Ayu Oktiana Putri1, M. Yazid Ismail
2, Dodik Mulyono
3
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SISWA KELAS VI1 SMP NEGERI B.
SRIKATON TAHUN PELAJARAN 2015/2016
ARTIKEL ILMIAH
Oleh
NAMA : Ayu Oktiana Putri
NPM : 4009073
PRODI : Pendidikan Matematika
DOSEN PEMBIMBING : 1. M. Yazid Ismail, M.Pd.
2. Dodik Mulyono, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
2016
Ayu Oktiana Putri1, M. Yazid Ismail
2, Dodik Mulyono
3
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEADS TOGETHER PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SISWA KELAS VI1 SMP NEGERI B.
SRIKATON TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Oleh: Ayu Oktiana Putri1, M. Yazid Ismail
2, Dodik Mulyono
3.
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Numbered Heads Together (NHT) Pada Pembelajaran Matematika
Kelas VII SMP Negeri B. Srikaton Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah hasil
belajar siswa kelas VII SMP Negeri B. Srikaton setelah diterapkan
model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT)
secara signifikan tuntas? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri B.
Srikaton setelah penerapan model pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT). Metode yang digunakan adalah eksperimen semu
dengan desain pre-test and post-test group. Popilasi seluruh siswa
kelas VII SMP Negeri B.Srikaton Tahun Pelajaran 2015/2016
berjumlah 261 siswa dan sebagai sampel kelas VII.3 yang di ambil
secara acak. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Data
yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji t. Berdasarkan
hasil analisis data dengan taraf kepercayaan 𝛼 = 0,05 diperoleh thitung
(0,9726) > ttabel (1,697), sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika siswa kelas VII SMP negeri B.Srikaton setelah
diterapkan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
secara signifikan tuntas. Rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77,88
dan persentase jumlah siswa yang tuntas mencapai 70,27%.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Numbered Heads Together, Matematika
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (dalam Efriyanti, 2013:1) Pendidikan
merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia dan tidak lepas
dari kehidupan. Telah menjadi rahasia umum bahwa kemajuan suatu bangsa bisa
Ayu Oktiana Putri1, M. Yazid Ismail
2, Dodik Mulyono
3
dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Oleh karena itu pendidikan akan terasa
gersang apabila tidak berhasil mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas (baik dari segi spiritual, intelegensi, dan skill).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri B.
Srikaton hasil belajar siswa pada pelajaran matematika masih rendah. Hal ini
dapat terlihat dari hasil ulangan harian matematika siswa kelas VII berada
dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang di tetapkan di
SMP Negeri B. Srikaton Kelas VII yaitu 75. Hasil belajar matematika tergolong
rendah yaitu dari 261 siswa, sebanyak 35,19 % siswa telah tuntas belajar dengan
rata-rata nilai 75 dan 64,82% siswa belum tuntas belajar dengan rata-rat nilai 64.
Dalam kegiatan belajar-mengajar guru cenderung menggunakan pembelajaran
konvensional. Menurut Trianto (2009:6), salah satu faktor yang menyebabkan
rendahnya hasil belajar siswa adalah proses pembelajaran yang cenderung
berpusat pada guru (teacher-centered) sehingga menyebabkan siswa tidak aktif.
Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut, penulis
mencoba untuk menerapkan model pembelajaran numbered heads together.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini menjadi lebih menarik karena
melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut
(Trianto, 2009:82). Menurut Lie (2002:59) model pembelajaran kooperatif tipe
NHT adalah teknik pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spener
Kangan (1993), teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, serta
mendorong siswa untuk meningkatkan kerja sama mereka.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar siswa
kelas VII SMP Negeri B. Srikaton setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) secara signifikan tuntas?
B. Landasan Teori
Menurut Isjoni (2007:11) pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh
siswa, buakan dibuat untuk siswa. Pembelajran pada dasarnya merupakan upaya
pendidikan untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Proses
Ayu Oktiana Putri1, M. Yazid Ismail
2, Dodik Mulyono
3
kegiatan pembelajaran adalah langkah-langkah atau tahapan yang dilalui pendidik
dan peserta didik dalam pembelajaran. selanjnya Soekamto (dalam Trianto
2009:22) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah “kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan bagi para pengajar dalam
merencanakan aktifitas balajar mengajar.
Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif juga merupakan
strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda. Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu
bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran
kooperatif juga merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Menurut Isjono
(2007:12) pembelajaran koopertaif yaitu, sebagai berikut: a) Menurut Slavin
(1985) pembelajaran adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan
bekerjadalam kelompik-kelompok kecil dan kolaboratif yang anggotanya 4-6
orang dengan struktur kelompok heterogen, b) Menurut Sunal dan Hans (2000)
mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau
serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk member dorongan kepada
peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran, c) Menurut Stahl
(1994) menyatakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa
lebih baik dan meningkatkan sikap tolong-menolong dalam perilaku sosial, d)
Menurut Thompson, et al (1995) mengemukakan pembelajaran kooperatif turut
menambah unsur-unsur interaksi social pada pembelajaran, e) Menurut Anita Lie
(2000) menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajran gotong-
royong, yaitu system pembelajaran yang member kesempatan kepada peserta
didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur.
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Tipe Numbered Heads
Together (NHT) atau tipe kepala bernomor. Menurut Trianto (2009:82), NHT
adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
Ayu Oktiana Putri1, M. Yazid Ismail
2, Dodik Mulyono
3
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas
tradisional. Menurut Lie (2002:57) teknik belajar mengajar NHT dikembangkan
oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini memberikan kesempetan kepada siswa
untuk salinng membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling
tepat. Selain itu, teknik ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja
sama siswa. Teknik ini biasa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk
semua tingkatan usia anak didik.
Adapun langkah-langkah yang diterapkan dalam proses pembelajaran
kooperatif tipe Nubered Heads Together adalah sebagai berikut:
a. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok 3-5 orang, setiap siswa dalam
kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan pertanyaan dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan anggota tiap
kelompok anggota kelompok dapat mengerjakannya.
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil
menjawab pertanyaan guru.
e. Kesimpulan
Adapun kelebihan kooperatif tipe Nubered Heads Together (NHT) menurut
Panjaitan (26 November 2013) yaitu: a) Setiap siswa menjadi siap semua,
b) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, c) Siswa yang pandai
dapat mengajari siwa yang kurang pandai. Disamping kelebihan ada juga
kelemahan kooperatif tipe Nubered Heads Together yaitu: a) Kemungkinan
nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru, b) Tidak semua anggota
kelompok dipanggil oleh guru.
C. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah kuasi eksperimen. Kuasi
eksperimen adalah penelitian yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok atau
kelas pembanding. Penelitian kuasi eksperimen dilakukan untuk mengetahui efek
dari perlakuan yang diberikan pada kelompok lain (Arikunto, 2010:125). Adapun
desain eksperimen yang digunakam berbentuk pre-test dan post-test group,
menurut Arikunto (2010:124) dapat digambarkan sebagai berikut:
Ayu Oktiana Putri1, M. Yazid Ismail
2, Dodik Mulyono
3
Pola : O1 X O2
Keterangan :
O1 : pre-test
X : Pembelajaran dengan model kooperatif tipe Numbered Heads Together
O2 : post-test
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian”, (Arikunto, 2010:173).
Adapun penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Lubuklinggau
tahun pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto,
2010:193). Tes dalam penelitan ini dilakukan dua kali, yaitu sebelum (pre-test)
dan sesudah (post-test), tes yang digunakan berbentuk essay sebanyak 5 (lima)
soal.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Penelitian dengan metode pembelajaran Numbered Heads Together
dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri B. Srikaton tahun pelajaran 2015/2016
dilakukan pada tanggal 19 Oktober sampai 19 November 2015. Seluruh siswa di
kelas VII berjumlah 261 siswa, dari tujuh kelas diambil satu kelas untuk dijadikan
sebagai sampel penelitian yaitu kelas VII.3 untuk melaksanakan tes awal dan tes
akhir. Instrumen tes awal dan tes akhir dalam penelitian ini berbentuk pilihan
essay yang berjumlah delapan butir soal.
a. Data Hasil Pretest
Pre-test dilaksanakan pada pertemuan pertama yaitu pada tanggal 20
Oktober 2015 dan diikuti oleh 36 siswa pada kelas VII.3. Pelaksanaan pre-test
bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa terhadap
suatu materi yang belum mereka pelajari. Soal pre-test yang digunakan adalah
berbentuk essay sebanyak tujuh soal, dimana soal tersebut telah diketahui
validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.
Ayu Oktiana Putri1, M. Yazid Ismail
2, Dodik Mulyono
3
Nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VII.3 adalah 25,33. Tidak ada
siswa yang mendapat nilai lebih dari 75, sedangkan siswa yang mendapat nilai
kurang dari 75 adalah 36 orang. Jadi secara deskriptif dapat disimpulkan bahwa
kemampuan awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran Numbered
Heads Together ini adalah belum tuntas.
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Analisis Data pre-test
Skor
Rata-rata
Nilai
Rata-rata
Simpangan
Baku
Siswa yang
Tuntas
Siswa yang
BelumTuntas
6,33 25,33 8,96 0 Orang (0%) 36 Orang (100%)
b. Data Hasil Posttest
Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi persamaan linear satu
variabel merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Pemberian post-test diadakan pada pertemuan akhir yaitu pada tanggal 29
Oktober 2015. Pelaksanaan post-test berfungsi untuk mengetahui hasil belajar
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran Numbered Heads Together. Berdasarkan hasil perhitungan,
rekapitulasi hasil post-test siswa dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Rekapitulasi Hasil Analisis Data post-test
Skor
Rata-rata
Nilai
Rata-rata
Simpangan
Baku
Siswa yang
Tuntas
Siswa yang
Belum Tuntas
26,32 77,88 8,74 29 Orang (80,56%) 7 Orang
(19,44%)
Berdasarkan hasil post-test dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan
hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan pembelajaran tes akhir. Nilai rata-
rata tes awal adalah 25,33 sedangkan tes akhir 77,88 Berarti terjadi peningkatan
rata-rata nilai sebesar 74,67. Sedangkan jumlah siswa yang tuntas mengalami
peningkatan sebesar 80,56%. Didapat hasil rekapitulasi hasil rata-rata ((𝑥 ) dan
simpangan baku dari hasil post-test yang dapat dilihat pada tabel.
Peningkatan rata-rata nilai dan ketuntasan belajar dapat dilihat pada grafik
4.1.
Ayu Oktiana Putri1, M. Yazid Ismail
2, Dodik Mulyono
3
c. Uji Normalitas
Untuk mengetahui kenormalan data pre-test dan post-test, maka digunakan
uji normalitas dengan uji kecocokan 𝜒2(Chi kuadrat). Berdasarkan ketentuan
perhitungan statistik mengenai uji normalitas data dengan taraf kepercayaan 𝛼=
0,05, jika 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 < 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
2 maka masing-masing data berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran C) rekapitulasi hasil uji normalitas dapat
dilihat pada Tabel.
Tabel 4.2
Uji Normalitas Pre-test dan Post-test
Kelas Tes 𝝌𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝟐 DK 𝝌𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
𝟐 . Kesimpulan
Eksperimen Tes Akhir 9,0175 5 11,07 Normal
Pada tabel menunjukan bahwa nilai 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 data tes awal dan tes akhir
lebih kecil dari pada 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 . Berdasarkan ketentuan pengujian uji normalitas
dengan menggunakan uji 𝜒2(Chi-Kuadrat) dapat disimpulkan bahwa masing-
masing data baik tes awal maupun tes akhir berdistribusi normal pada taraf
kepercayaan 𝛼 = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = 5.
d. Pengujian Hipotesis
Untuk menarik kesimpulan data hasil post-test, maka dilakukan pengujian
hipotesis secara statistik. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “hasil
Nilai rata-rata Ketuntasan Belajar
25.33
0%
77.88 8056%
Rata-rata Nilai dan Ketuntasan Belajar
pre test post test Column1
Ayu Oktiana Putri1, M. Yazid Ismail
2, Dodik Mulyono
3
belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri B. Srikaton tahun pelajaran
2015/2016 setelah diterapkan metode pembelajaran Numbered Heads Together
secara signifikan tuntas”. Setelah diketahui data pre-test dan post-test
berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji hipotesis. Berdasarkan hasil
perhitungan (lampiran C), rekapitulasi hasil uji-t data pre-test dan post-test dapat
dilihat pada Tabel.
Tabel
Hasil uji-t data Pre-Test dan Post-test
Tes thitung dk ttabel kesimpulan
Akhir 1,9741 36 1,697 Ha diterima
Selanjutnya thitung dibandingkan dengan ttabel dengan derajat kebebasan (dk)
= n- 1 = 36, 𝛼 = 5% diperoleh ttabel 1,697. Jika thitung≥ttabel berarti Ha diterima dan
Ho ditolak. Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dengan taraf
kepercayaan 𝛼 = 0,05 karena thitung <ttabel (-43< 1,699) dan untuk kemampuan
akhir siswa menunjukan bahwa thitung≥ttabel (1,9741 ≥ 1,697) maka Ha diterima
dan Ho ditolak. Dengan demikian berdasarkan perhitungan hasil belajar siswa,
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya,
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa setelah penerapan
metode pembelajaran Numbered Heads Together lebih dari atau sama dengan
75(𝜇 < 75).
2. Pembahasan
Berdasarkan analisis data hasil tes, sebelum pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads Together, rata-rata hasil
belajar siswa kelas VII.B SMP Negeri B. Srikaton memperoleh nilai 25,33.
Selanjutnya setelah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
Numbered Heads Together, rata-rata hasil belajar siswa kelas VII.B SMP Negeri
B Srikaton memperoleh nilai 77,88. Dengan menggunakan uji-t pada data post-
test siswa didapat thitung 1,9741 dan dibandingkan dengan ttabel dengan taraf
kepercayaan 𝛼 = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 36 di dapat 1,699. Jika thitung
(1,9741) > ttabel (1,699), maka hasil ini menunjukan rata-rata hasil belajar
Ayu Oktiana Putri1, M. Yazid Ismail
2, Dodik Mulyono
3
matematika siswa kelas VII.3 SMP Negeri B. Srikaton setelah diterapkan metode
pembelajaran Numbered Heads Together secara signifikan tuntas.
Dari hasil penelitian secara signifikan bahwa metode pembelajaran
Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII.B
SMP Negeri B Srikaton tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini disebabkan karena
keaktifan siswa, yaitu siwa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan
suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa lebih mudah
menguasai konsep-konsep dan mampu meningkatkan pemahamannya terhadap
materi yang dipelajari dan pelajaran yang diterima terasa bermakna karena
menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang ada, dan hal ini merupakan
prinsip utama dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika itu
sendiri perlu dikembangkan strategi pembelajaran yang dapat melibatkan siswa
secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan ide-ide mereka.
Dengan demikian penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together
dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
Pembelajaran Numbered Heads Together dirancang karena memiliki
kelebihan utama, yakni kondisi lingkungan belajar kaya pilihan dan sesuai dengan
semua gaya belajar serta memaksimalkan penggunaan indera saat belajar serta
bersemangat dan bekerja sama antar kelompok sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran Numbered Heads Together rasa
percaya diri siswa sudah ditanamkan dari awal pelajaran, dengan cara guru
memotivasi siswa untuk berdiskusi dan bertanggung jawab atas keberhasilan
kelompoknya, dalam menyajikan materi guru menanamkan konsep persaingan
yang sehat antar masing-masing kelompok. Hal tersebut semata-mata untuk
memotivasi siswa agar lebih aktif dan dalam mengerjakan soal tepat pada waktu
yang telah ditentukan oleh guru.
Ketuntasan belajar melalui pembelajaran Numbered Heads Together secara
keseluruhan terjadi karena dalam belajar siswa melaksanakan serangkaian
kegiatan belajar melalui kerjasama, dimana siswa lebih aktif, didalam sebuah
kelompok saling bekerja sama dan saling berdiskusi pada saat pembelajaran
berlangsung melalui kegiatan pengamatan menyebabkan siswa memiliki sejumlah
Ayu Oktiana Putri1, M. Yazid Ismail
2, Dodik Mulyono
3
pengalaman belajar. Hal yang dikemukakan di atas sesuai dengan pendapat
Slameto (2010:2), yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri interaksi dengan
lingkungannya. Selain itu, belajar adalah berkreasi, bukan mengkonsumsi.
Adanya kerjasama dapat membantu proses belajar karena semua usaha belajar
yang baik mempunyai landasan sosial, dan biasanya seseorang bisa belajar lebih
banyak dengan berinteraksi dengan kawan-kawan daripada dengan cara yang lain.
Pada pembelajaran dengan metode ini siswa dibiasakan untuk memecahkan
masalah, menemukan penyelesaian, menambah kepercayaan kemampuan berpikir
sendiri, mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan,
membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam
belajar dengan demikian pembelajaran dengan metode aktif salah satunya yaitu
dengan metode pembelajaran Numbered Heads Together dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri B. Srikaton tahun pelajaran
2015/2016 setelah diterapkan metode Numbered Heads TogetherNumbered Heads
Together secara signifikan tuntas nilai post-test, pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05,
diperoleh thitung (1,9741) > (1,699) ttabel dan rata-rata nilai akhir siswa setelah
diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) sebesar 77,88 dan persentase jumlah siswa yang tuntas sebesar
80,56%
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta : Rieneka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka
Cipta
Efriyanti, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Kooperative Tipe Numbered
heads Together terhadap hasil belajar matematika Muhammadyah Jati
Kudus. Skripsi tidak diterbitkan IKIP PGRI Semarang.
Ayu Oktiana Putri1, M. Yazid Ismail
2, Dodik Mulyono
3
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta : PT Gramedia
Panjaitan, Reikson. 2008. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT.
[Online]http://elnicovengeance.wordpress.com/2012/09/23/modelpembe
lajaran nht number-heads-together. [26 November 2013]
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran inovatif Progresif. Jakarta :
Kencana.