Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
107
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN TRANSAKSI
DAN NILAI PELANGGAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG
KERETA MODA RAYA TERPADU (MRT) JAKARTA
Oleh: 1Salis Rabindra Ishaya,
2Edi Wahyu Wibowo,
3Yoeliastuti
1,2,3
Program Studi Administrasi Bisnis, Politeknik LP3I Jakarta
Gedung Sentra Kramat, Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
Telp. 021-31904598 Fax. 021-31904599
E-mail : [email protected],
3yoeli_salis @yahoo.com
ABSTRAK
Dalam era perkembangan transportasi dan kecanggihan teknologi menyebabkan manusia
cenderung memilih transportasi yang cepat dan terjangkau. Kereta Moda Raya Terpadu
(MRT) Jakarta, menjadi salah satu pilihan transpotasi masyarakat Jakarta dalam aktifitas
nya. Diresmikan pada tanggal 24 Maret 2019, beberapa permasalahan dikeluhkan oleh
para penumpang, yaitu mengenai persepsi kemudahan transaksi dan nilai pelanggan.
Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi terhadap kepuasan penumpang Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik dapat dikatakan bahwa
penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai kepuasan secara
parsial signifikan untuk menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sesuai
dengan Persepsi Kemudahan Transaksi. Kepuasan terhadap Persepsi Kemudahan
Transaksi seperti mudah dipelajari, mudah digunakan, Jelas, mudah dimengerti, terampil.
Pengaruh Nilai Pelanggan terhadap kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu
(MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik dapat dikatakan bahwa penumpang Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai kepuasan secara parsial signifikan untuk
menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan Harga Tiket yang
telah dibayarkan. Kepuasan terhadap Nilai Pelanggan yang dibayarkan disebabkan nilai
tambah, kesesuaian biaya dengan manfaat, kemudahan memperoleh jasa, emotional value.
Pengaruh Persepsi Kemudahan Transaksi dan Nilai Pelanggan terhadap kepuasan
penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta berdasarkan hasil statistik dapat
dikatakan bahwa penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta mempunyai
kepuasan secara simultan signifikan untuk menggunakan Kereta Moda Raya Terpadu
(MRT) Jakarta sesuai dengan Harga Tiket, Fasilitas dan Persepsi Kemudahan Transaksi.
Kepuasan penumpang Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta terhadap Persepsi
Kemudahan Transaksi dan Nilai Pelanggan yang secara bersama-sama dirasakan yaitu
kepuasan ketepatan waktu, kepuasan kelengkapan fasilitas, kepuasan kesesuaian harga,
kepuasan jadwal keberangkatan, dan kepuasan fungsi dan fasilitas.
Kata Kunci : Kereta Moda Raya Terpadu (MRT), Fasilitas, Persepsi Kemudahan Transaksi, Nilai Pelanggan
ABSTRACT
In the era of transportation development and technological sophistication, humans tend to
choose transportation that is fast and affordable. The Mass Rapid Transit (MRT) train of
Jakarta, has become one of the choices for Jakarta public transportation in its activities.
Inaugurated on March 24, 2019, several problems were complained by passengers,
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
108
namely regarding the perception of ease of transaction and customer value. The Influence
of Perceived Ease of Transaction on the satisfaction of passengers of the Mass Rapid
Transit (MRT) Train of Jakarta based on statistical results it can be said that Mass Rapid
Transit (MRT) Train of Jakarta passengers have partially significant satisfaction to use
Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta in accordance with the Transaction Ease
Perception. Satisfaction with Perception of Ease of Transaction as easy to learn, easy to
use, clear, easy to understand, skilled. The Influence of Customer Value on the satisfaction
of passengers of Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta based on statistical results it
can be said that Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta passengers have partially
significant satisfaction to use Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta in accordance
with Ticket Prices that have been paid out. Satisfaction of Customer Value paid is due to
added value, suitability of costs with benefits, ease of obtaining services, emotional value.
The Influence of Perceived Ease of Transaction and Customer Value on the satisfaction of
passengers of Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta based on statistical results can
be said that Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta passengers have significant
simultaneous satisfaction to use Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta in
accordance with Ticket Prices, Facilities and Ease of Transaction Ease. The satisfaction
of passengers of the Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta towards the Perception of
Ease of Transaction and Customer Value that are jointly felt are satisfaction of
punctuality, satisfaction of completeness of facilities, satisfaction of price suitability,
satisfaction of departure schedules, and satisfaction of functions and facilities.
Keywords: Mass Rapid Transit (MRT) Train of Jakarta, Facilities, Perception Ease of Transaction,
Customer Value
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Dalam era perkembangan
transportasi dan kecanggihan teknologi
menyebabkan manusia cenderung
memilih transportasi yang cepat dan
terjangkau. Menyadari peranan
transportasi darat khususnya pelayanan
pada kereta harus seimbang dengan
tingkat kebutuhan dan tersedianya
pelayanan angkutan yang ramah, aman,
cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman,
selamat dan efisien. Penelitian Andayani
(2010) dalam Dede Apriyadi (2017) [2]
dengan judul “Analisis Kualitas
Pelayanan dan Pengaruhnya Terhadap
Kepuasan Konsumen (Studi Pada PT
Kereta Api(Persero) DAOP 8 Surabaya)”
menunjukkan hasil bahwa ketepatan
waktu dan fasilitas mempunyai pengaruh
meyakinkan terhadap kepuasan
konsumen. Ketepatan waktu dalam
transportasi kereta api dapat diartikan
keberangkatan dan kedatangan kereta
sesuai dengan jadwal yang telah di
tentukan di Grafik Perjalanan Kereta Api
(GAPEKA). Perjalanan kereta api sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan,
merupakan indikator dari ketepatan
waktu.
Menurut Woro (2013 : 68) [12]
faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan adalah nilai pelanggan, hal ini
mengindikasikan suatu hubungan yang
kuat terhadap kepuasan pelanggan.
Dimana konsep tersebut menggambarkan
pertimbangan yang evaluatif pelanggan
tentang produk / jasa yang mereka
gunakan, Nilai yang diinginkan
pelanggan terbentuk ketika mereka
membentuk persepsi bagaimana baik
buruknya suatu produk dimainkan dalam
situasi penggunaan. Mereka
mengevaluasi pengalaman penggunaan
pada atribut yang sama.
Mengacu penelitian tersebut, pada
tanggal 24 Maret 2019, Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta telah resmi
beroperasi. Beberapa permasalahan
dikeluhkan oleh para penumpang, yaitu
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
109
mengenai persepsi kemudahan transaksi
dan nilai pelanggan, dimana hal-hal
tersebut merupakan hal yang sangat
penting demi memenuhi kepuasan
pelanggan. Kepuasan konsumen
merupakan fokus utama atau tujuan dari
PT. Mass Rapid Transit Jakarta dalam
melayani kebutuhan konsumen.
Konsumen yang merasa puas maka
konsumen akan terus menjadi pelanggan
setia PT. Mass Rapid Transit Jakarta
yang dapat dijadikan media promosi
gratis bagi perusahaan. Dari uraian diatas
maka peneliti berpendapat layak untuk
melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pengaruh Persepsi
Kemudahan Transaksi dan Nilai
Pelanggan Terhadap Kepuasan
Penumpang Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta”.
Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah Pengaruh Persepsi
Kemudahan Transaksi dan Nilai
Pelanggan Terhadap Kepuasan
Penumpang Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta ?
2. Bagaimanakah Pengaruh Persepsi
Kemudahan Transaksi Terhadap
Kepuasan Penumpang Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta ?
3. Bagaimanakah Pengaruh Nilai
Pelanggan Terhadap Kepuasan
Penumpang Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta ?
TINJAUAN PUSTAKA
Kepuasan Konsumen (Penumpang
Kereta Api)
Kepuasan konsumen memegang
peran yang penting dan kritis bagi
kelangsungan dan perkembangan
kehidupan suatu perusahaan. Dengan
mendengarkan konsumen kemudian
merespon keinginan atau permintaan
maka akan memberikan hasil yang lebih
memuaskan dan membuat konsumen
menjadi loyal. Penelitian terdahulu
mengenai kepuasan penumpang kereta
api dengan judul “Analisis pengaruh
ketepatan waktu, fasilitas dan harga tiket
terhadap kepuasan penumpang kereta
api di Stasiun Purwosari” (Dede
Apriyadi, 2017) [2), hasilnya didapat
bahwa Ketepatan waktu, fasilitas, dan
harga tiket secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan
penumpang Kereta Api Bengawan di
Stasiun Purwosari.
Penelitian serupa mengenai
kepuasan penumpang kereta api dengan
judul “Pengaruh faktor kepercayaan,
kualitas layanan, dan fasilitas terhadap
kepuasan pelanggan kereta api” (Susanti,
2017) [9], hasilnya adalah bahwa
kepercayaan berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan jasa transportasi kereta api
kelas ekonomi. Kualitas layanan
berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan jasa
transportasi kelas ekonomi. Fasilitas
berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan jasa
transportasi kereta api kelas ekonomi.
Persepsi Kemudahan Persepsi kemudahan merupakan
suatu kepercayaan tentang proses
pengambilan keputusan. Jika seseorang
merasa percaya bahwa sistem informasi
mudah digunakan maka dia akan
menggunakannya. Penelitian terdahulu
mengenai persepsi kemudahan transaksi
dengan judul “Pengaruh persepsi
manfaat, persepsi kemudahan, fitur
layanan dan kepercayaan terhadap minat
menggunakan e-money card, studi pada
pengguna jasa commuterline di Jakarta”
(Wibowo & Dede Rosmauli, 2015) [10]
hasilnya adalah variabel persepsi
kemudahan berpengaruh terhadap minat
menggunakan produk e-money card
secara signifikan dan diharapkan pihak
bank memberikan kesadaran kepada
pihak nasabah pengguna e-money card
tentang kemudahan penggunaan e-money
card sehingga terjadi pemahaman pada
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
110
nasabah akan kemudahan penggunaan
pada fasilitas tersebut.
Penelitian yang sama mengenai
persepsi kemudahan dengan judul
“Analisis Pengaruh Persepsi Kemudahan
Penggunaan dan Persepsi Manfaat
terhadap Minat Beli dengan
Kepercayaan Sebagai Variabel
Intervening (Studi pada Pengunjung
Toko Online berrybenka.com di
Kalangan Mahasiswa Universitas
Diponegoro)” (Faradila, 2016) [5], hasil
penelitian menyatakan persepsi
kemudahan penggunaan memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kepercayaan.
Nilai Pelanggan
Menurut Balqis (2009) dalam Woro
(2013:67) [12] Nilai penggan merupakan
perbandingan antara manfaat yang
dirasakan oleh penggan dengan apa yang
pelanggan keluarkan untuk mendapatkan
atau mengkonsumsi produk / jasa
tersebut. Dalam penelitiaanya Woro
(2003) dalam judul “Pengaruh nilai
pelanggan dan kualitas layanan terhadap
loyalitas pelanggan, melalui kepuasan
pelanggan pada pelanggan bus efisiensi
(Studi PO Efisiensi Jurusan Yogyakarta-
Cilacap)” hasilnya adalah nilai
pelanggan mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
Sementara penelitian serupa yang
dilakukan oleh Ikasari et all (2013) [6]
yang berjudul Pengaruh Nilai Pelanggan
dan Kualitas Pelayanan terhadap
Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus pada
Penumpang KA Kaligung Mas di Stasiun
Poncol Semarang). Hasilnya menyatakan
Variabel Nilai Pelanggan mempunyai
pengaruh positif terhadap variabel
Kepuasan Pelanggan sehingga hipotesis
diterima. Hasil ini membuktikan bahwa,
responden yang puas disebabkan karena
Nilai Pelanggan tinggi. Oleh karena itu
semakin tinggi (baik) Nilai Pelanggan
yang dihasilkan, maka akan memperkuat
Kepuasan Pelanggan pada pelanggan,
begitu pula sebaliknya.
Kerangka Pemikiran & Hipotesis
Berdasarkan teori yang telah
disajikan, makaalur kerangka pemikiran
dalam penelitian ini dapat digambarkan
dalam skema berikut:
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Adapun Hipotesis adalah sebagai
berikut :
a. Ada Pengaruh secara parsial
antara variabel Kemudahan
Transaksi terhadap variabel
Kepuasan Penumpang Kereta
Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta
b. Ada Pengaruh secara parsial
antara variabel Nilai Pelanggan
terhadap variabel Kepuasan
Penumpang Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta
c. Ada Pengaruh secara simultan
antara variabel Persepsi
Kemudahan Transaksi, dan Nilai
Pelanggan terhadap variabel
Kepuasan Penumpang Kereta
Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian,
maka penellitian ini termasuk jenis
penelitian penjelasan
(explanatoryresearch), yang akan
menjelaskan hubungan kausal variabel
bebas atau independent variabel meliputi
harga tiket, fasilitas, dan persepsi
kemudahan transaksi terhadap variabel
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
111
terikat atau dependent variabel yaitu
kepuasan penumpang.
Lokasi , Waktu dan Obyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian : Penelitian ini
dilakukan di Stasiun Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta
2. Obyek Penelitian : Obyek penelitian
adalah penumpang kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta.
Populasi, Sampel dan Teknik
Sampling 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu
(MRT) Jakarta yang jumlahnya
tidak terhingga.
2. Sampel
Adapun sampel dalam penelitian
ini adalah 100 penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu
(MRT) Jakarta
3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang
digunakan adalah teknik
Accidental Sampling. Menurut
Sugiyono(2008: 92) menyatakan
bahwa Accidental Sampling
merupakan teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan
yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data.
Responden tersebut adalah
penumpang Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta dan
bersedia menjadi responden.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan observasi,
wawancara, angket/kuesioner,
dokumentasi, dan studi pustaka.
Sumber Data
Menurut Arikunto (2004: 107)
sumber data adalah subjek dari mana data
diperoleh. Adapun dalam penelitian ini
data diperoleh dari data primer dan data
sekunder.
Definisi Operasional Variabel dan
Indikator
Dalam penelitian ini variabelnya
adalah sebagai berikut:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen (Y) atau
variabel terikat dalam penelitian ini
adalah kepuasan penumpang.
Kepuasan konsumen adalah tingkat
perasaan konsumen setelah
membandingkan antara apa yang dia
terima dengan apa yang diharapkan.
Konsumen yang dimaksud adalah
penumpang kereta api.
Indikator dari kepuasan penumpang
adalah
1) Kepuasan terhadap ketepatan
waktu kereta api.
2) Kepuasan terhadap kelengkapan
fasilitas.
3) Kepuasan terhadap kesesuaian
harga.
4) Kepuasan terhadap jadwal
keberangkatan kereta api.
5) Kepuasan terhadap fungsi dari
fasilitas.
2. Variabel Independen
Variabel X adalah variabel
bebas atau variabelyang
mempengaruhi, dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a) Persepsi Kemudahan Transaksi
(X1) dalam transportasi kereta api
yaitu kemudahan dalam transaksi
mendapatkan tiket Kereta Api.
Adapun indikator dari kemudahan
transaksi adalah
1. ease to learn (mudah untuk
dipelajari)
2. ease to use (mudah digunakan)
3. clear (jelas)
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
112
4. understandable (jelas dan
mudah dimengerti)
5. become skillful (menjadi
terampil).
b) Nilai Pelanggan (X2) menurut
Monroe dalam Ikasari (2013) [6]
mengemukakan bahwa Nilai
Pelanggan adalah trade off antara
persepsi pelanggan terhadap
kualitas atau manfaat produk dan
pengorbanan yang dilakukan
lewat harga yang di bayarkan.
Sehingga indikator dari
kemudahan transaksi adalah:
1. Mempunyai nilai tambah
2. Kesesuian biaya dengan
manfaat
3. Kemudahan memperoleh jasa
4. Emotional Value
3. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan
metode analisa kuantitatif. Analisa
kuantitatif dapat dikatakan sebagai
metode analisa yang menggambarkan
hubungan antara variabel dengan
menggunakan statistik.
a. Tahap Pertama Analisis data
dengan Uji Instrumen
Penelitian yaitu uji validitas
dan uji reabilitas.
Uji validitas atau
keabsahan digunakan untuk
mengetahui seberapa tepat suatu
alat ukur melakukan fungsi. Alat
ukur yang dapat digunakan
dalam pengujian validitas suatu
kuesioner adalah angka hasil
korelasi antar skor pertanyaan
dan skor keseluruhan pernyataan
responden terhadap informasi
dalam kuesioner.
Dari hasil perhitungan
korelasi akan dibuat suatu
koefisien korelasi yang
digunakan untuk mengukur
tingkat validitas suatu item dan
untuk menentukan apakah suatu
item layak digunakan atau tidak.
Dalam penentuan layak atau
tidaknya suatu item yang akan
digunakan, biasanya dilakukan
uji signifikasi koefisien korelasi
pada taraf signifikansi 0,05,
artinya suatu item dianggap
valid jika berkorelasi signifikan
terhadap skor total. Ketika
melakukan penilaian langsung
terhadap koefisien korelasi, bisa
digunakan batas minimum valid
jika r hitung >= 0,3.
Sedangkan uji reliabilitas
digunakan untuk mengetahui
konsistensi alat ukur, apakah
alat ukur yang digunakan dapat
diandalkan dan tetap konsisten
jika pengujian tersebut diulang.
Uji signifikansi dilakukan pada
taraf signifikansi 0,05 artinya
instrumen dapat dikatakan
reliable bila nilai alpha lebih
besar dari nilai minimal
cronbach alpha sebesar >= 0,6.
Pada penelitian ini, penulis
melakukan uji validitas dan uji
reliabilitas dengan menggunakan
program komputer SPSS 20.0
kepada 10% dari total responden
yang berjumlah 128 orang,
yakni 10 orang. Jadi penulis
melakukan penyebaran
kuesioner kepada 10 orang
tersebut dan menghitung
kevalidan kuesioner serta
kehandalan (reliability)
kuesioner tersebut dengan hasil
terlampir).
b. Tahap Kedua Uji Asumsi
Klasik dengan uji normalitas,
Uji Multikolinearitas, dan Uji
Heteroskedastisitas.
1) Uji Normalitas
Pengujian normalitas data
dilakukan dengan
menggunakan One Sample
Kormogorov-Smirnov Test,
dengan melihat tingkat
signifikansi 5%. Dasar
pengambilan keputusan dari
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
113
uji normalitas adalah dengan
melihat probabilitas
asymp.sig (2-tailed) > 0.05
maka data mempunyai
distribusi normal dan
sebaliknya jika probabilitas
asymp.sig (2 tailed) < 0.05
maka data mempunyai
distribusi yang tidak normal.
2) Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas
dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya
hubungan linear yang
sempurna diantara variabel-
variabel independen. Akibat
dari adanya multikolinearitas
ini adalah koefisien
regresinya tidak tertentu atau
kesalahan standarnya tidak
terhingga. Multikolinearitas
dapat dilihat dengan VIF
(variance inflation factor)
bila nilai VIF kurang dari 10
dan nilai tolerance diatas
0,10, maka tidak terdapat
gejala multikolinearitas dan
begitu pula sebaliknya.
3) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas
dilakukan untuk menguji
apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian
dari residual satu observasi ke
observasi lain. Uji
heterokedastisitas dilakukan
dengan meregresikan nilai
absolut residual dengan
variabel independennya. Ada
tidaknya heterokedastisitas
dapat diketahui dengan
melihat tingkat
signifikansinya terhadap
5%.
Uji Heterokedasitas juga
dapat diketahui dengan
melihat gambar pola
scatterplots, dengan asumsi
tidak terjadi gejala atau
masalah heterokedaistas jika :
a) Titik-titik penyebaran
diatas dan di bawah atau
di sekita angka 0.
b) Titik-titik tidak
mengumpul hanya diatas
atau dibawah saja.
c) Penyebaran titik-titik data
tidak boleh membentuk
pola bergelombang
melebar, kemudia
menyempit dan melebar
kembali.
d) Penyebaran titik-titik data
tidak berpola.
c. Tahap Ketiga Uji Regresi
dengan Uji t Parsial dan Uji F
Silmultan
Data yang telah dikumpulkan
dianalisis dengan menggunakan
alat analisis statistik yakni
analisis regresi linear berganda
(multiple regression analysis).
Y = + 1 X
1 +
2 X2 + e (1)
Keterangan :
Y : Nilai Perusahaan : Konstanta
1 - 3 : Koefisien Regresi
X1
: Persepsi Kemudahan
Transaksi
X2 : Nilai Pelanggan
E : Error Term, yaitu
tingkat kesalahan
penduga dalam
penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan
untuk menguji hipotesis dengan
menggunakan regresi linier berganda
adalah sbb :
1) Uji F ( Uji Simultan), yaitu untuk
menguji apakah variabel
independennya secara bersama-
sama berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Terima Ho jika F hitung < F tabel
( = 0,05)
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
114
Terima Ha jika F hitung > F tabel
( = 0,05)
2) Uji t (Uji Parsial), yaitu untuk
menguji apakah variabel
independen, secara individu
berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Terima Ho jika t hitung < t tabel (
= 0,05)
Terima Ha jika t hitung> t tabel (
= 0,05)
ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
Profil / Gambaran Umum PT Mass
Rapid Transit Jakarta (PT MRT
Jakarta)
PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT
MRT Jakarta) berdiri pada tanggal 17
Juni 2008, berbentuk badan hukum
Perseroan Terbatas dengan mayoritas
saham dimiliki oleh Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta (struktur kepemilikan:
Pemprov DKI Jakarta 99.98%, PD Pasar
Jaya 0.02%). PT MRT Jakarta memiliki
ruang lingkup kegiatan di antaranya
untuk pengusahaan dan pembangunan
prasarana dan sarana MRT,
pengoperasian dan perawatan (operation
and maintenance/O&M) prasarana dan
sarana MRT, serta pengembangan dan
pengelolaan properti/bisnis di stasiun dan
kawasan sekitarnya, serta Depo dan
kawasan sekitarnya.
Dasar hukum pembentukan PT
MRT Jakarta adalah Peraturan Daerah
Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun
2008 Tentang Pembentukan Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) Perseroan
Terbatas (PT) MRT Jakarta (sebagaimana
diubah dengan Peraturan Daerah Nomor
7 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008
Tentang Pembentukan Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) Perseroan
Terbatas (PT) MRT Jakarta) dan
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008
Tentang Penyertaan Modal Daerah Pada
Perseroan Terbatas (PT) MRT Jakarta
(sebagaimana diubah dengan Peraturan
Daerah Nomor 8 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor
4 Tahun 2008 Tentang Penyertaan Modal
Daerah Pada Perseroan Terbatas (PT)
MRT Jakarta).
Rencana pembangunan MRT di
Jakarta sesungguhnya sudah dirintis sejak
tahun 1985. Namun, saat itu proyek MRT
belum dinyatakan sebagai proyek
nasional. Pada tahun 2005, Presiden
Republik Indonesia menegaskan bahwa
proyek MRT Jakarta merupakan proyek
nasional. Berangkat dari kejelasan
tersebut, maka Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai
bergerak dan saling berbagi tanggung
jawab. Pencarian dana disambut oleh
Pemerintah Jepang yang bersedia
memberikan pinjaman.
Pada 28 November 2006
penandatanganan persetujuan
pembiayaan Proyek MRT Jakarta
dilakukan oleh Gubernur Japan Bank for
International Cooperation (JBIC)
Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar
Indonesia untuk Jepang Yusuf Anwar.
JBIC pun mendesain dan memberikan
rekomendasi studi kepada Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta. Telah disetujui
pula kesepakatan antara JBIC dan
Pemerintah Indonesia, untuk menunjuk
satu badan menjadi satu pintu
pengorganisasian penyelesaian proyek
MRT ini.
JBIC kemudian
melakukan merger dengan Japan
International Cooperation Agency
(JICA). JICA bertindak sebagai tim
penilai dari JBIC selaku pemberi
pinjaman. Dalam jadwal yang dibuat
JICA dan MRT Jakarta, desain teknis dan
pengadaan lahan dilakukan pada tahun
2008-2009, tender konstruksi dan tender
peralatan elektrik serta mekanik pada
tahun 2009-2010, sementara pekerjaan
konstruksi dimulai pada tahun 2010-
2014. Uji coba operasional rencananya
dimulai pada tahun 2014. Namun, jadwal
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
115
tersebut tidak terpenuhi. Desain proyek
pun dilakukan mulai tahun 2008-2009,
tahap konstruksi dilakukan mulai
Oktober 2013, dan dicanangkan selesai
pada 2018.
Proyek MRT Jakarta dimulai
dengan pembangunan jalur MRT Fase I
sepanjang ± 16 kilometer dari Terminal
Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel
Indonesia yang memiliki 13 stasiun
berikut 1 Depo. Untuk meminimalisir
dampak pembangunan fisik Fase I, selain
menggandeng konsultan manajemen lalu
lintas, PT MRT Jakarta juga memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(Amdal). Pengoperasian Fase I akan
dimulai pada tahun 2019.
Pembangunan jalur MRT Fase I
akan menjadi awal sejarah
pengembangan jaringan terpadu dari
sistem MRT yang merupakan bagian dari
sistem transportasi massal DKI Jakarta
pada masa yang akan datang.
Pengembangan selanjutnya meneruskan
jalur Sudirman menuju Ancol (disebut
jalur Utara-Selatan) serta pengembangan
jalur Timur-Barat.
a. Dalam tahap Engineering Service,
PT MRT Jakarta bertanggung
jawab terhadap proses
prakualifikasi dan pelelangan
kontraktor.
b. Dalam tahap Konstruksi, PT MRT
Jakarta sebagai atribusi dari
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
menandatangani kontrak dengan
kontraktor pelaksana konstruksi,
dan konsultan yang membantu
proses pelelangan kontraktor, serta
konsultan manajemen dan
operasional.
c. Dalam tahap operasi dan
pemeliharaan, PT MRT Jakarta
bertanggung jawab terhadap
pengoperasian dan perawatan,
termasuk memastikan agar
tercapainya jumlah penumpang
yang cukup untuk memberikan
pendapatan yang layak bagi
perusahaan.
Pelaksanaan pembangunan MRT
melibatkan beberapa instansi, baik pada
tingkatan Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, dan PT MRT
Jakarta sendiri. Oleh karena itu, dokumen
anggaran yang diperlukan juga
melibatkan lembaga-lembaga tersebut
dengan nama program dan kegiatan
berbeda namun dengan satu keluaran
yang sama, pembangunan MRT Jakarta.
Profil/Karakteristik Responden
Penelitian
1. Jumlah Responden & Karakteristik
Jenis Kelamin
Dalam penelitian ini pengambilan
responden langsung dilakukan di dalam
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta, jumlah responden yang mengisi
kuesioner secara penuh berjumlah 128
penumpang. Dalam gambar 1 dijelaskan
melalui grafik jumlah responden laki-laki
sebanyak 36 penumpang atau sebensar
28.1%, dibandingkan responden wanita
sebanyak 92 penumpang atau sebesar
sebesar 71.9%.
Gambar 1.
Grafik Responden Penelitian Kereta
MRTBerdasarkan Jenis Kelamin
2. Pekerjaan
Dalam gambar 2 dijelaskan melalui
grafik berdasarkan pekerjaan dapat
dijelaskan bahwa 34.4% responden
menjadi pegawai swasta, 1.4% responden
menjadi pegawai negeri, 56.5% masih
berstatus pelajar / mahasiswa, 6.4%
wiraswasta, dan 1.2% bekerja sebangai
pedagang.
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
116
Gambar 2
Grafik Responden Penelitian Kereta MRT
Berdasarkan Pekerjaan
3. Usia Dalam gambar 3 dijelaskan melalui
grafik berdasarkan usia dapat dijelaskan
bahwa 3.6% responden berusia 26-35
tahun, 69.5% responden berusia 18-25
tahun, 6.8% responden berusia 36-45
tahun, 18% responden berusia diatas 45
tahun, sedangkan 2.1 % responden
berusia dibawah 17 tahun.
Gambar 3
Grafik Responden Penelitian Kereta MRT
Berdasarkan Usia
4. Intensitas Menggunakan Kereta
Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta
Dalam gambar 4 dijelaskan melalui
grafik berdasarkan intensitas
menggunakan dapat dijelaskan bahwa
38.3% responden baru sekali
menggunakan Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta, 32.8%
responden sudah 2-3 kali menggunakan
KA Bandara Soetta, , 5.5% responden
sudah menggunakan sebanyak 4-5 kali
kali, 38.3% responden sudah
menggunakan sebanyak lebih dari 5 kali
Gambar 4
Grafik Responden Penelitian Kereta MRT
Berdasarkan Intensitas
5. Alasan Perjalanan
Dalam gambar 5 dijelaskan melalui
grafik berdasarkan alasan perjalanan
dapat dijelaskan bahwa 19.5% responden
alasan perjalanan karena pekerjaan,
63.6% responden alasan perjalanan
karena keperluan pribadi, sedangkan
17.2% responden alas an perjalanan
karena belajar / kuliah.
Gambar 5
Grafik Responden Penelitian Kereta MRT
Berdasarkan Alasan Perjalanan
Uji Validitas & Reabilitas Indikator
Variabel
Dalam Uji Validitas penentuan
layak atau tidaknya suatu item yang akan
digunakan, biasanya dilakukan uji
signifikasi koefisien korelasi pada taraf
signifikansi 0,05, artinya suatu item
dianggap valid jika berkorelasi signifikan
terhadap skor total. Ketika melakukan
penilaian langsung terhadap koefisien
korelasi, bisa digunakan batas minimum
valid jika r hitung >= 0,3. Sedangkan
dalam reabilitas dinyatakan Uji
signifikansi dilakukan pada taraf
signifikansi 0,05 artinya instrumen dapat
dikatakan reliable bila nilai alpha lebih
besar dari nilai minimal cronbach alpha
sebesar >= 0,6.
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
117
1. Variabel Persepsi Kemudahan
Transaksi, mempunyai indikator
T1=mudah dipelajari, T2=mudah
digunakan, T3=jelas, T4=mudah
dimengerti, T5=terampil. Dalam
Gambar 6 seluruh indikator r hitung
>=0.3, sehingga seluruh indikator
pada variabel Fasilitas dapat dianggap
valid. Sedangkan dalam Gambar 5.8,
hasil hitung cronbach alpha sebesar
>= 0,6, maka dapat disimpulkan
seluruh indikator variabel Fasilitas
dianggap Reliable
Gambar 6
Hasil Korelasi Uji Validitas Variabel Kemudahan
Transaksi
Gambar 7
Hasil Korelasi Uji Reabilitas Variabel
Kemudahan Transaksi
2. Variabel Nilai Pelanggan mempunyai
indikator N1=nilai tambah,
N2=kesesuaian biaya dengan manfaat,
N3=kemudahan memperoleh jasa,
N4= emotional value. Dalam Gambar
5.9 seluruh indikator r hitung >=0.3,
sehingga seluruh indikator pada
variabel Harga Persepsi Kemudahan
Transaksi dapat dianggap valid.
Sedangkan dalam Gambar 5.10, hasil
hitung cronbach alpha sebesar >= 0,6,
maka dapat disimpulkan seluruh
indikator variabel Persepsi
Kemudahan Transaksi dianggap
Reliable.
Gambar 8
Hasil Korelasi Uji Validitas Variabel Nilai
Pelanggan
Gambar 9
Hasil Korelasi Uji Reabilitas Variabel Nilai
Pelanggan
3. Variabel Kepuasan Penumpang,
mempunyai indikator K1=ketepatan
waktu, K2=kelengkapan fasilitas,
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
118
K3=kesesuaian harga, K4=jadwal
keberangkatan, K5=fungsi dan
fasilitas. Dalam Gambar 5.11 seluruh
indikator r hitung >=0.3, sehingga
seluruh indikator pada variabel
Kepuasan Penumpang dapat dianggap
valid. Sedangkan dalam Gambar 5.12,
hasil hitung cronbach alpha sebesar
>= 0,6, maka dapat disimpulkan
seluruh indikator variabel Kepuasan
Penumpang dianggap Reliable.
Gambar 10
Hasil Korelasi Uji Validitas Variabel Kepuasan
Penumpang
Gambar 11
Hasil Korelasi Uji Reabilitas Variabel Kepuasan
Penumpang
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data
dilakukan dengan menggunakan One
Sample Kormogorov-Smirnov Test,
dengan melihat tingkat signifikansi
5%. Dasar pengambilan keputusan
dari uji normalitas adalah dengan
melihat probabilitas asymp.sig (2-
tailed) > 0.05 maka data mempunyai
distribusi normal dan sebaliknya jika
probabilitas asymp.sig (2 tailed) <
0.05 maka data mempunyai distribusi
yang tidak normal. Dari Gambar 5.13
dapat dijelaskan hasil Uji Normalitas
dengan menggunakan one sample
Kolmogorov Smirnov test adalah
variabel fasilitas 0.404 > 0.05 maka
kesimpulannya data mempunyai
distribusi normal.
Gambar 12
Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov
Smirnov Test
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dapat
dilihat dengan VIF (variance inflation
factor) bila nilai VIF kurang dari 10
dan nilai tolerance diatas 0,10, maka
tidak terdapat gejala multikolinearitas
dan begitu pula sebaliknya. Dari
Gambar 5.14 dapat dijelaskan hasil
Uji Multkolinearitas VIF < 10 dan
Tolerance > 0.1 sehingga
kesimpulannya tidak terjadi gejala
multikolinearitas.
Gambar 13
Hasil Uji Multikolinearitas
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
119
3. Uji Heterokedasitas
Gambar 14 merupakan hasil Uji
Heterokedasitas melalui gambar plots,
dapat diketahui hasilnya disimpulkan
bahwa tidak terjadi gejala
heterokedasitas. Dengan melihat pola
gambar sebagai berikut :
1. Titik-titik penyebaran diatas dan di
bawah atau di sekita angka 0
2. Titik-titik tidak mengumpul hanya
diatas atau dibawah saja
3. Penyebaran titik-titik data tidak
boleh membentuk pola
bergelombang melebar, kemudia
menyempit dan melebar kembali
4. Penyebaran titik-titik data tidak
berpola
Gambar 14
Hasil Uji Heterokedasitas (Scatterplot)
Uji Regresi
Uji F ( Uji Simultan), yaitu untuk
menguji apakah variabel independennya
secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Terima Ho jika F hitung < F tabel ( =
0,05)
Terima Ha jika F hitung > F tabel ( =
0,05)
Uji t (Uji Parsial), yaitu untuk menguji
apakah variabel independen, secara
individu berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Terima Ho jika t hitung < t tabel ( =
0,05)
Terima Ha jika t hitung> t tabel ( =
0,05)
Gambar 15
Hasil Regresi dengan Uji F & Uji t
Berdasarkan gambar 5.16 dapat
dijelaskan hasil Uji regresi dengan Uji F
dan Uji t sebagai berikut :
1. Uji F ( Uji Simultan),
Didapatkan pengaruh Variabel
Persepsi Kemudahan Transaksi, dan
nilai pelanggan terhadap kepuasan
penumpang memperoleh nilai sig
0.000 < 0.05 yang berarti bahwa
Variabel Persepsi Kemudahan
Transaksi dan Nilai Pelanggan secara
simultan /bersama-sama bepengaruh
positif terhadap kepuasan penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta
2. Uji t (Uji Parsial) a. Didapatkan Variabel Persepsi
Kemudahan Transaksi terhadap
kepuasan penumpang memperoleh
nilai sig 0.000 < 0.05 yang berarti
bahwa Variabel Persepsi
Kemudahan Transaksi secara
parsial bepengaruh positif terhadap
kepuasan penumpang Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta.
b. Didapatkan Variabel nilai
pelanggan terhadap kepuasan
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
120
penumpang memperoleh nilai sig
0.000 < 0.05 yang berarti bahwa
Variabel nilai pelanggan secara
parsial bepengaruh positif terhadap
kepuasan penumpang Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh kemudahan transaksi
terhadap kepuasan penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta
Dari hasil Uji t didapatkan
Variabel Persepsi Kemudahan
Transaksi terhadap kepuasan
penumpang memperoleh nilai sig
0.002 < 0.05 yang berarti bahwa
Variabel Persepsi Kemudahan
Transaksi secara parsial bepengaruh
positif terhadap kepuasan penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta.
Berdasarkan hasil tersebut maka
dapat dikatakan bahwa penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta mempunyai kepuasan untuk
menggunakan Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan
Persepsi Kemudahan Transaksi.
Kepuasan terhadap Persepsi
Kemudahan Transaksi seperti mudah
dipelajari, mudah digunakan, Jelas,
mudah dimengerti, terampil.
Hasil penelitian mengenai
pengaruh persepsi kemudahan
transaksi terhadap kepuasan
penumpang Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta serupa dengan
yang dilakukan oleh (Wibowo &
Dede Rosmauli, 2015) hasilnya adalah
variabel persepsi kemudahan
berpengaruh terhadap minat
menggunakan produk e-money card
secara signifikan dan diharapkan
pihak bank memberikan kesadaran
kepada pihak nasabah pengguna e-
money card tentang kemudahan
penggunaan e-money card sehingga
terjadi pemahaman pada nasabah akan
kemudahan penggunaan pada fasilitas
tersebut.
2. Pengaruh Nilai Pelanggan
Transaksi terhadap kepuasan
penumpang Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta Dari hasil Uji t didapatkan
Variabel nilai pelanggan terhadap
kepuasan penumpang memperoleh
nilai sig 0.000 < 0.05 yang berarti
bahwa Variabel nilai pelanggan
secara parsial bepengaruh positif
terhadap kepuasan penumpang Kereta
Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.
Berdasarkan hasil tersebut maka
dapat dikatakan bahwa penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta mempunyai kepuasan untuk
menggunakan Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan
nilai pelanggan. Kepuasan terhadap
nilai pelanggan seperti mempunyai
nilai tambah, kesesuian biaya dengan
manfaat, kemudahan memperoleh
jasa, emotional value
Hasil penelitian mengenai nilai
pelanggan terhadap kepuasan
penumpang Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta serupa dengan
yang dilakukan oleh Wibowo (2013)
[11], hasilnya adalah nilai pelanggan
mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan
konsumen. Penelitian dengan hasil
sama juga dilakukan oleh Woro
(2003) hasilnya adalah nilai pelanggan
mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
3. Pengaruh Persepsi Kemudahan
Transaksi dan Nilai Pelanggan
terhadap kepuasan penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta
Dari hasil uji F didapatkan
pengaruh Variabel Harga Tiket,
Fasilitas dan Persepsi Kemudahan
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
121
Transaksi terhadap kepuasan
penumpang memperoleh nilai sig
0.000 < 0.05 yang berarti bahwa
Variabel Harga Tiket, Fasilitas dan
Persepsi Kemudahan Transaksi secara
simultan /bersama-sama bepengaruh
positif terhadap kepuasan penumpang
Berdasarkan hasil tersebut maka
dapat dikatakan bahwa penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta mempunyai kepuasan untuk
menggunakan Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta sesuai dengan
Fasilitas, Persepsi Kemudahan
Transaksi dan Nilai Pelanggan.
Kepuasan peumpang Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta terhadap
Persepsi Kemudahan Transaksi dan
Nilai Pelanggan yang secara bersama-
sama dirasakan yaitu kepuasan
ketepatan waktu, kepuasan
kelengkapan fasilitas, kepuasan
kesesuaian harga, kepuasan jadwal
keberangkatan, dan kepuasan fungsi
dan fasilitas.
Hasil penelitian mengenai
pengaruh persepsi kemuduhan
transaksi dan nilai pelanggan secara
simultan terhadap kepuasan
penumpang Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta serupa dengan
yang dilakukan oleh (Dede Apriyadi,
2017), hasilnya didapat bahwa
Ketepatan waktu, fasilitas, dan harga
tiket secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
kepuasan penumpang Kereta Api
Bengawan di Stasiun Purwosari. Hasil
penelitian yang sama dilakukan oleh
(Desi Susanti, 2017), hasilnya adalah
bahwa kepercayaan berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan jasa transportasi
kereta api kelas ekonomi. Kualitas
layanan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kepuasan
pelanggan jasa transportasi kelas
ekonomi. Fasilitas berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan jasa transportasi
kereta api kelas ekonomi.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pengaruh Persepsi Kemudahan
Transaksi terhadap kepuasan
penumpang Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta
berdasarkan hasil statistik dapat
dikatakan bahwa penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta mempunyai kepuasan
secara parsial signifikan untuk
menggunakan Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta sesuai
dengan Persepsi Kemudahan
Transaksi. Kepuasan terhadap
Persepsi Kemudahan Transaksi
seperti mudah dipelajari, mudah
digunakan, Jelas, mudah
dimengerti, terampil.
2. Pengaruh Nilai Pelanggan terhadap
kepuasan penumpang Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta
berdasarkan hasil statistik dapat
dikatakan bahwa penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta mempunyai kepuasan
secara parsial signifikan untuk
menggunakan Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta sesuai
dengan Harga Tiket yang telah
dibayarkan. Kepuasan terhadap
Nilai Pelanggan yang dibayarkan
disebabkan nilai tambah,
kesesuaian biaya dengan manfaat,
kemudahan memperoleh jasa,
emotional value.
3. Pengaruh Persepsi Kemudahan
Transaksi, dan Nilai Pelanggan
terhadap kepuasan penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta berdasarkan hasil statistik
dapat dikatakan bahwa penumpang
Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)
Jakarta mempunyai kepuasan
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
122
secara simultan signifikan untuk
menggunakan Kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) Jakarta sesuai
dengan Harga Tiket, Fasilitas dan
Persepsi Kemudahan Transaksi.
Kepuasan penumpang Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta
terhadap Persepsi Kemudahan
Transaksi dan Nilai Pelanggan
yang secara bersama-sama
dirasakan yaitu kepuasan ketepatan
waktu, kepuasan kelengkapan
fasilitas, kepuasan kesesuaian
harga, kepuasan jadwal
keberangkatan, dan kepuasan
fungsi dan fasilitas.
Saran
1. Kepuasan Penumpang Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta
dengan fasilitas yang diterima
sudah sangat baik, tetapi perlu
ditingkatkan kembali terutama
fasilitas untuk penyandang
disabliitas dan perlu ditambahkan
kursi untuk menunggu.
2. Kepuasan Penumpang Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta
dengan persepsi kemudahan
transaksi sudah sangat baik, tetapi
perlu ditingkatkan kembali dengan
mendayagunakan aplikasi MRT
Jakarta sehingga media
pembayaran denga QR Code serta
memberikan kemudahan transaksi
bisa dilakukan dimana saja.
3. Kepuasan Penumpang Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta
dengan nilai pelanggan yang
didapatkan sudah sangat baik,
tetapi perlu ditingkatkan kembali
dengan membuat program paket
integrasi seluruh transpotasi di
Jakarta dalam satu paket
pembayaran.
4. Kepuasan Penumpang Kereta Moda
Raya Terpadu (MRT) Jakarta
dengan Harga Tiket, Faislitas dan
persepsi kemudahan transaksi
sudah baik, tetapi perlu
ditingkatkan kembali dengan
melakukan beberapa program
kedepan untuk lebih meningkatkan
kepuasan konsumen yang
harapannya meningkatkan jumlah
penumpang kereta Moda Raya
Terpadu (MRT) nantinya, seperti
memberikan harga promo pada
periode tertentu, meningkatkan
fasilitas khususnya untuk disabilitas
serta kemudahan transaksi dengan
menggunakan aplikasi MRT
Jakarta.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini merupakan Program
Pengajuan Dana Hibah DIKTI Tahun
2019, realisasi penelitian tahun 2020.
Terimakasih kepada Kemenristek BRIN,
Kemendikbud, serta Politeknik LP3I
Jakarta yang telah memberikan dukungan
dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Rila.2015. Pengaruh Persepsi
Kemudahan Penggunaan dan
Persepsi Kegunaan Terhadap Niat
Untuk Menggunakan dan
Penggunaan Aktual Layanan
Jejaring Sosial Berbasis Lokasi
(Studi pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya Malang). Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya Malang
Apriyadi. Dede. 2017. Analisis pengaruh
ketepatan waktu, fasilitas dan
harga tiket terhadap kepuasan
penumpang kereta api di stasiun
purwosari. Jurnal Magistra
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian:Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Budianto, Aris. 2014. Pengaruh
Ketepatan waktu, kualitas
Jurnal Lentera Bisnis DOI : 10.34127/jrlab.v9i1.350
Volume 9, No 1 Mei 2020 ISSN Cetak 2252-9993, ISSN Online 2598-618X
123
pelayanan dan fasilitas terhadap
kepuasan masyarakat pengguna
kereta api masal cepat Surabaya.
Jurnal Ilmu Administrasi Negara
Surabaya
Faradila, Rr.Selli Nisrina & Harry
Soesanto. 2016. Analisis Pengaruh
Persepsi Kemudahan Penggunaan
dan Persepsi Manfaat terhadap
Minat Beli dengan Kepercayaan
Sebagai Variabel Intervening
(Studi pada Pengunjung Toko
Online berrybenka.com di
Kalangan Mahasiswa Universitas
Diponegoro). Jurnal studi
manajemen & organisasi.Undip
Ikasari, A. U., Suryoko, S., & Nurseto, S.
(2013). Pengaruh Nilai Pelanggan
dan Kualitas Pelayanan terhadap
Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus
pada Penumpang KA Kaligung
Mas di Stasiun Poncol
Semarang). Jurnal Ilmu
Administrasi Bisnis, 52-59.
Srijani, Ninik & Achmad Sukma
Hidayat. 2017. Pengaruh fasilitas
terhadap kepuasan pelanggan di
Aston Madiun Hotel & Conference
Center. Jurnal Penelitian Ilmu
Ekonomi WIGA
Susanti, Desi.2017. Pengaruh faktor
kepercayaan, kualitas layanan, dan
fasilitas terhadap kepuasan
pelanggan kereta api. Jurnal Ilmu
dan Riset Manajemen. STIESIA
Toriq, Muhammad. 2014. Pengaruh
fasilitas dan kualitas layanan
terhadap kepuasan penggan pada
SPBU Pertamina 54.612.64
Sidoarjo. Jurnal Ilmu Riset
Manajeman Surabaya
Wibowo, A. S. (2013). Pengaruh harga,
kualitas pelayanan dan nilai
pelanggan terhadap kepuasan
konsumen pada rumah makan di
Kota Purwokerto (Doctoral
dissertation, Universitas Negeri
Semarang).
Wibowo, Setyo Ferry et all.2015.
Pengaruh persepsi manfaat,
persepsi kemudahan, fitur layanan
dan kepercayaan terhadap minat
menggunakan e-money Commuter
line Jakarta. Jurnal Riset
Manajemen Sains Indonesia
Woro, M., & Naili, F. (2013). Pengaruh
nilai pelanggan dan kualitas
layanan terhadap loyalitas
pelanggan, melalui kepuasan
pelanggan pada pelanggan bus
efisiensi (Studi PO Efisiensi
Jurusan Yogyakarta-
Cilacap). Jurnal Administrasi
Bisnis, 2(1).