ANALISIS PENGARUH MANAJEMENLABATERHADAP BIAYA EKUITAS DENGAN
MANDATORYDISCLOSURE SEBAGAI VARIABELPEMODERASI DENGAN PENDEKATAN LONG TERM
(Studi Empiris Pada Indeks LQ-45 dan JII Periode 2004-2014)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progran Studi Strata II pada Jurusan
Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh :
Pajar Novi Siswaningsih
P100140050
MAGISTER MANAJEMENSEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2017
i
ii
iii
1
ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYAEKUITAS DENGAN MANDATORY DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI DENGAN PENDEKATAN LONG TERM(Studi Empiris Pada Indeks LQ 45 dan JII Periode 2004-2014)
AbstrakPenelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh manajemen laba
terhadap biaya ekuitas dengan mandatory disclosure sebagai variabelpemoderasi dengan pendekatan longterm. Penilaian manajemen labamenggunakan pendekatan long term discretionary accrual. Mandatorydisclosure diukur menggunakan indeks disclosure yang komponennyasesui dengan SK Bapepam No. Kep-431/BL/2012. Sampel yang digunakandalam penelitian ini adalah 186 perusahaan untuk indeks JII dan 248perusahaan untuk indeks LQ-45. Teknik pengambilan sampel denganmetode Purposive Sampling. Metode Analisis data yang digunakan adalahModerated Regression Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwamanajemen laba long term discretionary accrualtidak berpengaruhsignifikan terhadap biaya ekuitas. Mandatory disclosure berpengaruhsignifikan terhadap biaya ekuitas dengan parameter negatif. Interaksimanajemen laba long term discretionary accrual dengan mandatorydisclosure tidak berpengaruh terhadap biaya ekuitas.
Kata kunci: manajemen laba long term discretionary accrual, mandatorydisclosure, biaya ekuitas.
AbstractThis research aims analyze the effect of earnings management on the
cost of equity with mandatory disclosure as a moderating variable with along term approach. Earnings management assessment using a long termdiscretionary accrual approach. Mandatory disclosure is measured usinga disclosure index whose components are in accordance with SK BapepamNo. Kep-431/BL/2012. The sample used in this research were 186companies for index JII and248 companies for index LQ-45. Technique ofsampling by using purposive sampling method. Method of data analysisused is Moderated Regression Analysis. The research show that earningmanagement long term discretionary accrual has no significant effect oncost of eqity. Mandatory disclosure has a significant effect on the cost ofequity with negative parameters. The interaction of earning managementlong term discretionary accrual with mandatory disclosure has no effecton the cost of equity.
Keyword: : earning management long term discretionary accrual,mandatory disclosure, cost of equity.
2
1. PENDAHULUAN
Persaingan industri saat ini yang semakin ketat membuat perusahaan selalu
melakukan inovasi agar dapat terus tumbuh dan berkembang. Perluasan Industri
biasa dilakukan oleh perusahaan untuk dapat bersaing dengan kompetitornya.
Perluasan usaha ini tentunya diiringi dengan peningkatan kebutuhan dana.
Tuntutan atas kebutuhan dana membuat perusahaan melakukan campur tangan
pihak eksternal seperti investor dan kreditor. Pihak eksternal membutuhkan
informasi yang dapat menggambarkan kondisi perusahaan, informasi tersebut
disajikan di dalam laporan keuangan. Menurut PSAK No 1 tahun 2013tujuan
laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan serta arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan dipublikasikan di pasar modal agar dapat digunakan
oleh pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Pasar modal
adalah tempat atau sarana bertemunya permintaan dan penawaran atas instrumen
keuangan jangka panjang (Mohamad, 2006). Untuk mendapatkan dana maka
perusahaan mengeluarkan biaya modal (cost of capital). Biaya modal yaitubiaya
yang harus ditanggung perusahaan agar mendapatkan pendanaan eksternal
(Housen, 2004). Penentuan besarnya biaya modal bertujuan untuk mengetahui
berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan agar
memperoleh dana yang dibutuhkan. Suatu perusahaan harus menganalisis biaya
modal untuk mengevaluasi proyek jangka panjangnya, karena biaya modal dapat
menentukan keberhasilan dari proyek tersebut dimasa yang akan datang.
Teori keagenanyang dijelaskan Jensen dan Meckling (1976) hubungan
principal (pemilik perusahaan) dengan agent (manajer) yaituprincipal
memperkerjakan agent agar melakukan tugas untuk kepentingan principal. Teori
ini yaitu principal dan agent memiliki tujuan yang berbeda sehingga terjadi
konflikkepentingan. Pihak pemilik perusahaan tidak memiliki informasi yang
cukuptentang kinerja manajer dan keadaan perusahaan, sedangkan manajer
sendirimemiliki informasi yang cukup banyak tentang keadaan perusahaan.
3
Didorong oleh kepentingannya sendiri, sehingga manajer dapat
memanfaatkankeadaan tersebut untuk melakukan manajemen laba dengan
membuat laporankeuangan yang dilaporkan saat itu tidak sesuai dengan keadaan
perusahaan yangsebenarnya. Sebagai konsekuensinya, pemilik perusahaan tidak
dapat membuatkeputusan investasi secara optimal.
Menurut Wiwik (2005), biaya modal adalah tingkat imbal hasil saham yang
dipersyaratkan yaitu tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor agar mau
menanamkan uangnya di perusahaan. Investor dalam menanamkan modalnya ke
perusahaan, tentunya memerlukan informasi mengenai perusahaan yang dipilihnya
untuk berinvestasi. Informasi tersebut harus diungkapkan oleh perusahaan melalui
laporan tahunan yang telah diatur oleh Bapepam (mandatary disclosure). Prinsip
pengungkapan penuh yaitu mengakui bahwa penyajian informasi dalam laporan
keuangan baik jumlah maupun sifatnya, harus memenuhi kaidah keseimbangan
antara manfaat dan biaya. Menurut Suwardjono (2005), pengungkapan merupakan
langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk
seperangkat statement keuangan. Fakta mengungkapkan bahwa pengungkapan
perusahaan masih banyak yang belum memadai yaitu tingkat kedetailan, ketepatan
waktu, dan kejelasan dari pengungkapan belum terpenuhi. Menurut Healy dan
Palepu (2000), bahwa pengungkapan yang lebih tinggi menyebabkan tingkat risiko
yang akan ditanggung investor akan semakin rendah, sehingga biaya modal juga
rendah. Menurut Botosan (2000), pengungkapan yang lebih luas mendorong
investor untuk berinvestasi pada perusahaan, sehingga informasi tersebut
seharusnya adalah informasi sebenarnya yang ada pada perusahaan. Pengungkapan
yang lebih luas akan mengurangi ketidakpastian investor dalam menaksir tingkat
imbal hasil yang diharapkannya dimasa yang akan datang.
Manajemen laba dibagi menjadi 2 yaitu manajemen laba riil dan
discretionary accrual. Discretionary accrual terbagi menjadi 2 yaitu short term
dan long term discretionary accrual. Long term discretionary accrual
mempengaruhi komponen aktiva tetap seperti: depresiasi aktiva tetap dan aktiva
tidak berwujud, revaluasi asset dan utang jangka panjang.
4
Berdasarkan latar belakang di atas, serta hasil penelitian terdahulu maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang berjudul “ANALISIS
PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP BIAYA EKUITAS DENGAN
MANDATORY DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI DENGAN
PENDEKATAN LONG TERM (Studi Empiris Pada Indeks LQ 45 dan JII Periode
2004 – 2014)”
2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Manajemen Laba
Teori keagenan disini dapat menjelaskan mengapa terjadi manajemen laba.
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan dalam teori keagenan yaitu hubungan
keagenan adalah sebuah hubungan kontrak antara investor (principal) dengan
manajer (agent). Hubungan kontrak tersebut dijelaskan oleh Anthony dan
Govindarajan (1995) sebagai hubungan investor(principal)yang memperkerjakan
manajer(agent) untuk melakukan tugas demi kepentingan principal. Pada
kenyataannya bahwa principal dan agent memiliki kepentingan yang berbeda.
Konflik kepentingan bisa terjadi karena adanya kemungkinan manajer
(agent)tidak selalu berbuat demi kepentingan investor(principal). Menurut
Eisenhardt (1989) dalam teori keagenan terdapat tiga asumsi sifat manusia, yaitu :
(1) pada dasarnya manusia mementingkan diri sendiri (self-interest), (2) daya pikir
manusia mengenai persepsi masa depan sangat terbatas (bounded rationality), dan
(3) manusia selalu berusaha untuk menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan
sifat manusia tersebut, manajer (agent)sebagai manusia juga akan melakukan
tindakan yang mengutamakan kepentingan pribadinya (Haris, 2004).
Manajemen yang mengetahui lebih banyak informasi dan prospek
perusahaan di masa mendatang dibandingkan dengan pemilik perusahaan,
sehingga manajer(agent) berkewajiban memberikan laporan mengenai kondisi
perusahaan kepada pemilik perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan
keuangan sangatlah penting untuk pihak luar manajemen karena pihak ini berada
dalam kondisi ketidakpastian informasi yang paling besar mengenai kondisi
perusahaan (Irfan, 2002). Perbedaan informasi antara manajemen dan investor
5
dapat memberikan kesempatan kepada pihak manajer untuk melakukan
manajemen laba agar menyesatkan investor mengenai kinerja ekonomi
perusahaan.
Discretionary accrual merupakan campur tangan pihak manajerial ke
dalam proses pelaporan keuangan. Pendekatan discretionary accrual model
berdasarkan model Jones yang dimodifikasi dipisah menjadi 2 model yaitu long
term discretionary accrual dan short termdiscretionary accrual. Menurut Whelan
dan McNamara (2004) penggunaan model long termdiscretionary
accrualmemberikan dampak yang lebih besar dibandingkan dengan model
shortterm discretionary accrual. Long term discretionary accrual berpengaruh
terhadap aktiva tetap seperti: hutang jangka panjang, aktiva tidak berwujud,
pendapatan dan laba bersih.
Mandatory Disclosure (Pengungkapan Wajib)
Pengungkapan secara konseptual itu merupakan bagian dari pelaporan
keuangan. Secara teknis, pengungkapan adalah langkah akhir dalam proses
akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statement
keuangan. Menurut Hendriksen (1982) pengungkapan (disclosure) yaitu penyajian
informasi yang dibutuhkan dalam laporan keuangan agar mencapai operasi optimal
pasar modal yang efisien. Pengungkapan informasi keuangan dan informasi
relevan lainnya dalam laporan tahunan perusahaan merupakan aspek terpenting
akuntansi keuangan (Khomsiyah, 2003). Informasi tersebut berguna bagi investor,
kreditor, calon investor yang potensial dan pemakai lain terutama dalam
pengambilan keputusan. Menurut Stanko (2001) peranan pelaporan keuangan dan
pengungkapan yaitu untuk mengkomunikasikan informasi keuangan yang dapat
mendukung pengambilan keputusan bisnis. Oleh karena itu, informasi keuangan
yang disampaikan haruslah relevan, tepat waktu, dan bernilai.
Menurut SK Bapepam No. Kep-431/BL/2012 menyatakan bahwa laporan
tahunan wajib harus memuat:
1. Ikhtisar data keuangan penting
2. Laporan Dewan Komisaris
6
3. Laporan Direksi
4. Profil perusahaan
5. Analisis dan pembahasan manajemen
6. Tata kelola perusahaan
7. Tanggung jawab sosial perusahaan
8. Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit
9. Surat pernyataan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi atas
kebenaran isi laporan tahunan.
Pengungkapan diukur dengan menggunakan indeks disclosure sebagai
berikut:
a. Pemberian skor untuk setiap pengungkapan dilakukan secara dikotomis. Item
yang diungkapkan diberi nilai 1 dan yang tidak diungkapkan maka diberi nilai
0. Pemberian skor ini tidak ada pembobotan atas item pengungkapan.
b. Skor yang diperoleh tiap perusahaan dijumlahkan untuk mendapatkan skor total.
c. Pengukuran indeks pengungkapan tiap perusahaan dilakukan dengan membagi
skor total setiap perusahaan dengan skor total yang diharapkan.
Biaya Ekuitas
Modigliani dan Miller (1958), menyatakan bahwa biaya modal merupakan
biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai sumber
pendanaan (source of financing). Biaya modal dihitung berdasarkan 3 hal, yaitu
capital structure (pembobotan komponen modal), cost of debt (biaya hutang) dan
cost of equity capital (biaya modal ekuitas). Menghitung biaya hutang relatif lebih
mudah daripada menghitung biaya modal ekuitas. Ini dikarenakan tidak banyak
perdebatan dalam metodologi penghitunganya dan bunga dalam hutang yang harus
dibayarkan umumnya sudah tertuang di dalam kontrak (Ionici et al, 2011).
Sedangkan dalam menghitung biaya modal ekuitas kesulitan timbul karena masih
banyaknya perdebatan yang timbul dalam metode penghitunganya. Wiwik (2005)
berpendapat bahwa dalam menghitung biaya modal ekuitas dipengaruhi oleh
model penilaian yang digunakan oleh perusahaan. Beberapa model penilaian
tersebut adalah:
7
a. Model pertumbuhan konstan (constant growth valuation model)
Didasarkan pada pemikiran bahwa nilai saham adalah present value dari semua
dividen yang diterima di masa depan dengan asumsi tingkat pertumbuhan yang
konstan.
b. CAPM / Capital Asset Pricing Model
Berdasarkan model ini, biaya modal saham biasa merupakan tingkat
pengembalian yang diharapkan oleh investor sebagai kompensasi resiko.
Resiko yang dimaksud adalah resiko yang tidak dapat didiversifikasi dan diukur
dengan beta.
c. Model Ohlson
Model ini pakai untuk memperkirakan nilai perusahaan yang didasarkan pada
nilai buku ekuitas ditambah dengan present value dari laba abnormal.
Brigham (1983) menyatakan bahwa setiap komponen ekuitas
memerlukan biaya yang didefinisikan sebagai komponen biaya sesuai jenis
modal atau ekuitas. Komponen penting dalam ekuitas adalah preferred stock dan
common equity; dimana dua komponen ini biaya ekuitasnya berupa dividen
(preferreddividend dan common dividend). Dengan demikian biaya modal
ekuitas (dalam hal ini cost of equity capital) adalah jumlah dividen yang
dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham.
Berbeda dengan Brigham, Ohlson (1995) menyediakan sebuah model
yang menghubungkan nilai ekuitas perusahaan dengan book value dan market
value-nya. Dechow et al (1999) menyebutkan bahwa model Ohlson secara
signifikan meningkatkan implikasi pada penelitian dalam bidang akuntansi
finansial. Sejalan dengan ini, Atyeh dan Al Rashed (2015) menyatakan bahwa
model Ohlson mampu memberikan pandangan yang jelas mengenai situasi
finansial perusahaan berdasakan struktur modal dan performanya di pasar modal.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Crae dan Nilsson (2001) serta Choi
et al (2001) di Swedia dan Amerika Serikat mendapatkan bukti bahwa model
Ohlson merupakan model yang applicable dan efisien.
8
Perumusan Hipotesis
Teori keagenan menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi
oleh konflik kepentingan antara manajer (agent) dan pemilik (principal) yang
timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai dan mempertahankan
tingkat kemakmuran yang dikehendakinya. Stolowy dan Breton (tahun 2004)
menjelaskan bahwa manipulasi akun dilakukan semata-mata didasarkan pada
keinginan manajemen untuk mempengaruhi persepsi investor atas risiko
perusahaan. Risiko tersebut dapat dibagi kedalam dua komponen, yaitu : (1)
resiko yang dihubungkan dengan variasi imbal hasil yang diukur dengan laba per
lembar saham (earning per share); dan (2) resiko yang dihubungkan dengan
struktur keuangan perusahaan yang diukur dengan debt equity ratio. Dengan
demikian tujuan manajemen laba adalah untuk memperbaiki ukuran kedua risiko
tersebut. Semakin tinggi tingkat manajemen laba menunjukkan semakin tinggi
risiko imbal hasil saham dan konsekuensi investor akan menaikkan rate biaya
modal ekuitas.
Menurut Adriani (2013) manajemen laba berpengaruh positif terhadap biaya
modal. Semakin tinggi manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan dalam
memanipulasi labanya, maka akan semakin tinggi biaya modal perusahaan
karena tingkat risiko informasi akan semakin tinggi juga, konsekuensinya
investor akan menaikkan rate biaya modal. Perusahaan yang memaksimumkan
labanya bertujuan agar dapat meningkatkan harga sahamnya, meningkatnya
harga saham akan menyebabkan deviden yang akan dikembalikan kepada
investor akan semakin tinggi juga sehingga biaya modal yang akan dikeluarkan
oleh perusahaan akan semakin tinggi juga. Sebaliknya, apabila perusahaan
meminimumkan labanya seperti untuk tujuan penurunan laba, maka perusahaan
akan menanggung risiko yang lebih besar atas tindakannya, sehingga biaya
modal yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut akan semakin tinggi, dengan
adanya manajemen laba maka investor bereaksi dengan menaikkan tingkat
pengembalian yang dipersyaratkan kemudian akan meningkatkan biaya modal.
Hal ini tidak baik bagi investor jangka panjang karena investor tidak akan
berinvestasi lagi karena investor merasa tertipu dengan tingkat imbal hasil yang
9
seharusnya lebih besar. Bagi pemegang saham saat ini, biaya modal sangat
penting untuk melihat secara langsung imbal atas investasi mereka dan hanya
sedikit memberikan gambaran kepada pemegang saham masa datang, tetapi tidak
bisa menjadi acuan pemegang saham masa depan dalam memprediksikan imbal
hasil mereka yang akan mereka terima nanti.
H1: Manajemen laba berpengaruh terhadapBiaya Ekuitas
Menurut Adriani (2013), menyatakan bahwa disclosure berpengaruh
negatif terhadap biaya modal. Hal ini disebabkan karena tingkat disclosure yang
tinggi dalam suatu perusahaan dapat mengurangi ketidakpastian investor maupun
kreditor atas risiko informasi sehingga biaya modal akan semakin kecil.
Pengungkapan yang lebih luas yang tergambar dalam pengungkapan wajib dapat
membantu investor untuk dapat memahami risiko yang akan dihadapi investor
atas dana yang sudah ditanamkan kepada perusahaan sehingga investor dapat
mengolah dan menganalisis informasi tersebut secara cermat. Menurut Bodie
(2008) semakin besar risiko maka semakin besar tuntutan kompensasi investor
atas investasinya, jadi pengungkapan yang lebih tinggi juga akan menyebabkan
tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor akan semakin rendah,
karena risiko yang akan dihadapi oleh investor juga semakin rendah, sehingga
biaya modal dalam hal ini akan semakin rendah juga.
Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengungkapan
merupakan penyajian informasi laporan keuangan kepada pihak-pihak yang
menggunakan informasi tersebut dalam pengambilan keputusan. Pengungkapan
yang luas dapat menarik pihak eksternal seperti kreditor dan investor. Investor
mengharapkan pengembalian atas investasi mereka berupa deviden, sedangkan
kreditor mengharapkan pengembalian atas pinjaman mereka berupa bunga untuk
menginvestasikan dananya kepada perusahaan, karena pihak eksternal berasumsi
pengungkapan dapat mengurangi ketidakpastian hasil yang akan diperolehnya
dimasa yang akan datang. Sehingga perusahaan akan mendapatkan dana dengan
mudah dan dengan biaya yang rendah.
H2 : Mandatory disclosure sebagaivariabel moderating mampu
memperkuathubungan antara Manajemen laba dengan Biaya Ekuitas
10
3. METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI yang masuk dalam kategori Jakarta Islamic Index (JII) dan LQ-45 selama
periode 2004-2014. Penentuan pemilihan sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan teknik purposivesampling, yaitu metode pemilihan sampel dengan
kriteria tertentu (Emory and Cooper, 1999).
Kriteria sampel yang akan digunakan yaitu:
1. Perusahaanmanufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk
dalam kategori Indeks LQ-45 dan JII selama periode 2004-2014 yang
mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut.
2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan di
BEI maupun di website perusahaan untuk periode 31 Desember 2004 – 2014
yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).
3. Perusahaan manufaktur yang menyediakan data yang terkait dengan penelitian
secara lengkap.
Definisi Operasional dan Variabel
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah biaya ekuitasyang
menggunakan Model Ohlson. Peneliti memilih menggunakan model ini karena
model ohlson dapat menghubungkan harga saham dan cost of capital sehingga
diharapkan mampu lebih representatif dalam menguji keterkaitan antara variabel-
variabel independen terhadap variabel dependennya.
Variabel Independen
Manajemen Laba LongTerm Discretionary Accrual
Variabel independen yang akan digunakan pada hipotesis penelitian ini adalah
manajemen laba. Manajemen laba diartikan dengan tindakan manajer dalam
menyajikan laporan keuangan dengan cara menaikan / menurunkan angka laba
pada periode tahun berjalan tanpa menimbulkan kenaikan atau penurunan
keuntungan laba ekonomi dalam jangka panjang. Dalam pendekatan manajemen
laba pada penelitian ini yaitu dengan menggunakanlong term discretionaryaccrual.
11
Long term discretionary accrual model dilakukan dalam komponen aktiva tetap
seperti : nilai bruto aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan laba bersih.
Menghitung besarnya long term discretionary accrual adalah sebagai berikut:
LTDAMi,t = LTACCi,t β1 1 +β2 PPEi,t +β3 INTi,t +β4 INCi,tTAi,t-1 Log Tai,t-1 TAi,t-1 TAi,t-1 TAi,t-1
Dimana:LTDAMi,t = Long term discretionary accrualLTACCi,t = Long term accrual perusahaan i pada tahun tTAi,t-1 = Total aktiva perusahaan I pada tahun t-1Log TAi,t-1 = Logaritma dari total aktiva perusahaan i pada tahun t-1PPEi,t = Nilai bruto aktiva tanah, bangunan dan peralatan perusahaan i padatahun tINTi,t = Aktiva tidak berwujud perusahaan i pada tahun tINCi,t = Laba bersih persusahaan i pada tahun tVariabel ModeratingMandatory Disclosure
Menurut SK Bapepam No. Kep-431/BL/2012 menyatakan bahwa laporantahunan wajib memuat:a. Ikhtisar data keuangan pentingb. Laporan Dewan Komisarisc. Laporan Direksid. Profil perusahaane. Analisis dan pembahasan manajemenf. Tata kelola perusahaang. Tanggung jawab sosial perusahaanh. Laporan keuangan tahunan yang telah diauditi. Surat pernyataan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi atas
kebenaran isi laporan tahunan.Variabel ini dapat diukur dengan Disclosure Index yaitu indeks Wallace
dengan rumus sebagai berikut (Hertanti, 2005):DI = n X 100%
KDimana:DI = Disclosure Indexn = Jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaanK = Jumlah item yang seharusnya diungkapkan
Pengujian HipotesisAlat analisis untuk menguji hipotesis digunakan analisis regresi sederhana
untuk hipotesis pertama (H1) dan Moderated Regression Analysis (MRA) uji
selisih mutlak untuk hipotesis kedua (H2). Frucot dan Shearon (1991) menyatakan
bahwa MRA uji selisih mutlak, ekspektasi sebelumnya berhubungan dengan
12
kombinasi antara X1 dan X2 dan berpengaruh terhadap y, jika skor tinggi untuk X1
berasosiasi dengan skor rendah X2, maka akan terjadi perbedaan nilai absolut
yang besar demikian pula sebaliknya. Persamaan regresi untuk menguji
hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Untuk menguji hipotesis penelitian ini dirumuskan
y = α + b1X1 + b2X2 + b3.X1.X2
Keterangan :Y : biaya ekuitasα : konstantab1,b2,b3 : koefisien regresiX1 : manajemen laba long term discretionary accrualX2 : mandatory disclosureε : Standar error
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Sampel
Sebagaimana dinyatakan di atas, bahwa kriteria sampel penelitian adalah:
(1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang termasuk dalam kategori
Indeks LQ-45 dan JII, (2) Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan
tahunan pada Indeks LQ-45 dan JII, (3) Data laporan keuangan perusahaan
lengkap yang dipublikasikan indeks LQ-45 dan JII selama periode 31 Desember
2004-2014. Adapun berdasarkan sebaran data penelitian diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 1.Kriteria Pengambilan SampelKeterangan LQ45 JII
Jumlah populasi perusahaan
Jumlah perusahaan yang tidak mempublikasikan laporankeuangan selama periode 2004-2014 secara berturut-turut
Perusahaan yang termasuk non manufaktur
Perusahaan yang laporan keuangannya tidak lengkap
Data Outlier
495
(84)
(74)
(51)
(27)
330
(63)
-
(46)
(13)
Jumlah Sampel 248 180
13
Statistik Deskriptif
Analisis statistik diskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
deskripsi tentang manajemen laba,mandatory disclosure dan biaya ekuitaspada
perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 dan JII . Adapun hasilnya dapat
dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 2. Statistik Deskriptif
VariabelIndeks LQ 45 Indeks JII
Min Max Mean Min Max MeanManajemen Laba -3,415 2,549 0,248 -3,415 2,549 0,056Biaya Ekuitas -1,092 -0,803 -0,946 -1,021 -0,865 -0,949Mandatory Disclosure 0,184 0,921 0,534 0,138 0,921 0,583Manajemen Laba *Mandatory Disclosure
-1,348 1,553 0,095 -1,348 1,553 0,009
Manajemen laba adalah usaha yang dilakukan oleh manajemen dalam
pembuatan laporan keuangan perusahaan untuk memaksimalkan atau
meminimumkan laba sesuai dengan yang diinginkan.Dengan hasil rata-rata
manajemen laba indeks LQ-45 sebesar 0,248377501 dan indeks JII sebesar
0,055764570 ini menunjukkan bahwa manajer melakukan manajemen laba dengan
cara menaikkan angka laba.
Biaya ekuitas (Cost Of Equity)adalah return (tingkat pengembalian) yang
diinginkan oleh pemilik dana atau sebagai rate yang digunakan oleh pemilik dana
dalam memprediksi arus kas yang akan datang. Dengan hasil rata-rata biaya
ekuitas indeks LQ-45 sebesar -0,945661069 dan indeks JII sebesar -0,949461613
ini menunjukkan bahwa investor memberikan ekspektasi negatif atas return yang
di terima.
Mandatory disclosure merupakan pengungkapan laporan keuangan secara
lengkap yang dapat berguna bagi manajemen dan investor agar dapat mengambil
keputusan yang tepat. Dengan hasil rata-rata mandatory disclosure 0,533849745
dan 0,582802773 ini menunjukkan bahwa perusahaan mengungkapkan laporan
keuangannya sebesar 53% dan 58%.
14
Uji Hipotesis dan Pembahasan
Moderated Regression Analysis digunakan untuk mengidentifikasi
bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen. Hasil
perhitungan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Pengujian Moderated Regression Analysis
Variabel Indeks LQ 45 Indeks JII thitung P thitung p
(Constant) -0,920 -0,927Manajemen Laba 0,004 0,269 0,788 0,0004 0,034 0,973Mandatory Disclosure -0,044 -3,857 0,000 -0,038 -4,366 0,000Manajemen Laba * -0,035 -1,463 0,145 -0,007 -0,313 0,755Mandatory Disclosure
R2
Fhitung
P
0,1009,0040,000
0,1016,8290,000
Sumber: Data sekunder diolah, 2016
Dari tabel 3 yang merupakan hasil pengujian regresi linier bergandadapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:Y = -0,920 +0,004X1 -0,044X2 - 0,035X1.X2 + e (1)Y = -0,927 +0,0004X1 -0,038X2- 0,007X1.X2+ e (2)
Uji t ini merupakan pengujian variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini uji t digunakan untuk
mengetahui pengaruh manajemen laba, mandatory disclosure dan biaya ekuitas
yang terdaftar dalam indeks LQ 45 dan JII. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Pengujian t Statistik
Variabel Indeks LQ 45 Indeks JIIthitung p Keterangan thitung p Keterangan
Manajemen Laba 0,269 0,788 H0 diterima 0,034 0,973 H0 diterimaMandatory Disclosure -3,857 0,000 H0 ditolak -4,366 0,000 H0 ditolakManajemen Laba * -1,463 0,145 H0 diterima -0,313 0,755 H0 diterimaMandatory Disclosure
15
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan manajemen laba,
mandatory disclosure dan biaya ekuitas perusahaan yang masuk dalam indeks
LQ-45 dan JII (Jakarta Islamic Index) diperoleh hasil sebagai berikut:
Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Ekuitas
Hasil hipotesis dalam indeks LQ-45 dan JII menunjukkan hasil yang
sama yaitu manajemen laba tidak berpengaruh terhadap biaya ekuitas. Dalam
indeks LQ-45 thitung sebesar 0,269 dengan tingkat signifikansi 0,788 dan indeks
JII thitung sebesar 0,034 dengan tingkat signifikansi 0,973.
Hal ini berlawanan dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi
manajemen laba, maka semakin tinggi biaya modal. Manajemen laba merupakan
salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan,
manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu
pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut
sebagai angka laba sebenarnya Setiawati dan Nain (2000) dalam Adriani (2013).
Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak menyadari adanya praktik manajemen
laba yang dilakukan oleh emitten sehingga investor tidak melakukan antisipasi
risiko untuk dapat menaikkan tingkat imbal hasil saham yang dipersyaratkan.
Hal ini menunjukkan bahwa investor kurang cermat dalam melakukan
analisis terhadap laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Investor yakin kalau laba
yang dihasilkan oleh perusahaan adalah laba sebenarnya, sehingga investor
memiliki kepercayaan yang tinggi kepada perusahaan atas investasinya dan
menilai risiko yang akan ditanggungnya juga lebih kecil, karena adanya
peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Investor cenderung irasional
dalam mengambil keputusan, diantaranya karena pengetahuan yang kurang
memadai dan investor cenderung kurang mengikuti konsep investasi pasar modal
(dengan mempertimbangkan risiko dan imbal hasil serta berinvestasi untung
jangka panjang).
16
Pengaruh Mandatory Disclosure Terhadap Biaya Ekuitas
Pada hasil hipotesis untuk indeks LQ-45 dan indeks JII menunjukkan
hasil yang sama bahwa mandatory disclosure berpengaruh signifikan negatif
terhadap biaya ekuitas. Dalam indeks LQ-45 thitung sebesar -3,857 dengan tingkat
signifikansi 0,000 dan indeks JII thitung sebesar -4,366 dengan tingkat signifikansi
0,000.
Hasil penelitian tersebut konsisten dengan yang dilakukan oleh
Khomsiyah (2003) tingkat disclosure mempunyai hubungan yang negatif dengan
biaya modal, artinya semakin tinggi tingkat pengungkapan akan menyebabkan
semakin rendah biaya modal yang dibebankan kepada investor. Pengungkapan
laporan keuangan secara lengkap berguna bagi manajemen, investor, dan pihak-
pihak yang membutuhkan laporan keuanganuntuk mengambil keputusan yang
tepat sehingga dapat menekan biaya modal. Menurut Utami (2003) menyatakan
bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan akan menyebabkan semakin rendah
biaya modal yang dibebankan kepada investor, karena pengungkapan informasi
keuangan dan informasi lainnya dalam laporan tahunan suatu perusahaan
merupakan aspek penting akuntansi keuangan. Murni (2003) yang menyatakan
semakin luas pengungkapan maka semakin rendah tingkat biaya ekuitas karena
manajemen akan mengungkapkan informasi secara sukarela jika manfaat yang
diperoleh dari pengungkapan informasi tersebut lebih besar dari biayanya.
Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat
disclosure yang tinggi dalam suatu perusahaan dapat meengurangi ketidakpastian
investor maupun kreditor atas risiko informasi sehingga biaya modal akan
semakin kecil. Pengungkapan yang lebih luas membantu investor untuk
memahami risiko yang akan dihadapi oleh investor atas dana yang telah
ditanamkannya kepada perusahaan sehingga investor dapat mengolah dan
menganalisis informasi tersebut secara cermat.
17
Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya Ekuitas dengan
MandatoryDisclosure Sebagai Variabel Moderating
Pada hasil hipotesis untuk indeks JII dan indeks LQ-45 menunjukkan
hasil yang sama yaitu manajemen laba terhadap biaya ekuitas dengan mandatory
disclosure sebagai variabel moderating menunjukkan tidak adanya pengaruh
yang signifikan. Dalam indeks LQ-45 thitung sebesar -1,463 dengan tingkat
signifikansi 0,145 dan indeks JII thitung sebesar -0,313 dengan tingkat signifikansi
0,755. Pembuktian ini tidak berhasil membuktikan bahwa manajemen laba
dengan mandatory disclosure dapat memperkuat pengaruh terhadap tinggi
rendahnya biaya ekuitas. Dengan kata lain, mandatorydisclosure tidak dapat
dikatakan sebagai variabel pemoderasi tetapi sebagai variabel independen.
5. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan manajemen laba terhadap
biaya ekuitas dengan mandatory disclosure sebagai variabel pemoderasi pada
perusahaan yang masuk dalam indeks LQ-45 dan JII (Jakarta Islamic Index)
dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) Manajemen laba tidak berpengaruh terhadap
biaya ekuitas pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 dan JII, 2)
Mandatory disclosure berpengaruh terhadap biaya ekuitaspada perusahaan yang
tergabung dalam indeks LQ 45 dan JII, 3) Manajemen labaterhadap biaya ekuitas
dengan mandatory disclosure sebagai variabel moderating tidak
berpengaruhpada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ 45 dan
JII.Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu 1) Penelitian hanya
menggunakan 1 variabel independen yaitu manajemen laba dan 1 variabel
moderasi yaitu mandatory disclosure 2)Pengukuran manajemen laba
menggunakan long term discretionary accrual dan pengukuran biaya ekuitas
menggunakan metode ohlson.
18
DAFTAR PUSTAKA
Adriani. Pengaruh Tingkat Disclosure, Manajemen Laba, Asimetri InformasiTerhadap Biaya Modal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yangTerdaftar di BEI Tahun 2009-2011). Skripsi Universitas Negri Padang.2013.
Agus Purwanto. Pengaruh Manajemen Laba, Asymetry Information danPengungkapan Sukarela Terhadap Biaya Modal. Artikel Fakultas EkonomiUniversitas Diponegoro
Ali, U., Muhammad Afzal Noor, Muhammad Kashif Khurshid dan Akhtar Mahmood.2015. Impact of Firm Size on Earnings Management; A Study of TextileSector of Pakistan. European Journal of Business and Management Vol.7,No.28, 2015
AlNajjar, Fouad dan Ahmed Riahi Belkaoui. 2001. Growth Opportunities andEarnings Management. Managerial Finance: 72-81.
Amihud, Y. (2002), Illiquidity and stock returns: cross-section and time-serieseffects. Journal of Financial Markets 5 (1), 31–56.
Annin, Michael. 1997. Fama-French and Small Company Cost of EquityCalculations. Journal of Business Valuation Review
Arkan, Thomas. 2015. The Effects of Earning Management Techniques,Net Incomeand Cash Flow on Stock Price. Journal Finanse, Rynki Finansowe,Ubezpieczenia nr 74
Ashbaugh-Skaife, H., Collins D.W., William R. Kinney Jr.,Ryan LaFond. 2008. TheEffect of SOX Internal Control Deficiencies on Firm Risk and Cost of Equity.
Banz, Rolf W. 1981. The Relationship Between Return and Market Value of CommonStock. Journal of Financial Economics vol. 9, 3-18
Bogdan, Sinisa, Suzana Baresa dan Sasa Ivanovic. 2012. Measuring Liquidity onStock Market: Impact on Liquidity Ratio. Journal Tourism and HospitalityManagement, vol 18 no. 2 183-193
Botosan, C. 1997. Disclosure Level and the Cost of Equity Capital, The AccountingReview, vol. 72 (3), hal. 323-349
Chaney, Paul K., Debra C. Jeter dan Craig M. Lewis. 1998. The Use of Accruals inIncome Smoothing: A Permanent Earnings Hypothesis. Journal ofQuantitative Analysis of Finance and Accounting, Volume 6, pages 103-135
Cohen, Daniel A. dan Paul Zarowin. 2010. Accrual-Based and Real EarningsManagement Activities Around Seasoned Equity Offerings. Journal ofAccounting & Economics Vol. 50
Corwin, S. A. & Schultz, P. 2012. A Simple Way to Estimate Bid-Ask Spreads fromDaily High and Low Prices. Journal of Finance, 67(2): 719-759.
Degeorge F., Ding Y., Jeanjean T., Stolowy H. 2013. Analyst Coverage, EarningManagement and Financial Development: an International Study. JournalAccounting Public Policy vol. 32
Dhiba Meutya Chancera. 2011. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Biaya ModalEkuitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia Tahun 2008-2009. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.
19
Frankel, R., M, McNichols, & G.P. Wilson. 1995. Discretionary Disclosure andExternal Financing, The Accounting Review, January, hal. 135-150
Graham, J., C. Harvey & Rajgopal, S. (2005). The economic implications ofcorporate financial reporting.Journal of Accounting and Economics, 40 (1-3),3–73.
Healy, P. M. & Wahlen, J. (1999). A review of the earnings management literatureand its implications for standard setting. Accounting Horizons, 13 (4), 365–383.
Imam Ghazali. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Universitas Diponegoro. Semarang.
Jones, Jennifer J. 1991. Earnings Management During Import Relief Investigations.Journal of Accounting Research vol. 29 No.2
Joosten, Carmen. 2012. Real earnings management and accrual-based earningsmanagement as substitutes. Master Thesis of Department AccountancyFaculty of Economics and Business Studies Tilburg University.
Juniarti, dkk. 2003. Pengaruh Tingkat Disclosure terhadap Biaya Ekuitas. JurnalAkuntansi & Keuangan Vol. 5, No.2, November 2003: 150-168
Khomsiyah. 2003. Pengungkapan, Asimtetri Informasi, dan Cost of Capital. SNA VI.Surabaya.
Kien Pham, P., Suchard J.A., Zein, J. 2005. Corporate Governance, Cost of Capitaland Performance: Evidence from Australian Firms. available at:http://ssrn.com/abstract=1015986 diakses pada 2 April 2016
Komalasari, P.T. , & Zaki Baridwan. 2001. Asimetri Informasi dan Cost ofEquityCapital, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, vol. 1 (4) hal. 64-81
Kothari, S.P., Mizik, N.,Roychodwury,S.,2012. Managing for the moment: The roleof real activity versus accruals earning management in SEO valuation.Working Paper
Kumar, Gaurav dan Arun Kumar Misra. 2015. Closer View at the Stock MarketLiquidity:A Literature Review. Asian Journal of Finance & Accounting Vol.7 No 2
Kusumawati, E.,Shinta Permata Sari, dan Rina Trisnawati. 2013. Pengaruh AsimetriInformasi dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Praktik EarningManagement (Kajian Perbandingan Perusahaan yang Terdaftar dalamIndeks Syariah dan Indeks Konvensional Bursa Efek Indonesia). ProceedingSeminar Nasional dan Call for Papers Sancall 2013
Leuz, C., Nanda, D., Wysocki, P.,2003. Earning Management and investorprotection: an international comparison. Journal Finance Economic vol 69
Llukani, Teuta. 2013. Earnings Management and Firm Size: An Empirical Analyze inAlbanian Market. European Scientific Journal vol. 9 no.16
Mardiyah, Aida Ainul. 2002. Pengaruh Informasi Asimetri dan Disclosure terhadapCost of Capital. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 15, No. 2.
Masoumi,Seyed Rasoul and Hanieh Khodadadi Tirkolaei. 2013. On The Relationbetween Real Earnings Management and Cash Flow from Operation inTehran stock exchange. Journal of Technical Journal of Engineering andApplied Sciences.
20
Mira Zulfiana. 2004. Pengaruh Informasi Asimetri dan Disclosure terhadap Cost ofCapital (Studi Empiris pada perusahaan-prusahaan manufaktur di Bursa EfekJakarta. Skripsi Universitas Bung Hatta.
Muhammad Nuryatno, Nazmel Nazir, Dan Maya Rahmayanti. Hubungan AntaraPengungkapan, Informasi Asimetri Dan Biaya Modal. Jurnal Informasi,Perpajakan, Akuntansi, Dan Keuangan Publik Universitas Trisakti Jakarta.Vol. 2, No.1, Januari 2007
Murhadi, Warner R. 2013. Pengaruh Idiosyncratic Risk dan Likuiditas SahamTerhadap Return Saham. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan vol 15 No.1
Omran, Mohammed and Pointon, John. 2004. The Determinants of the Cost ofCapital by Industry within an Emerging Economy: Evidence from Egypt.Internationla Journal of Business vol. 9
Polakitan, Cendi D. 2015. Analisis Komparasi Risiko Saham LQ 45 dan Non LQ 45Pada Beberapa Sub Sektor Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa EfekIndonesia (BEI). Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.1, 2015:61-72
Rinnobel, Bella. 2015. Pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility(CSR), Ukuran Perusahaan, Financial Leverage dan Manajemen LabaTerhadap Cost of Equity Perusahaan. Semarang: Fakultas Ekonomika danBisnis Universitas Diponegoro.
Roychowdhury, S.2006. Earning Management Through Real Activities Manipulation.Journal Accounting Economy vol. 42
Schlegel, D. 2015. Cost-of-Capital in Managerial Finance, Contributions toManagement Science. Springer International Publishing Switzerland 2015
Scoot, William R. 2011. Financial Accounting Theory. Sixth Edition. Canada: PersonPrentice Hall
Setijaningsih, Herlin T. 2012. Teori Akuntansi Positif dan Konsekuensi Ekonomi.Jurnal Akuntansi/Volume XVI, No. 03, September 2012: 427-438
Swastika, Dwi Lusi Tyasing. 2013. Corporate Governance, Firm Size, and EarningManagement: Evidence in Indonesia Stock Exchange. IOSR Journal ofBusiness and Management (IOSR-JBM) e-ISSN: 2278-487X, p-ISSN: 2319-7668. Volume 10, Issue 4 (May. - Jun. 2013), PP 77-82
Sweeney, Amy P. 1994. Debt-covenant violations and managers' accountingresponses. Journal of Accounting and Economics vol.17 281-308
Trisnawati, R., Wiyadi, dan Noer Sasongko. 2012. Pengukuran Manajemen Laba:Pendekatan Terintegrasi (Studi komparasi perusahaan manufaktur yangtergabung pada indeks JII dan LQ 45 Bursa Efek Indonesia periode 2004-2010).
Trisnawati, Rina dan Suhestiningsih (2012). Riil Earnings Management Practices:The Comparative Studies Between Shariah Index And Conventional Index InIndonesian Stock Exchange during 2004-2010 period. Paper acceptedonMalaysia-Indonesia International Conference in Economics, Managementand Accounting( MIICEMA), October 18th-20th ,Palembang Indonesia
Watts, R. L. Dan J. L. Zimmerman, (1990). Positive Accounting Theory: A Ten YearPerspective, the Accounting Review.
21
Wiwik Utami. 2005. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Biaya Modal Ekuitas(Studi Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. SNA VII.
Wiyadi, Rina Trisnawati dan Noer Sasongko. 2015. Tinjauan Empiris BerbagaiModel Manajemen Laba pada Perusahaan Go Publik di INdonesia. The 2ndUniversity Coloquium 2015
Wysocki, P., 2004. Discussion of Ultimate Ownership, Income Management, andLegal and Extra-Legal Institutions. Journal Accounting Review vol 42, 463-474
Wyss, R. (2004). Measuring and Predicting Liquidity. PhD diss., Universitat St.Gallen, Zurich.
Yu, F., 2008. Analyst Coverage and Earning Management. Journal FinanceEconomic vol. 88
Yu, Wei. 2008. Accounting-Based Earning Management and Real ActivitiesManipulation. Disertation. Georgia Institute of Technology.
Zang, A. Y. 2012. Evidence on the Trade Off Between Real Activities Manipulationand Accrual Based Earning Management. Journal Accounting Review vol.87
Atyeh, Mohammad H., dan Wael AL-RAshed. 2015. Correlation among Cost ofCapital, Book Values and Shares Prices: The Case of Kuwait ListedCompanies. Journal of Economics, Business and Management, Vol. 3, No. 1
Brigham. 1983. Fundamentals of Financial Management. Third Edition. The DrydenPress.
Vita, Arianie dan Rahmawati. 2010. Analisis Praktik Real Earning ManagementMelalui Manipulasi Aktivitas Riil dan Dampaknya Terhadap DividendPayout Ratio. Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Publik Vol 7no 1
Tsang, Liu, and Edelstein. 2009. Real Earnings Management and Dividend PayoutSignal: A Study For U.S. Real Estate Investment Trust. http://www.ssrn.com
Cheng Lee, Shih, Jiun-Lin Chen dan Ming-Shan Tsa. 2014. An EmpiricalInvestigation of the Ohlson Model– A Panel Cointegration Approach.Australasian Accounting, Business and Finance Journal Volume 8, Issue 2
Kusumawati, Astri Arfani Nur dan Noer Sasongko. 2005. Analisis PerbedaanPengaturan Laba (Earnings Management) pada Kondisi Laba dan Rugipada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,Vol. 4, No. 1. Hal. 1–20.
Dechow et al. 1999. An empirical assessment of the residual income valuation model.Journal of Accounting and Economics, vol. 26, pp. 1-34, 1999.
M. Crae and H. Nilsson. 2001. The explanatory and predictive power of differentspecifications of the Ohlson (1995) valuation models. The EuropeanAccounting Review, vol. 10, no. 2, pp. 315-341, 2001.
Y. Choi et al.2001. Linear information models in residual income based valuation: Adevelopment of the Dechow, Hutton and Sloan empirical approach.Lancaster University, 2001.