ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
PERSEDIAAN WELDING WIRE BERDASARKAN SISTEM
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) (Studi Kasus : PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia)
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh Sarjana (S1)
Diajukan oleh :
EGIE RUSLIANA SAPUTRA
111510461
FAKULTAS MANAJEMEN BISNIS DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI – 2019
ii
SURAT PERNYATAAN
Bersama ini saya,
Nama : EGIE RUSLIANA SAPUTRA
NIM : 111510461
Menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan isi didalam skripsi ini belum pernah disampaikan atau diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademis di suatu institusi pendidikan tinggi
manapun. Karya ini merupakan milik saya, oleh karena itu pertanggun
jawabannya menjadi tanggung jawab saya pribadi.
Bekasi, 25 Agustus 2019
EGIE RUSLIANA SAPUTRA
NIM 111510461
iii
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBINGBING SKRIPSI
PROGRAM STUDY MANAJEMEN
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
Nama : EGIE RUSLIANA SAPUTRA
NIM : 111510461
Kelas : MA 15 B1 PDK
Konsentrasi : OPERASIONAL
Judul Proposal : ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
PERSEDIAAN WELDING WIRE BERDASARKAN
SISTEM MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
(MRP)
Bekasi, 25 Agustus 2019
Dosen pembimbing,
Hamdan Amaruddin, S.E., M.E.,
NIDN : 0417107101
iv
ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
PERSEDIAAN WELDING WIRE BERDASARKAN SISTEM
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) (Studi Kasus : PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia)
EGIE RUSLIANA SAPUTRA
NIM : 11510461
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada hari Jumat tanggal 20
bulan September tahun 2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk
diterima sebagai Skripsi Program Studi Manajemen Universitas Pelita
Bangsa.
Ketua Tim Penguji Tanda Tangan
Nama : Miftakul Huda, S.E., M.M.,
NIDN : 0420088008
……………..
Anggota Penguji Tanda Tangan
Nama : Jizenji Tyas Wirastomo, S.Sos., M.M.,
NIDN : 0417107804
……………..
Anggota Penguji Tanda Tangan
Nama : Hamdan Amaruddin, S.E., M.E.,
NIDN : 0417107101
……………..
Menyetujui,
Ketua Program Studi Manajemen Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis
dan Ilmu Sosial
Yunita Ramadhani, RDS., S.E., MSc.,
NIDN : 0406068402
Preatmi Nurastuti, S.E., M.M.,
NIDN : 0404046508
v
ABSTRAK
ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
PERSEDIAAN WELDING WIRE BERDASARKAN SISTEM
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) (Studi Kasus : PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia)
Oleh
EGIE RUSLIANA SAPUTRA
NIM : 111510461
Persediaan merupakan suatu unsur penting dalam perusahaan karena persediaan
merupakan investasi yang besar nilai maupun fungsinya. PT. Hitachi Construction
Machinery Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri
pembuatan alat berat. Dalam pengendalian persediaan perusahaan membutuhkan
suatu perencanaan bahan baku yang baik untuk menjaga ketepatan jumlah dan
volume persediaan supaya produksi dapat berjalan sesuai dengan yang
direncanakan.
Pemesanan bahan baku yang belum menggunakan sistem dapat mempengaruhi
pengendalian persediaan akhir yang belum optimal yang dapat dihadapkan pada
kekurangan atau kelebihan bahan baku. Penetapan jumlah lot order pada
pemesanan sudah sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh produksi atau
dapat dilakukan perbaikan kembali dalam penetapan jumlah lot order pada
pemesanan untuk mendapatkan jumlah lot order yang optimal dalam setiap
pemesanannya.
Objek penelitian dalam hal ini adalah bahan baku welding wire. Data yang di
pakai berasal dari sumber internal perusahaan. Jenis data yang digunakan yaitu
data primer dan data sekunder perusahaan tempat penelitian dilakukan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi
perusahaan. Analisa ini menggunakan metode dengan mengeplot data permintaan
sebelumnya, forecasting, dan MRP (Material Requirements Planning) dengan
pendekatan metode Lot For Lot, FOQ (Fixed Order Quantity), EOQ (Economic
Order Quantity).
Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pengendalian dan perencanaan
pemesanan welding wire untuk keperluan bulan Juni 2019 sampai dengan Mei
2020 dari perhitungan metode MRP dengan menggunakan data forecasting regresi
linier sederhana dapat diketahui nilai paling ekonomis untuk menentukan jumlah
lot order yang paling sesuai adalah menggunakan metode Lot For Lot dimana
jumlah pemesanan sama dengan jumlah yang di butuhkan pada setiap periode
pemesanannya.
Kata Kunci : Persediaan, MRP, Lot for Lot, EOQ, FOQ, Peramalan
vi
ABSTRACT
ANALYSIS OF PLANNING AND CONTROL OF WELDING
WIRE INVENTORY BASED ON MATERIAL REQUIREMENT
PLANNING (MRP) SYSTEM (Study in PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia)
By
EGIE RUSLIANA SAPUTRA
NIM : 111510461
Inventory is an important element in the company because inventory is an
investment that has a large value and function. PT. Hitachi Construction
Machinery Indonesia is a heavy equipment manufacturing industry. In controlling
inventory the company requires a good plan for raw materials in maintaining the
accuracy of the amount and volume of inventory so that production can proceed
as planned.
Ordering raw materials that have not used the system can affect inventory control
that has not been optimal which can be faced with a shortage or excess of raw
materials. Determination of lot orders in accordance with the production
requirements is correct or can be increased in determining the lot order to get the
optimal lot order on each order.
In this case the object of research is the raw material for welding wires. The data
used comes from internal company sources. The type of data used is primary data
and secondary data of the company where the research was conducted. Data
collection techniques used were interviews, observation and company
documentation. This analysis uses the method by plotting the previous request
data, forecasting, and MRP (Material Requirement Planning) with the Lot For
Lot approach, FOQ (Fixed Order Quantity), EOQ (Economic Order Quantity).
The results of this research is the control system and planning of welding wire
orders for June 2019 to May 2020 based on the MRP method using simple linear
regression forecasting data, the most economical value for determining the most
appropriate lot order is use the Lot for Lot method where the number of orders
the same as the amount needed in each order period.
Keyword : Inventory, MRP, Lot for Lot, EOQ, FOQ, Forecasting
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya yang
telah dilimpahkan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “Analisa Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Welding Wire
Berdasarkan Sistem Material Requirement Planning (MRP)”. Skripsi ini disusun
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada program studi
Manajemen Universitas Pelita Bangsa Bekasi.
Dalam penyusunan skripsi, saya telah banyak mendapat bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Terima kasih saya sampaikan kepada:
1. Hamdan Amaruddin, S.E., M.E., selaku Dosen Pembimbing yang telah
membantu memberikan materi, masukan dan bimbingan kepada saya.
2. Hamzah Muhammad M., S.K.M., MM., selaku Rektor Universitas Pelita
Bangsa.
3. Preatmi Nurastuti, S.E., M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan
Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa.
4. Yunita Ramadhani, S.E., M.Sc., selaku Kprodi Manajemen Universitas Pelita
Bangsa
5. Seluruh Dosen Universitas Pelita Bangsa yang telah membekali saya dengan
wawasan dan ilmu di bidang manajemen.
6. Seluruh staf dan karyawan PT. Hitachi Construction Machinery Indosesia yang
telah membantu dalam kelancaran penelitian.
7. Keluarga tercinta yang selalu memberi semangat dan dukungan.
8. Pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Kritik dan saran yang bersifat menbangun akan saya terima dengan senang hati.
Bekasi, 25 Agustus 2019
Egie Rusliana Saputra
viii
DAFTAR ISI
Hal.
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
1.4 Batasan Penelitian ................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 7
2.2 Landasan Teori ........................................................................................ 11
2.2.1 Sistem Pengendalian Persediaan .................................................... 11
2.2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Persediaan ..................... 11
2.2.1.2 Tujuan Sistem Pengendalian Persediaan .......................... 11
2.2.2 Persediaan ...................................................................................... 12
2.2.2.1 Pengertian Persediaan ....................................................... 12
2.2.2.2 Fungsi Persediaan ............................................................. 13
2.2.2.3 Jenis-Jenis Persediaan ....................................................... 14
2.2.2.4 Model Persediaan .............................................................. 16
2.2.3 Peramalan ....................................................................................... 17
2.2.3.1 Definisi Peramalan ............................................................ 17
2.2.3.2 Tujuan Peramalan ............................................................. 18
ix
2.2.3.3 Jenis Peramalan ................................................................. 18
2.2.3.4 Langkah Peramalan ........................................................... 19
2.2.4 Menentukan Pesanan Persediaan ................................................... 19
2.2.4.1 Material Requirement Planning (MRP) ........................... 19
2.2.4.2 Tujuan MRP ...................................................................... 20
2.2.4.3 Komponen MRP ............................................................... 21
2.2.4.4 Proses MRP ....................................................................... 22
2.2.4.5 Lot for Lot ......................................................................... 23
2.2.4.6 Fixed Order Quantity (FOQ) ............................................ 24
2.2.4.7 Economic Order Quantity (EOQ) ..................................... 24
2.2.4.8 Format MRP ..................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 27
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 27
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................ 27
3.3 Rancangan Penelitian .............................................................................. 28
3.3.1 Desain Penelitian ........................................................................... 28
3.3.2 Variabel Penelitian ......................................................................... 29
3.4 Populasi dan Pengambilan Sampel ......................................................... 30
3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 31
3.6 Teknik Analisis ....................................................................................... 32
3.6.1 Peramalan ....................................................................................... 32
3.6.2 Material Requirement Planning (MRP) ........................................ 34
BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN .............................................. 35
4.1 Gambaran Umum Objek ......................................................................... 35
4.1.1 Sejarah Perusahaan ........................................................................ 35
4.1.2 Profil Perusahaan ........................................................................... 36
4.1.3 Visi Perusahaan .............................................................................. 40
4.1.4 Misi Perusahaan ............................................................................. 40
4.1.5 Kebijakan Perusahaan .................................................................... 41
4.1.5.1 Kebijakan Lingkungan ....................................................... 41
4.1.5.2 Kebijakan Mutu.................................................................. 41
4.1.5.3 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan kerja .................... 43
x
4.1.6 Struktur Organisasi ........................................................................ 44
4.2 Deskripsi Welding Wire .......................................................................... 45
4.2.1 Jenis Welding Wire ........................................................................ 45
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 47
5.1 Hail Penelitian ......................................................................................... 47
5.1.1 Prosedur Permintaan Pembelian dan Pemesanan Welding Wire ... 47
5.1.2 Prosedur Pengeluaran Welding Wire ............................................. 47
5.1 Pembahasan ............................................................................................. 48
5.2.1 Analisis Pengendalian Pembelian atau Pemesanan Persediaan ..... 48
5.2.2 Analisis Pengendalian Terhadap Penerimaan Persediaan ............. 48
5.2.3 Analisis Pengendalian Terhadap Pengeluaran Persediaan ............. 49
5.2.4 Peramalan ....................................................................................... 49
5.2.4.1 Regresi Linier Sederhana ................................................... 51
5.2.5 Analisis Akurasi Forecasting ........................................................ 58
5.2.6 Penyusunan Tabel Material Requirements Planning (MRP) ........ 64
5.2.6.1 Lot For Lot (LFL) .............................................................. 65
5.2.6.2 Fixed Order Quantity (FOQ) ............................................. 70
5.2.6.3 Economic Order Quantity (EOQ) ...................................... 75
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 86
6.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 86
6.2 Saran ........................................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 88
LAMPIRAN ....................................................................................................... 89
xi
DAFTAR TABEL
No. Judul Tabel Hal.
2.1 Format MRP.......................................................................................... 25
3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................... 27
3.2 Variabel Penelitian ................................................................................ 29
5.1 Data Pemakaian Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg Tahun 2018,
2019....................................................................................................... 50
5.2 Data Pemakaian Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg Tahun 2018,
2019....................................................................................................... 50
5.3 Data Pemakaian Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg Tahun
2018, 2019............................................................................................. 51
5.4 Regresi Linier Sederhana Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg....... 52
5.5 Regresi Linier Sederhana Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg....... 52
5.6 Regresi Linier Sederhana Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg .... 53
5.7 Forecasting Regresi Linier Sederhana Welding Wire KC-26 Dia 1,4
@20 Kg ................................................................................................. 55
5.8 Forecasting Regresi Linier Sederhana Welding Wire KC-26 Dia 1,2
@20 Kg ................................................................................................. 56
5.9 Forecasting Regresi Linier Sederhana Welding Wire MG-50 Dia 1,2
@300 Kg ............................................................................................... 57
5.10 Akurasi Forecasting Regresi Linier Sederhana Welding Wire KC-26
Dia 1,4 @20 Kg .................................................................................... 58
5.11 Akurasi Forecasting Regresi Linier Sederhana Welding Wire KC-26
Dia 1,2 @20 Kg .................................................................................... 60
5.12 Forecasting Regresi Linier Sederhana Welding Wire MG-50
Dia 1,2 @300 Kg .................................................................................. 62
5.13 Akurasi Forecasting Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg .............. 63
5.14 Akurasi Forecasting Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg .............. 64
5.15 Akurasi Forecasting Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg ........... 64
5.16 Tabel MRP Lot For Lot Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg ......... 65
5.17 Tabel MRP Lot For Lot Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg ......... 67
xii
5.18 Tabel MRP Lot For Lot Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg ...... 68
5.19 Tabel MRP FOQ Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg .................... 70
5.20 Tabel MRP FOQ Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg .................... 72
5.21 Tabel MRP FOQ Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg ................. 74
5.22 Frekuensi Lot Ekonomis Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg ........ 76
5.23 Tabel MRP EOQ Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg ................... 77
5.24 Frekuensi Lot Ekonomis Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg ........ 79
5.25 Tabel MRP EOQ Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg ................... 81
5.26 Frekuensi Lot Ekonomis Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg ..... 82
5.27 Tabel MRP EOQ Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg................. 84
xiii
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1 Sistem MRP .............................................................................. 21
Gambar 3.1 Desain Penelitian ....................................................................... 28
Gambar 4.1 Pabrik Cibitung 1 ...................................................................... 37
Gambar 4.2 Pabrik Cibitung 2 ...................................................................... 37
Gambar 4.3 Excavator Mid-size.................................................................... 38
Gambar 4.4 Excavator Ultra Large .............................................................. 39
Gambar 4.5 Dump Truck Body ..................................................................... 30
Gambar 4.6 Organization Structur ............................................................... 44
Gambar 4.7 Welding Wire KC-26 Dia 1.4 @20 Kg ..................................... 45
Gambar 4.8 Welding Wire KC-26 Dia 1.2 @20 Kg ..................................... 46
Gambar 4.9 Welding Wire MG-50 Dia 1.2 @300 Kg .................................. 46
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara .................................................. 89
Lampiran 2 BON Pengeluaran Welding Wire .............................................. 91
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebutuhan akan sistem pengendalian pada dasarnya muncul karena adanya
permasalahan yang di hadapi oleh perusahaan berupa terjadinya kelebihan atau
kekurangan persediaan. Hampir pada setiap perusahaan mengalami masalah ini,
baik perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perencanaan
kebutuhan material dibuat agar dalam pelaksanaan pekerjaan, penggunaan
material menjadi efisien dan efektif sehingga tidak terjadi masalah karena
kekosongan material pada saat dibutuhkan.
Eddy Herjanto, (2018:238) menyatakan bahwa mengendalikan persediaan
yang tepat bukanlah perkara hal yang mudah. Apabila suatu jumlah persediaan
terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana menganggur yang besar (yang
tertanam dalam persediaan), meningkatnya biaya untuk penyimpanan, dan
terhadap risiko kerusakan barang yang lebih besar. Namun, jika persediaan terlalu
sedikit maka akan mengakibatkan risiko terjadinya kekurangan pada persediaan
(stockout) karena seringkali barang tidak bisa didatangkan secara mendadak dan
sebesar dengan jumlah yang dibutuhkan, yang dapat menyebabkan terhentinya
produksi, tertundanya penjualan, bahkan dapat kehilangan pelanggan.
Bagi perusahaan manufaktur suatu perencanaan dan pengendalian, baik
produksi maupun persediaan ini perlu sekali mendapat perhatian tersendiri.
Perencanaan meliputi tenteng merencanakan apa, bagaimana, kapan, dan berapa
2
banyak produk akan diproduksi. Sedangkan pengendalian merupakan kontrol
terhadap proses produksi agar kelangsungan perusahaan dapat terus berjalan.
Salah satu kegiatan perencanaan dan pengendalian dilakukan khususnya untuk
penyediaan bahan baku perusahaan. Perencanaan dan pengendalian dilakukan
sedemikian rupa supaya dapat memenuhi kebutuhan bahan baku dengan tepat dan
biaya yang rendah. Selama ini perusahaan pada umumnya melakukan suatu
perencanaan dan pengendalian tidak berdasarkan pada metode-metode yang sudah
baku, tetapi hanya melihat berdasarkan pada pengalaman-pengalaman
sebelumnya.
Penentuan besarnya persediaan adalah permasalahan yang sangatlah penting
bagi perusahaan, karena persediaan memiliki efek secara langsung terhadap
keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam menentukan besarnya investasi dalam
persediaan akan menekan keuntungan perusahaan. Sistem perencanaan yang baik
akan membantu perusahaan dalam mengelola kegiatan produksi, menekan biaya
produksi, dan mengefektifkan hasil produk sehingga dapat menghasilkan harga
jual yang kompetitif.
Untuk membantu memecahkan masalah persediaan, khususnya masalah
dalam perencanaan kebutuhan bahan baku, telah dikembangkan sistem Material
Requirements Planning (MRP). Dengan menerapkan sistem tersebut diharapkan
dapat membantu pemenuhan kebutuhan bahan baku yang dilakukan secara tepat,
dan penentuan biaya untuk persediaannya dapat ditetapkan seoptimal mungkin.
Eddy Herjanto (2018:275) mengungkapkan bahwa Material Requirements
Planning (MRP) mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dari berbagai fungsi
3
dalam sebuah perusahaan manufactur, seperti teknik produksi dan pengadaan
bahan baku. Oleh karena itu, MRP tidak hanya berfungsi sebagai penunjang
dalam menentukan keputusan, melainkan keseluruhan peranannya dalam kegiatan
perusahaan.
PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia adalah sebuah perusahaan
yang bergerak dibidang industri pembuatan alat berat. Peranan pengendalian
persediaan dalam hal ini sangatlah penting dalam mengelola keamanan persediaan
sebagai harta perusahaan dan juga untuk menjaga kelancaran produksi. Banyaknya
aktivitas produksi dan operasi yang dilakukan oleh PT. Hitachi Construction
Machinery Indonesia mengharuskan perusahaan ini untuk melakukan perencanaan
dan pengendalian persediaan yang baik agar perusahaan PT. Hitachi Construction
Machinery Indonesia tetap dapat eksis ditengah-tengah persaingan industri yang
sangat ketat.
Perusahaan senantiasa memberi perhatian yang besar dalam persediaan
salah satunya adalah persediaan welding wire, barang yang menjadi faktor utama
untuk dipersiapkan dalam mendukung kebutuhan proses produksi. Tercatat pada
tahun 2018 terakhir, jumlah persediaan pada welding wire KC26 D1.2mm 20kg
membutuhkan sebanyak 5180 roll dengan permintaan bersih sebanyak 4617 roll,
pada welding wire KC26 D1.4mm 20kg sebanyak 5401 roll dengan permintaan
bersih sebanyak 5101 roll, dan pada welding wire MG50 D1.2mm 300kg
sebanyak 1049 drum dengan permintaan bersih sebanyak 1007 drum dengan
komposisi lot order sebanyak 20000 kg / 1000 roll untuk welding wire KC26
20kg dalam setiap kali pemesanan dan sebanyak 24000 kg / 80 drum untuk
welding wire MG50 300kg dalam setiap kali pemesanan.
4
Observasi awal dihadapkan pada pengendaliana pemesanan welding wire
belum menggunakan sistem sehingga dapat mempengaruhi pengendalian
persediaan akhir yang belum optimal. Jika pemesanan persediaan terlalu sedikit,
akan dihadapkan pada tidak terpenuhinya kebutuhan. Sebaliknya jika pemesanan
terlalu banyak dapat meningkatkan ongkos pemesanan dan penyimpanan.
Penelitian ini mencoba memberikan alternatif penetapan jumlah lot order pada
pemesanan welding wire. Penetapan lot order sebelumnya sudah sesuai dengan
kebutuhan yang dibutuhkan oleh perusahaan atau dapat dilakukan perbaikan
kembali dalam penetapan jumlah lot order welding wire untuk mendapatkan
jumlah lot order yang optimal dalam setiap pemesanannya sehingga pada
perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku welding wire tidak
terjadinya kekurangan ataupun kelebihan persediaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis ingin melakukan
penelitian untuk dapat menganalisa data tersebut menjadi sebuah karya ilmiah
dengan judul ”ANALISA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
PERSEDIAAN WELDING WIRE BERDASARKAN SISTEM MATERIAL
REQUIREMENT PLANNING (MRP)”.
1.2 Rumusan Masalah
Mengacu dari latar belakang yang ada, maka perlu dilakukan sebuah analisis
perencanaan kebutuhan dan pengendalian persediaan, mengingat welding wire
merupakan salah satu faktor utama yang termasuk dari beberapa komponen yang
berpengaruh dalam kelancaran produksi. Penentuan lot order sangat penting
5
dilakukan dalam persiapan untuk memenuhi permintaan kebutuhan produksi.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah
dapat di ambil sebagai berikut:
1. Bagaimana memperkirakan kebutuhan welding wire periode yang akan datang
pada PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia?
2. Bagaimana melakukan sistem pengendalian dan perencanaan kebutuhan
welding wire yang sesuai pada PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia?
3. Bagaimana menentukan lot sizing yang sesuai dengan kebutuhan welding wire
pada PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada, maka tujuan skripsi ini
adalah:
1. Untuk memperkirakan kebutuhan welding wire pada periode yang akan datang
pada PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia.
2. Untuk mengetahui penerapan sistem yang tepat untuk pengendalian persediaan
welding wire pada PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia.
3. Untuk mengetahui lot sizing yang sesuai dengan kebutuhan welding wire pada
PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia.
1.4 Batasan Penelitian
Penelitian ini memiliki batasan-batasan dan asumsi yang telah ditetapkan
agar langkah-langkah pemecahan masalah tidak menyimpang dari tujuan
6
penelitian ini.
Analisa dan penelitian dilakukan di PT. Hitachi Construction Machinery
Indonesia. Produk yang dianalisa dalam penelitian ini adalah pengendalian dan
perencanaan bahan baku welding wire. Welding wire yang diteliti pada penelitian
ini adalah Welding wire KC26 D1.2mm 20kg Welding wire KC26 D1.4mm 20 kg
dan Welding wire MG-50 D1.2mm 300 kg.
Teknik pengendalian dan pengontrolan menggunakan metode lot sizing,
dengan menganalisa Lot For Lot (LFL), Econimic Order Quantity (EOQ) dan
Fixed Order Quantity (FOQ). Harga bahan baku, harga pemesanan dan biaya
penyimpanan diasumsikan tetap selama kurun waktu perencanaan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam memperdalam pengetahuan
peneliti tentang penerapan sistem pengendalian persediaan barang yang ada
dalam perusahaan.
2. Bagi PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia, memberikan sumbangan
masukan untuk mengetahui periode pemesanan welding wire yang efisien,
mengetahui jumlah material yang akan dipesan tiap periode pemesanannya.
3. Bagi pihak lain, sebagai bahan acuan bagi penulis lainnya yang akan
melakukan ataupun yang akan melanjutkan penelitian sesuai dengan judul
skripsi ini.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti menggunakan penelitian terdahulu yang relevan sebagai pendukung
terhadap pembahasan masalah yang menjadi objek penelitian dan juga sebagai
teori pendukung dalam menyusun konsep berpikir dalam penelitian. Penelitian
terdahulu yang relevan adalah sebagai berikut:
1. Darmawan Abrianto dan Dyah Riandadari, dalam artikel yang berjudul
Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produksi Dengan Metode Material
Requirement Planning (MRP) Pada PT. Sejati Jaya terbit di jurnal Tenkik
Mesin Vol. 06 No. 01 Tahun 2017 : 77-87, Universitas Negeri Surabaya,
menghasilkan kesimpulan bahwa peramalan permintaan bahan baku benang di
PT. Sejati Jaya pada tahun 2017 menggunakan teknik Linear dan didapatkan
permintaan bulan Januari sebesar 53.352 Kg, bulan Februari sebesar 54.201
Kg, bulan Maret sebesar 55.051 Kg, bulan April sebesar 55.900 Kg, bulan Mei
sebesar 56.750 Kg, bulan Juni sebesar 57.599 Kg, bulan Juli sebesar 58.449
Kg, bulan Agustus sebesar 59.298 Kg, bulan September sebesar 60.148 Kg,
bulan Oktober sebesar 60.997 Kg, bulan November sebesar 61.847 Kg, dan
pada bulan Desember sebesar 62.696 Kg. Dari perhitungan Lot Sizing dengan
menggunakan teknik Lot For Lot didapatkan biaya pemesanan sebesar
Rp.35.988.604 sehingga rencana pemesanan dilakukan secara diskrit dan
dilakukan setiap periode dengan waktu pemesanan yang sesuai dengan Lead
8
Time masing-masing.
2. Katarina Zita Anggriana, dalam artikel yang berjudul Analisis Perencanaan
Dan Pengendalian Persediaan Busbar Berdasarkan Sistem MRP (Material
Requirement Planning) PT. TIS terbit di jurnal Teknik Industri Vol. 09 No. 03
Tahun 2015 : 320-337, Universitas Mercu Buana Jakarta, menghasilkan
kesimpulan bahwa berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan pengadaan
material Cu Busbar untuk produk panel listrik di PT. TIS dapat menggunakan
metode Exponential Smoothing. Pada pembahasan telah dibandingkan 4
metode peramalan dalam penelitian ini yaitu metode Simple Moving Average,
Weight Moving Average,dan Exponential Smothing, Linear Regression dan
peramalan yang memiliki tingkat error terendah adalah dengan menggunakan
metode Exponential Smoothing. Simpulan kedua yaitu penentuan teknik
Material Requirement Planning yang tepat dalam pengadaan material Cu
Busbar untuk produk panel listrik di PT. TIS adalah menggunakan metode
Period Order Quantity. Pada pembahasan sebelumnya, 3 metode lot sizing
dalam penelitian ini yaitu Lot for Lot, Economic Order Quantity, dan Period
Order Quantity dan metode Period Order Quantity merupakan metode yang
biaya pengadaannya paling minimum yaitu di Rp 64.973.500,-.
3. Nandar Cundara Abdurahman dkk, dalam artikel yang berjudul Analisa
Pengendalian Persediaan Kabel RG 6 Dengan Menggunakan Metode Material
Requirement Planning (MRP) dan Vendor Manage Inventory (VMI) Studi
Kasus PT. Barelang Vision terbit di jurnal Teknik Industri Vol. 03 No. 01 April
9
2018, ISSN : 2541-2647, STT Ibnu Sina Batam, menghasilkan kesimpulan
bahwa berdasarkan hasil penelitian pengolahan data dengan menggunakan
meteode Marketing requirements planning (MRP) dengan Vendor Managed
Inventory (VMI), yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Sistem pengendalian dan pengadaan persediaan bahan baku kabel Rg 6 pada
PT.Barelang Vision belum terstruktur, hal ini terlihat dari sistem pengadaan
bahan baku yang hanya berdasarkan pengalaman.
2. Meteode VMI lebih direkomendasikan karna lebih mampu menekan biaya
terkait pengendalian persediaan kabel Rg 6 dengan total biaya keseluruhan
yaitu Rp.28.200.000 dibandingkan dengan MRP yang total biayanya adalah
Rp.29.214.81.
4. David Wijaya dkk, dalam artikel yang berjudul Analisis Pengendalian
Persediaan Bahan Baku Ikan Pada PT. Celebes Minapratama Bitung terbit di
jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Vol. 04 No. 02 Juni 2016, ISSN : 2303-
1174, Universitas Sam Ratulangi Manado, menghasilkan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengendalian persediaan bahan baku ikan yang dilakukan perusahaan sudah
cukup baik karena tidak pernah mengalami kehabisan bahan baku dalam
kegiatan produksi untuk memenuhi permintaan pembeli.
2. Berdasarkan hasil perhitungan, total biaya persediaan bahan baku ikan
dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) lebih kecil
dibandingan dengan metode yang digunakan oleh PT. Celebes
10
Minapratama.
5. Muhammad Arief, dalam artikel Analisis Perencanaan Persediaan Batu Bara
FX Dengan Metode Material Requirement Planning terbit di jurnal Teknik
Industri Vol. 01 No. 02 November 2018, ISSN : 2598-5795, Universitas
Serang Raya, menghasilkan kesimpulan bahwa berdasarkan analisis data yang
telah dilakukan, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa metode simple
average merupakan metode terpilih berdasarkan nilai kesalahan yang paling
kecil dibandingkan dengan metode yang lain. Metode Fixed Period
Requirement merupakan metode terbaik untuk perencanaan kebutuhan bahan
dilihat dari minimum biaya total yang dikeluarkan. Perhitungan lot sizing
dengan metode FPR menemukan bahwa total periode pemesanan yang efisien
adalah 4 kali pemesanan dalam jangka waktu satu tahun, dengan rentang
waktu antara pemesanan awal hingga pemesanan selanjutnya selama 2 bulan.
Nilai efisiensi penghematan metode FPR sebesar 25% lebih tinggi
dibandingkan dengan metode yang diterapkan perusahaan saat ini.
6. Swati Singh, dalam artikel Evaluation of Different Lot Sizing Techniques in a
MRP System terbit di International Journal of Advance Engineering and
Research Development (IJAERD) Vol. 04 No. 72 April 2017, e-ISSN : 2348 -
4470 , print-ISSN : 2348-6406, Sigma Institute of Engineering, menghasilkan
kesimpulan bahwa metode teknik lot sizing tergantung pada fluktuasi dari
permintaan dan jenis industrinya, dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan periode balancing yang memiliki biaya terendah dengan
menggunakan metode-metode lot sizing.
11
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Sistem Pengendalian Persediaan
2.2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Persediaan
Sistem pengendalian persediaan dapat didefinisikan sebagai
serangkaian kebijakan pengendalian untuk menentukan suatu tingkat
persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan
yang harus dilakukan dan berapa besar persediaan yang harus diadakan.
Sistem ini bertujuan untuk menentukan dan menjamin tersedianya suatu
persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang tepat.
Eddy Herjanto (2018:238) Mengendalikan persediaan yang tepat
bukan suatu hal yang mudah. Apabila persediaan terlalu besar, maka akan
mengakibatkan timbulnya dana menganggur yang besar (yang tertanam
dalam persediaan), meningkatnya biaya penyimpanan, dan resiko kerusakan
barang yang lebih besar. Namun, jika persediaan terlalu sedikit, akan
mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan persediaan (stockout) karena
seringkali bahan baku tidak dapat didatangkan secara mendadak dan sebesar
yang dibutuhkan, menyebabkan terhentinya proses produksi, tertundanya
penjualan, bahkan hilangnya pelanggan.
2.2.1.2 Tujuan Sistem Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan yang ditetapkan oleh setiap perusahaan
memiliki tujuan, secara terperinci menurut Assauri dikutip oleh (David
Wijay dkk, 2016) tujuan persediaan dapat dinyatakan sebagai bentuk usaha:
12
1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat
mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.
2. Menjaga agar supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak
terlalu besar atau berlebihan, sehingga biaya-biaya yang timbul dari
persediaan tidak terlalu besar.
3. Menjaga agar pembelian jumlah kecil dapat dihindari karena ini akan
berakibat biaya pemesanan menjadi besar.
2.2.2 Persediaan
2.2.2.1 Pengertian Persediaan
Persediaan menurut Eddy Herjanto (2018:237) yaitu bahan atau
barang yang disimpan dan akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu,
misalnya digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual
kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan
dapat dikategorikan seperti bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam
proses, barang jadi, ataupun suku cadang.
Persediaan menurut Rudianto (2012:222) adalah sejumlah barang jadi,
bahan baku, bahan dalam proses yang dimiliki perusahaan dagang dengan
tujuan untuk dijual atau diproses lebih lanjut.
Menurut Sofjan Assauri dikutip oleh (Katarina Zita Anggriana,2015)
menyatakan bahwa persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, parts
yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam
perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi/produk yang
13
disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan
setiap waktu.
2.2.2.2 Fungsi Persediaan
Eddy Herjanto (2018:238) Persediaan memiliki beberapa fungsi
penting bagi perusahaan, yaitu:
1. Menghilangkan risiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang
yang dibutuhkan oleh perusahaan.
2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga
harus dikembalikan.
3. Menghilangkan risiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.
4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga
perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia di pasaran.
5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon kuantitas.
6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tersedianya barang
yang diperlukan.
Persediaan bahan baku yang dimiliki perusahaan mempunyai fungsi
tersendiri bagi perusahaan yang dapat berguna di masa depan. Menurut
Handoko dikutip oleh (David Wijaya dkk, 2016) perusahaan melakukan
penyimpanan persediaan barang karena berbagai fungsi, yaitu:
1. Fungsi Decoupling
Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi-operasi
perusahaan internal dan eksternal mempunyai kebebasan (independensi).
14
Persediaan decouples ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi
permintaan langganan tanpa menunggu supplier.
2. Fungsi Economics Lot Sizing
Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi
dan membeli sumber-sumber daya dalam kuantitas yang dapat
mengurangi biaya-biaya per unit. Dengan persediaan lot size ini akan
mempertimbangkan penghematan-penghematan.
3. Fungsi Antisipasi
Sering perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat
diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data masa lalu.
Disamping itu, perusahaan juga sering dihadapkan pada ketidakpastian
jangka waktu pengiriman barang kembali sehingga harus dilakukan
antisipasi untuk cara menanggulanginya.
2.2.2.3 Jenis-Jenis Persediaan
Eddy Herjanto, (2018:238) Persediaan dapat dikelompokkan ke dalam
empat jenis, yaitu:
1. Fluctuation stock, merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk
menjaga terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak dapat diperkirakan
sebelumnya, dan untuk mengatasi bila terjadi kesalahan/penyimpangan
dalam prakiraan penjualan, waktu produksi, atau pengiriman barang.
2. Anticipation stock, merupakan persediaan untuk menghadapi permintaan
yang dapat diramalkan pada musim permintaan tinggi, tetapi kapasitas
15
produksi pada saat itu tidak mampu memenuhi permintaan. Persediaan
ini juga dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sulitnya diperoleh
bahan baku sehingga tidak mengakibatkan terhentinya produksi.
3. Lot-size inventory, merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah
yang lebih besar daripada kebutuhan saat itu. Persediaan dilakukan untuk
mendapatkan keuntungan dari harga barang (berupa diskon) karena
membeli dalam jumlah yang besar, atau untuk mendapatkan
penghematan dari biaya pengakutan per unit yang lebih rendah.
4. Pipeline inventory, merupakan persediaan yang dalam proses pengiriman
dari tempat asal ke tempat dimana barang tersebut akan digunakan.
Misalnya, barang yang dikirim dari pabrik menuju tempat penjualan,
yang dapat memakan waktu beberapa hari atau minggu.
Menurut Khairani (2013:50) berdasarkan jenisnya, secara umum
persedia dibagi atas 5 (lima) jenis:
1. Persediaan bahan baku (row material stock), yaitu barang-barang yang
dibeli dari pemasok (Supplier) dan akan digunakan atau diolah menjadi
produk jadi yang akan dihasilkan oleh perusahaan.
2. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in
process/progress stock) yaitu bahan baku yang sudah diolah atau dirakit
menjadi komponen namun masih membutuhkan langkah-langkah
selanjutnya agar produk dapat selesai dan menjadi produk akhir.
3. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (Component stock),
yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen (part) yang
16
diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung dirakit dengan
parts lain, tanpa proses produksi sebelumnya. Jadi bentuk barang yang
merupakan parts ini tidak mengalami perubahan dalam operasi.
4. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu barang yang telah selesai
diproses dan siap untuk disimpan di gudang, kemudian dijual atau
didistribusikan ke lokasi pemasaran.
5. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang pelengkap
(supplies stock), yaitu barang-barang yang dibutuhkan untuk menunjang
kebutuhan produksi, namun tidak menjadi bagian produk akhir yang
dihasilkan perusahaan.
2.2.2.4 Model Persediaan
Menurut Kamarul (2009) ada dua jenis model utama dalam
manajemen persediaan, yaitu model untuk persediaan independen dan
model persediaan dependen.
1. Model Persediaan Independent
Model persediaan independent adalah model penentuan jumlah
pembelian bahan atau barang yang bersifat bebas, biasanya diaplikasikan
untuk pembelian persediaan dimana permintaannya bersifat continue dari
waktu ke waktu dan bersifat konstan. Pemesanan pembelian dapat
dilakukan tanpa mempertimbangkan penggunaan produk akhirnya.
Sampai saat ini ada empat model persediaan yang popular, yaitu:
a. Economic Order Quantity (EOQ).
17
b. Economic Production Quantity (EPQ).
c. Back Order Inventory Model.
d. Quantity Discount Model.
2. Model Persediaan Dependen
Yang dimaksud dengan model persediaan dependen adalah model
penentuan jumlah pembelian atau penyediaan bahan atau barang yang
sangat tergantung kepada jumlah produk akhir yang harus dibuat dalam
suatu periode produksi tertentu. Jumlah produk akhir yang harus
diproduksi tergantung kepada permintaan konsumen. Jumlah permintaan
konsumen bersifat independent, tetapi suku cadang atau komponen
produk bersifat dependen kepada jumlah produk akhir yang harus
diproduksi.
Model penentuan jumlah pembelian atau penyediaan suku cadang atau
komponen produk ini dapat didekati dengan Material Requirement Planning
(MRP). MRP juga dapat diaplikasikan jika jumlah permintaan produk akhir
bersifat sporadis dan tidak teratur (irregular).
2.2.3 Peramalan
2.2.3.1 Definisi Peramalan
Heizer dan Render (2015) Peramalan adalah suatu seni dan ilmu
pengetahuan dalam memprediksi peristiwa pada masa mendatang.
Peramalan akan menggunakan data historis (seperti penjualan tahun lalu)
dan memproyeksikan mereka ke masa yang akan datang dengan model
18
matematika.
Agustina Eunike dkk, (2018:23) Peramalan adalah prediksi, proyeksi,
atau estimasi terjadinya suatu kejadian atau aktivitas yang tidak pasti dimasa
depan. Karena masa depan depan sangat sulit dipastikan, maka diperlukan
sistem forecast, baik secara implisit ataupun eksplisit.
2.2.3.2 Tujuan Peramalan
Agustina Eunike dkk, (2018:23) Tujuan dari forecasting adalah
menggunakan informasi terbaik yang tersedia saat ini sebagai panduan
aktifitas di waktu ke depan untuk mencapai tujuan dari organisasi.
2.2.3.3 Jenis Peramalan
Menurut Heizer dan Render (2015) menyebutkan bahwa peramalan
biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang
dicakupnya. Horizon waktu terbagi atas beberapa kategori:
1. Peramalan jangka pendek : Peramalan ini memiliki rentang waktu
sampai dengan 1 tahun, tetapi umumnya kurang dari 3 bulan. Digunakan
untuk perencanaan pembelian, penjadwalan pekerjaan, level angkatan
kerja, penugasan pekerjaan dan level produksi.
2. Peramalan jangka menengah : Kisaran menengah, atau intermediate,
peramalan umumnya rentang waktu dari 3 bulan hingga 3 tahun. Berguna
dalam perencanaan penjualan, perencanaan produksi dan penganggaran,
penganggaran uang kas, dan analisis variasi rencana operasional.
19
3. Peramalan kisaran panjang : Umumnya 3 tahun atau lebih dalam rentang
waktunya, peramalan jangka panjang digunakan dalam perencanaan
untuk produk baru, pengeluaran modal, lokasi tempat fasilitas atau
perluasan, dan penelitian serta pengembangan.
2.2.3.4 Langkah Peramalan
Heizer dan Render, (2015) Peramalan memiliki tujuh langkah dasar
yang harus diperhatikan dengan menggunakan Disney Word, yang menjadi
fokus kali ini yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan penggunaan dari peramalan.
2. Memilih barang yang akan diramalkan.
3. Menentukan horizon waktu dari peramalan.
4. Memilih model peramalan.
5. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat peramalan.
6. Membuat peramalan.
7. Memvalidasi dan mengimplementasikan hasilnya.
2.2.4 Menentukan Pesanan Persediaan
2.2.4.1 Material Requirement Planning (MRP)
Heizer dan Render (2015) menyebutkan bahwa MRP adalah model
permintaan terikat yang menggunakan daftar kebutuhan bahan, status
persediaan, penerimaan yang diperkirakan, dan jadwal produksi induk, yang
dipakai untuk menentukan kebutuhan material yang akan digunakan.
20
2.2.4.2 Tujuan MRP
Menurut Eddy Herjanto (2018:276), secara umum tujuan dari sistem
MRP dimaksud untuk mencapat tujuan sebagai berikut:
1. Meminimalkan persediaan.
MRP menentukan seberapa banyak dan kapan suatu barang atau
komponen diperlukan disesuaikan dengan jadwal induk produksi.
Dengan metode ini, pengadaan pembelian untuk komponen-komponen
yang diperlukan dalam suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas
kebutuhan yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan pada
biaya persediaan.
2. Mengurangi resiko kerena keterlambatan produksi atau pengiriman.
MRP mengidentifikasi banyaknya kebutuhan bahan dan komponen
yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan
memperhatikan waktu tenggang pada produksi maupun pengadaan
komponen, sehingga ini dapat memperkecil risiko tidak tersedianya
bahan yang akan diproses yang dapat menimbulkan terganggunya
rencana produksi.
3. Komitmen yang realistis.
Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat sesuai dengan
rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dapat
dilakukan secara realistis. Hal ini dapat mendorong meningkatnya
kepuasan dan kepercayaan dari konsumen.
4. Meningkatkan efisiensi.
21
MRP juga dapat mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah
persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman barang dapat
direncanakan secara lebih baik sesuai dengan jadwal induk produksi.
2.2.4.3 Komponen MRP
Menurut Eddy Herjanto (2018:277), Berdasarkan informasi jadwal
induk produksi dapat diketahui permintaan suatu produk akhir, yang
selanjutnya dengan mengetahui komponen yang membentuk suatu produk
akhir, status persediaan, dan waktu tenggang yang diperlukan untuk
memesan bahan atau merakit komponen yang bersangkutan, dapat disusun
perencanaan kebutuhan dari komponen yang diperlukan.
Komponen dasar MRP dapat digunakan dalam sistem MRP seperti
pada gambar 2.1.
Gambar 2.1
Sistem MRP
Daftar Material Jadwal induk produksi Data persediaan
Perencanaan kebutuhan material
Rencana pembelian Rencana produksi jangka
pendek
22
2.2.4.4 Proses MRP
Menurut Eddy Herjanto (2018:283), kebutuhan untuk setiap
komponen yang diperlukan dalam melaksanakan MPS dihitung dengan
prosedur sebagai berikut:
1. Melakukan analisis rencana produksi produk akhir (level 0), dimulai dari
penetapan kebutuhan kasar (GR) yang jumlahnya sesuai dengan rencana
produksi yang terdapat dalam MPS.
2. Netting, yaitu menghitung kebutuhan bersih dari kebutuhan kasar dengan
memperhitungkan jumlah barang yang akan diterima, jumlah persediaan
yang tersedia dan jumlah persediaan yang telah dialokasikan.
3. Menempatkan suatu pelepasan pemesanan (PO) pada waktu yang tepat
dengan cara menghitung mundur (backward scheduling) dari waktu yang
dikehendaki dengan memperhitungkan waktu tenggang
perakitan/pembuatan produk akhir tersebut.
4. Menjabarkan rencana produksi produk akhir ke kebutuhan kasar untuk
komponen-komponen (level 1) dengan memperhatikan kebutuhan per
unit sesuai dengan daftar material (BOM). Untuk komponen level 1,
kebutuhan kasar mengacu pada rencana pelepasan pesanan (PO) dari
level 0.
5. Proses analisis diteruskan ke komponen-komponen level berikutnya
samapai semua komponen telah dianalisis.
6. Dibuatkan rangkuman yang menunjukan schedule pembelian komponen
dasar (yang tidak dibuat/dirakit oleh perusahaan) dan schedule produksi
23
jangka pendek per jenis item. Schedule pembelian disampaikan ke bagian
pengadaan, sedangkan schedule produksi disampaikan ke lini-lini
produksi terkait.
2.2.4.5 Lot for Lot
Menurut Heizer dan Render (2015), sebuah sistem MRP adalah cara
yang sangat baik untuk menentukan jadwal produksi dan kebutuhan bersih.
Bagaimana pun, ketika terdapat kebutuhan bersih, maka keputusan berapa
banyak yang perlu dipesan harus dibuat. Keputusan ini disebut keputusan
penentuan ukuran lot (lot sizing decision) salah satunya Lot for Lot.
Menurut Purwati (dikutip oleh Katarina Zita Anggriana, 2008), metode
lot for lot (LFL), atau juga dikenal sabagai metode persediaan minimal,
berdasarkan pada ide menyediakan persediaan (atau memproduksi) sesuai
dengan yang diperlukan saja, jumlah persediaan diusahakan seminimal
mungkin. Jumlah pesanan sesuai dengan jumlah sesungguhnya yang
diperlukan (lot for lot) ini menghasilkan tidak adanya persediaan yang
disimpan. Sehingga, biaya yang timbul hanya berupa biaya pemesanan saja.
Asumsi yang ada di balik metode ini adalah bahwa pemasok tidak
mensyarakatkan ukuran lot tertentu, artinya berapapun ukuran lot yang
dipilih akan dapat dipenuhi. Metode ini mengandung risiko, yaitu jika
terjadi keterlambatan dalam pengiriman barang. Jika persediaan itu berupa
bahan baku, mengakibatkan terhentinya produksi. Jika persediaan ituberupa
barang jadi, menyebabkan tidak terpenuhinya permintaan pelanggan.
24
2.2.4.6 Fixed Order Quantity (FOQ)
Metode lainya dalam menentukan ukuran lot menurut Heizer dan
Render (2015), adalah Fixed Order Quantity ukuran lot pemesanan
ditentukan oleh pihak supplier dengan disesuaikan kapasitas yang dimiliki
oleh supplier tersebut. Pendekatan yang digunakan untuk lotting ini adalah
dengan konsep jumlah pemesanan yang tetap karena keterbatasan akan
fasilitas. Misalnya kemampuan gudang, transportasi, kemampuan supplier
dan pabrik. Jadi dalam menentukan ukuran lot berdasarkan intuisi atau
pengalaman sebelumnya.
Dapat disimpulkan bahwa teknik FOQ menggunakan kuantitas
pemesanan yang tetap untuk suatu persediaan bahan baku tertentu yang
dapat ditentukan secara sembarang atau berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi. Dalam teknik ini jika perlu menggunakan jumlah
pemesanan yang diperbesar untuk menyamai jumlah kebutuhan bersih yang
tinggi pada suatu periode tertentu yang harus dipenuhi, yang berarti ukuran
kuantitas pemesanannya (lot sizing) adalah sama untuk seluruh periode
selanjutnya dalam perencanaan.
2.2.4.7 Economic Order Quantity (EOQ)
Menurut Carter (dikutip oleh Siska dan Lili Syafitri, 2014) Kuantitas
Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity - EOQ) adalah jumlah
persediaan yang di pesan pada suatu waktu yang meminimalkan biaya
persediaan tahunan.
25
Metode EOQ dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu
dengan cara menguraikan dengan tabel atau dengan menggunakan rumus.
Heizer dan Render (2015) Perhitungan EOQ yaitu:
EOQ atau Q* = √
Keterangan:
Q = Jumlah unit per pesanan.
Q* = Jumlah optimum unit per pesanan.
D = Permintaan tahunan dalam unit.
S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan.
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun.
2.2.4.8 Format MRP
Menurut Hartini dikutip oleh (Katarina Zita Anggriana,2015) berikut
adalah format MRP seperti pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Format MRP
Periode 1 2 3 4
GR
OH
NR
PORec
PORel
26
Keterangan:
GR : Gross Requirement (kebutuhan kotor)
Adalah keseluruhan jumlah item (komponen) yang diperlukan pada
satu periode.
OH : On Hand (persediaan di tangan)
Adalah jumlah persediaan akhir suatu periode dengan
memperhitungkan jumlah persediaan yang ada ditambah dengan
jumlah item yang akan diterima.
NR : Net Requirement (kebutuhan bersih)
Adalah jumlah kebutuhan bersih dari suatu item yang diperlukan agar
dapat memenuhi kebutuhan kasar pada suatu periode yang akan
datang.
PORec : Plant Order Receipts (Rencana penerimaan pesanan)
Adalah jumlah item yang akan masuk sesuai dengan pemesanan.
PORel : Planned Order Release (Rencana Pemesanan)
Adalah jumlah item yang direncanakan untuk dipesan agar memenuhi
perencanaan masa datang.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif deskriptif. Menurut A. Muri Yusuf (2014) penelitian kuantitatif
deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu,
atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian di lakukan di PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia. Jl.
Raya Cibitung KM 48.8, Cibitung, Cikarang Barat, Kalijaya, Cikarang Bar.,
Bekasi, Jawa Barat 17520.
Jadwal penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret s.d bulan Agustus
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Uraian Maret
2019
April
2019
Mei
2019
Juni
2019
Juli
2019
Agustus
2019
1 Bimbingan I
2 Observasi
3 Wawancara
4 Analisis Data
5 Pengolahan Data
6 Bimbingan II
7 Pengesahan Peneliti
8 Ujian Skripsi
28
3.3 Rancangan Penelitian
3.3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Aktual permintaan periode sebelumnya
JIP/MPS
Jadwal Induk Produksi
Peramalan
Data Persediaan MRP
Lot Sizing
Metode EOQ Metode
Lot For Lot Metode FOQ
Perbandingan
Biaya
Perbandingan bahan baku yang diusulkan
29
3.3.2 Variabel Penelitian
Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini akan
dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Variabel Penelitian
Uraian Variabel Instrumen/Dimensi Penjelasan Atas Instrumen Variabel
Data Persediaan 1. Biaya pembelian. 1. Biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan kegiatan
pemesanan bahan/barang mulai
dari penempatan pemesanan
sampai tersedianya barang di
gudang. Biaya pemesanan ini
meliputi semua biaya yang
dikeluarkan dalam rangka
mengadakan pemesanan barang.
2. Pemakaian bahan 2. Merupakan gambaran atas
periode dari suatu permintaan,
termasuk peramalan dan
perencanaan yang berkaitan
dengan pemasaran, rencana
distribusi.
3. Catatan
persediaan
(Onhand)
3. Bahan baku atau barang yang
disimpan dan akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan
tertentu.
4. Waktu ancang
(lead time)
4. Pemesanan suatu barang sampai
barang itu datang dengan jangka
waktu yang bervariasi dari
beberapa jam, hari, bahkan
sampai beberapa bulan,
perbedaan waktu yang di maksud
antara lain yaitu pada saat
memesan sampai pada saat
barang datang.
30
5. Biaya
penyimpanan
(Holding Cost)
5. Biaya ini antara lain biaya sewa
gudang, biaya administrasi
pergudangan, gaji pelaksana
pergudangan, biaya listrik, biaya
modal yang tertanam dalam
persediaan, biaya asuransi,
ataupun biaya kerusakan,
kehilangan atau penyusutan
barang selama dalam
penyimpanan. Biaya
penyimpanan dapat dinyatakan
dalam dua bentuk, yaitu sebagai
presentase dari unit harga/nilai
barang, dan dalam bentuk rupiah
per unit barang dalam periode
waktu tertentu.
3.4 Populasi dan Pengambilan Sampel
Juliansyah Noor (2017:147) populasi digunakan untuk menyebutkan seluruh
elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian atau
merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian. Pada penelitian ini,
objek yang akan digunakan dalam penelitian oleh peneliti adalah welding wire.
Objek sampel yang digunakan pada penilitian ini dengan melihat dari faktor
frekuesnsi pemakaiannya adalah welding wire KC26 dan welding wire MG-50
dengan sampel penelitian meliputi welding wire KC26 D1.2mm 20kg, welding
wire KC26 D1.4mm 20kg dan welding wire MG-50 D1.2mm 300kg.
Sumber data yang diambil berasal dari sumber internal perusahaan. Jenis
data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder dari perusahaan tempat
penelitian dilakukan. Data-data tersebut meliputi:
1. Data Primer, berupa:
a. Biaya pembelian.
31
b. Biaya penyimpanan (Holding Cost).
c. Waktu ancang (Lead time).
2. Data Sekunder, berupa:
a. Data permintaan.
b. Data persediaan (Onhand).
3.5 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data adalah:
1. Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan mencatat data dari arsip atau
dokumen-dokumen pendukung dari perusahaan.
2. Wawancara.
Juliansyah Noor (2017:138) wawancara merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan
yang di wawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk
dijawab pada kesempatan lain. Wawancara yang digunakan hanya berupa
garis-garis dan permasalahan yang akan ditanyakan.
3. Observasi
Menurut A. Muri Yusuf (2014) observasi sebagai teknik pengumpulan
data sangat banyak di tentukan pengamat sendiri, sebab pengamat melihat,
mendengar, mencium, atau mendengarkan suatu objek penelitian dan kemudian
dia menyimpulkan dari apa yang diamati itu.
32
3.6 Teknik Analisis
3.6.1 Peramalan
Peramalan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan
regresi linier. Dalam situasi peramalan mengandung derajat ketidakpastian atau
kesalahan dalam perumusan peramalan. Akurasi hasil peramalan yang
merupakan ukuran kesalahan peramalan adalah ukuran tentang tingkat
perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi.
Metode peramalan dan akurasi hasil peramalan tersebut dapat
dibandingkan dengan ukuran sebagai berikut:
1. Regresi Linier Sederhana
Menurut Eddy Herjanto (2018:97) Prinsip regresi linier sederhana
adalah untuk menguji hubungan antara dua kelompok data, yaitu kelompok
variabel tak bebas (y) dengan kelompok variabel bebas (x).
Regresi Linier Sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut :
F(x) = y’ = a+bx
a =
b =
Keterangan:
y = Variabel dependent.
a = Konstanta.
b = Koefisien variabel.
x = Variabel independent.
n = Jumlah periode.
F(x) = Hasil peramalan pada periode tertentu.
33
∑ y = Jumlah data aktual.
∑ x = Jumlah data periode.
∑ x.y = Jumlah dari data aktual yang dikalikan dengan periode (x).
∑ = Jumlah dari periode setelah dipangkatkan.
2. MAD (Mean Absolute Deviation)
Merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa
memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil.
MAD dapat dirumuskan sebagai berikut :
MAD = y - Fy
Keterangan:
MAD = Mean Absolute Deviation.
∑ = Sigma.
Fy = Ramalan untuk perbulan.
Ay = Nilai aktual perbulan.
n = Jumlah periode.
3. MSE (Mean Sequare Error)
Cara perhitungan Mean Sequare Error yaitu dengan menjumlahkan
kuadrat semua kesalahan peramalan pada setiap periode dan membaginya
dengan jumlah periode yang diramalkan.
MSE dapat dirumuskan sebagai berikut :
MSE =
Keterangan:
34
MSE = Mean Sequare Error.
∑ = Sigma.
Fy = Ramalan untuk perbulan.
Ay = Nilai aktual perbulan.
n = Jumlah periode.
3.6.2 Material Requirements Planning (MRP)
Data peramalan yang telah diperoleh dengan menggunakan metode
regresi linier sederhana, selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan
beberapa metode MRP. Adapun metode itu diantaranya:
1. Lot for Lot (LFL).
2. Fixed Order Quantity (FOQ).
3. Economic Order Quantity (EOQ).
Perhitungan MRP tersebut dilakukan dengan menggunakan metode cara
perhitungan sebagaimana telah di jelaskan di bab sebelumnya.
35
BAB IV
GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Objek
4.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia adalah sebuah perusahaan
Joint Venture yang berdiri pada tanggal 15 Mei 1991 oleh PT. Hitachi
Construction Machinery Co. Ltd – Japan, Itochu Corporation – Japan, Hitachi
Construction Machinery Singapore Pte. Ltd, PT. Murinda Iron Steel dan PT.
Anggaputra Dhananjaya.
Sejak awal berdirinya, produk utama yang dihasilkan adalah Hydrolic
Excavator dan Wheel Loaders yang mendapatkan lisensi dari Hitachi
Construction Machinery Co. Ltd – Japan dan tambahan produk-produk
fabrikasi Engineering yaitu berbagai macam jenis seperti Heavy Equipment
dan juga Pressure Vessel. Bekerjasama dengan pemerintah untuk mensupport
industrialisasi di Indonesia.
PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia telah disertifikasi oleh
ISO 9001, Quality Management System sejak 1997 dan mengimplementasikan
ISO 14001 dimulai pada 2000 untuk Environment Management System (EMS)
untuk memastikan bahwa produk-produk Hitachi dibuat dengan berkonsentrasi
pada keamanan dan lingkungan.
PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia pada 01 Oktober 1991
mendirikan pabrik pertama yang berlokasi di rawapasung, Kota Bekasi. Pada
36
tahun 1993 kantor dan pabrik kedua (Cibitung 1) tahap ke-1 dengan gedung A,
B, C mulai beroperasi. Pada tahun 1995 pengiriman Excavator mencapai 1.000
unit, Pada tahun 2001 pembangunan pabrik cibitung 1 tahap ke- 2 Gedung D,
E, F (Excavator), tahun 2007 pembangunan pabrik cibitung 1 tahap ke- 3
Gedung G, H, I (Ultra Large & Engineering Project), tahun 2008
pembangunan pabrik cibitung 1 tahap ke-4 Gedung J, bangunan fasilitas pabrik
lengkap (perakitan excavator hidrolik) dengan total kumulatif pengiriman
excavator mencapai 10.000 unit, Pada tahun 2012 plant 2 PT. Hitachi
Construction Machinery Indonesia MM2100 (Cibitung 2) dan Mulai beroperasi
15 Oktober 2012 dan pada tahun 2018 total akumulasi pengiriman
Excavator mencapai 33.333 unit.
4.1.2 Profil Perusahaan
PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia memiliki dua pabrik,
berikut alamat dan peta lokasi PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia.
1. Alamat Perusahaan
a. Head Office / Cibitung 1 Factory
Alamat : Jl. Raya Cibitung KM 48,8 Cibitung.
Bekasi 17520, Indonesia.
b. Cibitung 2 Factory
Alamat : Kawasan Industri MM2100.
Jl. Selayar II Kavling K-1 Desa telajung
Kec. Cikarang Barat Kab. Bekasi 17520
37
2. Peta Perusahaan
a. Head Office / Pabrik Cibitung 1
Gambar 4.1
Pabrik Cibitung 1
b. Pabrik Cibitung 2
Gambar 4.2
Pabrik Cibitung 2
3. Luas Pabrik
Luas Bangunan Cibitung 1 : 9.7 ha
Luas Tanah Cibitung 1 : 21 ha
38
Luas Bangunan Cibitung 2 : 2.3 ha
Luas Tanah Cibitung 2 : 10 ha
PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia memiliki beberapa
produk yang di produksi dengan categori 10 ton, 20 ton dan 30 ton untuk
excavator ukuran sedang, type EX1900 sampai dengan type EX8000 untuk
excavator ukuran besar dan engineering product. Berikut beberapa contoh
model excavator:
1. Manufacturer of Excavators
Gambar 4.3
Excavator Mid-size
Excavator ZX110 MF (10 Ton) Excavator ZX130 (10 Ton)
Excavator ZX200-5G (20 Ton) Excavator ZX210 MF (20 Ton)
Excavator ZX330 (30 Ton) Excavator ZX330 LCH (30 Ton)
39
2. Manufacturer of Heavy Equipment Components
a. Ultra Large Size Excavator
Gambar 4.4
Excavator Ultra Large
1. Bucket Hoe
2. Loader Boom
3. Loader Arm
4. Main Frame
5. Track Frame
6. Side Frame
b. Dump Truck Body
Gambar 4.5
Dump Truck Body
40
3. Engineering Product
a. Transformer Tank.
b. Pressure Vessel.
c. Non Pressurized Tank.
d. Steel Structure.
e. Material Handling System.
f. Pipeline.
g. Crane Girder.
4. Unit Produksi
a. Excavator Mid-size : 5500 Unit/Tahun.
b. Excavator Ultra Large : 247 Unit/Tahun.
c. Engineering Product : 2000 Ton/Tahun.
4.1.3 Visi Perusahaan
Melalui kreatifitas, kepercayaaan dan solidaritas, kami HCMI
memproduksi metal konstruksi yang memuaskan pelanggan, memberikan
kontribusi kepada masyarakat dan meningkatkan diri menuju tingkat yang
lebih baik
4.1.4 Misi Perusahaan
Misi PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia terdiri dari 3 bagian,
yang diantaranya sebagai berikut:
1. Utamakan pelanggan
41
2. Teknologi kreatif dan usaha inovatif
3. Menghargai hidup dan martabat manusia
4.1.5 Kebijakan Perusahaan
4.1.5.1 Kebijakan Lingkungan
PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia adalah produsen
bermacam-macam spesifikasi mesin kontruksi, komponen dan produk
engineering yang berkomitmen untuk melakukan perlindungan lingkungan
dengan cara memperkecil dampak negatif terhadap lingkungan dari kegiatan
produksi kami, melalui upaya perbaikan berkelanjutan dalam sistem
manajemen lingkungan.
Arti HCMI dalam kebijakan perusahaan:
H : Harus mengutamakan K3 untuk karyawan, siaga dan tanggap dalam
keadaan darurat dan adaptasi terhadap perubahan iklim global.
C : Cegah pencemaran lingkungan, pemborosan pemakaian energi,air dan
sumber daya alam lainnya, kurangi limbah bila memungkinkan.
M : Mentaati perundang-undangan dan peraturan lingkungan serta
persyaratan lainnya.
I : Ingin meningkatkan peran aktif dan kesadaran lingkungan bagi
karyawan dan melalui pelatihan dan pendidikan.
4.1.5.2 Kebijakan Mutu
PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia berkomitmen untuk
42
selalu mengirimkan produk yang bermutu tinggi dengan harga bersaing dan
pengiriman tepat waktu untuk memuaskan semua pelanggan. Untuk
mencapai tujuan ini,
1. PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia selalu dituntut untuk
selalu meningkatkan dan memelihara sistem manajemen.
2. PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia dituntut untuk
meningkatkan moral secara berkelanjutan, dimana semua karyawan
selalu bekerja keras dan berpartisipasi secara aktif dalam pencapaian
target perusahaan.
3. PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia dapat menjadi
perusahaan berskala internasional dan selalu memberikan kepuasan
pada pelanggan.
4. PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia akan mengembangkan
dan memperkenalkan teknologi baru yang didukung suatu program
pelatihan yang efektif dan untuk memastikan peningkatan mutu yang
berkelanjutan.
Arti HCMI dalam kebijakan mutu:
H : Hanya menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan tepat waktu
pengiriman.
C : Customer puas mendapatkan produk dan pelayanan bernilai tinggi.
M : Motivasi karyawan untuk berpartisipasisecara aktif dan di dalam
pencapaian target perusahaan.
43
I : Ingin menjadi perusahaan yang berskala internasional dengan
peningkatan yang berkelanjutan dengan motivasi kuat untuk pencapaian
target kerja.
4.1.5.3 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia adalah produsen
bermacam-macam spesifikasi mesin konstruksi, komponen dan produk
engineering yang berkomitmen untuk melakukan sistem manajemen K3
berdasarkan standar persyaratan OHSAS 18001:2007 dan tetap
mengutamakan tujuan yang memperhatikan aspek kepedulian keselamatan
dan kesehatan kerja bersama dengan karyawan, pelanggan, tamu dan semua
orang yang secara langsung atau tidak langsung berdampak pada kegiatan di
HCMI.
Arti HCMI dalam kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja:
H : Hanya menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan tepat waktu
pengiriman.
C : Customer puas mendapatkan produk dan pelayanan bernilai tinggi.
M : Motivasi karyawan untuk berpartisipasisecara aktif dan di dalam
pencapaian target perusahaan.
I : Ingin menjadi perusahaan yang berskala internasional dengan
peningkatan yang berkelanjutan dengan motivasi kuat untuk pencapaian
target kerja.
44
4.1.6 Struktur Organisasi
Gambar 4.6
PT. HITACHI CONSTRUCTION MACHINERY INDONESIA
FY2019 ORGANIZATION STRUCTUR
45
4.2 Deskripsi Welding Wire
4.2.1 Jenis Welding Wire
Welding wire yang diteliti pada penelitian ini adalah:
1. Kiswel Welding Wire KC26
Diameter : 1.2 mm
Berat : 20 kg
Spesifikasi : Pengelasan untuk butt dan fillet kendaraan, produk listrik,
kapal, mesin dan jembatan. Karakteristik penggunaan kawat
untuk pengelasan arus tinggi di semua posisi, kinerja busur
stabil dan percikan yang rendah. Cocok untuk pengelasan
pelat tebal berkecepatan tinggi, ketahanan retak yang baik
dari logam las yang dipadatkan.
Gambar 4.7
Welding Wire KC-26 Dia 1.4 @20 Kg
2. Kiswel Welding Wire KC26
Diameter : 1.4 mm
Berat : 20 kg
Spesifikasi : Pengelasan untuk butt dan fillet kendaraan, produk listrik,
kapal, mesin dan jembatan. Karakteristik penggunaan kawat
46
untuk pengelasan arus tinggi di semua posisi, kinerja busur
stabil dan percikan yang rendah. Cocok untuk pengelasan
pelat tebal berkecepatan tinggi, ketahanan retak yang baik
dari logam las yang dipadatkan.
Gambar 4.8
Welding Wire KC-26 Dia 1.2 @20 Kg
3. Welding Wire MG-50
Diameter : 1.2mm
Berat : 300 kg
Spesifikasi : Pengelasan untuk butt dan fillet dari berbagai struktur
seperti baja, jembatan, mesin industri, pembuatan kapal dan
kendaraan.
Gambar 4.9
Welding Wire MG-50 Dia 1.2 @300 Kg
47
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Prosedur Permintaan Pembelian dan Pemesanan Welding Wire
Dalam proses transaksi pembelian welding wire pada PT. Hitachi
Construction Machinery Indonesia di dasarkan pada forecasting dari PPIC dan
mengecek persediaan welding wire di gudang berdasarkan data persediaan
yang tersimpan di dalam komputer. Jika persediaan welding wire hampir habis
maka bagian gudang akan membuat SPP (Surat Permintaan Pembelian)
welding wire ke bagian pemebelian (procurement) kemudian akan dilakukan
pemesanan welding wire kepada pemasok untuk memasok kebutuhan welding
wire yang akan dipesan.
5.1.2 Prosedur Pengeluaran Welding Wire
Dalam proses pengeluaran welding wire pada PT. Hitachi Construction
Machinery Indonesia pengeluaran barang berdasarkan atas permintaan dari
bagian produksi dengan menggunakan kertas bon. Bagian produksi
menyerahkan kertas bon ke supir forklif yang nantinya akan di teruskan ke
bagian gudang untuk syarat mengeluarkan welding wire dan supir forklif
mengirimkan welding wire ke bagian produksi dan bagian gudang mencatat
jumlah pengeluaran welding wire di dalam komputer.
48
5.2 Pembahasan
5.2.1 Analisis Pengendalian Pembelian atau Pemesanan Persediaan
Pada PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia, dalam kegiatan
operasional pembelian yang dilakukan selama ini pemesanan disesuaikan
dengan kapasitas kontainer atau dapat disebut Full Container Load (FCL)
dengan maksimal kapasitas 1 kontainer sebanyak 1000 roll untuk welding wire
20 kg dengan pembagian 12 palet dikali 60 roll, 3 palet dikali 72 roll dan 1
palet untuk 64 roll dan sebanyak 80 drum untuk welding wire 300 kg dengan
pembagian 20 palet dikali 4 drum. Hal tersebut dibuat berdasarkan biaya
pemesanan dan penyimpanan kontainer yang tetap tanpa dipengaruhi oleh
kuantitas pembelian dan menjadi suatu acuan perusahaan dalam melakukan
pemesanan berikutnya, sehingga tidak ada metode yang digunakan untuk
menetapkan kuantitas pembelian atau pemesanan.
5.2.2 Analisis Pengendalian Terhadap Penerimaan Persediaan
Pada PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia pengendalian
terhadap penerimaan persediaan welding wire sudah terkontrol dengan baik,
karena barang yang diterima dari pemasok diperiksa dan diteliti kembali.
Memeriksa apakah jumlah dan jenis barang telah sesuai dengan apa yang telah
dipesan sebelumnya dan apakah terdapat barang yang cacat. Jika barang yang
diterima ditemukan ada yang cacat maka pihak procurement akan memanggil
supplier untuk mengecek barang tersebut dan akan dilakukan proses
penggantian. Welding wire yang baru masuk dilakukan perhitungan kembali,
49
kemudiaan dicatat di dalam komputer dan dimasukkan ke gudang
penyimpanan sesuai dengan tempat dan posisi letak barang tersebut.
5.2.3 Analisis Pengendalian Terhadap Pengeluaran Persediaan
Pengendalian pengeluaran welding wire pada PT. Hitachi Construction
Machinery Indonesia sudah terkontrol dengan baik karena jumlah pengeluaran
welding wire sudah sesuai berdasarkan permintaan bagian produksi yang
diberikan oleh bagian gudang. Jumlah welding wire yang dikeluarkan dari
gudang ke bagian produksi sesuai dengan jumlah yang tercantum pada kertas
BON yang telah dibuat oleh bagian produksi sebagai instrumen dalam transaksi
pengeluaran barang dan selanjutnya data pengeluaran disimpan di dalam
komputer.
5.2.4 Peramalan
Proses peramalan yang akan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan
welding wire di bulan Juni 2019 sampai dengan Mei 2020 pada penelitian ini
yaitu dilakukan dengan menggunakan metode forecasting regresi linier
sederhana. Berikut adalah data pemakaian Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20
Kg, Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg dan Welding Wire MG-50 Dia 1,2
@300 Kg dari bulan Juni 2018 sampai dengan Mei 2019 seperti pada tabel data
pemakaian sebagai berikut:
50
Tabel 5.1
Data Pemakaian Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg
Tahun 2018, 2019.
Tahun Bulan Periode
(x)
Pemakaian
(y)
2018
Juni 1 397
Juli 2 309
Agustus 3 590
September 4 560
Oktober 5 553
November 6 522
Desember 7 325
2019
Januari 8 830
Februari 9 470
Maret 10 840
April 11 950
Mei 12 675
Tabel 5.2
Data Pemakaian Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
Tahun 2018, 2019.
Tahun Bulan Periode
(x)
Pemakaian
(y)
2018
Juni 1 285
Juli 2 576
Agustus 3 316
September 4 141
Oktober 5 689
November 6 679
Desember 7 823
2019
Januari 8 811
Februari 9 708
Maret 10 764
51
April 11 180
Mei 12 421
Tabel 5.3
Data Pemakaian Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
Tahun 2018, 2019.
Tahun Bulan Periode
(x)
Pemakaian
(y)
2018
Juni 1 54
Juli 2 101
Agustus 3 86
September 4 122
Oktober 5 136
November 6 80
Desember 7 82
2019
Januari 8 74
Februari 9 100
Maret 10 56
April 11 40
Mei 12 12
Dari data tersebut akan ditentukan hasil perhitungan forecasting untuk
kebutuhan bulan Juni 2019 sampai dengan Mei 2020 dengan menggunakan
perhitungan peramalan metode regresi linier sederhana.
5.2.4.1 Regresi Linier Sederhana
Data aktual permakaian pada periode sebelumnya digunakan sebagai
acuan dalam menentukan forecasting pada penelitian ini dengan
menggunakan metode regresi linier sederhana yang akan ditentukan hasil
perhitungan untuk kebutuhan bulan Juni 2019 sampai dengan Mei 2020.
52
Regresi Linier Sederhana dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 5.4
Regresi Linier Sederhana Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg
Tahun Bulan Periode
(x)
Pemakaian
(y) x.y x
2
2018
Jun 13 397 5161 169
Jul 14 309 4326 196
Agu 15 590 8850 225
Sep 16 560 8960 256
Okt 17 553 9401 289
Nov 18 522 9396 324
Des 19 325 6175 361
2019
Jan 20 830 16600 400
Feb 21 470 9870 441
Mar 22 840 18480 484
Apr 23 950 21850 529
Mei 24 675 16200 576
∑ x = 222 ∑y = 7021 ∑x.y = 135269 ∑x2 = 4250
Tabel 5.5
Regresi Linier Sederhana Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
Tahun Bulan Periode
(x)
Pemakaian
(y) x.y x
2
2018
Jun 13 285 3705 169
Jul 14 576 8064 196
Agu 15 316 4740 225
Sep 16 141 2256 256
Okt 17 689 11713 289
Nov 18 679 12222 324
Des 19 823 15637 361
2019
Jan 20 811 16220 400
Feb 21 708 14868 441
Mar 22 764 16808 484
53
Apr 23 180 4140 529
Mei 24 421 10104 576
∑ x = 222 ∑ y = 6393 ∑x.y = 120477 ∑x
2 = 4250
Tabel 5.6
Regresi Linier Sederhana Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
Tahun Bulan Periode
(x)
Pemakaian
(y) x.y x
2
2018
Jun 13 54 702 169
Jul 14 101 1414 196
Agu 15 86 1290 225
Sep 16 122 1952 256
Okt 17 136 2312 289
Nov 18 80 1440 324
Des 19 82 1558 361
2019
Jan 20 74 1480 400
Feb 21 100 2100 441
Mar 22 56 1232 484
Apr 23 40 920 529
Mei 24 12 288 576
∑ x = 222 ∑ y = 943 ∑ x.y = 16688 ∑x2 = 4250
Dari perhitungan data pada tabel tersebut , maka di dapatkan data
sebagai berikut:
1. Regresi Linier Sederhana Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg
∑ x = 222
∑ y = 7021
∑ x.y = 135269
∑ = 4250
2. Regresi Linier Sederhana Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
54
∑ x = 222
∑ y = 6393
∑ x.y = 120477
∑ = 4250
3. Regresi Linier Sederhana Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
∑ x = 861
∑ y = 943
∑ x.y = 16688
∑ = 4250
Jika seluruh sigma dan nilai lainnya sudah didapat, maka proses
perhitungan nilai a dan b bisa dilakukan dengan mengikuti rumus regresi
linier sederhana.
a =
b =
Proses perhitungan Forecasting Regresi Linier Sederhana:
1. Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg
b = -
-
= -
- =
= 37,63
a = - .
= -
=
-
= -111
55
Hasil nilai a dan b tersebut dimasukan kedalam persamaan linier
sederhana dengan rumus sebagai berikut:
F x = y’ = a + bx
Maka didapatkan hasil peramalan F(x) yaitu hasil linier dari bulan
Juni 2019 sampai dengan bulan Mei 2020 yang proses perhitungan
seperti tabel berikut:
Tabel 5.7
Forecasting Regresi Linier Sederhana Welding Wire
KC-26 Dia 1,4 @20 Kg
Periode (x) Proses Perhitungan F x = y’ = a + bx y’ y’
13 -111 + ( 37,63. 13 ) 378,14 378
14 -111 + ( 37,63. 14 ) 415,77 416
15 -111 + ( 37,63. 15 ) 453,39 453
16 -111 + ( 37,63. 16 ) 491,02 491
17 -111 + ( 37,63. 17 ) 528,64 529
18 -111 + ( 37,63. 18 ) 566,27 566
19 -111 + ( 37,63. 19 ) 603,90 604
20 -111 + ( 37,63. 20 ) 641,52 642
21 -111 + ( 37,63. 21 ) 679,15 679
22 -111 + ( 37,63. 22 ) 716,77 717
23 -111 + ( 37,63. 23 ) 754,40 754
24 -111 + ( 37,63. 24 ) 792,03 792
2. Forecasting Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
b = -
-
= -
- =
= 15,43
56
a = - .
= -
=
= 247,29
Hasil nilai a dan b tersebut dimasukan kedalam persamaan linier
sederhana dengan rumus sebagai berikut:
F x = y’ = a + bx
Maka didapatkan hasil peramalan F(x) yaitu hasil linier dari bulan
Juni 2019 sampai dengan bulan Mei 2020 yang proses perhitungan
seperti tabel berikut:
Tabel 5.8
Forecasting Regresi Linier Sederhana Welding Wire
KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
Periode (x) Proses Perhitungan F x = y’ = a + bx y’ y’
13 247,29 + ( 15,43 . 13 ) 447,88 448
14 247,29 + ( 15,43 . 14 ) 463,31 463
15 247,29 + ( 15,43 . 15 ) 478,74 479
16 247,29 + ( 15,43 . 16 ) 494,17 494
17 247,29 + ( 15,43 . 17 ) 509,60 510
18 247,29 + ( 15,43 . 18 ) 525,03 525
19 247,29 + ( 15,43 . 19 ) 540,47 540
20 247,29 + ( 15,43 . 20 ) 555,90 556
21 247,29 + ( 15,43 . 21 ) 571,33 571
22 247,29 + ( 15,43 . 22 ) 586,76 587
23 247,29 + ( 15,43 . 23 ) 602,19 602
24 247,29 + ( 15,43 . 24 ) 617,62 618
3. Forecasting Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
b = -
-
57
= -
- =
-
= -5,30
a = - - .
= -
=
= 176,58
Hasil nilai a dan b tersebut dimasukan kedalam persamaan linier
sederhana dengan rumus sebagai berikut:
F x = y’ = a + bx
Maka didapatkan hasil peramalan F(x) yaitu hasil linier dari bulan
Juni 2019 sampai dengan bulan Mei 2020 yang proses perhitungan
seperti tabel berikut:
Tabel 5.9
Forecasting Regresi Linier Sederhana Welding Wire
MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
Periode (x) Proses Perhitungan F x = y’ = a + bx y’ y’
13 176,58 + ( -5,30. 13 ) 107,72 108
14 176,58 + ( -5,30. 14 ) 102,42 102
15 176,58 + ( -5,30. 15 ) 97,12 97
16 176,58 + ( -5,30. 16 ) 91,83 92
17 176,58 + ( -5,30. 17 ) 86,53 87
18 176,58 + ( -5,30. 18 ) 81,23 81
19 176,58 + ( -5,30. 19 ) 75,93 76
20 176,58 + ( -5,30. 20 ) 70,64 71
21 176,58 + ( -5,30. 21 ) 65,34 65
22 176,58 + ( -5,30. 22 ) 60,04 60
23 176,58 + ( -5,30. 23 ) 54,75 55
24 176,58 + ( -5,30. 24 ) 49,45 49
58
5.2.5 Analisis Akurasi Forecasting
Setelah hasil proses perhitungan peramalan untuk kebutuhan Welding
Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg, Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg dan
Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg dengan menggunakan metode
Forecasting Regresi Linier Sederhana telah didapat maka langkah selanjutnya
adalah melakukan perhitungan akurasi keakuratan dari hasil perhitungan
forecasting yang sudah di dapat. Perhitungan akurasi keakuratan forecasting
dapat dihitung dengan menggunakan metode MAD (Mean Absolute Deviation)
dan MSE (Mean Sequare Error).
Tabel 5.10
Akurasi Forecasting Regresi Linier Sederhana Welding Wire
KC-26 Dia 1,4 @20 Kg
Period
(x)
Pemakaian
(y) F
13 397 378
14 309 416
15 590 453
16 560 491
17 553 529
18 522 566
19 325 604
20 830 642
21 470 679
22 840 717
23 950 754
24 675 792
59
MAD |MAD| MSE
y-F |y-F| (y-F)2
19 19 356
-107 107 11399
137 137 18662
69 69 4758
24 24 593
-44 44 1960
-279 279 77783
188 188 35524
-209 209 43743
123 123 15185
196 196 38259
-117 117 13695
∑M D = 1512 ∑MSE = 261917
Jika seluruh nilai sigma sudah didapat, maka proses selanjutnya yaitu
perhitungan nilai dilakukan dengan mengikuti rumus sebagai berikut:
1. MAD (Mean Absolute Deviation)
MAD = y - Fy
=
= 126,02
2. MSE (Mean Sequare Error)
MSE =
=
= 21826,41
Dari perhitungan dengan menggunakan regresi linier sederhana pada
tabel tersebut, maka di dapatkan data sebagai berikut:
60
1. MAD = 126,02
2. MSE = 21826,41
Tabel 5.11
Akurasi Forecasting Regresi Linier Sederhana Welding Wire
KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
Period
(x)
Pemakaian
(y) F
13 285 448
14 576 463
15 316 479
16 141 494
17 689 510
18 679 525
19 823 540
20 811 556
21 708 571
22 764 587
23 180 602
24 421 618
MAD |MAD| MSE
y-F |y-F| (y-F)2
-163 163 26531
113 113 12698
-163 163 26486
-353 353 124732
179 179 32183
154 154 23705
283 283 79826
255 255 65079
137 137 18680
177 177 31416
-422 422 178240
61
-197 197 38658
∑M D = 2595,2 ∑MSE = 658234
Jika seluruh nilai sigma sudah didapat, maka proses selanjutnya yaitu
perhitungan nilai dilakukan dengan mengikuti rumus sebagai berikut:
1. MAD (Mean Absolute Deviation)
MAD = y - Fy
=
= 216,27
2. MSE (Mean Sequare Error)
MSE =
=
= 54852,82
Dari perhitungan dengan menggunakan regresi linier sederhana pada
tabel tersebut, maka di dapatkan data sebagai berikut:
1. MAD = 216,27
2. MSE = 54852,82
62
Tabel 5.12
Akurasi Forecasting Regresi Linier Sederhana Welding Wire
MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
Period
(x)
Pemakaian
(y) F
13 54 108
14 101 102
15 86 97
16 122 92
17 136 87
18 80 81
19 82 76
20 74 71
21 100 65
22 56 60
23 40 55
24 12 49
MAD |MAD| MSE
y-F |y-F| (y-F)2
-54 54 2886
-1 1 2
-11 11 124
30 30 910
49 49 2447
-1 1 2
6 6 37
3 3 11
35 35 1201
-4 4 16
-15 15 217
-37 37 1402
∑M D = 247 ∑MSE = 9256,3
63
Jika seluruh nilai sigma sudah didapat, maka proses selanjutnya yaitu
perhitungan nilai dilakukan dengan mengikuti rumus sebagai berikut:
1. MAD (Mean Absolute Deviation)
MAD = y - Fy
=
= 20,62
2. MSE (Mean Sequare Error)
MSE =
=
= 771,36
Dari perhitungan dengan menggunakan regresi linier sederhana pada
tabel tersebut, maka di dapatkan data sebagai berikut:
1. MAD = 20,62
2. MSE = 771,36
Dari hasil perhitungan akurasi keakuratan forecasting dengan
menggunakan metode MAD (Mean Absolute Deviation) dan MSE (Mean
Sequare Error) maka dapat di simpulkan sebagai berikut:
Tabel 5.13
Akurasi Forecasting Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg
Regresi Linier Sederhana
∑M D 126,02
∑MSE 21826,41
64
Tabel 5.14
Akurasi Forecasting Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
Regresi Linier Sederhana
∑M D 216,27
∑MSE 54852,82
Tabel 5.15
Akurasi Forecasting Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
Regresi Linier Sederhana
∑M D 20,62
∑MSE 771,36
5.2.6 Penyusunan Tabel Material Requirements Planning (MRP)
Setelah langkah proses peramalan telah selesai, maka langkah
selanjutnya adalah pengisian atau pembuatan tabel MRP. Dengan melihat data
pada tabel MRP kita dapat mengetahui berapa jumlah persediaan tiap akhir
bulan, berapa jumlah pemesanan kebutuhan welding wire yang perlukan dan
kapan pemesanan welding wire tersebut dapat dilaksanakan. Selain itu juga
dapat juga diketahui kapan barang yang dilakukan pemesanan tersebut dapat
diterima dan jumlah kebutuhan welding wire untuk setiap bulannya.
Pengisian tabel MRP berdasarkan dari data stok persediaan welding wire
sebelumnya, jumlah kebutuhan welding wire dari data peramalan yang telah
diperoleh dengan menggunakan metode regresi linier sederhana, lot sizing
pembelian welding wire, dan lead time pembelian welding wire. Adapun
metode itu diantaranya:
65
1. Lot for Lot (LFL).
2. Fixed Order Quantity (FOQ).
3. Economic Order Quantity (EOQ).
5.2.6.1 Lot For Lot (LFL)
Jumlah pesanan sesuai dengan jumlah yang sesungguhnya diperlukan
dan tidak adanya persediaan yang disimpan.
1. Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg
Tabel 5.16
Tabel MRP Lot For Lot Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg
2019
Juni Juli Agustus September Oktober November
Periode 13 14 15 16 17 18
GR 378 416 453 491 529 566
OH 535 157 0 0 0 0
NR 0 259 453 491 529 566
PORec 0 259 453 491 529 566
PORel 491 529 566 604 642 679
2019 2020
Total Desember Januari Februari Maret April Mei
Periode 19 20 21 22 23 24
GR 604 642 679 717 754 792 7021
OH 0 0 0 0 0 0 0
NR 604 642 679 717 754 792 6486
PORec 604 642 679 717 754 792 11
PORel 717 754 792 0 0 0 9
66
Berdasarkan lot sizing dengan menggunakan teknik lot for lot di
atas dapat diketahui kebutuhan welding wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg
sebanyak 6.486 roll / tahun, jumlah pemesanan (PORec) sebanyak 11
kali, biaya pemesanan sebesar Rp. 2.400.000,00 / kontainer, harga
welding wire 1.35 USD / kg dan Kurs USD adalah Rp. 14.067.
Biaya welding wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg dengan teknik lot for
lot dapat dihitung sebagai berikut:
Biaya pengadaan welding wire = 11 x 2.400.000,00
= Rp. 26.400.000,00
Harga welding wire = 6.486 x 20 kg = 129.720 kg
= 129.720 x 1,35 = 175.122 USD
= 175.122 x 14.067
= Rp. 2.463.441.174,00
Total biaya = Biaya Pengadaan + Biaya Barang
= 26.400.000,00 + 2.463.441.174,00
= Rp. 2.489.841.174,00
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui biaya
pemesanan untuk kebutuhan welding wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg di
bulan Juni 2019 sampai dengan bulan Mei 2020 membutuhkan biaya
sebesar Rp. 2.489.841.174,00.
2. Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
67
Tabel 5.17
Tabel MRP Lot For Lot Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
2019
Juni Juli Agustus September Oktober November
Periode 13 14 15 16 17 18
GR 448 463 479 494 510 525
OH 799 351 0 0 0 0
NR 0 112 479 494 510 525
PORec 0 112 479 494 510 525
PORel 494 510 525 540 556 571
2019 2020
Total Desember Januari Februari Maret April Mei
Periode 19 20 21 22 23 24
GR 540 556 571 587 602 618 6393
OH 0 0 0 0 0 0 0
NR 540 556 571 587 602 618 5594
PORec 540 556 571 587 602 618 11
PORel 587 602 618 0 0 0 9
Berdasarkan lot sizing dengan menggunakan teknik lot for lot di
atas dapat diketahui kebutuhan welding wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
sebanyak 5.594 roll / tahun, jumlah pemesanan (PORec) sebanyak 11
kali, biaya pemesanan sebesar Rp. 2.400.000,00 / kontainer, harga
welding wire 1.35 USD / kg dan Kurs USD adalah Rp. 14.067.
Biaya welding wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg dengan teknik lot for
lot dapat dihitung sebagai berikut:
Biaya pengadaan welding wire = 11 x 2.400.000,00
= Rp. 26.400.000,00
68
Harga welding wire = 5.594 x 20 kg = 111.880 kg
= 111.880 x 1,35 = 151.038 USD
= 151.038 x 14.067
= Rp. 2.124.651.546,00
Total biaya = Biaya Pengadaan + Biaya Barang
= 26.400.000,00 + 2.124.651.546,00
= Rp. 2.151.051.546,00
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui biaya
pemesanan untuk kebutuhan welding wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg di
bulan Juni 2019 sampai dengan bulan Mei 2020 membutuhkan biaya
sebesar Rp. 2.151.051.546,00.
3. Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
Tabel 5.18
Tabel MRP Lot For Lot Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
2019
Juni Juli Agustus September Oktober November
Periode 13 14 15 16 17 18
GR 108 102 97 92 87 81
OH 150 42 0 0 0 0
NR 0 60 97 92 87 81
PORec 0 60 97 92 87 81
PORel 92 87 81 76 71 65
69
2019 2020
Total Desember Januari Februari Maret April Mei
Periode 19 20 21 22 23 24
GR 76 71 65 60 55 49 943
OH 0 0 0 0 0 0 0
NR 76 71 65 60 55 49 793
PORec 76 71 65 60 55 49 11
PORel 60 55 49 0 0 0 9
Berdasarkan lot sizing dengan menggunakan teknik lot for lot di
atas dapat diketahui kebutuhan welding wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
sebanyak 793 drum / tahun, jumlah pemesanan (PORec) sebanyak 11
kali, biaya pemesanan sebesar Rp. 2.400.000,00 / kontainer, harga
welding wire 1.5 USD / kg dan Kurs USD adalah Rp. 14.067.
Biaya welding wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg dengan teknik lot for
lot dapat dihitung sebagai berikut:
Biaya pengadaan welding wire = 11 x 2.400.000,00
= Rp. 26.400.000,00
Harga welding wire = 793 x 300 kg = 237.900 kg
= 237.900 x 1,5 = 356.850 kg
= Rp. 5.019.808.950,00
Total biaya = Biaya Pengadaan + Biaya Barang
= 26.400.000,00 + 5.019.808.950,00
= Rp. 5.046.208.950,00
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui biaya
pemesanan untuk kebutuhan welding wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg di
bulan Juni 2019 sampai dengan bulan Mei 2020 memerlukan biaya
70
sebesar Rp. 5.046.208.950,00.
5.2.6.2 Fixed Order Quantity (FOQ)
Kuantitas pemesanan yang tetap untuk suatu persediaan bahan baku
tertentu yang dapat ditentukan secara sembarang atau berdasarkan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi.
1. Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg
Kuantitas pemesanan yang di gunakan pada fixed order quantity
mengacu pada lot yang sudah di tetapkan oleh PT. Hitachi Construction
Machinery Indonesia yaitu sebanyak 1000 roll untuk welding wire KC-
26 Dia 1,4 @20 kg.
Tabel 5.19
Tabel MRP FOQ Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg
2019
Juni Juli Agustus September Oktober November
Periode 13 14 15 16 17 18
GR 378 416 453 491 529 566
OH 535 157 741 288 797 268
NR 0 1000 0 1000 0 1000
PORec 0 1000 0 1000 0 1000
PORel 1000 0 1000 0 1000 1000
2019 2020
Total Desember Januari Februari Maret April Mei
Periode 19 20 21 22 23 24
GR 604 642 679 717 754 792 7021
OH 702 98 456 777 60 306 514
NR 0 1000 1000 0 1000 1000 7000
PORec 0 1000 1000 0 1000 1000 7
PORel 0 1000 0 0 0 0 5
71
Berdasarkan lot sizing dengan menggunakan teknik fixed order
quantity di atas dapat diketahui kebutuhan welding wire KC-26 Dia 1,4
@20 Kg sebanyak 7000 roll / tahun, jumlah pemesanan (PORec)
sebanyak 7 kali, biaya pemesanan sebesar Rp. 2.400.000,00 / kontainer,
biaya penyimpanan sebesar Rp. 1.947.550,00 , harga welding wire 1.35
USD / kg dan Kurs USD adalah Rp. 14.067.
Biaya welding wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg dengan teknik fixed
order quantity dapat dihitung sebagai berikut:
Biaya pengadaan welding wire = 7 x 2.400.000,00
= Rp. 16.800.000,00
Biaya penyimpanan welding wire = 7 x 1.947.550,00
= 13.632.850,00
Harga welding wire = 7.000 x 20 kg = 140.000 kg
= 140.000 x 1,35 = 189.000 USD
= 189.000 x 14.067
= Rp. 2.658.663.000,00
Total biaya = Biaya Pengadaan + Biaya penyimpanan + Biaya Barang
= 16.800.000,00 + 13.632.850,00 + 2.658.663.000,00
= Rp. 2.689.095.850,00
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui biaya
pemesanan untuk kebutuhan welding wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg di
bulan Juni 2019 sampai dengan bulan Mei 2020 memerlukan biaya
sebesar Rp. 2.689.095.850,00.
72
2. Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
Kuantitas pemesanan yang di gunakan pada fixed order quantity
mengacu pada lot yang sudah di tetapkan oleh PT. Hitachi Construction
Machinery Indonesia yaitu 1000 roll untuk welding wire KC-26 Dia 1,2
@20 kg.
Tabel 5.20
Tabel MRP FOQ Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
2019
Juni Juli Agustus September Oktober November
Periode 13 14 15 16 17 18
GR 448 463 479 494 510 525
OH 516 68 605 126 632 122
NR 0 1000 0 1000 0 1000
PORec 0 1000 0 1000 0 1000
PORel 1000 0 1000 0 1000 0
2019 2020
Total Desember Januari Februari Maret April Mei
Periode 19 20 21 22 23 24
GR 540 556 571 587 602 618 6393
OH 597 57 501 930 343 741 123
NR 0 1000 1000 0 1000 0 6000
PORec 0 1000 1000 0 1000 0 6
PORel 1000 1000 0 1000 0 0 6
Berdasarkan lot sizing dengan menggunakan teknik fixed order
quantity di atas dapat diketahui kebutuhan welding wire KC-26 Dia 1,2
@20 Kg sebanyak 6000 roll / tahun, jumlah pemesanan (PORec)
sebanyak 6 kali, biaya pemesanan sebesar Rp. 2.400.000,00 / kontainer,
biaya penyimpanan sebesar Rp. 1.947.550,00 , harga welding wire 1.35
73
USD / kg dan Kurs USD adalah Rp. 14.067.
Biaya welding wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg dengan teknik fixed
order quantity dapat dihitung sebagai berikut:
Biaya pengadaan welding wire = 6 x 2.400.000,00
= Rp. 14.400.000,00
Biaya penyimpanan welding wire = 6 x 1.947.550,00
= 11.685.300,00
Harga welding wire = 6.000 x 20 kg = 120.000 kg
= 120.000 x 1,35 = 162.000 USD
= 162.000 x 14.067
= Rp. 2.278.854.000,00
Total biaya = Biaya Pengadaan + Biaya penyimpanan + Biaya Barang
= 14.400.000,00 + 11.685.300,00 + 2.278.854.000,00
= Rp 2.304.939.300,00
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui biaya
pemesanan untuk kebutuhan welding wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg di
bulan Juni 2019 sampai dengan bulan Mei 2020 memerlukan biaya
sebesar Rp. 2.304.939.300,00.
3. Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
Kuantitas pemesanan yang di gunakan pada fixed order quantity
mengacu pada lot yang sudah di tetapkan oleh PT. Hitachi Construction
Machinery Indonesia yaitu 80 drum untuk welding wire MG-50 Dia 1,2
@300 Kg.
74
Tabel 5.21
Tabel MRP FOQ Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
2019
Juni Juli Agustus September Oktober November
Periode 13 14 15 16 17 18
GR 108 102 97 92 87 81
OH 150 42 20 3 71 64
NR 0 80 80 160 80 80
PORec 0 80 80 160 80 80
PORel 80 80 160 80 80 80
2019 2020
Total Desember Januari Februari Maret April Mei
Periode 19 20 21 22 23 24
GR 76 71 65 60 55 49 943
OH 63 67 76 11 31 56 7
NR 80 80 0 80 80 0 800
PORec 80 80 0 80 80 0 9
PORel 80 0 80 80 0 0 9
Berdasarkan lot sizing dengan menggunakan teknik fixed order
quantity di atas dapat diketahui kebutuhan welding wire MG-50 Dia 1,2
@300 Kg sebanyak 800 drum / tahun, jumlah pemesanan (PORec)
sebanyak 9 kali, biaya pemesanan sebesar Rp. 2.400.000,00 / kontainer,
biaya penyimpanan sebesar Rp. 1.947.550,00 , harga welding wire 1.36
USD / kg dan Kurs USD adalah Rp. 14.067.
Biaya welding wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg dengan teknik fixed
order quantity dapat dihitung sebagai berikut:
Biaya pengadaan welding wire = 10 x 2.400.000,00
75
= Rp. 24.000.000,00
Biaya penyimpanan welding wire = 10 x 1.947.550,00
= 19.475.500,00
Harga welding wire = 800 x 300 kg = 240.000 kg
= 240.000 x 1,5 = 360.000 USD
= 360.000 x 14.067
= Rp. 5.064.120.000,00
Total biaya = Biaya Pengadaan + Biaya penyimpanan + Biaya Barang
= 24.000.000,00 + 1.947.550,00 + 25.064.120.000,00
= Rp 5.107.595.500,00
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui biaya
pemesanan untuk kebutuhan welding wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg di
bulan Juni 2019 sampai dengan bulan Mei 2020 memerlukan biaya
sebesar Rp 5.107.595.500,00.
5.2.6.3 Economic Order Quantity (EOQ)
Sebelum menentukan tabel MRP EOQ perlu di tentukan frekuensi lot
paling ekonomis. Peneliti menggunakan tabel untuk menentukan lot paling
ekonomis karena biaya penyimpanan yang tidak tetap seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
Berdasarkan informasi yang didapat biaya pemesanan sebesar Rp.
2.400.000,00 / kontainer dengan kapasitas 1000 roll untuk welding wire 20
kg dan 80 drum untuk 300 kg, biaya pemesanan sebesar Rp. 1.947.550,00
76
dengan kapasitas 1000 roll untuk welding wire 20 kg dan 80 drum untuk
300 kg, harga welding wire 1.36 USD / kg dan Kurs USD adalah Rp.
14.067. Frekuensi lot paling ekonomis dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg
Tabel 5.22
Frekuensi Lot Ekonomis Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg
Frekuensi
pemesanan
Jumlah
pemesanan
Rata-rata
Pemesanan
Kapasitas
1000 roll
Biaya Pemesanan
Biaya
kontainer
Total
Biaya
Pemesanan
1 7021 3511 8 2.400.000 19.200.000
2 3511 1755 4 2.400.000 19.200.000
3 2340 1170 3 2.400.000 21.600.000
4 1755 878 2 2.400.000 19.200.000
5 1404 702 2 2.400.000 24.000.000
6 1170 585 2 2.400.000 28.800.000
7 1003 502 2 2.400.000 33.600.000
8 878 439 1 2.400.000 19.200.000
9 780 390 1 2.400.000 21.600.000
10 702 351 1 2.400.000 24.000.000
11 638 319 1 2.400.000 26.400.000
12 585 293 1 2.400.000 28.800.000
Frekuensi
pemesanan
Jumlah
pemesanan
Rata-rata
Pemesanan
Kapasitas
1000 roll
Biaya Penyimpanan
Biaya
Simpan
Total
Biaya
Simpan
1 7021 3511 8 1.947.550 15.580.400
2 3511 1755 4 1.947.550 15.580.400
3 2340 1170 3 1.947.550 17.527.950
4 1755 878 2 1.947.550 15.580.400
5 1404 702 2 1.947.550 19.475.500
6 1170 585 2 1.947.550 23.370.600
7 1003 502 2 1.947.550 27.265.700
77
8 878 439 1 1.947.550 15.580.400
9 780 390 1 1.947.550 17.527.950
10 702 351 1 1.947.550 19.475.500
11 638 319 1 1.947.550 21.423.050
12 585 293 1 1.947.550 23.370.600
Biaya Pemesanan Biaya Penyimpanan Total
Biaya Biaya
kontainer
Total Biaya
Pemesanan
Biaya
Simpan
Total Biaya
Simpan
2.400.000 19.200.000 1.947.550 15.580.400 34.780.400
2.400.000 19.200.000 1.947.550 15.580.400 34.780.400
2.400.000 21.600.000 1.947.550 17.527.950 39.127.950
2.400.000 19.200.000 1.947.550 15.580.400 34.780.400
2.400.000 24.000.000 1.947.550 19.475.500 43.475.500
2.400.000 28.800.000 1.947.550 23.370.600 52.170.600
2.400.000 33.600.000 1.947.550 27.265.700 60.865.700
2.400.000 19.200.000 1.947.550 15.580.400 34.780.400
2.400.000 21.600.000 1.947.550 17.527.950 39.127.950
2.400.000 24.000.000 1.947.550 19.475.500 43.475.500
2.400.000 26.400.000 1.947.550 21.423.050 47.823.050
2.400.000 28.800.000 1.947.550 23.370.600 52.170.600
Frekuensi lot paling ekonomis adalah 878 karena memiliki total
biaya Rp. 34.780.400,00. Selanjutnya dapat ditentukan tabel MRP
sebagai berikut:
Tabel 5.23
Tabel MRP EOQ Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg
2019
Juni Juli Agustus September Oktober November
Periode 13 14 15 16 17 18
GR 378 416 453 491 529 566
OH 535 157 619 166 553 24
NR 0 878 0 878 0 878
78
PORec 0 878 0 878 0 878
PORel 878 0 878 878 878 0
2019 2020
Total Desember Januari Februari Maret April Mei
Periode 19 20 21 22 23 24
GR 604 642 679 717 754 792 7021
OH 336 610 846 167 328 452 538
NR 878 878 0 878 878 878 7024
PORec 878 878 0 878 878 878 8
PORel 878 878 878 0 0 0 7
Berdasarkan lot sizing dengan menggunakan teknik economic
order quantity di atas dapat diketahui kebutuhan welding wire KC-26 Dia
1,4 @20 Kg sebanyak 7024 roll / tahun, jumlah pemesanan (PORec)
sebanyak 8 kali, biaya pemesanan sebesar Rp. 2.400.000,00 / kontainer,
biaya penyimpanan sebesar Rp. 1.947.550,00 , harga welding wire 1.35
USD / kg dan Kurs USD adalah Rp. 14.067.
Biaya welding wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg dengan teknik
economic order quantity dapat dihitung sebagai berikut:
Biaya pengadaan welding wire = 8 x 2.400.000,00
= Rp. 19.200.000,00
Biaya penyimpanan welding wire = 8 x 1.947.550,00
= 15.580.600,00
Harga welding wire = 7.024 x 20 kg = 140.480 kg
= 140.480 x 1,35 = 189.648 USD
= 189.648 x 14.067
= Rp. 2.667.778.416,00
79
Total biaya = Biaya Pengadaan + Biaya Penyimpanan + Biaya Barang
= 19.200.000,00 + 15.580.600,00 + 2.667.778.416,00
= Rp. 2.702.558.816,00
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui biaya
pemesanan untuk kebutuhan welding wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg di
bulan Juni 2019 sampai dengan bulan Mei 2020 memerlukan biaya
sebesar Rp. 2.702.558.816,00.
2. Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
Tabel 5.24
Frekuensi Lot Ekonomis Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
Frekuensi
pemesanan
Jumlah
pemesanan
Rata-rata
Pemesanan
Kapasitas
1000 roll
Biaya Pemesanan
Biaya
kontainer
Total
Biaya
Pemesanan
1 6393 3197 7 2.400.000 16.800.000
2 3197 1598 4 2.400.000 19.200.000
3 2131 1066 3 2.400.000 21.600.000
4 1598 799 2 2.400.000 19.200.000
5 1279 639 2 2.400.000 24.000.000
6 1066 533 2 2.400.000 28.800.000
7 913 457 1 2.400.000 16.800.000
8 799 400 1 2.400.000 19.200.000
9 710 355 1 2.400.000 21.600.000
10 639 320 1 2.400.000 24.000.000
11 581 291 1 2.400.000 26.400.000
12 533 266 1 2.400.000 28.800.000
80
Frekuensi
pemesanan
Jumlah
pemesanan
Rata-rata
Pemesanan
Kapasitas
1000 roll
Biaya Penyimpanan
Biaya
Simpan
Total
Biaya
Simpan
1 6393 3197 7 1.947.550 13.632.850
2 3197 1598 4 1.947.550 15.580.400
3 2131 1066 3 1.947.550 17.527.950
4 1598 799 2 1.947.550 15.580.400
5 1279 639 2 1.947.550 19.475.500
6 1066 533 2 1.947.550 23.370.600
7 913 457 1 1.947.550 13.632.850
8 799 400 1 1.947.550 15.580.400
9 710 355 1 1.947.550 17.527.950
10 639 320 1 1.947.550 19.475.500
11 581 291 1 1.947.550 21.423.050
12 533 266 1 1.947.550 23.370.600
Biaya Pemesanan Biaya Penyimpanan Total
Biaya Biaya
kontainer
Total Biaya
Pemesanan Biaya Simpan
Total Biaya
Simpan
2.400.000 16.800.000 1.947.550 13.632.850 30.432.850
2.400.000 19.200.000 1.947.550 15.580.400 34.780.400
2.400.000 21.600.000 1.947.550 17.527.950 39.127.950
2.400.000 19.200.000 1.947.550 15.580.400 34.780.400
2.400.000 24.000.000 1.947.550 19.475.500 43.475.500
2.400.000 28.800.000 1.947.550 23.370.600 52.170.600
2.400.000 16.800.000 1.947.550 13.632.850 30.432.850
2.400.000 19.200.000 1.947.550 15.580.400 34.780.400
2.400.000 21.600.000 1.947.550 17.527.950 39.127.950
2.400.000 24.000.000 1.947.550 19.475.500 43.475.500
2.400.000 26.400.000 1.947.550 21.423.050 47.823.050
2.400.000 28.800.000 1.947.550 23.370.600 52.170.600
Frekuensi lot paling ekonomis adalah 913 karena memiliki total
biaya Rp. 30.432.850,00. Selanjutnya dapat ditentukan tabel MRP
sebagai berikut:
81
Tabel 5.25
Tabel MRP EOQ Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
2019
Juni Juli Agustus September Oktober November
Periode 13 14 15 16 17 18
GR 448 463 479 494 510 525
OH 516 68 518 39 458 861
NR 0 913 0 913 913 0
PORec 0 913 0 913 913 0
PORel 913 0 913 913 0 913
2019 2020
Total Desember Januari Februari Maret April Mei
Periode 19 20 21 22 23 24
GR 540 556 571 587 602 618 6393
OH 336 709 153 495 821 219 514
NR 913 0 913 913 0 913 6391
PORec 913 0 913 913 0 913 7
PORel 0 913 913 0 913 0 7
Berdasarkan lot sizing dengan menggunakan teknik economic
order quantity di atas dapat diketahui kebutuhan welding wire KC-26 Dia
1,2 @20 Kg sebanyak 6391 roll / tahun, jumlah pemesanan (PORec)
sebanyak 7 kali, biaya pemesanan sebesar Rp. 2.400.000,00 / kontainer,
biaya penyimpanan sebesar Rp. 1.947.550,00 , harga welding wire 1.35
USD / kg dan Kurs USD adalah Rp. 14.067.
Biaya welding wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg dengan teknik
economic order quantity dapat dihitung sebagai berikut:
Biaya pengadaan welding wire = 7 x 2.400.000,00
= Rp. 16.800.000,00
82
Biaya penyimpanan welding wire = 7 x 1.947.550,00
= 13.632.850,00
Harga welding wire = 6.391 x 20 kg = 127.820 kg
= 127.820 x 1,35 = 172.557 USD
= 172.557 x 14.067
= Rp. 2.427.359.319,00
Total biaya = Biaya Pengadaan + Biaya penyimpanan + Biaya Barang
= 16.800.000,00 + 13.632.850,00 + 2.427.359.319,00
= Rp 2.457.792.169,00
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui biaya
pemesanan untuk kebutuhan welding wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg di
bulan Juni 2019 sampai dengan bulan Mei 2020 memerlukan biaya
sebesar Rp 2.457.792.169,00.
3. Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
Tabel 5.26
Frekuensi Lot Ekonomis Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
Frekuensi
pemesanan
Jumlah
pemesanan
Rata-rata
Pemesanan
Kapasitas
80 roll
Biaya Pemesanan
Biaya
kontainer
Total
Biaya
Pemesanan
1 943 472 12 2.400.000 28.800.000
2 472 236 6 2.400.000 28.800.000
3 314 157 4 2.400.000 28.800.000
4 236 118 3 2.400.000 28.800.000
5 189 94 3 2.400.000 36.000.000
6 157 79 2 2.400.000 28.800.000
7 135 67 2 2.400.000 33.600.000
83
8 118 59 2 2.400.000 38.400.000
9 105 52 2 2.400.000 43.200.000
10 94 47 2 2.400.000 48.000.000
11 86 43 2 2.400.000 52.800.000
12 79 39 1 2.400.000 28.800.000
Frekuensi
pemesanan
Jumlah
pemesanan
Rata-rata
Pemesanan
Kapasitas
80 roll
Biaya Penyimpanan
Biaya
Simpan
Total
Biaya
Simpan
1 943 472 12 1.947.550 23.370.600
2 472 236 6 1.947.550 23.370.600
3 314 157 4 1.947.550 23.370.600
4 236 118 3 1.947.550 23.370.600
5 189 94 3 1.947.550 29.213.250
6 157 79 2 1.947.550 23.370.600
7 135 67 2 1.947.550 27.265.700
8 118 59 2 1.947.550 31.160.800
9 105 52 2 1.947.550 35.055.900
10 94 47 2 1.947.550 38.951.000
11 86 43 2 1.947.550 42.846.100
12 79 39 1 1.947.550 23.370.600
Biaya Pemesanan Biaya Penyimpanan
Biaya Total Biaya
kontainer
Total Biaya
Pemesanan
Biaya
Syimpan
Total Biaya
Simpan
2.400.000 28.800.000 1.947.550 23.370.600 52.170.600
2.400.000 28.800.000 1.947.550 23.370.600 52.170.600
2.400.000 28.800.000 1.947.550 23.370.600 52.170.600
2.400.000 28.800.000 1.947.550 23.370.600 52.170.600
2.400.000 36.000.000 1.947.550 29.213.250 65.213.250
2.400.000 28.800.000 1.947.550 23.370.600 52.170.600
2.400.000 33.600.000 1.947.550 27.265.700 60.865.700
2.400.000 38.400.000 1.947.550 31.160.800 69.560.800
2.400.000 43.200.000 1.947.550 35.055.900 78.255.900
2.400.000 48.000.000 1.947.550 38.951.000 86.951.000
2.400.000 52.800.000 1.947.550 42.846.100 95.646.100
2.400.000 28.800.000 1.947.550 23.370.600 52.170.600
84
Frekuensi lot paling ekonomis adalah 79 karena memiliki total Rp.
52.170.600,00. Selanjutnya dapat ditentukan tabel MRP sebagai berikut:
Tabel 5.27
Tabel MRP EOQ Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
2019
Juni Juli Agustus September Oktober November
Periode 13 14 15 16 17 18
GR 108 102 97 92 87 81
OH 150 42 19 1 67 59
NR 0 79 79 158 79 79
PORec 0 79 79 158 79 79
PORel 79 79 158 79 79 79
2019 2020
Total Desember Januari Februari Maret April Mei
Periode 19 20 21 22 23 24
GR 76 71 65 60 55 49 943
OH 57 60 68 3 22 46 76
NR 79 79 0 79 79 79 869
PORec 79 79 0 79 79 79 10
PORel 79 0 79 79 79 0 5
Berdasarkan lot sizing dengan menggunakan teknik fixed order
quantity di atas dapat diketahui kebutuhan welding wire MG-50 Dia 1,2
@300 Kg sebanyak 869 drum / tahun, jumlah pemesanan (PORec)
sebanyak 10 kali, biaya pemesanan sebesar Rp. 2.400.000,00 / kontainer,
biaya penyimpanan sebesar Rp. 1.947.550,00 , harga welding wire 1.5
USD / kg dan Kurs USD adalah Rp. 14.067.
85
Biaya welding wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg dengan teknik fixed
order quantity dapat dihitung sebagai berikut:
Biaya pengadaan welding wire = 11 x 2.400.000,00
= Rp. 26.400.000,00
Biaya penyimpanan welding wire = 11 x 1.947.550,00
= Rp. 21.423.050,00
Harga welding wire = 869 x 300 kg = 260.700 kg
= 260.700 x 1,5 = 391.050 USD
= 391.050 x 14.067
= Rp. 5.500.900.350,00
Total biaya = Biaya Pengadaan + Biaya penyimpanan + Biaya Barang
= 26.400.000,00 + 21.423.050,00 + 5.500.900.350,00
= Rp 5.548.723.400,00
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui biaya
pemesanan untuk kebutuhan welding wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg di
bulan Juni 2019 sampai dengan bulan Mei 2020 memerlukan biaya
sebesar Rp 5.548.723.400,00.
86
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan mengunakan metode Regresi
Linier Sederhana untuk perhitungan Forecasting, metode MAD dan MSE untuk
menghitung akurasi forecasting dan juga metode Lot for Lot, Fixe Order Quantity
dan Economic Order Quantiry untuk perhitungan MRP. Maka dapat diambil
kesimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan peramalan permintaan welding wire untuk bulan Juni 2019
sampai dengan Mei 2020 untuk Forecasting Welding Wire KC-26 Dia 1,4
@20 Kg menggunakan metode regresi linier sederhana adalah sebanyak 7021
roll, dengan nilai MAD 126,02 dan MSE 21826,41 sedangkan Forecasting
Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg menggunakan metode regresi linier
adalah sebanyak 6393 roll, dengan nilai MAD 216,27 dan MSE 54852,82 dan
Forecasting Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg menggunakan metode
metode regresi linier adalah sebanyak 943 drum, dengan nilai MAD 20,62 dan
MSE 771,36.
2. Penerapan sistem yang tepat dalam pengendalian welding wire untuk bulan
Juni 2019 sampai dengan Mei 2020 untuk Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20
Kg menggunakan metode Lot For Lot dengan total biaya pengadaan adalah
sebesar Rp. 2.489.841.174,00, Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg
menggunakan metode Lot For Lot dengan total biaya pengadaan adalah sebesar
87
Rp. 2.151.051.546,00, dan Welding Wire MG-50 Dia 1,2 @300 Kg
menggunakan metode Lot For Lot dengan total biaya pengadaan adalah sebesar
Rp. 5.046.208.950,00.
3. Penentuan Lot yang sesuai kebutuhan welding wire untuk bulan Juni 2019
sampai dengan Mei 2020 untuk Welding Wire KC-26 Dia 1,4 @20 Kg,
Welding Wire KC-26 Dia 1,2 @20 Kg dan Welding Wire MG-50 Dia 1,2
@300 Kg menggunakan Lot Sizing metode Lot For Lot dimana lot ditentukan
sesuai dengan kebutuhan data forecasting.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diberikan saran-saran untuk
perusahaan sebagai berikut :
1. Dalam membuat peramalan perusahaan dapat menggunakan metode Regresi
Linier Sederhana atau metode peramalan lainnya dengan menghitung nilai
akurasi perhitungan MAD (Mean Absolute Deviation) dan MSE (Mean
Sequare Error).
2. Dalam membuat perencanaan persediaan bahan baku welding wire perusahaan
dapat menggunakan teknik lot sizing seperti LFL (Lot For Lot), FOQ (Fixed
Order Quantity) dan EOQ (Economic Order Quantity) yang memiliki hasil
perhitungan biaya terendah untuk menghemat biaya produksi.
3. Analisa perencanaan persediaan bahan baku welding wire ini baru
menggunakan tiga metode saja, penggunaan metode lainnya tentu dapat
membantu perbandingan dalam penetapan perencanaan.
88
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, N. C., Sanusi, S., & Ar, M. W. (2018). Analisa Pengendalian
Persediaan Kabel Rg 6 Dengan Menggunakan Meteode Material
Requirements Planing (Mrp) Dan Vendor Managed Inventory (VMI).
Jurnal Teknik Ibnu Sina JT-IBSI, 3(1).
Abrianto, D. (2017). Perencanaan Persediaan Bahan Baku Produksi Dengan
Metode Material Requirement Planning (MRP) Pada PT. SEJATI JAYA.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 6(01).
Anggriana, K. Z. (2015). Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan
Busbar Berdasarkan Sistem MRP (Material Requirement Planning) Di PT.
TIS. Penelitian dan Aplikasi Sistem dan Teknik Industri, 9(3).
Arief, M., & Supriyadi, S. (2017). Analisis Perencanaan Persediaan Batubara FX
Dengan Metode Material Requirement Planning. Jurnal Manajemen
Industri Dan Logistik, 1(2), 133-139.
Eunike, Agustina. 2018.Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan.
Malang: UB Press.
Herjanto, Eddy. 2018. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta :
PT. Grasindo.
Heyzer, Jay dan Barry Render. 2018. Manajemen Operasi. Edisi Sebelas. Jakarta :
Salemba Empat.
Kamarul, Imam. 2009. Manajemen Persediaan. Buku Ajar. Jember: Fakultas
Ekonomi Universitas Jember.
Khairani, Diana Sofyan. 2013. Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Noor, Juliansyah. 2017. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya ilmiah. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi. Jakarta : Erlangga.
Singh, S. (2017). Evaluation of Different Lot Sizing Techniques in a MRP System.
International Journal of Advance Engineering and Research Development.
Vadodara : Sigma Institute of Engineering.
Wijaya, D., Mandey, S., & Sumarauw, J. S. (2016). Analisis pengendalian
persediaan bahan baku ikan pada PT. Celebes minapratama bitung. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 4(2).
Yusuf, A. Muri. 2017. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian
Gabungan. Jakarta : Prenadamedia Group.
89
LAMPIRAN 1
DAFTAR PERTANYAN WAWANCARA
Hari & Tanggal : ............................................
Objek pertanyaan : ............................................
Narasumber : ............................................
Departemen : ............................................
1. Pertanyaan : Bagaimana proses permintaan dan pemesanan welding wire?
Jawaban : .......................................................................................................
.......................................................................................................
2. Pertanyaan : Berapa hari lama waktu yang dibutuhkan dari proses permintaan
sampai pemesanan welding wire?
Jawaban : .......................................................................................................
.......................................................................................................
3. Pertanyaan : Berapa hari lama waktu yang dibutuhkan dari proses pemesanan
welding wire sampai ke gudang?
Jawaban : .......................................................................................................
.......................................................................................................
4. Pertanyaan : Bagaimana menentukan lot order pada setiap pemesanan
welding wire?
Jawaban : .......................................................................................................
.......................................................................................................
5. Pertanyaan : Bagaimana pengendalian terhadap penerimaan welding wire
yang dikirim dari supplier terhadap kualitas dan kuantitas?
Jawaban : .......................................................................................................
.......................................................................................................
6. Pertanyaan : Berapa minimal dan maksimal stok persediaan welding wire
yang ditetapkan di gudang?
Jawaban : .......................................................................................................
.......................................................................................................
90
7. Pertanyaan : Apakah pernah terjadi short lead time dalam pemesanan welding
wire?
Jawaban : .......................................................................................................
.......................................................................................................
8. Pertanyaan : Bagaimana proses pengeluaran welding wire dari gudang ke
produksi?
Jawaban : .......................................................................................................
.......................................................................................................
9. Pertanyaan : Berapa jumlah welding wire yang dikirim dalam sekali
pengiriman ke produksi?
Jawaban : .......................................................................................................
.......................................................................................................
10. Pertanyaan : Berapa kali frekuensi pengiriman welding wire ke produksi?
Jawaban : .......................................................................................................
.......................................................................................................
11. Pertanyaan : Berapa total biaya pengiriman yang diperlukan setiap
melakukan pemesanan dari supplier?
Jawaban : .......................................................................................................
.......................................................................................................
12. Pertanyaan : Berapa biaya penyimpanan welding wire?
Jawaban : .......................................................................................................
.......................................................................................................
13. Pertanyaan : Apakah ada biaya tambahan untuk pengiriman short lead time
terhadap pemesanan welding wire?
Jawaban : .......................................................................................................
.......................................................................................................
91
LAMPIRAN 2
BON PENGELUARAN WELDING WIRE