51
b. Tugas dan Fungsi Pokok Dinas Pendapatan Daerah Kota
Malang
Dinas Pendapatan Kota Malang didirikan berdasarkan Surat
Keputusan Walikota Malang Nomor 4/U tanggal 1 Januari 1970.
Berdirinya dinas ini dengan dasar pemikiran yang pada awalnya
adalah adanya peran serta dalam membiayai program
pembangunan dari masyarakat yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pada awal pembentukannya dinas ini
masih dikendalikan langsung oleh Walikota yaitu Bapak Sukadi
sebagai Kepala Dinas. Setelah 30 tahun berdiri Dinas Pendapatan
ini mampu menjelma menjadi sebuah Dinas yang dapat diandalkan
oleh pemerintah daerah sebagai salah satu sumber pendapatan Kota
Malang. Berdasarkan Peraturan Walikota Malang Nomor 58 Tahun
2008, tugas pokok Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang adalah
menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah di bidang
penerimaan dan pendapatan Daerah.
Dinas pendapatan daerah merupakan pelaksana otonomi
daerah di bidang pendapatan daerah.dinas pendapatan dipimpin
oleh kepala dinas yang dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya berada di bawah tanggung jawab kepada Walikota
melalui sekretaris daerah. Dinas Pendapatan Daerah melaksanakan
tugas pokok penyusun dan pelaksana kebijakan dibidang
penerimaan dan pendapatan daerah.
52
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas
Pendapatan Kota Malang mempunyai fungsi :
a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
penerimaaan dan pendapatan daerah;
b. Penyusunan dan pelaksanaan rencana strategis (RENSTRA)
dan rencana kerja (RENJA) di bidang penerimaaan dan
pendapatan daerah;
c. Pelaksanaan dan pengawasan pendataan, pendaftaran,
penetapan pajak daerah;
d. Penyusunan rencana penerimaan dan pendapatan asli daerah
dan dana perimbangan;
e. Penyusunan dan pelaksanaan pengembangan potensi pajak dan
retribusi daerah;
f. Pelaksanaan dan pengawasan pengelolaan dan penagihan
penerimaan lain-lain pendapatan yang sah;
g. Penyusunan rencana intensifikasi dan ekstensifikasi pajak
daerah, retribusi daerah dan lain-lain pendapatan yang sah;
h. Pelaksanaan penyelesaian keberatan pajak daerah;
i. Pengkoordinasian penerimaan pendapatan asli daerah;
j. Pembinaan, pengendalian benda-benda berharga dan
pembukuan serta pelaporan atas pemungutan dan penyetoran
pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain pendapatan yang
sah;
53
k. Pembinaan dan pengendalian terhadap sistem pemungutan
pajak daerah dan retribusi daerah;
l. Pelaksanaan penerbitan nomor pokok wajib pajak daerah
(NPWPD);
m. Pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program,
ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, rumah
tangga, perlengkapan, kehumasan dan kearsipan;
n. Pelaksanaan standar pelayanan minimal (SPM);
o. Penyusunan dan pelaksanaan standar pelayanan publik (SPP);
p. Pelaksanaan fasilitasi pengukuran indeks kepuasan masyarakat
(IKM) dan/atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan
secara periodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas
layanan;
q. Pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang pajak daerah dan
pendapatan lain-lain yang sah;
r. Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya
terkait layanan publik secara berkala melalui web site
pemerintah daerah;
s. Penyelenggaraan unit pelaksana teknis (UPT) dan jabatan
fungsional;
t. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi;
54
u. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.20
c. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang
Guna lebih mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi, maka ditetapkan rencana strategis dinas pendapatan kota
malang dengan visinya yaitu tercapainnya peningkatan pendapatan
asli daerah yang berkesinambungan untuk mendukung terciptanya
kemandirian pemerintah kota malang dalam menyelengarakan
pembangunan daerah.
Kemudian untuk mewujudkan visi dimaksud dijabarkan
dalam beberapa misi yaitu:
1) Peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat melalui
penerapan pelayanan prima yang berorentasi pada kepuasan
masyarakat.
2) Pemantapan komitmen SDM aparatur melalui peningkatan
kinerja dan kesejahteraannya.
3) Peningkatam koordinasi dan kerja sama internal antar unit kerja
dan antar instansi.
4) Pembudayaan taat pajak dan retribusi daerah melalui
pendayagunaan sosialisasi perda dan peningkatan peran serta
masyarakat.
20
Pasal 3 ayat 2 Peraturan Walikota Malang Nomor 58 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Pokok,
Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah
55
d. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang
menunjukan hubungan antara komponen –komponen yang satu
denagn yang lain sehingga jelas tugasnya, wewenangnya, dan
tanggung jawab masing-masing dalam kesatuan yang teratur.
Adapun struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota
Malang didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 6
Tahun 2008 Tentang Organisasi & Tata Kerja Dinas Daerah Kota
Malang serta Peraturan Walikota Malang Nomor 58 Tahun 2008
Tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas
Pendapatan Daerah Kota Malang.
Adapun struktur organisasi dinas pendapatan daerah kota
malang terdiri dari :
1) Kepala Dinas
2) Sekretariat, meliputi :
- Sub Bagian Keuangan;
- Sub Bagian Penyusunan Program;
- Sub Bagian Umum.
3) Bidang Pendataan dan Penetapan, meliputi :
- Seksi Pendataan;
- Seksi Pendaftaran;
- Seksi Penetapan.
4) Bidang Perencanaan Dan Pengendalian Operasional, meliputi :
- Seksi Perencanaan;
56
- Seksi Pengembangan Potensi;
- Seksi Pengendalian Operasional.
5) Bidang Pembukuan Dan Pelaporan, meliputi :
- Seksi Pembukuan;
- Seksi Pelaporan;
- Seksi Pengelolaan Benda- Benda Berharga.
6) Bidang Penagihan, meliputi :
- Seksi Penagihan;
- Seksi Penagihan Dan Pengelolaan Penerimaan Lain- lain;
- Seksi Penyelesaian Keberatan Pajak Daerah.
e. Tugas dan Fungsi Pejabat di Dinas Pendapatan Daerah Kota
Malang
1) Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas menyelenggarakan tugas
pokok dan fungsi mengkoordinasikan dan melakukan pengawasan
melekat terhadap unit kerja di bawahnya serta melaksanakan tugas
lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsinya.
2) Sekretariat
Sekretariat melaksanakan tugas pokok pengelolaan
administrasi umum meliputi penyusunan program, ketatalaksanaan,
ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, urusan rumah tangga,
perlengkapan, kehumasan dan kepustakaan serta kearsipan.
Sekretariat terdiri dari :
57
- Sub bagian Penyusunan Program
Melaksanakan tugas pokok penyusunan program, evaluasi dan
pelaporan.
- Sub bagian Keuangan
Melaksanakan tugas pokok pengelolaan anggaran dan
administrasi keuangan.
- Sub bagian Umum
Melaksanakan tugas pokok pengelolaan administrasi umum
meliputi ketatalaksanaan, ketatausahaan, kepegawaian, urusan
rumah tangga, perlengkapan, kehumasan dan kepustakaan serta
kearsipan.
3) Bidang Pendataan dan Penetapan
Melaksanakan tugas pokok Pendataan, Pendaftaran dan
Penetapan Pajak Daerah.
Bidang Pendataan dan Penetapan terdiri dari :
- Seksi Pendataan
Melaksanakan tugas pokok pendataan obyek dan wajib pajak
daerah.
- Seksi Pendaftaran
Melaksanakan tugas pokok pendaftaran obyek dan wajib pajak
daerah.
- Seksi Penetapan
Melaksanakan tugas pokok penghitungan dan penetapan
Pajak Daerah.
58
4) Bidang Perencanaan Dan Pengendalian Operasional
Melaksanakan tugas pokok penyusunan rencana
penerimaan Pendapatan Daerah dan pengembangan potensi
Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta pengendalian operasional.
Bidang Perencanaan dan Pengendalian Operasioanal terdiri dari :
- Seksi Perencanaan
Melaksanakan tugas pokok perencanaan penerimaan
Pendapatan Daerah dan perencanaan intensifikasi dan
ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
- Seksi Pengembangan Potensi
Melaksanakan tugas pokok pengembangan potensi dan
peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
melalui pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
- Seksi Pengendalian Operasional
Melaksanakan tugas pokok pengendalian dan evaluasi
terhadap pemungutan dan penyetoran Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
5) Bidang Pembukuan Dan Pelaporan
Melaksanakan tugas pokok pembukuan dan pelaporan
target dan realisasi penerimaan Pajak Daerah, Hasil Perusahaan
Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan, Bagi Hasil Pajak dari PBB, BPHTB dan Pajak
Penghasilan, Bagi Hasil Pajak Propinsi, penerimaan lain-lain dan
59
pengelolaan benda berharga. Bidang Pembukuan dan Pelaporan
terdiri dari :
- Seksi Pembukuan
Melaksanakan tugas pokok pembukuan penerimaan Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah dan
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Penerimaan
Lain-lain, PBB, BPHTB, Bagi Hasil PBB, BPHTB, Pajak
Penghasilan dan Bagi Hasil Pajak Propinsi.
- Seksi Pelaporan
Melaksanakan tugas pokok pelaporan secara berkala Target
dan Realisasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Perusahaan Milik Daerah dan Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan, Penerimaan Lain-lain, Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), Pajak Penghasilan dan Bagi Hasil Pajak Propinsi.
- Seksi Pengelolaan Benda Berharga
Melaksanakan tugas pokok pengelolaan benda- benda
berharga.
6) Bidang Penagihan
Melaksanakan tugas pokok penagihan tunggakan Pajak
Daerah, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan/atau pajak lainnya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bidang
Penagihan terdiri dari :
60
- Seksi Penagihan Pajak Daerah
Melaksanakan tugas pokok penagihan tunggakan Pajak
Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- Seksi Penagihan Pajak dan Pengelolaan Penerimaan Lain-lain
Melaksanakan tugas pokok penagihan terhadap tunggakan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lainnya serta
melaksanakan koordinasi realisasi pendapatan lain-lain yang
sah.
- Seksi Penyelesaian Keberatan Pajak Daerah
Melaksanakan tugas pokok pemrosesan permohonan keberatan
pembayaran Pajak Daerah berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
f. Keadaan Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang
Sumber Daya Manusia aparatur Dinas Pendapatan
Daerah Kota Malang sebanyak 177 orang yang terdiri dari 110
orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 67 orang Pegawai Tidak
Tetap (PTT).
Selanjutnya sehubungan dengan tingkat pendidikan
pegawai, tingkat pendidikan juga mempunyai pengaruh terhadap
pekerjaan karena semakin tinggi tingkat pendidikan maka
semakin tinggi pula golongan dan pangkatnya, berarti juga
mempunyai tanggung jawab yang lebih tinggi terhadap
pekerjaan yang menjadi tugasnya.
61
g. Keadaan Sarana dan Prasarana Dinas Pendapatan
Daerah Kota Malang
Fasilitas penyelenggara pemungutan terkait dengan sarana
dan prasarana yang dimiliki oleh Dinas Pendapatan Daerah.
Keadaan pada awal tahun 2003, prasarana dan sarana yang
dimiliki Dinas Pendapatan Daerah meliputi kantor, kendaraan,
peralatan elektrik dan peralatan manual.
Untuk lebih jelasnya tentang sarana dan prasarana
Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang dalam melaksanakan
tugas yang diembannya serta melakukan fungsinya sebagai
instansi pemerintah daerah, dalam hal ini berkaitan dengan
penarikan, pemungutan pajak hotel dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel I
Sarana dan Prasarana Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang
No Jenis/Nama Barang Jumlah
1. Komputer 35
2. Pesawat Telepon 9
3. Kamera Digital 3
4. Handycam 1
5. Mesin Ketik 4
6. Almari 16 7. Laptop 1
8. Flash Disk 3
9. Kompresor AC 2
10.
Handy Talkie 5
11.
Papan White Board 16 1
2. Mobil 7
z 13.
Sepeda Motor 9
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang, 2010, Diolah
Dari tabel dapat dilihat bahwa Dinas Pendapatan Daerah
mempunyai fasilitas sarana yang sangat memadai dalam
62
melaksanakan fungsinya sebagai Dinas yang melaksanakan sebagian
urusan rumah tangga daerah di bidang pendapatan. Sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh Dinas Pendapatan Daerah sebagai
penyelenggara pemungutan pajak daerah sudah mencukupi
dimana 1 mobil yang digunakan untuk Kepala Dinas dan 2 mobil
mini bus, serta 9 sepeda motor yang digunakan oleh para pegawai
tugas lapangan dimana tugasnya sebagai pemungut pajak daerah.
Sarana transportasi ini akan sangat mempengaruhi proses
pemungutan pajak daerah terutama pajak hotel sehingga besar
kecilnya penerimaan pajak tersebut juga dipengaruhi oleh sarana
transporatasi dimana sarana transportasi sangat membantu dan
memudahkan petugas pemungut pajak melaksanakan tugasnya.
Selain itu dengan jumlah komputer yang dimiliki oleh Dinas
Pendapatan Daerah dapat memudahkan pembagian tugas sehingga
dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan. Karena di setiap
bagian memiliki lebih dari 1 unit komputer untuk pelaksanaan
sistem dan prosedur dalam pelaksanaan tugas di Dinas
Pendapatan Daerah. Oleh karena itu data yang diperoleh bisa
langsung diproses menggunakan komputer.
63
B. Optimalisasi Pemungutan Pajak Hotel Oleh Dinas Pendapatan
Daerah Kota Malang Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
1. Pendapatan dari Sektor Pajak Hotel
Kebijakan pajak hotel pada Dinas Pendapatan Kota Malang
dilaksanakan berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7
Tahun 2002 tentang Pajak Hotel. Dinas Pendapatan Kota Malang didalam
melaksanakan proses pemungutan pajak Hotel menggunakan dua sistem
yaitu :
- Official assesment (Ketetapan)
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada
Pemerintah (Fiskus) untuk menentukan besarnya Pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak.
Contoh :
Jumlah
Kamar
Tarif Pajak Jumlah Hari Tingkat
Hunian
Tarif Pajak
(10%)
10 100,000 30 30% 900,000
Keterangan Tarif Pajak:
= 10% X ( 10 X 100.000 X 30 X 30% )
= 10% X 9.000.000,-
= Rp. 900.000,-
- Self Assesment (Omset)
Adalah suatu sistem pemungutan Pajak yang memberi wewenang
JUMLAH KAMAR X TARIP RATA-RATA X
1 BULAN X TINGKAT HUNIAN ( THO ) X
TARIP PAJAK
64
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya Pajak yang
terutang.
Rekapitulasi hasil penjualan yang dimaksud adalah jumlah Nota
Penjualan. Nota penjualan tersebut berupa Bon Bill.
PENDAPATAN
BRUTO Tarif
Pajak
Jumlah Pajak Keterangan
10,000,000 10% 1,000,000 Pendapatan
Bruto adalah
rekap dari bon
penjualan/bill
Pada dasarnya pelaksanaan dua sistem penghitungan pajak
hotel diatas hampir sama. Penggunaan dua sistem tersebut
dilaksanakan untuk memberikan kemudahan dan pilihan bagi wajib
pajak untuk menentukan jumlah pajak yang harus dibayarkan. Untuk
pajak hotel biasanya pihak Dinas Pendapatan Kota Malang turun
langsung ke lapangan yaitu dengan menggunakan sistem jemput bola
untuk melakukan pemungutan pajak hotel.
Pajak hotel sebenarnya merupakan salah satu jenis pajak
yang mempunyai kontribusi cukup tinggi di wilayah Kota Malang. Hal
ini dapat kita lihat dari kondisi Kota Malang sebagai kota pariwisata
yang semakin lama semakin berkembang. Berikut disajikan target dan
realisasi penerimaan pajak hotel dari tahun 2006 sampai dengan tahun
2010.
PAJAK DIPERHITUNGKAN
BERDASARKAN REKAP HASIL PENJUALAN
( PENDAPATAN ) BRUTTO
65
Tabel II
Perkembangan Target dan Realisasi Pajak Hotel dan Realisasi
Pajak Daerah di Kota Malang Tahun 2006-2010
TAHUN Target Pajak
Hotel (Rp)
Realisasi Pajak
Hotel (Rp)
Prosentase
(%)
Realisasi Pajak
Daerah (Rp)
2006 3.100.000.000,00 3.315.721.013,27 106,96 32.123.673.031,21
2007 3.892.500.000,00 3.932.900.034,71 101,04 37.581.796.778,62
2008 4.398.700.000,00 4.558.413.839,60 103,63 42.727.420.351,23
2009 5.085.730.000,00 5.204,343.124,55 102,33 49.467.066.282,96
2010 6.600.928.510,40 7.335.305.695,95 111,13 60.151.082.871,20
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang,2010,Diolah.
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa realisasi
penerimaan pajak hotel yang diperoleh rata-rata melebihi jumlah yang
ditargetkan pada setiap tahunnya dalam kurun waktu 5 tahun penerimaan
pajak. Target penerimaan tahun anggaran 2007 mengalami kenaikan
sebesar Rp 792.500.000 dan realisasinya mengalami kenaikan sebesar Rp
617.179.021,44 tetapi prosentasenya turun sebesar 5,92%. Target tahun
2008 juga mengalami kenaikan sebesar Rp 506.200.000 dan realisasinya
mengalami kenaikan sebesar Rp 625.513.804,89 dan prosentasenya pun
mengalami kenaikan sebesar 2,59%. Pada tahun 2009 mengalami
penurunan prosentase sebesar 1,3 %. Tahun 2010 prosentase penerimaan
pajak naik 8,8 % dr penerimaan tahun lalu. Target penerimaan pajak hotel
2006 sampai dengan 2010 terus mengalami peningkatan.
Dari tabel dapat dilihat bahwa kecenderungan positif dalam
peningkatan pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) 5 (lima) tahun
terakhir, target PAD dapat dicapai lebih dari 100%. Dengan demikian
penerimaan pajak hotel sangat menunjang Pajak Daerah yang berpengaruh
terhadap PAD atau dengan kata lain penerimaan pajak daerah mempunyai
66
kontribusi yang cukup baik dalam menyokong Pendapatan Asli Daerah
(PAD) sebagai sumber keuangan untuk membiayai pemerintah daerah.
2. Upaya Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Di Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang ini upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan pajak hotel ada 2 (dua) macam secara garis
besar, yaitu secara Intensifikasi dan Ekstensifikasi. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendali
Operasional, Ibu Dra. Etty Kustiarini yang mengatakan bahwa :
“Dalam peningkatan pendapatan dari pajak daerah terutama pajak
hotel, Dinas sendiri telah melakukan upaya-upaya, baik secara
intensifikasi maupun ekstensifikasi. Ekstensifikasinya bisa berupa
sosialisasi Peraturan Daerah kepada wajib pajak.”21
Yang dimaksud dengan Intensifikasi adalah penggiatan kinerja dari
dalam tubuh Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang sendiri untuk terus
ditingkatkan guna mendapatkan pendapatan semaksimal mungkin dari
sektor pajak hotel. Sedangkan yang dimaksud upaya secara Ekstensifikasi
adalah peningkatan kinerja dari luar tubuh Dinas Pendapatan Daerah
Kota Malang dengan tujuan mendapatkan pendapatan semaksimal
mungkin dari sektor pajak hotel. Adapun langkah-langkah yang
dijalankan dari kedua upaya tersebut adalah :
a. Intensifikasi Pemungutan Pajak Hotel
1) Pembinaan Pegawai (Aparat)
a) Peningkatan disiplin Pegawai (Aparat) Penanaman disipilin merupakan suatu hal yang penting
yang harus dilakukan pada setiap pegawai, karena tanpa adanya
21
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Perencanan dan Pengendalian Operasional Dispenda
Malang, tanggal 17 April 2011.
67
kedisiplinan dari para pegawai tidak mungkin suatu tugas atau
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik oleh pegawai tersebut.
Dalam suatu organisasi, seorang pemimpin organisasi mempunyai
tanggung jawab yang besar dalam rangka menanamkan dan
meningkatkan disipilin pegawai yang dipimpinnya.
Demikian halnya yang dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah
Kota Malang, menurut Kepala Bidang Perencanaan dan
Pengendalian Operasional, Ibu Dra.Etty Kustiarini,yang mengatakan
bahwa :22
“Dalam rangka pembinaan pegawai yang dimaksudkan agar
pegawai- pegawai di Dinas Pendapatan lebih disiplin terhadap
tugasnya sehingga target yang telah ditetapkan dapat tercapai.”
Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota
Malang dalam menanamkan dan meningkatkan disipilin pegawai
Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang adalah sebagai berikut:
- Mengadakan pemantauan kehadiran pegawai
Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan masing-masing
pegawai maka seorang pemimpin berhak untuk mengadakan
pengecekkan terhadap kehadiran setiap pegawainya. Hal ini
dimaksudkan untuk dapat mendidik dan menciptakan seorang
pegawai yang disiplin.
Dalam mengecek kehadiran pegawai dapat dilakukan
dengan melihat daftar hadir pegawai atau daftar presensi
maupun dengan mengecek secara langsung dalam setiap
22
Ibid.
68
pelaksanaan jam kerja. Hal ini dimaksudkan agar diketahui
tingkat kehadiran pegawai, sehingga akan didapatkan
kelompok pegawai yang disiplin dan yang tidak.
Disamping itu dalam Dinas Pendapatan Daerah Kota
Malang diberlakukannya juga sistem pengabsenan pada saat
apel pagi bagi seluruh aparat. Hal ini seperti disampaikan oleh
Bapak Drs.Suwarso selaku Kepala Sub Bagian Umum, beliau
mengatakan bahwa :23
“Semua pegawai di Dispenda ini mengikuti apel setiap pagi,
selain apel bukti kehadiran pegawai juga berupa presensi
atau daftar kehadiran. Presensinya disini masih berupa
pengisian tanda tangan, dan pegecekannya dilakukan oleh
Kepala Bidang masing-masing.”
- Melaksanakan Gerakan Pelunasan Pajak Terhadap Pegawai
Di Kota Malang setiap tahun dilakukan gerakan
Pekan Panutan Pelunasan Pajak Daerah yang sasaran
utamanya adalah para aparat atau pegawai Pemerintah
Daerah Kota Malang terutama para pegawai Dinas
Pendapatan Daerah, dimana aparat harus menjadi pelopor
dalam pelunasan pajak daerah. Kegiatan ini dimaksudkan
agar setiap aparat Dinas Pendapatan dapat menjadi panutan
atau teladan bagi aparat Pemerintah Daerah khususnya
dan bagi masyarakatnya pada umumnya. Hal ini juga
bertujuan agar aparat Dinas Pendapatan Daerah Kota
Malang tidak terkesan sebagai aparat yang hanya
23
Hasil wawancara dengan Kepala Sub Bagian Umum Dispenda Kota Malang, tanggal 17 April
2011.
69
memungut pajak, tetapi juga taat sebagai wajib pajak
untuk membayar pajak.
Sebagaimana yang disampaikan dalam wawancara dengan
salah satu pegawai bidang Pendataan dan Penetapan, Ibu Dra.
Wiwik Yosoniati, menanggapi tentang gerakan pelunasan
terhadap pegawai beliau mengatakan bahwa:24
“Gerakan panutan pelunasan pajak daerah khususnya pajak
hotel dan pajak hotel dikhususkan bagi seluruh pegawai
Pemerintah Daerah Kota Malang. Ini dimaksudkan agar dapat
dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat, sehingga
masyarakat sendiri menjadi termotivasi untuk segera
mungkin membayar pajaknya. Disamping itu kegiatan ini
juga dapat menepis anggapan kalau aparat itu hanya bisa
memungut pajak saja.”
Dengan adanya berbagai upaya tersebut, diharapkan
penerimaan pajak daerah akan semakin meningkat. Sehingga
akan dapat menunjang dalam peningkatan Pendapatan Asli
Daerah. Dengan demikian maka pelaksanaan tugas-tugas
pemerintah juga akan dapat terlaksana secara baik karena
didukung oleh sumber keuangan yang cukup.
b) Peningkatan Ketrampilan Kerja dan Pengetahuan Pegawai
(Aparat)
Upaya yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang
dalam meningkatkan pajak hotel menyangkut beberapa aspek
penunjang, salah satunya adalah peningkatan ketrampilan kerja dan
pengetahuan aparat di bidang tugasnya. Karena dengan
24
Hasil wawancara dengan Pegawai Dispenda, tanggal 17 April 2011
70
bertambahnya ketrampilan dan pengetahuan aparat dalam bidang
dan tugasnya maka akan menimbulkan kepekaan dan kepedulian
dalam menghadapi berbagai masalah yang ada sebagai konsekuensi
dari tugas-tugasnya tersebut.
Upaya dalam meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan
aparat dilakukan secara terus menerus baik dilingkungan kantor
Dinas Pendapatan Daerah maupun yang dilakukan di luar kantor
Dinas Pendapatan Daerah sendiri. Untuk meningkatkan ketrampilan
dan pengetahuan pegawai, pihak Dinas Pendapatan Daerah
mengadakan atau mengirimkan pegawai yang bersangkutan untuk
mengikuti diklat structural maupun diklat atau bimbingan teknis.
Untuk mengetahui diklat struktural yang pernah diikuti oleh
pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang dapat dilihat pada
table 3 berikut ini:
Tabel III
Pendidikan dan Pelatihan untuk Jabatan Struktural
Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang
No Jenis Diklat Jumlah
1. Diklat Pimpinan 1
2. Diklat Pimpinan Tingkat II 1
3. Diklat Pimpinan Tingkat III 3
4. Diklat Pimpinan Tingkat IV 7
5. SEPADYA 1
6. SEPADA 1
7. ADUM 4
8. ADUMLA 3
Total 21
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang, Diolah, 2011.
Selain diklat struktural, pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota
Malang juga mengikuti diklat atau bimbingan teknis. Diklat atau
71
bimbingan teknis biasanya diberikan kepada aparat atau pegawai
yang melaksanakan pemungutan pajak karena para aparat pemungut
pajak tersebut harus mengetahui bagaimana mekanisme mengenai
pemungutan pajak daerah terutama mengenai pajak hotel.
Untuk mengetahui diklat atau bimbingan teknis yang diikuti
oleh para pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang dapat
dilihat pada tabel 4 berikut ini :
Tabel IV
Diklat teknis Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang
No Jenis Diklat Jumlah
1. Analisis Jabatan 1
2. Kursus Bendahara 4
3. Kursus Bendaharawan 2
4. Kursus Keuangan Daerah 2
5. Kursus Administrasi Keuangan Daerah 2
6. Kursus Komputerisasi MAPATDA 1
7. Diklat PPNS 2
8. Diklat Teknis Fungsional Kursus Perencanaan
dan Tata Lakasana Pembangunan Daerah
1
Total 15
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang, Diolah, 2010
c) Pembinaan Rohani Pegawai (Aparat)
Dalam melaksanakan tugas sebagai aparat Dinas Pendapatan
Daerah, disamping diperlukan kesehatan fisik, kesehatan rohanipun
memegang peranan penting. Sikap mental yang baik, dedikasi yang
tinggi serta tanggung jawab yang tinggi terhadap tugasnya
merupakan perwujudan rohani yang sehat. Menyadari hal ini maka
perlu dilakukan suatu upaya untuk melakukan pembinaan rohani
bagi para perangkat. Bimbingan rohani di Dinas Pendapatan
72
Daerah Kota Malang memang tidak diberikan secara teratur
namun diberikan pada saat hari-hari besar keagamaan, dimana
Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang mengadakan acara dengan
mendatangkan narasumber atau ustad untuk memberikan ceramah
keagamaan.
2) Penataan Administrasi
a) Pendaftaran dan Pendataan objek dan wajib pajak
Dalam proses pemungutan pajak hotel selalu diawali
dengan kegiatan pendaftaran dan pendataan terhadap objek dan
wajib pajak. Dari data dan daftar mengenai objek dan wajib
pajak inilah diketahui apa saja objek pajak tersebut dan siapa
wajib pajaknya. Data dan daftar ini selanjutnya dijadikan
dasar bagi penentuan berapa besar pajak yang dikenakan
bagi wajib pajak.
Pendaftaran dan pendataan objek pajak dan wajib pajak
dilakukan setiap satu tahun anggaran yaitu dimana dalam setiap
satu tahun anggaran selalu ada perubahan tentang data objek
pajak dan wajib pajak. Perubahan tersebut biasanya terjadi karena
adanya penambahan objek pajak yang dilakukan atau diinginkan
oleh wajib pajak, sehingga data perlu mengalami perubahan pada
tahun anggaran berikutnya, dimana beban pajak pada
tahun anggaran sebelumnya kecil kemudian pada tahun anggaran
berikutnya bertambah besar karena dengan adanya perluasan
maupun pembesaran objek pajak sehingga beban pajak bagi
73
wajib pajak bertambah atau bahkan sebaliknya yaitu adanya
penyempitan atau diperkecilnya objek pajak oleh wajib pajak,
sehingga akan mempengaruhi data yang ada untuk melakukan
perubahan terhadap objek dari wajib pajak yang bersangkutan.
Perubahan pendaftaran dan pendataan objek dan wajib
pajak tersebut akan sangat mempengaruhi penerimaan atau
perolehan pajak hotel karena dari hasil pendataan dan
pendaftaran tersebut akan diketahui berapa besar penerimaan
pajak hotel pada setiap tahun anggaran. Hal ini seperti yang
disampaikan oleh Kepala Seksi Pendataan dan Pendaftaran, Ibu
Mawar Tiana :25
“Pelaksanaan pendaftaran dan pendataan objek pajak
khususnya pajak hotel akan sangat menentukan perolehan
atau penerimaan pajak tersebut, karena dari proses tersebut
akan diketahui berapa besar pajak yang akan dikenakan kepada
wajib pajak, sehingga akan diperoleh gambaran tentang pajak
yang akan diterima daerah. Pelaksanaan Pendaftaran dan
pendataan wajib pajak ini dilaksanakan 1 (satu) kali dalam
setahun yaitu per 1 Januari sehingga akan bisa diketahui
besarnya penerimaan pajak hotel setiap tahun anggaran.”
Dengan demikian tugas dari bagian pendaftaran dan
pendataan dapat dikatakan merupakan faktor kunci karena dapat
ditentukan atau ditetapkan target besarnya penerimaan pajak
hotel dalam satu tahun anggaran. Dengan melakukan upaya
seperti ini maka setiap aparat dituntut untuk lebih aktif dan
kreatif agar dalam pelaksanaannya dapat lebih efektif dalam
menggali potensi pajak hotel.
25
Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pendataan dan Pendaftaran Dispenda Kota Malang,
tanggal 21 April 2011
74
Disamping melakukan pendaftaran dan pendataan, aparat
juga melakukan penyuluhan terhadap calon wajib pajak atau
wajib pajak baru tentang obyek pajak dan besarnya pajak
yang harus dibayarkan serta berupaya melayani sebaik-baiknya
sesuai dengan ketentuan apabila terjadi keberatan wajib pajak
atas pajak yang diberikan.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa di wilayah
Kota Malang pendaftaran dan pendataan ini selain sebagai
dasar untuk penentuan dan pencapaian target pada tahun
anggaran yang bersangkutan, juga merupakan dasar untuk
menetapkan target penerimaan pajak untuk tahun anggaran
berikutnya.
b) Penertiban administrasi data objek dan wajib pajak
Tertib administrasi sangatlah penting untuk lebih
menunjang pelaksanaan pekerjaan, demikian halnya dengan
penertiban administrasi data obyek dan wajib pajak terutama
dalam menunjang pelaksanaan pemungutan pajak hotel . Hal ini
tidak lain karena adanya tertib administrasi, maka bukan
tidak mungkin akan mendukung pencapaian pekerjaan yang
efektif dan efisien.
Sehubungan dengan penertiban administrasi data objek
dan wajib pajak, Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian
Operasional, Ibu Dra. Etty Kustiarini dalam wawancara
75
mengatakan bahwa :26
“Penertiban administrasi di Dinas Pendapatan ini misalnya
adalah memisahkan data-data wajib pajak dan menyimpannya
sesuai tahun anggaran, hal ini dimaksudkan agar pegawai
Dispenda nantinya akan mudah dalam menemukan data yang
diperlukan.”
Oleh karena itu dalam kaitannya dengan pendaftaran
dan pendataan yang dilakukan oleh aparat Dinas Pendapatan
Daerah Kota Malang maka para aparat harus berusaha untuk
melaksanakan tugas-tugasnya secara tertib atau tersusun secara
berurutan sesuai dengan petunjuk yang ada sehingga pekerjaan
yang dilaksanakan akan lebih efisien.
c) Sistem penetapan target penerimaan pajak hotel
Penetapan target penerimaan suatu pajak hotel merupakan
langkah yang diambil setiap tahun yang akan dijadikan pedoman
dalam pemungutan pajak hotel . Penetapan target penerimaan
pajak hotel ini merupakan hasil prediksi yang berpedoman pada
hasil kerja semua bagian pada Dinas Pendapatan Daerah. Aparat
pendaftaran dan pendataan memegang peranan pokok disamping
aparat pada bagian perencanaan dan pengendalian operasional
antara lain mempunyai tugas menyusun dan menghitung target
pendapatan daerah yang bersumber dari pajak hotel. Kemampuan
dan kejelian aparat dalam menggali potensi pajak daerah yang
dalam hal ini adalah pajak hotel merupakan penentu besarnya
penetapan suatu target. Berikut ini adalah pernyataan dari Ibu
26
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Operasional Dispenda
Kota Malang, tanggal 20 April 2011.
76
Dra. Etty Kustiarini mengenai cara penetapan target penerimaan
pajak hotel :
“Cara penetapan target berdasarkan atas potensi-potensi yang
dimiliki oleh wajib pajak, dimana dari Dinas Pendapatan
Daerah sendiri menurunkan aparatnya langsung ke wajib pajak
hotel selama 1 minggu untuk mengamati potensi-potensi yang
dimiliki wajib pajak dengan mengambil 3 hari pengamatan
yang dirasa mewakili kategori tingkat keramaian pengunjung
hotel atau hotel. Dari pengamatan itu nantinya akan diambil rata-
rata perbulan atau pertahunnya”
Meskipun salah satu kunci dalam menentukan target
penerimaan pajak hotel adalah hasil kerja aparat pendaftaran dan
pendataan yang kemudian akan dihitung dan disusun oleh
aparat bagian Perencanaan dan Pengendalian Operasional,
namun bukan berarti dari bagian lainnya tidak terlibat dalam
pencapaian target penerimaan pajak tersebut. Dengan demikian
keberhasilan penerimaan pajak tersebut merupakan hasil kerja
dari seluruh aparat pemerintah, karena merupakan suatu
kerja tim yaitu merupakan kerjasama antara dinas dan instansi
terkait.
Dengan demikian sebelum dilaksanakan penentuan
target penerimaan pajak hotel, maka pemerintah daerah
khususnya Dinas Pendapatan Daerah mengadakan musyawarah
terlebih dahulu dengan dinas instansi terkait lainnya guna
menentukan besarnya target pajak daerah.
77
3) Peninjauan tarif pajak hotel
Secara umum tarif pajak daerah khususnya pajak
hotel sudah ditentukan besarnya, sebagaimana tercantum dalam
peraturan daerah berdasarkan masing-masing jenis pajak daerah.
Tarif pajak hotel yang tercantum dalam peraturan daerah
merupakan kesepakatan antara pemerintah daerah dengan DPRD
sebagai wakil rakyat, tentu saja hal ini tidak mudah untuk
dilakukan perubahan. Dengan kata lain apabila tarif pajak hotel
hendak berubah, itu berarti peraturan daerah lah yang harus
ditinjau kembali dan dilakukan perubahan sesuai dengan
tuntutan yang ada. Sehubungan dengan peninjauan tarif pajak
pajak hotel, Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan, Ibu
Mawar Tiana dalam wawancara mengatakan bahwa:27
“Penetapan tarif dilakukan oleh Dewan yaitu dengan
ketetapan 10%. Jika setelah didapatkan perhitungan terhadap
objek pajak ada wajib pajak yang merasa keberatan dan
meminta adanya keringanan dan menyerahkan surat keberatan
tersebut dan dari informasi tersebut akan ada petugas dari
Dipenda yang turun ke lapangan untuk mengecek apakah
benar-benar kondisi wajib pajak tersebut memang layak
mendapatkan keringanan atau hanya menghindar dari
kewajibannya untuk membayar pajak saja.”
Peninjauan terhadap tarif pajak ini perlu dilakukan,
karena akan dapat digunakan sebagai dasar penetapan pajak hotel
selanjutnya. Disamping itu juga diketahui apakah tarif yang
diberlakukan tersebut masih sesuai atau tidak, sehingga apakah
27
Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pendataan dan Penetapan Dispenda Kota Malang,
tanggal 20 April 2011
78
perlu untuk menetapkan tarif pajak yang baru. Peninjauan
tarif pajak ini dilaksanakan disamping upaya untuk
meningkatkan besarnya penerimaan pajak daerah, juga
dimaksudkan untuk melindungi agar wajib pajak tidak dirugikan.
4) Sosialisasi Peraturan Daerah tentang Pajak Hotel
Sosialisasi Peraturan Daerah kepada wajib pajak terutama
tentang pajak hotel merupakan suatu upaya yang dilaksanakan
oleh pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan penerimaan
pajak daerah, dimana upaya tersebut adalah dengan menggali
segala potensi yang dapat dikembangkan dan dapat memberikan
kontribusi bagi penerimaan pajak hotel.
Sosialisasi peraturan daerah kepada masyarakat dapat
berarti mengenalkan dan memberitahukan kepada masyarakat
khususnya pada wajib pajak bahwa ada peraturan yang mengatur
masalah pajak hotel. Kondisi saat ini sebagian besar masyarakat
belum mengetahui bahwa pajak hotel akan memberikan
pemasukan bagi pajak daerah yang merupakan anggaran
pandapatan yang berguna untuk pembangunan di daerahnya.
Sosialisasi peraturan daerah dapat pula dilakukan melalui
kerjasama dengan pihak kelurahan setempat dengan memberikan
keterangan kepada masyarakat tentang keberadaan suatu
Peraturan Daerah.
Dalam melakukan sosialisasi mengenai Peraturan Daerah
bisa dilakukan dengan cara tatap muka, seperti misalnya para
79
aparat pemungut pajak dari Dispenda memberikan informasi
penyuluhan kepada wajib pajak secara langsung. Selain itu
bisa juga dengan mengundang wajib pajak dalam sebuah
pertemuan atau seminar dengan mendatangkan narasumber
untuk memberikan pemahaman kepada para wajib pajak
Peraturan Daerah mengenai pajak daerah khususnya pajak hotel.
Usaha lain yang ditempuh oleh Dinas Pendapatan
Daerah dalam menangani masalah sosialisasi kepada masyarakat
adalah mengadakan penyuluhan terhadap masyarakat, pemberian
selebaran dan brosur yang dibagikan kepada masyarakat dan
pembuatan spanduk yang dipasang di beberapa jalan, dan juga
sosialisasi yang dilakukan dengan mendatangi wajib pajak
secara langsung. Sosialisasi Peraturan Daerah dilakukan agar
masyarakat mengetahui bahwa setiap wajib pajak itu wajib
membayar pajak atas obyek pajak yang dimilikinya. Dengan
adanya sosialisasi maka diharapkan akan menambah
pengetahuan masyarakat sebagai wajib pajak yang dirasa masih
rendah, padahal pajak daerah merupakan anggaran pendapatan
yang berguna untuk pembangunan daerah.
80
b. Ekstensifikasi Pemungutan Pajak Hotel
Upaya ekstensifikasi Pajak Hotel merupakan langkah-langkah
berupa pencarian dan penggalian sumber-sumber pendapatan baru dari sektor
Pajak Hotel yang mempunyai potensi untuk digali dalam batas ketentuan
perundang-undangan. Sumber-sumber pendapatan baru dari sektor Pajak
Hotel ini bisa berupa perkembangan jenis-jenis hotel yang baru yang tidak
terdapat dalam Peraturan Daerah Kota Malang No. 7 Tahun 2002. Tidak
seperti upaya intensifikasi yang merupakan kegiatan yang dapat dilakukan
dalam jangka pendek dan dapat segera dilakukan, upaya ekstensifikasi
memerlukan studi, proses dan waktu yang panjang. Perluasan obyek Pajak
Hotel bisa dilaksanakan dengan selalu mendata jenis-jenis Hotel baru yang
mulai marak bermunculan dan berpotensi memperluas jenis obyek Pajak
Hotel yang selama ini sudah ada.
1) Studi Banding dalam hal teknik dan metode yang ditempuh oleh
Pemerintah Daerah lainnya.
Pelaksanaan studi banding lebih diarahkan pada upaya
mempelajari sistem kerja dari daerah lain yang lebih berhasil untuk
dicontoh dan bisa diterapkan sendiri didaerahnya sendiri. Selain itu juga
studi banding sangat diperlukan untuk mengetahui standar pelayanan,
baik mengenai sistem pemungutan pajak daerah, maupun sistem
pengelolaan penadapatan daerah secara keseluruhan, yang telah dicapai
oleh daerah lain agar standar pelayanan suatu daerah tidak tertinggal dari
daerah-daerah lain. Dan tidak hanya itu saja, hubungan antar daerah
dengan tukar menukar informasi tentang pajak yang ada di wilayah
81
masing-masing, khususnya daerah yang mempunyai wilayah yang
berbatasan langsung dengan Kota Malang, sangat diperlukan untuk saling
mengevaluasi tarip pajak yang dikenakan masing-masing daerah agar
suatu daerah tidak menerapkan tarif yang jauh di bawah standar rata-rata
yang bisa merugikan daerah lain, karena Wajib Pajak khususnya Hotel
akan berbondong-bondong mencari daerah dengan tarif pajak yang
rendah, yang secara tidak langsung juga akan mempengaruhi penerimaan
daerah tersebut menjadi kurang maksimal.
Tidak seperti upaya intensifikasi yang merupakan kegiatan yang
dapat dilakukan dalam jangka pendek dan dapat segera dilakukan, upaya
ekstensifikasi memerlukan studi, proses dan waktu yang panjang, serta
biaya yang tidak sedikit. Dari pengetahuan tentang fenomena-fenomena
yang dimiliki oleh daerah lain ini Dinas Pendapatan bisa mengambil
pelajaran dan mengetahui langkah minimal apa yang bisa diambil untuk
mengatasi masalah tersebut jika terjadi di daerahnya sendiri.
2) Peninjauan ulang Peraturan Daerah
Upaya ekstensifikasi lainnya yang dilakukan oleh Dinas
Pendapatan Kota Malang adalah dengan melakukan peninjauan ulang
Peraturan Daerah yang berlaku. Hal ini dilakukan mengingat setiap tahun
selalu bermunculan bentuk-bentuk baru akan Hotel. Peninjauan ulang
Peraturan Daerah ini tidak dilakukan setiap tahun namun dilakukan
selama terdapat adanya perubahan dalam bentuk Hotel di daerah Kota
Malang. Hal ini dikarenakan peninjauan ulang Peraturan Daerah ini
memerlukan studi serta waktu dan biaya yang tidak sedikit. Selama ini
82
antara Eksekutif dan Legislatif selalu bekerjasama dama pembuatan
Peraturan Daerah ini.
Dengan peninjauan ulang Peraturan Daerah yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Malang, diharapkan tidak ada celah bagi para wajib
pajak dari menghindar membayar pajaknya. Maka oleh karena itu
bukanlah tugas yang ringan bagi Pemerintah Kota Malang khususnya
bagi Dinas Pendapatan untuk memantau perkembangan usaha di
masyarakat khususnya dalam hal penginapan.
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang diharapkan sebagai
ujung tombak pertama di daerah kurang berfungsi maksimal
dikarenakan luasnya wilayah kerja yang tidak diimbangi oleh kualitas
dan kuantitas pegawai. Tapi seiring berjalannya waktu, kinerja akan
semakin ditingkatkan demi terciptanya kehidupan berbangsa yang
makmur.
Oleh karena itu kerjasama yang kompak antara Eksekutif dan
Legislatif sangat diharapkan karena dari sinilah semua dimulai. Bila
masih saja terjadi kecurangan dalam pembuatan Peraturan Daerah bukan
tidak mungkin maka Kota Malang hanya berjalan di tempat dalam
perkembangannya sementara daerah lain sudah lebih maju dalam era
otonomi ini.