Download - Auditing Internal_temuan Audit Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Selama pelaksanaan pekerjaan, auditor internal mengidentifikasi kondisi-kondisi yang
membutuhkan tindakan perbaikan. Penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang
dapat diterima disebut temuan audit (audit finding).
Meskipun temuan-temuan audit sering kali disebut sebagai “kekurangan” (deficiency). Banyak
organisasi audit internal merasa bahwa istilah tersebut terlalu negatif, dan standar awal kelihatannya
setuju dengan hal ini. Dalam kenyataannya, bahkan istilah “temuan” dianggap terlalu negatif di
beberapa tempat. Kata-kata seperti “ kondisi” dianggap lebih nyaman dan tidak member ancaman serta
tidak menimbulkan tanggapan defensif di pihak klien.
Walaupun sebutannya bisa bervariasi dari satu organisasi lain, konsep dasarnya bersifat universal.
Apa pun nama yang diberikan, suatu temuan audit menjelaskan sesuatu yang saat ini atau pada masa
lalu mengandung kesalahan atau sesuatu yang kemungkinan akan terjadi kesalahan.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
a. Apa Yang Harus Dikerjakan (What Must Be Done);b. Mengapa Harus Dikerjakan (Why Must Be Done);c. Di Mana Dikerjakan (Where Will Be Done);d. Kapan Akan Dikerjakan (When Will Be Done);e. Siapa Yang Akan Mengerjakannya (Who Will Do It); Danf. Bagaimana Hal Tersebut Akan Dikerjakan (How Will It Be Done).
1
BAB II
PEMBAHASAN
TEMUAN AUDIT
2.1 Sifat temuan audit
Selama pelaksanaan pekerjaan, auditor internal mengidentifikasi kondisi-kondisi yang membutuhkan
tindakan perbaikan. Penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang dapat diterima
disebut temuan audit (audit finding).
Temuan audit bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran. Misalnya, temuan-temuan
tersebut dapat menggambarkan :
Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak dilakukan, seperti pengiriman yang
dilakukan tetapi tidak ditagih.
Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari perlengkapan
perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya sendiri.
Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada tarif yang telah
diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak yang lebih menguntungkan.
Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragam untuk klaim
asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi dalam jumlah dan
signifikansinya.
Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan
Meskipun temuan-temuan audit sering kali disebut sebagai “kekurangan” (deficiency). Banyak
organisasi audit internal merasa bahwa istilah tersebut terlalu negatif, dan standar awal kelihatannya
setuju dengan hal ini. Dalam kenyataannya, bahkan istilah “temuan” dianggap terlalu negatif di
beberapa tempat. Kata-kata seperti “ kondisi” dianggap lebih nyaman dan tidak member ancaman serta
tidak menimbulkan tanggapan defensif di pihak klien.
Walaupun sebutannya bisa bervariasi dari satu organisasi lain, konsep dasarnya bersifat universal.
Apa pun nama yang diberikan, suatu temuan audit menjelaskan sesuatu yang saat ini atau pada masa
lalu mengandung kesalahan atau sesuatu yang kemungkinan akan terjadi kesalahan.
2
2.2 Standar
Standar for the professional practice of internal auditing (SPPIA) dalam standar 2310 menyatakan:
”Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang memadai, andal, relevan dan berguna untuk
mencapai tujuan penugasan.”
Practice advisory 2410-1 dari standar, “kriteria komunikasi” memperluas arahan ini menjadi :
Komunikasi akhir penugasan bisa mencakup informasi latar belakang dan ringkasan. Informasi latar
belakang bisa mengidentifikasi unit-unit organisasional dan aktivitas-aktivitas yang ditelaah serta
memberikan informasi penjelasan yang relevan. Informasi ini juga bisa mencakup status
pengamatan, kesimpulan dan rekomendasi dari laporan-laporan sebelumnya. Juga bisa terdapat
indikasi mengenai apakah laporan tersebut mencakup penugasan yang dijadwalkan atau tanggapan
atas suatu permintaan. Ringkasan, jika tercakup, harus menjadi representasi penyeimbang dari isi
komunikasi penugasan.
Hasil-hasil harus meencakup observasi, kesimpulan (opini), rekomendasi dan rencana-rencana
tindakan
Observasi adalah pernyataan fakta yang berkaitan. Observasi-observasi yang penting untuk
mendukung atau mencegah kesalahpahaman pada kesimpulan dan rekomendasi auditor internal
harus tercakup dalam komunikasi penugasan akhir. Observasi atau rekomendasi yang kurang
signifikan bisa dikomunikasikan secara informal
Observasi dan rekomendasi penugasan timbul dari proses perbandingan apa yang seharusnya
dengan apa yang terjadi. Ada atau tidak ada perbedaan, auditor internal memiliki fondasi untuk
membangun laporan. Jika kondisi memenuhi criteria, pengakuan atas kinerja yang memuaskan ini
bisa dimasukkan dalam komunikasi penugasan. Observasi dan rekomendasi harus didasarkan pada
atribut-atribut berikut ini :
1. Kriteria : standar, ukuran atau ekspektasi yang digunakan dalam melakukan evaluasi dan
atau verifikasi (apa yang seharusnya ada)
2. Kondisi : bukti faktual yang ditemukan auditor internal pada saat pengujian (apa yang ada)
3. Penyebab : alasan perbedaan antara apa yang diharapkan dan kondisi aktual (mengapa ada
perbedaan)
4. Dampak : risiko atau eksposur yang dihadapi organisasi dan yang lainnya karena kondisi
tidak sama dengan kriteria (dampak perbedaan). Dalam menetukan tingkat risiko atau
eksposur, auditor internal harus mempertimbangkandampak observasi dan rekomendasi
penugasan mereka terhadap laporan keuangan organisasi.
3
5. Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan klien. Hal-hal
terkait, dan informasi pendukung jika tidak terkandung di laporan mana pun.
Sehubungan dengan pelaporan actual, practice advisory 2420-1 dari standar, “kualitas kriteria
komunikasi” menyatakan :
Komunikasi objektif bersifat faktual, tidak bias dan bebas dari distorsi. Observasi, kesimpulan
dan rekomendasi harus dimasukkan tanpa prasangka.
Komunikasi yang jelas mudah dipahami dan bersifat logis. Kejelasan bila ditingkatkan dengan
menghindari bahasa teknis yang tidak perlu dan memberikan informasi pendukung yang
memadai
Komunikasi ringkas langsung ke sasaran dan menghindari rincian yang tidak perlu. Komunikasi
seperti ini mengemukakan pikiran secara lengkap dalam kata-kata yang sesedikit mungkin
Komunikasi konstruktif adalah komunikasi yang isi dan nadanya membantu klien dan organisasi
menuju perbaikan jika diperlukan
Komunikasi tepat waktu adalah komunikasi yang dikeluarkan tanpa penundaan dan
memungkinkan tindakan efektif segera.
2.3 Saran-saran perbaikan
Auditor juga menghadapi transaksi atau kondisi yang mungkin secara intrinsik tidak salah, tetapi bisa
ditingkatkan. Misalnya membayar produk yang tidak pernah diterima jelas adalah kesalahan. Jika cukup
banyak uang yang terlibat, maka jelas hal ini merupakan temuan audit yang dapat dilaporkan. Di sisi lain,
memo penerimaan yang dapat disederhanakan tidak seharusnya dianggap kelemahan-sehingga bukan
merupakan temuan audit-khususnya bila auditor internal tidak dapat menunjukkan kesalahan dalam
pemrosesan penerimaan.
Manajer operasi akan merasa sulit untuk menentang pendapat auditor bahwa pembayaran atas
barang yang tidak diterima merupakan temuan audit yang valid. Namun, akan tidak adil untuk
menerapkan label yang sama ke saran-saran untuk menyederhanakan memo penerimaan yang tidak
menyebabkan kesalahan. Perbaikan-perbaikan untuk hal-hal seperti ini harus dipisahkan. Di beberapa
organisasi hal ini dilaporkan sebagai “saran-saran untuk perbaikan”. Saran-saran ini tidak memerlukan
rekomendasi perbaikan kesalahan dan tidak mengandung konotasi temuan kesalahan dari temuan-
temuan audit.
Untuk membedakan temuan-temuan audit dari saran-saran perbaikan, auditor harus menanyakan
apakah kondisi tersebut bertentangan dengan beberapa kriteria yang dapat diterima, atau jika bisa
4
diterima tetapi bisa diperbaiki karena ada pengetahuan baru mengenai subjek tersebut. Garis pemisah
antara keduanya tidak selalu mudah untuk digambar. Manajer operasi bisa mengatakan kepada auditor
internal bahwa temuan-temuan tertentu murni mencerminkan sebuah peluang untuk memperbaiki
kondisi yang tidak memuaskan, sedangkan auditor internal bisa jadi melihatnya sebagai sebuah
kekurangan sehingga bisa dimasukkan sebagai temuan audit. Keputusan mengenai hal ini merupakan
pertimbangan professional dan pertimbangan tersebut tidak bisa diserahkan ke manajer operasi.
Temuan-temuan audit membutuhkan tindakan perbaikan. Manajer operasi bisa tidak diberikan
pilihan apakah harus atau tidak harus melakukan tindakan tersebut. Di sisi lain, sebuah saran untuk
memperbaiki suatu kondisi, yang tidak melanggar aturan atau criteria yang telah ditetapkan merupakan
masalah lain. Pada kasus-kasus ini manajer harus memiliki hak untuk memutuskan apakah harus
mengimplementasikan saran tersebut atau tidak.
2.4 Temuan-temuan audit yang dapat dilaporkan
Tidak setiap kelemahan auditor internal harus dilaporkan. Beberapa kelemahan bersifat kecil dan tidak
membutuhkan perhatian manajemen. Semua temuan audit yang bisa dilaporkan haruslah :
Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen
Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini dan dengan bukti yang memadai, kompeten dan
relevan
Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka
Relevan dengan masalah-masalah yang ada
Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk memperbaiki kondisi-kondisi
yang mengandung kelemahan
Jelaslah karakteristik-karakteristik ini akan diinterpretasikan secara subjektif. Apa yang dianggap
sebagai kelemahan signifikan bagi satu individu bisa jadi dianggap tidak signifikan bagi yang lain.
Kata-kata seperti objektif, meyakinkan, wajar dan logis memiliki konotasi yang berbeda bagi orang
yang berbeda.
Pengujiannya adalah untuk memproyeksikan bagaimana kelemahan-kelemahan tersebut akan
diperhatikan oleh orang yang memiliki sifat wajar dan berhati-hati pada kondisi-kondisi yang serupa.
Karena auditor internal menilai kondisi kelemahan, maka mereka harus bertanya kepada diri mereka
sendiri : “Seandainya ini adalah organisasi atau lembaga saya dan seandainya saya adalah direktur
atau komisaris yang menilai kondisi ini, apa yang akan saya lakukan?”
5
2.5 LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN TEMUAN
1. Kenali kriteria/tolok ukur, bila tidak ada /tersedia tentukan kriteria bersama auditee
2. Kenali batas wewenang dan tanggungjawab pejabat yang terlibat kegiatan
3. Pahami sebab-sebab terjadinya kekurangan kelemahan, cari sebab yang hakiki agar rekomendasinya tepat
4. Tentukan kelemahan apakah berdiri sendiri atau tersebar luas
5. Tentukan akibat pentingnya kelemahan
6. Kenali dan cari pemecahan masalah hukum
2.6 FAKTOR-FAKTOR YG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM PENGEMBANGAN TEMUAN
1. Pertimbangkan harus ditekankan pada kondisi dan situasi saat kejadian dan saat audit
2. Dipertimbangkan sifat kompleksitas dan besarnya dana, kegiatan atau bagian yang diaudit
3. Temuan dianalisis secara jujur dan kritis
4. Perlu dikemukan kewenangan hukum yang tidak dilaksanakan perlu diubah dan yang bertentangan
5. Tidak boleh mengajukan kritik
6. Pengembangan temuan harus luas dan dikembangkan selama temuan itu berarti
• Atribut temuan
• CRITERIA
ukuran/standar yang diikuti (kondisi yang seharusnya ada)
• STATEMENT of CONDITION
kenyataan/kondisi yang terjadi di perusahaan
• EFFECT
akibat dari kenyataan yang terjadi di perusahaan (efek negatif berupa penyimpangan, efek positif berupa hasil yang lebih baik dari standar yang ditentukan)
• CAUSE
penyebab terjadinya kondisi tsb. di perusahaan dan bagaimana terjadinya
6
2.7 PENDEKATAN UNTUK MENGONSTRUKSI TEMUAN
Mengembangkan fakta-fakta dan rincian menjadi temuan audit yang signifikan dan dapat dilaporkan membutuhkan keahlian.
Menemukan penyimpanhan-penyimpangan kecil pada proses yang sedang berjalan relatif mudah. Kesempurnaan jarang diupayakan dan harga yang harus dibayar untuk itu juga terlalu mahal.
Auditor internal harus realistis dan adil dalam pertimbangan dan kesimpulan mereka. Mereka harus memilih naluri bisnis yang baik untuk mengembangkan temuan-temuan mereka. Karena mereka membuat dan melaporkan temuan-temuan audit, auditor internal harus mempertimbangkan faktor-faktor ini :
Meninjau keputusan manajemen bisa jadi tidak adil dan realistis Auditor, bukan klien harus bertanggung jawab untuk memberikan bukti Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja tersebut idak mutlak harus
dikritik hanya karena kurang dari 100 persen Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit
2.8 MENAMBAH NILAI
Fungsi-fungsi yang di anggap tidak menambah nilai berisiko untuk dirampingkan, atau bahkan dihilangkan .salah satu cara auditor internal menambah nilai adalah dengan meyakinkan bahwa temuan dan rekomendasi yang mereka berikan jelas berdampak positif bagi organisasi.
2.9 TINGKAT SIGNIFIKANSI
Tidak ada dua temuan yang benar-benar sama. Sriap temuan mencerminan tingkat kerugian atau risiko aktual atau potensial masing-masing. Auditor internal harus mempertimbangkan tingkat kerusakan yang bisa atau telah disebabkan oleh suatu kondisi kelemahan sebelum mengkomunikasikannya dengan manajemen.
2.91. TEMUAN – TEMUAN TIDAK SIGNIFIKAN
Temuan yang tidak signifikan ( insignificant findings) semacam kesalahan klerikal yang dialami semua organisasi tidak memerlukan tindakan formal.
Masalah-masalah yang tidak signifikan seharusnya tidak disembunyikan atau dilewatkan . tindakan yang dapat dilakukan adalah
Mendiskusikan masalah tersebut dengan orang yang bertanggung jawab Melihat apakah situasi tersebut telah diperbaiki Mencatat hal tersebut dalam kertas kerja Tidak memasukkan penyimpangan kecil tersebut kedalam laporan audit internal resmi
7
2.92. TEMUAN-TEMUAN KECIL
Temuan-temuan kecil ( minor findings) perlu dilaporkan karena bukan semata-mata kesalahan manusiawi yang bersifat acak. Beberapa temuan kecil lebik baik dilaporkan dalam surat kepada manajemen ( manajement letter)
2.93. TEMUAN-TEMUAN BESAR
Temuan-temuan besar (major finding) adalah temuan yang akan menghalangi pencapaian tujuan utama suatu organisasi atau suatu suatu unit dalam organisasi. Misalnya , salah satu tujuan utama departemen utang usaha adalah hanya membayar utang-utang yang benar-benar sah.
2.94. ELEMEN-ELEMEN TEMUAN AUDIT
Pengetahuan tentang temuan audit yang dapat dilaporkan merupakan masalah lain , karena auditor internal memprtentangkan kelayakan status quo. Mereka mencari sistem atau transaksi yag tidak memenuhi standar operasi yang berlaku.
Kebanyakan temuan audit harus mencakup elemen-elemen tertentu, termasuk latar belakang,kriteria,kondisi,penyebab,dampak,kesimpulan, dan rekomendasi. Setiap temuan audit yang mencakup elemen-elemen ini,baik eksplisit maupun implisit,akan menjadi argumen yang kuat untuk dilakukannya tindakan perbaikan.
LATAR BELAKANG
Pembaca laporan harus diberikan informasi umum memadai agar bisa memahami sepenuhnya alasan-alasan mengapa auditor yakin temuan tersebut harus dilaporkan. Latar belakan (background) juga bisa mengidentifikasi orang-orang yang berperan,hubungan organisasi,dan bahkan tujuan dan sasaran yang menjadi perhatian.
Kriteria
Pengembangan temuan audit harus mencakup dua elemen penting dalam konsep Kriteria (Criteria) :
1. Tujuan dan sasaran, bisa mencakup standar-standar operasi, yang mencerminkan apa yang
diinginkan manajemen untuk dicapai oleh operasi yang diaudit
2. Kualitas pencapaian
Tidak memahami saran atau tujuan operasi adalah bagaikan menilai patung dengan mata
tertutup. Mungkin saja dilakukan penilaian atas bagian yang dipegang, tetapi konteksnya tidak tepat.
Dalam mengembangkan temuan audit, auditor internal harus dengan jelas melihat dan memahami
gambaran keseluruhan, dan juga bagian-bagiannya.
Dalam setiap audit atas aktivitas, sasaran-sasaran kelayakan, efisiensi, ekonomis, dan efektivitas
harus tercakup : semua sumber daya harus digunakan tanpa terbuang percuma. Untuk menentukan
8
seberapa layak, efisien, ekonomis, dan efektifnya suatu operasi , auditor internal harus memiliki tolok
ukur- standar pengukuran. Mereka harus mengidentifikasi standar atau kriteria kinerja yang valid.
Sebelum mereka mengkritik apa yang terjadi, mereka harus tahu apa yang seharusnya.
Standar-standar operasi mungkin sudah ada di beberapa bidang organisasi. Misalnya, manajemen
bisa menyatakan bahwa tingkat penolakan produk-produk tertentu tidak boleh melebihi dua persen.
Tetapi sebelum menerima standar ini, auditor internal harus menilai validitasnya. Dasar penentuan
standar mungkin perlu diteliti ulang, dan auditor mungkin ingin membandingkan standar dengan
organisasi-organisasi serupa dan memeriksa kewajarannya dalam memenuhi sasaran-sasaran
perusahaan.
Di sisi lain, manajemen mungkin belum memiliki standar yang telah ditetapkan. Sumber-sumber
standar bisa mencakup standar-standar yang direkayasa, industri, historis, atau wajib. Sebagai
tambahan, pendapat ahli dan studi akuntansi biaya bisa menjadi standar.
Standar terkait erat dengan prosedur dan praktik. Prosedur merupakan instruksi manajemen,
yang umumnya tertulis, sedangkan praktik merupakan cara segala sesuatunya dilakukan, benar ataupun
salah. Prosedur yang lemah bisa mengakibatkan kondisi yang tidak memuaskan, atau praktik-praktik
yang lemah bisa melanggar prosedur yang memada. Dalam membuat temuan-temuan audit, auditor
internal harus erupaya untuk menentukan praktik dan prosedur apa yang diterapkan atau apa yang
seharusnya.
Adanya prosedur yang salah atau tidak adanya prosedur yang layak bisa menjadi alasan
dibutuhkannya tindakan perbaikan. Dibutuhkan keahlian yang memadai untuk menulis hal ini tanpa
menimbulkan kesalahpahaman bagi pembaca. Hanya hal-hal penting yang seharusnya dilaporkan,
hindari rincian-rincian yang tidak perlu.
2.95 Kondisi
Istilah “kondisi” (condition) mengacu pada fakta-fakta yang dikumpulkan melalui observasi,
pengajuan pertanyaan, analisis, verivikasi, dan investigasi yang dilakukan auditor internal. Kondisi
merupakan jantungnya temuan, dan informasi tersebut haruslah memadai, kompeten, dan relevan.
Kondisi harus mampu menghadapi serangan apa pun. Kondisi juga harus mencerminkan total populasi
atau sistem yang ditelaah, atau dalam kasus terpisah, harus merupakan kelemahan signifikan. Klien
harus menyepakati fakta-fakta yang disajikan, meskipun mereka bisa saja memperselisihkan signifikansi
yang dilekatkan auditor pada temuan-temuan tersebut.
9
Klien bisa saja tidak menyetujui kesimpulan dan interpretasi audit, tetapi jangan pernah ada
perbedaan dengan fakta-fakta yang mendasari kesimpulan. Suatu temuan bisa dianggap tidak layak bila
klien dengan valid menyatakan bahwa auditor internal tidak mendapatkan fakta dengan benar. Hal lain
menjadi tidak relevan. Jadi, kondisi-kondisi harus diahas di awal dengan orang-orang yang mengetahui
fakta-fakta tersebut. Setiap perselisihan tetang fakta-fakta harus dipecahkan sebelum temuan-temuan
dilaporkan. Auditor internal harus mempertahankan reputasinya dalam hal akurasi dan berbuat sesuai
pengamatannya sehingga “jika auditor internal berpendapat seperti itu, maka hal itu pasti benar”
Penyebab
Penyebab (cause) menjelaskan mengapa terjadi diviasi dari kriteria yang ada, mengapa sasaran
tidak tercapai, dan mengapa tujuan tidak terpenuhi. Identifikasi penyeba merupakan hal penting untuk
memperaikinya. Setiap temuan audit bisa ditelusuri enyimpangannya dari apa yang diharapkan. Masalah
bisa diatasi hanya jika penyimpanan ini diidentifikasi dan penyebabnya diketahui.
Menentukan penyebab merupakan latihan pemecahan masalah, dan prosesnya mengikuti
langkah-langkah klasik berikut :
Kumpulkan fakta-fakta
Identifikasi masalah, cari penyimpangan yang terjadi
Jelaskan hal-hal utama dari masalah. Apa yang dimaksud dengan penyimpangan? Di mana
penyimpangan tersebut terjadi? Kapan terjadinya? Seberapa signifikan? Apakah disebabkan oleh
beberapa tindakan atau karena tidak dilakukan tindakan sama sekali.
Uji penyebab-penyebab yang mungkin
Tetapkan tujuan-tujuan potensi tindakan perbaikan
Bandingkan tindakan-tindakan alternatif dengan tujuan-tujuan dan secara tentatif pilih yang
terbaik.
Pikirkan keadaan-keadaan buruk yang dipicu oleh tindakan perbaikan yang telah dipilih
Pertimbangkan “bagaimana seandainya”. Misalnya, dampak apa yang akan timbul jika penyelia
diminta keluar untuk melihat apakah pengawas tetap bekerja hingga waktu kerja berakhir.
Apakah terdapat kondisi-kondisi mitigasi
Rekomendasikan kontrol untuk memastikan bahwa tindakan terbaik benar-benar telah dilakukan
10
Dampak
Dampak (effect) menjawab pertanyaan “lalu kenapa”. Anggaplah semua fakta telah disajikan, lalu
kenapa? Siapa atau apa yang dirugikan, dan seberapa buruk? Apa konsekuensi-konsekuensinya? Akibat-
akibat yang merugikan haruslah signifikan- bukan hanya penyimpangan dari prosedur. Dampak
merupakan elemen yang dibutuhkan untuk meyakinkan klien dan manajemen pada tingkat yang lebih
tinggi bahwa kondisi yang tidak diinginkan, jika dibiarkan terus terjadi, akan berakibat buruk dan
memakan biaya yang lebih besar daripada tindakan yang dibutuhkan untuk memperbaiki masalah
tersebut.
Untuk temuan-temuan keekonomisan dan efisiensi, dampak biasanya diukur dalam dolar atau
rupiah. Dalam temuan-temuan efektivitas, dampak biasanya merupakan ketidakmampuan untuk
menyelesaikan hasil akhir yang diinginkan atau diwajibkan. Dampak adalah hal yang membuat yakin
dan sangat diperlukan untuk suatu temuan audit. Jika tidak disajikan ke manajemen dengan memadai
maka kecil kemungkinan diambil tindakan perbaikan.
Kesimpulan
Kesimpulan (conclusion) harus ditunjang oleh faktas-fakta, namun harus merupakan pertimbangan
profesional, bukan berisi rincian yang tidak perlu. Dalam membuat kesimpulan, auditor internal jelas
memiliki peluang untuk memberikan kontribusi kepada organisasi. Jika auditor internal secara konsisten
menyajikan kesimpulan yang bisa menghasilkan kinerja yang baru dan tingkatan kinerja yang lebih
tinggi, mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produksi, menghilangkan pekerjaan yang tidak
dibutuhkan, mendayagunakan kekuatan teknologi, meningkatkan kepuasan pelanggan, meningkatkan
jasa, dan meningkatkan posisi kompetitif organisasi, maka audit internal jelas bernilai. Kesimpulan dapat
menekankan pemahaman auditor atas usaha organisasi dan hubungan fungsi yang diaudit terhadap
perusahaan secara keseluruhan.
11
2.96 Rekomendasi
Rekomendasi (recommendation) menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi kondisi yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol. Rekomendasi haruslah bersifat positif dan bersifat spesifik. Rekomendasi juga harus mengidentifikasi siapa yang akan bertindak.
Akan tetapi rekomendasi audit membawa bibit –bibit bahaya. Jika manajemen diberi tahu mengenai tindakan yang direkomendasikan auditor, maka tindakan tersebut bisa berbalik merugikan auditor. Mengidentifikasi kondisi yang tidak memuaskan adalah tanggung jawab audit. Memperbaikinya merupakan tanggung jawab manajemen.
Lebih disukai bila auditor internal mengusulkan metode tindakan perbaikan untuk pertimbangan manajemen. Rekomendasi audit seharusnya tidak dilakukan secara membabi buta, tetapi dipertimbangkanbersama –sama dengan tindakan-tindakan lain yang mungkin dilakukan. Auditor internal tidak mendikte manajemen dan pada akhirnya manajemenlah, bukan auditor internal yang harus melakukan tindakan perbaikan.
Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit adalah membahasnya dengan manajemen operasional sebelum laporan audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai kesepakatan mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan untuk memperbaiki kekurangan
2.97 Pembahasan Temuan
Saat auditor internal menyusun temuan audit dan merenungkan rekomendasi, mereka harus mewaspadai kekeliruan mereka sendiri. Mereka mungkin salah menginterpretasi, atau mereka mungkin tidak membaca prosedur dengan layak. Untuk mengecek pemahaman atas hal-hal yang mereka temukan, auditor internal harus berbicara dengan orang yang paling mengetahui fakta tersebut. Mereka harus mengetahui interpretasi klien dan mencatatnya dalam kertas kerja mereka.
Pendapat manajer dan karyawan berpengalaman mengenai hasil hasil tindakan yang direkomendasikan sangat disambut baik. Auditor internal yang nerpengalaman akan mencari orang yang memilliki pengetahuan dalam organisasi orang orang yang memiliki pengetahuan luas mengenai operasi yang sedang diperiksa.
Pencatatan Temuan Audit
Audit internal yang ingin memastikan bahwa mereka telah sepenuhnya mempertimbangkan elemen-elemen temuan audit bisa mengandalkan pada suatu bentuk laporan atau sarana lainnya agar mereka tetap bisa menelusurinya. Laporan tersebut juga bisa menjadi sarana bagi penyelia audit guna menentukan apakah semua langkah yang diperlukan untuk menghasilkan temuan audit yang dikembangkan dengan baik setelah diambil.
12
Aktivitas Pencatatan temuan audit internal (Internal Audit Activity Record of Audit Finding). Laporan tersebut sesuai dengan tujuan yang telah dijelaskan dan member ruang untuk :
Mengidentifikasi organisasi yang bertanggung jawab Memberi nomor identifikasi untuk temuan tertentu dan suatu rujukan untuk kerja kerja
pendukung Memberi pernyataan singkat mengenai kondisi Mengidentifikasi criteria standar yang diterapkan untuk menilai kondisi Menunjukkan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan dari sesuatu yang ditemukan
pada audit sebelumnya Menyatakan arah, prosedur, atau instruksi kerja yang berkaitan dengan temuan tersebut Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang ditemukan Menunjukan penyebab-mengapa penyimpangan terjadi Menjelaskan dampak, actual maupun potensial, dari kondisi tersebut Menyatakan tindakan perbaikan yang diusulkan dan/atau yang diambil Mencatat pembahasan dengan karyawan klien dan mencatat tanggapan-tanggapan mereka
(setuju, tidak setuju) dan sifat tindakan, jika ada, yang mereka usulkan untuk diambil
Keahlian komunikasi
Laporan ringkas sekalipun, seperti yang tampak pada RAF (Record of Audit Findings) harus ditulis dengan baik, dan masalah-masalah harus disefinisikan dengan jelas menggunakan istilah-istilah yang singkat, padat, dan tepat. Jika dimungkinkan, bahasa RAF harus diekspresikan dalam nada positif , dan istilah-istilah yang mendorong reaksi emosional atau defensive harus dihindari. Tentu saja, sikap yang sama juga harus ditampilkan dalam komunikasi verbal sehari-hari dan persentasi interim hasil-hasil audit.
Pada saat yang sama, auditor terkadang harus terlibat dalam masalah yang sensitive dan negative. Masalah-masalah control serius, kecurangan, atau tindakan-tindakan illegal harus selalu dipandang sebagai berita buruk, terlepas dari kemampuan komunikasi auditor atau objektivitas RAF.
13
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan (conclusion) harus ditunjang oleh faktas-fakta, namun harus merupakan pertimbangan
profesional, bukan berisi rincian yang tidak perlu. Dalam membuat kesimpulan, auditor internal jelas
memiliki peluang untuk memberikan kontribusi kepada organisasi. Jika auditor internal secara konsisten
menyajikan kesimpulan yang bisa menghasilkan kinerja yang baru dan tingkatan kinerja yang lebih
tinggi, mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produksi, menghilangkan pekerjaan yang tidak
dibutuhkan, mendayagunakan kekuatan teknologi, meningkatkan kepuasan pelanggan, meningkatkan
jasa, dan meningkatkan posisi kompetitif organisasi, maka audit internal jelas bernilai. Kesimpulan dapat
menekankan pemahaman auditor atas usaha organisasi dan hubungan fungsi yang diaudit terhadap
perusahaan secara keseluruhan.
Rekomendasi
Rekomendasi (recommendation) menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi kondisi yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol. Rekomendasi haruslah bersifat positif dan bersifat spesifik. Rekomendasi juga harus mengidentifikasi siapa yang akan bertindak.
Akan tetapi rekomendasi audit membawa bibit –bibit bahaya. Jika manajemen diberi tahu mengenai tindakan yang direkomendasikan auditor, maka tindakan tersebut bisa berbalik merugikan auditor. Mengidentifikasi kondisi yang tidak memuaskan adalah tanggung jawab audit. Memperbaikinya merupakan tanggung jawab manajemen.
Lebih disukai bila auditor internal mengusulkan metode tindakan perbaikan untuk pertimbangan manajemen. Rekomendasi audit seharusnya tidak dilakukan secara membabi buta, tetapi dipertimbangkanbersama –sama dengan tindakan-tindakan lain yang mungkin dilakukan. Auditor internal tidak mendikte manajemen dan pada akhirnya manajemenlah, bukan auditor internal yang harus melakukan tindakan perbaikan.
Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit adalah membahasnya dengan manajemen operasional sebelum laporan audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai kesepakatan mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan untuk memperbaiki kekurangan
14
DAFTAR PUSTAKA
Tugiman, Hiro, 1996, Pandangan Baru Internal Auditing, Bandung: Kanisius.
The Institite of Internal Auditors. 1995. Standards for the Professional Practice of Internal Auditing.
Courtemanche, Gill, 1986, The New Internal Auditing, New York: Ronald Press Publication
Internal Auditing. 2005. Sawyer ,JD,CIA,PA Mortmer A.Dittenhofer, Ph.D., CIA.,James H.Scheiner, Ph.D.
: penerbit salemba empat
15