Download - Art Paper Kel 4
PRAKTIKUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI
ART PAPER (DAUR ULANG KERTAS)
Pembimbing : Ibu Dianty Rosirda
Disusun Oleh :
Indra Pranata 091431013
Irena Widelia 091431014
Irma Ariyanti 091431015
Kiki Maryam 091431016
Kelompok 4
Tanggal Praktikum : 07 April 2011
Tanggal Penyerahan : 14 April 2011
PROGRAM STUDI ANALIS KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2011/2012
ART PAPER (DAUR ULANG KERTAS)
I. Tujuan Praktikum
1. Memanfaatkan kembali limbah kertas
2. Mahasiswa dapat membuat kertas daur ulang dengan baik
3. Mahasiswa dapat membuat pewarna dari bahan yang alami
4. Membuat kreasi yang inovatif dari kertas daur ulang
II. Dasar Teori
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru
dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang
berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi,
mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan
proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah
padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan
pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah
modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, dan
barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang umumnya menggunakan
sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur
ulang.
Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam
secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses
pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses
produksi.
Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:
1) Bahan bangunan;
2) Baterai;
3) barang elektronik,
4) Logam;
5) Bahan Lainnya seperti kaca, kertas, plastik dll.
Kertas dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan
pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas
jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan
mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang
berkualitas lebih rendah.
Di dalam membuat kertas daur ulang, bahan-bahan yang bisa di gunakan ada dua jenis
yaitu dari limbah kertas dan tanaman hasil pertanian atau tanaman-tanaman non produktif.
yang dapat di olah atau didaur ulang menjadi kertas dengan hasil yang berbeda. Di dalam
proses pembuatan kertas daur ulang dari limbah koran maupun limbah kertas lainnya,
pertama-tama yang harus dilakukan adalah kertas limbah tadi di potong kecil-kecil kemudian
direndam di dalam air kurang lebih satu hari, baru kemudian setelah lunak kemudian di
blender sampai menjadi bubur kertas. Setelah semua menjadi bubur, proses selanjutnya
adalah di cetak dengan menggunakan alat cetak dari kawat kasa yang telah terpasang pada
sebuah spanram dengan ukuran kurang lebih 21,5 cm x 33 cm.
Batang pisang juga dapat diolah menjadi kertas, yaitu setelah mengalami proses
pengeringan dan pengolahan lebih lanjut. Proses pembuatan kertas dari bahan batang pisang
pertama-tama yang harus dilakukan adalah, batang pisang tadi dipotong kecil-kecil dengan
ukuran berkisar 25 cm, lalu di jemur di bawah terik matahari hingga kering. Setelah batang
pisang tadi kering proses berikutnya adalah dengan cara direbus sampai menjadi lunak,
namun pada saat proses perebusan sebaiknya di tambah dengan formalin atau soda kaustik
maksudnya adalah di samping untuk mempercepat proses pelunakan juga untuk
menghilangkan getah-getah yang masih menempel pada batang pisang, pada proses
berikutnya batang pisang yang sudah lunak tersebut disaring dan dibersihkan dari zat-zat
kimia baru kemudian di buat bubur ( pulp) dengan cara diblender. Setelah itu dicetak menjadi
lembaran-lembaran kertas.
Alang-alang merupakan jenis rumput-rumputan dan sebagai tanaman non produktif,
sebagian orang tanaman ini di anggap salah satu tanaman pengganggu. Tapi bagi orang yang
memiliki kreativitas tinggi alang-alang justru merupakan tanaman yang dapat mengasilkan
pendapatan, yaitu sebagai bahan dasar dalam pembuatan kertas,tentu saja setelah mengalami
proses lebih lanjut.
Di dalam membuat kertas daur ulang, bahan-bahan yang bisa di gunakan ada dua jenis
yaitu dari limbah kertas dan tanaman hasil pertanian atau tanaman-tanaman non produktif.
Daur ulang kertas adalah salah saru upaya pemanfaatan kembali sampah kertas untuk
mengurangi timbunan sampah.
III. Alat Dan Bahan
Alat
- Screen dengan bingkai
- Ember
- Gilingan Besi
- Alat Pencetak
- Alat Penggiling (penghancur kertas)
Bahan
- Kertas bekas (kertas putih bekas pakai)
- Tepung kanji
- Air
- Zat warna alami (tembakau dan daun ungu)
IV. Cara Kerja
V. Data Pengamatan
potong kertas menjadi bagian-bagian yang kecil
Timbang 200 gram kertas dan 30 atau 40
gram tepung kanji
masukkan 10 liter campuran
pewarna dan air
tambahkan kanji
hancurkan kertas menjadi bubur kertas
dengan alat yang tersedia
masukkan beberapa liter bubur kertas ke
dalam cetakan
ratakan dengan tangan sehingga kertas tidak
menggumpal di satu titik
buka saluran air dan letakkan penampan
kertan di atasnya
press dengan gilingan besi agar rata dan bebas air
bila telah kering angkat penampan dilakukan
dengan cepat
hias sesuai keinginan
Pewarna daun ungu : menghasilkan warna merah kecoklatan
Pewarna tembakau : menghasilkan warna coklat tua
VI. Pembahasan
Volume bubur kertas
(liter)
Penambahan 30 gram
kanji pewarna daun ungu
Penambahan 40 gram kanji
pewarna tembakau
2,5 127 lipatan 12 lipatan
3,0 7 lipatan 3 lipatan
3,5 4 lipatan 2 lipatan
NAMA : Indra Pranata Rizal Ramadan
NIM : 091431013
Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan art paper yaitu sebuah percobaan
pemanfaatan kertas bekas menjadi sebuah produk karya yang lebih bermanfaat. Kertas yang
digunakan adalah kertas buku tulis bekas dan kertas fotokopian bekas. Pada praktikum ini
dilakukan dua percobaan kertas dengan masing-masing sebanyak 200 gram kertas bekas yang
sudah dipotong-potong kecil, kanji, zat pewarna dan air keran di tanda bataskan agar semua
pencampuranyang dilakukan adalah sebanyak 10 liter. Zat pewarna yang digunakan adalah
zat pewarna alami yaitu tembakau dan daun yang berwarna ungu. Tembakau menghasilkan
warna coklat pekat alami, sedangkan daun yang berwarna ungu awalnya ketika diekstraksi
menghasilkan warna ungu akan tetapi setelah dingin berubah menjadi coklat muda. Zat
pewarna ini digunakan untuk memberikan warna terhadap produk karya kertas bekas agar
lebih menarik.
Penambahan kanji diberikan sebanyak 30 gram pada daun dan 40 gram pada
tembakau. Penambahan kanji bertujuan untuk merekatkan partikel-partikel yang terdapat
pada kertas, dengan kata lain kanji berpengaruh terhadap daya ketahanan kertas. Setelah
pencampuran selesai, dilanjutkan dengan penghancuran kertas dengan mesin penggiling
kertas agar menjadi bubur kertas. Proses penghancuran ini dilakukan selama 15 menit, agar
kertas telah hancur dan benar-benar menjadi bubur kertas agar mudah diproses pada saat
penyaringan dan pencetakan. Kemudian, bubur kertas yang dihasilkan ditampung didalam
ember dan dimasukkan ke dalam mesin pencetakan. Pada pencetakan ini, digunakan cetakan
berupa screen. Pencetakan dilakukan dengan volume yang bervariasi secara bertingkat yaitu
sebanyak 2,5 liter, 3 liter dan 3,5 liter. Semakin banyak volume yang digunakan maka
semakin tebal produk karya kertas yang dihasilkan. Setelah proses pencetakan selesai, kertas
dihias agar kertas menjadi lebih menarik. Untuk menghiasi kertas, digunakan dedaunan dan
ampas tembakau yang berwarna coklat. Kemudian dilanjutkan dengan proses pengeringan,
proses ini dapat dilakukan dibawah sinar mata hari namun hasil akan mengkerut. Hal tersebut
dikarenakan pada bahan terdapat kanji, oleh karena itu cukup ditematkan pada tempak kering
saja.
Setelah kering, dilakukan uji ketahanan kertas dengan cara melipat bagian ujung
kertas secara berulang kali ditempat yang sama sampai robek. Dari hasil pengujian ketahanan
kertas pada data pengamatan terbukti bahwa kertas dengan penambahan kanji 30 gram
teksturnya lebih halus tidak terlalu tebal, serta membutuhkan lebih sedikit lipatan hingga
kertas itu robek. Sedangkan kertas dengan panambahan kanji 40 gram teksturnya lebih kasar
dan tebal sehingga sulit dilipat sehingga kertas itu mudah robek.
Nama : Irena Widelia
NIM : 091431014
Pembuatan Kertas Daur Ulang
Pada pembuatan kertas daur ulang ini, kertas yang digunakan adalah kertas HVS yang
tidak terpakai lagi. Kertas tersebut sudah dipotong kecil-kecil. Bahan pewarna yang dipakai
terbuat dari bahan alami yaitu daun yang berwarna ungu menghasilkan warna ungu (lama-
kelamaan berubah menjadi coklat) dan tembakau yang menghasilkan warna coklat.
Kertas sebanyak 200 gram, kanji dan pewarna alami direndam dalam air sebanyak 10
liter, didiamkan sesaat samapai kertas menjadi lunak kemudian diblender ± 20 menit.
Pemblenderan ini bertujuan untuk menghasilkan pulp yang halus sehingga mempermudah
proses penyaringan saat pencetakan dimulai. Kanji yang ditambahkan sebanyak 30 gram
untuk pewarna alami daun dan 40 gram untuk pewarna alami tembakau. Penambahan kanji
berfungsi sebagai perekat sehingga banyaknya kanji yang ditambahkan berpengaruh terhadap
ketahanan kertas. Pemberian warna alami bertujuan untuk menambah penampilan kertas.
Pada tahap selanjutnya, pulp siap dicetak dengan menggunakan screen yang tersedia.
Volume pulp yang akan dicetak berbeda-beda untuk masing-masing pewarna alami yaitu
mulai dari 2,50 L, 3 L, dan 3,50 L. Semakin banyak volume pulp maka semakin tebal kertas
yang dihasilkan. Setelah pulp dicetak, kemudian dikeringkan agar menjadi sebuah kertas.
Proses pengeringan cukup di ruangan yang terbebas dari sinar matahari. Ini dilakukan karna
bila pulp di jemur dibawah sinar matahari langsung, maka kertas yang hasilkan akan
mengkerut.
Uji Daya Tahan Kertas
Ketahanan kertas yang sudah didaur ulang dilakukan dengan cara melipat berulang kali
di tempat yang sama hingga bagian tersebut sobek. Jumlah lipatan kertas untuk penambahan
kanji sebanyak 30 gram yaitu 138 kali lipatan sedangkan untuk penambahan kanji 40 gram
yaitu 17 kali lipatan. Dari jumlah lipatan tersebut dapat kita simpulkan bahwa penambahan
kanji 30 gram jauh lebih tahan dibandingkan kertas dengan penambahan kanji 10 gram.
Untuk ketebalan kertas, dapat dilihat secara kasat mata semakin banyak jumlah pulp
yang digunakan maka akan semakin tebal kertas yang dihasilkan. Sehingga untuk volume 3,5
L menghasilkan kertas yang lebih tebal daripada kertas yang menggunakan pulp sejumlah 2 L
dan 2,5 L.
Nama : Irma Ariyanti
NIM : 091431015
Pada praktikum kali ini, dilakukan suatu daur ulang kertas dari kertas – kertas bekas
berwarna putih yang sudah tidak terpakai. Daur ulang ini dilakukan untuk tujuan mengurangi
limbah padat yang lama terurai. Pewarna alami yang digunakan berasal dari tembakau yang
menghasilkan warna coklat tua dan daun berwarna ungu yang setelah direbus menghasilkan
warna merah kecoklatan. Penambahan zat warna alami pada praktikum ini adalah untuk
menambah penampilan kertas menjadi lebih menarik.
Kertas yang akan didaur ulang, dipotong kecil-kecil untuk mempermudah pada saat
penggilingan kertas menjadi pulp. Kemudian sebanyak 200 gram kertas direndam oleh
larutan pewarna alami beserta kanji dan air dengan total volume sebanyak 10 liter. Kemudian
dilakukan pengadukan secara cepat, agar tepung kanji cepat terlarut pada air.
Pada pewarna alami daun ungu, tepung kanji yang ditambahkan sebanyak 30 gram.
Sedangkan pada pewarna alami tembakau, tepung kanji yang ditambahkan sebanyak 40
gram. Penambahan kanji dilakukan untuk merekatkan partikel-pertikel kertas karena kanji
berpengaruh dalam ketahanan dari kertas. Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh,
jumlah lipatan kertas untuk penambahan kanji sebanyak 30 gram yaitu 138 kali lipatan
sedangkan untuk penambahan kanji 40 gram yaitu 17 kali lipatan. Maka dapat disimpulkan,
pembuatan kertas dengan penambahan kanji sebanyak 30 gram lebih baik atau lebih tahan
robek dibandingkan dengan penambahan kanji sebanyak 40 gram.
Setelah proses pengadukan dilakukan proses penggilingan selama 15 menit. Pada
proses penggilingan ini, kertas berubah menjadi pulp. Tujuan dari proses ini adalah untuk
menghasilkan tekstur kertas yang halus serta mempermudah pada proses penyaringan saat
proses pencetakan.
Pada proses pencetakan menjadi kertas dilakukan, terdapat berbagai variasi volume
bubur kertas yang siap dicetak, yaitu pada volume bubur kertas sebanyak 2,5 liter, 3 liter dan
3,5 liter. Semakin banyak volume bubur kertas maka semakin tebal pula kertas yang
dihasilkan. Selain semakin tebal, dengan berdasarkan pada data pengamatan, semakin banyak
volume bubur kertas semakin rapuh ketahanan kertas atau semakin mudah robek.
Pada proses pengeringan kertas, tidak dilakukan dengan cara menjemur kertas
dibawah sinar matahari langsung. Hal ini dikarenakan, kertas akan menjadi bewarna coklat
(atau terlihat gosong) jika terkena matahari langsung, karena kertas merupakan bahan yang
mudah terbakar. Untuk menghindari hal tersebut, cukup disimpan di tempat kering dan tidak
terkena matahari langsung. Warna dari kertas yang telah kering bewarna putih pucat. Hal ini
dikarenakan kertas bekas yang digunakan memiliki banyak tinta. Sedangkan warna alami
yang digunakan kurang melekat pada kertas, karena zat warna yang digunakan kurang pekat
konsentrasinya, sehingga tidak melekat pada serat-serat kertas.
Kertas yang telah kering, kemudian diuji ketahanan kertas dengan cara melipat
berulang-ulang kali di tempat yang sama hingga terobek dengan sendirinya. Berdasarkan data
pengamatan, terbukti bahwa kertas dengan penambahan kanji 30 gram dengan volume pulp
sebanyak 2,5 liter, kertasnya lebih tahan robek dan lebih tipis. Sedangkan jika dilihat dari
teksturnya, penambahan kanji 30 gram lebih halus tidak terlalu tebal dan kertas dengan
panambahan kanji 40 gram teksturnya lebih kasar dan tebal. Maka dapat disimpulkan,
semakin sedikit kanji dan pulp yang digunakan maka semakin tipis dan semakin kuat pula
ketahanan kertas.
Nama : Kiki Maryam
NIM : 091431016
Bahan utama yang digunakan pada praktikum art paper (daur ulang kertas) adalah
kertas HVS bekas. Tujuan dari daur ulang ini adalah meminimalisir jumlah sampah kertas
yang ada dan mengelolanya menjadi sesuatu yang mempunyai nilai guna. Untuk
menghasilkan kertas yang lebih menarik dan mempunyai nilai seni tinggi, digunakan
tambahan zat warna alami dan dedaunan sebagai hiasannya. Zat warna alami yang digunakan
adalah warna coklat tua dari tembakau dan warna merah kecoklatan dari daun ungu.
Tembakau dan daun ungu direbus sampai cairannya menghasilkan warna yang pekat
sehingga komponen yang digunakan sebagai pewarna pada kertas adalah ekstraknya. Air
rebusan dari tembakau adalah warna coklat tua dan air rebusan dari daun ungu adalah merah
kecoklatan. Penggunaan warna alami bertujuan agar limbah yang dihasilkan pada saat
pewarnaan tidak mengandung zat-zat yang berbahaya sehingga tidak menimbulkan masalah
baru bagi lingkungan.
Berat kertas yang digunakan untuk pembuatan art paper adalah 200 gr dalam 10 liter
campuran air dan pewarna. Proses pertama yang dilakukan adalah memotong kecil kertas
bekas agar mudah saat penggilingan menjadi pulp (bubur kertas). Sebelum digiling menjadi
pulp, kertas direndam dalam campuran air, kanji, dan pewarna. Kanji ini ditambahkan dengan
komposisi yang berbeda yaitu 30 gram dan 40 gram untuk masing-masing zat warna. Kanji
digunakan sebagai perekat sehingga melekatkan partikel-partikel dari pulp kertas agar
terbentuk kertas yang utuh. Selain itu, penambahan kanji sangat berpengaruh terhadap
ketahanan kertas.
Proses penggilingan dilakukan selama 15 menit dan dicek/dihentikan setiap 5 menit
untuk memastikan kertas tergiling dan melakukan pengadukan agar kertas tergiling
sempurna. Penggilingan bertujuan untuk mengubah kertas menjadi pulp agar mudah saat
pencetakan. Setelah menjadi pulp, warna kertas adalah putih pucat. Hal ini terjadi karena zat
warna yang ditambahkan kurang pekat sehingga tidak terikat kuat dengan serat-serat kertas.
Pulp yang telah terbentuk kemudian dicetak dengan screen dan dipress agar
kandungan air dalam pulp berkurang. Volume pulp yang dituangkan ke dalam screen
bervariasi yaitu 2,5 liter; 3 liter dan 3,5 liter untuk masing-masing zat warna. Ketebalan
kertas tergantung dari volume pulp yang dituangkan. Semakin banyak volume pulp, semakin
tebal pula kertas yang dihasilkan dan sebaliknya. Kertas dengan volume pulp 3,5 liter lebih
tebal daripada kertas dengan volume pulp 3 liter dan 2,5 liter. Pada proses pencetakan,
ditambahkan dedaunan sebagai hiasannya
Setelah pencetakan, dilakukan pengeringan tanpa penyinaran matahari langsung tapi
didiamkan di dalam ruangan. Pengeringan di bawah sinar matahari dapat merusak tekstur
kertas (mengerut). Proses pengeringan ini dilakukan selama 5 hari.
Uji ketahanan kertas dilakukan dengan cara melipat-lipat kertas pada bagian yang
sama hingga robek. Parameter ketahanan kertas adalah komposisi kanji dan volume pulp
yang ditambahkan. Pada kertas dengan komposisi kanji 30 gr menghasilkan lipatan lebih
banyak dibandingkan kertas dengan komposisi kanji 40 gr. Hal ini terjadi karena kanji yang
ditambahkan terlalu banyak dan kanji yang digunakan adalah kanji eceran yang berkualitas
rendah. Kertas yang dibuat dari volume pulp 2,5 liter menghasilkan jumlah lipatan yang lebih
banyak yaitu 127 (30 gr kanji) dan 12 (40 gr kanji) dibandingkan kertas yang dibuat dari 3
liter pulp yang menghasilkan 7 lipatan (30 gr kanji) dan 3 lipatan (40 gr), begitupun dengan
kanji yang dibuat dari 3,5 liter volume pulp. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tebal
kertas, semakin rentan pula ketahanannya.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :
Ketahanan kertas dapat dipengaruhi oleh
- Banyaknya kanji yang ditambahkan
- Volume pulp
- Proses pressing
Kertas dengan penambahan kanji 30 gram memiliki ketahanan yang lebih besar
daripada kertas dengan kanji 40 gram.
Kertas dengan volume pulp 2,5 liter ketahanannya lebih kuat dibandingkan dengan
yang 3 dan 3,5 liter.
Daftar pustaka
http://justitia.wordpress.com/2008/02/15/cara-mudah-daur-ulang-kertas-bekas/ (diakses 10 April 2011)
http://promosipeluangusaha.com/peluang-usaha-membuat-kertas-daur-ulang/ (diakses 10 April 2011)
http://id.wikipedia.org/wiki/Daur_ulang (diakses 10 April 2011)
http://susilo.adi.setyawan.student.fkip.uns.ac.id/2009/07/14/daur-ulang-kertas/ (diakses 10 April 2011)