
mewujudkan tujuan jangka panjangnya (Long-term objectives). Seperti
long-term objectives, Annual objectives juga harus dapat diukur, kualitatif,
menantang, masuk akal, konsisten dan berprioritas. Annual objectives harus
dibuat pada grup, divisi, dan level yang fungsional pada organisasi yang
besar.
Sekelompok Annual objectives diperlukan dalam setiap long-term
objective. Annual objectives sangat penting dalam penerapan strategi.
Annual objectives menjadi dasar untuk penempatan sumber.
2.2.6 Policies
Kunci terakhir pada bagian ini adalah policies yang artinya
kebijakan/izin yang diberikan untuk melaksanakan annual objective.
Policies termasuk arahan, peraturan, dan prosedur pelaksanaan untuk
memberikan dukungan pada karyawan agar mulai melakukan apa yang telah
direncanakan.
Policies ini sering dimulai pada bagian manajemen, marketing,
keuangan/accounting, produksi/operasi, penyelidikan dan pembangunan,
dan aktifitas sistem informasi. Policies dapat ditetapkan pada level grup dan
15
diberlakukan untuk seluruh organisasi, atau pada level divisi dan berlaku
pada seluruh divisi itu, atau pada level yang fungsional dan berlaku pada
operasional yang khusus atau pada departemen.
2.2.7 Model Manajemen Strategik
Proses dari manajemen strategik dapat dengan baik dipelajari dan
diterapkan menggunakan sebuah model. Setiap model mewakili sebagian
dari proses. Gambaran ilustrasi ini dapat dilihat pada gambar 2.1. Ilustrasi
ini sudah dapat diterima secara luas, merupakan model yang sempurna dari
proses manajemen strategik (David, F.R., 1997, p. 12). Model ini tidak
memberi jaminan untuk sukses tapi model ini dapat memperjelas, dan
praktis dalam memformulasikan, menerapkan dan mengevaluasikan strategi.
2.3 Tipe dari Strategi
Ilustrasi gambar 2.1. menyajikan konsep dasar bagaimana melakukan
strategi manajemen. Sedangkan tabel 2.1. memberikan tipe dan penjelasan
dari alternatif strategi yang dapat dijadikan dalam 13 kategori.
16
Tabel 2.1. Pilihan Strategi dan Penjelasannya
Strategi Penjelasan Integrasi ke
depan Memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kontrol akan distributor dan pengecer.
Integrasi ke belakang
Mengusahakan kepemilikan atau meningkatkan kontrol akan para supplier.
Integrasi mendatar
Mengusahakan kepemilikan atau meningkatkan kontrol akan para pesaing.
Penetrasi pasar Mengusahakan peningkatan market share dari produk dan servis yang sudah ada dengan cara pemasaran yang lebih baik.
Pengembangan pasar
Memperkenalkan produk dan servis yang ada sekarang kedaerah-daerah atau tempat-tempat yang baru.
Pengembangan produk
Mengusahakan peningkatan pemasaran dengan memperbaharui produk dan servis yang sudah ada sehingga berkembang menjadi sesuatu yang baru yang lebih dibutuhkan.
Diversifikasi yang
terkonsentrsi
Menambahkan produk atau servis yang baru tapi masih berhubungan dengan produk atau servis yang sudah ada.
Diversifikasi yang meluas
Menambahkan produk atau servis yang baru tapi tidak ada hubungannya dengan produk atau servis yang sudah ada.
Deversifikasi mendatar
Menambahkan produk atau servis yang tidak ada hubungan untuk pelanggan yang sudah ada sekarang.
Bekerjasama 2 atau lebih perusahaan-perusahaan sponsor membentuk suatu organisasi yang terpisah dengan tujuan koperatif.
Pengurangan Menyusun kembali pengurangan biaya-biaya dan kepemilikan untuk memulihkan kondisi penjualan dan untung yang menurun.
Pelepaskan Menjual satu divisi atau bagian dari organisasi Likuidasi Menjual semua milik perusahaan.
2.3.1 Strategi Integrasi (Integration Strategies)
Integrasi kedepan (forward integration), integrasi kebelakang
(backward integration), dan integrasi mendatar (horizontal integration)
dapat disebut juga dengan sebagai integrasi keatas (vertical integration).
Strategi vertical integration membuat perusahaan dapat lebih mengontrol
distributors, suppliers dan para pesaing.
17
2.3.1.1 Integrasi ke Depan (Forward Integration)
Forward integration membuat distributor ikut merasakan
keuntungan dari perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar distributor hanya
mendistribusikan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, tetapi para
distributor akan dibantu oleh perusahaan misalnya dalam hal iklan produk
yang akan didistribusi. Yang paling efektif dalam penerapan forward
integration ini adalah dengan menjual nama (franchising) .
2.3.1.2 Integrasi ke Belakang (Backward Integration)
Backward Integration adalah strategi penggabungan dengan
supplier untuk meningkatkan kontrol terhadap supplier, sehingga
perusahaan dapat teratur mendapat bahan sesuai dengan yang diinginkan
oleh perusahaan. Strategi ini sangat cocok jika perusahaan yang menjadi
supplier sangat jarang, terlalu mahal, atau tidak ada bahan yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.
2.3.1.3 Integrasi Mendatar (Horizontal Integration)
Horizontal integration berpedoman pada strategi untuk
meningkatkan kontrol pada perusahaan saingan. Salah satu yang paling
sering digunakan pada manajemen strategik masa ini adalah horizontal
integration sebagai strategi yang berkembang.
Penggabungan antar perusahaan yang sejenis, acquisition, dan
pengambil-alihan perusahaan pesaing memberikan kesempatan pada
18
perusahaan untuk menaikan skala ekonomi, mendapatkan sumber bahan
baku dan kewenangan yang lebih baik (Davidson, K., 1987, p. 45).
2.3.2 Strategi Intensif (Intensif Strategies)
Market penetration, market development, dan product development
berpedoman pada strategi intensif sebab mereka secara intensif
memperbaiki kedudukan perusahan terhadap para pesaing dengan produk-
produknya.
2.3.2.1 Penetrasi Pasar (Market Penetration)
Market penetration adalah strategi mencari peluang pemasaran
terhadap produk atau servis yang ada, sehingga produk atau servis bisa
lebih banyak dipasarkan daripada sebelumnya.
Strategi ini biasanya digunakan baik sendiri maupun digabungkan
dengan strategi lainnya. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan jumalah seles, meningkatkan biaya promosi,
mempromosikan produk diberbagai media, atau meningkatkan popularitas
produk.
2.3.2.2 Pengembangan Pasar (Market Development)
Market development meliputi pengenalan produk atau servis yang
sudah ada ke daerah geografis baru. Iklim pengembangan pasar ini untuk
level internasional makin lama makin menjadi baik dengan adanya isu-isu
untuk globalisasi.
19
2.3.2.3 Pengembangan Produk (Product Development)
Product development adalah strategi untuk meningkatkan
pemasaran dengan cara memodifikasi produk atau servis yang ada.
Product development ini memerlukan biaya yang cukup besar untuk
penelitian dan pengembangannya.
2.3.3 Strategi Diversifikasi (Diversification Strategies)
Ada 3 macam tipe untuk melakukan diversification strategies:
concentric, horizontal, dan conglomerate. Secara keseluruhan strategi ini
makin menurun popularitasnya, sebab organisasi selalu mengalami kesulitan
dalam mengatur aktifitas bisnis yang bermacam-macam.
2.3.3.1 Diversifikasi yang Terkonsentrasi (Concentric Diversifica-tion)
Concentric diversification adalah menambah/membuat perusahaan
baru tetapi produk atau servisnya masih berhubungan dengan produk atau
servis dari perusahaan lama.
2.3.3.2 Diversifikasi Mendatar (Horizontal Diversification)
Horizontal diversification adalah menambah/membuat produk atau
servis baru yang tidak berhubungan dengan produk atau servis yang lama.
Strategi ini tidak terlalu beresiko seperti conglomerate diversification,
sebab perusahaan sudah mengetahui pelanggannya. Pelanggannya adalah
pelanggan dari perusahaan yang lama.
20
2.3.3.3 Diversivikasi yang Meluas (Conglomerate Diversification)
Menambah/membuat produk atau servis baru yang berhubungan
maupun tidak berhubungan dengan produk atau servis yang lama disebut
conglomerate diversification. Jadi conglomerate diversification ini strategi
untuk memperbanyak perusahaan tanpa melihat produk atau servisnya.
Beberapa perusahaan menggunakan strategi ini sebagai dasar untuk
mendapatkan keuntungan dari memecah-belah perusahaan menjadi
bagian-bagian kecil kemudian menjualnya.
2.3.4 Defensive Strategies
2.3.4.1 Kerjasama (Joint Venture)
Joint Venture adalah strategi yang cukup populer, strategi ini
digunakan pada saat dua perusahaan atau lebih membentuk sebuah
persekutuan/persekongkolan yang bersifat sementara dengan tujuan yang
saling menguntungkan.
Strategi ini dapat dikatakan strategi bertahan sebab perusahaan
tidak berani mengambil resiko sendiri dalam menangani suatu proyek.
Sering kali dua atau lebih perusahaan memberi dukungan pada bentuk
organisasi baru yang terpisah dan mereka memiliki saham dari organisasi
itu. Selain itu bentuk kerjasama lain misalnya: kerjasama dalam penelitian
dan pengembangan, kerjasama dalam pendistribusian barang, kerjasama
dalam perizinan, kerjasama dalam hal pengolahan barang.
21
Joint venture ini sangat populer karena membuat perusahaan dapat
meningkatkan komunikasi, beroperasi lebih global, dengan risiko yang
minimum.
Pada era bisnis global seperti saat ini sumber yang terbatas,
perkembangan teknologi yang cepat, dan peningkatan permintaan akan
modal tidak lagi menjadi masalah jika kita dapat melakukan joint venture.
Pertanyaannya adalah joint venture dan kerja sama yang bagaimana yang
kita butuhkan atau harapkan? Bagaimana kita menjaga hubungan ini agar
menjadi efektif (Harrigan, K.R., 1987, p. 10)
2.3.4.2 Pengurangan (Retrenchment)
Retrenchment terjadi ketika organisasi meninjau ulang pengeluaran
dan asset yang ada dengan penjualan dan profitnya. Strategi ini juga dapat
dikatakan strategi untuk membentuk/memperbaiki ulang organisasi yang
ada. Retrenchment ini didisain untuk membangun
karakteristik/kemampuan dasar dari organisasi. Selama melakukan
retrenchment, perusahaan harus dapat bekerja dengan sumber yang
terbatas dan tekanan dari pemilik, karyawan dan media (David, F.R.,
1997, p. 55).
Retrenchment dapat diikuti dengan dijualnya tanah dan gedung
untuk meningkatkan modal, pemberhentian produksi, menutup bagian
bisnis yang kurang berarti, menutup seluruh perusahaan, dan pengurangan
sejumlah besar pegawai.
22
2.3.4.3 Pelepasan (Divestiture)
Penjualan sebuah divisi atau bagian dari organisasi disebut
divestiture. Divestiture sering digunakan untuk menamabah modal yang
digunakan untuk menjalani strategi lain seperti acqusitions atau
penanaman modal. Divestiture ini dapat menjadi bagian dari strategi
retrenchment untuk membebaskan organisasi dari bisnis yang tidak
menguntungkan, yang terlalu banyak memerlukan modal, atau yang tidak
cocok dengan kegiatan lain dari perusahaan itu.
Divestiture ini menjadi strategi yang sangat populer untuk
perusahaan-perusahaan yang mempunyai kekuatan pada bidang usahanya,
mereka mengurangi level organisasinya dengan jalan penggolongan.
2.3.4.4 Likuidasi (Liquidation)
Menjual seluruh aset perusahaan ke dalam bagian-bagian untuk
mendapatkan harga yang cocok merupakan liquidation. Liquidation
dikenal sebagai kehancuran dan merupakan strategi yang sulit diterapkan
karena melibatkan emosional berbagai pihak. Tetapi mungkin saja ini
yang terbaik dari pada terus beroperasi dan mengalami rugi yang besar.
2.3.4.5 Kombinasi Strategi
Banyak organisasi yang mengkombinasikan 2 atau lebih dari
strategi-strategi diatas, tetapi strategi kombinasi memiliki resiko yang
sering kali terjadi jika terlalu terbawa oleh sifat dari masing-masing
strategi tersebut.
23
Tidak ada organisasi yang mampu melakukan semua strategi
mungkin ini keuntungan dari perusahaan. Keputusan yang sulit harus
dibuat, prioritas harus ditetapkan. Organisasi seperti individu, mempunyai
keterbatasan, keduanya mesti memilih strategi alternatif.
2.4 Analisa Berorientasi Objek
2.4.1 Pengenalan Object-Oriented
Pendekatan menggunakan objek selama proses analisa dan disain
disebut analisa berorientasi objek. Teknik analisa berorientasi objek (object
oriented analysis (OOA)) digunakan untuk:
1. Mempelajari objek dan dilihat apakah objek tersebut dapat digunakan
atau harus diadaptasikan untuk penggunaan yang baru.
2. Mendefinisikan objek baru atau objek modifikasi agar dapat
dikombinasikan dengan objek yang sudah ada sehingga menjadi suatu
aplikasi bisnis yang berguna (Whitten, J.L., Bentley, L.D., 1998, p. 286)
Teknik analisa berorientasi objek (OOA) adalah teknik yang paling
cocok digunakan untuk proyek yang akan mengimplementasikan sistem-
sistemnya menggunakan teknik objek untuk membangun, mengolah, dan
menempatkan objek-objek tersebut kedalam suatu aplikasi komputer yang
berguna. Pendekatan dari orientasi objek ini berpusat pada suatu teknik yang
disebut object modeling.
24
Object modeling adalah suatu teknik mengidentifikasi objek-objek
dalam suatu lingkungan sistem-sistem dan hubungan-hubungan antara
objek-objek tersebut.
2.4.2 Istilah-Istilah dalam Object-Oriented
Pendekatan berorientasi objek untuk pengembangan sistem
didasarkan pada konsep objek yang ada dalam lingkungan sekitar/sistem.
Contoh: jendela, pintu, ruangan, orang, dan lain-lain.
Definisi objek dalam kamus Webster’s adalah sesuatu yang dapat
dilihat, dapat disentuh, atau dapat dirasakan. Objek adalah satu kesatuan
yang lahir dan mempunyai identitas, data, dan tingkah laku menurut
Mathiassen, L. (2000, p. 4). Tetapi dalam pendekatan berorientasi objek,
objek lebih dari sekedar sesuatu yang dapat dilihat, dapat disentuh, atau
dapat dirasakan. Dalam pendekatan berorientasi objek, definisi objek
sebagai berikut: Objek adalah sesuatu yang dapat dilihat, dapat disentuh,
atau dapat dirasakan dan dimana pengguna menyimpan data serta
mempunyai karakteristik tersendiri (Whitten, J.L., Bentley, L.D., 1998, p.
287).
Sekarang kita lihat data. Dalam berorientasi objek, data disebut
atribut. Jadi atribut adalah data yang mewakili karakteristik yang menarik
dari sebuah objek.
Contoh atribut yang mengikuti pelanggan adalah nomer pelanggan,
nama depan, nama belakang, alamat rumah, alamat kantor, tipe pelanggan,
25
telepon rumah, telepon kantor, batas kredit, kemampuan kredit,
keseimbangan keuangan, dan status keuangan.
Pada kenyataannya banyak sekali objek pelanggan yang mempunyai
atribut yang sama. Untuk itu setiap pelanggan dimisalkan dengan instan
objek (object instance). Instan objek adalah sebuah objek yang diikuti oleh
atribut serta menggambarkan orang khusus, tempat khusus, barang khusus,
atau waktu khusus.
Pendekatan berorientasi objek untuk membangun sistem berfokus
pada pengidentifikasian dari atribut yang mengikuti sebuah objek. Sangat
penting untuk mengikuti perkembangan teknologi sebab dengan demikian
kita tahu bahwa objek sekarang bukan sekedar diikuti oleh atribut biasa, tapi
atribut tipe baru seperti bitmap atau sebuah gambar bersuara atau sebuah
video.
Selain diikuti oleh atribut, objek juga diikuti oleh metode (behavior).
Metode berkaitan dengan sesuatu yang objek dapat lakukan dan biasanya
berkaitan juga dengan atribut yang terdapat pada objek.
Prinsip lain yang juga penting dalam analisa berorientasi objek
adalah istilah encapsulation. Encapsulation adalah penyatuan data dan
metode bersama-sama (Potts, S. & Walnum, C., 1997, p. 4)
Membuat sebuah objek harus diikuti oleh atribut dan metodenya
menjadi satu paket, karena mereka adalah bagian dari objek. Satu-satunya
cara untuk merubah atribut objek adalah dengan melalui spesifikasi dari
metode objek.
26
2.4.3 Pembagian Kelas, Generalisasi, dan Spesifikasi
Salah satu konsep objek modeling adalah mengkategorikan objek ke
dalam kelas. Kelas adalah sebauh deskripsi dari kumpulan objek yang
mempunyai sebagian struktur, pola metode, dan atribut sama (Mathiassen,
L., 2000, p 4). Kelas kadang-kadang disebut dengan objek kelas.
Kelas bisa terdiri dari beberapa level, ketika level kelas diterapkan
maka kita harus menggunakan konsep warisan (inheritance). Warisan
(inheritance) artinya metode-metode atau atribut-atribut yang didefinisikan
dalam objek kelas dapat digunakan oleh objek kelas lainnya.
Generalisasi/spesifikasi adalah teknik dimana ketika beberapa atribut
dan motode dari kelas-kelas sama maka kelas-kelas tersebut dapat
dikelompokkan menjadi kelas yang baru yang disebut supertype. Atribut-
atribut dan metode-metode dari kelas supertype diwariskan pada kelas-kelas
itu (Whitten, J.L., Bentley, L.D., 1998, p. 288).
Sebuah supertype kelas terdiri dari satu atau lebih subtype kelas,
yang masing-masing objek dari subtype kelas mewarisi atribut dan metode
dari objek pada supertype kelas. Supertype kelas memiliki satu atau lebih
hubungan satu-satu dengan subtype kelas. Hubungan ini dapat berupa
“adalah”, “dulunya adalah”, “dapat berupa” dan “juga adalah sebuah”.
Subtype kelas adalah sebuah objek kelas yang memiliki beberapa
atribut dan metode dari warisan supertype kelas dan ditambah dengan
atribut atau metode lain yang unik sehingga menjadi sebuah subtype kelas.
27
Didalam pembangunan sistem berorientasi objek, objek
dikategorikan menurut kelas dan sub-kelas. Hal ini dimaksudkan agar kita
tidak mengulang dalam menulis atribut dan metode untuk objek-objek yang
mempunyai beberapa atribut dan metode yang sama.
Pada gambar 2.2. dapat dilihat contoh dari kelas, supertype dan
subtype. Kelas digambarkan dengan segi-empat, dimana segi-empat tersebut
terdiri dari 3 bagian.
Orang
Murid
Nilai rata-rata: Peringkat:
Mendaftar ulang: Minta nilai:
Guru
Mengajar:
Pangkat:
Jalan Loncat Bicara Tidur Makan Dll
Nama depan: Nama belakang: Tanggal lahir: Jenis kelamin:
Gambar 2.2. Contoh dari Kelas, Supertype dan Subtype.
Bagian paling atas berisi nama dari kelas, bagian tengah berisi
atribut-atributnya, dan bagian paling bawah berisi metode-metodenya. Tapi
28
dalam disain, untuk mempermudah penggambaran tidak perlu diikut
sertakan atribut dan metodenya.
2.4.4 Hubungan Objek/Kelas
Secara konsep objek dan kelas tidak berdiri sendiri. Mereka
berinteraksi dan berpengaruh pada penunjang misi bisnis lainnya. Maka dari
itu kami memperkenalkan konsep dari hubungan objek/kelas.
Sebuah hubungan objek/kelas dapat dimisalkan sebagai sebuah
hubungan bisnis secara wajar yang terlihat antara satu atau lebih
objek/kelas.
Pelanggan
Gambar
Pada gambar 2.3. t
hubungan antara kelas-kelas
yang disebut multiplicity. M
maksimum yang tampak
objek/kelas.
Kita baru saja mem
bagaimana cara objek/kelas
memberikan pesan-pesan.
meminta 1 atau lebih ob
menampilkan informasi yang
masuk
Order2.3. Hubungan antar Kelas
erlihat garis hubungan yang menggambarkan
, dan gambar 2.4. terlihat jenis-jenis hubungan
ultiplicity adalah definisi jumlah minimum dan
dari objek/kelas untuk sebuah penghubung
pelajari cara objek/kelas berintraksi, tetapi
melakukan “komunikasi” pada yang lain dengan
Pesan akan diberikan ketika sebuah objek
jek lain untuk melakukan metodenya atau
ada padanya.
29
Arti dari notasi tersebut
Notasi Multiplicity
Nama kelas Artinya satu dan hanya satu
Nama kelas Artinya nol atau lebih
Nama kelas Artinya nol atau satu
1+ Nama kelas Artinya satu atau lebih
n,m Nama kelas Artinya minimum n dan maksimum m
Gambar 2.4. Jenis-jenis Hubungan Multiplicity
Seperti yang telah dituliskan pada konsep encapsulation dimana
objek terdiri dari atribut dan metode, sehingga hanya objek itu saja yang
dapat melakukan metode dan memberikan datanya. Contoh: jika kamu
(objek) mau mengunci pintu, maka kamu harus mengirim pesan pada pintu
(objek) untuk melakukan metodenya yaitu tutup dan kunci.
2.4.5 Polymorphism
Polymorphism adalah sebuah konsep penting yang erat hubungannya
dengan pengiriman pesan. Polymorphism artinya “banyak bentuk”. Dalam
teknik object-oriented artinya mempunyai nama metode yang sama tapi
berbeda cara melakukan metodenya untuk masing-masing objek/kelas yang
berbeda. Contoh: pintu dan jendela mempunyai nama metode yang sama
yaitu “tutup” tapi cara kedua objek melakukan metodenya berbeda.
30
2.4.6 Proses dari Objek Modeling
Dalam melakukan analisa berorientasi objek, seperti juga dengan
metode analisa sistem lainnya, tujuannya adalah untuk lebih mengerti sistem
dan harus memenuhi syarat. Dengan kata lain, syarat analisa berorientasi
objek adalah mengidentifikasikan objek-objek, data atribut, metode dan
hubungannya untuk menunjang sistem bisnis.
Ada 2 aktifitas yang selalu dilakukan ketika menerapkan analisa
berorientasi objek:
1. Temukan dan identifikasi objek bisnis
2. Organisasikan objek-objek tersebut dan identifikasi hubungan-
hubungannya.
2.4.6.1 Use case dan Aktor
Dalam mencoba mengidentifikasi objek, beberapa metodologi
menyarankan untuk mencari spesifikasi syarat atau dokumentasi lainnya
dan menggaris-bawahi kata benda yang ditemukan. Kata benda ini akan
menjadi objek yang potensial. Hal ini merupakan pekerjaan yang berat
karena mungkin terlalu banyak kata benda yang akan didapat.
Pendekatan yang paling populer dan paling sukses untuk
menemukan dan mengidentifikasi objek adalah teknik yang disebut use
case modeling yang dibuat oleh Jacobson, I. (1992, p. 294)
31
Use case modeling adalah proses pengidentifikasian dan
pemodelan kejadian dalam bisnis, siapa yang memulai, dan bagaimana
sistem menanggapinya.
Use case modeling memberikan solusi untuk masalah ini dengan
menguraikan seluruh bidang pada fungsi sistem kedalam fungsi sistem
yang lebih sederhana yang disebut use case. Cara ini lebih efisien
dibandingkan dengan menggaris-bawahi seluruh kata benda. Sebuah
keuntungan dari use case modeling adalah pengidentifikasian dan
penggambaran fungsi sistem didapat dari pandangan pemakai. Ini
dilakukan dengan mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kejadian
yang disebut use case, yang dimulai dari pemakai/sistem yang disebut
aktor.
Use case adalah metode yang berhubungan dengan
rangkaian/urutan tahap, baik manual maupun otomatis, untuk tujuan
penyempurnakan sebuah tugas bisnis.
Aktor mewakili segala sesuatu yang diperlukan untuk berinteraksi
dengan sistem agar dapat bertukar informasi. Aktor adalah pemakai atau
pemeran yang dapat berupa sistem dari luar atau orang.
Aktor yang memprakarsai pengaktifan sistem/use case untuk
menyelesaikan beberapa tugas bisnis. Aktor akan berperan sebagai
pengatur untuk menyelesaikan tugas dibantu dengan sistem untuk
berinteraksi dan sistem itu sendiri.
32
Use case digunakan selama sistem dalam proses. Selama analisa
use case berperan sebagai model fungsi dari tujuan sistem dan sebagai
titik awal untuk mengidentifikasikan objek sistem. Selama proses use case
terus diperbaiki secara paralel dengan proses disain objek. Ini disebabkan
karena use case berisikan sejumlah besar detail fungsi sistem, sehingga
akan menjadi sumber untuk membangun validasi dan uji coba dari disain
sistem.
Keuntungan use case adalah:
• Sebagai dasar untuk menolong mengidentifikasikan objek dan
hubungan serta tanggung jawab objek.
• Untuk melihat metode sistem dari pandangan seorang diluar sistem.
• Sebagai alat yang efektif untuk memelihara validitas.
• Alat yang efektif untuk berkomunikasi
• Dasar untuk perencanaan uji coba.
• Dasar untuk pemakaian manual.