Transcript
Page 1: ASRI------PENILAIAN KINERJA.docx

Pengertian Penilaian Kinerja (Performance assessment)

Performance assessment adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas

siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi

siswa. Performance assessment digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan. Penugasan

tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan respon (lisan atau tulis), menghasilkan karya (produk), atau

menunjukkan penerapan pengetahuan. Tugas yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan

kompetensi yang ingin dicapai dan bermakna bagi siswa (Setyono,2005:3).

Sedangkan menurut Majid (2006:88) performance assessment merupakan penilaian dengan

berbagai macam tugas dan situasi di mana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan

mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. Jadi

boleh dikatakan bahwa performance assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk

mendemostrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan

kriteria-kriteria yang diinginkan.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa performance assessment adalah

suatu bentuk penilaian untuk mendemostrasikan atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh

oleh siswa dan menggambarkan suatu kemampuan siswa melalui suatu proses, kegiatan, atau unjuk kerja.

Karakteristik dan Sifat Penilaian Kinerja (performance assessment)

Menurut Stiggins (1994:160), salah satu karakteristik penilaian kinerja siswa adalah dapat digunakan

untuk melihat kemampuan siswa selama proses pembelajaran tanpa harus menunggu sampai proses

tersebut berakhir.

Karakteristik penilaian kinerja menurut Norman (dalam Siti Mahmudah, 2000:18) adalah (1) tugas-

tugas yang diberikan lebih realistis atau nyata;(2) tugas-tugas yang diberikan lebih kompleks sehingga

mendorong siswa untuk berpikir dan ada kemungkinan mempunyai solusi yang banyak;(3) waktu yang

diberikan untuk asesmen lebih banyak; (4) dalam penilaiannya lebih banyak menggunakan pertimbangan.

Adapun pendapat lain yang dikemukakan oleh Isyanti (2004:6) bahwa penilaian unjuk kerja dapat

mengungkapkan potensi siswa dalam memecahkan masalah, penalaran, dan komunikasi dalam bentuk

tulisan maupun lisan. Menurut Setyono (2005:3) bahwa penilaian performansi digunakan untuk menilai

kemampuan siswa melalui penugasan yang berupa aspek pembelajaran kinerja dan produk. Hutabarat

(2004:16) berpendapat bahwa penilaian kinerja lebih tepat untuk menilai kemampuan siswa dalam

menyajikan lisan, pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam suatu kegiatan

pembelajaran, kemampuan siswa dalam menggunakan peralatan laboratorium serta kemampuan siswa

mengoperasikan suatu alat.

Kriteria Penilaian Kinerja

1

Page 2: ASRI------PENILAIAN KINERJA.docx

Penilaian kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan (task). Dalam

menilai kinerja siswa tersebut, perlu disusun kriteria. Kriteria yang menyeluruh disebut rubric. Dengan

demikian wujud asesmen kinerja yang utama adalah task (tugas) dan rubrics (kriteria penilaian). Tugas-

tugas kinerja digunakan untuk memperlihatkan kemampuan siswa dalam melakukan suatu keterampilan

tentang sesuatu dalam bentuk nyata. Selanjutnya rubrik digunakan untuk memberikan keterangan tentang

hasil yang diperoleh siswa (Zainul, 2001:9-11)

Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian kinerja

antara lain: generalizability atau keumuman, authenticity atau keaslian/nyata, muliple focus (lebih dari satu

fokus), fairness (keadilan), teachability (bisa tidaknya diajarkan), feasibility (kepraktisan), Scorability atau

bisa tidaknya tugas tersebut diberi skor ( Popham, 1995:147).

Langkah-langkah Membuat Performance Assessment

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat performance assessment adalah

1) Identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil

akhir;

2) Menuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas;

3) Mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati;

4) Mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati;

5) Bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan kriteria untuk setiap pilihan (Hutabarat, 2004:

17).

Menurut Majid (2006: 88) langkah-langkah membuat performance assessment adalah

1) melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan

mempengaruhi hasil akhir (output yang terbaik);

2) menuliskan perilaku kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan dan

menghasilkan output yang terbaik;

3) membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur, jengan terlalu banyak sehingga semua

kriteria- kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakaan tugas;

4) mengurutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati;

5) kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang dibuat

sebelumnya oleh orang lain.

Validitas dan Reliabilitas dari Performance Assessment

Validitas adalah segala sesuatu yang menitikberatkan pada informasi yang diperoleh dari suatu

penilaian yang mengijinkan guru untuk mengkoreksi suatu keputusan tentang belajar siswa. Salah satu

faktor yang dapat mengurangi validitas dari performance assessment adalah bias. Bias adalah kesalahan

guru dalam menginterpretasikan kinerja siswa karena dalam satu kelompok siswa dipertimbangkan dalam

2

Page 3: ASRI------PENILAIAN KINERJA.docx

kriteria yang berbeda atau dinilai pada karakteristik yang berbeda. Jika instrumen penilaian yang

memberikan informasi tidak relevan dalam mengambil keputusan maka instrument tersebut tidak valid.

Dalam penilaian performance assessment, seorang guru harus memilih dan menggunakan prosedur

yang adil pada seluruh siswa tapa membedakan latar belakang kebudayaan, bahasa, dan jenis kelamin.

Selain itu faktor lain yang dapat menimbulkan kesalahan dalam validitas performance assessment adalah

kegagalan guru dalam memasukkan atau memberikan penilaian kinerja siswa.

Reliabilitas adalah segala sesuatu yang menitikberatkan pada kestabilan dan kekonsistenan

penskoran, secara logika untuk mendapatkan informasi tentang reliabilitas kinerja siswa adalah

mengadakan observasi kinerja sesering mungkin. Jika kriteria kinerja tidak jelas, maka guru harus mengerti

dari suatu kriteria sehingga tidak timbul kasalahan dan subjektivitas. Salah satu cara untuk mengurangi

ketidakkonsistenan pada penskoran adalah menentukan tujuan performance assessment dan kriteria-

kriteria penilaian dengan jelas pula.

Berdasarkan uraian di atas untuk menentukan validitas dan reliabilitas dalam performance

assessment ada beberapa langkah yang harus diperhatikan yaitu 1) menentukan tujuan penilaian yang jelas

sebelum memulai; 2)mengajar siswa dengan kinerja yang diinginkan, dan 3) memberitahukan kepada siswa

tentang kriteria-kriteria kinerja yang akan dipertimbangkan (Airasian, 1991:299-301).

Daftar Pustaka

Airasian,Peter.W. 1991. Classroom Assessment. USA: McGraw-Hill.

Hutabarat, O. R. 2004. Model-model Penilaian Berbasis Kompetensi PAK. Bandung: Bina Media

Informasi.

Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas.

Mahmudah, S.2000. Penerapan Penilaian Kinerja Siswa (performance Assessment) pada

Pembelajaran Sub Konsep Jaringan Hewan. Bandung:UPI

Majid, A. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Popham, W. 1995. Classroom Assessment. Boston: Allyn and Bacon.

Setyono, Budi.2005. Penilaian Otentik dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (dalam jurnal

pengembangan pendidikan). Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Universitas

Jember.

Stiggin, R.J.1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York: Mac Millan College Publishing

Company.

Zainul, Asmawi. 2001. Alternative Assessment. Jakarta: Universitas Terbuka.

3

Page 4: ASRI------PENILAIAN KINERJA.docx

PENILAIAN KINERJA

Penilaian kinerja (performance assessment) secara sederhana dapat dinyatakan sebagai penilaian

terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Menurut para ahli

penilaian kinerja merupakan penilaian terhadap perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang

menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk. Penilaian tersebut mengacu pada standar

tertentu.

Terdapat istilah lainnya yang berkaitan dengan penilaian kinerja yaitu penilaian alternatif

(alternative assessment) dan penilaian otentik (authentic assessment). Beberapa ahli (Marzano, 1994;

Popham, 1995; Bookhart, 2001) menyatakan bahwa istilah penilaian otentik kadang-kadang digunakan

untuk menjelaskan penilaian kinerja karena tugas-tugas asesmennya yang lebih dekat dengan kehidupan

nyata. Istilah penilaian alternatif digunakan untuk penilaian kinerja karena merupakan alternatif untuk

penilaian tradisional-paper and pencil test (tes tertulis obyektif).

Standar diperlukan dalam penilaian kinerja untuk mengidentifikasi secara jelas apa yang seharusnya

siswa ketahui dan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan. Standar tersebut dikenal dengan istilah rubrik.

Rubrik dapat dinyatakan sebagai panduan pemberian skor yang menunjukkan sejumlah kriteria

performance pada proses atau hasil yang diharapkan. Rubrik terdiri atas gradasi mutu kinerja siswa mulai

dari kinerja yang paling buruk hingga kinerja yang paling baik disertai dengan skor untuk setiap gradasi

mutu tersebut. Dengan mengacu pada rubrik inilah guru memberikan nilai terhadap kinerja siswa.

Selain dari rubrik, penilaian kinerja terdiri atas komponen lainnya yaitu task (tugas-tugas). Task

merupakan perangkat tugas yang menuntut siswa untuk menunjukkan suatu peformance (kinerja) tertentu.

Ada 7 kriteria Untuk mengevaluasi apakah penilaian kinerja (Performance Assessment) berkualitas atau

tidak.

1. Generability: apakah kinerja siswa dalam melakukan tugas yang diberikan

2. sudah memadai untuk digeneralisasikan kepada tugas lain.

3. Authenticity: apakah tugas yg diberikan sudah serupa dengan apa yang sering dihadapi dalam

praktek kehidupan sehari-hari

4. Multiple focus: apakah tugas yg diberikan kepada siswa sudah mengukur lebih dari satu kemampuan

yang diinginkan

5. Teachability: tugas yg diberikan merupakan tugas yg hasilnya makin baik karena adanya usaha

mengajar guru di kelas?

6. Fairness: apakah tugas yg diberikan sudah adil untuk semua siswa.Feasibility: apakah tugas yg

diberikan relevan utk dapat dilaksanakan (faktor biaya, tempat, waktu atau alat)

7. Scorability: apakah tugas yg diberikan dapat diskor dengan akurat dan reliable ?

4

Page 5: ASRI------PENILAIAN KINERJA.docx

Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Penilaian kinerja

memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Hal tersebut didasarkan pada

pertimbangan bahwa terdapat perbedaan antara “mengetahui bagaimana melakukan sesuatu”‘ dengan

mampu secara nyata melakukan hal tersebut”. Seorang siswa yang mengetahui cara menggunakan

mikroskop, belum tentu dapat mengoperasikan mikroskop tersebut dengan baik. Tujuan sekolah pada

hakekatnya adalah membekali siswa dengan kemampuan nyata (the real world situation). Dengan demikian

penilaian kinerja sangat penting artinya untuk memantau ketercapaian tujuan tersebut.

Penilaian kinerja dapat menliai proses dan produk pembelajaran. Pada pembelajaran kimia,

penilaian kinerja lebih menekankan proses apabila dibandingkan dengan hasil. Penilaian proses secara

langsung tentu lebih baik karena dapat memantau kemampuan siswa secara otentik. Namun seringkali

penilaian proses secara langsung tersebut tidak dimungkinkan karena pengerjaan tugas siswa memerlukan

waktu lama sehingga siswa harus mengerjakannya di luar jam pelajaran sekolah. Untuk mengatasi hal

tersebut, penilaian terhadap proses dan usaha siswa dapat dilakukan terhadap produk. Misalnya untuk

menilai kemampuan siswa membuat koloid maka guru kimia dapat melihat hasil produk koloid siswa.

Melalui produk tersebut dapat dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tahapan pembuatan koloid dan

usahanya. Usaha dan kemajuan belajar mendapatkan penghargaan dalam penilaian kinerja. Hal tersebut

menyebabkan penilaian kinerja memiliki keunggulan untuk pembelajaran kimia bila dibandingkan dengan

tes tradisional yang berorientasi pada pencapaian hasil belajar.

Penilaian kinerja memiliki kekuatan apabila dibandingkan dengan penilaian tradisional. Kekuatan

tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:

1. siswa dapat mendemonstrasikan suatu proses,

2. proses yang didemontrasikan dapat diobservasi;

3. menyediakan evaluasi lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa macam penalaran, kemampuan

lisan, dan keteramplian – keterampilan fisik;

4. adanya kesepakatan antara guru dan siswa tentang kriteria penilaian dan tugas-tugas yang akan

dikerjakan;

5. Menilai hasil pembelajaran dan keterampilan-keterampilan yang kompleks;

6. memberi motivasi yang besar bagi siswa; serta

7. mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan yang nyata.

Selain memiliki kekuatan, penilaian kinerja memiliki juga beberapa keterbatasan yaitu;

1) Sangat, menuntut waktu dan usaha;

2) Pertimbangan (jadgement) dan penskoran sifatnya lebih subyektif;

3) Lebih membebani guru; dan

4) Mempunyai reliabilitas yang cenderung rendah.

5

Page 6: ASRI------PENILAIAN KINERJA.docx

Meskipun penilaian kinerja memiliki keterbatasan, penilaian kinerja tetap perlu dilaksanakan pada

pembelajaran kimia untuk mengatasi kelemahan dari tes dalam menilai siswa.

Perangkat penilaian kinerja sebaiknya dikembangkan melalui uji coba dalam pembelajaran. Guru

kimia dapat menguji dan mengembangkain task (tugas) dan rubrik penilaian kinerja agar cocok dengan

kondisi di kelasnya serta sesuai dengan kemampuan siswa. Ujicoba dapat dilakukan sambil guru mengajar di

kelas. Hasil uji coba tersebut dapat dijadikan sebagai dasar perbaikan perangkat penilaian kinerja agar

menjadi lebih feasible (dapat dikerjakan), lengkap dan aman dilakukan.

Beberapa pedoman untuk memeriksa kualitas perangkat penilaian kinerja dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1. Esensial dan valid (dihubungkan dengan standar dan tujuan utama kurikulum);

2. otentik (problem dan proses mendekati atau sesuai dunia nyata);

3. Integratif (menuntut integrasi pengetahuan, konsep, sikap dan kebiasaan berpikir).

4. pengukuran bersifat open ended (merangsang munculnya pertanyaan-pertanyaan sepanjang

pengerjaan tugas);

5. problem menarik bagi siswa dan memerlukan ketekunan;

6. mendorong siswa menjadi pemikir yang divergen dan bijaksana;

7. .feasible (aktivitas aman bagi siswa dan dapat dikerjakan);

8. penilaian mengikuti keragaman gaya belajar siswa;

9. penggunaan kelompok kerja dapat merangsang proses berpikir individual;

10. akuntabilitas individual (meskipun digunakan kelompok kerja, kinerja individual harus mudah

diobservasi);

11. terdapat sejumlah definisi (bila diperlukan) dan petunjuk yang jelas,

12. pengalaman siswa menjadi umpan balik untuk siklus perbaikan;

13. siswa memiliki beberapa format pilihan cara untuk mempresentasikan produk akhir,

14. kriteria kualitas jelas bagi siswa sejak awal kegiatan;

15. panduan penskoran harus mudah digunakan.

Metode-metode yang dapat digunakan untuk penilaian kinerja antara lain:

1) observasi;

2) interviu,

3) portofolio;

4) penilaian essay;

5) ujian praktek (practical examinatian);

6) paper;

7) penilaian proyek;

6

Page 7: ASRI------PENILAIAN KINERJA.docx

8) kuesioner,

9) daftar cek (checklist),

10) penilaian oleh teman (peer rating);

11) penilaian diskusi;

12) penilaian jurnal kerja ilmiah siswa.

Langkah-langkah utama yang perlu ditempuh ketika menyusun penilaian kinerja yaitu:

1) menentukan indikator kinerja yang akan dicapai siswa;

2) memilih fokus asesmen (menilai proses/prosedur, produk, atau keduanya),

3) memilih tingkatan realisme yang sesuai (menentukan seberapa besar tingkat keterkaitannya dengan

kehidupan nyata);

4) memilih metode observasi, pencatatan dan penskoran;

5) mengujicoba task dan rubrik pada pembelajaran; serta

6) memperbaiki task dan rubrik berdasarkan hasil ujicoba untuk digunakan pada pembelajaran

berikutnya.

Berikut ini akan disajikan contoh rubrik penilaian dan format penilaian kinerja dalam bentuk daftar cek.

Contoh 1. Rubrik untuk Pencapaian kompetensi Kriteria pemberian skor

Kriteria pemberian skor

Dimensi yang dinilai : pencapaian kompetensi/ tujuan pembelajaran Kimia

Tingkat pencapaian (skor )

Istimewa (4) : Tujuan/kompetensi dapat dicapai sepenuhnya dan prtumbuhan siswa sangat terarah

kepada pencapaian tujuan

Baik (3) : Sebagaian besar tujuan/kompetensi dikuasai dengan baik dan pertumbuhan siswa terarah

pada pencapaian tujuan.

Cukup (2) : Hanya sebagain kecil saja kompetensi yang dapat dicapai siswa dan pertumbuhan siswa

siswa kurang terarah pada pencapaian kompetensi tersebut.

Kurang (1) : Tidak terdapat adanya tanda-tanda pencapaian tujuan/kompetensi yang diharapkan.

Untuk keperluan pengisian raport, skala penilaian 1,2,3,4 pada contoh 1 tersebut dapat diubah ke dalam

skala 5,6,7,8 dsb. Rubrik kriteria pemberian skor di atas ditujukan untuk memberi skor pencapaian

kompetensi tertentu berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pekerjaan siswa.

7

Page 8: ASRI------PENILAIAN KINERJA.docx

Coutoh 2. Rubrik untuk Penilaian Kemajuan Belajar

Kriteria pemberian skor

Dimensi : Kemajuan dan perkembangan siswa pada pembelajaran kimia

Deskripsi : Siswa menunjukan kemajuan dan perkembangan konsep kimia dan berbagai keterampilan.

Kemajuan sesuai dengan tujuan pembelajaran

Tingkat

pencapaian

Deskripsi

Istimewa(4) Siswa menampilkan kinerja yang sangat baik, konsisten dan terus berusaha

meningkatkan kinerjanya.

Baik (3) Siswa menampilkan kinerja yang baik dan menunjukan peningkatan secara

umum

Cukup (1) Siswa menampilkan sedikit kinerja yang baik dan menunjukan beberapa

ketidak-konsistenan

Kurang (1) Kinerja siswa kurang baik dari waktu ke waktu atau kinerja siswa benar-

benar tidak konsisten

Sangat kurang (0) Tidak ada upaya untuk menampilkan kemajuan dan pencapaian tujuan

Seperti contoh sebelumnya, skala penilaian 0,1.2,3,4 pada contoh rubrik ini dapat diubah ke dalam skala

5,6,11,8,9 atau diubah sesuai keperluan. Untuk keperluan pengisian nilai raport, hasil penilaian pada contoh

1 dan contoh 2 dapat dirata-ratakan sehingga diperoleh satu nilai.

Penilaian kinerja sering dilakukan dengan menggunakan daftar cek dan skala penilaian.

1. Daftar Cek

Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya- tidak). Pada penilaian kinerja yang

menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu

dapat diamati oleh guru. Jika tidak dapat diamati,siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah

penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati.

Dengan dernikian tidak terdapat nilai (kemampuan) tengah.

8

Page 9: ASRI------PENILAIAN KINERJA.docx

2. Skala Penilaian

Penilaian kinerja menggunakan skala rentang memungkinkan guru untuk memberi nilai tengah terhadap

penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai

lebih dari dua. Skala rentang tersebut, misalnya, sangat baik-baik-cukup-kurang. Penilaian sebaiknya

dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih

akurat. Penilaian dengan skala penilaian yang baik pada dasamya masih harus dilengkapi dengan rubrik.

Rubrik diperlukan untuk mendeskripsikan kinerja pada setiap kategori: sangat baik-baik-cukup-kurang agar

hasil penilaian konsisten dan obyektif.

Contoh 3. Penilaian Kinerja dalam Bentuk daftar Cek

Nama siswa : ……………………..

Kelas : ……………………..

No. ASPEK/KINERJA YANG DIHARAPKAN Penilaian Ket

Ya Tidak

I. PERSIAPAN PRAKTIKUM

1. Membawa perlengkapan praktikum (alat/bahan yang ditugaskan)

2. Memakai jas lab dan berpenampilan rapi

II. SELAMA KEGIATAN PRAKTIKUM

1. A. Menggunakan Alat dan Bahan

3. Mengambil bahan dengan rapi tidak berceceran

4. Mengambil bahan praktikum sesuai kebutuhan

5. Mengoperasikan alat dengan benar

6. Menggunakan alat dan bahan sesuai prosedur praktikum

B. Kemauan, keterampilan mengamati menganalisis dan

menyimpulkan hasil praktikum

7. Memfokuskan perhatian pada kegiatan praktikum/tidak mengajarkan

hal-hal lain yng tidak berhubungan dengan prosedur praktikum

8. Memiliki minat/interes terhadap aktivitas praktikum

9

Page 10: ASRI------PENILAIAN KINERJA.docx

9. Terlibat secara aktif dalam kegiatan praktikum

10. Mengamatai hasil praktikum dengan cermat

11. Menafsirkan hasil pengamatan dengan benar

12. Menyajikan data secara sistematis dan komunikatif

13. Menganalisis data secara induktif

14. Membuat kesimpulan yang sesuai dengan hasil praktikum

III. KEGIATAN AKHIR PRAKTIKUM

1. Membersihkan alat yang telah dipakai

2. Membersihkan meja praktikum dari sampah dan bahan yang telah

dipakai

3. Mengembalikan alat ke tempatnya semula dalam keadaan kering

10


Top Related